materi-1 penginderaan jauh

6
Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar) Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 1 MATERI 1 Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak empat dasawarsa terakhir. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau media pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya. Pada pokok bahasan ini akan membahas tentang, (1) apakah penginderaan jauh itu, (2) apa citra dan interpretasi, (3) penginderaan jauh sebagai ilmu, dan (4) mengapa penginderaan jauh semakin banyak digunakan. Kuliah ini akan dilaksanakan sebanyak 1 x 100 menit. Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang penginderaan jauh, citra dan interpretasi, penginderaan jauh sebagai ilmu dan mengapa penginderaan jauh semakin banyak dipergunakan. Batasan dan Pengertian Penginderaan Jauh Remote sensing refers to the variety of techniques that have been developed for the acquisition and analysis of information about the earth. This information is typically in the form of electromagnetic radiation that has either been reflected or emitted from the earth surface (Lindgren, 1985). Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi. Remote sensing is the science and art of obtaining information about an abject, area, or phenomenon throuh the analysis of data acquired by device that is not contact with the object, area, or phenomenon under investigation (Lillesand and Kiefer, 1979). Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Alat yang dimaksud dalam batasan ini adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana (media) yang berupa pesawat terbang, satelit, atau wahana lainnya. Obyek yang di indera atau yang ingin diketahui berupa obyek permukaan bumi, dirgantara, atau antariksa. Sensor dipasang jauh dari obyek yang di indera, maka diperlukan tenaga yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek tersebut. Tiap obyek mempunyai sikap atau karakteristik tersendiri di dalam interaksinya terhadap tenaga. Antara tenaga dan obyek terjadi interaksi, misalnya air menyerap sinar banyak dan hanya memantulkan sinar sedikit, tanah memantulkan sinar sinar lebih banyak dan menyerap sinar sedikit. Hasil interaksi antara tenaga dengan obyek direkam oleh sensor. Perekamannya dilakukan dengan menggunakan kamera atau alat perekam lainnya. Hasil rekaman ini disebut data penginderaan jauh yang di dalam batasannya disebut dengan

Upload: animnu

Post on 25-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Konsep Dasar Penginderaan Jauh

TRANSCRIPT

Page 1: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 1

MATERI 1 Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak empat dasawarsa terakhir. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau media pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya. Pada pokok bahasan ini akan membahas tentang, (1) apakah penginderaan jauh itu, (2) apa citra dan interpretasi, (3) penginderaan jauh sebagai ilmu, dan (4) mengapa penginderaan jauh semakin banyak digunakan.

Kuliah ini akan dilaksanakan sebanyak 1 x 100 menit. Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang penginderaan jauh, citra dan interpretasi, penginderaan jauh sebagai ilmu dan mengapa penginderaan jauh semakin banyak dipergunakan. Batasan dan Pengertian Penginderaan Jauh Remote sensing refers to the variety of techniques that have been developed for the acquisition and analysis of information about the earth. This information is typically in the form of electromagnetic radiation that has either been reflected or emitted from the earth surface (Lindgren, 1985). Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Remote sensing is the science and art of obtaining information about an abject, area, or phenomenon throuh the analysis of data acquired by device that is not contact with the object, area, or phenomenon under investigation (Lillesand and Kiefer, 1979). Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.

Alat yang dimaksud dalam batasan ini adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana (media) yang berupa pesawat terbang, satelit, atau wahana lainnya. Obyek yang di indera atau yang ingin diketahui berupa obyek permukaan bumi, dirgantara, atau antariksa. Sensor dipasang jauh dari obyek yang di indera, maka diperlukan tenaga yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek tersebut. Tiap obyek mempunyai sikap atau karakteristik tersendiri di dalam interaksinya terhadap tenaga. Antara tenaga dan obyek terjadi interaksi, misalnya air menyerap sinar banyak dan hanya memantulkan sinar sedikit, tanah memantulkan sinar sinar lebih banyak dan menyerap sinar sedikit.

Hasil interaksi antara tenaga dengan obyek direkam oleh sensor. Perekamannya dilakukan dengan menggunakan kamera atau alat perekam lainnya. Hasil rekaman ini disebut data penginderaan jauh yang di dalam batasannya disebut dengan

Page 2: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 2

istilah data. Data harus diterjemahkan menjadi informasi tentang obyek, daerah, atau gejala yang di indera. Proses penterjemahan data menjadi informasi disebut analisis atau interpretasi data.

Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang sering digunakan untuk penginderaan jauh, yaitu: � Remote sensing (Inggris) � Teledectection (Prancis) � Fernerkundung (Jerman) � Sensoriamento remota (Portugis) � Distantsionaya (Rusia) � Perception remota (Spanyol) Citra Ada tiga pengertian citra menurut Hornby (1974), yaitu: � Likeness or copy of someone or something, especially one made in wood,

stone, etc. Keserupaan atau tiruan seseorang atau sesuatu barang, terutama yang dibuat dari kayu, batu, dsb.

� Mental picture or idea, concept of something or someone. Gambaran mental atau gagasan, konsep tentang sesuatu barang atau seseorang.

� Reflection seen in a mirror or trough the lens of a camera. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.

Simonett et al. (1983) mengutarakan dua pengertian tentang citra, yaitu: � The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of light

when focussed by a lens or a mirror. Gambaran obyek yang dihasilkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin.

� The recordered representation (commonly as a photo image) of object produced by optical, electro-optical, optical mechanical, or electrical means. It is generally used when the emited or reflected from a scene is not directly recorded on film. Gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dihasilkan dengan cara optik, elektro-optik, optik-mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.

Dalam bahasa Inggris ada dua istilah yang masing-masing diterjemahkan dengan citra, yaitu: “image dan imagery”. Untuk membedakannya berikut dikemukakan oleh Ford (1979), yaitu: � Image is representation of an object or scene, an image is usually a map,

picture, or photoghraph. Image adalah gambaran suatu obyek atau suatu perujudan. Image pada umumnya berupa peta, gambar, atau foto.

Page 3: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 3

Imagery is visual representation of energy recorded by remote sensing instrument. Imagery adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan perangkat penginderaan jauh.

Interpretasi Citra

Image interpretation is defined as the act of examining photographs and or images for the purpose of identifying object and judging their significance (estes and simonett, 1975). Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.

Dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menganalisis arti pentingnya obyek yang tergambar dalam citra. Dengan kata lain maka penafsir citra berupaya untuk mengenali onyek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti: geografi, geologi, geodesi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya. Menurut Lintz Jr., and Simonett (1976), ada tiga rangkaian kegitan dalam pengenalan obyek, yaitu: 1. Deteksi

adalah pengamatan atas adanya suatu obyek yang terdapat pada citra. Deteksi bererati penentuan ada atau tidaknya suatu obyek, ini merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang diperoleh pada tahap deteksi bersifat global.

2. Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Pada tahap identifikasi keterangan yang diperoleh bersifat setengah rinci.

3. Analisis adalah proses pengumpulan data atau keterangan lebih lanjut dan rinci. Tahap ini merupakan akhir dari suatu interpretasi terhadap obyek yang ada pada citra. Misalnya: Pada sebuah sungai terdapat obyek yang bukan air, sehubungan dengan contoh tersebut, berhubungan dengan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu dayung, kemudian pada akhir, mengamati jumlah penumpang yang ternyata berjumlah tiga orang.

Lo (1976) mengemukakan bahwa pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari dua tingkat, yaitu: tingkat pertama berupa pengenalan obyek melalui proses deteksi dan identifikasi, dan tingkat kedua berupa penilaian atas pentingnya obyek yang telah dikenali tersebut, yaitu arti pentingnya tiap obyek dan kaitannya antar obyek itu. Tingkat pertama berarti perolehan data, sedang tingkat kedua berupa interpretasi atau analisis data. Di dalam upaya otomasi, hanya tingkat pertamalah yang dapat dikomputerkan, sedangkan tingkat kedua harus dilakukan oleh orang yang berbekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai pada disiplin tertentu.

Page 4: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 4

Penginderaan Jauh Sebagai Ilmu Menurut Everett and Simonett (1976) bahwa penginderaan jauh merupakan ilmu, antara lain disebabkan karena karakteristiknya berupa: 1. Konsepsi Dasar Ada empat konsepsi dasar yang mencirikan penginderaa jauh sebagai ilmu, yaitu:

a. Diskriminasi Diskriminasi merupakan pembedaan obyek yang dilakukan melalui tiga kegiatan yang mencerminkan tingkat kerinciannya, yaitu deteksi (global), identifikasi (setengah rinci), dan analisis (rinci).

b. Resolusi Merupakan kerincian informasi yang disadap dari data penginderaan jauh. Ada empat resolusi, yaitu: 1. Resolusi spasial, merupakan ukuran obyek terkecil yang dapat disajikan, dibedakan, dan dikenali pada citra. Resolusi spasial mencerminkan rincian data tentang obyek yang disadap dari suatu sistem pengeinderaan jauh. 2. Resolusi Spektral, menunjukkan kerincian spektrum elektromagnetik, makin banyak spektrum elektromagnetik dan dipantulkan oleh obyek maka akan semakin jelas obyek terlihat pada citra. 3. Resolusi radiometrik, menunjukkan kepekaan sistem sensor terhadap perbedaan terkcil kekuatan sinyal. 4. Resolusi temporal, merupaka frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang sama.

c. Strategi Jamak Perkembangan sekitrar 20 tahun terakhir ini menunjukkan adanya strategi atau konsepsi jamak di dalam penginderaan jauh. Konsepsi jamak itu antara lain berupa: (a) multitingkat, (b) multitemporal, (c) multipenajaman, (d) multispektral, (e) multipolarisasi, dan (f) multiarah (Simonett, et al., 1983). a. Multitingkat, merupakan penginderaan jauh yang dilakukan dengan

ketinggian yang berbeda-beda. Misal pesat terbang dengan ketinggian sekitar 24 km di atas permukaan bumi, sedangkan dari satelit dengan ketinggian antara 150 km sampai 40.000 km.

b. Multitemporal, merupakan penginderaan jauh yang dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda.

c. Multipenajaman, penginderaan jauh yang menggunakan lebih dari satu penajaman secara bersama.

d. Multispektral, penginderaan jauh yang menggunakan sensor atau detektor lebih dari satu, yang masing-masing menggunakan spektrum elektromagnetik yang berbeda-beda.

e. Multipolarisasi, merupakan penginderaan jauh yang menggunakan lebih dari satu bidang. Tenaga elektromagnetik yang mengenai obyek

dapat dipandang menjalar melalui segala bidang.

Page 5: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 5

f. Multiarah, merupakan penginderaan jauh dengan sensornya berbeda-beda.

d. Peranan Penginderaan Jauh Berbeda dengan ilmu lainnya, maka peranan penginderaan jauh sangat besar di dalam sistem informasi data dan pengelolaannya. Peranannya antara lain untuk mendeteksi perubahan, kalibrasi, substitusi data lain sesudah dilakukan kalibrasi, dan pengembangan model baru dalam suatu disiplin ilmu.

Filosofinya

Abler, Adams, and Gould (1972) mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan atau sains dikembangkan dan dilaksanakan oleh kelompok-kelompok pakar dengan tugas yang berbeda-beda. Secara keseluruhan tugas mereka tertuju kearah pemecahan masalah. Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) sesuatu yang aneh, yang tidak biasa, dan tidak pada tempatnya, (2) sesuatu yang kurang jelas, dan (3) sesuatu yang menimbulkan tantangan.

Dalam memecahkan masalah, kelompok yang langsung berhadapan dengan masalah adalah praktisi. Mereka itu langsung berhadapan dengan masalah tanpa memikirkan cara-cara baru untuk melaksanakannya. Di atas praktisi ada kelompok metodologiwan, mereka bertugas untuk mempelajari dan mengembangkan metode baru. Kemudian ada kelompok teoriwan yang bertugas memikirkan tentang cara-cara orang berpikir atas apa yang dilakukan dalam ilmu. Mereka itu bertugas untuk menyusun teori-teori baru, mengembangkan teori yang ada, atau menyanggah teori yang telah ada bila teori tersebut tenyata lemah. Dan di atasnya ada kelompok filosofiwan, mereka bertugas untuk memecahkan masalah abstrak yang sifatnya mendasar bagi ilmu pengetahuan. Kelompok inilah yang meletakkan landasan dasar bagi kerangka konseptual ilmu pengetahuan. Renungan 4 dalam Kesendirian 3 2 1 GARIS DEPAN M A S A L A H Gambar 1.1. Struktur Ilmu

1 = Praktisi, 2 = Metodologiwan, 3 = Teoriwan, 4 = Filosofiwan

Page 6: materi-1 Penginderaan Jauh

Pengantar Penginderaan Jauh Dasar (Gede Sugiyanta & Dedy Miswar)

Jur. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lampung 6

Berdasarkan pendapat para pakar penginderaan jauh dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh ada ilmu. Tetapi bila digunakan oleh pakar lain untuk menunjang penelitian atau pekerjaannya, maka penginderaan jauh merupakan teknik bagi mereka.

Pentingnya Penginderaan Jauh Bila diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun frekuensinya pada tiap-tiap bidang, penginderaan jauh memang semakin pesat pada 20 tahun terakhir ini. Peningkatan ini dilandasi oleh beberapa alasan, antara lain: 1. Citra dapat menggambar obyek, daerah, atau gejala di permukaan bumi

dengan wujud dan letak obyek yang mirip wujud dan letaknya dipermukaan bumi, kemudian relatif lengkap dan meliputi daerah yang luas, serta permanen.

2. Jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya menggunakan alat yang disebut stereoskop.

3. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.

4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secatra terestrial.

5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. 6. Citra dapat dibuat dengan periode ulang yang pendek. Daftar Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh ? 2. Sebutkan tiga rangkaian dalam pengenalan obyek pada citra ? 3. Mengapa penginderaan jauh sangat banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu lain, sebutkan alasannya ? Daftar Pustaka Abler, Adams, and Gould, 1972, Spatial Organisation, Prentice Hall

International, Inc., London. Dulbahri, 1994, Penginderaan Jauh, Diktat Kuliah, Fakultas Geografi UGM,

Yogyakarta. Everett, and Simonett, 1976, Principles, Concepts, and Philosophical Problems in

Remote Sensing, In: Remote Sensing of Environment, Lintz, and Simonett: Addison-Wesley Publishing Company, London.

Lillesand and Kiefer, 1979, Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons, New York.

Lintz Jr, and Simonett, 1976, Remote Sensing of Envoronment, Addison-Wesley Publishing Company, London.

Lo, C.P., 1976, Geographical Application of Remote Sensing, David and Charles, London.

Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh Jilid 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.