masukan dalam rangka penyusunan naskah akademik … · 2020. 3. 10. · peran pemerintah?...

115
MASUKAN PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DAN UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN TRI BASUKI JOEWONO UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FEBRUARI 2020 Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020 1

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MASUKANPENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

    PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

    DANUNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN

    TRI BASUKI JOEWONO

    UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

    FEBRUARI 2020

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    1

  • OUTLINE

    • Transportasi berbasis teknologi informasi• Angkutan publik berbasis teknologi informasi

    • Indigenous Transport• Angkutan roda dua dan tiga

    • Economic measures• Dana preservasi jalan

    • Isu lainnya• Equity

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    2

  • Angkutan publik berbasisTeknolog Informasi

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    3

  • Issue

    ▪ Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi: Intelligent transport system

    ▪ Perubahan perilaku dan kebutuhan perjalanan

    ▪Gap antara ekspektasi dan pengalaman

    ▪ Fenomena Gojek, Uber taxi, dan Grab bike

    ▪ Catatan kritis

    ▪ Rekomendasi

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    4

  • • Six Urban Transport Problems that must be resolved by Smart Mobility• (1) Congestion problem

    (2) Vulnerable road user problem(3) Eco problem(4) Deterioration problem(5) Disaster planning problem(6) Transportation company efficiency improvement problem

    http://www.smartcitiesoftomorrow.com/mobility/

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    5

  • Beberapa contoh

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    6

  • Waqas Cheema, Singapore: Tackling Future Mobility demand, 2015

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    7

  • Singapore

    Intelligent Transport Systems

    i-transport

    EMAS

    GLIDE

    J-Eyes

    TrafficScan

    MyTransport.sg

    Waqas Cheema, Singapore: Tackling Future Mobility demand, 2015

    i-transport: Integrated and unified platform that centralizes the management of all Intelligent Transport Systems

    Expressway Monitoring and Advisory System: Intelligent incident management tool that manages traffic along Expressways

    Parahyangan Catholic University

    Green Link Determining (GLIDE) System: Controls all traffic signals in SingaporeJ-Eyes - system of surveillance cameras at strategic

    signalized junctions for traffic conditions monitoring purposes & Junction-eyes (J-Eyes)

    TrafficScan:- provides updated travel information on roads to motorists

    MyTransport.sg: App empowering commuters, motorists and cyclists to make informed decisions and better plan their journeys

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    8

  • Korea

    Parahyangan Catholic University

    Seung-Hwan Lee, ITS in Korea, 2010

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    9

  • Japan

    Parahyangan Catholic University

    Institute of Urban Traffic Research, ITS developed by Japanese Police, Japan Traffic Management Technology Association,

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    10

  • Japan

    www.hitachi.com

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    11

  • Smart Public TransportationParahyangan Catholic University

    www.gowex.com

    www.smartcityjaen.com

    www.consultancy.uk

    www.itsineurope.com

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    12

  • PTPS [Public Transportation Priority Systems]

    • The Public Transportation Priority Systems give priority to public transportation such as buses by means of bus lanes, warnings to vehicles which are illegally running in the bus lane, and traffic signal preemption.

    • Main Benefits▪ Improve convenience for users▪ Encourage the use of public transportation▪ Ensure on-time bus operation▪ Reduce bus waiting time at intersections▪ Reduce the number of traffic violators driving in a bus lane▪ Ensure bus safety (When turning or merging into traffic out of the bus

    bay)

    Parahyangan Catholic University

    http://www.utms.or.jp/english/system/ptps.html

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    13

  • Parahyangan Catholic University

    kevinjingking.en.made-in-china.com www.atelier.net newgentechlife.blogspot.fr530 × 297

    www.tachopak.co.uk

    bbic.itb.ac.idwww.incept.co

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    14

    https://www.google.co.id/search?q=smart+public+transportation&sa=X&biw=1366&bih=657&tbm=isch&tbs=simg:CAQSEgknm-Kchfkk1iE9c40dnfLyfA

  • dan masih banyak lagi

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    15

  • Perubahan Perilaku danKebutuhan

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    16

  • Teknologi Informasi dan Komunikasimengubah hidup

    • Kecepatan komunikasi yang lebih cepat

    • Pembagian informasi yang lebih efektif

    • Lingkungan paperless

    • Masalah sosial

    • Masalah kesehatan

    Parahyangan Catholic University

    netcom.revues.orgDipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    17

  • Teknologi Informasi dan Komunikasimengubah hidup

    Parahyangan Catholic University

    www.techbrother.com glincaenglish.wordpress.comolliebray.typepad.com

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    18

  • Parahyangan Catholic University

    http://www.smartcitiesoftomorrow.com/mobility/Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    19

  • Parahyangan Catholic University

    A social network perspective on ICT and urban travel: PhD Defence Ms PriyasmitaRoy, , University of Twente, 2014

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    20

  • Ideal Situation

    Parahyangan Catholic University

    http://makecalgary.com/?p=16436

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    21

  • Commuting Scenarios

    Parahyangan Catholic University

    http://www.smartcitiesoftomorrow.com/mobility/Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    22

  • Gap antara Ekspektasi dan Pengalaman

    Ekspektasi▪ Perencanaan perjalanan▪ Jadwal kendaraan dapat

    diketahui▪ Pemesanan melalui online▪ Kepastian dapat kursi▪ Kepastian tarif▪ Kemudahan membayar dengan

    e-payment▪ dll

    pengalaman▪ Nasib: kena macet▪ Jadwal tidak teratur▪ Menunggu di jalan tanpa

    kepastian▪ Kadang dapat kadang tidak▪ Tawar menawar▪ Masalah uang besar dan

    kembalian▪ dll

    Parahyangan Catholic University

    Penggunaan mobil pribadi meningkatTransportasi publik makin tidak menarik

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    23

  • Fenomena baru??Gojek, Uber taxi, Grab bike

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    24

  • Pros and Cons

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    25

  • Pros and ConsParahyangan Catholic University

    www.tuxboard.com

    www.tradelikejarvis.com

    www.mientrastantoenmexico.mx www.washingtonpost.com

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    26

  • Fenomena baru?

    ▪ Inovasi: Penggabungan ICT – Kebutuhan Perjalanan – ModaAngkutan Publik Eksisting

    ▪ Informal public transportation

    ▪ PARATRANSIT

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    27

  • Catatan kritis

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    28

  • Perubahan kebutuhan dan ekspektasi

    ▪ Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup

    ▪ Harapan dan citra modern

    ▪ Tuntutan efisiensi dan efektivitas

    ▪ Ketersediaan sumber daya

    ▪ Penyebarluasan informasi yang cepat

    → Perubahan dan peningkatan tuntutan pemenuhan kebutuhan perjalanan

    → Peningkatan kuantitas

    → Berani membayar asalkan berkualitas

    → Kepastian

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    29

  • Operasi dan HirarkiAngkutan Publik

    ▪ Sepeda motor sebagai

    moda transportasi publik

    ▪ Informal transport

    ▪ Kinerja transportasi publik

    ▪ Capacity

    ▪ Right of way

    ▪ Efisiensi supply and demand

    ▪Wajah kota

    ▪Organisasi

    ▪Operator

    Parahyangan Catholic UniversityVuchic, 2005

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    30

  • Kompetisi

    ▪ Kompetisi pemain baru dan pemain lama

    ▪ Efisiensi penyediaan layanan

    ▪ Manfaat bagi pengguna

    ▪ Peran pemerintah?

    Parahyangan Catholic University

    Jeffrey Funk Business Models, Associate

    Professor at National University of Singapore

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    31

  • Regulasi

    ▪ Peran pemerintah▪ Pemenuhan kebutuhan mobilitas dan aksesibilitas

    ▪ Manajemen transportasi publik

    ▪ Hirarki moda transportasi

    ▪ Kualitas kota

    ▪ Kualitas hidup

    ▪ Kepastian hukum▪ Standar pelayanan

    ▪ Kualitas pelayanan

    ▪ Pengaturan persaingan

    Parahyangan Catholic University

    Dipresentasikan dalam Seminar dan Diskusi Fenomena Moda Transportasi Baru di Kota Bandung, 24 Agustus 2015, di ITB, Bandung

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    32

  • Kasus – ODOL (over dimension over load)

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    33

  • Rekomendasi untuk RUU

    ▪ ICT menjadi kebutuhan dalam sistem transportasi publik yang cerdas▪ Penguatan peran pemerintah dalam pengembangan transportasi publik▪ Penguatan transportasi publik▪ Membentuk kota yang berkualitas (berorientasi transportasi publik)▪ Kesesuaian permintaan dan penyediaan▪ Kesesuaian dengan harapan pengguna▪ Sistem transportasi publik yang terintegrasi▪ Sistem transportasi publik yang cerdas

    ▪ Terkait angkutan berbasis teknologi informasi▪ Penempatan pada hirarki moda transportasi publik yang tepat▪ Kepastian peran pemerintah untuk mengatur▪ Persyaratan standar, kualitas pelayanan, operasi, persaingan

    ▪ Kesempatan bagi operator transportasi publik untuk bersaing dan tersedianya pilihan

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    34

  • Indigenous Transport

    • Local wisdom

    • Green transport

    • Community sustainability transport

    • Community empowerement

    • Informal transport

    • Non-motorized transport

    Babiano, I.M., Joewono, T.B., Susilo, Y.O., Tuan, V.A., Guillen, D., Perception to Climate Change and Indigenous Transport in Developing Asia: A Comparison of Transport Users' Perspectives, EASTS Conference, Taipei, 9-12 September 2013

    Babiano, D.M., Susilo, Y.O, Guillen, M.D.V., and Joewono, T.B., and Indigenous Transport Futures: A Strategy for Asian Cities toward Climate Change Adaptation, EASTS Conference, Jeju, South Korea, 20-23 June 2011

    ADB’s publications

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    35

  • Rekomendasi untuk RUU

    • Konektivitas dengan memperhatikan karakteristik kota dan budaya

    • Kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan lokal setempat

    • Peran angkutan lokal dalam hirarki angkutan publik

    • Pemberdayaan dan dukungan pemerintah terhadap angkutan lokal

    • Dukungan penguatan kelembagaan dan keuangan

    • Fleksibel transport

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    36

  • Economic measures

    • Real transport cost

    • Externality

    • Transport demand management

    • Restraint car ownership and usage

    • Economic measurement to change behavior

    • Congestion pricing• Electronic road pricing

    • Accumulation of benefits for community from road sector

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 202037

  • Rekomendasi untuk RUU

    • Pertimbangan pengggunaan pendekatan ekonomi dalam mengelolaperjalanan perkotaan

    • Sinkronisasi antara pembiayaan manajemen jalan dengan pendekatanekonomi dalam mengelola perjalanan

    Parahyangan Catholic University

    Rudi Rachdian (2010831012) Kelembagaan Unit Pengelola Dana Preservasi Jalan di Indonesia, Tesis Magister, Universitas KatolikParahyangan

    Santosa, W., Basuki, T., and Hamidy, F.D. Potensi Penerapan Konsep Dana Pemeliharaan Jalan di Propinsi Lampung. Seminar Nasional Road Fund 2003, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas KatolikParahyangan, April 26, 2003.

    Basuki, T., Santosa, W., and Hamidy, F.D., The Appropriateness of Establishing a Road Fund in The Province of Lampung. Presented in International Conference on Civil Engineering, Civil Engineering in Developing Countries: Facing the Challenges, Batu, East Java, Indonesia, October, 1-3, 2003

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    38

  • Antisipasi masa datang

    • Belajar tentang arah kebijakan tentang urban transport development• Asian megacities

    • Emerging economics

    • Developing countries

    • Memperpendek proses belajar

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    39

  • Isu Lainnya untuk Rekomendasi RUU (1)• Road users behavior

    • Violations

    • Traffic Psychology

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    40

    Joewono, T.B. and Susilo, Y.O. Traffic violations by young motorcyclists on Indonesian urban roads, Journal of Transportation Safety & Security, 9:sup1, (2017) 236-261

    Susilo, Y.O., Joewono, T.B., and Vandebona, U. Reasons underlying behaviour of motorcyclists disregarding traffic regulations in urban areas of Indonesia. Accident Analysis and Prevention. Vol. 75, Feb. 2015, pp. 272–284

    Joewono, T.B., Susilo, Y.O., and Vandebona, U. Behavioural Causes and Categories of Traffic Violations by Motorcyclists in Indonesian Urban Roads, Journal of Transportation Safety and Security, Vol. 7, No. 2, 2015, pp. 174-197

  • Isu Lainnya untuk Rekomendasi RUU (2)• Demand and Multi-sector partnership

    • Logistic using truck – over dimension over load

    • Equity and social exclusion

    • TSM, TDM, and VTBC (Voluntary Travel Behavior Change)

    • Tendering and buying services

    • Performance evaluation frameworks

    • PPP - Financing

    • Estimating demand – traffic forecasts

    • Fuels and Technological changes

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    41

  • Isu Lainnya untuk Rekomendasi RUU (3)• Social experiment – policy implications

    • Cost and Fare determination

    • Health and Safety

    • Environment

    • Coordination, integration, and regulation

    • Land use and urban transport management

    • Marketing public transport

    • Transport policy in developing country – developing cities

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    42

  • Kesimpulan• UULAJ dan UU Jalan saat ini perlu ditinjau dan disesuaikan,

    • munculnya persoalan karena perkembangan situasi terkini yang menunjukkanketidaksiapan menghadapi perubahan dan tuntutan baru,

    • perlu mengantisipasi perubahan dan perkembangan masa datang,

    • memberikan acuan pembangunan yang berkelanjutan.

    • Hal-hal yang penting• Integrasi, koordinasi, dan regulasi

    • Perkembangan teknologi

    • Perubahan kebutuhan

    • Target capaian pembangunan berkelanjutan

    • Antisipasi masa datang

    • Metode dan teori terkini

    Parahyangan Catholic University

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    43

  • Detail Masukan untuk RUU: Menimbang b)

    Usulan• bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan sebagai bagian dari sistemtransportasi nasional harusdikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkankeamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalulintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung kesejahteraanmasyarakat, pembangunanekonomi, dan pengembanganwilayah;

    Keterangan• Intinya bahwa pembangunan

    transportasi harus mencakupkesejahteraan manusianya. Pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah saja belummenjamin kesejahteraanmanusianya.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    44

  • Detail Masukan untuk RUU: Menimbang d)

    Usulan

    • b. bahwa Undang-Undang Nomor14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan sudah tidaksesuai lagi dengan kondisi, perubahanlingkungan strategis, dan kebutuhanpenyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan saat ini dan masa datang, sehingga perlu digantidisesuaikan dengan undang-undangyang baru;

    Keterangan

    • Perlu dipikirkan untuk menjadikanUULAJ ini sebagai jembatanpenghubung dengan dokumenRencana Induk Transportasi Kota, Tatrawil, serta Tatralok..

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    45

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 6

    Usulan• Nampaknya perlu direvisi, misalnya

    • Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas, Terminal, bangunan pelangkap, dan perlengkapan jalan.

    • Bangunan pelengkap jalan meliputi bangunan antara lain jembatan, terowongan, goronggorong, dan bangunan pengaman.

    • Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.

    • Juga perlu dilengkapi dengan definisi sarana dan fasilitas pendukung (untuk menjelaskan terminologi yang dipakai di pasal selanjutnya, misalnya pasal 4b)

    Keterangan• Perlu disesuaikan dengan merujuk pada UU

    38/2004 tentang Jalan, PP 34/2006 tentang Jalan, dan Permen PU Nomor : 19/prt/m/2011 tentang

    • Persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan.

    • Sinkronisasi dengan UU Jalan diperlukan agar terjadi kesamaan definisi saat membahas, serta dapat memudahkan pembagian kewenangan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    46

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 12

    Usulan• Perlu disesuaikan, misalnya sbb:

    • Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

    • Perlu dilengkapi dengan definisi tentang perlengkapan jalan.

    Keterangan• Definisi ini perlu disesuaikan dengan UU

    38/2004 tentang Jalan, PP 34/2006 tentangJalan, dan Permen PU Nomor : 19/prt/m/2011 tentang Persyaratan teknisjalan dan kriteria perencanaan teknis jalan.

    • Definisi ini perlu mengantisipasi bila angkutanberbasis rel dikembangkan denganmemanfaatkan badan jalan (misal Tramway).

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    47

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 13

    Usulan• Sebaiknya kata terminal dibedakan dengan pool.

    Fungsi terminal tidak sama dengan pool, dimana terminal bukan untuk MANGKAL (sehingga bukan pangkalan).

    • Misalnya diusulkan definisi sbb:

    • Terminal adalah tempat mengawali atau mengakhiri perjalanan angkutan umum, melakukan penyesuaian jadwal keberangkatan, melakukan pergantian awak kendaraan, ataupun melakukan perawatan ringan dan pembersihan.

    • Pool adalah pangkalan angkutan umum untuk menunggu ijin pemberangkatan, tempat melakukan perawatan ringan hingga berat, tempat penyimpanan kendaraan selama tidak digunakan, tempat meletakkan cadangan kendaraan.

    Keterangan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    48

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 28

    Usulan

    • Sebaiknya hal ini tidak dibahasdalam UULLAJ, namun digantikandengan persyaratan kualitas jalan.

    • Misal;

    • Kegiatan preservasi jalan adalahkegiatan yang ditujukan untukmemelihara, merehabilitasi, dana/atau merekonstruksi Jalan secara berkelanjutan agar jalanmemenuhi persyaratan laik fungsi.

    Keterangan

    • Untuk pendanaan maka akanmenjadi tanggung jawab daripembina yang berwenangterhadap kegiatan preservasi jalantersebut.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    49

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 29

    Usulan• Mungkin dapat disesuaikan sbb:

    • Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitasperlengkapan Jalan sertaperencanaan dan pengaturan aruskendaraan dan atau manusia dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.

    Keterangan• Perlu penyesuaian tersebut agar jelas

    yang diatur tidak hanya fasilitas tapiterutama pergerakan (arus) manusiaatau kendaraan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    50

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1 ayat 35,36

    Usulan Keterangan

    • Apa perlu ada di tingkat UU? Sebaiknya diatur dalam peraturan lain di bawahnya yang lebih bersifat teknis.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    51

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1

    Usulan• Perlu ditambahkan defini tentang HIRARKI

    MODA ANGKUTAN

    • Perlu ditambahkan definisi tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL yang mencakuplayanan angkutan publik, prasarana dan sarana (moda angkutan/kendaraan), sertaperlengkapannya.

    • Misalnya

    • Standar Pelayanan Minimal adalah ukuranpaling sedikit yang harus dicapai dalam pelaksanaan penyelenggaraan lalu lintas dan penyediaan layanan angkutan jalan.

    Usulan• Perlu ditambahkan defnisi tentang

    PENGELOLAAN PERMINTAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN (urban transport demand management).

    • Misalnya mengutip definis dari Victoria Transport Policy Institute,

    • PENGELOLAAN PERMINTAAN TRANSPORTASI (transport demand management, TDM) ataudikenal pula dengan Pengelolaan Mobilitas(mobility management) adalah strategi-strategi yang ditujukan untuk menghasilkanpengelolaan sumberdaya transportasi yang lebih efisien.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    52

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 1

    Usulan• Perlu ditambahkan definisi tentang TANSPORTASI CERDAS

    (smart transportation).

    • Misalnya dengan mengutip https://enterpriseiotinsights.com

    • Transportasi cerdas (smart transportation) adalah aplikasiyang terintegrasi antara teknologi modern dan manajemenstrategis dari sistem transportasi.

    Usulan• Perlu ditambahkan fungsi-fungsi PENGATURAN, PEMBINAAN,

    PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, dan PENYELENGGARAAN di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan dilengkapi denganAKTOR yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi tersebut.

    • Pendefinisian fungsi dan aktor yang berperan ini diperlukanagar seluruh aspek dari lalu lintas dan angkutan jalan dapatterbagi habis sesuai aktor yang berwenang, sehingga tidakada hal yang tidak tertangani.

    • Dalam jangka panjang pembagian ini akan memperjelas aktoryang bertanggungjawab, serta dapat memperjelas peran, fungsi, dan kewenangan dari masing-masing aktor.

    • Contoh untuk mendefinisikannya dapat merujuk pada UU Jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    53

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 3,a

    Usulan• a. terwujudnya pelayanan Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, berkualitas, berkelanjutan, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

    Keterangan• Ditambahkan berkualitas untuk

    merujuk tujuan dari penerapan SPM (Standar pelayanan minimal)

    • Ditambahkan berkelanjutan utnuk merujuk pada tujuan keberlanjutan dalam hal (paling sedikit) ekonomi, sosial, dan lingkungan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    54

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 4

    Usulan• Undang-Undang ini berlaku untuk membina, mengatur,

    membangun, mengawasi, dan menyelenggarakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, berkualitas, berkelanjutan, lancar, dan terpadu melalui:

    a. kegiatan gerak pindah dan interaksi pergerakan antarakendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;

    b. kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi; dan

    c. kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasiKendaraan Bermotor dan Pengemudi, pendidikan dan pengembangan budaya berlalu lintas, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Keterangan• Ditambahkan tujuan mengatur, membangun, mengawasi,

    sehingga, fungsi PENGATURAN, PEMBINAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, dan PENYELENGGARAAN Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat secara lengkapdilaksanakan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    55

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 5

    Usulan• Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan oleh kementerian negara yang

    bertanggung jawab di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    • Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang jalan dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan oleh kementeriannegara yang bertanggung jawab di bidang Jalan;

    • Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang sarana dan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta OperasionalManajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, pendidikan, dan pengembangan budaya lalulintas di Jalan dilakukan oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

    • Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidangpengembangan industri Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilakukan oleh kementeriannegara yang bertanggung jawab di bidang industri;

    • Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidangpengembangan teknologi, informasi, dan telekomunikasi Lalu Lintas dan AngkutanJalan dilakukan oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidangteknologi, informasi, dan telekomunikasi;

    • Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi serta PenegakanHukum dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    Keterangan• Dengan pengaturan seperti ini, maka di bidang LLAJ tidak terlihat siapa yang

    menjadi pemimpin (koordinator) dari beberapa kementerian yang terlibat. Hal ini menyebabkan persoalan seperti saat ini, misalnya sinkronisasi aturan beban kendaraan dengan desain jalan.

    • Untuk itu perlu diatur agar ada yang menjadi pemimpin, sedangkan masing-masing kementerian lainnya akan difungsikan untuk bertanggungjawab sesuai tugas pokok dan fungsinya serta keahliannya.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    56

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 8

    UsulanPembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan di bidang

    jalan dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah:

    a. inventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan prasarana LLAJ beserta

    permasalahannya;

    b. penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan tingkat

    pelayanan Jalan dan prasarana LLAJ yang diinginkan;

    a. perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan dan

    prasarana LLAJ;

    b. perbaikan geometrik ruas Jalan, persimpangan Jalan dan prasarana LLAJ;

    a. penetapan kelas Jalan beserta prasarana LLAJ pada setiap ruas Jalan;

    b. uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan

    berlalu lintas; dan

    a. pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana Jalan.

    Keterangan• Di pasal 5 disebutkan bahwa Pembinaan LLAJ meliputi

    perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan. NAMUN, di pasal 8 disebutkan Penyelenggaraan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.

    • Nampaknya, agar konsisten dan lebih sesuai dengan kebutuhan lapangan, maka disampaikan usulan menjadi Pembinaan, perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    57

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 16, 19

    Usulan Pasal 16 Usulan Pasal 19

    (2) Sebaiknya disinkronkan dengan Klasifikasi dan hirarki jalan, sehingga ada kesesuaian jenis kendaraan yang melintas dengan klasifikasi dan hirarki jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    58

    • a. Mungkin baik bila dikaitkandengan Rencana IndukTransportasi Kota

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 20, 21

    Usulan Pasal 20 Usulan Pasal 21• Sebaiknya merujuk pada UU Jalan, PP

    Jalan, dan Petunjuk teknik ttg jalan. Alasannya,

    • yg mendesain jalan tentu akanmemperhatikan batas kecepatan.

    • Perubahan batas kecepatan memerlukanaudit dan rekomendasi perbaikan dari pihakyang memiliki kewenangan dan kemampuan tersebut.

    • Kewenangan perubahan bataskecepatan hanya dimiliki oleh institusidi bidang jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    59

    • Penetapannya dilakukan oleh insitusi yang berwenang di bidang jalan.

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 22, 23

    Usulan Pasal 22 Usulan Pasal 23

    • Sebaiknya tidak perlu detail di sini, karena sudah ada UU jalandan peraturan yang mengaturttg hal tersebut.

    • Yang diperlukan di sini hanyalahbahwa jalan yang dioperasikanharus memiliki mutu menenuhistandar tertentu (misal SPM)

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    60

    • Sebaiknya tidak perlu detail di sini, karena sudah ada UU jalandan peraturan yang mengaturttg hal tersebut.

    • Yang perlu diatur dalam UU LLAJ hanya menyatakan bahwajalan yang dioperasikan harusmemenuhi laik fungsi jalan.

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 25, 26

    Usulan Pasal 25• Sebaiknya di sini perlu dibedakan mana yg menjadi

    bagian pengelola jalan dan mana yang menjadibagian bidang LLAJ.

    • Yang diperlukan di sini hanyalah bahwa jalan yang dioperasikan harus memiliki perlengkapan berupaprasarana dan sarana.

    • Prasarana jalan misal fasilitas penyandang cacat, jalur sepeda, jalur pejalan kaki, pulau bus, dl adalah tanggung jawab pengelola bidang jalan.

    • Sarana misal rambu, APILL, sistem informassi, dlladalah tanggung jawab pengelola bidang LLAJ.

    Usulan Pasal 26• Sebaiknya tidak perlu detail di sini, karena sudah

    ada UU jalan dan peraturan yang mengatur ttg haltersebut.

    • Yang diperlukan di sini hanyalah bahwa jalan yang dioperasikan harus memiliki mutu memilikiperlengkapan jalan yang menenuhi standartertentu (misal SPM)

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    61

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 28, 29

    Usulan Pasal 28• Sebaiknya tidak di tingkat UU,

    namun di aturan di bawahnyasehingga bisa lebih detail.

    Usulan Pasal 29• Sebaiknya dikeluarkan dari UU

    LLAJ, namun dibahas di bidangjalan.

    • Yang perlu di UULLAJ hanyamenyatakan bahwa jalan yang dioperasikan harus memenuhipersyaratan operasional(fungsional dan struktural) yang terjaga sepanjang waktu dan situasi.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    62

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 34, 35

    Usulan Pasal 34

    • Kelas sebaiknya juga ditentukan oleh besaran interaksi (derajat integrasi) dengan moda lain (semakin banyak variasi moda, maka semakin tingkat tingkatan terminal yang artinya semakin penting terminal tersebut)

    Usulan Pasal 35

    • Bagaimana dengan terminal penumpang yang dikembangkanbersatu dengan pembangunankawasan (misal mall) untukmendukung TOD (transit oriented development)?

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    63

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 37, 38

    Usulan Pasal 372) Ditambahkan dengan derajat integrasi (interaksi) dengan moda lain (untuk menjamin konektivitas antar moda dan juga jenis, ukuran, serta hirarki kendaraan.

    Usulan Pasal 38• Setiap penyelenggara Terminal wajib

    menyediakan fasilitas Terminal yang memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan, standar kelengkapanfasilitas, dan kualitas layanan sesuaistandar (misal SPM)

    • Perlu dinyatakan bahwa diperlukanstandar dan pedoman ttgperencanaan dan perancanganpenyediaan dan pengoperasianterminal yang diatur oleh Menteri terkait bidang LLAJ.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    64

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 42, 43

    Usulan Pasal 42Ketentuan lebih lanjut mengenai fungsi, klasifikasi, tipe, penetapan lokasi, fasilitas, lingkungan kerja, pembangunan, derajat interaksi antar moda, pengoperasian, dan tingkatlayanan Terminal diatur dengan peraturan Menteri terkait.

    Usulan Pasal 43• Faktanya kegiatan parkir menggunakan badan jalan.

    Kementerian bidang LLAJ perlu menetapkan standar ttg fasilitas parkir, mulai dari tahap perencanaan hingga pengoperasian, termasuk dalam kaitannya sebagai instrumen pengelolaan permintaan transportasi.

    • Dalam aturan yang dibuat Menteri bidang LLAJ harus jelas keberpihakan pada pakir atau penyediaan angkutan publik.

    • Yang diperlukan adalah aturan ttg standar dan pedoman penyediaan dan pengoperasian fasilitas parkir.

    • Harus diakomodasi bahwa fasilitas parkir harus direncanakan dan rancang dengan baik, termasuk dalam kaitan dengan Manajemen Permintaan Transportasi.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    65

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 45

    Usulan Pasal 45• Sebaiknya fasilitas ini tidak diatur detail di ULLAJ

    ini. Namun, diatur dalam peraturan menteri yang mengelola jalan (atau P Pemerintah) sehingga standar perencanaan, perancangan, dan pengoperasian dapat lebih sinkron.

    • UULLAJ hanya menyatakan bahwa jalan harus dilengkapi fasilitas yang mendukung kegiatan LLAJ bagi siapa saja (yang ingin dilayani) dengan standar tertentu.

    Usulan Bab VII • Yang perlu lebih detail diatur di UU LLAJ adalah

    syarat ketentuan pengoperasian kendaraan sesuai dengan klasifikasi dan hirarki jalan.

    • Misal sepeda motor hanya boleh beroperasi di kawasan lingkungan dan paling tinggi beroperasi pada jalan lokal sekunder. Sepeda motor tidak boleh beroperasi di sistem primer (antar kota).

    • Kendaraan tidak bermotor hanya boleh dioperasikan di kawasan lingkungan, kawasan wisata, atau kawasan terbatas. Artinya kendaraan tidak bermotor tidak boleh dioperasikan di sistem primer.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    66

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 48, 49

    Usulan Pasal 48• Apakah tidak sebaiknya diatur di aturan Menteri sehingga

    bisa lebih detail?

    • Saya kira hanya ayat 1 dan 4 dari pasal 48 ini yang harusnyaada di UULLAJ, sedangkan sisanya diatur di aturan menterillaj, sehingga lebih detail termasuk pelanggaran

    • Misalnya

    • Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan harusmemenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

    • Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan laikjalan diatur dengan peraturan pemerintah.

    Usulan Pasal 49• Apakah tidak sebaiknya diatur di aturan Menteri sehingga

    bisa lebih detail?

    • Saya kira hanya ayat 1 dari pasal 49 dan 50(4) ini yang harusnya ada di UULLAJ, sedangkan sisanya diatur di aturanmenteri llaj, sehingga lebih detail.

    • Misalnya,

    • Setiap kendaraan bermotor yang akan dioperasikan di Jalan wajib dilakukan pengujian dan memiliki sertifikat kelaikandan kelayakan untuk dioperasikan di jalan.

    • Setiap kendaraan bermotor harus diuji secara secara berkalauntuk dapat memiliki sertifikat kelaikan dan kelayakan untukdioperasikan di jalan.

    • Ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan pemerintah.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    67

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 49-56

    Usulan Pasal 49-56• Apakah tidak sebaiknya diatur di aturan

    Menteri sehingga bisa lebih detail?

    • Saya kira hanya ayat 1 dari pasal 49 dan padal56 ini yang harusnya ada di UULLAJ, sedangkan sisanya diatur di aturan menterillaj, sehingga lebih detail (beserta ketentuanbila ada pelanggaran)

    • Misalnya,

    • Setiap kendaraan bermotor yang akandioperasikan di Jalan wajib dilakukanpengujian dan memiliki sertifikat kelaikan dan kelayakan untuk dioperasikan di jalan.

    • Setiap kendaraan bermotor harus diuji secarasecara berkala untuk dapat memiliki sertifikatkelaikan dan kelayakan untuk dioperasikan di jalan.

    • Ketentuan lebih lanjut diatur denganperaturan pemerintah.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    68

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 57, 60

    Usulan Pasal 57• Apakah tidak sebaiknya diatur di aturan Menteri sehingga

    bisa lebih detail?

    • Saya kira hanya ayat 1 dari pasal 49 dan pasal 56 ini yang harusnya ada di UULLAJ, sedangkan sisanya diatur di aturanmenteri llaj, sehingga lebih detail.

    • Misalnya,

    • Setiap kendaraan bermotor yang akan dioperasikan di Jalan wajib dilakukan pengujian dan memiliki sertifikat kelaikandan kelayakan untuk dioperasikan di jalan.

    • Setiap kendaraan bermotor harus diuji secara secara berkalauntuk dapat memiliki sertifikat kelaikan dan kelayakan untukdioperasikan di jalan.

    • Ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan pemerintah.

    Usulan pasal 60• Apakah tidak sebaiknya diatur di aturan Menteri sehingga

    bisa lebih detail?

    • Saya kira hanya ayat 1 dan ayat 6 dari pasal 60 ini yang harusnya ada di UULLAJ, sedangkan sisanya diatur di aturanmenteri llaj, sehingga lebih detail termasuk bila adapelanggaran.

    • Misalnya.

    • Kendaraan Bermotor yang dioperasikan harus didukung oleh bengkel yang berfungsi untuk memperbaiki dan merawatKendaraan Bermotor, sehingga kendaraan yang beroperasimemenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

    • Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, standar, dan tata cara penyelenggaraan bengkel umum diatur dengan peraturan pemerintah.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    69

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 61

    Usulan Pasal 61• Yang perlu lebih detail diatur di UU LLAJ adalah syarat

    ketentuan pengoperasian kendaraan tidak bermotor sesuai dengan klasifikasi dan hirarki jalan.

    • Misal Kendaraan tidak bermotor hanya boleh dioperasikan di kawasan lingkungan, kawasan wisata, atau kawasan terbatas. Artinya kendaraan tidak bermotor tidak boleh dioperasikan di sistem primer..

    • Saya kira hanya ayat 1 dan 4 dari pasal 61 ini yang perlu di tingkat UU, lalu detailnya dan pengaturan bila adapelanggaran diatur di peraturan pemerintah (menteri).

    • Misalnya

    • Setiap Kendaraan Tidak Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib memenuhi persyaratan keselamatan, operasi, kualitas, kelengkapan, serta wilayah operasi.

    • Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan pengoperasiankendaraan tidak bermotor diatur dengan peraturanpemerintah.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    70

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 62

    Usulan Pasal 62• Pengelola LLAJ harus memberikan

    prioritas dan kemudahan berlalu lintasbagi pesepeda, terutama untuk mencapaihalte/terminal/stasiun angkutan publikdan mendukung aktivitas di dalam kawasan.

    Usulan pasal 63• Bagaimana hirarkinya? Mana yg

    diprioritaskan agar menjadi acuan bagidaerah.

    • Usulan, hirarki tertinggi adalah kendaraantidak bermotor yang mencapaihalte/terminal/stasiun angkutan publik. Hirarki kedua adalah mendukung aktivitasdi dalam kawasan.

    • Hirarki ketiga adalah mendukung aktivitasdi kawasan tempat tinggal (perumahan) .

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    71

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 62

    Usulan Bagian ketujuh• Yang diatur di sini adalah

    • kewajiban melakukan registrasi dan identifikasi• informasi yang harus tersedia setelah registrasi dan

    identifikasi• data dan informasi harus dapat diakses oleh

    pengelola LLAJ utk keperluan manajemen LLAJ• data dan informasi harus dapat diakses oleh

    pengelola jalan utk keperluan perencanaan dan manajemen jalan

    • data dan informasi harus dapat diakses oleh Kepolisian utk keperluan forensik, penegakanhukum, penelitian dan pengembangan aturan LLAJ

    • data tersebut harus diupdate secara berkala, khususnya terkait sertifikasi kelaikan dan kelayakan.

    Usulan pasal 64 (5)• Data registrasi dan identifikasi Kendaraan

    Bermotor merupakan bagian dari SistemInformasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan yang digunakan untukperencanaan lalu lintas dan angkutan jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan, serta forensik kepolisian.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    72

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 65

    Usulan pasal 65• Tidak perlu ada di tingkat UU, namun

    hal detail harusnya diatur di peraturan pemerintah.

    • Yang harus dinyatakan di UU ini adalah jenis registrasi, kapan, dan data apa yang diindentifikasi (tercatum dalam basis data (registrasi)). Masing-masing data harus dapat dimanfaatkan secara bersama oleh institusi yang berwenang.

    Usulan pasal 69• Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun

    di peraturan di bawahnya (misal PP atau PM)

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    73

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 65

    Usulan pasal 65• Tidak perlu ada di tingkat UU, namun

    hal detail harusnya diatur di peraturan pemerintah.

    • Yang harus dinyatakan di UU ini adalah jenis registrasi, kapan, dan data apa yang diindentifikasi (tercatum dalam basis data (registrasi)). Masing-masing data harus dapat dimanfaatkan secara bersama oleh institusi yang berwenang.

    Usulan pasal 69 s.d. 74; 76• Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun

    di peraturan di bawahnya (misal PP atau PM)

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    74

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 77, 78

    Usulan pasal 77(3) Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi, calon Pengemudi harus memiliki kompetensimengemudi, kemampuan serta kesehatan fisikyang memadai yang dapat diperoleh melaluipendidikan dan pelatihan atau belajar sendiri , pengetahuan tentang peraturan, sertakematangan pribadi (psikologis).

    (4) Untuk mendapatkan Surat Izin MengemudiKendaraan Bermotor Umum, calon Pengemudiwajib memiliki surat ijin mengemudiperseorangan terlebih dahulu dan sertifikatkompetensi mengoperasikan kendaraanbermotor umum mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengemudi angkutan umum.

    Usulan pasal 78• Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di

    peraturan di bawahnya (misal PP atau PM). Dalam PP hingga PM diatur detail dari lama pendidikan, materi, lembaga, kompetensiyang harus dimiliki, hingga sertifikat yang dikeluarkan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    75

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 79-81

    Usulan pasal 79, 81

    Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di peraturan di bawahnya(misal PP atau PM)

    Usulan pasal 80

    • Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di peraturan di bawahnya(misal PP atau PM).

    • Yang harus diatur dalam UU adalahpembedaan SIM antaraperseorangan dan Umum. Juga klasifikasi untuk SIM C perludibedakan antara motor kecil dan besar.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    76

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 82

    Usulan pasal 82• Sebaiknya tidak di tingkat UU,

    namun di peraturan di bawahnya(misal PP atau PM).

    • Yang harus diatur dalam UU adalahpembedaan SIM Umum dan keterkaitan dengan persyaratansertifikasi. Juga klasifikasi untukSIM C yang akan mengangkutorang di kawasan (lingkunganterbatas).

    Usulan pasal 83,84, 85, 87-89• Sebaiknya tidak di tingkat UU,

    namun di peraturan di bawahnya(misal PP atau PM).

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    77

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 90

    Usulan pasal 90• Setiap PENGEMUDIPerusahaan Angkutan Umum wajib

    mematuhi dan memberlakukan ketentuan mengenai waktukerja, waktu istirahat, dan pergantian Pengemudi KendaraanBermotor Umum sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan

    • (2)Waktu kerja bagi Pengemudi Kendaraan Bermotor Umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 8 (delapan) jam sehari.

    • (3)Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum setelahmengemudikan Kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut wajib beristirahat paling singkat setengah jam.

    • (4) Dalam hal tertentu Pengemudi dapatdipekerjakanmengemudi paling lama 12 (dua belas) jam sehari termasuk waktu istirahat selama 1 (satu) jam.

    Usulan pasal 91• Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di peraturan di

    bawahnya (misal PP atau PM).

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    78

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 93

    Usulan pasal 93• (1)Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk

    mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas dalam rangka meningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya serta menjamin Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    • (2)Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

    a. penetapan prioritas angkutan massal melalui pemberian prioritas di persimpangan, penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus, serta akses lebih tinggi bagi calon pengguna;

    b. penyediaan fasilitas dan pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan Pejalan Kaki;

    c. penyediaan fasilitas, pemberian kemudahan, dan pemberianprioritas keselamatan dan kenyamanan bagi penyandang cacat;

    d. pemisahan atau pemilahan pergerakan arus Lalu Lintas berdasarkan peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas, dan kinerja jaringan jalan;

    • J. Penyediaan fasilitas dan penggunaan perangkat untuk mengendalikan dampak kemacetan,

    • K. Penggunaan instrumen ekonomi dan kebijakan serta penggunaan perangkat teknologi untuk pengelolaan permintaan perjalanan;

    • L. Pemberian prioritas, pengaturan, pengendalian, dan penyediaan serta penyebarluasan informasi menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    79

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 94-96

    Usulan pasal 94• Secara prinsip masih ok...

    • Namun, sebaiknya tidak dibatasi hanya seperti ini. Sebaiknya digunakan kata ”antara lain” dibandingkan menggunakan kata ”meliputi”

    • Misal

    • Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 93 ayat (3) huruf a meliputi antaralain:

    Usulan pasal 96• Sesuai dengan saran saya di atas, maka

    keseluruhan proses MR LL (manajemen dan rekayasa lalu lintas) adalah tanggung jawab Menteri di bidang LLAJ.

    • Menteri lain akan mengerjakan sesuai bidangnya, sehingga tidak mengurusi MRLL. Bisa hasil MRLL menyatakan perlu ada [misalnya pembangunan pulau bus], maka kementerian bidang jalan akan melakukannya.

    • Hal ini akan memperbaiki komunikasi dan pembagian tugas, sehingga penanggungjawab LLAJ adalah jelas bidang LLAJ. Kemnterian lain akan mendukung sesuai tupoksinya.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    80

  • Detail Masukan untuk RUU: Pasal 97, 98

    Usulan pasal 97• Nampaknya perlu koordinasi dengan

    penanggungjawab utama bidang MRLL, yaitu kementerian yg mengurus MRLL.

    Usulan pasal 981. Penanggung jawab pelaksana

    Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas wajib berkoordinasi dan membuat analisis, evaluasi, dan laporan pelaksanaan berdasarkan data dan kinerjanya secara berkelanjutan dengan frekuensi tertentu.

    2. Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan diarsip untuk keperluan MRLL jangka panjang serta perencanaan masa datang

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    81

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 99

    a. Setiap rencana pelaksanaan kegiatan, pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan wajib dilakukan analisis dampak Lalu Lintas..

    Usulan pasal 104

    Dalam keadaan tertentumaksudnya adalah keadaanyang.......??

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    82

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 108

    • Sebaiknya diantisipasi kondisi pada jalan dengan jumlah lajur hanya satu per arah.

    • Juga antisipasi lajur khusus (misal sepeda atau sepeda motor). Saat ada lajur khusus, maka sepeda/sepeda motor tidak boleh mendahului menggunakan lajur di luar lajur khusus.

    Usulan pasal 109-110

    • Sebaiknya diantisipasi kondisi pada jalan dengan jumlah lajur hanya satu per arah.

    • Juga antisipasi lajur khusus (misal sepeda atau sepeda motor). Saat ada lajur khusus, maka sepeda/sepeda motor tidak boleh mendahului menggunakan lajur di luar lajur khusus.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    83

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 111• Prinsip prioritas perlu diatur lebih detail dengan

    pemberian pasal khusus:• Di tanjakan/turunan

    • Di simpang

    • Di bundaran,

    • Pertemuan dg jalan akses,

    • Pertemuan dg kawasan tertenu (misal tempat ibadah)

    • Pertemuan dg pihak yg lebih lemah (misal penunggang kuda)

    Usulan pasal 112-116• Sebaiknya tidak di UU, namun di PP/PM.

    • Prinsip kecepatan yang harus diatur di UU, bahwa pengguna jalan harus mengendarai sesuai batas kecepatan yang ditetapkan (baik batas bawah maupun batas atas). Batas atas dan batas bawah diatur sesuai kelas dan hirarki jalan.

    • Artinya kendaraan yang bergerak lambat dan tidak memenuhi syarat (misal sepeda motor yg bergerak lambat) tidak boleh ada di jalan arteri.

    • Cara melaksanakan pengaturan kecepatan kendaraan diatur di PP/PM.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    84

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 118

    • Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di PP/PM.

    • Prinsip yang harus diatur di UU adalah kendaraan hanya bolehberhenti di tempat yang disediakan. Di luar itu hanya biladalam kondisi darurat. Detail pelaksanaan diatur di PP/PM

    Usulan pasal 119

    • Hanya boleh di tempat ygdisediakan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    85

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 120-121• Sebaiknya diatur di PP/PM.•

    • Prinsip di UU, adalah kendaraan hanya boleh parkir di tempat yang disediakan. Di luar itu hanya bila dalam kondisi darurat.

    • Detail lainnya termasuk biaya, posisi, lama parkir, serta lokasi parkir dll diatur dalam PP/PM.

    Usulan pasal 122• Sebaiknya diatur di PP/PM.•

    • Prinsip di UU, adalah kendaraan tidak bermotor oleh dioperasikan di jalan yang sesuai peruntukannya. Jadi tidak boleh digunakan di jalan yang mensyaratkan kecepatan tinggi.

    • Detail penggunaannya diatur di PP/PM

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    86

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 123• Bukan hanya untuk pesepeda tuna rungu, namun kendaraan

    /kursi roda dll bagi penyandang cacat, harus mendapatfasilitas khusus.

    Usulan pasal 124• Sebaiknya tidak di UU, namun detail di PP/PM.

    • Yang diatur di UU adalah persyaratan pengoperasiankendaraan bermotor umum (angkutan umum) yang harussesuai dg standar. Standar tersebut harus diatur di PP/PM.

    • Kendaraan yang beroperasi harus dioperasikan di lajur/jaluryang ditujukan untuk itu. Misal angkot tidak boleh lajur di jalan arteri, Namun di jalan kolektor.

    • Yang perlu juga diatur adalah kewajiban untuk mendahulukandan melayani orang yang berkebutuhan khusus,

    • Misal anak kecil, orang tua, penyandang cacat, dll.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    87

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 125• Bukan hanya barang, namun kendaraan yang

    beroperasi untuk penumpang harus dioperasikandi lajur/jalur yang ditujukan untuk itu. Misalangkot tidak boleh lajur di jalan arteri, Namun di jalan kolektor.

    • .

    Usulan pasal 126• Prinsipnya sudah ok, namun diatur di PP/PM. Di UU

    yang diatur adalah hirarki-nya.

    • Misal,

    • Bus besar di jalan arteri primer dan arterisekunder.

    • Bus kecil di jalan arteri dan kolektor primer dan arteri dan kolektor sekunder

    • Angkot hanya boleh di kolektor sekunder ataulokal.

    • Dst...

    • Sepeda motor hanya boleh di lokal/lingkungan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    88

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 127

    • Perlu dicocokkan dengan UU, PP, dan peraturan teknis ttg jalan. Detail dipindah ke PP/PM.

    • Prinsip saja bahwa jalan hanya boleh digunakan untuk aktivitas berkendara. Penggunaan lain harus mendapat ijin dari pembina jalan.

    Usulan pasal 131 (3)

    • Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejalan Kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya. Mendapat prioritas dari pengguna jalan lainnya agar keselamatannya terjamin.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    89

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 132• (2)Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang

    ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Pejalan Kaki wajib mendapat prioritas dari pengguna jalanlainnya agar menjamin memperhatikan Keselamatan dan Kelancaran Lalu Lintas.

    • (3) Aturan ini tidak boleh ada, karena mendiskriminasi. Harusnya difasilitasi, bukan dilabeli.

    Usulan pasal 133• Prinsipnya ok, namun sebaiknya digunakan tidak saja ukuran

    volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, tetapi dilengkapidengan parameter lalu lintas lainnya, misal kecepatan, kerapatan, dll.

    • Juga perlu diperhatikan kecelakaan, jarak perjalanan dampaklingkungan, biaya transportasi, dll.

    • Sebaiknya pasal ini disesuaikan, misalnya:

    • Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaanRuang Lalu Lintas dan mengendalikan pergerakan Lalu Lintas, diselenggarakan manajemen kebutuhan Lalu Lintas berdasarkan kriteria:

    • Kinerja lalu lintas,• Jarak dan biaya perjalanan,• Aksesibilitas, konektivitas, dan daerah layanan angkutan publik,• Kinerja angkutan publik,

    • Dampak lalu lintas

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    90

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 133 (2)• Sebaiknya tidak digunakan pendekatan

    pembatasan. Namun digunakan pendekatanpengaturan, misalnya pengaturan waktu, pengaturan wilayah,

    • Pemberlakukan hirarki, penggunaan instrumenekonomi.

    • Penggunaan pendekatan pembatasan, terkesanmemaksa, sehingga secara naluriah akan dicaricara untuk melanggar.

    • Bila digunakan pendekatan lain, maka dalam jangka panjang akan diperoleh masyarakat yg lebihbisa berhitung ttg keuntungan pribadi maupunsistem.

    Usulan pasal 134-136, 138• Prinsipnya ok, namun apakah perlu di tingkat UU?

    • Baiknya di tingkat PP/PM.

    Pasal 138

    Angkutan umum diselenggarakan dalam upayamemenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau, dan sesuai standar layananangkutan umum

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    91

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 141• Perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi

    standar pelayanan minimal yang meliputi:

    • keamanan;

    • keterandalan

    • keselamatan;

    • kemudahan (convenience)

    • kenyamanan (comfort);

    • keterjangkauan;

    • kesetaraan; dan

    • keteraturan.

    • Keterhubungan (konektivitas)

    • dampak lingkungan

    Usulan pasal 143(a) memiliki rute tetap dan daerah layanan

    tertentuteratur;

    (b) terjadwal teratur, berawal, berakhir, dan menaikkan atau menurunkan penumpang di Terminal untuk angkutan antarkota dan lintasbatas negara; dan

    (c) Terjadwal teratur, berawal, berakhir, dan menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempat yang ditentukan untuk angkutanperkotaan dan perdesaan.

    (d) Tersedia dalam sautu jaringan yang salingterhubung dengan jaringan angkutan lain, baikantar moda maupun intermoda.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    92

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 144e. kesesuaian dengan klasifikasi dan hirarki jalan;

    Usulan pasal 151 (e)angkutan orang dengan pengelolaantertentu, intermoda.

    • Misalnya carsharing (contohantarjemput), dial-a-ride, ridesharing (contoh nebengers), layanan orang sakit, layanan orangtua, dll.

    • Ada berbagai jenis pengelolaan yang menjadi inovasi pegelola apartemen, pegelola kota, kawasan, dll untukmengelola permintaan transportasi. Di berbagai negara muncul berbagai inisiatifuntuk mengelola permintaan perjalanan, agar mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    93

    Usulan pasal 151 (f)• Misalnya bajaj, angkot, dll.

    • Spesifikasi ini dimaksudkan untuk mengakomodasipenggunaan ojeg di kawasan pemukiman.

    • Ada berbagai jenis moda yang tidak umum di suatu kota atauwilayah, namun menjadi sesuatu yang tidak biasa di kota/wilayah lain. Angkutan jenis ini masuk dalam indigenous transport, yaitu yg khas di suatu wilayah/budaya. Keragamandan inisiatif ini diperlukan untuk mengurangi ketergantunganpada mobil pribadi, sekaligus menghargai local wisdom

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 153

    • Angkutan orang dengan tujuankeperluan tertentu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 151 huruf b dilarang menaikkan dan/ataumenurunkan penumpang di sepanjang perjalanan untukkeperluan lain di luar pelayananangkutan orang dalam trayek di luar penumpang yang naik dan turun di asal dan tujuan perjalanandengan keperluan tersebut.

    Usulan pasal 155

    • Secara umum pasal ini dapatmencakup misalnya bajaj, angkot, dll.

    • Spesifikasi ini dimaksudkan untukmengakomodasi penggunaan ojegatau angkutan jenis lain yang kapasitas dan karakteristiknyahanya sesuai di kawasan (misalnyapemukiman.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    94

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 15x• Angkutan orang dengan tujuan keperluan

    tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 huruf b dilarang menaikkandan/atau menurunkan penumpang di sepanjang perjalanan untuk keperluanlain di luar pelayanan angkutan orang dalam trayek di luar penumpang yang naik dan turun di asal dan tujuanperjalanan dengan keperluan tersebut.

    Keterangan• Misalnya carsharing (contoh

    antarjemput), dial-a-ride, ridesharing (contoh nebengers), layanan orang sakit, layanan orangtua, dll.

    • Ada berbagai jenis pengelolaan yang menjadi inovasi pegelola apartemen, pegelola kota, kawasan, dll untukmengelola permintaan transportasi. Di berbagai negara muncul berbagai inisiatifuntuk mengelola permintaan perjalanan, agar mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    95

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 15y• Angkutan dengan kendaraan tertentu sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 151 huruf f harus dilaksanakan melalui pelayanaan angkutan di jalan dengan jenis-jenis kendaraan yang khusus (khas) yang muncul dan berkembang di wilayah/budaya tersebut sebagaibagian dari kebijaksanaan lokal (local wisdom)

    • Angkutan orang di kawasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menggunakan kendaraan untuk orang yang khusus di wilayah tersebut.

    Keterangan• Misalnya bajaj, angkot, dll.

    • Spesifikasi ini dimaksudkan untuk mengakomodasipenggunaan ojeg di kawasan pemukiman.

    • Ada berbagai jenis moda yang tidak umum di suatukota atau wilayah, namun menjadi sesuatu yang tidak biasa di kota/wilayah lain. Angkutan jenis inimasuk dalam indigenous transport, yaitu yg khas di suatu wilayah/budaya. Keragaman dan inisiatif inidiperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi, sekaligus menghargai local wisdom

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    96

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 1582)Angkutan massal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus didukung dengan:a. mobil bus yang berkapasitas angkut

    massal;b. lajur khusus;c. kendaraan berbasis jalan dengan roda

    baja (misal tram) [Pasal ini diperlukanuntuk mengakomodasi inisiatifmengaktifkan kembali jalur2 tram yang pernah ada, baik utk keperluaan umummaupun keperluan khusus (pariwisata) sebagai bagian angkutan umum masal]

    d. trayek angkutan umum lain yang tidakberimpitan dengan trayek angkutanmassal; dan

    e. angkutan pengumpan.

    Usulan pasal 161a) prasarana Jalan yang dilalui memenuhi

    ketentuan klasifikasi dan hirarki Jalan;

    Usulan pasal 162

    a) memenuhi persyaratan kapasitas, spesifikasi, keamanan, dan keselamatansesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut;

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    97

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 1582)Angkutan massal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukungdengan:

    a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;

    b. lajur khusus;

    c. kendaraan berbasis jalan dengan roda baja (misal tram) [Pasal inidiperlukan untuk mengakomodasi inisiatif mengaktifkan kembali jalur2 tram yang pernah ada, baik utk keperluaan umum maupun keperluankhusus (pariwisata) sebagai bagian angkutan umum masal]

    d. trayek angkutan umum lain yang tidak berimpitan dengan trayekangkutan massal; dan

    e. angkutan pengumpan.

    Usulan pasal 161a) prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan klasifikasi dan

    hirarki Jalan;

    Usulan pasal 162

    a) memenuhi persyaratan kapasitas, spesifikasi, keamanan, dan keselamatan sesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut;

    f) Perlu dipikirkan untuk direvisi sesuai dengan perkembangan online shooping, dimana perjalanan barang bisa dimulai dari rumah (produksirumahan) ke rumah-rumah (pembeli).

    (2) Kendaraan Bermotor Umum yang mengangkut barang berbahaya(bahan kimia dll) atau alat berat dengan dimensi yang melebihi dimensiyang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 harus mendapatpengawalan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    (3)Pengemudi dan pembantu Pengemudi Kendaraan Bermotor Umumyang mengangkut barang khusus wajib memiliki kompetensi tertentudengan sertifikasi yang sesuai dengan sifat dan bentuk barang khususyang diangkut.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    98

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 163Perlu dipikirkan untuk direvisi sesuai denganperkembangan online shooping, dimana perjalananbarang bisa dimulai dari rumah (produksi rumahan) kerumah-rumah (pembeli).

    Usulan pasal 165• Perlu revisi apakah barang atau orang?

    • Baik barang atau orang, baiknya menjadibagian dari multimoda.

    Penjelasan pasal 165

    • Yang dimaksud dengan “angkutan multimoda” adalah angkutan barang denganmenggunakan paling sedikit 2 (dua) modaangkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak yang menggunakan dokumenangkutan multimoda dari 1 (satu) tempatpenerimaan barang oleh operator angkutanmultimoda ke suatu tempat yang ditentukanuntuk penyerahan barang tersebut.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    99

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 166-167

    Memiliki bukti pembayaran (tiket, token, kartu prabayar, digital billing dll)

    Untuk mengantisipai pembayarancashless (online, dg smarcard, token, dll)

    Usulan pasal 169• (1)Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan

    Umum barang wajib mematuhi ketentuanmengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi Kendaraan, dimensi dan berat muatan, tata cara penanganan, dan Klasifikasi Dan Hirarkijalan.

    (3) Pengawasan muatan angkutan barang dilakukandengan menggunakan alat penimbangan dan pengukuran dimensi.

    (4) Alat penimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

    a. alat penimbangan dan pengukuran dimensiyang dipasang secara tetap; atau

    b. alat penimbangan dan pengukuran dimensiyang dapat dipindahkan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    100

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 1701. Alat penimbangan dan pengukuran dimensi yang

    dipasang secara tetap sebagaimana dimaksuddalam Pasal 169 ayat (4) huruf a dipasang pada lokasi tertentu.

    2. Penetapan lokasi, pengoperasian, dan penutupanalat penimbangan dan pengukuran dimensi yang dipasang secara tetap pada Jalan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.

    3. Pengoperasian dan perawatan alat penimbangandan pengukuran dimensi yang dipasang secaratetap dilakukan oleh unit pelaksana penimbanganyang ditunjuk oleh Pemerintah.

    4. Petugas alat penimbangan dan pengukurandimensi yang dipasang secara tetap wajibmendata jenis barang yang diangkut, beratangkutan, dan asal tujuan.

    Usulan pasal 171

    Penimbangan dan pengukurandimensi……

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    101

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 174

    1. Izin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 173 ayat (1) berupadokumen kontrak dan/ataukartu elektronik yang terdiri atassurat keputusan, suratpernyataan, dan kartupengawasan, baik dalam bentuktercetak atau kartuelektronik/digital.

    Usulan pasal 179

    2) . angkutan dengan tujuankeperluan tertentu; atau

    3) angkutan dengan kendaraantertentu

    5) angkutan dengan pengelolaantertentu

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    102

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 182a. batas-batas tarif kelas ekonomi; dan

    b. batas-batas tarif kelas nonekonomi

    c. Penetapan batas-batas tarif kelas ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:

    f. Ketentuan lebih lanjut mengenai batas-batas tarif penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Usulan pasal 1831. Batas-batas Tarif Penumpang untuk angkutan

    orang tidak dalam trayek dengan menggunakantaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 huruf a ditetapkan oleh Perusahaan AngkutanUmum atas persetujuan Pemerintah sesuaidengan kewenangan masing-masingberdasarkan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

    2. Tarif Penumpang untuk angkutan orang tidakdalam trayek dengan tujuan keperluan tertentu, pariwisata, dan di kawasan tertentu, denganjenis pelayanan tertentu, dengan kendaraantertentu, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 huruf b, huruf c, dan huruf d ditetapkanberdasarkan kesepakatan antara Pengguna Jasadan Perusahaan Angkutan Umum.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    103

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 185

    Angkutan penumpang umumdengan tarif kelas ekonomi pada trayek, pengguna, layanan, ataukawasan tertentu dapat diberisubsidi oleh Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah.

    • [Contoh pengguna tertentu adalah anak sekolah, pensiunan, penduduk miskin, dll.

    Contoh layanan tertentu adalah angkutan pariwisata, dll

    Contoh kawasan tertentu adalah angkutan di kawasankampus, dll]

    Usulan pasal 187

    Perusahaan Angkutan Umum wajib mengembalikan biaya angkutan dan/atau memberikan layanan pengganti dengan kualitas yang sama seperti yang telah dibayar oleh Penumpang dan/atau pengirim barang jika terjadi pembatalan pemberangkatan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    104

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 190

    Pengemudi Kendaraan BermotorUmum dapat menurunkanpenumpang dan/atau barang yang diangkut pada tempatpemberhentian terdekat jikaPenumpang dan/atau barang yang diangkut tidak mematuhi perjanjian, dapat membahayakan keamanandan atau keselamatan angkutan.

    Usulan pasal 197

    Ditambahkan

    i. Menjamin kualitas layanan yang diselenggarakan sesuai denganstandar layanan minimal

    ii. Menjamin kepastian hukum bagipengguna jasa dan perusahaanangkutan umum dalam penyediaan dan penggunaanlayanan angkutan umum

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    105

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 198

    a. menetapkan segmentasi, danklasifikasi pasar, dan cakupanlayanan ;

    f. Mendorong pemasaranpenggunaan angkutan umum dan pendidikan untuk mengembangkanbudaya menggunakan angkutanumum

    Usulan pasal 200

    2) Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kerja sama antara pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pembina jalan, dan masyarakat.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    106

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 208a. Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    bertangggung jawab membangun dan mewujudkan etika berlalulintas dan budayaKeamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    g. Pengembangan psikologi lalulintas untukmengembangkan metode pengujiankompetensi mengendarai kendaraan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, sertapengelolaan permintaan perjalanan.

    Usulan pasal 209

    Untuk menjamin keberlanjutan(kelestarian lingkungan sosial, ekonomi, dan alam) dalam setiapkegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus dilakukanpencegahan dan penanggulanganpencemaran lingkungan hidup untukmemenuhi ketentuan baku mutulingkungan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan..

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    107

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 212• Jalan harus dikembangkan menuju jalan yang

    ramah lingkungan

    • Setiap fasilitas, pelengkap dan perlengkapanjalan harus memenuhi persayaratan ramahlingkungan, serta mendukung pengurangandampak lingkungan.

    • Setiap pemilik dan/atau PengemudiKendaraan Bermotor dan Perusahaan Angkutan Umum wajib melakukan perbaikanterhadap kendaraannya jika terjadi kerusakanyang dapat mengakibatkan terjadinyapencemaran udara dan kebisingan

    Usulan pasal 213• Pemerintah wajib menjamin pembangunan,

    pengelolaan, dan perawatan JALAN yang ramahlingkungan.

    • (2) Pemerintah wajib mendukung upayapenggunaan bahan bakar ramah lingkungan, pengunaan kendaraan ramah lingkungan, sertametode pengelolaan dampak lingkungan jalan.

    • (3) Pemerintah wajib mengawasi kepatuhan Pengguna Jalan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    • e./memberikan dukungan (subsidi) untuk setiap inisiatif, usaha, dan inovasi penggunaan bahan bakar, kendaraan, teknologi, serta kebijakan ramah lingkungan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    108

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 214• 1) Perusahaan Angkutan Umum berhak

    memperoleh dukungan dalam berbagai bentuk untuk setiap inovasi, inisiatif, dan usaha penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah lingkungan

    • (2) Perusahaan Angkutan Umum berhak memperoleh kemudahan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah lingkungan.

    Usulan pasal 216

    • (1) Masyarakat berhakmendapatkan Ruang Lalu Lintas yang ramah lingkungan.

    • (2) Masyarakat berhakmendapat dukungan baikfinansial maupun material lainnya yang berguna untuksetiap usaha, inisiatif, dan inovasi penggunaan jalan yang ramah ligkungan.

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    109

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 220• Ditambahkan

    • Teknologi keselamatankendaraan yang terstandar

    • Teknologi ramah lingkungan

    • Teknologi navigasi dan deteksidini risiko kecelakaan

    Usulan pasal 226

    • Ditambahkan

    • Pengumpulan, Penyimpanan, dan analisis data kecelakaan dalam deret waktu

    • Penelitian dan pengembangan metode pencegahan kecelakaan dan pengurangan dampak kecelakaan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    110

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 227• Ditambahkan

    • Melakukan, menyimpan, dan menganalisis data kecelakaansecara berkala dan dalam deretwaktu

    Usulan pasal 23x

    • Pembina jalan dan pembina LLAJ wajib menghitung biaya kecelakaan sebagai dasar perhitungan biaya penanganan, biaya ganti rugi, biaya dampak, serta analisis biaya manfaat terkait kecelakaan jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    111

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 245• (1) Untuk mendukung Keamanan, Keselamatan,

    Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menuju transportasi kota cerdas (smart transportation) dan mobilitas cerdas (smart mobility) diselenggarakan sistem informasi dan komunikasi yang terpadu

    • (2) Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan melibatkan institusi operator transportasi maupun lembaga penelitian yang mengembangkan sistem informasi transportasi cerdas.

    Usulan pasal 247

    • 3) Pusat kendali sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dikelolaoleh Kepolisian Negara RepublikIndonesia. Pembina di bidangManajemen dan Rekayasa Lalulintas dan Angkuatan Jalan

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    112

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan pasal 248

    • l.pembayaran tarif kemacetan, biaya parkir, tarif tol, tarifangkutan umum, serta biayajalan lainnya secara non-tunai

    Usulan pasal 267

    • 1) Setiap pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diperiksa menurut acara pemeriksaan cepat dapat dikenai pengurangan kredit hak sebagai pengendara bahkan pencabutan SIM ATAU pidana denda berdasarkan penetapan pengadilan.

    [Intinya tidak mendekati hanya dari sisi denda, tetapi melalui pembelajaran (pengalaman), yaitu pengurangan hak bahkan pencabutan SIM.]

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    113

  • Detail Masukan untuk RUU

    Usulan Bab XX• Sebaiknya tidak di tingkat UU, namun di

    tingkat PP/PM. Alasannya, bentuk hukuman dapat berubah sesuai waktu, sedangkan nilai hukuman juga berubah sesuai waktu. Karena nilai berubah, maka dampak menjadi berubah.

    • Agar lebih mudah disesuaikan bentuk hukuman dan besarannya, mkaa sebaiknya tidak diatur di UU.

    • Perubahan UU lebih sulit, sehingga lebih mudah mengubah di level PP/PM.

    Usulan pasal 267

    • 1) Setiap pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diperiksa menurut acara pemeriksaan cepat dapat dikenai pengurangan kredit hak sebagai pengendara bahkan pencabutan SIM ATAU pidana denda berdasarkan penetapan pengadilan.

    [Intinya tidak mendekati hanya dari sisi denda, tetapi melalui pembelajaran (pengalaman), yaitu pengurangan hak bahkan pencabutan SIM.]

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020

    114

  • Terima kasihSemoga bermanfaat

    Tri Basuki Joewono - UNPAR - Masukan RUU LLAJ dan RUU Jalan Februari 2020 115

    Parahyangan Catholic University