maso

4
Masokisme Kata “masochism” pertama kali dijelaskan oleh Richard von Kraft-Ebbing, seorang asal Jerman yang hidup pada masa Kraepelin dan Freud. Kraft-Ebbing menggunakan kata “masochism” untuk mengacu pada orang yang menerima gairah seksual dengan rasa sakit yang mereka terima dari lawan jenisnya. Akar dari istilah ini berasal dari Leopold von Sacher-Masoch, nama seorang novelis pada abad ke-19 yang berasal dari Australia, yang dalam novelnya menceritakan tentang karakter yang mendapat kepuasan seksual saat disiksa, dianiaya dan dilecehkan oleh wanita (Fuller, 2011). Menurut DSM-V, orang dengan masokisme memiliki kenikmatan berulang dengan dorongan dan fantasi seksual yang melibatkan tindakan dihina, dipukuli, diikat atau dibuat menderita. Dalam DSM-V juga ditambahkan dalam kriteria diagnosis gangguan ini dengan asphyxiophilia, atau disebut juga autoerotic asphyxiation, yaitu meningkatnya kepuasan seksual dengan restriksi pernafasan. Masokisme lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Orang dengan masokisme mungkin memiliki pengalaman masa kecil yang meyakinkan mereka bahwa rasa sakit merupakan syarat untuk kenikmatan seksual. Sekitar 30% dari mereka memiliki fantasi sadis (Sadock & Sadock, 2014). Kriteria Diagnosis Masokisme DSM-I Tidak dijelaskan masokisme dalam DSM-I DSM-II Masokisme hanya dijelaskan dibawah kategori deviasi seksual DSM-III Masokisme diklasifikasikan dalam saalah satu dari parafilia, dengan salah satu dari kriteria dibawah ini penting untuk mendiagnosis : 1. Sebuah metode yang lebih dipilih untuk menimbulkan gairah seksual dengan cara dipermalukan, diikat, dipukuli, atau dibuat menderita 2. Individu dengan sengaja berpartisipasi dalam

Upload: wydhy-nugraha

Post on 14-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

masokis

TRANSCRIPT

MasokismeKata masochism pertama kali dijelaskan oleh Richard von Kraft-Ebbing, seorang asal Jerman yang hidup pada masa Kraepelin dan Freud. Kraft-Ebbing menggunakan kata masochism untuk mengacu pada orang yang menerima gairah seksual dengan rasa sakit yang mereka terima dari lawan jenisnya. Akar dari istilah ini berasal dari Leopold von Sacher-Masoch, nama seorang novelis pada abad ke-19 yang berasal dari Australia, yang dalam novelnya menceritakan tentang karakter yang mendapat kepuasan seksual saat disiksa, dianiaya dan dilecehkan oleh wanita (Fuller, 2011). Menurut DSM-V, orang dengan masokisme memiliki kenikmatan berulang dengan dorongan dan fantasi seksual yang melibatkan tindakan dihina, dipukuli, diikat atau dibuat menderita. Dalam DSM-V juga ditambahkan dalam kriteria diagnosis gangguan ini dengan asphyxiophilia, atau disebut juga autoerotic asphyxiation, yaitu meningkatnya kepuasan seksual dengan restriksi pernafasan. Masokisme lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Orang dengan masokisme mungkin memiliki pengalaman masa kecil yang meyakinkan mereka bahwa rasa sakit merupakan syarat untuk kenikmatan seksual. Sekitar 30% dari mereka memiliki fantasi sadis (Sadock & Sadock, 2014).Kriteria Diagnosis Masokisme

DSM-ITidak dijelaskan masokisme dalam DSM-I

DSM-IIMasokisme hanya dijelaskan dibawah kategori deviasi seksual

DSM-IIIMasokisme diklasifikasikan dalam saalah satu dari parafilia, dengan salah satu dari kriteria dibawah ini penting untuk mendiagnosis :

1. Sebuah metode yang lebih dipilih untuk menimbulkan gairah seksual dengan cara dipermalukan, diikat, dipukuli, atau dibuat menderita

2. Individu dengan sengaja berpartisipasi dalam sebuah kegiatan yang ia secara fisik disakiti, atau hidupnya terancam, untuk menghasilkan gairah seksual

DSM-III-RKriteria diagnosis untuk masokisme direvisi sebagai berikut :

1. Selama periode minimal 6 bulan, dorongan seksual berulang yang intens dan membangkitkan fantasi seksual yang melibatkan tindakan (secara real, bukan simulasi) akan dihina, dipukuli, diikat atau dibuat menderita

2. Individu bertindak atas dorongan tersebut dan secara nyata tertekan olehnya.

DSM-IV-TR1. Selama periode minimal 6 bulan, secara berulang fantasi yang membangkitkan gairah seksual, dorongan seksual, atau prilaku yang melibatkan tindakan (secara real, bukan simulasi) akan dihina, dipukuli, diikat, atau dibuat secara menderita.2. Fantasi, dorongan seksual, atau prilaku tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan atau area penting lain dalam fungsinya.

DSM-V1. Selama periode minimal 6 bulan, secara berulang fantasi yang membangkitkan gairah seksual, dorongan seksual, atau prilaku yang melibatkan tindakan akan dihina, dipukuli, diikat, atau dibuat secara menderita.

2. Fantasi, dorongan seksual, atau prilaku tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan atau area penting lain dalam fungsinya.3. Dengan asphyxiophilia (rangsangan seksual dengan asfiksia)

ICD-10F65.5 Sadomasokisme

A. Kriteria umum untuk kelainan preferensi seksual harus terpenuhi (F65).

B. Terdapat preferensi terhadap aktivitas seksual, sebagai resipien (masokisme) atau provider (sadisme), atau keduanya, dengan melibatkan salah satu sebagai berikut:

1. Nyeri;

2. Penghinaan;

3. Perbudakan

C. Aktivitas sadomasokisme merupakan sumber stimulasi yang paling penting atau diperlukan untuk kepuasan seksual.

PPDGJ-III Preferensi terhadap aktivitas seksual yang melibatkan pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan, (individu yang lebih suka untuk menjadi resipien dari perangsangan demikian disebut masochism, sebagai pelaku sadism)

Seringkali individu mendapat rangsangan seksual dari aktivitas sadistik maupun masokistik.

Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasokistik merupakan rangsangan yang penting untuk pemuasan seks.

Harus dibedakan dari kebrutalan dalam hubungan seksual atau kemarahan yang tidak berhubungan dengan erotisme.

Tabel : Perkembangan kriteria diagnosis masokisme dalam berbagai pendapat (Krueger, 2010; Maslim, 2001).Daftar Pustaka

Sadock BJ, Sadock, BA, 2015. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 11th ed. Philadelphia, Lipincott Williams & Wilkins.Fuller, 2011. Masochist Personality Disorder : A Diagnosis Under Consideration. Jefferson Journal of Psychiatry. Available from: http://jdc.jefferson.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1122&context=jeffjpsychiatry. (Accessed: 2015, April 23)Krueger RB, 2010. The DSM Diagnostic Criteria for Sexual Masochism. Arch Sex Behav. Available from: http://www.dsm5.org/Research/Documents/Krueger_ASB%20Feb%202011.pdf. (Accessed: 2015, April 24)

Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Cetakan pertama, Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unita Atmajaya, Jakarta.