MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI

MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMISTAGNASI EKONOMI DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG TELAH MENJADI KETIDAKADILAN DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH. SEBAGIAN BESAR NSB MERUPAKAN NEGARA JAJAHAN. MASYARAKAT HIDUP PADA TINGKAT YANG RENDAH DAN TERTINGGAL. MATA PENCAHARIANNYA TERBATAS PADA SEKTOR PRODUKSI PERTANIAN, PENDAPATAN YANG RENDAH TERJURUMUS DALAM LINGKARAN SETAN KEMISKINANKETERTINGGALAN JUGA TERJADI DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MENYEBABKAN MUTU SDM DAN PRODUKSI YANG PADA UMUMNYA MASIH RENDAH.DITAMBAH LAGI MASALAH PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG SANGAT BESAR DI NSB. KESEMUANYA INI MENYEBABKAN STAGNASI EKONOMI.

PENDAHULUANPEMBANGUNAN EKONOMI DIHARAP DAPAT MENDOBROK STAGNASI EKONOMI. UNTUK ITU PERLU DILAKUKAN TRANSFORMASI EKONOMI DALAM ARTI PERUBAHAN STRUKTURAL SECARA MENDASAR DALAM TATA SUSUNAN EKONOMI MASYARAKAT.

PENGALAMAN EMPIRIS MENJUNJUKKAN BAHWA TRANSFORMASI MEMERLUKAN JANGKA WAKTU YANG CUKUP LAMA ( DUA SAMPAI TIGA GENERASI). ITUPUN DENGAN KONSISTENSI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN (2)1. PERTUMBUHAN EKONOMIYAITU TERJADI PENINGKATAN PRODUKSI BARANG DAN JASA DI BIDANG-BIDANG KEGIATAN YANG SEMAKIN LUAS. SASARANNYA IALAH PRODUK MENJADI SEMAKIN BERAGAM DAN BERKUALITAS SERTA DAPAT DIJANGKAU OLEH MASYARAKAT.2. LAPANGAN KERJA PRODUKTIFPERTUMBUHAN EKONOMI YANG TINGGI AKAN MERANGSANG KEGIATAN PRODUKSI PENINGKATAN PERMINTAAN TENAGA KERJA LAPANGAN KERJA PRODUKTIF PENDAPATAN MASYARAKAT MENINGKAT.

INDIKATOR POKOK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI (soemitro)3. LALU LINTAS PERDANGAN DAN PEMBAYARAN LUAR NEGERINERACA PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN LUAR NEGERI MENCERMINKAN KEDUDUKAN NEGARA BERSANGKUTAN. APABILA VOLUME PERDAGANGAN TINGGI NEGARA SEMAKIN TERBUKA KEGIATAN PRODUKSI MENINGKAT.4. KESTABILAN HARGAPERKEMBANGAN HARGA TERCERMIN DARI LAJU INFLASI. LAJU INFLASI DI NSB PADA UMUMNYA TINGGI. ADA 2 FAKTOR UTAMA INFLASI YAITU DEMAND PULL (TARIKAN PERMINTAAN) DAN COST PUSH (DORONGAN BIAYA).

INDIKATOR POKOK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI (soemitro)BANYAK TEORI YANG MENCOBA UNTUK MENDORONG TERJADINYA PERUBAHAN DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG DARI BERBAGAI PENDEKATAN, SEPERTI PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA, PENDEKATAN STRUKTURALISME, DAN LAIN-LAIN.

Teori pembangunan berkaitan dengan perubahan nsbMENURUT PENDEKATAN INI, PERKEMBANGAN EKONOMI SUATU MASYARAKAT BERGANTUNG KEPADA NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT. APABILA TATA SUSUNAN NILAI-NILAI BUDAYA SUATU MASYARAKAT TIDAK BISA BERUBAH (KAKU) MAKA TIDAK AKAN MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN EKONOMI.

BEBERAPA PAKAR YANG MENDUKUNG PERNYATAAN INI ADALAH:

PENDEKATAN SOSIAL BUDAYAHAGEN BERPENDAPAT BAHWA FAKTOR YANG PALING PENTING UNTUK MENGERAKKAN MASYARAKAT NSB DARI STAGNASI EKONOMI KE ARAH PROSES PEMBANGUNAN IALAH PERUBAHAN PADA TATA SOSIAL BUDAYANYA. DALAM MODEL HAGEN, KEMAJUAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI TERGANTUNG DARI PERUBAHAN PADA KOMBINASI KEHIDUPAN MASYARAKAT SEPERTI PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT. SETELAH MASYARAKAT DAPAT BERUBAH BARU PERKEMBANGAN EKONOMI DAPAT DILAKUKAN.

MODEL HAGEN AGAK SULIT UNTUK DITERIMA KARENA BERSIFAT SANGAT ABSTRAK. LAGI PUN IA MELAKUKAN PENELITIAN DAN PENGAMATAN HANYA DI BEBERAPA NEGARA AMERIKA LATIN DAN DI MYANMAR SAJA. DALAM MODELNYA TERDAPAT PEMIKIRAN BAHWA MASYARAKAT DESA SANGAT IDEALIS, TIDAK PRAGMATIS SEHINGGA TERKADANG TIDAK REALISTIS.

1. EVERETT HAGENOn the Theory of Social Change: How Economic Growth Begins, 1964MENURUT PANDANGAN BOEKE DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG (BEKAS JAJAHAN) ADA BERLAKU DUALISME EKONOMI. ADA BENTURAN ANTARA TATA SUSUNAN MASYARAKAT YANG DI DALAMNYA BERSUMBER DARI KAPITALISME BARAT DAN DI PIHAK LAIN TATA NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDUDUK ASLI.PEMAHAMAN YANG BERSUMBER DARI KAPITALISME DIBAWA OLEH PENJAJAH, SEMENTARA NILAI BUDAYA ASLI TUMBUH BERASAL DARI NEGARA ITU SENDIRI. DUALISME INI TIDAK MEMBAWA INTEGRASI ANTARA KEDUA POLA SEHINGGA MENJURUS KE PROSES DISINTEGRASI.

2. J.H. BOEKE Economie van Indonesie, 1951BAGI KALANGAN KAPITALIS, BERFIKIR SECARA EKONOMIS BAHWA KEBUTUHAN ITU TIDAK TERBATAS NAMUN SUMBER DAYA DAN DANA YANG TERBATAS MENYEBABKAN PERLUNYA PEMILIHAN ADA SKALA PRIORITAS. NAMUN DALAM MASYARAKAT TIMUR HASRAT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL BUDAYA YANG SANGAT TINGGI, SEHINGGA APA YANG DIRASAKAN SEBAGAI SUATU KEWAJIBAN, ADAT ISTIADAT, TRADISI DAN SEBAGAINYA (MISAL MENGADAKAN UPACARA PERKAWINAN, SYUKURAN) MENDORONG UNTUK MENJAGA GENGSI SOSIAL (SOCIAL PRESTIGE). KECENDRUNGAN TERSEBUT MENYEBABKAN TERJADINYA PENGELUARAN YANG SERING MELAMPAUI KEMAMPUANNYA SEHINGGA KEKURANGANNYA DITUTUP DENGAN PENJUALAN ATAU PENGGADAIAN HARTA BENDA.

2. J.H. BOEKE Economie van Indonesie, 1951BOEKE JUGA MENEKANKAN TENTANG PERBEDAAN PERILAKU ANTARA PANDANGAN KAPITALISME BARAT DENGAN MASYARAKAT TIMUR PADA KONSEP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BARANG SERTA HARGA BARANG.

JIKA TERJADI PENINGKATAN PERMINTAAN BARANG AKAN MENYEBABKAN HARGA MENINGKAT. NAMUN KONDISI INI TIDAK MENYEBABKAN MASYARAKAT TIMUR MENINGKATKAN PRODUKSI. KARENA DALAM MASYARAKAT INI PERILAKU EKONOMI TIDAK DIDASAR ATAS MOTIF MENAMBAH LABA (PROFIT MOTIVE).

YANG TERJADI JUSTRU SEBALIKNYA, KETIKA HARGA PER TON KARET ATAU KOPI NAIK, JUMLAH PRODUKSI YANG DITAWARKAN PETANI KARET DAN KOPI MENURUN KARENA PADA SAAT HARGA TINGGI, IA TIDAK PERLU BEKERJA LEBIH BANYAK UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN YANG SAMA. OLEH SEBAB ITU BOEKE MENEMUKAN KURVA SUPPLY PENAWARAN KERJA YANG PATAH (BACKWARD SLOPING CURVE OF SUPPLY) YANG LEBIH CEPAT DI MASYARAKAT TIMUR.

2. J.H. BOEKE Economie van Indonesie, 1951GEERTZ MELAKUKAN PENELITIAN LAPANGAN TENTANG MASYARAKAT PEDESAAN DI JAWA TIMUR. PADANGAN GEERTZ TENTANG KEGIATAN EKONOMI DI DESA MIRIP DENGAN PANDANGAN BOEKE. SAMA SEPERTI HAGEN DAN BOEKE, BAHWA PEREKONOMIAN ADALAH FUNGSI DALAM NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT DESA. EKONOMI TIDAK AKAN BERKEMBANG KETIKA NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT TERSEBUT TIDAK BERUBAH. INI YANG DISEBUT OLEH GEERTZ SEBAGAI INVOLUSI (YANG MERUPAKAN KEBALIKAN DENGAN EVOLUSI)3. CLIFFORD GEERTZ DAN TEORI INVOLUSIAgricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia, 1963MASYARAKAT DI DESA MEMILIKI TATA SOSIAL BUDAYA YANG SANGAT KOKOH BAHKAN BERSIFAT KAKU DAN SULIT UNTUK DILAKUKAN PERUBAHAN. KEHIDUPAN MASYARAKAT DIDASARKAN KEPADA PERTIMBANGAN KEADILAN SOSIAL DALAM ARTI BAHWA NIKMAT HARUS DINIKMATI BERSAMA DAN KEMISKINAN HARUS DITANGGUNG BERSAMA. INI YANG DISEBUT OLEH GEERTZ SEBAGAI SHARED POVERTY. AKIBATNYA TIDAK MUNGKIN TERJADI SUATU EVOLUSI KE ARAH KEMAJUAN EKONOMI DALAM ARTI MODERN.

KETIKA GEERTZ MENGADAKAN KUNJUNGAN KE DESA YANG SAMA DUA PULUH TAHUN KEMUDIAN, IA MELIHAT TERJADINYA PERKEMBANGAN KEHIDUPAN EKONOMI DI DESA TERSEBUT YANG DIBARENGI DENGAN PERUBAHAN TATA SUSUNAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT DESA. INI SEMAKIN MEYAKINKAN GEERTZ BAHWA ADA PENGARUH PERUBAHAN TATA NILAI-NILAI BUDAYA DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI.

3. CLIFFORD GEERTZ DAN TEORI INVOLUSIAgricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia, 1963MENURUT KELOMPOK INI, PEMBANGUNAN EKONOMI DITANDAI DARI SUATU PROSES PERALIHAN (TRANSISI) DARI SATU TINGKAT EKONOMI TERTENTU YANG MASIH BERCORAK SEDERHANA MENUJU KEPADA SUATU TRANSFORMASI YANG MENGANDUNG PERUBAHAN YANG MENDASAR PADA STRUKTUR EKONOMI.

SECARA UMUM DAPAT DIKATAKAN BAHWA TRANSFORMASI LAZIM DITANDAI DENGAN PERALIHAN DAN PERGESERAN DARI KEGIATAN DI SEKTOR PRIMER (PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN) MENUJU SEKTOR SEKUNDER (INDUSTRI MANUFAKTUR, KONSTRUKSI) ATAU SEKTOR TERSIER (JASA-JASAPENDEKATAN STRUKTURALISME: PEMBANGUNAN SEBAGAI TRANSISI DAN TRANSFORMASIHASIL PRODUKSI PERTANIAN SECARA ABSOLUT MEMANG BERTAMBAH, NAMUN SUMBANGAN (SHARE) NYA SEMAKIN MENURUN. KECENDERUNGAN TERSEBUT DITANDAI DENGAN MENINGKATNYA PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR DAN SEKTOR JASA.

PERUBAHAN STRUKTURAL JUGA DITANDAI DENGAN PERGESERAN DALAM KESEMPATAN KERJA. JUMLAH TENAGA KERJA DI SEKTOR PERTANIAN CENDERUNG MENURUN DARI SEGI PERSENTASE, SEMENTARA SEKTOR INDUSTRI DAN JASA SEMAKIN MENINGKAT.

BEBERAPA PAKAR YANG MENDUKUNG PENDEKATAN INI ADALAH:PENDEKATAN STRUKTURALISME: PEMBANGUNAN SEBAGAI TRANSISI DAN TRANSFORMASIMENURUT LEWIS ADA DUA SEKTOR EKONOMI YANG BERKEMBANG DALAM NSB YAITU SEKTOR TRADISIONAL DAN SEKTOR MODERN. SEKTOR TRADISIONAL MENCAKUP KEGIATAN PERTANIAN RAKYAT MAUPUN BERBAGAI MACAM KEGIATAN INFORMAL YANG BERSIFAT SELF EMPLOYED. KEGIATAN EKONOMI DI SEKTOR INI BERSIFAT UNTUK MEMPERTAHANKAN TINGKAT KONSUMSI (SUBSISTEN).

SEKTOR MODERN MENCAKUP TIDAK SAJA INDUSTRI MANUFAKTUR, MELAINKAN JUGA PERTANIAN MODERN, PERDAGANGAN, PERKEBUNAN, DAN PERTAMBAHAN, SERTA JASA. DALAM SEKTOR MODERN, KEGIATAN PRODUKSI MENGGUNAKAN KAPITAL (MODAL), TENAGA KERJA BAYARAN (UPAH), DAN DIJALANKAN OLEH ENTREPRENEUR. HASIL PRODUKSINYA DIJUAL UNTUK MENDAPATKAN LABA (PROFIT MOTIVE).

1. W. ARTHUR LEWISEconomic Development with Unlimited Supplies of Labour, 1954The Theory of Economic Growth, 1955DI SEKTOR TRADISIONAL, PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA RENDAH DIBANDING PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI SEKTOR MODERN. BAHWA MARGINAL PRODUCT (TAMBAHAN PRODUKSI AKIBAT ADANYA TAMBAHAN SATU TENAGA KERJA) CENDERUNG MENDEKATI NOL (MPL = 0) ARTINYA TERJADI FENOMENA PENGANGGURAN TIDAK KENTARA (DISGUISED UNEMPLOYMENT).

SEKTOR MODERN MEMENUHI KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJANYA DENGAN MENARIKNYA DARI SEKTOR TRADISIONAL. SEMENTARA DI SEKTOR TRADISIONAL PASOKAN TENAGA KERJA TIDAK ADA HABIS-HABISNYA KARENA PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MASIH TERJADI PENGANGGURAN TIDAK KENTARA.

BAGI SEKTOR MODERN, MENARIK TENAGA KERJA DARI SEKTOR TRADISIONAL ADALAH DENGAN MENETAPKAN UPAH SEDIKIT DIATAS UPAH SUBSISTEN (UPAH DI SEKTOR TRADISIONAL).

1. W. ARTHUR LEWISDI SEKTOR MODERN, ENTREPRENEUR AKAN MEMPEROLEH SURPLUS, YAITU SELISIH ANTARA PENERIMAAN DENGAN PENGELUARAN UNTUK UPAH. SURPLUS INI KEMUDIAN MENUMPUK MENJADI AKUMULASI MODAL. AKUMULASI MODAL MENYEBABKAN INVESTASI KEMBALI MENINGKAT, DENGAN DEMIKIAN PRODUKSI AKAN SEMAKIN MENINGKAT, PERMINTAAN TENAGA KERJA MENINGKAT. TERJADI PERPINDAHAN TENAGA KERJA DARI SEKTOR TRADISIONAL KE SEKTOR MODERN PROFIT SEMAKIN BESAR.

INI YANG KEMUDIAN MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG, DIMANA PERSENTASE JUMLAH TENAGA KERJA DI SEKTOR PERTANIAN YANG SEMAKIN MENURUN DAN JUGA PRODUKSI PERTANIAN YANG SEMAKIN MENURUN. SEMENTARA DI SEKTOR INDUSTRI DAN JASA SEMAKIN MENINGKAT.

1. W. ARTHUR LEWISPANDANGAN ROSENSTEIN RODAN BERTITIK TOLAK PADA KEADAAN STAGNASI DALAM PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA SEDANG BERKEMBANG. UNTUK MENDOBRAK STAGNASI INI PERLU SEBUAH BIG PUSH (DORONGAN YANG BESAR) SEHINGGA MATA RANTAI LINGKARAN SETAN KEMISKINAN MENJADI TERPUTUS.

MENURUT ROSENSTEIN RODAN DALAM BIG PUSH TERSEBUT ADA TIGA INDIVISIBILITIES (TIGA HAL YANG TIDAK DAPAT DIPISAH-PISAHKAN):

2. ROSENSTEIN RODANIndustrialization of Eastern and Southeastern Europe, 1943Notes on the Theory of the Big Push, 19611. PRASARANAPRASARANA MERUPAKAN SYARAT UTAMA UNTUK MERANSANG INVESTASI. APABILA PRASARANA TIDAK TERSEDIA MAKA INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN INVESTASI TIDAK ADA EKONOMI TIDAK BERKEMBANG

2. PERMINTAAN AGREGATIFPERMINTAAN AGREGATIF AKAN MENINGKAT APABILA PENDAPATAN MASYARAKAT MENINGKAT. PENDAPATAN YANG TINGGI TERCAPAI APABILA MASYARAKAT MEMILIKI PEKERJAAN YANG BAIK KARENA ADANYA INVESTASI YANG BESAR.

2. ROSENSTEIN RODAN3. TABUNGANTABUNGAN MERUPAKAN PENYEDIAAN DANA UNTUK INVESTASI. SEMAKIN TINGGI TABUNGAN, MAKA INVESTASI AKAN SEMAKIN BESAR.

KETIGA BAGIAN INI MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG TIDAK BISA DIPISAHKAN UNTUK DAPAT MEMECAHKAN MATA RANTAI KEMISKINAN.

2. ROSENSTEIN RODANNURKSE MEMILIKI GAGASAN PEMBANGUNAN BERIMBANG YANG BERPOKOK KEPADA USAHA PEMBANGUNAN SECARA FRONTAL. MAKSUDNYA ADALAH PEMBANGUNAN DILAKUKAN DENGAN INVESTASI SECARA BERSAMAAN DI BERBAGAI BIDANG KEGIATAN INDUSTRI YANG SALING MENDUKUNG DAN SESUAI DENGAN BERBAGAI RUPA KEBUTUHAN PARA KONSUMEN.

INVESTASI YANG BESAR-BESARAN INI AKAN MAMPU MENEROBOS STAGNASI EKONOMI DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN RIEL. DENGAN DEMIKIAN AKAN MAMPU MENINGKATKAN TABUNGAN DAN MENDORONG INVESTASI KEMBALI. TEORI INI SEJALAN DENGAN BIG PUSH ROSENSTEIN RODAN.

3. RAGNAR NURKSEProblems of Capital Formation in Underdeveloped Countries, 1953Equilibrium and Growth in the World Economy, 1961INTI POKOK GAGASAN HIRSCHMAN ADALAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBANGUNAN HARUS MENDORONG KETERKAITAN (LINKAGES) DI ANTARA BERBAGAI RAGAM KEGIATAN EKONOMI. SETIAP INVESTASI DI SUATU INDUSTRI TERTENTU SELALU TERKAIT DENGAN KEGIATAN INVESTASI DI KEGIATAN INDUSTRI SEBELUM ATAU SESUDAHNYA, ATAU DISEBUT DENGAN BACKWARD LINKAGE (KAITAN KE BELAKANG) DAN FORWARD LINKAGE (KAITAN KE DEPAN).

MENURUT HIRSCHMAN, INVESTASI LEBIH DIUTAMAKAN KEPADA INDUSTRI YANG MEMILIKI KETERKAITAN PALING BANYAK BAIK DARI INDUSTRI HULUNYA MAUPUN KE INDUSTRI HILIR

SELANJUTNYA HIRSCHMAN JUGA MENGATAKAN BAHWA SEBAIKNYA PROTEKSI ATAU SUBSIDI DILAKUKAN UNTUK INDUSTRI HULU YANG MASIH BARU BERDIRI ATAUPUN INDUSTRI YANG BIAYANYA TINGGI. KARENA APABILA TIDAK DAPAT BERSAING MAKAN INDUSTRI HILIRNYA AKAN SEMAKIN TIDAK DAPAT BERKEMBANG

4. ALBERT HIRSCHMANThe Strategy of Economic Development, 1958