manusia doa waktu - kemenag

1
MANUSIA Tak satu pun manusia Yang capai tingkat sempurna Hanya Tuhan sang penguasa Yang takkan pernah sirna Manusia bukanlah malaikat Yang selalu benar dalam berbuat Bukan pula makhluk yang terlaknat Yan selalu berkhianat Kehidupan terasa indah Bila kita tak salah melangkah Bila kita selalu berdo’a Pada Tuhan Yang Maha Mulia Mayrinda Eka Dianti Siswi kelas VIII.I MTsN Ngronggot Nganjuk 64395 DOA Langit tampak legam Bintang-gemintang menangis Di persimpangan malam Sementara rembulan retak Di antara rintik hujan Yang tak kunjung padam Inikah lukisan hatiku Atau lukisan dosa-dosa kelabu Entahlah Kini hanya dzikir Hanya sehelai kain putih Yang setia Temani syair malamku Tatkala dosa membelenggu Harap dan do’aku Wahai sang kinasih hati Dengarlah sayatan rinduku Masih adakah pintu tobat Atau pintu neraka terbelah Menyambut kehadiranku Kini Hanya tasbih dan syair hina Yang menyisir kelopak mata Walau menengadah di atas air mata Yang tak lagi menyamudra Ernawati Santri Pondok Pesantren Darul Falah Jeruk Macan Sawo Jetis Mojokerto TUHAN AKU RINDU Rintihan tangis memeluk sendu Dalam keremangan malam yang lalu Di atas secarik rindu Tergenggam bunga-bunga tasbihku Kudendangkan lagu-lagu doaku Kubisikkan kata-kata sayangku Untukmu.. Hanyalah untukmu Oh…Tuhanku Aku tahu aku telah jauh dari-Mu Aku pun sering melupakan-Mu Tapi kutampak layu Ketika cahaya cinta-Mu menjauh dariku Tuhan… Ampuni aku yang lari dari-Mu Ampuni aku yang pernah menghianati keagungan-Mu Kusadar hatiku semakin mati tanpa hembusan kasih-Mu Kesunyianku semakin sunyi tanpa hadir-Mu Hanya engkau tempatku mengadu hanya engkaulah yang mengerti aku Nurdiana C, Probolinggo WAKTU Aku melihat Aku mengerjakan Yang kuperbuat Dalam genggaman-Mu Telah ku baca wasi’at itu Dalam alqur’an dan Muhammad yang Kau utus Waktu Yang melilit Untuk pejam Pada diri-Mu Tak dapat berpaling Di saat lelap menyapa Bertahun-tahun menunggu Samudra-Mu yang luas Subhanallah…. Maha Suci Engkau Rumah-Mu yang agung Tanah-Mu yang subur Ilmu-Mu yang bercahaya Dalam rinduku Yang tak pernah diukur Ah. Habibi Cangkreng Lenteng Sumenep 69461 PADA BATU-BATU YANG MENGERANG DI JALANAN “Dalam dada manusia ada cinta yang indah seperti warna pelangi,” bisik batu-batu di jalanan Kalaupun musim hanyalah embun salju Yang terpandang di bawah kemarau Takdir tak harus menggelantung pada harapan Dan bentuk-bentuk perhitungan Sebab, ruang hidup yang mereka sembah Tak punya daya Tuk mengusap warna hati yang semakin kecoklatan Kemudian harus kuapakan rahasia yang mengepung langkah-langkah Dan dengus nafas? Mungkin pada batu-batu yang mengerang di jalanan Harus kulemparkan sejuta bahasa yang bergeletar demi menggenggam setitik petunjuk-Mu Fadiel N.W, Siswa X-B MA Miftahul Ulum Batang-batang Sumenep Jawa Timur DOA A’ udzubillah himinassaiton nirrozim Bissmiillah hirrohmannirrohim Ya tuhan…. Jadikan kekokohan dalam hati Ketika sangkakala ditiup Itulah waktu datangnya hari yang sulit Waktu di mana kami harus mempertanggungjawabkan Se-zarrah kebaikan dan segunung dosa Hari itu… Tidak ada lagi yang bisa kami sembunyikan Karena saat itu… Anggota tubuhlah yang akan menuturkan kesaksian Hari itu…. Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya Dialah orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati dalam kebenaran, serta nasihat-menasihati untuk menetapi kesabaran Barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya Dialah yang akan menjadi penyulut, api yang sangat panas Tuhan… Tuntunlah kami ke dalam insan golongan orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasehat - menasehati dalam kebenaran dan kesabaran Ataukah kami mukmin akan menjadi penyulut api yang sangat panas itu Sungguh Kami tak kuasa menahan jilatannya Amin…. Ismail Marzuqi Pembina MI Al – Falah Kedungrejo Banyuwangi 62 MPA 310 / Juli 2012

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANUSIA DOA WAKTU - Kemenag

MANUSIATak satu pun manusiaYang capai tingkat sempurnaHanya Tuhan sang penguasaYang takkan pernah sirnaManusia bukanlah malaikat Yang selalu benar dalam berbuatBukan pula makhluk yang terlaknat Yan selalu berkhianatKehidupan terasa indahBila kita tak salah melangkahBila kita selalu berdo’aPada Tuhan Yang Maha Mulia

Mayrinda Eka DiantiSiswi kelas VIII.I MTsN Ngronggot Nganjuk 64395

DOALangit tampak legamBintang-gemintang menangis Di persimpangan malam Sementara rembulan retakDi antara rintik hujanYang tak kunjung padam

Inikah lukisan hatikuAtau lukisan dosa-dosa kelabu

Entahlah Kini hanya dzikir Hanya sehelai kain putihYang setiaTemani syair malamkuTatkala dosa membelengguHarap dan do’aku

Wahai sang kinasih hatiDengarlah sayatan rinduku Masih adakah pintu tobat Atau pintu neraka terbelah Menyambut kehadiranku

Kini Hanya tasbih dan syair hinaYang menyisir kelopak mataWalau menengadah di atas air mata Yang tak lagi menyamudra ErnawatiSantri Pondok Pesantren Darul Falah Jeruk Macan Sawo Jetis Mojokerto

TUHAN AKU RINDURintihan tangis memeluk senduDalam keremangan malam yang laluDi atas secarik rinduTergenggam bunga-bunga tasbihkuKudendangkan lagu-lagu doaku

Kubisikkan kata-kata sayangkuUntukmu..Hanyalah untukmu Oh…TuhankuAku tahu aku telah jauh dari-MuAku pun sering melupakan-MuTapi kutampak layuKetika cahaya cinta-Mu menjauh darikuTuhan…Ampuni aku yang lari dari-MuAmpuni aku yang pernahmenghianati keagungan-MuKusadar hatiku semakin matitanpa hembusan kasih-MuKesunyianku semakin sunyi tanpa hadir-MuHanya engkau tempatku mengaduhanya engkaulah yang mengerti aku

Nurdiana C, Probolinggo

WAKTUAku melihat Aku mengerjakan Yang kuperbuat Dalam genggaman-Mu

Telah ku baca wasi’at ituDalam alqur’an dan Muhammad yang Kau utus

Waktu Yang melilit Untuk pejamPada diri-Mu

Tak dapat berpaling Di saat lelap menyapaBertahun-tahun menungguSamudra-Mu yang luas

Subhanallah…. Maha Suci EngkauRumah-Mu yang agungTanah-Mu yang suburIlmu-Mu yang bercahaya

Dalam rinduku Yang tak pernah diukur

Ah. HabibiCangkreng Lenteng Sumenep 69461

PADA BATU-BATUYANG MENGERANG DI JALANAN“Dalam dada manusia ada cinta yang indah seperti warna pelangi,” bisik batu-batu di jalanan Kalaupun musim hanyalah embun salju Yang terpandang di bawah kemarau Takdir tak harus menggelantung pada harapan Dan bentuk-bentuk perhitungan

Sebab, ruang hidup yang mereka sembah Tak punya daya Tuk mengusap warna hati yang semakin kecoklatan

Kemudian harus kuapakan rahasia yang mengepung langkah-langkah Dan dengus nafas? Mungkin pada batu-batuyang mengerang di jalanan Harus kulemparkan sejuta bahasa yang bergeletar demi menggenggam setitik petunjuk-Mu

Fadiel N.W, Siswa X-B MA Miftahul UlumBatang-batang Sumenep Jawa Timur

DOAA’udzubillah himinassaiton nirrozimBissmiillah hirrohmannirrohim

Ya tuhan….Jadikan kekokohan dalam hatiKetika sangkakala ditiupItulah waktu datangnya hari yang sulitWaktu di mana kami harus mempertanggungjawabkan Se-zarrah kebaikan dan segunung dosa

Hari itu… Tidak ada lagi yang bisa kami sembunyikanKarena saat itu…Anggota tubuhlah yang akan menuturkan kesaksian

Hari itu….Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya Dialah orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati dalam kebenaran, serta nasihat-menasihatiuntuk menetapi kesabaranBarangsiapa yang ringan timbangan kebaikannyaDialah yang akan menjadi penyulut, api yang sangat panas

Tuhan…Tuntunlah kami ke dalam insan golongan orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasehat - menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

Ataukah kami mukmin akan menjadi penyulut api yang sangat panas ituSungguhKami tak kuasa menahan jilatannyaAmin….

Ismail MarzuqiPembina MI Al – Falah Kedungrejo Banyuwangi

62 MPA 310 / Juli 2012