manusia dan agama (1) -...

17
MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: vunhan

Post on 20-Mar-2019

268 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA

DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Pertemuan III

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Agama adalah salah satu bentukkontruksi sosial.

Tuhan, ritual, nilai, hierarki keyakinan-keyakinan, dan perilaku religious merupakan cara untuk memperolehkekuatan kreatif atau menjadisubyek dari kekuatan lain yang lebihhebat dalam dunia sosial.

Page 3: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Fokus perhatian sosiologi agama adalahinteraksi antara agama dan masyarakat.

Meskipun ada juga yang menekankan padastruktur sosial, kontruksi pengalamanmanusia, dan kebudayaan.

Obyek-obyek, pengetahuan, praktik-praktik, dan institusi sosial adalah sebagai produkdari interaksi manusia dan kontruksisosial.

Page 4: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Para sosiolog mengkaji praktik-praktikkeagamaan untuk membuktikan hubunganpraktik-praktik itu dengan institusi, stuktur, ideology, kelas, dan perbedaankelompok .

Para sosiolog juga mengkaji kolektivitasreligious (kelompok-kelompok keagamaan) sebagai mikrokosmos masyarakat, di manaproses dan pola sosial dapat diamati denganjelas.

Page 5: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Sejak kelahirannya, para sosiolog sudahmenaruh perhatian pada studi agama.

Tokoh-tokoh seperti Comte, Durkheim, Marx, dan Weber, melihat agama memilikisignifikansi (marginal) dalam kehidupan ataudunia sosial.

Bahkan seiring dengan bangkitnya agama dalam beragam konteks global, semakinmenguatkan signifikansi sosiologis baik padamasyarakat berkembang maupun masyarakatyang sudah maju.

Page 6: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Auguste Comte: sosiolog harus mengikuti jejakilmu alam.

Observasi empiris terhadap masyarakat akanmemunculkan kajian rasional dan positivistikmengenai kehidupan sosial yang akanmenghasilkan prinsip-prinsip pengorganisasianbagi ilmu sosial.

Misalnya konsep teologis tentang ‘adanya Tuhan’ (divine being) yang diinterpretasikan kedalamketeraturan kosmos dan alam termasuk asal-usul suku, memberikan dasar bagi lahirnyahierarki sosial dan atuaran moral.

Page 7: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Emile Durkheim memberikan suatu analisistentang fungsi sosial agama.

Durkheim mengidentifikasi ‘prinsip totemik’dalam hubungan yang saling mempengaruhiantara keyakinan dan praktik keagamaandengan watak kesukuan.

Totem digunakan sebagai sarana untukmeneguhkan eksistensi suku dan mengikatindividu ke dalam suatu proyeksi sosialbersama (solidaritas sosial).

Page 8: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Durkheim: pembedaan ritual yang sakral dan

profan, memainkan fungsi sosial yang vital dalam

menyeimbangkan ketegangan dari setiap

masyarakat antara struktur dan counter kstruktur,

keteraturan dan chaos, serta moralitas dan

penyimpangan.

Durkheim: fungsi yang dimainkan agama: (a)

menghasilkan solidaritas sosial, dan (b) menjaga

kelangsungan masyarakat ketika dihadapkan

pada tantangan dan ancaman.

Page 9: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Durkheim: Fungsi agama yang lain:

(a) menyatukan anggota masyarakat melalui suatudeskkripsi simbolik mengenai kedudukanmereka dalam kosmis,

(b) mensakralkan kekuatan atau hubungan-hubungan yang terbangun dalam suku, dan

(c) sumber keteraturan sosial dan moral yang mengikat anggota-anggotanya.

Page 10: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Robert Bellah menekankan pada peran publik

dan peran privat agama.

Peran publik agama dicontohkan dengan

munculnya mayoritas moral dan hak orang

Kristen, di mana jemaah-jemaah religious

memberikan jawaban ‘pasti’ terhadap pertanyaan-

pertanyaan ‘ultimate’ dan mengharuskan

‘ketundukan’ terhadap sejumlah ‘nilain dan makna’.

Page 11: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Karl Marx, menganggap agama sebagai produksosial dan sebagai agen keteraaturan sosialdalam masyarakat pramodern.

Fungsi utama agama dalam menghasilkanketeraturan bukan merupakan komitmen danproyek bersama, melainkan sebagai‘pembenaran’ atas ketidakadilan dan kekerasankaum feudal.

Agama sebagai ‘candu’, membius rakyat dalamsuasana ketertindasan mereka, menjanjikan pahaladi kehidupan akhirat, atau memberikan jalan keluarmelalui ritual untuk mendapatkan kegembiraan.

Page 12: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Antonio Gramsci, menggambarkan agama sebagai sumber kultur yang dapatdimanfaatkan baik oleh kelompok revolusioneratau reformis maupun pendukung status quo.

Misalnya agama sebagai pelopor gerakan sosialdi berbagai wilayah untuk menentangkekuasaan. Gramsci menekankan agama sebagai generator perubahan sosial.

Page 13: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Max Weber: agama bukan semata-mata produk

sosial atau sekadar sebagai wujud kemampuan

manusia untuk menciptakan masyarakat.

Agama adalah sumber ide dan paraktik yang

mentransendensikan dunia sosial dengan cara yang

independen dan tidak dapat diramalkan.

Agama selain menjadi sumber perubahan dan

tantangan sosial, juga sebagai sumber

keteraturan sosial dan legitimasi status quo.

Page 14: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Weber menegaskan adanya legitimasi ideologisterhadap perilaku ekonomi.

Motif yang melatari munculnya kapitalisme di kalangankaum puritan Calvinis Protestan adalah ditemukannyasikap asketisme keduniaan yang termanifestasikandalam etika kerja.

Mereka memiliki kecenderungan memperbesaartabungan dan modal yang akan diinvestasikan kembalidalam usaha-usaha bisnis.

Ajaran teologis yang mendorong gairah kerja antaralain bahwa ‘keberhasilan ekonomi merupakan pertandakeselamatan seseorang di akhirat kelak’.

Page 15: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Talcott Parsons, memandang masyarakat

sebagai suatu sistem sosial yang dapat disamakan

dengan ekosistem. Bagian dari unsur sistem sosial

memiliki fungsi esensial organik yang memberi

kontribusi terhadap kesehatan dan vitalitas sistem

sosial dan menjamin kelangsungan hidupnya.

Page 16: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Bryan Wilson: fungsi manifest dan fungsi laten agama.

Fungsi manifest agama adalah untuk memberikanpenyelamatan, khususnya penyelamatan identitaspersonal atau jiwa. Ritual-ritual dan perilakukeagamaan merupakan cara-cara untuk memperolehkeselamatan.

Fungsi laten dari agama digambarkan oleh Wilson seperti kesuksesan seseorang dalam menghadapi sakitatau dalam mencari kemakmuran material denganhadirnya spirit ketuhanan ke dalam diri seseorang, sehingga memiliki kemampuan menghadapisegala rintangan.

Page 17: MANUSIA dan AGAMA (1) - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/.../Manusia+dan+Agama+dalam+Perpektif+Sosiologi.pdf · MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III

MANUSIA dan AGAMA ( )

Karl Mannhein dan Berger: melihat agama sebagai sarana untuk memperoleh legitimasi.

Agama memiliki kefektifan yang lebih baik daripada ilmu dalam menjustifikasi danmempertahankan keteraturan sosial.

Agama melegitimasi institusi dan keteraturansosial dengan memberinya status yang ontologis. Mandat ketuhanan bagi seorang raja atau hukum moral dalam keteraturan kosmismemberikan status yang lebih kuat dibandingaturan-aturan yang formal.