manual material handling

27
MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) 1. Material Handling Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Aktivitas material handling di industri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat/mesin atau menggunakan tenaga manusia. 2. Peralatan Material Handling Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu: Conveyor (ban berjalan), Crane (derek), dan trucks (alat angkut/kereta).

Upload: nick-crewet

Post on 26-Jan-2016

267 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

k3 ergonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Manual Material Handling

MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH)

1.      Material Handling

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya

material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material

diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya

disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali

dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah

pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi. Untuk memungkinkan

proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut

dengan Material Handling. Aktivitas material handling di industri biasanya dilakukan dengan

menggunakan alat/mesin atau menggunakan tenaga manusia.

2.      Peralatan Material Handling

Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar

peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua peralatan material

handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu: Conveyor (ban berjalan), Crane (derek),

dan trucks (alat angkut/kereta).

a.      Conveyor

Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap.

Keuntungan Conveyor :

1.      Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material dalam jumlah

besar.

2.      Kecepatan dapat disesuaikan.

3.      Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan inspeksi.

Page 2: Manual Material Handling

4.      Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator.

5.      Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja.

6.      Pengiriman/pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan beberapa

operator.

7.      Tidak memerlukan gang.

Kerugian Conveyor :

1.      Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut.

2.      Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan menghentikan aliran proses.

3.      Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan peralatan

bermesin lainnya.

Pada lingkungan industri, terdapat beberapa tipe conveyor yang biasa dipergunakan, antara

lain belt conveyor, roller conveyor, screw conveyor, chain conveyor, dan sebagainya. Gambar

berikut ini merupakan contoh conveyor.

Page 3: Manual Material Handling

   

b.      Cranes dan Hoists

Cranes (derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang digunakan untuk

memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas.

Keuntungan :

1.      Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda.

2.      Keterkaitan dengan lantai kerja/produksi sangat kecil.

3.      Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang

peralatan handling berupa cranes.

Kerugian Cranes dan Hoists :

1.      Membutuhkan investasi yang besar.

2.      Pelayanan terbatas pada area yang ada.

3.      Crane hanya bergerak pada arah garis lurus dan tidak dapat dibuat berputar/belok.

4.      Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena crane hanya digunakan

untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja.

Tipe cranes dan hoists juga banyak macamnya. Tipe cranes terdiri dari: jib crane, bridge crane,

gantry crane, tower crane, stacker crane, dan sebagainya.

Berikut ini gambar dari crane.

Page 4: Manual Material Handling

Beberapa contoh hoists ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

c.       Trucks

Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat memindahkan material dengan berbagai macam

jalur yang ada. Termasuk dalam kelompok truck antara lain, forklift trucks, fork trucks, trailer

trains, automated guided vehicles (AGV), dan sebagainya.

Keuntungan :

1.      Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat digunakan di mana-

mana selama ruangan dapat untuk dimasuki trucks.

2.      Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali memindahkan material.

3.      Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat yang berbeda.

Kerugian :

1.      Tidak mampu menangani beban yang berat.

2.      Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan.

3.      Memerlukan gang

4.      Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator

5.      Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda.

Page 6: Manual Material Handling

3.      Pemindahan Bahan Secara Manual

Pengertian  pemindahan  beban secara manual, menurut  American Material

Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai senidan ilmu yang

meliputi  penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan

(packaging), penyimpanan  (storing) dan  pengawasan(controlling) dari  material  dengan  segala

bentuknya.(Wignjosoebroto, 1996).

Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada kegiatan lifting danlowering yang melihat aspek

kekuatan vertikal. Padahal kegiatan MMH tidak terbatas pada kegiatan tersebut diatas, masih ada

kegiatan pushing dan pullingdi dalam kegiatan MMH. Kegiatan MMH yang sering dilakukan

oleh pekerja di dalam industri antara lain :

Kegiatan pengangkatan benda (LiftingTask)

Kegiatan pengantaran benda (Caryying Task)

Kegiatan mendorong benda (Pushing Task)

Kegiatan menarik benda (Pulling Task)

Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan penanganan material

bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan

sebagai berikut :

·        Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban pada ruang

terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan.

·        Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.

·        Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.

Pemindahan bahan  secara manual jika tidak  dilakukan  secara ergonomis  akan menimbulkan  k

ecelakaan kerja, yaitu kerusakan jaringantubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang berlebi

han.Data mengenai insiden tersebut telah mencapai nilai rata- rata 18% dariseluruh kecelakaan s

elama tahun  1982-1985 menurut data statistik tentangkompensasi

para pekerja di Negara bagian New South Wales Australia. Dari data

Page 7: Manual Material Handling

kecelakaan ini 93% diantaranya diakibatkan oleh strain (rasa nyeri) yang berlebihan, sedangkan 

5% lainnya pada hernia. Dari data tentang strain 61%diantaranya berada pada bagian punggung.

Rasa nyeri yang kronis ini membutuhkan penyembuhan yang cukuplama. Disamping itu, biaya

yang dikeluarkan merupakan bagian dominan darikeseluruhan biaya kecelakaan.

Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury) adalah arah beban

yang  akan  diangkat dan  frekuensi aktivitaspemindahan.  Usaha untuk mengurangi  hal tersebut 

adalah dengan cara mengadakan pelatihan, pendidikan dan penyuluhan tentang pengaruhnegatifn

ya serta perhatian khusus pada perancangan produk yang nantinyaakan dikonsumsi masyarakat.

Masyarakat harus sadar bahwa pada usia menengah (diatas 40 tahun)merupakan usia yang berpel

uang besar untuk mendapatkan resiko ini. Beberapaparameter

yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

·        Beban yang harus diangkat.

·        Perbandingan antara berat bahan dan operator.

·        Jarak horisontal dari beban terhadap operator.

·        Ukuran beban yang diangkat ( beban yang berdimensi besar akanmempunyai jarak pusat gr

avitasi yang lebih jauh dari tubuh dan dapatmengganggu jarak pandangan ).

a.      Manual Material Handling Menurut OSHA

Akivitas manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh tubuh

secara manual dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas

menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan

kegiatan manual material handling menjadi lima yaitu :

1.      Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)

Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat

dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.

Page 8: Manual Material Handling

2.      Mendorong/Menarik (Push/Pull)

Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang

bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.

3.      Memutar (Twisting)

Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan gerakan memutar tubuh bagian

atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap. Kegiatan

memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.

4.      Membawa (Carrying)

Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan

memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.

Page 9: Manual Material Handling

5.      Menahan (Holding)

Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis)

4.      Faktor Resiko

Beberapa factor yang berpengaruh dalam pemindahan material  adalah sebagai berikut :

·        Berat bahan yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap beratbadan operator.

·        Jarak horisontal dari beban relatif terhadap operator.

·        Ukuran beban yang harus diangkat (ukuran beban yang besar) akanmemiliki pusat massa y

ang letaknya jauh dari badan operator dan juga akanmenghalangi pandangan operator.

·        Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban(mengangkat beban dar

i  permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripadamengangkat beban dari ketinggian pada perm

ukaan pinggang).

·        Beban puntir pada badan operator selama aktivitas angkat beban.

Page 10: Manual Material Handling

·        Prediksi terhadap berat bahan yang diangkat. Hal ini adalah untukmengantisipasi beban ya

ng lebih berat dari yang diperkirakan.

·        Stabilitas beban yang akan diangkat.

·        Kemudahan untuk dijangkau oleh operator.

·        Berbagai  macam  rintangan yang menghalangi atau  keterbatasan posturtubuh yang berada

pada suatu tempat kerja.

·        Frekuensi aktivitas angkat.

·        Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkat beban secara tiba-tiba).

·        Tidak terkoordinasi kelompok kerja.

·        Pengangkatan suatu beban dalam suatu periode.

5.      Beberapa Pendekatan untuk Mengurangi Resiko

Kebutuhan untuk mengangkat secara manual harus benar-benar ditelitisecara

ergonomis. Penelitian ini akan menghasilkan adanya standarisasi dalamaktivitas angkat manusia.

Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah beban,tetapi juga berisi  ketinggia

n dan jarak  operator terhadap beban dan  metodeangkat terbaik  harus diimplementasikan.

6.      Penyelesaian untuk Pemindahan Material Secara Teknis

Beberapa penyelesaian secara teknis untuk pemindahan material secara manual adalah sebagai b

erikut :

·        Letakkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi  dan turunkan dengan b

antuan gaya gravitasi.

·        Berikan peralatan yang dapat mengangkat.

Page 11: Manual Material Handling

·        Desainlah kotak tempat benda kerja yang disertai hendel yang ergonomissehingga mudah p

ada waktu mengangkat.

·        Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologiangkat benda pada k

etinggian permukaan pinggang.

·        Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggujalur dari operat

or.

·        Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga

mambahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.

·        Buatlah suatu ruang kerja yang cukup gerakan dinamis bebas operator.

·        Tempatkan semua material sedekat mungkin operator.

7.      Batasan Beban Yang Boleh Diangkat

Pendekatan terhadap batasan dari massa beban yang akan diangkut meliputi :

A.     Batasan Angkat Secara Legal (Legal Limitations)

Dalam rangka menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya suatu batasan

angkat untuk operator. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari

berbagai Negara bagian benua Australia yang digunakan untuk pabrik dan system bisnis

manufaktur lainnya. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional.

Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :

·        Pria dibawah usia 16th, maksimum angkat adalah 14 kg

·        Pria usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 18 kg

·        Pria usia lebih dari 18th, tidak ada batasan angkat

·        Wanita usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 11 kg

·        Wanita usia lebih dari 18th, maksimum angkat adalah 16 kg

Page 12: Manual Material Handling

Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang

bagi para wanita (back injuries incidence to women). Batasan angkat ini akan mengurangi

ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.

Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui Peraturan MenteriTenaga Kerja  Transmigrasi da

n Koperasi No. PER.01/Men/1978 tentangKesehatan dan Keselamatan  Kerja dalam bidang Pene

bangan danPengangkutan Kayu. Beban angkat  ditetapkan  dengan  dasar  perhitungan 5/7  kg  b

erat  badan.,  contohnya seorang  lelaki  dengan  berat  badan  70 kg  berarti  beban  yang  dapat  

diangkat sebesar 50 kg. Batasan tersebutdapat dilihat pada table berikut:

Aktivitasmengangkat Dewasa Tenaga kerja muda

Laki – laki

( kg )

Wanita

( kg )

Laki – laki

( kg )

Wanita

( kg )

Sekali - kali 40 10 15 10– 12

Terus menerus 15 –18 10 10 – 15 6 – 9

Sumber : (Suma’ mur P. K, 1998:28).

B.     Batasan Angkat Secara Biomekanika

Batasan angkat biomekanika adalah analisa biomekanika tentangrentang postur  atau  posisi

aktivitas  kerja,  ukuran  badan  dan  ukuran manusia.  Kriteria keselamatan

adalah  berdasarkan beban tekan(compression  load) pada intervertebral disc antara lumbar nomo

r lima dansacrum nomor satu (L5/S1). National Institute of Occupational Safetyand Health (NIO

SH) Amerika Serikat merekomendasikan batasan angkatsebagai berikut :

Page 13: Manual Material Handling

1.      Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan (the maximumpermissible limit) adalah ber

dasarkan gaya tekan sebesar 6500 Newtonpada L5/S1.

2.      Batasan gaya angkat normal (the action limit) adalah berdasarkan gayatekan

sebesar 3500 Newton pada L5/S1.

Batasan gaya angkat normal ditentukan melalui rumus :

AL(kg) = 40 (15/H) (1-0,004/V-75/) (0,7+7,5/D) (1-F/Fmax)

Dimana :

H          = Posisi horizontal (cm), arah titik tengah antara mata kaki padatempat

V          = Posisi vertikal (cm) pada tempat asal sebelum beban diangkat

D          = Jarak angkat vertikal (cm) antara tempat asal dan tujuan dariaktivitas angkat tersebut.

Fmax  = Frekuensi maksimum yang dapat dilaksanakan

Tabel.

Batasan Gaya Angkat Normal

Posisi tubuh

Periode angkatan

Berdiri Membungkuk

V < 75

V > 75

1 jam 18 15

8 jam 15 12

Page 14: Manual Material Handling

 Sumber : (Eko nurmianto, 1998:167).

C.     Batasan Angkat Secara Fisiologis

Batasan angkatan secara fisiologis ditetapkan denganmempertimbangkan rata-rata beban metabol

isme dan aktivitas angkatberulang (repetitive lifting)

atau dapat juga  ditentukan dari jumlahkonsumsi  oksigen.  Metode  lain  adalah

dengan cara pengukuran langsungpada tekanan yang ada di adalam perut (intra abdominal  press

ure) selama  aktivitas  angkat  dan  menghasilkan  batasan  gaya angkat terhadapbeban kerja man

ual.

D.    Batasan Angkat Secara Psiko – Fisik

Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang

berupayamendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yangberbeda-beda. Ad

a tiga kategori posisi angkat yang ditemukan yaitu :

1.      Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman (knuckle height)

2.      Dari  ketinggian  genggaman  tangan  (knuckle  height)  ke  ketinggian bahu

(shoulder height)

3.      Dari  ketinggian  bahu  (shoulder  height)  ke  maksium  jangkauan tangan vertikal   (vertic

al arm reach)

Batasan  berat  beban  yang  dapat  diangkat  berdasarkan  kategori di  atas

dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :

Tabel.

Page 15: Manual Material Handling

Berat beban yang dapat ditolelir untuk aktivitas angkat yang sering

Frekuensi angkat Berat yang boleh diangkat (kg)

Satu kali dalam 30 menit

Satu kali dalam 25 menit

Satu kali dalam 15 – 20 menit Satu

kali dalam 10 – 15 menit

Satu kali dalam 5 menit

95

85

66

50

33

Sumber : (Eko Nurmianto,1998 :179).

Tabel.

Batasan berat beban dengan metode berat beban yang dapat ditolerir untuk diangkat

Jenis

kelamin

Jarak    antara

pusatgravitasi

beban      dan

pekerja

Berat   yang

diijinkan

Jarakantara

tinggi lantai

sampai

tinggi

genggaman

tangan

Jarak antara

genggaman

tangan sampai

bahu (cm)

Jarak

antartinggi

bahu sampai

jangkauan

tangan

(cm)

Pria 380 Optimum

Maksimum

23

29

19

24

18

23

Page 16: Manual Material Handling

250 Optimum

Maksimum

26

34

19

24

18

23

180 Optimum

Maksimum

79

37

20

26

19

24

Wanita 380 Optimum

Maksimum

17

20

13

15

12

14

250 Optimum

Maksimum

20

24

13

15

12

14

180 Optimum

Maksimum

22

26

14

17

13

15

Sumber : (Eko Nurmianto,1998:149)

Pekerja yang boleh mengangkat beban maksimum adalah bebanpekerja yang sehat berusia 18 – 6

0 tahun. Diharapkan beban yangdiangkat pada batas ini

dilaksanakan dibawah pengawasan supervisoryang bertangging jawab menangani masalah   pemi

lihan   pekerja   yang

mempunyai   kondisi   fisik,   kebugara   dan pengalaman yang cukup.Pekerja yang berusia pada 

atau lebih dari 60 tahun tidak diharapkanuntuk  mengangkat  beban optimum.  Data-data yang ad

a  pada tabel diatas dikurangi 25 % untuk pekerja yang berusia dibawah 16 tahun.

8.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi MMH

Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :

Karakteristik Pekerja

Page 17: Manual Material Handling

Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan

yang dapat dilakukan. Karakteristik pekerja terdiri dari :

a.       Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin, antropometri,

dan postur tubuh.

b.   Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi penglihatan,

pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan danproprioceptive.

c.    Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan,

jangkauan, dan karakter kinematis.

d.    Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan gerak seperti

memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi

e.     Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan

resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll

f.       Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau

keterampilan dalam menangani instruksi MMH.

g.       Status kesehatan

h.       Aktivitas dalam waktu luang

Karakteritik Material

Karakteristikmaterial atau bahan, meliputi :

a.       Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen

inersia benda.

b.      Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik itu kotak,

silinder, dll.

c.       Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan satu

atau dua tangan.

Page 18: Manual Material Handling

d.      Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan, atau

letak.

e.       Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM

Karakteristik Tugas/Pekerjaan

Karakeristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan manual material handling yang akan dilakukan.

Terdiri dari :

a.       Geometri tempat kerja, termasuk didalamnya jarak pergerakan, langkah yang harus

ditempuh, dll.

b.      Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk frekuensi

pekerjaan yang dilakukan.

c.       Kompleksitas pekerjaan, termasuk didalamnya ketepatan penempatan, tujuan aktivitas

maupun komponen pendukungnya.

d.      Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau bauan, juga daya

tarik kaki.

Sikap Kerja

Penanganan manual material handling juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam

menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan meliputi pada :

a.       Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan, cara/postur

saat memindahkan.

b.      Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik, keberadaan

tenaga medis, maupun utilitas kerjasama tim.

c.       Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi, rotasi kerja

maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.

Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi,

murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan

Page 19: Manual Material Handling

bahwa aktivitasmanual material handling juga diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada

kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja

yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981) memperlihatkan sebuah statistik

yang menyatakan bahwa dua -pertiga dari kecelakaan akibat tekanan berlebihan, berkaitan

dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).

9.      Jarak Angkat

Penelitian yang dilakukan oleh Gracovetsjy untuk aktifitas

angkatmaterial, mengemukakan bahwa 65% kasus diakibatkan oleh kerusakan

akibatbeban torsi (Torsional Damage) pada sambungan apophyeseal (sambunganyang

berada diantara  vertebral), ligamen  dan annulus fibrusus  (lapisan pembungkus disk).

Kerusakan  tersebut  lambat  untuk  disembuhkan. Dia  juga menemukan bahwa  lamanya  pembe

banan  terhadap  segmen  tulang, merupakan  factor  yang dapat mempertinggi derajat kerusakan 

(EkoNurmianto,2003:164).

Batasan gaya angkat maksimum yang dijinkan (the MaximumPermissible Limit) yang direkome

ndasikan oleh NIOSH (1981) adalahberdasarkan gaya tekan

6500 Newton pada L5/S1 (Lumbar nomor 5/Sakrumnomor 1). Namun hanya 25%

pria dan 1% wanita yang diperkirakan mampumelewati batasan gaya angkat ini.

Batasan  gaya  angkat  normal  (the  Action Limit)  diberikan  oleh  NIOSH

(1981) dan berdasar gaya tekan 3500 Newtonpada L5/SI (Lumbar 5/Sakrum 1). Ada  99% pria

dan 75% wanita yang mampumengangkat beban diatas ini (Eko Nurmianto, 2003:165).

Page 20: Manual Material Handling

MAKALAH

MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH)

NAMA : NIKMATUL KAHAIRI

NIM : 201410301042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2015