manfaat pemeriksaan hematologi

27
Manfaat Pemeriksaan Hematologi Taukah anda manfaat pemeriksaan Hematologi??? = Pemeriksaan Hematologi lengkap untuk mendeteksi berbagai gangguan dalam tubuh = Darah dapat menentukan kualitas kesehatan anda. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Fungsi darah antara lain mengangkut zat-zat dan oksigen yang diperlukan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Adanya kelainan darah dapat mendeteksi gangguan atau penyakit dalam tubuh. * Apakah yang dimaksud dengan Pemeriksaan Hematologi?? Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. * Apakah tujuan dilakukannya Pemeriksaan Hematologi?? 1. Mendeteksi kelainan Hematologi (anemia, leukemia) dimana diduga ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel darah 2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk maupun fungsinya. 3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya. 4. Mendeteksi penyakit perdarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis. * Apakah Pemeriksaan hemoglobin (Hb) saja cukup untuk mendeteksi adanya kemungkinan kelainan hematologi, sistemik, infeksi dan perdarahan?? Tidak. Pemeriksaan Hb saja tidak cukup, karena pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan yang hanya dapat menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan Hb tidak bisa digunakan sebagai pemeriksaan tunggal untuk mendeteksi adanya kelainan dan tingkat kelainan yang berhubungan dengan darah dan komponennya, seperti keadaan anemia, infeksi dan lain-lain. * Apakah yang dimaksud dengan Pemeriksaan hematologi lengkap??

Upload: tyofk

Post on 08-Apr-2016

862 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Taukah anda manfaat pemeriksaan Hematologi???

= Pemeriksaan Hematologi lengkap untuk mendeteksi berbagai gangguan dalam tubuh =

Darah dapat menentukan kualitas kesehatan anda. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut

plasma. Fungsi darah antara lain mengangkut zat-zat dan oksigen yang diperlukan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Adanya kelainan

darah dapat mendeteksi gangguan atau penyakit dalam tubuh. 

* Apakah yang dimaksud dengan Pemeriksaan Hematologi??   Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah  dan komponen-komponennya.  * Apakah tujuan dilakukannya Pemeriksaan Hematologi?? 1. Mendeteksi kelainan Hematologi (anemia, leukemia) dimana diduga ada kelainan jumlah dan fungsi  dari  sel darah2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk maupun fungsinya.3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya.4. Mendeteksi penyakit perdarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis.

* Apakah Pemeriksaan hemoglobin (Hb) saja cukup untuk mendeteksi adanya kemungkinan kelainan hematologi, sistemik, infeksi dan perdarahan??Tidak. Pemeriksaan Hb saja tidak cukup, karena pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan yang hanya dapat menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan Hb tidak bisa digunakan sebagai pemeriksaan tunggal untuk mendeteksi adanya kelainan dan tingkat kelainan yang berhubungan dengan darah dan komponennya, seperti keadaan anemia, infeksi dan lain-lain.

* Apakah yang dimaksud dengan Pemeriksaan hematologi lengkap??Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan pemeriksaan yang terdiri dari darah lengkap dan hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang diagnostik penyakit.

# Leukosit- Fungsi leukosit / sel darah putih adalah melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.- Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metbolik toksik dan diagnosis keadaan leukemia.- Nilai normal : 4,80 - 10, 8 (10 kubik / ul)

# Eritrosit- Fungsi eritrosit / sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh.- Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitemia (peningkatan jumlah eritrosit, Hb atau hematokrit).- Kehilangan 30 - 40 % eritrosit dengan penurunan Hb < 6 g/dL memerlukan transfusi darah.

Page 2: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

- Nilai normal : Laki - laki      : 4,7 - 6,1 (106 / ul)                       Perempuan     : 4,2 - 5,4 (106 / ul)

# Hemoglobin- Hb merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh.- Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah, evaluasi anemia hemolitik (anemia yang disebabkan rusaknya eritrosit lebih cepat)- Nilai normal : Laki-laki     : 14 - 18 (g/dL)                       Perempuan  : 12 - 16 (g/dL)

# Hematokrit- Merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan sel trombosit dengan plasma darah.- Hematokrit merupakan pemeriksaan yang dilakukan bersama dengan pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia.- Nilai normal : Laki - laki    : 42 - 52 %                       Perempuan   : 37 - 47 %

# Nilai-nilai MCPemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.

@ Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)- Pemeriksaan untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit, mendiagnosis keadaan thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya.- Nilai normal : 27 - 31 pg

@Mean Corpuscular Volume (MCV)- Volume rata-rata sebuah eritrosit, mendiagnosis keadaan thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya.- Nilai Normal :  Laki-laki      : 80 - 94 fL                         Perempuan   : 81 - 99 fL

@Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)- Konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit- Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan anemia - Nilai normal : 33 - 37 g/dL

Beberapa keadaan anemia menunjukkan :- MCH rendah dan MCV rendah (hipokromik dan Mikrositik) disebabkan :            1. Defisiensi besi            2. Thalassemia            3. Anemia karena penyakit kronik

- MCH tinggi dan MCV tinggi (hipokromik dan Makrositik) disebabkan :            1. Anemia megaloblastik               Defisiensi asam folat atau defisiensi vitamin B12            2. Periode awal setelah perdarahan

# Trombosit- Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.- Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk mengevaluasi, diagnosis dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan pembekuan darah (Disseminated Intravascular Coagulation, DIC) dan lainnya.- Nilai normal : 150 - 450 (10 kubik / ul).

# Pemeriksaan Hitung JenisPemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosis dan dalam pemantauan perjalanan penyakit terutama penyakit infeksi dan keganasan.

Page 3: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan hitung jenis terdiri dari :

1. Neutrofil- Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh melawan infeksi.- Meningkat pada endokarditis, pneumonia (inflamasi paru-paru), leukemia granulistik, luka bakar, eklampsia (tekanan darah tinggi akibat kehamilan) dan hemolisis.- Nilai normal : 50 - 70 %

2. Limfosit- Limfosit berperan untuk memproduksi antibodi dalam melawan infeksi.- Meningkat pada hepatitis yang disebabkan infeksi, penyakit yang disebabkan virus lain dan TBC.- Nilai normal : 25 - 40 %

3. Monosit- Monosit berperan dalam sistem imun.- Meningkat pada leukemia monositik, TBC, infeksi dan peradangan kronik.- Nilai normal : 2 - 8 %

4. Eosinofil- Eosinofil berperan dalam reaksi alergi, obat serta infeksi.- Meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit, penyakit kolagen, anemia pernisiosa dan penyakit Addison.- Nilai normal : 2 - 4 %

5. Basifil- Basofil berperan dalam proses imunologi dan inflamasi.- Meningkat pada polisitemia, mielofibrosis, Myeloid metaplasia.- Nilai normal : 0 - 1,0 %

# Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)- Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen, atau infeksi, membedakan tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah dibedakan.Misal : Rheumatoid Artritis dan Artritis akibat degeneratif.- Nilai normal : 0 - 20 mm

"Pemeriksaan hematologi lengkap diperlukan agar adanya kelainan dapat diketahui sejak dini sehingga penanganan kelainan tersebut dapat dilakukan agar tidak menimb8lkan penyakit yang berat dan dapat menentukan terapi yang tepat".

http://widhytoiz.blogspot.com/2011/06/manfaat-pemeriksaan-hematologi.html

PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Hb dan Urine)

Mei 5, 2011 · Disimpan dalam Kehamilan

1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan

2.   Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa komponen darah yang lain.

Page 4: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin.

Kadar Normal Hemoglobin

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.

Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasin :

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl Anak anak : 11-13 gram/dl Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua.

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

1).       Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.

2).       Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel.

3).       Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaanPra instrumentasi :

Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:

1).       Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.

2).       Persiapan penderita.

3).       Persiapan alat yang akan dipakai.

4).       Cara pengambilan sampel.

5).       Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi

1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.

Page 5: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

    2.  Persiapan penderita

Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / ul darah.

Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.

Waktu pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.

Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

    3.   Persiapan alat

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.

    4.   Cara pengambilan sampel

Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi.

5.  Penanganan awal sampel & transportasi

Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :

Page 6: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya ( lunas ).

Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.

Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.

Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan.

Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.

Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu..

Apa artinya bila kadar hemoglobin rendah ?

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.

Apa artinya bila kadar hemoglobin tinggi ?

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor  dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.

Pemeriksaan Hemoglobin

1. Prinsip

Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengna membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.

2.   Tujuan

Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.

3.   Alat yang digunakan

a. Hemoglobinometer  ( hemometer ) Sahli yang tediri dari :

-          Gelas berwarna sebagai warna standar.

-          Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 samapai dengan 22.

-          Pengaduk

-          Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ml.

-          Pipet pasteur.

Page 7: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

-          Tissue / kain kasa / kapas.

b. Reagen

1. Larutan HCl 0,1 N.

1. Aquades

Cara Pemeriksaan

Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20ml.Hapuslah kelebihan darah

yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.

Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.

Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali

Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan

batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna yang sama dengan warna standar. Minikus dari larutan dibaca. Minikus adalah permukaan terendah dari larutan.

1. Catatan

Nilai Normal

Laki-laki  : 14 – 18 gram/dl

Wanita     : 12 – 16 gram/dl

Kesalahan yang sering terjadi :

1).   Alat / reagen kurang sempurna yaitu :

-          Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ml.

-          Warna standar sering sudah pucat.

-          Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol.

2).   Orang yang melakukan pemeriksaan :

-          Pengambilan darah kurang baik.

-          Papat gelembung penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.

-          Intensitas sinar / penerangan kurang.

-          Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara.

-          Pipet tidak dibilas dengan HCl.

-          Pengenceran tidak baik.

Page 8: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

1. Pengertian Urin

Air seni alias air kencing atau urin adalah cairan sisa yang dilepaskan oleh ginjal, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi (berkemih). Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring ginjal dan untuk menjaga kestabilan cairan tubuh.

Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Komposisi urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (jaringan penyokong).Pengambilan Sampel Air Seni

Menurut Wachyuni dari bagian Mikrobiologi RSVP Fatmawati, Jakarta Selatan, aria beberapa cara pengambilan sampel urin, yakni:

1).       Urin sewaktu

Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.

2).       Urin pagi

Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.

3).       Urin postprandial

Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 – 3 jam sehabis makan. Sampel ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4).       Urin 24 jam

Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.

5).       Urin 3 gelas dan 2 gelas pada laki-laki

Urin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan urologis. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran tentang letak radang atau lesi lain, yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam air kencing pria.Apa yang berkaitan dengan warna urin?

Kuning

Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom. Zat warna abnormal: bilirubin. Pengaruh obat-obat: santonin, riboflavin, atau pengaruh permen.Indikasi penyakit: tidak ada (normal).

Hijau

Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat). Pengaruh obat-obat: methyleneblue, evan’s blue. Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan usus kecil).

Merah

Page 9: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin. Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin. Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin, congored, atau juga zat warna makanan. Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung kencing.

Cokelat

Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin. Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin. Indikasi penyakit: hepatitis.

1. Cokelat tua atau hitam

Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan. Zat warna abnormal: darah tua, alkapton, melamin. Pengaruh obat-obat: derivat fenol, argyrol. Indikasi penyakit: sindroma nefrotika (penyakit ginjal).

2. Serupa susu

Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat. Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein yang membeku. Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa

http://dulqueeny.wordpress.com/2011/05/05/pemeriksaan-laboratorium-hb-dan-urine/

Pengelola

_dr. Andre Yuindartanto

Andre Yuindartanto

Impian Adalah Tolak Ukur karakter Kita.Lihat Profil Lengkap

Kategorio Aesthetic Skin Care o Anastesi o Bedah Saraf o Farmakologi o Forensik o Gigi dan Mulut

Page 10: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

o Gizi o Ilmu Bedah o Ilmu Penyakit Dalam o Ilmu Penyakit Mata o Investasi o Kebidanan o Kesehatan Anak o kesehatan jiwa o Kulit kelamin o Neurologi o Onkologi o Orthopaedi o Puisi o Radiologi o Refleksi o Seksiologi o THT

Tulisan Terkinio PRODUK KOSMETIK IMPOR   TERBAIK o Anti-Aging   Treatments o Anti-Aging Facts   Online o The Process of   Aging o Anti   Aging

Pengunjung Online

Anemia Pada   Anak Posted on Agustus 8, 2009 by yumizone

BAB I

PENDAHULUAN

ANEMIA didefinisikan sebagai   penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan kadar Hemoglobin sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Hb<10 g/dL), sehingga terjadi penurunan kemampuan darah untuk menyalurkan oksigen ke jaringan. Dengan demikian anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis yang diuraikan dalam anamnesa, pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan laboratorium yang menunjang. Manifestasi klinik yang timbul tergantung pada :

1. kecepatan timbulnya anemia2. umur individu3. mekanisme kompensasi tubuh

seperti : peningkatan curah jantung dan pernapasan, meningkatkan pelepasan oksigen oleh hemoglobin, mengembangkan volume plasma, redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.

Page 11: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

1. tingkat aktivitasnya2. keadaan penyakit yang mendasari3. parahnya anemia tersebut

Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian :

1. Anemia defisiensi

Anemia yang terjadi akibat kekurangan faktor-faktor pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin dan sebagainya.

1. Anemia aplastik

Anemia yang terjadi akibat terhentinya proses pembuatan sel darah  oleh sumsum tulang.

1. Anemia hemoragik

Anemia yang terjadi akibat proses perdarahan masif atau perdarahan yang menahun.

IV.  Anemia hemolitik

Anemia yang terjadi akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Bisa bersifat intrasel seperti pada penyakit talasemia, sickle cell anemia/ hemoglobinopatia, sferosis kongenital, defisiensi G6PD atau bersifat ektrasel seperti intoksikasi, malaria, inkompabilitas golongan darah, reaksi hemolitik pada transfusi darah.

Tanda dan gejala yang sering timbul  adalah  sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif  cepat atau syok, dan pucat (dilihat dari warna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva). Selain itu juga terdapat gejala lain tergantung dari penyebab anemia seperti jaundice, urin berwarna hitam, mudah berdarah dan pembesaran lien.

Untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan sel darah merah secara lengkap, pemeriksaan kadar besi, elektroforesis hemoglobin dan biopsi sumsum tulang.

Untuk penanganan anemia diadasarkan dari penyakit yang menyebabkannya seperti jika karena defisiensi besi diberikan suplemen besi, defisiensi asam folat dan vitamin B12 dapat diberikan suplemen asam folat dan vitamion B12, dapat juga dilakukan transfusi darah, splenektomi,  dan transplantasi sumsum tulang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.       Anemia Defisiensi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin dan sebagainya. Anemia defisiensi dapat diklasifikasikan menurut morfologi dan etiologi menjadi 3 golongan :

1. a. Mikrositik Hipokrom

Mikrositik berarti sel darah merah berukuran kecil, dibawah ukuran normal (MCV<80 fL). Hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal (MCHC kurang). Hal ini umumnya menggambarkan defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik atau gangguan sintesis globin seperti pada penderita talasemia. Dari semua itu defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia didunia.

Anemia Defisiensi Besi

Page 12: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

merupakan penyakit yang sering pada bayi dan anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan pada wanita hamil yang keperluan besinya lebih besar dari orang normal. Jumlah besi dalam badan orang dewasa adalah 4-5 gr sedang pada bayi 400 mg, yang terdiri dari : masa eritrosit 60 %, feritin dan hemosiderin 30 %, mioglobin 5-10 %, hemenzim 1 %, besi plasma 0,1 %. Kebutuhan besi pada bayi dan anak lebih besar dari pengelurannya karena pemakaiannya untuk proses pertumbuhan, dengan kebutuhan rata-rata 5 mg/hari tetapi bila terdapat infeksi meningkat sampai 10 mg/hari.

Besi diabsorsi dalam usus halus (duodenum dan yeyenum) proksimal. Besi yang terkandung dalam makanan ketika dalam lambung dibebaskan menjadi ion fero dengan bantuan asam lambung (HCL). Kemudian masuk ke usus halus dirubah menjadi ion fero dengan pengaruh alkali, kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai senyawa feritin dan sebagian lagi masuk keperedaran darah berikatan dengan protein (transferin) yang akan digunakan kembali untuk sintesa hemoglobin. Sebagian dari transferin yang tidak terpakai disimpan sebagai labile iron pool. Penyerapan ion fero dipermudah dengan adanya vitamin atau fruktosa, tetapi akan terhambat dengan fosfat, oksalat, susu, antasid. Berikut bagan metabolisme besi :

Adapun sumber besi dapat diperoleh dari

makanan seperti : hati, daging telur, buah, sayuran yang mengandung klorofil, terkadang untuk menghindari anemia defisiensi besi kedalam susu buatan atau tepung untuk makanan bayi ditambahkan kandungan besi namun terkadang dapat menimbulkan terjadinya hemokromatosis.

Cadangan besi dalam tubuh

Bayi normal/sehat cadangan besi cukup untuk 6 bulan

Bayi prematur cadangan besi cukup untuk 3 bulan

Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit bisa melalui urin, tinja, keringat, sel kulit yang terkelupas dan karena perdarahan (mens) sangat sedikit. Sedangkan besi yang dilepaskan pada pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang sudah mati akan masuk kembali ke dalam iron pool dan digunakan lagi untuk sintesa hemoglobin. Pengeluaran besi dari tubuh yang normal :    Bayi                            0,3 – 0,4  mg.hari

Anak 4-12 tahun          0,4 – 1 mg/hari

Laki-laki dewasa          1 – 1,5 mg/hari

Wanita dewasa 1 – 2,5 mg/hari

Wanita hamil                 2,7 mg/hari

Page 13: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Etiologi

menurut patogenesisnya :

Masukan kurang           : MEP, defisiensi diet, pertumbuhan cepat. Absorpsi kurang           : MEP, diare kronis Sintesis kurang  : transferin kurang Kebutuhan meningkat   : infeksi dan pertumbuhan cepat Pengeluaran bertambah: kehilangan darah karena infeksi parasit dan  polip

berdasarkan umur penderita penyebab dari defisiensi besi dapat dibedakan:

bayi < 1tahun : persediaan besi kurang karena BBLR, lahir kembar, ASI eklusif tanpa suplemen besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat, anemi selama kehamilan

anak 1-2 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan yang meningkat karena infeksi berulang (enteritis,BP), absorpsi kurang

anak 2-5 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan meningkat, kehilangan darah karena divertikulum meckeli.

Anak 5-remaja : perdarahan karena infeksi parasit dan polip, diet tidak adekuat. Remaja-dewasa: mentruasi berlebihan

Gejala klinis

-         Lemas, pucat dan cepat lelah

-         Sering berdebar-debar

-         Sakit kepala dan iritabel

-         Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan dasar kuku

-         Konjungtiva okuler berwarna kebiruan atau putih mutiara (pearly white)

-         Papil  lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah, meradang dan sakit.

-         Jantung dapat takikardi

-         Jika karena infeksi parasit cacing akan tampak pot belly

-         Penderita defisiensi besi berat mempunyai rambut rapuh, halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan berbentuk seperti sendok.

Laboratorium

Kadar Hb <10 g/dL, Ht menurun MCV <80, MCHC <32 % Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target SSTL sistem eritropoetik hiperaktif SI menurun, IBC meningkat

Terapi

Pengobatan kausal

Page 14: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Makanan adekuat Sulfas ferosus 3X10 mg /KgBB/hari. Diharapkan kenaikan Hb 1 g.dL setiap 1-2 minggu Transfusi darah bila kadar Hb <5 g/dL dan keadaan umum tidak baik Antelmintik jika ada infeksi parasit Antibiotik jika ada infeksi

1. b. Makrositik Normokrom (Megalobalstik)

Makrositik berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobin normal (MCV >100 fL, MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat.

1. 1. Anemia Defisiensi Asam Folat

Asam folat adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan. Berikut metabolisme asam folat :

etiologi

kekurangan masukan asam folat gangguan absorpsi kekurangan faktor intrinsik seperti pada anemia pernisiosa dan postgastrektomi infeksi parasit penyakit usus dan keganasan obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat seperti metotrexat

gejala klinis

pucat lekas letih dan lemas berdebar-debar pusing dan sukar tidur tampak seperti malnutrisi glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit) diare dan kehilangan nafsu makan

laboratorium

Hb menurun, MCV >96 fL Retikulosit biasanya berkurang Hipersegmentasi neutrofil Aktivitas asam folat dalam serum rendah (normal antara 2,1-2,8 mg/ml) SSTL eritropoetik megaobalstk, granulopoetik, trombopoetik

Page 15: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Terapi

Asam folat 3X5 mg/hari untuk anak Asam folat 3X2,5 mg/hari untuk bayi Atasi faktor etiologi

1. 2. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Dihasilkan dari kobalamin dalam makanan terutama makanan yang mengandung sumber hewani seperti daging dan telur. Vitamin B12 merupakan bahan esensial untuk produksi sel darah merah dan fungsi sistem saraf secara normal. Anemia jenis ini biasanya disebabkan karena kurangnya masukan, panderita alkoholik kronik, pembedahan lambung dan ileum terminale, malabsorpsi dan lain-lain. Adapun gejala dari penyakit ini berupa penurunan nafsu makan, diare, sesak napas, lemah, dan cepat lelah. Untuk pengobatannya dapat diberikan suplementasi vitamin B12.

1. c. Anemia Dimorfik

Suatu campuran anemia mikrositik hipokrom dan anemia megaloblastik. Biasanya disebabkan oleh defisiensi dari asam folat dan besi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan :

hipokrom makrositik mikrositik normokrom MCV, MCH, MCHC mungkin normal SI menurun sedikit IBC agak menurun SSTL terlihat gejala campuran dari kedua jenis anemia

Untuk terapi dapat diberikan : preparat besi dan asam folat

II.    Anemia Aplastik / Pansitopenia

Keadaan yang disebabkan berkurangnya sel-sel darah dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemapoetik dalam SSTL, sehingga penderita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.Secara  morfologis sel-sel darah merah terlihat normositik dan normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang, biopsi sumsum tulang menunjukkan keadaan yang disebut pungsi kering dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi penggantian dengan jaringan lemak. Anemia aplastik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Kongenital

Timbul perdarahan bawah kulit diikuti dengan anemia progresif dengan clinical onset 1,5-22 tahun, rerata 6-8 tahun. Salah satu contoh adalah sindrom fanconi yang bersifat constitusional aplastic anemia resesif autosom, pada 2/3 penderita disertai anomali kongenital lain seperti mikrosefali, mikroftalmi, anomali jari, kelainan ginjal, perawakan pendek, hiperpigmentasi kulit.

1. Didapat

disebabkan oleh :

radiasi sinar rontgen dan sinar radioaktif zat kimia seperti benzena, insektisida, As, Au, Pb obat seperti kloramfenikol, busulfan, metotrexate, sulfonamide, fenilbutazon. Individual seperti alergi Infeksi seperti IBC milier, hepatitis Lain-lain seperti keganasan, penyakit ginjal, penyakit endokrin Yang paling sering bersifat idiopatik

Page 16: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Pucat, lemah, anorexia, palpitasi Sesak napas karena gagal jantung Aplasi sistem hematopoetik seperti ikterus, limpa/hepar membesar, KGB membesar Anemia karena eritropoetik menurun       retikulositopenia,Hb,Ht, eritrosit menurun Perdarahan oleh karena trombopoetik menurun                         trombositopenia Rentan terhadap infeksi oleh karena granulopoetik menurun                   netropenia Bersifat berat dan serius

Gejala klinis

Laboratorium

Anemia hipokrom normositik dan makrositik Retikulosit menurun Leukopenia Trombositopenia Kromosom patah SSTL hipoplasia / aplasia yang diganti oleh jaringan lemak atau jaringan penyokong

Terapi

Prednison /kortikosteroid 2-5 mg/KgBB/hari secara oral Androgen/testosteron 1-2 mg /KgBB/ hari secara parenteral Transfusi darah bila perlu Pengobatan terhadap infeksi sekunder Makanan lunak Istirahat Transplantasi sumsum tulang pada pasien muda, antithymocyte globulin (ATG) untuk pasien tua.

III. Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit 100-120 hari). Gejala umum penyakit ini disebabkan adanya penghancuran eritrosit sehingga dapat menimbulkan gejala anemi, bilirubin meningkat bila fungsi hepar buruk dan keaktifan sumsum tulang untuk mengadakan kompensasi terhadap penghancuran tersebut (hipereaktif eritropoetik) sehingga dalam darah tepi dijumpai banyak eritrosit berinti, retikulosit meningkat, polikromasi, bahkan eritropoesis ektrameduler. Adapun gejala klinis penyakit ini berupa : menggigil, pucat, cepat lelah, sesak napas, jaundice, urin berwarna gelap, dan pembesaran limpa. Penyakit ini dapat dibagi dalam 2 golongan besar yaitu :

1. a. Gangguan Intrakorpuskular (kongenital)

Kelainan ini umumnya disebabkan oleh karena ada gangguan dalam metabolisme eritrosit sendiri. Dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. 1. Gangguan pada struktur  dinding eritrosit

Sferositosis

Umur eritrosit pendek, bentuknya kecil, bundar dan resistensi terhadap NaCl hipotonis menjadi rendah. Limpa membesar dan sering disertai ikhterus, jumlah retikulosit meningkat. Penyebab hemolisis pada penyakit ini disebabkan oleh kelainan membran eritrosit. Pada anak gejala anemia lebih menyolok dibanding dengan ikhterus. Suatu infeksi yang ringan dapat menimbulkan krisis aplastik. Utnuk pengobatan dapat dilakukan transfusi darah dalam keadaan kritis, pengangkatan limpa pada keadaan yang ringan dan anak yang agak besar (2-3 tahun), roboransia.

Ovalositosis (eliptositosis)

Page 17: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

50-90% Eritrosit berbentuk oval (lonjong), diturunkan secara dominan, hemolisis tidak seberat sferositosis, dengan splenektomi dapat mengurangi proses hemolisis.

A beta lipoproteinemia

Diduga kelainan bentuk ini disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel.

Gangguan pembentukan nukleotida

Kelainan ini dapat menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah

Defisisnsi vitamin E

1. 2. Gangguan enzim yang mengakibatkan kelainan metabolisme dalam eritrosit

Defisiensi G6PD

akibat kekurangan enzim ini maka glutation (GSSG) tidak dapat direduksi. Glutation dalam keadaan tereduksi (GSH) diduga penting untuk melindungi eritrosit dari setiap oksidasi, terutama obat-obatan. Diturunkan secara dominan melalui kromosom X. Penyakit ini lebih nyata pada laki-laki. Proses hemolitik dapat timbul akibat atau pada : obat-obatan (asetosal, sulfa, obat anti malaria), memakan kacang babi, alergi serbuk bunga, bayi baru lahir. Gejala klinis yang timbul berupa cepat lelah, pucat, sesak napas, jaundice dan pembesaran hepar. Untuk terapi  bersifat kausal.

Defisiensi glutation reduktase

Disertai trombositopenia dan leukopenia dan disertai kelainan neurologis.

Defisiensi glutation

Diturunkan secara resesif dan jarang ditemukan.

Defisiensi piruvat kinase

Pada bentuk homozigot  berat sekali sedang pada bentuk heterozigot tidak terlalu berat. Khas dari penyakit ini adanya peninggian kadar 2,3 difosfogliserat (2,3 DPG). Gejala klinis bervariasi, untuk terapi dapat dilakukan tranfusi darah.

Defisiensi triose phosphatase isomerase (TPI)

Menyerupai sferositosis tetapi tidak ada peningkatan fragilitas osmotik dan hapusan darah tepi tidak ditemnukan sferosit. Pada bentuk homozigot  bnersiaft lebih berat.

Defisiensi difosfogliserat mutase Defisiensi heksokinase Defisiensi gliseraldehide 3 fosfat dehidrogenase

Ketiga jenis terakhir diturunkan secara resesif dan diagnosis ditgakkan dengan pemeriksaan biokimia.

1. 3. Hemoglobinopatia

Hemoglobin orang dewasa normal teridi dari HbA (98%), HbA2 tidak lebih dari 2 % dan HbF tidak lebih dari 3 %. Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari hemoglobinnya (95%), kemudian pada perkembangan konsentrasi HbF akan menurun sehingga pada umur 1 tahun telah mencapai keadaan yang normal. Terdapat 2 golongan besar gangguan pembentukan Hemoglobin ini yaitu :

Page 18: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) misal HbE, HbS dan lain-lain. Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) rantai globin misal talasemia

TALASEMIA

Penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif. Di Indonesia talasemia merupakan penyakit terbanyak diantara golongan anemia hemolitik dengan penyebab intrakorpuskular. Secara molekular dibedakan atas :

Talasemia µ (gangguan pembentukan rantai µ) Talasemia b (gangguan pembentukan tantai b) Talasemia b-d (gangguan pembentuka rantai b dand yang letak gennya diduga berdekatan ) Talasemia d (gangguan pembentukan rantai d)

Secara klinis talasemia dibagi dalam 2 golongan yaitu :

Talasemia mayor (bentuk homozigot)

Memberikan gejala klinis yang jelas

Talasemia minor

Biasanya tidak memberikan gejala klinis

Gejala klinis dan laboratorium

Kelaian darah

Berupa anemia berat tipe mikrositik karena sintesis HbA menurun, penghancuran eritrosit meningkat dan defisiensi asam folat.

Kelainan organ

karena proses penyakit dan hemosiderosis karena transfusi. Berupa   hepatomegali – splenomegali, pada anak yang besar disertai gizi yang jelek dan muka fasies mongoloid. tulang medula lebar, kortek tipis sehingga mudah fraktur dan trabekula kasar, tulang tengkorak memperlihatkan diploe dan brush appereance. Gangguan pertumbuhan berupa pendek, menarche, gangguan pertumbuhan sex sekunder, perikarditis dan kardiomegali dapat menyebabkan dekomp kordis.

Darah tepi

Mikrositik hipokrom, jumlah retikulosit meningkat, pada hapusan darah tepi didapatkan anisositosis, hipokromi, poikilositositosis, sel target. Kadar besi dalam serum (SI) meninggi dan daya ikat serum besi (IBC) menjadi rendah. Hemoglobin mengandung kadar HbF yang tinggi lebih dari 30%. Di indonesia kira-kira 45% penderita talasmeia juga mempunyai HbE, penderita talasemia HbE maupun HbS secara klinis lebih ringan dari talasemia mayor. Umumnya datang ke dokter pada umur 4-6 tahun sedang talasemia mayor gejala sudah tampak pada umur 3 bulan. Penderita talasemia HbE dapat hidup hingga dewasa.

Komplikasi

Anemi berat dan lama dapat menyebabkan gagal jantung, transfusi darah berulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga ditimbun dalam berbagai organ (hepar, limpa, kulit, jantung).hemokromatosis, limpa yang besar mudah ruptur kadang disertai tanda hipersplenisme seperti leukopenia dan trombositopenia.

Pengobatan

Page 19: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Saat diagnosis (baru)

-         Atasi anemi dengan transfusi PRC bila hb <6g/dL dan dipertahankan >12 g/dL

-         Atasi komplikasi karena penyakit : gagal jantung karena anemi beri oksigen, transfusi, diuretik, digitalisasi hanya bila Hb >8 g/dL. Jika ada infeksi beri antibiotik.

-         Lengkapi antropometri

-         Lengkapi penunjang : kadar besi dan feritin, foto tulang, analisa Hb, rontgen thorak dan EKG, pemeriksaan DNA

-         Imunisasi hepatitis B

Tindak lanjut (pasien lama)

-         kontrol Hb 2- 4 minggu, darah lengkap setiap 4 minggu

-         pemberian kelasi besi (deferoxamin /DFO)

jika kadar feritin ³2000 mg/L diberikan 5 hari dalam 1 minggu, jika kadar feritin <2000 mg/L diberikan tiap kali transfusi

-         pemantauan fungsi organ : setiap 3 bulan

-         splenektomi

-         pemeriksaan IQ

-         atasi komplikasi

untuk dekomp kordis jika Hb>8 g/dL dan ada kardiomiopati beri dosteral IM, transfusi. Jika Hb < 8 g/dL oleh karena anemi dapat dilakukan transfusi, dosteral biasa.

-         Obat-obatan seperti vitamin C dan asam folat 2-5 mg/hari.

-         Hingga sekarang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan, transfusi darah diberikan bila kadar Hb telah rendah (kurang dari 6 g/dL) atau bila anak mengeluh tidak mau makan dan lemah

-         Untuk mengeluarkan besi dari jaringan tubuh diberikan iron chelating agent yaitu desferal secata intramuskular atau intavena.

-         Splenektomi dilakukan pada anak 2 tahun sebelum didapatkan tanda hipersplenisme atau hemosiderosis. Dapat pula diberikan vitamin.

1. b. Gangguan Ektrakorpuskular

Golongan dengan penyebab hemolisis ektraseluler, biasanya penyebabnya merupakan faktor yang didapat (acquired) dan dapat disebakan oleh :

1. obat-obatan, racun ular, jamur, bahan kimia (bensin, saponin, air), toksin (hemolisisn) streptokokkus, virus, malaria.

2. hipesplenisme3. anemia akibat penghancuran eritrosit karena reaksi antigen-antibodi. Seperti inkompabilitas golongan

darah, alergen atau hapten yang berasal dari luar tubuh, bisa juga karena reaksi autoimun.

Page 20: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

Pengobatan

Pemberian transfusi darah dapat menolong penderita, dapat pula diberikan prednison atau hidrokortison dengan dosis tinggi pada anemia hemolitik imun ini.

IV.  Anemia Post Hemoragik

Terjadi akibat perdarahan masif atau perdarahan menahun seperti kehilangan darah karena kecelakaan, operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, hemoroid.

1. a. Kehilangan darah mendadak 1. 1. Pengaruh yang timbul segera

kehilangan darah yang cepat akan menimbulkan reflek kardiovaskular sehingga terjadi kontraksi arteriola, penurunan aliran darah keorgan yang kurang vital (anggota gerak, ginjal dan sebagainya) dan peningkaata aliran darah keorgan vital (otak dan jantung).

Kehilangan darah 12-15% : pucat, takikardi, TD normal/menurun Kehilangan darah 15-20% : TD menurun, syok reversibel Kehilangan darah >20% : syok reversibel Terapi : transfusi darah dan plasma

1. 2. Pengaruh lambat

pergeseran cairan ektraseluler ke intraseluler sehingga terjadi hemodilusi gejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht, eritrosit menurun, eritropoetik meningkat, oligouria /

anuria, gagal jantung. Terapi dapat diberikan PRC

1. b. Kehilangan darah menahun

Berupa gejala defisiensi besi bila tidak diimbangi dengan masukan suplemn besi.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

ANEMIA didefinisikan sebagai   penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan kadar Hemoglobin sampai dibawah rent Untuk penangan anemia diadasarkan dari penyakit yang menyebabkannya ang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Hb<10 g/dL).

Dengan demikian anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis yang diuraikan dalam anamnesa, pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan laboratorium yang menunjang.

Tanda dan gejala yang sering timbul  adalah  sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif  cepat atau syok, dan pucat (dilihat dari warna kuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva).

Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian : Anemia defisiensi dibedakan menjadi :

1. Anemia defisiensi2. Anemia aplastik3. Anemia hemoragik4. Anemia hemolitik

1. mikrositik hipokrom : defisiensi besi

Page 21: Manfaat Pemeriksaan Hematologi

2. makrositik normokrom : defisiensi asam folat dsn vitamin B12

3. anemia dimorfik

Anemia hemolitik dibedakan menjadi :

1. gangguan intakorpuskuler : kelainan struktur dinding eritrosit, defisiensi enzim, hemoglobinopatia2. gangguan ektrakorpuskuler

Anemia post hemoragik bisa karena :

1. kehilangan darah mendadak2. kehilangan darah menahun

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000

2. Sylvia A.Price. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit buku 2. EGC. Jakarta. 19953. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak Volume 1 . Percetakan Info Medika. Jakarta. 20024. Richard E.Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2 edisi 15. EGC. Jakarta. 20005. Rita Nanda, MD. Departement of Hematology/Oncology. University of Chicago Medical Centre.

Chicago. Review provided by VeriMed Healthcare Network.6. Stephen Grund, MD, PhD. Chief of Hematology/Oncology and Director of The George Bray Cancer

Center at New Britain General Hospital. New Britain. Review provided by VeriMed Healthcare Network.

7. Marcia S.Brose, MD, PhD. Assistant Profesor Hematology/Oncology. The University of Pennsylvania Cancer Center. Philadelphia. Review provided by VeriMed Healthcare Network.

8. Beutler E. G6PD deficiency. Blood 1994;84:3613-36.9. S, Estwick D, Peddi R. G6PD deficiency: its role in the high prevalence of hypertension and diabetes

mellitus. Ethn Dis 2001;11:749-54..10. Mehta A, Mason PJ, Vulliamy TJ. Glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency. Baillieres Best Pract

Res Clin Haematol 2000;13:21-38..11. 1994, 1995 University of Texas – Houston Medical School, DPALM MEDIC

http://yumizone.wordpress.com/tag/jenis-macam-macam-anemia/