manfaat mengonsumsi campuran larutan...

65
MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN MADU DAN BUBUK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALITOSIS Nyoman Natalia Putri NPM: 10.8.03.81.41.1.5.062 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014

Upload: trinhkhanh

Post on 28-Aug-2018

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN

MADU DAN BUBUK KAYU MANIS TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT HALITOSIS

Nyoman Natalia Putri

NPM: 10.8.03.81.41.1.5.062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014

Page 2: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN MADU DAN

BUBUK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

HALITOSIS

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran Gigi Fakultas Kedoteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh:

Nyoman Natalia Putri.

NPM: 10.8.03.81.41.1.5.062

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I

drg. Intan Kemala Dewi, M.Biomed

NPK. 828 207 370

Pembimbing II

drg. Yanuaris Widagdo, M.Kes

NPK. 628 085 137

Page 3: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara

pembuatan skripsi dengan judul: “Manfaat Mengonsumsi Campuran Larutan

Madu Dan Bubuk Kayu Manis Terhadap Penurunan Tingkat Halitosis” yang telah

dipertanggungjawabkan oleh calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal 28

Februari 2014

Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 28 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ketua,

drg. Intan Kemala Dewi, M.Biomed

NPK. 828 207 370

Anggota : Tanda Tangan

1. drg. Yanuaris Widagdo, M.Kes 1………….

2. drg. I.G.N. Putra Dermawan, Sp.PM 2…………..

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati

Denpasar

drg. P.A Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISID

NIP. 19590512 198903 2 001

Page 4: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN MADU DAN

BUBUK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALITOSIS”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) pada Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Mengingat keterbatasan penulis maka penulis sangat menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. drg. Intan Kemala Dewi, M.Biomed, selaku pembimbing I atas segala

upaya dan bantuan beliau yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis dalam mewujudkan skripsi ini.

2. drg. Yanuaris Widagdo, M.Kes, selaku pembimbing II atas segala

bimbingan dan petunjuk yang diberikan sehingga tersusunnya skripsi ini.

3. drg. I.G.N. Putra Dermawan, Sp.PM selaku dosen penguji.

4. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

5. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar.

6. Seluruh civitas akademik Fakultas Kedokteran Gigi, staf dosen dan

karyawan yang telah memberikan bantuan kepada penulis secara langsung

maupun tidak langsung.

Page 5: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

v

7. Orang tua, kakak, adik, keluarga dan Indra Pratama Putra sekeluarga yang

selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

8. Risca, Dewi, Cynthia, Silvia, Agek, Deasy Faradila, Febrian Dwi Wardani,

Fitri, Ade, Awan, Nantha, dan teman-teman Cranter yang selalu membantu

dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak yang memerlukan.

Denpasar, 28 Februari 2014

Penulis

Page 6: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

vi

MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN MADU DAN

BUBUK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

HALITOSIS

Abstrak

Halitosis adalah suatu keadaan bau nafas yang umumnya berupa bau nafas

yang tidak sedap dan apabila dibiarkan dapat mengganggu aktivitas

penderita.Madu merupakan cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari

berbagai sumber nektar dimana madu memiliki kandungan flavonoid yang bersifat

antibakteri terhadap bakteri gram negatif.Nektar adalah suatu senyawa kompleks

yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifer” tanaman dalam bentuk larutan gula

yang bervariasi. Kayu manis dikenal luas sebagai salah satu herbal yang paling

populer serta sebagai rempah-rempah berbau khas yang megandung minyak atsiri

dimana minyak atsiri ini juga bersifat sebagai antibakteri. Campuran larutan madu

dan bubuk kayu manis adalah campuran madu, bubuk kayu manis serta air hangat

yang dilarutkan sehingga menjadi suatu larutan untuk dikonsumsi. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari mengonsumsi campuran

larutan madu dan bubuk kayu manis terhadap penurunan tingkat halitosis. metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu dengan subjek

penelitian berjumlah 30 orang yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Pegukuran tingkat halitosis dilakukan sebelum dan sesudah mengonsumsi

campuran larutan madu dan bubuk kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan

adanya perubahan tingkat halitosis yang signifikan antara sebelum dan sesudah

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis. Kesimpulannya

adalah mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis bermanfaat

dalam penurunan tingkat halitosis.

Kata Kunci: Halitosis, Campuran Larutan Madu dan Bubuk Kayu Manis

Page 7: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Persetujuan Pembimbing

Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

A. Halitosis .................................................................................... 5

1. Definisi Halitosis ............................................................... 5

2. Etiologi Halitosis ............................................................... 6

3. Mekanisme Halitosis ......................................................... 8

4. Klasifikasi Halitosis ........................................................... 10

5. Pengukuran Halitosis ......................................................... 12

6. Penatalaksanaan Halitosis ................................................. 14

B. Madu .......................................................................................... 17

1. Definisi Madu ..................................................................... 17

Page 8: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

viii

2. Penggolongan Madu ........................................................... 18

3. Kandungan Madu ............................................................... 19

4. Pemanfaatan Madu ............................................................. 20

C. Kayu Manis ............................................................................... 23

1. Definisi Kayu Manis........................................................... 23

2. Minyak Atsiri Kayu Manis ................................................. 24

BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN .................................................................................. 27

A. Kerangka Berpikir ..................................................................... 27

B. Konsep Penelitian ...................................................................... 29

C. Hipotesis Penelitian ................................................................... 30

BAB IV. METODE PENELITIAN ................................................................ 31

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 31

B. Identifikasi Penelitian ................................................................ 31

C. Definisi Operasional .................................................................. 31

D. Subjek Penelitian ....................................................................... 31

E. Alat dan Bahan ........................................................................... 32

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 33

G. Lokasi dan Waktu ...................................................................... 33

H. Jalannya Penelitian .................................................................... 33

I. Analisis Data .............................................................................. 34

BAB V. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35

A. Karakteristik Sampel .................................................................. 35

B. Analisis Data Statistik ................................................................ 36

C. Uji Normalitas ............................................................................ 36

Page 9: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

ix

D. Uji Homogenitas ........................................................................ 37

E. Uji Paired T-Test ........................................................................ 38

BAB VI. PEMBAHASAN .............................................................................. 39

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 42

A. Simpulan ................................................................................... 42

B. Saran ......................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 46

Page 10: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Pengukuran Organoleptik ................................................... 12

Tabel 2.2 Skala Pengukuran Halimeter ........................................................ 13

Tabel 2.3 Skala Pengukuran Breath Checker ................................................ 13

Tabel 2.4 Komposisi Kimia Madu per 100 gram .......................................... 18

Tabel 4.1 Skala Pengukuran Breath Checker ................................................ 32

Tabel 5.1 Tabel Karakteristik Sampel .......................................................... 35

Tabel 5.2 Hasil Analisis Deskriptif .............................................................. 36

Tabel 5.3 Uji normalitas penurunan halitosis sebelum dan sesudah

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu

manisdari Kolmogorov-smirnov test ............................................ 37

Tabel 5.4 Uji homogenitas penurunan halitosis sebelum dan sesudah

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis

dari Levene‟s test ......................................................................... 37

Tabel 5.5 Uji Paired T-Test halitosis pada kelompok sebelum dan sesudah

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis ..... 38

Page 11: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kayu Manis ................................................................................. 22

Page 12: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perjanjian Kesepakatan ............................................................... 49

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian ................................................................... 50

Lampiran 3. Hasil Uji Deskriptif .................................................................... 51

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 51

Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 51

Lampiran 6. Hasil Uji Paired T-Test ............................................................... 52

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 53

Page 13: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan rongga mulut kini telah menjadi kebutuhan yang sangat

penting bagi setiap orang. Kebutuhan akan kesehatan rongga mulut tersebut

diikuti dengan meningkatnya juga kesadaran seseorang untuk melakukan suatu

perawatan kesehatan rongga mulut mereka. Kesehatan rongga mulut tidak

hanya sebatas memiliki gigi yang sehat saja melainkan bebas dari seluruh

penyakit mulut termasuk kondisi di rongga mulut seperti halitosis yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang (Anonim 2008).

Halitosis adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk menerangkan

adanya bau atau odor yang tidak disukai sewaktu terhembus udara, tanpa

melihat apakah substansi odor berasal dari oral ataupunberasal dari non-oral

(Herawati 2003).Walaupun penyebab halitosis belum diketahui sepenuhnya,

sebagian besar penyebab yang diketahui berasal dari sisa makanan yang

tertinggal di dalam rongga mulut yang diproses oleh flora normal rongga

mulut (Ravel 2006). Terbentuknya Volatile Sulfur Compounds (VSCs) di

dalam rongga mulut merupakan salah satu penyebab timbulnya halitosis.

Volatile Sulfur Compounds (VSCs) merupakan suatu senyawa sulfur yang

mudah menguap, yang merupakan hasil produksi dari aktivitas bakteri-bakteri

anaerob di dalam mulut berupa senyawa berbau tidak sedap dan mudah

menguap sehingga menimbulkan bau yang mudah tercium oleh orang

disekitarnya (Rosenberg 1997 cit. Djaya 2000).

Page 14: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

2

Menurut Tonzetich dan Rosenberg (1992 cit. Ruslijanto 2003) halitosis

pada umumnya disebabkan faktor-faktor dalam mulut, dimana faktor bakteri

dan zat-zat yang mempunyai kemampuan memproduksi H₂S(Hydrogen

Sulfide), CH₃SH (Metal Merkaptan) memainkan peran utama.Meskipun

demikian faktor-faktor penyebab di luar mulut seperti kelainan saluran

pernapasan atas dan bawah, gangguan neurologik, saluran pencernaan, dan

pemakaian obat-obatan tertentu juga harus diantisipasi oleh para dokter gigi

jika ingin menanggulangi secara tuntas.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Amerika Serikat penyebab

utama halitosis sebagian besar atau kurang lebih 90% adalah karena faktor

fisiologis dan patologis yang melibatkan rongga mulut (Djaya 2000). Menurut

data hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 yang dilakukan

Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies gigi di Indonesia

adalah 90,05%, dimana karies gigi merupakan salah satu dari banyak faktor

yang dapat menimbulkan bau mulut (Abera 2007).

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat halitosis

yaitu dengan menyikat gigi, flossing menggunakan dental floss, mengunyah

permen karet, dan penggunaan obat kumur baik sintetis maupun herbal yang

biasanya membantu menyegarkan nafas (Ramadhan 2010).

Madu terkenal di dunia kesehatan karena banyak mengandung

khasiat.Dari penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti di Department of

Biological Sciences, University of Waikoto, Hamilton, New Zealand,

dibuktikan bahwa madu mengandung antibiotik yang aktif melawan beberapa

penyakit infeksi yang dapat disembuhkan dan dihambat dengan mengonsumsi

Page 15: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

3

madu secara teratur antara lain batuk, demam, penyakit jantung, gangguan

hati,paru-paru, penyakit yang dapat mengganggu fungsi mata, saraf, telinga

dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Sifat ini dapat mencegah

pertumbuhan bakteri tertentu dengan memproduksi enzim-hidrogen peroksida

sehingga madu dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami untuk

mempercepat penyembuhan (Rahman 2013).

Kayu manis(Cinnamomum burmannii) dikenal secara luas sebagai salah

satu herbal yang paling populer dan juga sebagai rempah-rempah. Kayu manis

memiliki sifat yang khas yaitu pedas, agak manis dan juga menghangatkan.

Komposisi dari kulit kayu manis terdapat minyak atsiri, tannin, dammar dan

lendir. Minyak atsiri adalah senyawa organik yang diperoleh dari hasil

metabolit sekunder tanaman yang komposisi kimia minyak atsiri tergantung

pada jenis tumbuhan, daerah tempat tumbuh, iklim, dan bagianyang diambil

minyaknya (Guenther 2006).

Menurut Duggal (2012)menggunakan madu yang dicampur dengan bubuk

kayu manis dan air hangat mampu mengurangi halitosis serta mengurangi

jumlah produksi bakteri sulfur penyebab halitosis.

Page 16: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul

adalah apakah mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis

bermanfaat dalam penurunan halitosis ?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat mengonsumsi larutan

madu dan bubuk kayu manis terhadap penurunan halitosis.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan keilmuan di bidang kedokteran gigi khususnya

tentang pentingnya khasiat larutan madu dan bubuk kayu manis dalam

penurunan halitosis.

2. Meringankan biaya dan memudahkan masyarakat untuk dapat

menurunkan prevalensi halitosis dengan cara alamiah.

Page 17: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Halitosis

1. Definisi Halitosis

Halitosis berasal dari bahasa Latin nafas (halitus) dan keadaan

(osis)adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan baunafas

tak sedap yang keluar dari rongga mulut (Sanz dkk. 2001). Halitosis juga

dikenal dengan beberapa nama lain, seperti mouth odor, bad breath, oral

malodor, fetor ex ore, atau fetor oris (Sondang dan Hamada 2008). Halitosis

disebabkan terutama oleh terbentuknya VSC (Volatile Sulfur Compound)

yaitu sekumpulan gas mengandung sulfur yang dilepaskan lewat udara

pernafasan. VSCyang terdiri dari H₂S (Hydrogen Sulfide), CH₃SH (Metal

Merkaptan),dan (CH₃)₂S (Dimethyl Sulfide) adalah suatu gas utama

penyebab bau dalam rongga mulut (Pintauli 2008).

Halitosis umumnya mengacu pada bau mulut yang berasal dari keadaan

metabolik secara sistemik termasuk saluran pencernaan.Halitosis dapat

berupa halitosis fisiologis maupun halitosis patologis. Halitosis fisiologis

adalah halitosis yang bersifat sementara dan terjadi bila substansi yang

menimbulkan bau tersebut secara hematologi menuju paru dan biasanya

berasal dari makanan seperti: bawang dan lobak atau dapat berasal dari

minuman seperti: teh, kopi, dan minuman beralkohol. Halitosis patologis

adalah halitosis yang terjadi dalam suatu mekanisme yang sama dengan

halitosis fisiologis dimana bahan berbau yang secara hematologis menuju

Page 18: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

6

paru (Dayan dkk. 1982, Tonzetich 1997). Penyebab utama keadaan ini

karena adanya kelainan bersifat lokal atau sistemik seperti: diabetes mellitus,

uremia, gastritis, tukak lambung, oesophagus atau hepatitis (Pintauli dan

Hamada 2008).

2. Etiologi Halitosis

Secara umum faktor penyebab halitosis dibagi menjadi atasfaktor

penyebab oral dan non oral. Faktor penyebab oral meliputi kebersihan mulut

yang buruk atau adanya penyakit periodontal sedangkan faktor non oral

meliputi penyebab medis seperti: penyakit ginjal, diabetes, infeksi paru dan

saluran pernafasan, radang sinus, bronkitis kronis, serta gangguan saluran

pencernaan. Selain faktor penyebab oral dan non oral ada juga faktor resiko

seperti: tembakau, alkohol, mulut kering, diet, makanan dan minuman, obat,

dan gigi tiruan. Halitosis dapat timbul oleh karena beberapa faktor, antara

lain (Pintauli dan Hamada 2008):

a. Oral Hygiene yang buruk

Penyebab bau mulut yang utama adalah buruknya kebersihan mulut dan

penyakit jaringan periodontal. Tindakan pembersihan gigi yang tidak

tepat akan menyebabkan sisa makanan tertinggal di sela gigi dan

mengalami dekomposisi oleh bakteri dan menimbulkan bau.

b. Penyakit periodontal dan karies

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara

halitosisdengan gingivitis atau penyakit periodontal dimana produksi

VSC dalam saliva dijumpai meningkat pada gingiva yang mengalami

inflamasi dan sebaliknya menurun bila gingivanya sehat.Karies gigi

Page 19: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

7

dapat memungkinkan tertimbunnya sisa makanan dalam hal ini

merupakan salah satu penyebab timbulnya halitosis.

c. Makanan dan minuman

Makanan berbau tajam seperti: bawang putih, telur, jengkol, dan

makanan pedas akan diubah secara kimia dan kemudian masuk ke

dalam aliran darah dan dibawa ke paru. Udara di paru dikeluarkan dan

bau mulut akan keluar sampai tubuh kita mengeluarkan makanan

tersebut dari pencernaan. Sementara itu, bakteri akan memproses sisa

makanan yang tertinggal di mulut, gigi, dan lidah.Bau mulut yang

disebabkan makanan atau minuman hanya bersifat sementara dan

mudah untuk diatasi hanya dengan tidak makan makanan tersebut.

d. Xerostomia

Saliva pada rongga mulut dapat membersihkan mulut dan

menghilangkan bakteri namun kadar saliva setiap orang berbeda. Pada

individu yang mempunyai saliva sedikit (xerostomia)akan

mengeluarkan bau mulut. Minuman beralkohol dapat menyebabkan

xerostomia yang ditandai dengan mulut kering,saliva menjadi kental,

dan sering merasa harus membasahi kerongkongan.

e. Penyakit sistemik

Orang yang mengidap diabetes yang tidak terkontrol biasanya memiliki

bau manis(acetone breath) yang hanya dapat dikenali oleh dokter gigi.

Bau mulut busuk dan amis(fishy breath) biasanya keluar dari penderita

gagal ginjal. Orang yang mempunyai masalahpada hidung misalnya

karena polip pada hidung dan sinusitis juga dapat menyebabkan

Page 20: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

8

halitosis.Secara keseluruhan persentasepenyakit sistemik yang

menyebabkan halitosis hanya 1 sampai 2%.

f. Morning bad breath

Banyak orang yang mengeluarkan bau nafas yang tidak sedap pada pagi

hari setelah bangun tidur semalaman.Hal ini sesuatu yang normal terjadi

oleh karena mulut cenderung kering dan tidak beraktivitas selama tidur.

Bau nafas ini akan hilang setelah saliva dirangsang keluar pada waktu

sarapan.

g. Volatile Sulfur Compound

Di dalam mulut terkandung lebih dari 400 juta bakteri

yangmengeluarkan gas belerang. Bakteri akan memecah protein yang

menghasilkan substansi berbau yaitu Volatile Sulfur Compound (VSC).

VSC adalah komponen penting penyebab bau mulut yang terbentuk

akibat gas berbau yang keluar dari rongga mulut seperti: hydrogen

sulfide (H₂S), metal merkaptan (CH₃SH), dan dimethyil sulfide

((CH₃)₂S)hanya sedikit berperan.

3. Mekanisme Halitosis

Mekanisme terjadinya halitosis sangat dipengaruhi oleh penyebab yang

mendasari keadaan tersebut.Pada halitosis yangdisebabkan oleh makanan

tertentu, bau nafas berasal dari makanan yang oleh darah ditransmisikan

menuju paru yang selanjutnya dikeluarkan melalui pernafasan.Secara khusus

bakteri memiliki peranan penting pada terjadinya halitosis. Bakteri dapat

berasal dari rongga mulut itu sendiri seperti: plak, bakteri yang berasal dari

Page 21: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

9

poket yang dalam, dan bakteri yang berasal dari lidah memiliki potensi yang

sangat besar menimbulkan halitosis (Mustaqimah 2003).

VSC (Volatile Sulfur Compound) merupakan unsur utamapenyebab

halitosis.VSC merupakan hasil dari aktivitas bakteri anaerobdi dalam rongga

mulut yang berupa senyawa berbau yang tidak sedap dan mudah menguap

sehingga menimbulkan bau yang mudah tercium oleh orang disekitarnya.Di

dalam aktivitasnya di rongga mulut, bakterianaerob bereaksi dengan protein,

sel darah yang telah mati, bakteri yang mati, dan sel epitel yang terkelupas

dari mukosa mulut.Seperti yang telah diketahui, di dalam mulut banyak

terdapat bakteri baik gram positif maupun gram negatif.Kebanyakan bakteri

gram positif adalah bakteri sakarolitik artinya di dalam aktivitas hidupnya

banyak memerlukan karbohidrat sedangkan kebanyakan bakteri gram

negatif adalah bakteri proteolitik dimana kelangsungan hidupnya banyak

memerlukan protein. Protein akan dipecah oleh bakteri menjadi asam amino

(Djaya 2000).

Volatile berarti uap (vaporous) dan berbuih (effervescent) yaitu dua kata

yang secara mendetail menjelaskan kemampuan VSC dalam mengganggu

aktivitas seseorang melalui bau yang dihasilkan. Suatu penelitian

menunjukkan bahwa bakteri dan asam amino mempunyai peranan penting

pada proses pembentukan VSC dimana terdapat tiga asam amino utama

menghasilkan VSC yaitu: cysteine menghasilkan H₂S (hydrogen sulfide),

methionine menghasilkan CH₃SH (methyl mercaptan), cystine menghasilkan

CH₃SCH₃(dimethyl sulfide). Asam amino tersebut akan mengalami proses

kimiawi (reduksi) yang selanjutnya akan menghasilkan VSC yang

Page 22: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

10

merupakan penyebab utama terjadinya halitosis (Rosenberg 1997, Djaya

2000).

4. Klasifikasi Halitosis

Secara umum halitosis dibedakan menjadi 3 jenis yaitu halitosis sejati

(genuine), pseudohalitosis,dan halitophobia.

a. Halitosis sejati atau halitosis sebenarnya

Halitosis tipe ini dibedakan lagi menjadi halitosis fisiologis dan

patologis.Halitosis fisiologis sering juga disebut halitosis transien atau

sementara. Bau tidak sedap yang ditimbulkannya akibat proses

pembusukan makanan pada rongga mulut terutama berasal dari bagian

posterior dorsum lidah, terbatas, dan tidak menghambat penderita untuk

beraktivitas secara normal serta tidak memerlukan terapi khusus

(Pintauli dan Hamada 2008). Pada halitosis tipe ini tidak ditemukan

adanya kondisi patologis yang menyebabkan halitosis, contohnya

adalah morning bad breath yaitu bau nafas pada waktu bangun

pagi.Keadaan ini disebabkan tidak aktifnya otot pipi dan lidah serta

berkurangnya saliva selama tidur.Bau nafas ini dapat diatasi dengan

merangsang aliran saliva dan menyingkirkan sisa makanan di dalam

mulut dengan mengunyah, menyikat gigi atau berkumur (Pintauli

2008).Halitosis fisiologis terjadi apabila substansi yang menimbulkan

bau tersebut secara hematologi menuju paru-paru dan biasanya berasal

dari makanan seperti, bawang dan lobak atau dapat juga berasal dari

minuman misalnya teh, kopi dan minuman beralkohol.Halitosis

patologis merupakan halitosis yang bersifat permanen dan tidak bisa

Page 23: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

11

hilang hanya dengan metode pembersihan yang biasa sehingga

menyebabkan penderita harus menghindar dari kehidupan

normalnya.Halitosis patologis harus dirawat dan perawatannya

bergantung pada sumber bau mulut itu sendiri.Sumber penyebab

halitosis patologis dibedakan atas intra oral dan ektra oral.Sumber

penyebab intra oral yaitu kondisi patologisnya berasal dari dalam

rongga mulut dan atau bagian posterior dorsum lidah, sedangkan

sumber penyebab halitosis patologis dari ekstra oral adalah kondisi

patologisnya berasal dari luar rongga mulut misalnya saluran

pencernaan, pernafasan, dan adanya gangguan sistemik (Pintauli dan

Hamada 2008).

b. Pseudohalitosis

Disebut juga halitosis palsu yang sebenarnya tidak terjadi tetapi

penderita merasa bahwa mulutnya berbau. Seseorang terus mengeluh

adanya bau mulut tetapi orang lain tidak merasa orang tersebut

menderita halitosis (Pintauli dan Hamada 2008). Penanganannya dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan, dukungan, pendidikan, dan

keterangan dari hasil pemeriksaan serta pengukuran kebersihan mulut

(Dharmautama dkk. 2008).

c. Halitophobia

Apabila setelah berhasil dilakukan perawatan terhadap halitosis sejati

maupun pseudohalitosis penderita masih tetap merasa mulutnya bau,

maka orang tersebut dikategorikan sebagai halitophobia (Pintauli dan

Hamada 2008).Banyak istilah yang dipergunakan untuk menyatakan

Page 24: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

12

halitophobia ini misalnya imaginary bad breath, delusional halitosis,

phsychological halitosis, dan self halitosis.Pasien selalu khawatir dan

terganggu oleh adanya halitosis sedanngkan pada pemeriksaan oleh

dokter atau dokter gigi tidak ditemukan adanya halitosis yang

mengganggu.Pasien dengan halitophobia yakin menyatakan bahwa

halitosis telah memisahkannya dengan teman-temannya, mengganggu

pekerjaannya, dan sering menerima penolakan dalam pergaulan

sosial.Pasien percaya bahwa suatu sumber bau tak sedap mungkin dari

keringat, pencernaan, dan nafas memancar keluar dari badannya serta

percaya bahwa orang disekitarnya telah merasakannya (Djaya 2000).

5. Pengukuran Halitosis

Ada banyak metode yang digunakan untuk menegakkan diagnosis

halitosis.Cara sederhana yang biasa dilakukan adalah denganmenggeruk

bagian posterior dorsum lidah menggunakan sendok plastik kemudian bau

sendok dicium dan dibandingkan dengan bau lainnya di dalam mulut. Selain

cara sederhana ada tiga metode pengukuran halitosis dengan menggunakan

alat seperti: organoleptik, gas khromatografi, dan halimeter (Pintauli dan

Hamada 2008).

a. Pengukuran organoleptik merupakan metode yang paling umum

digunakan untuk mendeteksi halitosis. Metode ini dilakukan dengan

mencium langsung bau yang terpancar dari mulut, lidah, interdental,

dan saliva dimana persepsi pemeriksa terhadap bau yang dicium

disesuaikan dengan pengukuran organoleptik yang berskala nol sampai

lima. Sebelum dilakukan pengukuran pasien maupun pemeriksa harus

Page 25: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

13

mematuhi beberapa instruksi agar diperoleh hasil yang optimal

diantaranya: tidak dibenarkan makan dan minum yang baunya

menyengat selama 48 jam sebelum pengukuran, tidak dibenarkan

menggunakan kosmetik beraroma selama 24 jam sebelum penilaian,

tidak dibenarkan mengonsumsi antibiotik selama 3 minggu sebelumnya,

tidak dibenarkan menggunakan obat kumur, penyegar nafas, dan

merokok selama 12 jam sebelum pengukuran. Pengukuran organoleptik

menggunakan skala 1 sampai 5 (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Skala pengukuran organoleptik

Kode Kriteria

0 Tidak ada bau mulut

1 Ada sedikit bau mulut sulit terdeteksi

2 Ada sedikit bau mulut yang mengganggu

3 Bau mulut yang sedang

4 Bau mulut yang kuat

5 Bau mulut yang sangat menyengat (ekstrim)

b. Pengukuran gas khromatografi portable memberikan hasil yang akurat

karena alat ini memiliki sensor gas semikonduktor yang sangat sensitive

terhadap komponen gas VSC. Gas khromatografi portable juga

dihubungkan dengan komputer sehingga pasien dapat melihat langsung

hasil pengukurannya dalam bentuk grafik. Penggunaan alat ini ada tiga

tahapan prosedur yaitu: masukkan spuit plastik ke dalam rongga mulut

dan pertahankan tetap berada diantara bibir kemudian perlahan tarik

plunger lepaskan dan tekan lagi untuk kedua kalinya sebelum spuit

dikeluarkan dari dalam mulut, apabila ujung spuit basah maka

dikeringkan dengan tisu kemudian letakkan jarum yang ada dan

Page 26: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

14

keluarkan gas tadi 0,5 cc dengan menekan plunger kembali. Hasil

pengukuran akan keluar secara otomatis.

c. Halimeter merupakan alat monitoring sulfida portable yang sederhana

dimana dapat memberikan hasil bacaan VSC seperti kemampuan

hidung manusia. Halimeter menggunakan sensor elektrokemikal dan

voltametrik yang akan menghasilkan sebuah sinyal bila terpapar dengan

VSC. Alat ini dilengkapi dengan sebuah pipa untuk menghubungkan

udara yang keluar dari mulut ke dalam alat tersebut dan memiliki

tampilan digital yang merekam konsentrasi VSC dalam satuan parts per

billion (Tabel 2.2)

Tabel 2.2 Skala pengukuran halimeter

Konsentrasi VSC Kesimpulan

>100 ppb Normal

100 – 180 ppb Halitosis ringan

<250 ppb Halitosis kronis

d. Breath checker merupakan alat monitoring portable sederhana dimana

memberikan hasi bacaan VSC dalam 4 tingkatan (Tabel 2.3)

Tabel 2.3 Skala pengukuran breath checker

Kode Kriteria

0 Error (dicoba kembali)

1 Tidak ada bau mulut

2 Ada sedikit bau mulut

3 Bau mulut yang sedang

4 Bau mulut yang kuat

6. Penatalaksanaan Halitosis

Page 27: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

15

Penatalaksanaan halitosis melalui perawatan sumber penyebab di dalam

rongga mulut dapat secara efektif memecahkan masalah nafas tak

sedap.Menurut studi yang telah dilakukan kurang lebih 90% dari nafas tak

sedap berasal dari dalam rongga mulut dan hanya 10% dari sumber selain

mulut.Banyak kondisi sistemik yang dapat menyebabkan halitosis kronis

dan kondisi ini dapat dicurigai apabila telah dilakukan deteksi nafas tak

sedap dari paru dan hidung dengan menggunakan halimeter. Hasil

pengukuran tersebut akan membantu dalam melihat atau menemkan kondisi

sistemik yang berhubungan (Djaya 2000).

Pada halitosis yang disebabkan oleh kelainan dalam mulutumumnya

terjadi akibat sisa makanan yang membusuk oleh bakteri karena kebersihan

mulut buruk.Keadaan ini dapat diperburuk olehfaktor susunan gigi yang

tidak teratur seperti misalnya gigi berjejal. Pada keadaan ini, bau tak sedap

bisa dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan menjaga kebersihan

mulut dengan cara menggosok gigi secara teratur, menggunakan benang

gigi, dan dianjurkan memakai obat kumur. Jika kecurigaan penyebab di

dalam mulut sudah diatasi tetapi halitosis masih ada maka perlu diwaspadai

kemungkinan adanya penyakit yang tidak berkaitan dengan masalah gigi dan

mulut seperti: leukemia, diabetes, tumor ganas pada hidung, abses paru, dan

TBC (Pintauli dan Hamada 2008).

Penatalaksanaan halitosis tentunya melibatkan suatu usaha untuk

menghilangkan penyebab dari keadaan yang mendasarinya. Ada beberapa

hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanganan halitosis, antara

lain: pendidikan pasien, bantuan medis untuk menangani pasien dengan latar

Page 28: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

16

belakang kelainan sistemik, menghindari merokok, makan sehat dengan

teratur dan membersihkan rongga mulut dengan cara menyikat gigi,

menggunakan dental floss, dan pembersih lidah. Antiseptik rongga mulut

secara umum direkomendasikan bahwa obat kumur harus digunakan dua

atau tiga kali sehari untuk selama paling sedikit 30 detik.Pada kasus yang

sulit dikendalikan, spesialis secara empiris bisa memberikan metrodinazole

200 mg tiga kali sehari selama satu minggu sebagai usaha mengurangi

infeksi anaerobik yang tidak teridentifikasi. Disamping cara yang telah

dijelaskan, terdapat pula cara tradisional yang diyakini menghilangkan

halitosis misalnya mengunyah daun kemangi (Scully 2008).

Page 29: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

17

B. Madu

1. Definisi Madu

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari

berbagai sumber nektar.Senyawa-senyawa yang terkandung dalam madu

bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga.Nektar adalah suatu senyawa

kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifer” tanaman dalam bentuk

larutan gula yang bervariasi.Komponen utama dari nektar adalah sukrosa,

fruktosa, dan glukosa serta terdapat juga dalam jumlah kecil sedikit zat-zat

gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, rafinosa serta turunan karbohidrat

lainnya (Suranto 2004).Madu alami juga banyak mengandung enzim, yaitu

molekul protein yang sangat komplek yang dihasilkan oleh sel hidup dan

berfungsi sebagai katalisator, yakni: zat pengubah kecepatan reaksi dalam

proses kimia yang terjadi di dalam tubuh setiap makhluk hidup

(Purbajaya2007).

Kelebihan madu di dunia kedokteran pertama kali diperkenalkan oleh

Hippocrates (460 SM – 370 SM).Beliau tercatat sebagai orang yang

menggunakan madu sebagai ekspetoran dan menyatakan bahwa hal ini bisa

menyebabkan panas, yang berguna untuk membersihkan bisul dan luka

(Aden 2010).

Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium,

magnesium, aluminium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin-vitamin yang

terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat

(C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin

K, sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzim diastase,

Page 30: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

18

invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur

kandungan lain madu adalah memiliki zat antibiotik atau antibakteri

(Suranto 2004).

Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa lebah memilih bunga

penghasilmadu, pertama dari warna dan kedua dari bau bunga.Madu dibuat

oleh lebah dari nektar bunga.Lebah mengisapnya dari bunga dan

membawanya ke sarangnya.Setiap lebah pekerja menumpuk nektar yang

dikumpulkannya dalam suatu kantong khusus didalam tubuh yang disebut

perut madu. Setelah lebah mendepositkan nektar dalam sarang,dibiarkan

sebagian besar airnya menguap sehingga cairan semakin kental (nektar dapat

mengandung sekitar 70% air sewaktu dipungut, lebah pekerja mengipasnya

dengan sayap sehingga dapat menurunkan kadar air hingga 17%)(Sihombing

1997).

2. Penggolongan Madu

Ada berbagai jenis madu, tergantung jenis sari bunga yangdiambil oleh

lebah.Warna madu juga berbeda-beda setiap jenisnya. Madu yang dihasilkan

di negara-negara Asia yang memiliki hutan tropis seperti Indonesia,

Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam memiliki kadar air yang

cenderung tinggi. Akibatnya, madu itu meledak, berbusa, cepat berubah

warna, dan mudah berubah aroma. Sedangkan madu yang dihasilkan di

Negara-negara Eropa kawasan yang memiliki hutan sub-tropis, mempunyai

kadar air yang cenderung rendah (Rahman2013).

Menurut Sarwono (2001) madu berdasarkan proses pengambilannya

dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:

Page 31: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

19

a. Madu Ekstraksi (Extracted Honey)

Diperoleh dari sarang yang tidak rusak dengan cara memusingkan atau

memutarnya memakai alat ekstraktor.

b. Madu Paksa (Strained Honey)

Diperoleh dengan merusak sarang lebah lewat pengepresan, penekanan

atau lewat cara lainnya.

3. Kandungan Madu

Zat-zat yang terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini telah

diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam

madu.Dari jumlah tersebut karbohidrat merupakan komponen terbesar yang

terkandung dalam madu, yaitu berkisar lebih dari 75%(Sihombing1997).

Komposisi terbesar kedua setelah karbohidrat adalah air, jumlahnya

berkisar 15%-25%. Bervariasinya kadar air dalam madu disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya kelembaban udara, jenis nektar, proses produksi

dan penyimpanan (Suranto2007). Selain dua komponen diatas, madu juga

mengandung banyak mineral baik yang bersifat esensial maupun non

esensial.Tabel 2.4 berikut merupakan komposisi kimia dari madu per 100

gram (Suranto 2004).

Tabel 2.4Komposisi Kimia Madu per 100 gram

Komposisi Jumlah

Kalori 328 kal

Kadar air 17,2 g

Protein 0,5 g

Karbohidrat 82,4 g

Abu 0,2 g

Tembaga 4,4 - 9,2 mg

Page 32: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

20

Fosfor 1,9 – 6,3 mg

Besi 0,06 – 1,5 mg

Mangan 0,02 – 0,4 mg

Magnesium 1,2 – 3,5 mg

Thiamin 0,1 mg

Riboflavin 0,02 mg

Niasin 0,20 mg

Lemak 0,1 mg

pH 3,2 – 4,5

Asam 43,1 mg

4.Pemanfaatan Madu

Madu mempunyai berbagai manfaat, diantaranya dapatdigunakan dalam

pengobatan penyakit infeksi, karena mempunyai aktifitas antibakteri.Madu

diketahui mempunyai aktivitas bakterisidadan bekteriostatik terhadap

bakteri, baik terhadap Gram positif ataupun Gram negatif (Mulu dkk. 2004).

Madu juga terbukti mempunyai aktivitas terhadap beberapa bakteri,

diantaranya Staphylococcu aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia

coli, Protesus mirabilis, Streptococcus pyogenus, dan Salmonella

typhimurim (Wilix dkk. 1992 cit. Rostinawati 2009).

Aktivitas antibakteri tersebut berhubungan dengan karakteristikdan

kandungan kimia madu.Reaksi yang dikatalis enzim glukosaoksidase

merupakan faktor utama yang menentukan aktivitas antibakteri pada madu

(Mulu dkk. 2004).Zat aktif yang diketahui bersifat antibiotik pada madu

adalah asam ferulat dan flavonoid.Flavonoid dalam madu merupakan

turunan dari senyawa fenol (Winingsih 2008).Mekanisme kerja fenol

sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01% - 1% fenol bersifat

bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bekterisid, yang dapat mengadakan

Page 33: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

21

koagulasi protein. Ikatan protein dengan fenol mudah lepas, sehingga fenol

dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid,

berguna untuk sterilisasi dan alat kedokteran (Erywiyatno dkk. 2012).

Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri madu

diantaranya (Molan 1992cit.Rostinawati 2009) :

a. Tekanan osmotik/aktivitas air (Aw)

Madu merupakan larutan gula sangat jenuh (supersaturated), dengan

aktivitas air (Aw) yang rendah. Hal itu berarti madu mengandung

sedikit air dan kurang mendukung pertumbuhan bakteri dan

jamur.Beberapa spesies bakteri dapat tumbuh pada medium dengan Aw

antara 0,94-0,99, sedangkan nilai Aw madu sekitar 0,56-0,62.

b. pH madu

Nilai pH madu rata-rata 3,2 – 4,5, sehingga dapat menghambat

pertumbuhan beberapa patogen yang mempunyai pH minimum

pertumbuhan sekitar 7,2 – 7,4, seperti Escheria coli, Salmonella,

Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes.

c. Enzim glukosa oksidase

Glukosa oksidase merupakan enzim yang diekskresikan oleh lebah

madu untuk menghasilkan madu dari nektar.Enzim ini merubah glukosa

menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida.Oleh karena itu,

aktivitas antibakteri madu sangat berhubungan dengan jumlah hidrogen

peroksidase dan glukosa oksidase. Pada madu yang dilarutkan dalam air

akan menyebabkan kenaikan aktivitas enzim 2,5-50 kali lipat, bersifat

antiseptik, dan tidak membahayakan jaringan.

Page 34: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

22

d. Komponen antibakteri pada madu

Madu mengandung beberapa senyawa antibakteri dalam jumlah yang

kecil yaitu pinosembrin, terpen, benzyl alkohol, 3,5-dimetil-4-asam

hidroksi benzoate (asam siringat), metal-3,5-dimetoksi-4-

hidroksibenzoat (metal siringat), 3,4,5 asam trimetoksi benzoate, 2-

hidroksi-3-asam fenil propionate, 2-asam hidroksi benzoate, dan 1,4-

dihidroksibenzen. Senyawa-senyawa tersebut adalah faktor pendukung

aktivitas antibakteri non-peroksida.Aktivitas antibakteri madu dapat

berkurang karena beberapa faktor, diantaranya adanya ion logam, asam

askorbat, dan katalase dari nektar yang dapat merusak hidrogen

peroksida, serta adanya cahaya dan pemanasan yang dapat merusak

enzim glukosa oksidase.

Page 35: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

23

C. Kayu Manis

1. Definisi kayu manis

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia

Tenggara dan daratan Cina, Indonesia termasuk didalamnya.Tumbuhan ini

termasuk family Lauraceae yang memiliki nilai ekonomidan merupakan

tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya.

Hasil kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil samping

adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah,

hasil olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan

dalam industri-industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan

lain-lain (Heyne 1987).

Gambar 2.1 Kulit dan bubuk kayu manis (Rusli dan Abdullah 1988)

Kayu manis ditanam di daerah pegunungan sampai ketinggian 1.500

meter dan dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya. Tinggi pohon kayu

manisdapat mencapai 1 - 12 meter. Tanaman ini berdaun lonjong atau bulat

telur, warna hijau, daun muda berwarna merah, warnapucuknya kemerahan,

sedangkan daun tuanya berwarna hijau tua.Kulit berwarna kelabu, dijual

dalam bentuk kering, setelah dibersihkan kulit bagian luar, dijemur dan

digolongkan menurut panjang asal kulit.Kulit dapat berasal dari dahan atau

Page 36: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

24

ranting.Bunganya berkeping dua atau bunga sempurna dengan warna

kuning, ukurannya kecil.Buahnya berbiji satu dan berdaging.Bentuknya

bulat memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua berwarna

ungu tua (Rismunandar 1990).

Berdasarkan klasifikasinya, kayu manis berasal dari kingdom plantae,

divisi gymnospermae, subdivisi spermatofita, kelas dikotil, subkelas

dialipetal, ordo polikarpik, family laurasea, genus Cinnamomum dan

spesies Cinnamomum burmanii (Rismunandar dan

Farry2001).Cinnammomum burmanii merupakan tanaman asli Indonesia,

yang dikenal dengan namacassia vera, kaneel cassia, Padang kaneel. Kayu

manis asal Indonesia ini juga dikenal sebagai Indonesian cinnamon, Padang

cassia atau Korintje (Kurniawati2010).

2. Minyak atsiri kayu manis

Kayu manis(Cinnamomum burmannii) dikenal secara luas sebagai salah

satu herbal yang paling populer dan juga sebagai rempah-rempah. Kayu

manis memiliki sifat yang khas yaitu pedas, agak manis dan juga

menghangatkan. Komposisi dari kulit kayu manis terdapat minyak atsiri,

tannin, dammar dan lendir. Minyak atsiri adalah senyawa organik yang

diperoleh dari hasil metabolit sekunder tanaman yang komposisi kimia

minyak atsiri tergantung pada jenis tumbuhan, daerah tempat tumbuh, iklim,

dan bagianyang diambil minyaknya (Guenther 2006).

Kandungan kimia dari kulit kayu manis diantaranya minyak atsiri yaitu

eugenol, safrole, dan sinamaldehid. Kayu manis juga mengandung kalsium

oksalat, zat penyamak, damar, dua jenis insektisida cinnzelanin dan

Page 37: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

25

cinnzelanol, coumarin dan sebagainya (Rismunandar dan Farry2001). Kayu

manis adalah sumber vitamin K dan zat besi yang baik. Kayu manis juga

merupakan sumber serat, kalsium, dan mangan yang sangat baik

(Kurniawati2010). Efek farmakologis yang dimiliki kayu manis diantaranya

sebagai peluruh kentut, peluruh keringat, antirematik, penambah nafsu

makan dan penghilang rasa sakit (Hariana2008).

Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau

minyak terbang. Pengertian atau definisi minyak atsiri merupakan senyawa

yang umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar,

kulit, batang, daun, buah, biji maupun bunga dengan cara penyulingan

dengan uap (Sastrohamidjojo2004). Minyak atsiri kayu manis bersifat

antibakteri sehingga dapat membantu dalam pengawetan makanan tertentu.

Kayu manis juga dapat digunakan sebagai pembasmi serangga. Kandungan

sinamaldehida, sinamal asetat, eugenol, dan anetol yang tersimpan dalam

minyak daun kayu manis sangat ampuh membunuh larva nyamuk

(Rismunandar dan Farry2001).

Sifat-sifat minyak atsiri antara lain tersusun oleh bermacam-macam

komponen senyawa, memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau

tanaman asalnya, mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam,

menggigit, memberi kesan hangat atau panas bahkan dingin dikulit

tergantung dari jenis komponen penyusunnya (Gunawan dan Mulyani2004).

Minyak atsiri kayu manis mengandung senyawa-senyawa seperti kamfer,

safrol, sinamil aldehid, sinamil asetat, terpen sineol, sitral, sitronela,

polifenol, dan benzaldehid (Perry 1980). Komponen terbesar adalah

Page 38: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

26

sinamaldehid 55% - 65% daneugenol 4% - 8%, beberapa jenis aldehida,

benzil benzoatdan felandren yang terdapat dalam kulit batangnya

(Tjitrosoepomo 1994cit. Inna dkk. 2010).

Menurut Gupta dkk.(2008) minyak atsiri kayu manis sangat efektif

dalam menghambat pertumbuhan beberapa bakteri antara lain B. cereus, S.

aureus, E. coli, P. aeruginosa, dan Klebsiella sp. Penelitian terhadap minyak

atsiri dari Cinnamomum burmannii yang berasal dari Guangzhou China

yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) melaporkan bahwa komponen mayor

minyak atsiri yang terkandung adalah trans-sinamaldehid (60,72%), eugenol

(17,62%) dan kumarin (13,39%).Mekanisme penghambatan bakteri oleh

minyak atsiri melibatkan beberapa aksi dan hal ini dimungkinkan karena

sifat hidrofobisitasnya.Kandungan minyak atsiri dapat mempengaruhi

lapisan lipid bi-layer membran sel sehingga menjadikannya lebih permeable,

sehingga menyebabkan kebocoran isi sel vital (Burt 2004).Penurunan

aktivasi enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambatan

bakteri oleh minyak atsiri (Wendakoon dan Sakaguchi 1995).

Page 39: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

27

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Berpikir

Halitosis merupakan satu istilah yang digunakan untuk menunjukkan bau

nafas yang tidak sedap atau bau mulut yang tidak menyenangkan yang

disebabkan faktor-faktor fisiologis atau patologis yang dapat berasal dari

mulut maupun sistemik.Halitosis merupakan salah satu dari bagian penyakit

gigi dan mulut yang cukup banyak dialami oleh berbagai kalangan. Mulai dari

anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Apabila halitosis ini tidak

dilakukan penyembuhan maka akan mengganggu aktifitas sehari-hari

seseorang. Halitosis umumnya terjadi oleh berbagai penyebab.Penyebab dari

dalam mulut yang utama adalah kolonisasi bakteri, baik di lidah, poket, tonsil,

permukaan gigi, dan mukosa pipi.Bakteri yang sangat terkait dengan adanya

halitosis adalah bakteri gram negatif, yang dapat mengurai protein menjadi

senyawa yang berbau tidak sedap dan mudah menguap.Aktifitas bakteri

anaerob dalam rongga mulut bereaksi dengan protein yang diperoleh dari sisa

makanan, sel darah mati, bakteri yang mati, ataupun sel epitel yang terlepas

dari mukosa mulut.Disamping itu dalam saliva pun terdapat substrat yang

mengandung protein.

Halitosis dapat disebabkan oleh dua faktor fisiologis dan patologis.Faktor

fisiologis adalah kurangnya aliran saliva selama tidur, makananatau minuman,

kebiasaan merokok, dan menstruasi.Faktor patologis dibedakan atas penyebab

lokal, yaitu kebersihan mulut yang buruk, periodontitis, karies gigi, mulut

kering, kelainan pada lidah, dan pemakaian gigi tiruan.

Page 40: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

28

Sikap mengabaikan bau mulut ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial

seseorang, contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah malu apabila sedang

berkomunikasi dengan lawan bicara, bicara tidak bebas dan terbatas,

mengindari pergaulan sosial dan tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Halitosis merupakan suatu masalah yang dapat dicegah dengan merawat

kebersihan mulut melalui perawatan sumber-sumber penyebab di dalam

rongga mulut yang dapat secara efektif memecahkan masalah halitosis. Salah

satu cara untuk mencegah dan menghilangkan halitosis yaitu dengan cara

tradisional dengan menggunakan bahan alami dengan mengonsumsi campuran

larutan madu dan bubuk kayu manis, karena pada campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis terdapat kandungan zat kimia yang baik untuk

menghilangkan faktor-faktor penyebab bau mulut tersebut, selain itu bahan-

bahan tersebut mudah didapatkan, cara pemakaian yang mudah, efektif dan

aman digunakan, serta biaya yang digunakan lebih terjangkau.

Page 41: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

29

B. Konsep Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dibuat suatu konsep yang terkait dengan masalah

penelitian seperti dibawah ini :

Faktor Ekstrinsik :

1. Makanan

2. Minuman

3. Merokok

4. Obat-

Obatan

5. Gigi tiruan

Faktor Intrinsik :

1. Oral Hygiene

2. Xerostomia

3. Penyakit

sistemik

4. VSC (

Volatile

Sulfur

Compound )

HALITOSIS

HALITOSIS

Campuran larutan madu dan bubuk

kayu manis

Page 42: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

30

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan konsep penelitian diatas dapat

dirumuskan hipotesis penelitian, mengonsumsi campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis dapat bermanfaat terhadap penurunan halitosis.

Page 43: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimental semu atau quasi experimental research(Senjaya 2011).

B. Identifikasi Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 variabel yaitu:

1. Variabel pengaruh : Mengonsumsi campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis.

2. Variabel terpengaruh : Halitosis.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel

penelitian sebagai berikut:

1. Campuran larutan madu dan bubuk kayu manis adalah campuran kedua

bahan penelitian yaitu 1 sendok teh madu, 1 sendok teh bubuk kayu manis

dan air hangat yang dibuat menjadi suatu larutan untuk dikonsumsi.

2. Halitosis adalah nafas tak sedap yang berasal dari udara yang dikeluarkan

oleh seseorang lewat mulut. Halitosis dapat dinilai dengan menggunakan

alat breath checker yang memberikan empat tingkatan hasil.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Mahasaraswati.Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 30

sampel yang berperan sebagai sampel perlakuan.Teknik pengambilan sampel

Page 44: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

32

menggunakan purposive sampling.Dimana sampel yang dipilih telah

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi :

a. Sampel memiliki maksimal satu karies atau empat restorasi.

b. Sampel yang dipilih mempunyai OH yang baik.

c. Sampel yang dipilih adalah sampel yang skala halitosis pada breath

checker minimal skala 2.

d. Sampel bersedia mengikuti kegiatan ini.

2. Kriteria Ekslusi :

a. Sampel memiliki penyakit sistemik.

b. Sampel memiliki penyakit periodontal.

c. Sampel merupakan pengguna obat kumur.

Menurut Khairani (2009), central limit theorem adalah cara untuk

menentukan jumlah sampel walaupun distribusi populasi tidak diketahui,

distribusi samplingnya akan menjadi normal jika jumlah sampelnya

mencakupi yaitu lebih besar atau sama dengan 30 (n≥30). Jadi jumlah sampel

yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 orang.

E. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: alat tulis, kertas

catatan, breath checker, sendok teh, gelas ukur, gelas minum,tissue, masker,

dan handscone. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu madu, bubuk

kayu manis, dan air hangat.

Page 45: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

33

F. Instrumen Penelitian

Tingkat halitosis dinilai dengan menggunakan breath checker yaitu suatu

alat monitoring portable sederhana dimana memberikan hasil bacaan VSC

dalam 4 tingkatan (Tabel 3.1).

Tabel 4.1 Skala pengukuran breath checker

Kode Kriteria

0 Error (dicoba kembali)

1 Tidak ada bau mulut

2 Ada sedikit bau mulut

3 Bau mulut yang sedang

4 Bau mulut yang kuat

Dengan banyaknya kemudahan pada alat breath checker seperti

penggunaannya yang mudah dan bentuknya yang kecil sehingga mudah

dibawa maka peneliti memilih pengukuran dengan breath checker untuk

mempermudah kelancaran dalam penelitian.

G. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar pada bulan Februari 2014.

H. Jalannya Penelitian

Tahapan penelitian untuk meneliti efektifitas mengonsumsi larutan madu

dan bubuk kayu manisuntuk menurunkan halitosis adalah sebagai berikut:

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Sampel diberi penjelasan secara singkat mengenai tujuan dilakukannya

penelitian ini.

3. Sebelum dilakukannya penelitian, sampel sebanyak 30 orang mengisi dan

menandatangani informed consent untuk kesediaan menjadi sampel.

Page 46: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

34

4. Sebelum pengambilan pemeriksaan, sampel diminta untuk tidak makan

dan minum selama 2 jam sebelum penelitian dimulai.

5. Ukur dan catat tingkat halitosis tahap 1 sebelum diberikan perlakuan pada

setiap sampel.

6. Campurkan 1 sdt madu dengan 1 sdt bubuk kayu manis dengan air hangat

sebanyak 60ml.

7. Setiap orang diberikan takaran larutan sebanyak 60ml per gelas.

8. Setiap sampel diinstruksikan untuk meminum campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis sebanyak 60ml.

9. Ukur dan catat kembali tingkat halitosis tahap II langsung setelah selesai

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis.

I. Analisis Data

1. Analisis deskriptif merupakan salah satu jenis analsis dengan memberikan

gambaran (deskripsi) mengenai suatu data yang diperoleh.

2. Uji Normalitas dan Homogenitas :

a. Uji Normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov test.

b. Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Levene’s Test.

3. Uji efek perlakuan

Bagi data yang berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji

statistik parametrik yaitu dengan menggunakan Paired Sample T-test

untuk analisis perbandingan pre-test dan post-test.

Page 47: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

35

BAB V

HASIL PENELITIAN

E. Karakteristik Sampel

Penelitian tentang manfaat mengonsumsi campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis terhadap penurunan halitosis dilaksanakan pada bulan

Februari 2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Mahasaraswati Denpasar.Sampel yang

diambil sebanyak 30 orang. Adapun karakteristik sampel yang telah diteliti

dan didistribusikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur

Karakteristik Sampel Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Total

(%)

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

10

20

33,33

66,67 100

Umur

20 Tahun

21 Tahun

22 Tahun

3

21

6

10

70

20

100

Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah sampel terbanyak adalah

sampel dengan jenis kelamin perempuan yang berjumlah 20 orang dengan

persentase 66,67% sedangkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 10 orang dengan persentase 33,33%. Berdasarkan karakteristik

umur dapat juga dilihat bahwa jumlah sampel terbanyak adalah sampel dengan

umur 21 tahun yaitu sebanyak 21 orang dengan persentase 70%, pada sampel

dengan umur 22 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 20% dan sampel

Page 48: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

36

yang paling sedikit yaitu sampel dengan umur 20 tahun yaitu sebanyak 3

orang dengan persentase 10%.

F. Analisis Data Statistik

Analisis Deskriptif menghasilkan data yang menunjukkan statistik dari

mean, dan standar deviasi adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Hasil Analisis Deskriptif

Mengonsumsi Campuran Larutan Madu dan

Bubuk Kayu Manis

Sebelum Sesudah

N 30 30

Mean 2,96 1,80

Standar Deviasi 0,808 0,714

Dari Tabel 5.2 diatas terlihat bahwa nilai rata-rata (Mean) dari kedua

variabel penelitian.Mean dari kedua variabel tersebut yaitu tingkat halitosis

sebelum dan sesudah mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu

manis mengalami penurunan.

C. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian

berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas yang digunakan pada penelitian

ini adalah Kolmogorov-smirnov test. Adapun hasil uji normalitas dari sampel

data sebelum dan sesudah mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk

kayu manis adalah sebagai berikut :

Page 49: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

37

Tabel 5.3 Uji Normalitas halitosis sebelum dan sesudah mengonsumsi campuran

larutan madu dan bubuk kayu manis dari Kolmogorov-smirnov test.

Mengonsumsi Campuran Larutan Madu dan

Bubuk Kayu Manis

Sebelum Sesudah

Kolmogorov-smirnov 1,19 1,33

Asymp.Sig.(2-tailed) 0,117 0,057

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilhat bahwa nilai sig. Kolmogorov-smirnov

test lebih besar dari 0,05. Maka data yang digunakan berdistribusi normal.

D. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian berasal

dari varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang dipakai dalam

penelitian ini adalah Levene’s test.Adapun hasil uji homogenitas dari sampel

data sebelum dan sesudah mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk

kayu manis, yakni sebagai berikut :

Tabel 5.4 Uji homogenitas penurunan halitosis sebelum dan sesudah

mengonsumsi campuran arutan madu dan bubuk kayu manis menggunakan

Levene’s test.

Berdasarkan hasil uji homogenitas menggunakan Levene’s test pada

Tabel 5.4 dapat dilihat nilai sig. lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang digunakan mempunyai tingkat homogenitas yang baik.

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.264 1 58 .609

Page 50: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

38

E. Uji Paired T-Test

Paired T-Test digunakan untuk menguji signifikansi data perbedaan nilai

rata-rata (mean) dari sampel data sebelum dan sesudah mengonsumsi

campuran larutan madu dan bubuk kayu manis. Dari hasil uji Paired T-Test

dengan bantuan program SPSS versi 17.00 didapat hasil seperti tabel berikut :

Tabel 5.5 Uji Paired T-Test halitosis dengan data sampel mengonsumsi campuran

larutan madu dan bubuk kayu manis.

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre – Post 1.16667 .37905 .06920 1.02513 1.30821 16.858 29 .000

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Paired T-Test pada Tabel 5.5

diatas diperoleh nilai thitung sebesar 16,853 dengan p.value 0,000 lebih kecil

dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis terhadap

penurunan halitosis.

Page 51: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

39

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan eksperimental semu (quasi

experimental research).Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.Dengan sampel yang

digunakan sebanyak 30 orang sampel berdasarkan Central Limit Theorem.Dimana

30 orang sampel tersebut sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Khairani

2009).

Setelah data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan uji normalitas

menggunakan Kolmogorov-smirnov test dan uji homogenitas menggunakan

Levene’s test. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi

normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

data tersebut homogen atau berasal dari varian yang sama atau tidak.

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) dari kedua

variabel penelitian yaitu tingkat halitosis sebelum mengonsumsi campuran larutan

madu dan bubuk kayu manis dengan nilai rata-rata 2,96 mengalami penurunan

menjadi 1,80 sesudah mengkonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu

manis. Ditinjau dari Paired T-Testyang bertujuan untuk menguji signifikansi

perbedaan rata-rata penurunan halitosis sebelum dan sesudah mengonsumsi

campuran larutan madu dan bubuk kayu manis, diperoleh nilai t hitung sebesar

16,858 dengan p.value 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

campuran larutan madu dan bubuk kayu manis berpengaruh terhadap penurunan

halitosis.

Page 52: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

40

Halitosis berasal dari bahasa Latin nafas (halitus) dan keadaan (osis) adalah

istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan bau nafas tak sedap yang

keluar dari rongga mulut (Sanz dkk. 2001). Halitosis juga dikenal dengan

beberapa nama lain, seperti mouth odor, bad breath, oral malodor, fetor ex ore,

atau fetor oris (Sondang dan Hamada 2008). Halitosis disebabkan terutama oleh

terbentuknya VSC (Volatile Sulfur Compound) yaitu sekumpulan gas

mengandung sulfur yang dilepaskan lewat udara pernafasan (Elias dan Ferriani

2006).

Hasil penelitian diatas menunjukkan penggunaan bahan alami sebagai larutan

yang dapat menurunkan tingkat halitosis sebagai pengganti larutan berbahan

kimia yang telah banyak dipilih masyarakat. Salah satunya yaitu dengan

memanfaatkan campuran larutan madu dan bubuk kayu manis sebagai larutan

untuk menurunkan tingkat halitosis. Madu mempunyai berbagai manfaat,

diantaranya dapat digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi, karena

mempunyai aktifitas antibakteri. Madu diketahui mempunyai aktivitas bakterisida

dan bekteriostatik terhadap bakteri, baik terhadap Gram positif ataupun Gram

negatif (Mulu dkk. 2004). Madu juga terbukti mempunyai aktivitas terhadap

beberapa bakteri, diantaranya Staphylococcu aureus, Pseudomonas aeruginosa,

Escherichia coli, Protesus mirabilis, Streptococcus pyogenus, dan Salmonella

typhimurim (Rostinawati 2009 cit. Wilix dkk. 1992). Kayu manis(Cinnamomum

burmannii) dikenal secara luas sebagai salah satu herbal yang paling populer dan

juga sebagai rempah-rempah. Kayu manis memiliki sifat yang khas yaitu pedas,

agak manis dan juga menghangatkan. Komposisi dari kulit kayu manis terdapat

minyak atsiri, tannin, dammar dan lendir. Minyak atsiri adalah senyawa organik

Page 53: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

41

yang diperoleh dari hasil metabolit sekunder tanaman yang komposisi kimia

minyak atsiri tergantung pada jenis tumbuhan, daerah tempat tumbuh, iklim, dan

bagian yang diambil minyaknya (Guenther 2006).Menurut Gupta dkk. (2008)

minyak atsiri kayu manis sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan

beberapa bakteri antara lain B. cereus, S. aureus, E. coli, P. aeruginosa, dan

Klebsiella sp. Penelitian terhadap minyak atsiri dari Cinnamomum burmannii

yang berasal dari Guangzhou China yang dilakukan oleh Wang dkk (2009)

melaporkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung adalah trans-

sinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%).

Berdasarkan data hasil penelitian dapat dilihat bahwa campuran larutan madu

dan bubuk kayu manis mampu menurunkan tingkat halitosis dikarenakan pada

madu terdapat senyawa organik yang bersifat antibakteri yaitu flavonoid dan pada

bubuk kayu manis terdapat minyak atsiri yang juga mampu menghambat

perkembangan bakteri sehingga campuran kedua bahan penelitian ini bermanfaat

dalam menurunkan tingkat halitosis seseorang. Keunggulan dari campuran larutan

madu dan bubuk kayu manisselain mampu menghambat perkembangan bakteri

anaerob gram negatif penyebab halitosis adalah campuran larutan madu dan

bubuk kayu manis ini mempunyai rasa manis dari madu serta wangi yang khas

dari bubuk kayu manis yang mampu membuat nafas terasa segar.

Page 54: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

42

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan

pada bab sebelumnya maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis bermanfaat

dalam penurunan tingkat halitosis, dikarenakan adanya kandungan flavonoid

pada madu dan minyak atisiri pada bubuk kayu manis yang bersifat antibakteri

sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri anaerob gram negatif

penyebab terjadinya halitosis.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Masyarakat mampu menggunakan madu dan bubuk kayu manis sebagai

obat alternatif untuk mengurangi halitosis sehingga masyarakat tidak

bergantung kepada obat-obatan lain yang mengandung bahan kimia yang

berbahaya bagi tubuh.

2. Zat antibakteri yang terdapat pada campuran larutan madu dan bubuk

kayu manis baik bagi kesehatan rongga mulut maka disarankan agar

masyarakat mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk kayu manis

sebagai upaya pencegahan halitosis secara teratur.

3. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih mengetahui

efektivitas madu dan bubuk kayu manis dalam mengurangi halitosis

dengan sempel yang lebih banyak dan metodologi yang berbeda.

Page 55: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

43

DAFTAR PUSTAKA

Aden R. 2010, Manfaat dan Khasiat Madu, 13-23,Hanggar Kreator,Yogyakarta.

Adji Suranto 2004, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, editor: T. Yulia, Penerbit:

Agromedia Pustaka, Vol.1, Jakarta.

Burt S. 2004, „Essentials oils: their antibacterial properties and potential

applications in f67oods – a review‟. Int. J Food Microbiol, 94(3):223-53.

Dayan, D., Begleiter, A., dan Buchner, A., 1982, Halitosis dan Fetor

Oris.Quintessence Int. 8; 903-5.

Dharmautama, Koyama Angela, dan Kusumawati, 2008, Tingkat Keparahan

Halitosis pada Manula Pemakai Gigi Tiruan, Dentofasial, vol.7, no.2,

hlm. 107-114.

Djaya, A., 2000, Halitosis: Nafas Tak Sedap, Dental Lintas Mediatama, Jakarta.

Erywiyatno L., Djoko SSBU., dan Krihariyani D. 2012, Pengaruh Madu

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes, Analisis

Kesehatan Sains Vol.1 no.1, Surabaya.

Guenther E. 2006, Minyak Atsiri I, Penerjemah :Ketaren S., Penerbit Universitas

Indonesia Press,Jakarta.

Gunawan D. dan M.S. 2004, Ilmu Obat Alam jilid I, Penerbit: Penebar Swadaya,

Jakarta.

Gupta, Charu, Amar P. Garg, Ramesh C. Uniyal and Archana Kumari. 2008.

„Antimicrobial Activity of Some Herbal Oils Against Common Food-borne

Pathogens’, African Journal of Microbiology Research Vol.(02) pp. 258-

61, ISSN 1996-0808.

Hariana A. 2008, Dalam Tumbuhan obat dan khasiatnya, Penebar Swadaya, Seri

II, Jakarta.

Herawati, D., 2003, Mengenali Halitosis Patologis Berdasarkan Lokasi Asal untuk

Keberhasilan Perawatan Mal-odor Oral.Majalah Ceramah Ilmiah FKG

UGM Yogyakarta:

Heyne K. 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Yayasan Sarana Wanajaya,

Jakarta.

Kamaruddin, 2002, Khasiat Madu, Departement of Biochemistry, University of

Malaya, Kuala Lumpur.

Page 56: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

44

Kurniawati N. 2010, Dalam Sehat dan cantik alami berkat khasiat bumbu dapur,

Qanita, Bandung.

Mustaqimah, D.N., 2003, Bakteri yang Berkaitan dengan Halitosis. Jakarta:

Jurnal Dentofasial, l suppl l: 82.

Peter C. Molan 1992, The Bacterial Activity Of Honey. The Nature Of The

Antibacterial Activity. Bee World; 73(1): 5-28

Perry LM. Medicinal plant of East and South East Java. London: Mit Press; 1980.

Pintauli, S., Hamada, T., 2008, Menuju Gigi dan Mulut: Pencegahan dan

Pemeliharaan, USU Press, Medan.

Purbajaya J.R. 2007, Mengenal dan memanfaatkan khasiat madu alami, Penerbit:

Pionir Jaya, Bandung.

Rahman A. 2013, Amazing Madu, Penerbit: Sevenbooks, Vol.1, Yogyakarta.

Ramadhan, A.G., 2010, Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune, Jakarta.

Ravel, Daniel, 1-last update, Pediatric Dental Health [Homepage of

dentalresource.com], [Online]. Available from:

http://dentalresource.org/topic48halitosis.htm [20 Mei 2013]

Ruslijanto, H., 2003, „Penelusuran Penyebab Halitosis Diagnosis, dan Upaya

Penanggulangannya‟, M.I Kedokteran Gigi, vol. 18, no. 52, hlm. 81-88.

Rismunandar, 1990, „Kayu Manis‟, Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar, Farry BP.2001, Kayu manis budi daya dan pengolahan, Penerbit:

Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar, 1987, Berwiraswasta Dengan Beternak Lebah, Penerbit: Sinar

Baru, Bandung.

Rostinawati T. 2009, Aktivitas Antibakteri Madu Amber dan Madu Putih terhadap

Staphylococcus Aureus resisten Mestisilin dan Pseudomonas Aeruginosa

Multiresisten, Universitas Padjajaran, Jatinagor.

Sanz, M., Roldan, S., Herrera, D.,2001, Fundamental of Breath Malodor.Journal

Contemporary Dent Pract, 2(4): 2-10.

Sastrohamidjojo H. 2004, Kimia minyak atisiri. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press;. Indonesian

Scully, C., 2008, Oral and Maxillofacial Medicine, Ed. Ke-2, Churchill

Livingstone, Philadelphia.

Page 57: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

45

Senjaya, A.A., 2011, „The Effect of Oral Rinse from Beluntas Extract to Minimize

the Creation of Plaque‟, Interdental JKG, vol. 8, no. 1, hlm.5-9.

Sihombing D.T.H. 1997, Ilmu Ternak Lebah Madu, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.

Tonzetich, J., 1977, Production and Origin of Oral Malodor: A Review of

Mechanisms and Methods of Analysis. Journal Periodontal, 48: 13-20.

Tjitrosoepomo G. Taksonomi obat-obatan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press; 1994. Indonesian.

Widagdo, Y., Suntya, K., 2007, „Volatile Sulfur Compounds sebagai Penyebab

Halitosis‟, Interdental FKG, vol. 5, no. 3, hm. 125-129.

Wendakoon CN, Sakaguchi M. 1995, „Inhibition of amino acid decarboxylase

activity of Enterobacter aerogenes by active components in spices‟, J Food

Protect, 58(3):280-3.

Wang R., Yang B. 2009. „Extraction of essential oils from five cinnamon leaves

and identification of their volatile compound compostitions‟, Innovative

Food Science and Emerging Technologies, 10, 289-92.

Winingsih W. 2008, Kediaman Lebah sebagai Antibiotik dan Antikanker,

(http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/16/cakrawala/lainnya6.htm).

Willix D.J., P.C. Molan and C.G. Harfoot, 1992, „A Comparison of sensitivity of

wound-infecting species of bacteria to the antibacterial activity of manuka

honey and other honey‟, J. Appl. Bacterial, 73:388-339.

Yahya H. 2006, Keajaiban Madu,

(http://www.harunyahya.com/indo/artikel/006.htm).

Page 58: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

46

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 59: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

47

Page 60: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

48

Lampiran 1. Perjanjian Kesepakatan

PERJANJIAN KESEPAKATAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan menyatakan bersedia menjadi

sampel dalam skripsi penelitian yang berjudul “Manfaat Mengonsumsi Campuran

Larutan Madu Dan Bubuk Kayu Manis Terhadap Penanganan Halitosis” dimana

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran

gigi. Dan selama penelitian berlangsung saya akan bertindak kooperatif serta

mengikuti arah dari peneliti.

Denpasar, Februari 2014

(___________________________)

Page 61: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

49

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian

No Skor OHIS

Mengonsumsi Campuran

Larutan Madu dan Bubuk

Kayu Manis

Sebelum Sesudah Selisih

1 0,83 3 2 1

2 0,5 2 1 1

3 1 4 3 1

4 0,5 2 1 1

5 0,83 3 2 1

6 1 4 2 2

7 0,83 3 2 1

8 0,5 3 2 1

9 0,83 2 1 1

10 1 3 2 1

11 1 4 3 1

12 0,66 2 1 1

13 1 3 2 1

14 0,83 2 1 1

15 1 4 2 2

16 0,83 3 2 1

17 1 2 1 1

18 0,66 4 3 1

19 0,83 2 1 1

20 1 4 2 2

21 0,83 3 2 1

22 0,5 2 1 1

23 1 3 2 1

24 0,83 4 3 1

25 0,5 3 1 2

26 1 2 1 1

27 0,83 4 3 1

28 O,83 2 1 1

29 1 4 2 2

30 0,66 3 2 1

Page 62: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

50

Lampiran 3. Hasil Uji Descriptive

Statistics

Pre Post

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 2.9667 1.8000

Median 3.0000 2.0000

Mode 3.00 2.00

Std. Deviation .80872 .71438

Variance .654 .510

Range 2.00 2.00

Minimum 2.00 1.00

Maximum 4.00 3.00

Sum 89.00 54.00

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas

NPar Tests (Uji Normalitas Data)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pre Post

N 30 30

Normal Parametersa,,b

Mean 2.9667 1.8000

Std. Deviation .80872 .71438

Most Extreme Differences Absolute .217 .244

Positive .217 .235

Negative -.199 -.244

Kolmogorov-Smirnov Z 1.190 1.334

Asymp. Sig. (2-tailed) .117 .057

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 63: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

51

Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas

Oneway (Uji Homogenitas Data)

Test of Homogeneity of Variances

Campuran_Larutan_Madu_dan_Bubuk_Kayu_Manis

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.264 1 58 .609

ANOVA

Campuran_Larutan_Madu_dan_Bubuk_Kayu_Manis

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 20.417 1 20.417 35.069 .000

Within Groups 33.767 58 .582

Total 54.183 59

Lampiran 6. Hasil Uji Paired T-Test

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre 2.9667 30 .80872 .14765

Post 1.8000 30 .71438 .13043

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre & Post 30 .883 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre - Post

1.16667 .37905 .06920 1.02513 1.30821 16.858 29 .000

Page 64: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

52

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitan

Pembuatan campuran larutan madu dan bubuk kayu manis

Page 65: MANFAAT MENGONSUMSI CAMPURAN LARUTAN …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI6.pdf · TINJAUAN PUSTAKA ..... 5 A. Halitosis ... iklim, dan bagianyang diambil minyaknya

53

Sampel diukur tingkat halitosis tahap I sebelum mengonsumsi campuran larutan

madu dan bubuk kayu manis menggunakan Breath Checker

Sampel diinstruksikan untuk mengonsumsi campuran larutan madu dan bubuk

kayu manis

Sampel diukur tingkat halitosis tahap II sesudah mengonsumsi campuran larutan

madu dan bubuk kayu manis menggunakan Breath Checker