manajemen teknologi strategis
DESCRIPTION
MANAJEMEN TEKNOLOGI STRATEGIS. SISTEMATIKA PRESENTASI. Latar Belakang Manajemen Teknologi Daya Saing Daerah Manajemen Teknologi untuk Peningkatan Daya Saing Daerah Penutup. Latar Belakang. Pengembangan kemampuan iptek nasional belum optimal - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
SISTEMATIKA PRESENTASISISTEMATIKA PRESENTASISISTEMATIKA PRESENTASISISTEMATIKA PRESENTASI
1.1. Latar BelakangLatar Belakang
2.2. Manajemen TeknologiManajemen Teknologi
3.3. Daya Saing DaerahDaya Saing Daerah
4.4. Manajemen Teknologi untuk Manajemen Teknologi untuk Peningkatan Daya Saing DaerahPeningkatan Daya Saing Daerah
5.5. PenutupPenutup
Latar BelakangLatar BelakangLatar BelakangLatar Belakang
Pengembangan kemampuan iptek nasional belum optimal • Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam laporan UNDP tahun 2001
menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke 60 dari 72 negara.
Kontribusi iptek nasional di sektor produksi belum optimal• Pada tahun 2002, menurut indikator iptek Indonesia tahun 2003, ekspor
produk industri manufaktur didominasi oleh produk dengan kandungan teknologi relatif rendah yang mencapai 60 persen; sedangkan produk teknologi tinggi hanya mencapai 21 persen.
Lemahnya daya saing bangsa• Menurut World Economic Forum (WEF) tahun 2004, indeks daya saing
pertumbuhan (growth competitiveness index) Indonesia hanya menduduki peringkat ke-69 dari 104 negara dan tahun 2005 turun lagi pada peringkat 74 (turun 5 point). Dalam indeks daya saing pertumbuhan tersebut, teknologi merupakan salah satu parameter selain parameter ekonomi makro dan institusi publik.
Apa itu
MANAJEMEN TEKNOLOGI ?
Apa itu
MANAJEMEN TEKNOLOGI ?
Definisi Manajemen Teknologi Definisi Manajemen Teknologi Manajemen teknologi adalah sebuah aktivitas multidisiplin yang mengintegrasikan sains, engineering, manajemen pengetahuan
dan praktis. (Tarek M. Khalil)
Manajemen teknologi adalah sebuah aktivitas multidisiplin yang mengintegrasikan sains, engineering, manajemen pengetahuan
dan praktis. (Tarek M. Khalil)
Ilmu Alam
Ilmu Sosial
Praktek di IndustriTeori Bisnis
Engineering
MTMT
KERANGKA MANAJEMEN TEKNOLOGI
LEVEL PERUSAHAAN
Nilai Tambah Kandungan
Teknologi (TCA)
Tingkat Kecanggihan
Teknologi
Komponen Teknologi
(THIO)
Perbandingan state of the art
PENGKAJIAN KANDUNGAN TEKNOLOGI
PENGKAJIAN KANDUNGAN TEKNOLOGI Koefisien
kontribusi komponen (TCC)
Tingkat perkemba- ngan sosial ekonomi
Status infrastruktur fisik dan jasa penunjang
LEVEL INDUSTRI
Pasar regional dan internasional
Kandungan impor
Kandungan ekspor
PENGKAJIAN STATUS
TEKNOLOGI
PENGKAJIAN STATUS
TEKNOLOGI
Kontribusi teknologi (agregat)
Inovasi teknologi
Persediaan tenaga IPTEK dan pengelola
untuk riset dan pengembangan
PENGKAJIANIKLIM TEKNOLOGI
PENGKAJIANIKLIM TEKNOLOGI
Skenario IPTEK akademis
LEVEL TAHAPAN TRANSFORMASI
Tipe tahapan transformasi
Database
Rantai pengembangan
teknologi
Agen promosi teknologi
Profil infrastruktur
PENGKAJIAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI
Profil sumberdaya
wilayah (SDA, SDM)
PENGKAJIAN STRUKTUR TEKNOLOGI
PENGKAJIAN STRUKTUR TEKNOLOGI
PENGKAJIAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI
PENGKAJIAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Rencana pembangunan sosial ekonomi
Tren internasional dan peluang
Kemajuan dan upaya dalam
spesialisasi tertentu
Komitmen makro untuk pengem-bangan IPTEK
LEVEL SPATIAL
Skenario IPTEK dalam sistem produksi
FENOMENA PEMBANGUNAN FENOMENA PEMBANGUNAN DAERAH DI ERA GLOBALDAERAH DI ERA GLOBAL
FENOMENA PEMBANGUNAN FENOMENA PEMBANGUNAN DAERAH DI ERA GLOBALDAERAH DI ERA GLOBAL
• Intensitas persaingan antar daerah (interregional competition) semakin tinggi
• Trend perdagangan global (Global trade)• Kemajuan Teknologi (Technology progress) – dunia
lebih dinamis melalui teknologi :– Biaya produsi lebih efisien, Harga bersaing, Produk
bervariasi, Model sering berubah, Kualitas lebih tinggi– Pelayanan lebih baik, Transport lebih cepat, Produk lebih
memenuhi selera
• Society system demokrasi, otonomi, transparansi, inovasi
KONSEP PEMBANGUNAN KONSEP PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH
KONSEP PEMBANGUNAN KONSEP PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH
• Berbasis Sumberdaya– Berbasis input dengan surplus SDM– Berbasis input dengan surplus SDA– Berbasis Sumberdaya Modal dan Manajemen– Berbasis berbasis seni, budaya, keindahan alam– Berbasis penataan ruang (lokasi strategis)
• Berbasis Komoditas Unggulan– Menjadi Prime mover– Punya Foreward and backward linkages– Berdayasaing (harga produk, kualitas)– Complementarity– State of the art terus meningkat
KONSEP PEMBANGUNAN KONSEP PEMBANGUNAN DAERAH …..DAERAH …..
KONSEP PEMBANGUNAN KONSEP PEMBANGUNAN DAERAH …..DAERAH …..
• Berbasis Efisiensi (Free Market Mechanism)– Porsi pembangunan ekonomi dominan– Muncul perusahaan yang efisien, kuat dan
berdayasaing• Berbasis Penataan Ruang
– Konsep Pusat Pertumbuhan (growth pole) Trikle-Down Effect
– Integrasi Fungsional mengintegrasi berbagai pusat pertumbuhan karena fungsi komplementer.
– Desentralisasi mencegah capital flight dan brain drain.
PARADIGMA PEMBANGUNAN PARADIGMA PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS TEKNOLOGI DAERAH BERBASIS TEKNOLOGI
PARADIGMA PEMBANGUNAN PARADIGMA PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS TEKNOLOGI DAERAH BERBASIS TEKNOLOGI
Sintetis dan Daur Ulang
Manufaktur & Pengolahan
Berpindah & Bertani
Beburu dan Pengumpul
Pertanian Pertambangan
Masyarakat Primitif
Masyarakat Berkembang
Masyarakat Maju
Teknologi SDA ”SDM
Peningkatan Kapabilitas Pembangunan Daerah
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR KONVENSIONAL INDIKATOR BERBASIS TEKNOLOGI
• Aspek yang dikaji Asek Produksi • Aspek yang dikaji aspek transformasi
• Indikator yang diukur : • Faktor Produksi :
– lahan– Tenaga Kerja– Modal/kapital
• Ukuran produktivitas :– Produktivitas TK, modal
• Ukuran Kekuatan : Modal– Tingkat bunga, inflasi, penyusutan
• Ukuran Matematis : Analisis Kelayakan Ekonomi :
– IRR– NPV– BCR
• Indikator yang diukur : • Faktor-faktor transformasi :
– ketersediaan SDA– kemampuan SDM– tatanan Organisasi– Infrastruktur fisik– Sistem Informasi
• Ukuran Kntribusi : – Kontribusi T, H, I, O
• Ukuran Kekuatan : Tingkat Kemutakhiran Teknologi
– terobosan teknologi, kinerja
• Ukuran Matematis : Analisis Kontribusi Teknologi :
– THIO– TCC (Technology Contributin Coefficient) – TCA (Technolgy Content Added)
ANALISIS PADA TINGKAT PERUSAHAAN
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR KONVENSIONAL INDIKATOR BERBASIS TEKNOLOGI
• Aspek yang dikaji Output Ekonomi • Aspek yang dikaji Kandungan Teknologi
• Indikator yang diukur : • Penggunaan Kapasitas :
– Rasio output - Kapasitas– Rasio Kapital- Output– lainnya
• Ukuran Situasi Pasar– Produksi dan konsumsi– Volume ekspor import
• Ukuran Pertumbuhan: Peningkatan Output – Nilai tambah industri(Value Added)– Aspek kuantitatif produksi– Peningkatan jenis dan kuantitas pekerjaan
• Indikator yang diukur : • Status Teknologi :
– Potensi THIO– Peluang Pengembangan THIO– Kondisi THIO saat ini– Sebaran Produksi dan inovasi
• Ukuran situasi kandungan Teknologi : – Kandunganimport input dan teknologi – Kandungan ekspor output dan teknologi
• Ukuran Pertumbuhan : Peningkatan Kemampuan Teknologi
– Nilai tambah kandungan teknologi TCA (Technolgy Content Added) – Aspek kualitatif produksi– Peningkatan jenis dan jumlah inovasi
ANALISIS PADA TINGKAT INDUSTRI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR KONVENSIONAL INDIKATOR BERBASIS TEKNOLOGI
• Aspek yang dikaji STRUKTUR EKONOMI • Aspek yang dikaji STRUKTUR TEKNOLOGI
• Indikator yang diukur : • kontribusi :sektoral terhadap PDB
– Kontribusi sektor pertanian – Kontribusi sektor industri– Lainnya
• Perubahan Rasio Kapital-Output• Dinamika Ekonomi menurut sektoral
– Perubahan kontribusi relatif terhadap PDB– Perubahan struktur tenaga kerja
• Indikator yang diukur : • Kontribusi Tahapan transformasi terhadap TCA
– Kontribusi tahapan cocok tanam–Kontribusi tahapan pengolahan– Lainnya
• Perubahan tahapan TCC• dinamika Transformasi teknologi :
– Perubahan tahapan kandungan teknologi – Perubahan tahaan angkatan kerja
ANALISIS PADA TINGKAT SEKTORAL
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR KONVENSIONAL INDIKATOR BERBASIS TEKNOLOGI
• Aspek yang dikaji DIMENSI EKONOMI • Aspek yang dikaji DIMENSI TEKNOLOGI
• Indikator yang diukur : • Besaran ekonomi : GNP, GDP• Status perkembangan : Pendapatan perkapita• Matriks input-output• Pertumbuhan ekonomi • Distribusi pendapatan• Harga bayangan• Neraca perdagangan
• Indikator yang diukur : • besaran teknologi : TCA, PCT• Status perkembangan : kemampuan teknologi • Matriks aliran teknologi • Pertumbuhan kandungan teknologi • Distribusi kandungan teknologi • Faktor iklim (kerugian kesempatan)• Neraca pembayaran untuk teknologi • Profil sumberdaya dan infrastruktur• Perencanaan komponen teknologi :
–Technoware yang dibutuhkan – Humanware yang dibutuhkan – Inforware yang dibutuhkan– Orgaware yang dibutuhkan
ANALISIS PADA TINGKAT NASIONAL
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL INDIKATOR PEMBANGUNAN KONVENSIONAL VS BERBASIS TEKNOLOGI VS BERBASIS TEKNOLOGI
INDIKATOR KONVENSIONAL INDIKATOR BERBASIS TEKNOLOGI
• Substitusi Import • Membuat dan/atau membeli teknologi
• Orientasi ekspor atau promosi ekspor • impor dan/atau ekspor teknologi
STRATEGI PENGEMBANGAN
DAYA SAING DAYA SAING (Competitiveness)(Competitiveness)
…… …… apaan tuh !!!apaan tuh !!!
Definisi Daya Definisi Daya Saing Saing
Definisi Daya Definisi Daya Saing Saing
Competitiveness is the process by wich one entity strives to outperform another (Tarek Khalil, 2000)
National competitiveness is a consolidation of the micro-level performance of companies and individuals- the true agents of economic growth.
Competitiveness : The degree to which a nation can, under free and fair market conditions,
produce goods and services that will meet the test of international markets, while simultaneously maintaining or expanding the real income of its citizens (Council on competitiveness, 1995)
Definisi standard daya saing : mengacu pada kapasitas suatu perusahaan untuk bersaing, tumbuh dan dapat
menghasilkan profit di pasar. Namun banyak kritik dalam melihat daya saing ketika diterapkan pada skala ekonomi makro/nasional (Krugman, 1994: 30).
Daya Saing Negara versi Bank Dunia : “Daya saing mengacu pada besaran serta laju perubahan nilai tambah per unit
input yang dicapai oleh perusahaan”
Daya Saing Daerah versi Bank Indonesia : “Kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional”
Daya Saing Negara versi IMD (Institute of Management Development) :
“Kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayaan nasional dengan cara mengelola aset dan proses, daya tarik dan agresivitas, globality dan proximity, serta dengan mengintegrasikan hubungan-hubungan tersebut kedalam suatu model ekonomi dan sosial”
Daya Saing Negara versi WEF (World Economic Forum): “Kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan”
Daya saing suatu Region versi UK-DTI (Departemen Perdagangan dan Industri Inggris) ‘ Regional Competitiveness Indicators’:
“Kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan domestik maupun internasional”
Daya Saing Daerah versi CURDS (Centre for Urban and Regional Studies, Inggris):
“Kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk penduduknya”
Piramida Daya Saing
Investasi(Fasilitas, R&D, Teknologi )
ProduktivitasTermasuk Kualitas
Perdagangan
Kualitas
Hidup
Sumber : Council on Competitiveness, 1995
Daya saing versi IMDDaya saing versi IMD (Institute for Management Development)
• The Competitiveness Cube
Indikator
1. Kinerja Pemerintahan
2. Perekonomian Domestik
3. Internasionalisasi
4. Keuangan dan Bisnis
5. Infrastruktur
6. Manajemen
7. Iptek
8. SDM
Indikator
1. Kinerja Pemerintahan
2. Perekonomian Domestik
3. Internasionalisasi
4. Keuangan dan Bisnis
5. Infrastruktur
6. Manajemen
7. Iptek
8. SDM
Model Berlian Model Berlian ““Diamond ApproachDiamond Approach”” (Porter)(Porter)
Model Berlian Model Berlian ““Diamond ApproachDiamond Approach”” (Porter)(Porter)
Strategi, StrukturPersaingan Perusahaan
Daya SaingInternasional
SumberdayaAlam
PermintaanDomestik
Industri Terkait danPendukung
Pemerintah
Akses danKesempatan
Daya Saing Negara Berdasarkan Daya Saing Negara Berdasarkan Model Sembilan FaktorModel Sembilan Faktor
(Dong Sung Cho, 1996)(Dong Sung Cho, 1996)
Daya Saing Negara Berdasarkan Daya Saing Negara Berdasarkan Model Sembilan FaktorModel Sembilan Faktor
(Dong Sung Cho, 1996)(Dong Sung Cho, 1996)
Lingkungan Bisinis
Daya Saing Internasional
SumberdayaAlam
Permintaan Domestik
Industri Terkait dan Pendukung
Politisi danBirokrasi
Teknisi, Perancangdan ManagerProfesional
Pekerja
Physical Factor
Human Factor
Kewirausahaan
Akses danKesempatan
Daya Saing versi “T A I” Daya Saing versi “T A I” (Technology Achievement Index)(Technology Achievement Index)
Daya Saing versi “T A I” Daya Saing versi “T A I” (Technology Achievement Index)(Technology Achievement Index)
• Technology Achievement Index (TAI), mengukur seberapa baik suatu negara dalam melaksanakan difusi teknologi dan pembangunan skill SDM –yang merefleksikan kapasitas partisipasi dalam inovasi teknologi- (Human Development Report, 2001)
Regional competitivenessRegional competitiveness (Gerd Schienstock, 1999)(Gerd Schienstock, 1999)
A comparative study of eight European regions
• Indikator yang digunakan
Model SAKA-SAKTIModel SAKA-SAKTI ((Martani, 2000Martani, 2000))
Model SAKA-SAKTIModel SAKA-SAKTI ((Martani, 2000Martani, 2000))
DAYA SAING DAERAH DAYA SAING DAERAH Bank Indonesia-UNPAD Bank Indonesia-UNPAD
(Antar Provinsi)(Antar Provinsi)
DAYA SAING DAERAH DAYA SAING DAERAH Bank Indonesia-UNPAD Bank Indonesia-UNPAD
(Antar Provinsi)(Antar Provinsi)
Terdapat 9 Indikator Utama :1. Perekonomian daerah, 2. Keterbukaan 3. Sistem Keuangan4. Infrastruktur dan SDA5. IPTEK6. SDM7. Kelembagaan 8. Governace dan Kebij Pemerintah9. Manajemen dan ekonomi mikro
KPPOD-KADIN KPPOD-KADIN (pemeringkatan daya tarik investasi (pemeringkatan daya tarik investasi
kabupaten/kota)kabupaten/kota)
Th 2001 terdapat 4 faktor yang mempengaruhi: 1. Keamanan; 2. Potensi ekonomi; 3. Peraturan daerah dan 4. SDM, budaya daerah, infrastruktur dan keuangan
daerah
Th 2002 terdapat 5 faktor yang mempengaruhi: 1. Kelembagaan; 2. Sosial politik; 3. Perekonomian daerah; 4. Ketenagakerjaan dan produktivitas; dan 5. Fisik.
The Jawa Post Institute of Pro-OtonomiThe Jawa Post Institute of Pro-Otonomi (Jawa Timur)(Jawa Timur)
Penelitian oleh institusi ini ingin menunjukkan keberhasilan otonomi daerah melalui kemajuan daerah yang akhirnya dapat mendorong persaingan sehat antardaerah dan mengurangi sisi-sisi negatif dari
pelaksanaan otonomi daerah.
Kategori prestasi kemajuan otonomi meliputi
1. Prestasi otonomi,
2. Kontraprestasi otonomi dan
3. Stagnasiprestasi otonomi.
P2KTPW-BPPT (Kabupaten/Kota)(daya saing wilayah dalam perspektif teknologi 2002-2003)
Kajian tersebut dilakukan berdasarkan dua kelompok indikator, yaitu :
1. Indikator iklim teknologi
2. Indikator kemampuan teknologi.
IPS (Institute of Industrial Policy Study)
The National Competitiveness Report IPS (Institute of Industrial Policy Study)
The National Competitiveness Report
Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi tingkat daya saing negara adalah dua kelompok, yaitu :
1. Pekerja, 2. Politisi dan birokrasi, 3. Pemilik perusahaan, 4. Kaum profesional.
1. Pekerja, 2. Politisi dan birokrasi, 3. Pemilik perusahaan, 4. Kaum profesional.
1. Sumberdaya. 2. Permintaan, 3. Industri terkait, 4. Lingkungan bisnis.
1. Sumberdaya. 2. Permintaan, 3. Industri terkait, 4. Lingkungan bisnis.
Kelompok faktor non manusiaKelompok faktor non manusiaKelompok faktor manusiaKelompok faktor manusia
1 2
MANAJEMEN TEKNOLOGI MANAJEMEN TEKNOLOGI UNTUK DAYA SAING DAERAHUNTUK DAYA SAING DAERAH
+ Contoh Aplikasi Pengukuran+ Contoh Aplikasi Pengukuran
MANAJEMEN TEKNOLOGI MANAJEMEN TEKNOLOGI UNTUK DAYA SAING DAERAHUNTUK DAYA SAING DAERAH
+ Contoh Aplikasi Pengukuran+ Contoh Aplikasi Pengukuran
Manajemen Teknologi Manajemen Teknologi Peningkatan Daya Peningkatan Daya
Saing Daerah Saing Daerah
Implikasi Kebijakan Teknologi Untuk Pembangunan Daerah
Implikasi Kebijakan Teknologi Untuk Pembangunan Daerah
Paradigma Baru Pembangunan Daerah
Teknologi dan Keunggulan Daya Saing Daerah
Kebutuhan Teknologi Untuk Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah Berbasis Teknologi
Analisis Kebutuhan Teknologi
Strategi Pemenuhan Kebutuhan Teknologi
Analisis Eksternal
Iklim Teknologi
Peramalan Teknologi
Siklus Hidup Teknologi
Analisis Internal
Kandungan Teknologi
Kemampuan Teknologi
Status Teknologi
Strategi Membuat
Seizing Tacit Knowledge
Internal R&D With Networking
Internal R&D
Reverse Engineering
Covert Acquisition with Internal R&D
Covert Acquisition
Strategi Membeli
Acquisition of Company With Technology
Joint Venture with Technology Provider
Licensing
Purcashing Equipment with Embeded Technology
Kerjasama Strategis
Technology Transfer
R&D Strategic Partnership
Contract R&D
UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH MELALUI TEKNOLOGI DAERAH MELALUI TEKNOLOGI
UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH MELALUI TEKNOLOGI DAERAH MELALUI TEKNOLOGI
• Porter (1990) menjelaskan tentang peranan teknologi dalam menciptakan keunggulan daya saing daerah (dalam konsep rantai nilai --value chain--)
• Keunggulan daya saing suatu daerah akan tercipta apabila mereka berhasil menciptakan keunggulan melalui pemanfaatan teknologi pada salah satu atau beberapa rantai nilai.
Contoh Aplikasi : Pengukuran Daya Saing Daerah dalam
Perspektif Teknologi
Contoh Aplikasi : Pengukuran Daya Saing Daerah dalam
Perspektif Teknologi
1. Mendefinisikan daya saing dalam perspektif teknologi
2. Membuat metodologi kerja3. Menentukan indikator4. Mengumpulkan Data 5. Menghitung dan melakukan pemeringkatan6. Menyusun strategi peningkatan dayasaing
melalui indikasi hasil analisis
Pengertian Daya Saing DaerahPengertian Daya Saing Daerah
Pengertian :Tingkat kemampuan suatu daerah memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan pasar dalam kondisi persaingan bebas dan adil serta kemampuan untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dalam jangka panjang (OECD dalam IMD)
– Tidak dapat disangkal bahwa daya saing perusahaan merupakan main engine dari daya saing daerah,
– Peranan pemerintah sangat besar dalam mempengaruhi lingkungan dimana perusahaan beroperasi
– Pada masa depan suatu wilayah tidak hanya tergantung pada produk dan jasa yang dihasilkan saja, tetapi juga tergantung pada kemampuan suatu wilayah memberikan pendidikan dan peningkatan pengetahuan pada tenaga kerja melalui pendidikan dan latihan (IMD)
DEVELOPMENT PLAN KABUPATEN DAN KOTA
DEVELOPMENT PLAN KABUPATEN DAN KOTA
KOMPILASI DATA
PENGOLAHAN DATA
PENENTUAN PERINGKAT DAYA SAING KABUPATEN DAN KOTA
STRATEGIC PLAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA
Pencarian IndikatorFaktor ObyektifFaktor Subyektif
KAJIAN TEORI DAYA SAING
Pencarian IndikatorProfil Sumberdaya AlamProfil Sumberdaya ManusiaProfil Infrastruktur Teknologi
FAKTOR EKSTERNALFAKTOR INTERNAL
IKLIM TEKNOLOGIKEMAMPUAN TEKNOLOGI
METO
DO
LO
GI
METO
DO
LO
GI
INDIKATOR KEMAMPUAN TEKNOLOGI Profil Sumber Daya Alam
Var 001 Rasio Luas Sawah Per Luas Wilayah
Var 002 Rasio Non Sawah Utk Perta Per Luas Wilayah
Var 003 Invers Rasio Luas Lahan Kritis Per Luas Wilayah
Var 004 Rasio Hasil Produksi Perkebunan Per Luas Lahan Perkebunan
Var 005 Jumlah Lokasi Tambang Golongan C
Profil Sumber Daya Manusia
Var 006 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
Var 007 Years Of Schooling (th)
Var 008 Rasio Jumlah Guru Per 10000 Penduduk
Var 009 Rasio Jumlah Tenaga Kerja Industri Manufaktur Per TK Total (%)
Profil Infrastruktur Teknologi
Var 010 Rasio Jumlah Wartel Per Jumlah Penduduk
Var 011 Jumlah Satuan Sambungan Telepon (sst)
Var 012 Rasio Anggaran Iptek Per Pengeluaran Pembangunan
Var 013 Jumlah Produksi Pulsa Perkapita
Var 014 Satuan Sambungan Telepon Terpasang Per 1000 Penduduk
INDIKATOR IKLIM TEKNOLOGI
KEADAAN PRASARANA FISIK DAN JASA PENDUKUNG
Var 019 Jumlah Rata2 Energi Listrik Terjual
Var 020 Satuan Sambungan Telepon Terpasang Per 1000 Penduduk
Var 021 Rasio Panjang Jalan Per Luas Wilayah
KETERSEDIAAN PERSONIL IPTEK DAN PENGELUARAN UNTUK LITBANG
Var 022 Rasio Anggaran Iptek Per Pengeluaran Total
Var 023Rasio Jumlah Rumah Tangga Yang Menyekolahkan Keluarganya Ke Perguruan Tinggi Per Jumlah Rumah Tangga Total
SKENARIO IPTEK DALAM SISTEM PRODUKSI
Var 024 Rasio PAD Perpengeluaran Rutin
Var 025 Persentase Biaya Litbang Dan Rekayasa Produksi Dari Total Pengeluaran
Var 026 Persentase Pengeluaran Untuk Peningkatan Sdm Per Pengeluaran Total
Var 027 Persentase Ekspor Komoditas Industri Ringan Terhadap Komoditas Total
TINGKAT INOVASI DI INDUSTRI DAN KOMITMEN MAKRO DALAM PENGEMBANGAN IPTEK
Var 028 Rasio Penjualan Barang Tanpa Modifikasi Per Total Penjualan Barang
Var 029 Rasio Anggaran Pendidikan Per Total Pengeluaran Pembangunan
SUMBER DATASUMBER DATA
• Sebagian besar data publikasi BPS. Namun ada beberapa data yang diperoleh dari instansi pemerintah lainnya atau BUMN. Data dari BPS antara lain :– Data Podes (Potensi Desa 2000)– Kabupaten/Kota dalam Angka 2000-2001– Statistik Keuangan Daerah – Statistik Lingkungan Hidup
• Sedangkan yang diperoleh dari instansi pemerintah atau BUMN lainnya:– Data tentang Telekomunikasi (Dephub dan PT. Telkom)– Data kelistrikan (PT. PLN)– Data Pendidikan (Balitbang Depdiknas)
Pengukuran dan PemeringkatanPengukuran dan PemeringkatanPengukuran dan PemeringkatanPengukuran dan Pemeringkatan
• Data Entry
• Validasi data (termasuk proxy data kosong)
• Pengolahan dengan Faktor Analisis
• Penyusunan indek daya saing
• Pemeringkatan menurut kelompok indikator
• Peringkatan menurut indeks daya saing total
Peta Indeks Daya Saing Kabupaten/Kota Peta Indeks Daya Saing Kabupaten/Kota dalam Perspektif Teknologi dalam Perspektif Teknologi
Kab. Malang
Kab. Cianjur
Kab. Lebak Kab. Bogor
Kab. Garut
Kab. Sukabumi
Kab. Jember
Kab. Bandung
Kab. Ciamis
Kab. Banyuwangi
Kab. Blora
Kab. Cilacap
Kab. Tuban
Kab. Pati
Kab. Subang
Kab. Blitar
Kab. Tasikmalaya
Kab. Pandeglang
Kab. Kediri
Kab. Bojonegoro
Kab. Brebes
Kab. Serang
Kab. Wonogiri
Kab. Indramayu
Kab. Grobogan
Kab. Karawang
Kab. Lumajang
Kab. Ngawi
Kab. Bekasi
Kab. Lamongan
Kab. Pacitan
Kab. SitubondoKab. Pasuruan
Kab. Probolinggo
Kab. Kebumen
Kab. Sumedang
Kab. Nganjuk
Kab. Bondowoso
Kab. Madiun
Kab. Buleleng
Kab. Tegal
Kab. Banyumas Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Boyolali
Kab. Bangkalan
Kab. Cirebon
Kab. Kuningan Kab. Kendal
Kab. Gunung Kidul
Kab. Jepara
Kab. Sumenep
Kab. Tangerang
Kab. Trenggalek
Kab. JombangKab. Magelang
Kab. DemakKab. PemalangKab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Tulungagung
Kab. Tabanan
Kab. Banjarnegara
Kab. Klaten
Kab. Bangli
Kab. Pamekasan
Kab. Karanganyar
Kab. Kulon Progo
Kab. Klungkung
Kod. SerangWil. Jakarta Utara
Kod. Pasuruan
Kod. Sukabumi
Daya Saing WilayahSangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi
N
EW
S
PETA DAYA SAING WILAYAH DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI(Daya Saing Wilayah Total)
Kab. Malang
Kab. Cianjur
Kab. Lebak Kab. Bogor
Kab. Garut
Kab. Sukabumi
Kab. Jember
Kab. Bandung
Kab. Ciamis
Kab. Banyuwangi
Kab. Blora
Kab. Cilacap
Kab. Tuban
Kab. Pati
Kab. Subang
Kab. Blitar
Kab. Tasikmalaya
Kab. Pandeglang
Kab. Kediri
Kab. Bojonegoro
Kab. Brebes
Kab. Serang
Kab. Wonogiri
Kab. Indramayu
Kab. Grobogan
Kab. Karawang
Kab. Lumajang
Kab. Ngawi
Kab. Bekasi
Kab. Lamongan
Kab. Pacitan
Kab. SitubondoKab. Pasuruan
Kab. Probolinggo
Kab. Kebumen
Kab. Sumedang
Kab. Nganjuk
Kab. Bondowoso
Kab. Madiun
Kab. Buleleng
Kab. Tegal
Kab. Banyumas Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Boyolali
Kab. Bangkalan
Kab. Cirebon
Kab. Kuningan Kab. Kendal
Kab. Gunung Kidul
Kab. Jepara
Kab. Sumenep
Kab. Tangerang
Kab. Trenggalek
Kab. JombangKab. Magelang
Kab. DemakKab. PemalangKab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Tulungagung
Kab. Tabanan
Kab. Banjarnegara
Kab. Klaten
Kab. Bangli
Kab. Pamekasan
Kab. Karanganyar
Kab. Kulon Progo
Kab. Klungkung
Kod. SerangWil. Jakarta Utara
Kod. Pasuruan
Kod. Sukabumi
Daya Saing WilayahSangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi
N
EW
S
PETA DAYA SAING WILAYAH DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI(Daya Saing Wilayah Total)
Keterangan Indeks Daya Saing:
Contoh : Kwadran Daya Saing Daerah Contoh : Kwadran Daya Saing Daerah dalam Perspektif Teknologi dalam Perspektif Teknologi
Contoh : Kwadran Daya Saing Daerah Contoh : Kwadran Daya Saing Daerah dalam Perspektif Teknologi dalam Perspektif Teknologi
Kemampuan Teknologi
2.00.0-2.0
Iklim
Te
kno
log
i2.0
0.0
-2.0
Kota Dumai
Kota Batam
Kota Pekan Baru
Kabupaten BengkalisKabupaten Kampar
Kabupaten Kepulauan
Kabupaten Indragiri
Kabupaten Indragiri
Strategi Pergeseran Posisi Daya Saing Strategi Pergeseran Posisi Daya Saing
Kuadran1
Kuadran
2Kuadran
3
Kuadran4