manajemen sekolah bermutu dalam kajian
TRANSCRIPT
Manajemen Sekolah Bermutu Dalam
Kajian
Sekolah Standar Nasional Dan
Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional
I. Sekolah Berstandar Nasional
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah modal utama
bagi suatu bangsa dalam upaya
meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang dimilikinya.
Sumberdaya manusia yang
berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi
layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha
meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk
Indonesia. Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi
peserta didik menjadi manusia berilmu, cakap, dan kreatif saja tetapi
juga sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, serta berakhlak
mulia. Untuk mewujudkan tujuan ini Pemerintah menetapkan standar
nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP).
Dalam peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa Standar Nasional
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
Pendidikan meliputi : 1) standar isi, 2) standar kompetensi lulusan, 3)
standar proses 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5)
standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar
pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 11 menjelaskan bahwa beban belajar untuk
SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur
pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit
semester/SKS. Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan
pendidikan yang menerapkan SKS ditetapkan oleh peraturan
menteri/Permen berdasarkan usul dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pada ayat ini dijelaskan bahwa sekolah
khususnya SMA/MA/ SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sekolah kategori
standar dan sekolah kategori mandiri. Pengkategorian ini didasarkan
pada tingkat terpenuhinya SNP. Oleh karenanya Pemerintah dan
Pemerintah Daerah berupaya agar sekolah/madrasah yang berada
dalam kategori standar meningkat menjadi sekolah/madrasah kategori
mandiri.
B. Terminologi SSN
Dua istilah (terminologi) sekolah standar nasional/SSN dan
sekolah kategori mandiri/SKM sepertinya muncul secara simultan
dalam persekolahan kita. Konsep pendiriannya juga sama, hanya saja
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
SKM dipakai untuk jenjang pendidikan lanjutan (SMA) ketika proyek
percontohan dilakukan pada tahun-tahun pertama.Kini sama-sama
digunakan dengan term SSN. Sebagaimana sekolah kategori standar,
bahkan sekolah bertaraf internasional, SSN/SKM juga menggunakan
kurikulum resmi yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni kurikulum
tingkat satuan pendidikan/KTSP. KTSP yang dikembangkan oleh
masing-masing sekolah berbasis pada kompetensi.
Menurut Wilson (2001) paradigma pendidikan yang berbasis pada
kompetensi mencakup berbagai hal seperti kurikulum, pedagogi, dan
penilaian menekankan pada standar atau hasil. Hasil belajar yang
berupa kompetensi dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran
yang dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup
strategi mengajar atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil ujian
atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Suatu tipikal SKM itu
yakni pembelajarannya dibedakan pada tiga kategori: tatap muka,
tugas mandiri, dan penugasan mandiri nonterstruktur. Itu harus jelas
dan bisa diamati pada rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP)
secara eksplisit maupun inplisit. Di sinilah letak kemandiriannya bisa
terlihat. Saat kapan peserta didik mendapat bimbingan langsung oleh
pendidik (tatap muka), saat kapan ia harus berhadapan dengan
berbagai macam sumber belajar baik secara individual maupun
kelompok (tugas mandiri), dan saat kapan ia lebih jauh menggali dan
menggarap secara tekun tugas yang lebih luas dalam jangka waktu
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
lebih lama (penugasan mandiri nonterstruktur).
Hal itu sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses dan edaran yang dibuat Direktorat SMA yang telah
disosialisasikan pada kegiatan bimbingan dan teknis (bintek) KTSP
2008 di seluruh wilayah Indonesia. Permendiknas nomor 41 tahun
2007 dinyatakan bahwa kegiatan pembelajaran inti mencakup tiga hal,
yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Artinya, bahwa kegiatan
inti itu mesti memperlihatkan adanya langkah-langkah kegiatan
penjajakan atau penjelajahan informasi seluas - luasnya tentang
materi/bahan ajar (eksplorasi). Kemudian, pada kegiatan inti juga
tampak adanya penggarapan yang sungguh-sungguh atau tekun atas
materi/bahan ajar yang telah ditemukan (elaborasi), untuk seterusnya
perlu langkah-langkah kegiatan pembenaran, penegasan, dan
pengesahan materi/bahan ajar yang telah didapatkan. Jadi, adanya
tuntutan pembelajaran yang mesti bisa menyikapi kegiatan tatap
muka, tugas mandiri, dan penugasan mandiri nonterstruktur di satu
sisi, dan harus pula bisa menyikapi kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang mesti eksploratif, elaboratif, dan konfirmatif bukanlah sesuatu hal
yang menjadi ambivalen.
C. Pengertian SKM/SSN
1. Sekolah Kategori Mandiri (SKM)/Sekolah Standar Nasional (SSN)
adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar
nasional pendidikan.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
2. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan
standar yaitu :
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen
dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
D. Tantangan – Harapan
Eksistensi SSN/SKM agaknya menjadi tantangan baru buat
pengelolaan pendidikan di tanah air saat ini. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah seharusnya punya kesungguhan yang sama
dalam mewujudkannya. Entitas persekolahan SSN yang ”baru” ini
dilakukan dengan SKS dalam pengelolaannya. Paradigma serupa
juga telah duluan dilakukan pada sekolah akselerasi meskipun
mungkin sistem pengelolaan sekolah itu tidak diatur dengan
perundang-undangan yang lebih sistemik seperti SSN/SKM juga
sekolah berstandar internasional/SBI. Beban belajar peserta didik
yang dinyatakan dalam bentuk SKS, kemudian berimplikasi terhadap
pembelajaran tatap muka, tugas mandiri dan penugasan mandiri
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
nonterstruktur. Tentulah semua itu menuntut konsentrasi dan
kesungguhan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah
(bupati/walikota, kepala dinas pendidikan), kepala sekolah, para
pendidik, masyarakat, dan peserta didik. Tanpa political will, sistem
pengelolaan yang kuat, sumber dana yang kuat, etos kerja para
pendidik yang sinergis, masyarakat yang sadar arti penting dan nilai
pendidikan, maka pelaksanaan SSN hanya akan ada dalam fantasi
belaka.
Bukankah sebelumnya kita pernah ”dihebohkan” sekolah-sekolah
berlabel plus, akselerasi, sekolah favorit, sekolah bertaraf
internasional. Namun gaung dari label-label yang hebat itu seringkali
hanya dicantolkan pada bangunan fisiknya semata, yang oleh
karenanya, biaya untuk memasukinya menjadi berlipat – lipat. Di sisi
lain, sejumlah masyarakat merasa kecewa dengan sistem pendidikan
yang secara inheren kemudian mereka mendirikan homeschooling
pula.Anggaran pendidikan yang menembus angka 20 persen dari
APBN 2009, kiranya bisa membuat SSN menjadi sistem persekolahan
yang futuristik di negeri ini
II. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
A. Pendahuluan
Pelaksanaan program RSBI merupakan tantangan yang tidak
ringan yang harus dijawab oleh sekolah yang ditunjuk. Sekolah yang
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
memiliki banyak prestasi ini dalam lima tahun ke depan akan dikelola
dengan sebaik-baiknya sehingga bertaraf internasional, tentu
merupakan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran ekstrakeras.
Semua komponen sekolah dengan manajemen kepala sekolah secara
bersama-sama telah mulai melakukan pembenahan. Pelatihan bahasa
Inggris dan ICT adalah menu pokok guru – guru. Kelas dengan ruang
ber-AC yang dilengkapi dengan komputer dan LCD juga merupakan
keharusan yang harus disiapkan. Gambaran sederhana pelaksanaan
RSBI adalah sekolah yang dalam proses pembelajarannya
menggunakan kurikulum adaptif dengan pendekatan multi metoda,
multi media dan berbasis ICT, juga menggunakan bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia (bilingual) sebagai pengantar. Berikut merupakan
sekilas dasar pemikiran, mutu lulusan yang dikehendaki, program
yang akan dilaksanakan dan hal lain yang berkaitan dengan persiapan
menjelang pelaksanaan RSBI.
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) adalah Sekolah
Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf
Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan
daya saing internasional.
B. Landasan Hukum dan Prasyarat RSBI
1. Landasan Hukum RSBI
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
a. UU No. 20 Tahun 2003 ps 50 UUNo. 32 Tahun 2004 :
Pemerintahan Pusat dan Daerah
b. UU No 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
c. UU No. 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional
d. PP NoTahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) ps 61
e. Permendiknas No. 22,23,24 Tahun 2006 : Standar Isi, SKL dan
Implementasinya
2. Prasyarat RSBI
1. Kurikulum Nasional (modifikasi)
2. Wajib mengikuti UN
3. Ujian Internasional (optional)
4. Proses Pembelajaran dan Manajemen (standar internasional)
5. Berbasis pada kultur Indonesia
6. Tidak eksklusif (semua aspek dikembangkan)
7. Merit sistem dalam penerimaan siswa (akses untuk siswa miskin
setara)
C. TUJUAN PROGRAM RSBI
1. Umum
a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan
amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal
31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP
No.19 tahun 2005 tentang SNP( Standar Nasional Pendidikan),
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala
Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah ke-1 tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas
dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
b. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk
mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
c. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam
masyarakat global.
2. Khusus
Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum
di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan
standar kompetensi lulusan berciri internasional.
RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena
Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal
sebagai berikut :
1. menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ;
2. menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK ;
3. memenuhi Standar Isi; dan
4. memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut :
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
a. sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses
transkripnya masing – masing ;
b. muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran
yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota
OECD (Organization for Economic Co-operation and Development)
dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan; dan
c. menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang lebih tinggi
dari Standar Kompetensi Lulusan. Adalah tidak benar kalau guru
Bahasa Indonesia harus menggunakan Bahasa Inggris dalam
memberikan pengantar pelajarannya, walaupun hal tersebut boleh
saja dilakukan, tetapi penggunaan Bahasa Inggris adalah untuk
pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti
kejuruan saja, sebagaimana dalam Bagian Proses Pembelajaran
RSBI/SBI dinyatakan sebagai berikut: ‘’Mutu setiap SekolahStandar
Internasional dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut
ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu
memenuhi Standar Proses.’’ Selain itu, keberhasilan tersebut juga
ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai
berikut :
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
a. proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan
bagi sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia,
budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa
entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator;
b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari
salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;
c. menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;
d. pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti
kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata
pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus
menggunakan bahasa Indonesia; dan
e. pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok
sains dan matematika untuk SD/MI baru dapat dimulai pada Kelas IV.
D. Asas – asal Pelaksanaan Kurikulum dan Pembelajaran RSBI
Asas – asas pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran pada RSBI
meliputi :
1. Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan
mengadabtasi kurikulum sekolah di Negara lain.
2. Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris,
secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Metode
pengajaran dwi bahasa ini dapat dilaksanakan dengan 2 kategori
yakni Subtractive Bilingualism (beri penjelasan oleh penulis) dan
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
Additive Bilingualism, yang menekankan pendekatan Dual
Language.
3. Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan
perbedaan adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang
pengaturan bahasa pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan
subjek maupun waktu.
4. Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi
aspek kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek
fisik.
5. Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
termasuk Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke dalam
kurikulum.
6. Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada materi,
kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).
7. Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan analitis
, memiliki kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu
mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan kurikulum ini
didasarkan prinsip ”Understanding by Design” yang menekankan
pemahaman jangka panjang (”Enduring Understanding”).
Pemahaman
(Understanding) dilihat dari 6 aspek: Explain, Interpret, Apply,
Perspective, Empathy, Self Knowledge.
8. Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan sistem
paket dan kredit semester.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
9. Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA dan
SMK.
10.Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and
Communication Technology (ICT) yang terintegrasi dalam setiap
mata pelajaran.
E. Penjaminan Mutu pada RSBI meliputi :
1. Mutu Proses Pembelajaran
Terdapat pergeseran paradigma pendidikan dari mengajar ke
membelajarkan. Mengajar lebih menekankan pada kegiatan guru
dalam mentransformasikan ilmu atau materi kepada siswa, dan
siswa hanya sebagai pendengar, sedangkan pembelajaran lebih
menekankan pada proses kegiatan siswa yang aktif mencari,
menemukan sekaligus mempresentasikan temuan belajarnya.
Sekolah bertaraf Internasional diharapkan menerapkan azas-azas
pembelajaran aktif yang mengakses 5 pilar pendidikan (religious
awareness, learning to know, learning to do, learning to be, and
learning how to live together) dalam pengelolaan pembelajaran
dengan rincian seperti berikut :
a. Pendekatan yang digunakan berfokus pada siswa dengan
merangsang rasa ingin tahu dan motivasi intrinsik serta
partisipasi siswa (inquiry, investigation) sehingga ide
pembelajaran dapat datang dari siswa.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
b. Siswa membangun pengetahuannya sendiri, bukan dibentuk
oleh orang lain (constructivism).
c. Guru berperan sebagai fasilitator, sehingga tercipta interaksi
Guru-siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru, terjadi
komunikasi multi arah, sikap guru terhadap siswa harus
menimbulkan rasa nyaman, penyusunan kelas dapat dibuat
dengan 2 macam pengelompokan seperti kelas dengan 1
kelompok umur (Single Age), Kelas dengan 2 kelompok umur
(Multiage)
d. Pembelajaran melayani semua anak termasuk anak dengan
kebutuhan khusus ( special needs ) secara terbatas (program
inklusi), pendekatan yang digunakan menekankan adanya
keragaman kompetensi, intelligence, agama, minat.
e. Menekankan pada pemahaman siswa bukan hafalan dan
sekedar mengejar target pembelajaran maupun bahan ujian,
tetapi berorientasi pada aktivitas dan proses.
f. Mengembangkan model-mdel pembelajaran yang konstruktif,
inovatif seperti cooperative learning, pembelajaran berbasis
masalah, dan contextual teaching and learning.
g. Memanfaatkan berbagai sumber belajar (lingkungan, nara
sumber, dan penunjang belajar lainnya) tidak hanya dari guru.
h. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih (intelligent
choice) seperti dalam pemilihan proyek yang akan dikerjakan,
gaya belajar, cara menyelesaikan soal, minat dalam batasan
tertentu. Dalam mengakomodasi keragaman, pengajaran materi
dapat diberikan berbeda-beda, umumnya 3 tingkatan/macam,
sesuai dengan kebutuhan siswa. Praktek yang umumnya
disebut Differentiated Instruction ini menyebabkan tugas yang
diberikan kepada siswa juga dapat berbeda yang antara lain
berupa Tiered Assignments serta tehnik diferensiasi lainnya.
Untuk siswa berkebutuhan khusus (special needs) dapat
dibuatkan program pembelajaran individu (Individual
Educational Program/IEP).
j. Siklus pembelajaran dapat dimulai dari tahapan Exposure, Mini
Lesson, Workshop dan Assessment. Siklus ini dapat berulang di
setiap tahap sesuai dengan kebutuhan siswa.
k. Menciptakan dan memelihara berbagai lingkungan yang
kondusif untuk siswa belajar seperti; penataan ruangan, materi
pembelajaran, rasio guru siswa 1:12 sampai dengan 1:24.
2. Mutu Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan yang mampu bersaing di level
internasional. Dengan indikator pencapaian :
a. Siswa yang mempunyai integritas moral yang tinggi, beragama,
jujur, pemecah masalah, mampu mengidentifikasi,
mendifinisikan, dan menganalisa persoalan, mampu
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
menformulasikan alternatif-alternatif pemecahan dengan
menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai hidup,
mampu membuat pilihan yang tepat dari alternatif-alternatif
tersebut dan kemudian mengembangkan strategi untuk
pelaksanaan dan penilaian dari hasil pilihan tertsebut
b. Pembelajar sepanjang hidup yang mandiri yang diperlihatkan
dengan kemampuan mencari, mengorganisasikan dan
memproses informasi untuk kepentingan kini dan nanti.
c. Lulusan RSBI harus mempunyai pribadi yang bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan yang ditunjukkan dengan
kesediaan menerima tugas, menentukan standar dan strategi
yang tepat menyelesaikan tugas tersebut, juga secara konsisten
bekerja menyelesaikan tugas tersebut, sert mampu
mempertanggungjawabkan hasilnya.
d. Lulusan RSBI diharapkan juga bisa menjadi pemikir yang
kreatif, siswa yang berani berspekulasi dengan meneliti dan
mensintesakan cara-cara yang belum pernah dicoba untuk
melahirkan ide baru.
e. Sebagai ciri lulusan sekolah berstandar internasional lulusan
sekolah ini mampu menjadi komunikator yang efektif dan efisien
dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa internasional
yaitu bahasa Inggris)
f. Sekolah ini juga diharapkan mampu mencetak lulusan yang
memiliki pribadi yang memahami dirinya sendiri sebagai hasil
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
dari penilaian diri terhadap kepercayaan, perasaan, sikap, dan
nilai-nilai yang dimilikinya dan hubungan dirinya dengan
lingkungannya
g. Siswa tidak hanya akan dicetak menjadi pribadi yang mandiri
namun juga harus mampu bekerjasama dengan orang lain baik
sebagai anggota kelompok atau pemimpin kelompok
h. Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan di era global sarat
dengan kompetensi ICT sehingga lulusan RSBI harus
mempunyai keterampilan menggunakan sarana ICT untuk
menunjang studinya.
i. Perpustakaan konvensional yang dikembangkan menjadi
perpustakaan elektronik (Digital electronic) akan selalu menjadi
media yang dekat dengan anak karena siswa diharapkan
mempunyai kebiasaan membaca dan menulis yang baik dan
sekaligus pembaca dan penulis yang baik
j. Sebagai syarat dari pemerintah bahwa setiap siswa SMA harus
menempuh Ujian Nasional maka siswa RSBI harus menguasai
materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan Ujian
Nasional.
k. Sebagai pribadi yang harus berdampingan dalam masyarakat
lulusan sekolah ini diharapkan mempunyai kepedulian terhadap
lingkungan sosial, fisik, dan kultural
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
l. Wujud dari seseorang mempunyai kompetensi dan kemampuan
siswa diharapkan mampu menghasilkan karya yang berkaitan
dengan IPTEK, seni, sosial, atau hal positif yang lain.
Hal – hal lain mengenai standar kelulusan antara lain :
a) Standar kelulusan menekankan pada semua aspek seperti
spiritual, norma, sosial, emosional selain akademik.
b) Standar akademik menekankan pada pemahaman materi
belajar, bukan pada pengumpulan nilai, yang harus didukung
oleh berbagai bukti otentik.
c) Kelulusan berdasarkan pada analisa individu yang
menggunakan pertimbangan profesional guru dan sekolah.
d) Kualitas lulusan dipersiapkan mampu bersaing secara global
baik dari segi pengetahuan maupun kompetensi berkomunikasi
dengan tetap mempertahankan budaya Indonesia.
e) Terdapat standar minimal pendukung yang harus dipenuhi
siswa yang dapat berupa; projek dan makalah/tulisan,
Community Service project (pengabdian pada
masyarakat),program magang untuk SMA,MA dan SMK, serta
kehadiran.
f) Kualitas lulusan yang dihasilkan dapat diterima di sekolah-
sekolah Internasional di dunia berdasarkan: kemampuan
bahasa Inggris yang dimiliki siswa, tipe laporan standar
internasional, benchmark standar Internasional, dapat
bekerjasama dengan lembaga internasional.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
3. Mutu Ketenagaan
a. Tenaga pendidik memiliki kualifikasi minimal S1, mampu
berbahasa Inggris, memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi social dan kompetensi professional.
b. Seleksi tenaga pendidik dilakukan secara professional oleh
tenaga ahli dalam bidang sumber daya manusia (Human
Resources Departement) yang dapat dilakukan dengan
tahapan: wawancara awal,Class observation, Behavioral
interview ,Behavioral test,English test (TOEFL dan
conversation), Micro teaching and discussion,Tes kesehatan.
c. Performance management dilakukan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan sebagai dasar untuk pengembangan SDM
lebih lanjut dengan instrumen khusus berdasarkan standar
Teaching Effectiveness.
d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan Kompetensi
(Competency-based Human Resorces System)
4. Mutu Sarana Dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan
belajar siswa berdasarkan cara kerja otak dan standar
internasional, terdiri dari ruangan beserta kelengkapannya, yaitu :
a. Ruang Belajar yang kondusif meliputi luas , pencahayaan,
temperatur, tingkat kebisingan.
b. Tempat bermain
c. Laboratorium
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
d. Perpustakaan
e. Fasilitas olah raga
f. Fasilitas kesenian
g. Ruang Guru
h. Ruang konseling
i. Ruang pertemuan siswa
j. Ruang serbaguna
k. Kantin
l. Klinik
m. Ruang ibadah
n. Ruang kepala sekolah dan administrasi
o. Fasilitas internet di setiap ruang kelas dan WiFi di seluruh
sekolah untuk memudahkan akses internet. Setiap siswa
tingkatan SMA /SMK menggunakan laptop secara individu
dalam mengerjakan tugas sekolah.
p. Ruang terapi untuk special needs
q. Toilet
r. Ruang khusus lainnya sesuai dengan kebutuhan
5. Mutu Pembiayaan
a. Sumber dana diperoleh dari dana investasi pemilik dan
pembayaran uang sekolah siswa untuk jenis sekolah swasta;
serta dapat bervariasi dari sumber lainnya,pemerintah dan
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
b. masyarakat untuk jenis sekolah negeri.Pengalokasian dana
dikategorikan ke dalam : Pengeluaran operasional rutin dan non
rutin, pengeluaran investasi untuk pengembangan sekolah.
c. Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional:
transparan, efisien, akuntabel dengan diperiksa oleh akuntan
publik
6. Mutu Penilaian
a. Tujuan utama penilaian untuk memantau perkembangan hasil
belajar siswa secara individu dan berkesinambungan bukan
untuk mengkategorikan siswa sehingga tidak membandingkan
prestasi antar siswa.
b. Penilaian dilakukan dengan menggunakan prinsip Pedoman
Acuan Kriteria (PAK) dengan memperhatikan aspek: otentik
yang artinya penilaian relevan sesuai dengan potensi masing-
masing siswa dan relevan dengan dunia nyata. Keseimbangan
dengan memperhatikan produk, proses dan progres.
c. Penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria belajar yaitu kriteria
produk, kriteria proses dan kriteria progress. Kriteria produk
berfokus pada apa yang siswa tahu dan bisa lakukan pada saat
tertentu. Kriteria proses berfokus pada bagaimana siswa
mencapai perfomansi bukan pada hasil akhir. Kriteria progres
berfokus pada tingkat pencapaian
d. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran
bukan dengan prestasi siswa lainnya
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
e. Penilaian dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai teknik dan instrumen seperti rubrik,
observasi harian, performance task dan tes tertulis (paper and
pencil)
f. Pembelajaran didasarkan atas pencapaian ketuntasan belajar
siswa (mastery learning) maka laporan yang dikeluarkan
sekolah dapat berupa: Laporan Narasi,Laporan Perkembangan
Siswa per individu yang diterima secara internasional.
F. Tahap Pengembangan Dan Program Prioritas RSBI
1. Tahap Pengembangan RSBI
Tahap pengembangan Rintisan SMA Bertaraf Internasional
ada 3 tahap, yaitu :
1. tahap Pengembangan (3 tahun pertama);
2. tahap Pemberdayaan (2 tahun; tahun ke-4 an 5); dan
3. tahap Mandiri (tahun ke-6).
Pada tahap pengembangan yaitu tahun ke-1 sampai dengan
ke-3 sekolah didampingi oleh tenaga dari lembaga professional
independent dan/atau lembaga terkait dalam melakukan persiapan,
penyusunan dan pengembangan kurikulum, penyiapan SDM,
modernaisasi manajemen dan kelembagaan, pembiayaan, serta
penyiapan sarana prasarana. Sedangkan pada tahap
pemberdayaan yaitu tehun ke-4 dan ke-5 adalah sekolah
melakasanakan dan meningkatkan kualitas hasil yang sudah
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
dikembangkan pada tahap pendampingan, oleh karena itu dalam
proses ini hal terpenting adalah dilakukannya refleksi terhadap
pelaksanaan kegiatan untuk keperluan penyempurnaan serta
realisasi program kemitraan dengan sekolah mitra dalam dan luar
Negeri serta lembaga sertifikasi pendidikan internasional. Pada
tahap mandiri pada tahun ke-6 adalah sudah sekolah sudah
berubah predikatnya dari rintisan bertaraf internasional (RSBI)
menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan catatan
semua profil yang diharapkan telah tercapai. Sedangkan apabila
profil yang diharapkan mulai dari standar isi dan standar
kompetensi lulusan, SDM (guru, kepala sekolah, tenaga
pendukung), sarana prasarana, penilaian, pengelolaan,
pembiayaan, kesiswaan, dan kultur sekolah belum tercapai, maka
dimungkinkan suatu sekolah RSBI akan terkena passing - out.
G. PROGRAM PRIORITAS RSBI
1. Adaptasi kurikulum yang setaraf kurikulum Internasional
2. Pengembangan materi dan metode yang bervariasi
3. Pendampingan /outsourcing
4. Sistem Remedial Yang Terkontrol
5. Peningkatan kemampuan guru berbahasa Inggris
6. Kegiatan ekstra yang mendukung bahasa Inggris
7. Peningkatan kemampuan memecahkan soal secara mandiri
8. Peningkatan kemampuan guru mengajar dengan berbagai media
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia
9. Kegiatan ekstra yang mendukung siswa berkarya
Dukungan dari masyarakat, pemerintah Kabupaten, pemerintah propinsi
akan selalu bersinergi sehingga dambaan bahwa akan ada sekolah negeri
yang terjangkau dengan sertifikasi internasional akan segera terwujud.
Tingkatkan Mutu Pendidikan Indonesia