manajemen rumah sakit

46
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Sistem Manajemen Rumah Sakit Perkembangan rumah sakit mengalami transformasi besar yaitu berada dalam suasana global dan kompetitif. Pada keadaan demikian pelayanan rumah sakit sebaiknya di kelola dengan konsep dasar managemen yang mempunyai etika. Tanpa konsep managemen yang jelas perkembangan rumah sakit di Indonesia akan berjalan lambat, terutama pada aspek keuangan (Trisnantoro, 2005). Faktor yang penting dalam pertumbuhan ataupun kemunduran rumah sakitadalah aspek ekonomi, yaitu tanpa adanya sumber dana yang cukup perkembangan rumah sakit akan sulit berjalan. Tanpa sumber dana yang cukup, rumah sakit akan sulit berkembang, karena tanpa insentiv ekonomi yang memadai bagi sumber daya manusia, rumah sakit akan sulit menarik tenaga yang akan jadi penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit. Aplikasi ekonomi managerial dalamrumah sakit mempunyai berbagai konsep dan isu dasar yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah posisi laba (profit) dalam tujuan rumah sakit. Secara tradisional, sebagai organisasi normatif yang bersifat sosial, maka laba merupakan hal yang tidak lazim ditemui dalam managemen Rumah sakit khususnya rumah sakit Pemerintah. Dalam perubahan menjadi organisasi sosial ekonomi, posisi laba menjadi sangat penting. Kecenderungan kedua yang memicu penggunaan ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan adalah struktur pasar rumah sakit. Dengan mengacu pada pasar 6

Upload: andria-prima-rosyadi

Post on 23-May-2017

320 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen rumah sakit

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Sistem Manajemen Rumah Sakit

Perkembangan rumah sakit mengalami transformasi besar yaitu berada

dalam suasana global dan kompetitif. Pada keadaan demikian pelayanan rumah

sakit sebaiknya di kelola dengan konsep dasar managemen yang mempunyai

etika. Tanpa konsep managemen yang jelas perkembangan rumah sakit di

Indonesia akan berjalan lambat, terutama pada aspek keuangan (Trisnantoro,

2005).

Faktor yang penting dalam pertumbuhan ataupun kemunduran rumah

sakitadalah aspek ekonomi, yaitu tanpa adanya sumber dana yang cukup

perkembangan rumah sakit akan sulit berjalan. Tanpa sumber dana yang cukup,

rumah sakit akan sulit berkembang, karena tanpa insentiv ekonomi yang memadai

bagi sumber daya manusia, rumah sakit akan sulit menarik tenaga yang akan jadi

penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit.

Aplikasi ekonomi managerial dalamrumah sakit mempunyai berbagai

konsep dan isu dasar yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah posisi laba

(profit) dalam tujuan rumah sakit. Secara tradisional, sebagai organisasi normatif

yang bersifat sosial, maka laba merupakan hal yang tidak lazim ditemui dalam

managemen Rumah sakit khususnya rumah sakit Pemerintah. Dalam perubahan

menjadi organisasi sosial ekonomi, posisi laba menjadi sangat penting.

Kecenderungan kedua yang memicu penggunaan ilmu ekonomi dalam sektor

kesehatan adalah struktur pasar rumah sakit. Dengan mengacu pada pasar

6

Page 2: manajemen rumah sakit

diharapkan akan terjadi kompetisi antar rumah sakit yang akan menghasilkan

efisiensi. Berbagai usaha yang dapat meningkatkan efisiensi dalam suasana yang

kompetitif adalah keuntungan merupakan tujuan utama tanpa meninggalkan

fungsi sosial, sehingga rumah sakit berusaha menekan biaya produksi sekecil

mungkin.

Para ekonomi secara umum mendefinisikan laba sebagai kelebihan

penerimaan atas biaya yang digunakan dalam usaha. Dalam kontek managemen

Rumah sakit kelebihan pembayaran ini dapat dipergunakan untuk berbagai hal

seperti usaha pengembangan rumah sakit, peningkatan insentif untuk pekerja dan

usaha subsidi silang.

2.2 Konsep Pendapatan

2.2.1 Konsep Pendapatan Secara Umum

Pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh

perusahaan, dari transaksi penjualan barang dan penyerahan jasa kepada pihak

lain. Di dalam akuntansi pendapatan diukur dengan jumlah kenaikan bruto dari

aktiva atau berkurangnya hutang, atau kombinasi dengan keduanya. Berbagai

pendapatan yang timbul dalam suatu perusahaan meliputi penjualan barang,

penjualan jasa, penggunaan aktiva oleh pihak lain yang menghasilkan, pendapatan

dari penghentian aktiva selain barang dagangan.

Menurut Munawir (2002), pengakuan pendapatan meliputi semua sumber-

sumber ekonomi yang diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barang

dan penyerahan jasa kepada pihak lain. Di dalam akuntansi, pendapatan diukur

dengan jumlah kenaikkan bruto dari aktiva atau berkurangnya hutang (selain dari

7

Page 3: manajemen rumah sakit

transaksi modal), atau kombinasi keduanya. Berbagai pendapatan yang timbul

dalam perusahaan meliputi :

1. Penyerahan barang (penjualan)

2. Penyerahan jasa

3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan :

a. Pendapatan bunga

b. Pendapatan deviden

c. Pendapatan royalti dan atau sewa

4. Pendapatan dari penghentian aktiva selain barang dagangan.

Berdasarkan sumbernya pada umumnya pendapatan dibedakan menjadi :

1. Pendapatan yang berasal dari usaha pokok (operating revenue)

2. Pendapatan diluar usaha pokok (non operating income)

3. Pendapatan luar biasa (extra ordinary gain) yaitu pendapatan dari aktifitas

yang tidak rutin dan jarang terjadi.

Agar perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi

biaya, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat memuaskan

pemilik perusahaan (Mowen, 2004). Jadi biaya dan pendapatan berkaitan dalam

pengertian bahwa pendapatan (hasil kali harga dan produk)harus melebihi biaya

agar menghasilkan cukup banyak laba.

2.2.2 Konsep Pendapatan Rumah sakit

Pendapatan rumah sakit (revenue) adalah penjumlahan total harga yang

dibebankan kepada setiap pasien, sedangkan surplus (profit) merupakan

pendapatan setelah dikurangi pengeluarannya (Supriyanto, 2005).

Menurut Trisnantoro (2005), penerimaan (revenue) adalah penerimaan

8

Page 4: manajemen rumah sakit

produsen dari hasil penjualan outputnya. Beberapa konsep revenue yang penting

untuk analisis perilaku produsen :

1. Total Revenue(TR) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan

outputnya.TotalRevenue adalah output (Q) dikalikan harga jual

output (Pq)

Rumus :TR = Q x Pq

2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan produsen per unit output yang

dijual.

Rumus :AR = TR/Q = Q x Pq/Q = Pq

Dengan demikian AR tidak lain adalah harga (jual) output per unit = Pq

3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan TR yang disebabkan oleh tambahan

penjualan 1 unit output.

Rumus :MR = dTR/dQ

Menurut Sabarguna (2003), sektor yang berperan dalam pendapatan suatu

rumah sakitadalah :

1. Pemanfaatan, seperti BOR, kunjungan pasien, pemakaian laboratorium.

2. Peningkatan pelayanan, penambahan pelayanan.

3. Pengaturan tarif

4. Cost Containment

Sedangkan upaya untuk meningkatkan pendapatan adalah :

1. Peningkatan pemanfaatan, antara lain pengembangan layanan, peningkatan

keindahan, dan peningkatan pelayanan makanan.

9

Page 5: manajemen rumah sakit

2. Intensifikasi pelayanan, yaitu pengembangan pelayanan, seperti bagian dapur

(gizi) menjual makanan diet, bagian laundry berusaha mengembangkan usaha

cucian bagi pasien dan keluarganya.

3. Ekstensifikasi pelayanan, dalam hal ini membentuk atau menjalankan

pelayanan yang sebelumnya tidak ada kaitannya berbeda dengan yang ada

sebelumnya, missal membuat kantin, konsultasi medik, dan sebagainya.

4. Menaikkan tarif, dalam rangka menaikkan tarif yang utama harus diingat

adalah struktur tarif dan cara menaikkan.

2.2.3 Konsep Tarif

Menurut Trisnantoro (2005), tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang

ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa

dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada

pasien. Tarif rumah sakit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah

sakit swasta juga oleh rumah sakit milik Pemerintah. Bagi sebagian rumah sakit

Pemerintah penetapan tarif bertujuan untuk :

1. Pemulihan Biaya (Cost Recovery)

Tarif dapat ditetapkan untuk meningkatkan pemulihan biaya Rumah

sakit.Keadaan ini terutama terdapat pada rumah sakit Pemerintah yang semakin

lama semakin berkurang subsidinya.Pada masa lalu kebijakan swadana rumah

sakit Pemerintah Pusat ditetapkan berdasarkan pemulihan biaya (Cost Recovery),

sehingga muncul pendapat yang menyatakan bahwa kebijakan swadana berkaitan

dengan naiknya tarif rumah sakit.

2. Subsidi Silang

Dalam manajemen rumah sakit diharapkan ada kebijakan agar masyarakat

10

Page 6: manajemen rumah sakit

ekonomi kuat dapat meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi

masyarakat ekonomi lemah.

3. Meningkatkan Akses Pelayanan

Adanya misi rumah sakit untuk melayani masyarakat miskin. Oleh karena itu

Pemerintah atau pemilik Rumah sakit mempunyai kebijakan penetapan tarif

serendah mungkin, sehingga akses masyarakat miskin ke rumah sakit menjadi

lebih baik.

4. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan

Di berbagai rumah sakit Pemerintah Daerah, kebijakan penetapan tarif pada

bangsal VIP dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk peningkatan mutu

pelayanan dan peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis di rumah sakit Swasta.

5. Penetapan Tarif untuk Tujuan Lain

Beberapa tujuan lain, misalnya mengurangi pesaing, memaksimalkan pendapatan,

meminimalkan penggunaan, menciptakan corporate image.

Menurut Pudjirahardjo (1998), tarif rumah sakit merupakan harga pelayan

kesehatan yang diberikan di suatu rumah sakit yang ditetapkan oleh Pemerintah

daerah setempat untuk suatu periode waktu tertentu. Dalam perdagangan umum,

tarif atau harga berlaku menurut hukum pasar yang berfluktuasi dari suatu waktu

ke waktu lainnya.Dalam pelayanan kesehatan swasta, tarif pelayanan juga dapat

berfluktuasi tetapi tidak secepat perubahan pada harga komoditas

tertentu.Fluktuasi harga jasa umumnya tidak berlangsung secepat fluktuasi harga

barang komsutif seperti pakaian atau mobil.

Tarif rumah sakit yang ditetapkan pemerintah umumnya tidak berfluktuasi

dan cenderung berlaku untuk masa 3-6 tahun.Akibatnya tarif tersebut tidak selalu

11

Page 7: manajemen rumah sakit

dapat menutupi biaya-biaya untuk memproduksi jasa pelayanan di rumah

sakit.Sejalan dengan penyelenggaraan otonomi daerah, maka kemampuan

penetapan tarif yang tepat perlu dilaksanakan. Perhitungan tarif dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Tarif = Unit Cost + Konstanta

Dimana konstanta itu ditetapkan berdasarkan kebijakan keuangan dari rumah sakit

yang bersangkutan. Kebijakan keuangan tersebut seharusnya mempertimbangkan

faktor-faktor :

1. Tujuan rumah sakit

2. ATP/WTP masyarakat

3. Jumlah keuntungan yang diharapkan

4. Tarif pesaing

Dari pertimbangan faktor diatas, besarnya konstanta akhirnya dapat ditetapkan.

Konstanta yang ditetapkan dapat berupa angka nominal maupun persentase dari

unit cost.

2.2.4 Volume

Volume atau jumlah produk dapat berupa barang atau jasa. Produk

berwujud adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui

penggunaan tenaga kerja dan masukkan (input) modal seperti pabrik, lahan dan

mesin. Contoh produk berwujud adalah televisi, hamburger, mobil, komputer,

pakaian danfurniture. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan

untuk seorang pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan

dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi

dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan masukan modal. Perlindungan

asuransi, perawatan kesehatan, perawatan gigi, jasa pemakaman, dan akuntansi

12

Page 8: manajemen rumah sakit

adalah contoh dari berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelanggan.

Penyewaan kendaraan, video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang

memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi (Mowen,

2004).

Dalam bidang kesehatan, produk yang dihasilkan pada umumnya berupa

jasa. Jasa biasanya dikenali melalui karakteristik jasa dan penyampaiannya.

Menurut Supriyanto (2005), karakteristik jasa Rumah sakit dapat diukur

(kuantitatif) dan dibandingkan (kualitatif), yaitu :

1. Input meliputi fasilitas, kapasitas, jumlah personel dan kuantitas bahan atau

obat.

2. Proses meliputi:

a. Teknis medis antara lain waktu tunggu, waktu pemeriksaan, waktu untuk

diagnose, waktu tindakan, keselamatan dan keamanan tindakan.

b. Hubungan interpersonal antara lain kehandalan, empati, keramahan,

tanggapan, dan penampilan fisik (afektif dan perilaku)

3. Output meliputi kesembuhan dan kepuasan.

Volume ( besaran produk ) dalam pelayanan rumah sakit adalah output pelayanan.

Output pelayanan rumah sakit sangat beragam karena banyaknya unitpelayanan

dan banyaknya tindakan serta mempunyai sifat ideal (kapasitas) dan sifat aktual

(riil).

2.3 Konsep Biaya

2.3.1 Konsep Biaya Secara Umum

Menurut Budiono (1982) dalam Trisnantoro (2005), dalam hubungannya

13

Page 9: manajemen rumah sakit

dengan tingkat output, biaya produksi dapat dibagi menjadi:

1. Total Fixed Cost (TFC) atau biaya tetap total, adalah jumlah biaya yang tetap

dibayar perusahaan (produsen), berapapun tingkat outputnya. Dengan demikian

julah TFC adalah tetap untuk setiap tingkat output. Contoh : penyusutan, sewa

gedung, dan sebagainya.

2. Total Variable Cost (TVC) atau biaya variabel total adalah jumlah biaya yang

berubah menurut tinggi rendahnya outputyang diproduksi. Contoh, biaya untuk

bahan mentah, upah, makanan harian pasien, dan sebagainya.

3. Total Cost (TC) atau biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dengan

biaya variabel.

Rumus :TC = TFC + TVC

4. Average Fixed Cost (AFC) atau biaya tetap rata-rata, adalah biaya tetap yang

dibebankan pada setiap unit output. Q adalah tingkat output.

Rumus :AFC = TFC Q

5. Average Variable Cost (AVC) atau biaya variabel rata-rata adalah semua biaya

lain selain AFC yang dibebankan pada setiap unit output yang dihasilkan.

Rumus : AVC = TVC Q

Q

6. Avarage Total Cost (ATC) atau biaya total rata-rata adalah biaya produksi dari

setiap unit output yang dihasilkan.

14

Page 10: manajemen rumah sakit

Rumus : AVC = TVC Q

7. Marginal Cost (MC) atau biaya marjinal adalah kenaikan dari Total Cost yang

diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output.

Rumus :MC = dTC / dQ

Biaya adalah barang dan jasa atau aktiva yang dikorbankan (termasuk

hutang yang timbul) dalam perusahaan untuk merealisasikan pendapatan dalam

suatu periode akuntansi. Biaya diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Biaya usaha (biaya yang terjadi tidak dalam kaitannya dengan usaha pokok

perusahaan)

2. Biaya yang terjadi dalam rangka menjalankan usaha pokok perusahaan.

3. Biaya di luar usaha pokok rugi laba.

Biaya (cost) dapat juga diartikan sebagai pengeluaran (expenditure) guna

memperoleh manfaat. Manfaat mungkin berwujud seperti bahan-bahan,alat-alat,

dan jasa.

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau

dimasa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber

non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Mengurangi biaya

yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa suatu

perusahaan menjadi lebih efisien, akan tetapi biaya tidak hanya harus ditekan,

tetapi juga harus dikelola secara strategis. Para manajer harus memiliki tujuan

menyedeiakan nilai bagi pelanggan yang sama besar (atau lebih besar) dengan

15

Page 11: manajemen rumah sakit

biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan cara ini, posisi strategis

perusahaan akan naik, dan terciptalah keunggulan kompetitif.

Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan pada

perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti

pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan,

maka biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa (expire)dan merupakan beban

(Mowen, 2004).

2.3.2 Konsep Biaya di Bidang Kesehatan

Pengertian biaya di bidang pelayanan kesehatan adalah nilai sejumlah

input(faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output).

Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh

suatu output tertentu. Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu

maupun kesempatan ( Pudjirahardjo, 1998)

Biaya pelayanan merupakan dasar dari penentuan tarif. Biaya harus dapat

menggambarkan besarnya pengeluaran secara jelas dan dasar penentuannya harus

seimbang dapat dijelaskan pembebanan dari sektor pendukung. Dalam kaitannya

dengan biaya dikenal 2 pusat keuangan yang saling terkait yaitu :

a. Pusat penerimaan (Revenue Centre) yaitu pelayanan atau kegiatan yang

menghasilkan masukkan bagi Rumah sakit, misalnya Rawat Jalan, Rawat

Inap,dan sebagainya.

b. Pusat Biaya (Cost Centre) yaitu pelayanan atau kegiatan yang merupakan

tempat keluarnya keuangan Rumah sakit tanpa menghasilkan penerimaan,

misalnya administrasi, pemeliharaan, dan sebagainya.

Unsur biaya menunjukkan sesuatu hal yang membangun biaya. Unsur biaya

16

Page 12: manajemen rumah sakit

menurut tujuannya atau kepentingannya dibedakan atas kepentingan internal dan

eksternal. Biaya untuk kepentingan internal dikenal sebagai kegiatan akuntansi

manajemen sedangkan untuk kepentingan eksternal organisasi dikenal sebagai

akuntansi keuangan (Supriyanto, 2005).

Hubungan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sebagai

berikut:

Kepentingan eksternal Kepentingan Internal

Gambar 2.1 Akuntabilitas Keuangan (Supriyanto, 2005)

Unsur biaya meliputi :

17

Akuntansi Biaya

Akuntansi Keuangan :

Informasi biaya

1. Produksi2. Pemasaran3. Administrasi

Unsur

Biaya

Akuntansi Manajemen :

Informasi Biaya

1. Fixed Cost2. Variable Cost3. Overhead Cost4. Unit Cost

Page 13: manajemen rumah sakit

Pengelompokan biaya di bidang kesehatan menurut Pudjiraharjo,dkk (1998),

ada beberapa kriteria yaitu :

1. Pengelompokan Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi.

Dalam kaitannya dengan perubahan skala produksi, biaya dapat dibedakan

menjadi:

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh

besarnya jumlah produksi(output).Biaya ini harus tetap dikeluarkan,walaupun

tidak ada pelayanan. Contoh biaya tetap adalah nilai gedung yang digunakan,nilai

peralatan (besar) kedokteran ,ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam

biaya tetap sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika

pelayanannya meningkat maupun menurun. Demikian pula dengan alat

kedokteran. Biaya stetoskop relative tetap,baik untuk memeriksa dua pasien

maupun sepuluh pasien.Artinya biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada

18

TC (Total Cost ) = Fixed Cost + Variable Cost

UC (Unitl Cost ) = Total Cost Quantity

Quantity = Aktual atau Normatif

Page 14: manajemen rumah sakit

dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian

biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani

berubah.

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya

output (produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya variable adalah biaya obat,

biaya makanan,biaya alat tulis kantor,dan biaya pemeliharaan.Biaya obat dan

makanan dimasukan dalam biaya variable karena jumlah biaya tersebut secara

langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan.Biaya obat dan

makanan untuk melayani dua unit pasien akan berbeda dengan biaya obat dan

makanan untuk melayani sepuluh unit pasien.Dengan demikian besarnya biaya

obat atau makanan akan selalu terpengaruh secara langsung oleh banyaknya

pasien yang dilayani.Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan

secara rutin,oleh karena itu biaya variabel juaga direncanakan secara rutin

sehingga biaya variabel sering juga disebut sebagai biaya rutin.

Dalam praktek seringkali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas

apakah suatu biaya termasuk biaya tetap atau biaya variabel. Misalnya gaji

pegawai kadang-kadang tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah output,terutama

pada fasilitas pemerintah. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya

dipengaruhi oleh besarnya output. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan biaya

pegawai sebagai semi-variabel cost.

c. Biaya Total (Total Cost)

19

Page 15: manajemen rumah sakit

Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan variabel, dirumuskan sebagai

berikut:

2. Pengelompokan Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya

Dalam kaitannya dengan lama penggunaan,biaya di bedakan dalam:

a. Biaya Investasi (Investment Cost)

Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam

waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu untuk biaya investasi ditetapkan

lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa

anggaran biasanya direncanakan dan direalisir untuk satu tahun.Biaya investasi ini

biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan insfrastuktur

fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya

investasi antara lain biaya pembangunan gedung,biaya pembelian mobil dan biaya

pembelian peralatan besar.

1. Nilai tanah dan bangunan

Pusat Biaya Produksi : tanah dan bangunan ,rawat jalan, rawat inap, apotik dan

poliklinik.

Pusat Biaya Penunjang : tanah dan bangunan administrasi,keuangan, dapur,

binatu.

2. Nilai kendaraan : Ambulan dan kendaraan dinas

3. Nilai peralatan medis

Seluruh peralatan medis yang diperlukan di masing-masing unit pelayanan seperti

rawat rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, laboratorium dan rontgen.

20

Total Cost = Fixed Cost + Variabel Cost

Page 16: manajemen rumah sakit

4. Nilai peralatan ruamah tangga (non medis)

Semua peralatan rumah tangga yang digunakan untuk menunjang pelayanan

kesehatan seperti meja, kursi,AC,mesin tik,mesin cuci,almari,pengangkut

pasiendan sound system.

Dibeberapa instansi,penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi

atau tidak, dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya

besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya.Biaya investasi dihitung dari

nilai barang yang disetahunkan (AIC atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan)

1) Biaya Penyusutan (Depreciation Cost)

Biaya Penyusutan adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan

nilai barang investasi (asset) sebagai akibat penggunanya dalam proses produksi.

Setiap barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami

penyusutan nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan

fisik. Nilai penyusutan barang investasi seperti gedung,kendaraan,dan peralatan

medis disebut sebagai biaya penyusutan. Dalam analisis biaya, konsep biaya

penyusutan penting diketahui terutama dalam upaya menyebar biaya investasi

pada beberapa suatu waktu. Biaya yang timbul dari barang investasi berlangsung

untuk suatu kurun waktu yang lama (lebih dari satu tahun). Padahal lazimnya

analisis biaya dilakukan untuk suatu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun

anggaran.apabila analisis biaya dilakukan dalam satuan waktu satu tahun

anggaran, maka perlu dicari nilai biaya investasi satu tahunan yang di sebut “nilai

biaya investasi” per tahun (Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai

tahunan biaya investasi dipengaruhi oleh : nilai uang (inflasi),waktu pakai,dan

masa pakai dan masa hidup suatu barang investasi.Dengan menggunakan

21

Page 17: manajemen rumah sakit

informasi laju inflasi, masa pakai dan masa hidup dapat dihitung “nilai

sekarang”(present value) dari biaya investasi tersebut. Yang dimaksud dengan

nilai sekarang adalah nilai setahun biaya investasi untuk ”tahun sekarang” yaitu

tahun dilakukannya analisis biaya.

Untuk menghitung biaya investasi tersebut dapat dipergunakan formula

sebagai berikut.

Keterangan :

AIC = Annualized Invesment Cost (Biaya investasi tahunan)

IIC = Intial Investment Cost (Nilai awal barang)

i = Laju inflasi

t = Lama

L = Perkiraan masa hidup (umur ekonomis)barang investasi yang

bersangkutan.

Apabila barang investasi sudah berumur puluhan tahun dan informasinya

secara tepat tentang nilai awal barang, masa pakai dan umur pakai tidak

ditemukan, maka terpaksa harus dilakukan prakiraan.

b. Biaya Opersional (Operasional Cost)

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun

waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).Konsep yang sering dipakai

bersamaan dengan biaya operasional yaitu biaya pemeliharaan (Maintenance

Cost).

22

AIC = IIC (1+i) t L

Page 18: manajemen rumah sakit

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan

nilai suatu barang investasi agar tetap berfungsi. Dalam praktek, biaya operasional

dan biaya pemeliharaan sering disatukan menjadi biaya operasional dan

pemeliharaan(operation and maintenance cost). Biaya operasional dan

pemeliharaan dengan sifatnya yang habis pakai, pada umumnya dikeluarkan

secara berulang. Karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya

berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional : biaya pegawai (gaji), biaya

obat dan bahan medis, biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya

telepon, dan biaya pemeliharaan barang investasi. Semua biaya tersebut kecuali

gaji, biaya obat dan habis pakai dikenal dengan sebutan biaya overhead atau biaya

umum. (Pudjirahardjo,1998).

c. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah jumlah dari biaya investasi dan biaya operasional,

dirumuskan sebagai berikut:

23

Total Cost =Invesment cost + Operasional Cost

Page 19: manajemen rumah sakit

1. Pengelompokan Biaya Berdasarkan Fungsi atau Aktivitas Sumber

Biaya

Berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya, biaya dapat dibedakan

menjadi biaya langsung (direct cost)dan biaya tak langsung (indirect cost).

a. Biaya Langsung (Diret Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang

mempunyai fungsi (aktivitas) langsung terhadap out put. Contoh biaya langsung

antara lain gaji perawat,biaya obat-obatan,biaya peralatan medis.

b. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tak langsung adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya

mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung) terhadap out put.Sebagai

contoh, gaji pegawai bagian administrasi, gaji direktur, biaya AK, TU, biaya

peralatan non medis.

c. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total merupakan penjumlahan dari direct cost dan indirect

cost,dapat dirumuskan sebagai berikut :

2.4Analisis Biaya

Menurut Pudjiraharjo (1998) analis biaya berguna untuk :

1. Mengetahui struktur biaya menurut jenis dan lokasi biaya

itu ditempatkan.Informasi tentang struktur biaya tersebut

dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengendalikan

24

Total Cost = Direct cost + Indirect cost

Page 20: manajemen rumah sakit

biaya yang dikeluarkan. Dari struktur biaya dapat diketahui

unit yang banyak mengeluarkan biaya dan unit yang sedikit

mengeluarkan biaya.Selanjutnya dapat dianalisis apakah

besarnya biaya yang dikeluarkan disuatu unit tertentu

cukup efisien bila dibandingkan dengan dengan output

yang dikeluarkan.

2. Mengetahui Biaya Satuan

Informasi tentang biaya satuan sangat berguna dalam memutuskan besarnya tarif

pelayanan yang diberikan. Dengan informasi biaya satuan dapat dianalisis apakah

tariff layanan yang diberlakukan rasional atau tidak.Seberapa besar tarif yang

ditetapkan tersebut mampu menutupi biaya yang dikeluarkan.Dapat pula

diperkirakan pada tarif berapa satu pelayanan memperoleh keuntungan,merugi

atau impas(Break Even Point).

3. Sebagai Bahan Pertimbangan dalam Menyusun Anggaran.

Anggaran belanja suatu unit usaha (termasuk usaha pelayanan)biaya selalu

disusun untuk kurun waktu tertentu.Untuk menyusun anggaran tersebut

diperlukan informasi mengenai besarnya kebutuhan biaya.Informasi tersebut

dapat diperoleh melalui proses analisis biaya.

Menurut Trisnantoro (2005),tujuan penghitungan biaya adalah :

1. Memberikan pemahaman mengenai pelayanan dan

prosedur klinik yang diberikan pada tiap garis produksi

misalnya produksi bedah Sectio Caesaria (SC).

Dengan demikian penghitungan biaya diharapkan

dapat memberikan data untuk direksi rumah sakit.

25

Page 21: manajemen rumah sakit

Mengenai biaya dan pengeluaran suatu

bangsal,bagian,atau kegiatan dengan prinsip

memelihara control dalam transaksi keuangan,dan

meningkatkan efisiensi.

2. Memberikan alat untuk monitoring dan mengendalikan

biaya. Dalam hal ini dapat dibedakan pengeluaran

rumah sakit untuk pasien, staf ataupun hal-hal lain.

Disamping itu, dapat dilihat biaya pasien rawat jalan

yang dibedakan dengan pasien rawat inap. Dengan

demikian dapat dideteksi pengeluaran yang boros.

Sebagai contoh, dengan analisis biaya yang detail

sumber efisensi dapat ditentukan apakah pada rawat

inap yang terlalu boros ataukah pemberian obat –

obatan yang tidak perlu dan berbagai hal lain.

3. Menentukan tempat produksi yang memberi

keuntungan atau menimbulkan kerugian.Setelah

dibandingkan dengan tarif yang ada, maka dengan

adanya analisis yang baik memungkinkan

penghitungan keuntungan saat pasien baru rawat inap

atau rawat jalan. Demikian pula kerugian yang ada di

rumah sakit yang mendapat subsidi,maka besarnya

subsidi ini di hitung dari biaya produksi dan

pendapatan yang diterima oleh rumah sakit dari pasien.

4. Dengan tersedianya data biaya produksi tersebut maka

26

Page 22: manajemen rumah sakit

dapat membandingkan biaya produksi dengan pesaing

yang berbasis pada perbedaan mutu pelayanan, biaya,

cara pemberian dan penetapan harga.

Dalam melaksanakan analisis biaya ada beberapa persyaratan yang harus

dilaksanakan yaitu :

1. Struktur organisasi rumah sakit yang baik.

2. Sistem akutansi yang tepat.

3. Adanya informasi statistik yang cukup baik.

Ketiga syarat ini saling terkait. Sebagai contoh, tanpa adnya struktur rumah sakit

yang jelas, maka system akutansi akan sulit dikembangkan.

2.5 Konsep Biaya Satuan (Unit Cost)

Biaya satuan adalah Biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satuan

produk (misalnya satu jenis pelayanan).Biaya satuan diperoleh dari biaya total

(Total Cost = TC) dibagi jumlah produk (Quantity = Q),atau dengan formula

sebagai berikut

Dengan demikian dalam menghitung biaya satuan harus ditetapkan terlebih

dahulu besaran produk(cakupan pelayanan).Perhitungan biaya satuan yang

didasarkan atas pengeluaran nyata terhadap produk atau pelayanan disebut biaya

27

UC = TC

Q

Page 23: manajemen rumah sakit

satuan aktual (Actual Unit Cost). Disamping biaya satuan aktual juga ada biaya

satuan normative (Normative Unit Cost) yaitu besarnya biaya yang diperlukan

untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan kesehatan menurut standart baku atau

menurut kapasitas yang tersedia.Besarnya biaya satuan normatif tidak

memperhitungkan apakah pelayanan kesehatan tersebut dipergunakan oleh pasien

atau tidak.Rumus umum biaya satuan untuk setiap pusat biaya produksi :

Keterangan :

Uci = Biaya satuan pada pusat biaya tertentu (i)

Tci = Biaya total pada pusat biaya produksi tertentu (i)

Tqi = Output total pada pusat biaya produksi(i)

2.5.1 Biaya Satuan pada Pelayanan Rumah sakit

Pada pelayanan rumah sakit perhitungan biaya satuan memiliki 3 (tiga) cirri

khusus yaitu :

1. Biaya yang akan dihitung tersebar baik di pusat biaya produksi maupun di

pusat biaya penunjang.Oleh karena itu perlu ada metode distribusi biaya

untuk mengalokasikan biaya yang ada dipusat biaya penunjang ke pusat

biaya produksi.

2. Output pelayanan rumah sakit sangat beragam baik karena banyaknya unit

pelayanan maupun karena banyaknya tindakan. Oleh karena itu dalam

pelayanan rumah sakit ada penghitungan biaya satuan homogen dan biaya

satuan heterogen.

28

UCi = Tci

Tqi

Page 24: manajemen rumah sakit

3. Dalam pelayanan rumah sakit output pelayanan ada yang sifatnya ideal

(kapasitas) dan ada yang sifatnya aktual (positif). Oleh karena itu ada

pembedaan antara biaya satuan normatif dan biaya satuan aktual.

a. Biaya Satuan Aktual

Biaya satuan aktual disebut juga biaya rata-rata (Average Cost). Biaya

satuan aktual berguna untuk menilai efisiensi produksi, yaitu dengan melihat

trendnya selama beberapa tahun untuk membandingkannya dengan biaya rata-rata

rumah sakit lainya. Output actual (positif) adalah output yang benar-benar

dihasilkan oleh unit pelayanan tertentu. Sebagai contoh, untuk unit rawat inap

rumah sakitoutput aktual berupa jumlah hari perawatan (patient days).

Perhitungan biaya satuan aktual adalah seluruh biaya (baik biaya variabel maupun

biaya tetap)dibagi dengan output aktual. Formula biaya satuan actual sebagai

berikut :

Keterangan :

TC = Total Cost (Biaya total)

Q = Jumlah Output

b. Biaya Satuan Normatif

Biaya satuan normatif adalah biaya riil(sesungguhnya)yang diperlukan

untuk memproduksi satu satuan output (pelayanan). Biaya satuan normatif

berguna untuk menentukan tarif. Output pelayanan adalah normatif yang

merupakan output optimal yang idealnya dapat dicapai oleh suatu unit pelayanan.

Di unit rawat inap rumah sakit, kapasitas dapat dihitung dari jumlah tempat tidur

29

Average cost = TC

Q

Page 25: manajemen rumah sakit

yang tersedia dalam kurun waktu satu tahun (jumlah tempat tidur x 365 hari).

Biaya satuan normatif dihitung dengan membedakan antara biaya tetap yang

dibagi dengan kapasitas, ditambah biaya variabel yang dibagi dengan output

kapasitas (normatif). Formula biaya satuan normatif adalah:

UC=FC+ VCCap Q

Keterangan :

UC = Unit Cost (normative)

FC = Fixed Cost (biaya tetap)

Cap = Kapasitas output pusat biaya dalam satu tahun

VC = Variabel Cost (biaya tidak tetap)

Q = Jumlah output pusat biaya dalam satu tahun

2.5.2 Metode Penghitungan Biaya Satuan

Dalam penghitungan biaya satuan, ada beberapa metode yang digunakan

(Mulyadi, 1993) antara lain metode Full Costs dengan pendekatan Full Costing.

Full Costs merupakan salah satu unsur full accounting information. Dan

merupakan total biaya yang bersangkutan dengan obyek informasi. Jika obyek

informasi berupa produk, full cost merupakan total biaya yang bersangkutan

dengan produk tersebut.Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi oleh

metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan yaitu :full costing,

variable costing, dan activity based costing.

a. Full Costing merupakan salah satu metode

penentuan harga pokok produksi, baik biaya

produksi yang berperilaku variabel maupun

30

Page 26: manajemen rumah sakit

tetap.

b. Variable Costing merupakan salah satu

metode penentuan harga full costyaitu total

biaya produksi (biaya bahan baku + biaya

tenaga kerja langsung + biaya variabel +

biaya tetap) ditambah dengan total biaya non

produksi (biaya administrasi dan umum +

biaya pemasaran).

Full Cost dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan variable

costing dalam perhitungan harga pokok produksinya. Pokok produksi, disamping

full costing, yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku variabel

saja kepada produk. Jika organisasi menggunakan pendekatan variable costing

dalam penentuan harga pokok produksinya, full cost merupakan total biaya

variabel (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya variabel + biaya

administrasi dan umum variabel + biaya pemasaran variabel) ditambah dengan

total biaya tetap (biaya overhead tetap + biaya administrasi dan umum tetap +

biaya pemasaran tetap).

c. Activity – Based Costing (ABC) merupakan

metode penentuan harga pokok produk

(produk costing) yang ditujukan untuk

menyajikan informasi harga pokok produk

secara cermat bagi kepentingan manajemen,

dengan mengukur secara cermat konsumsi

sumber daya dalam setiap aktivitas yang

31

Page 27: manajemen rumah sakit

digunakan untuk menghasilkan produk.

Jika full costing dan variabel costing menitik beratkan penentuan harga pokok

produk hanya pada fase produksi saja, activity based costing menitik beratkan

penentuan harga pokok produk di semua fase penentuan produk, sejak desain dan

pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk kepada konsumen.

Dengan pendekatan ABC, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga fase :

fase desain dan pengembangan, fase produksi dan fase dukungan logistik (logistic

support). Jika organisasi menggunakan pendekatan ABC dalam penentuan harga

pokok produknya,full cost of product mencakup total biaya desain dan

pengembangan produk (seperti biaya desain,biaya pengujian produk),biaya

produksi (fasilty sustaining actifity cost +product sustaining actifity costs + bath-

related activyty cost + unit-level activity costs).perbedaan unsur produk dalam

pendekatan full costing, variable costing dan Activity-based costing adalah :

Tabel 2.1 Perbedaan pendekatan full Costing,Varible Ccosting dan Activity-Based Costing.

Full Costing Variable Costing Activity-Based CostingBiaya variableBiaya tetap

Biaya produksiBiayaadministrasi dan umumBiaya pemasaran

Unit-level activity costBatch-related activity costProduct-sustaining activity costFacility-sustaining activity costs

Sumber: Akuntansi Manajemen (Mulyadi,1993)

2.6 Pengambilan Keputusan Investasi

Menurut Krisnantoro (2005) para manager rumah sakit membutuhkan

ketrampilan investasi agar keputusan yang diambil tidak salah,sebagaimana

keputusan perorangan, direksi rumah sakit dalam memutuskan investasi

32

Page 28: manajemen rumah sakit

sebenarnya berada dalam ketidakpastian.

Menurut Handaru (1996) dalam Krisnantoro (2005), tahapan dalam

menentukan investasi meliputi:

1. Penentuan tujuan

Organisasi atau perusahaan yang bersangakutan harus menentukan tujuan

yang hendak dicapai secara jelas, misalnya, memaksimalkan laba,

memaksimalkan tingkat pertumbuhan,penguasaan pasar, keputusan pelanggan,

atau sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Perkiraan biaya proyek dan operasi

Biaya investasi awal harus diperkirakan,begitu pula biaya operasional yang akan

dikeluarkan selama umur investasi, untuk dapat memperkirakan biaya tersebut,

pemahaman mengenai perilaku biaya sangat diperlukan.

3. Perkiraan permintaan.

Memperkirakan permintaan diperlukan untuk mengestimasi jumlah

penerimaan (pendapatan operasional) yang diterima rumah sakit pada setiap

periode selama umur investasi, pada saat memperkirakan permintaan, unsur

ketidakpastian muncul.

Dalam kasus dirumah sakit, ketidakpastian ini terkait dengan berbagai faktor

demand, termasuk perubahan pola penyakit ataupun perilaku dokter.

4. Perhitungan tambahan aliran kas bersih

Aliran kas bersih perlu dihitung setelah mengetahui taksiran

penerimaan,pengeluaran, pajak dan biaya non tunai yang dicadangkan. Prinsip

yang digunakan dalam perhitungan aliran kas bersih antara lain, sesudah pajak

dan merupakan aliran kas tambahan (incremental cash flows).

33

Page 29: manajemen rumah sakit

5. Perhitungan nilai sekarang aliran kas.

Dengan menentukan taksiran aliran kas dengan suatu tingkat biaya model

perusahaan atau proyek, akan didapatkan nilai sekarang dari seluruh aliran kas

yang dihasilkan selama umur investasi. Selain itu manejemen harus mengestimasi

jumlah dan waktu aliran kas,menentukan resiko, dan menentukan pengaruh

proyek terhadap laba perusahaan. Langkah utama dalam proses investasi adalah

menentukan sasaran dan prioritas serta mengidentifikasi kriteria dasar untuk

menerima atau menolak investasi.

2.6.1 Kategori Investasi

Berbagai macam investasi dapat dilakukan di rumah sakit. berdasarkan

konsep Handaru (1996) berbagai jenis investasi misalnya:

1. Penggantian peralatan medik yang lama dengan teknologi yang baru,

atau teknologi tetap tetapi alat baru.

2. Perluasan perlengkapan modal yang ada misalnya, penambahan

kapasitas dengan menambah keuagan bangsal.

3. Perluasan atau penambahan garis produk baru denagn pembelian

mesin atau peralatan baru.

4. Sewa atau leasing peralatan baru.

5. Merger atau pembelian rumah sakit oleh sebuah rumah sakit yang

lebih baik keadaan keuangannya.

2.6.2 Pengukuran kinerja pusat investasi

Metode yang digunakan dalam perhitungan kelayakan investasi dan

34

Page 30: manajemen rumah sakit

mengevaluasi investasi menurut Sabarguna (2003) dengan menggunakan ROI dan

payback period, sebagai berikut:

1. ROI (Return on Investment)

Penghitungan ROI adalah membandingkan laba yang diperoleh dengan

aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Dua macam

perhitungan ROI yaitu:

a. Pengembalian atas investasi

Menurut Mowen (2005) satu cara untuk mengkaitkan laba operasional

dengan aktiva yang digunakan adalah melalui penghitugan laba yang diperoleh

per dolar investasi. Pengembalian atas investasi (Return On Investmen-ROI)

adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. ROI

didefinisikan sebagai berikut:

Laba operasi (operating income) berdasarkan pada laba sebelum bunga dan

pajak.Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktivayangdigunakan

untukmengahasilkanlaba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah,

gedung, dan peralatan. Aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut:

Laba operasi (operating income) berdasarkan pada laba sebelum bunga dan

pajak.Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan

untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah,

35

ROI= Laba operasiAktiva operasi rata-rata

Aktiva operasi rata-rata =(Nilai buku bersih awal+Nilai buku bersih akhir )

2

Page 31: manajemen rumah sakit

gedung, dan peralatan. Aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut:

b. Margin dan perputaran

ROI juga dapat ditanyakan dengan rumus margin dikalikan dengan

perputaran yaitu:

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menyatakan

bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga pajak, dan laba. Perputaran

(turnover) adalah suatu ukuran lain, yang dihitung dengan membagi pendapatan

penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Hasilnya menunjukkan seberapa

produktif aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.

Meskipun kedua pendekatan menghasilkan ROI yang sama, perhitungan

margin dan perputaran mampu memberikan seorang manajer informasi yang

berharga. Menurut Munawir (2002) penggunaan ROI sebagai alat pengukur

prestasi atau kinerja manajer pusat investasi akan diperoleh hasil penilaian yang

baik karena ROI mempunyai beberapa kelebihan atau kebaikan yaitu:

1. Mendorong manajer untuk mefokuskan pada keterhubungan (relationship)

antara penjualan, biaya dan investasi khususnya untuk manajer pusat investasi.

2. Mendorong para manajer untuk mefokuskan pada efisiensi

biaya.

3. Mendorong para manajer untuk mengoperasikan aktivanya

36

Aktiva operasi rata-rata=(Nilai buku bersih awal+Nilai buku bersih akhir)

2

ROI= Margin x Perputaran =Laba operasi x Penjualan Penjualan Aktiva operasi rata-rata

Page 32: manajemen rumah sakit

secara efisien.

2. Payback period

Payback period adalah waktu yang diperlukan suatu perusahaan untuk

menutup investasi. Kriteria yang digunakan untuk menerima atau menolak suatu

usulan penanaman modal adalah laba tunai (cash income), aliran kas per tahun

atau penghematan tunai (cash saving) per tahun yang diperoleh dapat menutup

modal yang ditanamkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan manajemen.

Payback period tidak mempertimbangkan nilai waktu uang maupun tingkat

keuagan, tetapi hanya mengukur berapa lama investasi akan tertutup kembali.

Formula payback period sebagai berikut (Munawir,2002):

2.7 Pengendalian Biaya (Cost Containment)

Pengertian pengendalian secara umum adalah langkah-langkah yang harus

ditetapkan dan ditempuh,agar kegiatan yang telah direncanakan dapat

tercapai,direalisasikan atau hasil yang diinginkan sesuai dengan hasil yang dapat

dicapai.

Pengendalian biaya menurut Nasehatun(1999) berarti serangkaian langkah

mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu

dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang

sesungguhnya (realisasi).

Teori lain tentang pengendalian biaya adalah suatu proses yang meliputi

37

Payback period = modal yang ditanamkan Aliran kas per tahun =Modal yang ditanamkan Penghematan tunai per tahun

Page 33: manajemen rumah sakit

seluruh tingkat dan seluruh kegiatan suatu perusahaan. Oleh sebab itu,

pengendalian biaya harus merupakan rencana yang dilakukan oleh seluruh

anggota perusahaan.

Pengendalian biaya adalah upaya pengamananbiaya sampai pada tingkat

yang rasional. Pengurangan biaya yang menyebabkan mutu pelayanan

menurun,bukan merupakan pengendalian biaya.

Pengendalian biaya merupakan proses pencatatan, pengalaman,

pengalokasian dan pelaporan yang dituangkan dalam bentuk:

1. Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang ditentukan menjadi dasar, kesesuaian pelayanan

dijalankan.

2. Biaya standar

Biaya yang ditentukan sebagai patokan batas penggunaan biaya pada waktu

tertentu

3. Prosedur pencatatan

Prosedur pencatatan biaya dilaksanakan dalam rangka menghindari

pemborosan.

Menurut Nasehatun (1990), pada dasarnya pengendalian biaya dapat dibagi

dalam empat langkah sebagai berikut:

1. Mencari dasar dan menetapkan standar untuk biaya

2. Membandingakan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya

3. Mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang

bertanggung jawab atas adanya penyimpangan

4. Melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan.

38

Page 34: manajemen rumah sakit

Pengendalian biaya tidak dapat dipisahkan dengan manajemen yang efektif, oleh

karena itu harus dibina, diikuti pelaksanaanya dengan teliti dan terus menerus

yang meliputi seluruh kegiatan.

Ciri – ciri suatu pengendalian biaya adalah mempertahankan biaya pada

standar yang telah ada, standar merupakan sasaran, terbatas pada kegiatan –

kegiatan yang ada standarnya, mencoba mencapai biaya yang terendah menurut

keadaan tertentu, dan dilakukan terus menerus (Nasehatun, 1999)

Pelaksanaan pengendalian biaya di rumah sakit menurut Sabarguna (2003),

melalui empat tahapan sebagai berikut :

1. Kesadaran Biaya (Cost Awareness)

Setiap pelaku di Rumah sakit baik fungsional medik atau administratif,

sadar bahwa tindakannya mengandung biaya yang secara nyata harus dihemat,

sebagai contoh menulis pesan dikertas resep lebih mahal daripada di kertas biasa,

tidak mematikan kran air jika bak penuh, lampu depan kamar pasien (selasar)

menyala pada siang hari.

2. Pemantauan Biaya (Cost Monitoring)

Upaya pemantauan biaya, seperti memantau pemakaian air, listrik apakah

ada penghematan yang berarti pada sejumlah pasien.

3. Manajemen Biaya (Cost Management)

Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian

dan evaluasi atas biaya yang akan dikeluarkan, misalnya manajemen anggaran

pengeluaran.

4. Insentif (Cost Insentive)

39

Page 35: manajemen rumah sakit

Upaya pemberian insentif yaitu yang dapat melakukan penghematan biaya

layak mendapat hadiah dan penghargaan. Apalagi jika menemukan teknik yang

baik dan saran serta ide untuk teknik penghematan.

Menurut Sabarguna (2003), upaya pengendalian biaya merupakan tanggung

jawab bersama yang harus diwujudkan. Bagian – bagian penting yang terkait

adalah :

1. Kesepakatan pimpinan puncak

2. Penentuan tujuan dan prioritas

3. Keikutsertaan manajer

4. Keterkaitan pelaksana medis

5. Pengaturan informasi

6. Pelatihan petugas

7. Upaya pemecahan masalah biaya

8. Keterlibatan semua pihak

Kedelapan komponen tersebut secara berkesinambungan harus dijalankan

dengan tujuan akhir dicapainya kesadaran biaya semua pihak. Dalam hal ini perlu

ada penanggung jawab secara khusus ditugaskan menjalankan roda pengendalian

secara terus menerus.

Hubungan kedelapan komponen dapat digambarkan sebagai berikut :

40

Page 36: manajemen rumah sakit

Gambar 2.2 Delapan Komponen yang berkesinambungan

2.7.1 Faktor Penentu dalam Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya mencakup satu pekerjaan bimbingan dan pengarahan

atas unsur biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan. Pengendalian biaya pada

satu tahap dalam prosesnya, pada akhirnya akan membandingkan antara biaya

standar dengan biaya yang sesungguhnya. Beberapa faktor yang diperlukan dalam

pengendalian biaya, sebagai berikut :

A. Tempat Pertanggungjawaban Organisasi

Pengendalian biaya merupakan satu sistem pembukuan yang menggunakan

tempat – tempat pertanggungjawaban (responsibility accounting), yaitu satu unit

organisasi yang ditugaskan untuk pelaksanaan kegiatan tertentu atau sekolompok

kegiatan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab atas

kegiatan yang ditetapkan. Tempat pertanggungjawaban dapat merupakan satu

departemen, dengan syarat adanya orang yang bertanggung jawab. Setiap tempat

41

Kesepakatan pimpinan pusat

Keterlibatan semua pihak

Upaya pemecahan masalah biaya

Pelatihan Petugas

Penanggung jawabPenghematan biaya

Pengaturan Informasi

Penentuan tujuan dan prioritas

Keikut sertaan manajer

Keikut sertaan pelaksana medis

Page 37: manajemen rumah sakit

pertanggung jawaban dapat dipecah lagi atas tempat biaya yang lebih kecil.

Dengan cara pemecahan tersebut semua biaya, baik biaya standar maupun biaya

sesunguhnya, dapat ditelusuri ke bagian organisasi yang paling kecil, yang masih

terdapat satuan pertanggungjawaban.

Menurut Horngren, dkk (2003), untuk mencapai tujuan organisasi,

perusahaan harus mengkoordinasikan upaya mencapai tujuan organisasi dari

semua karyawan dari eksekutif puncak melalui semua tingkatan manajemen ke

semua karyawan. Mengkoordinasikan tujuan perusahaan berarti memberikan

tanggung jawab kepada manajer yang bertanggung jawab atas tindakannya dalam

merencanakan dan mengendalikan sumber daya manusia dan fisik. Cara

perusahaan membuat struktur organisasinya secara signifikan akan membentuk

cara mengkoordinasikan segenap upaya perusahaan. Struktur organisasi adalah

pengaturan garis pertanggungjawaban di dalam organisasi, sedangkan pusat

pertanggungjawaban adalah bagian, segmen, atau sub unit dari organisasi, dimana

manajer bertanggung jawab atas sekumpulan aktivitas tertentu. Akuntasi

pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur rencana dengan menggunakan

anggaran dan tindakan dengan menggunakan hasil aktual dari setiap

pertanggungjawaban. Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban :

1. Pusat Biaya, manajer hanya bertanggung jawab atas biaya yang terjadi

2. Pusat pendapatan, manajer hanya bertanggung jawab atas pendapatan yang

diperoleh

3. Pusat Laba, manajer bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya

4. Pusat Investasi, manajer bertanggung jawab atas investasi, pendapatan, dan

biaya.

42

Page 38: manajemen rumah sakit

Pertanggungjawaban dalam pengendalian adalah kemampuan

mengendalikan, yaitu tingkat pengaruh yang dimiliki manajer atas biaya,

pendapatan, dan hal lainnya yang menjadi tanggung jawabnya, sedangkan biaya

yang dikendalikan adalah biaya yang berada pada lingkup pengawasan manajer

sebuah pusat pertanggung jawaban pada periode tertentu.

B. Penggunaan Biaya Standar

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar

merupakan alat dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Biaya standar yang ditetapkan secara realistis, pelaksana pekerjaan

akan bekerja dengan efektif, karena mengetahui pekerjaan yang seharusnya

dilaksanakan. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen

untuk melaksanakan pengurangan biaya dengan perbaikan metode produksi,

pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan lainnya.

Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu setelah

mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan

penilaian atas hal-hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah

maupun harga dari bahan-bahan,tenaga kerja dan jasa-jasa lain yang diperlukan.

Biaya standar merupakan sasaran dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan menunjukkan biaya yang seharusnya (Nasehatun, 1999)

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan

jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit produk atau untuk

membiayai kegiatan tertentu dengan kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor

tertentu. Biaya standar merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya, besarnya

pengeluaran biaya yang sesungguhnya terjadi tidak boleh menyimpang dari

43

Page 39: manajemen rumah sakit

standar yang sudah ditentukan. Apabila terjadi penyimpangan terhadap standar,

maka yang dianggap benar adalah standar sepanjang asumsi yang mendasari

penentuannya tidak berubah (Mulyadi, 2002).

Penggunaan biaya standar pada umumnya untuk bahan langsung dan tenaga

kerja langsung, sedangkan untuk biaya tidak langsung (biaya overhead), standar

tidak dipersiapkan untuk satu satuan hasil produksi, tetapi untuk seluruh jumlah

produksi yang meliputi jangka waktu tertentu. Dalam menentukan biaya standar

ada tiga macam pedoman yaitu :

1. Standar dasar (standar normal)

Merupakan standar yang tetap dan dipergunakan sebagai dasar dalam

membandingkan antar biaya sesungguhnya selama beberapa tahun. Tujuan

membandingkan untuk melihat trend.

2. Standar teoritis (standar ideal)

Merupakan standar efisiensi yang maksimum. Penggunaan standar teoritis

akan diketahui biaya minimum yang dapat dicapai, dalam pengertian teknis

merupakan biaya yang paling ketat.

3. Standar yang dapat dicapai (attainable high performance)

Merupakan standar yang dapat dicapai dalam keadaan kerja yang

sesungguhnya. Standar ini ditetapkan berdasarkan kemampuan perusahaan

sekarang, atas dasar tingkat prestasi yang akan dicapai oleh pimpinan perusahaan.

Setiap penyimpangan negatif atas standar ini berarti ketidakefisienan, kecuali ada

faktor lain di luar kekuasaan perusahaan.

Dalam menetapkan standar biaya, ada tiga langkah yang harus dilakukan

yaitu :

44

Page 40: manajemen rumah sakit

1. Menetapkan spesifikasi dan metode produksi yang paling efisien, untuk

menemukan standar tentang bahan, cara mengerjakan dan tenaga yang

diperlukan.

2. Menetapkan harga bahan dan upah karyawan langsung

3. Menetapkan biaya standar

C. Prosedur Penentuan Biaya Standar

Prosedur penentuan biaya standar dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu biaya

bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead standar.

1. Biaya Bahan Baku standar

Biaya bahan baku standar terdiri dari :

a. Kuantitas Standar

Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi

produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk,

maupun mutunya berdasarkan spesifikasi, dibuat kartu bahan baku yang berisi

spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku.

Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

1. Penyelidikan teknis

2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan

yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.

b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan

yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.

c. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan

yang paling baik.

45

Page 41: manajemen rumah sakit

b. Harga Standar

Harga standar pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog

atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan

dengan kemungkinan perubahan harga di masa depan. Harga yang dipakai sebagai

harga standar dapat berupa :

1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan

datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun.

2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar

3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal

dalam jangka panj

2. Biaya Tenaga Kerja Standar

Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur, yaitu jam tenaga kerja standar

dan tarif upah standar.

Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam melaksanakan

pekerjaan

b. Membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang

diharapkan

c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan

di bawah keadaan nyata yang diharapkan

d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan

pengetahuan operasi produksi dan produk.

Jam kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk

istirahat, penundaan kerja yang tidak bisa dihindari (menunggu bahan baku, repair

46

Page 42: manajemen rumah sakit

dan pemeliharaan peralatan) dan faktor-faktor kelelahan kerja. Penentuan tarif

upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dilakukan,

tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam

yang diperkirakan akan dibayar.

Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar :

a. Perjanjian dengan organisasi karyawan

b. Data upah masa lalu yaitu rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau

median dari upah masa lalu

c. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasional normal

3. Biaya Overhead Standar

Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang

dinggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Tarif overhead

standar akan bermanfaat untuk pengendalian biaya apabila dipisahkan antara

biaya overhead variable dan tetap. Anggaran fleksibel memisahkan faktor – faktor

biaya tetap dan variable dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya

yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu.

Biaya standar overhead tidak ditentukan untuk setiap satuan hasil produksi karena

akan menyulitkan, sebab biaya overhead tidak dapat ditarik langsung dari hasil

produksi, seperti pengawas, biaya pemeliharaan, penyusutan, dan biaya umum

lainnya. Oleh karena itu biaya overhead ditentukan dengan menyusun anggaran

untuk jangka satu tahun.

D. Analisis Penyimpangan dan Tindakan Perbaikan

Penyimpangan adalah perbedaan antara biaya standard dan biaya yang

sesungguhnya, hasilnya dapat positif atau negatif. Apabila terjadi penyimpangan,

47

Page 43: manajemen rumah sakit

perlu diketahui penyimpangan masih dalam batas yang diperbolehkan atau

melebihi batas yang telah ditetapkan. Penyimpangan yang melebihi batas yang

telah ditetapkan, perlu dicari sebabnya dan diikuti dengan tindakan perbaikan.

Penyimpangan biaya dalam organisasi tidak hanya disebabkan oleh keadaan

intern organisasi, tetapi dapat disebabkan faktor lain di luar kekuasaan organisasi

( perusahaan ).

Sehubungan dengan biaya standar dalam organisasi, ada tiga macam

penyimpangan yang dapat terjadi :

1. Penyimpangan dalam jumlah dan harga bahan

2. Penyimpangan dalam jumlah dan tingkat upah buruh

3. Penyimpangan dalam biaya overhead

Pengendalian biaya hanya dapat terlaksana apabila untuk setiap penyimpangan

yang penting atas biaya standar, dilakukan tindakan perbaikan.

Penyimpangan atau perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran(standar

harga) disebut varians. Varians berfungsi sebagai alat untuk :

1. Peringatan dini, varians memberi peringatan awal kepada manajer atas

kejadian yang terjadi, sehingga manajer dapat melakukan tindakan

korektif atau mencari peluang yang ada.

2. Penilaian kinerja, varians memberi informasi tentang kinerja perusahaan

dalam mengimplementasikan strategi, misalnya tentang efisiensi biaya,

kesesuaian antara anggaran dengan realisasi biaya.

3. Penilaian strategi, varians memberikan informasi tentang strategi

perusahaan, misalnya strategi organisasi yang tidak efektif. Contoh strategi

perusahaan mengurangi biaya untuk meningkatkan kualitas, berdampak

48

Page 44: manajemen rumah sakit

kecil pada penjualan dan laba, sehingga manajer puncak perlu

mengevaluasi strategi tersebut.

2.8 Konsep Efisiensi Biaya

Berdasarkan istilah ekonomi, efisiensi adalah biaya – biaya input untuk

setiap unit output yang dihasilkan. Menurut Vincent Gaspersz (2003), dalam

ekonomi manajerial terutama berkaitan dengan konsep efisiensi produksi, dikenal

istilah :

1. Efisiensi tehnik (technical efficiency)

Mengacu ada tingkat output maksimum yang secara teknik produksi dapat

dicapai dari penggunaan kombinasi input tertentu dalam proses produksi.

2. Efisiensi ekonomis ( economic efficiency )

Kombinasi penggunaan input yang secara ekonomis mampu menghasilkan

output tertentu dengan biaya seminimum mungkin pada tingkat harga input yang

berlaku.

Menurut Mowen (1999), efisiensi (varian penggunaan) merupakan

perbedaan antara kuantitas masukan aktual dengan standar dikalikan dengan harga

per unit masukan, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

AQ = Kuantitas aktual dari masukan yang digunakan

SQ = Kuantitas masukan standar untuk keluaran aktual

SP = Harga per unit standar masukan

49

Efisiensi = (AQ – SQ ) x SP

Page 45: manajemen rumah sakit

Menurut Manurung (1999), suatu produksi dikatakan efisien bila

penggunaan faktor produksi maupun penjualan output sudah efisien.

1. Efisiensi input atau faktor produksi (input efficiency)

Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien apabila faktor produksi yang

digunakan untuk memproduksi output yang satu tidak dapat direlokasi untuk

menambah output yang lain tanpa mengurangi produksi output yang bersangkutan

2. Efisiensi output (output efficiency)

Efisiensi output dalam suatu perekonomian dapat dicapai apabila :

a. Barang dan jasa diproduksi dengan biaya paling rendah (minimum

cost)

b. Produsen mencapai keseimbangan

c. Barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuhan konsumen

untuk mencapai keseimbangan konsumen

Menurut Supriyanto (2003), efisiensi biaya satuan adalah total biaya untuk

memproduksi jasa dibagi jumlah pelayanan. Dikatakan efisien adalah

membandingkan dua kegiatan yang sama tetapi dalam organisasi yang berbeda

atau membandingkan dengan standar biaya satuan yang telah ditetapkan.

Efisiensi biaya satuan = Total Biaya Jumlah Pelayanan

Efisiensi juga berarti melaksanakan protap dengan benar. Efisiensi dicapai apabila

hasil sama, tetapi penggunaan lebih kecil atau dengan sumber daya sama, output

atau hasil lebih besar. Efisiensi menggambarkan hubungan antara hasil yang

dicapai suatu program kesehatan dengan usaha yang diperkirakan, dalam

pengertian tenaga manusia (sumber tenaga lain adalah keuangan, proses di bidang

kesehatan, tehnologi dan tepat waktu). Efisiensi di bidang Manajemen kesehatan

50

Page 46: manajemen rumah sakit

dapat didefinisikan sebagai berikut, melakukan sesuatu dengan benar (doing the

thing right) artinya seseorang yang melakukan pelayanan kepada pasien dengan

kemampuan profesi yang dimiliki atau protap yang ada.

51