manajemen rantai pasokan

23
 Manajemen Operasi/Produksi Kelompok IV Page 1 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (  SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ± SCM) A.  Latar Belakang Munculnya SCM Munculnya SCM dilatarbelakangi oleh 2 hal pokok, yaitu: 1. Praktek manajemen logistic tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena t idak dapat menciptakan keunggulan kompe titif. 2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat. Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi priduk barang dan jasa. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi kombinasi diantara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam poris masing- masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan  perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan

Upload: eldju

Post on 07-Jul-2015

646 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 1/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 1

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

( SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ± SCM)

A.  Latar Belakang Munculnya SCM

Munculnya SCM dilatarbelakangi oleh 2 hal pokok, yaitu:

1.  Praktek manajemen logistic tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini

sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif.

2.  Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin

ketat.

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini

menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki,

serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin

kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk 

diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan

untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen.

Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian

manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi priduk barang dan jasa. Industri

manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang,

dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen

murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada

konsumen meliputi kombinasi diantara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam poris masing-

masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut

merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan

  perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan

Page 2: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 2/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 2

seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan mendistribusikan produk 

tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik.

Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki

manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen

tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh asset

dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan konsumen.

Implementasi upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya ynag berbeda di setiap

  perusahaan termasuk para pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik 

dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau

mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah

ditetapkan.

Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi

material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi

  produk sampai ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai

melalui penerapan Supply Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan

suatu konsep yang baru. Menurut Jebarus (2001), SCM merupakan pengembangan lebih

lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini

menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier,

manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga

konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga

mekanisme informasi antara berbaggai elemen tersebut berlangsung seccara transparan. SCM

merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggatikan

  pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas

 pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik.

Page 3: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 3/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 3

Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi sebuah  supply chain (SC) yang sederhana.

Sebuah SC akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut channel . Sebuah

channel berkerja untuk memebuhi kebutuhan konsumen akhir.

Gambar Supply Chain yang disederhanakan

Pada kenyataan struktur SC jauh lebih kompleks dari gambar di atas. Berbagai

kemungkinan di lapangan bisa terjadi, antara lain:

1.  Sebuah pemasok mungkin sekaligus adalah industri manufaktur, dengan kata lain

sebuah SC bisa saja melibatkan sejumlah industry manufaktur dalam satu rantai hulu

ke hilir.

2.  SC tidak selalu merupakan rantai lurus.

3.  Sebuah industri manufaktur bisa memiliki ratusan bahkan ribuan pemasok.

4.  Produk-produk yang dihasilkan oleh sebuah industri mungkin didistribusikan oleh

  beberapa pusat distribusi yang melayani ratusan bahkan ribuan distributor, r etailer ,

 pedagang kecil, dan sebagainya.

Sebuah channel  dalam SC akan memiliki aktivitas-aktivitas yang saling mendukung.

Secara keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut meliputi perancangan produk, pengadaan

material, produksi, pengendalian persediaan, distribusi / transportasi, penyimpanan /

  pergudangan, dukungan pelayanan kepada pelanggan, proses pembayaran, dan sebagainya.

Page 4: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 4/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 4

Pada tingkatan yang lebih strategis ada aktivitas-aktivitas seperti pemilihan pemasok,

 penentuan lokasi pabrik, gudang, pusat distribusi, dan sebagainya.

Praktek tradisional, semua aktivitas tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit

koordinasi. Istilah cross fung  sional team misalnya tidak banyak diaplikasikan dalam

manajemen SC tradisional. Pola hubungan manajemen logistik tradisional masih bersifat

adversarial, dalam arti pola hubungannya masih mementingkan pihak-pihak secara individual

tidak mengacu pada kinerja keseluruhan pihak yang menjadi pembentuk sebuah SC,

contohnya antara lain:

Hubungan antara pemasok dengan perusahaan yang disuplainya hanya terbatas pada transaksi

  jual beli. Pola-pola negosiasi hanya mementingkan pihak-pihak secara individual. Pemasok 

ingin secepatnya memindahkan atau menjual produknya secepat dan sebanyak mungkin

dengan harga yang tinggi, sementara perusahaan yang disuplainya menginginkan harga yang

murah dan pengiriman yang cepat dan tepat. 

B.  Perubahan Lingk ungan Bisnis  

Lingkungan bisnis senantiasa berubah dan perubahan tersebut semakin lama semakin

cepat. Akselarasi perubahan ini disebabkan berkembangkanya secara tepat faktor-faktor 

 penting, antara lain:

1.  Tuntutan konsumen yang semakin kritis. Konsumen menjadi semakin rumit dan

terlalu banyak menuntut. Mereka menuntut jarga murah, mutu tinggi untuk setiap

 produk yang ditawarkan, penyerahan tepat waktu, dan sesuai dengan selera mereka.

2.  Infrastruktur telekomuniaksi, informasi, transportasi, dan perbankan yang semakin

canggih memungkinkan berkembangnya model baru dalam aliran material / produk.

3.  Daur hidup produk. Daur hidup produk sangat pendek seiring dengan perubahan-

 perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar.

Page 5: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 5/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 5

4.  Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan dalam kehidupan,

menuntut industri manufaktur memasukkan konsep-konsep ramah lingkungan mulai

dari proses perancangan produk, proses produksi maupun proses distribusinya.

5.  Globalisasi dan perubahan peta ekonomi dunia kea rah meningkatnya kemampuan

ekonommi negara-negara dunia ketiga, telah menciptakan banyak paradigma baru

dalam dunia bisnis dan salah satu paradigma penting adalah meningkatnya persaingan

 produk jasa di pasaran. 

C.  Def inisi  Supply Chain Management  

Dengan latar belakang praktek manajemen logistik tradisional dan perubahan

lingkungan bisnis yang semakin cepat tersebut di atas, Supply Chain Management  (SCM)

merupakan salah satu konsep dalam rangka merespon persoalan tersebut.

Supply Chain Management  (SCM) menekankan pada pola terpadu menyangkut proses

aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep

SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir 

adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai

komponen tersebut berlangsung secara transparan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Supply Chain Management  (SCM) adalah

suatu konsep yang menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan

  pola-pola pendistribusian produk secara tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas

 pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik.

Ada pula yang mengatakan bahwa Supply Chain Management  (SCM) adalah suatu

metode penciptaan produk untuk disampaikan pada pengguna akhir, dimana di dalamnya

tercakup berbagai komponen, yaitu: the  supplier  o f  r aw mater ial  s, the manufactur ing unit  s, 

war ehou se s, t r an s por ters, r etailers, and finally  selling .

Page 6: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 6/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 6

Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus utama dari SCM

adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya

memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada

dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin

untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.

Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu

  perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya

ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru

sering berlawanan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau

konsumen akhir.

D.  Aktivitas SCM

Jadi dapat diartikan bahwa SCM merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk 

mengintegrasikan secara efisien pemasok ( suppliers), pabrik (manufactur e s), gudang

(war ehou se s), dan penyimpanan ( st or e s), dengan demikian barang dagangan itu diproduksi

dan di distribusikan dengan kuantitas yang benar , untuk lokasi yang benar dan waktu yang

  benar. Dalam kegiatan SCM tidak terlepas dari IT. IT dapat memberikan dua kontribusi

dalam SCM yaitu; perbaikan dan berbagai infomasi diantara perusahaan dan identifikasi

 permasalahan yang tepat dan optimasi.

Data elektronik adalah suatu cara yang efektif untuk mempromosikan pembagian

informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga bertepatan dengan tujuan SCM.

Elektronik data inter change didefinisikan sebagai suatu hubungan online komputer dan

 pertukaran informasi pada transaksi diantara perusahaan.

Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data interchange diperlukan elektronik 

inter change khusus untuk dimasukan kedalam suatu value added network  atau saluran yang

dibuka dengan tujuan untuk membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat besar untuk 

Page 7: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 7/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 7

 berinvestasi dalam suatu value added network atau saluran yang dibuka telah menjadi alasan

utama mengapa manajemen elek t ronic data inter change, elek t ronic data inter change l o gi stic

khusus telah menjadi sangat lambat.

Pembagian informasi diantara perusahaan dapat diandalkan dengan web elektronik data

interchange. Daripada membuka saluran elektronik data interchange. Meskipun kenyataannya

internet menimbulakan beberapa masalah pada keamanan dan standarisasi, web elektronik 

data interchange sangat berguna dikarenakan memiliki biaya yang rendah pada invesment

dibandingkan dengan membangun jaringan terbuka. Dari manfaat ini web elektronik data

interchange telah memerikan kemungkinan dalam mempromosikan pembagian informasi

diantara perusahaan lebih jauh lagi. Pengggunaan internet dikombinasikan dengan ITS

menghasilkan kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik kota.

Karena berbagai informasi memberikan banyak data yang tersedia, kita harus

merumuskan masalah berdasarkan data, dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.

Perkembangan aplikasi software sebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah

mendapatkan keuntungan lebih besar dengan perkembangan IT saat ini. Software untuk 

merealisasikan SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning S o ftwar e (SCPS)

SCPS terdiri dari beberapa software pada manufacturing planning, demand forecasting,

transportation planning, inventory management schecduling, dan lain-lain. Pada umumnya,

kemajuan IT telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informsi diantara

 perusahaan yang diperlukan untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas

dari aplikasi software untuk memproses informasi atau  so ftwar e  supply chain planning 

E.  Value Added

SCM yang didesain dengan baik menghasilkan net value positif dengan memberikan

keuntungan, mengurang biaya, dan menigkatkan kelangsungan hidup keuangan. Perusahaan

Page 8: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 8/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 8

dengan supply chain yang diselesaikan dengan baik dapat membagikan keuntungan dengan

layak, dengan menghasilkan yang disebut ´win-win r elation ship´.

 Pertama, sumber daya untuk menghasilkan keuntungan termasuk menekan lea-time

atau respone yang fleksibel pada pelanggan. Seperti improvemen atau peningkatan dapat

membuat supply chain perusahaan yang kopetitive. Keuntungan ini dihasilkan dari sumber 

daya perusahaan yang terpusat terhadap core-competence mereka dan menghasilkan valeu

dengan memiliki fleksibilitas dan dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan pasar.

 Kedua, biaya dapat dikurangi berhubungan dengan keuntungan yang terintegritas.

Terdapat skala ekonomi dan jangkauan pada proes integrasi vertikal Sebagai contoh,

menghindari investment yang berlebihan dalam war ehou sing dan mengurangi inventory level

dengan berbagi informasi.

Ketiga, berbagai jenis informasi seperti pesanan, inventory atau permintan pelanggan

harus dapat dibagi dan diproses dengan benar. Dengan memperhatikan tiga poin tersebut

 pengebangan IT sebelumnya dapat berkontribsi terhadp SCM. 

F.   Integrated Supply Chain  

Semua perusahaan memerlukan sesuatu yang sangat ekonomis guna melakukan

kegiatan memproduksi untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai keinginan tersebut,

kelancaran arus material yang diperlukan pasti melibatkan lebih dari satu rantai pasokan.

Faktor kritis dalam rantai pasokan yang efisien adalah pembelian, karena tugas pembeliaan

untuk menyeleksi pemasok (berikut materialnya) dan kemudian membangun hubungan yang

saling menguntungkan. Tanpa pemasok yang baik dan tanpa pembelian yang memadai, rantai

 pasokan tidak akan memiliki peran untuk kondisi pasar pada masa seperti sekarang ini.

SCM diperlukan oleh perusahaan yang sudah mengarah pada pengelolaan dengan

sistem  ju st in time, karena konsep  ju st in time sangat menekankan ketepatan waktu

kedatangan material dari pemasok sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang

Page 9: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 9/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 9

ditetapkan. Artinya, kedisiplinan dan komitmen seluruh mata rantai harus benar-benar 

dilaksanakan, karena sistem just in time tidak menekankan pada persediaan atau  zero 

invent or  y. Sehingga apabila terjadi penyimpangan pada salah satu mata rantai saja, maka

akan mengganggu pasokan material secara keseluruhan dan menghambat kelancaran tugas

dari mata rantai yang lain, karena tidak adanya persediaan. Untuk kondisi di Indonesia sistem

 just in time akan berhasil kalau mata rantai terkait berada dalam satu siklus tertentu.

Bagi perusahaan yang masih mementingkan persediaan karena karakteristik material

(misalnya faktor musiman) atau sebagai langkah antisipatif untuk menyiasati lingkungan

industri yang tidak stabil, SCM juga diperlukan. Peran SCM untuk jenis perusahaan ini

adalah menekan biaya persediaan, karena persediaan yang tidak optimal akan menimbulkan

dampak biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya backor der   (apabila terjadi

 st ockout ).

Baik perusahaan yang menerapkan sistem  ju st in time maupun yang masih

mementingkan persediaan, SCM yang dilaksankan akan lebih optimal apabila diterapkan

secara terintegrasi oleh seluruh mata rantai pasokan yang terkait.

Menerapkan konsep SCM secara menyeluruh dan terintegrasi tentu bukan merupakan

hal yang mudah dilakukan perusahaan. Kesulitan akan banyak dialami dalam kaitan dengan

lingkungan eksternal yaitu hubungan dengans upplier dan distributor serta konsumen akhir.

Hal ini dapat terjadi karena lingkungan eksternal relatif berada di luar kendali perusahaan,

sehingga perlu upaya kedua belah pihak untuk mencapai komitmen menjadi mata rantai yang

saling berkoordinasi untuk menyalurkan seluruh kebutuhan material sesuai yang dibutuhkan.

Sekilas konsep SCM memiliki kesamaan dengan manajemen logistik, karena

keduanya mengelola arus barang dan jasa melalui pembelian, pergerakan, penyimpanan,

adminitrasi, dan penyaluran barang. Selain itu baik SCM maupun manajemen logistik juga

memiliki kesamaan dalam hal peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan

Page 10: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 10/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 10

  barang. Perbedaan SCM dengan manajemen logistik terletak pada orientasinya. SCM

mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan- perusahaan lain dalam

bu sine ss pipeline s, mulai dari  suppliers sampai kepada pelanggan juga mengutamakan arus

  barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Sedangkan manajemen

logistik berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana

tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan, jadi lebih terfokus pada

 pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan.

Dalam perkembangannya, SCM telah banyak mengalami evolusi yang dapat

digambarkan dalam 4 (empat) tahap sebagai berikut (Indrajit dkk, 2002):

a.  Tahap 1, dalam tahap 1 ada semacam kesendirian dan ketidak- saling-tergantungan fungsi

 produksi dan fungsi logistik. Mereka menjalankan program-program sendiri yang terlepas

satu sama lain ( incomplete i solation). Contohnya adalah bagian produksi yang hanya

memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu dan yang telah ditetapkan,

dan sama sekali tidak mau ikut memikirkan penumpukan invent or  y dan penggunaan ruang

gudang yang menimbulkan biaya persediaan yaitu biaya simpan.

 b.  Tahap 2, dalam tahap 2 perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya integrasi

 perencanaan walaupun dalam bidang yang masih terbatas, yaitu di antara fungsi internal

yang paling berdekatan, misalnya produksi dengan invent or  y cont rol  dan  functional 

integ r ation yang lain. 3.

c.  Tahap 3, dalam tahap 3 integrasi perencanaan dan pengawasan atas

semua fungsi yang terkait dalam satu perusahan ( inter nal integ r ation). 

d.  Tahap 4, dalam tahap 4 menggambarkan tahap sebenarnya dari suplly chain integ r ation,

yaitu integrasi total dalam konsep perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

(manajemen) yang telah dicapai dalam tahap 3 dan diteruskan ke up st r eam s yaitu

 suppliers dan d own ster am s sampai ke pelanggan.

Page 11: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 11/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 11

Evolusi SCM yang telah mencapai tahap keempat tersebut menunjukkan suatu

integrasi yang menyeluruh di antara seluruh komponen terkait sehingga menuntut adanya

transparansi arus informasi. Strategi kemitraan dapat digunakan untuk mewujudkan

kelancaran arus pasokan material dari pemasok sampai distributor hingga ke tangan

konsumen. Dengan startegi kemitraan maka perlu mengembangkan komunikasi di antara

semua pihak terkait, sehingga komunikasi arus informasi maupun data yang dibutuhkan akan

lebih lancar.

G.  Manf aat SCM

Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat

yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,

 pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.

1.  Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari

aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau

  pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam

 jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu

konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2.  Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra

  perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga

  produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan µterbuang¶ percuma, karena

diminati konsumen.

3.  Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen

khir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4.  Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin

terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga

Page 12: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 12/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 12

manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana

yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.

5.  Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan

menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

6.  Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses

distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat

tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan

adalah:

1.  SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan

mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi

  produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan

 penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi

yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan

kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.

2.  SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai

suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini

fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat

mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya

fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan

konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila

seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk 

dapat diproduksi.

Page 13: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 13/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 13

H.  Fungsi SCM

Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan dengan ongkos,

yaitu: fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos

 penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya. Fungsi kedua berkaitan

dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya

aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain. Ongkos-ongkos ini

 bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga

normal, atau ongkos kekurangan  supply yang dinamakan dengan st ockout cost .

I.  Prinsip-Prinsip SCM

Prinsip terpenting yang harus diperhatikan dalam sinkronisasi aktivitas-aktivitas sebuah

supply chain adalah menciptakan hasil yang lebih besar, tidak hanya bagi tiap anggota rantai

tetapi bagi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi dari prinsip ini membutuhkan

 perubahan- perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya kegagalan biasanya

ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam menggiring komponen- komponen supply chain yang kompleks ke arah

yang sama.

Anderson, Britt & Frave (1997) memberikan 7 prinsip SCM untuk membantu para

manajer dalam merumuskan strategi pelaksanaan SCM, yaitu:

1.  Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.

2.  Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.

3.  Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan

kebutuhan (demand planning ) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten

dan alokasi sumber daya yang optimal.

4.  Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat

konversinya di sepanjang rantai supply.

Page 14: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 14/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 14

5.  Kelola sumber-sumber supply secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan

dari material maupun jasa.

6.  Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung

  pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran

 produk, jasa, maupun informasi.

7.  Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan

maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.

J.  Persyaratan Penerapan SCM

Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak sebagai mata rantai, SCM

menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan material, tetapi juga

informasi. Syarat utama dari penerapan SCM tentunya dukungan manajemen. Manajemen

semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses

 perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian.

Selain dukungan manajemen, syarat lain merupakan syarat yang melibatkan faktor 

eksternal yaitu pemasok dan distributor . Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan

µkontrak kerja¶ dengan para pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan

evaluasi pemasok. Sebagi catatan, melaksanakan evaluasi pemasok untuk pemasok yang

µbermain¶ dalam pasar yang monopoli tentunya sulit dan tidak bisa dilaksanakan, sehingga

yang perlu dilakukan untuk kondisi ini adalah membangun kemitraan dalam suatu

kesepakatan.

Evaluasi pemasok dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih

dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok,

yaitu: keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan material. Beberapa contoh

indikator dari setiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2002):

1.  Keadaan umum pemasok 

Page 15: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 15/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 15

a.  Ukuran atau kapasitas produksi

 b.  Kondisi finansial

c.  Kondisi operasional

d.  Fasilitas riset dan desain

e.  Lokasi geografis

f.  Hubungan dagang antar industr 

2.  Keadaan pelayanan

a.  Waktu penyerahan material

 b.  Kondisi kedatangan material

c.  Kuantitas pemesanan yang ditolak 

d.  Penanganan keluhan dari pembeli

e.  Bantuan teknik yang diberikan

f.  Informasi harga yang diberikan

3.  Keadaan material

a.  Kualitas material

 b.  Keseragaman

c.  Material

d.  Jaminan dari pemasok 

e.  Keadaan pengepakan (pembungkusan)

Dari ketiga kriteria tersebut, bobot (berdasarkan tingkat kepentingan) yang terbesar 

diberikan pada kriteria keadaan material, karena keadaan material akan mempengaruhi

kinerja fungsi produksi dan operasi khususnya kualitas produk. Selanjutnya dilakukan

 penilaian untuk setiap indikator dan dihitung total skor-nya.

Syarat berikutnya adalah pemilihan distributor sebagai perantara produk perusahaan

sampai ke tangan konsumen akhir . Intensitas saluran distribusi yang ideal bagi suatu

Page 16: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 16/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 16

  perusahaan adalah bagaimana menyajikan jenis produk secara luas dalam pemuasan

kebutuhan konsumen (Sitaniapessy, 2001). Penggunaan distributor yang terlalu sedkit dapat

membatasi penyebaran jenis produk dalam aktivitas pemasaran. Sebaliknya, penggunaan

distributor yang terlalu banyak dapat mengganggu br and image dalam posisinya

  berkompetisi. Satu kunci yang penting dalam mengelola saluran distribusi adalah

menentukan berapa banyak saluran distribusi yang dikembangkan serta membentuk suatu

 pola kemitraan yang menunjang pemasaran suatu produk dalam area pemasaran tertentu.

Satu lagi persyaratan yang penting dalam penerapan SCM adalah transparansi arus

informasi . Untuk dapt mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai

yang terlibat dalam SCM diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan

kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Konsep database yang dimaksud dalam

hal ini bukan hanya kumpulan data yang dikelola dan dikendalikan secara terpusat,

melainkan data tersebut harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut :

1.  Ketersediaan, kapanpun diperlukan harus tersedia disertai dengan kemudahan akses.

2.  Kemampuan dipergunakan untuk berbagi kebutuhan terkait

3.  Kemampuan data untuk selalu berkembang dalam konteks yang efektif 

4.  Jumlah data tidak tergantung kondisi fisik penyimpan data (penyimpan data yang

harus menyesuaikan jumlah data)

5.  Konsistensi dan validitas data

K.  Strategi Dasar SCM

Strategi yang paling mendasar dalam SCM berkaitan erat dengan konfigurasi fisik 

maupun manajemennya. Dalam rancangan struktur   supply chain, mulai dari konfigurasi

 jaringan antar channel  sampai pada konfigurasi fasilitas di dalam sebuah channel tidak bisa

dilepaskan dari karakteristik produk maupun jasa yang dihasilkan oleh sebuah supply chain.

Page 17: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 17/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 17

Dalam SCM karakteristik produk ini dibedakan ke dalam 2 jenis yang didasarkan pada

  berbagai aspek antara lain, siklus hidupnya, jumlah variasinya, stabilitas permintaannya,

kesalahan ramalan, tingkat mark d own, dan sebagainya. Kedua jenis tersebut adalah: 1)

 produk fungsional, biasanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti

garam, gula, sabun, minyak goreng, buku tulis, ballpoint, dan sebagainya. 2) produk inovatif,

yaitu produk yang permintaannya biasanya sangat tidak stabil dan sulit diramalkan. Produk 

inovatif ini biasanya muncul sebagai respon atas perubahan pasar yang cepat atau sebagai

akibat dari kemampuan teknologi dan inovasi yang bagus.

Contoh dari produk inovatif ini adalah komputer yang perubahan rancangannya sudah

dalam hitungan minggu atau bahkan hari. Ini merupakan contoh produk inovatif yang dipacu

oleh kemampuan perusahaan melakukan inovasi (innovation d r iven). Contoh lain adalah

  pakaian yang modelnya cepat berubah dan ini lebih dipacu oleh kebutuhan pasar yang

mengisyaratkan perubahan model (mark et d r iven). Untuk lebih jelasnya pembagian produk 

sesuai dengan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

K arakteristik  Fungsional Inovatif 

Siklus hidup > 2 tahun < 2 tahunVariasi produk 10 ± 20 per kategori Jutaan per kategori

Variabilitas permintaan Tinggi Rendah

Kesalahan peramalan 10 % 40 % - 100 %

Tingkat markdown 0 % 10 % - 25 %

Margin keuntungan Rendah Tinggi

Lead time 6 bln ± 1 thn 1 hari ± 2 minggu

Aspirasi konsumen Harga murah Cepat

Pernyataan kedua produk berdasarkan karakteristik di atas mengindikasikan kebutuhan akan

  penanganan yang berbeda, baik dalam aktivitas fisik maupun dalam mediasi pasar sebuah

supply chain sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk masing-masing produk, seperti

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 18: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 18/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 18

Tabel Strategi yang tepat berdasarkan jenis produk 

Strategi Produk  

Fungsional Inovatif 

Lean Tepat Tidak tepat

Agile Tidak tepat Tepat

Strategi  Lean Supply Chain adalah strategi efisiensi yang membutuhkan dukungan

struktur supply yang ramping dan terintegrasi dengan baik. Pada produk fungsional, fungsi

mediasi pasar lebih jarang dan lebih mudah dilakukan karena siklus hidup produknya panjang

atau selera konsumen yang tidak banyak berubah. Dengan demikian, ongkos-ongkos mediasi

  pasar akan merupakan fokus itama, sehingga strategi yang tepat untuk produk-produk 

fungsional adalah efisiensi.

Fokus utama dalam mengelola  Lean Supply Chain adalah menekan ongkos-ongkos

fisik sepanjang  supply chain yang terdiri dari ongkos-ongkos material, produksi, distribusi,

 penyimpanan dan sebagainya. Dalam Lean Supply Chain koordinasi yang baik antar channel  

dalam rantai  supply sangat diperlukan, termasuk di dalamnya koordinasi untuk menangani

dampak variabilitas dan ketidakpastian permintaan maupun supply. 

Untuk produk inovatif, keunggulan kompetitif produk terletak pada kemampuan supply

chain untuk merespon kebutuhan pasar yang cepat berubah. Kunci keberhasilan disini adalah

yang dinamakan agility.  Agility untuk suatu  supply chain harus mempunyai kemampuan

kecepatan dalam merespon kebutuhan pasar secara bersama-sama sebagai suatu team.

Kecepatan ini harus dimiliki semua pihak yang berada dalam suatu  supply chain.

Distributor yang handal tidak dapat menjamin keunggulan berkompetisi apabila

 perusahaan yang mensuplai produk-produk yang didistribusikannya tidak mampu secara tepat

merespon perubahan uang disyaratkan oleh pasar. Dengan demikian hubungan antar 

  perusahaan merupakan faktor kritis dalam menciptakanagility suatu  supply chain. Strategi

Page 19: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 19/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 19

 supply chain yang menekankan pada agility tentunya memerlukan pola pikir untuk strategi

supply chain yang mendasarkan pada efisiensi.

L.  Tantangan Penerapan SCM

Meskipun SCM memiliki banyak manfaat dalam menjalankan sistem produksi dan

operasi di perusahaan, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan disikapi oleh

  perusahaan apabila akan menerapkannya. Tantangan yang pertama berasal dari lingkungan

makro dan juga lingkungan eksternal. Misalnya saja trend perekonomian global yang

menunjukkan adanya kecenderungan inflasi, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan

karena persaingan di tingkat global memang sangat meningkat. Selain itu juga kecenderungan

 perilaku konsumen yang menunjukkan sikap terlalu rumit dan banyak menuntut.

Faktor eksternal lain adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang

terkait dengan teknologi informasi sedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan

yang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang bergerak sangat cepat

untuk menanggapi perpindahan produk. Sehingga sangat perlu bagi perusahaan yang

menerapkan SCM untuk memiliki peralatan fungsional seperti (Watanabe, 2001): demand

management/ forecasting, advanced planning and scheduling, transportation management,

distribution and deployment, production planning, available to promise, supply chain

modeler, Optimizer (Linier programming, non linier programming, heuristic, dan genetic

algorithm)

Selain tantangan-tantangan tersebut, tantangan yang juga sering dihadapi khususnya

negara berkembang adalah masalah infrastruktur termasuk birokrasi yang rumit. Masalah ini

akan memberikan dampak yang signifikan terhadap tantangan SCM yang lain, yaitu

teknologi informasi. Di sisi lain, ada juga tantangan yang dapat digolongkan dalam

lingkungan mikro atau di lingkungan perusahaan itu termasuk stakeholdernya. Mengingat

sebuah rantai supply chain terdiri dari aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh beberapa

Page 20: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 20/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 20

  perusahaan, maka pengelolaannya tidak mudah. Kompleksitas permasalahan meningkat

dengan cepat begitu pertimbangan-pertimbangan aliran produk dan informasi dilihat dalam

lingkungan keseluruhan supply chain dari ujung hulu ke ujung hilir.

Karena kompleksnya permasalahan pengelolaan tersebut, banyak sekali tantangan yang

  bisa mengakibatkan kegagalan pengelolaan sebuah supply chain. Lee & Bilington (1992)

mendeskripsikan 14 tantangan yang harus diperhatikan dalam SCM, yaitu:

a.  Pengukuran kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik, setiap chanel menentukan

ukuran sendiri-sendiri, dan tidak ada perhatian untuk membuat µjoint matrics¶ yang

mengukur kinerja rantai secara keseluruhan.

 b.  Customer service tidak didefinisikan dengan jelas, tidak ada pengukuran terhadap

kelambatan respon dalam pelayanan, dan sebagainya.

c.  Status data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat.

d.  Sistem informasi tidak efisien.

e.  Dampak ketidakpastian diabaikan.

f.  Kebijakan inventori terlalu sederhana, faktor-faktor ketidakpastian tidak diperhitungkan

dalam pembuatan kebijakan-kebijakan tersebut, kadang-kadang terlalu statis dan generik.

g.  Diskriminasi terhadap internal customer. Prioritasnya rendah, service levelnya tidak 

terukur, sistem insentifnya tidak tepat.

h.  Koordinasi antar aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman tidak bagus.

i.  Analisis metode-metode pengiriman tidak lengkap, tidak ada pertimbangan efek 

 persediaan dan waktu respon.

 j.  Definisi ongkos-ongkos persediaan tidak tepat.

k.  Ada kendala komunikasi antar organisasi.

l.  Perancangan produk maupun proses tidak memperhitungkan konsep supply chain.

m. Perancangan dan operasional supply chain dibuat secara terpisah.

Page 21: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 21/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 21

n.  Supply chain tidak lengkap, fokusnya sering hanya pada operasi internal saja, tidak bisa

membedakan antara µimmediate customers¶ dengan µend customers¶.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu perusahaan harus melakukan

  perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal perusahaan tersebut, baru

kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata rantai lain di lingkungan

eksternal. Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapan SCM

adalah mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan

keputusan di wilayah penerapan SCM.

M. Perk embangan-Perk embangan Terbaru dalam SCM

Agar perusahaan selalu dapat memimpin dalam berkompetisi di pasaran, cara-cara baru

yang lebih inovatif perlu ditemukan atau dikembangkan. Seiring dengan menyebarnya

konsep-konsep SCM di dunia industri baik industri manufaktur atau jasa. Konsep-konsep

yang lebih canggih yang merupakan pengembangan dari SCM bermunculan. Konsep- konsep

tersebut antara lain:

1.   J ust In Time (  J  IT), prinsip ini menekankan pada kemitraan yang erat antara

  perusahaan dengan pemasoknya, dan pemasok akan memiliki wakil di perusahaan

yang disuplainya. Wakil tersebut berfungsi menggantikan peran bagian pembelian di

  perusahaan pembeli. Atas nama perusahaan pembeli, wakil tersebut akan membuat

order pembelian ke perusahaannya berdasarkan rencana produksi yang telah

ditetapkan oleh perusahaan pembeli. Praktek ini memungkinkan kedua belah pihak 

untuk merundingkan rencana-rencana produksi maupun pembelian sehingga

menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan pembeli akan lebih mudah

menegosiasikan jadwal pengiriman karena wakil tadi sewaktu- waktu bisa ditemui di

  perusahaannya. Demikian pula wakil tadi akan lebih banyak memberikan masukan

Page 22: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 22/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 22

tentang kemampuan perusahaannya untuk memasok kebutuhan material atau bahan

 baku yang dibutuhkan perusahaan pembeli.

2 .  V endor Managed Inventory ( V  MI), adalah merupakan salah satu variasi dari JIT II.

Konsep ini banyak digunakan oleh para pemasok yang mensuplai bisnis retail. Selama

ini pihak retail yang berkewajiban membuat order pembelian untuk menjaga

kelangsungan persediaan dari setiap item yang terjual. Pada VMI kebalikannya, justru

  pemasoklah yang berkewajiban untuk menentukan kapan dan berapa jumlah suatu

item harus dikirim ke retailnya, berdasarkan informasi tingkat penjualan dan

ketersediaans tock yang ada di retail tersebut. Pada VMI pertukaran informasi yang

lancar sangat diperlukan. Pemasok akan mampu membuat keputusan yang baik,

apabila informasi tingkat kebutuhan maupun tingkat persediaan yang dimiliki pihak 

retail bisa diakses dengan mudah. .

3 .  Global Pipeline Management (GPM), konsep ini didasarkan pada teori kontrol di

mana aliran material atau produk akan optimal bila dikontrol dari satu titik. Aliran

material atau produk pada konsep GPM hendaknya dikendalikan oleh satu pihak 

atauchanel dalam supply chain, yang lain mengikuti dan mendukung dengan

memberikan informasi yang diperlukan.

Page 23: MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

5/8/2018 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-rantai-pasokan-559bf4841b77f 23/23

 

Manajemen Operasi/Produksi

Kelompok IV Page 23

RANGKUMAN

1.  Supply Chain Management  (SCM) adalah suatu konsep yang menyangkut pola

  pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk 

secara tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi,

dan logistik.

2.  Supply Chain Management  (SCM) adalah suatu metode penciptaan produk untuk 

disampaikan pada pengguna akhir, dimana didalamnya tercakup berbagai komponen,

yaitu the  supplier  o f r aw mater ial  s, the manufactur ing unit  s, war ehou se s, t r an s por ters, 

r etailers, and finally  selling. 

3.  Manfaat penerapan konsep SCM dalam perusahaan yaitu: kepuasan pelanggan,

meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi,

 peningkatan laba dan perusahaan semakin besar.

4.  Strategi yang paling mendasar dalam SCM berkaitan erat dengan konfigurasi fisik 

maupun manajemennya. Dalam rancangan struktur  supply chain, mulai dari konfigurasi

  jaringan antar channel  sampai pada konfigurasi fasilitas di dalam sebuah channel  tidak 

  bisa dilepaskan dari karakteristik produk maupun jasa yang dihasilkan oleh sebuah

supply chain.

5.  SCM membedakan karakteristik produk ke dalam 2 jenis yang didasarkan pada berbagai

aspek, antara lain, siklus hidupnya, jumlah variasinya, stabilitas permintaannya,

kesalahan ramalan, tingkat mark d own, dan sebagainya.