manajemen-pendidikan.pdf

52
1 BAB 1 KONSEP MANAJEMEN A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ADMINISTRASI Pengertian Administrasi Secara Etimologi Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu adminstrate yang berarti membantu atau melayani. Kata sifatnya adalah administrations kemudian menjadi administratio sebagai kata bendanya. Kemudian istilah itu masuk kedalam bahasa inggris sehingga menjadi administration. Istilah tersebut akhirnya diterjemahkan kedalam bahasa indonesi menjadi administrasi. Pengertian Administrasi Secara Definitif Secara definitf, administrasi dapat diuraikan secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain dalam arti sempit administrasi itu tidak lebih dari pada sekedar serangkain aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kerjasama. Sedangkan dalam arti luas, administrasi itu bukan sekedar sebagai ketatausahaan,. Administrasi itu jauh lebih luas dan kompleks daripada ketatausahaan. Jadi dari pengertian tersebut dapat diartikan Administrasi merupakan keseluruhan proses karjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya ( Siagian, 1981 : 3 ). Adminstrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan. ( The Liang Gie, 1983 : 9 ) Berdasarkan pengertian diatas, ada 3 ciri pokok administrasi, yaitu : 1. Administrasi merupakan proses 2. Terdapat dua orang atau lebih yang saling bekerjasama 3. Mencapai tujuan dan efisiensi B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN Pengertian manajemen Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan Manajemen , karena itu tidak mudah memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang, namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi Manajemen kebanyakan menyatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan

Upload: luckbeng-sherarankge

Post on 25-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    KONSEP MANAJEMEN

    A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ADMINISTRASI

    Pengertian Administrasi Secara Etimologi

    Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu adminstrate yang berarti membantu atau melayani. Kata sifatnya adalah administrations kemudian menjadi administratio sebagai kata bendanya. Kemudian istilah itu masuk kedalam bahasa inggris sehingga menjadi administration. Istilah tersebut akhirnya diterjemahkan kedalam bahasa indonesi menjadi administrasi.

    Pengertian Administrasi Secara Definitif

    Secara definitf, administrasi dapat diuraikan secara sempit dan secara luas. Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain dalam arti sempit administrasi itu tidak lebih dari pada sekedar serangkain aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap kerjasama. Sedangkan dalam arti luas, administrasi itu bukan sekedar sebagai ketatausahaan,. Administrasi itu jauh lebih luas dan kompleks daripada ketatausahaan.

    Jadi dari pengertian tersebut dapat diartikan Administrasi merupakan keseluruhan proses karjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya ( Siagian, 1981 : 3 ).

    Adminstrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan. ( The Liang Gie, 1983 : 9 )

    Berdasarkan pengertian diatas, ada 3 ciri pokok administrasi, yaitu :

    1. Administrasi merupakan proses 2. Terdapat dua orang atau lebih yang saling bekerjasama 3. Mencapai tujuan dan efisiensi

    B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN

    Pengertian manajemen

    Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan Manajemen , karena itu tidak mudah memberikan arti yang universal yang dapat diterima seemua orang, namun demikkian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi Manajemen kebanyakan menyatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan

  • 2

    kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaannya dapat mengikutialur keilmuan secara ilmiah dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang. Dengan demikian terdapat tiga focus untuk mengartikan Manajemen yaitu:

    1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal Manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebbagai suatu ilmu menekankan perhatian kepada ketrampilan dan kemampun manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan/ketrampilan teknikal,manusiawi dan konsepsual.

    2. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang yang sitematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

    3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (Style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lin untuk mencapai tujuan.

    Berikut merupakan definisi manajemen dari beberapa ahli :

    James AF.Stoner (1992:8) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    Harsey dan Bblanchard (1988:9): merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

    Sudjana (2000 : 77) : Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

    Banyak pendapat mengenai fungsi manajemen, diantaranya sebagai berikut :

    Henry Fayol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.

    George R. Terry, fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.

    Luther Gulllich, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan controlling.

    Ernest Dale, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, innovating, representing, dan controlling.

    Koonts & Odonnol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, controlling.

    Oey Liang Lee, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating,Controlling

  • 3

    James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.

    Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.

    1. Perencanaan ( Planning ) Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.

    2. Pengorganisasian ( Organizing ) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi.

    3. Pengarahan ( Actuating ) Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan

    mengerjakan sesuatu yang ditugaskan padanya. 4. Pengawasan ( Controlling )

    Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif

    SIKLUS KEGIATAN MANAJEMEN

    Gambar : 1.1 Siklus kegiatan Manajemen

    Manajemen

    Perencanan

    Pengawasan

    Pengorganisasian

    Pengarahan

  • 4

    1. Fungsi dari Perencanaan

    a. Menjelaskan dan merinci dan tujuan yang ingin dicapai memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.

    b. Organisasi menperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsiyang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.

    c. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana. d. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa

    menemukan dan memperbaiki kepemimpinan secara dini. e. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan internal dengan

    situas eksternal f. Menghindari pemborosan.

    2. Fungsi Pengorganisasian

    Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

    3. Fungsi Pengarahan

    Pemimpin lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

    4. Fungsi Pengawasan Mencakup Empat Unsur :

    Agar tenaga atau karyawan pada lembaga mampu mengemban tugas atau fungsinya masing-masing maka harus dilakukan suatu pengawasan.

    Langkah-langkah dalam melakukakan pengawasan, yaitu

    a. Menetapan standard pelaksanaan, b. Mengukur performa aktual. c. Pengukuran pelaksaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah

    ditetapkan, d. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari

    standar.

    Pengertian Manajemen Pendidikan

    Secara sederhana manajemen Pendidikan merupakan proses menejemen dalam dalam melaksanakan tugas pendidikan dengan secara efektif.

    Dengan demikian Pendidikan merupakan suatu sistem yang terencana untuk menciptakan manusia seutuhnya, sistem pendidikan memiliki garapan dasar yang dikembangkan, diantaranya terdiri dari :

  • 5

    1. Bidang garapan peserta didik 2. Bidang garapan tenaga kependidikan. 3. Bidang garapan kurikulum 4. Bidang garapan sarana prasana 5. Bidang garapan keuangan 6. Bidang garapan kemitraan kepada masyarakat 7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus.

    Mengadaptasi pengertian manajemen dan para ahli dapat dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapakan.

    Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomonikasian, pemotivasian,penggangaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

    Tujuan Manajemen Pendidikan

    Dilakukan Manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

    Perkembangan Teori Manajemen

    1. Teori Manajemen Klasik

    Teori ini memandang bahwa segala sesuatu dalam aktivitas organisasi dan manajemen didapatkan atas target yang secara kuantitas dapat diukur yang meliputi:

    a. Target waktu b. Target output / hasil c. Target biaya, dan d. Target lain yang secara rasional dapat teridentifikasi dan terukur.

    Maka teori ini menekankan adanya standard baku bagi setiap aktivitas manajemen, yang meliputi :

    a. Standard waktu b. Standard output c. Standard biaya, dan d. Standard sistem dan prosedur

    Untuk mencapai target dan standard baku, diperlukan pengujian terlebih dahulu agar aktivitas manajemen dapat memenuhi kedua hal tersebut. Pengujian tersebut antara lain melalui:

    a. Studi gerak dan waktu b. pengawasan fungsional ( functional foremanship ) c. Sistem upah per-potong diferensial

  • 6

    d. Prinsip pengecualian e. Kartu instruksi f. Pembelian dengan spesifikasi g. Standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.

    2. Teori Manajemen Neoklasik

    Teori ini mengungkapkan bahwa model yang ditawarkan F.W. Taylor kurang manusiawi karena manusia dianggap sebagai factor produksi belaka sebagaimana peralatan atau mesin. Meski ada manfaat yaitu terbentuknya anatomi organisasi yaitu pada bagan struktur organisasi.

    Ternyata hasil penelitiannya ini gagal karena hipotesis masing-masing kelompok tidak terbukti. Namun penelitian ini justru mengungkap model pandangan yang baru, yakni untuk mencapai produktifitas kerja. Tidak hanya bias didekati dengan model studi gerak dan waktu namun dapat didekati melalui keeratan hubungan antar pekerja, karena hasil penelitian menunjukkan bagi kelompok yang tidak terampil merasa di nomor duakan di pabrik. Sehingga mereka memacu aktivitas mereka agar tidak kalah dengan kelompok yang diambil. Perasaan inilah yang dapat menumbuhkan produktivitas. Teori demikian yang dikemukakan Elton Mayo dan disebut sebagai Pandangan Kemanusiaan (Human Movement).

    Teori klasik dan neoklasik diatas disebut pandangan close system. Maksudnya tumbuh dan berkembangnya manajemen didasarkan atas kemampuan internal organisasi. Dan kemampuan internal organisasilah yang mempengaruhi organisasi lain.

    3. Teori Manajemen Modern

    Teori ini memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Teori ini memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian / subsistem dari lingkungan eksternal yang lebih luas.

    Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai system terbuka, dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya sintesis dan integrative. System terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran. Transformasi terdiri dari aliran informasi dan sumber-sumber daya.

    4. Teori Manajemen Kesemestaan

    Teori ini lebih luas dari teori sebelumnya. Teori ini memandang bahwa lingkungan organisasi tidak hanya lingkungan berupa lembaga atau organisasi lain, melainkan bermakna lebih luas yaitu termasuk lingkungan semesta. Dengan demikian tumbuh dan berkembangnya manajemen tergantung seberapa jauh manajemen dapat berinteraksi secara seimbang dengan segmen lingkungan di luarnya.

  • 7

    Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

    1. Aktifitas manajemen yang tepat guna 2. Keperpihakan pada strata bawah 3. Pemberian hak secara profesional baik bagi para pelaku manajemen internal

    maupun lingkungannya 4. Semua aktifitas manajemen didasarkan atas komitmen untuk bekerja lebih baik,

    seimbang, dan sehat. Baik sehat bagi anggota organisasi yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan organisasi dan manajemen.

    Ada dua sisi pendekatan dalam teori manajemen kesemestaan, yaitu :

    a. Sisi makro, dan b. Sisi mikro.

    a. Sisi Makro

    Sebagaimana istilah yang dipakai yaitu kesemestaan, artinya manusia dan organisasi merupakan satu kesatuan bagian dari semesta sehingga keseimbangan atau rusaknya semesta tergantung dari manusia dan seringkali pandangan sekulerisme menganggap bahwa semesta dan seisinya semata-mata diperuntukkan pada manusia. Sehingga banyak masalah terjadi adanya eksploitasi, baik pada sumber daya alam maupun sesama manusia. Seperti banyak kasus penjajahan secara fisik maupun intelektual. Pandangan sekuler baru ada sedikit kesadaran untuk menumbuhkembangkan secara seimbang antara manusia semesta, apabila nyata telah terjadi gejolak dihadapan mereka.

    Pandangan manajemen berbasis semesta ini mensyaratkan adanya sebuah keseimbangan dan tumbuhberkembangnya semua pihak secara wajar. Dan memunculkan kesadaran berjangka panjang.

    b. Sisi Mikro

    Pandangan ini terkait dengan tumbuh berkembangnya sisi manusia dalam berorganisasi. Sosok manusia merupakan sosok yang tumbuh dan berkembangnya saling memberikan manfaat, baik secara spiritual maupun intelektual, baik secara rohani maupun jasmani. Yang keduanya berperan penting dalam menumbuhkembangkan manajemen dan organisasi.

    Secara spesifik ada beberapa unsur daya potensi manusia yang dapat ditumbuhkembangkan. Faktor/ unsur tersebut yaitu :

    1. Unsur rasa ( feeling ) 2. Unsur hati ( deep feeling ) 3. Unsur akal ( frame thinking ) 4. Unsur keinginan diri (motive, desire, motivation )

    Ketidak berfungsinya unsur daya potensi ini mengakibatkan gejolak dalam diri manusia yang bersangkutan. Sehingga dalam setiap arah dari sisi pengambil keputusan itu sendiri tak pernah tepat, sehingga berujung pada konflik manajemen seperti perselisihan ketenagakerjaan, ketidak puasan kerja, stress, mogok kerja, tingginya kecelakaan kerja, tingginya konflik antara manajemen dan karyawan, dan sebagainya.

  • 8

    Ada beberapa metode rekruitmen yang seringkali dipakai untuk menentukan imbalan pada para pekerja. Metode tersebut, yaitu :

    1. Merid system

    Yaitu metode yang didasarkan atas prestasi. Hanya yang memiliki kecakapan dan kemampuan sajalah yang diterima seleksi dalam hal ini yang menerima imbalan.

    2. Nepotism

    Yaitu metode dalam rekruitmen atau juga biasa dipakai untuk memberikan imbalan karena factor segolongan atau memiliki hubungan lain yang disetarakan dengan itu.

    3. Spoil system

    Yaitu metode rekruitmen yang didasarkan atas faktor keluarga atau kekerabatan atau disetarakan dengan hal tersebut.

    LINGKUNGAN BUDAYA DAN ORGANISASI

    Konsep Budaya dan Organisasi ( Corporate Culture )

    Biasa diberikan pengertian yang menyangkut norma yang dianut oleh seluruh anggota organisasi dari atasan hingga anggota organisasi yang paling bawah. Pembentuk kebudayaan bisa dari pemilik organisasi, manajemen, anggota, serta visi dan misi manajemen.

    Lingkungan Eksternal

    Yaitu semua segmen lingkungan organisasi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi organisasi / perusahaan, yang terdiri dari :

    1. Lingkungan organisasi 2. Suplier / bahan baku 3. Market / pasar 4. Teknologi 5. Perekonomian 6. Lembaga keuangan 7. Hukum 8. Masyarakat

    Ada tiga jenis lingkungan, yaitu :

    1. Lingkungan selalu berubah.Yaitu adanya kecepatan dan percepatan perubahan lingkungan yang secara umum mempengaruhi organisasi. Perubahan bersifat acak, sering berubah, dan banyak elemen yang mempengaruhi.

    2. Lingkungan yang stabil. Yaitu lingkungan yang jumlah dan frekuensi perubahannya tidak menunjukkan angka atau perubahan besarannya mencolok.

  • 9

    3. Lingkungan yang dinamis, Yaitu lingkungan yang mempunyai potensi mempengaruhi organisasi, senantiasa berubah dengan frekuensi yang cepat. Sehingga perlu organisasi mengantisipasinya dengan cepat dan sesuai.

    C. APA SAJA LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN

    Banyak pakar manajemen dan administrasi pendidikan yang mengidentifikasikan langkah-langkah manajemen. Tiga pakar manajemen dan admistrasi pendidikan diantaranya adalah Flippo (1966), Gorton( 1976), dan Sergiovani (1987). Menurut Gorton manajemen itu pada hakekatnya merupakan proses pemecahan masalah, sehingga langkah-langkah manajemen tidak ubahnya sebagaimana langkah-langkah pemecahana masalah

    Langkah-langkah manajemen menirut Gorton :

    a. Identifikasi masalah b. Diagnosis masalah c. Penetapan tujuan d. Pembuatan keputusan e. Perencanan f. Pengorganisasian g. Pengkoordinasian h. Pendelegasian i. Pengkomunikasian j. Kerja dengan kelompok-kelompok k. Penilaian

    Lasngkah-langkah manajemen menurut sergioivani :

    1. Perencanaan (planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pengerahan (Leading) 4. Pengawasan (Controlling)

    Menurut Flifo empat langkah manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan merupakan kegiatan fungsi-fungsi organik manajemen, artinya keempat kegiatan tersebut harus dilakukan dalam setiap administrasi.

    D. TUJUAN MANAJEMEN

    Efektivitas

    Pertama, tujuan manajemen itu diupayakan dalam rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan diterapkannya manajemen pada sebuah program adalah agar program tersebut dapat mencapai tujuan.

    Efisiensi

  • 10

    Kedua, manajemen itu dilakukan dalam rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan setiap program.

    a. Efisisiensi ditinjau dari usaha / pelaksana program Apabila dari segi pelaksanaan, sebuah program dapat dikatak efisien apabila hasilnya dapat dicapai melalui upaya yang sekecil-kecilnya dan sehemat-hematnya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.

    b. Efisiensi ditinjau dari hasil program.

    Ditinjau dari segi hasil, penyelenggaraan sebuah program dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Upaya yang dimaksudkan adalah dalam penggunaan komponen seperti, tenaga, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana serta keuangan.

    Produktivitas

    Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan(input) produktivitas dapat dinyatakan secara kaulitas maupun kuantitas.

    Kualitas

    Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang(products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektiv atas bobot dan/atau kinerja(Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelangannya.

  • 11

    BAB 2

    SEPUTAR SEKOLAH DASAR DI INDONESIA

    A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEKOLAH DASAR

    Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelengarakan pendidikan enam tahun, sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar. Pengertian pendidikan dasar menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar disebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

    1. Pentingnya Manajemen Sekolah Dasar

    Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. sekolah mengemban misi tertentu yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Oleh karena demikian misinya, maka sekolah dasar dapat dikategorikan sebagai institusi atau lembaga pendidikan. Sebagai institusi atau lembaga pendidikan, sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

    Secara garis besar aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler, seperti pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), pembelajaran Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes), pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), pembelajaran Muatan Lokal (Mulok). Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakurikuler, seperti kegiatan pramuka, usaha kesehatan sekolah (UKS), olah raga, kesenian, dan patroli keamanan sekolah (PKS). Ketiga aktivitas pembelajaran lainnya dalam bentuk upacara bendera yang diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi. Namun semua aktivitas pembelajaran harus dipadukan sedemikian rupa dan diarahkan kepada pencapaian satu tujuan, tepatnya tujuan institusional sekolah dasar. Demikian pula, agar antara aktivitas pembelajaran satu dan lainnya tidak tumpang tindih, dan fasilitas sekolah dapat didayagunakan secara optimal maka sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang baik. Di sinilah letak pentingnya manajemen yang baik di sekolah. Tampaknya, tidak ada kesuksesan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar tanpa adanya manajemen yang baik di dalamnya.

  • 12

    Pelaksanaan semua aktivitas pembelajaran di atas dilibatkan banyak komponen, tidak saja komponen manusia melainkan juga komponen bukan manusia. Komponen manusia di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen manusia sekolah dasar terdiri dari seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan seorang pesuruh sekolah. Jadi secara keseluruhan terdapat sepuluh personil sekolah dasar. Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruang administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga, dan uang. Agar dapat didayagunakan secara optimal dalam mencapai tujuan institusional sekolah dasar, semua komponen tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak personil dan fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya manajemen sekolah dasar yang baik.

    2. Pengertian Manajemen Sekolah Dasar

    Banyak pakar administrasi pendidikan yang berpendapat bahwa manajemen itu merupakan kajian administrasi ditinjau dari sudut prosesnya. Para pakar administrasi pendidikan, seperti Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987) mendefinisikan manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish organizational goals efficienctly, yaitu proses kerja dengan dan melalui (mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan kerjasama (administrasi) secara efisien. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Gorton (1976) yang menegaskan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

    Manajemen sekolah dasar pada dasarnya merupakan penerapan manajemen sekolah di sekolah dasar. Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas manajemen sekolah dasar merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama atau melalui orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien. Apabila definisi tersebut dikaji secara saksama, ada beberapa makna tersirat berkenaan dengan konsep manajemen sekolah dasar.

    1. Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya.

    2. Rangkaian kegiatan yang diupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain dan atau melalui orang lain misalnya guru, dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada. Jadi kepala sekolah tidak bekerja sendiri. Bahkan, yang baik adalah kepala sekolah selalu berusaha untuk menugaskan orang lain dalam menye-lesaikan tugas-tugas di sekolahnya. Pada hakikatnya manajemen sekolah dasar merupakan segala proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia maupun komponen bukan manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien.

    3. Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota ummat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan manajemen sekolah dasar yang baik

  • 13

    diharapkan sekolah dasar menjadi lembaga pendidikan yang baik dalam segala aspek.

    B. BERBAGAI JENIS SEKOLAH DASAR

    Ada beberapa jenis Sekolah Dasar di Indonesia yaitu:

    1. SD Konvensional 2. SD Percobaan 3. SD Inti 4. SD Kecil 5. SD Satu Guru 6. SD Pamong 7. SD Terpadu

    SD. Konvesional

    SD Konvensional adalah sekolah dasar biasa, yang mmenyelengarakan pendidikan enam tahaun, terdiri atas enam kelas, dengan enam orang guru kelas, satu orang guru mata pelajaran pendidikan agama, satu orang guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, satu orang Kepala Sekolah, dan satu orang pesuruh. Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas umumnya berbanding 40 : 1

    SD percobaan

    SD Percobaan pada dasarnya sama dengan SD Konvensional, hanya SD Percobaab ini diberikan kewenangan untuk melalakukan percobaan-percobaan tertentu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar.

    SD Inti

    SD Inti pada dasarnya sama dengan SD Konvensional, hanya saja sekolah dasar ini ditunjuk sebagai pusat pengembangan sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat gugus. Dalam rangka pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD Inti ini dilengkapi dengan satu ruang Kelompok Kerja Guru(KKG), satu ruang perpustakaan sekolah, dan satu ruang serbaguna.

    SD Kecil

    SD Kecil pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidikan yang berbeada dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal hanya 60 orang (kelas 1 sampai dengan 4 kelas) dengan dua orang guru kelas dan satu orang kepala sekolah. Proses belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul, pengabungan kelas,dan tutor sebaya.

    SD Satu Guru

    SD Satu Guru adalah sekolah dasar yang pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidikan yang berbeda dengan SD Konvensional, jumalah siswanya maksimal hanya 30 orang (kelas 1 sampai dengan kelas 4) dengan satu orang guru kelas

  • 14

    yang sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar diselengarakan dengan mengunakan modul, pengabungan kelas, dan tutor sebaya.

    SD Pamong

    SD Pomong adalah lembaga pendidikan yang diselengalarakan oleh masyarakat, orang tua, dan guru untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus sekolah dasar atau anak lain yang karena satu atau lain hal, tidak dapat datang secara teratur belajar disekolah.

    SD Terpadu

    SD Terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan anak normal dan penyandang cacat maupun normal secara bersama-sama dengan mengunalkan kurikulum sekolah dasar konvisional

    C. LANDASAN YURIDIS SEKOLAH DASAR

    Di Indonesia penyelenggara sekolah dasar berpijak pada beberapa perundang-undangan sebagai landasan yuridis, ada tiga peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan yuridis penyelenggara sekolah dasar yaitu :

    Undang-Undang Dasar ( UUD ) 1945. Bab XII pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang.

    Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem pendidikan nasional. Setiap warga negara berhak atas kesemptan yang seluas-luasnya mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara denga dengan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar (Bab III Pasal 6). Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan-pengetahuan dan ketrampilan dasar yaang diperlukan untuk k;ehidupan dalam masyarakat serta menyiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah (Bab III Pasal13).

    Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikkan semblilan tahun, terdiri atas Program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)

    D. TUJUAN INTITUSIONAL SEKOLAH DASAR

    Dalam buku I Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dijelaskan bahwa pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

  • 15

    E. APA SAJA KOMPONEN SEKOLAH DASAR

    1. Masukan sumber daya manusia (SDM)

    yaitu meliputi keseluruhan personel, misalnya kepala sekolah, guru dan pesuruh. Dalam kondisi normal, personel sekolah dasar terdiri dari seorang guru mata pelajaran pendidikan agama, seorang guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan seorang pesuruh sekolah.

    Gambar 2.1 Masukan/komponen di Sekolah Dasar

    2. Masukan Material

    Masukan Material adalah komponen instrumnetal yang meliputi kurikulum, dana, dan segala komponen sekolah selain manusia, yang bisa disebut juga dengan sarana dan prasarana sekolah.

    3. Masukan Lingkungan

    Menurut Hanson ( 1985) sekolah merupakan sebuah sistem terbuka(open system) dan bukan sistem tertutup (closed input). Menurutnya sekilah itu merupakan sebuah sistem yang terkait dengan sebuah jaringan organisasi lain diluar sekolah, seperti pusat pelatihan guru, badan akreditasi kontraktor bangunan, departemen keuangan, penerbit buku, dan sebagainya.

    4. Proses Pendidikan

    Komponen ini tidak berbentuk kasat mata melainkan bebrbentuk perangkat lunak.proses pendidikan ini mencakup keseluruhan kegiatan belajar yang diikuti siswa sejak pagi sampai anak pulang dari sekolah, meliputi :

    SDM: Kepala sekolah, guru, dan pesuruh

    Material : Kurikulum, Gedung, alat peraga, Dana, dll

    SISWA

    Lingkungan : Orang Tua Masyarakat Penda/Dinas

    PROSES PENDIDIKAN

    Anak siap memasuki pendidikan selanjutnya

  • 16

    a. Upacara Bendera b. Senam Pagi c. Kegiatan Kurikuler d. Kegiatan Ekstra Kurikuler e. Kegiatan pendisiplinan siswa, dll

    Siswa. Merupakan komponen mentah. Artinya setiap siswa dengan segala karakteristik awalnya merupakan subjek yang akan dididik melalui berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga menjadi keluaran atau lulusan sebagaimana diharapkan.

    F. PENTINGNYA SEKOLAH DASAR YANG BERMUTU

    Sekolah satu bentuk pendidikan dasar, sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang paling penting keberadaannya(Collier dkk.,1971). Setiap orang mengakui bahwa tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar atau yang sederajat.Berikut diuraikan pentingnya sekolah dasar dalam perspektif yuridis, teoritik, dan global.

    1. Perspektif Yuridis

    Apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya pasal 3, di sini ada dua fungsi sekolah dasar. melalui sekolah dasar anak didik dibekali kemampuan dasar, Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang memmberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

    2. Perspektif Teoritik

    Menurut Stoops dan Johnson (1967), yaitu bahwa pendidikan. Keberhasilan seorang anak didik mengikuti pendidikan disekolah menengah dan pergurun tinggi sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan disekolah dasar.

    3. Perpestik Global

    Besarnya peranan pendidikan di sekolah dasar sangat disadari oleh semua negara di dunia dengan semakin meningkatnya investasi pemerintah pada sektor pendidikan dasar tersebut.

  • 17

    BAB 3

    SEKOLAH DASAR YANG BAIK

    A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEKOLAH DASAR YANG BAIK

    Sebagai satuan pendidikan sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu dalam rangka mencapai tujuan kelembagaan (tujuan institusi pendidikan). Oleh karena itu, sekolah dasar dapat dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya.

    Sepanjang perkembangan teori manajemen pendidikan, ada dua model teoritik sebagai pendekatan yang sangat berguna dalam menerapkan sekolah yang baik, sebagaimana dikemukakan oleh Hoy & Ferguson, yaitu model sistem dan model tujuan.

    1. Model Tujuan Model tersebut didasarkan pada pandangan tradisional tentang keefektifan organisasi. Dimana, organisasi dikatakan efektif apabila ia mcapai tujuan yang telah ditetapkan (Sergiovanni, 1987). Sehingga pengukurannya melalui melihat tujuan operasional yang telah dicapai organisasi ( Daft and Steers, 1986 ). Sekolah pada dasarnya merupakan sebuah organisasi. Dengan demikian sekolah dapat dikatakan baik apabila mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    2. Model Sistem Model tersebut berdasarkan kepada konsep sistem terbuka, biasa digunakan khususnya oleh para analisis yang memandang sebuah organisasi sebagai sebuah sistem terbuka yang terdiri dari masukan, transformasi dan keluaran.( Hoyand Miskel : 1982 ). Dimana, keefektifan organisasi dilihat bukan dari tingkat pencapaian tujuannya sebagaimana dalam perspektif model tujuan malainkan konsistensi internal, efisiensi penggunaan semua sumber yang ada, dan kesuksesan dalammekanisme kerjanya.

    3. Model Tujuan dan Sistem Kedua model tersebut sangat tampak berbeda. Model tujuan lebih menekankan pada keberhasilan pencapaian tujuan dalam menerapkan baik tidaknya sekolah, sementara model sistem lebih memperhatikan karakteristik, proses dan kondisi konsistensi internal, kesuksesan mekanisme kerja dan efisiensi dalam mendayagunakan semua sumber yang tersedia dalam menetapkan baik tidaknya sekolah. Walaupun dipertentangkan, namun keduanya saling melengkapi sehingga mungkin dan perlu dikombinasikan agar dapat menghasilkan satu konsep sekolah yang baik yaitu Model Tujuan dan Sistem.

  • 18

    Menurut Teori Parsons ( 1960 )

    Parsosn telah mengembangkan sebuah model keefektifan organisasi yang mengkombinasikan kedua moel atau pendekatan tujuan dan sistem. Model Parsons menegaskan bahwa keefektifan organisasi itu dapat dilihat dari empat (4) dimensi, yaitu:

    a. Adaptasi b. Pencapaian tujuan c. Integrasi, dan d. Latensi

    Menurut Teori Postman dan Weingartner

    Dua orang pakar lainnya yang pernah mengemukakan secara lengkap, dengan mengkombinasikan model tujuan dan model sistem entang indikator sekolah yang baik adalah Postman and Weingartner ( 1979 ). Fungsi yang tidak boleh tidak harus dimiliki setiap sekolah. Fungsi fungsi esensial tersebut adalah :

    a. Penstrukturan waktu b. Penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa c. Pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi, dan perilaku yang

    baik d. Penilaian e. Pemisahan peran dan tanggung jawab antara guru dan siswa f. Pertanggung jawaban.

    B. SEKOLAH DASAR YANG BAIK MENURUT DIREKTORAT TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

    Menurut Direktorat Pendidikan Dasar ( sekarang Direktorat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, 1997 ), ada tiga misi yang diemban oleh setiap sekolah dasar, yaitu : Proses Edukasi, Proses Sosialisasi dan Proses Transformasi. Dengan proses edukasi anak didik diharapkan menjadi orang yang terdidik ( educated person ). Dengan proses sosialisasi, anak didik diharapkan dapat mencapai kedewasaannya secara mental maupun ssosial. Sedangkan dengan proses transformasi, anak didik diharapkan mampu memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk juga kebudayaan bangsa.

    Dengan demikian sekolah dasar dapat dikatakan baik apabila menghasilkan lulusan terdidik (berbudi pekerti luhur), mencapai kedewasaannya secara mental maupun ssosial dan memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membuatnya siap memasuki sekolah lanjutan tingkat pertama

    Dalam menghasilkan lulusan yang dikehendaki tersebut maka perlu melalui Proses Edukasi, Proses Sosialisasi dan Proses Transformasi yang baik pula dalam bentuk proses belajar mengajar yang bermutu. Menurut Direktorat TK dan SD ( 1997 ) ada lima komponen yang menetukan mutu pendidikan, yaitu :

    1. Kegiatan belajar mengajar 2. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien

  • 19

    3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi yang siap pakai

    4. Fisik dan penampilan sekolah yang baik 5. Partisipasi aktif masyarakat

    Keterkaitan kelima komponen dalam rangka menghasilkan sekolah yang baik dapat dilihat pada gambar 2.1. yang menunjukan bahwa direktorat TK dan SD, dan menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, beranggapan bahwa sekolah dasar bermutu akan dapat terwujud jika kegiatan belajar mengajar yang berlangsung disekolah tersebut bermutu, dan kegiatan belajar mengajar yang bermutu itu ini ditunjang oleh beberapa komponen, yaitu manajemen yang bermutu, mengadaan dan pemanfaatan buku dan sarana belajar yang bermutu, keberadaan fisik dan penampilan sekolah yang bermutu serta partisipasi masyarakatyang tinngi.

    Gambar 3.1 Komponen-komponen SD yang bermutu

    1. Pembinaan Kegiatan Belajar Mengajar

    Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan pprogram pendidikan di sekolah. Di SD, kegiatan belajar mengajar ditekankan pada pembinaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung(colistung). Ketiga kegiatan tersebut merupakan kemampuan dasar yang pertama kali harus diperkenalkan dan ditanamkan kepada siswa sekolah dasar. Ketiga kemampuan ini sangat diperlukan untuk dapat mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengikuti perkembangan zaman. Kemampuan dasar tersebut juga diperlukan oleh para siswa untuk menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolo;gi dikemudian hari. Untuk dapat menguasai ketiga kemampuan dasar tersebut satrategi pembelajaran yang dikembangkan adalah strategi yang lebih berorientasi pada keaktifan dan kemandirian

    2 Manajemen

    3 Buku dan

    Sarana Belajar

    SD BERMUTU HASIL

    BERMUTU

    5 Partisipasi

    Masyarakat

    1 Kegiatan Belajar

    Mengajar

    4 Fisik Sekolah

  • 20

    siswa untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan mengamati, merumuskan dugaan awal, melakukan percobaan pengujian dan menarik kesimpulan, ini diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengelola kegiatan belajar mengajar tersebut atau diperlukan guru yang profesianal.

    Guru yang profesional harus menguasai dibawah ini :

    a. Menguasai kurikulum serta perangkat pedoman pelaksanaannya. b. Menguasai materi yang harus diajarkan c. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode yang bervariasi d. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media

    pembelajaran e. Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil kerja f. Memili rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya, dan disiplin

    dalam melaksanakan tugasnya.

    2. Pembinaan Mnajemen Pendidikan

    Manajemen pendidikan untuk sekolah dasar ditekankan pada manajemen kelas, sekolah, dan gugus.

    Manajemen Kelas

    Yaitu bagaimana cara mengatur siswa di dalam kelas yang bervariasi untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa secara aktif

    Manajemen Sekolah

    Manajemen Sekolah ini lebih ditujukan kepada kepala sekolah dasar untuk dapat meningkatkan kemampuannya mengelola srekolah dasar yang dipimpinnya.

    Manajemen Gugus

    Materi pembinaaan manajemen gugus antara lain pemanfaatan Pusat Kegiatan Guru(KKG)beserta fdasilitas dan peralatannya.

    3. Pembinaan Buku dan Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasaran merupakan unsur esensial yang tidak dapat diabaikan dalam dalam rangka meningkatkan meningkatkan mutu pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar sulit untuk dipelihara mutunya apabila tifdak ditunjang dengan buku dan sarana belajar yang memadai.

    Buku yang seharusnya ada atau disediakan disekolah dasar terdiri atas buku pelajaranatau buku teks, buku bacaan, dan buku pegangan(buku sumber)

  • 21

    a. Buku Teks

    Buku teks terdiri dari atas buku teks pokok (disediakan oleh pemerintah/departemen pendidika dan kebudayaan) dan buku teks penunjang ( yang dibeli oleh siswa menurut kebutuhannya).

    b. Bacaan

    Buku bacaan adalah selain buku teks yang dipergunakan untuk mendorong minat baca siswa

    c. Buku Sumber/Pegangan

    Buku-buku selain buku teks dan buku bacaan, biasanya dijadikan sebagai bagi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

    4. Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah

    Pembinaan peanampilan Fisik sekolah yang mendukung upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya mengutamakan penampilan fisik sekolah yang megah tapi lebih mengutamakan kebefungsian fisik sekolah.

    Sekolah didorong untuk menyediakan ruang guru, di mana guru dapat beristirahat dan menyimpan barang-barangnya serta dapat digunakan untuk konsultasi antar guru.

    5. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

    Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat,dan pemerintah. Tanggung jawab tersebut bukan merupakan tanggung jawab bersama melainkan tanggung jawab yang bersifat komplementer. Disini masyarakat ikut mengawasi pelaksanaan jam wajib belajar.

  • 22

    BAB 4

    SEKOLAH DASAR BERWAWASAN KEUNGGULAN

    Sejak tahun 1993 Bangsa Indonesia memasuki era baru, era Pembangunan jangka Panjang Kedua (PJP II). Banyak kegiatan pembangunan telah diupayakan bangsa indonesia selama PJP II dan mencapai keberhasilan yang sangat mengebirakan. Banyak indikasi keberhasilan PJP I, namun masih banyak tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia sela era PJP II. Disatu sisi, kenyataan menunjukan bahwa PJP I belum dapat menyelesaikan masalah berkenaan dengan sumber daya manusia, misalnya masalah ketenagakerjaan.

    A. HAKEKAT WAWASAN KEUNGGULAN

    Wawasan keunggulan merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk mewujudkan gagasan,ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terbaik menurut kemampuan warga negara secara konsisten dan berdisiplin dalam rangka pembangunan bangsa. Adapun wawasan keunggulan itu meliputi, yaitu :

    a. Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. Kemandirian yang mampu menghadapi era globalisasi c. Kenggulan yang dapat menghasilkan karya yang bermutu d. Keahlian dan profesionalisme dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan

    teknologi

    Dengan wawasan keunggulan itu diharapkan bangsa Indonesia mencapai keunggulan dalam percaturan internasional (Depdikbud, 1996). Oleh Karena itu, wawasan keunggulan yang telah menjadi kebijakan pemerintah perlu dibudayakan dalam penyelengaraan pendidikan.

    B. IMPLEMENTASI WAWASAN KEUNGGULAN DI SD

    Banyak alternative yang sudah ditempuh dalam rangka mengimplementasikan wawasan keunggulan melalui system pendidikan di sekolah dasar. Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 0487/U/1992, pasal 15, maka penerapannya bisa melalui program percepatan, program khusus, program kelas khusus, dan program pendidikan khusus, yang merefleksikan pendidikan keunggulan.

    1. Sekolah Unggulan

    Satu alternatif yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan wawasan keunggulan di sekolah dasar adalah pengembangan sekolah keunggulan. Idealnya implementasi wawasan keunggulan di sekolah dasar itu melalui system persekolahan unggulan. Untuk mengembangkan system persekolahan yang unggul dituntut adanya tenaga, fasilitas, dan dana yang memadai yang tidak semua sekolah dapat

  • 23

    memenuhinya. Secara teknis, pembangan sekolah unggulan menuntut adanya tenaga professional dan fasilitas yang memadai.

    2. Kelas Unggulan

    Alternatif lain dari implementasi wawasan keunggulan di sekolah dasar adalah melalui pengembangan kelas unggulan, yaitu sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol, dikelompokan dalam kelas teretentu. Berkaitan dengan kelas unggulan tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui suratnya Nomor 0302/CS/1996.

    Secara rinci tujuan pengembangan kelas unggulan di SD inti adalah :

    Mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.

    Memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki kecerdasan diatas rata rata normal untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensinya.

    Memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan

    Memberikan pengharapan kepada siswa yang berprestasi baik;

    Mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggulan dalam bidang pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak.

    Direktorat Pendidikan Dasar Tahun 1996, mengeluarkan berbagai ketentuan sebagai berikut:

    a. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang bersekolah di SD inti dan imbas pada gugusnya

    b. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa pada jenjang kelas tinggi ( dapat dimulai pada kelas 5) pada tahun ajaran baru.

    c. Siswa peserta kelas unggulan adalah siswa yang berprestasi disekolahnya dan memiliki rangking satu sampai dengan sepuluh terutama pada semester 2 di kelas 3

    d. Lulus seleksi tes kemampuan Akademik dan Kesehatan (untuk keperluan ini perlu disediakan seleksi yang telah terstandar).

    e. Memiliki bakat dan berprestaasi yang konsisten sejak kelas 1 sampai dengan kelas 3 melaui rekomendasi pengamatan dan tes psikologi

    f. Mendapatkan kesempatan kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah g. Mendapatkan izin termasuk dari orang tua/wali siswa yang isinya bersedia patuh

    mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan h. Bersedia dikembalikan pada kelas/sekolah semula (sebelum direkrut/dipilih masuk

    kelas unggulan) apabila pada setiap akhir tahun ajaran tidak mampu menunjukan keberhasilan prestasi belajarnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

  • 24

    3. Pembelajaran Unggulan

    Secara konseptual, sekolah unggulan maupun kelas unggulan memang baik, melalui kelas unggulan dimungkinkan untuk melahirkan lulusan yang unggul pula, namun secara teknis maupun psikologis pengembangan kelas unggulan tersebut perlu dicermati lebih lanjut. Kelas unggulan untuk mengajar mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Inggris. Fenomena menunjukan bahwa sekolah sekolah yang menyelenggarakan kelas unggulan cenderung memprioritaskan program pada kelas unggulannya. Bahkan anak anak yang ada pada kelas bukan unggulan merasa rendah diri bilamana berhadapan dengan anak kelas unggulan. Pembelajaran unggulan adalah proses belajar mengajar yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa berdasarkan perbedaan tingkat keunggulannya (individual differences), untuk menjadikannya beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

    Ada tiga indicator pembelajaran unggulan yang direkomendasikan melalui buku ini. pertama, pembelajaran dikatakan unggulan apabila dapat melayani semua siswa (bukan hanya pada sebagian siswa). Kedua, dalam pembelajaran unggulan semua anak mendapatkan pengalaman belajar semaksimal mungkin. Namun, indicator ketiga, walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar maksimal, prosesnya sangat bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang bersangkutan.

    C. PROFESIONALISASI GURU SEKOLAH DASAR

    Pengembangan proses pembelajaran unggulan tanpa didukung oleh keberadaan guru yang secara terus menerus berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terbaik dalam tugasnya sebagai pendidik. Guru merupakan unsur keberhasilan pendidikan ( Adler, 1982 ). Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari hari di sekolah. Perilaku dan sikapnya dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga tercipta system pembelajaran terbaik bagi siwanya. Sudah barang tentu, mengingat keterbatasan guru sebagai manusia, pengembangna gagasan, ide, dan pemikiran tersebut akan lebih maksimal bila melaui forum forum sharing of idea. Disinilah letak pentingnya Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah dikembangkan selama ini.

    Tindak lanjut dalam proses belajar mengajar :

    Kegiatan evaluative guru berbentuk upaya gurur secara kontinu menilai proses keberhasilan pembelajaran yang dikembangkannya. Guru secara kontinu menganalisis kelebihan dan kelemahan materi pendekatan, metode teknik, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan murid.

    Kegiatan reaktif/proaktif guru berbentuk upaya mencari materi pendekatan, metode teknik, dan strategi yang lebih baik sebagai reaksi terhadap hasil kegiatan evaluasi sebelumnya. Kegiatan implementatif guru berbentuk upaya menerapkan materi, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan media yang lebih unggul dalam proses belajar mengajar.

  • 25

    BAB 5

    KONSEP MANAJEMEN SD

    A. PENTINGNYA MANAJEMEN DI SEKOLAH DASAR

    Sekolah Dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. Sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misis teretentu, yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya, yaitu sekolah lanjutan tingkat pertama. Sebagai institusi atau lembaga pendidikan, sekolah dasar menyelanggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

    1. Aktivitas Pendidikan

    Secara garis besar, aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler seperti pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn), pembelajaran Pendidikan Agama (PA), pembelajaran Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes), pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), Pembelajaran Muatan Lokal (Mulok), Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakulikuler, seperti kegiatan Pramuka, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), olahraga, kesenian dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Ketiga, aktivitas pembelajaran lainnya adalah upacara bendera yang diselenggarakan pada setiap hari senin dan senam pagi.

    2. Komponen Sekolah

    Komponen manusia di sekolah dasar cukup banyak. Dalam kondisi normal komponen manusia sekolah dasar terdiri atas seorang kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran pendidikan agama, seorang guru Penjaskes, dan seorang pesuruh sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia disekolah dasar terdiri atas enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruangan administrasi, buku teks, buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga dan uang.

    B. APAKAH MANAJEMEN SEKOLAH DASAR ITU

    Sebagaimana didefinisikan oleh Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston, bahwa manajemen merupakan process of working with and through other to accomplish organizational goals efficientely. Kemudian juga dikemukakan oleh Gorton, bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator dalam melakukan tugas tugas teretentu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan kedua definisi diatas tersebut manajemen sekolah dapat diartikan sebagai proses dimana kepala

  • 26

    sekolah dasar selaku administrator bersama atau melebihi orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.

    Konsep manajemen sekolah dasar :

    Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya. Rangkaian kegiatan dupayakan oleh kepala sekolah bersama orang lain dan atau melalui orang lain, misalnya guru dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada. Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

    C. KEGIATAN MANAJEMEN SEKOLAH DASAR

    Semua Orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan. Agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Namun para pakar administrasi pendidikan telah mencoba mengklasifikasi komponen komponen terbatas menjadi beberapa gugusan subtansi, yaitu gugusan gugusan subtansi kurikulum atau pembelajaran, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan masyarakat, dan layanan teknis.

    a. Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler.

    b. Komponen kesiswaan mencakup kegiatan peneriman siswa baru, pengelompokan siswa, sampai dengan pelulusan siswa.

    c. Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran agama Islam, guru mata pelajaran Penjaskes, serta pesuruh sekolah.

    d. Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah, gedung, alat peraga, perabot, buku paket, dan buku pelengkap.

    e. Komponen keungan mencakup : keuangan dari subsidi pemerintah, biaya operasioanal pendidikan, uang BP3, dan sumbangan masyarakat.

    f. Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti orang tua siswa, tokoh masyarakat, warga masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan, dan lembaga pemerintah maupun swasta.

    g. Komponen layanan teknis mencakup Unit Kesehatan Sekolah, asrama siswa, antarjemput siswa dan makan siang.

    Dengan kata lain, manajemen sekolah dasar meliputi :

    a. Manajemen pembelajaran b. Manajemen kesiswaan c. Manajemen kepegawaian d. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan e. Manajemen keuangan f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan g. Manajemen layanan khusus

    Pendapat Sergiovanni, manajemen meliputi perencanan (planning), pengorganisasian (organizing), Pengerahan (leading), dan pengawasan (Controlling).

  • 27

    Dalam konteks sekolah dasar di Indonesia kegiatan manajemen sekolah dasar dapat dirinci sebagai berikut :

    Manajemen Pembelajaran :

    1. Perencanaan

    a. Analisis materi pelajaran (AMP) b. Penyusunan kalender pendidkan c. Penyusunan program tahunan (prota) dengan memperhatikan kalender

    pendidkan dan hasil analisis materi pelajaran d. Penyusunan program catur wulan atau semester atau program tahunan yang

    telah di susun e. Penyusunan program satuan belajaran (PSP) f. Penyusunan program pembelajaran (RP) g. Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan

    2. Pengorganisasian

    a. Pembagian tugas mengajar dan tugas lain b. Penyusunan jadwal pelajaran c. Penyusuna jadwal kegiatan perbaikan d. Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan e. Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler f. Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan

    3. Pengerahan

    a. Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan. c. Supervisi pelaksanaan pembelajaran d. Supervisi pelaksanaan dan bimbingan dan penyuluhan.

    4. Pengawasan

    a. Supervisi pelaksanaan pembelajaran b. Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan c. Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran d. Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan

    Manajemen Kesiswaan

    1. Perencanaan

    a. Sensus anak usia prasekolah b. Perencanaan daya tamping c. Perencanaan penerimaan siswa baru d. Penerimaan siswa baru e.

  • 28

    2. Pengorganisasian

    a. Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu

    3. Pengerahan

    a. Pembinaan disiplin belajar siswa b. Pencatatan penghadiran siswa c. Pengaturan permindahan siswa d. Pengaturan kelulusan siswa.

    4. Pengawasan

    a. Pemantauan siswa b. Penilaian siswa

    Manajemen kepegawaian

    1. Perencanaan

    a. Analisis pekerjaan di sekolah b. Penyusunan prmasi guru dan pegawai c. Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru

    2. Pengorganisasian

    a. Pembagian tugas guru dan pegawai

    3. Pengerahan

    a. Pembinaan profesialisme guru dan pegawai b. Penggunaan karir guru dan pegawai c. Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai d. Pengaturan perpindahan guru dan pegawai e. Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai

    4. Pengawasan

    a. Pemantauan kinerja guru dan pegawai b. Penilaian kinerja pemberhentian guru dan pegawai c. Manajemen dan Sarana / Prasarana

    Manajemen Sarana Dan Prasarana

    1. Perencanaan

    a. Alisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah b. Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasana sekolah c.

  • 29

    2. Pegorganisasian

    a. Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah b. Penataan sarana dan prasarana sekolah

    3. Pengerahan

    a. Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efesien b. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah c. Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah d. Penghapusan sarana dan prasrana sekolah

    4. Pengawasan

    a. Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah b. Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

    Manajemen Keuangan

    1. Perencanaan

    a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ( RAPBS )

    2. Pengorganisasian

    a. Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan

    3. Pengerahan

    a. Pelaksanaan anggaran sekolah b. Pembukuan keuangan sekolah c. Pertanggung jawaban keuangan sekolah

    4. Pengawasan

    a. Pemantauan keuangan sekolah b. Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah

    Manajemen Humas

    1. Perencanaan

    a. Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah b. Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat

    2. Pengorganisasian

    a. Pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat

  • 30

    3. Pengerahan

    a. Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa b. Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang efektif c. Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat d. Mengadakan kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta e. Mengadakan kerja sama dengan organisasi social keagamaan

    4. Pengawasaan

    a. Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat b. Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

    Manajemen Layanan Khusus

    1. Perencanaan

    a. Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi warga sekolah b. Penyususnan program layanan khusus bagi warga sekolah

    2. Pengorganisasian

    Pembagian tugas melaksanakan program layanan khusus bagi warga sekolah

    3. Pengerahan

    a. Pengaturan pelaksanaan antar jemput siswa b. Pengaturan pelaksanaan asrama siswa c. Pengaturan pelaksanaan makan siang siswa d. Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah e. Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus lainnya

    4. Pengawasan

    a. Pemantauan program layanan khusus b. Penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah

  • 31

    BAB 6

    HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT Semakin majunya perkembangan jaman, serta tumbuh kembangnya masyarakat atas desakan kebutuhan lembaga untuk semakin perkembang guna menjawab tantangan serta kebutuhan masyarakat sehingga pada gilirannya masyarakat akan menentukan pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat peserta didik.

    Desakan kebutuhan masing-masing baik lembaga ataupun masyarakattentu berbeda walaupun pada prinsip dasarnya memiliki kesamaan yakni mencerdaskan kehidupan anak bangsa yakni mendidik manusia indonesia seutuhnya, dan cita-cita akan tanpak hanya sebagai sebuah angan-angan jka antara masyarakat dan lembaga pendidkan tidak terjalin komonikasi dengan baik, sehingga lajim dikatakan bahwa keduanya merupakan simbiosis mutualisme, yakni sebagai suatu keharusan yang menyatukan visi dan misi diantara keduanya sehingga satu dengan yang lainnya tidak dapat melepaskan diri.

    A. KONSEP DASAR HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

    Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komonikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik, baik dalam rangka mendukung funsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama (International public relation assosiation).

    Proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah, hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama.

    1. Pengertian Hubungan Sekolah Dengan Msyarakat

    Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya ( Suryusubruto, 2004 : 155 )

    2. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

    a. Adanya program dan perencanaan yang sistematis b. Tersedia basis dokumntasi yang langkap c. Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai d. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan

    hubungan sekolah dengan masyarakat

  • 32

    3. Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

    Hubunga sekolah dengan masyarakat dibangun mencari tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok-sosok individu yang mapan secara intelektual dan spritual.

    Adapun tujuan yang lebih kongkrit hubungan sekolah dan masyarakat antara lain :

    a. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik b. Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sekaligus

    menjadi dessakan yang dirasakan saat ini c. Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih

    maju dan lebih membumi agar dapat dirasakan lasung oleh masyarakatsebagai penguna jasa pendidikan.

    Komite Sekolah

    Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidkan sekolah maupun jalur pendidikan diluar sekolah. Tujuan pembentukan komite sekolah adalah :

    a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pend8idikan

    b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

    c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokr4atis dalam penyelanggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

    Adapun peran Komite Sekolah yaitu:

    a. Pemberi pertimbangan ( Advisory Agency) b. Pendukung ( Supporting Agency ) c. Pengontrol ( Controlling Agency ) d. Mediator antara pemerintah dan fihak sekolah

    Komunikasi yang dapat dilakukan hubungan antara sekolah dengan masyarakat diantaranya adalah :

    a. Transparansi Laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid b. Buletin sekolah, surat kabar, pameran sekolah c. Kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah siswa d. Gambaran keadaan sekolah melalui siswa e. Melalu radio dan televisi f. Laporan tahunan g.

  • 33

    B. IMPLEMTASI DI LAPANGAN

    Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:

    1. Tujuan komonikasi yang kurang jelas 2. Saluran komonikasi yang transparan dan profesional 3. Ketrampilan komonikasi yang kurang mmendukung 4. Tindak lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan kurang terstruktur dan

    berkesinambungan.

    Tujuan komonikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyaraakat yang dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic commonication sehingga muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan masyarakathanya untuk mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan semata, sementara kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.

    Jadi komonikasi yang harus dilakukan antara pihak sekolah dan masyarakat melalui beberapa saluran diantaranya adalah :

    1. Transparansi laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid 2. Buletin sekolah 3. Surat kabar 4. Pameran sekolah 5. Open hause 6. Kunjungan antar sekolah 7. Kunjungan ke rumah siswa 8. Penjelasan oleh staff sekolah 9. Gambaran keadaan sekolah melalui siswa 10. Melalui radio dan televisi 11. Laporan tahunan dan lain-lain.

  • 34

    BAB 7

    SUPERVISI PENDIDIKAN A. KONSEP DASAR SUPERVISI

    1. Pengertian Supervisi

    Secara Morfologis Supervisi berasal dari bahasa inggris yaitu supervision : Super = atas dan vision = visi

    Secara bahasa

    Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbIngan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

    Pada rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah ( SD ), yaitu :

    a. Kemampuan menyususn program supervisi pendidikan b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan c. kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

    Willes ( 1975 ), supervisi bertujuan untuk memelihara atau mengaakan perubahan operasional sekolah, dengan cara mempengaruhi tenaga pengajar secara langsung demi mempertinggi kegiatan belajar siswa.

    Ross. L ( 1980 ), bahwa sypervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan memberikan perbaikan pengajaran, perbaikan kurikulum atau perbaikan pembelajaran

    Sesuai dengan pengertian diatas, maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam supervisi pendidikan sebagai berikut :

    a. Membangkitkan dan marangsang semangat guru-guru menjalankan tugasnya terutama dalam pembelajaran

    b. Mengembangkan kegiatan belajar-mengajar c. Upaya pembinaan dalam pembelajaran

    Pentingnya Sumber Daya Guru Dengan Supervisi

    Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya, sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam satu manajemen pendidikan yang profesional. Pentingnya pengembangan sumber daya guru, guru harus terus menambah ilmu pengetahuan mengenai apa yang di ajarkannya agar dapat memberikan materi dan pembelajaran yang akan diajarkannya. Selain itu perlu adanya pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru, agar dapat menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Menurut Supandi ( 1986 : 252 ) ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam pendidikan : 1) Perkembangan kurikulum merupakakn gejala kemajuan pendidikan. 2) Pengembangan

  • 35

    personel, pegawai, atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus dalam suatunorganisasi.

    Prinsip Prinsip Supervisi Pendidikan

    a. Prinsip prinsip fundamental

    Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan.

    b. Prinsip prinsip teknis

    Negatif ( tidak otoriter, tidak berasas kekuasaan, tidak lepas dari tujuan pendidikan, bukan mencari kesalahan, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil )

    Positif ( konstruktif dan kreatif, sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri, profesional, sanggup mengembangkan potensi guru, progresif, mempertimbangkan kesanggupan supervied, sederhana dan informal

    B. FUNGSI DAN TUJUAN SUVERVISI

    1. Funsi Suvervisi Pendidikan

    Dalam pelaksanaannya, suvervisi pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi suvervisi yang merupkan tugas pokok sebagai suvervisi pendidikan.

    Fungsi-fungsi utama suvervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

    a. Menyelenggarakan inspeksi

    Inpeksi tersebut dimaksudkan sebagi usaha mensurvai seluruh sistem pendidikan yang ada, guna menemukan masalah-masalah, kekurangan-kekurangan, baik pda guru, muruid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidkan, metode mengajar,nmaupun perangkat lain i sekitar keadaan proses belajar-mengajar

    b. Penelitian Hasil Infeksi Berupa Data

    Data tersebut kemudian diolah dan dijadikan bahan penelitian dengan cara ini dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan penyelenggaraan pemberian bantuan kepada guru, sehingga suvervisi dapat berhasil dengan memuaskan.

    Langgkah-lankah dalam melakukan suvervisi adalah :

    - Menemukan masalah yang ada pada situasi belajar mengajar - Mencoba mencari pemecahan yang diperlukan - Mencoba cara baru

  • 36

    - Merumuskan pola perbikan yang ada standar untuk pemekaian yang lebih luas.

    c. Penilaian

    Kegiatan penilaian berupausaha untuk mengetahui segala fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraaan dan hasilpengajaran

    d. Latihan

    Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya perbaikan atau hal peninkatan yang ada hubungannya denga pembelajaran

    e. Pembinaan

    Pembinaan ini ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil penemuan, penelitian, termasuk guru-guru memecahkan masalah dan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.

    2. Tujuan Suvervisi Pendidikan

    a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.

    b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.

    c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan mengajar serta menolong mereka merencanaka perbaikan.

    d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lainya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong.

    e. Memperbesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu layananya secara maksimal dalam bidang keahlianya (profesi).

    f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam mengembangkan program-program pendidikan.

    g. Membantu kepala sekolah dan guru untuk dapat mengevaluasi aktifitasnya. h. Mengembangkan esprit de corps guru yaitu adanya rasa persatuan dan kesatuan

    (kolegalitas) antar guru.

    3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

    Beberapa teknik supervise yang dapat digunakan suvervisor pendidika antara lain;

    a. Kunjuangan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.

    b. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah khusus yang dihadapi guru.

    c. Rapat antara supervisor dengan para guru. d. Kunjuan antar kelas atau antar sekolah merupakan kegiatan yang utama.

  • 37

    e. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala sekolah, serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru.

    C. Prosedur Kegiatan Supervisi Pengajaran /Pelayanan Profesional Guru

    Prosedur Supervisi Pendidikan

    1. Pengumpulan data tentang keseluruhan situasi belajar:

    - Murid

    - Guru

    - Program Pengajaran

    - Alat/fasilitas

    - Situasi

    Dengan cara/teknik:

    Observasi/ kunjungan kelas

    Pertemuan pribadi

    Studi laporan dan dokumen

    Kuesioner

    2. Penyimpulan/penilaian:

    Keberhasilan murid

    Keberhasilan guru

    Faktor penunjang dan pemhambat dalam PBM

    Dengan cara:

    Menentukan kriteria bersama

    Pertemuan pribadi

    Diskusi antara guru

    3. Diskusi kelemahan:

    Penampilan guru di kelas

    Penguasaan materi

    Penguasaan metode

    Hubungan antar personel

    Administrasi kelas

    Dengan cara:

    Pertemuan pribadi

    Rapat staf

    Konsultasi dengan narasumber/ ahli

    4. Memperhatikan kelemahan/ meningkatkan kemampuan dalam hal:

    - Kelemahan/ kekurangan yang telah dikemukakan bersama

    Dengan cara:

    Informasi langsung

    Demokratis

    Inter class dan inter school visit

    Tugas bacaan

    Penataran dalam berbagai bentuk

  • 38

    5. Bimbingan dan pengembangan:

    Penerapan hasil usaha

    Peningkatan/penataran

    Dengan cara:

    Kunjungan kelas

    Pertemuan pribadi 6. Penilaian Kemajuan:

    - Perubahan yang telah dicapai sebagai hasil peningkatan dan bimbingan

    Dengan cara:

    Kunjungan ke kelas

    Pertemuan pribadi

    Observasi

    Diskusi

    1. Perilaku-perilaku Etik yang Perlu Dimiliki Supervisor Pendidikan

    Salah satu pendukung keberhasilan dalam melaksanakan suvervisi adalah perilaku suvervisi sendiri, suvervisi yang berhasil adalah mereka mereka yang dapat melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri suvervisee(orang yang melakukan suvervisi). Ia memiliki sifat-sifat kepribadian yang diterikma dalam pergaulan sesama kerabat kerja.

    Sifat utama yang harus dimiliki supervisor terdiri dari:

    a. Sifat yang berhubungan dengan kepribadian

    1. memperhatikan perbuatan nyata dalam segala hal, 2. bertindak sesuai dengan waktu dan tempatnya dalam segala hal, 3. keterbukaan, tidak menyembunyikan dalam segala hal, 4. tidak kehabisan inisiatif, penuh prakarsa, 5. tekun dan ulet dalam mengerjakan pekerjaan, 6. mempunyai daya tahan psikis yang tinggi dan tidak cepat putus asa.

    b. Sifat yang berhubungan dengan profesi

    Sifat-sifat ini dikemukakan oleh Edgar H. Schein (1972: 8-9) sebagai berikut:

    1. Seorang professional harus bekerja full time di bidang profersinya dan sebagai sumber kehidupan.

    2. Seorang professional memiliki motifasi yang kuat untuk bekerja dfalam bidangnya, yang merupakan dasar bagi pilihan jabatan tersebut, sehingga jabatan tersebut akan dikerjakan dengan sepenuh hati.

    3. Memiliki pengetahuan khusus dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan yang cukup lama.

    4. Membuat keputusan-keputusan dalam tindakanya demi kepentingan klien, bukan harus bekerja tanpa pamrih.

    5. Pelayanan atas dasar kebutuhan yang objektif dari klien.

  • 39

    6. Seorang professional harus berorientasi pada pelayanan klien. 7. Seorang professional mempunyai otonomi dalam bertindak mengenai apa

    yang baik bagi klien. 8. Menjadi anggota organisasi profesi yang diseleksi melalui ukuran-ukuran

    tertentu, seperti standar pendidikan atau ukuran-ukuran lain yang sejenis. 9. Mempunyai pengetahuan yang spesifik 10. Seorang profesioanal tidak boleh mengiklanklan untuk mendapatkan pasaran

    luas.

    c. Sifat-sifat Supervisor yang dikehendaki survisee Menurut Pendapat dan Harapan Supervisi Pada Umumnya Supervisor Hendaknya:

    1. Mempunyai perhatian terhadap segala kegiatan di sekolah. 2. Bersikap simpatik dan mempunyai perhatian terhadap murid. 3. Mempunyai sikap terbuka. 4. Mempunyai daya humor dan tidak cepat tersinggung. 5. Percaya pada diri sendiri. 6. Tidak terlalu mencari masalah-masalah kecil. 7. Dapat mengajak dan menimbulkan rasa ingin tahu. 8. Kritis, tetapi bersifat membangun dan memberikan saran. 9. Luas pengetahuanya tentang masalah-masalah pendidikan dan masalah

    administratif organisatoris. 10. Dapat mengemukakan ide-ide baru 11. Sehat fisik dan terpelihara, serta berpakaian rapi.

    d. Supervisor yang demokratis

    Suvervisi yang demokratis diharapkan selalu berusaha secara kontinu menjalin kesatuan yang optimal diantara guru-guru. Suvervisor yang kritis memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

    Ciri-ciri Supervisor Otokratis dan demokratis:

    No Supervisor Otokratis Supervisor Demokratis 1. Beranggapan bahwa ia dapat melihat dan

    menemukan semua segi masalah yang dihadapinya

    Menyadari bahwa kemampuan anggota stafnya merupakan potensi yang dapat melebihi kemampuanya.

    2. Tidak tahu atau tidak mau memanfaatkan pengalaman orang lain

    Dapat dan beruhasa memanfaatkan pengalaman orang lain

    3. Tidak mau melepaskan kekuasaan dari tanganya

    Tahu bagaimana mendelegasikan tugas dan tanggung jawabnya

    4. Tertarik pada pekerjaan rutinya, hingga sukar melihat masalah-masalah yang lebih besar

    Dapat melepaskan diri dari tugas rutin, sehingga dapat mengembangkan kepemimpinan yang kreatir

    5. Berprasangka terhadap ide baru Mengakui dan menghargai ide orang lain

    6. Mempunyai sifat sebagai orang yang lebih tahu

    Memelihara sifat yang ramah sebagai penolong dan penasehat

    7. Tidak mengakui bahwa ia memiliki sifat yang otokratis

    Selalu berusaha menerapkan cara-cara yang demokratis

  • 40

    8. Kutang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk jadi pemimpin

    Selalu berusaha melaksanakan tugas memimpin adalah menimbulkan kepemimpinan yang dipimpin.

    e. Supervisi Kelompok

    Mengajar secara berkelompok merupakan langkah awal dalam supervise kelompok. Dalam pengajaran seperti itu, beberapa orang guru akan mengajarkan suatu bidang studi bersama. Masing-masing guru memberikan satu aspek tertentu dari bidang studi itu kepada para murid. Sehingga studi itu dengan menyeluruh aspeknya dapat diterima dengan relative sempurna poleh murid-murid. Sebab masing-masing aspek diberikan oleh seorang guru yang ahli dalam aspek itu. (Made Pidarta, 1992:245)

    f. Supervisi Klinis

    Acheson dan gall menyatakan supervise adalah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku seharusnya atau yang ideal.

    Lucio (1979:20) Membatasi maksud supervise klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengn inovasi itu.

    g. Implementasi di Lapangan

    Implementasi dilapangan banyak ditemikan masalah-masalah yang menghambat terlaksananya supervise, antara lain:

    1. Sistem kerja sentralisasi yang masih melekat. 2. Persaingan mutu sekolah terasa semakin berat. 3. Masih adanya anak mas untuk guru yang dinilai dan baik. 4. Tuntutan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah dari masyarakat semakin

    tinggi. 5. Transparansi manajemen sekolah yang sering terjadi benturan kebijakan

    sekolah, menyebabkan kesulitan bergerak untuk kelancaran tugas-tugas rutin.

    6. Transparansi pengelolaan keuangan sekolah yang pembukuan dan bukti-buktinya menyita waktu lama.

    Usaha untuk kelancaran dan keberhasilan pemecahan masalah yang ditempuh dalam kegiatan supervise oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut:

    1. Penyamaan visi dan misi 2. Pengelolaan supervise yang baik 3. Perlibatan guru secara individual dalam pelaksanaan supervise. 4. Perlibatan organisasi guru.

  • 41

    BAB 8

    MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS ) DAN IMPLEMENTASI

    MPMB Seiring dengan perubahan zaman dan tingkat perkembangan masyarakat,

    terutam sejak adanya multi krisis yang melanda bangsa indonesia sampai akhirnya terjadi badai reformasi yang menuntut perbaikan di segala bidang, termasuk pendidikan, maka reformasi melahirkan format-format baru dalam penataan sistim pendidikan nasional dengan tidak merubah tujuan utama pendidikan nasional. Format-format baru tersebut selanjutnya dikenal dengan Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom yang selanjutnya menjadi landasan Yuridis bagi penataan sistim pendidikan nasional secara keseluruhan. Makna yang terkandung dari ketiga peraturan tersebut adalah adanya pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara profesional.

    Adapun konsepsi pendidikan, kiranya komunitas Perguruan Tinggi ini sudah memakluminya. Definisi formal tertera dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Definisi ini merupkan penafsiran formal dari ungkapan mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu tafsiran yang utuh tidak meredusir atau mengkerdilkan manusia hanya sekedar cerdas secara intelektual (IQ), tetapi secara emosional (EQ), secara spiritual (SQ), dan secara fisikal (PQ). Definisi ini juga mengimplikasikan bahwa pendidikan bukan sekedar menyiapkan tenaga kerja (SDM) yang trampil, melainkan juga merupakan suatu proses pembudayaan dan transformasi nilai-nilai budaya bangsa, serta menyiapkan warga masyarakat bangsa dan negara yang baik (a good citizen) Penyelenggaraan pendidikan dapat dijalankan lebih demokratis, meningkatnya peranserta masyarakat, terwujudnya pemerintah dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 terisyarat bahwa otonomi daerah merupakan penyerahan wewenang beberapa urusan pemerintah pusat kepada daerah termasuk dalam bidang pendidikan, maka daerah akan memiliki wewenang dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sendiri pembangunan pendidikan. Hal ini memberikan implikasi bahwa daerah harus mampu membiaya sendiri segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam menggali berbagai potensi dan menggunakan segala sumber daya serta kemampuan mendorong masyarakat agar ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk mewujudkan kehendak tersebut, maka perlu diterapkan suatu model pengelolaan sekolah yang ada pada satu sisi memberikan keleluasan pengelolaan sekolah kepada pihak sekolah(

  • 42

    kepala sekolah dan guru) dan disisi lain memberikan peluang untuk turut serta kepada masyarakat. Model pengelolaan itu disebut denga istilah Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) disingkat dengan MBS atau SBM.

    Namun demikian salah satu kunci sukses untuk mengpenerapkan MBS di tingkat SMA, selain kemamampuan kepala sekolah mengambil keputusan juga tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam penyelenggara pendidikan di sekolah, sebagaimana yang dikemukakan oleh N.A Ametembun (1994: bahwa:

    Keberhasilan sekolah dalam mengpenerapankan MBS selain kemampuan kepala sekolah dalam mengambil keputusan secara tepat juga terletak pada tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan demikaian jelas bahwa kedua aspek tersebut mamilaki peranan yang sangat penting.

    Selanjutnya secara khusus mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan untuk setiap daerah tentunya memiliki tingkat yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat disebab oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya serta tingkat kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Namun yang jelas bahwa faktor- faktor tersebut hanya dapat diatasi dengan satu cara yaitu melalui proses kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah.

    Konsep peran serta ini menunjukkan suatu keadaaan yang ada dab telah dilakukan, namun perl ditingkatkan secara lebih baik, termasuk peninggkatan masyarakat dalam bidang pendidikan. Memang secara yuridis keterlibatan masyarakat dalam penyelanggaraan pendidikan telah ada, namun dala, konteks MBS hal tersebut perlu terus ditingkatkan mengingat kunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan salah satunya ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa:

    Tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; dan

    Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sisitem pengajaran Nasional yang diatur Undang- undang

    Melihat ketentuan- ketentuan tersebut membuktikan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berarti bahwa pendidikan itu merupakan hak asasi manusia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal, maka pemeritah mengusahakan dan mnyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang tlah diatur dalam bentuk perundangan- undangan. Usaha pncapainan tujuan tersebut dilakukan melalui satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

    Pelakanaan dan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang melibatkan masyakat secara aktif dalam setiap langkah yang ditempuh oleh pihak sekolah adalah merupakan pemaknaan dari penerapam konsep Manajemen Berbasis Sekolah, namun disebabkan hal tersebut adalah suatu konep yang baru, sehingga perlu untuk melakukan suatu kajian untuk melihat keaktifan masyarakat dalam menghadapi penerapan konsep Manajemen Berbasis Sekolah.

  • 43

    A. DEFINISI MPMBS

    Secara konseptual MPMBS, dapat didefinisikan sebagai proses manajemen sekolah yang diarah pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi derencanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi melibatkan semua stockeholder sekolah. Sesuai dari konsep tersebut, MPMBS itu pada hakekatnya merupakan pemberian otonomi kepada sekolah untuk secara aktif serta mandiri mengembangkan dan melakukan dan melakukan berbagai program peningkatan mutu pendidikan sesuai kebutuhan sekolah sendiri, oleh karena itu maka banyak sekali pakar manajemen pendidikan dari berbagai negara menyebut MPMBS atau MBS sebagai otonomi sekolah, atau kewenangan yang didesentralisasikan tidak saja ketingkat kabupaten dan kota, melainkan juga sampai ke sekolah.

    Gambar : 8. 1 Proses MPMBS

    B. DEFINISI OPERASIONAL MPMBS

    Secara operasional MPMBS dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pendayagunaan keseluruhan komponen pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diupayakan sendiri oleh kepala sekolah bersama semua pihak yang terkait atau kepentingan dengan mutu pendidikan. Istilah komponen mencakup kurikulum dan pembelajaran kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, dan keuangan. Istilah dikelola sendiri (self managing), dirancang sendiri (self design), diorganisasi sendiri (self organizing), diarahkan sendiri(self direction), dan dicontrol/dievaluasi sendiri (self control). Sudah barang tentu kemandirian tersebut tidak dapat diartikan sebagai k