manajemen organisasi karang taruna balibina ......keterlibatan pemuda dalam berpartisipasi untuk...
TRANSCRIPT
i
Skripsi
MANAJEMEN ORGANISASI KARANG TARUNA
BALIBINA BAMBE DALAM MEMBERDAYAKAN PEMUDA
DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Oleh :
Andi Nur Yasin
Nomor Induk Mahasiswa : 105610490514
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
MANAJEMEN ORGANISASI
KARANG TARUNA BALIBINA BAMBE
DALAM MEMBERDAYAKAN PEMUDA DI
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh
ANDI NUR YASIN
Nomor Stambuk : 105610490514
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Andi Nur Yasin
Nomor Stambuk : 105610490514
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : Manajemen Organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan
Selayar adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya
yang merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Makassar, 2020
Yang menyatakan
Andi Nur Yasin
v
ABSTRAK
Andi Nur Yasin. Manajemen Organisasi Karang Taruna Balbina
Bambe dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan
Selayar (dibimbing oleh Ansyari Mone dan Abdi).
Kegiatan manajemen organisasi merupakan suatu proses pengorganisasian
dan pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Karang Taruna Balibina Bambe
sempat megalami pembekuan dikarenakan minimnya keaktifan dalam berkegiatan
yang disebabkan kekurangan anggota. Karang Taruna ini intensif kembali aktif
berkegiatan pada awal tahun 2017 silam dengan pengurus dan semangat baru.
Keterlibatan pemuda dalam berpartisipasi untuk menggerakkan organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga eksistensi dari
organisasi karang taruna tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manajemen organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan pemuda. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk
memberikan gambaran umum dari berbagai data lapangan yang dikumpul secara
objektif dengan tipe fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara terhadap sejumlah informan dan dokumentasi
Analisis data yang digunakan menggunakan model analisa interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan pemuda cukup terorganisir
dengan baik namun belum dapat dikatakan optimal, karena masih terdapat
beberapa hal yang masih perlu untuk dibenahi dan ditingkatkan. Hal tersebut
dilihat dari aspek (1) Perencanaan dengan aspek strategi dan program dalam
merencanakan hingga melaksanakan suatu kegiatan, (2) Pengorganisasian dengan
aspek sumber daya dan operasional organisasi Karang Taruna yang sesuai dengan
pembagaian tugas dan wewenang dalam menggerakkan masyarakat tekhusus
pemuda, (3) Penggerakkan dengan aspek komunikasi dan koordinasi yang
dibangun dan dijaga dengan baik antara sesama pengurus organisasi hingga
eksternal ogranisasi, serta (4) Pengawasan dengan aspek tanggung jawab dan
pencapaian dimana organiasi karang taruna yang memiliki fungsi sebagai motor
penggerak masyarakat terkhusus pemuda untuk selalu bertanggung jawab
terhadap setiap pelaksanaan kegiatan yang bersifat positif.
Kata Kunci : Manajemen Organisasi, Karang taruna
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Manajemen Organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat Orang Tua tercinta beserta segenap keluarga yang rela berkorban tanpa
pamrih dalam membesarkan, mendidik serta mendoakan keberhasilan penulis,
yang tiada hentinya memberi dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus
dan ikhlas. Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak
Dr. Abdi, M.Pd selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si
selaku Dekan Fakultas Ilmu Sospol dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar. Segenap Dosen dan seluruh jajaran Staf Fakultas Ilmu
vii
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak
memberikan pengetahuan di mulai dari semester awal hingga semester akhir.
Pihak Kelurahan Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar dan Keluarga
besar Karang Taruna Balibina Bambe yang telah memberikan izin dan bantuan
untuk melakukan penelitian.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 2020
Andi Nur Yasin
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 9
B. Konsep dan Teori Manajemen Organiasi ......................................................... 11
C. Konsep dan Teori Pemberdayaan Pemuda ....................................................... 17
D. Konsep dan Teori Karang Taruna .................................................................... 21
E. Kerangka Pikir ................................................................................................. 24
F. Fokus Peneliian ................................................................................................ 25
G. Definisi Fokus Penilitian .................................................................................. 25
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 27
B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................................. 27
C. Informan Penelitian .......................................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan data ................................................................................ 28
E. Teknik Pengabsahan Data ................................................................................ 29
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.............................................................................. 33
B. Hasil Penelitian ................................................................................................ 39
C. Pembahasan ...................................................................................................... 62
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
ix
DAFTAR TABEL
A. Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ............................................................. 27
B. Tabel 4.1 Wilayah Kecamatan Kabupaten Kepulauan Selayar ................... 32
C. Tabel 4.2 Program Perbidang Karang Taruna Balibina Bambe ................... 44
D. Tabel 4.3 Inventaris Karang Taruna Balibina Bambe .................................. 48
x
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 24
B. Gambar 4.1 Peta Lokasi Kabupaten Kepulauan Selayar ................................ 33
C. Gambar 4.2 Struktur Organisasi Karang Taruna Balibina Bambe .................. 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat yang maju, timbul banyak kebutuhan akan
pelayanan umum bagi kelangsungan hidup masyarakat sebagai kelompok,
maupun sebagai perseorangan. Karang Taruna sebagai lembaga kemasyarakatan
desa yang tidak hanya sebagai kumpulan remaja-remaja yang mempunyai misi
dan tujuan, namun dapat membantu warga atau masyarakat sekitar yang
keadaannya tidak menguntungkan. Karang Taruna merupakan salah satu
organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Pasal 38 ayat (1-3), Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, ayat (1) masyarakat
mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial, ayat (2) peran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan,
organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial dan lembaga kesejahteraan
sosial asing, ayat (3) peran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk
mendukung keberhasilan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Peraturan Menteri Sosial RI tahun 2010 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa
karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas
2
dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak di bidang
usaha kesejahteraan sosial. Dengan demikian tujuan didirikannya karang taruna
adalah untuk memberikan suatu pembinaan dan pemberdayaan terhadap remaja di
dalam bidang keorganisasian, kesenian, olahraga, ekonomi dan keagamaan.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam
harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda
di harapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya. Generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet
pembangunan secara terus menerus. Menurut Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pemuda adalah warga
negara Indonesia yang memasuki.
Pemuda adalah tulang punggung bangsa, harapan bangsa dan masa depan
bangsa. Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda. Pemuda dan
organisasi pemuda memiliki arti penting dalam sejarah kehidupan berbangsa dan
bernegara, dalam fase berdirinya Republik Indonesia. Misalnya saja organisasi
kepemudaan dan organisasi Boedi Oetomo yang berkegiatan seperti mengurusi
urusan sosial, pelestarian kebudayaan daerah dan lain-lain. Karena sejarah
terbentuknya organisasi tersebut membuat masyarakat terinpirasi untuk membuat
organisasi serupa ditiap tingkatan administrasi pemerintah, misal tingkat RT, RW,
Dusun, Desa, kecamatan hingga Nasional seperti karang taruna.
Karang Taruna adalah organisasi sosial kepemudaan yang ada hampir di
seluruh Desa/Kelurahan di Indonesia yang fokus pada penumbuh-kembangan
usaha kesejahteraan sosial, usaha ekonomi produktif dan rekreasi, olahraga dan
3
kesenian. Pada dasarnya karangtaruna terbentuk karena adanya rasa tanggung
jawab dan peduli para anggotanya khususnya para pemuda, sedangkan yang
terjadi sekarang ini para pemuda yang seharunya dapat menjadi generasi penerus
bangsa kebanyakan kurang memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian, mereka
lebih memilih melakukan kegiatan atau hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan
negative seperti kriminalitas, pergaulan bebas dan lain – lain, yang di anggap
lebih menyenangkan dibandingkan harus menggali potensi. Padahal jika potensi
yang mereka miliki di kembangkan kearah yang positif bisa menjadi suatu modal
dasar dan asset bangsa, dengan kata lainpotensi yang dimiliki para pemuda dapat
menciptakan keadaan yang lebih baik di masa mendatang melalui karya dan
potensi intelektual yang dimiliki pemuda.
Kepedulian sosial merupakan suatu sikap mengindahkan/memperdulikan
sesuatu yang terjadi di masyarakat. Sikap memperdulikan masyarakat
mengharuskan kita untuk mengesampingkan ego diri dan menumbuhkan empati
pada masyarakat, terutama pada kaum pemuda yang menjadi tulang punggung
utama bagi kesejahteraan bangsa. Hal inilah yang menjadi tantangan terbesar
dalam menumbuhkan sikap kepedulian sosial bagi pemuda yang kelak akan
menjadi pemimpin masa depan penerus bangsa. Sayangnya, kini banyak pemuda
Indonesia yang cenderung bersikap apatis terhadap apa yang sedang terjadi pada
masyarakat sekitar. Kecenderungan untuk lebih mementingkan diri sendiri,
kelompoknya dan sikap cari gampang dinilai lebih menguntungkan ketimbang
harus bersusah payah memperdulikan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar
dan rakyat Indonesia.
4
Pergeseran perilaku pemuda Indonesia dari apa yang terjadi sebelum masa
reformasi tidak terlepas akan pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi
informasi komunikasi, yangmenyebabkan tumbuh berkembang dan
menyebarluasnya sifat individualism dan narsisme. Sifat yang menghalangi
pemuda untuk mendedikasikan diri pada masyarakat. Keberadaan karang taruna
dimaksudkan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat, khususnya
generasi muda dalam rangka mewujudkan rasa kesadaran dan kepedulian sosial
terhadap masyarakat pada umumnya.
Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi
muda adalah untuk mencapai sasaran yang tertera pada tugas pokok karang taruna
kemudian tercantum dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005
bahwa organisasi sosial wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan kepedulian sosial dari,
oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan
atau komunitas sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan
social. Pemuda bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat
lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan dan kepedulian
sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif,
rehabilitative, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.
Organisasi didalamnya diperlukan manajemen untuk mengatur proses
penyelenggaraan organisasi hingga tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
Manulang dalam Atik & Ratminto (2012: 1) mendefinisikan manajemen sebagai
suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan
pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
5
ditetapkan terlebih dahulu. manajemen organisasi secara umum adalah suatu
proses perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumber
daya sebuah organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Karang
Taruna adalah suatu organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia dan merupakan
sebuah wadah tempat pengembangan jiwa sosial generasi muda. Keberadaan
lembaga kemasyarakatan seperti karang taruna di anggap sangat penting karena
diharapkan dapat menjadi wadah pembinaan dan pengembangan serta
pemberdayaan dalam upaya mengembangkan potensi bagi pemuda selain itu juga
dijadikan tempat para pemuda untuk menggali dan menyalurkan potensi.
Karang taruna didalam bidang kesejahteraan sosial ialah sebagai
organisasi sosial masyarakat yang berperan untuk menghimpun, menggerakkan
dan menyalurkan peran serta generasi muda dalam pembangunan wilayah. Selain
mewujudkan kesejahteraan sosial diwilayah kelurahan/desa, karang taruna secara
umum memiliki tujuan untuk melaksanakan pengembangan kreatifitas generasi
muda hingga ikut andil dalam kegiatan pelayanan sosial untuk kepentingan
masyarakat sekitar. Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan
Selayar merupakan organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda di
wilayah Kelurahan Batangmatasapo diharapkan mampu menampilkan karakternya
melalui cipta, rasa,dan karya di bidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggunjawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat di wilayah Kelurahan Batangmatasapo.
Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Setiyo Pamungkas (2018)
menyatakan bahwa peranan pemuda karang taruna dalam wujud kegiatan
gotong royong yang dilakukan yaitu 1) dalam hal kematian, sakit dan
6
kecelakaan. Dimana keluarga yang sedang menderita mendapat pertolongan
berupa tenaga dan benda-benda, 2) dalam hal pekerjaan sekitar rumah
tangga, 3) dalam hal pesta-pesta. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Mochamad Ridwan Arif dan Agus Satmoko Adi (2017) , Karang taruna
Dusun mampu menjadi agen perubah pemberdaya masyarakat untuk
membangkitkan energi, inspirasi, antusias masyarakat dan pengembangan
motivasi warga untuk bertindak. Selain itu, dalam membina generasi muda
karang taruna berusaha memupuk bakat dan hobi yang dimiliki remaja
terutama dalam bidang olahraga, yaitu berupa futsal, bulu tangkis dan
juga mengadakan pertandingan dengan organisasi karang taruna daerah lain
guna memupuk rasa kebersamaan.
Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar awal mula
dibentuk pada tahun 2005 berdasarkan hasil keputusan rapat seluruh elemen
generasi muda Kelurahan Batangmatasapo pada saat itu. Namun seiring
berjalannya waktu dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, Organisasi
Karang Taruna tersebut sempat vacuum dan baru intensif kembali aktif
berkegiatan pada awal tahun 2017 silam dengan pengurus dan semangat baru.
Keterlibatan pemuda dalam berpartisipasi untuk menggerakkan organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga eksistensi dari
organisasi karang taruna tersebut.
Menyikapi hal yang di uraikan di atas sudah seharusnyan pihak-pihak
yang terlibat baik itu pemerintah daerah setempat sepatutnya untuk lebih
memberikan perhatian lebih dengan manajemen organiasi Karang Taruna Balibina
Bambe dalam memberdayakan pemuda di wilayah tersebut. Berangkat dari hal ini
7
penulis kemudian terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan judul
“Manajemen Organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam Memberdayakan
Pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada sebelumnya, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :
1. Bagaimana manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam
memberdayakan pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada sebelumnya, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini ialah :
1. Mengetahui manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam
memberdayakan pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ada sebelumnya, maka yang menjadi
manfaat dalam penelitian ini ialah :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bentuk kontribusi akademik guna menambah khazanah keilmuan
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya menyangkut persoalan
manajemen organisasi Karang Taruna hingga memberdayakan pemuda, serta
sebagai bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai
kesamaan minat terhadap kajian ini.
8
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah kabupaten Kepulauan
Selayarterkait agar konsisten memberikan atensi hingga pengawasan di dalam
Manajemen organisasi Karang Taruna untuk memberdayakan pemuda dan
sekaligus tetap menjunjung loyalitas tugas dan tanggung jawabnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar
dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan
gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.
Kajian yang digunakan yaitu mengenai manajmen organisasi dan akrang taruna.
Berikut ini adalah rincian terkait dengan penelitian terdahulu :
1. Penelitian oleh Bayu Setiyo Pamungkas (2018) “Manajemen Organisasi
Pemuda Karang Taruna dalam Kegiatan Gotong Royong” menyatakan bahwa
peranan pemuda karang taruna dalam wujud kegiatan gotong royong
yang dilakukan yaitu 1) dalam hal kematian, sakit dan kecelakaan.
Dimana keluarga yang sedang menderita mendapat pertolongan berupa
tenaga dan benda-benda, 2) dalam hal pekerjaan sekitar rumah tangga, 3)
dalam hal pesta-pesta. Dalam hal ini masyarakat saling membagi tugas
agar dapat efektif kegiatannya. Tugas pemuda dalam hal ini yaitu
mengedarkan surat ulem dan mencari pinjaman alat-alat yang dibutuhkan, 4)
dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum
dalam masyarakat desa.
2. Penelitian oleh Angga Yudana Saputra dkk (2016) “ Peranan Karang
Taruna dalam Manajemen Pembinaan Kenalakan Remaja di Desa Bagelen
Kabupaten Pesawaran” menyatakan bahwa dalam membina remaja, karang
10
taruna memotivasi kalangan remaja, mengorganisir setiap permasalahan,
mengadakan pelatihan dan memberikan sosialisasi tentang bahaya
penggunaan narkoba bagi remaja. Sebagaimana penelitian yang dilakukan
oleh Bayu Setyo Pamungkas, penelitian yang dilakukan oleh Angga
Yudana Saputra juga mengenai peranan karang taruna hanya saja
fokusnya berbeda yaitu membina kenakalan remaja.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Ridwan Arif dan Agus Satmoko
Adi (2017) “Peran Karang Taruna dalam Pembinaan Remaja di Dusun
Candi Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo”
menyatakan bahwa karang taruna Dusun Candi Desa Candinegoro
mempunyai kinerja yang sangat baik. Buktinya, karang taruna Dusun Candi
mampu menjadi agen perubah pemberdaya masyarakat untuk
membangkitkan energi, inspirasi, antusias masyarakat dan pengembangan
motivasi warga untuk bertindak. Selain itu, dalam membina generasi
muda karang taruna berusaha memupuk bakat dan hobi yang dimiliki
remaja terutama dalam bidang olahraga, yaitu berupa futsal, bulu
tangkis dan juga mengadakan pertandingan dengan organisasi karang
taruna daerah lain guna memupuk rasa kebersamaan.
4. Penlitian oleh Dini Destina Sari dkk yang berjudul (2015) “Manajemen
Karang Taruna dalam Meningkatkan Kepedulian Sosial Pemuda Kelurahan
Margodadi” menyatakan bahwa peranan karang taruna dalam meningkatkan
kepedulian sosial sudah sesuai dengan tujuannya sebagai anggota karang
aruna. Hal ini dibuktikan dengan adanya partisipasi karang taruna dalam
kegiatan budidaya jamur tiram dan gotong royong yang diadakan setiap
11
hari jum’at pagi di Kelurahan Margodadi. Sebagaimana dilihat penelitian
ini juga membahas tentang peranan karang taruna, hanya saja fokus penelitian
ini yaitu dalam meningkatkan kepedulian sosial pemuda yang ada di
kelurahan Margodadi.
5. Penelitian oleh Juli Astono dkk (2018) “Manajemen Karang Taruna dengan
Keterampilan Las Kaca-Listrik untuk Pengembangan Wirausaha Kerajinan
Kaca-Logam” menyatakan bahwa pemuda karang taruna Jaya Kusuma
dalam pemberdayaan mempunyai modal kemampuan maupun
keterampilan menggunakan las kaca dan listrik untuk produk olahnya
yang berupa tabung reaksi, pipa U, stik kaca untuk membaca dan
produk las listrik berupa rak dan tralis yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Dalam penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan
karang taruna melalui las kaca-listrik untuk mengembangkan wirausaha
kerajinan kaca logam. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu tentang pengembangan produktivitas masyarakat.
B. Konsep dan Teori Manajemen Organisasi
Dalam suatu organisasi diperlukan manajemen untuk mengatur proses
penyelenggaraan organisasi hingga tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
Pada instansi pemerintah khususnya menyangkut soal pelayanan publik,
diperlukan manajemen yang efektif dan efisien dalam proses penyelenggaraan
pelayanan agar tercapainya tujuan dari pelayanan itu sendiri yakni kepuasan
masyarakat. Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Selain itu juga, manajemen
12
berasal dari bahasa inggris yaitu management berasal dari kata manage menurut
kamus oxford yang artinya memimpin atau membuat keputusan di dalam suatu
organisasi. Istilah manajemen yang diterjemahkan dari kata manage memang
biasanya dikaitkan dengan suatu tindakan yang mengatur sekelompok orang
Pada penelitian ini, peneliti mengutip definisi manajemen menurut
beberapa ahli. Menurut Manulang (Atik & Ratminto, 2012: 1) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, penyusunan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. G.R Terry (Hasibuan,
2009 : 2) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan
menurut Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian manajemen yang telah dijelaskan
diatas, maka dalam penelitian ini dapat dipahami bahwa manajemen merupakan
suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian serta pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta
sumber-sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah
ditentukan. Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
13
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Terdapat
perbedaan pandangan mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh beberapa ahli.
Terry (Hasibuan, 2009 : 38) fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan
(planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (actuating) dan
Pengendalian (controlling). Menurut Henry Fayol (Safroni, 2012 : 47), fungsi-
fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(organizing), Pengarahan (commanding), Pengkoordinasian (coordinating),
Pengendalian (controlling). Sedangkan menurut Griffin (Ladzi Safroni, 2012 :
47), fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
(planning and decision making), pengorganisasian (organizing), Pengarahan
(leading) serta pengendalian (controlling).
Terry dalam Hasibuan (2009 : 10) membagi dan menjabarkan ada empat
fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).
Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.
a. Planning (Perencanaan)
Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10)
mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu “Planning is the selecting
and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the
future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation
believed necesarry to accieve desired result”. Perencanaan adalah pemilih fakta
dan penghubungan fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan atau asumsi
untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.
14
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan
yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing masing unit.
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38)
c. Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan). Terry dalam bukunya Principles of
Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa penggerakan adalah
membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas
serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan. Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung
kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari
tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada
sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya hanyalah
merupakan sebuah pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan materi
atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of management. Hal
ini sudah barang tentu merupakan mis-management.
d. Controlling (Pengawasan)
Kontrol mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam
manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan
kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating
baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan
yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai
fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
15
Dari perbandingan beberapa fungsi-fungsi manajemen di atas, dapat
dipahami bahwa semua manajemen diawali dengan perencanaan (Planning)
karena perencanaan yang akan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Setelah perencanaan adalah pengorganisasian (organizing). Hampir
semua ahli menempatkan pengorganisasian diposisi kedua setelah perencanaan.
Pengorganisasian merupakan pembagian kerja dan sangat berkaitan erat dengan
fungsi perencanaan karena pengorganisasian pun harus direncanakan.
Selanjutnya setelah menerapkan fungsi perencanaan dan pengorganisasian
adalah menerapkan fungsi pengarahan yang diartikan dalam kata yang berbeda-
beda seperti actuating, leading, dan commanding, tetapi mempunyai tujuan yang
sama yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi juga ada penambahan fungsi
pengkoordinasian (coordinating) setelah fungsi pengarahan. Fungsi
pengkoordinasian untuk mengatur karyawan agar dapat saling bekerjasama
sehingga terhindar dari kekacauan, percekcokan dan kekosongan pekerjaan.
Selanjutnya fungsi terakhir dalam proses manajemen adalah pengendalian
(controlling). Istilah organisasi diartikan dua macam, yaitu: (1) Dalam arti statis,
organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu; (2) Dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sistem
atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Robbins dalam Ndraha (2011:235), organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
16
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi menurut
Handayaningrat (1985:42) adalah wadah (wahana) kegiatan daripada orang-orang
yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan
tersebut, setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya,
hubungan dan tata kerjanya. Menurut Hardjito (1997:5), organisasi adalah
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota
mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara
terpisah. Dari pengertian yang disebutkan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari orang-orang yang bekerja sama
dalam usahanya sehingga maksud dan tujuan dari sekelompok orang tersebut
dapat tercapai. Prinsip organisasi antara lain :
a) Perumusan tujuan dengan jelas (formulation of the objectives), Setelah tujuan
ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan tersebut
dengan rinci dan jelas, termasuk juga jelas batas-batasnya. Perumusan tujuan
tersebut dalam prakteknya dijabarkan dalam tugas pokok.
b) Pembagian tugas pekerjaan (division of works), Adanya pembagian kerja bisa
membantu dalam memperingan tugas koordinasi dimana pembagian tugas
kerja ini dapat melancarkan pengawasan dan juga menghemat biaya.
c) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (delegation of authorithy and
responsibility), Untuk dapat menjalankan tugas dengan baik, maka para
petugas atau pejabat harus dilimpahi wewenang. Sebagai konsekuensi itu
harus disertai pertanggungjawaban yang sepadan. Wewenang yang
dilimpahkan itu meliputi wewenang untuk menjalankan tugasnya.
17
d) Banyaknya tingkat hierarkis (level of hierarchy), Tingkatan hierarki disini
adalah banyaknya tingkatan unit kerja dalam suatu organisasi. Sebaiknya
jangan terlalu banyak karena perintah dari pucuk pimpinan harus sampai juga
pada unit kerja yang paling bawah.
e) Rentangan pengawasan (span of control), Rentangan pengendalian adalah
banyaknya bawahan yang sebaiknya masih bisa diawasi dengan baik.
f) Memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan
(understanding by the individual of his own task and the task of the whole),
Masing-masing unit kerja memang mempunyain tugas tertentu. Namun,
jangan sampai merasa bahwa unit kerjanya saja yang paling penting
sedangkan unit kerja lainnya dianggap sebagai pelengkap saja.
Berdasarkan kedua tinjauan diatas yang mebahas tentang manajemen dan
organisasi, maka dapat dipahami bahwa manajemen organisasi secara umum
adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian
terhadap sumber daya sebuah organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen organisasi adalah proses lanjutan setelah proses penentuan
strategi untuk meraih visi dan misi organisasi.
C. Konsep dan Teori Pemberdayaan Pemuda
Istilah pemberdayaan diambil dari Bahasa Inggris “empowerment” yang
berasal dari kata dasar “power” berarti kekuatan atau daya dalam Bahasa
Indonesia. Empowerment dalam Bahasa Inggeris diterjemahkan sebagai
pemberdayaan dalam Bahasa Indonesia. Maka definisi pemberdayaan dirumuskan
sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan/daya (power) pihak-
18
pihak yang tidak atau kurang berdaya. Pemberdayaan juga bermakna sebagai
upaya distribusi-ulang (redistribusi) kekuatan/daya (power) dari pihak yang
memilikinya kepada pihak yang tidak atau kurang memilikinya. Winarni
mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal yaitu
pengembangan, (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering),
terciptanya kemandirian (Tri Winarni, 1998: 75). Pemberdayaan pada hakikatnya
merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling).
Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi
kadang-kadang mereka tidak menyadari atau daya tersebut masih belum diketahui
secara eksplisit. Oleh karena itu daya harus digali dan kemudian dikembangkan.
Jika asumsi ini berkembang maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping itu
hendaknya pemberdayaan jangan menjebak masyarakat dalam perangkap
ketergantungan (charity), pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada
proses kemandirian (Tri Winari, 1998: 76).
Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber daya,
kesempatan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk meningkatkan
kapasitas dalam menentukan masa depan mereka (Suparjan dan Hempri, 2003:
43). Konsep utama yang terkandung dalam pemberdayaan adalah bagaimana
memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk menentukan sendiri
arah kehidupan dalam komunitasnya. Pemberdayaan memberikan tekanan pada
19
otonom pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat. Penerapan
aspek demokrasi dan partisipasi dengan titik fokus pada lokalitas akan menjadi
landasan bagi upaya penguatan potensi lokal. Pada aras ini pemberdayaan juga
difokuskan pada penguatan individu beserta pranata-pranatanya.
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan ini adalah menempatkan
masyarakat tidak sekedar sebagai obyek melainkan juga sebagai subyek. Pemuda
adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan
dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda
merupakan sumber daya manusia Pembangunan baik saat ini maupun nanti yang
akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda adalah individu dengan
karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial
maupun kultural. Terdapat Banyak definisi tentang pemuda, Baik definisi secara
fisik ataupun psikis tentang siapa figure yang pantas disebut pemuda serta apakah
pemuda selalu diasosiasikan dengan semangat dan usia.
Menurut Taufik Abdulah (1974;6) pemuda adalah individu dengan
karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil. Secara umum terdapat pergeseran mengenai
konsep pemuda. Pada dua dekade yang lalu, terminologi pemuda selalu memiliki
makna ideologis. Pemuda, bukanlah sebuah gugus gagasan yang hanya dibatasi
oleh persoalan umur semata. Pemuda, sebagai sebuah konsep, memiliki dimensi
politis. Persoalan keuangan dan karir adalah persoalan paling utama bagi generasi
muda saat ini. Menurut pandangan mereka, sebagian pemuda generasi mereka saat
ini bercita-cita ingin menjadi kaya dan terkenal.
20
Sikap paragtisme sebagian pemuda yang lebih mengedepankan
kepentingan pribadi, yakni ingin kaya, terkenal, dan sukses dalam karier,
berbanding terbalik dengan rendahnya partisipasi pemuda di bidang politik dan
kemasyarakatan (Sudibyo, 2013:18). Ketertarikan untuk terjun di bidang politik,
seperti menjadi anggota partai poitik ataupun anggota legislatif, sangatlah rendah.
Tidak hanya itu sebagian besar pemuda ternyata juga tidak tertarik untuk aktif di
bidang sosial, seperti menjadi anggota organisasi kemasyarakatan, organisasi
pemuda, dan lembaga swadaya masyarakat.
Menurut Mukhlis (2007:1) “pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya.
Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,
genrasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara
berkelanjutan”. Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
kepemudaan pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa “ Pemuda adalah warga
negara Indonesia Yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”.
Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda
adalah mansuia yang berusia 16-30 tahun yang secara biologis telah menunjukan
tanda-tanda kedewasaan. Menurut Taufik Abdulah (1974;38) Ada beberapa
hakekat kepemudaan yang ditinjau dari dua asumsi :
1) Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu
kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah,
dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri. Pemuda dibedakan dari anak
dan orang tua dan masing-masing fragnen itu mewakili nilai sendiri.
21
2) Merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda
dalam arah kehidupan itu sendiri.Pemuda sebagai suatu subjek dalam hidup,
tentulah mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan hidup
bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri
ditinjau sebagai interaksi dalam lingkungannya dalam arti luas.
Berdasarkan tinjauan yang dibahas sebelumnya dapat dipahami bahwa
secara umum pemberdayaan pemuda ialah kegiatan membangkitkan potensi dan
peran aktif pemuda. Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi yang dimiliki
oleh individu pemuda itu sendiri.
D. Konsep dan Teori Karang Taruna
Karang Taruna adalah suatu organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia
dan merupakan sebuah wadah tempat pengembangan jiwa sosial generasi muda.
Karang Taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari
masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri khususnya generasi muda yang ada
di suatu wilayah desa, kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat, terutama
bergerak pada bidang–bidang kesejahteraan sosial. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, Karang Taruna
merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui
keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana
tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Dengan
perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam masyarakat dan
untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya, perlu dilakukan
22
penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Sedangkan menurut Agus Riyadi
(2003:9), Karang Taruna adalah organisasi non pemerintah dalam arti organisasi
kemasyarakatan yang memiliki misi untuk dapat membina dan mengembangkan
potensi pemuda sehingga dapat tercipta pemuda yang memiliki potensi,
kepribadian yang baik serta tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang
tumbuh dalam masyarakat dimana mereka berada. Maka dapat disimpulkan
bahwa Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah
dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat di wilayah desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial. Kegiatan-kegiatan Karang Taruna terkait dalam sasaran
program dari Karang Taruna itu sendiri. Agus Riyadi (2003:16) Kegiatan Karang
Taruna di golongkan dalam berbagai bidang, antara lain :
a) Bidang Seni dan Keolahragaan
Bidang seni dan keolahragaan ini membantu menumbuhkan minat generasi
muda agar meningkatkan kegiatan-kegiatannya menjadi kegiatan kelompok
yang terus menerus, teratur, dan berkesinambungan. Sehingga
mengembangkan struktur dan fungsi kepribadian, bakat dan potensi serta
kemampuan generasi muda.
b) Bidang Keagamaan
Membantu Karang Taruna dalam aspek pembinaan mental spiritual anggota,
sehingga memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi. Kegiatannya dapat
berwujud ceramah agama, pengajian, kebaktian atau hal-hal lain yang
berkenaan dengan keagamaan.
23
c) Bidang Pendidikan, Latihan dan Pengembangan
Membantu menumbuhkan keterampilan generasi muda dalam wujud latihan
kerja mandiri, membantu menciptakan kader pemuda yang memiliki
kepribadian, bakat, dan jiwa kepemimpinan. Wujud kegiatan dapat berupa
latihan dasar kepemimpinan bagi anggota Karang Taruna.
d) Bidang Kesejahteraan Sosial
Membantu generasi muda agar peka terhadap lingkungan masyarakat sekitar,
sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Wujud kegiatan dapat berupa
bhakti sosial dan lain sebagainya.
Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan
organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda di wilayah Kelurahan
Batangmatasapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yang
diharapkan mampu menampilkan karakternya melalui cipta, rasa,dan karya di
bidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggunjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat di wilayah Kelurahan
Batangmatasapo. Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar
awal mula dibentuk pada tahun 2005 berdasarkan hasil keputusan rapat seluruh
elemen generasi muda Kelurahan Batangmatasapo pada saat itu.
Namun seiring berjalannya waktu dan menyesuaikan dengan kondisi yang
ada, Organisasi Karang Taruna tersebut sempat vacuum dan baru intensif kembali
aktif berkegiatan pada awal tahun 2017 silam dengan pengurus dan semangat
baru. Tujuan pembentukan Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar ialah :
a) Mewujudkan kerukunan dan persatuan antar Kelurahan Batangmatasapo
b) Mengembangkan potensi dan kreatifitas pemuda Kelurahan Batangmatasapo
24
c) Mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai
masalah sosial
d) Terbentuknya jiwa dan semangat generasi muda warga Karang Taruna
Balibina Bambe yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
e) Memotivasi setiap generasi muda Kelurahan Batangmatasapo untuk mampu
menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
f) Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna Balibina
Bambe alam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
E. Kerangka Pikir
Karang Taruna ialah organisasi kemasyarakatan yang memiliki misi untuk
dapat membina dan mengembangkan potensi pemuda sehingga dapat tercipta
pemuda yang memiliki potensi, kepribadian yang baik serta tanggap terhadap
masalah-masalah sosial yang tumbuh dalam masyarakat dimana mereka berada.
Terciptanya manajemen organisasi karang taruna Balibina Bambe Kabupaten
Kepulauan Selayar yang baik merupakan tolak ukur utama dalam terberdayanya
pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar, sebab dengan terlaksananya
manajemen organiasi akan mendukung pemberdayaan pemuda untuk ikut andil
dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan rumusan masalah
yang telah di kemukakan, maka peneliti memberikan gambaran sesuai dengan
judul dan teori yang telah di bahas, yaitu :
25
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 : Kerangka Pikir
F. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dengan judul diatas, yang menjadi fokus penelitian
ialah manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten
Kepulauan Selayar yaitu: (1) Perencanaan (2) Pengorganisasian (3) Penggerakkan
(4) Pengawasan agar terlaksana (5) pemberdayaan pemuda di wilayah setempat
sehingga kegaiatan yang ada dapat terlaksana secara optimal.
G. Definisi Fokus Penelitian
1. Perencanaan dalam kegiatan manajemen organisasi karang taruna Baliba
untuk memberdayakan pemuda dijadikan sebagai sebuah landasan untuk
melakukan segala aktivitas yang berkaitan agar tercapainya tujuan hingga
membuat strategi untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian dalam kegiatan manajemen organisasi karang taruna
Baliba untuk memberdayakan pemuda ialah merupakan fungsi dalam sebuah
kegiatan sebagai sebuah proses dari kegiatan itu sendiri, penyusunan
Perencanaan
- Strategi
- Program
Pengawasan - Tanggungjawab
- Pencapaian
Pengorganisasian
- Sumber daya
- Operasional
Penggerakkan
- Komunikasi
-Koordinasi
Pemberdayaan Pemuda dalam Kegiatan Karang Taruna
Manajemen Organisasi
Karang Taruna
Balibina bambe
Kab. Kep. Selayar
26
struktur organisasi sesuai dengan tujuan yang disepakati bersama serta
kondisi sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat menunjang
dengan baik tujuan yang dihrapkan.
3. Penggerakan didalam sebuah kegiatan manajemen organisasi karang taruna
Baliba untuk memberdayakan pemuda ialah berupa aktivitas untuk mengatur
segala kegiatan dan tugas untuk mencapai tujuan dari kegiatan pengelolaan
yang dimaksudkan.
4. Pengawasan dalam kegiatan manajemen organisasi karang taruna Baliba
untuk memberdayakan pemuda adalah suatu proses dalam menetapkan
ukuran aktivitas kinerja dalam berkegiatan dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan.
5. Pemberdayaan pemuda ialah kegiatan membangkitkan potensi dan peran
aktif pemuda. Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi yang dimiliki
oleh individu pemuda itu sendiri.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Berdasarkan judul penelitian “Manajemen Organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan
Selayar” yang dilaksanakan mulai dari tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan
tanggal 29 April 2020. Penelitian ini berlangsung di wilayah Kel. Batangmata
Sapo Kab. Kepulauan Selayar dikarenakan dibutuhkan manajemen organisasi
yang baik dalam nemberdayaan pemuda sehingga terselenggaranya kegiatan
karang taruna yang positif dan berkelanjutan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berkaitan dengan judul penelitian terkait dengan manajemen organisasi
untuk pemberdayaan pemuda, dalam memberikan gambaran dan tinjauan lebih
jauh terkait dengan manajemen organisasi Karang Taruna tersebut dalam
memberdayakan pemuda secara objektif, maka pada penelitian ini menggunakan
metode Kualitatif yang menggambarkan realita secara empirik di balik fenomena.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah tipe fenomenologis dengan
didukung data kualitatif sebagaimana peneliti berusaha untuk mengungkapakan
suatu fakta atau realita yang terkait dengan permasalahan yang terjadi pada fokus
dan lokus kajian yang sesuai dengan penelitian yang tentunya tetap berada pada
wilayah penelitian.
28
C. Informan Penelitian
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan
informan penelitian ini.Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak
berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada
adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan degan
permasalahan penelitian ini. Sesuai dengan kebutuhan peneliti terkait dengan
manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan
pemuda, maka Informan dalam yaitu sebagai berikut :
No Nama Inisial Jabatan Ket
1 Muda Agus, S.Pd MA Lurah Batangmata Sapo 1 Orang
2 Azwar Purnama AP Ketua Karang Taruna
Balibina Bambe 1 Orang
3 Syahputera SP Pengurus Karang Taruna
Balibina Bambe 1 Orang
4 Zainuddin ZA Pengurus Karang Taruna
Balibina Bambe 1 Orang
5 Ikhsan IK Pemuda Batangmata Sapo 1 Orang
6 Dani DN Pemuda Batangmata Sapo 1 Orang
Jumlah 6 Orang
Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian
Sumber Data : Bidang Keorganisasisan Karang Taruna Baliba 2020
D. Teknik Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang paling penting dalam langkah
penelitian, akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi untuk
memperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Metode atau cara
29
pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan proposal ini adalah
dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.
1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki.
Fungsi observasi ini untuk menyaring dan melengkapi data yang mungkin
tidak diperoleh melalui interview atau wawancara. Dalam penelitian ini
observasi dilakukan ketika dilakukan pengamatan langsung di wilayah Karang
Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab, sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. Pada penelitian ini
wawancara dilakukan kepada Informan yang terkait dengan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan pemuda.
3. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Jadi dokumentasi adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen
yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan dengan objek
penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas
dan konkret manajemen organisasi Karang Taruna tersebut dalam
memberdayakan pemuda.
E. Pengabsahan Data
Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa
yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu
caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
30
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi pada
hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang
diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi
jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu :
1. Triangulasi Sumber
Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang
dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, Lebih lanjut dalam penelitian ini
yang mengkaji tentang manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
Kabupaten Kepulauan Selayar dalam memberdayakan pemuda diwilayah
setempat, hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan baik itu dari
perspektif internal maupun eksternal.
2. Triangulasi Teknik
Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini,
lebih lanjut peneliti menggunakan teknik yang berbeda didalam memperoleh dan
menggali informasi terkait dengan manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar dalam memberdayakan pemuda diwilayah
setempat untuk memastikan keakuratannya.
31
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan
pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu
kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian
perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Peneliti
menggali informasi yang dibutuhkan terkait manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar dalam memberdayakan pemuda
diwilayah setempat dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan
menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis.Analisis data ialah langkah
selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data
di peroleh, di kerjakan dan di manfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan
persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive
model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles
dan Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut yaitu :
1. Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti
dapat dilakukan.
32
2. Sajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan
kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya
makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus
mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat
peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga
penarikan kesimpulan dapat di pertanggung jawabkan.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Letak Geofrafis Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulaun Selayar adalah sebuah kabupaten yang terletak di
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Kepulaun Selayar
adalah Kota Benteng. Kabupaten ini juga memiliki karakteristik berupa gugus
kepulauan terletak antara 5°24’ - 7°35’ LS dan 120°15’ - 122°30’ BT dengan luas
wilayah 22.326,69 km2 (wilayah darat 1.188,28 km²/5,42%) dan wilayah laut
21.138,41 km2 (94,68%). Kabupaten ini berpenduduk sebanyak ±134.000 jiwa
(Data BPS Kabupaten Kepulauan Selayar 2020). Kabupaten Kepulaun Selayar
terdiri dari 2 sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah daratan yang meliputi
kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai, Buki, Bontomatene, dan
Bontosikuyu serta wilayah kepulauan yang meliputi kecamatan Pasimasunggu,
Pasimasunggu Timur, Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.
Tabel 4.1
Wilayah Kecamatan Kabupaten Kepulauan Selayar 2020
No Kecamatan Luas (km2)
1 Pasimarannu 176,35
2 Pasilambena 102,99
3 Pasimasunggu 114,5
4 Taka Bonerate 221,07
5 Pasimasunggu Timur 47,93
6 Bontosikuyu 199,11
7 Bontoharu 129,75
8 Benteng 7,12
9 Bontomanai 115,56
10 Bontomatene 159,92
11 Buki 82,73
Sumber: Data badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2020
34
Secara geografis Kabupaten Kepulaun Selayar terletak antara 5°42’-7°35’
Lintang Selatan dan 120°15’-122°30” Bujur Timur. Berbatasan dengan
Kabupaten Bulukumba disebelah utara, Laut Flores ebelah timur. Laut Flores
sebelah selatan dan Selat Makassar di sebelah barat. Secara geografis Kabupaten
Kepulauan berbatasan dengan : Sebelah Utara: Kabupaten Bulukumba, Sebelah
Selatan: Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sebelah Timur: Laut Flores dan
Sebelah Barat: Laut Flores dan selat Makassar. Secara administratif Kabupaten
Kepulauan Selayar, terdiri dari 11 kecamatan, 81 desa dan 7 kelurahan. Sebanyak
5 kecamatan berada di kepulauan, dengan 36 desa dan 6 kecamatan berada di
daratan Pulau Selayar, dengan 45 desa serta 7 kelurahan. Daerah ini memiliki
kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh
wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa
pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.
Kabupaten Kepulauan Selayar dapat di akses melalui jalur udara dan darat.
Terdapat dua maskapai penerbangan Nasional yang melayani rute ke selayar dari
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Jalur darat dengan menumpang bus dari
terminal malengkeri menuju Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba. Selanjutnya
melanjutkan perjalanan laut dengan feri penyeberangan menuju pelabuhan
Pamatata dan perjalanan darat menuju Kota Benteng. Aneka alat transportasi di
kota Bentengdapat dijumpai. Seperti Mobil, becak, dan perahu. Mobil digunakan
sebagai angkutan dalam kota dan antar kecamatan. Gugusan pulau di Kabupaten
Kepulaun Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7 di antaranya kadang
tidak terlihat pada saat air pasang. Luas wilayah Kabupaten Kepulaun Selayar
adalah 10.503,69 Km² yang terdiri 1,357,03 Km² wilayah daratan (12,91%)
dan 9.146,66 Km² wilayah pengelolaan laut (87,09%) (Data BPS Kabupaten
Kepulauan Selayar 2020).
35
Gambar 4.1
Peta Lokasi Kabupaten Kepulauan Selayar
Sumber : selayar.go.id tahun 2020
2. Karang Taruna Balibina Bambe Kelurahan Batangmata Sapo
Batangmata Sapo merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan
Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Batangmata Sapo memiliki kondisi
geografis yang berada di daerah dataran tinggi yang menyimpan potensi alam
yang subur seperti daerah perkebunan kelapa, mangga, jeruk dan mente.
Masyarakat Batangmata Sapo merupakan penduduk asli Selayar dan hidup rukun
berdampingan. Dengan kondisi geografis yang baik membuat masyarakat
Batangmata Sapo memanfaatkan lahan perkebunannya dengan menanam jenis
tanaman yang memiliki daya jual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Batangmata Sapo ialah merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam
administratif Kecamatan Bontomatene.
Batangmata Sapo yang dulunya merupakan sebuah lingkungan berubah
status menjadi kelurahan karena telah memenuhi persyaratan seperti halnya: luas
wilayah, jumlah penduduk, sarana dan prasarana pemerintahan, potensi ekonomi
36
dan kondisi sosial budaya masyarakat. Kelurahan Batangmata Sapo merupakan
kelurahan kedua di Kecamatan Bontomatene. Kelurahan ini terdapat di daerah
pegunungan sebelah timur Kelurahan Batangmata. Pusat perkampungan penduduk
berada di ketinggian 280 meter di atas permukaan laut. Dibagian timur kelurahan
ini terdapat hutan dan semak belukar serta perkebunan buah-buahan, cengkeh dan
tanaman tahunan lainnya. Luas Kelurahan Batangmata Sapo adalah 12,45 Km2.
Adapun batas wilayah dari Batangmata Sapo pada saat berstatus lingkungan yang
tergabung dalam wilayah administratif Kelurahan Batangmata yaitu :
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Tanete
2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Buki
3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Onto
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Laut Flores
Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan
organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda di wilayah Kelurahan
Batangmatasapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yang
diharapkan mampu menampilkan karakternya melalui cipta, rasa,dan karya di
bidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggunjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat di wilayah Kelurahan
Batangmatasapo. Karang Taruna Balibina Bambe Kabupaten Kepulauan Selayar
awal mula dibentuk pada tahun 2005 berdasarkan hasil keputusan rapat seluruh
elemen generasi muda Kelurahan Batangmatasapo pada saat itu.
Karang taruna Balibina Bambe adalah sebuah organisasi masyarakat yang
didirikan oleh kalangan pemuda di Kelurahan Batangmata Sapo sebagai wadah
kelompok organisasi yang nantinya akan memiliki dampak positif bagi kehidupan
sosial dan kesejahteraan yang selama ini dilakukan oleh Karang Taruna. Untuk
mencapai tujuan Bersama, Karang Taruna Balibina Bambe ini memiliki visi dan
37
misi. Dengan adanya visi dan misi ini diharapkan setiap kegiatannya memiliki
tujuan yang jelas. Sesuai dengan apa yang diharapkan dan disepakati oleh Karang
Taruna Balibina Bambe juga Masyarakat sekitar yang ikut terlibat didalamnya.
Berikut adalah visi dan misi Karang Taruna Balibina Bambe :
1. Visi : Memperat tali persaudaraan antar pemuda untuk meningkatkan
partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di masyarakat
guna meningkatkan peran organisasi kepemudaan.
2. Misi :
a) Mengembangkan akhlak budi pekerti yang luhur.
b) Mempererat tali persaudaran antar pemuda desa bandasari dengan
mengadakan pertemuan rutin.
c) Mengadakan kegiatan-kegiatan kepemudaan dalam masyarakat.
d) Turut serta membantu dalam pengabdian masyarakat.
e) Mengembangkan kreativitas dan bakat pemuda melalui pendidikan dan
pelatihan kepemudaan.
f) Melestarikan nilai-nilai seni dan budaya masyarakat.
g) Turut membantu dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
h) Membentuk usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
Struktur organisasi menyediakan stabilitas dan tampak menjadi proses
yang demokratis dan transparan dalam pengambilan keputusan. Hal ini
merupakan tugas yang paling penting dimana mereka harus merekrut kader ketika
ada permintaan pemantapan organisasi. Fungsi dari struktur organisasi ini sendiri
untuk menjalankan suatu tujuan tertentu hingga mencapai apa yang diinginkan.
Struktur organisasi itu sendiri dapat menjadi gambaran dengan jelas adanya
pemisahan kegiatan atau kerja antara satu bidang.
38
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
Sumber : Bidang Keorganisasian Karang Taruna Balibima Bambe 2020
Karang taruna Balibina Bambe Kelurahan Batangmata Sapo
beranggotakan 16 orang pemuda. Seiring berjalannya waktu dan menyesuaikan
dengan kondisi yang ada, Organisasi Karang Taruna tersebut sempat vacuum dan
baru intensif kembali aktif berkegiatan pada awal tahun 2017 silam dengan
pengurus dan semangat baru. Tujuan pembentukan Karang Taruna Balibina
Bambe Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten
Kepulauan Selayar ialah :
a) Mewujudkan kerukunan dan persatuan antar Kelurahan Batangmatasapo
b) Mengembangkan potensi dan kreatifitas pemuda Kelurahan Batangmatasapo
c) Mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai
masalah sosial
39
d) Terbentuknya jiwa dan semangat generasi muda warga Karang Taruna
Balibina Bambe yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
e) Memotivasi setiap generasi muda Kelurahan Batangmatasapo untuk mampu
menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
f) Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna Balibina
Bambe alam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
B. Hasil Penelitian Manajemen Organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan Selayar
Kegiatan manajemen organisasi merupakan suatu proses pengorganisasian
dan pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi / kelompok dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan serta disepakati
bersama. Dalam organisasi Karang Taruna tentunya diperlukan langkah
pengorganisasian serta pengendalian sumber daya organisasi yang baik dan
terarah sehingga kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan
sasaran dan membawa manfaat yang positif.
Peneliti kemudian lebih lanjut akan membahas bagaimana manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan pemuda di
Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan
Selayar yang meliputi indikator pertama yaitu (1) Perencanaan dengan aspek
strategi dan program, selanjutnya indikator (2) Pengorganisasian yang ditinjau
melalui aspek sumber daya dan operasional, kemudian indikator (3) Penggerakkan
dengan aspek komunkasi dan koordinasi, dan indikator (4) Pengawasan dengan
aspek tanggung jawab dan pencapaian. Selanjutnya pembahasan secara terperinci
mengenai hal tersebut diatas selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut :
40
1. Perencanaan
Perencanaan dikatakan merupakan suatu perkiraan atas langkah yang akan
diambil dalam sebuah pengelolaan organisasi Karang Taruna untuk masa yang
akan datang dengan cara merumuskan suatu rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dan tentunya diperlukan untuk mencapai sebuah hasil yang
diinginkan.
a) Strategi
Manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dengan
memanfaatkan sumber daya organisasi serta potensi pemuda setempat yang ada
tentunya harus terakomodir dengan baik. Berkaitan dengan aspek strategi ini,
peneliti kemudian mewawancarai MA selaku Lurah Batangmata Sapo yang
mengatakan bahwa :
“Berkaitan dengan hal ini tentunya saya rasa adik-adik Karang Taruna selalu
berusaha untuk mengambil langkah-langkah yang tentunya baik agar kegiatan
yang akan dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat (pemuda) dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga dari pemerintah
Kelurahan Batangmata Sapo sangat mendukung kegiatan-kegiatan positif
mereka” (Hasil Wawancara Senin 23 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek strategi terkait kegiatan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, pengurus dari Karang Taruna selalu
berupaya untuk memaksimalkan pengelolaan organisasi yang baik dengan
memperhatikan hal-hal yang dianggap perlu untuk menunjang kegiatan yang
melibatkan masyarakat (pemuda) setempat. Hal tersebut di atas cukup sesuai
dengan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa dengan melihat kondisi sumber
daya organisasi dan potensi pemuda setempat berserta lingkungan yang ada
Karang Taruna Balibina Bambe cukup aktif untuk berinteraksi dengan pemuda
41
setempat untuk menjaga eksistensi organisasi tersebut. Selanjutnya hasil
wawancara dengan informan berikutnya yaitu AP selaku selaku Ketua Karang
Taruna Balibina Bambe mengatakan :
“Untuk strategi-strategi yang ada dalam merencanakan setiap kegiatan hingga
pengelolaa organisasi secara internal, kita tentu sesama pengurus yang paling
utama adalah menjaga hubungan dan menumbuhkan rasa kekeluargaan begitu
juga dengan melakukan interaksi yang positif ke pemuda sekitar” (Hasil
Wawancara Rabu 25 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek strategi terkait dengan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, yang paling mendasar para pengurus
Karang Taruna Balibina Bambe membangun hubungan dan rasa kekeluargaan
antara sesame pengurus guna menjaga harmonisasi organisasi agar tetap dapat
kompak dalam merencanakan dan melakukan setiap kegiatan serta melakukan
interaksi positif kepemuda setempat. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan
hasil observasi peneliti dilapangan bahwa, rasa kekeluargaan dan hubungan yang
baik dibangun antara sesama pengurus sangat baik, satu sama lain mereka saling
memberikan masukan dan informasi agar organisasinya dapat tetap eksis.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu IK salah satu dari
pemuda setempat, mengatakan bahwa :
“Kalau menurut saya teman-teman pengurus Karang Taruna Balibina Bambe
sangat baik dalam berinteraksi dan menjaga komunikasi kita sesama pemuda
sehingga tertarik untuk berumpul bersama membicarakan hal-hal yang positif
seperti bagaimana rencana untuk kerja bakti dan melakukan kegiatan yang
membangun tempat kita (Hasil Wawancara Jumat 27 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan strategi dalam manajemen organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe, pengurus karang taruna membangun interaksi
dan komunikasi yang baik terhadap pemuda setempat dengan membangun
42
hubungan kekeluargaan antara sesama dengan sering mengadakan dialog bersama
untuk membahas kegiatan-kegiatan positif yang akan dilaksanakan untuk
kepentingan bersama. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi
peneliti dilapangan yang kebetulan menghadiri perkumpulan (dialog) yang
diadakan pengurus Karang Taruna Balibina Bambe dengan pemuda setempat
untuk membahas kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait dengan aspek strategi dalam manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe maka disimpulkan bahwa dari segi ini, dari pihak Kelurahan
Batangmata Sapo sepenuhnya memberikan dukungan yang cukup positif terhadap
kegiatan-kegiatan sosial yang diperadakan oleh Karang Taruna Balibina Bambe.
Para pengurus dalam menjaga manajemen organisasi internalnya dengan
membangun hubungan dan rasa kekeluargaan antara sesama hingga melakukan
interaksi yang baik kepada pemuda setempat dengan mengajak untuk berkumpul
berdiskusi bersama membahas hal-hal positif dengan tetap menjaga rasa
persahabatan dan kekeluargaan.
b) Program
Karang Taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan masyarakat sekitar
terkhusus kalangan pemuda setiap program kerja yang dijalankan secara
keseluruhan menitik beratkan pada sifat kerjasama dan gotong royong. Program
kerja yang ada dari bidang Sosial masyarakat, keolahragaan yang membawa
manfaat bagi masyarakat banyak tentunya membutuhkan kerjasama dan
koordinasi yang baik antara setiap pihak yang terlibat. Berkaitan dengan aspek
program ini, peneliti kemudian mewawancarai MA selaku Lurah Batangmata
Sapo yang mengatakan bahwa :
43
“Baik jadi apabila kita berbicara tentang program dari adik-adik karang taruna
Balibina Bambe setau saya ada program dibidang sosial masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan kegiatan keolahragaan yang
tujuannya untuk semakin menjaga rasa persaudaraan dengan menjunjung
tinggi rasa persaudaraan yang baik” (Hasil Wawancara Senin 23 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek program terkait kegiatan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, dari pihak Kelurahan Batangmata
Sapo menanggapi bahwa dari Karang Taruna Balibina Bambe memiliki program
dibidang sosial masyarakat hingga program keolahragaan yang menumbuh
kembangkan rasa persaudaraan dikalangan masyarakat setempat. Hal tersebut di
atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa Karang
Taruna memilliki program kerja yang bergerak di bidang keolahragaan karena
menyelenggarakan kegiatan olahraga yang menjaring kalangan pemuda untuk
berpartisipasi. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AP
selaku Ketua Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan :
“Jadi kita dari Karang Taruna Balibina Bambe memiliki program yang
beragam namun apabila kita mau lebih mengspesifikannya program kita lebih
mengarah kepada bidang sosial masyarakat dan keolahragaan. Bidang sosial
masyarakat seperti berkomitmen untuk melakukan aksi sosial baik untuk
menjaga kebersihan hingga. Sedangkan untuk bidang keolahragaan seperti
kami beberapa kali mengadakan turnamen keolahragaan baik sepakbola,
badminton, bola volly dan sepak takraw yang tentunya untuk semakin
mempererat persatuan warga” (Hasil Wawancara Rabu 25 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek program terkait kegiatan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe memiliki program yang secara umum
untuk mengabdi untuk kepentingan masyarakat kelurahan Batangmata Sapo
dengan memberdayakan pemuda untuk melakukan aksi-aksi atau kegiatan yang
bermanfaat untuk kepentingan dan pembangunan lingkungan. Secara spesifik
44
program dari Karang Taruna Balibina Bambe di bidang sosial masyarakat seperti
memprakarsai dan konsisten dalam melakukan kegiatan positif untuk kepentingan
bersama dan bidang keolahragaan dimana merangkul berbagai kalangan terkhusus
pemuda untuk berkegiatan dan saling menjalin silaturahmi serta menjaga rasa
persaudaraan antara sesama. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil
observasi peneliti dilapangan bahwa kegiatan yang terlaksana diprakarsai oleh
teman-teman karang taruna Balibina Bambe. Selanjutnya hasil wawancara dengan
informan berikutnya yaitu DN salah seorang pemuda mengatakan bahwa :
“Kalau menurut pendapat saya program atau kegiatan yang terlaksana saya
rasa sudah cukup baik karena melibatkan kami-kami dalam melaksanakan
kegiatan tersebut. Program atau kegiatannya seperti menyangkut tentang
menjaga kelestarian lingkunagan dengan kerja bakti bersama hingga
melakukan hal-hal yang dirasa perlu untuk membantu masyarakat (pengabdian
masyarakat) dan juga kegiatan keolahragaan juga ada dan saya harap untuk
lebih di tingkatkan karena kita-kita sangat antusias kalau ada turnamen
sepakbola atau kegiatan olahraga” (Hasil Wawancara Jumat 27 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek program terkait kegiatan manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe masyarakat sekitar terkhusus pemuda
beranggapan sudah cukup baik kegiatan atau program yang dilaksanakan yang
menjurus kearah bidang sosial masyarakat dan bidang keolahragaan yang
diharapkan untuk terus ditingkatkan karena menarik antusias masyarakat untuk
berpartisipasi. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti
dilapangan yang kebetulan berpartisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat (kerja
bakti) yang dilakukan bersama teman-teman pengurus karang taruna dan
masyarakat terkhusus pemuda. Berdasarkan dari beberapa keterangan dari
informan yang bersangkutan terkait dengan aspek program dalam manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe maka disimpulkan bahwa dari segi ini,
45
Karang Taruna Balibina Bambe memiliki program yang secara umum untuk
mengabdi untuk kepentingan masyarakat kelurahan Batangmata Sapo dengan
memberdayakan pemuda untuk melakukan aksi-aksi atau kegiatan yang
bermanfaat untuk kepentingan dan pembangunan lingkungan. Secara spesifik
program dari Karang Taruna Balibina Bambe di bidang sosial masyarakat seperti
memprakarsai dan konsisten dalam melakukan kegiatan positif untuk kepentingan
bersama dan bidang keolahragaan dimana merangkul berbagai kalangan terkhusus
pemuda untuk berkegiatan dan saling menjalin silaturahmi. Serta diharapkan agar
program yang ada dapat lebih ditingkatkan sehingga dapat lebih bemanfaat bagi
masyarakat dan lingkungan.
Tabel 4.2
Program Perbidang Karang Taruna Balibina Bambe
No Bidang Jenis Kegiatan
1 Keorganiasian
Pengadaan buku induk seragam hingga kebutuhan
kesekretariatan
Mengakomodir pertemuan rutin baik internal maupun
eksternal
Penertiban surat menyurat
2 Kegiatan
Merumuskan dan mengusulkan tentang sistem dan
mekanisme pelaksanaan kegiatan apapun yang
melibatkan organisasi baik internal maupun eksternal
Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan yang
dianggap perlu menyesuaikan dengan kondisi dan situasi
yang dihadapi
Menyelenggarakan kegiatan yang pemberdayaan
masyarakat terkhusus pemuda
3 Humas
Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan
pihak lain untuk persiapan kegiatan
Bertindak Selaku juru bicara organisasi yang berwenang
menjembatani kepentingan organisasi dengan pihak pers
dan masyarakat.
Mendata dan menginventarisir aktivitas Hubungan
Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan yang sudah ada
untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan
lebih lanjut.
Sumber : Bidang Keorganisasian Karang Taruna Balibima Bambe 2020
46
2. Pengorganisasian
Tata kelola yang berlangsung disetiap rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Karang Taruna Balibina Bambe dengan melibatkan masyarakat
secara terkhusus pemuda tentunya dibutuhkan pengorganisasian yang baik agar
proses dalam keberlangsungan kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
a) Sumber daya
Organisasi menggunakan sumber daya organisasinya sebagai sarana untuk
mencapai tujuan. Penggunaan sumber daya baik sumber daya manusia maupun
sumber daya lainnya secara optimal dapat memberikan manfaat dalam pencapaian
keberlangsungan organisasi itu sendiri. Peneliti kemudian mewawancarai MA
selaku Lurah Batangmata Sapo mengatakan bahwa :
“Kalau berkaitan dengan hal sumber daya disini, kita pertama-tama dari pihak
Pemerintah Kelurahan Batangmata Sapo secara keseluruhan sangat
mensupport teman-teman dari Karang Taruna. Jika memnag ada kebutuhan
yang memang penting untuk segera di penuhi tinggal bagaimana pengajuan
proposal pengadaan barang yang harus baik agar kita bisa pertimbangkan
untuk diperadakan” (Hasil Wawancara Senin 23 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek sumber daya terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, dari pihak kelurahan Batangmata Sapo
secara keseluruhan sangat mendukung pergerakan dari Karang Taruna Balibina
Bambe sehingga jika membutuhkan bantuan berupa sumber daya (dalam artian
barang) bisa utarakan melalui pengajuan proposal yang baik dan jelas sehingga
bisa dipertimbangkan untuk dipenuhi. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan
hasil observasi peneliti bahwa di sekretariat Karang Taruna Balibina Bambe
terdapat beberapa barang inventaris baik dari hasil swadaya anggota hingga
bantuan pemerintah kelurahan seperti peralatan penunjang keorganisasian
47
(komputer dan printer) hingga kebutuhan dalam pengembangan keolahragaan.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AP selaku ketua
Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan bahwa :
“Baik jadi berbicara mengenai sumber daya dalam hal ini, untuk sumber daya
manusia kita jajaran pengurus aktif Karang Taruna Balibina Bambe terhitung
sebanyak 16 orang yang terdiri dari ketua hingga jajarannya (3 bidang yaitu
bidang keorganisasian, kegiatan dan hubungan masyarakat). Kemudian untuk
sumber daya pendukung, kita ada beberapa barang inventaris yang diperoleh
tahun 2018 lalu seperti computer, printer alat-alat untuk olahraga seperti itu.
Dan tentunya dukungan yang cukup baik dari pemerintah kelurahan dan
masyarakat sekitar” (Hasil Wawancara Rabu 25 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek sumber daya terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, untuk sumber daya manusia jajaran
pengurus organisasi karang taruna ini terhitung 16 orang yang terdiri dari jajaran
ketua hingga ke bidang-bidang yang ada seperti bidang kegiatan, keorganisasian
dan hubungan masyarakat. Kemudian untuk smber daya pendukung organisasi
terdapat beberapa barang inventaris yang diperoleh dari tahun 2018 untuk
dipergunakan dengan bijak dan seperlunya seperti peralatan komputer, printer
hingga peralatan pendukung keolahragaan. Hal tersebut di atas cukup sesuai
dengan hasil observasi peneliti bahwa terdapat peralatan penunjang
keorganisasian yang bersifat inventaris yang diperadakan pada tahun 2018.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu SP salah satu
pengurus Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan bahwa :
“Untuk sumber daya saya rasa kita dari organisasi pengurus aktif berjumlah
16 orang sudah termasuk ketua hingga jajarannya beserta bidang kegiatan
pengorganisasian dan hubungan masyarakat. Kemudian yang lain seperti
bantuan pengadaan lahan yang dijadikan lapangan serba guna dari pihak
kelurahan dan bantuan-bantuan untuk kepentingan sekretariat kami” (Hasil
Wawancara Kamis 26 Maret 2020).
48
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek sumber daya terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, dalam menjaga kinerja dan kontribusi
organisasi tentunya diiringi dengan keberadaan sumber daya yang mencukupi
begitu halnya dengan Karang Taruna Balibina Bambe yang secara sumber daya
manusianya terhitung sebanyak 16 orang pegurus aktif kemudian dari sumber
daya pendukung lainnya baik fasilitas pendukung kegiatan keolahragaan hingga
kebutuhan kesekretariatan semuanya berasal dari hasil swadaya dan bantuan
pemerintah kelurahan setempat. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil
observasi peneliti bahwa sumber daya yang dimiliki oleh Karang Taruna Balibina
Bambe bersumber dari bantuan pemerintah kelurahan Batangmata Sapo hingga
dana swadaya anggota organisasi.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait dengan aspek sumber daya dalam manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe maka disimpulkan bahwa dari segi ini, dari pihak kelurahan
Batangmata Sapo secara keseluruhan sangat mendukung pergerakan dari Karang
Taruna Balibina Bambe sehingga jika membutuhkan bantuan berupa sumber daya
(dalam artian barang) bisa utarakan melalui pengajuan proposal yang baik dan
jelas sehingga bisa dipertimbangkan untuk dipenuhi. Untuk sumber daya manusia
jajaran pengurus organisasi karang taruna ini terhitung 16 orang yang terdiri dari
jajaran ketua hingga ke bidang-bidang yang ada seperti bidang kegiatan,
keorganisasian dan hubungan masyarakat. Kemudian untuk smber daya
pendukung organisasi terdapat beberapa barang inventaris yang diperoleh dari
bantuan pemerintah kelurahan Batangmata Sapo hingga dana swadaya anggota
organisasi.
49
Tabel 4.3
Inventaris Karang Taruna Balibina Bambe
No Nama Barang Jumlah Kondisi Tahun Sumber
1 Stempel 2 Baik 2018 Swadaya
2 Alat tulis 8 Baik 2018 Swaday
3 Printer 1 Baik 2018 Kelurahan
4 Komputer 1 Baik 2018 Kelurahan
5 Buku catatan besar 4 Baik 2018 Swadaya
6 Lapangan Tenis Meja 1 Baik 2018 Kelurahan
7 Bet 6 Baik 2018 Swadaya
8 Net Tenis Meja 1 Baik 2018 Kelurahan
9 Bola pimpong 6 Baik 2018 Swadaya
10 Lapangan multi fungsi 1 Baik 2018 Kelurahan
11 Net sepak takraw 1 Baik 2018 Kelurahan
12 Bola sepak takraw 3 Baik 2018 Swadaya
13 Net bola volli 1 Baik 2018 Kelurahan
14 Bola volli 2 Baik 2018 Swadaya
15 Net badminton 1 Baik 2018 Kelurahan
16 Raket badminton 4 Baik 2018 Kelurahan
17 Shuttle Cock 12 Baik 2018 Swadaya
Sumber : Bidang Keorganisasian Karang Taruna Balibima Bambe 2020
b) Operasional
Kondisi wilayah kelurahan Batangmata Sapo dengan kondisi lingkungan
yang cenderung tropis ditambah dekat dengan daerah laut dan memiliki potensi
alam yang cukup baik (pantai pasir putih) tentunya mengharuskan Karang Taruna
Balibina Bambe untuk selalu aktif dalam melakukan kegiatan untuk menjaga
lingkungan. Secara operasional tentunya dalam sebuah organisasi harus dilakukan
pembagian divisi dan bidang tertentu agar dapat terlaksana dengan baik. Peneliti
kemudian mewawancarai MA selaku Lurah Batangmata Sapo mengatakan :
“Secara umum saya rasa bahwa dengan lingkungan kita (Kelurahan
Batangmata Sapo) memiliki kondisi lingkungan yang cukup baik dengan
keadaan tropis dan dekat dengan daerah laut saya harap Karang Taruna
Balibina Bambe untuk tetap menjaga eksistensinya dengan melakukan
kegiatan-kegiatan positif dengan melibatkan masyarakat sekitar dengan
menjaga kebersihan dengan rutin melakukan kegiatan seamacam kerja bakti.”
(Hasil Wawancara Senin 23 Maret 2020).
50
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek operasional terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, secara umum dengan kondisi
lingkngan Kelurahan Batangmata Sapo yang cenderung tropis dan berpantai dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena cukup baik dijadikan sebagai tempat
wisata sehingga disinilah peran dari organisasi Karang Taruna untuk dapat
memberikan sumbangsih kepada daerahnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan
yang positif. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti
bahwa kondisi lingkungan kelurahan Batanngmata Sapo yang dominan daerah
dekat dengan laut tentunya harus dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AP selaku ketua
Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan :
“Jadi secara operasionalnya, kita di organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
ini dalam melakukan perencanaan dan melaksanakan suatu kegiatan yang
melibatkan masyarakat terkhusus pemuda, sebelumnya dilakukan pembahasan
secara internal oleh sesama pengurus agar secara operasional nantinya kita
bisa lebih kompak dan terkordinir dengan baik” (Hasil Wawancara Rabu 25
Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek operasional terkait dengan
manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam perencanaan hingga
pelaksanaan suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat terkhusus pemuda sekitar
Kelurahan Batangmata Sapo, organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
sebelumnya melakukan pembahasan melalui rapat secara internal sesama
pengurus untuk membahas hal-hal operasional dalam kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terkoordinir
dengan baik. Hal tersebut di atas juga cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti
51
pada saat berkunjung ke sekretariat Karang Taruna Balibina Bambe yang
kebetulan sedang melakukan pembasahan internal sesaat sebelum melakukan
pertemuan dengan masyarakat untuk merencanakan kegiatan bersih lingkungan.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu ZA salah satu
pengurus Karang Taruna Balibina Bambe, mengatakan bahwa :
“Kalau operasional dalam organisasi ini saya rasa hal tersebut sudah diatur
oleh Ketua Organisasi dan sekretarisnya sehingga kita para pengurus tentunya
akan diberikan tugas masing-masing dalam melakukan suatu tugas yang
diberikan” (Hasil Wawancara Kamis 26 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek operasional terkait dengan
manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, hal terseut telah diatur
oleh jajaran pengurus organisasi tersebut sehingga pada saat ingin melakukan
perencanaan dan melaksanakan kegiatan, para jajaran pengurus telah mengetahui
dan mengerjakan bidang operasionalnya masing-masing. Hal tersebut di atas juga
cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti karena organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe ini memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga pembagian
wewenang setiap anggota dapat terlaksana dengan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang kemudian
disimpulkan terkait dengan aspek operasional dalam manajemen organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe maka disimpulkan bahwa dengan kondisi
lingkungan Kelurahan Batangmata Sapo yang cenderung tropis karena berdekatan
dengan daerah laut yang juga cukup baik untuk dikelola menjadi tempat wisata
mengharuskan organisasi Karang Taruna Balibina Bambe harus berperan aktif
dalam memberikan kontribusi bagi daerahnya dengan melakukan kegiatan-
kegiatan positif yang tentunya melibatkan masyarakat terkhusus pemuda sehingga
tentunya dari segi operasionalnya harus terkoordinir dengan baik.
52
3. Penggerakkan
Tercapainya pelaksanaan kegiatan dalam sebuah organisasi tidak terlepas
dari kontribusi setiap pelaku organisasi yang terlibat, dalam hal ini organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe beserta masyarakat Kelurahan Batangmata Sapo
terkhusus kalangan pemudanya. Sehingga dalam melaksanakan suatu kegiatan,
mulai dar perencanaan hingga pelaksanaannya tentu harus dilandasi dengan
komunikasi yang baik.
a) Komunikasi
Kegiatan yang dilaksanakan tentunya harus dilandasi dengan komunikasi
yang baik sebab komunikasi sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah
kegiatan yang akan dilaksanakan apalagi melibatkan berbagai unsur. Berkaitan
dengan aspek prosedur/aturan ini, peneliti kemudian mewawancarai MA selaku
Lurah Batangmata Sapo mengatakan bahwa :
“Saya rasa berkaitan dengan hal komunikasi tentunya setiap pihak yang
terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh teman-teman organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe berlangsung cukup baik dan tentunya hal
tersebut harus selalu dijaga agar kegiatan bisa berjalan dengan baik.” (Hasil
Wawancara Senin 23 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek komunikasi terkait dengan
manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, dalam menjaga
terlaksananya perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan yang baik harus didasari
dengan komunikasi yang baik antara setiap pihak yang terkait sehingga kegiatan
yang dimaksudkan dapat terselenggara dengan optimal apa lagi dengan kegiatan
Karang Taruna Balibina Bambe yang melibatkan masyarakat sekitar terkhusus
pemudanya. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti yang
melihat dan merasakan langsung suasana keakraban yang dibangun oleh jajaran
53
pengurus organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dengan masyarakat terkhusus
pemuda pada saat pelaksanaan rapat bersama. Selanjutnya hasil wawancara
dengan informan berikutnya yaitu AP selaku ketua organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe mengatakan bahwa :
“Dari pihak kami (Karang Taruna Balibina Bambe) tentunya sangat menjaga
hal tersebut (komunikasi yang baik) karena kita ketahui bersama bahwa setiap
pihak yang berkecimpung didalam suatu kegiatan harus saling berkomunikasi
dengan baik untuk mengetahui hal-hal apa saja yang penting untuk dilakukan
untuk kelancaran kegiatan yang dimaksud. Dan terlebih dahulu kita juga
pastinya membangun dan menjaga komunikasi secara internal organisasi”
(Hasil Wawancara Selasa 16 April 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe, setiap pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan
suatu kegiatan harus didasari dengan komunikasi yang baik begitu juga pada
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
dengan melibatkan masyarakat tekhusus pemuda setempat. Hal tersebut di atas
juga cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti yang sempat ikut dalam rapat
internal pembahasan rencana kerja bakti yang akan dilaksanakan yang disitu
menunjukkan bagaimana komunikasi yang terjalin antar sesama pengurus
sangatlah baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu
DN salah satu pemuda Kelurahan Batangmata Sapo, mengatakan bahwa :
“Kalau untuk hal komunikasi.. ya kita disini saya rasa dalam melakukan
kegiatan dengan teman-teman Karang Taruna tentu berkomunikasi dengan
baik. Semisal dalam setiap pertemuan yang kami lakukan kita-kita saling
bertanya dan berdiskusi hal-ha apa saja yang harus dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan” (Hasil Wawancara Jumat 27 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek komunikasi terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, komunikasi yang terjalin antara setiap
54
pihak dalam melaksanakan suatu kegiatan tergolong cukup baik contohnya pada
saat pertemuan yang dilaksanakan dengan masyarakat sekitar terkhusus pemuda
sebelum meaksanakan kegiatan kerja bakti, antara masyarakat yang hadir dan
pengurus organisasi Karang Taruna Balibina Bambe saling berdiskusi dengan
baik. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti pada saat
menghadiri pertemua yang diadakan oleh pengurus organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe degan masyarakat terkhusus pemuda setempat yang terlihat
cukup aktif dalam membahas hal yang dianggap penting untuk kegiatan.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait dengan aspek komunikasi dalam manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari sebuah
kegiatan yang dilaksanakan bermuara dari aspek komunikasi yang terjalin dan
terjaga dengan baik. Komunikasi yang dimaksudkan pada perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan Karang Taruna Balibina Bambe tergolong cukup baik
karena setiap sebelum merencanakan suatu kegiatan hingga pada tahap
pelaksanaannya selalu dikomunikasikan dalam pertemuan dan dialog bersama
yang diadakan sebelum melaksanakan kegiatan secara bersama-sama.
b) Koordinasi
Keberlangsungan manajemen organisasi baik di bentuk organisasi
pemerintahan maupun organisasi lainnya membagi berbagai tugas sesuai dengan
kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh setiap sumber daya manusia. Secara
umum pengertian koordinasi adalah proses mensinergikan dan menyeimbangkan
segala aktivitas dalam pekerjaan antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk
meraih tujuan tiap-tiap pihak sekaligus tujuan bersama. Peneliti kemudian
mewawancarai MA selaku Lurah Batangmata Sapo mengatakan bahwa :
55
“Untuk koordinasi saya rasa secara lebih teknis dan terkhusus ketua dari
karang taruna Balibina Bambe akan menjelaskannya secara mendetail, namun
dari pandangan saya tentunya dari teman-teman karang taruna harus selalu
mengkoordinasikan apapun yang ingin dilakukan apa lagi yang melibatkan
pengerahan masyarakat dalam jumlah banyak tentunya kita dari pihak
kelurahan harus mengetahui itu semua. Dan sejauh ini saya rasa koordinasi
yang berlangsung sudah cukup baik ” (Hasil Wawancara Senin 23 Maret
2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek koordinasi terkait manajemen
organisasi, Karang Taruna Balibina Bambe harus selalu untuk menjaga koordinasi
dengan pihak pemerintah kelurahan Batangmata Sapo baik dalam hal
menjalankan kegiatan hingga berkoordinasi untuk mendiskusikan kebutuhan apa
saja yang dianggap perlu untuk kemajuan organisasi agar dapat lebih bermanfaat
bagi masyarakat terkhusus pemuda setempat. Hal tersebut di atas cukup sesuai
dengan hasil observasi peneliti bahwa Karang Taruna Balibina Bambe dalam
setiap pergerakannya selalu menjaga koordinasi dengan pihak kelurahan
Batangmata Sapo. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu
AP selaku ketua Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan :
“Jadi untuk hal koordinasi disini, dari segi keorganisasian kita secara internal
pada saat penentuan jajaran pengurus yang mengisi jabatan hingga beberapa
bidang adanya tentu melalui proses koordinasi seperti musyawarah bersama
agar penempatan teman-teman bisa sesuai dengan kompetensinya seperti itu.
Contoh semisal ada yang gemar untuk berolahraga diposisikan dibidang
kegiatan kemudian yang gemar untuk mengelola tata tertib pengadministrasian
persuratan kita posisikan dibidang keorganisian. Dan tentunya koordinasi kita
dengan pihak kelurahan kami terus jaga dengan baik” (Hasil Wawancara Rabu
25 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek koordinasi terkait manajemen
organisasi, dari penempatan jajaran pengurus organisasi ini disesuaikan dengan
kebutuhan bidang dan melalui tahapan koordinasi melalui fasilitas musyawarah
56
sehingga mendengarkan suara setiap pengurus organisasi dalam menempati
posisi-posisi terntentu untuk menggerakkan roda organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti
bahwa teman-teman di setiap bidang yang ada di Karang Taruna Balibina Bambe
menjalankan tugasnya sudah dengan baik karena berdasarkan dari kegemaran
pribadi yang bersangkutan. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan
berikutnya yaitu IK salah seorang pemuda di lingkungan setempat mengatakan
bahwa :
“kalau dari pendapat saya yang berposisi sebagai pemuda sekitar sini, saya
rasa dari teman-teman pengurus karang Taruna Balibina Bambe selalu
menjaga koordinasi kepada kami dengan sangat baik ya.. mengapa saya
katakana begitu karena mereka selalu melakukan interaksi kepada kami
dengan mengadakan perkumpulan untuk bercerita santai hingga bercerita
menyangkut kepentingan lingkungan kelurahan kita” (Hasil Wawancara Jumat
27 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek koordinasi terkait manajemen
organisasi, dari masyarakat terkhusus pemuda setempat di Kelurahan Batangmata
Sapo berpandangan positif terhadap koordinasi yang dilakukan oleh jajaran
pengurus Karang Taruna Balibina Bambe karena selalu melibatkan masyarakat
terkhusus pemuda dalam merencanakan suatu kegiatan dan menjaga tali
persaudaraan melalui ajang perkumpulan santai. Hal tersebut di atas cukup sesuai
dengan hasil observasi peneliti yang sempat menghadiri acara perkumpulan yang
dimaksudkan suasana yang tercipta sangat cair antara pengurus karang taruna dan
masyarakat terkhusus pemuda.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait dengan aspek koordinasi dalam manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe maka dapat disimpulkan bahwa Karang Taruna Balibina Bambe
57
harus selalu untuk menjaga koordinasi dengan pihak pemerintah kelurahan
Batangmata Sapo baik dalam hal menjalankan kegiatan hingga berkoordinasi
untuk mendiskusikan kebutuhan apa saja yang dianggap perlu untuk kemajuan
organisasi. Kemudian penempatan jajaran pengurus organisasi ini disesuaikan
dengan kebutuhan bidang dan melalui tahapan koordinasi melalui fasilitas
musyawarah sehingga mendengarkan suara setiap pengurus organisasi dalam
menempati posisi-posisi terntentu untuk menggerakkan roda organisasi. Karang
Taruna Balibina Bambe karena selalu melibatkan masyarakat terkhusus pemuda
dalam merencanakan suatu kegiatan dan menjaga tali persaudaraan melalui ajang
perkumpulan santai.
4. Pengawasan
Pengawasan mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali
dalam sebuah manajemen organiasi, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji
apakah dalam pelaksanaan kegiatan tertib, terarah atau tidak. Apabila pelaksanaan
kegiatan tidak terarah, maka tujuan yang dimaksud tidak akan tercapai.
a) Tanggung Jawab
Suatu proses pengawasan didalam sebuah pelaksanaan kegiatan
didalamnya terdapat aspek tanggung jawab yang harus terpenuhi dan dijaga oleh
pelaku setiap pihak yang terlibat terkhusus jajaran pengurus organisasi Karang
Taruna Balibina Bambe yang memprakarsai diadakannya kegiatan yang melibatka
masyarakat terkhusus pemuda setempat. Berkaitan dengan aspek tanggung jawab
ini, peneliti kemudian mewawancarai MA selaku lurah Batangmata Sapo yang
mengatakan bahwa :
“Jadi saya rasa untuk tanggung jawab dalam pengawasan kegiatan yang
melibatkan unsur masyarakat.. kita dari pihak Kelurahan juga selalu berpesan
kepada teman-teman Karang Taruna untuk selalu menjaga ketertiban dalam
berkegiatan” (Hasil Wawancara Senin 23 Maret 2020).
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek tanggung jawab terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, pihak Kelurahan Batangmata Sapo
selalu berpesan kepada jajaran pengurus Karang Taruna agar selalu menjaga
ketertiban baik dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan karena ini
melibatkan unsur masyarakat terkhusus pemuda sekitar demi kemajuan daerah
Kelurahan Batangmata Sapo dan kebaikan bersama. Hal tersebut di atas cukup
sesuai dengan hasil observasi peneliti dilapangan yang menemukan bahwa dari
pihak pemerintah Kelurahan Batangmata Sapo secara umum memberikan
dukungan yang positif untuk mendukung eksistensi organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe dengan catatan harus tetap menjaga ketertiban bersama.
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AP selaku ketua
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe. Enrekang mengatakan :
“Kalau menurut saya sebagai Ketua Oganisasi ini, tentu kita dalam melakukan
perencanaan, pertemuan internal hingga pertemuan bersama masyarakat kita
tentu melakukan yang terbaik dan sesuai dengan tanggung jawab kami sebagai
motor penggerak masyarakat tekhusus pemuda dalam melakukan kegiatan
untuk membangun daerah kita (Kelurahan Batangmata Sapo)” (Hasil
Wawancara Rabu 25 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek tanggung jawab terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, pihak dari organisasi tersebut selalu
berusaha untuk melakukan yang terbaik dan sesuai dengan tanggung jawab
sebagai organisasi motor penggerak masyarakat tekhusus pemuda dalam
melakukan kegiatan untuk membangun mulai dari perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi
peneliti bahwa dalam menjaga eksistensinya organisasi Karang Taruna Balibina
59
Bambe setiap pengurus diberikan anggungjawab masing-masing sesuai dengan
bidang tugasnya. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu
SP salah satu pengurus organisasi Karang Taruna Balibina Bambe yang
mengatakan bahwa :
“Berkaitan dengan hal tanggung jawab saya rasa, dari kita Karang Taruna
Balibina Bambe bertanggungjawab untuk selalu menggerakkan masyarakat
terkhusus pemuda untuk melaksanakan kegiatan sosial untuk menjaga
keamanan hingga ketertiban daerah kita ini (Kelurahan Batangmata Sapo)”
(Hasil Wawancara Kamis 26 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek tanggung jawab terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, organisasi tersebut memiliki tanggung
jawab dan harus berperan penting dalam menggerakkan masyarakat terkhusus
pemuda ntuk bersama-sama melakukan kegiatan yang positif untuk kemajuan
daerah Kelurahan Batangmata Sapo dan kebaikan bersama. Hal tersebut di atas
cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti bahwa untuk menggerakkan
masyarakat terkhusus pemuda dibutuhkan peran dan kontribusi nyata dari
organisasi Karang Taruna sebagai motor penggerak adanya kegiatan positif.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait aspek tanggung jawab manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kelurahan Batangmata Sapo selalu
berpesan kepada jajaran pengurus Karang Taruna agar selalu menjaga ketertiban
baik dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan serta bertanggung jawab
penuh dalam berkegiatan karena ini melibatkan unsur masyarakat terkhusus
pemuda sekitar demi kemajuan daerah Kelurahan Batangmata Sapo dan kebaikan
bersama apa lagi organisasi Karang Taruna dapat dikatakan sebagai motor
penggerak adanya kegiatan positif dilingkungan Kelurahan Batangmata Sapo.
60
b) Pencapaian
Setiap organisasi memiliki tujuan dan langkah-langkah yang diprioritaskan
agar tujuan organisasi itu sendiri dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Pencapaian yang tentunya diraih oleh sebuah organisasi tidak terlepas dari
kontribusi internal organisasi hingga eksternal. Peneliti kemudian mewawancarai
MA selaku Lurah Batangmata Sapo mengatakan bahwa :
“Untuk pencapaian dalam hal ini, sepengetahhuan saya semenjak Karang
Taruna Balibina Bambe kembali aktif karena sempat vakum dengan beberapa
alasan, dari segi kegiatan kemasyarakatan terbilang cukup intensif karena
seing mengadakan kegiatan kerja bakti yang menjaga lingkungan kita
bersama. Kemudian jika terjadi semacam suatu kejadian yang mengharuskan
dilaksanakan aksi sosial seperti penggalangan dana, teman-teman karang
taruna terbilang cepat untuk turun melakukan tindakan” (Hasil Wawancara
Senin 23 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek pencapaian terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, dari pandangan pemerintah kelurahan
Batangmata Sapo yang cukup terasa semenjak kembali hadirnya eksis Karang
Taruna Balibina Bambe yang sempat vakum karena berbagai sebab adalah dengan
intensifnya kegiatan sosial seperti kerja bakti untuk menjaga kelestarian
lingkungan (bersih pantai, dan bersih masjid dan lingkungan) hingga kegiatan
amal yang dilakukan ketika terjadi kejadian yang mengharuskan adanya langkah
cepat. Hal tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti yang juga
sempat ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih pantai yang dipelopori oleh
Karang Taruna balibina bambe yang melibatkan masyarakat terkhusus pemuda
setempat. Pada kegiatan tersebut menurut penilaian saya terkoordinir dan
terlaksana dengan cukup baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan
berikutnya yaitu AP selaku ketua Karang Taruna Balibina Bambe mengatakan :
61
“Kalau berbicara pencapaian yang kami lakukan, seperti kami mempelopori
adanya gerakan bersih pantai dan bersih lingkugan yang sebelumnya memang
ada namun tidak berjalan secara berkelanjutan. Kami mengemas kegiatan
tersebut agar lebih fun dan menarik minat masyarakat terkhusus pemuda untuk
berpartisipasi karena konsepnya yang seperti rekreasi. Kemudian kita juga
pernah mendapat predikat juara 3 sepak takraw antara kelurahan pada
perayaan 17 agustus tahun lalu. Saya rasa itu semua pencapaian yang harus
disyukuri dan kedepannya untuk ditingkatkan” (Hasil Wawancara Rabu 25
Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek pencapaian terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, setelah aktifnya kembali organisasi
tersebut selepas vakum gerakan bersih pantai dan lingkungan yang sebelumya ada
namun tidak intensif kembali aktifkan oleh pasca aktifnya Karang Taruna karena
dikemas dengan konsep yang lebih menyenangkan sehingga menarik masyarakat
terkhusus kalangan pemuda untuk berpartisipasi. Hal tersebut di atas cukup sesuai
dengan hasil observasi peneliti yang juga sempat ikut berpartisipasi dalam
kegiatan bersih pantai yang suasananya begitu cair dan santai sehingga terasa
seperti piknik sembari memberishkan sampah-sampah yang terbawa arus ombak
kebibir pantai. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu
DN salah seorang pemuda setempat mengatakan bahwa :
“Menurut saya dari pandangan masayarakat, pencapaian yang dicapai
semenjak organisasi karang taruna ini aktif kembali setelah vakum adalah
lebih intensifnya kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat seperti
kegiatan bersih-bersih hingga kegiatan keolahragaan yang sangat menarik
minat anak muda untuk ikut berpartisipasi dan bersama-sama menjaga
silaturahmi” (Hasil Wawancara Jumat 27 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui dan
disimpulkan bahwa berkaitan dengan aspek pencapaian terkait manajemen
organisasi Karang Taruna Balibina Bambe, pencapaian yang dicapai semenjak
organisasi karang taruna ini aktif kembali setelah vakum yaitu meningkatnya
62
intensitas kegiatan yang dilakukan baik kegiatan yang bersifat sosial (kerja bakti
dan bersih pantai) hingga kegiatan pengembangan minat dan kegemaran dibidang
olahraga yang menarik masyarakat terkhusus pemuda untuk berpartisipasi. Hal
tersebut di atas cukup sesuai dengan hasil observasi peneliti yang secara langsung
menyaksikan kegiatan kerja bakti dan kegiatan keolahragaan yang dilakukan.
Berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan
terkait aspek pencapaian dalam manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe dapat disimpulkan bahwa dari pandangan pemerintah kelurahan
Batangmata Sapo yang cukup terasa semenjak kembali hadirnya eksis Karang
Taruna Balibina Bambe yang sempat vakum karena berbagai sebab adalah dengan
intensifnya kegiatan sosial seperti kerja bakti untuk menjaga kelestarian
lingkungan (bersih pantai, dan bersih masjid dan lingkungan) hingga kegiatan
amal yang dilakukan ketika terjadi kejadian yang mengharuskan adanya langkah
cepat. Gerakan bersih pantai dan lingkungan yang sebelumya ada namun tidak
intensif kembali aktifkan oleh pasca aktifnya Karang Taruna karena dikemas
dengan konsep yang lebih menyenangkan sehingga menarik masyarakat terkhusus
kalangan pemuda untuk berpartisipasi
C. Pembahasan
Manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam
memberdayakan pemuda di Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar yang meliputi indikator pertama
yaitu (1) Perencanaan dengan aspek strategi dan program, selanjutnya indikator
(2) Pengorganisasian yang ditinjau melalui aspek sumber daya dan operasional,
kemudian indikator (3) Penggerakkan dengan aspek komunkasi dan koordinasi,
dan indikator (4) Pengawasan dengan aspek tanggung jawab dan pencapaian.
63
Indkator perencanaan, dalam aspek strategi dari pihak Kelurahan
Batangmata Sapo sepenuhnya memberikan dukungan yang cukup positif terhadap
kegiatan-kegiatan sosial yang diperadakan oleh Karang Taruna Balibina Bambe.
Para pengurus dalam menjaga manajemen organisasi internalnya dengan
membangun hubungan dan rasa kekeluargaan antara sesama hingga melakukan
interaksi yang baik kepada pemuda setempat dengan mengajak untuk berkumpul
berdiskusi bersama membahas hal-hal positif dengan tetap menjaga rasa
persahabatan dan kekeluargaan. Kemudian terkait dengan aspek program, Karang
Taruna Balibina Bambe memiliki program yang secara umum untuk mengabdi
untuk kepentingan masyarakat kelurahan Batangmata Sapo dengan
memberdayakan pemuda.
Secara spesifik program dari Karang Taruna Balibina Bambe di bidang
sosial masyarakat seperti memprakarsai dan konsisten dalam melakukan kegiatan
positif untuk kepentingan bersama dan bidang keolahragaan dimana merangkul
berbagai kalangan terkhusus pemuda untuk berkegiatan dan saling menjalin
silaturahmi. Serta diharapkan agar program yang ada dapat lebih ditingkatkan
sehingga dapat lebih bemanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana
penelitian oleh Angga Yudana Saputra dkk (2016) terkait Peranan Karang
Taruna dalam Manajemen Pembinaan pemuda, dalam membina remaja, karang
taruna memotivasi kalangan remaja, mengorganisir setiap permasalahan,
mengadakan pelatihan dan memberikan sosialisasi tentang bahaya penggunaan
narkoba bagi remaja.
Sumber daya dalam manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe, dari pihak kelurahan Batangmata Sapo secara keseluruhan sangat
mendukung pergerakan dari Karang Taruna Balibina Bambe sehingga jika
64
membutuhkan bantuan berupa sumber daya (dalam artian barang) bisa utarakan
melalui pengajuan proposal yang baik dan jelas sehingga bisa dipertimbangkan
untuk dipenuhi. Untuk sumber daya manusia jajaran pengurus organisasi karang
taruna ini terhitung 16 orang yang terdiri dari jajaran ketua hingga ke bidang-
bidang yang ada seperti bidang kegiatan, keorganisasian dan hubungan
masyarakat. Kemudian untuk smber daya pendukung organisasi terdapat beberapa
barang inventaris yang diperoleh dari bantuan pemerintah kelurahan Batangmata
Sapo hingga dana swadaya anggota organisasi.
Kemudian aspek operasional dalam manajemen organisasi Karang Taruna
ini, dengan kondisi lingkungan Kelurahan Batangmata Sapo yang cenderung
tropis karena berdekatan dengan daerah laut yang juga cukup baik untuk dikelola
menjadi tempat wisata mengharuskan organisasi Karang Taruna Balibina Bambe
harus berperan aktif dalam memberikan kontribusi bagi daerahnya dengan
melakukan kegiatan-kegiatan positif yang tentunya melibatkan masyarakat
terkhusus pemuda sehingga tentunya dari segi operasionalnya harus terkoordinir
dengan baik. Sebagaimana Penelitian oleh Bayu Setiyo Pamungkas (2018)
tentang Karang Taruna dalam Kegiatan Gotong Royong, bahwa peranan pemuda
karang taruna dalam wujud kegiatan gotong royong yang dilakukan yaitu 1)
dalam hal kematian, sakit dan kecelakaan. Dimana keluarga yang sedang
menderita mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda-benda, 2) dalam
hal pekerjaan sekitar rumah tangga, 3) dalam acara lainnya. Dalam hal ini
masyarakat saling membagi tugas agar dapat efektif kegiatannya.
Aspek komunikasi dalam manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe, keberhasilan dari sebuah kegiatan yang dilaksanakan bermuara dari aspek
komunikasi yang terjalin dan terjaga dengan baik. Komunikasi yang
dimaksudkan pada perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan Karang Taruna
65
Balibina Bambe tergolong cukup baik karena setiap sebelum merencanakan suatu
kegiatan hingga pada tahap pelaksanaannya selalu dikomunikasikan dalam
pertemuan dan dialog bersama yang diadakan sebelum melaksanakan kegiatan
secara bersama-sama. Kemudian aspek koordinasi dalam manajemen organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe harus selalu untuk menjaga koordinasi dengan
pihak pemerintah kelurahan Batangmata Sapo baik dalam hal menjalankan
kegiatan hingga berkoordinasi untuk mendiskusikan kebutuhan apa saja yang
dianggap perlu untuk kemajuan organisasi. Kemudian penempatan jajaran
pengurus organisasi ini disesuaikan dengan kebutuhan bidang dan melalui tahapan
koordinasi melalui fasilitas musyawarah sehingga mendengarkan suara setiap
pengurus organisasi dalam menempati posisi-posisi terntentu untuk
menggerakkan roda organisasi. Karang Taruna Balibina Bambe karena selalu
melibatkan masyarakat terkhusus pemuda dalam merencanakan suatu kegiatan
dan menjaga tali persaudaraan melalui ajang perkumpulan santai.
Aspek tanggung jawab manajemen organisasi Karang Taruna Balibina
Bambe, jajaran pengurus Karang Taruna agar selalu menjaga ketertiban baik
dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan serta bertanggung jawab
penuh dalam berkegiatan karena ini melibatkan unsur masyarakat terkhusus
pemuda sekitar demi kemajuan daerah Kelurahan Batangmata Sapo dan kebaikan
bersama apa lagi organisasi Karang Taruna dapat dikatakan sebagai motor
penggerak adanya kegiatan positif dilingkungan Kelurahan Batangmata Sapo.
Kemudian aspek pencapaian dalam manajemen organisasi Karang Taruna
Balibina Bambe, pemerintah kelurahan Batangmata Sapo yang cukup terasa
semenjak kembali hadirnya eksis Karang Taruna Balibina Bambe yang sempat
vakum karena berbagai sebab adalah dengan intensifnya kegiatan sosial seperti
kerja bakti untuk menjaga kelestarian lingkungan (bersih pantai, dan bersih masjid
66
dan lingkungan) hingga kegiatan amal yang dilakukan ketika terjadi kejadian yang
mengharuskan adanya langkah cepat. Gerakan bersih pantai dan lingkungan yang
sebelumya ada namun tidak intensif kembali aktifkan oleh pasca aktifnya Karang
Taruna karena dikemas dengan konsep yang lebih menyenangkan sehingga
menarik masyarakat terkhusus kalangan pemuda untuk berpartisipasi
Sebagaimana Penlitian oleh Dini Destina Sari dkk yang berjudul (2015)
tentang Manajemen Karang Taruna dalam Meningkatkan Kepedulian Sosial,
peranan karang taruna dalam meningkatkan kepedulian sosial sudah sesuai
dibuktikan dengan adanya partisipasi karang taruna dalam kegiatan budidaya
jamur tiram dan gotong royong yang diadakan setiap hari jum’at pagi di
Kelurahan Margodadi. Sebagaimana dilihat penelitian ini juga membahas
tentang peranan karang taruna, hanya saja fokus penelitian ini yaitu dalam
meningkatkan kepedulian sosial pemuda yang ada di kelurahan Margodadi.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai manajemen organisasi Karang Taruna Balibina Bambe dalam
memberdayakan pemuda terglong belum optimal dikarenakan terdapat beberapa
hal yang harus dilakukan pembenahan dan ditingkatkan. Hal tersebut dilihat dari :
a) Perencanaan, dimana sebelum mengeksekusi sebuah kegiatan yang melibatkan
unsur masyarakat terkhusus pemuda sekitar Karang Taruna Balibina Bambe
mengadakan pertemuan dan dialog bersama masyarakat untuk membahas
kegiatan.Karang Taruna Balibina Bambe memiliki program yang secara
umum untuk mengabdi untuk kepentingan masyarakat kelurahan Batangmata
Sapo dengan memberdayakan pemuda untuk melakukan aksi-aksi atau
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan dan pembangunan lingkungan.
b) Pengorganiasian, Karang Taruna Balibina Bambe terbilang berperan aktif
dalam melakukan kegiatan positif karena secara operasional dalam
melaksanakan kegiatan sudah dikelola dengan baik karena sanggup untuk
menggerakan terkhusus pemuda. Pihak kelurahan Batangmata Sapo secara
keseluruhan mendukung pergerakan dari Karang Taruna sehingga jika
membutuhkan bantuan berupa sumber daya bisa utarakan melalui pengajuan
proposal. Jajaran pengurus organisasi ini sejumlah 16 orang yang terdiri dari
jajaran ketua hingga ke bidang yang ada. Terdapat beberapa barang inventaris
dari bantuan pemerintah kelurahan hingga swadaya.
68
c) Penggerakkan, dimana keberhasilan sebuah kegiatan bermuara dari aspek
komunikasi sehingga menggerakkan masayarakat terkhusus pemuda untuk
melakukan kegiatan bersama. Karang Taruna Balibina Bambe harus selalu
untuk menjaga koordinasi dengan pihak pemerintah kelurahan Batangmata
Sapo baik dalam hal menjalankan kegiatan hingga berkoordinasi untuk
mendiskusikan kebutuhan apa saja yang dianggap perlu untuk kemajuan
organisasi. Kemudian penempatan jajaran pengurus organisasi ini disesuaikan
dengan kebutuhan bidang melalui tahapan koordinasi melalui musyawarah.
d) Pengawasan, Karang Taruna sebagai motor penggerak kegiatan positif
dilingkungan Kelurahan Batangmata Sapo terbilang cukup bertanggung jawab
karena berperan aktif dan bertanggung jawab untuk mengkoordinir
masyarakat terkhusus pemuda dalam melakukan kegiatan sehingga kegiatan
tersebut dapat terlaksana dengan baik. Kemudian kembali hadirnya eksisstensi
Karang Taruna Balibina Bambe yang sempat vakum, aktifnya kembali
kegiatan sosial seperti kerja bakti untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Gerakan bersih pantai dan lingkungan yang sebelumya ada namun tidak
intensif, kembali aktif karena dikemas dengan konsep yang lebih menarik
2. Saran
a) Diharapkan pemerintah Kelurahan Batangmata Sapo dan unsur terkait
lainnya untuk lebih mendukung dan memberkan kontribusi yang lebih
baik untuk Karang Taruna Balibina Bambe seperti memberikan
sumbangsih pendanaan ataupun pengadaan sarana dan fasilitas pendukung.
b) Sebaiknya dalam pelaksanaan kegiatan dibutuhkan peningkatan untuk
melaporan hasil pertanggung jawaban kepada pihak Pemerintah Kelurahan
Setempat agar kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan agar bisa lebih
baik kedepannya.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1974. Pemuda Dan Perubahan Sosial . Jakarta : LP3S
Agus Riyadi, Fifin. 2003.Efektifitas Kegiatan Karang Taruna Dalam Kaderisasi
Kepemimpinan Di Desa Kwadungan Gunung Kecamatan Kledung
Kabupaten Temagung . (Tidak Terbitkan)
Handayaningrat, Soewarno, 2000. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : Haji Masagung
Hardjito, Dydiet. 1997. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian Edisi: I.
Jakarta: RajaGrafindo
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi
cetakan ke tiga belas). Jakarta: PT Bumi Aksara
Ibnu Syamsi. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta. Rineka
Cipta.
Madani, Muhlis, dkk. 2016. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi,
Makassar : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Mukhlis, 2007 . Analisis Tanah Dan Tanaman. USU press, Medan . 155 Hal
Ndraha, Taliziduhu. 2011. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods) Edisi Keempat. Bandung : Alfabeta
Suparjan & Hempri Suyatno. 2003. Pengembangan Masyarakat dari
pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media.
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Tahun 2010 pasal 1 ayat 1 tentang
Karang Taruna
Safroni, 2012, Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks
Birokrasi Indonesia (Teori, Kebijakan, dan Implementasi), Yogyakarta :
Aditya Media Publishing.
Septi Winarsih, Atik & Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
70
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan
Winarni, Tri 2003, Memahami Pemberdayaan Masyarakat Desa Partisipatif
dalam Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa Menyongsong Abad 21:
Menuju Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat, Aditya Media,
Yogyakarta.
L a m p i r a n - L a m p i r a n
71
1. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi
Lokasi : Kelurahan Batangmata Sapo Kab. Kepulauan Selayar
Fokus
Penelitian Indikator Kondisi/Keadaan Ya/Tidak Keterangan
Manajemen
Organisasi
Karang
Taruna
1. Perencanaan
a) Strategi
b) Program
Ya
Organisasi karang taruna
Balibina Bambe rutin
mengadakan pertemuan
dan dialog bersama
masyarakat terkhusus
pemuda seblum
melaksanakan suatu
kegiatan yang melibatkan
masyarakat.
2. Peng-
organisasisan
a) Sumber daya
b) Operasional
Tidak
Meskipu secara
keseluruha operasional
organisasi sudah terbilang
baik namun masih sangat
perlu untuk ditingkatkan
untuk menjaga eksistensi
organisasi untuk
menggerakkan
masyarakat pemuda
3. Peng-
gerakkan
a) Komunikasi
b) Koordinasi
Ya
Komunikasi antara
sesame pengurus
organisasi karang taruna
hingga ke masyarakat
sekitar terkhusus pemuda
dalam setiap pertemuan
yang dilaksanakan
terbilang cukup baik dan
terjaga.
4. Pengawasan
a) Tanggung Jawab
b) Pencapaian
Ya
Organisasi karang taruna
sebagai motor utama
penggerak masyarakat
terkhusus pemuda dalam
berkegiatan untuk
menbangun daera tempat
tinggalnya harus selalu
menjaga tanggung
jawabnya.
72
2. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Lokasi : Kelurahan Batangmata Sapo Kab. Kepulauan Selayar
Fokus Indikator Pertanyaan
Manajemen
Organisasi
Karang
Taruna
Perencanaan
Strategi dan Program
1) Bagaimana strategi yang diambil dalam merencanakan
pelaksanaan kegiatan oleh organisasi karang taruna Balibina
Bambe dalam melibatkan masyarakat terkhusus pemuda?
2) Strategi apa yang diambil sebelum merencanakan pelaksanaan
kegiatan oleh organisasi karang taruna Balibina Bambe dalam
melibatkan masyarakat terkhusus pemuda
Peng-
organisasisan
Sumber daya dan Operasional
3) Bagaimana operasional dalam manajemen organisasi karang
taruna dalam merencanakan pelaksanaan kegiatan engan
melibatkan masyarakat terkhusus pemuda?
4) Bagaimana respon kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat
terkhusus pemuda beserta organisasi karang taruna dalam
melakukan kegiatan sosial bersama?
Penggerakkan
Komunikasi dan Koordinasi
5) Bagaimana komunikasi terkait dengan manajemen organisasi
karang taruna Balibina Bambe dalam memberdayakan
masyarakat terkhusus pemuda untuk berkegiatan?
6) Bagaimana komunikasi kegiatan yang berlangsung oleh
masyarakat terkhusus pemuda bersama organisasi karang taruna
Balibina Bambe?
Pengawasan
Tanggung Jawab dan Pencapaian
7) Bagaimana tanggung jawab dari pihak organisasi karang taruna
Balibina Bambe dalam memberdayakan masyarakat terkhusus
pemuda untuk berkegiatan?
8) Bagaimana tanggapan dari masyarakat terkhusus pemuda terkait
dengan kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh karang taruna
Balibina Bambe?
73
3. Dokumentasi
Dokumentasi tampak depan Kantor Lurah
Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kab. Kepulauan Selayar
Dokumentasi bersama pihak Kelurahan Batangmatasapo dan pertemuan
dengan jajaran Pengurus Karang Taruna Balibina Bambe
74
Dokumentasi Kegiatan bersih lingkungan
oleh Karang Taruna Balibina Bambe beserta pemuda
Dokumentasi kegiatan bersih pantai dan lingkungan
oleh Karang Taruna Balibina Bambe beserta pemuda
75
Dokumentasi Kegiatan pertemuan bersama pengurus Karang Taruna
Balibina Bambe dan pemuda untuk membahas kegiatan olahraga
76
Dokumentasi Kegiatan keolahragaan
oleh Karang Taruna Balibina Bambe beserta pemuda
BIODATA PENELITI
Andi Nur Yasin, dilahirkan di Selayar pada tanggal 4 bulan November
tahun 1995. Anak pertama dari 4 bersaudara, pasangan Ayahanda
Nasaruddin dan Ibunda Muliati serta memiliki saudara bernama Ulfah
Aulia, Wandi Aryadi dan Reski aprilia. Peneliti menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Inpres Batangmata Sapo dan lulus
pada tahun 2007 kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2
Bontomatene lulus pada tahun 2010 dan melanjutkan pendidikan
ditahap selanjutnya pada SMA Negeri 1 Bontomatene jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 peneliti melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar pada program studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Dengan ketekunan hingga motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, peneliti telah
berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan penelitian tugas akhir
skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan khususnya dalam
pengembangan disiplin Ilmu Administrasi Negara. Akhir kata peneliti mengucapkan rasa syukur
yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Manajemen Organisasi
Karang Taruna Balibina Bambe dalam Memberdayakan Pemuda di Kabupaten Kepulauan
Selayar”