manajemen nyeri

7
MANAJEMEN NYERI Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan, di antaranya: 1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidakpercayaan. kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan. a. Ketidakpercayaan. Pengakuan akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal mi dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa petugas kesehatan mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya. b. Kesalahpahaman. Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan membantu mengurangi nyeri. Hal mi dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya. c. Ketakutan Memberikan informasi yang tepat dapat membantu mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri. d. Kelelahan Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.

Upload: dery-laskar-kahadari

Post on 03-Jun-2015

866 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen nyeri

MANAJEMEN NYERI

Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan, di

antaranya:

1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidakpercayaan.

kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.

a. Ketidakpercayaan.

Pengakuan akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal mi dapat

dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai

keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa petugas kesehatan

mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.

b. Kesalahpahaman.

Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan membantu mengurangi

nyeri. Hal mi dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat

individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.

c. Ketakutan

Memberikan informasi yang tepat dapat membantu mengurangi ketakutan pasien

dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani

nyeri.

d. Kelelahan

Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas

yang dapat memberikan istirahat yang cukup.

e. Kebosanan

Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan

pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah

bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif

mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dan lain-lain.

2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik- teknik seperti:

Teknik latihan pengalihan

a. Menonton televisi.

b. Berbincang-bincang dengan orang lain.

c. Mendengarkan musik.

Teknik relaksasi:

Page 2: Manajemen nyeri

a. Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi parup aru dengan

udara; menghembuskannya secara perlahan; melemaskan otot-otot tangan, kaki,

perut, dan punggung; serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi

hingga pasien merasa nyaman, tenang, dan rileks.

Stimulasi kulit:

a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri.

b. Mengosok punggung.

c. Menggunakan air hangat dan dingin.

d. Memijat dengan air mengalir.

3. Pemberian obat Analgesik.

Pemberian obat Analgesik dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus

nyeri agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.

Jenis Analgesiknya adalah Narkotika dan bukan Narkoka. Jenis Narkotika digunakan

untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti

respirasi. Jenis bukan Narkotik yang paling bänyak dikenaldf masyarakat adalah Aspirin,

Asetaminofen, dan bahan Antiinflamasi nonsteroid. Golongan Aspirin (Asetysalicylic

acid) digunakan untuk memblok rgsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan

menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15—20 menit dan

memuncak 1—2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah

terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan dan protrombin bila

diberikan dalam dosis yang tinggi. Golongan Asetaminofen sama seperti Aspirin, akan

tetapi tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis nonsteroid anti

inflamantory drug (NSAID) juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis rendah dapat

berfungsi sebagai Analgesik. Kelompok obat mi meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid,

Fenoprofen, Naprofen, Zomepirac, dan lain-lain.

Table 131 jenis obat

Page 3: Manajemen nyeri

Nama generik Nama

dagang

dosis Cara

pemberian

Serangan Puncak Lamanya

khasiat

Morphine

sulfate

- 5-20 mg per

3-4 jam

Sc, Im 5-10

menit

60 menit 4-6 jam

Codein sulfate - 15-60 mg per

3-4 jam

Sc, Po 5-30

menit

30-60

menit

3-4 jam

Hydromorphon

e hydroclorine

Dilaudid 2-4 mg per

4-6 jam

Iv, Im, Sc,

Po

5-15

menit

1 jam 4-6 jam

Meperidine

hydroclorine

dimeral 50-150 mg

per 3-4 jam

Iv, Im, Sc,

Po

10-15

menit

30-60

menit

2-4 jam

Methadone dolophine 2,5-10 mg

per 3-4 jam

Im, Sc, Po 10 menit 1-2 jam 4-6 jam

Pentazocine Talwin 50-100 mg

per 3-4 jam

Po 0,5-2 jam 3-4 jam

Keterangan:

Sc : Subkutan

Im : Intramuskular

Iv : Intravena

Po : Per oral

4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan

stimulus yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi:

a. Transcutaneus electrical nerve stimulator (TENS), yang digunakan untuk

mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa

elektrode di luar.

b. Percutaneus implcinted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator yang

diimplan di bawah kulit dengan transistor timah penerima pa’aa daerah epidural dan

columna vertebrae.

Page 4: Manajemen nyeri

c. Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima

transistor yang dicangkok melalui kantong kulit intrakiavicula atau abdomen, yakni

elektroda yang ditanam dengan cara bedah pada dorsum sumsum tulang belakang.

Terapi Kompres Hangat

Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa

nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme

otot, dan memberikan rasa hangat.

Persiapan Alat dan Bahan:

1. Botol berisi air panas (suhu 46—51,5°)/air hangat.

2. Termometer air.

3. Kain pembungkus.

Cara Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

3. Isi botol dengan air panas.

4. Tutup botol yang telah di isi air panas kemudian dikeringkan.

5. Masukkan botol ke dalam kantong kain. Bila menggunakan kain, masukkan kain pada air

hangat lalu diperas.

6. Tempatkan botol/kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres.

7. Angkat botol/kain tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi botol/ masukkan lagi kain

ke dalam air hangat lalu peras. Taruh lagi botol/kain pada daerah yang akan dikompres.

8. Catat perubahan yang terjadi selama tindakan.

9. Cuci tangan.

Terapi Kompres Dingin

Merupakan tindakan dengan memberikan kompres dingin untuk memenuhi kebutuhan rasa

nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah edema, dan mengontrol

peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi.

Page 5: Manajemen nyeri

Persiapan Alat dan Bahan:

1. Termometer.

2. Air dingin.

3. Kain/kantong pelindung.

4. Kantong es atau sejenisnya.

Cara Kerja:

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

3. Ukur suhu tubuh.

4. Masukkan air dingin pada kantong es. Bila menggunakan kain, masukkan kain pada

air dingin lalu diperas.

5. Letakkan kantong/kain pada daerah yang akan dikompres seperti di daerah aksila, di

6. Catat perubahan yang terjadi selama tindakan.

7. Cuci tangan.