manajemen mutu pelayanan medis-rev2

72
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI 2012 dr. Luwiharsih,MSc Komisi Akreditasi Rumah Sakit 1 Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Upload: chris-mulyo

Post on 19-Feb-2016

310 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

akreditasi

TRANSCRIPT

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI 2012

dr. Luwiharsih,MScKomisi Akreditasi Rumah Sakit

1Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 2

Curiculum vitae dr Luwiharsih, MSc

Tempat & tgl Lahir : Pati, 28 April Jabatan sekarang :• Ka Bidang Diklat KARS

2011 – 2014• Ka Divisi Mutu PERSI

2012 – 2015Pendidikan• SI FK Unair • SII Pasca Sarjana UI

Pengalaman Kerjao Surveior & Pembimbing

Akreditasi RS mulai tahun 1995 sd sekarang

o Direktur RSK Sitanala Tangerang 2007 – 2010

o Ka Sub Dit RS Pendidikan 2005 – 2007

o Ka Sub Dit RS Swasta 2001 – 2005

o Ka Sub Dit Akreditasi RS 1995 - 2001

SISTEMATIKA

1. Pengertian mutu

2. Peraturan dan perundangan

3. Standar akreditasi Versi 2012

4. Konsep manajemen mutu pelayanan medik

5. Implementasi peningkatan mutu pelayanan medik

6. Penutup

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 3

PENGERTIAN MUTU

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 4

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 5

Apa itu Mutu?

Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas sesuatu hal.

Penilaian indikator dapat digunakan untuk menilai mutu berbagai kondisi.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 6

Apa itu Peningkatan Mutu?

Dalam kamus manual Standard JCI:

Pendekatan pendidikan (edukasi) berkelanjutan dan perbaikan proses-

proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan pihak2

yang berkepentingan lainnya.

MUTU PELAYANAN

Tingkat dimana pelayanan kesehatan untuk individu dan masyarakat

meningkatkan kemungkinan tercapainya hasil akhir kesehatan yang

diharapkan dan konsisten dng pengetahuan profesional saat ini .

Standar JCI edisi 4Komisi Akreditasi Rumah Sakit 7

Dimensi kinerja mutu pelayanan meliputi sbb :

• Masalah perspektif pasien• Keselamatan lingkungan pelayanan• Aksesbilitas pelayanan• Kesesuaian pelayanan• Kontinuitas pelayanan• Efektivitas pelayanan• Keberhasilan pelayanan• Ketepatan waktu pelayanan

Standar JCI edisi 4

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 8

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIK

Adalah suatu upaya peningkatan mutu

pelayanan medik yang meliputi perencanaan

upaya peningkatan mutu pelayanan medik,

pengorganisasian, pelaksanaan , evaluasi dan

monitoring mutu pelayanan medikKomisi Akreditasi Rumah Sakit 9

Pelayanan medik di Rumah Sakit : adalah salah

satu jenis pelayanan Rumah Sakit yang diberikan

oleh tenaga medik

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 10

PENINGKATAN MUTU ASUHAN PASIEN YG DILAKUKAN OLEH TENAGA MEDIK

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIK

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 11

PERATURAN DAN PERUNDANGAN

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 12

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

No.HK.02.04/I/2790/11STANDAR AKREDITASI RS NASIONAL

13

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 14

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 15

PENJELASAN PASAL 36 Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi

manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip

tranparansi, akuntabilitas, independensi dan responsibilitas,

kesetaraan dan kewajaran.

Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen

klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,

risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan

keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan

profesional, dan akreditasi rumah sakit.Komisi Akreditasi Rumah Sakit 16

Bagian Ketiga, Pemberian Pelayanan , Paragraf 1, Standar

Pelayanan Pasal 44

(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik

kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran

atau kedokteran gigi.

(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan

kesehatan.

(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan

Menteri. Komisi Akreditasi Rumah Sakit 17

Paragraf 5Kendali Mutu dan Kendali Biaya

Pasal 49

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik

kedokteran atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali

mutu dan kendali biaya.

(2) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diselenggarakan audit medis.

(3) Pembinaan dan pengawasan ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh organisasi profesi.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 18

Penjelasan Pasal 49Ayat (1) • Yang dimaksud dengan “kendali mutu” adalah suatu sistem pemberian

pelayanan yang efisien, efektif, dan berkualitas yang memenuhi kebutuhan pasien.

• Yang dimaksud dengan “kendali biaya” adalah pembiayaan pelayanan kesehatan yang dibebankan kepada pasien benar-benar sesuai dengan kebutuhan medis pasien didasarkan pola tarif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2) • Yang dimaksud dengan “audit medis” adalah upaya evaluasi secara

profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.

Ayat (3) • Cukup jelas

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19

Paragraf 6 Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi

Pasal 50Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dand. menerima imbalan jasa.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 20

Pasal 51Dokter atau dokter gigi dlm melaksanakan praktik kedokteran memp. kewajiban :

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga

setelah pasien itu meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia

yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

atau kedokteran gigi.Komisi Akreditasi Rumah Sakit 21

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 22

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011

TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

Pasal 2

Peraturan Menteri Kesehatan ini bertujuan untuk mengatur tata kelola klinis

(clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan

pasien di rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur

penyelenggaraan komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka

peningkatan profesionalisme staf medis.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 23

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011

TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

Pasal 3

(1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, semua pelayanan medis yang

dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit dilakukan atas penugasan

klinis kepala/direktur rumah sakit.

(2) Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian

kewenangan klinis (clinical privilege) oleh kepala/direktur rumah sakit

melalui penerbitan surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada

staf medis yang bersangkutan.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 24

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011

TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT

Pasal 3

(3) Surat penugasan klinis (clinical appointment) sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diterbitkan oleh kepala/direktur rumah sakit setelah mendapat

rekomendasi dari komite medik.

(4) Dalam keadaan darurat kepala/direktur rumah sakit dapat memberikan

surat penugasan klinis (clinical appointment) tanpa rekomendasi komite

medik.

(5) Rekomendasi komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diberikan setelah dilakukan kredensial.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 25

Pasal 2Penyelenggaraan Komite Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi.

Pasal 3Tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi perawat dan bidan.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 26

Pasal 4(1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

semua asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di Rumah Sakit dilakukan atas Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah Sakit.

(2) Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian Kewenangan Klinis tenaga keperawatan oleh kepala/direktur Rumah Sakit melalui penerbitan surat Penugasan Klinis kepada tenaga keperawatan yang bersangkutan.

(3) Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit berdasarkan rekomendasi Komite Keperawatan.

(4) Dalam keadaan darurat kepala/direktur Rumah Sakit dapat memberikan surat Penugasan Klinis secara langsung tidak berdasarkan rekomendasi Komite Keperawatan.

(5) Rekomendasi Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan setelah dilakukan Kredensial dengan ketentuan bahwa Rumah Sakit merupakan tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan tingkat kedua dan ketiga.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 27

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

TENAGA MEDIS

STANDAR PELAYANAN

KEDOKTERAN

TATA KELOLA KLINIS

MUTU PELAYANAN MEDIK

MENINGKAT

KOMITE MEDIK

KREDENSIAL

penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi

kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis

berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan,

mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan

profesional, dan akreditasi rumah sakit.

PPK – CP

28

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIK

DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 29

Skrining

Lab, RoAsesmen

awal

3.Rencana asuhan

Rencana pulang

Hak pasien MKI PPI

PROSES ASUHAN PASIEN

SKP

RegistrasiTransfer Rujuk Terminal

Asesmenulang

Ringkasan pulang

Risiko tinggi \

RestraintRisikomalnutrisi

Asesmen nyeri

Risikojatuh

2.Analisis data -> Dx

1.Pengumpulan data klinis

Implementasi

Rencanaasuhan

Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN – EDUKASI

Implementasi

Rencanaasuhan

30Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Dokter

Perawat

ApotekerFisio

terapis

AhliGizi

Lainnya

Radiografer Pasien

Dokter merupakan PUSAT / UNIT SENTRAL dalam Model Tradisional asuhan pasien, tetapi…..

Patient safety tidak terjamin !!

“Dokter = Captain of the ship” : otoriter

Model Tradisional Asuhan Pasien

Analis Barrier

“Diseasecentered

care”

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

(“Medical paternalism”)

31

Pasien,Keluarga

Fisioterapis

Perawat Apoteker

AhliGizi

AnalisRadiografer

DPJP

Model Patient Centered Care(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)

• Clinical/Team Leader

• Review Asuhan• Secara kolaboratif

melakukan sintesa & integrasi asuhan pasien

Lainnya

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

1. Patient Centered Care (PCC) Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah bagian dari tim

2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model Tim Interdisiplin

3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review, Sintesa , Integrasi asuhan pasien, Koordinasi (dapat oleh PPA lain)

4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend global dalam pelayanan RS

32

Prof

esin

al P

embe

ri A

suha

n(P

PA)

Asesmen Pasien (Skrining, “Periksa Pasien”)

1. Pengumpulan Informasi : Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang, dsb

2. Analisis informasi : dihasilkan Diagnosis / PRoblem / Kondisi, identifikasi Kebutuhan Yan Pasien

3. Susun Rencana Pelayanan/Care Plan : untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien

Proses Asuhan PasienPatient Care

SO

A

P

*Implementasi Rencana*Monitoring

1

2

Asesmen U

lang(IAP)

2 “blok”kegiatan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 33

34

Proses Asuhan Pasien2 blok proses, oleh masing2 PPA

1. Asesmen Pasien IAP

1. PENGUMPULAN INFORMASI : anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lain / penunjang, dsb

Std AP 1

2. ANALISIS INFORMASI : menghasilkan kesimpulan a.l. Masalah, Kondisi, Diagnosis, untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien

Std APK 1, 1.1.1, 1.1.2, 3, 4, AP 1.3, 1.3.1, 1.2. EP 4, 1.9, 1.11, 4.1, PP 7.

3. MEMBUAT RENCANA PELAYANAN / Care Plan, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien

Std PP 2 EP 1, PP 2.1, 5, Std AP 2, PAB 5, 7, 7.4.

2. ImplementasiMonitoring

Std PP 2, EP 2, PP 5 EP 2 & 3, PAB 3 EP 5, 5.3, 6, 7.3,

SO

A

P

I

P

A

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 35

KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAANStandar PMKP.1.2 Pimpinan menetapkan proses yang dijadikan prioritas untuk

dilakukan evaluasi dan kegiatan PMKP yang harus dilaksanakan.

Elemen Penilaian PMKP.1.2.1. Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan

evaluasi 2. Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam

kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien3. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di tetapkan sebagai

salah satu prioritas

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 36

RANCANGAN PROSES KLINIS DAN MANAJERIALStandar PMKP.2.1.

Pedoman praktek klinis dan clinical pathway dan atau protokol klinis digunakan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan klinis

Elemen Penilaian PMKP.2.1.1. Setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas

dengan fokus penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis 5 PPK dan 5 CP

2. RS dlm melaksanakan pedoman praktek klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis melaksanakan proses a) sp h) dalam Maksud dan Tujuan

3. RS melaksanakan pedoman klinis dan clinical pathways atau protokol klinis di setiap area prioritas yang ditetapkan Implementasi di Rekam Medis

4. Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan atau protokol klinis telah mengurangi adanya variasi dari proses dan hasil (outcomes) AUDIT CLINICAL PATHWAY

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 37

PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA

Standar PMKP.3.1 Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci untuk masing-masing struktur, proses dan hasil (outcome) setiap upaya klinis.

Elemen Penilaian PMKP.3.1. 1. Pimpinan klinis menetapkan indikator kunci untuk setiap di area klinis

(pelayanan) yang disebut di 1) sampai 11) di Maksud dan Tujuan. 2. Paling sedikit 5 dari 11 indikator klinis harus dipilih (Sesuai dng internatioanl

library)3. Pimpinan rumah sakit memperhatikan muatan ”ilmu” (science) dan ‘bukti’

(evidence) untuk mendukung setiap indikator yang dipilih.4. Penilaian mencakup struktur, proses dan hasil (outcome)5. Cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk setiap indikator 6. Data penilaian klinis dikumpulkan dan digunakan untuk melakukan evaluasi

terhadap efektivitas dari peningkatan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

KEPEMIMPINAN RUMAH SAKIT

Standar TKP.3.4.• Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya

sudah mendapat pendidikan dalam konsep peningkatan mutu

Elemen Penilaian TKP.3.4.

1. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah mendapat pendidikan atau sudah terbiasa dengan konsep dan metode peningkatan mutu

2. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya berpartisipasi dalam proses yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien (lihat juga PMKP.1.1, EP 1 &PMKP.4, EP 4)

3. Kinerja para profesional diukur sebagai bagian dari peningkatan kinerja klinis. (lihat juga KPS.11, KPS.14, dan KPS.17)

 

38

Maksud dan Tujuan TKP. 3.4.Tujuan utama RS adalah untuk memberikan asuhan pasien & bekerja utk meningkatkan hasil/outcome asuhan pasien dari waktu ke waktu dgn cara menerapkan prinsip peningkatan mutu. Dengan demikian, pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya dari sebuah RS perlu :• mendapat pendidikan dalam atau terbiasa dengan (familiar)

konsep dan metode peningkatan mutu;• secara pribadi berpartisipasi dalam proses peningkatan mutu

dan keselamatan pasien;• memastikan bahwa peningkatan mutu klinis termasuk

kesempatan untuk pengukuran kinerja profesional (lihat juga PMKP.4) Komisi Akreditasi Rumah Sakit 39

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Mutu tenaga medik

Mutu proses asuhan pasien

Meningkatnya mutu yanmed

• Verifikasi ijazah• Kredensial – Re

kredensial• Penilaian kinerja (IKI)• Diklat

• PPK -- CP, Protokol, prosedur, algoritma

• SPO manj yan • Audit medis • Pelaporan IKP

• Sarana prasarana• Peralatan medik

(pemeliharaan & kalibrasi)

MONITORING Indikator Area Klinik

Indikator SKP Kendali mutu & biaya

Evaluasi kepuasan pasien

40

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Mutu tenaga medis

Mutu proses asuhan klinis

Mutu pelayanan medik

meningkat

PERAN KOMITE MEDIK• Kredensial – rekredensial• Penilaian kinerja• Audit medik• Monitoring etik• Penyusunan PPK – CP

PERAN MANAJEMEN RS1. Verifikasi ijazah2. Dilkat 3. Penyediaan sarana, prasarana, alkes dan obat4. Monitoring capaian indikator area klinis5. Risk manj klinis –pelaporan IKP6. Evaluasi kepuasan pasien 41

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIK

1. Peningkatan mutu tenaga medik• Verifikasi ijazah• Kredensial• Penilaian kinerja• Rekredensial• Diklat • Monitoring etika dan disiplin profesi

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 42

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDIK

2. Peningkatan mutu proses asuhan klinik

• Standarisasi proses asuhan PPK – CP• Audit medis• Manajemen risiko klinis • Pengukuran mutu klinis/Indikator klinik

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 43

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN MEDik

3. Peningkatan mutu pelayanan medik

- Pengukuran mutu/indikator mutu

- Evaluasi kepuasan pasien

- Komisi Akreditasi Rumah Sakit 44

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Manajamen mutu

pelayanan medik

Cakupan dan kegiatan luas

PRIORITASI kegiatan Evaluasi

45

PRIORITASI KEGIATAN EVALUASI

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 46

1. Penetapan prioritas pelayanan medik yang akan di evaluasi

1. Prioritas kegiatan pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi, cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan

2. Penentuan prioritas dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

3. Penentuan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling penting sampai yang kurang penting brain storming Komisi Akreditasi Rumah Sakit 47

4. Dalam  menetapkan prioritas ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:

1. Besarnya masalah yang terjadi

2. Pertimbangan biaya

3. Persepsi PPA

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

1. Penetapan prioritas pelayanan medik yang akan di evaluasi

48Komisi Akreditasi Rumah Sakit

5. Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu– Scoring Technique (Metode

Penskoran)– Non Scoring Technique

1. Penetapan prioritas pelayanan medik yang akan di evaluasi

49Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan

prioritas masalah yang lazim digunakan adalah

dengan teknik non-skoring

1. Metode Delbeq

2. Metode Delphi

Teknik Non-Skoring

50Komisi Akreditasi Rumah Sakit

• Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah

melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari

para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya

dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang

sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.

• Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati

bersama.

Metode Delbeq

51Komisi Akreditasi Rumah Sakit

1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6

sampai 8 orang

2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan

peringkat prioritasnya

3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan

prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya

4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup

5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya

dituliskan di belakang setiap masalah

6. Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti

mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Caranya

52Komisi Akreditasi Rumah Sakit

• Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan harapan masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai rata-rata

• Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang lain

53Komisi Akreditasi Rumah Sakit

1. Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam

menentukan peringkat prioritas tersebut

2. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif

3. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus

dari interest yang berbeda dan tidak untuk

menentukan prioritas atas dasar fakta

Kelemahan

54Komisi Akreditasi Rumah Sakit

• Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang

mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan

menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.

Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan

khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling

banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari

Metode Delphi

55Komisi Akreditasi Rumah Sakit

1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan

2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap

mengetahui dan menguasai permasalahan

3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali

jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian

masalah

4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul

dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan

5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/

memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan

kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan

Caranya

56Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai)

untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang

dimaksud adalah:1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah2. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)3. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of

unmeet need)4. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social

benefit)5. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)6. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi

masalah (resources availibility)

Teknik Skoring

57Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi

1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi

2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut

3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut

Metode Bryant

58Komisi Akreditasi Rumah Sakit

• Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang

ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor

yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah

kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan

penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing

masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai

tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi

metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat

dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.59Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Komisi Akreditasi Rumah Sakit

KRITERIA SKORING (1-5)

Masalah A Masalah B Masalah C Masalah D

Prevalence

Seriousness

Manageability

Community concern

TOTAL SKOR

Metode Bryant

60

PENETAPAN AREA PRIORITASDilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Area Prioritas Perbaikan IBS

61Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Penentuan Area Prioritas

High Risk High Volume Problem Prone

Jumlah

(nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor)Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

ICU 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370

IGD 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300

IBS 5 50 250 3 30 90 3 20 60 400

Rawat Inap 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

FARMASI 4 50 200 5 30 150 3 20 60 310

CONTOH

PENETAPAN AREA PRIORITASDilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Pelayanan Prioritas Perbaikan AMI

62Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Penentuan yan Prioritas

High Risk High Volume Problem Prone

Jumlah

(nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor)Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

AMI 4 50 200 3 30 90 5 20 100 390

STROKE 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370

DBD 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

THYPOID 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

APPENDICITIS 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

CONTOH

2. PENETAPAN KEGIATAN PMKP DI AREA PRIORITAS

• Standarisasi proses asuhan klinis penetapan 5 area prioritas untuk Panduan Praktik Klinik dan Clinical Pathway (PPK-CP)

• Kegiatan PMKP

- Proses asuhan pasien sesuai dengan standar APK, AP, PP & PAB

- Implementasi 5 PPK – CP di area prioritas PMKP 2.1

- Audit PPK dan CP (pra & paska implementasi) PMKP 2.1

- Monitoring capaian indikator area klinik PMKP 3.1

- Monitoring kepatuhan penerapan SKP (ISKP) PMKP 3.3

- Pemeliharaan/pemeriksaan dan Kalibrasi alat medik sesuai ketentuan (MFK 8)

- Evaluasi kepuasan pasien dan kendali biaya

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 63

3. PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

• Penyusunan indikator mutu SKP• Pengumpulan, analisa data • Tindak lanjut

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 64

CONTOH : PELAKSANAAN MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU

PELAYANAN MEDIK

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 65

PENETAPAN AREA PRIORITASDilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Pelayanan Prioritas Perbaikan AMI

66Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Penentuan yan Prioritas

High Risk High Volume Problem Prone

Jumlah

(nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor)Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

AMI 4 50 200 3 30 90 5 20 100 390

STROKE 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370

DBD 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

THYPOID 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

APPENDICITIS 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

CONTOH

DESIGN PENINGKATAN MUTU

• Peningkatan mutu tenaga medis

• Peningkatan mutu asuhan medis

• Evaluasi kepuasan pasien

• Cost efeftivness kendali biaya

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 67

PENINGKATAN MUTU TENAGA MEDIS

• Penerimaan dokter dan dokter gigi baru STR, SIP,

Verifikasi ijazah, Kredensial, penilaian kinerja, Re

kredensial, diikutsertakan kegiatan diklat

• Dokter lama verifikasi ijazah, Kredensial – Re

kredensial, Penilaian kinerja (IKI), Diklat

REGULASI DAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 68

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN• Prioritas I yang akan diperbaiki AMI, • Susun PPK dan CP untuk lima area tsb• Edukasikan PPK dan CP ke staf terkait• Lakukan audit pra dan paska implementasi PPK-CP• Pilih IAK dan ISKP utk AMI• Lakukan monitoring capaian IAK dan ISKP• Lakukan evaluasi kepuasan pasien RJ, RI, IGD• Lakukan kendali biaya untuk 5 area prioritas tsb

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 69

CONTOH IMPLEMENTASI

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 70

PENETAPAN AREA PRIORITASDilakukan pembobotan terhadap beberapa area perbaikan

Area Prioritas Perbaikan IBS

71Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Penentuan Area Prioritas

High Risk High Volume Problem Prone

Jumlah

(nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor)Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

ICU 4 50 200 3 30 60 4 20 80 340

IGD 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300

IBS 5 50 250 3 30 90 3 20 60 400

Rawat Inap 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

FARMASI 4 50 200 5 30 150 3 20 60 310

CONTOH

TERIMA KASIH

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 72