manajemen kurikulum muatan lokal di mts al...

94
MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL-NAHDLAH DEPOK Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: MASLUHUDDIN 1113018200067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL-NAHDLAH

DEPOK

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

MASLUHUDDIN

1113018200067

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan
Page 3: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

ii

Page 4: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

iii

Page 5: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

iv

ABSTRAK

Masluhuddin. “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal di MTs Al-Nahdlah

Depok”. Dibawah Bimbingan Drs. Muarif SAM, M. Pd

Penelitian ini membahas mengenai manajemen kurikulum muatan lokal di

MTs Al-Nahdlah Depok. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tahap-

tahap dalam manajemen kurikulum muatan lokal di MTs Al-Nahdlah Depok yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek dalam penelitian

ini terdiri dari Kepala Sekolah, Waka Bidang Kurikulum dan Guru Pengampu

Muatan Lokal di MTs Al-Nahdlah Depok. Teknik analisis data menggunakan

berfikir Miles dan Huberman, yang terdiri dari reduksi data, display data dan

penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa manajemen kurikulum muatan

lokal di MTs Al-Nahdlah berjalan dengan baik. Indikator yang digunakan ialah

berjalannya tahapan-tahapan dalam implementasi kurikulum secara

berkesinambungan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasinya.

Tahap perencanaan kurikulum muatan lokal terdiri dari penyusunan komponen

kurikulum berupa Prota, Promes, Silabus dan RPP yang melibatkan Kepala

Sekolah, Waka Bidang Kurikulum dan Guru pengampu. Selanjutnya, tahap

pelaksanaan kurikulum muatan lokal terdiri dari kegiatan pembelajaran yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun evaluasi proses

pembelajaran dilaksanakan dengan evaluasi harian dan evaluasi semester.

Terakhir tahap evaluasi kurikulum muatan lokal berupa evaluasi program

dilakukan pada akhir tahun sehingga dapat ditindaklanjuti pada perencanaan awal

tahun pembelajaran.

Kata Kunci : Manajemen Kurikulum Muatan Lokal

Page 6: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

pertolongan, rahmat dan hidayah-Nya, proposal penelitian yang berjudul

“Manajemen Kurikulum Muatan Lokal di MTs Al-Nahdlah Depok” dapat

diselesaikan dengan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi suri taula dan untuk kita semua beserta

keluarga, sahabat dan kita semua yang tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran-

Nya.

Tiada kata yang lebih tinggi selain kata terimakasih penulis untuk semua

pihak yang telah memberikan kontribusi baik dukungan moral maupun spiritual

demi terselesainya penyusunan proposal penelitian ini kepada :

1. Drs. Muarif SAM, M. Pd selaku Pembimbing dan Ketua Program Studi

Manajemen pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan banyak informasi, arahan dan membimbing sehingga dapat

membuka wawasan penulis.

2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan terhadap penulis dalam

penulisan skripsi penelitian.

4. Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan terhadap penulis dalam

penulisan skripsi penelitian.

5. Seluruh Dosen Program Manajemen Pendidikan atas ilmu yang telah

diberikan.

6. Orang tua yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa yang tidak

pernah putus untuk kesuksesan penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan proposal penelitian

ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 7: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

vi

Akhirnya penulis menyadari dengan seiring berjalannya waktu, bahwa

penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi,

bahasa, maupun penyajiannya. Penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari

pembaca yang sifatnya membangun demi sempurnanya proposal penelitian ini.

Agar kedepannya penulis dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang

dan berharap semoga proposal penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat

bagi pembaca. Atas perhatian dari pembaca penulis ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 29 Juli 2020

Penulis

Page 8: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi

BAB I .................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORI ...................................................................................................................... 7

A. Kajian Teori ............................................................................................................ 7

1. Kurikulum Muatan Lokal.................................................................................... 7

2. Pengelolaan Kurikulum Muatan Local ............................................................. 27

B. Penelitian Relevan ............................................................................................ 34

C. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 34

BAB III ................................................................................................................................ 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 37

C. Data dan Sumber Data .......................................................................................... 37

D. Metode penelitian .................................................................................................. 37

E. Teknik pengumnpulan........................................................................................... 38

1. Wawancara ........................................................................................................ 38

2. Observasi........................................................................................................... 39

3. Studi Dokumen ................................................................................................. 39

F. Analisis dan pengelolaan data ............................................................................... 40

1. Redukti Data (Data Reduction) ......................................................................... 40

Page 9: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

viii

2. Penyajian data (Data Display) .......................................................................... 41

3. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing) .................................................. 41

BAB IV ................................................................................................................................ 42

HASIL PENELITIAN ............................................................................................................. 42

A. Profil MTs Al-Nahdlah ......................................................................................... 42

1. Sejarah Singkat ................................................................................................. 42

2. Visi dan Misi ..................................................................................................... 44

3. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................................................... 44

B. Gambaran Kegiatan Pembelajaran Kitab Kuning ................................................. 46

C. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal MTs Al-Nahdlah ..................................... 46

1. Perencanaan Manajemen Muatan Lokal ........................................................... 46

2. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal ............................................................. 51

3. Evaluasi Manajemen Kurikulum Muatan Local ............................................... 56

4. Prestasi MTs Al-nahdlah Depok di Bidang Kitab Kuning ................................ 61

BAB V ................................................................................................................................. 63

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 63

B. Saran ..................................................................................................................... 64

Page 10: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4 . 1 Sarana dan Prasarana MTs Al-Nahdlah........................................43

Page 11: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

x

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Model Interaktif dalam analisis data...............................................38

Page 12: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah……………………………65

Lampiran 2 Hasil Wawancara Waka Bidang Kurikulum……………….. 68

Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Pengampu…………………………. 71

Lampiran 4 Hasil Dokumentasi Berupa Foto ..............................................73

Lampiran 5 Hasil Dokumentasi Berupa Prota ……………………………74

Lampiran 6 Hasil Dokumentasi Berupa Promes…………………………. 75

Lampiran 7 Hasil Dokumentasi Berupa RPP ……………………………..77

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian …………………………………79

Lampiran 9 Biodata Penulis ………………………………………………..80

Page 13: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum

dapat meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan

karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang

harus dialami oleh peserta didik. Seperti yang dikemukakan dalam

bukunya Mulyasa bahwa kurikulum sebagai rancangan pendidikan

memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan

pembelajran, yang menentukan proses dan hasil belajar.1

Kurikulum yang dikembang di Indonesia berdasarkan kesepakatan

dari berbagai pihak kemendikbud dan sampai tenaga pengajar atau yang

disebut dengan kurikulum nasional telah mengalami banyak perubahan

kurikulum. Berikut adalah perkembangan kurikulum nasional:

a. Kurikulum Rencana Pelajaran 1947

b. Rencana pelajaran terurai 1952

c. Kurikulum 1968

d. Kurikulum 1975

e. Kurikulum 1984

f. Kurikulum 1994

g. Suplemen kurikulum 1999

h. Kurikulum berbasis kompetensi 2004

i. Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP 2006

j. Kurikulum 2013

1 Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007) h.29

Page 14: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

2

Perubahan kurikulum dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang

dipakai sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan

perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. Mengingat

pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran serta dalam

pembentukan kompetensi dan pribadi peserta didik dan dalam

perkembangan kehidupan masyarakat pada umumnya, maka pembinaan

dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan,

tetapi memerlukan landasan yang kuat.

Selain kurikulum nasional yang dicapai secara menyeluruh oleh

sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, ada juga kurikulum muatan local

yang dilaksanakan oleh sekolah. Pelaksanaan kurikulum ini disesuaikan

dengan lingkungan social dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah

yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu. Sesuai dengan

struktur kurikulum yang berupa mata pelajaran utama, muatan local dan

pengembangan diri.

Salah satu usaha pengembangan kurikulum pendidikan yaitu

dengan dimasukannya muatan local, hal ini didasarkan oleh kenyataan

bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata

cara, tata kerama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan

secara turun temurun dari nenek moyang. Hal tersebut tentunya perlu

dilestarikan dan dikembangkan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati

dirinya. Upaya menjaga ciri khas bangsa Indonesia harus dimulai sedini

mungkin pada usia pra sekolah kemudian diintensifkan secara formal

melalui pendidikan di sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi.

Dalam kerangka inilah perlunya dikembangkan kurikulum muatan local.

Substansi mata pelajaran muatan local dapat ditentukan oleh satuan

pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran dan keterampilan. Wujud

dari kurikulum muatan local tidak hanaya berbentuk keterampilan

(peternakan, pertanian, industry), tetapi juga berkaitan dengan mata

pelajaran yang bisa meningkatkan perilaku (akhlak) dan kepribadian

peserta didik.

Page 15: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

3

Dalam konteks pendidikan agama yang lebih luas dikenal dengan

adanya materi khusus atau yang sering dikenal dengan istilah program

pendidikan local yang merupakan upaya atau terobosan program

pendidikan yang secara khusus disusun untuk peserta didik agar memiliki

kompetensi yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini. Hal ini menuntut

madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis islam agar mampu

mengembangkan kurikulum pendidikan islamnya baik melalui celah

muatan lokalnya maupun dengan menambah waktu belajar yang

dikhususkan untuk materi-materi keislaman, sesuai visi dan misi lembaga

pendidikan masing-masing.

Dengan adanya kurikulum yang menawarkan keunggulan

pendidikan, maka pendidikan akan mencapai hasil yang maksimal, agar

hasil tersebut benar-benar terarahkan maka perlu adanya manajemen yang

mengiringi kurikulum tersebut. Proses manajemen yang digunakan harus

benar-benar matang melalui dari sebuah perencanaan kurikulum sampai

dengan proses evaluasi kurikulum. Sedangkan manajemen disini

merupakan suatu proses pengelolaan dalam pelaksanaan tugas pendidikan

dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai

efektif. Dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan suatu manajemen

kurikulum yang baik agar dapat mencapai hasil sesuai rencana yang telah

disusun. Setiap program pendidikan memerlukan manajemen yang

berbeda-beda, termasuk pada manajemen kurikulum muatan local.

Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah merupakan sekolah berbasis

pesantren yang mengembangkan kurikulum muatan local berupa kitab

kuning. Muatan local kitab kuning dipilih semenjak pertama kali

berjalannya proses belajar mengajar, yaitu pada tahun 2006. Selama proses

muatan local kitab kuning berlangsung di madrasah Al-Nahdlah samapai

saat ini berhasil menjaga tradisi keislaman sebagai mana pesantren yang

mendidik siswanya agar selalu diterapkan dalam kesehariannya.

Diantaranya, budaya qiyamul lail yaitu bangun di sepertiga malam untuk

menunaikan ibadah seperti shalat tahajud dan berdzikir, berpuasa pada hari

senin dan kamis, menunaikan shalat dhuha sebelum melaksanaan kegiatan

Page 16: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

4

belajar mengajar formal, dan kajian kitab kuning rutinan yang dilaksanaan

oleh siswa yang bernama bahtsul masail. Para santri juga terlibat dalam

perlombaan membaca kitab kuning baik dalam skala local maupun

nasional.

Dalam pelaksanaan muatan local, kerap kali terjadi beberapa

kendala yang harus dihadapi oleh sekolah diantaranya, latar belakang

pendidikan peserta didik yang mengakibatkan kemampuan pemahaman

kitab kuning sangat beragam, pemilihan kitab kuning yang paling

mendasar sehingga peserta didik yang merasa kemampuannya lebih tinggi

mengalami kejenuhan, pihak lembaga harus mencari tenaga pengajar dari

lulusan pesantren yang ada di jawa timur atau jawa tengah yang banyak

mengajarkan kitab kuning, pelaksanaan atau waktu yang telah ditentukan

lembaga sangat padat sehingga mengharuskan peserta didik untuk belajar

dengan memiliki waktu istirahat yang minim.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih dalam tentang pengelolaan muatan local kajian kitab kuning melalui

penelitian yang berjudul “Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Kitab

Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan dari

penelitian ini diharapkan mampu menjadi kontribusi keilmuan, khususnya

wawasan terkait manajemen kurikulum muatan local bagi lembaga

pesantren.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mendapatkan beberapa

permasalahan mendasar diantaranya:

1. Bagaimana perencanaan kurikulum muatan local kitab kuning di MTs

Al-Nahdlah?

2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan local kitab kuning di MTs

Al-Nahdlah?

Page 17: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

5

3. Bagaimana evaluasi kurikulum muatan local kitab kuning di MTs Al-

Nahdlah?

4. Bagaimana manfaat/efek muatan local terhadap peerilaku beribadah

ssiswa sehari-hari?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah diatas, maka dapat dikemukakan

permasalahan tersebut sangat luas. Karena keterbatasan waktu, biaya dan

kemampuan peneliti, maka permasalahan ini akan peneliti batasi pada

pengelolaan kurikulum muatan local kitab kuning di Madrasah

Tsanawiyah Al-Nahdlah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam skripsi

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan kurikulum muatan local kitab kuning

di MTs Al-Nahdlah?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum muatan local kitab kuning

di MTs Al-Nahdlah?

3. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum muatan local kitab kuning di

MTs Al-Nahdlah?

4. Untuk mengetahui manfaat/efek muatan local terhadap peerilaku

beribadah siswa sehari-hari?

Adapun manfaat dari hasil penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi

untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan langkah dan kebijakan yang lebih

Page 18: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

6

baik dan tepat di masa mendatang dalam pengelolaan lembaga

pendidikan yang bermutu. Khususnya mengenai kurikulum kitab

kuning itu sendiri

2. Sebagai sumbangsih pemikiran, penambah wawasan keilmuan

keislaman dan memperkaya pengalaman serta mealtih diri dalam

menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan dan sebagai

salah satu syarat dalam memenuhi gelar sarjana

3. Bagi peneliti lain skirpsi ini juga dapat dijadikan sebagai dasar

pedoman dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam.

Page 19: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kurikulum Muatan Lokal

a. Pengertian

Kurikulum berasal dari Bahasa Latin Curriculum, yang

berarti a running course, specially a chariot race course. Dalam

Bahasa Perancis Courir artinya to run yaitu berlari. Istilah ini

digunakan untuk sejumlah course atau mata pelajaran yang harus

ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah.2

Pada mulanya pengertian kurikulum hanya terbatas dalam

pengertian yang sempit. Namun, sekarang pengertian tersebut

berkembang menjadi satu pengertian yang komprehensif. Sejalan

dengan itu, para ahli pendidikan memberikan pengertian tentang

kurikulum seperti berikut:

Dilihat dari segi proses, menurut Finch dan Cumlulton

Kurikulum adalah sejumlah kegiatan dan pengalaman belajar yang

dialami anak didik di bawah pengarahan dan tanggung jawab

sekolah.3

Sedangkan dalam segi dokumen menurut glewys, G. Uwuh,

dan Adolph Umuh Kurikulum adalah suatu uraian tentang tujuan

dan isi dari hal-hal yang akan dipelajari dan di dalam kurikulum

terdapat antisipasi hasil-hasil pengajaran. Sementara itu,

pengajaran adalah proses penyampaian kurikulum dan penyediaan

2ArmaiArief, PengantarIlmudanMetodologiPendidikan Islam, (Jakarta :Ciputat Press, 2002), h.

29.

3B, Suryosubroto, HubunganSekolahDenganMasyarakat (School Public Relation), (Jakarta :

RinekaCipta, 2012), Cet.I, h. 86

Page 20: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

8

lingkungan belajar bagi peserta didik.4

Adapun jika dilihat dari tujuan belajar, menurut

NanaSudiana Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan

dalam bentuk rencana atau progam pendidikan untuk dilaksanakan

oleh guru di sekolah.5

Pengertian para ahli diatas sejalan dengan Undang-Undang

Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem PendidikanNasional.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi dan bahan pelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar.

Berdasarkan batasan-batasan di atas, pada prinsipnya

kurikulum diartikan suatu kegiatan belajar mengajar yang

bertujuan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan anak didik

dan masyarakat, serta dilaksanakan secara formal maupun informal

di bawah tanggung jawab guru atau lembaga.

Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 dijelaskan bahwa

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu.6

Berbagai tafsiran tentang kurikulum dapat ditinjau dari segi

lain, sehingga diperoleh penggolongan sebagai berikut :

1) Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil

4 Ibid., 5 Ibid., 6Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Page 21: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

9

karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu

panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman

kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata pelajaran yang

harusdiajarkan.

2) Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat

yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuannya.

Biasanya berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi

dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat

mempengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulan

sekolah, pertandingan, pramuka, danlain-lain.

3) Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang

diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap

keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari

tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.

Ketiga pandangan tersebut, berkenaan dengan

perencanaankurikulum.

4) Kurikulum sebagai pengalaman siswa, pandangan ini mengenai

apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada

kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak

berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.7

Pasal 37 Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

system pendidikan nasional menyatakan bahwa kurikulum disusun

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan

nasional, serta perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian, sesuai

dengan jenis dan jenjang tiap-tiap satuan pendidikan.

Pasal 38 menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan

7S. Nasution, Asas-AsasKurikulum, (Jakarta :BumiAksara, 1995), hlm. 8-9.

Page 22: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

10

pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum

yang disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan lingkungan, dan ciri

khas satuan pendidikan bersangkutan.

Pasal 37 dan 38 di atas mengisyaratkan bahwa perlu adanya

satu kurikulum naisonal dan satu kurikulum yang disesuaikan

dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Untuk jelasnya, dapat

dilihat penjelasan berikut ini: Kurikulum nasional adalah

kurikulum yang isi dan bahan pelajarannya ditetapkan secara

nasional dan wajib dipelajari semua siswa di seluruh Indonesia dan

di sekolah yang berada di luar negeri.

Kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang

disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Bahan

kajian dan bahan pelajaran kurikulum ini ditetapkan di daerah dan

dissesuaikan dengan keadaan alam, sosial, ekonomi, budaya, serta

kebutuhan pembangunan daerah. Bahan kajian tersebut perlu

dipelajari siswa yang berada di daerah bersangkutan.8

Kedua hal diatas senada dengan pendapat Suharsimi

Arikunto. Suharsimi menyatakan bahwa kurikulum muatan lokal

adalah rencana pengajaran dengan bahan kajian dan bahan

pelajaran yang ditetapkan di daerah, diambil dari dan atau

disesuaikan dengan keadaan, kondisi lingkungan setempat, serta

kebutuhan pembangunan daerah.

Sementara itu , bahan kajian dan mata pelajaran yang

berasal dari keadaan dan kebutuhan lingkungan setempat dapat

diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri,

misalnya mata pelajaran bahasadaerah, bahasa inggris (untuk SD),

8B, Suryosubroto, HubunganSekolahDenganMasyarakat (School Public Relation), (Jakarta

:RinekaCipta, 2012), Cet.I, h. 87.

Page 23: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

11

keterampilan dan kerajinan setempat, serta adat istiadat setempat.9

Muatan lokal telah dijadikan strategi pokok untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan

kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta

masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan

demikian kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan

mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai

dengan keadaan dan tuntutanlingkungannya.

Pengembangan kurikulum muatan lokal dimaksudkan

terutama untuk mengimbangi kelemahan pengembangan

kurikulum sentralisasi, dan bertujuan agar peserta didik mencintai

dan mengenal lingkungannya, serta mau dan mampu melestarikan

dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial dan

kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional,

pembangunan regional, maupun pembangunan lokal. Sehingga

peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya

lingkungannya.10

Pelaksanaan Kurikulum yang disempurnakan haruslah

berorientasi lingkungan, yaitu dengan cara melaksanakan program

muatan lokal. Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi

dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,

lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah,

sedangkan anak didik di daerah itu wajib mempelajarinya. Dengan

demikian, kita harus benar- benar memerhatikan karakteristik

lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut dalam

proses perencanaan kurikulum.

9Ibid., h. 88. 10E. Mulyasa, ManajemenBerbasisSekolah :Konsep, Strategi Dan Implementasi, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 40.

Page 24: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

12

b. Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum

Fungsi kurikulum muatan lokal, seperti dirumuskan

kurikulum pendidikan dasar adalah:

1) Mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab,

melestarikan nilai-nilai, mengembangkan kebudayaan daerah,

serta mengingkan mutu pendidikan dasar dan jati diri manusia

Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

2) Menumbuh kembangkan sikap senang bekerja dan bergaul

serta memelihara dan meningkatkan cita rasa keindaha,

kebersihan, kesehatan, dan ketertiban dalam upaya

meningkatkan mutu kehidupan sebagai diri sendiri, anggota

masyarakat, dan warga negara Indonesia yang bertanggung

jawab.11

Dari pengeritan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

kurikulum muatan lokal adalah mengelola lingkungan alam secara

bertanggung jawab, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai

budaya daerah, menumbuhkan sikap senang bekerja dan bergaul,

serta kebersiha, kesehatan dan ketertiban dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikn dasar dan kehidupan sebagai

pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara yang bertanggung

jawab.

Sebagai komponen kurikulum, muatan lokal dalam

kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi Penyesuaian.

11 B, Suryosubroto, HubunganSekolahDenganMasyarakat (School Public Relation), (Jakarta

:RinekaCipta, 2012), Cet.I, h.90.

Page 25: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

13

Dalam masyarakat, sekolah merupakan komponen, sebab

sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,

program sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan dan

kebutuhan daerah dan masyarakat. Demikian juga dengan

pribadi-pribadi yang ada dalam sekolah yang hidup dalam

lingkungan masyarakat, sehingga perlu diupayakan agar setiap

pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah

lingkungannya.

2) Fungsi Integrasi.

Peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat.

Karena itu, muatan lokal merupakan program pendidikan yang

berfungsi mendidik pribadi- pribadi peserta didik agar dapat

memberikan sumbangan kepadamasyarakat dan lingkungannya

atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi

peserta didik dengan masyarakat.

3) Fungsi Perbedaan.

Peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda.

Pengakuan atas perbedaan berarti memberi kesempatan bagi

setiap pribadi untuk memilih apa yang sesuai dengan minat,

bakat dan kemampuannya. Muatan lokal adalah suatu program

pendidikan yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang

pengembangannya disesuaikan dengan minat, bakat,

kemampuan dan kebutuhan peserta didik, lingkungan dan

daerahnya.12

Hal ini bukan berarti muatan lokal akan mendidik setiap

pribadi yang individualistik, akan tetapi muatan lokal harus dapat

berfungsi untuk mendorong dan membentuk peserta didik ke arah

12Ibid ., h. 106.

Page 26: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

14

kemajuan sosialnya dalam masyarakat.13

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

kurikulum muatan lokal mempunyai fungsi-fungsi yang

menunjang pendidikan dasar di Indonesia sehingga kurikulum

muatan Lokal ini juga berperan dalam pembentukkan karakter

anak di sekolah.

Melalui fungsi-fungsi tersebut diatas kita dapat mengetahui

sejauh mana kurikulum muatan Lokal berperan dalam melahirkan

pemimpin pemimpin yang kaharakternya baik sehingga dalam

kepemimpinannya mampu memajukan kesejahteraan bangsa.

c. Tujuan Pelaksanaan Kurikulum MuatanLokal

Kurikulum pendidikan dasar 1994 menyebutkan bahwa tujuan

kurikulum muatan lokal adalah agar para siswa:

1) Merasa akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari

keterasingan dengan lingkungannya sendiri.

2) Mengenal dan menghargai lingkungan alam dan lingkungan

sosial- budaya yang terdapat didaerahnya.

3) Meningkatkan pengetahuannya

4) Menerapkan pengetauan dan keterampilah yang dipelajarinya

serta mencegah masalah-masalah yang ditemukan disekitarnya

5) Membantu orang tua dan menolong dirinya dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat

perkembangannya serta mempersiapkan diri untuk mengikuti

13Ibid.,h. 210.

Page 27: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

15

pendidikan menengah.14

Tujuan kurikulum muatan lokal di atas dapat tercapai

secara optimal apabila guru dan kepala sekolah

mengembangkannya sesuai dengan asas- asas pengembangan

kurikulum yang berlaku dan mengikutsertakan masyarakat di

sekitar sekolah dalam pelaksanaan program tersebut. Pelaksanaan

kurikulum muatan lokal di sekolah dasar tidak dapat berjalan

lancer dan memperoleh hasil optimal apabila tidak didukung

semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilah

pendidikan. Hal itu dapat terjadi karena di beberapa hal yang tidak

mungkin dilaksanakan sendiri oleh pihak sekolah, misalnya sarana,

prasarana, narasumber dan biaya. Setelah mengetahui tujuan

kurikulum muatan lokal di bawah ini diuraikan tentang fungsi

kurikulum muatan Lokal.

Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksudkan untuk

mempertahankan kelestarian (berkenaan dengan kebudayaan

daerah), juga untuk melakukan usaha pembaruan atau modernisasi

(berkenaan dengan penyesuaian keterampilan atau kejuruan

setempat dengan perkembangan ilmu dan teknologi modern).

Selain itu, pelaksanaan muatan lokal juga bermaksud untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang ada di daerah itu

sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan

daerah, sekaligus mencegah terjadinya depopulasi daerah itu dari

tenagaproduktif.

Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

program muatan lokal bertujuan:

1) Tujuan Langsung

14 Ibid.,h. 89.

Page 28: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

16

a) Bahan pengajaran lebih mudah diserap olehmurid;

b) Sumber belajar di daerah, dapat lebih dimanfaatkan untuk

kepentingan pendidikan;

c) Murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang

ditemukan di sekitarnya;

d) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan, sosial dan

lingkungan budaya yang terdapat didaerahnya.

2) Tujuan Tidak Langsung

a) Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

daerahnya;

b) Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan

menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya;

c) Murid menjadi akrab dengan lingkungan dan terhindardari

keterasingan terhadap lingkungan sendiri.

Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,

besar kemungkinan murid dapat mengamati dan melakukan

percobaan kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah,

menemukan informasi sendiri, dan menggunakan informasi untuk

memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola

dasar dari belajar. Belajar tentang lingkungan mempunyai daya

tarik tersendiri bagi seorang anak. Jean Piaget (1958) mengatakan

bahwa makin banyak seorang anak melihat dan mendengar, makin

ingin ia melihat danmendengar.

Page 29: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

17

d. Kedudukan Muatan Lokal dalamKurikulum

Kududukan kurikulum muatan lokal merupakan satu

kesatuan utuh yang tak terpisahkan dari kurikulum 2013.

Kurikulum muatan lokal merupakan upaya agar penyelenggaraan

pendidikan di daerah dapat disesuaikan dengan keadaan dan

kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan

upaya peningkatanmutu pendidikan nasional, sehingga

pengembangan dan implementasi kurikulum muatan lokal

mendukung dan melengkapi Kurikulum 2013.

Muatan lokal memiliki posisi sebagai komponen

kurikulum. Muatan lokal adalah bahan yang berkaitan dengan

lingkungan sekitar yang dianggap penting oleh pendidik atau

masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh anak didik. Sebagai

komponen kurikulum, muatan lokal merupakan media

penyampaian. Agar dapat mempelajari sesuatu dengan baik,

diperlukan sumber bacaan atau narasumber yang memahami

bahan pengajaran itu. Sumber bacaan yang ditulis oleh orang

daerah dan narasumber yang berasal dari daerah merupakan

media.

Muatan lokal dalam kurikulum dapat menjadi mata

pelajaran yang berdiri sendiri atau menjadi bahan kajian suatu

mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang

berdiri sendiri, muatan lokal memiliki alokasi waktu tersendiri.

Tetapi, sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal sebagai

tambahan bahan kajian yang telah ada. Karena itu, muatan lokal

bisa mempunyai alokasi waktu sendiri dan bisa juga tidak.

Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu

dapat diberikan alokasi jam pelajaran. Misalnya : mata pelajaran

bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan

keterampilan. Demikian pula, muatan lokal sebagai bahan kajian

Page 30: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

18

tambahan dari bahasan atau lebih yang dapat diberikan alokasi

waktunya, tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian yang

merupakanpenjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan

atau subpokok bahasan yang telah ada, sukar untuk diberikan

alokasi jam pelajaran tersendiri. Muatan lokal itu sendiri berupa

disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara,

kebersihan serta keindahan sangat sukar, bahkan tidak mungkin

diberikan alokasi waktu.15

Kedudukan muatan lokal dalam kurikulum adalah 20 %

dari seluruh program kurikuler yang berlaku. Alokasi waktu yang

diberikan juga 20% dari keseluruhan program kurikuler

disekolah.

Alokasi waktu untuk mata pelajaran muatan lokal di setiap

jenjang pendidikan itu hampir sama yaitu 2 jam pelajaran, hanya

berbeda waktunya untuk masing-masing jenjang (E. Mulyasa,

2007: 275).16

1) Jenjang pendidikan dasar, untuk tingkat SD/MI/SDLB,

masing- masing 2 jam pelajaran perminggu (1jam pelajaran =

35menit), sedangkan SMP/MTs/SMPLB, masing-masing 2

jam pelajaran per minggu ( 1 jam pelajaran = 40 menit)

2) Jenjang pendidikan menengah, untuk SMA/MA/SMALB,

masing-masing 2 jam pelajaran perminggu (1 jam pelajaran =

45 menit), sedangkan SMK/MAK masing-masing 2 jam

pelajaran per minggu ( 1 jam pelajaran = 45 menit dan durasi

waktu 192 jam)

Adapun kegiatan belajar mengajar efektif dalam satu

15Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-ruzz 2007) Hal

264-266 16E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: PT RemajaRosdakarya

2007) Hal 275

Page 31: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

19

tahun pelajaran (dua semester), baik untuk SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, maupun SMK/MAK pada umumnya berkisar 34

sampai 38 minggu. Hal ini bisa dipelajari lebih lanjut dengan

kalender pendidikan, dan dikembangkan sesuai dengan kondisi

dan lingkungan di satuan pendidikanmasing-masing.

Berdasarkan susunan program di atas, nampak bahwa

muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta

didik di setiap tingkat kelas. Adapun mengenai isi dan

pengembangannya merupakan kewenangan satuan pendidikan

dan daerah masing- masing.

Kedudukan muatan lokal keterampilan memiliki alokasi

waktu tersendiri. Dalam hal ini perbandingan alokasi waktu yang

diberikan dengan kegiatan kurikuler yang lainnya adalah 80% dan

20 %. Muatan lokal keterampilan memiliki alokasi waktu 20%

atau 2 jam pelajaran setiap minggunya. Mata pelajaran muatan

lokal ini tidak berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya dan

juga memiliki kedudukan yang sama, mata pelajaran muatan lokal

ini juga harus diikuti oleh semua siswa.

e. Dasar Pelaksanaan Kurikulum MuatanLokal

Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara

formal. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Maka dari itu,

sekolah harus dapat mengupayakan kelestarian karakteristik atau

kekhasan lingkungan sekitar sekolah maupun daerah, dimana

sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, maka sekolah

harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan

wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi

karakteristik lingkungan daerahnya tersebut, baik yang berkaitan

Page 32: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

20

dengan kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya

serta kebutuhan daerah.

Berdasarkan kenyataan ini, maka diperlukan

pengembangan program pendidikan yang disesuaikan dengan

potensi dari daerah, minat dan kebutuhan peserta didik serta

kebutuhan daerah. Hal ini berarti sekolah harus mampu

mengembangkan suatu program pendidikan yang berorientasi pada

lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatanlokal.Dengan

demikian, diharapkan peserta didik memiliki perasaan cinta

terhadaplingkungan, pemahaman serta memiliki modal

keterampilan dasaryang selanjutnya dapat dikembangkan lebih

jauh lagi.17

Tahun 2004 Kurikulum Pendidikan Nasional yang baru

diberlakukan, yaitu kurikulum berbasis kompetensi yang telah

diujicobakan itu dijadikan sebagai pengganti Kurikulum

Pendidikan Nasional 1994. Landasan filosofis diberlakukannya

kurikulum baru tersebut adalah dalam rangka untuk lebih

merespon tuntutan reformasi, globalisasi, dan otonomi daerah.

Dalam Kurikulum 2004 muatan lokal dapat dimaknai sebagai salah

satu bentuk desentralisasi pendidikan. Daerah diberi kewenangan

menentukan sendiri kurikulum sesuai kondisi dan kebutuhan

daerah masing-masing, dengan adanya dukungan dari

masyarakat.18

Muatan lokal merupakan gagasan seseorang tentang

kurikulum yang antara lain memuat pandangan terhadap suatu

pendidikan, tujuan yang ingin dicapai, dan bagaimana

17Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, ( Ciputat : Radar Jaya Pratama,

1999), h. 177. 18Sam M. Chan danTuti T. Chan, Analisis SWOT: KebijakanPendidikan Era OtonomiPendidikan,

(Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2005), h. 193-195.

Page 33: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

21

mencapainya. Suatu gagasan pada dasarnya harus memiliki

landasan tertentu agar dapat dibina dan dikembangkan sesuai

dengan harapan dari pembuatnya.19Muatan lokal dalam kurikulum

mempunyai landasan sebagai berikut:

1) Landasan Idiil

Landasan idilnya adalah UUD 1945, Pancasila dan Tap

MPR Nomor 11/1989 tentang GBHN dalam rangka

mewujudkan tujuan pembangunan nasional dan tujuan

pendidikan nasional seperti terdapat dalam UUSPN Pasal 4 dan

PP.28/1990 Pasal 4, yaitu bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.20

Dalam undang-undang yang lain hal ini dapat dilihat

pada beberapa pasal-pasal dalam UU No.20 Tahun 2003 seperti

berikut ini : a. Pasal 1Ayat 2 disebutkan bahwa pendidikan

nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman.21

Dalam Pasal 3 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan

nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.22

Dalam Pasal 15 disebutkan bahwa jenis pendidikan

19SyafruddinNurdin,. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press 2016) , h. 63-64. 20DepartemenPendidikanNasional, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

TentangSistemPendidikanNasional pasal 4

21Ibid,h.11. 22Ibid,h.17.

Page 34: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

22

mencakup pendidikan umum, kesenian, akademik, vokasi,

keagamaan dan khusus. Dalam Pasal 37 Ayat 1 dan 2

dinyatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis dan jalur serta

jenjang pendidikan (dari pendidikan dasar sampai pendidikan

tinggi) wajib memuat pendidikan agama, pendidikan

kewarganegaraan, danbahasa.23

Pada Pasal 55 Ayat 1 dikemukakan bahwa masyarakat

berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat

pada pendidikanformal dan non formal sesuai dengan kekhasan

agama, lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan

masyarakat.24

2) Landasan Hukum.

Landasan hukumnya adalah Keputusan Mendikbud

No.0412 tahun 1987, yaitu pendidikan dasar, Keputusan

Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah

No.173/C/Kep/M/1987, tanggal 7 Oktober 1987 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Muatan Lokal, UUSPN

No.2/1989 Pasal13 ayat 1; Pasal 37,38 ayat 1 dan Pasal 39 ayat

1, serta PP.No.28/1990Pasal 14 ayat 3 dan 4; Pasal 27.25

3) Landasan Teori

Landasan teori pelaksanaan kurikulum muatan lokal

adalah:

a) Tingkat Kemampuan berpikir siswa adalah dari yang

konkret ke yang abstrak. Oleh karena itu, dalam

penyampaian bahan kepada siswa harus diawali dengan

23 Ibid, h. 34 24Ibid, h. 48

25Abdullah Idi, PengembanganKurikulum, TeoridanPraktik, (Yogyakarta: Ar-ruzz, 2007), h. 204

Page 35: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

23

pengenalan hal yang ada disekitarnya. Teori Ausubel

(1969) dan konsep asimilasi Jean Piaget (1972) mengatakan

bahwa sesuatu yang baru haruslah dipelajari berdasarkan

apa yang telah dimiliki peserta didik. Penerimaan gagasan

baru dengan bantuan gagasan atau pengetahuan yang telah

ada ini sebenarnya telah dikemukakan oleh John Friedrich

Herbert yang dikenal dengan istilah apersepsi.26

b) Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin

tahu yang sangat besar akan segala sesuatu yang terjadi di

lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, mereka selalu

gembira bila dilibatkan secara mental, fisik dan sosial

dalam mempelajari sesuatu. Mereka akan gembira bila

diberi kesempatan untuk mempelajari lingkungan

sekitarnya yang penuh sumber belajar. Jadi, dengan

menciptakan situasi belajar , bahan kajian dan cara belajar

mengajar yang menantang dan menyenangkan, aspek

kejiwaan mereka yang berada didalam proses pertumbuhan

akan dapat ditumbuhkembangkan denganbaik.27

4) Landasan Demografik

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu

pulau dan memiliki beraneka ragam adat-istiadat, tata cara dan

tata krama pergaulan, seni dan budaya serta kondisi alam dan

sosial yang juga beraneka ragam. Hal itu perlu diupayakan

kelestariannya agar tidak musnah. Upayapelestarian tersebut

dilakukan dengan cara melaksanakan pendidikan yang

bertujuan untuk menjaga kelestarian akan karakteristik daerah

sekitar siswa, baik yang berkaitan dengan lingkungan alam,

sosial dan budaya peserta didik sedini mungkin.

26 Ibid 27 Ibid,. h. 205

Page 36: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

24

Ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan muatan

lokal kita harus benar-benar memperhatikan dari karakteristik

lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut. Adapun

lingkungan peserta didik disini terdiri atas ;

a) Lingkungan Alam Fisik, yang terdiri atas;

Lingkungan fisik alami, misalnya : daerah rural, urban,

semi rural, dan semi urban.

Lingkungan fisik buatan, misalnya : lingkungan dekat

pabrik, pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan

dansebagainya.

b) LingkunganMasyarakat

Dalam lingkungan masyarakat, menurut Prof. A. Sigit

terdapat dalam tujuh lapangan hidup, yaitu :

(1) Masyarakat yang hidup dalam bidang ekonomi, misalnya

: perdagangan, pertanian, kerajinan, peternakan,

perikanan, perkebunan, transportasi, jasa,

dansebagainya.

(2) Masyarakat yang hidup dalam bidang politik, misalnya :

sebagai pimpinan anggota partai, pimpinan lembaga baik

pemerintah maupun swasta dan sebagainya.

(3) Masyarakat yang hidup dalam suatu bidang ilmu

pengetahuan, misalnya : guru, peneliti, ahli-ahli tertentu,

pengarang, atau pencipta dan sebagainya.

(4) Masyarakat yang hidup dalam bidang keagamaan.

Dalam muatan lokal misalnya : berbagai kegiatan

perayaan hari besar agama, adat istiadat, kebiasaan-

kebiasaan, dansebagainya.

Page 37: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

25

(5) Masyarakat yang hidup dalam bidang olah raga,

kurikulum dalam muatan lokal, misalnya : berbagai

permainandaerah.

(6) Masyarakat yang hidup dalam bidang kekeluargaan,

kurikulum dalam muatan lokal, misalnya : gotong

royong, silaturahmi dan sebagainya.28

Keterpaduan antara lingkungan alam dan masyarakat pada

hakekatnya membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri-ciri

tertentu yang disebut dengan pola kehidupan. Jadi, pola kehidupan

disini mencakup interaksi antar individu, antara individu dengan

kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok lainnya baik

secara formal maupun non formal.

Dalam kenyataannya, pola kehidupan suatu masyarakat

dapat berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang

lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan lingkungan alam dan

sejarah perkembangan kebudayaannya.

Secara umum, program pendidikan muatan lokal adalah

mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang

mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia

melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas

sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional

maupun pembangunan setempat.28

f. Ruang Lingkup dan Isi Kurikulum MuatanLokal

Menurut Suharsimi Arikunto, ruang lingkup kurikulum

muatan lokal adalah sebagai berikut :

1) Keterampilah dasar, keterampilan yang diperlukan untuk

kehidupan, dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan,

28Dakir, PerencanaandanPengembanganKurikulum, (Jakarta : PT. RinekaCipta, 2004), hlm. 102

Page 38: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

26

dan keterampilan untuk memperoleh penghasilan (income

producing) yang ditunjang oleh penerapan ilmu pengetahuan

danteknologi.

2) Masalah lingkungan yaitu hal-hal yang dapat mengganggu

ketenteraman kehidupan masyarakat, misalnya

kebersihandankesehatan, merupakan suatu30 upaya untuk

memberi bekal kepada siswa agar menjadi anggota masyarakat

yang berguna.

3) Seni dan budaya lokal, antara lain bahasa daerah, seni music

lokal, seni rupa, seni tari dan olahraga. Pariwisata juga dapat

diaktegorikan sebagai budaya lokal karena merupakan suatu

hal khusu yang dimiliki daerah bersangkutan.

Kurikulum pendidikan dasar juga menyebutkan bahwa isi

kurikulum muatan lokal ditetapkan atas dasar beberapa

pertimbangan berikut :

1) Hasil identifikasi potensi daerah yang dapat dianggap sebagai

bahan kajian muatanlokal.

2) Hasil identifikasi sumber daya manusia sebagai faktor yang

sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tercapainya muatan

lokal.

3) Hasil identifikasi kebutuhan tenaga terampil untuk kepentingan

pembangunandaerah.

4) Hasil identifikasi berbagai jenis keterampilan yang

dikembangkan di Madrasah Tsanawiyah.

Melalui berbagai mata pelajaran diatas kurikulum muatan

Lokal diterapkan, dengan memiliki kandungan nlai-nilai

pendidikan karakter maka diharapkan siswa mampu

Page 39: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

27

mengembangkan berbagai keterampilan hidup serta mampu

berkontribusi terhadap berbagai aspek-aspek kehidupan

diIndonesia.

2. Pengelolaan Kurikulum Muatan Local

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum

pelaksanaan adalah kebijakan mengenai muatan lokal, guru, sarana dan

prasarana, dan manajemen sekolah.

a. Kebijakan Muatan Lokal

Pelaksanaan muatan lokal harus didukung kebijakan, baik

pada level pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.

Kebijakan diperlukan dalam hal:

1) kerja sama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun

swasta;

2) pemenuhan kebutuhan sumber daya (ahli, peralatan, dana,

sarana dan lain-lain); dan

3) penentuan jenis muatan lokal pada level

kabupaten/kota/provinsi sebagai muatan lokal wajib pada

daerah tertentu. Yang dimaksud daerah tertentu adalah

daerah yang memiliki kondisi khusus seperti: rawan konflik,

rawan sosial, rawan bencana, dan lain-lain.

g. Guru

Guru yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal

adalah yang memiliki:

1) kemampuan atau keahlian dan/atau lulusan pada bidang yang

relevan;

2) pengalaman melakukan bidang yang diampu; dan

Page 40: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

28

3) minat tinggi terhadap bidang yang diampu.

4) Guru muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan,

seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku

sosial-budaya, dan lain-lain.

h. Sarana dan Prasarana Sekolah

Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal harus

dipenuhi oleh satuan pendidikan. Jika satuan pendidikan belum

mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, maka

pemenuhannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan pihak

tertentu atau bantuan dari pihak lain.

i. Manajemen Sekolah

Untuk memfasilitasi implementasi muatan lokal, kepala

sekolah:

1) menugaskan guru, menjadwalkan, dan menyediakan sumber

daya secara khusus untuk muatan local;

2) menjaga konsistensi pembelajaran sesuai dengan prinsip-

prinsip pembelajaran umum dan muatan lokal khususnya; dan

3) mencantumkan kegiatan pameran atau sejenisnya dalam

kalender akademik satuan pendidikan.29

Berjalannya kurikulum muatan lokal di sekolah memerlukan

pengelolaan agar berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Pengimplementasiannya mencakup tiga pokok yakni perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.30

29 Permendikbud nomor 81A tahun 2013 30 Oemar Hamalik. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hal. 248.

Page 41: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

29

a. Perencanaan Muatan Lokal

Langkah-langkah perencanaan muatan lokal yang dapat

dilakukan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah

2) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal

3) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal

4) Menentukan mata pelajaran muatan lokal

5) Mengembangkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta

silabus dan RPP.31

Setelah silabus selesai dibuat, pendidik perlu merencanakan

pelaksanaan pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun

komponen dari rencana pelaksanaan pembelajran minimal memuat

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media dan sumber

belajar.

Selain itu perencanaan bertujuan menguraikan visi dan misi

atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang

ingin dicapai dalam setiap penetapan berbagai elemen yang

akandigunakan dalam proses implementasi kurikulum terhadap

tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi: 1) identifikasi

masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai) 2)

Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia,

anggaran dan waktu. 3) Evaluasi setiap alternatif tersebut d.

penentuan alternatif yang paling tepat.

b. Pelaksanaan Muatan Lokal

Tahap implementasi kurikulum muatan lokal yang

31 Rusman, Manajemen Kurikulum (Bandung: Mulia Mandiri Press : 2008) hal. 406

Page 42: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

30

berikutnya adalah pelaksanaan pembelajaran sebagai penerapan

langsung oleh pendidik dalam proses interaksi di kelas dengan

peserta didik. Pembelajaran mengandung pengertian sebagai

perubahan dalam diri seorang. Di dalam pembelajaran tugas

pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan

agar menunjang perubahan perilaku bagi peserta didik.32

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses

yag diatur dengan tahapan-tahapan tertentu, agar pelaksanaannya

mencapai hasil yang diharapkan. Tahapan-tahapan kegiatan

pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

penutup.33

Mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti

prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan mengajar,

mengorganisasikan waktu, siswa dan fasilitas belajar,

melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran, dan

mengakhiri pelajaran.34

Langkah selanjutnya menyampaikan materi pembelajaran,

dalam menyampaikan pelajaran kegiatan utamanya yaitu untuk

menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan.

Kegiatan inti setidaknya mencakup a. Penyampaian tujuan

pembelajaran, b. Penyampaian materi/bahan ajar dengan

menggunakan pendekatan, metode, sarana dan alat media yang

sesuai, c. Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa dan d.

Melakukan pemeriksaan/pengecekan mengenai pemahaman

siswa.35

Akhir dari proses pembelajaran adalah menutup atau

32 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hal. 238 33 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 104 34 Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1994) h. 120 35 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 104

Page 43: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

31

evaluasi pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran adalah

kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan

penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada

kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-

sama dengan siswa. Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam

kegiatan akhir dan tindak lanjut meliputi:36

a. Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian

b. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif

kegiatan diantaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan,

menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan

memberikan motivasi/bimbingan belajar.

c. Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau

memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran

berikutnya.

Terdapat beberapa rambu-rambu dalam pelaksanan

kurikulum muatan lokal. Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan

pendidikan muatan lokal di satuan pendidikan:

1) Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari

tingkat pra satuan pendidikan hingga satuan pendidikan

menengah. Khusus pada jenjang pra satuan pendidikan,

muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.

2) Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri

dan/atau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata

pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.

3) Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa

mata pelajaran khusus muatan lokal.

4) Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu

36 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 105

Page 44: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

32

tahun atau bahkan selama tiga tahun.

5) Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek

(kognitif, afektif, psikomotor, dan action).

6) Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk

kerja, produk, dan portofolio.

7) Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis

bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.

8) Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi

dan karakteristik satuan pendidikan.

9) Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk

muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga

dengan pihak lain.37

Pelaksanaan bertujuan untuk melaksanakan blue print

(kerangka kerja terperinci) yang telah disusun dalam

perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber

daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan

sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu,

menurut departemen/divisi/seksi masing-masing atau gabungan,

tergantung pada rencana sebelumnya, hasil dari pekerjaan ini

dapat tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi Kurikulum Muatan Lokal

Ada dua macam evaluasi dalam pengelolaan muatan lokal

yaitu evaluasi hasil belajar muatan lokal dan evaluasi program

muatan lokal. Evaluasi hasil belajar muatan lokal dilakukan sama

seperti evaluasi mata pelajaran lainnya. Sedangkan evaluasi

program muatan lokal dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

37 Permendikbud nomor 81A tahun 2013

Page 45: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

33

1) Reflective evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum

dilaksanakannya muatan lokal.

2) Formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada

saat muatan lokal baru dilaksanakan.

3) Summative evaluation, yaitu evalusi yang dilakukan pada saat

muatan lokal telah selesai dilaksanakan secara menyeluruh.38

Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal 1) melihat

proses yang sedang berjalan sebagai tugas kontrol, apakah

pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai

fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. 2)

melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada

krateria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase

perencanaan. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan suatu

metode, sarana prasarana, anggaran personal dan waktu yang

ditentukan dalam tahap perencanaan.39

Hasil evaluasi menjadi acuan agar proses kegiatan

kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Maka kegiatan

evaluasi menjadi sangat penting dilakukan.

38 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Rineka Cipta: 2004) h. 125-126 39 Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum dalam Pendidikan Profesi Guru (Yogyakarta:LPPM

UNY 2016), h. 103

Page 46: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

34

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan studi literature yang penulis lakukan, terdapat penelitian

yang relevan terkait dengan penelitian ini, penelitian relevan tersebut

diantaranya:

1. Umi Hanifah, dengan judul “Implementasi Pelaksanaan Kurikulum

Muatan Lokal Berbasis Agama untuk Mencapai Standar Kompetensi

Kelulusan” 2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

implementasi pelaksanaan kurikulum muatan local berbasis agama untuk

mencapai standar kompetensi kelulusan dapat dilihat pada ciri dan output

pelaksanaan kurikulum muatan local berbasis agama. Perbedaan

penelitian ini dengan yang saya lakukan terletak pada lokasi penelitian

dan peneliti ini hanya meneliti pelaksanaan kurikulum.

2. Mariana Ulfa, dengan judul “Implementasi Kurikulum Muatan local di

Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda Turen Kabupaten Malang”, 2008.

Hasil penelitian ini mengulas tentang penemuan kendala-kendala yang

dialami sekaligus upaya dalam mengatasinya. Perbedaan penelitian ini

dengan yang saya lakukan terletak pada lokasi penelitian dan peneliti ini

hanya mengulas tentang kendala dan cara untuk mengatasinya.

3. Septia Darmayanti, dengan judul “Implementasi Kurikulum Muatan

Lokal (Program Tahfidz) di MTs Negeri Godean Sleman”, 2017. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum muatan local berjalan

dengan lancar dan mengalami banyak kemajuan. Perbedaan penelitian ini

dengan yang saya lakukan terletak pada lokasi penelitian dan metode

penelitian yang digunakan.

C. Kerangka Berfikir

Kurikulum muatan lokal di sekolah berkaitan erat dengan proses

Page 47: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

35

pendidikan dan merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan proses

pendidikan. Dasar pemikiran pentingnya penyelenggaraan kurikulum muatan

lokal di sekolah bukan terletak pada ada tidaknya dalam landasan hukum

(perundang-undangan), akan tetapi menyangkut upaya memfasilitasi peserta

didik agar mampu mengembangkan karakter didiknya.

Dalam istilah pendidikan disebutkan bahwa pemberian kesempatan

yang sama kepada setiap individu untuk memperoleh pelayanan pendidikan

yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun badan swasta.

Kemudian faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan

adalah adanya perubahan system pendidikan sehingga peserta didik sulit

untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan system

pendidikan. Selain itu juga ada faktor psikologis dimana faktor inidipengaruhi

oleh pembawaan dan kematangan serta lingkungan, sehingga untuk mencapai

perkembangan yang optimal diperlukan asuhan yang terarah.

Dilihat dari fase perkembangan, para siswa akan melalui fase anak

sekolah, fase remaja, dan fase dewasa. Dimana untuk mencapai kedewasaan

tersebut ditandai dengan perubahan dan perkembangan dari berbagai aspek,

seperti aspek biologis, intelektual, emosional, sikap, dan nilai. Dalam masa

transisi seperti itu para peserta didik sering mengalami kesulitas dalam

memecahkan masalahnya. Untuk itu perlunya kurikulum muatan Lokal untuk

membantu mengembangkan usaha dan kreatifitas anak dalam memecahkan

masalahnya sendiri dalam keseharian kehidupan mereka

Kemudian apa yang dilakukan kurikulum muatan lokal dalam

pembentukkan dan penanaman nilai-nilai karakter siswa akan berjalan dengan

segala dukungan dari berbagai pihak sekolah, guru kelas, guru bidang studi,

pendanaan, lingkungan sarana prasarana sekolah serta motivasi siswa yang

akan menghadapi sedikit kesulitan pula yang timbul dalam prosesnya.

Page 48: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

36

Segala upaya pembentukkan dan penanaman nilai-nilai karakter siswa

bertujuan menghasilkan anak-anak yang memiliki karakter diri yang meliputi

jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya

diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,

ingin tahu, dan cinta ilmu.

Page 49: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

37

BAB III

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Al-Nahdlah berlokasi di Jl. Serua

Bulak Raya No. 50, RT 006/001 Pondok Petir Bojongsari Depok Jawa Barat.

Sedangkan waktu penelitiannya mulai pada bulan bulan juni 2020 dengan guna

waktu satu bulan.

C. Data dan Sumber Data

Ada dua data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder

atau tambahan. Sumber data utama atau primer dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dari kepala madrasah, waka kurikulum dan guru pengampu

pelajaran muatan lokal dan tindakan dari guru pengampu pelajaran muatan

lokal selama proses pembelajaran muatan lokal, selebihnya adalah data

tambahan dokumen dan lain-lain. Data yang diperoleh dari penelitian ini

adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati dan data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi.

D. Metode penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku

yang diamati.40

Pendekatan kualitatif ini mempunyai beberapa karakteristik,

diantaranya yaitu: penelitian menggunakan latar alami, manusia sebagai alat

(insturment), analisis data secara induktif (analisis data bersamaan dengan

40 Leixy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4

Page 50: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

38

pengumpulan data), penelitian bersifat deskriptif (data yang diperoleh berupa

kata-kata, gambar dari perilaku), mementingkan proses daripada hasil.41

Jenis penelitian ini yaitu studi kasus (case study), penelitian ini

dimaksudkan untuk mempelajari secara insentif tentang latar belakang dan

posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit social tertentu yang bersifat apa

adanya. Sebjek penelitian bisa berupa individu, kelompok, institusi atau

masyarakat. Dalam penelitian ini subjeknya adalah kepala sekolah, waka

kurikulum dan guru pengampu pelajaran muatan lokal. Penelitian kasus

merupakan studi mendalam mengenai unit social tertentu, yang hasil

penelitian itu member gambaran yang luas dan mendalam mengenai unit

social tertentu.42

E. Teknik pengumnpulan

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah) dan dengan menggunakan cara

purposive, purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan.43 Dalam penelitian ini peneliti mengambil

data dari kepala madrasah, waka kurikulum, dan guru pengampu muatan

lokal, karena merekalah yang paling tahu tentang apa yang diteliti oleh

peneliti. Pengumpulan data dengan cara observasi berperan serta, wawancara

mendalam dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan untuk menggali

informasi secara langsung dari informan/sumber informasi. Dengan

mengadakan Tanya jawab antara peneliti dengan kepala sekolah, waka

kurikulum dan guru pengampu mata pelajaran. Untuk memperoleh

41 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: CV Rineka Cipta, 1997), h. 38 42 Sudarwan Danim, Menjadi peneliti kualitatif (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h. 55 43 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 300

Page 51: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

39

informasi secara langsung dari pihak yang bersangkutan dan hasilnya

digunakan untuk melengkapi pembahasan. Karena wawancara merupakan

teknik yang sangat primer dalam metode penelitian pendekatan kualitatif.

2. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, observasi diklasifikasikan menurut tiga

cara. Pertama, observasi berpartisipasi (participant observation). Kedua,

observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and

covert observation). Ketiga, observasi yang tidak terstruktur (unstructured

observation). Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah

observasi berpartisipasi. Observasi berpartisipasi adalah peneliti terlibat

dengan kegiatan sehari-hari dengan orang yang sedang diamati atau

digunakan sebagai sumber data penelitian.44

Pada observasi ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap

kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran muatan local kitab kuning.

Setelah instrument observasi dibuat, peneliti mulai datang ke lokasi

penelitian untuk melihat kegiatan pembelajaran yang terjadi di lokasi

tersebut.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah cara untuk mencari informasi dari data-data

yang sudah berlallu untuk menguatkan hasil dari observasi dan

pengamatan. Bentuk dokumen bisa berupa gambar, catatan tertulis baik

yang diarsipkan oleh lembaga sendiri, atau dari media cetak dan dari

internet. Setelah instrument dokumentasi dibuat, maka peneliti dating ke

lokasi penelitian untuk melakukan pencatatan data dokumentsi yang

diperlukan sebagai penunjang validitas informasi atau data yang diperoleh

peneliti.

44 Ibid., 310

Page 52: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

40

F. Analisis dan pengelolaan data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan penemuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan cara

mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari

sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu: data

reduction, data display dan conclusion. Selanjutnya model interaktif dalam

analisis data ditunjukkan pada gambar berikut.45

Bagan 3.1 Model Interaktif dalam analisis data

Adapun langkah-langkah analisisnya adalah:

1. Redukti Data (Data Reduction)

Pada tahap ini mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti

dalam menulis hasil data lapangan. Reduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 338

Data reduction

Data Collection

Conclusion:

Drawing/Verif

ying

Data Display

Page 53: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

41

lebih, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.46

2. Penyajian data (Data Display)

Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun

yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif beberapa jenis bentuk

penyajian datanya adalah bentuk uraian singkat, bagan dan sebagainya.47

Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisir, tersusun pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena masalah rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga

setelah diteliti menjadi jelas. Pada tahap ini merupakan pengambilan

kesimpulan dilakukan, hal ini dalam rangka mencari makna data dan

mencoba menyimpulkannya.

46 Ibid., h. 336 47 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanhur, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h. 308

Page 54: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini dideskripsikan berdasarkan hasil wawancara dan study

dokumen, adapun observasi tidak dapat dilakukan karena lembaga mengikuti protocol

kesehatan covid 19 yang mengharuskan proses pembelajran dilakukan secara daring.

A. Profil MTs Al-Nahdlah

1. Sejarah Singkat

Pondok pesantren Al-Nahdlah terletak di Jl. Serua Bulak No. 50

RT 06 RW 01, Pondok Petir Bojongsari, Depok, Jawa Barat – 16517.

Dengan luas tanah 3090 M² dan luas bangunan 2767 M.

Pondok pesantren Al-Nahdlah, masyarakat biasa juga

menyebutnya dengan Al-Nahlah Islamic Boarding School adalah lembaga

pendidikan islam dengan system pembelajaran terintegrasi antara

pendidikan umum dan agama. Al-Nahdlah menggabungkan kekuatan

tradisi islam dengan kemajuan keilmuan kontemporer. Sehingga santri

diharapkan mempunyai kemampuan yang berbasis karakter. Nilai-nilai

kepesantrenan ditanamkan secara kuat dengan pola keteladanan. Di sisi

lain, santri diakrabkan dengan keilmuan kontemporer dengan cara

pengayaan literature dan praktik.

Berawal dari obrolan ringan para aktivis muda Nahdlatul Ulama

yang berbasis di Ibu Kota, yang berhasrat medirikan sebuah lembaga

pendidikan Islam berasrama yang mampu menggabungkan metode

modern dan salaf dalam sebuah lingkungan pembelajar (learning

environment) yang kondusif, akhirnya sepakatlah 6 pemikir muda NU

yaitu: Dr. Hilmi Muhammadiyah, Dr. Asrorun Niam Sholeh, Sulthan

Fathoni, M. Si, Abdullah Masud S. Pdi, Ridwan Tiyeb, S. Pd, dan Khoirul

Hadi Nasution, S. Ag. Untuk benar-benar merealisasikan tujuan mulia itu

dan saling berkorban demi memperjuangkan kesempatan bersama.

Page 55: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

43

Di atas tanah yang bertumbuhkan ilalang, pada tahun 2005 silam

sebuah gedung mulia dibangun. Gedung yang merupakan sebuah hasil

pemikir-pemikir muda NU dalam wadah yayasan yang mereka beri nama

eLSAS (Lembaga Studi Agama dan Sosial) yang eksis mengkaji masalah-

masalah agama dan social sesuai dengan namanya. Nama Al-Nahdlah pun

dipilih sebagai langkah kebangkitan sebuah pendidikan yang mampu

bersaing di zaman global ini, selain itu nama Al-Nahdlah dinisbatkan

kepada NU. Model pembelajaran yang terintegrasi (Integrated Learning

System) antara pendidikan umum dan agama menjadi wacana utama

madrasah dan pondok pesantren ini, dengan moto Center of Excellence

(pusat keunggulan.

Di awal Agustus 2006, MTs Al-Nahdlah mulai mengadakan proses

belajar mengajar, walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas.

Generasi awal siswanya berjumlah 14 siswa, 6 putra dan 8 putri yang

berasal dari Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Di tahun berikutnya rekrutmen

peserta didik MTs Al-Nahdlah menjadi lebih selektif. Hanya siswa yang

mempunyai keunggulan akademis sajalah yang diutamakan, itupun

dibatasi hanya 25 orang. Hal ini ditunjang dengan pemberian beasiswa

penuh selama tiga tahun masa pembelajaran di MTs Al-Nahdlah.

Rekrutmennya pun tersebar di seluruh nusantara. Mulai dari Sumatra,

Jawa, Kalimantan Sulawesi hingga Papua. Dengan bermodal tekat dan

semangat keilmuan yang tinggi, akhirnya tahun-tahun berikutnya pun Al-

Nahdlah mulai menjadi madrasah maupun pesantren yang patut

diperhitungkan di kota Depok dengan berbagai macam torehan prestasi.48

Saat ini MTs Al-Nahdlah berkembang, jumlah peserta didik yang

semakin bertambah. Banyak lulusan yang ditrima di sekolah-sekolah

favorit seperti MAN Insan Cendikia Serpong maupun Gorontalo.

48 Dokumen MTs Al-Nahdlah pada tahun 2019

Page 56: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

44

2. Visi dan Misi

a. Visi

Al-Nahdlah Islamic Boarding School sebagai pusat unggulan (center

of excellence) pendidikan yang memiliki kompetensi di bidang ilmu

pengetahuan, pembangunan jaringan, pelestarian tradisi, pengabdian

masyarakat, serta penyiapan sejak dini atas generasi masa depan yang

bertaqwa, cerdas dan inovatif.

b. Misi

1) Menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi di bidang

pengetahuan dan kajian kitab kuning

2) Menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan

3) Menghasilkan lulusan yang dapat berkomunikasi dalam bahasa

internasional (Arab dan Inggris)

4) Menghasilkan lulusan yang mempunyai kualitas kepemimpinan

(leadership,) kemandirian, dan kecakapan dalam berorganisasi dan

bersosialisasi

5) Mengembangkan komunikasi dan jaringan dengan institusi

pendidikan lainnya sebagai pusat pendidikan unggulan dalam

menyiapkan generasi masa depan yang berdaya saing global.49

Dari misi ini Nampak bahwasannya kitab kuning merupakan salah satu

misi dari lembaga ini, karena itu perlu diwujudkan dengan proses

pembelajaran.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dan bermanfaat

untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran karena meskipun

kegiatan pembelajaran sudah baik, namun tidak di dukung dengan alat-alat

atau sarana prasarana pendidikan maka hasil yang diperoleh tidak akan

49 Dokumen MTs Al-Nahdlah pada tahun 2019

Page 57: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

45

sempurna ssesuai yang diharapkan. Menurut hasil observasi penulis,

sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pendidikan dan

pembinaan santri MTs Al-Nahdlah Depok cukup memadai seperti yang

telah dipaparkan dalam table di bawah ini.50

Tabel . 1

Sarana dan Prasarana MTs Al-Nahdlah

No Jenis Prasarana Jml.

Ruang

Jml. R.

Kondisi

Baik

Jml. R.

Kondisi

Rusak

1 Ruang Kelas 3 3 -

2 Perpustakaan 1 1 -

3 R. Lab. IPA - - -

4 R. Lab. Biologi 1 - -

5 R. Lab. Fisika 1 - -

6 R. Lab. Kimia 1 - -

7 R. Lab. Komputer 1 1 -

8 R. Lab. Bahasa 1 - -

9 R. Pimpinan 1 1 -

10 R. Guru 1 1 -

13 R. Tata Usaha 1 1 -

14 R. Konseling 1 1 -

13 Tempat Beribadah 1 1 -

14 R. UKS 1 1 -

15 Jamban 18 18 -

16 Gudang 3 3 -

17 R. Sirkulasi 7 1 -

50 Dokumen pada tanggal 3, 5 dan 8 Juni 2020

Page 58: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

46

18 Tempat Olahraga 1 1 -

19 R. Organisasi Kesiswaan 2 1 -

Secara mayoritas sarana dan prasarana di MTs Al-Nahdlah Depok

kondisinya cukup baik dan dinilai cukup untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar. Sarana ini memadai untuk melaksanakan proses

pembelajaran kitab kuning agar lebih memudahkan dalam pencapaian

kompetensi siswa, adapun sarana prasarana yang digunakan dalam

pembelajaran kitab kuning seperti ruang kelas dan lab bahasa.

B. Gambaran Kegiatan Pembelajaran Kitab Kuning

Kitab Kuning dipilih sebagai muatan local sekolah karena merupan

salah satu dari misi sekolah. Dalam proses belajar mengajar kitab kuning di

sekolah yang diajarkan oleh bapak Andri Susanto, beliau dipilih sebagai guru

pengampu karena merupakan guru yang berkompeten di bidang kitab kuning.

Kegiatan pembelajaran kitab kuning dilaksanakan pada hari senin jam

11.40- 13.00 dan hari jumat jam 08.30-09.40 dengan beberapa teknik

pembelajaran, mulai dari guru memberikan pengajaran kepada siswa sampai

praktik yang dilakukan siswa dalam membaca kitab kuning.

C. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal MTs Al-Nahdlah

Proses pengelolaan kurikulum muatan local kitab kuning dimulai dari:

1. Perencanaan Manajemen Muatan Lokal

Dalam implementasi kurikulum terdapat 3 tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh Kepala Madrasah menyampaikan bahwa : ” Dalam

implementasi kurikulum terdapat tiga tahapan yaitu: pertama adalah

perencanaan kurikulum, kedua adalah pelaksanaan kurikulum, ketiga

Page 59: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

47

adalah evaluasi kurikulum”.51

Pendapat ibu kepala sekolah tersebut didukung oleh pendapat

wakil bidang kurikulum, beliau berpendapat: ” pengelolaan kurikulum

muatan local dimulai dari proses Perencanaan kurikulum, pelaksanaan

kurikulum, dan evaluasi impelementasi kurikulum”.52

Pada tahap perencanaan terdapat beberapa kegiatan yaitu: (1)

Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai) (2)

Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia, angaran dan

waktu (3) Evaluasi setiap alternatif tersebut (4) Penentuan alternatif yang

paling tepat. Pada tahap perencanaan implementasi kurikulum ini bisa

berwujud dalam pembuatan perangkat pembelajaran seperti: Silabus,

Prota, Promes dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan

digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran nantinya.

Tahap kegiatan perencanaan implementasi kurikulum muatan

lokal kitab kuning adalah menyusun perangkat-perangkat pembelajaran

yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh kepala sekolah bahwa: “Dalam perencanaan biasanya

menyusun prota, promes, silabus dan RPP. Juga menyusun pelajaran

tambahan atau bimbingan pada siswa yang terhambat belajarnya”.53 Hal

ini dibuktikan dengan adanya dokumen yang terlampir.

Dalam prota disebutkan beberapa materi pokok dengan masing-

masing alokasi waktu sesuai dengan berat materi. Pada alokasi waktu

semester gasal berjumlah 34 jam dan 32 jam pada semester genap, akan

tetapi dalam promes tidak disebutkan evaluasi dan ulangan harian beserta

alokasi waktunya.

Dari RPP yang telah dibuat oleh guru, semuanya sesuai dengan

silabus dan telah disetujui oleh kepala sekolah, hal ini dibuktikan dengan

51 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 di MTs Al-Nahdlah Depok 52 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 53 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 60: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

48

adanya terteranya tanda tangan oleh kepala sekolah. Hal ini

membuktikan terjalinnya komunikasi yang baik pada saaat perencanaan

yang dilakukan oleh guru pengampu, wakil bidang kurikulum dan kepala

sekolah.

Tidak hanya hal tersebut yang perlu dipersiapkan dalam tahap

perencanaan implementasi kurikulum muatan lokal kitab kuning selain

menyiapkan perangkat pembelajaran juga menyiapkan kitab yang

digunakan dalam pembelajaran mutan lokal kitab kuning. Hal ini sesuai

dengan yang disampaikan oleh guru pengampu pelajaran kitab kuning,

beliau menyampaikan: “Dalam perencanaan biasanya menyusun silabus

pembelajaran, Prota, Promes dan RPP selama satu semester dan

mempersiapkan buku apabila buku pelajarannya sudah ada diantara

kitab-kitab seperti Ta’limul Thulab, Al Adzkar Thulab, Tafsir Jalalain

Thulab dan Nashoihul Ibad”.54 Hal ini terbukti dengan tersedianya

perangkat pembelajaran kitab kuning yang ada di MTs Al-Nahdlah

Depok yang sudah lengkap dan mudah dipahami. Dalam RPP disebutkan

alat dan sumber belajar yaitu rumus dan Qoidah metode praktis

mendalami Al-quran dan membaca kitab kuning, Amtsilati dan

Kholasati, dan Kitab-kitab Nahwu Shorof.

Dari uraian di atas maka dapat difahami bahwa dalam perncanaan

implementasi kurikulum muatan lokal kitab kuning adalah menyusun

perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama satu semester

selain itu menyusun jam tambahan belajar bagi siswa yang terlambat

belajaranya hal ini sudah sangat baik mengingat bahwa kegiatan

perencanaan adalah kegiatan yang akan digunakan kedepannya apabila

dalam perencanaan sudah baik maka dalam pelalaksanaannya seharusnya

juga baik.

Dalam menyusun sebuah perencanaan pastilah terdapat pihak-

pihak yang terlibat didalamnya, hal ini sesuai dengan dengan apa yang

54 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 61: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

49

disampikan oleh guru pengampu pelajaran kitab kuning, yang

disampaikan bahwa: “Yang terlibat dalam perencanaannya adalah kalau

tim kelompok kerja guru jadi tim tersebut yang melakukan perencanaan

akan tetapi didalamnya juga terdapat kepala sekolah, waka kurikulum

dan lainnya yang terlibat dalam perencanaan kurikulum muatan lokal”.55

Hal tersebut sama seperti yang disampaikan oleh wakil bidang

kurikulum, yang berpendapat bahwa : “Yang terlibat dalam perencnaan

adalah: Kelompok kerja guru, waka kurikulum, komite madrasah dan

kepala madrasah”.56

Seperti yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dipahami

bahwa orang-orang yang terlibat dalam perncanaan kurikulum muatan

lokal kitab kuning adalah orang yang benar-benar mengetahui seluk

beluk pelajaran kitab kuning seperti halnya kelompok kerja guru pastilah

didalamnya terdapat guru-guru yang sudah berpengalaman mengajar

kitab kuning, selain itu juga terdapat waka kurikulum dan komite

madrasash maka pastilah kegiatan perencanaan akan ssemakin baik.

Sementara itu waktu yang tepat dalam melakukan perencanaan

adalah awal semester karena perencanaan tersebut akan digunakan dalam

satu semester kedepan hal ini sesuai dengan pendapat guru pengampu

muatan lokal kitab kuning, yang menyampaikan bahwa: “Kegiatan

perencanaan dilakukan Setiap awal semester jadi dalam setahun ada 2

kali perecanaan”.57 Hal tersebut juga didukung oleh wakil bidang

kurikulum yang menyampaikan bahwa: “Perencanaanya dilaksanakan

setiap awal semester karena akan digunakan dalam satu semester”.58

Maka berdasarkan wawancara diatas yang menerangkan bahwa

perencanaan kurikulum muatan lokal kitab kuning dilaksanakan setiap

awal semester maka hal tersebut sudah sangat tepat karena sebuah

55 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 56 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 57 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 58 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 62: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

50

perencaan akan digunakan dalam satu semester maka lebih efektif.

Menurut Permendiknas No.22 tahun 2006 secara umum tujuan

pengembangan kurikulum muatan lokal dalam KTSP bertujuan untuk

memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup kepada

peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan

dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di daerahnya dan

mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan

nasional.59 Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh kepala

Madrasah, beliau menyampaikan: “Tujuan dari muatan lokal adalah

Memberikan pengetahuan serta wawasan kepada siswa tentang

bagaimana keadaan serta kebutuhan dalam lingkungannya sendiri agar

siswa mampu berada di masyarakat”.60

Karena tujuan dari muatan lokal adalah memberikan pengetahuan

kepada peserta didik tentang keadaan serta kebutuhan masyarakat maka

kitab kuning sebagai muatan lokal yang diterapkan di lembaga MTs Al-

Nahdlah Depok karena kitab kuning adalah muatan lokal yang sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan pemaparan

diatas kepala sekolah, menambahkan:

Memilih kitab kuning sebagai muatan lokal yang diterapkan

dalam lembaga ini untuk mengembangkan diri khas

madrasah dan untuk pendalaman agama meskipun siswa

yang ada di lembaga ini banyak yang berbeda latar belakang

pendidikannya, juga untuk memahami dan melaksanakan

ajaran-ajaran agamanya.61

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh wakil bidang

kurikulum, yang menyampaikan bahwa:

Karena memang untuk pendalaman Agama, maka madrasah

memilih muatan lokal yang berkaitan dengan pengembangan

59 Permendiknas No.22 tahun 2006 60 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 61 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 63: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

51

Agama Islam dalam hal ini kitab kuning sebagai kurikulum

muatan local.62

Sesuai dengan pendapat diatas maka kitab kuning dipilih sebagai

muatan lokal yang diterapkan di sekolah adalah untuk pendalaman

agama sesuai dengan ciri khas pesantren yang mengajarkan ilmu

keagamaan bagi para siswanya, sehingga mampu terjun di masyarakat

dengan menyebarkan syiar agama islam.

2. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yag

diatur dengan tahapan-tahapan tertentu, agar pelaksanaannya mencapai

hasil yang diharapkan. Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.63

Mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti prosedur

memulai pelajaran, mengelola kegiatan mengajar, mengorganisasikan

waktu, siswa dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan

hasil pelajaran, dan mengakhiri pelajaran.64

Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa pelaksanaan

pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran, membuka pelajaran

dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan

perhatian dan mengetahui apa yang telah dikuasai oleh siswa berkaitan

dengan bahan yang akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh guru pengampu bahwa “pelaksanaan kegiatan belajar

yang pertama yaitu membuka pelajaran dengan cara melakukan kegiatan

apersepsi atau penilaian kemampuan awal untuk mengetahui sejauhmana

62 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 63 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 104 64 Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1994) h. 120

Page 64: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

52

kemampuan awal yang dimiliki siswa”65

Langkah selanjutnya menyampaikan materi pembelajaran, dalam

menyampaikan pelajaran kegiatan utamanya yaitu untuk menanamkan

dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan

dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya

mencakup a. Penyampaian tujuan pembelajaran, b. Penyampaian

materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan, metode, sarana dan

alat media yang sesuai, c. Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa

dan d. Melakukan pemeriksaan/pengecekan mengenai pemahaman

siswa.66 Dari pendapat di atas guru berpendapat bahwa, “setelah

membuka pelajaran kemudian menyampaikan kegiatan inti yaitu

menyampaikan pelajaran dengan metode pembelajaran sesuai dengan

silabus dan rpp”67 hal ini dibuktikan dengan adanya RPP yang telah

dibuat oleh guru pengampu.

Akhir dari proses pembelajaran adalah menutup atau evaluasi

pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran adalah kegiatan yang

memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap

penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan

ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut meliputi:68

d. Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian

e. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan

diantaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan

mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan

motivasi/bimbingan belajar.

f. Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi

65 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 66 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 104 67 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 68 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya 2005) h. 105

Page 65: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

53

tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

Dalam evaluasi ada berbagai macam cara dilakukan agar evaluasi

bisa mendapatkan hasil yang diinginkan dan melihat bagaimana

perkembangan peserta didik, ada dengan tes lisan, tes tulis dan lain-lain

sesuai dengan tujuan dari evaluasi yang ingin dicapai. Hal ini sesuai

dengan pemaparan guru pengampu kitab kuning, yang menyampaikan

bahwa: “Dalam pembelajaran kadang dilaksanakan tes lisan hafalan

seperti nadham shorof tes tulis pengetahuan seperti menulis kalimat

bahasa Indonesia menjadi tulisan bahasa arab dan lain sebagianya sesuai

dengan materi pembelajaran”.69

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat wakil bidang kurikulum

MTs Al-Nahdlah Depok, yang berpendapat bahwa:

Evaluasinya dalam bentuk tes tulis seperti pelajaran yang lain

siswa diberi soal dan mengerjakan soal, kalau yang lain diserahkan

kepada guru pengampu kitab kuning misalnya dalam pembelajaran

ada tes lisan atau yang lain maka diserahkan kepada guru

pengampu kitab kuning.70

Berdasarkan paparan tersebut, maka bisa dipahami bahwa dalam

evaluasi impelementasi kurikulum muatan lokal kitab kuning

menggunakan berbagai cara sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam

pembelajaran. Apabila hendak dicapai adalah pengetahuan maka dengan

cara menggunakan tes lisan apabila yang hendak dicapai adalah

keterampilan khususnya berbicara maka cara yang digunakan adalah tes

lisan sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang diberikan. Yang

dimaksud sesuai dengan materi pelajaran adalah apabila materi pelajaran

tersebut menginginkan evaluasi dengan tes lisan aka akan dilakukan

evaluasi tes lisan. Apabila materi pelajaran menginginkan untuk tes tulis

maka akan dilakukan tes tulis.

69 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 70 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 66: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

54

Sementara itu evaluasi juga memerlukan waktu yang tepat agar

bisa melihat tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai karena bila

materi belum diajarakan maka tidak akan dilakukan evaluasi. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari wakil bidang kurikulum menyampaikan

bahwa: “Setiap semester dilaksanakan dua kali yaitu ulangan umum

kalau dilembaga lain disebut dengan ulangan tengah semester

dilaksanakan setiap setengah semester dan ulangan pada akhir semester

jadi dilaksanakan 2 kali dalam satu semester”.71

Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat guru pengampu

pelajaran muatan lokal kitab kuning, yang menyampaikan bahwa:

“Kalau dalam pembelajaran terkadang setiap 2 kali pertemuan sekali

atau tergantung materi pelajaran yang diajarkan kalau misal ada yang

perlu untuk dievaluasi akan diadakan evaluasi. Kalau ulangan umum

biasanya dalam satu semester 2 kali”.72

Dari kedua pendapat di atas bisa dipahami bahwa evaluasi

kurikulum muatan lokal kitab kuning yang umumnya dilakukan 2 kali

dalam satu semester yaitu pada tengah semester dan pada akhir semester

sementara itu evaluasi dalam pembelajarannya sehari-hari diserahkan

kepada guru pengampu pelajaran kitab kuning karena yang lebih tahu

dan mengerti adalah guru pengampu pelajaran kitab kuning.

Setelah mengetahui waktu pelaksanaan evaluasi implementasi

kurikulum muatan lokal kitab kuning selanjutnya adalah siapa saja yang

terlibat dalam proses evaluasi tersebut, kepala sekolah menyampaikan

bahwa: “Kalau dalam pembelajaran sehari-hari yang melaksanakan

adalah guru pengampu kitab kuning sendiri. Kalau yang ujian akhir

semester adalah soal dari pemerintah untuk dikerjakan siswa”.73

71 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 72 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 73 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 67: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

55

Dari pendapat bapak kepala madrasah diatas didukung oleh guru

pengampu menyatakan: “Kalau dalam pembelajaran saya sendiri nanti

nilai harian dikumpulkan dan direkap selama satu semester untuk

dijadikan nilai rapot”.74

Dari kedua pernyataan diatas diperjelas oleh pernyataan wakil

bidang kurikulum, yang menyampaikan bahwa:

Kalau ulangan umum semester soal dibuat oleh guru sekolah itu

sendiri melalui kelompok kerja guru, kalau ulangan akhir semester

soal diambil dari pemerintah, kalau dalam pembelajaran sehari-

hari cukup guru pengampu kitab kuning itu sendiri.75

Dari pernyataan diatas maka bisa diambil kesimpulan bahwa yang

terlibat dalam evaluasi implementasi kurikulum muatan lokal kitab

kuning adalah guru dalam pembelajarannya sehari-hari, sementara itu

evaluasi ketika tengah semester soal yang digunakan dalam adalah

dibuat oleh guru pengampu kitab kuning sendiri melalui kelompok kerja

guru sementara itu apabila soal yang digunakan dalam evaluasi akhir

semester adalah dari pemerintah. Disini peneliti bisa melihat bahwa yang

paling utama dalam melakukan evaluasi adalah guru pengampunya

sendiri karena guru tersebut mengetahui bagaimana jalannya

pembelajaran selama beliau mengajar selian itu guru pengampulah yang

mengetahui sampai mana perkembangan pengetahuan peserta didiknya.

Hal terakhir dari proses evaluasi adalah mengetahui hasil dari

proses evaluasi pembelajaran selama ini hal ini disamapikan oleh kepala

madrasah menyampaikan: “Untuk anak yang asli berasal dari latar

belakang pendidikan madrasah maka hasilnya baik karena telah

mempelajari kitab kuning sebelumnya, sementara untuk anak yang

berasal dari latar belakang pendidikan umum hasilnya ada yang belum

74 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 75 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 68: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

56

tuntas atau dibawah nilai standar”.76 Pemaparan kepala sekolah tersebut

didukug oleh pendapat wakli kepala kurikulum yang menyampaikan:

“Hasilnya anak yang berasal dari madrasah hasilnya baik karena mereka

sebelumnya pernah mempelajari kitab kuning, sementara untuk anak

yang berasal dari latar belakang pendidikan umum hasilnya ada yang

belum tuntas atau dibawah nilai KKM”.77

Kedua pendapat diatas didukung oleh pendapat guru pengampu

kitab kuning menyampaikan: “Kalau anak yang berasal dari madrasah

hasilnya rata-rata baik untuk anak yang berasal dari pendidikan umum

hasilnya ada yang masih dibawa KKM”.78

Dari ketiga pendapat diatas bisa difahami bahwa hasil evaluasi

pembelajaran kitab kuning hasilnya adalah anak yang berasal dari latar

belakang pendidikan madrasah maka hasilnya diatas rata-rata atau baik

sementara itu untuk anak yang berasal latar belakang pendidikan umum

hasilnya adalah masih dibawah nilai standar atau nilai KKM.

Seluruh pelaksanaan dibuktikan dengan silabus dan RPP yang

telah dibuat dalam perencanaan awal. Sehingga dalam proses

pelaksanaan muatan lokal kitab kuning berjalan sebagaimana

semestinya. Mulai dari pembukaan pembelajaran sampai pada akhir

evaluasi proses pembelajaran.

3. Evaluasi Manajemen Kurikulum Muatan Local

Proses manajemen yang terakhir adalah melakukan evaluasi.

Dalam UU no.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal

1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan

pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap

76 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 77 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 78 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 69: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

57

berbagai komponen pendidkan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan

pendidikan.

Evaluasi kurikulum muatan lokal dilakukan dari perencanaan

maupun pelaksanaan untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem

kurikulum baik yang menyangkut tentang tujuan, isi/materi, strategi,

media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.

a. Evaluasi perencanaan

Perencanaan kurikulum muatan lokal yang telah dilaksanakan

pada tahap awal yaitu menyusun beberapa komponen kurikulum

yang dibutuhkan dalam muatan lokal Kitab Kuning. Selain

mempersiapkan komponen kurikulum, sekolah juga

mempersiapkan tenaga pengajar yang berkompeten dalam bidang

kitab kuning. Akan tetapi tenaga pengajar/guru yang didapat

adalah guru penugasan dari pesantren-pesantren yang berada di

Jawa Timur. Seperti yang telah dikatakan oleh kepala sekolah

bahwa “guru atau tenaga pendidik yang kita ambil adalah guru

penugasan dari pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur”.79

Senada dengan kepala sekolah, waka bidang kurikulum

lembaga mengatakan, “guru pengampu kita mengajukan guru

tugas dari pesantren salaf yang ada di jawa timur, seperti, Lirboyo

dan Sidogiri. Hal ini membuat guru pengampu kitab kuning tidak

menetap, dan sering berganti” dari pernyataan diatas, dapat

dipahami bahwa guru pengampu kitab kuning di sekolah

merupakan guru tugas dari pesantren Jawa Timur, sehingga perlu

adaptasi ulang yang dilakukan baik dari guru pengampu maupun

siswa. Adapun pihak sekolah yang tidak mempersiapkan

pembinaan awal pada guru yang baru.

Dalam perencanaan tidak membahas tentang pelatihan

79 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 di MTs Al-Nahdlah Depok

Page 70: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

58

maupun pembinaan awal bagi guru baru. Pelatihan dan pembinaan

awal penting dilakukan agar guru dan murid mampu beradaptasi

dengan cepat sehingga tidak mengganggu pada saat pelaksanaan

proses belajar mengajar.

Akan tetapi di sisi lain, hal ini memberikan dampak positif

dikarenakan guru pengampu merupakan santri yang telah

memahami betul kitab kuning. Di samping itu, guru pengampu

juga ditugaskan untuk menjadi pendamping di asrama, sehingga

siswa selalu mendapat pelayanan terbaik khususnya dalam

pelajaran kitab kuning. Seperti yang dikatakan Kepala Sekolah

“selain mengajar di kelas guru pengampu juga menjadi

pembimbing di asrama, jadi bila sewaktu-waktu membutuhkan

bimbingan guru selalu ada”80

b. Evaluasi pelaksanaan

Evaluasi kurikulum muatan lokal di MTs Al-Nahdlah

dilakukan dua kali yaitu setelah proses kegiatan belajar mengajar

semester selesai, baik semester gasal maupun semester genap.

Seperti yang dikatakan oleh Kepala Madrasah bahwa “evaluasi

kita lakukan setiap rapat akhir semester, baik semester gasal

maupun semester genap, agar setiap memulai pelajaran di awal

semester berjalan lebih baik”81

Dalam melakukan proses evaluasi yang dilakukan adalam

mengumpulkan informasi yang berupa kendala-kendala yang

dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Mengumpulkan

informasi sangat penting dilakukan agar kendala-kendala dapat

diketahui. Kepala Sekolah mengatakan bahwa “langkah awal

untuk melakukan evaluasi adalah mengumpulkan informasi, baik

80 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 di MTs Al-Nahdlah Depok 81 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 di MTs Al-Nahdlah Depok

Page 71: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

59

dari siswa maupun guru pengampu sendiri, hal ini dilakukan agar

kita mengetahui kendala apa saja yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung”82 pengumpulan informasi diambil dari

laporan wali kelas maupun guru pengampu terkait kendala yang

dialami siswa dan guru pengampu itu sendiri.

Dalam implementasi kurikulum pasti ada beberapa kendala

didalamnya seperti yang dikatakan oleh Muhammad Nasir, dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum Muatan

Lokal Dalam Konteks Pendidikan Islam Di Madrasah” dalam

penelitiannya mengatakan persoalan dalam implementasi

kurikulum muatan lokal sampai saat ini cukup pelik. Ini berkaitan

perencanannya, pelaksanaannya dan evaluasinya. Dilihat dari segi

ketenagaan, pelaksanaan muatan lokal memerlukan

pengorganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak

lain sekolah. Untuk itu mungkin team teaching sebagai suatu

alternatif dapat dipikirkan pengembangannya. Disamping cara-

cara mengajar yang rutin oleh guru kelas, harus ada kerjasama

terpadu antara Pembina, pelaksana lapangan dan nara sumber.83

Hal ini sesuai dengan yang terjadi dalam pelaksanaan

implementasi kurikulum muatan lokal di MTs Al-Nahdlah Depok

masih terdapat kendala dalam pelaksanaannnya, seperti yang

disampaikan oleh kepala madrasah, yang menyampaikan bahwa:

“Kalau selama ini yang saya lihat pelaksanaannya sudah cukup

bagus guru tidak pernah kosong dalam mengajar akan tetapi ada

kendala-kendala yang terjadi didalamnya”.84

Sesuai pendapat sebelumnya, maka kendala-kendala dalam

pelaksanaan impelementasi kurikulum muatan lokal kitab kuning

82 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 di MTs Al-Nahdlah Depok 83 Muhammad Nasir, “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Konteks Pendidikan Islam

Di Madrasah”, Hunafa: jurnal studia islamika, 1, (Juni, 2013), 16 84 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 72: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

60

dari siswa disampaikan oleh kepala sekolah, menyampaikan

bahwa: “Kendala dalam implementasi kurikulum muatan lokal

kitab kuning adalah Ada banyak siswa yang berasal dari latar

belakang pendidikan umum, sehingga merasa malas untuk

mengikuti pelajaran kitab kuning”.85

Hal ini diperkuat oleh pendapat wakil bidang kurikulum,

yang berpendapat bahwa:

Kendalanya adalah peserta didik yang berasal latar belakang

pendidikan umum, banyak yang tidak paham dengan pelajaran

kitab kuning sehingga ketika pembelajaran mereka malas

bahkan tidur dikelas, ditambah lagi latar belakang siswa dari

berbagai daerah juga membuat guru kesulitan untuk

mengendalikan kelas.86

Senada dengan kedua pendapat diatas guru pengampu

pelajaran kitab kuning menyampaikan bahwa:

Siswa MTs sini banyak yang berasal dari latar belakang

pendidikan umum mereka kebanyakan tidak paham dengan

kitab kuning, sehingga mereka malas ketika pembelajaran

kitab kuning dan seluruh siswa mukim di pondok maka ketika

pelajaran mereka ngantuk.87

Dari ketiga pendapat diatas bisa dijelaskan bahwa kendala

dalam implementasi kurikulum muatan lokal kitab kuning adalah

banyak siswa dari latar pendidikan umum, sehingga belum bisa

memahami kitab kuning, hal ini menyebabkan mereka malas

belajar kitab kuning. Selain itu, seluruh siswa bermukim sehingga

banyak anak yang merasa ngantuk ketika pembelajaran kitab

kuning.

Sebagai suatu lembaga pendidikan akan selalu memperbaiki

proses pembelajarannya untuk hasil yang lebih baik. Maka

85 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 86 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 87 Wawancara dengan Guru Pengampu pada tanggal 8 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 73: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

61

lembaga menerapkan berapa solusi untuk mengatasi kendala-

kendala dalam pelaksanaan implementasi kurikulum muatan lokal

kitab kuning. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah, yang

menyampaikan bahwa: “kalau siswa yang berasal dari latar

belakang pendidikan yang berbeda mereka diberi binaan agar

belajar kitab kuning, kalau gurunya diberikan pelatihan melalui

kelompok kerja guru untuk memperbaiki proses

pembelajarannya”.88

Dari pendapat diatas maka diperkuat dengan pendapat wakil

bidang kurikulum, beliau menyampaikan:

Untuk peserta didik yang berbeda latar pendidikannya mereka

diberi binaan tersendiri didalam pondok karena mereka tinggal

di pondok, sedangkan gurunya diberikan pelatihan dan

pengarahan melalui kelompok kerja guru untuk memperbaiki

proses pembelajarannya.89

Dari kedua pendapat di atas maka bisa dipahami bahwa untuk

mengatasi kendala dalam pelaksanaan kuriulum muatan lokal kitab

kuning ada 2 solusi. Solusi yang pertama adalah untuk mengatasi

siswanya, siswa yang berbeda latar pendidikannya akan diberikan

bimbingan belajar di madrasah dan juga di berikan jam tambahan

di pesantren. Sementara itu untuk guru pengajar bahasa kitab

kuning diberikan pelatihan melalui kelompok kerja guru yang

sudah dikelompokkan sesuai dengan bidangnya.

Proses evaluasi yang telah dilakukan pada saat rapat akhir

tahun. Sehingga membantu mempermudah tindak lanjut pada saat

proses perencanaan di awal tahun ajaran baru dimulai.

4. Prestasi MTs Al-nahdlah Depok di Bidang Kitab Kuning

Selama berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah depok

telah meraih beberapa prestasi dalam bidang kitab kuning diantaranya

88 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 3 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok 89 Wawancara dengan Waka Kurikulum pada tanggal 5 Juni 2020 MTs Al-Nahdlah Depok

Page 74: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

62

Juara I Lomb baca kitab kuning pada Mutsabaqah Fahmil Kutubi Turats

tingkat Jawa Barat Tahun 2011 dan Juara harapan I pada Mutsabaqah

Fahmil Kutubi Turats tingkat Nasional di tahun yang sama oleh ananda

Lutfi Mafatihhu Rizqiya.90

90 http://alnahdlah-ibs.blogspot.com/2013/01/genderang-prestasi-al-nahdlah.html

Page 75: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa manajemen

kurikulum muatan local kitab kuning di MTs Al-Nahdlah:

1. Perencanaan implementasi kurikulum muatan lokal kegiatannya adalah

menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, Prota, Promes, RPP) dan

hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, yang terlibat dalam

kegiatan perencanaan adalah kelompok kerja guru, kepala madrasah,

waka kurikulum, kegiatan dilakukan setiap awal semester. Alasan

memilih Kitab Kuning agar sesuai dengan ciri khas madrasah yang

berlatar belakang pesantren dan memenuhi kebutuhan masyarakat

tentang pentingnya mendalami ilmu agama dan mengamalkannya.

Dalam perencanaan tidak disebutkan adanya perencanaan metode khusus

untuk peserta didik yang terlambat dalam pembelajaran, hanya ada jam

tambahan.

2. Pelaksanaan muatan local kitab kuning sesuai dengan silabus dan RPP

yang telah direncanakan di awal. Mulai dari pembukaan sampai dengan

evaluasi atau penilaian akhir. Adapun penilaian muatan lokal Kitab

Kuning menggunakan berbagai mulai dari tes lisan, tes tulis dan lainnya

sesuai dengan materi pembelajaran, dilakukan oleh guru pengajar,

umumnya dilakukan 2 kali dalam 1 semester.

3. Evaluasi implementasi kurikulum Pelaksanaan implementasi kurikulum

muatan lokal masih terdapat kendala, kendalanya berasal dari guru dan

siswa didalam pembelajaran. cara mengatasi kendala tersebut sudah

sangat tepat seperti memberikan jam tambahan belajar bagi siswa,

memberikan pelatihan dan pengarahan bagi guru. Guru pengampu yang

Page 76: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

64

diambil dari penugasan pesantren yang berasal dari Jawa Timur sehingga

pada saat masa penugasan berakhir madrasah harus mengajukan surat

permohonan penugasan kembali ke pesantren terkait.

B. Saran

1. Secara menyeluruh perencanaan kurikulum muatan local sudah cukup

baik, hanya saja harus ada alternative metode khusus untuk peserta didik

yang mempunyai keterlambatan agar lebih merata dalam pencapaian

kompetensi siswanya dan bisa lebih baik lagi. Perlu adanya program

pendampingan khusus bagi siswa yang terlambat.

2. Adapun pada saat pelaksanaan implementasi kurikulum muatan lokal

guru pengampu melakukan atau membuat metode pembelajaran yang

lebih variatif agar proses pembelajaran menjadi lebih variatif dan

berjalan baik.

3. Pada proses Evaluasi sudah berjalan dengan baik, hanya saja untuk siswa

yang mempunyai keterlambatan belajar seharusnya mempunyai evaluasi

dan diperlukan pendampingan khusus agar dalam kegiatan belajar

mengajar sehari hari ataupun pada saat waktu pelajaran tambahan agar

ketika evluasi semester berlangsung hasilnya lebih merata.

Untuk guru pengampu sendiri, lembaga diharuskan untuk mencari guru

pengampu yang tetap sehingga guru pengampu tidak selalu berganti

karena masa akhir penugasan. Kedepannya, lembaga juga harus

mengajukan kontrak bagi guru pengampu.

Page 77: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

65

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi pendidikan Islam, Jakatra:

Ciputat Press

Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public

Relation), Jakarta: Rineka Cipta

Nurdin, Syafruddin. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 Ayat 19

Nasution, S. 1995. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan

Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta: Ar-

ruzz

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Chan, Sam M. dan Chan, Tuti T. 2005. Analisis SWOT: Kebijakan Pendidikan Era

Otonomi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dakir, 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Permendikbud nomor 81A Tahun 2013

Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : Remaja

Rosdakarya

Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum, Bandung: Mulia Mandiri Press

Page 78: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

66

Wahyudin, Dinn.2016. Manajemen Kurikulum dalam Pendidikan Profesi Guru,

Yogyakarta:LPPM UNY

Meleong, Leixy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:CV Rineka Cipta

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV Pustaka Setia

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta

Ghony, M. Djunaidi dan Almanhur, Fauzan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Permendiknas No. 22 tahun 2006

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Muhammad Nasir, “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Konteks

Pendidikan Islam Di Madrasah”, Hunafa: jurnal studia islamika, 1, (Juni, 2013)

Page 79: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

67

Lampiran 1

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Lia Zahiroh, MA

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 3 Juni 2020

Tempat : MTs Al-Nahdlah

1. Apa yang saja yang dilakukan sekolah dalam manajemen kurikulum muatan

lokal?

dalam manajemen kurikulum muatan lokal kan terdapat tiga tahapan, yang

pertama adalah perencanaan kurikulum, kedua pelaksanaan kurikulum dan

ketiga adalah evaluasi kurikulum

2. Dalam perencanaan kurikulum muatan lokal, apa tahap awal yang dilakukan

oleh sekolah?

Tahap awal yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum biasanya

menyusun prota, promes, silabus dan RPP. Juga menyusun pelajaran

tambahan atau bimbingan pada siswa yang terhambat dalam pelajaran.

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum?

Yang terlibat dalam perencanaan kurikulum ada kelompok kerja guru, waka

kurikulum dan saya sendiri

4. Kapan perencanaan dilakukan?

Perencanaan kurikulum dilakukan setiap awal semester, kita melakukan

perencanaan setiap awal semester karena akan digunakan dalam setiap

semester

5. Dari berbagai pilihan, kenapa sekolah memilih kitab kuning sebagai muatan

lokal dan apa tujuannya?

Memilih kitab kuning sebagai muatan lokal yang diterapkan dalam lembaga

ini untuk pendalaman agama, meskipun siswa yang ada dalam lembaga ini

Page 80: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

68

banyak yang berbeda latar belakang pendidikannya, juga untuk memahami

dan melaksanakan ajaran-ajaran agamanya. Tujuan dari muatan lokal adalah

memberikan pengetahuan serta wawasan kepada siswa tentang bagaimana

keadaan serta kebutuhan lingkungannya sendiri agar siswa mampu terjun di

masyarakat.

6. Bagaimana pelaksanaan proses KBM kitab kuning, adakah hal menarik

selama proses pembelajaran yang membedakan kitab kuning dengan mata

pelajaran lainnya?

Proses kegiatan belajar mengajar kitab kuning sama dengan mata pelajaran

yang lainnya dan saya serahkan pada guru pengampu. Karena kitab kuning

yang diajarkan adalah nahwu shorof yang merupakan ilmu alat maka sesekali

proses pembelajaran dilakukan di laboratorium bahasa.

7. Bagaimana evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan KBM Kitab

Kuning, kapan evaluasi dilaksanakan, siapa saja yang terlibat dalam proses

evaluasi?

Evaluasi pelaksanaan muatan lokal dilakukan sama seperti mata pelajaran

pada umumnya. Kalau dalam pembelajaran sehari-hari yang melaksanakan

adalah guru pengampu kitab kuning sendiri. Kalau ujian akhir semester adalah

soal dari pemerintah untuk dikerjakan siswa

8. Bagaimana hasil dari proses evaluasi pelaksanaan kurikulum muatan lokal?

Untuk anak yang asli berasal dari latar belakang pendidikan madrasah maka

hasilnya baik karena telah mempelajari kitab kuning sebelumnya, sementara

untuk anak yang berasal dari latar belakang pendidikan umum hasilnya ada

yang belum tuntas dan dibawah nilai standar

9. Kendala apa saja yang dialami dalam proses pelaksanaan, adakah solusi

khusus yang dilakukan dalam menyelesaikan kendala tersebut?

Kalau selama ini yang saya lihat pelaksanaannya sudah cukup bagus, guru

tidak pernah kosong dalam mengajar. Mungkin dari guru atau tenaga pendidik

yang kita ambil adalah guru penugasan yang berasal dari pesantren-pesantren

yang ada di Jawa Timur. Kedua siswa banyak yang berasal dari latar belakang

Page 81: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

69

pendidikan umum, sehingga merasa malas untuk mengikuti pelajaran kitab

kuning. Setelah kita evaluasi selnjutnya siswa yang berasal dari latar belakang

pendidikan umum, mereka diberi binaan agar belajar kitab kuning. Adapun

guru diberikan pelatihan melalui kelompok kerja guru untuk memperbaiki

proses pembelajrannya.

10. Adakah evaluasi khusus yang dilakukan, bagaimana proses evaluasinya?

Kapan evaluasi dilakukan dan adakah tindak lanjut dari hasil evaluasi

tersebut?

Proses evaluasi dilakukan pada saat rapat akhir tahun, tindak lanjut dilakukan

ketika rapat awal tahun ajaran baru.

Page 82: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

70

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Lilih Sholihat, S. Pd

Jabatan : Waka Bidang Kurikulum

Hari/Tanggal Wawancara : Jumat, 5 Juni 2020

Tempat : MTs Al-Nahdlah

1. Apa yang saja yang dilakukan sekolah dalam manajemen kurikulum muatan

lokal?

pengelolaan kurikulum muatan local dimulai dari proses Perencanaan

kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi impelementasi kurikulum

2. Dalam perencanaan kurikulum muatan lokal, apa tahap awal yang dilakukan

oleh sekolah?

Dalam perencanaan awal sekolah membuat komponen kurikulum seperti

Prota, Promes, Silabus dan RPP sebagai langkah awal.

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum muatan local?

Yang terlibat dalam perencanaan kurikulum muatan local adalah kelompok

kerja guru, saya sendiri, komite sekolah dan kepala sekolah

4. Kapan waktu perencanaan kurikulum muatan local dilaksanakan?

Perencanaan dilaksanakan setiap awal semester, karena akan digunakan dalam

satu semester

5. Kenapa kitab kuning dipilih sebagai muatan local di sekolah?

Karena memang untuk pendalaman agama, maka memilih muatan local yang

berkaitan dengan pengembangan agama Islam dalam hal ini kitab kuning

sebagai kurikulum muatan lokal

6. Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan local kitab kuning di sekolah?

Page 83: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

71

Pelaksanaan kurikulum muatan local di sekolah sama halnya dengan mata

pelajaran yang lain pada umumnya. Dan saya serahkan sepenuhnya kepada

guru pengampu dalam pelaksanaannya

7. Bagaimana evaluasi pelaksanaan dan kapan kurikulum muatan local kitab

kuning, siapa saja yang terlibat dalam evaluasi?

Evaluasinya dalam bentuk tes tulis seperti pelajaran yang lain, siswa diberi

soal dan mengerjakan soal, kalo yang lain diserahkan kepada guru pengampu

kitab kuning misalnya dalam pembelajaran ada tes lisan atau yang lain maka

diserahkan kepada guru pengampu itu sendiri. Untuk waktunya sendiri

dilaksanakan dua kali yaitu ulangan umum kalau dilembaga lain disebut

dengan ulangan tengah semester dilaksanakan setiap setengah semester dan

ulangan pada akhir semester, jadi dilaksanakan dua kali dalam satu semester.

Kalau untuk ulangan umum semester soal dibuat oleh guru sekolah melalui

kelompok kerja guru, kalau ulangan akhir semester soal diambil dari

pemerintah, kalau dalam pembelajaran sehari-hari cukup guru pengampu kitab

kuning itu sendiri

8. Bagaimana hasil dari proses evaluasi pelaksanaan kurikulum muatan lokal?

Hasilnya anak yang berasal dari madrasah hasilnya baik karena mereka

sebelumnya pernah mempelajari kitab kuning, sementara untuk anak yang

berasal dari latar belakang pendidikan umum hasilnya ada yang belum tuntas

atau dibawah nilai KKM

9. Kendala apa saja yang dialami dalam proses pelaksanaan, adakah solusi

khusus yang dilakukan dalam menyelesaikan kendala tersebut?

Guru pengampu kita mengajukan guru tugas dari pesantren salaf yang ada di

Jawa Timur seperti Lirboyo dan Sidogiri. Hal ini membuat guru pengampu

kitab kuning tidak menetap dan sering berganti. Sedangkan kendala dari

peserta didik yang berasal dari latar belakang pendidikan umum, banyak yang

tidak faham dengan pelajaran kitab kuning sehingga ketika pembelajaran

mereka malas bahkan tidur di kelas, ditambah lagi mereka juga banyak yang

berasal dari berbagai daerah. Solusinya untuk peserta didik dari latar belakang

Page 84: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

72

pendidikan umum diberi binaan tersendiri di dalam pondok karena mereka

tinggal dipondok semua, sedangkan guru diberikan pelatihan dan pengarahan

melalui kelompok kerja guru untuk memperbaiki proses pembelajarannya.

Page 85: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

73

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Andri Susanto

Jabatan : Guru Pengampu

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 8 Juni 2020

Tempat : MTs Al-Nahdlah

1. Apa yang dilakukan dalam proses perencanaan kurikulum muatan local

kitab kuning?

Dalam perencanaan biasanya menyusun silabus pelajaran, Prota, Promes

dan RPPselama satu semester dan mempersiapkan buku apabila bukunya

sudah ada

2. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum muatan local kitab

kuning, kapan proses perencanaan dilaksanakan?

Yang terlibat dalam perencanaannya adalah kalau tim kelompok kerja

guru jadi tim tersebut yang melakukan perencanaan akan tetapi

didalamnya juga terdapat kepala sekolah, waka kurikulum dan lainnya

yang terlibat dalam perencanaan kurikulum muatan lokal. Kegiatan

perencanaan dilakukan Setiap awal semester jadi dalam setahun ada 2 kali

perecanaan

3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan local kitab kuning?

pelaksanaan kegiatan belajar yang pertama yaitu membuka pelajaran

dengan cara melakukan kegiatan apersepsi atau penilaian kemampuan

awal untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang dimiliki siswa.

setelah membuka pelajaran kemudian menyampaikan kegiatan inti yaitu

menyampaikan pelajaran dengan metode pembelajaran sesuai dengan

silabus dan rpp

Page 86: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

74

4. Bagaimana proses evaluasi pelaksanaan kurikulum muatan local dan

kapan proses evaluasi berlangsung?

Dalam pembelajaran kadang dilaksanakan tes lisan hafalan seperti nadham

shorof tes tulis pengetahuan seperti menulis kalimat bahasa Indonesia

menjadi tulisan bahasa arab dan lain sebagianya sesuai dengan materi

pembelajaran. Kalau dalam pembelajaran terkadang setiap 2 kali

pertemuan sekali atau tergantung materi pelajaran yang diajarkan kalau

misal ada yang perlu untuk dievaluasi akan diadakan evaluasi. Kalau

ulangan umum biasanya dalam satu semester 2 kali. Kalau dalam

pembelajaran saya sendiri nanti nilai harian dikumpulkan dan direkap

selama satu semester untuk dijadikan nilai rapot.

5. Bagaimana hasil proses evaluasi pelaksanaan muatan local?

Kalau anak yang berasal dari madrasah hasilnya rata-rata baik untuk anak

yang berasal dari pendidikan umum hasilnya ada yang masih dibawa

KKM

Page 87: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

75

Lampiran 4

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 88: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

76

Lampiran 5

DOKUMEN PROTA

Page 89: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

77

Lampiran 6

DOKUMEN PROMES

Page 90: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

78

Page 91: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

79

Lampiran 7

DOKUMEN RPP

Page 92: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

80

Page 93: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

81

Lampiran 8

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 94: MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL DI MTs AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51935... · 2020. 8. 14. · Kuning di Madrasah Tsanawiyah Al-Nahdlah Depok”. Tujuan

82

Lampiran 9

BIODATA PENULIS

Masluhuddin, lahir di Gresik pada tanggal 23 Desember

1993. Anak ketiga dari 3 bersaudara, lahir dari pasangan

Bapak Qolib dan Ibu Mas’udah. Sebelum duduk di

bangku kuliah, penulis menempuh pendidikan di MI

Miftahul Ulum, selanjutnya menempuh pendidikan di

MTs. Al-Nahdlah dan MA. Qotrun Nada Depok. Saat ini

penulis merupakan mahasiswa tingkat akhir dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan jurusan

Manajemen Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Alamat email penulis [email protected]