manajemen bumdes dalam rangka menekan · pdf filemanajemen bumdes dalam rangka menekan laju...

12
WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011 61 MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI Oleh Ketut Gunawan 1 Abstrak: Laju pertumbuhan penduduk telah memicu urbanisasi dengan sangat cepat. Pertambahan penduduk perkotaan di Indonesia sekitar 65 persen disebabkan oleh migrasi dan reklasifikasi dan sisanya 35 persen disebabkan oleh pertumbuhan alamiah penduduk kota itu sendiri. Urbanisasi terjadi karena keinginan setiap individu/seke- lompok masyarakat menginginkan perubahan yang lebih di dalam hidupnya. Daerah tujuan Urban umumnya adalah daerah perkotaan yang wilayah perekonomiannya baik serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang maju. Untuk mengatasi masalah Urbanisasi diperlukan langkah konkret berupa penyediaan lapangan kerja yang lebih luas di daerah pedesaan. Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan po- tensi desa. Pembentukan BUMDes dimaksudkan menam- pung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masya- rakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat/budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserah- kan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/ proyek Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Untuk menca- pai tujuan dan sasaran BUMDes sangat diperlukan pene- rapan manajemen secara professional yang meliputi: Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Produksi, dan Manajemen Pemasaran. BUMDes sebagai usaha desa memiliki peran yang sangat besar dalam menekan arus Urbanisasi. Berbagai peran yang dimainkan adalah: Pertama, BUMDes akan mampu mene- kan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan. Kedua, BUMDes dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa, sehingga memuncul- kan dampak Multiflier yang lebih luas. Ketiga, BUMDes dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman dengan suku bunga yang lebih ringan, sehingga tidak perlu terjebak oleh rentenir atau lintah darat. Keempat, BUMDes dapat menjadi sumber Pen-

Upload: voanh

Post on 03-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

61

MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI

Oleh Ketut Gunawan1

Abstrak: Laju pertumbuhan penduduk telah memicu

urbanisasi dengan sangat cepat. Pertambahan penduduk

perkotaan di Indonesia sekitar 65 persen disebabkan oleh

migrasi dan reklasifikasi dan sisanya 35 persen disebabkan

oleh pertumbuhan alamiah penduduk kota itu sendiri.

Urbanisasi terjadi karena keinginan setiap individu/seke-

lompok masyarakat menginginkan perubahan yang lebih di

dalam hidupnya. Daerah tujuan Urban umumnya adalah

daerah perkotaan yang wilayah perekonomiannya baik

serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang

maju. Untuk mengatasi masalah Urbanisasi diperlukan

langkah konkret berupa penyediaan lapangan kerja yang

lebih luas di daerah pedesaan. Desa dapat mendirikan

badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan po-

tensi desa. Pembentukan BUMDes dimaksudkan menam-

pung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masya-

rakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat/budaya

setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserah-

kan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/

proyek Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Untuk menca-

pai tujuan dan sasaran BUMDes sangat diperlukan pene-

rapan manajemen secara professional yang meliputi:

Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan,

Manajemen Produksi, dan Manajemen Pemasaran.

BUMDes sebagai usaha desa memiliki peran yang sangat

besar dalam menekan arus Urbanisasi. Berbagai peran yang

dimainkan adalah: Pertama, BUMDes akan mampu mene-

kan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan. Kedua,

BUMDes dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya

kegiatan ekonomi masyarakat desa, sehingga memuncul-

kan dampak Multiflier yang lebih luas. Ketiga, BUMDes

dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam

bentuk pemberian pinjaman dengan suku bunga yang lebih

ringan, sehingga tidak perlu terjebak oleh rentenir atau

lintah darat. Keempat, BUMDes dapat menjadi sumber Pen-

Page 2: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

62

dapatan Asli Desa, sehingga anggaran pembangunan di pe-

desaan dapat ditingkatkan.

Kata kunci: BUMDes, manajemen BUMDes, dan urbanisasi. 1) Ketut Gunawan adalah staf edukatif pada Fakultas Eko-

nomi (FE) Universitas Panji Sakti Singaraja.

Pendahuluan

Jumlah penduduk Indonesia menurut hasil olah cepat Sensus Penduduk 2010

(SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 berjumlah 237,6 juta orang. Dibanding

hasil SP 2000 terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 32,5 juta orang atau

meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun. Bila dilihat pada

tingkat provinsi, jumlah penduduk meningkat dengan laju pertumbuhan yang sangat

bervariasi, tertinggi terjadi di Provinsi Papua (5,45 persen) dan terendah di Provinsi

Jawa Tengah (0,37 persen). Kepadatan penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 124

orang per km2, meningkat dibandingkan tahun 2000 (107 orang per km2). Dilihat dari

penyebaran penduduk, pulau paling padat penduduknya adalah pulau Jawa (1.055

orang per km2) dan provinsi paling padat adalah DKI Jakarta (14.440 orang per km2).

Laju pertumbuhan penduduk telah memicu urbanisasi dengan sangat cepat.

Hasil penelitian Soegijoko dan Bulkin (dalam Tjiptoherijanto, 1999) membuktikan

bahwa pada tahun 1920, proporsi penduduk perkotaan hanya 5,8 persen dari seluruh

penduduk yang ada. SUPAS 1995 menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, tingkat

urbanisasi di Indonesia telah mencapai 35,91 persen.

Laju pertumbuhan penduduk perkotaan pada dua dasawarsa terakhir menun-

jukkan peningkatan yang sangat pesat. Pertumbuhan penduduk perkotaan pada pe-

riode 1971-1980 mencapai 4,60 persen per tahun, yang kemudian meningkat menjadi

5,36 persen per tahun pada perode 1980-1990. Laju pertumbuhan penduduk perkota-

an pada periode 1980-1990 adalah dua setengah kali lebih daripada laju pertumbuh-

an penduduk secara keseluruhan, yang besarnya hanya 1,97 persen per tahun. UN

melaporkan bahwa pertambahan penduduk perkotaan di Indonesia sekitar 65 persen

disebabkan oleh migrasi dan reklasifikasi. Sisanya hanya 35 persen disebabkan oleh

pertumbuhan alamiah penduduk kota itu sendiri.

Tabel 1. Proyeksi Tingkat Urbanisasi di Indonesia, 2000-2025

Page 3: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

63

Tahun Penduduk Perkotaan Tingkat Urbanisasi

2000 87.577,1 41,80

2005 102.534,1 46,01

2010 116.481,0 49,55

2015 129.245,3 52,60

2020 140.309,9 55,19

2025 150.052,0 57,39

Sumber : Firman, dalam Tjiptoherijanto (1999).

Proyeksi yang dilakukan hingga tahun 2025 memperlihatkan bahwa penduduk

perkotaan di Indonesia pada tahun itu akan mencapai 57,39 persen (Tabel 1). Lebih

lanjut penduduk perkotaan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat dari jumlah yang

ada pada saat ini dalam 69 tahun mendatang (dihitung sejak tahun 1990).

Urbanisasi terjadi karena keinginan setiap individu/sekelompok masyarakat

menginginkan perubahan yang lebih di dalam hidupnya. Daerah tujuan Urban umum-

nya adalah daerah yang wilayah perekonomiannya baik serta dukungan sosial budaya

dan pemerintahan yang maju. Pulau Jawa merupakan wilayah dengan pertumbuhan

urbanisasi tertinggi di Indonesia.

Gerak penduduk dari desa ke kota sering merupakan sumber kerisauan

karena terbatasnya kemampuan penyediaan lapangan kerja dan berbagai fasilitas per-

kotaan bagi penduduk desa yang datang.

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat urbanisasi adalah menciptakan ke-

giatan perekonomian dalam rangka menciptakan lapangan pekerjaan baru di pedesa-

an, sehingga terjadi multiflier effect bagi perekonomian sekaligus dapat menekan laju

urbanisasi.

UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 213 ayat

(1) disebutkan bahwa “Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi desa”. Substansi UU ini menegaskan tentang janji pemenuhan

permintaan (demand complience scenario) dalam konteks pembangunan tingkat desa.

Logika pendirian BUMDes didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan

pendiriannya, BUMDes dibangun atas prakarsa (inisiatif) masyarakat, serta menda-

sarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif, (‘user-owned, user-benefited, and

user-controlled’), transparansi, emansipatif, akuntable, dan sustainable dengan meka-

nisme member-based dan self-help. Dari semua itu yang terpenting adalah bahwa pe-

ngelolaan BUMDes harus dilakukan secara profesional dan mandiri.

Page 4: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

64

Pembentukan BUMDes dimaksudkan guna menampung seluruh kegiatan pe-

ningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat/

budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola

oleh masyarakat melalui program/proyek Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Sebagai usaha desa, Pembentukan BUMDes bertujuan untuk:

1) mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat desa,

2) meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif (berwirausaha)

anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah, dan

3) mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal untuk penyerapan tenaga

kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari pengaruh pengaruh rentenir.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BUMDes mempunyai sasaran:

1) terlayaninya masyarakat di desa dalam mengembangkan usaha produktif, dan

2) tersedianya media beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat

desa sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran BUMDes sangat diperlukan penerapan

manajemen secara profesional. Apabila BUMDes dikelola dengan baik, maka kemajuan

yang terjadi akan mampu menyerap tenaga kerja serta memajukan tingkat perekono-

mian di pedesaan. Dengan demikian maka arus urbanisasi masyarakat desa akan

dapat ditekan, sehingga kepadatan penduduk kota dapat dieleminasi. Artikel ini disu-

sun untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang Manajemen BUMDes

dalam rangka menekan arus urbanisasi. Pembahasan difokuskan kepada: a. Apakah

Manajemen BUMDes itu? b. Apa sajakah unsur-unsur Manajemen BUMDes itu dan

bagaimana cara mengaturnya? c. Seberapa besar peran BUMDes dalam mengatasi

masalah Arus Urbanisasi?

Memahami Manajemen BUMDes.

Secara etimologi Manajemen BUNDes terdiri dari dua istilah yaitu Manajemen

dan BUMDes.

1. Istilah manajemen.

Abdurrahmat (2006), mendefinisikan manajemen sebagai pembinaan, pengen-

dalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegai-

rahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Definisi ini berarti

bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk men-

capai tujuan organisasi. Griffin (dalam Handoko, 2000) mendefinisikan manajemen

sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pe-

ngontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara

efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan

Page 5: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

65

sesuai dengan jadwal. Lebih lanjut Manajemen memiliki sarana manajemen antara

lain: (1) Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi; (2)

Money atau uang merupakan merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai; (3)

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi; (4) Machine

atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan

yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja; (5) Metode adalah suatu tata cara

kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer; (6) Market atau pasar adalah

tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.

2. Istilah BUMDes.

Permendagri No.39 tahun 2010 yang mengatur Badan Usaha Milik Desa me-

nyatakan BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa

yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan

masyarakat.

Tujuan pembentukan BUMDes untuk: 1) menghindarkan anggota masyarakat

desa dari pengaruh pemberian pinjaman uang dengan bunga tinggi yang merugikan

masyarakat; 2) meningkatkan peranan masyarakat desa dalam mengelola sumber-

sumber pendapatan lain yang sah; 3) memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan

gotong royong masyarakat, gemar menabung secara tertib, teratur, dan berkelanjut-

an; 4) mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa;

5) mendorong berkembangnya usaha sektor informal untuk dapat menyerap tenaga

kerja masyarakat di desa; 6) meningkatkan kreativitas berwirausaha anggota masya-

rakat desa yang berpenghasilan rendah.

Pendirian BUMDes memiliki prinsip-prinsip berikut. 1) Pemberdayaan ; 2)

keberagaman; 3) profesionalisme; 4) efisiensi; 5) transparansi 6) akuntabilitas 7)

partisipasi ; dan 8) demokrasi.

Untuk membentuk BUMDes diperlukan penyertaan modal pemerintah yang

diperoleh melalui: 1) APBDes; 2) tabungan masyarakat; 3) bantuan Pemerintah; 4)

pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten; 5) Pinjaman; dan/atau 6) penyerta-

an modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

Susunan Organisasi Kepengurusan sebagaimana dimaksud Pasal 11 terdiri dari

Komisaris (Penasehat dan Direksi (Pelaksana Operasional) dan Kepala Unit Usaha.

Unsur-unsur Manajemen BUMDes dan Cara Mengelolanya

Apapun bentuk Badan Usaha yang dianut sekurang-kurangnya terdapat 5

Unsur Manajemen yang sering disingkat dengan 5 M yaitu, Man, Money, Material,

Method dan Market. Unsur Man mencakup Manusia yang memiliki potensi, energi

dan sumber daya sehingga disebut sumberdaya manusia. Unsur Money mencakup

uang, yaitu sumber dana yang dikelola badan usaha. Material adalah bahan baku serta

Page 6: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

66

sarana dan prasarana untuk produksi. Method mencakup teknik dan prosedur yang

harus ditempuh dalam rangka menciptakan produk atau jasa. Market mencakup pasar

sebagai tempat penyaluran produk atau jasa.

Untuk mengatur Unsur-unsur Manajemen BUMDes tersebut diperlukan tata

cara mengelolanya yang disebut manajemen. Dengan demikian terdapat empat bidang

Manajemen. Untuk mengelola manusia dalam badan usaha diperlukan Manajemen

Sumber Daya Manusia. Untuk mengatur Unsur keuangan diperlukan Manajemen Ke-

uangan. Untuk mengatur materian dan metode diperlukan Manajemen Produksi.

Untuk mengatur unsur Pasar diperlukan Manajemen Pemasaran.

Manajemen BUMDes dari sudut bidang pengkajiannya yaitu Manajemen

Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, Manajemen Produksi dan Manajemen

Pemasaran.

1. Manajemen Sumber Daya manusia BUMDes.

Gorda (2006) menyatakan Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi

yang terpenting karena manusia yang merencanakan, manusia yang mengorganisir,

manusia yang melaksanakan, manusia yang mengendalikan serta manusia pula yang

menikmati hasilnya. Manusia (karyawan) sebagai motor penggerak kegiatan usaha

perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan manusia sebagai aset yang paling

penting dalam perusahaan dimulai dari:

Langkah ke-1 Analisis Jabatan adalah aktivitas untuk mengetahui tugas, wewe-

nang, tanggung jawab yang harus dipikul serta persyaratan yang dibutuhkan oleh se-

seorang pelaksana jabatan. Dari hasil analisis jabatan akan diperoleh dua hal yaitu: (a)

uraian jabatan, dan (b) spesifikasi jabatan.

Langkah ke-2 Perencanaan sumber daya manusia adalah kegiatan merencana-

kan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan hasil analisis jabatan yang

sudah dibuat. Perencanaan meliputi penentuan jumlah tenaga kerja, serta persyaratan

yang diinginkan. Perkiraan jumlah produksi ini dapat dipakai untuk memperkirakan

jumlah tenaga kerja untuk mengerjakan kegiatan tersebut.

Langkah ke-3 Pengadaan Tenaga Kerja. Pengadaan karyawan merupakan

upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai tujuan bisnis. Kebutuhan tenaga kerja

yang telah ditentukan perlu direkrut sesegera mungkin. Oleh karena itu pengadaan

tenaga kerja ini meliputi (a) penarikan tenaga kerja, (2) seleksi tenaga kerja dan (c)

penempatan tenaga kerja.

Langkah ke-4 Pengembangan Tenaga Kerja. Bagi pelamar yang belum memiliki

pengalaman kerja perlu diberi pelatihan. Tujuan untuk membiasakan mereka bekerja

di lingkungan perusahaan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan keahlian mereka

Page 7: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

67

bertambah atau meningkat, sehingga mereka siap untuk dipekerjakan. Materi pelatih-

an diberikan kepada mereka sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

Langkah ke-5 Menetapkan Kompensasi. Program kompensasi perlu diperhati-

kan dalam rangka mempertahankan karyawan yang profesional dan berkualitas.

Kompensasi adalah imbalan yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja

mereka. Kompensasi pada umumnya terdiri dari upah atau gaji, tunjangan perumah-

an, tunjangan hari tua, insentif, dan premi. Tugas perusahaan adalah menentukan

kompensasi yang akan diterima karyawan.

Langkah ke-6 Perencanaan Karier. Perencanaan karir adalah perjalanan kerja

karyawan selama berada dalam perusahaan. Karyawan dapat merencanakan karirnya

sejak mulai kerja sampai berhenti bekerja. Karir karywan lebih banyak ditentukan

oleh karyawan yang bersangkutan. Selain perencanaan karir, perusahaan juga harus

melakukan evaluasi kinerja karyawan. Penilaian kinerja merupakan proses untuk

menilai prestasi kerja karyawan, sehingga dapat memberikan umpan balik kepada

karyawan dan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka dan dapat dijadikan

dasar sebagai program perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi/upah, promosi

jabatan, dan pengembangan karir.

Langkah ke-7 Program Kesejahteraan Karyawan. Kebijakan kesejahteraan

karyawan dapat diberikan dalam bentuk keselamatan dan kesehatan kerja, baik fisik

maupun mental karyawan. Kondisi fisik meliputi penyakit dan kecelakaan kerja,

seperti kehilangan nyawa, cacat atau penyakit lainnya. Sedangkan kesehatan psiko-

logis mental adalah penyakit akibat stres dan kondisi kerja yang tidak memuaskan.

Langkah ke-8 Pemutusan Tenaga Kerja (PHK). Pemutusan hubungan kerja me-

rupakan kebijakan perusahaan untuk memberhentikan karyawan. Pemutusan hu-

bungan kerja dapat disebabkan oleh berbagai sebab antara lain: memasuki masa

pensiun karena usia, permintaan pengunduran diri, pemecatan karena melakukan

kesalahan, pensiun dini, dan meninggal dunia.

2. Manajemen Keuangan BUMDes.

Manajemen Keuangan adalah alat fundamental yang direncanakan untuk men-

capai tujuan perusahaan dengan teknik investasi modal dan pencarian sumber-

sumber modal secara efektif dan efisien (Riyanto, 2005). Hal yang sangat penting

dalam kelancaran melakukan kegiatan usaha atau perusahaan adalah bagaimana me-

ngelola keuangan usaha, perusahaan agar lancar, dan mendatangkan manfaat jangka

panjang. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan

adalah sebagai berikut.

a) Berapa Anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan?

b) Bagaimana cara mendapatkan dana?

c) Bagaimana menganalisis Kinerja Keuangan?

Page 8: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

68

Anggaran adalah rencana yang disusun secara sistematis yang meliptuti se-

luruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku

untuk jangka waktu yang akan datang. Anggaraan yang dibuat yaitu: anggaran pen-

jualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran upah tenaga kerja lang-

sung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya produksi, anggaran harga

pokok penjualan, dan anggaran laba.

Untuk mendapatkan dana perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber

pendanaan, baik sumber dana internal maupun sumber dana ekstemal seperti:

a. modal sendiri, merupakan sejumlah harta pemilik yang diikutsertakan dalam mela-

kukan kegiatan usaha perusahaan. Modal tersebut kelak akan turut diperhitungkan

menerima laba dan menanggung kerugian dalam kegiatan usaha apabila rugi,

b. hutang jangka pendek merupakan kredit dengan jangka waktu paling lama 12

bulan. Kredit ini sebagian besar berupa kredit perdagangan untuk menggerakkan ke-

giatan usaha, seperti: kredit penjual, kredit pembeli, kredit rekening koran, kredit

wesel, dan kredit promis,

c. hutang jangka menengah merupakan jenis hutang yang jangka waktunya antara 1-5

tahun,

d. hutang jangka panjang kredit dengan jangka waktu lima tahun atau lebih, dan

e. sumber pendanaan lain yang sah, seperti modal ventura, dan lain-lain.

Pada hakikatnya masalah pembelanjaan atau keuangan adalah menyangkut

masalah keseimbangan finansial di dalam perusahaan. Dengan demikian, pembelanja-

an berarti (a) mengadakan keseimbangan antara aktiva (pos-pos sebelah debet

Neraca) dengan pasiva (pos-pos sebelah kredit Neraca) yang diperlukan perusahaan,

dan (b) mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-

baiknya.

Mencari sumber dana. Untuk membiayai seluruh kegiatan operasinya, setiap

perusahaan membutuhkan sumber dana. Ada berbagai jenis sumber dana yang diper-

lukan guna pembelanjaan perusahaan. Secara garis besar, sumber dana dapat dibeda-

kan ke dalam 3 jenis sumber:

(1) Dana yang terkumpul dari hasil operasi perusahaan itu sendiri (“sumber intern”).

(2) Dana yang diperoleh sebagai pinjaman dari pihak luar (“sumber Ekstern”).

(3) Dana yang diperoleh sebagai pemasukan modal dari pemilik perusahaan

(“saham”).

Analisis Kinerja Keuangan. Untuk menjaga agar posisi keuangan perusahaan

selalu dalam keadaan sehat, maka setiap akhir tahun pimpinan perusahaan harus

mengadakan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan per-

usahaan dinyatakan bagus atau jelek tergantung pada seberapa jauh posisi: Likuiditas

Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Rentabilitas Perusahaan, Aktivitas Perusahaan

Page 9: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

69

3. Manajemen Produksi BUMDes.

Manajemen produksi merupakan kegiatan manajemen yang berhubungan

dengan pembuatan barang dan jasa.

Fungsi manajemen produksi meliputi:

Fungsi perencanaan yang meliputi: perencanaan produk, perencanaan fasilitas,

dan perencanaan pengunaan sumber daya produksi.

Fungsi pengorganisasian yang meliputi: penentuan struktur organisasi dan ke-

butuhan sumberdaya yang diperlukan di bagian produksi untuk mencapai tujuan

operasi serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam pelak-

sanaannya.

Fungsi penggerakan yang meliputi: kegiatan memotivasi karyawan bagian

produksi untuk melaksanakan tugasnya.

Fungsi pengawasan yang meliputi: keegiatan mengembangkan standar kuali-

tas, standar waktu kerja, dan standar hasil kerja pada bagian produksi.

Untuk mengukur kinerja bagian produksi adalah Produktivitas Kerja. Produk-

tivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan diman-

faatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara umum produktivitas dapat di-

nyatakan sebagai berikut. Produktivitas = keluaran /biaya (biaya tenaga kerja+biaya

mesin+material).

4. Manajemen Pemasaran BUMDes.

Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan di dalam membuat perencanaan,

menentukan harga, produk, mendistribusikan barang dan jasa, serta promosi. Adapun

proses pemasaran meliputi 6 tahap yaitu:

Tahap pertama adalah analisis kesempatan pasar dilakukan dengan cara meng-

analisis peluang pasar yang relevan agar dapat digunakan untuk mencapai tujuannya.

Tahap kedua penentuan pasar sasaran. Penentuan pasar sasaran yang akan di-

layani oleh perusahaan. Penentuan pasar sasaran ini sulit sekali, karena keinginan, ke-

butuhan, kebiasaan dan reaksi kelompok konsumen adalah berbeda-beda. Oleh

karena itu, untuk dapat melayani kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan

harus menentukan segmentasi pasar dan menetapkan segmen pasar yang mana yang

akan dilayani.

Tahap ketiga, menetapkan strategi persaingan pada pasar sasaran yang di-

layani. Perusahaan harus menetapkan produk dan jasa apa yang akan ditawarkan

pada pasar sasaran.

Tahap keempat, mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan. yang

dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan dalam melayani pasar sasaran.

Tahap kelima, mengembangkan rencana pemasaran. Rencana pemasaran ini

sangat perlu karena keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasar-

Page 10: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

70

an yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek. Rencana pemasaran dapat meng-

arahkan kegiatan pemasaran dalam mencapai pasar sasaran. Komponen rencana pe-

masaran terdiri dari: (a) analisis situasi pasar, (b) tujuan dan sasaran pemasaran, dan

(c) strategi pemasaran.

Tahap keenam, adalah melaksanakan dan mengendalikan rencana pemasaran

yang telah disusun.

Peran BUMDes dalam Menekan Arus Urbanisasi

Tjiptoherijanto (1999) menyatakan bahwa secara umum urbanisasi diartikan

sebagai perpindahan penduduk dari pedesaan menuju perkotaan. Istilah perkotaan

(urban) adalah daerah atau wilayah yang memenuhi tiga persyaratan, yaitu sebagai

berikut.

1. Kepadatan penduduk 5.000 orang atau lebih per km persegi.

2. Jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian sebesar 25% atau kurang.

3. Memiliki 8 atau lebih jenis fasilitas perkotaan.

Salim (2006) menyatakan pertambahan penduduk yang tinggal di perkotaan

tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

(1) pertumbuhan alamiah yang terjadi di daerah tersebut;

(2) perpindahan penduduk baik dari kota lainnya maupun dari pedesaan;

(3) anexasi; dan

(4) reklasifikasi.

Kasto (2002) menyatakan bahwa dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh

urbanisasi bahwa daerah pedesaan akan kehilangan tenaga kerja, dengan demikian

sektor pertanian akan terhambat, karena kesulitan mencari tenaga kerja di pedesaan.

Kondisi ini akan mempengaruhi produktivitas pertanian makin menurun. Dampak

yang lebih luas, juga akan mempengaruhi industri yang berkembang di kota yang

membutuhkan produk pertanian pedesaan. Jika pengaruhnya besar bagi industri,

maka pertumbuhan GNP akan menurun.

BUMDes sebagai usaha desa memiliki peran yang sangat besar dalam menekan

arus Urbanisasi di Indonesia. Berbagai peran yang dimainkan adalah: Pertama,

BUMDes akan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan. Hal ini di-

sebabkan oleh adanya lapangan kerja yang mampu disediakan BUMDes sehingga mo-

bilitas tenaga kerja ke kota dapat ditekan. Kedua, BUMDes dapat mendorong tumbuh

dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa sehingga memunculkan

dampak Multiflier yang lebih luas. Ketiga, BUMDes dapat memberikan perlindungan

kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman dengan suku bunga yang lebih

ringan sehingga tidak perlu terjebak oleh rentenir. Keempat, BUMDes dapat menjadi

sumber Pendapatan Asli Desa sehingga anggaran pembangunan di pedesaan dapat di-

Page 11: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

71

tingkatkan. Hal ini disebabkan oleh adanya masukan dana hasil keuntungan BUMDes.

Kelima, BUMDes dapat menekan tersentralisasinya modal ke kota. Hal ini disebabkan

karena BUMDes berfungsi untuk menyerap dana dalam bentuk tabungan masyarakat

pedesaan.

Simpulan

Untuk mengelola BUMDes dengan baik diperlukan aktivitas manajemen. Mana-

jemen BUMDes menitikberatkan tata kelola BUMDes yang terdiri dari Manajemen

Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, manajemen Operasional dan Mana-

jemen Pemasaran. Melalui keempat Bidang Manajemen diharapkan akan dapat di-

capai efektivitas dan efisiensi sehingga tujuan BUMDes dapat dicapai keberhasilan

yang baik.

BUMDes sebagai usaha desa memiliki peran yang sangat besar dalam menekan

arus Urbanisasi di Indonesia karena BUMDes mampu menciptakan kesempatan kerja

serta meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.

Saran

Begitu besar peran keberadaan BUMDes bagi kelangsungan hidup masyarakat

pedesaan serta menekan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan, maka sudah se-

pantasnya BUMDes dikelola dengan baik melalui pendekatan Manajemen profesional.

Masyarakat secara terpadu agar bertindak sebagai inisiator bagi perkembang-

an BUMDes di pedesaan sehingga kemajuan BUMDes dapat dicapai keberhasilan yang

baik.

DAFTAR PUSTAKA.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jendral pendidikan Non-

Formal dan Formal. 2010. Manajemen Usaha Kecil.

Fathoni, Abbdurrhmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: PT Rinek Cipta.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Astabrata

Bali Denpasar bekerjasama STIE Satya Dharma Singaraja.

Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Kasto. 2002. Mobilitas penduduk dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Daerah

dalam Mobilitas Penduduk Indonesia, Tinjauan Lintas Disiplin. Yogyakarta: PSKK

UGM.

Menteri Dalam Negeri. 2010. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010

Tentang Badan Usaha Milik Desa.

Page 12: MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN · PDF fileMANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU URBANISASI ... serta dukungan sosial budaya dan pemerintahan yang ... Desa dapat mendirikan

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 April 2011

72

-------. 2004. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Riyanto, Bambang. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Uni-

versitas Gajah Mada.

Salim, Fahruddi. 2006. Urbanisasi, Desa-Kota, Pusat Pertumbuhan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Tjiptoherijanto. 1999. Urbanisasi di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.