manajemen berbasis aktivitas dan aktivity based costing
TRANSCRIPT
![Page 1: Manajemen Berbasis Aktivitas Dan Aktivity Based Costing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9afd550346d033a44f30/html5/thumbnails/1.jpg)
MANAJEMEN BERBASIS AKTIVITAS
Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya,karena setiap aktivitas adalah biaya.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi
melalui proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode
kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-sumber
daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah pengorbanan input untuk
memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus berusaha meningkatkan aktivitas yang
bernilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah secara sistematis.
Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar, merancang dan mengembangkan produk,
membuat dan menjual produk, serta pelayanan purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang
tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan
baku dan barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini
harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ini ke dalam 2 kategori, yaitu:
ABM operasional
Berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan asset serta
menurunkan biaya, fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan
aktivitas dengan lebih efisien.
ABM Strategis
Berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensi
aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan. ABM strategis berfokus
pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi perusahaan. ABM bertujuan untuk
mengelola dan mengendalikan kinerja usaha dengan menggunakan informasi berdasarkan
aktivitas sebagai sumber dalam mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Lima output informasi dasar dari ABM menurut Miller adalah:
Biaya dari aktivitas dan proses bisnis
Biaya dari non value added activity
![Page 2: Manajemen Berbasis Aktivitas Dan Aktivity Based Costing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9afd550346d033a44f30/html5/thumbnails/2.jpg)
Pengukuran aktivitas berdasarkan kinerja perusahaan
Biaya produk/jasa akurat
Pemicu biaya
Keunggulan yang dimiliki oleh ABM menurut Blocher,adalah:
ABM mengukur efiktifitas proses dan aktivitas bisnis dan mengidentifikasi bagaimana
proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan
nilai bagi pelanggan.
ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk
menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan, dan metodee untuk mempertahankan
keunggulan bersaing perusahaan.
Adanya keunggulan-keunggulan di atas menyebabkan ABM memiliki manfaat yang
cukup banyak bagi perusahaan khususnya pihak manajemen. Beberpa manfaat dari ABM
menurut Tunggal, adalah:
Menyediakan suatu cara untuk proses berkesinambungan
Memfokuskan pada biaya-biaya penting
Menciptakan suatu hubungan antara biaya-biaya bisnis dan menciptakan nilai
Menyertakan semua fungsi bisnis dalam suatu orgnisasi
Mengikuti peran perubahan perilaku dalam sistem pelaporan
Menurut Hansen dan Mowen, ABM ini meliputi perhitungan biaya produk dan
analisis nilai proses. Jadi di dalam model ABM terdapat 2 dimensi utama,yaitu:
Dimensi biaya
Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas produk
dan pelanggan (objek biaya lainnya yang mungkin diperlukan). Tujuannya adalah
memperbaiki keakuratan biaya.
Dimensi proses
Dimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakan. Tujuannya adalah untuk pengurangan
biaya.
Tahapan pelaksanaan ABM:
Activity analysis
Pengendalian dimulai dari pemahaman kegiatan yang dikerjakan
Market Targetting
![Page 3: Manajemen Berbasis Aktivitas Dan Aktivity Based Costing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9afd550346d033a44f30/html5/thumbnails/3.jpg)
ABM menuntut pihak manajemen senior untuk selalu menetapkan apa yang dibutuhkan
pelanggan dan menyiapkan target operasional untuk mencapai kebutuhan tersebut.
Bussiness Process Improvement
Manajer harus menyelaraskan bermacam-macam proses yang ada dalam perusahaan,
untuk membantu organisasi mengoptimalkan proses yang mendasari untuk mencapai hasil yang
lebih efisien.
Activity Improvement
Pemfokusan perhatian terhadap perbaikan jasa,proses bisnis dan aktivitas
Procces control
Pengendalian terhadap proses merupakan tindakan untuk meyakinkan bahwa proses
(aktivitas) yang dilaksanakan untuk menghasilkan output beroperasi secara efektif dan
konsisten
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan ABM:
Budaya organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berfikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, dan keyakinan yang dianut oleh karyawan.
Dukungan dan komitmen manajemen puncak
Penerapan ABM membutuhkan waktu dan sumber daya, sehingga dukungan dan peran
dari manajemen puncak sangat diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
Perubahan proses
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan nperubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat
mendukung keberhasilan penerapannya.
Pelatihan berkelanjutan
Memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan
keahlian mereka terhadap lingkungan kerja mereka yang cepat berubah sangatlah penting.
Kesulitan dalam mengadopsi pendekatan ABM mencakup biaya dan kompleksitas
pelaksanaan analisis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi tugas – tugas yang akan
diklasifikasikan sebagai aktivitas untuk pengakuan biaya, dan juga pengidentifikasian pemicu
biaya yang tepat yang dapat dipakai sebagai ukuran aktivitas. Selain itu sulit pula
mengandalkan pendekatan ini apabila struktur insentif dan program pengukuran kinerja
terkait dengan aspek operasi lainnya.