malformasi anorectalunivbsi.id/pdf/2017/911/911-p04.pdfberakhir buntu atau fistula antara rectum...
TRANSCRIPT
MALFORMASI ANORECTAL
Tidak terdapat lubang anus pada perineum
Mg ke-4 intrauterine Anomali gastrointestinal dan
genitourinaria dalam Etiologi idiopatik Insiden 1 : 5000
Klasifikasi
1. Tipe Rendah Rectum melewati m.Puborectails; Posisi normal; Stenosis atau imperforate; Fistula bermuara di perineum, pangkal
penis, atau vestibulum.
Klasifikasi
2. Tipe Intermediate Rectum sampai di m.puborectalis; Berakhir buntu atau fistula antara rectum dengan
uretra (laki-laki) atau vagina (perempuan).
3. Tipe Tinggi Ujung distal berakhir diatas m.puborectalis; Fistula kearah uretra atau vesica urinaria atau
vagina.
MANIFESTASI KLINIS
Tidak ada lubang anus;Meconium (-) atau ada dalam urine
(fistula);Distensi abdomen;Muntah; Anoreksia.
TREATMENT
Letal rendah:Anoplasty (imferforate)Bogunasi (stenosis)
Letak Intermediate / Tinggi:ColostomyPSA (Posterior Sagital Anoplasty)
KONSEP DASAR ASKEP
I. PengkajianA. Pengumpulan Data
1. Identitas: Klien, Ortu2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama- Tidak keluarnya mekonium- BAB tidak melalui anus- Muntah – muntah- Distensi abdomen
KONSEP DASAR ASKEP
b. Riwayat Kesehatan SekarangKronologis kejadian saat dikaji dengan pendekatan PQRST
c. Riwayat Kesehatan Dahulu- BAB tidak melalui lubang anus- Penyakit yang lain
d. Riwayat kesehatan keluargae. Riwayat kehamilan & persalinanf. Riwayat imunisasig. Riwayat TUM-BANG
KONSEP DASAR ASKEP
3. Pemeriksaan Fisik Data Fokusa. Keadaan umumb. Tanda Vitalc. Dada complience tidak adekuatd. Abdomen Distensi
Bising UsusMasa Fecal
e. Anus Atresiaf. Vagina / Uretra Vistula
KONSEP DASAR ASKEP
4. ADLa. Nutrisi b. Eliminasi
5. Data Psikologis: anak, ortu6. Data Penunjang
- Lab: Screening- Photo: BNO, Envertogram
ASKEPI. PRE OPERASIa. Membantu mempertahankan stabilitas
klien sebelum pembedahan Puasakan klien Pasang NGT untuk decompresi Perhatikan ukuran / ketegangan abdomen Perhatikan adanya tanda-tanda distres
pernafasan Monitor vital sign Pemberian cairan I.V
I. PRE OPERASI
b. Observasi adanya perubahan / kondisi anomali lain Perhatikan pengeluaran feces dari fistula Catat jika terdapat urine warna hijau Pertahankan area sekitarnya bersih
MASALAH
Pola EliminasiGangguan PernafasanGangguan NutrisiGangguan cairan dan elektrolitResti Infeksi
INTERVENSI
Puasakan klien (TPN) Pasang NGT Pantau adanya tanda respiratory
distressMonitor tanda visual Pertahankan area sekitar perineum
bersih
II. POST OPERASI
a. Tipe Rendah Post Anoplasty Observasi adanya komplikasi Observasi intake output Cegah terjadinya infeksi semprot betadine 2 –
3x/hari atau setiap habis BAB Skin barier sekitar perineum POD ke X/XIV lakukan bauginage untuk mencegah
stenosis mulai dari yang kecil no: 3-4 sampai dengan nomor yang sama dengan jari kelingking ibunya
Family support
II. POST OPERASI
b. Tipe Tinggi Post Colostomy Observasi adanya komplikasi Observasi intake output efektifitas dari colostomy Observasi vital sign Pertahankan nutrisi yang adekuat, cairan elektrolit
imbalance Cegah terjadi infeksi pada luka sekitar stoma
pertahankan kassa dalam selama 3 – 4 / hari Skin barrier kulit sekitar stoma olesi vaseline Family Support
Health Education perawatan dirumah Rencana operasi definitif
II. POST OPERASI
c. Post Operasi PSARP Sesuai post anoplasty
d. Post Operasi Tutup Colostomy Observasi vital sign Puasakan 3 hari Cegah terjadinya distensi dekompresi Monitor NGT produktivitas Pertahankan nutrisi, cairan, elektrolit, adekuat TPN Cegah infeksi antibiotika Skin barrier sekitar anus olesi vaseline Family support toilet training
KOMPLIKASI
1. Rectal Stenosis2. Prolaps3. Anastomosis yang terpisah4. Strictur Anal5. Erosi Mucosa Rectum6. Timbulnya Perineal / Perirectal Abses7. Recurren Fistula
DEFINISI
“Suatu kelainan atau cacat bawaan yang disebabkan penutupan abdomen yang tidak sempurna pada masa embrionik minggu ke 6 – 12 kehidupan janin.”
ETIOLOGI
Hingga saat ini penyebab secara pasti belum diketahui Faktor pendukung
1. Faktor janin: Bayi prematur, hidramnion, kelainan kromoson, jejas radiasi dan infeksi pada janin;
2. Faktor Ibu: Toksomia, penyakit hipertensi dan ginjal atau keduanya, hipoksemia (penyakit jantung), gizi buruk, trauma fisik dan psikologis, hiperinsuliemia dan usia ibu yang terlalu muda/tua (ketidakseimbangan hormon);
3. Faktor Lingkungan: Tempat tinggal, radiasi dan zat-zat berracun;
4. Lain-lain: Kurangnya prenatal care, latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah, perkawinan yang tidak sah, perokok, peminum alkohol dan obat-obatan atau kopi, pengguna obat-obatan secara menetap, over dosis atau penggunaan obat-obatan yang tidak legal.
INSIDEN
Omphalocele terjadi pada 1 dalam 5000 –10.000 kelahiran dan pada umumnya sering dijumpai pada bayi laki-laki.
KLASIFIKASI
1. Omphalocele MayorDiameter leher kantong, lebih besar dari 5 cm dengan sebagian atau seluruh hepar mengalami herniasi dan tali pusat biasanya melekat pada bagian bawah dari penonjolan.
2. Omphalocele MinorDiameter leher kantong kurang dari 5 cm, biasanya umbilikal cord melekat pada puncak kantong.
Berdasarkan diameter kantung (Defek Abdominal) dapat dibedakan 2 macam omphalocele, yaitu:
MANIFESTASI KLINIS
Dapat dideteksi pada saat ante natal yaitu dengan USG dimana terlihat usus bebas dalam cairan amnion pada minggu ke – 13
Defek ciri-ciri dengan herniasi isi abdomen yang masih diseluputi membran transluent yang terdiri dari peritoneum dan selaput amnion
Defek omphalocele dapat bervariasi dari 2 cm dampai ukuran besar 6 cm
7 dari 45 bayi dengan omphalocele mayor mempunyai kelainan kromosom lethal prematuritas berat
Sering didapatkan kelainan penyerta berupa kelainan traktus interstinalis, cardiovaskuler, traktus urogenital, system muskuloskeletal, dan susuan saraf pusat.
KOMPLIKASI
Infeksi atau sepsis, eviserasi intestinal atresia, intrauterine, hipotermi, dan hipovolemik.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
X-ray: BNO/Fhoto polos abdomen USG Kadar serum kalium Kadar elektrolit Analisa gas darah (PH, Pa O2, PaCO2, atau
HCO3 untuk menunjukkan asibidosis atau BSE infeksi)
Jumlah darah komplit (sysmex) Bilirubin total (direct dan indirect) Protein total dan gula darah Urine dan faeses
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWATAN A. Therapi Operatif
Omphalocele minor: Primary Layered Closure Omphalocele mayor: Silastik Pouch (SILO) Closure
B. Tindakan Pendahuluan Daerah defek ditutup kassa steril yang dibasahi
dengan bethadine 10% sesudahnya jangan dibasahi dengan cairan NaCl
Dipasang NGT untuk drainase bebas dan dilakukan asprasi tiap jam
Beri TH/IV sesuai kebutuhan mungkin juga pemberian TPN
Perawatan neonatus secara rutin dan konstan Pemberian antibiotik
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWATANC. Tindakan Konservatif
Bila dinding omphalocele utuh dan defek besar dilakukan tindakan konservatif mengolesi dinding kantong bethadine, setelah itu ditaburi nebacetine kemudian kassa steril dan digantung
PENGERTIAN
Tidak terdapatnya (sedikitnya) sel syaraf ganglion parasympatis pada usus yang disebabkan kegagalan migrasi sel ganglion ke arah kraniokaudal sepanjang sal.pencernaan yang terjadi pada usia kehamilan 5 – 12 minggu yang sering terjadi pada daerah Rectosigmoid.
ETIOLOGI
Kegagalan sel neural chest, fleksus mesentericus dan submucosa untuk berkembang kearah craniocaudal didalam dinding usus.
PATOFISIOLOGI
Peristaltik abnormal
Obstruksi rektum dengan distensi abdomen progresif
Konstipasi & Obstruksi fungsional
Hipertopi & dilatasi pada bagian Proksimal, Penimbunan gas tinja
Persyarafan yang tidak sempurna pada usus yang aganglionik
MANIFESTASI KLINIS
BAYI BARU LAHIR
Tidak ada mekonium Muntah berwarna hijau Distensi abdome Konstipasi Diare Anoreksia.
PADA ANAK YANG LEBIH BESAR Ada riwayat obstipasiDistensi abdomen yang progresifDinding abdomen tipis, vena tampak Peristaltik terlihat, konstipasi Feses seperti pita atau cair Anak gagal tumbuh
EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan rectal / colok dubur Biopsi otot rektum Annorektal manomertriRadiologik: foto polos abdomen Foto Barium Enema
PENATALAKSANAAN
Th / Konservatif: irigasi kolon sebelum operasi (bedah definitif) klien dipuasakan, pemberian antibiotika.
Pembuatan anus, preternaturalis dengan kolostomi
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL Perubahan pola eliminasi b.d perubahan
motilitas usus Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
anoreksia, muntah, diare Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b.d
adanya muntah Tidak efektifnya pola nafas b.d distensi
abdomen Gangguan integritas kulit disekitar stoma Gangguan rasa aman cemas pada orangtua
IMPLEMENTASI PRE OPERASI Membantu pengosongan usus dengan washout: cairan
yang digunakan NaCl suhu fiologis Observasi distensi abdomen: catat setiap perubahan
distensi, observasi pengaruhnya terhadap pola nafas, atur posisi klien
Catat ketegangan abdomen Catat warna kulit abdomen & gerakan peristaltik usus Membantu mempertahankan hidrasi & nutrisi adekuat:
monitor intake parenteral, berikan porsi kecil tetapi sering
Melakukan perawatan NGT Berikan support emosional pada keluarga
INTERVENSI POST OP
Mencegah infeksi luka perawatan luka dengan tekhnik septik & aseptik, antibiotik, observasi tanda infeksi.
Perawatan kolostomi: pertahanan posisi, catat cairan keluar, jumlah konsistensi, warna observasi tanda-tanda, prolaps, stenosis, infeksi
Observasi adanya tanda-tanda peritonitis, illeus paralitik & pembengkakanTidak adanya cairan yang keluar dari kolostomi Meningkatnya ketegangan perut, Iritabilitas, muntah, meningkatnya temperatur
Mencegah adanya distensi abdomen; pemasangan NGT, Catat intake output, posisi yang nyaman
Observasi tanda-tanda vital Support emosional pada keluarga