maknasimbolikinfrastrukturtrotoar ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/full... · x...

1

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

i

MAKNA SIMBOLIK INFRASTRUKTUR TROTOAR

(Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga)

Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

SKRIPSI

OLEH:MASAKHI DUWI WARDANI

NIM. 43010-15-0016

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

2019

Page 2: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

ii

Page 3: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

iii

Page 4: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

iv

Page 5: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

v

Page 6: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

vi

MOTTO

�OTTO��T TMOngLgU ظg�gلم� TMO� TϢ�nTϜg˸gϴ gϞg T˴όgϜOL �� �OTTO��T �g�

g䇆TU���nT䇆g櫕 TϢ�n� g˸˴gL TϢ�nTϜg˸gϴ �怀g晀g怀T O˴怀 �ϢO晀�ϜOLgU TϢ�˵g�O˴�g��ϜOL

(�:� :�O��怀L�)Artinya:

“Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan

menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu Bersyukur”.

(Q.S. Al Maidah:5:6)

Page 7: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya hingga

tugas akhir ini seleai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Achmad Rifai dan Ibu Siti Marfuah

(Maryam) yang senantiasa ikhlas membesarkan, membimbing,

mendukung dan mendoakan setiap langkahku.

2. Kakak kandung saya Fuadatun Nadhifah, suaminya Habib Ulinnuha serta

anaknya Shinta Nafisah dan M. Gibran Ulurrosyad yang selalu

mensupport kelancaran skripsi saya.

3. Teman-teman saya (Mbak Milla, Neng Nana, Yuniadel, Mbak Nur,

Maghribul, Bagoes, Indana, Andi Maftuch, Ria, Farida, Seha, Sulis, Irun)

yang selalu memberikan dukungan dan menjadi tempat diskusi setiap saat

pada pengerjaan skripsi ini.

4. Semua teman KPI 2015, KPI 2016, KKN Wonosegoro 2019, PPDU Suruh,

Yayasan Alittihad Abdulloh Fadhil Semowo, yang saya cintai, dan

5. Semua pihak yang sudah membantu kelancaran skripsi yang tidak dapat

disebut satu-persatu.

Page 8: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah menuntun

penulis dengan segala rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Makna Simbolik Infrastruktur Trotor (Studi

Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga) ini. Tidak lupa shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada

keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi KPI IAIN Salatiga

sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing penulis

hingga skripsi ini selesai.

4. Para dosen yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan

pengalaman. Serta karyawan, satpam IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat

program studi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Salatiga angkatan 2015

yang selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

baik dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis sangat

Page 9: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

ix

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi

ini.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para

pembaca pada umumnya. Aamiin

Salatiga, Agustus 2019

Penulis

Page 10: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

x

ABSTRAK

Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (StudiPerspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga). Skripsi. Salatiga:Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, InstitutAgama Islam (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Maryatin, M.Pd.

Kata Kunci: Infrastruktur, Makna Simbolik, Perspektif DakwahPembangunan.

Penelitian ini membahas tentang Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar(Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga), infrastruktur trotoaryang dibangun sejak 2017 sebagai wajah kota dengan berbagai fasilitas yangdisediakan. Pembangunan infrastruktur trotoar yang berkaitan dengan sesanti kotaSalatiga Sebagai Hati Beriman menjadikan sebuah perspektif tersendiri dalamdakwah pembangunan oleh masyarakat. Penelitian ini guna untuk menjawabpermasalahan (1) Bagaimana fungsi infrastruktur trotoar kota Salatiga, (2) maknasimbolik seperti apa yang ingin disampaikan pada pembangunan infrastrukturtrotoar kota Salatiga, (3) latar suasana seperti apa yang ingin diwujudkan dalamperspektif dakwah pembangunan di kota Salatiga

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif denganmenggunakan sumber data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data melaluimetode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tigatahapan analisis kualitatif dan Untuk menguji keabsahan data, penelitian inimenggunakan teknik Triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) fungsi infrastruktur trotoar yaituuntuk membentuk wajah kota, mewadahi para pejalan kaki, dan membedakanantara kota Salatiga dengan kota yang lain (2) makna simbolik dari infrastrukturtrotoar secara umum yaitu untuk mendukung pembentukan wajah kota yangmerupakan salah satu visi misi kota Salatiga sebagai kota yang tertib, bersih, indah,aman, sekaligus sejahtera dan bermartabat (3) latar suasana dalam perspektifdakwah pembangunan yaitu terletak pada kenyamanan bersama, dalampembangunan infrastruktur trotoar yang berkaitan dengan sesanti kota Salatigasehingga menciptakan lingkungan yang bersih, sehat,tertib, indah dan aman danjuga merupakan bentuk toleransi dari pemerintah kepada masyarakat yangberkebutuhan khusus.

Page 11: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN LOGO............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... v

MOTTO............................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR......................................................................................... viii

ABSTRAK........................................................................................................... x

DAFTAR ISI........................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5

E. Penegasan Istilah...................................................................................... 6

F. Kerangka Berfikir.................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan.............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A...Tinjauan Pustaka...................................................................................... 12

B...Landasan Teori......................................................................................... 14

Page 12: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xii

1. Makna Simbolik.................................................................................. 14

2. Infrastruktur Trotoar............................................................................ 19

3. Perspektif Dakwah Pembangunan....................................................... 22

4. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar Dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan..................................................................................... 28

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan.............................................................. 32

B. Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 33

C. Sumber dan Jenis Data............................................................................. 34

D. Fokus Penelitian....................................................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36

F. Analisis Data ........................................................................................... 38

G. Validitas Data........................................................................................... 39

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................ 42

1. Sejarah Kota Salatiga.......................................................................... 42

2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Salatiga............................................. 45

3. Letak Geografis Relief Kota Salatiga.................................................. 46

4. Daftar Nama Instansi Pemerintah Kota Salatiga................................. 49

5. Logo Pemerintah Kota Salatiga........................................................... 52

6. Sesanti Pemerintah Kota Salatiga........................................................ 54

B. Hasil Penelitian........................................................................................ 55

1. Fungsi Infrastruktur Sebagai Wajah Kota Salatiga............................. 55

2. Makna Simbolik Pembangunan Infrastruktur Trotoar Kota Salatiga.. 57

Page 13: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xiii

3. Latar Suasana yang Ingin Diwujudkan Dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan Pada Infrastruktur Trotoar Di Kota Salatiga................ 57

C. Pembahasan.............................................................................................. 59

1. Fungsi Infrastruktur Trotoar Kota Salatiga......................................... 59

2. Makna Simbolik Pembangunan Infrastruktur Trotoar Kota

Salatiga................................................................................................ 63

3. Latar Suasana yang Ingin Diwujudkan Dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan Pada Infrastruktur Trotoar Di Kota Salatiga................ 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 70

B. Saran......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Infrastruktur Kota Salatiga...........................................................

Gambar 4.1 : Peta Kota Salatiga........................................................................

Gambar 4.2 : Logo Daerah Kota Salatiga..........................................................

Gambar 4.3 : Tempat Sampah dan Jalan Khusus Difabel..................................

Gambar 4.4 : Bollard, Taman Dan Lampu Hias................................................

Page 15: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1.1 Instrumen Penelitian............................................................................................

1.2 Hasil Wawancara Penelitian...............................................................................

1.3 Dokumentasi Penelitian......................................................................................

1.4 Lembar Konsultasi Skripsi .................................................................................

1.5 Satuan Kredit Kegiatan ......................................................................

1.6 Surat Keterangan Penelitian ..............................................................

Page 16: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

xvi

Page 17: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trotoar merupakan salah satu wujud dari pembangunan infrastruktur di

kota Salatiga sekaligus memberi kesan pada pembentukan wajah kota yang baru.

Pembangunan infrastruktur trotoar sejak tahun 2017 dimulai dari titik nol sampai

sepanjang 160 meter pada awal pembangunan (Alvaido Vicky, 2017).

Gambar 1.1: Infrastruktur Trotoar Tampak Malam Hari Jl. Diponegoro(Sumber: Vicky, 2017)

Infrastruktur menjadi fasilitas fisik yang bertujuan untuk memenuhi tujuan

sosial dan ekonomi serta fungsi-fungsi pemerintahan yang akan menjadikannya

sebagai wajah, citra dan atau indentitas kota. Infrastruktur juga dibangun sebagai

sarana pembentukan wajah kota yang nantinya akan menjadi branding kota

supaya mudah dikenal dan di ingat oleh turis domestik maupun turis mancanegara.

Infrastruktur trotoar dibangun pada beberapa titik wilayah kota Salatiga

yang terletak di Jl. Diponegoro dan Jl. Fatmawati, Blotongan, kecamatan Sidorejo,

kota Salatiga. Awal mula pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga

dimulai dari depan Bank BRI Salatiga sampai depan kampus UKSW (Universitas

Page 18: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

2

Kristen Satya Wacana), kemudian batas kota Salatiga (Blotongan) dan Jl.

Hasanudin. Pembangunan infrastruktur trotoar di sekitar kampus UKSW

(Universitas Kristen Satya Wacana) merupakan kelanjutan dari pembangunan

infrastruktur trotoar yang berada di depan Bank BRI Salatiga, pada awalnya

menjadi proyek percontohan pembangunan infrastruktur sebagai upaya

pembentukan wajah kota Salatiga. Dan kemudian mendapatkan hasil yang sangat

bagus serta mendapat banyak apresiasi dari masyarakat sehingga proyek

pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga dilanjutkan pada beberapa titik-

titik lain dengan konsep yang sama (Agung Hendratmiko, 2017).

Setiap sarana dan prasarana pada pembangunan, gedung, dan ligkungan

pada pembangunan setiap infrastruktur kota Salatiga, dan khususnya pada

pembangunan inftrastruktur trotoar diharapkan dapat di akses dan dimanfaatkan

oleh semua orang, mewujudkan kesamaan, kesempatan, dalam segala aspek

kehidupan dan penghidupan. Sehingga kota Salatiga sangat memperhatikan

aksesbilitas bagi difabel (KBBI.Pelajar.ID) sebagai salah satu sarana untuk

membuat kehidupan difabel menjadi lebih baik. Difabel yang merupakan akronim

dari different equility people atau orang yang mempunyai kemampuan yang

berbeda dibanding manusia normal pada umumnya. Untuk mewujudkan hal itu,

pemerintahan kota Salatiga pada saat acara Walikota Menyapa sekaligus

peresmian infrastruktur trotoar mengajak teman-teman dari difabel, diantaranya

tuna netra dan pemakai kursi roda untuk melakukan uji coba terhadap

pembangunan infrastruktur trotoar di sepanjang Jl. Diponegoro dan Jl. Fatmawati

kota Salatiga oleh Walikota Salatiga (Yulianto_sala3.2018).

Page 19: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

3

Berbeda dengan pembangunan infrastruktur kota-kota lain, misalnya di

Jakarta terkenal dengan adanya Monas (Monumen Nasional) sebagai wujud dari

ikon negara serta wujud dari keseruan dari proses koordinasi dan sosialisasi

dalam institusi karena dicapai dari hasil kerja semua pihak. Sedangkan kota

Surabaya juga mempunyai patung Sura dan Buaya sebagai simbol terbesar kedua

di Indonesia sekaligus menjadi monumen bersejarah di kota Surabaya.

Kota Salatiga menjadikan pembangunan infrastruktur trotoar sebagai

percontohan wajah kota sekaligus mempercantiknya. Pada pembangunan

infrastrukur trotoar terdapat beberapa fasilitas antara lain: tempat duduk,

pembatas jalan, rambu-rambu jalan khusus difabel, lampu hias, bola-bola hias,

tempat sampah, halte, berbagai pot tanaman hias dan lain sebagainya. Pada

fasilitas yang sudah ditata dan disediakan tentunya mempunyai makna dan

peranan yang berbeda sehingga menimbulkan pesan kesan dari makna simbolik

pada pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga.

Sesanti kota Salatiga sebagai Hati beriman juga ikut menjadikan wajah

kota yang tertata, lebih cantik, elok/indah, bersih, sehat, tertib dan aman. Oleh

karena itu, sesanti Hati Beriman ikut serta menciptakan latar suasana seperti apa

yang akan dicapai pada pembangunan infrastruktur trotoar sebagai wajah kota

dalam perspektif dakwah pembangunan di kota Salatiga.

B. Rumusan Masalah

Page 20: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

4

Peneliti akan membahas mengenai beberapa pembahasan yang dapat

dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsi infrastruktur trotoar kota Salatiga?

2. Makna simbolik seperti apa yang ingin disampaikan pada pembangunan

infrastruktur trotoar kota Salatiga?

3. Latar suasana seperti apa yang ingin diwujudkan dalam perspektif dakwah

pembangunan pada infrastruktur trotoar di kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menentukan rumusan masalah, maka dapat dijabarkan tujuan dari

penelitian ini. Berdasarkan permsalahan yang dikemukakan, maka yang menjadi

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi infrastruktur trotoar kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui apa makna simbolik yang ingin disampaikan pada

pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga.

3. Untuk mengetahui latar suasana seperti apa yang ingin diwujudkan dalam

perspektif dakwah pembangunan pada infrastruktur trotoar di kota Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan makna teoritis, berupa

pengetahuan tentang peran dan makna simbolik infrastruktur trotoar di kota

Salatiga sekaligus mengetahui latar suasana yang diwujudkan pada kota

Page 21: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

5

Salatiga sehingga menjadikan gambaran bagi kota Salatiga yang akan

mendatang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi contoh ataupun rujukan dalam

pembentukan infrastruktur trotoar kota Salatiga yang lebih tertata, cantik,

elok/indah, bersih, rapi dibanding sebelumnya melalui latar suasana yang

dibuat kota Salatiga, sehingga menjadikannya sebagai pesan kesan yang

dapat menjadikan masyarakat lebih berkembang dan tertata dari sebelumnya.

E. Penegasan Istilah

1. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar

Menurut Suyoto dan Sigit dalam bukunya yang berjudul Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, Simbolik berarti berlambang. Kata simbolik atau kata

berlambang adalah kata yang membandingkan suatu simbol dengan simbol

yang lain, bisa berupa lambang, tokoh, hewan ataupun benda. Simbol yang

digunakan mempunyai makna tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin

disampaikan (Zuhri Indonesia).

Menurut Oxford Dictionaries dalam bukunya yang berjudul Proyek

Infrastruktur dan Sengketa Konstruksi Edisi Pertama mendefinisikan bahwa

infrastruktur adalah struktur fisik dan organisasi dasar misalnya, bangunan,

jalan, pasokan energi yang diperlukan sebagai kaki masyarakat dan institusi

(Mulyo & Budi, 2018:1). Kemudian infrastrukur tersebut oleh para pakar

dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu: transportasi seperti jalan, jalan raya

dan jembatan, pelayanan transportasi seperti bandara, pelabuhan dan terminal,

Page 22: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

6

pengairan seperti saluran air, sistem pengairan dan bendungan, pengelolaan

limbah, bangunan, komunikasi, serta distribusi dan produksi energi seperti

listrik dan lain-lain. Perlunya sarana infrastruktur untuk mempertahankan diri

dari persaingan internasional dan mengatasi masalah kemiskinan (R.

Pamekas, 2013:15).

Peraturan Menteri pekerjaan Umum Nomor 3 tahun 2014 mendefinisikan

trotoar sebagai jalur pejalan kaki yang pada umumnya sejajar dengan sumbu

jalan yang posisinya lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan bertujuan

sebagai penjamin keselamatan pejalan kaki (Saragih, 2017).

Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan meneliti Makna Simbolik

Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota

Salatiga) disepanjang trotoar Jl. Diponegoro - Jl. Fatmawati kota Salatiga.

2. Perspektif Dakwah Pembangunan

Musyawarah Kerja Nasional–I PTDI di Jakarta (1968) mendefinisikan

dakwah adalah mengajak atau menyeru untuk melakukan kebajikan,

mencegah kemungkaran, mengubah umat dari satu situasi kepada situasi lain

yang lebih baik dalam segala hal, mewujudkan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari bagi manusia, baik individu, keluarga,

kelompok/massa, serta bagi kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata

hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia (Moh.

Ali Aziz, 2017:11).

Menurut Alexander (1994) dalam artikel yang dikutip Prof. H. Syamsiah

Badrudin, pembangunan (development) adalah proses perubahan yang

Page 23: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

7

mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur,

pertahanan, pendidikan, teknologi, kelembagaan dan budaya (Syamsiah

Badrudin, 2017).

Dakwah dan pembangunan merupakan dua konsep makna istilah atau

pembaharuan, maksudnya pembaharuan dalam konteks perwujudan

masyarakat yang adil dan makmur secara material dan spiritual. Jika

keduanya dipadukan menjadi satu konsep dakwah pembangunan, maka

spesifikasi maknanya pada model pendekatan dan strategi dakwah yang tepat

untuk suatu masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan (Zainal,

2016).

Sehingga perspektif dakwah pembangunan di kota Salatiga dapat

dikaitkan dengan sesanti kota Salatiga sebagai Hati Beriman sebagai salah

satu wujud dari keindahan infrastruktur trotoar yang dapat menjadikannya

sebagai salah satu bentuk dari wajah kota yang di impikan pada kota Salatiga.

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir atau kerangka penalaran logis yang digunakan dalam

penelitian Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspekif Dakwah

Pembangunan Di Kota Salatiga) yang akan dijabarkan pada bagan sebagai berikut:

Page 24: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

8

Bagan 1.1: Rancangan Kerangka Berfikir

Dengan kerangka berfikir tersebut, maka peneliti akan melakukan

penelitian mengenai Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga).

Pertama, lokasi penelitian Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar yang

bertempat di wilayah kota Salatiga, maka peneliti akan mengajukan surat ijin

penelitian pada pemerintahan kota Salatiga. Kedua, dari pemerintahan kota

Salatiga, surat ijin penelitian akan diserahkan kepada pusat informan yang akan

menjadi tujuan peneliti, yaitu kepada Humas dan Protokol dan Dinas Pekerjaan

Umum Kota Salatiga. Ketiga, dari semua informan nantinya akan tercipta sebuah

pesan-pesan komunikasi yang menjadi bagian dari penelusuran makna-makna

simbolik pada penelitian. Keempat, makna simbolik infrastruktur trotoar di kota

Salatiga yang menjadi fokus utama penelitian. Kelima, dari semua temuan,

peneliti akan diolah menjadi sebuah data berbentuk deskriptif kualiatif sehingga

dapat menjadi sebuah gambaran dan acuan bagi masyarakat dalam pembangunan

infrastruktur trotoar kota Salatiga.

Page 25: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

9

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dalam skripsi, peneliti akan menjabarkan

pokok-pokok pembahasan yang akan dibahas pada skripsi melalui sistematika

penulisan. Adapun sistematika dalam penulisan antara lain:

BAB I, Berupa Pendahuluan, pada bab ini membahas mengenai latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan.

BAB II, Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori, pada bab ini membahas

mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang membahas makna simbolik

infrastruktur trotoar dalam perspektif dakwah pembangunan di kota Salatiga.

BAB III, Metodologi Penelitian, pada bab ini membahas menganai jenis

penelitian dan pendekatan, waktu dan lokasi penelitian, sumber dan jenis data,

fokus penelitian, teknik pengumpulan data, dan validitas data.

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini membahas

mengenai hasil penelitian berupa sejarah umum lokasi penelitian, hasil penelitian

berupa hasil wawancara dan pembahasan mengenai penguraian rumusan masalah.

BAB V, Penutup, membahas tentang kesimpulan dan saran.

Page 26: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran dan pengamatan terhadap beberapa penelitian

yang merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu, artikel-artikel, serta buku-

buku yang membahas tentang Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi

Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga), maka peneliti akan

menjadikannya sebagai rujukan dan bahan pembelajaran agar tidak

menjadikannya sebagai pengakuan dari karya orang lain. Berikut kajian penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dijadikan sebagai rujukan peneliti:

1. Makna Simbol Tradisi Tungguk Tembakau Desa Senden Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali Oleh Tofik Widodo, 2019. Penelitian ini membahas

tentang makna simbol dalam tradisi tembakau yang menjadi budaya dari

nenek moyang terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna dan

unsur-unsur religius yang terdapat didalamnya serta mendeskripsikan prosesi

tradisi tungguk tembakau. Penelitian ini menggunakan model penelitian

lapangan dengan sumber primer yang digunakan melalui observasi lapangan,

informan, literatur dan dokumen yang menjadi pendukung pada analisis data

dengan menggunakan beberapa metode antara lain, metode deskripsi, metode

verstehen, dan metode interpretasi.

2. Makna Simbolik Yang Terdapat Pada Kesenian Tradisional Bokoran Dalam

Upacara Adat Mitoni Di Desa Sidanegara Kecamatan Kaligodong

Kabupaten Purbalingga Oleh Rina Nurjannah, 2013. Penelitian ini

Page 27: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

11

membahas tentang semua makna simbolik yang terdapat pada upacara adat

mitoni, berupa gerakan, syair dan ritual pada upacara adat mitoni. Penelitian

ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa

observasi langsung, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan uji

keabsahan data menggunakan triangulasi.

3. Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa Erecinnong

Kecamatan Botongan Kabupaten Bone Oleh Murba, 2017. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembangunan infrastruktur

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan dua metode data,

yaitu secara primer berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan

secara sekunder berupa kajian pustaka melalui buku, jurnal, skripsi, laporan

tahunan dan situs internet yang terkait dengan judul penelitian. Dengan hasil

penelitian bahwa implementasi pembangunan infrastruktur di desa tempat

penelitian belum memenuhi harapan masyarakat atau masih mengecewakan

(tidak optimal).

Ketiga penelitian diatas mempunyai kaitan dengan tema yang diangkat

oleh peneliti. Persamaan ketiga penelitian terdapat pada metode penelitian yang

digunakan, yaitu dengan menggunakan metode kualitatif. Perbedaan pada

penelitian pertama, membahas tentang makna simbol pada tradisi tungguk

tembakau. Penelitian kedua, membahas tentang makna simbolik yang terdapat

pada upacara adat mitoni berupa gerakan, syair dan ritual. Dan penelitian ketiga,

membahas tentang implementasi pembangunan infrastruktur di desa Erecinnong

Page 28: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

12

kabupaten Bone. Sedangkan, tema peneliti akan membahas tentang makna

simbolik yang terdapat pada infrastruktur trotoar di kota Salatiga.

B. Landasan Teori

1. Makna Simbolik

Makna (meaning, linguistic, sense) mempunyai beberapa artian (a) maksud

pembicaraan, (b) pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau

perilaku manusia atau kelompok manusia, (c) hubungan, dalam arti

kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa,

atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, (d) cara menggunakan

lambang-lambang bahasa (Harimurti, 2008:148).

Simbol merupakan sinonim dari kata “tanda”. Kendati memiliki kekaburan

terminologi, definisinya yang sempit, yang menetapkan simbol sebagai

golongan tanda, simbol dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu simbol

sebagai tanda konvensional, simbol sebagai semacam tanda ikonik, dan simbol

sebagai tanda konotasi. Dalam dua definisi terakhir, simbol merupakan konsep

utama kajian kultural dan estetika. Jenis simbol pada bidang ini merupakan

simbol verbal, simbol grafis, dan simbol piktorial lain, seperti signet, logo,

merek, cap, bendera, lambang, emblem (gambar simbolik/gambar dengan

moto eksplanatoris), atribut (gambar emblematik, seperti timbangan justik/

sabit besar kematian), dan alegori (juga berlawanan dengan simbol) (Burhan

Bungin, 2017:12).

Menurut Budiono (2005), simbol berasal dari kata symbolos (bahasa

Yunani) yang artinya tanda yang menjelaskan suatu hal kepada seseorang.

Page 29: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

13

Simbol memiliki beberapa macam jenis, antara lain:

a. Simbol Titik, Simbol titik berfungsi menunjukkan suatu tempat pada peta.

Sebagai contoh, simbol ibu kota negara yang dilambangkan dengan daerah

kotak berwarna merah, bentuk bulat dan ditengahnya berwarna merah

merupakan simbol ibu kota propinsi, gunung berapi ditandai dengan

segitiga berwarna merah dan gunung yang tidak aktif dilambangkan

dengan segitiga hitam.

b. Simbol Garis, Simbol garis berfungsi menunjukkan penampakan sebuah

sungai, jalan, batas daerah maupun batas negara.

c. Simbol Wilayah, Simbol wilayah berfungsi memperlihatkan berbagai jenis

penampakan, seperti rawa, hutan, sungai, dan lain-lain.

d. Simbol Aliran, Simbol aliran berfungsi memperlihatkan gerakan sebuah

barang (Mendy Aisha, jagad.id)

Simbol merupakan bagian dari komuniksi. Menurut Bernard Barelson dan

Gary A. Steiner komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,

keterampilan, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figure,

grafik, dan lain sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa

disebut dengan komunikasi (Rustan & Nurhakki, 2017:29).

Simbolik merupakan jenis dari komunikasi nonverbal. Sedangkan

komunikasi nonverbal yaitu informasi yang disampaikan melalui ekspresi

eksternal tanpa menggunakan kata-kata terucap atau tertulis (spoken and

written word), melainkan menggunakan gerak tubuh, karakteristik penampilan,

Page 30: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

14

karakteristik suara serta penggunaan ruang dan jarak (Rustan & Nurhakki,

2017:89).

Bentuk-bentuk dalam komunikasi non verbal antara lain yaitu:

a. Kinesics, KinesicsMerupakan teknik gerakan tubuh yang digunakan dalam

sebuah komunikasi. Gerakan tubuh merupakan perilaku nonverbal dimana

komunikasi terjadi dengan adanya gerakan tubuh seseorang atau bagian

tubuh lainnya. Contoh dari gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi

wajah dengan gerak isyarat postur atau perawakan tubuh dan sentuhan.

b. Sentuhan/haptics, Sentuhan menjadi sarana utama untuk mengekspresikan

kehangatan dan kepedulian dengan orang-orang terdekat. Diusia desawa

ini, sentuhan menjadi ekspresi kehangatan, cinta, dan keintiman.

Sedangkan haptics berbeda penggunaannya pada setiap budaya.

c. Paralanguage, Paralanguage merupakan petunjuk nonverbal yang

berfokus pada tinggi rendahnya berbicara, irama, batuk, tertawa, sengau

dan lain sebagainya .

d. Proksemics, Proksemics merupakan penggunaan ruang dan jarak dalam

suatu proses komunikasi, misalnya: status, kultur, konteks, masalah yang

dibahas, usia dan jenis kelamin, evaluasi positif dan negatif.

e. Artefak, Artefak adalah cara menampilkan tampilan diri melalui

penggunaan benda-benda dengan penampilan fisik. Misalnya busana,

asesoris, warna, dan benda-benda lain yang dapat menyampaikan pesan

tertentu. Dalam penelitian ini, artefak menjadi wujud dari simbol-simbol

yang ada pada infrastruktur trotoar kota Salatiga.

Page 31: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

15

f. Olfatics, Olfatics merupakan komunikasi nonverbal dengan cara

menggunakan indra penciuman. Olfatics akan mencium aroma-aroma yang

ada sebagai bentuk dari komunikasi.

g. Cronemics/kronologis, Cronemics merupakan pemilihan dan penggunaan

waktu yang tepat dalam komunikasi. Penepatan waktu dalam komunikasi

dengan menetapkan waktu menyampaikan pesan tertentu lebih awal atau

terlambat, misalnya, informasi lowongan kerja, pendaftaran mahasiswa

baru, jam kerja, waktu luang dan sebagainya.

Fungsi dari komunikasi nonverbal (Rustan & Nurhakki, 2017:89-94) antara

lain:

a. Melengkapi (complementary)

b. Mengatur (regulation)

c. Menggantikan (subtitute)

d. Penekanan (emphasis)

e. Pertentangan (contradiction)

f. Menambahkan (redundant)

Berdasarkan paparan diatas, makna simbolik dalam penelitian ini adalah

mencari tahu arti dari adanya pembangunan infrastruktur trotoar di sepanjang

Jl. Diponegoro - Jl. Fatmawati kota Salatiga.

2. Infastruktur Trotoar

Infrastruktur adalah unsur penting dari kawasan permukiman karena

menunjang kegiatan fungsional kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan

(R. Pamekas, 2013:15). Infrastruktur sama dengan prasarana, yaitu segala

Page 32: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

16

sesuatu yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses

(Wikipedia.org). Infrastruktur menjadi modal mendasar untuk masyarakat

yang memegang peran penting dalam mendukung ekonomi, sosial-budaya,

kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar daerah yang

ada di Indonesia (DPU Kabupaten Mesuji, 2015).

Infrastruktur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Infrastruktur keras non fisik (non physical hard infrastructure), berkaitan

dengan fungsi dan manfaat secara umum.

b. Infrastruktur lunak (soft infrastructure), disebut dengan institusionl atau

kelembagaan yang meliputi berbagai nilai (etos kerja), norma, dan kualitas

pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai pihak terkait, khususnya

pemerintahan.

c. Infrastruktur keras vs infrastruktur lunak, yang merupakan gabungan dari

kedua infratruktur diatas (Wikipedia.org).

Di daerah perkotaan yang mempunyai volume pejalan kaki yang besar dan

tinggi harus mempunyai trotoar, kecuali apabila alternatif-alternatif sistem

pengaturan yang lain telah dilakukan sebagai pengalihan pejalan kaki agar jauh

dari sisi jalan, misalnya seperti adanya jalan tol (Supriyono, 2018:54).

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1999) dalam bukunya Ambarwati

dkk yang berjudul Pejalan Kaki (Riwayat Dulu dan Kini), trotoar adalah jalur

untuk aktivitas berjalan, dengan maksud melakukan pergerakan kaki dari

tempat asal ke tempat tujuan. Trotoar bukan hanya sekedar hiasan dalam kota,

Page 33: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

17

namun trotoar diharapkan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan

kelancaran bagi penggunanya (Ambarwati dkk, 2018:8).

Trotoar merupakan jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu

lintas, atau bagian dari ruang jalan yang disediakan khusus bagi pejalan kaki.

Trotoar dibangun sejajar dengan jalan dan permuakannya lebih tinggi dari

perkerasan jalan (Ambarwati dkk, 2018:67).

Menurut Ambarwati, Indriastuti dan Ismu (2008) dalam buku yang berjudul

Pejalan Kaki (Riwayat Dulu dan Kini), kriteria dalam menentukan tingkat

layanan trotoar (sidewalk) sama dengan kriteria untuk menentukan tingkat

pelayanan dari walkway. Kriteria yang digunakan yaitu modul area, arus

pejalan kaki, dan kecepatan pejalan kaki (Ambarwati dkk, 2018:68). Dengan

adanya trotoar nantinya dapat meminimalkan gangguan atau hambatan

terhadap arus lalu lintas serta meningkatkan mobilitas pejalan kaki dengan

adanya kegiatan lain pada jalur tersebut.

Menurut keputusan Dirjen Bina Marga nomor 32/T/BM/1999 (Departemen

Pekerjaan Umum, 1999) pada bukunya Ambarwati dkk yang berjudul Pejalan

Kaki (Riwayat Dulu dan Kini), trotoar dapat disediakan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Trotoar seharusnya dibangun pada ruang milik jalan (RUMIJA). Rumija

adalah sisi luar bahu jalan/ sisi luar jalur lalu lintas.

b. Trotoar dibuat dengan diberi lapis permukaan tertentu.

c. Trotoar sebaiknya memiliki elevasi yang lebih tinggi dari permukaan

perkerasan jalan untuk arus lalu lintas.

Page 34: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

18

d. Trotoar sebaiknya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.

e. Trotoar dapat ditempakan di sisi dalam saluran drainase terbuka/ di atas

saluran drainase tertutup.

f. Trotoar ditempatkan berdampingan atau sejajar dengan jalur bus, dan

dibangun di depan atau dibelakang halte atau tempat pemberhentian bus

atau angkutan umum.

g. Trotoar seharusnya direncanakan pada ruas jalan dengan volume lalu lintas

lebih dari 1000 kendaraan dalam 12 jam (pukul 06.00-18.00) dan volume

pejalan kaki lebih dari 300 orang untuk 12 jam (pukul 06.00-18.00).

h. Trotoar harus mempunyai ruang bebas lebih dari 2,5 meter, kedalaman

bebas lebih dari 1 meter dari permukaan trotoar, dan kebebasan samping

lebih dari 0,3 meter.

i. Trotoar seharusnya diletakkan pada area yang memungkinkan pejalan kaki

terlindungi dari cuaca buruk, atau koridor trotoar ditanami pohon peneduh

dan disediakan tempat istirahat atau tempat duduk (Ambarwati dkk,

2018:8).

Selain permukaan trotoar harus rata, tidak naik-turun atau terputus oleh

masuk keluar bangunan, tekstur lantai kasar atau tidak licin serta dilengkapi

lantai pemandu penyandang difabel serta tempat duduk, infrastruktur trotoar

juga harus ramah untuk semua orang, termasuk anak-anak, ibu hamil, orang

lanjut usia dan difabel (Nirwono & Dhaneswara, 2018:211), sehingga

infrastruktur trotoar yang ada pada kota Salatiga diharapkan dapat diakses dan

Page 35: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

19

dimanfaatkan oleh semua orang, mewujudkan kesamaan, kesempatan dalam

semua aspek kehidupan dan penghidupan di kota Salatiga.

3. Perspektif Dakwah Pembangunan

a. Pengertian dakwah

Menurut bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” (�ᦙϴOL�).

Da’wah terdiri dari tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Ketiga huruf

asal tersebut mempunyai ragam makna. Makna tersebut yaitu memanggil,

mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh

datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, mengisi

dan meratapi (Ahmad Warson Munawwir, 1997:406) yang dikutip dalam

buku Ilmu Dakwah Edisi Revisi oleh Ali Aziz (2017:5).

Pengertian dakwah menurut terminologi adalah seruan atau ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi saat ini kepada situasi yang

lebih baik dan sempurna, baik pribadi maupun masyarakat (M. Quraish

Shihab).

Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed. dakwah merupakan suatu kegiatan

ajakan baik dapat berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya

yang dilakukan secara sadar dan berencana sebagai usaha untuk

mempengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok sehingga

menimbulan kesadaran, sikap, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran

agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur paksaan

pada dirinya (Samsul Munir, 2013:4).

Page 36: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

20

Menurut Abdul Rosyad Sholeh (1977: 9-10) dalam buku Ilmu

Dakwah Edisi Revisi oleh Ali Aziz, dakwah adalah proses penyelenggaraan

suatu usaha mengajak orang untuk beriman dan menaati Allah SWT, amar

makruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat, dan nahi mungkar yang

dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhai Allah SWT (Ali Aziz,

2017:5-12).

b. Macam dan Metode Dakwah

Secara garis besar,dakwah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

Dakwah Lisan (da’wah bi al lisan), Dakwah Tulis (da’wah bi al qalam),

dan Dakwah Tindakan (da’wah bi al hal). Dari ketiga macam dakwah

tersebut, maka metode dakwah diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Metode Ceramah, Metode ceramah/pidato merupakan metode dakwah

yang sering digunakan sekaligus sebagai alat komunikasi modern yang

tersedia. metode ceramah/pidato dibagi menjadi empat macam

berdasarkan persiapannya, yaitu:

a) Pidato improptu (pidato yang dilakukan secara spontan)

b) Pidato manuskrip (pidato yang dilakukan dengan membaca naskah

yang sudah disiapkan)

c) Pidato memoriter (pidato yang dilakukan dengan hafalan yang

sudah dipersiapkan)

d) Pidato ekstempore (pidato yan dilakukan dengan penuh persiapan)

Page 37: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

21

2) Metode Diskusi, Metode diskusi merupakan metode dakwah yang

dilakukan dengan cara bertukar pikiran antara beberapa orang dalam

suatu tempat tertentu terdapat moderator, pemrasaran dan peserta untuk

membahas suatu masalah dakwah keagamaan sebagai pesan dakwah.

Menurut Jos Daniel Parera (1984:190) dalam buku Ilmu Dakwah Edisi

Revisi oleh Ali Aziz, metode diskusi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Diskusi terbatas (konferensi, komisi, wawancara, dan brainstorming)

b) Diskusi terbuka atau umum (debat, forum, seminar, panel,

simposium, ceramah, kelompok, mimbar/ wawancara TV/ radio).

3) Metode Konseling, Metode konseling merupakan metode wawancara

yang dilakukan secara individual dan tatap muka antara konselor

(sebagai pendakwah) dan klien (sebagai mad’u) untuk memecahkan

masalah yang dihadapi klien. Metode konseling dijadikan sebagai salah

satu metode dakwah karena banyaknya masalah yang terkait dengan

keimanan dan pengalaman keagamaan yang tidak bisa di selesaikan

menggunakan metode ceramah dan metode diskusi.

4) Metode Karya Tulis, Metode karya tulis ini termasuk bagian dari

dakwah bi al qalam. Metode karya tulis merupakan metode dakwah

dengan menggunakan keterampilan tangan dalam penyampaian pesan

dakwah. keterampilan tangan yang dimaksud bukan hanya berupa

tulisan, akan tetapi bisa berupa gambar/lukisan, stiker, spanduk yang

menandung misi dakwah.

Page 38: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

22

5) Metode Pemberdayaan Masyarakat, Metode pemberdayaan masyarakat

termasuk bagian dari dakwah bi al hal (dakwah dengan aksi nyata).

Metode pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu dakwah

dengan upaya membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi,

dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta

berupaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses

kemandirian.

6) Metode Kelembagaan, Metode kelembagaan juga terasuk dalam

dakwah bi al hal. Metode ini merupakan pembentukan dan pelestarian

norma dalam organisasi sebagai instrumen dakwah. terdapat enam

unsur pada metode kelembagaan ini, yaitu:

a) Manajemen SDM Pengurus Lembaga Dakwah (Man)

b) Manajemen Keuangan Lembaga Dakwah (Money)

c) Manajemen Strategis Lembaga Dakwah (Method)

d) Manajemen Sarana Prasarana Lembaga Dakwah (Machine)

e) Manajemen Produk Lembaga Dakwah (Material)

f) Manajemen Pemasaran Lembaga Dakwah (Market)

Metode-metode dakwah akan terus mengalami perkembangan. Bisa jadi

masih banyak metode dakwah yang belum terungkap (Ali Aziz, 2017:285-

328).

c. Media Dakwah

Media dakwah merupakan alat sebagai perantara penyampaian pesan

dakwah kepada mad’u. Tidak semua media dakwah sebagai alat komunikasi.

Page 39: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

23

Akan tetapi ada sarana lain selainnya, seperti tempat, infrastruktur, mesin,

tempat duduk, alat tulis, alat perkantoran dan sebagainya.

Media dakwah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

terwujudnya sarana tempat berupa infastruktur trotoar sebagai salah satu

wujud fisik yang dikaitkan dengan perspektif dakwah pembangunan pada

kota salatiga.

Sehingga dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perspektif

dakwah pembangunan merupakan model pembangunan yang sesuai dengan

salah satu metode dakwah islam, yaitu dengan metode kelembagaan atau

kelompok pemerintah pada bidang dan tugas masing-masingnya.

4. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan

Makna simbolik infrastruktur merupakan arti dari adanya pembangunan

infrastruktur. Peneliti akan mencari tahu apa saja makna-makna yang

disampaikan pada pembangunan infrastruktur trotoar di kota Salatiga.

Pembangunan yang ada pada infrastruktur trotoar termasuk dalam kategori

pesan dakwah berupa karya seni. Karya seni banyak diutarakan dengan

komunikasi nonverbal (diperlihatkan), yang mana makna-makna dari

komunikasi nonverbal dapat ditafsirkan secara terbuka oleh siapa saja sehingga

dapat dikatakan bahwa karya seni ini bersifat subyektif.

Karya seni dapat digunakan sebagai pesan dakwah dengan memperhatikan

beberapa etika, yaitu:

a. Diupayakan sedemikian rupa agar mad’u tidak salah dalam menafsirkan.

Page 40: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

24

b. Menurut ulama yang paham tentang tekstualis (memahami ayat atau hadist

sesuai dengan teksnya), karya seni dengan objek makhluk hidup tidak

dibenarkan. Untuk menghindari kontroversi, maka berpedoman dengan

kaidah ushul fiqh “menghindari kontroversi yaitu jalan terbaik” (al khuruj

min al khilaf mustahabb), maka karya seni sebaiknya tidak melanggar

larangan tersebut. Meskipun pendapat ini bertentangan dengan pendapat

kaum kontekstualis. Menurutnya, larangan menggambar makhluk hidup

dikhawatirkan objek tersebut dijadikan sebagai objek penyembahan seperti

yang dilakukan masyarakat pra islam.

c. Karya seni tidak boleh bernuansa pornografi, menghina simbol-simbol,

melecehkan orang lain sehingga menimbulkan dampak-dampak yang

negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung (Ali Aziz, 2017:282-

283).

Dalam pembahasan makna simbolik infrastruktur trotoar ini, peneliti akan

menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Charles Sanders Piere

adalah seorang filsuf aliran pragmatik Amerika. Semiotika muncul di akhir

abad ke 19, dan merujuk pada diktrin formal mengenai tanda-tanda.

Berdasarkan objeknya, Charles Sanders Piere membagi tanda dalam tiga

komponen, yaitu (1) icon ( ikon), icon merupakan tanda yang berhubungan

antara penanda dan pertandanya yang besifat bersamaan bentuk alamiah. (2)

index (indeks), index merupakan tanda yang menunjukkan adanya hubungan

alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab

akibat atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. (3) symbol (simbol).

Page 41: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

25

Symbol merupakan tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya, yang dapat mengacu ke denotatum melalui

konvensi (Sobur, 2009:13). Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan

sesuatu yang ditandakan atau petanda sifatnya konvensional yang mana

dengan konvensi masyarakat akan menafsirkan ciri hubungan antara simbol

dengan objek yang diacu sekaligus menafsirkan maknanya (Umi Aflaha,

2017:262).

Infrastruktur trotoar dapat dikaitkan dengan perspektif dakwah

pembangunan yang mengacu pada sesanti kota Salatiga sebagai Hati Beriman.

Kepanjangan dari Hati Beriman adalah seHAT (kesehatan jasmani, rohani, dan

lingkngan), terTIb (kesadaran sosial dan disiplin), BERsih (kondisi kehidupan

yang bersih secara fisik dan psikis), Indah (keindahan alam), aMAN

(keamanan lingkunggan, pemukiman, kerja dan umum) (salatiga.go.id).

Seperti yang terdapat pada hadist (Muhammad Afif, 2017:187):

(Ϣ˸�� ���� ��U�) .�T䇆�g怀TTO�L� gMO� �죨g��g���L�

Artinya : Kebersihan itu sebagian dari iman (HR. Imam Muslim).

Intisari dari hadits diatas adalah, bahwa seluruh umat islam wajib menjaga

kebersihan baik lahir maupun batin, menjaga tempat inggal dan lingkungan

agar dalam keadaan bersih dan suci baik yang bersifat lahiriyah dan batiniyah

(dapurpendidikan.com).

Berdasarkan paparan diatas, dengan adanya infrastruktur trotoar yang telah

dibangun sejak tahun 2017, dapat menjadikan sebagai salah satu bentuk wajah

kota yang elok, indah, dan tertata pada kota Salatiga sehingga menjadikan

Page 42: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

26

contoh bagi masyarakat agar ikut serta dalam merawat segala fasilitas yang ada

pada kota Salatiga supaya tetap terjaga kebersihannya dan menciptakan

keindahan pada kota Salatiga.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Page 43: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

27

Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti akan menggunakan metode

yang sesuai dengan tahap pengolahan data dan subjek yang akan dibahas. Oleh karena

itu, berikut metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu:

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian akan menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif

deskriptif. Menurut McMillan & Schumacher (2003) Penelitian kualitatif adalah

suatu pendekatan yang disebut dengan pendekatan investigasi karena penelitian

ini biasanya mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan juga

berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (Agustinova, 2015:10).

Deskriptif adalah laporan peneltian berupa kutipan-kutipan data (naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lain) sebagai gambaran penyajian sebuah laporan

(Moleong, 2002:6).

Peneliti menggunakan jenis penelitian fenomenologi untuk memberikan

makna fenomena yang dialami pada peristiwa dalam kehidupan yang terjadi pada

individu.

Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang fokus terhadap

pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia

(Moleong, 2008:14-15).

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti akan menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif melalui pendekatan fenomenologi untuk meneliti

secara langsung tentang bagaimana fungsi infrastruktur trotoar di kota Salatiga,

makna simbolik yang akan disampaikan pada infrastruktur trotoar serta latar

Page 44: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

28

suasana seperti apa yang ingin diwujudkan dalam perspektif dakwah

pembangunan pada bagian Humas dan Protokol, Dinas Pekerjaan Umum kota

Salatiga dan sebagian masyarakat yang berada di lokasi penelitian agar

mendapatkan data-data yang lengkap dan akurat mengenai pendapat yang akan di

wawancarai tersebut tentang Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi

Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan penulisan laporan

penelitian ini selesai. Penelitian dilakukan pada bagian Humas dan Protokol

Pemerintah kota Salatiga Jl. Letjend Sukowati No.51 Salatiga, Dinas Pekerjaan

Umum Jl. Ahmad Yani No.14 Kota Salatiga, dan pengunjung di lokasi trotoar Jl.

Diponegoro- Jl. Fatmawati, Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Yang

mana pada bagian-bagian tersebut mengetahui dan bersangkutan pada proses

perwujudan infrastruktur trotoar kota Salatiga.

C. Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland (1984:47) sumber adalah kata-kata, dan tindakan

selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen, dan yang lainnya (Moleong,

2002:112). Terdapat dua jenis data penelitian, yaitu:

1. Data Primer

Page 45: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

29

Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti

dan berkaitan dengan variabel minat sebagai tujuan spesifik penelitian (Tungga,

Komang & Diota, :67-68).

Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat

memberikan informasi, gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan

serta memberikan jawaban atas semua pertanyaan dalam penelitian. Data

primer dalam penelitian ini adalah bagian Humas dan Protokol, Dinas

Pekerjaan Umum kota Salatiga dan pengunjung di trotoar Jl. Diponegoro-

Jl.Fatmawati kota Salatiga.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah informasi yang dikumpulkan dari sumber yang ada.

Contoh data sekunder antara lain; buku, majalah, catatan atau dokumen

perusahaan, publikasi pemerintah, media, situs Web, internet, data sensus,

ikhtisar statistik, basis data, laporan tahunan dan sebagainya (Tungga, Komang

& Diota, 2014:68).

Peneliti mendapatkan informasi dari bagian Humas dan Protokol, Dinas

Pekerjaan Umum kota Salatiga dan pengunjung di trotoar Jl. Diponegoro-

Jl.Fatmawati kota Salatiga mengenai Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar

(Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga).

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi

Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga). Sebagai fokus penelitian,

penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan

Page 46: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

30

pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan pengamatan terbuka,

berhadapan langsung dengan fenomena realitas dan kedekatan emosional antara

peneliti dan informan sehingga data didapat secara mendalam dan relevan.

Penelitian ini menggunakan teori semiotika komunikasi Charles Sanders

Piere meliputi ikon, indeks, dan simbol yang dapat diterapkan sebagai teori yang

dikaji peneliti berupa landasan teori tentang Makna Simbolik Infrastruktur

Trotoar (Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan beberapa teknik yang

dianggap releven yaitu meliputi:

1. Observasi

Observasi merupakan bagian penting dalam pengumpulan data. Yang mana

observasi merupakan mengumpulkan data langsung dari lapangan. Proses

observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang akan diteliti.

Kemudian dilanjutkan dengan pemetaan, sehingga memperoleh gambaran

umum tentang sasaran penelitian (Dr. Conny, :112).

Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mencari data tentang

pendapat bagian Humas dan Protokol, Dinas Pekerjaan Umum kota Salatiga

dan pengunjung di trotoar Jl. Diponegoro- Jl. Fatmawati kota Salatiga

mengenai Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif Dakwah

Pembangunan Di Salatiga) guna memperoleh data yang berhubungan dengan

gambaran yang relevan.

2. Wawancara

Page 47: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

31

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan

keterangan tentang apa yang menjadi sasaran penelitian. Menurut

Koentjaraningrat (1986:136), wawancara dibagi menjadi dua, yaitu (1)

wawancara berencana atau standardized interview dan (2) wawancara tak

berencana atau unstandardized interview. Perbedaan antara kedua jenis

wawancara tersebut terletak pada perlu tidaknya peneliti dalam menyusun

daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai pedoman untuk mewawancarai

informan (Burhan, 2011:100).

Wawancara disini digunakan untuk mencari data informan tentang pendapat

bagian Humas dan Protokol, Dinas Pekerjaan Umum kota Salatiga dan

pengunjung di trotoar Jl. Diponegoro- Jl.Fatmawati kota Salatiga mengenai

Makna Simbolik Infrastruktur Trotor (Studi Perspektif Dakwah Pembangunan

Di Kota Salatiga).

Pada penelitian ini didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang

digunakan untuk melengkapi sebuah data yang digunakan dalam penelitian.

Dokumen berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari informan

kemudian nantinya digunakan sebagai bukti bahwa penelitian terjun langsung

kepada bagian Humas dan Protokol, Dinas Pekerjaan Umum kota Salatiga dan

pengunjung di trotoar Jl.Diponegoro - Jl.Fatmawati kota Salatiga dalam

melaksanakan penelitian.

3. Dokumentasi

Page 48: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

32

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis atau dokumen yang ada

pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau

melakukan kegiatan sehari-hari (Sukardi, 2010:81). Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiono, 2009:329). Sehingga

dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

berbagai buku, dokumen dan tulisan yang releven untuk menyusun penelitian

serta digunakan sebagai objek pengungkap dalam penelitian (Agustinova,

2015:39).

Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian berupa profil, dokumen, hasil

wawancara serta foto sebagai bukti penelitian.

F. Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong (2009:248), analisis data

kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain (Agustinova, 2015:62).

Menurut Miles dan Hubermen, terdapat tiga tahap dalam teknik analisis

data kualitatif (Agustinova, 2015:64) yaitu:

1. Tahap Reduksi Data

Page 49: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

33

Reduksi data merupakan proses pengurangan data, dalam arti yang lebih

luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang

kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan terhadap data yang dirasa

masih kurang.

2. Tahap Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan tahapan lanjutan dari reduksi data. Penyajian

data adalah proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau

pengelompokan yang diperlukan. Penyajian data pada penelitian kualitatif

dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sebagainya (Agustinova, 2015:65).

3. Tahap Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Tahap penarikan kesimpulan menjadi tahap terakhir dalam teknik analisis

data. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah proses perumusan makna

dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat

serta mudah dipahami, dilakukan dengan cara berulangkali melakukan

peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan. Khususnya berkaitan

dengan relevansi dan konsistensi terhadap judul, tujuan dan perumusan

masalah yang ada (Agustinova, 2015:68).

G. Validitas Data

Validitas data merupakan faktor terpenting dalam sebuah penelitian

karena sebelum menganalisis data terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan.

Validitas membuktikan yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan sesuai

dengan yang sebenarnya atau kejadian sesungguhnya (Nasution, 2003:105).

Page 50: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

34

Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurannya (Agustinova,

2015:43).

Untuk pemeriksaan keabsahan data, maka peneliti akan menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data (Moleong, 2005:330). Metode triangulasi mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Metode triangulasi

diperlukan karena setiap metode pengumpulan data memiliki kelemahan dan

keunggulan tersendiri. Terdapat dua strategi pada metode triangulasi, yaitu: (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama (Agustinova, 2015:45).

Triangulasi dengan sumber data mencari sumber data dengan

membandingkan serta mengecek kembali keabsahan data hasil dari observasi dan

wawancara. Oleh karena itu, keabsahan data dapat dicapai dengan cara sebagai

berikut:

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan narasumber dengan apa yang dikatakan

orang didepan umum.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan

apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

Page 51: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

35

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pandangan dan pendapat masyarakat (rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menengah atau tinggi, dan orang pemerintahan).

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

(Moelong, 2008:331).

Triangulasi merupakan cara terbaik dalam pengecekan keabsahan data

sehingga peneliti dapat mengecek dan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode dan teori sebelumnya dengan cara mengajukan berbagai macam

pertanyaan, mengecek dengan berbagai sumber data, dan memanfaatkan dari

berbagai metode untuk pengecekan keabsahan data yang dapat dilakukan.

Page 52: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

36

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kota Salatiga

Sejarah merupakan cikal bakal atau asal-usul yang ada setelah terjadinya

sesuatu. Konon, di Salatiga ada beberapa sumber yang menjadi dasar untuk

mengungkapkan asal-usul Salatiga, baik dari cerita rakyat, prasasti, maupun

penelitian dan kajian yang cukup detail. Akan tetapi dari beberapa sumber

tersebut, Prasasti Plumpunglah yang menjadi rujukan dasar asal-usul Kota

Salatiga, sehingga di bakukannya Hari Jadi Kota Salatiga yaitu tanggal 24 Juli

tahun 750 Masehi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Nomor 15

Tahun 1995 Tentang Hari Jadi Kota Salatiga. Adapun uraian mengenai sejarah

Kota Salatiga yaitu sebagai berikut:

a. Prasasti Plumpugan, Prasasti Plumpunan yang berada di kelurahan

Kauman Kidul, kecamatan Sidorejo merupakan cilal bakal tonggak Hari

Jadi Salatiga. Cikal bakal Hari Jadi Salatiga tersebut tertulis dalam batu

besar berjenis andesit dengan ukuran panjang 170 cm, dan lebar 160 cm

dengan garis lingkar 5 meter. Sejak tahun 750 Masehi kota Salatiga sudah

ada, yang mana pada saat itu merupakan wilayah perdikan, perdikan

merupakan suatu daerah dalam kerajaan tertentu yang dibebaskan dari

segala kewajiban pembayaran pajak atau upeti karena memiliki

kekhususan tertentu. Sejarahwan yang sekaligus ahli Epigraf Dr. J. G. de

Page 53: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

37

Casparis mengalihkan tulisan tersebut secara lengkap dan selanjutnya

disempurnakan oleh Prof. Dr. R. Ng Poerbatjaraka.

Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum tentang status tanah

pedikan atau swatantra bagi suatu daerah yang pada saat itu bernama

Hampra, yang saat ini bernama Salatiga. Pemberian perdikan tersebut

merupakan hal yang istimewa pada saat itu oleh seorang raja dan tidak

setiap daerah kekuasaan bisa dijadikan daerah perdikan. Dasar dari

pemberian perdikan itu diberikan kepada desa atau daerah yang benar-benar

berjasa kepada seorang raja.

Prasasti yang diperkirakan dibuat pada hari Jumat, 24 Juli 750 Masehi itu

ditulis oleh seorang citraleka yang sekarang dikenal dengan sebutan penulis

atau pujangga, dibantu oleh sejumlah pendeta atau resi dan ditulis dalam

bahasa jawa kuno: “Srir Astu Swasti Prajabyah” yang berarti “Semoga

Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian”.

Sejarahwan memperkirakan bahwa masyarakat Hampra telah berjasa

kepada Raja Bhanu yang merupakan seorang raja besar dan sangat

memperhatikan rakyatnya, yang memiliki daerah kekuasaan meliputi sekitar

Salatiga, kabupaten Semarang, Ambarawa, dan kabupaten Boyolali.

Penetapan di dalam prasasti tersebut merupakan titik tolak berdirinya

daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan dn dicatat dalam

prasasti Plumpungan. Atas dasar catatan prasasti itulah dan dikuatkan

dengan Perda No. 15 tahun 1995 maka ditetapkan Hari Jadi Salatiga jatuh

pada tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.

Page 54: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

38

b. Zaman Penjajahan, Pada zaman penjajahan Belanda sudah cukup jelas

batas dan status kota Salatiga, berdasarkan Staatblad 1917 No. 266 mulai 1

Juli 1917 didirikan Stood Gemente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8

desa. Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letaknya sangat

strategis, maka Salatiga cukup dikenal keindahan di masa penjajahan

Belanda.

c. Zaman Kemerdekaan, Kota Salatiga adalah Staat Gemente yang dibentuk

berdasarkan Staatblad 1923 No. 393 yang kemudian dicabut dengan

Undang-Undang No. 17 tahun 1995 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa

Barat.

Ditinjau dari segi administratif pemerintah dikaitan dengan kondisi fisik

dan fungsi Kotamadya Daerah Tingkat II, keberadaan Daerah Tingkat II

Salatiga yang memiliki luas 17,82 km dengan 75% luasnya merupakan

wilayah terbangun adalah tidak efektif. Berdasarkan kesadaran bersama dan

di dorong kebutuhan areal pembangunan demi pengembangan daerah,

muncul gagasan mengadakan pemekaran wilayah yang dirintis tahun 1983.

Kemudian terealisir tahun 1992 dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.

69 tahun 1992 yang menetapkan luas wilayah Salatiga menjadi 5,678 ha

dengan 4 kecamatan yang terdiri dari 22 kelurahan. Berdasarkan amanat

Undang-Undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah,

Kotamadya Daerah Tingkat II Salaiga beubah penyebutannya menjadi Kota

Salatiga.

Page 55: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

39

2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Salatiga

a. Visi

Menjadikan Kota Salatiga sebagai kota yang Tertib, Bersih, Indah,

Aman, sekaligus Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, mewujudkan SDM

(Sumber Daya Manusia) yang andal dan menjunjung tinggi nilai-nilai

budaya.

2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga

berencana.

3) Meningkatkan ketentraman, ketertiban dan kondusifitas wilayah.

4) Meningkatkan kualitas penataan ruang dan infrastruktur perkotaan yang

berwawasan lingkungan.

5) Meningkatkan kualitas pelayanan air bersih, sanitasi, dan lingkungan

permukiman kota.

6) Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada Usaha

Menengah, Kecil dan Mikro.

7) Meningkatkan kerja sama, daya saing daerah, dan daya tarik investasi

dan memperluas akses lapangan pekerjaan.

8) Meningkatkan kesejahteraan sosial, kesetaraan gender dan perlindungan

anak.

9) Meningkakan kualitas pelayanan publik dan mewujudkan tatakelola

pemerintahan yang baik (good governance).

Page 56: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

40

3. Letak Geografis Relief Kota Salatiga

Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 69 Tahun 1992, luas wilayah

Kota Salatiga adalah 5,678 ha. Menurut Perda No.12/2012 Kota Salatiga

memiliki 4 kecamatan dengan 23 kelurahan, yaitu:

a. Kecamatan Tingkir:

1) Kelurahan Gendongan.

2) Kelurahan Kutowinangun Kidul.

3) Kelurahan Kutowinangun Lor.

4) Kelurahan Sidorejo Kidul.

5) Kelurahan Kalibening.

6) Kelurahan Tingkir Lor.

7) Kelurahan Tingkir Tengah.

b. Kecamatan Sidorejo:

1) Kelurahan Blotongan.

2) Kelurahan Sidorejo Lor.

3) Kelurahan Salatiga.

4) Kelurahan Bugel.

5) Kelurahan Kauman Kidul.

6) Kelurahan Pulutan.

c. Kecamatan Argomulyo:

1) Kelurahan Noborejo.

2) Kelurahan Ledok.

3) Kelurahan Tegalrejo.

Page 57: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

41

4) Kelurahan Kumpulrejo.

5) Kelurahan Randuacir.

6) Kelurahan Cebongan.

d. Kecamatan Sidomukti:

1) Kelurahan Kecandran.

2) Kelurahan Dukuh.

3) Kelurahan Mangunsari.

4) Kelurahan Kalicacing.

Gambar 4.1: Peta Kota Salatiga(Sumber: salatigakota.go.id)

Dari jumlah keseluruhan luas wilayah Kota Salatiga, terdapat 65%

daerah bergelombang yang terletak di kelurahan Dukuh, kelurahan Ledok,

kelurahan Kutowinangun, kelurahan Salatiga, kelurahan Sidorejo Lor,

kelurahan Bugel, kelurahan Kumpulrejo dan kelurahan Kauman Kidul.

Kemudian terdapat 25% daerah miring yang terletak di kelurahan Tegalrejo,

kelurahan Mangunsari, kelurahan Sidorejo Lor, kelurahan Sidorejo Kidul,

Page 58: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

42

kelurahan Tingkir Lor, kelurahan Pulutan, kelurahan Kecandran, kelurahan

Randuacir, kelurahan Tingkir Tengah dan kelurahan Cebongan, dan sisanya

terdapat 10% daerah datar yang terletak di kelurahan Kalicacing, kelurahan

Noborejo, kelurahan Kalibening, dan kelurahan Blotongan.

Letak dan batas wilayah Kota Salatiga yaitu:

a. Astronomi terletak antara: 110°.27’.56,81” - 110°.32’.4,64” BT 007°.17’. -

007°.17’.23 LS.

b. Morfologis: berada di daerah cekungan, kaki Gunung Merbabu diantara

gunung-gunung kecil antara lain, Gajah Mungkur, Telomoyo, dan Payung

Rong.

c. Administrasi: dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang.

4. Daftar Nama Instansi Pemerintah Kota Salatiga

a. Walikota

b. Wakil Walikota

c. Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Pemerintahan

d. Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra

e. Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM

f. Sekretariat Daerah,

1) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

a) Bagian Pemrintahan Setda

b) Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda

c) Bagian Hukum Setda

Page 59: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

43

2) Asisten Perekonomian dan Pembangunan

a) Bagian Pembangunan Setda

b) Bagian Perekonomian Setda

c) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda

3) Asisten Administrasi Umum

a) Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda

b) Bagian Umum Setda

c) Bagian Keuangan Setda

g. Sekretariat DPRD

h. Dinas Pendidikan

i. Dinas Kepemudaan dan Olahraga

j. Dinas Kesehatan

k. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

l. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

m. Dinas Pertanian

n. Dinas Perdagangan

o. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

p. Dinas Perhubungan

q. Dinas Komunikasi dan Informatika

r. Dinas Kebudayaan dan pariwisata

s. Dinas Sosial

t. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja

u. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Page 60: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

44

v. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

w. Dinas Pangan

x. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluaga Berencana

y. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

z. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

aa. Dinas Lingkungan Hidup

ab. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

ac. Inspektorat

ad. Satuan Polisi Pmong Praja Kota Salatiga

ae. Rumah Sakit Umum Daerah

af. Badan Keuangan Daerah

ag. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

ah. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

ai. Kecamatan Sidorejo

aj. Kecamatan Tingkir

ak. Kecamatan Sidomukti

al. Kecamatan Argomulyo

5. Logo Pemerintah Kota Salatiga

Gambar 4.2: Logo Daerah Kota Salatiga(Sumber: salatigakota.go.id)

Page 61: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

45

Berdasarkan Perda Kotamadya Salatiga Nomor 5 Tahun 1997, makna

lambang daerah dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Makna Warna dalam Lambang Daerah:

1) Putih: berarti kejujuran atau kesucian.

2) Kuning: bararti keluhuran atau keagungan atau kemuliaan atau kejayaan.

3) Hijau: berarti kemakmuran.

4) Biru: berarti kedamaian.

5) Hitam: berarti keabadian atau keteguhan.

6) Merah: berarti keberanian.

b. Makna Bentuk dan Motif yang Terkandung Dalam Lambang Daerah

1) Bentuk Perisai, melambangkan pertahanan dan ketahanan wilayah atau

daerah.

2) Lukisan dasar tanpa batas berwarna biru laut, melambangkan kesetiaan.

3) Bintang bersudut lima berwarna kuning emas yang disebut “Nur

cahaya”, melambangkan bahwa rakyat Salatigga adalah insan yang

percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama

dan kepecayaan masing-masing.

4) Lukisan Sadak Kinang, melambangkan kesuburran daerah Salatiga dan

Sumber kekuatan.

5) Lukisan dua buah gunung yang berhimpit menjadi satu, melambangkan

bersatunya rakyat dengan Pemerintah Daerah, disamping

melambangkan kota Salatiga berada di daerah pegunungan yang

berhawa sejuk.

Page 62: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

46

6) Lukisan Padi dan Kapas, melambangkan kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat Salatiga, sedangkan jumlah biji padi 24 buah dan

daun kelopak bunganya berjumlah 7, melambangkan tanggal dan bulan

Hari Jadi Kota Salatiga.

7) Lukisan Patung Ganesa, melambankan peranan dan fungsi Salatiga

sebagai kota pendidikan.

8) Susunan Batu Bata, melambangkan status Kota atau Kotamadya,

sedangkan 4 lekukan serta 5 kubu perlindungan melambangkan

diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada Tahun 1945.

9) Pita dengan tulisan “Srir Astu Swasti Prajabyah”, mempunyai makna

“Semoga Bahagia Selamatlah Rakyat Sekalian”.

10) Diatas lambang bertuliskan “SALATIGA”, menyatakan bahwa

lambang ini adalah milik Daerah Kota Salatiga.

Komposisi ukuran panjang dan lebar lambang memiliki perbandingan

4,3 banding 3,2. Dalam pasal 4 Perda tersebut, dijelaskan bahwa Lambang

Daerah Wajib dipasang di tempat-tempat kehormatan dan menjadi pusat

perhatian sebagai Panji-panji, Lencana, Cap, Kop Kertas Surat, atau Tanda

Pajak.

Dalam Pasal 5 tersurat adanya larangan mempergunakan Lambang

Daerah yang oleh Walikota Kepala Daerah dianggap merendahkan atau tidak

menghormati lambang Daerah. Sedangkan dalam Pasal 6 berisi ancaman

hukuman pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan bagi pelanggaran

ketentuan pasal 5 tersebut.

Page 63: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

47

6. Sesanti Pemerintah Kota Salatiga

Sesanti Kota Salatiga adalah “HATI BERIMAN”, yang ditetapkan

dalam Perda Kodya Tingkat II Salatiga Nomor 10 Tahun1993 tentang

Penetapan Semboyan Kota Salatiga Hati Beriman.

Adapun kepanjangan dari sesanti Hati Beriman yaitu:

a. SEHAT: kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan,

b. TERTI: kesadaran sosial dan disiplin,

c. BERSIH: kondisi kehidupan yang bersih secara fisik dan psikis,

d. INDAH: keindahan alam,

e. AMAN: keamanan linkungan pemukiman, kerja, dan umum.

Sehingga keindahan alam di kaki Gunung Merbabu adalah motivasi

untuk mewujudkan sesanti kota Salatiga sebagai “Hati Beriman”.

B. Hasil Penelitian

Berikut adalah hasil dari penelitian dan observasi yang dilakukan secara

langsung dilapangan mengenai fungsi infrastruktur sebagai wajah kota Salatiga.

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan, yang sesuai dengan fokus

penelitian, penulis menemukan beragaman jawaban dari beberapa informan

tersebut antara lain:

1. Fungsi Infrastruktur Trotoar Kota Salatiga

Page 64: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

48

Menurut bapak Afrizal Yunianto selaku kepala bidang Bina Marga Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Salatiga menanggapi masalah

diatas sebagai berikut:

“Salah satu fungsi utama trotoar itu sebenarnya untuk pejalan kaki.Selain itu juga ada tambahannya yaitu untuk membentuk wajah kota,Karenanya juga merupakan visi misi walikota untuk mendukung wajahkota. Tapi fungsi utamanya lebih untuk mewadahi pejalan kaki”.

Menurut bapak Kristri Priyantara Wibawa selaku anggota Humas dan

Protokol Setda Kota Salatiga menanggapi masalah diatas sebagai berikut:

“Fungsi infrastruktur sebagai wajah kota yaitu petama, disawang apik(dipandang bagus), disawang cakep (dipandang indah), membedakandengan yang lain kemudian masyarakat bisa menikmati itukan wajah,jenenge wajah (namanya wajah) “ooh wajahnya bagus ya”, meskipungak harus cantik, gak harus ganteng, tapi dia punya wajah yangmenarik, dia punya sesuatu yang bisa dinikmati, sesuatu yang indah,sesuatu yang sesuai dengan fungsinya (hidung ya hidung, kuping yakuping pada tempaynya) gitu ya. Tentunya yaitu wajah kota ya sepertiitu, salah satunya trotoar yang sudah kita mulai”.

Selaras dengan hasil wawancara kepada bapak Kristri Priyantara Wibawa,

Indana N.A yang menjadi pengunjung trotoar juga berpendapat sebagai berikut:

“Menurut saya ini berfungsi untuk keindahan, selain untuk keindahanjuga mempunyai makna sebagai manfaat, serta kegunaannya untukseluruh kota Salatiga. Tidak hanya untuk masyarakat kota Salatiga saja,tapi juga untuk orang yang sekedar singgah, atau untuk berwisata didaerah trotoar kota Salatiga ini. Karena bisa dijadikan spot foto selfianak muda kekinian, sebagai swa fotoselfi dan sebagainya”.

Menurut Khoirun Nasikhin yang menjadi pengunjung trotoar, menanggapi

hal diatas sebagai berikut:

“Kalau fungsinya sebagai wajah kota Salatiga cukup bisa. Kalau dinilaisih sudah B mungkin ya, sudah bagus dari pada zaman-zaman dahulu.Trotoarnya masih kuno, jelek, dan tidak lengkap. Kalau sekarang sudahbanyak kemajuan. Tapi mungkin dengan kota-kota yang lain mungkinfungsionalnya masih banyak kekurangan, dan perawatannya mungkinyang paling banyak itu. Kita bisa bangun, tapi tidak disediakan timkhusus untuk merawatnya itu mungkin perlu ada tim khusus untukperawatan, atau mungkin saya tidak tahu bahwa sebenarnya sudah adaperawatannya”.

Page 65: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

49

2. Makna Simbolik Pembangunan Infrastruktur Trotoar Kota Salatiga

Menurut bapak Afrizal Yunianto mengenai makna simbolik pembangunan

infrastruktur trotoar kota Salatiga yaitu:

“Makna simbolik dari infrastruktur trotoar yaitu untuk mendukungwajah kota, sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunanya”.

Menurut bapak Kristri Priyantara Wibawa:

“Simbolik-simbolik itu tentunya kalau kita belajar tentang semiotika,semiotika itu adalah pertanda dan penanda, maka bisa kita temukan dariberbagai infrastruktur yang dibangun di Salatiga ini. Dari bentuklampunya, bentuk kursinya, bentuk tempat sampahnya itu tidak lepasdari penelitian, dari pandangan para ahli, dari sejarah dan tentunyapenyesuaian lingkungan sekarang. Tentunya dalam pembangunantrotoar sudah ada standarnya, standar mengukur luasnya, bentuknyaseperti apa”.

Menurut Andi Maftuch sebagai pengunjung trotoar:

“Makna simboliknya menurut saya menjadi lebih indah kotanya, dilihatoleh kalangan-kalangan luar atau masyarakat-masyarakat kota Salatigayang mana kota Salatiga itu bisa dibilang kota tidak begitu besar ataukota kecil, tetapi disisi lain juga mempunyai trotoar. Jadi bisamempunyai simbolik untuk atau kesan dari masyarakat-masyarakat luaryang berkunjung ke Salatiga yang melihat bahwasannya kota Salatiamempunyai trotoar-trotoar yang indah dan rapi”.

3. Latar Suasana Yang Ingin Diwujudkan Dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan Pada Infrastruktur Trotoar Di Kota Salatiga

Menurut bapak Afrizal Yunianto mengenai latar suasana yang ingin

diwujudkan pada pembangunan infrastruktur trotoar adalah sebagai berikut:

“Latarnya lebih ke kenyamanan penggunanya. Dengan penataan trotoarsebagai wajah kota itu nantikan tujuannya agar wajah kota itu bagus,cantik, indah, penggunanya juga nyaman”.

Selaras dengan pendapat diatas, Robiah M.Z juga berpendat bahwa:

“Latar suasananya lebih ke kenyamanan karena ada keindahan dankerapian dari adanya lampu, kursi. Taman, dan sebagainya itusehingga orang yang duduk atau orang yang melihat trotoar bisa oh, initrotoar kota Salatiga gitu”.

Khoirun Nasikhin juga berpendapat sama dengan diatas, yaitu:

Page 66: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

50

“Ya, yang jelas ya nyaman, trus tidak ketinggalan zaman, dan mungkinkita bisa kembali ke situasi yang sejuk, bagaimana membuat jalurtrotoar itu sejuk, sehingga pejalan kaki itu tidak malas, banyak jalankaki banyak sehat. Tapi kalau trotoarnya panas, ya gak mau jalan kaki.Mungkin nuansanya yang sejuk, gitu aja sih”.

Sedangkan mengenai perspektif dakwah pembangunan pada trotoar, bapak

Afrizal Yunianto berpendapat bahwa:

“Menurut saya, ketika itu membuat nyaman penggunanya, secara tidaklangsung membikin perasaan bahagia, perasaan senang terhadapsuasana, suasana hati itukan salah satunya seperti itu juga. Dakwahislam itu kan luas, mungkin dari sisi kami, kami membanguninfrastruktur secara tidak langsung infrastuktur yang kami buat itumewadahi kenyamanan penggunanya mungkin itu perspektif dakwahdari kami”.

Berbeda dengan pendapat bapak Kristri Priyantara bahwa:

“Sangat penting berdakwah. Ada banyak hal yang kita dapatkan daritrotoar. Pertama, misalnya dalam kata mutiara seperti kebersihansebagian dari iman kita sediakan tempat sampah, dakwah ya, yangpaling kecil ya, kita sediakan tempat sampah. Kedua, kemudianmemperhatikan mereka yang disabelitas, membangun itu juga adaestetikanya. Memperhatikan mereka yang berkebutuhan khusus (oramung gatekke wong sing iso nyawang misale), tidak hanya buat merekayang bisa berjalan dengan cepat misalnya, dia yang kursi rodapun harus,harus bisa merasakan atau menggunakan infrastruktur kota ini denganbaik, makanya tidak ditemukan lagi jeglongane duwur (portalnya tinggi)misalnya, sehingga wong bayangno wong go kursi rodo plaku dewe(orang membayangkan orang pemakai kursi roda berjalan sendirian)harus melewati portal yang tinggi kan tidak bisa, maka itudiminimalisir. Ketiga, totoar bukan hanya untuk pejalan kaki tapimereka bisa duduk disitu, dia bisa bersilaurrohim disitu, dia bisaberdiskusi disitu, dia bisa menikmati kota ini dengan nyaman, polusiudaranya masih bagus, pembangunan kesehatan masyarakatnya bagus,penyakitnya aman dan lain sebagainya itu salah satunya. Nah, disitulahkenyamanan dibentuk. Makanya pak Wali sering menyebutkanSalatiga as a loveable city and liveable city, salatiga harus menjadikota yang dicintai dan kota yang layak untuk ditinggali. Salah satuindikatornya adalah pembangunan infrastuktur”.

Menurut Ramos, sebagai pengunjung trotoar berpendapat bahwa:

“Perspektif dakwah dalam pembangunan trotoar sebagai infrastrukturkota Salatiga. Dakwah itu kan mengajak, dan disitu pembangunantrotoar sebagai infrastuktur kota Salatiga itu mengajak orang-orangmerujuk pada pemberdayaan masyarakat. Mengajak masyarakatnya

Page 67: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

51

untuk menghormati antara sesama, menghormati antara satu denganyang lain, menghormati antara pejalan kaki dan pengendara sepeda.Kemudian disitu juga ada orang-orang bekebutuhan khusus disitu jugadihormati dengan adaannya jalan khusus bagi orang-orangberkebutuhan khusus, juga disitu pemberdayaan masyarakatnya jugamembantu masyarakat itu kalau menunggu bus atau menungguangkutan supaya tidak semprawut (ramai tidak beraturan)”.

C. Pembahasan

1. Fungsi Infrastruktur Sebagai Wajah Kota Salatiga

Terdapat beberapa fungsi infrastruktur sebagai wajah kota Salatiga

antara lain:

a) Membentuk Wajah Kota

Pembentukan wajah kota merupakan salah satu dari visi misi kota

Salatiga, yang mana visi misi tersebut ialah meningkatkan ketentraman,

ketertiban dan kondusifitas wilayah sehingga menjadikan kota Salatiga

sebagai kota yang tertib, bersih, indah, aman, sekaligus sejahtera, mandiri

dan bermartabat. Walikota Salatiga juga menekankan bahwa ada 4W yang

menjadi prioritas pembangunan kota. 4W tersebut adalah:

1) Warek, warek berarti memperhatikan dari segi ekonomika rakyatnya.

2) Waras, waras berarti memperhatikan kesehatannya. Dalam hal waras

ini Salatiga berhasil menjadi lima daerah yang mempunyai IPKM

(Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) tertinggi dari tiga puluh

indikator dan tujuh sub indikator.

3) Wasis, wasis berarti memperhatikan dalam hal pendidikan.

Pendidikannya seperti apa, pembangunan untuk pendidikannya seperti

Page 68: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

52

apa, dan sarana prasarana pendidikannya seperti apa serta semua hal

yang berkaitan dengan pendidikannya.

4) Wajah Kota, infrastruktur merupakan suatu hal yang lekat dengan

wajah kota. Walikota dalam periode kedua kali ini sangat menekankan

pada penataan wajah kota.

Dengan adanya wajah kota secara umum sudah mencakup fungsi-fungsi

lainnya, seperti disawang apik (dipandang bagus), disawang cakep

(dipandang indah), sehingga dengan adanya infrastruktur trotoar sebagai

wajah kota pengunjung bisa menjadikannya sebagai tempat dimana ia bisa

melakukan berbagai macam hal seperti nongkrong bareng, ajang kongkow,

dan bisa menemukan spot foto keindahan yang diciptakan pada

pembentukan wajah kota.

Akan tetapi dalam pembentukan wajah kota ini terdapat beberapa

oknum manusia yang tidak bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan

infrastruktur yang disediakan, seperti halnya pada kolam hias di trotoar Jl.

Fatmawati yang baru saja jadi, belum ada waktu seminggu, lampu beserta

seperangkat peralatan kolam hias sudah hilang diambil oleh oknum manusia

tidak bertanggung jawab tersebut. Sehingga pemerintah dan masyarakat

harus lebih mengoptimalkan pelestarian serta penjagaan terhadap fasilitas

yang disediakan agar tetap terjaga dan tetap indah.

b) Mewadahi Pejalan Kaki

Page 69: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

53

Selain untuk membentuk wajah kota, fungsi dari infrastruktur trotoar

juga untuk mewadahi pejalan kaki. Dengan adanya infrastruktur trotoar

menjadikan para pejalan kaki lebih aman dan nyaman. Amannya, para

pejalan kaki tidak terganggu oleh para pengendara sepeda motor maupun

mobil, dulu trotoar banyak pengendara sepeda motor yang merebut hak para

pejalan kaki dengan cara melintasi trotoar sebagai cara untuk mempercepat

perjalanan saat terkena jalanan macet sehingga para pejalan kaki tidak

leluasa dan aman saat melintasi trotoar. Kemudian untuk kenyamanannya

tentunya juga nyaman, karena dengan adanya trotoar yang tertata secara

otomatis telah memberikan peluang kenyamanan kepada para pejalan kaki.

Tidak hanya berfungsi untuk para pejalan kaki yang normal saja, tetapi

dengan adanya infrastruktur para penyandang disabilitas juga mendapatkan

hak didalamnya. Untuk para penyandang disabilitas atau difabel sudah

disediakan jalan khususnya, misalkan bagi tuna netra sudah disediakan jalan

berupa lantai berwarna kuning dan bergaris, sehingga para penyandang tuna

netra tidak salah jalur pada saat berjalan. Tidak hanya itu, portal pembatas

jalan antara jalan raya dan trotoar juga dibuat seminimal mungkin, sehingga

para pengguna kursi roda ketika melintasi trotoar sendiri bisa dengan

mudah melewatinya.

c) Membedakan dengan Kota Lain

Walaupun di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Bandung dan yang

lainnya mempunyai infrastruktur trotoar yang bagus dan indah, dan kota

Salatiga juga mempunyai infrastruktur trotoar juga, akan tetapi kota

Page 70: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

54

Salatiga membangun infrastruktur yang berbeda dengan kota-kota lainnya.

Di kota Salatiga semua infrastruktur yang ada menggunakan tematik,

dengan artian tidak semua lokasi yang ada infrastruktur trotoarnya di

bangun dengan tema yang sama, namun antara satu tempat dengan tempat

yang lainnya berbeda. Karena peneliti hanya meneliti pada Jl. Diponegoro

dan Jl. Fatmawati saja, maka peneliti hanya mengetahui jenis tema yang ada

pada trotoar daerah tersebut. Sepanjang Jl. Diponegoro sampai Jl.

Fatmawati yaitu bernuansa Europis alasannya karena banyaknya komplek

perkantoran dan sekolah untuk orang berkulit putih, sehingga nuansa yang

ciptakan harus serasi dengan komplek wilayah didalamnya.

2. Makna Simbolik Pembangunan Infrastruktur Trotoar Kota Salatiga

Dalam setiap pembangunan pastinya ada yang namanya RTBL

(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan), RTBL ini mengatur semua

rencana pembangunan yang akan diwujudkan, mulai dari bentuk, luas, cat,

letak, dan lain sebagainya.

Makna simbolik tentunya berkaitan dengan semiotika, semiotika adalah

pertanda dan penanda, maka pada pembangunan infrastruktur trotoar kota

salatiga dapat ditemukan fasilitas-fasilitas sekaligus makna dari adanya

fasilitas tersebut seperti dalam teori semiotika Charles, antara lain:

a) Lampu hias, berfungsi sebagai penerangan, dengan adanya lampu hias,

menambah keindahan wajah kota pada malam hari khususnya. Selain

untuk menerangi jalan, lampu hias juga untuk menerangi para pengunjung

trotoar yang sedang duduk-duduk ataupun berjalan di trotoar. Lampu hias

Page 71: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

55

yang didesain unik dengan bahan besi tempa ini supaya tidak mudah rapuh

juga.

Gambar 4.3: Tempat Sampah,Kursi danJalan Khusus Difabel

Gambar 4.4: Bollard, Taman, dan Lampu Hias

b) Kursi, dibentuk dari kerangka besi tempa dan kayu Bengkarai yang di

desain khusus biasanya untuk taman, supaya tahan lama, tidak mudah

rapuh karena bergantinya suasana, terkadang terkena hujan dan dan panas

matahari secara bergantian. Kursi disediakan sebagai tempat duduk,

tempat kongkow, tempat silaturohim, dan lain sebagainya.

c) Tempat Sampah, adanya tempat sampah memberikan artian bahwa tidak

boleh sembarangan dalam membuang sampah, pengunjung harus selalu

menjaga kebersihan trotoar, supaya tetap indah, nyaman dipandang.

d) Garis kuning, garis kuning berfungsi untuk jalan para disabelitas. Garis

kuning ini bermakna sebagai bentuk toleransi terhadap penyandang

disabelitas.

Page 72: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

56

e) Bola-bola, bola-bola ini bernama bollard, sedangkan fungsinya sebagai

pembatas, supaya tidak mudah diserobot oleh kendaraan bermotor, selain

itu juga, bollard juga digunakan sebagai tempat duduk. Dengan adanya

bollard ini, maka trotoar menjadi penuh, sehingga tidak adanya kendaraan

bermotor yang dibawa naik ke trotoar yang bisa jadi dapat merusak sarana-

prasarana trotoar.

f) Pembatas jalan, pembatas jalan berfungsi untuk membatasi antara area

pejalan kaki dengan pengendara sepeda motor. Maknanya, para

pengendara sepeda motor tidak boleh seenaknya naik diwilayah trotoar

dengan menggunakan sepeda motornya, melainkan harus parkir terlebih

dahulu pada area parkir yang sudah disediakan.

g) Taman, taman berfungsi sebagai bentuk pengurangan polusi terhadap

kendaraan di sekitarnya, dengan adanya taman, bermakna bahwa adanya

kesejukan pada trotoar, menjaga keindahan trotoar agar tidak terlihat

gersang.

h) Halte, berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan kota, selain itu juga

halte bisa digunakan untuk meneduh saat musim hujan. Adanya halte

memberikan makna ketertiban dalam akses naik turunnya penumpang

angkuta, agar lalulintas jalanan tetap lancar.

Makna simbolik pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga secara

umum yaitu untuk mendukung wajah kota, tidak hanya itu, pembentukan

wajah kota ini juga didasarkan pada sesanti kota Salatiga sebagai Hati Beriman,

Page 73: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

57

yang mana hati beriman ini merupakan kepanjangan dari Sehat, Tertib, Bersih,

Indah, dan Aman.

Di kota Bandung, fasilitas infrastruktur trotoar lebih lengkap dibanding

di kota Salatiga, di kota Bandung sudah tersedia perpustakaan mini, sehingga

diharapkan infrastruktur trotoar di kota Salatiga kedepannya bisa ditambahkan

fasilitas-fasilitas yang lebih bermanfaat untuk masyarakat yang mengunjungi

trotoar. Tidak hanya sebagai ajang silaturrahim, tapi juga bisa dibuat sebagai

taman belajar bersama.

3. Latar Suasana Yang Ingin Diwujudkan Dalam Perspektif Dakwah

Pembangunan Pada Infrastruktur Trotoar Di Kota Salatiga

Latar suasana yang ingin diwujudkan pada pembangunan infrastruktur

trotoar kota Salatiga ini terletak pada kenyamanan pengunjung khususnya,

umumnya pada semua masyarakat. Dengan adanya infrastruktur trotoar

menjadikan trotoar yang tertata, tertib, bersih, indah, sehingga menimbulkan

kesejukan dan kenyamanan.

Pembangunan infratsruktur trotoar ini apabila dikaitkan dengan

mengunakan metode dakwah bi al hal maka pembangunan tersebut dapat

disesuaikan pada visi misi kota Salatiga sebagai kota yang tertib, bersih, aman

sekaligus sejahtera, mandiri dan bermartabat. Sehingga secara tidak langsung

memberikan kesadaran kepada masyarakat pengunjung khususnya dan kepada

masyarakat secara umum untuk sadar akan menjaga dan merawat lingkungan

yang sudah disediakan oleh pemerintah berupa infrastruktur trotoar di kota

Page 74: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

58

Salatiga. seperti dalam ayat Al-Qur’an Al A’raf ayat 56 tentang kepedulian

terhadap lingkungan sebagai beriku:

�䇆O� �e˴g怀ga�U �e�ᦙg쳌 ��ᦙ�ϴT��gU �g�Oظg䔾T䖷O� gOT g˴u O䇆T�g�T� �O� �U�OO�T��櫕 g�gU

( �� : �:���ϴ��) gMϜO�O�T��怀L� gMO� �ϦTO�g� O� gΖg怀Tظg�Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan)

dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat

kebaikan” (Q.S. Al A’raf: 7:56).

Dari ayat di atas, dapat di ambil intisari bahwa setiap manusia agar

selalu menjaga kelestarian dan tidak merusak semua yang ada di muka bumi

ini, termasuk pada infrastruktur trotoar di kota Salatiga agar tetap terjaga

semua fasilitas yang disediakan sehingga tetap cantik, bersih, aman dan elok

dipandang.

Akan tetapi masih ada juga pengunjung trotoar yang menggunakan

kesempatan dengan cara kumpul bersama dengan kelompoknya dan

menciptakan suasana yang apabila orang melihatnya akan sukar terhadap

perbuatannya, seperti mabuk-mabukan di area trotoar pada malam hari,

terutama di malam-malam hari libur hingga esok hari. Tidak hanya untuk

mabuk-mabukan, ada juga yang berpacaran di celah trotoar yang lampunya

mati sehingga tidak terlihat orang yang disekitarnya.

Pada awal pembangunan infrastruktur trotoar ini banyak juga slogan-

slogan berbentuk segi empat kecil yang dikaitkan pada lampu hias yang ada di

sepanjang trotoar dengan tujuan mengingatkan pengunjung melalui slogan-

Page 75: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

59

slogan yang dipasangnya, akan tetapi beberapa saat kemudian slogan-slogan

yang tertempel tersebut hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu, sebaiknya

pemerintah kota Salatiga agar lebih ketat dalam mengawasi oknum-oknum,

kelompok masyarakat yang suka merusak fasilitas dan mengganggu

pemandangan dengan ulahnya tersebut. Serta pemerintah harus selalu

mengontrol fasilitas-fasilitas yang harus diganti apabila sudah masa waktu

gantinya, seperti mengganti lampu-lampu hias yang sudah mati atau yang

sudah rusak sehingga sudut-sudut trotoar pada saat malam hari indah

dipandang dengan pancaran cahaya-cahaya lampunya.

Apabila dikaitkan dengan sesanti kota Salatiga, perspektif dakwah

pembangunan pada trotoar ini memberikan banyak hal di dalamnya, dakwah

yang bisa berarti mengajak, mengajak dalam hal kebaikan, kebaikan yang

sudah menjadikan kota Salatiga yang sehat, bersih, tertib, indah, dan aman.

Seperti halnya yang pertama, tersedianya tempat sampah, berarti mengajak

masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan, kedua, memperhatikan para

orang yang berkebutuhan khusus, misalnya dengan menyediakan jalan khusus

disabelitas, menciptakan trotoar yang ramah ligkungan, menurunkan portal

pembatas antara jalan raya dan trotoar, agar pengguna kursi roda dapat

berjalan melewatinya ketika sendirian. Ketiga, trotoar bukan hanya untuk

pejalan kaki saja, melainkan bisa duduk sisitu dengan tersedianya kursi-kursi

sebagai ajang silaturrahim, ajang diskusi, serta bisa menikmati keindahan dan

kenyamanan dengan kondisi polusi udara masih bagus, dan sejuk.

Page 76: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

60

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari makna simbolik infrastruktur trotoar kota Salatiga dalam

perspektif dakwah pembangunan di kota Salatiga yang menjadi pokok penelitian

sebagai mana sudah dirumuskan dalam rumusan masalah mengenai fungsi,

makna simbolik dan perspektif dakwah pembangunan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Fungsi infrastruktur sebagai wajah kota Salatiga yaitu pertama, membentuk

wajah kota. Kedua, mewadahi pejalan kaki, untuk pejalan kaki yang normal

dan untuk para penyandang disabelitas. Ketiga, membedakan dengan kota

lain, dengan menggunakan gaya tematik yang berbeda-beda antara trotoar

satu dengan yang lainnya.

2. Makna simbolik pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga secara

umum untuk mendukung pembentukan wajah kota Salatiga yang merupakan

salah satu visi misi kota Salatiga sebagai kota yang tertib, bersih, indah, aman,

sekaligus sejahtera dan bermartabat.

3. Latar suasana yang ingin diwujudkan dalam perspektif dakwah pembangunan

pada trotoar sebagai wajah kota Salatiga terletak pada kenyamanan

pengunjung trotoar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang

melintasi trotoar. Perspektif dakwah pembangunan pada trotoar merupakan

cerminan dari sesanti kota Salatiga sebagai Hati beriman, sehingga

menciptakan infrastruktur trotoar dengan berbagai fasilitas yang disediakan.

Page 77: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

61

misalnya adanya tempat sampah, membuat masyarakat akan sadar akan

menjaga lingkungan agar tetap bersih. Kemudian adanya jalan khusus

disabilitas merupakan wujud dari bentuk toleransi kepada manusia yang

memang beda dari manusia normal biasanya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian mengenai Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar

(Studi Perspektif Dakwah Pembangunan Di Kota Salatiga), maka peneliti dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peneliti berharap kepada para dinas terkait pembangunan trotoar agar selalu

memperhatikan, mengawasi, dan menjaga infrastruktur trotoar supaya tetap

terjaga keindahan didalamnya.

2. Bagi pengunjung trotoar khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya

agar menjadikan trotoar sebagai media dalam dakwah pembangunan di kota

Salatiga.

3. Peneliti berharap untuk waktu selanjutnya banyak peneliti-peneliti lain yang

akan meneliti mengenai Makna Simbolik Infrastruktur kota Salatiga

dikarenakan masih sedikitnya penelitian mengenai makna simbolik

inftrastruktur trotoar kota Salatiga ini.

Page 78: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

DAFTAR PUSTAKA

Aisha, Mendy. Pengertian Simbol: Macam Jenis, Fungsi dan Contoh.Diambil dari http://jagad.id/pengertian-simbol-macam-jenis-fungsi-dan-contoh/ diakses secara Online pada 18 juli 2019 jam 13:15 WIB.

Aflaha, Umi. 2017. Kaos Hadis Sebagai Media Dakwah dan KomunikasiAlternatif. INJECT: Interdisciplinary Jurnal of CommunicationVolume 2. No. 2.

Agutinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori& Praktik. Yogyakarta: Calpulis.

Ambarwati, Lasmini, Amelia Kusuma Indriastuti, dan Nindya Sari. 2018.Pejalan Kaki (Riwayatmu Dulu dan Kini). Malang: UB Press.

Aziz , Moh. Ali. 2017. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

Badrudin , Syamsiah. 2017. Pengertian Pembangunan. Diambil darihttp://bulelengkap.go.id/detail/artikel/pengertian-pembangunan-menurut-profdrsyamsiah-badrudinmsi-20 diakses secara Online padatanggal 17 juli 2019 jam 19:30 WIB.

Bakir, R. Suyoto, Sigit Suryanto. 2006. Edisi Terbaru Kamus LengkapBahasa Indonesia. Batam: Karisma Publishing Group. Hal.547.

Bungin, Burhan (Ed.). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif AktualisasiMetodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2017. Komunikasi Pariwisata (Tourisma Communication):Pemasaran dan Brand Destinasi Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Danim, Sudarwan . 2003. Riset Keperawatan Sejarah & Metodologi.Jakarta: EGC.

Deb. 2017. Pembangunan Trotoar di Salatiga Dilanjutkan Tahun Depan.Jateng Pos.co.id. Diambil dari http://jatengpos.co.id/pembangunan-trotoar-di-salatiga-dilanjutkan-tahun-depat/ diakses secara Online 17juli 2019 jam 01:55 WIB.

Hamidi. 2010. Teori Komunikasi Dan Strategi Dakwah. Malang: UMM.

Joga, Nirwono, Dhaneswara Nirwana Indrajoga. 2018. MembangunPeradaban Kota. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 79: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

Kementrian Agama RI. 2014. Mushaf At-Taujih Edisi Terjemah Tajwid.Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kidalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad, Afif. 2017. 40 Hadis Untuk Anak-anak. Bandung: PenerbitMarja.

Mulyo, Sulistijo Sidarto, Budi Santoso. 2018. Proyek Infrastruktur &Sengketa Konstruksi Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Munir, Samsul Munir. 2013. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pamekas, R. 2013. Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur KawasanPemukiman. Bandung: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Rustan, Ahmad Sultra, Nurhakki Hakki. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi.Yokyakarta: Deepublish.

Saragih, Febri Ardani. 2017. Pahami Definisi Trotoar, Hak Pejalan Kaki.Kompasiana.com. Diambil darihttp://sains.kompas.com/read/2017/05/29/100210730/pahami.definisi.trotoar.hak.pejalan.kaki diases secara online pada tanggal 3 juli 2019jam 09.15 WIB.

Smiawan,Conny R.Metode Penelitian Komunkasi. Jakarta:Grasindo.

Supriyono. 2018. Keselamatan Lalu Lintas. Malang: Polinema Press.

Tungga, Ananta Wikrama A., Komang Adi Kurniawan Saputra, dan DiotaPrameswari Vijaya. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Vicky, Alviado. 2017. Wajah Baru Salatiga. Diambil darihttp://scientiarum.com/2017/01/13/wajah-baru-salatiga/ secara Onlinepada 26 Agustus 2019 jam 10.11 WIB.

Yulianto_sala3. 2018. Salatiga Telah Merubah Wajah Kota. Diambil darihttps://www.instagram.com/p/Be2erONB0Xe/?r=wa1

Page 80: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

Zainal, 2016. Makalah Ilmu Dakwah Pembangunan. Diambil darihttp://zainalson.blogspot.com/2016/10/makalah-ilmu-dakwah-pembanguan.html?m=1 diakses secara Online 17 juli 2019 jam 20:11WIB.

..........Infrastruktur. Wikipedia. Diambil darihttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Infrastruktur diakses secara online padatanggal 8 juni 2018 jam 11:47 WIB.

..........http://m.merdeka.com/bandung/halo-bandung/pemkot-bandung-hadirkan-100-street-library-tuk-tingkatkan-minat-baca-warga-bandung-180903i.html diakses secara Online pada 20 september 2019jam 09.00 WIB.

..........Sesanti Kota. Diambil dari http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/sesanti-kota/ diakses secara Online pada 23 juli 2019 jam01.40 WIB.

.......... Hadits Tentang Kebersihan Sebagian dari Iman. Diambildarihttp://www.dapurpendidikan.com/hadits-tentang-kebersihan-sebagian-dari-iman/amp. diakses secara Online pada 23 juli 2019 jam02.10 WIB.

.......... Memaknai Kata Simbolik atau Kata Berlambang. Zuhri IndonesiaDiambil dari http://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/01/memaknai-kata-simbolik-atau-kata.html. diakses secara Online pada 17 Juli 2019jam 04:15 WIB.

Page 81: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.1Instrumen Penelitian

DAFTARWAWANCARANama :Tempat, Tanggal Lahir :Alamat :Pekerjaan :Tanggal Wawancara :Lokasi Wawancara :

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang infrastrukur kota Salatiga?

2. Apakah benar infrastruktur trotoar dibuat sebagai wajah kota Salatiga?

3. Bagaimana fungsi infrastruktur trotoar sebagai wajah kota Salatiga?

4. Dalam pembangunan infrastruktur trotoar, ada berapa fasilitas yang

disediakan didalamnya?

5. Apakah fasilitas tersebut ada kaitannya dengan sesanti kota Salatiga

sebagai “Hati Beriman”?

6. Apa makna simbolik dari adanya fasilitas tersebut?

7. Dari pembangunan infrastruktur trotoar tersebut, latar suasana seperti apa

yang ingin diwujudkan?

8. Bagaimana pengaruh pembangunan infrastruktur trotoar kota Salatiga

terhadap masyarakat?

9. Bagaimana pembangunan infrastruktur trotoar dalam perspektif dakwah

menurut bapak/ibu?

Page 82: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1.2 Hasil Wawancara

WAWANCARA 1Nama : Afrizal Yunianto, ST., M.Si.Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 19 Juni 1987Alamat : Jl. A. Yani No.14 SalatigaPekerjaan : PNSTanggal Wawancara : 6 Agustus 2019Lokasi Wawancara : DPUPR (Bina Marga)Jawaban

1. Ya, saya mengetahui infrastuktur terutama dibidang bina marga, bidang

bina marga ini membawahi infrastuktur jalan trotoar dan jembatan.

2. Betul.

3. Salah satu fungsi utama trotoar itu sebenanya untuk pejalan kaki. Selain

itu juga ada tambahannya yaitu untuk membentuk wajah kota, Karenanya

juga merupakan visi misi walikota untuk mendukung wajah kota. Tapi

fungsi utamanya lebih untuk mewadahi pejalan kaki.

4. Fasilitas yang disediakan salah satunya untuk pejalan kaki itu sendiri,

pejalan kaki itu sendiri tidak hanya mewadahi untuk orang yang normal

saja, akan tetapi juga untuk diffabel juga ada. Tempat duduk, dan fasilitas

kebersihan.

5. Ya, Hati Beriman itu kan logonya kota Salatiga, nah dalam hal ini

mendukung salah satu dari visi misi walikota juga. Walikota itukan

merupakan kepala daerah yang tentunya mendukung sesanti Salatiga

sebagai Hati Beriman.

6. Makna simbolik dari infrastruktur trotoar yaitu untuk mendukung wajah

kota, sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

Page 83: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

7. Latarnya lebih ke kenyamanan penggunanya. Dengan penataan trotoar

sebagai wajah kota itu nantikan tujuannya agar wajah kota itu bagus,

cantik, indah, penggunanya juga nyaman.

8. Masyarakat lebih nyaman dengan adanya trotoar yang tertata.

9. Menurut saya, ketika itu membuat nyaman penggunanya, secara tidak

langsung membikin perasaan bahagia, perasaan senang terhadap suasana,

suasana hati itukan salah satunya seperti itu juga. Dakwah islam itu kan

luas, mungkin dari sisi kami, kami membangun infrastruktur secara tidak

langsung infrastuktur yang kami buat itu mewadahi kenyamanan

penggunanya mungkin itu perspektif dakwah dari kami.

Page 84: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 2Nama : Kristi PriyantaraTempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 3 April 1986Alamat : Jl.Tegal Rejo Permai Gang 2 No.131 SalatigaPekerjaan : PNSTanggal Wawanara : 6 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Ruang Tamu Humas dan Protokol SalatigaJawaban

1. Ya kalau kita berbicara tentang infrastruktur berarti kita berbicara tentang

pembangunan fisik ya, karena pembangunan Salatiga itukan ada

pembangunan fisik ada pembangunan non fisik. Infrastrukur itu tentunya

yang lebih tau dinas, disini ada yan namanya dinas pekejaan umum dan

penataan ruang kota Salatiga atau biasa disebut dengan DPUPR. Tapi

intinya kalau dari sisi kehumasan tentunya pak Wali sudah menekanan ada

empat W (4W), yaitu 4W yang menjadi prioritas pembangunan kota. Satu

adalah Warek, Waras, Wasis. Jadi dari segi ekonomika rakyatnya

dibangun, warek berarti beliau memperhatikan hal itu, kemudian Waras,

beliau memprioritaskan yang kedua adalah Waras, beliau memperhatikan

banget masalah waras (masalah kesehatan), makannya gak salah kalau

Salatiga berhasil menjadi lima daerah yang mempunyai IPKM tertinggi.

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat tertinggi. Satu dua tiga empat

dari Bali dan nomor lima dari Salatiga IPKMnya tertinggi. IPKMnya ada

30 indikator dan tujuh sub indikatornya itu dari warasnya. Kalau Wasisnya

pendidikan, beliau memperhatikan dari sisi pendidikannya juga,

pendidikannya seperti apa, pembangunan untuk pendidikannya seperti apa,

sarana prasarananya seperti apa itu kaitannya dengan pendidikan. Nah,

yang keempat ini yang lekat dengan infrastruktur adalah pembangunan

wajah kota. Itu tentunya sangat penting. Kalau kita berbicara dengan

infrastruktur berkaitan dengan wajah kota, karena bisa dinikmati. Trotoar

misalnya, masyarakat bisa berjalan dengan nyaman, masyarakat bisa

menggunakan trotoar itu bahkan bukan hanya untuk berjalan-jalan, tapi

juga mereka bisa discus (diskusi), mereka bisa bersilaturrohim dan mereka

Page 85: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

bisa berdiskusi banyak hal di trotoar itu. Mereka nyaman, asalkan tentunya

berjalan sesuai dengan fungsinya. Dan banyak lagi, taman kota itu adalah

pembangunan infrastruktur yang menarik, nanti kita sedang membangun

lapangan Pancasila sebagai sebuah sarana untuk mereka berolahraga

Kridanggo dan sebagainya. Memang pak Wali di periode kali ini,

diperiode yang kedua beliau lebih menekankan hal itu, W yang keempat

yaitu penataan Wajah Kota.

2. Iya, jadi gini kalau berbicara tentang wajah kota. Dulu memang ada

percontohannya. Dulu kita buat namanya trotoar percontohan itu dari

bundaran tugu jam itu sampai ke pertigaan Jl. Diponegoro itu adalah

percontohan pertama, kita membbuat percontohan dengan menggunakan

berbagai inovasi berkaitan dengan trotoar, misalnya kabel-kabel dibawah

sudah mulai ada tempatnya sehingga tidak beruluran diatas misalnya

seperti itu adalah contoh-contohnya. Untuk percontohan trotoarnya.

tentunya menjadi wajah kota kalau ini dilanjutkan disemua tempat

utamanya jalan-jalan Protokol, makanya kita harus melihat semua dari

batas kota Blotongan, batas kota Salatiga arah semarang sampai kepusat

kota sudah memiliki trotoar yang bagus. Tentunya salah satu indikator

pembangunan wajah kotanya adalah trotoar, itu yang kita mulai pertama

sehingga mugkin gaunnya contohnya wajah kota percontohannya adalah

trotoar itu salah satunya. Tapi dilain segi kita membangun banyak selain

trotoar itu. Berarti salah satu wajah kota Salatiga adala trotoar.

3. Fungsi infrastruktur sebagai wajah kota yaitu petama, disawang apik

(pandang bagus), disawang cakep (dipandang indah), membedakan dengan

yang lain kemudian masyarakat bisa menikmati. Itukan wajah, jenenge

wajah (namanya wajah) “ooh wajahnya bagus ya”, meskipun gak harus

cantik, gak harus ganteng, tapi dia punya wajah yang menarik, dia punya

sesuatu yang bisa dinikmati, sesuatu yang indah, sesuatu yang sesuai

dengan fungsinya (hidung ya hidung, kuping ya kuping pada tempatnya)

gitu ya. Tentunya itu yaitu wajah kota ya seperti itu, salah satunya trotoar

yang sudah kita mulai.

Page 86: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

4. Satu tentunnya trotoar berfungsi untuk pejalan kaki ya, tentunya

disediakan untuk mereka yang melalui trotoar itu untuk pejalan kaki

tentunya disediakan yang bagus, kemudian fasilitas yang kedua bukan

hanya untuk mereka yang normal ya, tapi juga untuk yang berkebutuhan

khusus kita sediakan ada jalur khusus difabel namanya, yang kuning itu

untuk mereka yang buta sehingga dia ada, memang membedakan ya, itu

sudah sesuai standart yang ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian taman,

fungsi taman, jadi ada pohon-pohon yang ada disana, yang meneduhi,

kemudian memperindah, mempercantik. Trus fungsi penerangan, lampu-

lampunya juga bagus, dan penerangan ini bukan hanya untuk sekedar

menerangi, tapi juga diperhatikan dari segi estetikanya, keindahannya

seperti apa. Maka teman-teman bisa melihat lampu yang berwarna-warni,

bentuknya berbeda dan lain sebagainya itu adalah beberapa fasilitas dan

fungsi yang ditekankan disana. Fungsi trotoar sebagai tempat untuk

berteduh atau menunggu angkutan misalnya, maka kita sediakan kursi-

kursi yang ada disana. Fasilitas tempat sampah ada dan lain sebagainya

yang memang disediakan pemerintah. Jadi coba kalau mbak Masakhi

jalan-jalan maka apa saja yang ditemukan disana yaitulah selain hanya

sebagai trotoar pejalan kaki tapi juga ada fungsi-fungsi lainnya kita

lengkapi disana.

5. Sesanti kota Salatiga itu menjadi dasar utama ya, Sehat Tertib Bersih

Indah dan Aman. Tentunya itu menjadi dasar utama yang menjadi nafas

semua pembangunan kota. Kemudian yang kedua apakah

pembangunannya tentunya memperhatikan hal itu, dari berbagai faktor

tentunya dijadikan satu dan kita ramu sedemikian rupa dengan keadaan,

mungkin dengan luas jalan misalnya dan lain sebagainya tentunya kita

sesuaikan dengan hal itu. Itu menjadi sebuah sesanti yang harus

diwujudkan oleh semuanya, bukan hanya pembangunan infrastruktur.

Yang paling utama adalah pembangunan non fisiknya.

6. Makna simbolik, tentunya kita punya RTBL (Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan). Makna simbolik tentunya “apasih yang pengen dibuat?” gitu

Page 87: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

ya, ooh kalau mbak Masakhi melihat misalnya ada lampu berbentuk

seperti ini, tentunya pengen menekankan misalnya jalan Diponegoro, itu

dulu kita sebut sebagai namanya Tuntang Skuik kalau jaman dulu, itu

adalah jalan, dimana dulu menjadi pusat di Eropis itu ya jalan Diponegoro

dari tugu jam sampai ke UKSW itu ya. Dulu namanya Tuntang Skuik dan

disitu namanya Europis. Jadi disitu adalah kompleks perkantoran dan

sekolah untuk orang berkulit putih. Tentunya pembangunan infrastruktur

juga menyesuaikan dengan tematik-tematik jalan itu, tematik-tematik

lingkunan itu. Untuk di jalan Diponegoro misalnya kita bisa melihat

mungkin ada bangunan bentuk-bentuk lampu yang bernuansa kuno gitu ya,

karena pengen membangun lagi gitu ya, bahwa disitu memang

menyesuaikan dengan bangunan-bangunan disekitarnya, sampai catnya

pun. RTBL itu mengatur banyak hal, sampai catnya, bentuk lampunya,

bentuk trotoarnya, pilihan untuk kramiknya, pilihan untuk kursinya,

pilihan untuk tempat sampahnya semua itu memperhatikan hal itu, dari

faktor-faktor itu ada namanya RTBL tadi, ya itu yang membedakan. Dan

kita kedepan akan membuat yang namanya tematik. Jadi pembangunan

jalan-jalan itu tematik, misalnya jalan Diponegoro temanya Kolonialisme,

jalan Jendral Sudirman sama Kolonialisme, nanti masuk ke jalan Letjend

Sukowati beda lagi bernuansa China misalnya Pecinan karena memang

dulu sejarahnya disitu adalah kompleks-kompleks untuk China. Makanya

kita temukan ada klenteng dan sebagainya, itu nanti akan membedakan hal

itu. Simbolik-simbolik itu tentunya kalau kita belajar tentang semiotika,

semiotika itu adalah pertanda dan penanda, maka bisa kita temukan dari

berbagai infrastruktur yang dibangun di Salatiga ini. Dari bentuk

lampunya, bentuk kursinya, bentuk tempat sampahnya itu tidak lepas dari

penelitian, dari pandangan para ahli, dari sejarah dan tentunya penyesuaian

lingkungan sekarang, itu tentunya sangat penting dan membedakan kota

Salatiga dengan kota yang lain, dan itu sangat penting untuk menekankan

sebuah kota. Kalau berjalan ke Ponorogo misalnya, disana ditemukan

banyak sekali patung-patung reog, maka itu memang ciri khasnya seperti

Page 88: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

itu. Ciri khasnya saat mendengar kata Ponorogo maka langsung teringat

tentang reog Ponorogo misalnya. Nah, Salatiga juga sama, Salatiga dikenal

dengan Dea Schoonnste Staad Van Midden Java (Kota Terindah di Jawa

Tengah). Salaiga masih banyak bangunan-bangunan cagar budaya yang

bernuansa kolonialisme, bernuansa Eropa misalnya. Tentunya

pembangunannya juga menyesuaikan, kan wagu to, mosok bangunane

koyo ngene lampune bedo kan warnane kudu podho (kan tidak serasi,

masak bangunannya seperti ini, lampunya beda, warnanya harus sama)

diperhatikan dari itu juga, harus sinkron. Tentunya dalam pembangunan

trotoar sudah ada standarnya, standar mengukur luasnya, bentuknya seperti

apa, tadi saya katakan ada jalur untuk difabel misalnya disabilitas itu juga

penting. Itu ada aturan-aturan yang kita harus taati. Kalau yang

membedakan dengan trotoar dikota lain itu mungkin hampir sama, tapi

yang membedakan adalah nanti tematiknya itu. Ya syukur semakin luar

biasa kalau kita hanya bisa menemukan itu di Salatiga misalnya. Tentunya

itu menjadi tantangan bagi kita. Kalau dibandung misalnya kita melihat

dibandung itu sudah ada tempat untuk ngecharger misalnya, bahkan ada

pepustakaannya, ada buku-buku yang bisa dibaca ditrotoar itu. Itu nanti

kita kedepan akan mengembangkan hal itu, mengembangkan hal itu

semakin luar biasa. Ada peta-peta yang bisa digunakan pada saat dia

berjalan, dia bisa melihat peta restaurant, peta hotel, peta kuliner bisa

ditemukan disitu. Artinya rotoar itu selain berfungsi ebagai tempat fungsi

untuk pejalan kaki juga ada banyak informasi yang bisa didapatkan disana.

7. Latar suasananya menyesuaikan RTBL (Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan) nya. RTBL itu kan bentuknya Perda, sehingga ada peraturan

yang memang harus menyesuaikan itu. Misalnya kalau jalan-jalan ke kota

Gede, di kota Gede itu RTBL sangat mengatur, catnya harus seperti apa

warnanya, bentuk bangnannya seperti apa, itu diatur sama pemerintah

karena dia tematik itu tadi, membedakan dengan yang lain. Yang bisa

membedakan dengan yang lain tadi kan tema itu tadi. Sehingga orang-

oang benar-benar menemukan rasanya gitu. Menemukan rasanya yang

Page 89: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

dimaksud itu kaya apa sih gitu. Dari infrastruktur pembangunan itu bisa

ditemkan rasanya. Rasa Salatiganya.

8. Masyarakat sangat mendukung, saat kita membangun trotoar itu.

Contohnya di Blotongan (Jl. Fatmawati) misalnya, itu diskusi sampai

sekitar sepuluh kali pertemuan dengan masyarakat, karena kan banyak

yang harus dikobankan dari masyarakat. Di Blotongan (Jl. Fatmawati)

misalnya dulu pager rumahnya panjang-panjang sampai tepi jalan, padahal

dengan adanya pembangunan trotoar yang lebar kalau kita temukan di

Blotongan (Jl. Fatmawati) itu, dia harus mengundurkan, karena memang

harus menyesuaikan ketentuan RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah)

nya itu dimundurkan dan mereka mau mengikhlaskan, dan memang

menyesuaikan dengan keputusan pemerintah, kedua, masyarakat banyak

memanfaatkannya.

9. Sangat penting berdakwah. Ada banyak hal yang kita dapatkan dari trotoar.

Pertama, misalnya dalam kata mutiara seperti kebersihan sebagian dari

iman kita sediakan tempat sampah, dakwah ya, yang paling kecil ya, kita

sediakan tempat sampah. Bahkan menarik juga, saya penah berjalan-jalan

disuatu tempat, disana tidak ada tempat sampah, tapi tidak ada sampah

disana, sehingga dipaksa untuk dia menjaga sendiri. Jadi saat dia

membuka permen dia akan menyimpannya dikantong itu sampai dia

menemukan tempat sampah. Bisa juga seperti iu. Mungkin kedepan kita

akan saat ada kesadaan-kesadaran masyarakat yang mulai tumbuh iu

seperti itu. Tapi Salatiga kan selama ini masih kita temukan tempat-tempat

sampah banyak. Tentunya itu sebagai salah satu cara untuk melaksanakan

kebersihan sebagian dari iman. Kedua, kemudian memperhatikan mereka

yang disabelitas, membangun itu juga ada estetikanya. Memperhatikan

mereka yang berkebutuhan khusus (ora mung gatekke wong sing iso

nyawang misale), tidak hanya buat mereka yang bisa berjalan dengan

cepat misalnya, dia yang kursi rodapun harus, harus bisa merasakan atau

menggunakan infrastruktur kota ini dengan baik, makanya tidak ditemukan

lagi jeglongane duwur (portalnya tinggi) misalnya, sehingga dia wong

Page 90: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

bayangno wong go kursi rodo plaku dewe (orang membayangkan orang

pemakai kursi roda berjalan sendirian) harus melewati portal yang tinggi

kan tidak bisa, maka itu diminimalisir. Tentunya itu sebagai perspektif

dakwah sangat masuk. Ketiga, tentunya kita harus punya ciri khas ya,

punya ciri khas bisa ditemukan dari trotoar itu. Ciri khasnya apa sih yang

pengen dibentuk?. Fungsi-fungsi yang lain misalnya tadi dikatakan di

Bandung sudah ada perpustakaan di trotoarnya, kedepan Salatiga akan

juga menggunakan seperti itu. Fungsi yang kedua, totoar bukan hanya

untuk pejalan kaki tapi mereka bisa duduk disitu, dia bisa bersilaurrohim

disitu, dia bisa berdiskusi disitu, dia bisa menikmati kota ini dengan

nyaman, dia bisa, tadi saya katakan IPKM Salatiga tertinggi ya, berarti kan

indikatornya banyak tuh, polusi udaranya masih bagus, pembangunan

kesehatan masyarakatnya bagus, penyakitnya aman dan lain sebagainya itu

salah satunya. Nah, disitulah kenyamanan dibentuk. Makanya pak Wali

sering menyebutkan Salatiga as a loveable city and liveable city, salatiga

harus menjadi kota yang dicintai dan kota yang layak untuk ditinggali.

Salah satu indikatornya adalah pembangunan infrastuktur, pembangunan

wajah kota pak Wali sering mengatakan 4W tadi, W yang terakhir adalah

wajah kota. Kalau bisa menemukan dakwah tentunya banyak ya,

pepohonan, gimana sih merawat pepohonan. Kita sedih gitu ya, saat

melihat banyak fasilitas kota yang dirusak, banyak tanaman yang dirusak,

dulu bahkan baru belum ada seminggu, didepan kelurahan blotongan itu di

trotoarnya itu diberi kolam, nah, yang buat airnya itu hilang, belum ada

seminggu sudah hilang dicuri orang misalnya seperti itu. Padahal bisa

menjadi habitat salah atu makhluk hidup tumbuh, ikan-ikan tumbuh, kita

juga menjadikan ruang terbuka hijaunya, bagaimana kita menjaga alam,

tentunya itu dakwah yang banyak ditemukan alam hadist-hadist bahwa

mencintai alam sama dengan mencintai diri kita sendiri.

Page 91: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 3Nama : Robiah M.Z.Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 22 Desember 1997Alamat : Klego BoyolaliPekerjaan : Guru BimbelTanggal Wawancara : 11 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Trotoar depan SatlantasJawaban

1. Infrastruktur yaitu pembangunan, bisa jadi pembangunan jalan,

pembangunan gedung-gedung, pasar, kalau di Salatiga mungkin di Trotoar

yang dibangun ini termasuk pembangunan infrastruktur yang tujuannya

termasuk menggancarkan ekonomi kota Salatiga.

2. Disebut wajah mungkin bisa jadi, tapi wajah Salatiga ki ora gur (ini tidak

hanya) infrastruktur trotoar saja, tapi infrastruktur trotoar bagian wajah

dari kota Salatiga. Misal kek wajah lain, misalnya wajah sek dimana kita

sebutkan kui kita bisa berpikir, oh kui ta Salatiga, kaya Lapangan

Pancasila kek gitu juga termasuk wajah kota Salatiga. Terus IAIN Salatiga

itu juga termasuk wajah kota Salatiga. Tapi infrastruktur trotoar inikan

baru ya, menurutku bisa juga disebut wajah kota Salatiga, wajah baru.

3. Mungkin memperindah, memberikan tempat, mungkin ada kursi-kursi

mungkin untuk bersantai-santai, memberikan wadah untuk orang

berkumpul, entah untuk berkumpulnya ngapain, terus ditrotoar ini juga

banyak yang menggunakan spot foto, kalau malam sebagai tepat

nongkrong, kalau ada orang berperjalanan bisa istirahat, dan lain-lain

fungsi umumnya.

4. Ada kursi, lampu hias, pembatas jalan, jalan khusus orang tuna netra atau

orang berkebutuhan khusus, taman, tempat sampah, halte (kalau di sekitar

depan UKSW itu) dan lain-lain.

5. Mungkin iya, misal adanya tempat sampah itu bisa menjaga kebersihan,

terus kursi bisa dibuat nongkrong sekaligus bersilaturrohim, memperindah

kota, terus juga bisa mentertibkan trotoar ini lurus-lurus aja sih dan

mengamankan jalan dengan adanya pembatas jalan, tapi aman tidaknya itu

Page 92: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

tergantung objeknya, kalau orang dewasa bisa jadi aman-aman aja, tapi

kalau anak-anak ya harus dengan pengawasan dan pembatas jalan, karena

ini dipinggir jalan raya.

6. Trotoar kan dipinggir jalan, terus dihias-hias, menurut aku sih untuk

memperindah wajah kota soalnya aku gak tau makna surat sirat e apa,

misal dikota-kota lain seperti di Boyolali, di Jogja kan pengaruhnya besar

untuk menambah nilai keindahan nek malam. Jogja iku contohe, gak ada

apa-apanya Cuma kebak trotoar e doang, tapi apik gitu. Jadi maknanya ya

itu tadi, memperindah kota.

7. Latar suasananya lebih ke kenyamanan karena ada keindahan dan kerapian

dari adanya lampu, kursi. Taman, sehingga orang yang duduk atau orang

yang melihat trotoar bisa oh, ini trotoar kota Salatiga gitu.

8. Menurutku kalau masyarakat yang sering berkunjung, masyarakat yang

melihat, bisa buat nongkrong, silaturohim dan lai-lain. Sepertinya

pengaruh ini ada dua macam, pengaruh positif dan pengaruh negatigatif,

pengaruh negatifnya masyarakat yang ada dipinggir trotoar tidak lagi

mempunyai lahan di halaman rumahnya, kalau pengaruh positifnya ya itu

tadi.

9. Perspektif dakwah pembangunan pada trotoar ini menurut saya mungkin

terletak pada pemberdayaan masyarakatnya, karena dalam wujud fasilitas

yang disediakan ini menjadikan masyarakat yang sadar akan menjaga

lingkungan, agar tetap bersih, rapi dan indah tertib dibanding sebelumnya.

Misal kalau musim ramadhan, mungkin kita bisa ngadain buka bersama,

baksos di daerah trotoar ini, tapi kalau selainnya bisa buat ajang

silaturahim mempererat persaudaraan dengan cara nongkrong bareng,

sehingga dengan adanya nongkrong bareng juga maka masyarakat akan

aman, terutama yang mempunyai rumah di sekitar trotoar.

Page 93: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 4Nama : Andi MaftuchTempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 08 Oktober 1997Alamat : Kalicacing SalatigaPekerjaan : MahasiswaTanggal Wawancara : 14 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Trotoar Jl. DiponegoroJawaban

1. Infrastruktur kota Salatiga yaitu sarana atau prasarana yang bisa digunakan

oleh pejalan kaki atau masyarakat kota Salatiga.

2. Benar, karena juga untuk memperindah jalan-jalan di kota Salatiga dan

juga berguna untuk para pejalan kaki guna kenyamanan ketika mereka

sedang melintasi di jalan dan juga memperindah kota Salatiga dan juga

terlihat rapi dari jalan-jalannya.

3. Untuk fungsi, karena kita hidup di zaman milenial atau di zaman modern,

dari anak-anak muda itu juga bisa untuk ya sekedar nongkrong, kongkow

atau foto-foto, hunting untuk anak-anak muda dan juga seperti tadi,

mempermudah atau demi kenyamanan para-para pejalan kaki demi

keselamatannya juga.

4. Untuk fasilitas yang saya ketahui selama saya melewati itu ada seperti

lampu jalan, lampu trotoar yang di desain indah kemudian juga ada kursi-

kursi, batas jalan juga ada jalan garis khusus untuk para difabel atau tuna

netra itu dan juga tempat sampah guna juga untuk pejalan kaki yang

menongkrong supaya tetap terjaga kebersihannya kemudian ada tempat

duduk yang nyaman, ada taman-taman yang disediakan juga dan juga ada

seperti tempat duduk ada atapnya (halte) itu.

5. Menurut saya, ada kaitannya, saling berkaitan, karena dari artinya sendiri

sehat, tertib, bersih, indah dan aman. Nah dari situ menurut saya sebelum

kota Salatiga itu adanya trotoar yang udah rapi sepeti sekarang menurut

saya lebih bersih sekarang karena memang lebih teratur, lebih tertata. Dari

pejalan-pejalan kakinya juga dan juga aman dari amannya sudah tidak ada

Page 94: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

lagi sepeda-sepeda motor yang melintasi di trotoar atau naik ke trotoar

karena memang sudah di desain khusus untuk pejalan kaki dan juga sudah

tidak bisa dilintasi karena sudah diberikan pembatas-pembatas jalan dari

pemerintah kota dan juga aman juga untuk para pejalan kaki dan juga

khususnya untuk para difabel yang notabenya tidak seperti manusia

normal.

6. Mana simboliknya menurut saya menjadi lebih indah kotanya, dilihat oleh

kalangan-kalangan luar atau masyarakat-masyarakat kota Salatiga yang

mana kota Salatiga itu bisa dibilang kota tidak begitu besar atau kota kecil,

tetapi disisi lain juga mempunyai trotoar. Jadi bisa mempunyai simbolik

untuk atau kesan dari masyarakat-masyarakat luar yang berkunjung ke

Salatiga yang melihat bahwasannya kota Salatia mempunyai trotoar-

trotoar yang indah dan rapi.

7. Mungkin dari sisi penerangan, bilamana ada lampu-lampu di trotoar yang

belum menyala itu mungkin bisa lebih diperbaiki lagi atau dinyalakan

semua dan juga dari tempat-tempat duduknya mungkin bisa lebih di lebih

baik, lebih di perluas atau lebih di rapikan, supaya para-para masyarakat

yang ingin nongkrong atau ingin sekedar mampir di trotoar juga nyaman

dan juga lebih diperlebar kalau bisa, karena memang nanti bisa untuk para-

para kaum-kaum muda yang kiranya nongkrong, kongkow-kongkow bisa

untuk lebih banyak untuk nongkrongnya dan juga diberikan semua batas-

batas jalan di trotoar seluruh Salatiga supaya juga aman bagi pejalan kaki.

8. Pengaruhnya menurut saya sangat berpengaruh karena demi kenyamanan

masyarakat juga, berkendara sepeda motor atau juga mobil itu mereka

nyaman tidak terganggu oleh pejalan-pejalan kaki yang bisa menyebabkan

kecelakaan dan juga pengaruhnya itu tadi bagi masyarakat-masyarakat

kaum muda yang ingin nongkrong-nongkrong sudah ada tempat nyaman

dan juga para-para pejalan kaki juga sudah nyaman dengan adanya totoar

yang dibangun dan juga tidak perlu takut lagi untuk para masyarakat

difabel untuk bepergian berjalan kaki juga sudah tidak takut lagi karena

Page 95: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

memang sudah dilengkapi fasilitas garis penanda khusus bagi para-para

masyarakat difabel.

9. Perspektif dakwah menurut saya mungkin seperti jawaban pada nomor

tujuh, bahwasannya trotoar untuk bisa diperlebar itu nanti bisa digunakan

ketika ada komunitas-komunitas yang ingin nongrong atau kongkow-

kongkow itu nantikan juga bisa untuk menyebarkan dakwah-dakwah

seperti ada dari komunitas-komunitas yang notabenya itu musik, nanti juga

bisa mereka mengamen atau sekedar bermain musik di trotoar untuk

mensyiarkan nilai-nilai yang ada didalamnya dan juga dari komunitas-

komunitas lain yang disitu notabenya juga untuk mensyiarkan dari sisi

musik, entah itu dari seniman-seniman yang kongkow-kongkow atau

nongkrong di totoar. Dari sisi dakwahnya menurut saya itu. Makanya dari

itu harapannya kedepannya semoga bisa diperlebar karena kesesuaian dari

komunitas-komunitas itu juga bisa menyebarkan dakwah melewati trotoar.

Page 96: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 5Nama : Khoirun NasikhinTempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 13 Desember 1985Alamat : Karang Duwet SalatigaPekerjaan : Karyawan SwastaTanggal Wawancara : 14 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Trotoar Jl. DiponegoroJawaban

1. Menurut saya infrastruktur merupakan sebuah bangunan fisik yang

digunakan untuk kepentingan publik di sekitar Salatiga.

2. Bisa iya dan bisa tidak juga sih, bisa dibuat sebagai wajah kota Salatiga

soalnya ya kalau dilihat sekilas orang lewat kan pasti melihat disekitar

jalan, kalau disekitar jalan itu yang paling dekat ya trotoarnya, trotoarnya

bagus ya kotanya bagus. Ya bisa sebagai cerminan wajah kota Salatiga

kalau seperti itu. Tapi bisa juga tidak soalnya seumpama jalannya jelek,

trotoarnya bagus itu juga kayanya percuma sih, mungkin ada yang lebih

bisa jadi wajah kota Salatiga selain trotoar.

3. Kalau fungsinya sebagai wajah kota Salatiga cukup. Bisa alau dinilai sih

sudah B mungkin ya, sudah bagus dari pada zaman-zaman dahulu.

Trotoarnya masih kuno, jelek, dan tidak lengkap. Kalau sekarang sudah

banyak kemajuan. Tapi mungkin dengan kota-kota yang lain mungkin

fungsionalnya masih banyak kekurangan, dan perawatannya mungkin

yang paling banyak itu. Kita bisa bangun, tapi tidak disediakan tim khusus

untuk merawatnya itu mungkin perlu ada tim khusus untuk perawatan,

atau mungkin saya tidak tahu bahwa sebenarnya sudah ada perawatannya.

4. Banyak sih, utamanya fungsi trotoar kan untuk pejalan kaki, juga sudah

ada jalur untuk tuna netra, tempat sampah di pinggir trotoar, tempat duduk,

di trotoar juga sudah ada, lampu jalan juga sudah ada, peneduh juga sudah

ada, portal untuk motor supaya tidak dinaiki motor juga sudah ada,

mungkin ya sudah cukup lengkap ya, saya kira.

5. Kalau sesanti kota Salatiga sebagai Hati beriman itu Sehat, Tertib, Bersih,

Indah dan Aman. Mungkin juga ada hubungannya. Nyatanya juga sehat,

Page 97: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

bersih, tertib, rapi, yang jelas rapi dan aman juga sih, ada trotoar ada

tempat duduknya, lampu-lampu juga lengkap, jadi ya lebih aman, tidak

banyak orang yang mojok di tempat gelap (pacaran di tempat gelap)

mungkin.

6. Ya umumnya kan ini fasilitas publik, jadi ya fungsinya untuk kembali

kepada publik. Publik menggunakannya untuk pejalan kaki juga bisa.

Khususnya di jalur ini sudah banyaklah, tidak banyak yang menggunakan

diluar fungsinya. Mungkin untuk dagang, sekarang sudah ditertibkan, terus

untuk tongkrongan anak-anak muda juga disediakan tempat, daripada

mereka tidak punya tempat terus berkelompok disuatu tempat membuat

keributan, mengganggu masyarakat kan lebih baik di trotoar-trotoar ini.

Memang tempatnya berjalan, tapi mungkin ada tambahan itu, mungkin

disediakan tempat untuk khusus berjualan disekitar trotoar itu, sehingga

para penjual-penjual itu tidak nabrak trotoar gitu. Itu mungkin kan banyak

yang tidak mendukung, tapi juga banyak yang mendukung. Dimana trotoar

disediakan tempat untuk berdagang pasti trotoarnya rame, banyak orang

berjualan disitu. Tapi kalau sepi nanti malah tidak aman,

7. Ya, yang jelas ya nyaman, trus tidak ketinggalan zaman, dan, ya mungkin

kia bisa kembali ke situasi yang sejuk, agaimana membuat jalur trotoar itu

sejuk, sehingga pejalan kaki itu tidak malas, banyak jalan kaki banyak

sehat. Tapi kalau trotoarnya panas, ya gak mau jalan kaki. Mungkin

nuansanya yang sejuk, gitu aja sih.

8. Mungkin banyak pengaruhnya juga sih, pasti ada hal negatif dan ada hal

positifnya. Positifnya ya suasana tambah rapi, tamah nyaman digunakan,

nyaman, kalau nyaman itu membuat semua aktifitas enak untuk dilakukan.

Tapi segi negatiffnya mungkin ya disalah gunakan untuk anak-anak muda,

ya mungkin untuk kumpul-kumpul yang tidak bermanfaat, trus digunakan

pedagang-pedagang yang tidak bertanggung jawab, seharusnya badan

trotoar untuk pejalan kaki, digunakan untuk berdagang, trus terkadang juga

ada mobil-mobil parkir liar, motor parkir liar itu bagaimana dibuat supaya

tidak disalah gunakan.

Page 98: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

9. Ya kalau berkaitan dengan dakwah sih, seharusnya ya trotoar-trotoar yang

menuju ketempat-tempat ibadah itu sebaiknya diperbarui atau dibuat bagus,

sehingga bisa mendorong orang untuk giat beribadah, mungkin itu. Juga

kalau segi dakwah trotoar ya, kita bisa membuat trotoar kenyaman

mungkin, seindah mungkin, meminimalisir kejahatan yang ada di trotoar.

Kita buat trotoar tetap cantik, tetap indah, rapi, nyaman tapi juga tidak

dapat disalah gunakan. Itu mungkin lebih baik.

Page 99: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 6Nama : RamosTempat, Tanggal Lahir : Simalungun,16 Febuari 1991Alamat : Dukuh Grogol SalatigaPekerjaan : Driver OJOLTanggal Wawancara : 14 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Trotoar depan UKSWJawaban

1. Infratsruktur kota Salatiga berarti bangunan-bangunan atau pembangunanyang berada di kota Salatiga.

2. Infrastuktur kota Salatiga itu kan kalau pada saat ini yang ditonjolkanadalah trotoar itu. Itu menjadi wajah kota Salatiga bisa jadi, karena disitupembangunan kota Salatiga itukan kalau trotoar-trotoar itu nanti bisamemperindah kota itu.

3. Trotoar sebagai infrastruktur di kota Salatiga itu ada beberapa fungsi, ituyang pertama yaitu sebagai memberikan peluang kepada para pejalan kakijuga untuk menambil kemanfaatannya. Jadi pejalan kaki itu tidak kalahdengan pengguna sepeda motor. Tetap menjaga kemanan bagi para pejalankaki. Terus ada juga sebagai infastruktur memperindah kota, karena disitutrotoar itu seperti di Yogyakarta itu trotoar nanti ada batu-batuan itukemudian di cat-cat, dan juga ada bangku-bangku cantik itu untukmemperindah suasana di jalan.

4. Fasilitas pada infrastruktur trotoar itu ada kursinya, itu juga bukan kursibiasa, itu ada kursi yang terbuat dari besi dan itu bentuknya sangat cantik,dan ada tempat sampah, tempat sampahnya itu dibeda-bedakan antaramana sampah yang organik dan mana sampah yang non organik.Kemudian disitu juga ada lampu hias, dan pembatas jalan nanti supayapengendara sepeda motor itu tidak menyalai aturan lewat di trotoar.Kemudian ada juga halte untuk oang-orang yang akan menaiki bus,kemudian ada jalan untuk orang berkebutuhan khusus itu juga ada, karenadisitu selain membantu para pejalan kaki juga membantu para orang-orangberkebutuhan khusus.

5. Pembangunan infrastruktur trotoar sebagai wajah koa Salatiga itu jugamewujudkan dari sesanti kota Salatiga sebagai Hati Beriman. Karena itusingkatan dari sehat, tertib, bersih, indah dan aman. Nah, itu kemudianditerapkan di dalam trotoar juga karena trotoar itu masih menggunakankode tersebut. Misalnya tadi ada tempat sampah, berarti tempat sampah itumewujudkan dari sesanti kota Salatiga sebagai kota sehat. Kemudian disitujuga tertib. Tertib itukan trotoar itu juga membantu untuk mentertibkan

Page 100: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

kota Salatiga. Supaya nanti disitu antara pejalan kaki dan pengendarasepeda itu bisa tertib, tidak saling serobot dan itu juga untuk menghindaribanyaknya kecelakaan, kemudian bersih itu juga ada tempat sampahnya,kemudian indah tadi karena disitu trotoar itu diadakan ada lampu hias, danada batu-batuan cantik, dan ada kursi-kursi indah itu juga untukmemperindah kota sepanjng perjalanan dan juga aman. Amannya itumisalnya diadakan jalan khusus bagi para orang-orang berkebutuhankhusus juga disitu. Kemudian juga disitu untuk pejalan kaki, pejalan kakiitu tidak jalan di jalan yang dilalui oleh para pengendara sepeda motor.

6. Kalau menurut saya, trotoar itu bisa buat nongkrong, kemudian bisa buatsantai-santai sambil menunggu angkutan juga bisa, kemudian kalau maulihat-lihat atau menikmati suasana senja itu juga bisa, karena ditrotoar itudisediakan tempat duduk, kemudian juga ada hiasan-hiasan seperti batu-batuan, kemudian ada lampu hias, dan lainnya.

7. Ingin membangun kota Salatiga supaya lebih cantik dengan diadakanyatrotoar, karena dulu sebelum mempercantik trotoar ini, suasananyasemprawut (ramai tidak beraturan). Jadi ketika orang itu jalan, pertamakali ke Salatiga itukan berarti lewat jalan ya, jadi sisitu pertama kalimemandang kota Salatiga itu sudah cantik begitu.

8. Pengaruhnya terhadap masyarakat itu masyarakat semakin nyamanberjalan kaki, karena dulu masih takut gitu, kalau sekarang sudah nyaman.

9. Perspektif dakwah dalam pembangunan trotoar itu sebagai infrastrukturkota Salatiga. Dakwah itu kan mengajak, dan disitu pembangunan trotoarsebagai infrastuktur kota Salatiga itu mengajak orang-orang merujuk padapemberdayaan masyarakat. Mengajak masyarakatnya untuk menghormatiantara sesama, menghormati antara satu dengan yang lain, menghormatiantara pejalan kaki dan pengendara sepeda. Kemudian disitu juga adaorang-oang bekebutuhan khusus disitu juga dihormati dengan adannyajalan khusus bagi orang-orang berkebutuhan khusus, juga disitupemberdayaan masyarakatnya itu juga membantu masyarakat itu kalaumenunggu bus atau menunggu angkutan supaya tidak semprawut (ramaitidak beraturan).

Page 101: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

WAWANCARA 7Nama : Indana N.A.Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 6 Juni 1997Alamat : Cengek, Tingkir Lor SalatigaPekerjaan : MahasiswaNo. Hp : 14 Agustus 2019Lokasi Wawancara : Trotoar depan UKSWJawaban

1. Infrastruktur menurut saya pembangunan di derah kota Salatiga, misalnyapembangunan jalan, trotoar di Salatiga di sepanjang jalan Monginsidi,jalan Fatmawati yang di Blotongan itu, jalan Diponegoro ini serta yangsedang di bangun yaitu lapangan Pancasila itu bukti dari infrastruktur kotaSalatiga yang tampak nyata.

2. Menurut saya benar. Karena itu sengaja dibuat oleh pemerintah kotaSalatiga untuk membuat simbol sebagai ciri khas tersendiri tentang daerahkota Salatiga ini dari infrastruktur trotoar yang dibuat berbeda dengankota-kota yang lain.

3. Menurut saya ini berfungsi untuk keindahan, selain untuk keindahan jugamempunyai makna sebagai manfaat serta kegunaan seluruh kota Salatiga.Tidak hanya untuk masyarakat kota Salatiga saja, tapi juga untuk orangyang sekedar singgah, atau untuk berwisata di daerah trotoar kota Salatigaini. Karena bisa dijadikan spot foto selfi anak muda kekinian, sebagai swafotoselfi dan sebagainya.

4. Bisa dilihat, seperti ada taman, kursi, tempat sampah, pembatas jalan, halte,jalan khusus orang berkebutuhan khusus, serta seperti ada layanan kotaksuara, kotak suara pesan masyarakat dan seperti itu juga bisamenyambungkan aspirasi masyarakat biar bisa terdengar suaranya kejajaran pemerintah kota Salatiga, supaya pemerintah itu bisa mendengarkeluh kesah tentang masyarakat, kekurangannya seperti apa, danbermanfaatnya untuk apa saja, mungkin sebagai itulah fasilitas yang adadidalam infrastruktur trotoar kota Salatiga.

5. Jelas tentu ada kaitannya dengan sesanti kota Salatiga sebagai HatiBeriman. Karena Salatiga sebagai Hati kota Beriman sudah jelas karenaada tempat sampah itu membantu pengunjung untuk menjaga kebersihan.Hati beriman itu singkatan dari sehat, tertib, bersih, dan indah serta aman.

6. Semisal ada yang lain juga ada sarana prasarana seperti kursi bisadigunakan untuk ajang kongkow silaturahim dan lain-lain. Dengan adanyatrotoar juga bisa membantu masyarakat untuk berjalan dengan tertib,nyaman, aman serta tidak adanya pengguna kendaraan sepeda motor itu

Page 102: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

tidak memakan trotoar yang ada karena trotoar tersebut digunakan untukmasyarakat pejalan kaki supaya masyarakat tersebut bisa nyaman sertamasyarakat yang mempunyai kebutuhan khusus juga bisa merasakanbahwa dirinya diberikan jalan, diberikan tempat nyaman, dan hatinya itu didengar pemerintah kota Salatiga

7. Latar suasana yang diwujudkan supaya pembangunan trotoar itu bisa lebihbermanfaat dan tidak adanya perusakan masyarakat yang tidakbertanggung jawab itu bisa dimanfaatkan dan lebih dikembangkan lagi.Sehingga masyarakat itu bisa menilai bahwa pemerintah kota Salatiga itubenar-benar bertanggung jawab dalam memajukan fasilitas, sarana danprasarana yang dibutuhkan oleh warganya sendiri.

8. Pengaruhnya terhadap masyarakat itu sangat bermanfaat, membantu danmemberikan nilai seni estetik sendiri. Jadi dari sinilah seniman-senimanitu muncul seniman bisa mengkreasikan, menggambar dan mengapreasikarya seni yang sudah dibuatnya. Dengan begitu seniman-seniman asliSalatiga khususnya ataupun luar Salatiga bisa beromba-lombamenciptakan secara bersama-sama agar lebih menambah dan membuatkota Salatiga itu menjadi lebih indah dimata masyarakat khususnya dandimata dunia. Maka dari itu Salatiga perlu bangga karena trotoar yangsudah dimiliki masyarakat kota Salatiga itu sangat bagus dan menjadipercontohan kota-kota yang lain.

9. Menurut saya pembangunan infrastruktur trotoar menurut perspektifdakwah itu seperti halnya kita mendakwahkan. Berarti kia mengajak,dengan sadar kita mengajak secara bersama-sama, bertanggung jawabbersama melakukan secara bersama dan membangun bersama, supaya apayang sudah kita lakukan itu tidak sia-sia dan sengaja digunakan untukpembangunan memberdayakan masyarakat. Jadi perspektif dakwahpembangunan pada trotoar itu bermanfaat karena sangat membantumasyarakat dalam hal dijalan raya.

Page 103: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1.3 Dokumentasi

Trotoar Jl. Diponegoro th.2019 Afrizal Yunianto, (DPUPR)

Kristi Priyntara (Humas) Robiah M.Z (Guru Bimbel)

Andi Maftuch (Mahasiswa) Indana N.A (Mahasiswa)

Khoirun Nassikhin (Karyawan Swasta)

Page 104: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1.4 Lembar Konsultasi Pembimbing

Page 105: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif
Page 106: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1.5 Satuan Kredit Kegiatan

Page 107: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif
Page 108: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif
Page 109: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif
Page 110: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

1.6 Surat Keterangan Penelitian

Page 111: MAKNASIMBOLIKINFRASTRUKTURTROTOAR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6306/1/FULL... · x ABSTRAK Wardani, Masakhi Duwi. 2019. Makna Simbolik Infrastruktur Trotoar (Studi Perspektif

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Masakhi Duwi Wardani

Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 29 Mei 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Dusun Semowo Rt 04, Rw 01, Desa Semowo,Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang,Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos 50771.

Tb/Bb :145 cm/37 kg

Kesehatan : Baik

Email : [email protected]

Telepon : +62857-9975-3419 (Reguler & WA)

Nama Pembimbing : Dra. Maryatin. M.Pd.

Email Pembimbing : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2003-2008 : MI Al-Ittihad Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang.2008-2011 : Mts Darul Ulum Reksosari, Kec. Suruh, Kab. Semarang.2011-2014 : MAN Suruh (MAN 1 Semarang), Reksosari, Kec. Suruh,

Kab. Semarang.2015-2019 : Progam Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah, IAIN Salatiga.