makna motif relief dan arca candi surowono dan...

43

Upload: buitram

Post on 04-Mar-2019

297 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang
Page 2: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA

CANDI SUROWONO DAN

CANDI TEGOWANGI

SITUS KERAJAAN KADIRI

Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT

Dream Litera Buana

2018

Page 3: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

ii

MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA

CANDI SUROWONO DAN

CANDI TEGOWANGI

SITUS KERAJAAN KADIRI

©Dream Litera Buana

Malang 2018

38 halaman, 15,5 x 23 cm

ISBN: 978-602-5518-36-2

Penulis: Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT

Tata letak: Endhi Pujo

Desain cover: W. S. Fauzi

Diterbitkan oleh:

CV. Dream Litera Buana

Perum Griya Sampurna, Blok E7/5

Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang

Telp. 0812 2229 6506 / 0856 4663 3407

Email: [email protected]

Website: www.dreamlitera.com

Anggota IKAPI No. 158/JTI/2015

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau

seluruh isi buku ini dengan cara apapun,

tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan pertama, April 2018

Distributor: Dream Litera Buana

Page 4: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan

kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas karunia, anugerah dan rahmat-

Nya, sehingga kami dapat menyusun buku monograf ini yang berjudul,

“Makna Motif Relief dan Arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

Situs Kerajaan Kadiri“, Buku monograf ini merupakan hasil dari penelitian

yang dilakukan pada tahun 2012 yang didanai oleh Hibah Internal LPPM

ITN Malang. Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku monograf ini dapat

terselesaikan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga

tidaklah berlebihan apabila dalam kesempatan ini kami menyampaikan

rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Drs. Eko Edi Susanto, MT. selaku Ketua Lembaga Penelitian

dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang.

2. Bapak Ir. Soeparno Djiwo, MT. selaku Rektor Institut Teknologi

Nasional Malang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

kegiatan penelitian.

3. Bapak Dr. Ir. Kustamar, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang.

4. Bapak Ir. Daim Triwahyono, MSA. selaku Ketua Program Studi

Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan juga kepada semua

pihak yang telah berupaya keras mengumpulkan bahan-bahan tulisan

hingga penyusunan monograf Makna Motif Relief dan Arca Candi

Surowono dan Tegowangi Situs Kerajaan Kadiri ini dapat terwujud.

Semoga karya ini dapat dijadikan pedoman dan informasi berharga untuk

para peneliti, praktisi, masyarakat umum dan pemerintah daerah sebagai

pengambil kebijakan di bidang pengembangan pariwisata di kota Kediri.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan isi monograf ini.

Page 5: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latarbelakang 1

BAB II. FILOSOFI RELIEF 4

BAB III. SEJARAH LOKASI PENELITIAN 10

3.1 Sejarah Kota Kadiri 10

3.2 Kota Kediri 13

3.3 Kabupaten Kediri 13

3.4 Geografi 14

3.5 Perekonomian 14

BAB IV. PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI 16

4.1 Makna Relief Candi Tegowangi dan Candi Surowono 16

4.2 Makna Relief Candi Tegowangi 21

4.3 Makna Relief Candi Surowono 26

BAB V. KESIMPULAN 32

DAFTAR PUSTAKA 34

TENTANG PENULIS 35

INDEX 36

Page 6: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia Candi merupakan artefak yang sangat kaya akan nilai

dan makna sejarah yang terkandung didalamnya, terutama pada bagian

ornamen dan relief serta arca yang ada di dalam candi tersebut. Candi

merupakan bahasa gambar berbentuk fisik yang berwujud peninggalan

purbakala. Candi-candi di Indonesia rata-rata telah berusia antara 600-1300

tahun.

Menurut Myrtha dalam Mulyadi (2015) kata candi berasal dari bahasa

sansekerta `candikagrha`, yang artinya rumah Candika, nama Dewi

kematian. Di negeri asalnya (India) candi adalah kuil pemujaan bagi dewa-

dewi Hindu. Pada awalnya fungsi candi Hindu Buddha di Jawa sama

dengan di India. Namun pembaharuan dengan aliran kepercayaan, maka

di Jawa menjadikan candi sebagai tempat pertemuan dengan leluhurnya.

Ada dua alasan mengapa candi-candi ini didirikan di Indonesia. Pertama,

candi sebagai tempat suci untuk memuja para dewa. Kedua, candi sebagai

pendharmaan/kuburan para raja Myrtha (2007). Senada dengan Myrtha

dalam Mulyadi (2015) menyatakan bahwa fungsi candi sebagi kuil dan

bangunan pemakaman. Candi juga didirikan untuk memuliakan raja/ratu

yang telah wafat. Di dalam bilik candi ditempatkan arca perwujudan sang

raja/ratu sebagai dewa pujaannya.

Candi merupakan saksi bisu kejayaan Indonesia di masa lampau, sejak

zaman Mataram hingga zaman Majapahit. Bagian terbesar peninggalan

bangunan candi terpusat di pulau Jawa. Sekitar 180-an gugus candi

ditemukan dan tercatat sebagai benda cagar budaya. Sejumlah 80-an candi

berlokasi di Jawa Tengah, sedangkan 100-an candi lainnya berada di Jawa

Timur. Kesenian arsitektur candi telah mengungkap sebagian tabir perkem-

bangan kebudayaan Jawa Kuno sepanjang abad VIII-XVI Masehi. Dari

bangunan kuno itu dapat kita pelajari berbagai hal yang menyangkut

kebudayaan Myrtha dalam Mulyadi (2015:2).

BAB I

Page 7: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

2

Di Jawa Timur pada masa Kerajaan Singosari kepercayaan tentang

agama Hindu dan Buddha sangat kuat hal ini dibuktikan oleh banyaknya

candi-candi yang dibangun seperti Candi Jago, Candi Kidal, Candi Jawi,

dan Candi Singosari. Candi Jago dan Kidal terletak di Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang, Candi Singosari berada di desa Candi Renggo, Keca-

matan Singosari Kabupaten Malang, sedangkan Candi Jawi terletak di kaki

Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen,

Kabupaten Pasuruan (Mulyadi, 2015). Menurut Kitab Negarakertagama

dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat pendharmaan Raja Singosari

yang terakhir, yaitu Kertanegara yang memerintah tahun 1268 – 1292

Masehi (Suwardono dalam Mulyadi, 2015).

Relief adalah bagian yang menempel di bagian dinding candi, relief ini

mengandung makna tertentu di dalam kehadirannya, bentuk atau wujud

dari relief dapat berupa binatang, pepohonan, air, dan potret kehidupan

mereka pada masa lampau. Sedangkan arca secara etimologis berarti badan

atau tubuh. Yang dimaksud dengan ilmu arca adalah yang berhubungan

dengan seni dan teknis pembuatan suatu arca (Suwardono dalam Mulyadi,

2015).

Secara umum candi-candi di wilayah Kediri memiliki relief dan

ornamen yang unik serta berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah

akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang masih

sangat kental. Di setiap candi itu memiliki suatu cerita tersendiri di balik

relief yang terdapat di dinding candi. Candi-candi tersebut bercorak hindu-

budha yang dapat saling melengkapi secara harmonis terutama mengenai

desain dari kedua budaya tersebut. Apabila kita secara serius menggali

situs-situs ini maka banyak sekali karya seni yang terdapat didalamnya,

seperti seni pahat, seni lukis dan seni arsitektur. Hal ini menjadi perhatian

bagi penulis mengingat masih kurangnya buku ajar bagi pelajar atau

mahasiswa yang mengulas sejarah-sejarah di daerah Kediri secara lengkap

dan spesifik. Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat.

Pelestarian terhadap candi-candi peninggalan sejarah merupakan hal

yang sangat penting karena kelestarian benda-benda peningglana sejarah

ini merupakan aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kerusakan candi

peninggalan sejarah, merupakan kerugian yang sangat besar dan membuat

bangsa kehilangan identitasnya karena kehilangan sebagian dari sejarah

dari masa lalu. Dengan adanya penelitian menggali makna motif-motif dari

situs sejarah candi-candi Kerajaan Kadiri yang terdiri dari candi Surowono

dan candi Tegowangi, maka penelitian ini sangat menunjang upaya

pemerintah dalam melestarikan budaya daerah. Hasil dari penelitian ini

Page 8: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

3

mempermudah kita untuk menga-plikasikan motif-motif dari candi untuk

motif batik, patung, ukiran, dan arsitektur yang bermanfaat secara lang-

sung terhadap kehidupan kita sehari-hari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data yang utama. Penelitian kualitatif ini lebih

mementingkan segi “ proses “ daripada “ hasil “. Hal ini disebabkan oleh

hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila

diamati dalam proses. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar-

gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumentasi pribadi, dan dokumen resmi yang

diambil secara langsung dan tidak langsung dari kedua objek yang diteliti

yaitu candi surowono dan candi tegowangi. Dari data-data yang terkumpul

tersebut kemudian ornamen akan diklasifikasikan dan kemudian dikaji

filosofinya.

Pendahuluan

Page 9: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

4

FILOSOFI RELIEF

Teratai

Filosofis :

Teratai pada candi Jago ini mempunyai makna yang sama dengan teratai

yang ada pada candi Singosari. Pada relief ini nampak bunga, daun, batang,

dan bonggol akarnya. Teratai yang keluar dari bong-golnya merupakan

simbol dari kebangkitan jiwa kembali. Teratai merupakan simbol tanaman

surgawi yang memenuhi Panca Maha Bhuta yaitu ke lima unsur atau

elemen kehidupan yang dianggap menyimpan kekuatan yang terdiri dari

tanah, angin, air, api, dan ether.(Mulyadi, 2015)

BAB II

Page 10: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

5

Kunjarakarna

Yang menghiasi teras candi Jago menceritakan Boddhicitta Wairocana

di Wihara sedang mengajarkan dharma kepada para jina, Boddhisatwa,

Bajrapani, dan dewadewa. Pada saat yang sama yaksa bernama

Kunjarakarna melakukan meditasi Buddha di Gunung Semeru agar dapat

dibebeaskan dari wataknya sebagai setan pada inkarnasi berikutnya.

Kunjarakarna menghadap Wairocana dan memohon agar diberi pelajaran

mengenai dharma dan diberi penerangan mengenai nasib yang dialamai

para makhluk di dunia ini.

Wairocana memuji keprihatinan Kunjarakarna. Namun Kunjarakarna

diperintah dulu mengunjungi dunia orang mati yakni wilayah yang

dikuasai dewa Yama. Kunjarakarna berangkat mengunjungi daerah itu. Di

suatu persimpangan jalan Kunjarakarna bertemu dengan dua raksasa,

Kalagupta dan Niskala, yang menunjukkan menuju surga dan neraka

sesuai dengan amal perbuatan mereka di masa lampau. Jalan ke selatan

menuju Lohabhumiphattana (daerah besi) di mana pohon – pohon berupa

pedang, gunung dari besi yang menganga dan menutup, burung-burung

berekor pisau dan belati, rerumputan paku, dan sebagainya. Kunjarakarna

menyaksikan bagaimana para kingkara pembantu Yama menyiksa arwah-

arwah orang mati.

Kunjarakarna mengunjungi kediaman dewa Yama. Yama kemudian

menguraikan kepadanya tentang hakekat kejahatan yang berakibat pada

jatuhnya siksaan di neraka. Jalan ke neraka sangat lebar dan mudah. Sedang

jalan ke surga jarang ditempuh orang, tertutup semak-belukar dan penuh

Filosofi relief

Page 11: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

6

rintangan. Yama menjelaskan kepada Kunjarakarna mengapa orang sudah

mati di dunia masih harus disiksa di neraka.

Kunjarakarna melihat bagaimana sebuah periuk besar akan digosok

dan dibersikan guna menyambut kedatangan seorang pendosa besar

seperti diterangkan oleh Yama. Dalam waktu tujuh hari lagi Yama akan

memulai siksaan yang akan berlangsung selama 100.000 tahun. Adapun

pendosa besar itu adalah Purnawijaya, raja para gandharwa, yang saat itu

masih menikmati hasil pahalanya di surga. Penjelasan Yama

menggunjangkan Kunjarakarna karena Purnawijaya adalah sahabatnya.

Kunjarakarna kemudian mendatangi Purnawijaya yang sedang

menikamti kenikmatan surga. Ia menceritakan segala sesuatu yang

berkaitan dengan nasib yang akan dijalani Purnawijaya. Raja para

gandharwa itu tersentak kaget dan kehilangan harapan. Namun

Kunjarakarna menasehati agar Purnawijaya. Bertabah hati dan seyogyanya

menghadap ke Wairocana untuk meminta bantuan menemukan cara

membebaskan diri nasibnya. Purnawijaya kemudian ikut Kunjarakarna

terlebih dahulu berpamitan kepada isterinya, Kusumagandhawati. Dengan

diiringi makhluk-makhluk surgawi, Purnawijaya bersama Kunjarakarna

menuju Boddhicittanirmala kediaman Wairocana. Setelah menghormati

Wairocana sebagai mahadewa, mereka memohon anugrah dari pelajaran

dharma.

Wairocana menerangkan kepada mereka berdua tentang pelajaran

menuju kebebasan, dimana salah satu cara mencapainya dengan melalui

jinana wisesa (pengetahuan mulia) yang menyebabkan seorang manusia

sadar ia merupakan inkarnasi dewa bahkan ia sendiri adalah dewa itu.

Wairocana menguraikan tentang kesamaan lima jina (Wairocan, Aksobhya,

Ratnasambhawa, Amithaba, dan Amogashiddi ) dengan kelima Rsi Kusika

(Patanjala, Mahakusika, Garaga, Metrri, dan Kurusya) dan kelima dewa

Siwa (Siva, Isvara, Brahma, Mahadeva, Wisnu). Di situ Wairocana

menyatakan bahwa ia adalah manivestasi Siwa dan Buddha yang dilihat,

guru alam semesta, Bhattara Guru, dewa tertinggi.

Setelah selesai mendapat pelajaran dharma Desana dan Wairocana,

Kunjarakarna mohon diri untuk melanjutkan tapabrata, tetapi Purnawijaya

menanyakan bagaimana ia bisa lolos dari siksa neraka. Wairocana

memberitahu bahwa Purna Wijaya tidak bisa bebas dari kematian. Ia akan

mati dalam tidur dan penderitaannya akan berlangsung selama sembilan

hari.

Purnawijaya kembali ke isterinya dan berpesan agar sang isteri

menantikan kedatangannya di hari yang kesepuluh saat ia tidur dan

Page 12: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

7

meniggal dunia. Isteri Purnawijaya meratapi kematian suaminya. Arwah

Purnawijaya di angkat oleh Kingkara dan dimasukkan ke dalam periuk.

Namun ia merasa tidak sakit. Pada hari ketiga periuk pecah dan menjadi

manikan dalam bentuk bunga teratai. Pohon – pohon pedang menjadi

parijata - parijata. Para kingkara melaporkan kejadian itu kepada Yama.

Yama datang dan menyaksikan langsung apa yang terjadi pada diri

Purnawijaya. Raja para gandharwa itu menjelaskan bahwa itu semua

karena rahmat Wairokana. Jiwa Purnawijaya kembali ketubuhnya dan ia

seolah-oleh bangun tidur. Tetapi kegembiraan istri Purnawijaya,

Kusumagandhawati, berubah jadi kekecewaan ketika Purnawijaya menje-

laskan bahwa ia akan mengikuti Kunjarakarna untuk melakukan tapabrata.

Di Boddhicitta para dewa berkumpul menghadiri upacara dewapuja.

Yama memohon kepada Wairocana untuk menerangkan, bagaimana

mungkin siksaan bagi pehdosa besar hanya dilunasi dalam sembilan hari.

Wairocana menuturkan kisah Muladhara yang menghabiskan segala

kekayaannya untuk diberikan segala dharma, tetapi dengan hati diliputi

kejahatan dan kesombongan. Di satu pihak, terdapat pasangan suami dan

isteri, Utsahadharma dan Sudharmika, yang menggunakan harta mereka

yang sedikit untuk berbuat kebajikan dengan hati murni dan ikhlas. Suami

dan isteri itu diusir oleh Muladhara dari rumahnya, kemudian mereka

menjadi pertapa.

Ketika meninggal, suami dan isteri itu menjadi Indra dan Saci yang

hidup bahagia di surga. Sedang Muladhara ketika mati diangkat menjadi

Purnawijaya, raja para gandharwa. Meski kejahatannya pantas diganjar

dengan siksa yang lama di neraka, namun siksaan itu di perpendek

menjadi beberapa hari saja karena kesaktian yang terpancar dari ajaran suci.

Purnawijaya telah diberi pengetahuan mengenai ajaran itu bersama dengan

bekas ahli bangunannya. Karnagotra, yang dilahirkan kembali sebagai

Kunjarakarna.

Wairocana kemudian menerangkan kepada Purnawijaya. Bagaimana

perbuatan lahiriah yang baik hanya dapat menghasilkan ganjaran di surga

bukannya pembebasan sempurna. Ini hanya dapat dicapai dengan punya

yang lebih luhur sifatnya, yakni mencapai pencerahan sempurna.

Purnawijaya kemudian bersama isterinya akan mempraktekkan ajaran itu

ke Sumeru. Mereka meninggalkan surga. Dengan melakukan tapa sebagai

mahayana dan mahayoni, mereka berdua berhasil mencapai pembebasan di

surga jina. Sedangkan Kunjarakarna telah mendahului mereka disana

(Mulyadi, 2015)

Filosofi relief

Page 13: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

8

Garudeya

Filosofi :

Motif Garudeya adalah sebuah penggambaran dalam cerita Adiparwa

dalam Mahabharata yang menggambarkan tentang Garuda putra sang

Winata yang membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru, serta motif

Parijata (pohon hayat), yaitu pohon sorgawi tempat terkabulnya segala

keinginan manusia. Pohon hayat ini berfungsi sama dengan Kalpataru,

yaitu sebuah seni hias percandian yang umum pada candi-candi di Jawa

Tengah (Bernet Kempers, dalam Mulyadi, 2015).

Page 14: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

9

Teratai pada arca Resi Agastya

Filosofi :

Relief teratai disamping arca Resi

Agastya yang berada di candi

Singosari ini merupakan ornamen

teratai yang ditampilkan lengkap

secara keseluruhan. Pada ornamen

ini nampak bunga, daun, batang,

dan bonggol akarnya. Ini melam-

bangkan adanya kebangkitan baru

dalam kedinastian. Teratai dianggap

sebagai tanaman sorgawi, lambang

dunia sakral.Teratai merupakan

simbol tanaman surgawi yang me-

menuhi Panca Maha Bhuta yaitu ke

lima unsur atau elemen kehidupan

yang dianggap menyimpan kekuat-

an yang terdiri dari tanah, angin, air,

api, dan ether (Mulyadi, 2015).

Filosofi relief

Page 15: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

10

SEJARAH LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Kota Kadiri

Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang

terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di

kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.

3.1.1 Latar Belakang

Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri.

Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti "kota api".

Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga

tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa,

saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada

di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah

kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra

yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama

Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang

bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama

Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama

kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat

di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu.

Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan

Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala.

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering

dipakai dari pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-

prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga

dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta

(1178).

Perkembangan Panjalu Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kadiri

tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan

BAB III

Page 16: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

11

Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara

kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.

Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti

Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri

Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan

urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas

berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil

menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal

dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.

Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu

mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa

dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh

Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling Wai Tai Ta karya Chou

Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina

secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa

di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan

Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini

sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu mem-

berikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.

Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-

Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah

dan diselesaikan oleh Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata

yang berisi kemenangan Pandawa atas Kurawa, sebagai kiasan keme-

nangan Sri Jayabhaya atas Janggala.

Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan

Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri

Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana.

Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga

bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna

yang menulis Kresnayana.

3.1.2 Runtuhnya Kadiri

Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya,

dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama. Pada tahun 1222

Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian

meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok

Sejarah lokasi penelitian

Page 17: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

12

juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah ba-

wahan Kadiri.

Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter. Pasukan

Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian

berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang sejak saat itu kemudian menjadi

bawahan Tumapel atau Singhasari.

Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memerintah di Daha, ibu

kota Kadiri:

1. Pada saat Daha menjadi ibu kota kerajaan yang masih utuh Airlangga,

merupakan pendiri kota Daha sebagai pindahan kota Kahuripan. Ketika

ia turun takhta tahun 1042, wilayah kerajaan dibelah menjadi dua. Daha

kemudian menjadi ibu kota kerajaan bagian barat, yaitu Panjalu.

Menurut Nagarakretagama, kerajaan yang dipimpin Airlangga tersebut

sebelum dibelah sudah bernama Panjalu.

2. Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu Sri Samarawijaya, merupakan

putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan

(1042) Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak

diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri

Samarawijaya atau bukan Sri Bameswara, berdasarkan prasasti

Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti

Tangkilan (1130). Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu,

berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan

Kakawin Bharatayuddha (1157). Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti

Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). Sri Aryeswara,

berdasarkan prasasti Angin (1171). Sri Gandra, berdasarkan prasasti

Jaring (1181). Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan

Kakawin Smaradahana. Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung

(1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates

Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.

3. Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari Kerajaan Panjalu runtuh

tahun 1222 dan menjadi bawahan Singhasari. Berdasarkan prasasti Mula

Malurung, diketahui raja-raja Daha zaman Singhasari, yaitu: Mahisa

Wunga Teleng putra Ken Arok Guningbhaya adik Mahisa Wunga

Teleng Tohjaya kakak Guningbhaya Kertanagara cucu Mahisa Wunga

Teleng (dari pihak ibu), yang kemudian menjadi raja Singhasari

4. Pada saat Daha menjadi ibu kota Kadiri Jayakatwang, adalah keturunan

Kertajaya yang menjadi bupati Gelang-Gelang. Tahun 1292 ia

memberontak hingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singhasari.

Page 18: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

13

Jayakatwang kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri. Tapi

pada tahun 1293 ia dikalahkan Raden Wijaya pendiri Majapahit.

5. Pada saat Daha menjadi bawahan Majapahit. Sejak tahun 1293 Daha

menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang

memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya bersifat simbol, karena

pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih Daha. Para pemimpin

Daha zaman Majapahit antara lain: Jayanagara, tahun 1295-1309,

didampingi Patih Lembu Sora. Rajadewi, tahun 1309-1370-an, didam-

pingi Patih Arya Tilam, kemudian Gajah Mada. Setelah itu, nama-nama

pejabat Bhre Daha tidak diketahui dengan pasti.

6. Pada saat Daha menjadi ibu kota Majapahit menurut Suma Oriental

tulisan Tome Pires, pada tahun 1513 Daha menjadi ibu kota Majapahit

yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya. Nama raja ini identik dengan Dyah

Ranawijaya yang dikalahkan oleh Sultan Trenggana raja Demak tahun

1527.

3.2 Kota Kediri

Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km2 terbelah Sungai Brantas yang

membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.

Kota Kediri merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang

mempunyai 2 gunung yaitu : Gunung Klotok dan Gunung Maskumam-

bang. Di kota ini jugalah, pabrik rokok kretek PT. Gudang Garam berdiri

dan berkembang.

3.3 Kabupaten Kediri

Kediri pada dasarnya sangat dekat dengan sejarah raja-raja Jawa

Khususnya kerajaan Kediri, seperti Joyoboyo, Dhaha (Raja Panjalu), Empu

Sendok, R. Wijaya, Airlangga, dan Gajah Mada. Masyarakat Kediri

mendasarkan hidupnya pada bercocok tanam dan membangun industri

berbasis agraris. Filosofi-filosofi Jawa dan perdamaian adalah fokus dalam

kehidupan masyarakat.

Nama Kediri berasal dari batu tulis “Harinjing ” yang ditemukan di

desa Siman, Kabupaten Kepung. Diawali dengan tokoh yang bernama

Bagawanta Bari berhasil menyelesaikan bendungan sungan Sarinjing untuk

menyuburkan tanah pertanian. Karena jasanya, dia menerima “Tanah

Pradikan” di desa Culanggi (Besowo, Kabupaten Kepung) pada 25 Maret

SM. Hadiah tersebut diberikan oleh raja Rake Layang Dyah Tulodong yang

menguasai Kerajaan Mataram. Karena kejadian tersebut, hari jadi Kediri

ditetapkan tanggan 25 Maret setiap tahunnya.

Sejarah lokasi penelitian

Page 19: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

14

Secara Geografis Kabupaten Kediri terletak di belahan Selatan Propinsi

Jawa Timur. Secara Ekologis, Wilayah Kabupaten Kediri diapit oleh dua

Gunung yang berlawanan sifatnya, yaitu Gunung Kelud di Sebelah Timur

yang bersifat Vulkanik dan Gunung Wilis di Sebelah Barat yang bersifat

non vulkanik. di bagian tengah wilayah Kabupaten Kediri melintang aliran

Sungai Brantas, yang membelah wilayah Kabupaten Kediri menjadi dua

bagian dengan hamparan dataran rendah berupa daerah persawahan subur

di sebelah timur sungai berantas. Ibukotanya adalah Kediri. Kabupaten ini

berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten Malang di

timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabu-

paten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk

di barat dan utara. Kabupaten Kediri terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi

lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Kediri,

namun kini pusat pemerintahan mulai dipindahkan secara bertahap ke

kecamatan Pare.

3.4 Geografi

Kota ini berjarak ±128 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur.

Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m

diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%. Struktur wilayah

Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah

timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur

sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi

terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian

barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk

kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300

m). Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten

Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Kec.

Gampengrejo dan Kec. Grogol. Sebelah Selatan : Kec. Kandat, Kec.

Ngadiluwih, dan kec. Ringin Rejo. Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec.

Gurah Sebelah Barat : kec. Grogol dan Kec. Semen.

Di sini terdapat industri rokok domestik. Perusahaan rokok Gudang

Garam relatif membantu pemkot mengurangi tingkat pengangguran di

kota Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga.

Pembagian wilayah administrative Kota Kediri terdiri atas 3 kecamatan,

yaitu: Kota Kediri, Kediri Pesantren Mojoroto

3.5 Perekonomian

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai

aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, komplek ruko dan pertokoan,

Page 20: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

15

birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Di bidang paiwisata, kota ini

menyediakan Pagora, Petilasan Aji Jayabaya, Goa Selomangleng. Hal itu

ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan, pasar swalayan,

transportasi dan biro wisata. Di bidang pendidikan, kota ini memiliki

puluhan sekolah tingkat dasar dan menengah, beberapa perguruan tinggi

lokal, Madrasah, hingga pondok pondok pesantren, seperti Lirboyo, LDII,

dan Queen Al-Falah. Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschud,

Kota Kediri mengalami berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal

terbesar, hotel bintang 3 pertama dan kawasan wisata Selomangkleng

bertaraf nasional. Maschud juga merencanakan pembangunan jembatan

baru, meresmikan pasar grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur

lingkar luar Kota Kediri, dan membangun ruko. Perekonomian di Kota ini

juga banyak dipengaruhi oleh aktivitas pondok pesantren besar di pusat

kota seperti LDII di mana setiap awal bulan selalu mengadakan acara

pengajian akbar yang mengundang ribuan anggotanya.

Sejarah lokasi penelitian

Page 21: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

16

PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

4.1 Makna Relief Candi Tegowangi dan Candi Surowono

4.1.1 Pengertian Relief

Relief

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di

atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil,

monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding

candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang dipakai untuk

menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa,

ukiran pada kuil kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang

sebagai peninggalan sejarah Yunani. Relief ini bisa merupakan ukiran yang

berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain,

membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri

misalkan ada lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai untuk

menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama.1

4.1.2 Sejarah Candi Tegowangi

Candi Tegowangi

Candi Tegowangi merupakan candi yang terletak di Desa Tegowangi

Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia. Menurut

Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun.

Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun

meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun

1400 M dimasa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12

tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.2

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Relief 2 http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tegowangi

BAB IV

Page 22: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

17

Gambar 4.1 Lokasi Candi Tegowangi

Gambar 4.2 Denah Candi Tegowangi

Pembahasan dan interpretasi

Page 23: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

18

Bentuk3

Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat

dengan memiliki ukuran 11,2 x 11,2 meter dan tinggi 4,35 m. Pondasinya

terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian tubuh yang masih

tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap

sisi kaki candi ditemukan tiga panel tegak yang dihiasi raksasa (gana)

duduk jongkok; kedua tangan diangkat ketas seperti mendukung bangun-

an candi. Di atasnya terdapat tonjolan - tonjolan berukir melingkari candi

di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi di tengah-tengah pada setiap sisinya terdapat

pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi. Pilar-pilar itu

tampak belum selesai dikerjakan. Di sekeliling tubuh candi dihiasi relief

cerita Sudamala yang berjumlah 14 panil yaitu 3 panil di sisi utara, 8 panil

di sisi barat dan 3 panil sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pengruatan

(pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma

dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita

Pandawa. Sedangkan pada bilik tubuh candi terdapat Yoni dengan cerat

(pancuran) berbentuk naga.

Di halaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati Ardhenari,

Garuda berbadan manusia dan sisa candi di sudut tenggara. Berdasarkan

arca-arca yang ditemukan dan adanya Yoni dibalik candi maka candi ini

berlatar belakang agama Hindu.

Lokasi Wisata4

Candi Tegowangi menepati sebuah areal yang cukup luas dan

terbuka. Areal wisata arkeologi ini juga terawat dengan baik, tidak terlihat

sampah bertebaran kecuali daun-daun kering pepohonan dalam jumlah

yang juga tidak terlalu banyak. Didekat gerbang masuk anda akan

menjumpai sebuah peternakan lebah milik penduduk setempat yang bisa

dijadikan nilai tambah tersendiri saat berkunjung.

4.1.3 Sejarah Candi Surowono

Candi Surowono5

Candi Surawana terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten

Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang nama

sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tegowangi 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tegowangi 5 http://candi.pnri.go.id/jawa_timur/surawana/surawana.htm

Page 24: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

19

pada abad 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan

Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja

Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama

diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit

pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana.

Gambar 4.3 Lokasi Candi Surowono

Pembahasan dan interpretasi

Page 25: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

20

Gambar 4.4 Denah Candi Surowono

Bentuk

Ukuran Candi Surawana tidak terlalu besar, hanya 8 X 8 m2. Candi

yang seluruhnya dibangun menggunakan batu andesit ini merupakan

candi Syiwa. Saat ini seluruh tubuh dan atap candi telah hancur tak bersisa.

Hanya kaki candi setinggi sekitar 3 m yang masih tegak di tempatnya.

Untuk naik ke selasar di atas kaki candi terdapat tangga sempit yang

terletak di sisi barat. Menilik letak tangga, dapat disimpulkan bahwa candi

ini menghadap ke barat.

Bagian bawah Candi Surowono dilihat dari samping depan, dengan

bentuk dasar candi yang cukup utuh terutama di bagian sampingnya.

Bagian depan Candi Surowono tampak masih memerlukan perbaikan dan

penyempurnaan. Sedangkan bagian atas Candi Surowono ini sudah rusak.

Candi Surowono diperkirakan dibangun pada 1390, namun baru

selesai pada tahun 1400 saat candi ini digunakan. Candi Surowono dibuat

sebagai tempat pensucian atau pendharmaan bagi Wijayarajasa, Bhre

Wengker, yang merupakan paman dari Rajasanagara, Raja Majapahit. Bhre

Wengker meninggal pada 1388. Upacara sraddha bagi Bhre Wengker, yang

merupakan sebuah upacara ritual yang dilakukan 12 tahun setelah

kematiannya, diselenggarakan pada 1400, tahun yang kemudian diduga

sebagai tahun perkiraan selesainya bangunan Candi Surowono.

Pada Candi Surowono terdapat beberapa relief yang dikerjakan

dengan halus. Pada kaki Candi Surowono terdapat relief-relief fabel dan

juga tantri, sedangkan pada badan Candi Surowono terdapat relief Arjuna

Wiwaha karya Mpu Kanwa yang digubahnya pada 1035, serta relief

Bubuksah, dan relief Sri Tanjung.

Page 26: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

21

4.2 Makna Relief Candi Tegowangi

Foto Relief Interpretasi Makna Relief

Relief ini diduga

menggambarkan kasih sayang

Dewi Kunti terhadap Sadewa.

Walaupun bukan anak sendiri,

tetapi karena ia yang paling

bungsu diantara saudara

pandawa. Nakula dan Sadewa

adalah anak dari Dewi Madri

istri Pandu yang kedua.

Sementara Kunti melahirkan

Puntadewa, Bima, dan Arjuna.

Adanya dua Gundrawa

(bidadara) di kayangan yang

bersalah pada Bathara Guru

(Siwa). Maka ia dikutuk

menjadi raksasa Kalantaka dan

Kalanjaya yang kemudian

menghamba kepada korawa.

Dewi Kunti merasa sedih,

karena dengan datangnya

kedua raksasa itu pandawa

akan kalah. Maka dicarinya

akal, ia berikhtiar ke Setra

Gandamayu (orang lebih

menyebut setragandamayit)

untuk memuja Bathara Durga.

Pembahasan dan interpretasi

Page 27: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

22

Bathara Durga menampakkan

diri kepada Dewi Kunthi dan

menanyakan maksud

kedatangannya. Dewi Kunthi

menceritakan tantang Pandawa,

dan Korawa yang mendapat

bantuan dari raksasa. Bathara

Durga menyanggupi untuk

membantu dan meminta

tebusan yaitu

mempersembahkan kurban

“kambing merah” atau

manusia, yang dimaksudkan

untuk mengorbankan Sadewa.

Seketika, ia mengurungkan

niatnya dan kembali pulang ke

Hastina.

Dewi Kunthi cepat-cepat

meninggalkan Setra

Gandamayu. Bathara Durga

segera menyuruh “Kalika”,

seorang dewi kayangan yang

juga dikutuk menjadi raksasa

untuk memasuki badan Dewi

Kunthi. Seketika Dewi Kunthi

seperti orang kerasukan dan ia

kembali menghadap Bathara

Durga, dan menyanggupi

permintaansan Bathara.

Bathara narada yang sedang

berkeliling mengetahui bahwa

sadewa hendak dibunuh, maka

ia menemui sang hyang

madewa. Narada dan madewa

menghadap bathara guru dan

segeralah ia turun ke setra

gandamayu dan bertitah

kepada sadewa “ruatlah bathari

durga, aku akan merasukimu”.

Page 28: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

23

Seketika itu berubahlah wujud

sang bathari, kembali kepada

dewi uma/parwati. Sadewa

segera menyembah kepada

dewi uma/parwati. Keadaan

hutan setra gandamayu

berubah pula menjadi taman.

Segala rupa hantu berubah

pula menjadi dewi-dewi.

Dewi parwati berterimaksih

kepada sadewa, diberinya

sadewa nama sang sudamala

(yang membersihkan kotoran).

Sadewa dititahkan mengawini

putri begawan tambra petra

dipertapaan prang alas.

Sadewa diikuti 2

punakawannya menuju

pertapaan prang alas. Setibana

disana, sang begawan tambra

petra, sadewa dinikahkan putri

bungsunya, yaitu padapa.

Sadawa akhirnya tinggal di

prang alas. Begawan tambra

petra memperkanalkan sadewa

kepada keluarga begawan.

Begawan tambra petra memiliki

2 putri yaitu soka dan padapa.

Keduanya diasuh oleh

inangnya, ninitowok. Tampak

puakawan sadewa yang

bernama semar minta

dikawinkan juga dengan abdi

sang dewi itu.

Pembahasan dan interpretasi

Page 29: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

24

Sadewa tinggal lama di prang

alas. Setiap hari selalu

bersenang- senang dengan

istrinya. Sang punakawan

semar dengan setia

menungguinya. Bahkan ketika

sadewa berkasih-kasihan

dengan sang padapa, semar

tetap berada tidak jauh dari

tuannya.

Karena lama tidak kembali,

nakula menyusul adiknya ke

setra gandamayu. Nakula

terkejut setra gandamayu sudah

menjadi taman yang dijaga oleh

kalika. Kalika memberitahu

nakula bahwa adiknya kini

berada prang alas. Nakula

segera menyusul ke prang alas.

Disana bertemu dengan

begawan tambra petra, dan

menceritakan asal mula

kejadian ia mencari adiknya.

Nakula oleh bgawan

tambrapetra diminta tinggal

sementara dipertapaan prang

alas bersama sadewa. Ia

dijodohkan dengan kakak

padapa yaitu soka.

Disebutkan bahwa Hastina,

raksasa kalantaka dan kalanjaya

suruhan kurawa menyerang

pandawa. Mendengar bahwa

pandawa kalah oleh 2 raksasa

tersebut, maka atas ijin

begawab tambrapetra, nakula

dan sadewa minta diri pulang.

Bersama istri dan sang begawan

mereka tiba di Hastina. Nakula

Page 30: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

25

dan adewa rindu dengan dewi

kunthi ibunya, sementara

saudara-saudaranya amat

senang melihat kedua adiknya

pulang dengan selamat.

Nakula dan sadewa

memperkenalkan istri mereka

kepada dewi kunthi. Tampak

dewi kunthi bercakap-cakap

dengan sang padapa, dan pada

sisilain dewi kunthi bercakap-

cakap dengan sang soka.

Relief ini tidak jelas sebagian

cerita hilang. Diduga

menceritakan begawan

tambrapetra bersama dengan

para cantrik pulang kembali ke

pertapaan prang alas.

Pembahasan dan interpretasi

Page 31: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

26

4.3 Makna Relief Candi Surowono

Foto Relief Interpretasi Makna Relief

Arjuna tinggal dipertapaan

indrakila diikuti oleh punakawa

pertapaan kedatangan babi

hutan. Babi hutan ini adalah

suruhan Niwakawaca yang

bermaksud merusak pertapaan,

dan membunuh arjuna.

Babi hutan dipanah oleh arjuna,

pada waktu yang bersamaan

batara ciwa sebagai pemburu

juga melepaskan anak

panahnya, anak panah mereka

tepat mengenai sasarannya

sehingga terjadi pertengkaran

anak panah siapa yag mengenai

babi hutan tersebut.

Setelah arjuna tahu bahwa ia

berhadapan dengan batara

ciwa, arjuna lalu menyembah.

Batara ciwa membatalkan

pertapaan arjuna dan kemudian

arjuna diajak ke khayangan.

Page 32: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

27

Arjuna kemudian di ajak ke

khayangan oleh batara ciwa

Kayangan diserang oleh raja

niwatakawaca dari

manimantaka karena

pinangannya terhadap dewi

supraba ditolak. Para dewa

mendengar bahwa ada seorang

petapa sakti di gunung

indrakila, yaitu arjuna. Para

dewa menyuruh para bidadari

pergi keindrakila untuk

membantalkan pertapaan

arjuna,

Bubuksah dan gagangaking,

keduanya adalah orang sakti,

karena masing-masing

menjalankan”laku” nya ialah

memakan yang ada di dunia,

pemberian Hyang Maha Agung.

Karena itulah ia berbadan

gemuk. Sedangkan

ganangaking “laku” nya dua

orang, seorang kurus

Pembahasan dan interpretasi

Page 33: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

28

Pada suatu hari bubuksah yang

berbadan gemuk (karena

senang makan) dan

gagangaking yang berbadan

kurus (karena senang bertapa)

di cobia oleh batara guru. Batara

guru menjelma menjadi

harimau dating mendekati

gagangaking, kemudian ia akan

memakan gagangaking.

Kemudian gagangaking berkata

kepada harimau bahwa ia

berbadan kurus dan tidak

berdaging sehingga tidak

mengenyangkan perut harimau.

Kalau akan memakan daging

manusia makanlah daging

saudara saya bubuksah yang

berbadan gemuk.

Kemudian pergilah sang

harimau dan menuju tempat

bubuksah, bubuksah akan

dimakannya lalu bubuksah

menjawab “makanlah saya

karena laku saya sudah cukup”.

Kemudian sang harimau

berubah menjadi batara guru

lagi dan kembali kekhayangan.

Page 34: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

29

Setelah bubuksah dan

gagangaking meninggal dunia,

roh nya naik kesurga semuanya.

Untuk mengantarkan roh

mereka naik kesurga, bubuksah

naik keatas punggung harimau

sedangkan gagangaking hanya

berpegang ekornya, dibelakang

bubuksah.

Sri Tanjung dibunuh oleh

Sidapaksa (suaminya) karena

fitnah Raja Sulakrama dari

negeri Sidureja. Dalam

perjalanan ke dunia roh, Sri

Tanjung naik ikan melintasi

sungai.

Dalam perjalanan ke dunia roh,

Sri Tanjung naik ikan melintasi

sungai tujuannya adalah untuk

menemui Batari Durga, hal ini

dikarenakan sebenarnya Sri

Tanjung sebenarnya belum

waktunya untuk meninggal.

Pembahasan dan interpretasi

Page 35: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

30

Batari Durga ingin membalas

budi kepada keturunan

pandawa, maka disuruhnyalah

Sri Tanjung untuk kembali ke

marcapada (pangalas). Dan sri

tanjung pun pergi ke pangalas

Sidapaksa dan Sri Tanjung

bertemu di pangalas. Sri

Tanjung mau menjadi istrinya

lagi asalkan Sidapaksa dapat

membunuh Raja Sulakrama.

Sebelum bertemu dengan sri

tanjung Sidapaksa sakit syaraf

dan berkeliaran tanpa tujuan

(duduk di tepi sungai yang di

lalui roh Sri Tanjung). Lalu

sidapaksa ingin bunuh diri

Page 36: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

31

Sidapaksa akan bunuh diri saat

bertemu dengan Batari Durga,

lalu Batari Durgapun menyuruh

Sidapaksa ke Pangalas untuk

bertemu dengan Sri Tanjung.

Setelah Sidapaksa mengalahkan

Raja Sulakrama, Sri Tanjung

pun kmbali menjadi istrinya

lagi.

Ringkasan yang dapat ditarik dari uraian interpretasi makna relief baik

pada candi Tegowangi maupun pada candi Surowono adalah secara umum

semua relief yang ada pada kedua candi adalah menceritakan tentang

kehidupan baik dan buruknya pada dewa-dewa, dengan harapan cerita-

cerita kehidupan para dewa ini dapat diterapkan atau dapat di imple-

mentasi pada kehidupan para pengikut yang memeluk agama Hindu –

Buddha pada saat itu.

Pembahasan dan interpretasi

Page 37: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

32

KESIMPULAN

Menurut Kitab Pararaton, Candi Tegowangi merupakan candi tempat

Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama

dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diper-

kirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M dimasa Majapahit karena

pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal

dengan upacara srada. Sedangkan Candi Surawana memiliki nama

sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura candi ini diperkirakan diba-

ngun pada abad 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari

Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama

diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit

pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana.

Candi Tegowangi dan Candi Surowono adalah alat untuk mengerti

bagaimana kehidupan masa lampau. Kepercayaan zaman itu adalah alasan

mereka mengapa Candi Tegowangi dan Candi Surowono dibangun.

Sejarah zaman dahulu penting karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di

dalam sejarah menyebabkan Indonesia berkembang dan maju sampai saat

ini. Sejarah juga yang menyebabkan Candi Tegowangi, Candi Surowono

dan candi-candi lainnya masih relevan.

Suatu aspek alih sejarah mengerti peradaban zaman dulu adalah

melalui penelitian relief yang ada di candi-candi. Salah satu contoh adalah

relief yang menceritakan tentang kehidupan Dewi Kunti terhadap Sadewa

dengan anak-anaknya yaitu Puntadewa, Bima, dan Arjuna. Tentunya

dalam cerita kehidupan Dewi Kunti yang penuh dengan tantangan dan

gangguan yang datang dari kayangan seperti dua Gundrawa (bidadara)

sehingga Dewi Kunti merasa bersedih. Semua kehidupan Dewi Kunti baik

dalam keadaan bersedih maupun dalam keadaan senang diungkapkan

melalui relief-releif pada Candi Tegowangi ini. Sedangkan relief yang

BAB V

Page 38: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

33

tertera pada candi Surowono adalah melanjutkan cerita sejarah kehidupan

putra dari Dewi Kunti yaitu Puntadewa, Bima, dan Arjuna.

Seperti salah satu contoh di atas merupakan petunjuk bagi kita bahwa

di dalam relief mengandung sebuah makna yang bisa kita implementasikan

pada kehidupan masa kini tidak saja ceritera sejarahnya tetapi juga nilai

seni yang terkandung didalamnya. Dari hasil kajian dan interpretasi yang

telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa motif ornamen yang

terdapat pada relief dinding baik Candi Tegowangi maupun pada Candi

Surowono dapat digunakan sebagai kajian sejarah, sedangkan nilai seni

yang terkandung pada relief kedua candi ini dapat diiimplementasikan

kedalam seni lukisan, seni ukiran dan seni ornamentasi pada arsitektur.

Kesimpulan

Page 39: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

34

Asmito, 1984. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang

Bernet Kempers, AJ. 1959. Ancient Indonesian Art. Cambridge

Massacussets: Harvart University Press.

Muhadjir , Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin

Mulyadi, Lalu (2010), Motif Ornamentasi situs candi-candi Kerajaan

Singosari, Malang: Intimedia.

Mulyadi, Lalu (2015), Relief Danarcacandi Singosari –Jawi, Malang Dream

Litera Buana.

Parmono, Atmadi. 1994. Some Architectural design Principles of Temple in

Java. A Study Through The Building Projection On The Relief of

Borobudur Temple. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

S. Nasution, M.A. 1992. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Slametmylyono, 1965. Menuju Puncak Kemegahan. Sejarah Kerajaan

Majapahit Jakarta: Balai Pustaka

Sanoff, Henry. 1991. Visual research Methods in Designs. New York : Van

Norstrand Reinhold

Slametmulyana, 1979. Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta:

Brathara Karya Aksara.

Suwardono, 2009. Candi Tegowangi dan Candi Surowono.

Van Der Hoop, ANJ.Th. 1949. Indonesische Siermotieven. Batavia:

Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen.

Daftar Pustaka

Page 40: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

35

Lalu Mulyadi, lahir di Praya Lombok Tengah, 18

Agustus 1959. Menempuh S-1 bidang Teknik

Arsitektur tahun 1981-1986 di Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Teknologi Nasional Malang. Menempuh S-2 Program

Studi Teknik Arsitektur Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1999-2001.

Menempuh S-3 Department of Architecture, Faculty of

Built Environment, Universiti Teknologi Malaysia tahun 2005-2008.

Mengajar di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang (tahun 1987 hingga kini).

Dengan mata kuliah: Arsitektur Kota, Metode Penelitian Arsitektur, dan

Perancangan Arsitektur.

Aktif di organisasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) cabang Malang dalam

bidang Pengkajian dan Pelestarian Kawasan Kota-kota Bersejarah.

Tentang Penulis

Page 41: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

36

INDEX

A

Adiparwa, 8

Airlangga, 10

Aksobhya, 6

Amithaba, 6

Amogashiddi, 6

Andu, 21

Arca, 2

Arjuna Wiwaha, 20, 21

Artefak, 1

B

Bajrapani, 5

Bani Abbasiyah, 11

Batara ciwa, 26

Bathara Durga, 21

Bathara Guru, 6,21

Bathara Narada, 22

Begawan Tambra Petra, 23

Bhatara Wijaya, 13

Bhre Matahun, 16

Bima, 21

Boddhicitta, 5

Boddhicittanirmala, 6

Boddhisatwa, 5

Brahma, 6

Bubuksah, 20, 27

C

Candi Surawana, 18

Candi Tegowangi, 16

Candika, 1

Candikagrha, 1

Chou Ku-fei, 11

Cobia, 28

D

Daha, 10

Desana, 6

Dewapuja, 7

Dewi Durga, 18

Dewi Kunti, 21

Dewi Madri, 21

Dewi Uma, 18,23

Dharma, 5

F

Fabel, 20

G

Gagangaking, 27

Gajah Mada, 13

Gandharwa, 6

Garaga, 6

Garudeya, 8

Ghatotkachasraya, 11

Gundrawa, 21

Guningbhaya, 12

H

Harinjing, 13

Hastina, 22

Hayam Wuruk, 19

I

Indra, 7

Indrakila, 26

Isvara, 6

J

Janggala, 10

Jayakatwang, 12

Page 42: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

37

Jayanagara, 13

Jayawarsa, 11

Jina, 5

Jinana wisesa, 6

K

Kadiri, 2

Kadru, 8

Kahuripan, 10

Kakawin Bharatayuddha, 11

Kakawin Hariwangsa, 11

Kakawin Smaradahana, 11

Kalagupta, 5

Kalika, 22

Kalpataru, 8

Karnagotra, 7

Ken Arok, 11

Kerajaan Kadiri, 10

Kerajaan Panjalu, 10

Kertanegara, 2,

Khayangan, 27

Kingkara, 5

Korawa, 21

Kresnayana, 11

Kunjarakarna, 5

Kurawa, 11

Kurusya, 6

Kusumagandhawati, 6

L

Ling Wai Tai Ta, 11

Lohabhumiphattana, 5

M

Madewa, 22

Mahabharata, 8, 11

Mahadewa, 6

Mahakusika, 6

Mahayana, 7

Mahayoni, 7

Mahisa Wunga Teleng, 12

Majapahit, 2, 13

Mapanji, 10

Marcapada, 30, 31

Metrri, 6

Mpu Kanwa, 20

Mpu Monaguna, 11

Mpu Panuluh, 11

Mpu Sedah, 11

Mpu Triguna, 11

Muladhara, 7

N

Nakula, 21

Negarakertagama, 2, 11

Ninitowok, 23

Niskala, 5

P

Padapa, 23

Pamwatan, 10

Panca Maha Bhuta, 4, 9

Pandawa, 11, 18

Panjalu, 10

Panjalu Jayati, 11

Panjalu Menang, 11

Pararaton, 11

Parijata, 6,8

Parwati Ardhenari, 18

Patanjala, 6

Patih Arya Tilam, 13

Patih Lembu Sora, 13

Pradikan, 13

Prang Alas, 23

Prasasti Angin, 12

Prasasti Ceker, 12

Prasasti Galunggung, 12

Prasasti Jaring, 12

Page 43: MAKNA MOTIF RELIEF DAN ARCA CANDI SUROWONO DAN …arsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Monograf-Candi... · akibat pengaruh Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit yang

Makna motif relief dan arca Candi Surowono dan Candi Tegowangi

38

Prasasti Kahyunan, 12

Prasasti Kamulan, 12

Prasasti Mula Malurung, 12

Prasasti Ngantang, 12

Prasasti Padelegan I, 12

Prasasti Padelegan II, 12

Prasasti Palah, 12

Prasasti Panumbangan, 12

Prasasti Sirah Keting, 12

Prasasti Talan, 12

Prasasti Tangkilan, 12

Prasasti Wates Kulon, 12

Punakawan, 23

Puntadewa, 21

Purnawijaya, 6

R

Raden Wijaya, 13

Rajadewi, 13

Rajasanagara, 20

Ranawijaya, 13

Ratnasambhawa, 6

Relief, 1, 2, 16

Resi Agastya, 9

Rsi Kusika, 6

S

Saci, 7

Sadewa, 18,21

Sang hyang madewa, 22

Sarinjing, 13

Semar, 23

Serat Calon Arang, 10

Setra Gandamayu, 21

Sidapaksa, 29

Sidureja, 29

Singhasari, 12

Siwa, 6

Sraddha, 20

Sri Jayabhaya, 11

Sri Kameswara, 12

Sri Samarawijaya, 10

Sri Tanjung, 20, 29

Sriwijaya, 11

Sudamala, 18, 23

Sudharmika, 7

Sulakrama, 29

Sultan Trenggana, 13

Sumanasantaka, 11

T

Tantri, 20

Tapabrata, 6

Teleng Tohjaya, 12

U

Utsahadharma, 7

W

Wairocana, 5, 6

Wengker, 19

Wihara, 5

Wijayarajasa, 20

Winata, 8

Wishnubhawanapura, 18

Wisnu, 6

Y

Yaksa,5

Yama, 5

Yoni, 18