makna kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah … · makna kebahagiaan bagi pelaku meditasi...
TRANSCRIPT
i
MAKNA KEBAHAGIAAN PADA PELAKU MEDITASI
SUMARAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Progam Studi Psikologi
Disusun oleh :
Arga Yuda Pratama
119114163
PROGAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kehidupan tidak Berhutang pada Kebahagiaan
Ia memberikan Makna
(Victor Frankl)
Trimakasih atas segala bentuk perjuanganmu
Dalam diam, anakmu sangat menyayangimu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MAKNA KEBAHAGIAAN BAGI PELAKU MEDITASI
SUMARAH
Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yogyakarta
Arga Yuda Pratama
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagian pada pelaku Meditasi
Sumarah dan mengeksplorasi peran Meditasi Sumarah terhadap pemaknaan kebahagian.
Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah Bagaimana peran meditasi sumarah dalam
memaknai kebahagian. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis. Dalam penelitian ini
melibatkan dua orang responden. Pengambilan data yang dilakukan menggunakan wawancara
semi-terstruktur. Proses validasi menggunakan dua cara, pertama menggunakan validasi
responden (respondent validation) yaitu dengan mengecek ulang data dengan menunjukan hasil
salinan verbatim wawancara berserta analisis dari penelitian kepada responden atau subjek
penelitian. Kedua, dengan cara mengecek ulang apakah ada tema-tema yang bersifat deviant
atau menyimpang dan terkesan aneh berdasarkan pertimbangan dari peneliti. Hasil penelitian
menunjukan bahwa praktik Meditasi Sumarah dengan menggunakan angan-angan, rasa dan
budi dapat berperan dalam memaknai kebahagian. Pelaku Meditasi Sumarah memaknai
kebahagian sebagai bentuk dari kedamaian.
Kata kunci: Meditasi, Sumarah, Kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
THE MEANING OF HAPPINESS FOR THE DOERS OF
SUMARAH MEDITATION
Studies on the Psychology Faculty Student
Sanata Dharma University in Yogyakarta
Arga Yuda Pratama
ABSTRACK
The purpose of this study is to discover the meaning of happiness for the doers of
Sumarah Meditation and to explore the role of Sumarah Meditation towards the meaning of
happiness. The research question submitted is about the role of sumarah meditation towards the
meaning of happiness. The method used in this study is qualitative research with the approach of
interpretative phenomenological analysis. This research involves two respondents. The data
collection was performed using semi-structured interview. The validation process used two ways,
the first one used respondent validation by double-checking the data and showing the result of
verbatim interview copies along with the research analysis to the respondent or the subject of
research. The second one was done by double-checking if there are themes that are deviant or
seem odd considered to the researcher. The result of the study shows that the practice of Sumarah
Meditation that is done takes role in defining happiness. The doers of Sumarah Meditation defines
happiness as a form of peace.
Keyword: Meditation, Sumarah, Happiness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Dalam melihat tugas akhir setiap individu pasti mempunyai caranya
masing-masing. Secara formal tugas akhir merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma. Bagi peneliti tugas akhir ini mempunyai makna tersendiri, sebuah
karya yang dituangkan dari usaha keras peneliti. Selain itu, tugas akhir tersebut
menjadi awal atas petualangan yang akan dijalani penulis.
Karya tulis dengan judul “MAKNA KEBAHAGIAAN PADA PELAKU
MEDITASI SUMARAH”, tidak akan mewujud dalam sebuah tulisan jika tidak
ada bantuan dari berbagai pihak yang sayang dan peduli pada penulis. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih atas sayang dan kepedulian dalam
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Trimakasih ini
kupersembahkan kepada:
1. Bapak Dr Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dedikasinya
dalam menjalankan roda fakultas.
2. Bapak Siswa Widiyatmoko S.Psi., M.Psi selaku pembimbing skripsi.
Terimakasih atas bimbingan dan pengetahuan yang telah diturunkan
sampai terselesaikanya tulisan ini. Semoga kita masih dapat mengobrol
berkaitan dengan akademis ataupun pengalaman hidup.
3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto M.si, selaku dosen pembimbing akademik.
Trimakasih atas saran- saran yang diberikan selama beberapa semester ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………………… ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… v
ABSTRACT……………………………………………………………........ vi
ABSTRACT ……………………………………………………………….. vii
LEBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ……………………… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xv
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 8
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 8
D. Manfaat penelitian ………………………………………………….. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Manfaat teoritis ……………………………………………... 9
2. Manfaat Praktis ……………………………………………... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 10
A. KEBAHAGIAAN ………………………………………………………. 10
1. Pengertian Kebahagiaan ……………………………………… 10
2. Dimensi-Dimensi Kebahagiaan (Psychological Well-Being) .. 11
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebahagiaan …………… 14
4. Bentuk Kebahagiaan …………………………………………. 20
B. MEDITASI SUMARAH ……………………………………………… 22
1. Pengertian Meditasi ………………………………………… 22
2. Manfaat Meditasi …………………………………………… 24
3. Meditasi Sumarah ………………………………………….. 26
4. Pokok Ajaran Sumarah ………………………...................... 47
C. Dinamika Meditasi Sumarah dan Subjective Well-Being ……… 49
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………… 52
A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 52
B. Fokus Penelitian ………………………………………………… 53
C. Informan Penelitian …………………………………………… 53
D. Metode Pengumpulan Data …………………………………...... 53
E. Prosedur Pengumpulan Data ………………………................... 60
F. Metode Analisis Data ………………………………………...... 63
G. Kredibilitas Penelitian ……………………………………......... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………….. 67
A. Profil Responden …………………………………………… 67
B. Analisis Data ……………………………………………….. 68
C. Pembahasan…………………………………………………. 86
1. Kondisi sebelum melakukan meditasi Sumarah ………… 86
2. Mekanisme meditasi Sumarah sehingga dapat memaknai
Kebahagiaan ……………………………………………. 87
BAB V. PENUTUP …………………………………………………… 98
A. Kesimpulan ………………………………………………… 98
B. Keterbatasan Penelitian ………………………………….… 98
C. Saran ……………………………………………………….. 99
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 100
LAMPIRAN …………………………………………………………… 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Persiapan Wawancara ………………………………….. 40
Tabel 2 Pedoman Wawancara …………………………………… 42
Table 3 Pelaksanaan Wawancara ……………………………….. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kunci dari hidup yang baik adalah kebahagiaan. Oleh karena itu, secara
disadari setiap individu pada dasarnya akan berusaha untuk mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi
sebuah kewajiban moral individu (Seligman, 2004). Ryff mengistilahkan
kebahagiaan sebagai subjective well-being atau psychological well-being (Nenny,
2015). Kebahagiaan merupakan indikator adanya psychological well-being pada
diri seseorang (Ryff, 1989). Baunmgardener & Crothers mengatakan bahwa
kebahagiaan (happiness) atau dalam terminologi psikologi sering disebut sebagai
subjective well-being merupakan kombinasi dari kepuasaan hidup, adanya afek
positif, dan tidak adanya afek negatif (Heimbach, 2009). Hal ini mengarah pada
well being dimana individu dikatakan sejahtera bila mengisi hidupnya dengan hal-
hal yang bermakna, bertujuan, dan berguna bagi kesejahteraan diri sendiri dan
orang lain. Kebahagiaan berbeda dengan “senang”. Secara filsafat kata “bahagia”
dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual dengan sempurna
dan rasa kepuasan, serta tidak adanya cacat dalam pikiran sehingga merasa tenang
serta damai. Kosasih menyebutkan bahwa kebahagiaan erat hubungannya dengan
kejiwaan dari individu yang bersangkutan (Farid, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kebahagiaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
(Berscheid, 2003). Individu yang bahagia memiliki kreatifitas dan produktifitas
yang lebih dan terbukti memiliki umur yang panjang karena kebahagiaan
mempengaruhi kesehatan dan berdampak pada sistem imun (Carr, 2004).
Kebahagiaan atau subjective well-being juga berhubungan dengan gejala-gejala
depresi (Kim, Ann & Kim, 2011). Semakin tinggi tingkat kebahagiaan individu,
maka gejala-gejala depresi individu tersebut akan semakin rendah. Selain itu, Park
(Hakisukta & Saragih, 2012) mengatakan bahwa kebahagian juga memiliki
hubungan dengan karakter positif yang dimiliki oleh seorang individu. Karakter
positif sendiri adalah proses atau mekanisme yang mendefinisikan karakter inti
dimana karater inti ini memiliki nilai-nilai moral dan pemikiran yang religius,
seperti: kebijaksanaan, keberanian, kemanusiaan, justice, temperance dan
transcendence (Peterson, 2004). Myers menyatakan bahwa individu yang bahagia
cenderung untuk tidak memikirkan diri sendiri, tidak memiliki banyak musuh,
akrab dengan individu lain, dan lebih suka menolong (Anam & Diponegoro, 2008)
Kebahagiaan menjadi suatu hal yang ingin diraih oleh semua individu, baik
oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Kebahagiaan mungkin menjadi jawaban
bagi sebagian besar individu sebagai tujuan hidup. Berbagai upaya dilakukan oleh
individu untuk mencapai kondisi bahagia (Miwa, 2012). Menurut Arsitoteles
(dalam Willliams dkk, 2006), kebahagiaan merupakan bentuk kesempurnaan,
sehingga banyak upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan
apa yang disampaikan oleh James, bahwa kebahagiaan merupakan hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penting sehingga upaya untuk mencapai kebahagiaan menjadi fokus perhatian dan
tujuan dari individu sepanjang waktu (dalam Wiliams dkk, 2006). Dengan
demikian jelas bahwa setiap individu ingin mencapai kebahagiaan dan akan
berusaha melakukan upaya tertentu untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Belum lama ini, salah satu surat kabar lokal memberitakan bahwa negara Uni
Emirat Arab membuat Menteri Kebahagiaan, demi membahagiakan
rakyatnya, Uni Emirat Arab (UAE) menunjuk Ohoud al-Roumi sebagai Menteri
Kebahagiaan pertama di negara itu. Pembentukan bidang kementerian baru itu
memang diharapkan akan mengendalikan kebijakan pemerintah demi
menciptakan kepuasan dan kebahagiaan rakyat. "Kebahagiaan tidak hanya
menjadi harapan di negara ini," demikian jelas Al-Maktoum dalam cuitannya di
Twitter, dikutip Al Jazeera (Detiknews.com, 2016)
Setiap individu berusaha untuk memperoleh kebahagiaan dengan berbagai
cara termasuk juga di Indonesia. Beberapa individu melakukan usaha yang keras
sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan untuk mengejar
kebahagiaan. Ada banyak cara yang dilakukan individu di Indonesia untuk
mengejar kebahagiaan, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa di bulan
Ramadhan, puasa mutih, ngrowot, dll), bertapa dengan berbagai jenisnya,
menggunakan mantra serta susuk, dan masih banyak lagi (Endraswara, 2010).
Fenomena tersebut memperlihatkan bagaimana usaha keras dan sulitnya individu
dalam mendapatkan sebuah kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kebahagiaan sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan mungkin akan berbeda pada setiap individu. Individu
yang menjadikan satu faktor sebagai sumber kebahagiaan, belum tentu individu
lain juga menjadikan satu faktor tersebut sebagai sumber faktor kebahagiaannya.
Salah satu faktor kebahagian individu adalah budaya, Budaya memiliki
sumbangan terhadap pembentukan konsep psikologis individu, seperti halnya
konsep kebahagiaan. Kim dan Park (dalam Wahyu Jati, 2004) menyebutkan bahwa
budaya memiliki peranan yang sangat sentral dalam mempersepsikan fenomena
sosial. Budaya juga mempunyai peran seperti halnya fisiologi terkait dengan
persepsi individu terhadap realitas.
Hal tersebut dikarenakan budaya memuat simbol bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi dan memaknai suatu realitas social. Sedangkan fisiologi
menyumbang panca indra sebagai alat untuk mempersepsi realitas sosial tersebut.
Oleh karena itu, dapat dipahami apabila suatu nilai kebahagiaan individu pasti
dipengaruhi oleh konteks budaya yang berlaku di mana individu tersebut tinggal.
Uchida (dalam Wahyu Jati, 2004) menemukan bahwa terdapat perbedaan makna
kebahagiaan dalam budaya Barat (individualistik) dan Timur (kolektivistik).
Secara spesifik, dalam konteks budaya Barat atau Amerika Utara, kebahagian
memiliki kecenderungan didefinisikan terkait dengan pencapaian prestasi pribadi
(personal achievement) dan dalam konteks budaya ini, individu bertindak karena
termotivasi untuk memaksimalkan pengalaman afek positif. Hal ini bertolak
belakang dengan konteks budaya Asia Timur, dimana kebahagiaan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kecenderungan definisi yang terkait dengan pencapaian hubungan interpersonal.
Pada konteks budaya ini, individu bertindak karena termotivasi untuk
mempertahankan keseimbangan antara afek positif dan negatif. Cara terbaik untuk
memprediksi kebahagian di konteks ini adalah dengan melihat kelekatan diri atau
individu dalam hubungan sosial
Sedangkan menurut Seligman (2005) kebahagiaan dipengaruhi oleh dua
faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan
diantaranya ialah uang, perkawinan, kehidupan sosial, emosi negatif, usia,
kesehatan, pendidikan, iklim, ras dan jenis kelamin. Sedangkan faktor internal
yang mempengaruhi individu menjadi bahagia adalah kepuasaan terhadap masa
lalu, optimisme, kepuasaan hidup dan kebahagiaan masa sekarang.
Selain faktor eksternal dan internal, meditasi juga merupakan salah satu faktor
yang membuat individu merasa bahagia (Rahmad, 2009). Meditasi dapat
digunakan untuk mengurangi atau mengeliminasi pengaruh-pengaruh destruktif
dari berbagai cobaan dan kesengsaraan hidup, jika pengaruh-pengaruh tersebut
dapat di eliminasi dengan meditasi akan tercapai suatu kebahagiaan. Shappiro
melakukan penelitian terhadap meditasi dan hasilnya ditemukan bahwa 88% dari
subjek penelitiannya yang melakukan meditasi merasa lebih bahagia dan gembira,
mampu berfikir positif, memiliki kepercayaan diri yang meningkat, dan memiliki
penyelesaiaan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan subjek yang tidak
melakukan meditasi. Selain itu menurut salah satu pelaku Meditasi Sumarah,
ketika latihan meditasi selesai pelaku merasakan kebahagiaan “Ya iya mas,apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
apa lancar, dipermudah, terpenuhi ya bahagia”(Wawancara, Nugraha 2016). Etik
dalam wawancara dengan peneliti juga menyatakan perasaan bahagia setelah
melakukan meditasi sumarah “Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesejukan,
kenikmtan. Wahh seneng, bahagia banget mas”(Etik, Wawancara 2016).
Kebahagiaan adalah suatu hal yang menjadi harapan dalam diri seseorang,
bahkan setiap orang sangat mendambakan kehidupan yang berbahagia semasa
hidupnya. Menurut Lukman (2008) kebahagiaan pada tiap individu tergantung
pada pemaknaan dan memahami kebahagiaan. Studi mengenai konsep
kebahagiaan telah banyak dilakukan melalui berbagai perspektif. Masing-masing
perspektif menyediakan berbagai penjelasan yang berbeda-beda mengenai apa
yang dimaksud dengan kebahagiaan itu sendiri, yang pada akhirnya muncul hasil
yang berbeda-beda pula mengenai bagaimana ke bahagiaan itu bisa dicapai. Para
peneliti seringkali menemukan kesulitan untuk merumuskan konsep mengenai
kebahagiaan. Kata ”kebahagiaan” ini memiliki makna yang beragam. Seringkali
makna dari ”kebahagiaan” (happiness) disamakan dengan ”baik” (the good)
ataupun ”hidup yang bagus” (the good life) (Eddington & Shuman, 2005). Namun
demikian, beberapa peneliti mencoba untuk memaknai apa yang sebenarnya
dimaksud dengan kebahagiaan Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui apa
makna kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah
Meditasi Sumarah sendiri merupakan salah satu aliran kebatinan Jawa yang
ada di Indonesia. Menurut Soebagyo (1976), kebatinan merupakan religi beserta
pandangan hidup orang Jawa yang lebih menitik beratkan ketenteraman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
keselarasaan, dan keseimbangan batin. Pada dasarnya kebatinan adalah
pengetahuan mengenai alam raya dengan tujuan mengadakan suatu hubungan
langsung antara individu dan Yang Maha Kuasa yaitu ketentraman, keselarasaan
dan hubungan langsung kepada Yang Maha Kuasa.
Sumarah adalah latihan Sujud atau yang lebih sering disebut meditasi.
Sumarah adalah praktik kebatinan dan tidak mempunyai buku rujukan tentang
ajarannya sehingga interaksi praktis berlangsung tanpa melibatkan pedoman
tertentu. Sumarah justru menekankan terbangunnya kesadaran sebagai proses
alamiah yang tidak bisa dipaksakan dengan kehendak dan tidak mungkin
dikembangkan berdasarkan pedoman (Stange, 2009).
Sumarah merupakan sebuah kata dalam bahasa jawa yang berarti keadaan
pasrah atau menerima secara total (Stange, 2009). Pengertian penerimaaan
merupakan sebuah ide dasar filsafat Jawa yang tidak dipandang sebagai tanda
kepasrahan diri pasif terhadap nasib, berbeda apabila dibandingkan dengan budaya
Barat yang mengartikan penerimaan sebagai kalahnya kemampuan kita. Bagi
orang Jawa, penerimaan mengindikasikan kebijaksanaan yang mendalam, yang
sebagai pilihan dewasa dari individu yang telah memperoleh rasa Utuh/ Whole.
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapan oleh sesepuh Sumarah “pasrah
disini bukan berarti pasrah secara harafiah, pasrah disini adalah pasrah pada
kehendah tuhan yang artinya pasrah secara rohani atau batin” (Untung 90th,
wawancara 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Celestin-Westreich (2012) menambahkan bahwa meditasi Sumarah ini adalah
meditasi mindfullness yang menentukan pelepasan dari pengendalian internal pada
tingkat fisik mental dan emosional. praktek meditasi yang berfokus, tidak
menghakimi (judgement), tidak reaktif (non-reaktif), dan merupakan kesadaran
metakognitif.
Tujuan dari meditasi Sumarah adalah menyerah-pasrahkan seluruh aspek
keberadaan pribadi sehingga sang diri (the self) tidak lebih dari sekedar wahana
kehendak Tuhan. Selain itu, meditasi Sumarah adalah cara mencapai
keseimbangan lahir batin yang artinya memelihara kesehatan badan dan
kedamaian batin (Stange, 2009) dimana kesehatan badan dan kedamaian batin
merupakan faktor dari kebahagiaan. Selain itu menurut Stange (2009) ketika
latihan sujud selesai, warga Sumarah yakin mengalami kedamaian batin yang
secara otomatis meluas menuju penyelarasaan yang menghasilkan tindakan
konstruktif bagi kehidupan masyarakat. Seligman (2013) juga menyatakan bahwa
hidup yang nyaman adalah kehidupan dimana segala keperluan kehidupan
terpenuhi, yaitu semua keperluan hidup secara jasmani, rohani dan sosial. Hidup
yang nyaman adalah hidup yang aman, tentram dan damai.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kebahagiaan atau subjective
well-being menjadi hal yang sangat berbeda setiap individu (subjektif) . Oleh sebab
itu dalam penelitian tersebut, peneliti ingin mengeksplorasi makna kebahagiaan
atau subjective well-being pada pelaku meditasi Sumarah. Peneliti juga ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mengeksplorasi peran Meditasi Sumarah, termasuk mekanisme yang ada di
dalamnya khususnya dalam kaitannya dengan pemaknaan kebahagiaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penetian: apa makna
kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagiaan pada pelaku
meditasi Sumarah dan mengeksplorasi peran meditasi sumarah terhadap
pemaknaan kebahagiaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai psikologi
positif umumnya dan meditasi Sumarah sebagai cara untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental khususnya.
b. Dalam bidang ilmu Psikologi, penelitian ini dapat menjelaskan peran budaya
dalam hal ini meditasi Sumarah dalam memaknai kebahagiaan.
2. Manfaat Praktis
Hasil ekplorasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu
cara untuk mendapatkan kebahagiaan sebagai faktor yang sangat penting pada
kesehatan mental seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebahagiaan
1. Pengertian Kebahagiaan
Menurut Schimmel (2009) kebahagiaan merupakan penilaian individu
terhadap keseluruhan kualitas hidupnya. Schimmel menambahkan
kebahagiaan terkadang juga disebut sebagai kesejaterahan subjektif
(subjective well being). Sedangkan, menurut Deiner & Ryan (2009),
kebahagiaan mengacu kepada emosi yang lebih bersifat positif, sedangkan
subjective well being mencakup emosi yang positif dan negatif. Akan tetapi,
kedua istilah tersebut menunjukan penilaian individu terhadap kualitas
individu.
Andrews mengatakan bahwa well-being merupakan suatu keadaan
mental, intelektual, dan kematangan psikologis (Nenny, 2015). Well-being
diasosiasikan melalui pengalaman sebelumnya, kesenangan, kebahagiaan,
pengalaman spritual, dan personalisasi yang berkelanjutan. Sementara Brough
(2005) menyatakan bahwa psychological well being mencakup fungsi mental
untuk jangka pendek dan juga jangka panjang yang terdiri dari afek positif dan
moral serta afek negatif seperti kecemasan, depresi dan fatigue. Sedangkan
Bradburn (dalam Ryff, 1989) mendifinisikan psychological well being sebagai
kebahagiaan (happiness) dimana kebahagiaan (happiness) merupakan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tertinggi hasil dari kesejahterahan psikologis yang ingin dicapai oleh setiap
manusia (wiling).
Veenhoven (1984) menyatakan bahwa kebahagiaan adalah sejauh mana
seorang individu menentukan secara keseluruhan kualitas hidupnya sendiri
secara lebih positif. Veenhoven menambahkan bahwa kebahagiaan bisa
disebut sebagai kepuasaan hidup (life statisfication). Sedangkan Carr (2004)
menyatakan bahwa kebahagiaan sebagai suatu keadaan psikologis positif yang
ditandai dengan tingginya derajat kepuasaan hidup, afek positif, dan
rendahnya derajat negatif.
Seligman (2002) mendefinisikan kebahagiaan sebagai muatan emosi dan
aktifitas positif. Argyle, Martin & Crossland (1989) mengungkapkan bahwa
kebahagian juga didefinisikan sebagai keunggulan afek positif pada afek
negatif dan sebagai kepuasaan hidup yang menyeluruh.
Dari banyak penjelasan para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa pengertian kebahagiaan adalah penilaian individu terhadap keseluruhan
kualitas hidupnya yang memunculkan suatu perasaan bahagia, senang dan
tenteram dalam hidup.
2. Dimensi-dimensi Kebahagiaan (Psychological Well-Being)
Enam dimensi psychological well-being merupakan intisari dari teori-teori
positif functioning psychology yang dirumuskan oleh Ryff (dalam Ryff, 1989;
Ryff dan Keyes, 1995), yaitu:
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Penerimaan diri (Self-acceptance)
Self-acceptance berkaitan dengan penerimaan diri individu pada masa
kini dan masa lalunya. Seorang individu dikatakan memiliki nilai yang
tinggi dalam dimensi penerimaan diri apabila ia memiliki sikap yang positif
terhadap dirinya sendiri, menghargai dan menerima berbagai aspek yang ada
pada dirinya, baik kualitas diri yang baik maupun buruk. Sebaliknya,
individu dikatakan memiliki nilai yang rendah dalam dimensi penerimaan
diri apabila ia merasa kurang puas terhadap dirinya sendiri, merasa kecewa
dengan apa yang telah terjadi pada kehidupannya, dan berharap menjadi
orang yang berbeda dari dirinya sendiri.
b. Hubungan positif dengan orang lain (Positive relations with others)
Individu yang memiliki hubungan yang positif dengan orang lain
mampu membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan
orang lain. Selain itu, individu tersebut memiliki kepedulian terhadap
kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi dan intimitas
serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan pribadi.
Sementara individu yang kurang baik dalam dimensi hubungan positif
dengan orang lain ditandai dengan tingkah laku yang tertutup dalam
berhubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat, peduli dan
terbuka dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustrasi dalam membina
hubungan interpersonal, serta tidak berkeinginan untuk berkompromi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Otonomi (autonomy)
Ciri utama dari seorang individu yang memiliki otonomi yang baik
antara lain dapat menentukan segala sesuatu seorang diri (self-determining)
dan mandiri. Ia mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur
tangan dari orang lain.
d. Penguasaan lingkungan (Environmental mastery)
Individu yang baik dalam dimensi penguasaan lingkungan memiliki
keyakinan dan kompetensi dalam mengatur lingkungan. Ia dapat
mengendalikan berbagai aktivitas eksternal yang berada di lingkungannya
termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-hari
e. Tujuan hidup (Purpose in life)
Individu yang memiliki nilai tinggi dalam dimensi tujuan hidup
memiliki rasa keterarahan (directedness) dalam hidup, mampu merasakan
arti dari masa lalu dan masa kini, memiliki keyakinan yang memberikan
tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai dalam
hidup
f. Pertumbuhan pribadi (Personal growth)
Individu yang memiliki pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan
adanya,perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam
dirinya, memandang diri sendiri sebagai individu yang selalu tumbuh dan
berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan
peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu, serta
dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki pengetahuan
yang bertambah.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebahagian memiliki
6 dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebahagiaan
a. Faktor Eksternal
Seligman (2002) memberikan delapan faktor eksternal yang
mempengaruhi kebahagian seseorang, namun tidak semuanya memiliki
pengaruh yang besar. Seligman (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan sebagai berikut :
1. Uang
Seligman (2005) mengatakan bahwa di negara yang sangat miskin,
kaya bisa berarti lebih bahagia.Namun, di negara yang yang lebih makmur
dimana semua rakyatnya sudah bisa memperoleh kebutuhan dasar,
peningkatan kekayaan tidak begitu berdampak pada kebahagiaan.
2. Perkawinan
Seligman (2005) mengatakan bahwa pernikahan sangat erat
hubungannya dengan kebahagiaan. Ada dua penjelasan mengenai
hubungan antara kebahagiaan dan pernikahan yaitu, orang yang bahagia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lebih atraktif sebagai pasangan daripada orang yang tidak bahagia, Kedua,
pernikahan memberikan banyak keuntungan yang dapat membahagiaan
seseorang, diantaranya keintiman psikologis dan fisik, memiliki anak,
membangun keluarga, menjalankan peran sebagai pasangan dan orang tua,
menguatkan identitas dan menciptakan keturunan. Menurut Seligman
(2005), kebahagiaan orang yang menikah mempengaruhi panjang usia dan
besar penghasilan dan hal ini berlaku bagi pria dan wanita.
3. Kehidupan Sosial
Seligman (2005) mengatakan bahwa orang yang sangat bahagia
menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, paling sedikit
menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka bersosialisasi.
4. Emosi negatif
Seligman (2005) mengatakan bahwa hanya ada sedikit korelasi negatif
antara emosi positif dan emosi negatif.Ini berarti bahwa jika individu
banyak memiliki emosi negatif, dimungkinkan bahwa individu tersebut
memiliki sedikit emosi positif dibandingkan dengan rata-rata.Namun, ini
tidak berarti jauh dari kehidupan riang gembira.Demikian pula, meskipun
banyak memiliki emosi postif dalam hidup, tidak berarti sangat terbebas
dari kesedihan.
5. Usia
Kepuasaan hidup sedikit meningkat dengan bertambahnya usia, afek
positif sedikit melemah dan afek negatif tidak berubah (Seligman, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hal yang berubah ketika seseorang menua adalah intensitas emosi dimana
perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam keputusasaan”
berkurang seiring dengan bertambannya umur dan pengalaman.
6. Kesehatan
Menurut Seligman (2005) yang terpenting adalah persepsi subjektif
kita terhadap seberapa sehat diri kita. Seligman juga menambahkan bahwa
orang yang memiliki liam atau lebih masalah kesehatan, kebahagiaan
mereka berkurang sejalan dengan waktu.
7. Pendidikan, Iklim, Ras, dan Jenis Kelamin
Seligman (2005) menmasukan keempat kondisi ini menjadi satu
kelompok dikarenakan tidak ada satupun dari keempat hal ini yang penting
bagi kebahagiaan. Meskipun sebagai sarana untu mencapai penghasilan
yang tinggi, pendidikan bukan sara untuk mencapai kebahagiaan yang lebih
tinggi, kecuali hanya sedikit dan terjadi di kalangan mereka yang
berpenghasilan rendah. Begitupun dengan iklim, meskipun sinar matahari
berlimpah melawan gangguan afektif akibat depresi musim dingin, tingkat
kebahagiaan tidak bervariasi sesuai dengan iklim.
Seligman menambahkan bahwa ras, setidaknya di Amerika sama sekali
tidak berkaitan dengan kebahagiaan. Meskipun mereka secara ekonomi,
keadaan mereka lebih buruk namun orang Afro-Amerika dan Hispanik
memiliki angka depresi yang jauh lebih rendah dibandingkan orang
Kaukasia.Begitupula dengan jenis kelamin, tingkat emosi rata-rata antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
laki-laki dan perempuan tidak berbeda. Lebih mengherankan adalah bahwa
perempuan ternyata lebih bahagia dan lebih sedih daripada laki-laki
(Seligman, 2005).
8. Agama
Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan
daripada orang yang tidak religius (Seligman, 2005). Hal ini dikarenakan
bahwa agama memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan
makanan dalam hidup bagi manusia. Selain, itu, keterlibatan seseorang
dalam kegiatan keagaaman atau komunitas agama dapat memberikan
dukungan sosial bagi orang tersebut. Hubungan antara harapan akan masa
depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa keimanan
sangat efektif melawan keputusaan dan meningkatkan kebahagiaan
(Seligman, 2005).
b. Faktor Internal
Menurut Seligman (2002), ada tiga faktor internal yang berkontribusi
terhadap kebahagiaan. Ketiga hal tersebut tidak selalu dirasakan secara
bersamaan, artinya seseorang bisa saja bangga dan puas akan masa lalunya
namun merasa getir dan pesimis terhadap masa sekarang dan masa yang akan
datang. Ketika seseorang dapat mengetahui dan mempelajari ketiga bentuk
emosi positif ini, diharapkan dapat mengarahkan emosinya kearah yang positif
dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang masa
depan dan cara mengahadapi kehidupan saat ini. Ketiga hal tersebut, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Kepuasaan Terhadap Masa Lalu
Kepuasaan terhadap masa lalu dapat dicapai melalui tiga cara :
a. Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu masa depan
seseorang.
Pemahaman dan penghayatan yang tidak memadai terhadap
perristiwa masa lalu dan terlalu menekankan pada peristiwa yang
buruk adalah dua hal antara yang menurunkan ketenangan, kelegaan
dan kepuasaan (Seligman, 2005).
b. Gratitude (bersyukur) terhadap hal-hal baik dalam hidup akan
meningkat kenangan-kenangan positif.
Bersyukur dapat menambah pemahaman dan penghayatan
terhadap peristiwa baik pada masa lalu.
c. Forgiving dan forgetting (memaafkan dan melupakan)
Perasaan seseorang terhadap masa lalu tergantung sepenuhnya
pada ingatan yang dimiliki oleh seseorang. Salah satu cara untuk
menghilangkan emosi negatif mengenai masa lalu adalah
memaafkan. Memaafkan merupakan tindakan yang membiarkan
memori tetap utuh tetapi dengan membauang dan metranformasi
kepedihan (Seligman, 2005). Memaafkan dapat mengurangi
kegetiran terhadap peristiwa-peristiwa buruk bahkan dapat mengubah
kenangan buruk menjadi kenangan indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Optimisme Kepuasaan hidup
Optimisme didefinisikan sebagai ekspektasi secara umum bahwa
akan terjadi lebih banyak lagi hal baik dibandingkan dengan hal buruk
dimasa yang akan datang (Carr, 2004).
3. Kebahagiaan Masa Sekarang
Kebahagian masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu :
a. Pleasure yaitu kesenangan atau kenikmatab yang memiliki
komponen sensori dan emosional yang kuat atau yang biasa disebut
dengan perasaan-perasaan dasar raw feels (Seligman, 2005).
Kenikmatan ini bersifat sementara dan hanya sedikit melibatkan
pemikiran atau malah tidak melibatkan pemikiran sama
sekali.Contoh dari kenikmatan antara lain ekstase, orgasme, gairah,
rasa senang, riang, ceria, dan nyaman (Seligman, 2005)
b. Gratificationatau gratifikasi berasal dari kegiatan yang sangat disukai
individi namun tidak harus disertai dengan peraaan sadar (Seligman,
2005). Gratifikasi merupakan emosi positif pada masa sekarang yang
berkaitan dengan kekuatan dan kualitas, serta datang dari kegiatan-
kegiatan yang disukai. Gratifikasi membuat seseorang terlibat
sepenuhnya sehingga dia merasa terserap di dalam kegiatan yang
tengah dia lakukan dan waktu terasa berhenti ketika ia melakukannya
(Seligman, 2005). Gratifikasi mendorong kira untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bersentuhan dengan kekuatan diri sendiri. Gratifikasi dapat bertahan
lebih lama dari pada kenikamtan dan lebih banytak melibatkan
pemikiran serta intepretasi serta dapat diperoleh dan ditingkatkan
dengan cara membangun kekuatan dan kebajikan personal (Seligman,
2005).
Perbuatan baik adalah suatu gratifikasi dimana merupakan
keadaan menyenangkan yang mengikuti pencapaian
hasrat.Gratifikasi berbeda dengan kepuasaan (statisfaction)
dikarenakan kepuasaan diperoleh setelah salah satu motif terpenuhi.
Gratifikasi tidak muncul setelah melakukan kegiataan yang
menyenangkan namun muncul saat individu tersebut menggunakan
kekuatan dan keutamaannya saat melakukan aktivitas tersebut
(Seligman, 2005)
Dari definisi di atas didapatkan bahwa faktor kebahagiaan meliputi faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal mencakup uang, perkawinan,
kehidupan sosial, emosi negatif, usia, kesehatan, pendidikan dan agama.
Sedangkan faktor internal mencakup kepuasan terhadap masa lalu, optimisme
kepuasaan hidup, dan kebahagiaan masa sekarang.
4. Bentuk Kebahagiaan
Seligman (2013) dalam bukunya Autentic Happiness menjelaskan secara
umum bahwa ada tiga macam bentuk kebahagiaan yang dicari oleh manusia
dalam kehidupan ini, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Hidup yang penuh kesenangan (pleasant life)
Hidup yang penuh kesenangan ialah kondisi kehidupan dimana
individu mencari kesenangan hidup, kepuasaan nafsu, keinginan dan
berbagai bentuk kesenangan lainnya yang menjadi tujuan hidup manusia.
Hidup yang menyenangkan adalah ketika sebanyak mungkin kesenangan
hidup telah dimiliki oleh individu yang bersangkutan
b. Hidup yang nyaman (good life)
Hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala keperluan
kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani,
rohani dan sosial.Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang
aman, tentram dan damai.
c. Hidup yang bermakna (meaningful life)
Hidup bermakna memiliki derajat yang lebih tinggi daripada tingkat
kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi,
iamenjalani hidup ini dengan penug pemahaman tentang makna dan tujuan
kehidupan. Individu ini tidak hanya memberikan kebaikan untuk diri dan
keluarga melinkan juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan
lingkungan sekitarnya. Rasa kebahagiaan yang timbul ketika banyak orang
lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita atau yang biasa disebut
pleasure in giving (kebahagiaan dalam berbagi). Individu yang memiliki
hidup yang bermakana memiliki perasaan yang nyaman dan bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ada tiga macam bentuk
kebahagiaan yaitu : hidup yang penuh kesenangan, hidup yang nyaman dan
hidup yang bermakna.
B. Meditasi Sumarah
1. Pengertian meditasi
Dalam beberapa literatur psikologi, Smith (Subandi 2003) istilah
meditasi mengacu pada sekelompok latihan untuk membatasi pikiran dan
perhatian. Sementara itu Walsh (dalam Subandi, 2003) menyatakan
bahwa meditasi merupakan teknik atau metode latihan yang digunakan
untuk melatih perhatian sehingga dapat meningkatkan taraf kesadaran,
yang selanjutnya dapat membawa proses‐proses mental menjadi lebih
terkontrol secara sadar.
Pamungkas (2006) mendefinisikan meditasi sebagai suatu cara
yang digunakan untuk mendekatkan diri dengan sang Pencipta dengan
mengabungkan konsentrasi, sikap dan keyakinan untuk sebuah tujuan.
Tujuan dari meditasi antara lain adalah untuk memohon diberikan
petunjuk dan kekuatan atau kemampuan.
Hirai (Cozzolino, 2006) menjelaskan bahwa meditasi bukan hanya
suatu keadaan stabilitas mental dan tidur, tetapi juga suatu kondisi pikiran
yang beroperasi maksimal yang membuat seseorang rileks tetapi siap
untuk menerima dan merespons secara positif pada setiap stimulus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mencapainya.Meditasi tersebut dilakukan dengan memfokuskan pikiran
pada suatu objek seperti nafas seseorang atau mantra.
Selain itu, Mautahpin (Tart, 1969) mengatakan bahwa meditasi
merupakan tehnik latihan untuk mengembangkan dunia internal atau
dunia batin seseorang, sehingga menambah makna hidup bagi pelakunya.
Sarayadarian (2007) mengaatakan bahwa meditasi merupakan suatu
proses pemekaran batin (inner blooming), suatu proses pengisian wahana-
wahana dalam tubuh menggunakan energi spiritual. Energi tersebut dapat
meregenerasi tubuh, meredamkan emosional dan memurnikan pikiran.
Sehingga membuat pelaku meditasi tampak lebih muda, hati semakin
damai dan pikiran menjadi lebih fokus.
Humphrey (Baskara Adya, 2008) menyatakan bahwa meditasi
dapat dianggap sebagai suatu keadaan kesadaran atau sebagai cara hidup,
dapat dianggap sebagai jalan ke arah pencerahan dan disiplin rohani, dan
dapat pula dianggap sebagai proses psikologis serta sarana untuk lebih
mawas diri. Humphrey (Baskara Adya 2008) mengatakan bahwa
berbagai metode yang berbeda dalam meditasi tidak menjadi masalah.
Menurut mereka meditasi adalah suatu proses meniti jalan ke dalam diri
yang pada gilirannya akan menghantarkan pada transformasi diri melalui
berubahnya tingkat kesadaran.
Barraclough (2002) menyatakan bahwa meditasi merupakan proses
pemberiaan perhatian yang fokus dan bebas dari pikiran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
meningkatkan ketenangan dan konsentrasi, menenagkan pikiran dan
meningkatkan kesadaran rohani. Ada beberapa teknik dalam bermeditasi
antara lain mengulangi kata-kata selain itu ada yang memfokuskan
perhatian pada pernafasan.
Meditasi merupakan suatu kondisi yang rileks untuk konsentrasi
pada kejadian realitas yang sedang berlangsung, atau suatu kondisi yang
pikiran bebas dari segala macam pikiran, atau suatu kondisi yang bebas
dari semua yang melelahkan dan berfokus pada Tuhan atau suatu
konsentrasi yang tinggi. Meditasi dapat menenangkan otak dan
memperbaiki (memulihkan tubuh), meditasi yang dilakukan secara teratur
dapat digunakan untuk menurunkan stres, depresi dan (Widodo 2013).
2. Manfaat meditasi
Meditasi banyak di gunakan oleh masyarakat timur ataupun barat.
Pada zaman modern ini meditasi banyak digunakan untuk mencari
ketenangan, kedamaian, kesehatan. Banyak literature dan jurnal ilmiah
yang menyatakan manfaat dari meditasi, berikut ini adalah manfaat
meditasi yang di dapat dari praktek meditasi.
Meditasi dapat menenangkan otak dan memperbaiki (memulihkan
tubuh), meditasi yang dilakukan secara teratur dapat digunakan untuk
menurunkan stres, depresi dan salah satu pilihannya yaitu terapi meditasi
(Widodo 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Rachmad (2006) salah satu teknik yang efektif dari
pengendalian diri melalui berfikir positif adalah meditasi. Eksperimen
ilmiah telah menunjukan bahwa reaksi organisme terhadap meditasi
adalah kebalikan dari reaksinya terhadap stres, yaitu menenangkan sistem
saraf, menenangkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah dan
irama pernafasan, serta menstimulasi keseimbangan pengeluaran hormon-
hormon.
Selain itu Albeniz (2000) menyatakan bahwa meditasi mempunyai
beberapa manfaat psikis. Salah satunya adalah membantu pasien untuk
menyadari, meningkatkan kemampuan dalam mempertimbangkan
perilaku, membantu untuk merasanya nyaman dengan ambiguitas, ketidak
tentuan dan ketidaktahuan serta membantu dalam memahami dan
meyakini sifat dasar dan kebijaksanaan serta menguatkan pemahaman
terhadap respon.
Bogart (1991) menyatakan manfaat dari meditasi dapat membuat
seseorang menjadi tenang, mencapai keseimbangan antara pikiran dan
emosi serta dapat lebih percaya diri. Individu yang melakukan meditasi
akan lebih mudah menyesuaikan diri, perubahan perilaku negative dan
menciptakan perasaan tenang, terbuka, penerimaan dan membangkitkan
kesadaran yang lebih tingi dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Craven (Albeniz, 2000) menyatakan bahwa meditasi mempunyai
manfaat seperti, pengintegrasian pengalaman subjektif, penerimaan dan
toleransi tentang perasaan dan kesadaran diri yang meningkat.
3. Meditasi Sumarah
a. Sejarah Sumarah
Sumarah lahir di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta sekitar tahun
1935. Paguyuban ini lahir di tengah masyarakat Jawa yang berorientasi
pada Keraton Yogyakarta. Mereka menjalani kehidupan yang penuh
dengan tekanan politik dan ekonomi Penjajah Belanda (Muchit, 2011).
Perjuangan yang dilakukan oleh penghayat kepercayaan Sumarah
dilakukan dengan cara (berdo’a) kepada Tuhan dengan melakukan cara
melakukan Sujud Sumarah (menyerah pada Tuhan Yang Maha Esa) dalam
mencari jalan keluar permasalahan hidupnya. Sujud Sumarah juga
dilakukan saat terjadi kesenjangan antara realita dan kehendak yang di
inginkan.
Menurut Dewan Pimpinan Pusat Paguyuban Sumarah Arymurthi
(1978) sujud Sumarah tidak dapat dilepaskan dari perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai dan mengisi kemerdekaan. Hal tersebut tersirat
pada petunjuk yang mengantar turunnya Tuntunan/Wahyu Sumarah
pertama kalinya, ketika pak Sukino memanjatkan permohonan pada Tuhan
Yang Maha Esa untuk kemerdekaan bangsa Indonesia (Muchit A Karim,
2011). Paguyuban Sumarah didirikan oleh Sukinohartono pada tahun 1935.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sukinohartono lahir pada tanggal 27 Desember 1897 dan meninggal pada
27 Maret 1971 di sebuah desa di wilayah Semanu, Kabupaten Gunung
Kidul, Yogyakarta. Pada masa dewasanya Sukino secara intens mengikuti
berbagai paguron di Yogyakarta, keterlibatanya dalam dua paguron yaitu
Hardopusoro dan Subud membantu Sukino dalam memperoleh wahyu
yang akan menutunnya menuju kelahiran Sumarah.
Wahyu pertama di terima Sukino pada Agustus 1935, Sukino
mengatakan bahwa ia mulai merasakan banyak sekali terpaan ujian dan
godaan. Pada tahap inilah dia mengalami kontak batin yang jernih dengan
Hakiki. Hakiki sering di sebut “Hak” merupakan istilah yang sering
digunakan Sukino dan para warga Sumarah yang berarti kontak langsung
dengan Tuhan. Bagi sukino kekuatan dan kemurnian Hakiki yang
diperolehnya menciptakan titik balik personal yang begitu signifikan.
Pertama , ia meragukan beberapa istilah yang dia peroleh
meskipun sedikit yang terwariskan sejak dalam kandungan. Akan tetapi,
penyangkalan yang paling besar tentang pendirian fanatiknya ketika di
Hardopusoro, yang telah membuat dirinya meragukan Tuhan.
Kedua, Sukino mengalami proses penghukuman dan pembersihan
yang terjadi pada 29 juni 1936. Pertama-tama ia menyaksikan beberapa
timbangan yang menakjubkan dimana terukur segala keseimbangan
hidup. Disana, kebaikan (becik) berada di sisi kanan, sedangkan
keburukan (awon) berada di sisi kiri. Ia melihat, ternyata bobot kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
lebih besar dari kebaikan sehingga sebagai hukumanya dia harus dipotong
menjadi tiga bagian lalu dibakar. Sukino merasakan secara sadar leher
dan perutnya dipotong dan dibakar menjadi abu. Serakan tubuh tadi yang
telah hangus ahirnya terstuan dan hidup kembali. Meskipun Sukino hanya
meninggalkan sebuah cerita saja, sebuah catatan dalam sejarah Sumarah
menjelaskan lebih lanjut mengenai signifikansi kisah tadi. Tubuh yang
dipotong menjadi tiga dan terbakar menandakan tiga pusat okultis utama
(Trimurti yang terdiri dari Janaloka, Endraloka, dan Guruloka) sudah
termurnikan. Meski sudah mengalami pembersihan, Sukino tetap merasa
dosanya melimpah sehingga ia yakin akan masuk neraka.
Meskipun masih dibebani oleh perasaan itu, Sukino mendapat
bisikan gaib (kedhawuhan) agar ia mengikuti petunjuk apapun yang
datang padanya melalui Hakiki dan Malaikat Jibril. Pertama, ia
memasuki suatu alam yang damai dan membahagiakan tanpa matahari,
bulan dan bintang. Dari sana ia bisa melihat bumi meski diselimuti kabut.
Tempat yang damai itu ditinggali segala macam penghuni. Sukino lantas
diperingatkan untuk meneruskan kepasrahan totalnya karena ia
mengadapi suatu godaan. Kedua, ia masuk ke alam hijau penuh tumbuh-
tumbuhan. Ketiga, ia masuk ke alam binatang. Setiap transisi yang
dialaminya, dirasakan layaknya layar kaca. Kemudian untuk beberapa
saatu ia dikembalikan ke alam kesadaran manusia normal. Setelah itu, ia
melanjutkan perlanjutkan perjalanan spiritualnya masuk ke alam yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kelima, sebuah jagad arwah yang tampak penuh damai dalam keadaan
iman (in the state of faith).
Beberapa waktu kemudian, tepatnya 7 juli 1937, dia mendapatkan
wahyu yang menyuruhnya untuk menjadi warana bagi Sumarah sampai
tahun 1949. Wahyu datang dalam bentuk mahkota yang memancarkan
cahaya biru langit. Ketika mahkota itu menyentuh kepalanya , dia
merasakan berat dan bertanya-tanya apakah ini hanya tipuan iblis semata.
Perlahan berat mahkota berkurang, rasa takutnya sirna, dan hatinya
menjadi lega. Menjelang tujuh hari, perasaan tadi sudah kembali normal.
Sejak saat itulah, dirinya menjadi terbuka , bersih dan tanpa tabir dalam
menerima pancaran wahyu Sumarah (Stange, 2009)
Dari sanalah lahirnya eksistensi ajaran Sumarah, yaitu ketika R. Ng.
Soekinohartono untuk pertama kalinya tahun 1935 menerima
Tuntunan/Bimbingan atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Tuntunan ini
dihayati sebagai bimbingan kerohanian yang berasaskan bukti, saksi,
nyata dalam menjalankan ibadat sujud Sumarah kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu sampai sekarang Soekino dinobatkan oleh
penganutnya sebagai warono perintis.
Selanjutnya untuk mengembangkan ajaran dan memberikan
bimbingan pada para penghayatnya, iadidampingi oleh dua orang pamong
yakni Soehardo dan H. Soetadi. Keduanya adalah pamong pertama dan
sebagai pinisepuh Sumarah. Kemudian setelah ketiga-tiganya meninggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dunia tugas warono dan pamong diemban dan berkembang pada diri
petugas-petugas yang dikehendaki oleh Tuntunan Sumarah atas kesaksian
dalam Sujud bersama. Pada era tahun 1935-1950 Sumarah masih
berbentuk Paguyuban bukan organisasi. Paguyuban didasarkan pada
kesatuan kelompok yang berbasis pada budaya kerohanian atau
kepentingan kehidupan spiritual. Tetapi dalam paguyuban tersebut
dikenal kepemimpinan atau kepengurusan yang dikehendaki oleh
Tuntunan Sumarah atas kesaksian dalam sujud bersama. Kepengurusan
tersebut bukanlah berdasar kesepakatan pamong (guru) dan para
muridnya.
Dalam periode ini Paguyuban Sumarah berada di tangan tiga orang
pinisepuh dengan pembagian tugas: Soekino bagian kerohanian/
Ketuhanan Yang Maha Esa, Sohardo bagian pendidikan dan pengembang,
serta Soetadi bagian organisasi (kepengurusan) dan praja (pengaturan).
Tingkat bimbingan kerohanian juga baru dititik beratkan pada tahap
bimbingan aneka martabat yang berorientasi kepada perjuangan ragawi
(fisik) dalam kesadaran ber-Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu itu belum
ada tahapan-tahapan ajaran yang lebih tinggi seperti sujud kanoman,
kesepuhan (Muchit, 2011). Sekarang ini Sumarah menjadi organisasi
kebatinan dengan sekitar enam ribu anggota. Kepengurusaan tertinggi
dipegang oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Jakarta, sedangkan untuk
wilayah pusat daerah di bawah kendali Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Diantara daerah tersebut adalah Bandung, Yogyakarta, Surakarta,
Semarang, Magelang, Madiun, Ponorogo, Kediri, Malang, dan Surabaya
(Stange, 2009)
Dalam Sumarah tidak dikenal Kitab Suci (ajaran) atau buku
pegangan ajaran Sumarah.Ajaran tertulis atau lisan hanyalah berbentuk
Sesanggeman dan himpunan wewarah. Sesanggeman (pedoman,
tuntunan) yang terdiri empat kalimat atau kaidah yang berfungsi
mengarahkan sikap mental penghayatnya dan untuk memahami moral
kehidupan dalam penghayatan Sujud Sumarah. Ia juga dijadikan sebagai
identitas umum Sumarah. Sedangkan himpunan wewarah (nasehat lisan)
sebagai catatan dan kumpulan tuntunan yang pernah muncul dalam
perjalanan sejarah Paguyuban Sumarah sehingga dapat diketahui
kesinambungan dan konsistensinya serta bukti, saksi dan kenyataan
petunjuk-petunjuk masalalu. Himpunan wewarah ini diperlakukan
sebagai pedoman internal dalam penghayatan Sujud Sumarah warga
paguyuban (perkembangan).
b. Proses Sujud Sumarah
Menurut Basuki, Sujud Sumarah dapat disebut juga meditasi. Menurut
Handoyo (dalam Saputro, 2009) meditasi bukan sebuah cara berfikir,
bukan pula membiarkan pikiran melayang-layang atau menghayal.
Meditasi melampaui pengalaman inderawi meperkaya kehidupan dan
memberikannya arah tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dalam Paguyuban Sumarah, tujuan Sujud Sumarah adalah untuk
memperoleh ketenangan dan ketentraman hidup lahir maupun batin, serta
mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Menurut
Arymurthy, Sujud Sumarah dapat dipelajari oleh semua umat manusia,
terutama umat manusia yang ahli kebatinan atau kerohanian. Kemudian
untuk posisi Sujud adalah dengan duduk, menghadap ke arah mana saja
diperbolehkan, karena Tuhan itu ada di mana-mana. Waktu untuk
melakukan Sujud ini juga bisa kapan saja, baik pagi, siang, sore, ataupun
malam hari, jadi tidak terikat oleh waktu. Inti sujud adalah berdiam diri
dengan tenang dan tentram, artinya: tenang dalam pikiran dan panca
inderanya (dalam Bahasa Jawa disebut lerem), tentram hatinya yang akan
mengakibatkan sepi atau suwung. Dalam waktu sepi atau suwung itu hanya
ada rasa Sujud Sumarah yang tertuju kepada Allah atau Tuhan Yang Maha
Esa (Saputro, 2009).
Dalam melakukan sujud Sumarah, memiliki susunan tersendiri yang
wajib di ikuti dengan benar,yaitu;
1. Pembukaan, dalam sujud Sumarah akan di pimpin oleh seorang
pamong dari Paguyuban Sumarah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelum memulai kegiatan sujud, pamong akan mengarahkan anggota
lainya agar memposisikan badan senyaman mungkin.
2. Setelah itu pamong biasanya akan mengarahkan anggota Sumarah
selama proses sujud dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
“Monggo poro kadang senajan mboten wonten ingkang di
entosi, enjang meniko kito wiwiti sujud Sumarah. Kuataken tekad kito
ingkang bade sujud sumarah, pasrah jiwo rogo kalian allah kito
tingkataken tekad kito amben kito tansah timandang ing allah.
Monggo kito sareng-sareng hinggo kito saget sujud, sujud Sumarah.
Monggo alon-alon mboten kanti keseso, ampun kesupen kangge
gampilaken kempaling angen-angen, roso lan budi kumpul ing
sanubari. Rogo kendo ampun kenceng, penggalihipun suwung mboten
penggalih nopo-nopo. Ingkang sampun keraos angen-angen, roso lan
budi lenggah ing sanubari barniku pasrah. Ingkang sampun keroso
sakniki monggo dzikiraken. Monggo mulai sujud Sumarah ing Allah.
Sujud ipun mbotensah ragu-ragu kendor lan pasrah.
Allah….Allahh….Allahhhh….” (Mari saudara-saudara dikarenakan
tidak ada lagi teman-teman yang ditunggu, kita mulai saja sujud
sumarah. Kuatkan tekad yang akan melakukan Sujud Sumarah,
berserah jiwa dan raga kepada Tuhan. Kita kuatkan tekad saat bertemu
dengan Tuhan. Mari kita bersama-sama sampai kita dapat sujud, Sujud
Sumarah. Mari pelan-pelan tidak usah terburu-buru, jangan lupa untuk
memudahkan berkumpulnya angen-angen, roso dan budi menjadi satu
di sanubari. Raga rileks jangan tegang, keinginan dikosongkan, yang
sudah merasakan angen-angen, roso dan budi menjadi satu di sanubari
setelah itu serahkan kepada Tuhan. Sekarang mulai dzikir. Silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mulai Sujud Sumarah kepada Tuhan. Dalam melakukan sujud jangan
ada keraguan rileks dan pasrah. Allah..Allahhh..Allahhh..
3. Dzikir akan dilakukan berulang-ulangkali setelah itu pamong pertama
akan menunjuk salah satu anggota yang dipercaya oleh pamong
pertama untuk memimpin sujud dan itu akan berlangsung beberapa
kali.
4. Pada proses sujud Sumarah pamong akan memberi instruksi anggota
untuk sejenak beristirahat. Waktu istirahat digunakan para anggota dan
pamong untuk berdiskusi apakah latihan sujud yang dilakukan tersebut
sudah benar atau belum.
5. Setelah istirahat di rasa cukup, pamong akan melanjutkan kembali sesi
meditasi. Pamong tidak mengulangi kata-kata diawal seperti sebelum
meditasi di mulai. Pamong akan melanjutkan dzikir kembali. Setelah
dirasa cukup pamong akan menutup sesi meditasi, (Wawancara
Untung, 2016).
Apabila Sujudnya sudah benar, maka ada tandanya, ialah terasa
di dalam dadanya, pertama rasanya seperti kena air yang dingin, tetapi
rasanya enak, lama-lama akan terasa semakin enak sekali. Rasa yang
demikian itu, yang enak sekali, tiap melakukan latihan Sujud
Sumarah harus diusahakan. Apabila rasa itu belum ada, berarti Sujud
Sumarahnya belum benar. Rasa yang enak sekali itu adalah pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dari Perbawa Tuhan Yang Maha Esa (Zat kesucian dan keluhuran dari
kenyataan Allah).
Dalam prakteknya atau pelaksanaanya, Sujud Sumarah harus
mengalami eneng, ening, dan eling Eneng atau meneng itu ialah diam,
yang maksudnya kosong, diamnya panca indera, pikiran, perasaan,
angan-angan, semuanya suwung (sunyi-sepi). Ening maksudnya hati
lerem (tenang), tentrem, mewujudkan wening, bening, atau jernihnya
hati. Kemudian eling artinya selalu ingat kepada Allah atau Tuhan
Yang Maha Esa (Saputro 2009).
Menurut Pak Soehardo, jika Sujud Sumarahnya sudah berada
pada tahap kedua (indra loka) tepatnya jiwa sudah berada di sanubari
(lapisan pertama), maka panca indera dan nafsu menjadi tenang, dan
hati terasa tentram. Kemudian jika posisi jiwanya berada di kolbu
(lapisan kedua), maka akan terasa tenang, tentram, heneng, dan
hening. Di dalam kolbu ada sinar, disebut Nur Illahi/budi/pepadanging
urip/Zat Yang Maha Esa. Selama Sujudnya berada di kolbu, maka
diperkenankan memohon segala kebutuhan hidup di dunia, baik untuk
pribadi, keluarga, saudara, maupun orang lain. Diperkenankan juga
untuk menerima “wahyu” dari Allah melalui perantara hakiki, dan
seterusnya sampai tak terbatas.
Kemudian apabila posisi Sujud Sumarahnya atau jiwanya berada
di bait Allah (lapisan ketiga), maka Sujud Sumarahnya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mencapai tenang, tentram, heneng, hening, awas-eling atau eneng,
ening, eling. Kalau eneng, ening, dan eling sudah terwujud, maka akan
menyatukan trimurti, yaitu angan-angan (mewakili raga), ditambah
rasa (mewakili jiwa), dan budi (mewakili nur pepadanging urip).
Eneng, ening, eling, adalah menyatukan sifat Kemanusiaan, yaitu jiwa
dan raga (rasa dan angan-angan) dengan sifat Ketuhanan, yaitu budi
(nur pepadang urip), sehingga pada akhirnya sifat kemanusiaan lebur
ke dalam sifat Ketuhanan (manunggaling kawula lan gusti atau
jumbuhing kawula lan gusti).
Kondisi tersebut artinya sudah lepas dari belenggu alam materi
atau jagad lahir, dan telah menuju ke alam kesucian atau alam Surga.
Sujud Sumarah itu ialah menyatukan trimurti (angan-angan, rasa, budi)
melalui eneng, ening, eling (diam, hening atau jernihnya hati, dan
sadar hidup). Menurut penjelasan Pak Kino, angan-angan, rasa, dan
budi itu kejadian dari tiga macam unsur, yaitu: angan-angan sebagai
wakil dari raga, rasa sebagai wakil dari jiwa, dan budi itu sebagai
wakil Nur Pepadanging Urip atau yang menerangi hidup. Sujud
Sumarah itu kumpulnya jiwa dan raga (jasmani-rohani). Jadi yang
melakukan Sujud Sumarah itu adalah angan-angan (raga), rasa (jiwa).
Sedangkan budi itu sebagai cahaya yang menerangi kehidupan
dan tidak turut Sujud Sumarah. Budi itu yang memberikan
penerangan jiwa dan raga. Budi itu yang memberikan penerangan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
manusia sedang berfikir tentang persoalan yang rumit. Tempat
kedudukan cahaya hidup itu berada di otak kecil. Jika budi itu
menerangi batin manusia, maka manusia akan paham atau mengerti
tentang ajaran (pendidikan) dari Allah, sebab menurut Pak Kino, budi
itu bagian dari Allah yang menguasai hidup, juga yang menerangi
alam gaib (Basuki, 2007: 38).
Jika seseorang sudah dapat mempersatukan trimurti (angan-
angan, rasa, dan budi), dengan mewujudkan eneng, ening, eling, maka
sudah dapat disebut manunggaling kawula lan gusti atau jumbuhing
kawula lan gusti. Kemudian yang dianggap manusia adalah rasa dan
angan-angan (jiwa-raga), sedangkan yang disebut gusti adalah
pepadang atau sinar (Nur Ilahi, Nur Pepadanging Urip), semuanya
(rasa, angan-angan, pepadang) berkumpul menjadi satu yang disebut
trimurti atau manunggaling kawula lan gusti (Basuki, 2007: 43).
Menyatunya trimurti tersebut adalah ketika jiwa berada di
baital mukharam (tepatnya di lapisan ketiga, yaitu bait Allah) dan jiwa
berada di baital makmur (guru loka), karena sinar urip atau pepadang
itu berada dibaital mukharam dan baital makmur. Jika seseorang sudah
dapat mengendalikan semua piranti (perlengkapan) hidup di dunia,
seperti: empat macam hawa nafsu (nafsu luamah, amarah, supiyah,
dan mutmainah), ditambah angan-angan, rasa, sudah menyatu dalam
jiwa, kemudian yang ada tinggal eling atau sadar, maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
diibaratkan manunggaling kawula lan gusti atau jumbuhing kawula lan
gusti, yaitu jiwa atau rohnya diijinkan masuk ke alam suwung kang
amengku hana, yaitu suwung yang pada kenyataanya tidak ada apa-apa
dan tidak mempunyai apa-apa, sepi, sunyi, kosong, dan hana yang
kenyataanya berada di alam suwung, hanya ada jiwa atau roh dengan
perasaan eling (sadar), dan itu sebenarnya intisari dari panembah atau
menyembah atau Sujud Sumarah.
Di Alam Suwung itu sudah tidak ada kiblat lagi, tidak ada
arah, tidak ada atas-bawah, timur-barat, utara-selatan, yang ada hanya
pepadang, yang disebut Nur Ilahi atau Zat Tuhan Yang Maha Esa atau
Zat Allah atau Urip (hidup), yang menghidupi dunia beserta isinya,
tidak ada yang terlewatkan. Hal ini seperti dalam perumpamaan Jawa
“gusti kuwi adoh tanpa wangenan, cedak ora senggolan”. Allah itu
ada meliputi jagad raya, jauh tidak terbatas, dekat tidak bersentuhan
(Saputo 2009)
Menurut Hertoto (2007) Sujud Sumarah dapat juga disebut
meditasi. Menurut Handoyo (Saputro, 2009), meditasi bukan sebuah
cara berpikir, bukan pula membiarkan pikiran melayang-layang atau
menghayal. Meditasi melampaui pengalaman inderawi, memperkaya
kehidupan dan memberikannya arah tujuan. Meditasi memiliki tujuan
yang pasti. Meditasi adalah hubungan dengan Tuhan. Hal ini sama
seperti ajaran Paguyuban Sumarah, bahwa puncak dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Sujud Sumarah ialah tercapainya kesatuan antara jiwa manusia dengan
Zat Tuhan. Warga Sumarah menyebutnya dengan istilah
Manunggaling Kawula Lan Gusti atau Jumbuhing Kawulo Lan Gusti
Paguyuban sumarah mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia
dalam melakukan hubungan dengan Tuhanya dapat dilakukan melalui
sujud Sumarah. Sujud sumarah menurut Arymurthy merupakan cara atau
system pendekatan diri pribadi kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan cara
ini dapat di pelajari serta dihayati oleh semua umat manusia dari
kepercayaan dan keyakinan apapun sepanjang yang bersangkutan
berpegang dan bernaung terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Hertoto, 2006).
Sedangkan Sudarno (Stange, 2009) menjelaskan meditasi sumarah
sebagai suatu proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin dan
terhadap apa yang sedang berlangsung saat itu sehingga batas antara
pengawas dan diawasi menjadi cair, dalam melakukan meditasi sumarah
sesorang harus membuka diri dan tetap rileks.
Dwiyanto (2011) mengatakan Sujud Sumarah merupakan bentuk
komunikasi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, karena sujud itu pada
hakikatnya merupakan aktifitas batin/ rohani/ spiritual/ jiwa seorang manusia
untuk berdoa dan memohon menghaturkan puja dan puji serta berserah diri
secara total kepada Tuhan melalui kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Dari
beberapa pengertian mengenai sujud sumarah yang di uangkapkan oleh para
ahli pada intinya sama, bahwa Sujud Sumarah merupakan mekanisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Paguyuban Sumarah untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan cara
pasrah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Stange (2009), mengungkapkan bahwa meditasi Sumarah merupakan
suatu proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin (awareness)
dan terhadap apa yang sedang berlangsung waktu itu (here and now).
Sedangkan, Edi (wawancara, 2016) menyatakan bahwa dalam proses meditasi
sumarah kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran tanpa melakukan
penilaian (judgement) merupakan hal yang sangat penting, “delok sak delok,
krungu sak krungu lan roso sak roso”.
Meditasi sumarah berarti berada dalam keadaan santai secara fisik,
emosional, mental, dan mengurangi hambatan yang biasanya muncul antara
kita dengan realitas yang berada di sekitar kita. Meditasi sumarah dimulai
dengan relaksasi tubuh, perasaan dan pikiran untuk menciptakan ruang dan
keheningan yang diperlukan untuk kebangkitan dan terungkapnya kesadaran
Meditasi sumarah dimaknai sebagai pemusatan batin, bukan merubah
perhatian dari luar kedalam.Perhatian yang tadinya berada di pikiran
kemudian terpendar melalui segala yang ada. Setelah perhatiaan dihayati
sebagai sesuatu yang bersifat batin, lebih dari sekedar sadar tentang dimensi
batin, muncul apa yang disebut dengan kesadaran batiniah dan penerimaan
lahiriah (Stange, 2009).“Perhatian yang tadinya berada di pikiran kemudian
terpendar melalui segala yang ada” mekanisme tersebut sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mekanisme yang dipakai oleh meditasi mindfulness. Menurut Segall (2005)
manfaat latihan meditasi mindfulness dalam wilayah psikologi yaitu
meluaskan wilayah kesadaran, mekanisme tersebut dapat meningkatkan
pencatatan (pengawasan) terhadap tubuh (body) serta pengalaman perasaan.
Mekanisme tersebut dapat meningkatkan kapasitas kewaspadaan, perasaan
dan perilaku. Selain itu, Mindfulness adalah keseluruhan pikiran yang terus-
menerus berubah dan mengalir. Mindfulness memerlukan konsentrasi untuk
mengendalikan dan memfokuskan perhatian, tetapi pikiran yang sudah
terkonsentrasi tersebut kemudian di arahkan pada objek yang bergerak, yaitu
aliran kesadaran (stream of consciousness) (Heimbach, 2009).
Terminologi meditasi yang dipakai Sumarah sama dengan yang
dipakai dalam ajaran Buddhisme yaitu “ kesadaran” dan “perhatian yang
benar” yang terkait dengan meditasi Vipassanabhavana (Stange, 2009).
Meditasi vipassana sering disebut juga dengan meditasi mindfulness. Objek
dari meditasi mindfulness sama dengan yang dipakai oleh meditasi sumarah
yaitu keseluruhan pikiran yang terus menerus berubah dan mengalir
(Heimbach, 2009). Sedangkan, Celestin-Westreich (2012) mengatakan bahwa
meditasi Sumarah ini adalah meditasi mindfullness yang menentukan
pelepasan dari pengendalian internal pada tingkat fisik mental dan emosional.
Praktek meditasi yang berfokus, tidak menghakimi (nonjudgement), tidak
reaktif (non-reaktif), dan merupakan kesadaran metakognitif. Pengertian
tersebut sama dengan yang di sebutkan oleh Kabat-Zinn (Heimbach, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mindfulness merupakan peningkatan kesadaran dengan berfokus pada
pengalaman masa kini (present-moment awarnes) tanpa memberikan
penilaian (nonjudgemental) dan adanya penerimaaan (acceptance).
Meditasi sumarah berarti berada dalam keadaan santai secara fisik,
emosional, mental, dan mengurangi hambatan yang biasanya muncul antara
kita dengan realitas yang berada di sekitar kita. Dalam melakukan meditasi
sumarah sesorang harus membuka diri dan tetap rileks
Dalam meditasi sumarah titik kesadaran diarahkan untuk menuntun
orang menuju rileksasi yang sadar dalam kehidupan sehari-hari.Dalam
melakukan meditasi Sumarah, Dzikir menjadi hal yang penting. Seperti yang
dikatakan Suwondo (Stange, 2009) bahwa dzikir yang biasanya diucapkan
berulang-ulang seperti “Allah…” Allah menekankan keberkaitan antara
kepasrahan total kepada Tuhan.
Sedangkan tujuan dari latihan meditasinya adalah pasrah atau
penyerahaan total sehingga individu diharapkan menjadi fokus sempurna bagi
ekspresi kehendak Tuhan. Ketika latihan sujud selesai, warga sumarah yakin
mengalami kedamaian batin secara otomatis meluas menuju penyelarasaan
dengan melahirkan tindakan konstruktif bagi kehidupan masyarakat (Stange,
2009).
Meditasi Sumarah berlangsung dengan melalui beberapa tahap: Tahap
Eneng, Ening, Eling (Direktorat Kebudayaan, 1980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tahap Eneng atau disebut dengan tahap diam, latihan meditasi tersebut
dilakukan dengan cara; menempatkan posisi tubuh senyaman mungkin dapat
duduk bersila, duduk di kursi. Berdiam diri dengan tenang dan tentram. Raga
diam, pikiran diam, panca indra diam (Direktorat Kebudayaan, 1980).
Tahapan Ening, yaitu raga dan jiwa yang telah menyatu di dalam
sanubari menjadi tenang tentrem atau lerem tentrem tidak terpengaruh oleh
apapun yang berasal dari luar. Pada tahap ini para pemula selalu diperingatkan
untuk tidak memperhatikan semua yang diterima oleh pancainderanya atau
menenangkan pancaindera. Tenangnya raga atau panca indera dapat dilihat
apabila pelaku meditasi dapat melakukan hal berikut, ada suara tidak
diperhatikan, mendengar sesuatu tidaklah diperhatikan, mendengar sesuatu
tidaklah di dengarkan, ada bau apa saja tidak menciumnya. Sedangkan
tenangnya jiwa tidak terpengaruh oleh suara-suara yang menyakitkan hati
yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh berita-berita buruk yang
berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk
orang lain terhadap diri, tang tentrem, lerem tentrem (Direktorat Kebudayaan,
1980).
Tahap Eling, setelah ego hening, hawanafsu hening, munculah
kesadaran. Tahapan menyatunya angen-angen yang merupakan inti dari raga
menyatu secara otomatis dengan yang namanaya rasa yang sering disebut
dengan inti dari jiwa. Tahapan ini ditandai dengan berjalanya nafas secara
otomatis, nafas berjalan secara teratur tenang, semakin lama semakin halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Selain itu akan merasakan kesejukan di dalam dada, dada terasa longgar, tak
ada rasa khawatir tak ada rasa takut yang ada hanya berserah diri pada Tuhan
dan terasalah aman, tenang dan damai (Direktorat Kebudayaan, 1980). Dalam
keadaan yang seperti ini manusia telah menjadi manusia yang utuh, manusia
yang tidak hanya terdiri dari kesadaran raga saja. Tetapi manusia yang
mempunyai kesadaran jiwa raga sepenuhnya (awarness).
Dalam meditasi Sumarah ada pembagian terkait dengan tingkat
kesadaran anggota Sumarah. Tingkat kesadaran tersebut dibagi dalam
beberapa kelas, sebagai berikut (Stange, 2009) :
1. Level A
Level A yaitu para individu yang tengah berada di tataran pembebasan
hawa nafsu dan emosi serta telah memiliki hasrat untuk pasrah, namun
kesadaran tentang makna yang terkandung belum tinggi. Pada tingkat ini
geliat pamrih (keinginan yang menimbulkan hawa nafsu) masih ada dan
kekuatan untuk memindahkan titik kesadaran kedalam batin (kesadaran
diri) dan menenangkan gejolak tubuh (rileksasi) masih terbatas.
2. Level B
Level B adalah tingkatan mereka yang telah mampu mengotrol nafsu
dan indra. Pada titik ini, pengembangan kesadaran batin menjadi lebih
dapat dilakukan sebab kondisi pikiran dan tubuh sudah tenang.
3. Level C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Level C adalah tingkatan dimana titik kesadaran tidak terpusat di alam
pikir, tetapi sudah berada di sanubari atau dada. Pada tingkatan ini para
penghayat sujud mengalami kesadaran langsung akan adanya ruang energi
batin. Kesadaran sudah sepenuhnya berada di dalam rasa (yaitu nalar yang
telah memasuki alam sanubari).
4. Level D
Level D adalah tingkatan dimana kepasarahan total saat batin
terbangunkan dan energi sejati telah mengisi ruang-ruang kesadaran.
Angen-angen, rasa dan budi telah menjadi satu. Dimana titik kesadaran
telah melintasi batas diri (ego) dan kondisi ini memperlihatkan individu
telah berada pada posisi Sumarah.
Paguyuban Sumarah mengajarkan bahwa manusia dalam
melakukan hubungan dengan Tuhanya dapat di realisasikan dengan
Meditasi Sumarah. Meditasi sumarah memiliki tiga tingkatan berdasarkan
tingkat kesadaran, jinem, junun dan suhul.
a. Meditasi Jinem
Meditasi Jinem merujuk pada apa yang telah diketahui sebagai level
A dan B. Bagi mereka yang berada pada level A, jinem berarti belajar
menenangkan panca indera dan tubuh. Sedangkan di level B lebih pada
upaya penenangan atau netralisasi pikiran dan hawa nafsu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Meditasi Junun
Meditasi Junun disebut juga dengan sembah jiwa raga, sembah rasa.
Dalam meditasi ini merupakan usaha bagaimana untuk
mempersatukan angan-angan dengan rasa dalam sanubari. Junun
belajar untuk menyelaraskan kesadaran dan ekspresi geliat batin
intisari hidup (budi). Meditasi pada tingkat ini melibatkan
penghayatan akan keheningan (eneng), kejernihan (ening), dan
kesadaran (eling), yang berarti ruang getaran sujud di terima secara
langsung. Bagi mereka yang berada di level C, istilah junun berarti
pikiran (angen-angen) atau perhatian mulai terpusat pada rasa. Pada
level D kesadaran mulai terpusat dan tidak berubah. Artinya, tiga
unsur dari pikiran, hati dan intisasi hidup (atau dikenal dengan
Trimurti: angen-angen, rasa, budi) terikat secara utuh dan tetap.
c. Meditasi Suhul
Sofwan (Stange, 2013) mengatakan bahwa meditasi ini sering
disebut juga sebagai meditasi Sumarah. Meditasi ini merupakan
puncaknya orang mencari jumbuhing kawula gusti, yang berarti bahwa
diantara Tuhan dan jiwa manusia ada kesatuan kehendak. Rasa dalam
meditasi akan terasa sementara saja, kemudian akan hilang sehingga
setelah itu tidak terasa apa-apa lagi. Karena antara pelaku meditasi dan
Tuhan telah menjadi satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Apabila meditasi yang dilakukan sudah benar maka akan ada
tanda atau ciri-ciri tersendiri. Pertama, di dalam sanubari atau dada
terasa sejuk seperti dihembus angin gunung di pagi hari. Setalah itu
pelaku meditasi Sumarah akan merasakan ketentram, nikmat dalam
sanubari. Jika rasa seperti itu belum ada, maka pertanda Meditasi
Sumarah belum benar, karena rasa yang seperti itu adalah pengaruh
dari Tuhan.
Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Sujud
Sumarah merupakan bentuk dari meditasi. Meditasi Sumarah merupakan
meditasi yang menyerah pasrahkan diri (self) agar selaras dengan
kehendak Tuhan.
4. Pokok Ajaran Sumarah
Inti dari Sesanggeman adalah sebagai berikut (Stange, 2009) :
1. Warga Paguyuban Sumarah yakin bahwa Tuhan itu ada, yang
menciptakan dunia akhirat seisinya, dan mengakui adanya Rasul-rasul
dengan Kitab-Sucinya.
2. Sanggup selalu ingat kepada Tuhan, menghindari rasa mendaku,
takabur, percaya kepada hakekat kenyataan serta Sujud Sumarah
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
3. Menjaga kesehatan jasmani, ketentraman hati dan kesucian rohani,
demikian pula mengusahakan budi pekert luhur, menjaga kata hati dan
ucapan serta sikap dan tingkah laku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Mempererat persaudaraan, berdasarkan rasa cinta kasih.
5. Sanggup berupaya dan bertindak memperluas makna tujuan hidup dan
memperhatikan kepentingan masyarakat umum, mentaati kewajiban
sebagai warga Negara, menuju kepada kemuliaan dan keluhuran yang
membawa ketentraman dunia raya.
6. Sanggup berbuat benar, tunduk kepada Undang-Undang Negara dan
menghormati sesama manusia tidak mencela faham pengetahuan orang
lain bahwa akan berusaha berdasarkan rasa cinta kasih agar semua
golongan para penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7. Menghindari perbuatan hina, maksiat, jahat, dengki, dan sebagainya
sega perbuatan dan ucapan serba jujur dan nyata dengan sabar dan teliti
tidak tergesa-gesa tidak terdorong nafsu.
8. Rajin menambah pengetahuan lahir dan batin
9. Tidak fanatic hanya percaya kepada hakekat kenyataan yang pada
akhirnya bermanfaat bagi masyarakat umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. DINAMIKA MEDITASI SUMARAH DAN SUBJECTIVE WELL-BEING
Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah
kewajiban moral (Seligman, 2004). Kebahagiaan merupakan bentuk
kesempurnaan, sehingga banyak upaya yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh James (Wiliams dkk, 2006)
bahwa kebahagiaan merupakan hal yang penting sehingga upaya untuk
mencapai kebahagiaan menjadi fokus perhatiaan dan tujuan dari manusia
sepanjang waktu. Dengan demikian jelas bahwa setiap orang memiliki
keinginan untuk mencapai kebahagiaan dan akan berusaha melakukan upaya
tertentu untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Beberapa orang melakukan usaha yang keras sebagai bentuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan untuk mengejar kebahagiaan.
Khusunya di Indonesia, ada beberapa laku atau cara untuk mengejar hal
tersebut, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa dibulan ramadhan, mutih,
ngrowot, dll), bertapa dengan berbagai jenisnya, menggunakan mantra serta
susuk, dan masih banyak lagi. Fenomena tersebut memperlihatkan bagaimana
usaha keras dan sulitnya seseorang untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan
(Endraswara, 2010). Selain itu, Rahmat (2009) mengatakan meditasi
merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang bahagia. Data tersebut
di dukung dari wawancara yang dilakukan pada pelaku Meditasi Sumarah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bahwa dalam praktiknya pelaku meditasi dalam hal ini Meditasi Sumarah
mengalami kebahagiaan. “Ya iya mas, apa apa lancar, dipermudah, terpenuhi
ya bahagia”(Wawancara, Nugraha 2016). Etik dalam wawancara dengan
peneliti juga menyatakan perasaan bahagia setelah melakukan meditasi
sumarah “Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesejukan, kenikmatan. Wahh
seneng, bahagia banget mas”(Etik, Wawancara 2016).
Salah satu bentuk meditasi tersebut ialah meditasi sumarah.Sumarah
adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti keadaan menyerah atau
pasrah secara total. Hal tersebut merupakan deskripsi tujuan dan sifat dari
praktek spiritual Paguyuban Sumarah. Sumarah banyak digunakan sebagai
cara untuk mendapatkan hal-hal positif dalam kehidupan. Sujud atau
meditasinya menjadi tehnik untuk mencapai hal tersebut. Suryopramono
menyatakan meditasi sumarah berpengaruh positif terhadap kesembuhan
fisik. Stange (2009), mengatakan meditasi sumarah adalah cara mencapai
keseimbangan lahir batin yang artinya memelihara kesehatan badan dan
kedamaian batin. Kesehatan badan dan kedamaian batin merupakan faktor
dari kebahagiaan. Rusydi (2007) mengatakan bahwa kebahagiaan adalah
perasaan yang dapat dirasakan berupa perasaan senang, tentaram dan
memiliki kedamaian.
Oleh sebab itu peneliti melihat perlunya menjelaskan apa sebenarnya
esensi atau makna dari kebahagiaan bagi pelaku meditasi sumarah. Pada
penelitian ini akan dideskripsikan makna kebahagiaan bagi pelaku meditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sumarah. Dalam menjelaskan proses yang mendasari pemaknaan kebahagiaan
pada pelaku meditasi sumarah, peneliti menggunakan metode interpretative
phenomenological analysis (IPA). Pendekatan IPA dapat digunakan untuk
mengeksplorasi secara detail bagaimana subjek memaknai berbagai
pengalaman, pristiwa, serta bagaimana individu memaknai hidupnya (Smith,
2008). Pemaknaan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pemaknaan
tentang kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagiaan pada pelaku
meditasi Sumarah dan menemukan peran meditasi sumarah terhadap pemaknaan
kebahagiaan. Dalam penelitian ini akan didapatkan suatu informasi berupa proses
mendetail mengenai apa makna kebahagiaan pada pelaku meditasi Sumarah.
Berdasarkan tujuan penelitian maka peneliti memutuskan untuk menggunakan
jenis penelitian kulitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological
analysis (IPA). Pendekatan IPA dapat digunakan untuk menemukan makna-makna
psikologis yang terkandung dalam fenomena melalui penyelidikan dan analisis.
(Smith, 2008).
AFI menekankan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses
yang dinamis. Pendekatan ini berusaha mengeksplorasi pengalaman personal serta
menekankan pada persepsi atau pendapat individu tentang objek atau pristiwa.
Selain itu Penelitian yang menggunakan metode IPA memiliki dua tahapan proses
interpretative. Para partisipan berusaha memahami dan memaknai kembali
pengalaman partisipan. Kedua, peneliti berusaha memahami dan memaknai
pengalaman dari partisipan (Smith,2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini berfokus pada apa makna kebahagiaan menurut pelaku
mekanisme meditasi Sumarah.
C. INFORMAN PENELITIAN
Responden dari penelitian ini yaitu para pelaku meditasi Sumarah yang
sudah lebih dari 5 tahun melakukan praktek meditasi. Peneliti melihat 5 tahun
adalah waktu yang cukup untuk melihat pengaruh meditasi Sumarah dalam
memaknai kebahagiaan. Peneliti melibatkan dua orang responden pelaku meditasi
Sumarah yang sudah di“beat” dalam penelitian ini
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi-terstruktur. Wawancara jenis ini menggunakan pertanyaan
terbuka yang berarti jawaban yang diberikan subjek tidak dibatasi, sehingga subjek
dapat lebih bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang tidak keluar dari
konteks pembicaraan. Pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel, bergantung
situasi kondisi, serta alur pembicaraan. Demikian pula jawaban yang diberikan
oleh subjek dapat lebih fleksibel. Walapun pertanyaan dan jawaban bersifat
fleksibel tetapi masih ada kontrol yang dipegang oleh peneliti, yaitu tema
wawancara. Wawancara semi-terstruktur mempunyai pedoman wawancara
(guideline interview) yang dijadikan kontrol dalam alur pembicaraan dan untuk
prediksi waktu wawancara. Oleh sebab itu peneliti diharapkan dapat menciptakan
dan menjalin hubungan yang baik (rapport) selama proses pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dengan demikian peneilti dapat menyelidiki dengan jauh wilayah-wilayah
menarik dan penting yang muncul Smith (2008).
Dalam mempersiapkan wawancara ada beberapa langkah yang dilakukan
peneliti. Pertama-tama peneliti mencari data berupa buku-buku, jurnal dan skripsi
yang berkaitan dengan tema penelitian. Data-data tersebut digunakan untuk
memberikan gambaran umum. Dari gambaran umum yang sudah didapat peneliti
mengelompokan data-data yang mendukung tema penelitian. Data tersebut
digunakan peneliti untuk membuat panduan wawancara dengan menjadikan teori-
teori sebagai poin-poin acuan dalam panduan wawancara. Panduan wawancara
tersebut kemudian didiskusikan peneliti dengan dosen pembimbing. Sesudah
mendapat ijin untuk melakukan wawancara, peneliti langsung menghubungi
responden penelitian untuk melakukan wawancara yang dari awal sudah setuju
untuk melakukan wawancara. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 7 mei
2016 dengan responden yang pertama. Sesudah wawancara dilakukan peneliti
membuat verbatim dan membuat tema-tema serta menganalisis data.
Tabel 1
Persiapan wawancara
No Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Catatan
1 7 Februari 2016 Membaca-baca
contoh-contoh
pertanyaan dari
17:30-
18:30
Pusat Studi
Lingkungan,
Universitas
Banyak metode
yang digunakan
untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sekripsi
terdahulu
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
wawancara
2 8 Februari 2016 Berdiskusi
tentang makna
kebahagiaan
bagi orang jawa.
23:00-
01:00
Pusat Studi
Lingkungan,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Menemukan
sudut pandang
baru tentang
makna
kebahagiaan.
3. 14 Februari 2016 Membaca ulang
teori dan konsep
tentang
kebahagiaan.
09:00-
13:00
Perpustakaan
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Menemukan
beberapa poin
tentang
kebahagiaan.
4 20 Februari 2016 Membaca jurnal
tentang kejawen
di indonesia
16.00-
17.30
Pusat Studi
Lingkungan,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Banyak aspek
yang membentuk
kebahagiaan pada
orang jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 2
Pedoman Wawancara
No Aspek Topik yang digali Pertanyaan
1 Latar belakang
meditasi
Hal yang mendasari subjek mengikuti
meditasi Sumarah
a. Kenapa saudara
memilih meditasi
sumarah?
b. Sudah berapa lama
melakukan meditasi
sumarah?
c. Mengapa melakukan
meditasi?
d. Apa yang membuat
anda melakukan
meditasi sampai saat
ini?
2 Penerimaan Diri Deskripsi bentuk penerimaan diri yang
dialami subjek sebelum praktik
meditasi Sumarah
a. Bagaimana anda
melihat diri anda
sebelum meditasi?
Bisa sebutkan contoh
sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Deskripsi perasan-perasaan setelah
meditasi Sumarah.
b. Bagaimana anda
melihat pengalaman
masa lalu anda
sebelum meditasi?
Bisa sebutkan contoh
di kehidupan anda?
c. Bagaimana anda
melihat diri anda
setelah meditasi?
Bisa sebutkan contoh
sehari-hari?
d. bagaimana anda
melihat pengalaman
masa lalu anda
sebelum meditasi?
Bisa sebutkan contoh
di kehidupan anda?
e. Apa anda sudah
merasa puas dengan
kehidupan anda
sekarang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3 Hubungan
positif dengan
orang lain
Deskripsi hubungan positif subjek
dengan orang lainsebelum mengikuti
Meditasi Sumarah.
Deskripsi hubungan positif subjek
dengan orang lain sesudah mengikuti
Meditasi Sumarah.
a. Bagaimana relasi
atau hubungan anda
dengan keluarga,
tetangga dan sahabat
anda sebelum anda
mengikuti meditasi
Sumarah?berikan
contohnya?
b. Bagaimana relasi
atau hubungan anda
dengan keluarga,
tetangga dan sahabat
anda sesudah anda
mengikuti meditasi
Sumarah? berikan
contohnya?
4 Otonomi Deskripsi otonomi dari subjek sebelum
mengikuti meditasi
a. Bagaimana cara
bapak dalam
mengambil
keputusan terutama
dalam hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Deskripsi otonomi dari subjek sesudah
mengikuti meditasi
penting dalam hidup
bapak?
b. Bagaimana cara
bapak dalam
mengambil
keputusan terutama
dalam hal-hal
penting dalam hidup
bapak?
5 Penguasaan
Lingkungan
Deskripsi penguasaan lingkungan
sebelum meditasi
Deskripsi penguasaan lingkungan
sesudah meditasi
a. Bagaimana cara
saudara mengatasi
permasalahan yang
ada di sekitar
saudara?
b. Bagaimana cara
saudara mengatasi
mengatasi
permasalahan yang
ada di sekitar
saudara?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
6 Tujuan Hidup Deskripsi tujuan hidup subjek sebelum
mengikuti meditasi
Deskripsi tujuan hidup subjek sebelum
mengikuti meditasi
a. Apa arti kehidupan
bagi saudara?
b. Apa arti kehidupan
bagi saudara?
7 Pertumbuhan
pribadi
Deskripsi dari pertumbuhan hidup
sebelum meditasi Sumarah
Deskripsi dari pertumbuhan hidup
setelah meditasi Sumarah
a. Bagaimana diri bapak
sebelum mengikuti
meditasi Sumarah?
b. Apakah ada
perubahan dalam diri
bapak sesudah
mengikuti meditasi
Sumarah?
E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Proses pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah pola zig-zag
yaitu peneliti kelapangan mencari informasi, kemudian menganalisis data yang
diperoleh, kembali lagi kelapangan untuk mendapat lebih banyak informasi,
menganalisis data lagi dan seterusnya sampai akhirnya data yang didapat dirasa
cukup Creswell (2003).
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Peneliti mengikuti kegiatan meditasi yang diakukan Paguyuban
Sumarah dan melihat dinamika yang terjadi saat meditasi dilakukan
2. Peneliti sering mendatangi kediaman dari responden yang sudah di
rencanakan untuk dijadikan responden penelitian. Dalam aktivitas ini
banyak data yang didapatkan, akan tetapi data tersebut masih data
kasar.
3. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria yang sudah di
tentukan. Responden yang terlibat dalam penelitian merupakan
responden yang tergabung dalam paguyuban kejawen Sumarah Jln
Seetiaki 8 Wirobrajan Yogyakarta dan sudah dilakukan “beat”.
Sedangkan peneliti secara rutin mengikuti meditasi/sujud yang di
lakukan komunitas setiap minggu pertama.
4. Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan pendekatan
personal kepada responden, agar menciptakan suasana yang nyaman
dan akrab dengan responden penelitian.
5. Peneliti menyatakan tujuan dan menanyakan kepada responden untuk
terlibat dalam penelitian.
6. Setelah responden menyetujui terlibat dalam penelitian, peneliti
membuat janji dengan responden untuk menentukan waktu dan lokasi
wawancara.
7. Pada penelitian yang pertama, peneneliti menyampaikan tujuan dari
wawancara yang akan dilakukan. Hal pertama yang digali adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
latarbelakang mengikuti meditasi Sumarah. Setelah itu peneliti
menanyakan beberapa poin yang sudah ditulis dalam selembar kertas.
8. Saat proses penelitian, peneliti menggunakan perekam suara dan
catatan untuk mempermudah penggalian data.
9. Setelah wawancara selesai peneliti membuat verbatim dan menganisis
data-data yang sudah didapat. Jawaban-jawaban yang kurang jelas
dicatat oleh peneliti untuk selanjutnya dikonfirmasi pada responden
penelitian.
10. Setelah data-data yang kurang jelas dicatat peneliti kembali melakukan
wawancara untuk mengkonfirmasi data yang kurang jelas tersebut.
11. Langkah-langkah tersebut juga dilakukan pada responden kedua
Tabel 3
Pelaksanaan Wawancara
No Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Catatan
1 7 Mei 2016 Wawancara
pertama dengan
responden A
18.00-
19.30
Joglo
Paguyuban
Sumarah
Wawancara semi-
terstruktur informal
dengan responden A
2 9 Mei 2016 Wawancara kedua
dengan responden
A
15.00-
16.00
Joglo
Paguyuban
Sumarah
Melakukan konfirmasi
atas data yang kurang
jelas
3 11 Mei 2016 Wawancara 23.00- Krapyak, Wawancara Informal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pertama dengan
responden Y
01.00 Sleman
Yogyakarta
dengan responden Y
menggunakan tehnik
wawancara semi-
terstruktur
4 26 Mei 2016 Wawancara ke tiga
dengan responden
A
13.00-
14.00
Joglo,
Paguyuban,
Sumarah
Melakukan konfirmasi
atas hasil wawancara
sebelumnya
5 26 Mei 2016 Wawancara kedua
dengan responden
Y
19.00-
20.00
Joglo,
Paguyuban,
Sumarah
Melakukan konfirmasi
atas hasil wawancara
sebelumnya
F. METODE ANALISIS DATA
Analisis yang mendasari IPA bertujuan untuk mempelajari sesuatu mengenai
dunia psikologis responden (Smith, 2008). Berikut beberapa tahapan yang
dilakukan dalam pendekatan IPA :
1. Mencari tema-tema dalam kasus pertama
Pada tahap pertama ini transkip dari verbatim dibaca berulang kali.
Setelah itu peneliti membuat tiga kolom. Kolom paling kiri dibuat untuk
transkip verbatim. Setelah data yang berupa audio dari rekaman di pindahkan
di kolom verbatim akan berupa data teks verbatim. Setelah data teks verbatim
selesai dibaca, peneliti akan membuat rangkuman atau komentar pada kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tengah pada setiap kalimat yang menarik oleh peneliti. Setelah semua selesai
diberikan komentar atau rangkuman,peneliti memulai membuat tema dimulai
dari poin yang paling atas. Tema yang dibuat diperlukan pemahaman dan
istilah psikologi.
2. Mengaitkan tema-tema yang ada
Tema-tema yang muncul dicatata dalam selembar kertas setelah itu
dicari keterkaitan antara satu tema dengan tema lainya. Hal pertama yang
dilakukan adalah menuliskan tema tersebut secara kronologis berdasarkan
urutan yang ada di dalam transkip verbatim.Tahap kedua, tema-tema tersebut
diurutkan secara analitis serta teoritis, dengan tujuan untuk menemukan
koneksi antar tema yang ada. Pada tahap ini tema-tema yang sudah
dikelompokan akan terbagi menjadi beberapa kelompok yang sesuai dengan
ciri-cirinya masing-masing. Langkah selanjutnya adalah membuat table untuk
kelompok tema-tema. Setiap kelompok diberikan nama yang
mempresentasikan dari keseluruhan tema yang ada. Bila ditemukan ada
beberapa tema yang tidak relevan dengan tujuan penelitian, tema tersebut
dapat dihilangkan.
3. Melanjutkan analisis ke kasus selanjutnya
Pada tahapan ini peneliti menggunakan tema-tema dari responden pertama
sebagai acuan untuk mengerjakan transkip verbatim selanjutnya. Setelah
semua transkip verbatim telah memiliki table tema, tema-tema tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kemudian dikelompokan pada kolom dan akan menjadi sebuah table tema
superordinate.
4. Membuat laporan dari tema yang ada
Tahapan penulisan laporan berkenaan dengan penerjemahan tema-tema ke
dalam uraian naratif. Uraian yang dibuat mengambil bentuk argument naratif
di selingi kutipan verbatim dari transkrip untuk mendukung kasus yang
bersangkutan. Narasi tersebut dapat menjelaskan dinamika dan pengalaman
dari subjek penelitian..
Pada proses menganalisis data ini, peneliti menggunakan trianggulasi
perspektif. Trianggulasi prespektif yang dimakusdkan yaitu dengan
menggunakan perspektif orang lain. Dengan adanya trianggulasi ini
dimaksudkan agar adanya perspektif yang berbeda dalam menganalisis data.
Tugas dari informan atau orang lain adalah memberikan penjelasaan sekaligus
validasi apakah yang dikatakan oleh subjek benar atau bohong.
G. KREDIBILITAS PENELITIAN
Dalam menguji kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara.
Cara pertama, untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan validasi
responden (respondent validation) adalah mengecek ulang data dengan
menunjukan hasil salinan verbatim wawancara berserta analisis dari penelitian
kepada responden atau subjek penelitian. Peneliti meminta subjek untuk membaca
dan menilai analisis yang telah dituliskan tersebut berdasarkan wawancara dengan
subjek yang bersangkutan di waktu lalu, apakah benar sesuai dengan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dibicarakan pada saat penelitian yang lalu. Selain itu, analitis penelitian terhadap
data verbatim apakah sudah sesuai dan sejalan dengan apa yang dipahami dan di
maksudkan oleh subjek penelitian. Cara yang kedua yang dilakukan peneliti untuk
menguji validitas dengan cara mengecek ulang apakah ada tema-tema yang
bersifat deviant atau menyimpang dan terkesan aneh berdasarkan pertimbangan
dari peneliti. Tema-tema ini dapat dilihat dari alur pembicaraan yang secara
sengaja diarahkan kepada topic diluar topic yang dibicarakan dan terlihat tidak
nyambung dengan yang seharusnya, (Herdiansyah, 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAn
A. PROFIL RESPONDEN
Berikut ini adalah profil dari kedua responden yang sudah terlibat dalam
penelitian ini:
1. Responden 1
Responden yang pertama dalam penelitian ini berinisial A, A adalah
seorang laki-laki berusia 40 tahun. A merupakan generasi atau keturunan ke
tiga dari Soekino Hartono pendiri dari Sumarah. A memiliki postur tubuh
yang tinggi dengan potongan rambut pendek dan memakai kacamata. Dalam
setiap pertemuan dengan peneliti saat tujuan penelitian ataupun dilauar itu, A
selalu menunjukan sikap gembira dan sering tertawa. Dalam memberikan
jawaban penelitan, penjelasaan A cenderung singkat dan tersirat. A adalah
seorang ayah dengan tiga anak, A juga seorang pekerja swasta. Dalam
keorganisasian di Sumarah, A menjabat sebagai sekertaris DPP Sumarah
Regional Daerah Istimewa Yogyakarta. A memutuskan untuk bermeditasi
sejak umur 10 tahun, A dibiat saat umur 13 tahun.
2. Responden 2
Responden kedua dalam penelitian ini berinisial Y, Y adalah seorang
perempuan berusia 43 tahun. Ciri khas dari Y adalah rambutnya yang lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan pendek. Dalam dinamika penelitian, A merupakan orang yang aktiv
dalam menjawab semua pertanyaan penelitian. Dalam menjawab pertanyaan
peneliti, A sering mempertegas jawaban verbalnya dengan perilaku non
verbal. Perilaku tersebut dapat dilihat dari intonasi kata yang tiba-tiba
meningkat dengan sendirinya, ekspresi wajah yang memperlihatkan
kekaguman dan semangat. A merupakan seorang ibu, A berprofesi sebagai
seorang guru di salah satu SMA Negeri di Yogyakarta. A memutuskan untuk
bermeditasi sejak duduk dibangku SMA dan dibiat saat umur 20 tahun.
B. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil analisi terhadap kedua responden yang terlibat. Didapat
beberapa tema yang menjelaskan jawaban dari pertanyaan penelitian. Analisis
penelitian ini dilakukan secara terpisah, dari satu responden kemudian dilanjutkan
ke responden ke dua. Hal ini dilakukan agar analisis dapat dilakukan secara
terfokus kepada setiap responden.
1. Responden I
A. Pengelolan diri negative
Sebelum mendalami meditasi sumarah, A mudah merespon segala
sesuatu dengan emosi dan amarah. Amarah dan emosi yang dialami si A
terkadang sering di pendam sendiri dan mengakibatkan mangkel sendiri.
“kalau saya terus terang. Dulu pernah ada masalah dengan RW, saya
dipanggil diwajibkan sholat, pengajian karena saya ber KTP Islam. Trus
terang saja saya bahwa memang kalo di kelurahan kan gak boleh nulis
agamanya sumarah kan memang harus mengisi yang ada. Saya kan dipaksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sholat dan pengajian, saya kan gak mau, ya saya bilang saya jelaskan” (A,
34)
“pas itu mangkel tapi cuma beberapa hari gak lama, paling mangkel sendiri
kayaknya itu” (A,35)
Sebelum melakukan meditasi sumarah, subjek A merasa ragu dalam
mengambil keputusaan. Tidak merasakan keyakinan pada keputusan-
keputusan yang di ambilnya.
“Yang jelas ya beda mas, kalau dulu nggak langsung terasa disini gitu lho,
hati itu kurang luluhnya” (A, 40)
Selain itu subjek A juga merasakan kekosongan dalam hatinya saat
subjek sedang merasa marah. Subjek menyadari hal itu harus di cegah dengan
melakukan meditasi sumarah
“Kalau jengkel dihati gitu malah rasanya atinya suwung mas, dingin kayak
harus direm supaya jangan mengumpat atau bicara jelek” (47)
B. Regulasi emosi
Dalam mempraktikan meditasi sumarah, subjek A belajar
mengendalikan emosi yang sering kali menjadi respon saat subjek A
mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain.
“Ya pernah, tapi ingat gitu lho. Sebentar saja itu hilang kok mas dengan
zikir gitu. Misanya difitnah teman, ya mangkel tapi ya terus longar longar
gitu aja, ketemu orangnya ya biasa.Sehari gitu dirumah ya mangkel gitu,
wajar sebagai manusia tapi habis itu yaudah ya gak papa. (A,27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pengendalian emosi yang dilakukan subjek A diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti halnya berelasi dengan orang lain. Hal ini
dapat dilihat saat subjek A mengendalikan emosinya.
Sepintas sepintas aja mas, tetep ada rasa itu tapi ya gak terus gimana
gitu.(A,33)
Kemampuan subjek A dalam mengendalikan emosi diterapkanya
dalam lingkungan keluarga. Subjek A lebih dapat mengendalikan emosi
dirinya ketika mengambil keputusan.
Ya kalau sekarang gimana baiknya mas, gak emosi. Dibicarakan dengan
istri gimana baikanya untuk anak, maunya apa (A,45)
Setelah subjek A melakukan praktik meditasi sumarah, subjek A lebih
dapat mengendalikan emosinya dan mengubah perilakunya. Subjek A
menyadari perilaku buruk yang diakibatkan emosinya akan menimbulkan
konsekuensi yang buruk.
“Kalau marah ya marah tapi cuma omongan, dihati malah gak jengkel gak
dendam, ya marah aja dimulut, beda kan rasanya, saya malah takut kalau
marah di hati mangkel malah takut ada apa-apa, gak berani sampai
mengumpat jelek sampai dihati mangkel gitu nanti kalau kejadian malah
bahaya, ngomong ya ngomong aja tapi dihati enggak” (A, 46)
C. Perubahan sikap menjadi lebih positif
Pengendalian emosi yang dilakukan oleh subjek A, membuat sikap
subjek A semakin tenang dalam menghadapi permasalahan yang ada di
kehidupan subjek. Subjek menjadi lebih tertata dan mengetahui apa yang
harus dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
“Ya mungkin saya menilainya mungkin karena sumarah bisa seperti itu.
Menghadapi ibu meninggal, bapak sakit ya namanya orang dewasa saja
kalau mengahadapi itu, liat orang tua sakit udah bingung to, gimana biaya,
cari uang, bisa ngerawat, saya biasa aja ya dijalani saja “(A, 25)
Dalam menghadapi permasalahan yang di alami oleh subjek A, subjek A
mempraktekan cara-cara yang di ajarakan dalam Meditasi sumarah yaitu
pasrah dalam hati dan tenang, hal tersebut membuat subjek A lebih siap
menghadapi masalah yang ada.
“Gak ada sih, ada tapi ya langsung selesai, nggak pernah lama. Kalau
belum selesai ya pasti dengan waktu ya selesai. Semua terselesaikan, tapi
nggak menyelesaikan itu bukan masa bodoh ya, kalau sumarah ya dengan
pasrah dengan hati, diam, tapi beda sama orang yang diam tapi luweh-
luweh kan ada, diam tapi hatinya kemrungsung ya sama aja. Biar saja
masalah tetap berjalan tapi hatinya tetap pasrah gitu aja” (A, 28)
Ketenangan yang dimiliki subjek A dalam menghadapi permasalahan,
membuat subjek A semakin iklas dan tidak merasa kecewa dalam menerima
konsekuensi dari permasalahan tersebut.
“Tapi di hati saya ya nggak ada perasaan kecewa atau apa. Tapi waktu itu
ya pikiran saya cuma mengurus bapak, trus umur saya bertambah untuk
dapat pekerjaan seperti itu kan ya sudah susah ya mas, tapi ya gak papa”
(A, 57)
Selain perubahan sikap positif dalam hal ketenangan dan keiklasan dalam
menghdapi permasalahan, subjek A juga merasakan perubahan sikap positif
dalam kehidupanya. Subjek A merasa lebih dapat menempatkan dirinya
didalam lingkungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
“Biasa aja sih mas, bisa menyesuaikan diri dimana tempat kita berada mas,
sopan. Gak yang sok nuani, misal melakukan sesuatu ya tau batasnya” (A,
64)
Selain itu selama mengikuti meditasi sumarah subejk A merasakan
ketenangan dalam hatinya. Ketenang hati yang dimiliki subjek A
membantunya dalam menghadapi permasalahan yang muncul.
“Kayak biaya sakit, persalinan anak saya itu ya ada aja mas. Entah gimana
pasti kok nya ada jalannya, saya sampai sekarang itu gak ada utang lho
mas, lebih enggak tapi cukup aja. Setiap ada masalah itu ya sujud supaya
dilancarkan atau apa ya enggak ya sujud aja dengan hati yang tenang lha
kok ternyata dilancarkan segala sesuatunya” (A, 53)
Dengan meditasi sumarah subjek A menyadari bahwa segala
kehidupanya di tuntun oleh Tuhan. Tuntunan tersebut membuat subjek A
sadar akan adanya Tuhan.
“Tapi dengan sumarah itu tertuntun gitu lho mas, yang nuntun ya Tuhan.
Tapi dengan kehidupan seperti ini kan kita jadi sadar bahwa Tuhan itu ada”
(A, 63)
D. Hubungan positif dengan orang lain
Penempatan diri yang baik membuat subjek A dapat menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain. Walaupun subjek menjadi pengikut
Sumarahakan tetapi hubungan dengan orang lain tetap berjalan baik.
“SMP gitu udah bisa bedain teman, oo dia itu gini gitu. Tapi kan kalo
punya gini kan gak boleh cerita-cerita kalo dulu gitu, yaudah karena dia
beda keyakinan ya udah belajar ininya ya temen-temen tau masa-masa labil
gitu, tapi ya tetep berteman seperti anak-anak muda, pacaran..pacaran.”(A,
17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hubungan dengan tetangga di sekitar rumah subjek A juga terjalin dengan
baik
“Nggak ada mas, baik kok. Cuma sama RW tadi aja, selesai itu malah saya
ditunjuk jadi sekretaris.” (A, 39)
E. Proses pengelolan pikiran saat meditasi
Dalam praktif meditasi subjek A belajar untuk lebih dapat berfokus
pada pikiranya. Dalam praktiknya subjek A mencoba tenang, tidak
memikirkan sesuatu yang mempengaruhi focus pikiarnya saat bermeditasi.
“Kalau doa ya doa aja nggak usah mikir yang lain-lain. kalau dulu kan
sumarah itu gak boleh mikir, harus tenang” (A, 32)
Pikiran yang focus saat bemeditasi membuat subjek A dapat
menyadari stimulus yang muncul saat subjek A akan marah. Kesadaran
tersebut membuat subjek A dapat mengendalikan diri ketika subjek akan
marah.
“Rasanya itu kayak ada yang mengendalikan mas. Marah tapi yang gak
bikin orang lain sakit hati. Tapi dengan sumarah lho mas, kalau nggak
sumarah malah nggak bisa niteni seperti itu” (A, 48)
Pengendalian diri yang dilakukan subjek A membuat subjek lebih
dapat mengendalikan nafsu yang ada dalam dirinya. Hal tersebut dikarenakan
subjek A menyadari permasalahan hanya berada di dalam pikiran saja.
“Terkadang kan kita terbelenggu atas nafsu kita sendiri padahal gak
sesulit yang ada dipikran kita kalau dijalani itu mas. Makanya ketika
nafsu kita udah dilepas ya udah lebih mudah untuk menjalani”.(A,76)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
F. Penerimaan Diri positif
Praktik meditasi Sumarah yang dilakukan oleh A memberi pengaruh
juga terhadap penerimaan akan dirinya. Salah satunya perubahan yang dialami
adalah A menjadi lebih percaya diri menerima dirinya tanpa keinginan untuk
menjadi seperti orang lain.
“ya gak ikut-ikutan orang. Oh yaudah percaya diri gitu aja, ya pas muda
gitu misalnya mengidolakan siapa, yaudah gak tertarik, biasa aja,
yaudah saya berjalan biasa gitu aja, “(A,23)
Dengan kepercayaan diri yang dimiliki A terhadap dirinya menjadikan
A lebih dapat menerima segala sesuatu yang dimiliki dalam hidupnya. A
menjadi pribadi yang tidak iri dengan apapun yang dimiliki orang lain.
”Tapi saya ya memang gak berlebih, pingin kayak orang lain gitu
ya enggak kok mas, nanti ada waktunya, ya pokoknya seneng aja, liat
orang lain punya apa ya gak papa, gak pengen gak apa, biasa aja. Trus
mikir harus punya harus bisa ya enggak juga.(A,69)
Selain A lebih dapat menerima segala sesuatu yang dimiliki dalam
hidupnya, A juga memandang permasalahan yang ada dalam hidupnya
sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kualitas dirinya. A memandang
permasalahan yang ada dalam hidupnya sebagai sarana untuk meningkatkan
derajat keimanannya terhadap Tuhan
“Kalo contoh universal susah ya, yang penting bisa mengahadapi
aja, dengan sumarah kan ya harus dengan cobaan to biar martabat dan
keimanannya meningkat ya bisa menghadapi cobaan itu tadi. Tapi kan
orang beda-beda ya, sifatnya tiap orang beda-beda”.(A, 26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
G. Otonomi
Setelah mengikuti meditasi sumarah, A memiliki otonomi yang baik.
Hal tersebut nampak ketika A mengambil keputusan dalam hidupnya. A lebih
tertata dalam mengambil keputusan, A juga menjadi lebih tenang dalam
mengambil keputusan dalam hidupnya.
“Kalau sekarang kira-kira ada masalah gitu, hati itu ya sudah tertata
gitu lho.Bahkan untuk bicara aja dengan hati yang tenang itu ya
bicaranya bisa pas gitu aja. (A, 41)
Selain itu subjek A dapat menerima segala bentuk resiko dari
keputusaan yang di ambilnya. Subjek A tidak meras marah, kecewa dan
kawatir dengan keputusannya. Subjek menerima dengan baik.
“Apa ya mas..gak ada kayaknya mas. Kalau saya sih meskipun keputusan
yang saya ambil itu salah ya saya terima mas, resikonya seperti apa ya saya
terima” (A, 42)
“Misalnya, mau pergi kerumah teman keluar kota, tapi gak ketemu ya udah
harusnya gelo tapi yaudah itu resiko saya karna saya sudah milih gak
datang kepernikahan teman malah milih pergi kerumah teman, yaudah gak
papa” (A,43)
H. Tujuan Hidup
A memiliki tujuan hidup sebagai usaha untuk membesarkan anak-anak
hingga dewasa dan mandiri. Selain itu, si A juga akan tetap mengikuti
Sumarah karena A merasa di Sumarah ia menemukan kehadiran Tuhan.
“Ya membesarkan anak sampai dewasa mas, sampai madiri lah. Saya akan
tetap di sumarah, cekelan saya ya tetap sumarah, percaya pada Tuhan. Ya
pokonya menjalani hidup sebagai manusia seutuhnya. (A,77)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
I. Pemaknaan Hidup
Melalui meditasi sumarah, A memaknai hidup sebagai hal yang harus
dijalani dan mengalir.
“kalau saya kehidupan ya menjalani kehidupan itu aja mas, dari kecil saya
hidup hingga sekarang sudah berkeluarga ya saya jalani saja. Menjalani
hidup itu, semuanya ya berjalan itu aja.” (A, 55)
“..tapi sekarang ya dijalani aja. Dulu pernah selesai saya lulus dari kuliah
pertanian saya ada panggilan kerja di luar jawa tapi waktu itu kan ayah
saya juga sakit. Saya milih mengurus bapak saya dari pada kerja disana,
padahal kalau dipikir kerja kan buat masa depan ya mas tapi saya milih
mengurus bapak saya yang gak sehari dua hari, tapi sayaya menjalani aja,
ini tanggung jawab saya sebagai anak.”(A, 56)
J. Makna Kebahagiaan
Makna kebahagiaan bagi subjek A ialah ketika dia dapat menerima
segala hal dengan tidak berlebihan atau sewajarnya. Penerimaan yang
sewajarnya tersebut membuat subjek A merasa lebih tenang dalam
kehidupanya.
“Ya kalau di sumarah itu ya tenang itu aja mas, perasaan tenang, sedih ya
gak sedih, senang ya ra banget-banget. Nerima sumarah itu ya gitu misal
dapat sesuatu yang membahagiakan ya gak bahagia banget-banget”(A, 71)
Selain itu subjek A memaknai kebahagiaan dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang berjalan dengan lancar, dipermudah dan terpenuhi kebutuhan
dalam kehidupanya. Kebahagiaan itu didapat subjek selama mengikuti
sumarah.
“Ya iya mas,apa apa lancar, dipermudah, terpenuhi ya bahagia. Kalau di
wewarah kan ada ikut sumarah itu terjamin hidupnya, dan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
merasakannya. Saya selalu merasa dipermudah dalam hidup mas, ngurus
apa apa gitu kayak dipermudah aja. Kebetulan dipermudah sampai urusan
yang kadang malah bukan urusan pribadi”. (A,65)
II. Responden II
A. Pengelolaan diri negatif
Sebelum mengenal dan mendalami Meditasi Sumarah Subjek Y sulit
mengontrol stimulus eksternal yang membuat subjek Y mengalami emosi
tinggi dan marah. Gejolak emosi dan amarah yang di alami subjek Y pada saat
itu sangat luar biasa.
“Misalnya ngadepi anak-anak seperti ini, dulu itu mas saya itu
gejolak emosinya itu awal-awal ya luar biasa” (Y, 13).
Emosi yang tinggi tersebut membuat subjek Y sulit untuk menyadari
dan mengontrol emosi dirinya yang ada. Terkadang saat marah subjek Y
ngedumel sendiri dan ngomong sendiri
“Kalo saya sih emosi masih mas, seperti yang sudah saya
sampaikan tadi, tapi kalo marah sudah tidak seperti dulu, kalo dulu itu,
ini tu ee...ngomong sendiri, ngedumel sendiri” (Y, 35)
B. Regulasi Emosi
Setelah subjek Y mengikuti Meditasi Sumarah, subjek Y merasa lebih
dapat mengontrol emosinya. Walaupun emosi tersebut terkadang masih ada,
namun saat ini subjek Y lebih dapat mengendalikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
“Emosi ,masih ada mas karena kan...ada batesannya tapi kalo sekarang,
kalo yang saya rasakan ya udah jauh beda banget dulu dan sekarang,
sekarangitu bisa lebih ngontrol” (Y, 36”)
Cara subjek dalam mengontrol emosi yang muncul membuat subjek Y
lebih dapat aware terhadap kondisi emosinya. Subjek Y dapat menyadari jika
subjek akan marah, aware terhadap emosi yang dimilik subjek Y membuat
subjek dapat mengontrol emosinya dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan.
“tapi ternyata di sumarah bisa lho nglerem, dan kita tahu kalo kita
sebetulnya mau marah nah tapi kalo kita mendekatkan diri ke Tuhan ya
harapannya semuanya lebih baik”. (Y, 15).
Selain perasaan tenang saat dapat mengendalikan emosi yang ada.
Subjek Y juga merasakan kesejukan dan kenikmatan saat bisa mengatur
emosinya.
“Terus rasanya itu ya sejuk ya nikmat. Kalau bisa kayak gitu mas
isoh ngatur emosine” (Y, 50)
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
Perubahan yang mempengaruhi aspek emosi juga mempengaruhi aspek
pikiran. Karena emosi yang dapat dikontrol dengan baik, pikiran subjek menjadi
lebih positif. Subjek Y menanggapi stimulus eksternal dengan pikiran positif,
dengan tidak memikirkanya banget-banget dan menanggapinya biasa saja.
“Semuanya pasti ada mas, kalo dipikir banget-banget nanti malah kita
sendiri yang rugi yang penting kita tidak seperti itu, kadang itu mikirnya
kita klenik kita punya ritual yang melenceng dianggap beda tapi meskipun
kita terangkan ke yang melakukan diskriminasi itu udah seperti itu,
weslah sing pentingaku raseperti itu, tapi tempat kami memang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ada seperti itu, monggo saja setiap orang kan punya pilihan tapi saya
tidak seperti itu” (Y, 19)
Selain itu, setelah ikut sumarah subjek merasa lebih tahu harus
bersikap seperti apa ketika sedang menghadapi permasalahan, fokus
terhadap masalah sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Sebelum
ikut sumarah, subjek sering grusa-grusu, tidak fokus ketika menghadapi
masalah.
“tapi terus lepas kendali, kita jadi bisa mikir oh dadi besok kalo ngene
aku kudu ngene lho hehhe.. enaknya disitu lainnya itu kalo kayak gitu, lha
aku kudu ngene kudu ngono wah jan spontanitas mesti gitu,, enaknya
disitu, jadi nek menghadapi sesuatu wes ngerti kudu ngene. (Y,26)
D. Perubahan sikap menjadi lebih positif
Pikiran positif yang dimiliki oleh subjek Y, membuat subjek Y lebih tenang
dan lebih santai dalam menghadapi berbagai hal yang ada. Yang dulunya serba
kemrungsung (tergesa-gesa) dalam menyikapi berbagai hal yang ada, sekarang
lebih dapat mengontrolnya.
“Kalo yang baik ya semuanya jadi lebih santai, misalnya dapat tugas
besok harus mengerjakan ini, kalo dulu kan pasti wes kemrungsung wah
piye iki gitu gitu to mas, tapi kalo sekarang yaudah santai, karena ya
gimana ya, bukan berarti kita tidak terus tidak melakukan itu tidak, tapi
menerimanya jauh lebih santai “ (Y, 24)
Setelah ikut sumarah, subjek merasa bahwa tidak ada lagi perasaan
“sumelang” dalam dirinya karena segala sesuatu sudah dipasrahkan kepada
Tuhan. Subjek merasa hatinya merasa lebih tenang merasa “ayem” dan
“enteng” setelah ikut sumarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
“Ohh... alasannya itu di hati itu enak e mas, yang ada hanya rasa tenang
dan tentram di hati gak takut apa-apa. Jadinya gak ada pemikiran
sumelang itu gak ada jadinya yang ada pasrahin aja dengan gusti Allah
adinya lebih enteng gimana ya yang ada rasa ayem.” (Y, 1)
Perubahan dalam aspek pikiran juga mempengaruhi sikap positif dari
subjek Y, dahulu ketika ada respon yang memunculkan reaksi negative pada
diri Y, sikap yang ditunjukan adalah sikap negative. Sesudah mengikuti
meditasi Sumarah sikap yang dulunya negative berubah menjadi lebih positif.
Perubahan sikap ini ditandai dengan kecenderungan A menyikapi permasalahan
dengan santai dan tenang.
“tapi Tuhan berikan banyak cara, kita kadang ... yawes jalan aja
nanti juga pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada
jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae,
nanti pasti adajalannya, entah dari mana” (Y, 41)
Selain lebih tenang dan santai, subjek Y juga lebih dapat bertanggung
jawab saat di berikan kepercayaan oleh orang lain.
“karena kita itu dikasih tanggung jawab itu banyak e nah kalo kita
udah tau itu tu hidup dadi ora sekarep e dewe gitu lho..kalo saya
pribadi lho” (Y, 33).
Selain tanggung jawab subjek Y sebagai seorang istri dan seorang ibu
tetap dijalaninya. Walaupun subjek Y mempunyai kewajiban lain yaitu bekerja.
Tanggung jawab yang dilakukan oleh subjek Y dilakukan dengan cara
menghindari dan tidak melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya.
“Kalo saya dengan keluarga yaudah saya bekerja tapi ya keluarga
tetap nomor satu,nah kalo disekolah piye carane tidak melepas dari
tanggung jawb, artinya jangan sampai kita melakukan hal-hal yang
tidak guna” (Y, 34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Selain itu subjek Y juga melakukan refleksi dan intropeksi pada dirinya.
Refleksi dan intropeksi yang dilakukan subjek Y membuat subjek lebih dapat
mengontrol stimulus yang memunculkan reaksi negative
“disatu sisi kalo kita cerita keteman-teman ya kembali kekita juga,
yasudah capek kalo disana mau seperti apa ya tetap aja, ini
kaitannya sama keyakinan, tapi saya cuek aja sih mas, saya kadang
nganggep gojek” (Y, 43)
Subjek juga tidak lagi merasa was-was dan khawatir dengan dirinya, tidak
merasa takut bila tidak diterima oleh orang lain. Subjek selalu percaya bahwa
setiap permasalahan yang ada dalam hidupnya sudah ada jalanya, sudah ada
yang menentukan yaitu Tuhan.
“Apa yo mass, yang pertama itu ya santai, yang kedua itu kita itu
berteman juga enak, tidak ada apa yaa, jadi berteman dengan semua
itu sama tidak ada rasa was-was, tidak ada rasa duh klambimu kok
koyo ngono yo, wedi aku ra diterima atau gimana itu gak ada,” (Y,
9)
“yawes jalan aja nanti juga pasti ada, entah itu seperti apa harus
apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok
e santai wae, nanti pasti ada jalannya, entah dari mana. tapi Tuhan
berikan banyak cara”,(Y, 40)
Selain itu selama mengikuti meditasi sumarah, subjek Y lebih dapat
mengenali dirinya sendiri (aware)
“Wah haa lucu itu mas, sujudtan itu sebenernya kita bisa mengenal
diri kita malu sendiri itu lo” (Y, 46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
E. Hubungan Positif dengan Orang Lain
Walaupun subjek Y mempunyai kepercayaan yang berbeda dengan
teman-temanya, tetapi subjek tetap menjaga hubungan yang baik. Hal tersebut
ditunjukan subjek dengan mengantarkan sahabatnya pergi ke sendangsono.
Walapun subjek Y tahu sendangsono merupakan tempat beribadah umat nasrani.
“saya islam tapi temen-teman yang katholik juga banyak, kadang
nganter ke Sendang sono, maksudnya adalah tidak terus fanatik, jadi
tetep ke sendang sono, padahal kan jauh kan ya mas. Pas motonya,
dulu kan motornya yang hitam itu, saya juga kenal frater, frater kan
juga nganterin ke rumah, dan bapak saya juga tau kalo itu frater
karena kan gak bisa dibohongi kan facenya, pembawaannya juga
beda, pasti beda, kok ngertos pak? yo bedolah hehhe” (Y. 7)
Hubungan positif dengan sahabat-sahabatnya nampaknya diterapkan
subjek pada kehidupan bermasyarakat di desanya. Subjek sebisa mungkin ikut
berkontribusi pada kegiatan sosial di desanya misalnya menyediakan snack saat
ada kerja bakti yang diadakan di desa.
“Ya setiap kegiatan apa aja saya ikut, ya saya menunjukan saya itu
memang berbeda, tapi untuk urusan masyarakat, usaha sosial di
masyakarat, yang penting kita ketok di masyarakat, baik apa yang
bisa kita lakukan untuk bersinergi dengan masyarakat ya sudah
dilakukan.misalnya adakerja bakti ya ngetok, bisa ngasih snack ya
ngasih. (Y,15)
Dalam hubungan bermasyarakat, subjek tidak pernah ingin bersikap
baik hanya agar orang lain tidak lagi berpandangan buruk terhadap keyakinanya
namun subjek selalu bersikap baik kepada orang lain dengan keikhlasan. Subjek
berkeyakinan bahwa yang penting saya berbuat baik kepada siapa saja, terserah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
orang lain mau tetap berpikiran buruk atau merubah pemikirannya menjadi
lebih baik terhadap dirinya.
“Oh kalo itu ya baik mas. harus baik, yang penting kita menujukan
keihlasan, menunjukan tidak adanya perbedaan antara kita, kita
mau menolong siapapun gak masalah jadi dengan cara kayak gitu
itu orang yang meihat ya biarkan melihat, yang bisa merasakan ya
merasakan, yang bisa merubah sikap ya monggo merubah sikap,
yang belum bisa ya gapapa.( Y, 22)
Subjek juga tidak pernah pilih-pilih dalam berteman. Subjek mau
berteman dengan siapa saja, meskipun terkadang teman-temannya sering
berprilaku menyimpang namun subjek tidak pernah terpengaruh dan tetap
berteman. Subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya,
sebisa mungkin tidak menyakiti hati orang tuanya.
“Tapi saya bersyukurnya itu untuk penyimpangan-penyimpangan
saya memang berusaha untuk tidak, tapi bukan berarti saya pilih-
pilihteman, teman saya banyak dan saya tidak milih-milih dalam
berteman, malah kadangsaya suka nungguin teman-teman saya
yangsuka aneh-aneh tapi yangpenting saya tidak seperti itu, saya
tetap berteman jadi artinya untuk penyimpangan sosial gak ada,
malah kadang saya suka membantu teman-teman kayak volunter-
voluntergitu mas dan saya juga sama orang tua ya berusaha sebaik
mungkin jangan sampe menyakiti, kalo bisa bantu ya bantu” (Y 29-
30).
F. Penguasaan Lingkungan
Sebagai orang Sumarah, banyak sekali pengalaman yang dialami oleh
subjek, baik itu pengalaman positif dan negatif. Pengalaman negatif yang sering
dialami subjek adalah diskriminasi. Subjek sering mengalami diskriminasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
tempat kerja, namun subjek tetap tidak terpengaruh. Menurut subjek, apapun
yang terjadi di lingkungan kita baik maupun buruk tergantung kepada diri kita
sendiri.
” Apa ya, kalo dari berteman ya ada beberapateman di tempat kerja ya ada
yang seperti itu, masyarakat ya ada tapi tergantung padakitanya.
Sekarang kalo saya sih terus terang sudah tidak memikirkan itu,” (Y, 16)
G. Otonomi
Setelah mengikuti Sumarah, mulai muncul dalam diri subjek sikap dewasa
dan tanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari apa yang dilakukannya.
“Saya sudah dewasa sudah tau konsekuensinya dari apa yang saya pilih,
nggak usah kepercayaan siapapun itu wes, agama apapun wes, tapi saya
sungguh percaya pada Gusti”(Y, 17)
H. Makna Kebahagiaan
Makna kebahagiaan dari subjek Y adalah ketika subjek dapat melihat
anaknya merasakan kebahagiaan.
“Mereka bahagia saya ikut bahagia, kalo anak mengalami apa ya jadi
evaluasi kita” (Y, 38)
Selain itu, makna kebahagiaan dari subjek Y adalah ketika subjek dapat
menerima stimulus baik maupun buruk, dapat menerima permasalahan yang ada
“Gak ada gejolak gitu lho, nerimanya juga enak ya itulah yang saya
rasakan di sumarah. Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesjukan
kenikmtan. Wahh seneng banget mas kalau bis kayak gitu kie, yaa emosi
juga bisa terkontrol. Kalau dulu pas masih muda itu senengane
ngegrundel dewe. Ohhh… kok isoh ilang dewe yo aneh” (Y, 52)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
I. Pemaknaan Hidup
Di dalam Sumarah, subjek memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang harus
dijalani sesuai dengan tuntunan Tuhan dan melakukan segala sesuatu sebaik
mungkin dan tetap bertanggung jawab.
“Kalo saya itu hanya sebatas menjalani hidup, dengan benar, sesuai
tuntutan dari Gusti Allah, tapi juga tidak lupa bahwa segala sesuatu itu tidak
lepas darinya. Menjalani wae, menjalani wae dengan apik, apa yang bisa
kita lakukan ya lakukan, sebaik mungkin, tidak melepas tanggung jawab,”
(Y, 32)
J. Tujuan Hidup
Saat ini, subjek memiliki tujuan hidup sebagai usaha untuk membesarkan
anak-anak, mengenalkan dan mengajarkan tentang rasa syukur.
” Ya anak bisa tumbuh besar hehhe... gizi tercukupi ya to, senang, tujuan
pertama itu ya anak-anak. Banyak hal yang saya ajarkan keanak-anak, ke
masyarakat saya kenalkan agar mereka terbiasa, kepanti asuhan, untuk
mengajarkan rasa syukur, artinya ya mereka sehat senang bahagia dan
bisa ngerti orang lain, dan menjadi lebih baik, wes sepele itu tok hehe
mergo aku ibu mas hehehe...jadi ketika saya melihat mereka bahagia saya
ikut bahagia, kalo anak mengalami apa ya jadi evaluasi kita.” (Y, 37)
K. Penerimaan diri positif
Subjek Y mempunyai penerimaan terhadap stimulus yang tidak
menyenangkan pada dirinya, saat banyak orang membicarakan tentang
kepercayaan dak keyakinan yang subjek Y hidupi. Subjek Y tidak
mempermasalahkan hal itu dan menerima hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
“Allah bahwa kalo kita niatnya baik lama-lama kita akan diberikan apa ya,
kemudahan istilahnya. Bisa tapi memang tidak bisa yakin semua bisa
menerima kita itu memang tidak bisa saya itu aja ya semua saya terima
tapi itu bukan berarti terus itu merubah hidup saya gimana gimana gitu
enggak” (Y, 18)
Selain itu subjek Y juga menerima dan mensyukuri segala sesuatu yang
dia punyai, subjek mempunyai kepercayaan jika segala sesuatu jalani pasti akan
ada jalanya. Saat subjek Y tidak mempunyai uang subjek respon yang muncul
adalah santai. Berbeda sebelum mengikuti meditasi sumarah, respon yang
biasanya muncul dari diri subjek adalah grusah-grusuh (tergesa-gesa).
“Tuhan berikan banyak cara, kita kadang ... yawes jalan aja nanti juga
pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada jalannya. Punya uang
dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti adajalannya, entah
dari mana” (Y, 41)
C. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti membagi pembahasan dalam dua bagian.
Pada bagian pertama akan dibahas mengenai kondisi meditator sebelum
mempraktikan meditasi sumarah dan pada bagian kedua akan dibahas hal yang
dilakukan meditator saat melakukan meditasi sumarah sehingga dapat memaknai
kebahagiaan.
1. Kondisi sebelum melakukan meditasi Sumarah
Sebelum memulai praktik meditasi Sumarah, meditator mudah
merespon segala sesuatu dengan emosi dan amarah. Respon berupa emosi
negative yang mudah muncul tersebut membuat meditator merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
ketidaknyamanan dalam dirinya. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh
meditator yang disebut dengan istilah mangkel sendiri. Meditasi sumarah
menjelaskan bahwa hal tersebut dapat terjadi dikarnakan meditator tidak
berada dalam keadaan rileks secara emosional dan membuka dirinya. (Stange,
2009). Stange, (2009) juga mengatakan bahwa meditator harus berada dalam
keadaan santai secara fisik, emosional, mental, dan mengurangi hambatan
yang biasanya muncul antara kita dengan realitas yang berada di sekitar kita.
Dalam melakukan meditasi sumarah seseorang harus membuka diri dan tetap
berada dalam keadaan rileks.
Selain itu sebelum melakukan Pratik meditasi sumarah, meditator sulit
untuk mengontrol emosinya. Kesulitan dalam mengontrol emosi tersebut
membuat meditator tidak menyadari akibat yang muncul dari ketidak
mampuan meditator dalam mengontrol emosinya. Meditator sering ngedumel
sendiri atau ngomong-ngomong sendiri. Dalam meditasi sumarah keadaan
tersebut muncul dikarenakan ego atau hawa nafsu yang tidak terkontrol dalam
istilah meditasi sumarah tidak dapat mengheningkan ego dan hawa nafsu
(Direktorat Kebudayaan, 1980).
2. Mekanisme meditasi sumarah sehingga dapat memaknai kebahagiaan.
Setelah mempraktikan meditasi sumarah, meditator lebih dapat
mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya. Sebelum mempraktikan
meditasi sumarah, meditator cenderung merespon stimulus yang tidak di
sukainya dengan respon marah atau emosi negatif. Setelah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
meditasi sumarah, meditator lebih dapat mengendalikan emosinya. Menurut
Celestin-Westreich (2012), hal ini dikarenakan dalam praktik meditasinya,
meditasi sumarah tidak melakukan mekanisme penilaian (nonjudgement).,
terhadap stimulus eksternal yang membuat meditator memunculkan respon
marah. Nonjudgement yang dilakukan meditator memunculkan apa yang
dinamakan ketenangan jiwa, pada tahapan hening. Tenangnya jiwa ialah
ketika kita tidak terpengaruh oleh suara-suara yang menyakitkan hati yang
berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh berita-berita buruk yang berasal
dari luar diri, tidak terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk orang lain
terhadap diri (Direktorat Kebudayaan, 1980). Keberhasilan meditator dalam
mengendalikan emosinya, merupakan factor internal dari kebahagiaan
seseorang. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Seligman (2002)
yang mengatakan bahwa ketika seseorang dapat mengetahui dan mempelajari
bentuk emosi positif, diharapkan dapat mengarahkan emosinya kearah yang
positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang
masa depan dan cara menghadapi kehidupan saat ini.
Selain itu meditator dapat mengenali emosi yang akan muncul, hal
tersebut membuat meditatator semakin menyadari stimulus yang muncul saat
itu. Stimulus yang membuat meditator memunculkan respon emosi dan
marah. Sudarno ( Stange, 2009) menjelaskan meditasi sumarah sebagai suatu
proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin dan terhadap apa
yang sedang berlangsung saat itu sehingga batas antara pengawas dan diawasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
menjadi cair. Dalam pernyataan Sudarno tersebut, meditasi sumarah
mempraktikan proses pengamatan terhadap stimulus-stimulus yang
memunculkan respon negative bagi meditator. Diharapkan saat meditator
menyadari stimulus tersebut, meditator dapat mengontrol respon negative
yang akan muncul.
Praktik meditasi sumarah yang dijalani oleh para meditator, membuat
para meditator lebih tenang, damai dan iklas dalam menghadapi berbagai hal
dalam kehidupannya. Menurut Seligman (2013), perasaan tenang, damai dan
ikhlas merupakan salah satu bentuk dari kebahagiaan yaitu hidup yang
nyaman. Hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala keperluan
kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani,
rohani dan sosial. Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang
aman, tentram dan damai.
Setelah meditator mengikuti meditasi Sumarah, meditator lebih
mampu menyadari emosi yang ada di dalam dirinya, hal ini menjadikan
meditator mampu mengontrol emosi yang ada pada dirinya ketika
mendapatkan stimulus yang tidak menyenangkan. Menurut Wals (Subandi
2003) mengemukaan bahwa meditasi merupakan teknik atau metode latihan
yang digunakan untuk melatih perhatian sehingga dapat meningkatkan taraf
kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses‐proses mental menjadi
lebih terkontrol secara sadar. Dalam hal ini kesadaran meditator dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mengontrol emosinya nerupakan peningkatan dalam diri meditator, meditator
mengalami pertumbuhan pribadi yang baik. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Ryff (1995) tentang aspek pertumbuhan pribadi pada
kebahagiaan. Ryff (1995) mengatakan bahwa individu yang memiliki
pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan adanya,perasaan mengenai
pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang diri sendiri
sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari
potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri
dan tingkah lakunya setiap waktu, serta dapat berubah menjadi pribadi yang
lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah..
Ketika meditator sudah mampu menyadari dan mampu mengontrol
emosi dalam dirinya maka meditator akan merasa lebih tenang, sejuk dan
merasakan kenikmatan karena mampu mengendalikan emosi negatifnya. Hal
tersebut konsisten dengan mekanisme dalam Meditasi Sumarah. Dalam
Meditasi Sumarah, kesejukan yang dirasakan oleh meditator dikarenakan
meditator memasuki tahapan eling dalam meditasi sumarah. Dalam tahap
eling, mekanisme yang dilakukan adalah mengontrol ego dan hawa nafsu,
tahap menyatunya angen-angen yang merupakan inti dari raga yang secara
otomatis dengan yang namanya rasa yang disebut inti dari jiwa. Ketika
meditator merasakan kesejukan di dalam dada, dada terasa longgar, tidak ada
rasa khawatir dan rasa takut yang ada hanya berserah diri pada Tuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
terasalah aman, tenang dan damai (Direktorat Kebudayaan, 1980). Dalam
keadaan yang seperti ini manusia telah menjadi manusia yang utuh, manusia
yang tidak hanya terdiri dari kesadaran raga saja. Tetapi manusia yang
mempunyai kesadaran jiwa raga sepenuhnya (awareness).
Selain meditator mampu mengontrol emosi yang ada pada dirinya
dengan baik, melalui meditasi sumarah meditator juga memiliki pikiran yang
lebih positif terhadap stimulus eksternal yang ada dan tidak memikirkan
banget-banget. Menurut meditasi sumarah. hal ini dikarenakan dalam praktik
meditasinya, meditasi sumarah tidak melakukan mekanisme penilaian
(nonjudgement) Celestin-Westreich (2012), terhadap stimulus eksternal yang
membuat meditator memunculkan respon marah. Nonjudgement yang
dilakukan meditator memunculkan apa yang dinamakan ketenangan jiwa,
pada tahapan hening. Tenangnya jiwa ialah ketika kita tidak terpengaruh oleh
suara-suara yang menyakitkan hati yang berasal dari luar diri, tidak
terpengaruh oleh berita-berita buruk yang berasal dari luar diri, tidak
terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk orang lain terhadap diri
(Direktorat Kebudayaan, 1980). Hal tersebut membuat meditator tidak
memikirkan stimulus eksternal dengan berlebihan, sehingga membuat
meditator dapat berfikir secara positif.
Selain itu, selama meditator mengikuti praktik meditasi. Meditator
belajar untuk berfokus pada pikirannya. Dalam praktiknya, meditator
mencoba tenang dan tidak memikirkan sesuatu yang mempengaruhi fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pikiranya saat bermeditasi. Hal tersebut seperti yang dikatakan Celestin-
Westreich (2012). Meditasi Sumarah ini adalah praktek meditasi yang
berfokus, tidak menghakimi (nonjudgement), tidak reaktif (non-reaktif), dan
merupakan kesadaran metakognitif Celestin-Westreich (2012). Pikiraan fokus
membuat meditator masuk dalam aliran kesadaraan. Aliran kesadaran
tersebut, membuat meditator menyadari bahwa permasalahaan yang ada
dalam kehidupanya bersumber dari pikiran. Proses perubahan tersebut pada
akhirnya akan membawa meditator dalam aliran kesadaraan dalam pikiran.
Hal ini sama dengan yang di kemukakan oleh Stange (2009), perhatian yang
tadinya berada di pikiran kemudian terpendar melalui segala yang ada. Setelah
perhatian dihayati sebagai sesuatu yang bersifat batin, lebih dari sekedar sadar
tentang dimensi batin, muncul apa yang disebut dengan kesadaran batiniah
dan penerimaan lahiriah.
Kemampuan menyadari permasalahan yang ada membuat meditator
lebih tenang dalam menghadapi permasalahan, hal ini dikarenakan
kewaspadaan terhadap stimulus yang meningkat. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Segall (2005) meluaskan wilayah kesadaran dapat meningkatkan
pencatatan (pengawasan) terhadap tubuh (body) serta pengalaman perasaan.
Mekanisme tersebut dapat meningkatkan kapasitas kewaspadaan, perasaan
dan perilaku.
Para meditator juga mengalami perubahan sikap, menjadi lebih tenang,
damai dan tidak ada rasa khawatir selama menjalani praktik meditasi sumarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hal ini dikarnakan dalam latihan meditasinya meditator memasrahkan
(menyerahkan) segala sesuatunya kepada Tuhan dan nrimo (menerima)
kehendak Tuhan. Sehingga kekawatiran yang ada berubah menjadi
ketenangan dan kedamaian. Hal ini seperti yang dikatakan (Stange, 2009),
tujuan dari latihan meditasinya adalah pasrah atau penyerahaan total pada
kehendak Tuhan dan ketika latihan meditasi selesai para meditator akan
merasakan kedamaian batin secara otomatis dan akan melahirkan tindakan
konstruktif dalam masyarakat. Kedamaian dan ketenangan yang dirasakan
meditator merupakan salah satu bentuk dari kebahagiaan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Seligman (2013), hidup yang nyaman dimaksudkan
memiliki hidup yang aman, tentram dan damai.
Sikap positif yang dimiliki meditator memunculkan tumbuhnya sikap
percaya diri dalam dirinya. Meditator dalam menentukan hal-hal dalam
hidupnya lebih dapat bertanggung jawab, mediatator dapat menerima resiko
dari keputusaan yang diambilnya. Pengambilan keputusaan dan tanggung
jawab dalam menerima konsekuensi dari keputusaan yang diambil merupakan
bentuk dari kebahagiaan. Ryff (1995), dimensi kebahagiaan salah satunya
adalah otonomi yang baik, dapat menentukan segala sesuatu seorang diri (self-
determining) dan mandiri. Ia mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan
campur tangan dari orang lain
Praktik meditasi yang di jalani oleh meditator, membuat meditator
lebih dapat menerima dirinya. Meditator lebih percaya diri, dapat menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
segala sesuatu yang dimilikinya. Proses penerimaan ini konsisten dengan
konsep Meditasi Sumarah yang sering disebut pasrah kepada Tuhan atau
(menerima kehendak semesta). Kepercayaan diri dan menerima berbagai
aspek pada diri meditator, merupakan salah satu bentuk yang menandakan
kebahagian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan, Ryff (1995) bahwa self-
acceptance berkaitan dengan penerimaan diri individu pada masa kini dan
masa lalunya. Seorang individu dikatakan memiliki nilai yang tinggi dalam
dimensi penerimaan diri apabila ia memiliki sikap yang positif terhadap
dirinya sendiri, menghargai dan menerima berbagai aspek yang ada pada
dirinya, baik kualitas diri yang baik maupun buruk.
Selain itu, hubungan meditator dengan masyarakat berjalan dengan
baik. Meditator dalam menjalin persahabatan dengan orang lain tidak
membeda-bedakan, meditator menganggap semua orang adalah temanya.
Meditator juga berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Hubungan baik
meditator dengan orang lain konsisten dengan ajaran pokok Sumarah yaitu
(Sesanggeman) nomor empat yang berbunyi “mempererat persaudaraan,
berdasarkan rasa cinta kasih” (Direktorat Kebudayaan, 1980).. Keaktifan
meditator dalam dalam kegiataan masyarakaat, sesuai dengan pernyataan
Stange (2009), yang mengatakan ketika latihan meditasi selesai pelaku
meditasi dipercaya dapat melahirkan tindakan konstruktif bagi masyarakat.
Tidakan konstruktif tersebut di aplikasikan dengan cara mengikuti kegiatan di
masyarakat. Kemampuan meditator dalam menjalin hubungan dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
lain dan kepeduliaanya terhadap orang lain merupakan bentuk dari
kebahagiaan individu. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan Ryff (dalam
Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995) bahwa individu yang memiliki hubungan
yang positif dengan orang lain mampu membina hubungan yang hangat dan
penuh kepercayaan dengan orang lain. Selain itu, individu tersebut memiliki
kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati,
afeksi dan intimitas serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam
hubungan pribadi.
Dalam kehidupanya meditator memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang
harus dijalani sesuai dengan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan menjalani
kehidupan sebaik mungkin. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Handoyo
(Saputo, 2009) yang mengatakan puncak dalam melakukan Sujud Sumarah
ialah tercapainya kesatuan antara jiwa manusia dengan Zat Tuhan. Warga
Sumarah menyebutnya dengan istilah Manunggaling Kawula Lan Gusti atau
Jumbuhing Kawulo Lan Gusti. Ketika meditator memaknai hidupnya.
Meditator mempunyai tujuan hidup yang lebih jelas, tujuan hidup meditator
saat ini ialah membesarkan anak-anaknya sampai anak-anaknya menjadi
orang yang berguna bagi orang lain. Tujuan dan target yang dimiliki meditator
merupakan bentuk dari kebahagian yang dialami meditator. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Ryff (1995), bahwa individu yang memiliki nilai
tinggi dalam dimensi tujuan hidup memiliki rasa keterarahan (directedness)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dalam hidup, mampu merasakan arti dari masa lalu dan masa kini, memiliki
keyakinan yang memberikan tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan target
yang ingin dicapai dalam hidup.
Meditator memaknai kebahagiaan sebagai bentuk penerimaan atau sering
disebut pasrah. Pasrah atau penerimaan membuat meditator selaras dengan
kehendak Tuhan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Dwiyanto, 2011),
bahwa Sujud Sumarah merupakan mekanisme meditasi Sumarah untuk lebih
dekat dengan Sang Pencipta dengan cara pasrah dan menyerahkan diri secara
total kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat mediator dapat pasrah atau
menerima, meditator menemukan kelancaran atau dipermudah dalam
hidupnya. Kelancaran atau kemudahan dalam hidup, dimaknai oleh meditator
sebagai bentuk kebahagiaan. Sehingga terciptalah suatu kedamaian dalam diri
meditator, kedamaian dalam hatinya. Saat mediatator dapat menerima dan
menemukan kemudahan dalam hidupnya, kedamaian di dalam hati yang
didapatkan. Kedamaian merupakan bentuk dari kebahagian dalam diri
individu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Seligman (2013) yang
mengatakan bahwa hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala
keperluan kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara
jasmani, rohani dan sosial. Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup
yang aman, tentram dan damai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pemaknaan kebahagiaan pelaku Meditasi Sumarah
dapat tercapai melalui mekanisme yang terjadi saat mempraktikan Meditasi
Sumarah. Melalui praktik Meditasi Sumarah, dengan mengendalikan angan-
angan dan rasa, pelaku meditasi sumarah merasakan kebahagiaan dalam
bentuk, penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi,
penguasan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Akan tetapi
saat pelaku meditasi menyerahkan kepada budi, membuat pelaku meditasi
merasakan penerimaan, kepasrahan dan dipermudah dalam kehidupanya
perasaan tersebut membuat pelaku meditasi merasakan kedamaian dalam
hidupnya. Kedamaian yang dialami pelaku meditasi tersebut, dimaknai
sebagai bentuk kebahagiaan.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penggalian data ada beberapa istilah yang sulit diungkapkan secara
konseptual.
2. Tidak adanya sumber referensi data secara tertulis berkaitan dengan
makna kebahagiaan pelaku Kebatinan Sumarah. Sehingga gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tentang makna kenahagiaan yang di dapat dalam penelitian ini apakah
hanya karena pengalaman pribadi pada informan, ajaran penghayat
kepercayaan ataukah memang sebuah nilai sosial yang ada dalam
masyarakat tersebut.
C. Saran
1. Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang sulit dijelaskan oleh pelaku
meditasi secara konseptual, sehingga untuk memahaminya peneliti harus
mempraktekannya agar sepengertian dengan pelaku Meditas Sumarah.
2. Bagi pembaca dari kalangan akademisi dan ahli kesehatan secara umum,
disarankan untuk mempertimbangkan praktik meditasi Sumarah sebagai
salah satu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan mental individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Al-banjari, Rachmad Ramadhan . (2009). The Route of Happiness.
Yogyakarta: Diva Press
Albeniz & Holmes, j., (2009). Meditation: Concepts, effects and use in
therapy International journal of psychotherapy; mar 2000; 5, 1;
Academic, Research Library
Anam, Choirul & Dipenogoro, Muhammad, (2008). Perbedaan Kebahagiaan
Wanita Lansia Menurut Tempat Tinggalnya. Yogyakarta : Universitas
Ahmad Dahlan
Argyle & Crosland. (1987). The Dimension of Positive Emotions. Jurnal
Social Psychology. Jun 26. Vol 2. 127-137.
Barraclough, J., (2000). Cancer and Emotion (Practical Guide to Psychology)
John Wiley & Sons, Ltd, New York.
Baskara Adya, dkk. 2008. Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari Keikutsertaan
Dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi. Vol 35, No. 2, 101-115
Basuki, Hertoto, 2007. Mengenal Sumarah : Paguyuban Sumarah. Pustaka
Kuntara: Semarang.
Berscheid, E. (2003) . A Psychology of human strengths : Fundamental
questions and future directions for a positive psychology. Washington,
DC : American Pschological Association
Bogart, G. (1991). The Use Of Meditation In Psychotherapy- A review of the
Literature. The American Journal Of Psychotherapy, Vol. XLV, No. 3,
1991
Carr, A. (2004). Positive Psychology :The science of Happiness and Human
Strengths. Hove & New York : Brunner-Routledge Taylor and Francis
group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Celestin-Westreich (2012). Sumarah Meditation in cognitive-emotional
perspective: participant motivasion and effects and their link with
personal and background determinants. Master Thesis Clinical
Psychology: Faculteit Psychology en Educatiewetenschppen
Cozzoline W., (2006). The Nuts and Bolts of Meditation. Raissa Publishing.
Update March 10.
Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approaches. London: Sage Publications.
Diener, E., & Ryan, K. (2009). Subjective well-being: A general overview.
South African Journal of Psychology, 39(4), 391-406.
doi:10.1177/008124630903900402
Endraswara, S. (2010). Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Penerbit
Cakrawala
Farid, M & Zaenab, P. 2015. Hubungan antara Religiusitas dan Dukungan
Sosial dengan Kebahagian Pelaku konversi Agama. Persona, Jurnal
Psikologi Indonesia. Vol 4, No 01, hal 100-110
Hakiksukta & Juliana Irmayanti Saragih. (2012). Kebahagiaan Pada Bhane
Treravada (Happiness in Bhante Theravada). Predicara Jurnal Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara. Vol 1. No 1
Hardiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu
Psikologi. Jakarta Selatan: Salemba Humanika
Harmaini, Alma Yulianti. (2014). Peristiwa-Peristiwa yang Membuat
Bahagia. Jurnal: Ilmiah Psikologi, Vol 1, No 2.
Heimbach, M. F. 2009. Peran Meditasi Mindfullness terhadap Pemaknaan
Kebahagian. Skripsi. Universitas Sanata Dharma
http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-to-sumarah.html
(diunduh Agustus 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
http://news.detik.com/internasional/3139442/pertama-kali-uni-emirat-arab-
punya-menteri-kebahagiaan (diunduh Agustus 2016)
http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-to-sumarah.html
(diunduh Agustus 2016)
http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah26_552a8cbff17e61931dd623d
(diunduh November 2016)
http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah14_552e0de46ea834cc2a8b45d
5 (diunduh November 2016
http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah31_5529cc986ea8349625552d8
(diunduh November 2016
http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-tosumarah.html(diunduh
November 2016)
Djoko Dwiyanto (2011) Bangkitnya Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Yogyakarta: Ampera Utama, 176.
Kim, J., Anna, J., Kim, M (2011). Relationship between improvements of
subjective well-being and depressive symtoms during acute treatment of
schizophrenia with a typical antipsychotics. Journal of clinical pharmacy
& Therapeutics, 26, 172-178, doi: 10.1111/j.1365-2710.2010.01175.x
Miwa, P (2012). Kebahagiaan Pada Perempuan. Jurnal Psikogenesis, Vol 1
No 1
Muchit A Karim. (2011). Dinamika Paguyuban Sumarah di Kota Yogyakarta.
Jurnal Multikultural & Multireligius. Volume X, nomor 4. Hal 853.
Muchit A Karim. (2011). Perkembangan Paham Keagaman Lokal di
Indonesia. Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kementrian Agama RI. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI. ISBN: 978-979-797-326-1
Nenny Ika Simarmata. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Well-being
Karyawan in Pt. Intan Havea Industry, Medan. Jurnal Fakultas Psikologi
Universitas HKBP Nommsensen. Vol 1, No 1, ISSN: 2460-7835
Peterson, C., & Seligman, M. E. (2004). Character Strengths and Virtues:
Handbook and Classification.Washington D.C: Oxford University Press,
Inc
Rachman Sani, Yoga Untuk Kesehatan (Semarang: Dahara Prize, 2006), h.
209.
Ridin Sofwan, Menguak seluk beluk aliran kebatinan, (Semarang, CV. Aneka
Ilmu, 1999), 228-229.
Rusydi.(2007). Psikologi Kebahagiaan. Yogyakarta: Progresif Books.
Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M. (1995). The structure of psychological well-
being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 57,
No. 69, 719-727
Ryff, D. 1989. Happiness is everything, or is it? Exploration on the meaning
of Psychological Well-being. Journal of Personality and Social
Psychology, 57.1069-1081
Saraydarian, T. (2007). Meditasi. Yogyakarta : Delphi
Schimmel, Jörg. 2009. Development as Happiness: The Subjective Perception
of Happiness and UNDP’s Analysis of Poverty, Wealth and
Development. Journal of Happiness Studies Vol 10 Issue 1, p93-111,
19p.
Segall, S. R. (2005). Mindfulness and self-development in psychotherapy. Journal of Transpersonal Psychology, 37(2), 143-163.
Sejarah Paguyuban Sumarah 1935-1970, diterbitkan oleh: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
tahun 1980, 56
Seligman, M. E. P. (2004). Bahagia Sejati. (diterjemahkan oleh:
RekhaTrimaryoan). Jakarta: Pustakaraya
Seligman, M. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology
to realize your potential for lasting fulfillment. New York: Free Press
Seligman, Martin. E. (2005). Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi
Positif : Autentic Happieness. Bandung : Mizan Media Utama (MMU)
Seligman, M.E.P. (2013). Beyond Authentic Happines, Menciptakan
Kebahagiaan Sempurna dengan Psikologi Positif. Bandung: Kaifa
Septian Nugroho, (2015). Makna Kebahagiaan Para Penghayat Kepercayaan
di Gunung Srandil. Skripsi: Universitas Sanata Dharma.
Smith, J. A. (Ed.). (2008). Qualititative psychology: a practical guide to
research methods (ed. Ke-2). London : Sage Publications.
Stange,P (2009). Kejawen Modern : Hakikat dalam Penghayatan Sumarah.
Yogyakarta : Lkis Yogyakarta
Subagya, R. (1976).Kepercayaan, Kebatinan, Kerohaniaan, Kejiwaandan
Agama. Yogyakarta: Kanisius
Subandi, M.A. 2003. Latihan Meditasi untuk Psikoterapi (dalam Subandi,
M.A. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Unit PublikasiFakultas Psikologi UGM.
Tart, C. T. 1969. Altered States of Consciousness. New York: AnchorBooks,
Doubleday & Company, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Uchida, Y., Norasakkunkit, V., Kitayama, S., (2004). Cultural Constructions
of Happiness: Theory and Empirical Evidence. Journal of Happiness
Studies, 5: 223‐239. Netherlands: Kluwer Academic
Veenhoven, R. 1994. Is happiness a trait? Test of the theory that a better
societydoes not make people any happier. Social Indicator Research,32,
pp.101-106.
Widodo G.G, Puji Purwaningsih. 2013. Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas
Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial
Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan
Medikal Bedah. Vol 1, No.2
Williams, K, Brian; Sawyer, C, Stacey & Wahlstrom, M, Carl. 2006.
Marriages, Families & Intimate Relationship. A practical Introduction.
USA: Pearson Education, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TEMA-TEMA RESPONDEN I
A. Pengelolaan diri negative
1. Mudah emosi
2. Ragu dalam mengambil keputusaan
3. Kehampaan dalam hati
(Nomor)
34, 35
40
47
B. Regulasi emosi
1. Pengendalian emosi
2. Tidak mengedepankan emosi dalam pengambilan
keputusan
3. Mengendalikan perilaku ketika marah
27,33
45
46
C. Perubahan sikap menjadi positif
1. Lebih tenang menghadapi masalah
2. Lebih iklas
3. Menempatkan diri
4. Kesadaran akan adanya Tuhan
5. Kedamaian hati
25, 28, 37, 38, 60, 75
57, 52, 54, 82
64
63, 80
53, 73, 81
D. Hubungan positif dengan orang lain
1. Menjalin hubungan baik
2. Tidak mempunyai masalah dengan orang lain
17
39
E. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
1. Pikiran fokus
2. Piliran lebih terkendali
3. Melepas pikiran negative
32
48, 50
76, 74
F. Penerimaan diri positif
1. Percaya diri
2. Menerima dirinya
23
69, 26
G. Otonomi
1. Tenang dalam mengambil keputusan
2. Menerima resiko dari keputusan
41
42,43
H. Tujuan Hidup
1. Membesarkan anak
77
I. Pemakna Hidup
1. Sesutau yang harus di jalani
55,56
J. Makna kebahagiaan
1. Menerima
2. Hidup berjalan lancar
71
15, 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
VERBATIM RESPONDEN I
No Verbatim Catatan Tema Spesifik
1. Sudah sejak kapan bapak mengikuti
meditasi sumarah?
Wah sudah sejak saya berumur sepuluh
tahun (10 th) apa ya. Umur sepuluh
tahun, masuk SD itu saya sudah dibiat,
Awal mengikuti
sumarah umur 10 tahun
Awal mengikuti
sumarah
2
3
4
5
6
sepuluh tahun dibiat? Iya, dibiat itu
kayak dijanji, janji benar-benar mau
ikut sumarah. Tapi ya ada niat, niat
sumarah.
Kayak sesangeman ? iya kayak
dibacain sesangeman, kayak ikut apa,
ikut sumarah gitu. Tapi kalau di sini
istilahnya kalau pak Untung itu dibiat
itu dibukakan hati nuraninya jadi yang
membelenggu hati kita itu nafsu-nafsu
itu dibuka jadinya itu kita
mendekatkan diri pada Tuhan itu lebih
mudah.
Kalau dibiat itu ya pak? Tapi kalau
dulu itu beda biatnya? Ya itu saya
dulu tahun 80 berapa ya, saya kan
lingkungannya keluarga sumarah dari
kecil ya tau, dari kecil lingkungan
sumarah, kakek saya sumarah jadi ya
tau karena lingkungan sumarah. ya
sekitar delapan berapa ya dulu itu..
Kelas sepuluh pak? Eh umur
sepuluh tahun? Iya sekarang udah 40
tahun jadi ya sekitar 30 tahun ikut
sumarah.
Tapi seriusnya ikut itu tahun
berapa? Ya itu saya kecil itu udah
bilang sendiri kok, tapi gak boleh
boleh, umur delapan umur enam tahun
Adanya niat dari subjek
untuk di biat
Langkah-langkah di biat
Manfaat dari proses-
proses biat
latarbelakang si A mulai
mengenal sumarah
Keinginan sudah ada
sejak umur 8 tahun
Niat di biat sejak usia
muda
Proses di diat
Manfaat di biat
Si A mulai mengenal
sumarah
Muncul keinginan
ikut sumarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
7
8
9
10
11
12
itu udah bilang lho, suruh sembayang
suruh itu gak mau karena sembayang
susah kalau aku dulu itu, harus
ngapalin, kok ndadak suruh berdoa
kenapa gitu lho. Dari kecil tu udah gitu
haha..saya gak bisa kok menghapalkan
doa ini. Dulu kan saya katolik juga to,
banyak doa-doa gitu harus diapalin
gitu, gak mau. Protes gitu.
Bapa Kami, Salam Maria iya, protes
dulu, tapi mungkin karena aku gak
pintar juga to. Mau berdoa kepada
Tuhan kok susah, dulu gitu aja
haha..tapi dulu tetap di gereja dulu
kecilnya. Trus orang orang tua itu terus
memperbolehkan sebetulnya kalo
sumarah itu nganu kok, dibiat itu
minim 13 tahun itu, akil balik itu.
Minim umur? Iya, mungkin gak tau
apa pas aku ya, padahal aku sendiri gak
tau kalau aku cucunya mbah Kino lho
saya dulu. Kan ikut Malah tidak
tahu? Enggak tau, orang tua saya kan
gak pernah cerita, ternyata setelah sana
belajar-belajar, ada yang bilang besok
kamu itu belajarnya di di tempat
pusatnya gitu, yang bilang tau saya
cucunya mbah Kino mungkin. Wah
dulu belajarnya dimana pak? Saya
belajarnya di Demak. Oh tidak asli
sini ya?.. nggak dulu kan saya
tinggalnya di Salatiga trus sumarahnya
malah di Demak. SD itu udah naik bis
ke Demak sampai sana lho haha.
Saya kira belajarnya di sini? Enggak
malah enggak, disini malah udah
SMA.. ohh saya dulu belajarnya di
Salah satu motivasi ikut
sumarah, karena
kesulitan berdoa
Menyadari ketidak
mampuan diri.
Syarat umur untuk di
biat
Si A merasa layak di
biat lebih awal , karena
si A cucu dari sukino
Tempat pertama kali si
A mengikuti dan belajar
sumarah
Si A menceritakan
pengalamanya belajar
sumarah
Ketidak mampuan Si
A dalam berdoa
Penerimaan diri
rendah
Syarat di biat
Merasa di specialkan
Tempat pertama kali
ikutdan belajar
sumarah
Pengalaman belajar
sumarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
13
14
15
16
17
Demak, dibelakang masjid Demak itu.
Masjid Demak Kauman besar itu,
sumarahnya dulu banyak itu. Disana
pak? Iya banyak, malah belajarnya
disana. suka mainnya malah di masjid
Demak. Habis sumarah main habisnya
banyak anak-anak to, cuma dulu pas di
biat itu cuma dibilangin apa ya kan
masih kecil gitu ya, ehh.. ya gak boleh
ambil nyolong gitu aja harus berbuat
baik, kebetulan saya dibiatnya bareng
orang Hindu. Rambutnya panjang
sekali, dari kecil gak bisa dipotong, tapi
setelah dibiat bisa dipotong, tapi
sekarang gak tau masih apa enggak itu
bapaknya, soalnya dulu aku masih kecil
dia udah agak tua. Dua orang dulu, satu
sudah tua, gak bisa dipotong tapi
setelah itu latihan berikutnya
rambutnya udah pendek.
Terus yang membuat bapak masih
terus melakukan meditasi sumarah
itu apa pak? Alasannya? Alasannya
ya saksi bukti nyata itu, karena dengan
melakukan itu apa apa ya hidup ini apa
ya..berjalan lancar gitu aja.
Lancarnya yang gimana pak? Kalo
dari sekolah ya, belajarnya..lulus ya
gampang, tapi ya ada kesulitan itu
dengan sujud mudah trus kan hati
nggak mudah goyah menghadapi
masalah. Ada masalah kan biasanya ..
ya namanya anak muda, itu berkurang.
Itu teman teman saya yang masih labil
ya gitu, dulu saya ya seperti itu. Jadi
SMP gitu udah bisa bedain teman, oo
dia itu gini gitu. Tapi kan kalo punya
Si A pertama kali
diberitahu tentang
makna sesangeman
mengenai nilai nilai
kehidupan
Mendapatkan
pengalaman unik saat
proses biat
Kemudahan dalam hidup
membuat si A
melakukan meditasi
sumarah
Pengalaman tidak goyah
dalam menghadapi
permasalahan
Meskipun si A
mengikuti meditasi
sumarah tetapi tetap
Mendapatkan nilai-
nilai kehidupan
Pengalaman unik saat
di biat
hidup berjalan lancar
Kontrol diri yang
baik
Menjalin hubungan
yang baik dengan
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
18
19
20
gini kan gak boleh cerita-cerita kalo
dulu gitu, yaudah karena dia beda
keyakinan ya udah belajar ininya ya
temen-temen tau masa-masa labil gitu,
tapi ya tetep berteman seperti anak-
anak muda, pacaran..pacaran.
Berarti SMA dulu disini ya pak?
Iya.. Sama? Bapak saya masih, kalo
sekarang bapak sama ibu? Udah
meninggal semua hehe. Saya nikah
udah meninggal semua. Saya 2
bersaudara. Saya anak pertama, adik
saya satu di salatiga di rumah Ibu, di
sini di rumah bapak. Ibu meninggal kan
disini. Bapak meninggal ya udah saya
nunggu sini adek nunggu sana.Tapi ya
sumarah tadi ya itu mas, Tuhan itu,
saya percaya Tuhan itu ada. Ada itu
bukan karena saya membaca lho ya
bukan karena teori teori lho, ya tau
karena memang merasakan. Tapi kalo
merasakan, sungguh merasakan itu
dari umur sepuluh tahun itu pak
atau sepuluh tahun itu baru ikut-
ikut aja, tapi yang menemukan arti
sumarah itu dari dulu atau pas
sudah dewasa? Kalo orang yang
membiat bilang ya dia udah merasakan,
kan dibiat kan tahu hati saya. Karena
saya diperbolehkan berarti saya sudah
merasakan itu, saya sendiri malah
pertama ya bingung ya gak tau, sana
yang menterjemahkan gitu, universal
gitu to, universal karena rohani gitu to.
Orang kan gak tau wong sekarang aja
orang memang benar ingin apa enggak
kan ya gak tau, makanya kadang gak
menjalin hubungan yang
baik dengan orang lain
Si A menceritakan latar
belakang keluarganya
Si A percaya bahwa
Tuhan itu ada
Si A merasa bingung
apakah sudah siap dibiat
atau belum
Deskripsi keluarga
subjek
Percaya akan adanya
Tuhan
Kebingungan yang di
alami subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
21
22
23
24
diperbolehkan. kalau dulu kan
pamongnya. Kalau dulu orang sampai
tua sampai umur 40 tahun ya gak bisa,
mungkin ya hatinya gak bersih. Tapi ya
beda-beda, mungkin ya..tapi kan dari
anaknya kakek saya yang disalatiga itu
kan 10 orang, trus ibu saya kan malah
nggak ikut sumarah, bapak saya yang
ikut. Itu anak yang 10 itu gak ada yang
ikut sumarah malahan, dari kakek saya
itu memang gak diajarkan ke anak-
anaknya, tapi kalo saya itu pilihan
sendiri, milih sendiri.
Trus kalo setelah ini pak, setelah
ikut sumarah itu bapak melihat diri
bapak itu seperti apa? Menjadi
seperti apa? Mungkin dalam
beberapa hal apa yaa..sebenarnya
malah gak bisa apa-apa, cuma ya jadi
manusia seutuhnya.
Maksudnya jadi manusia seutuhnya
itu apa pak? ya gak ikut-ikutan orang.
Oh yaudah percaya diri gitu aja, ya pas
muda gitu misalnya mengidolakan
siapa, yaudah gak tertarik, biasa aja,
yaudah saya berjalan biasa gitu aja,
sampe sekarang ya kalo ada apa-apa,
istilah orang ya tenang-tenang saja,
karena dari dulu udah biasa kayak gitu
dari kecil yaudah jadi biasa aja bahkan
kena masalah serius saja, sebetulnya
serius kata orang, tapi saya ya biasa
aja. Ibu saya sakit kritis kanker sampe
saya harus ngopeni berapa bulan,
kanker ovarium atau apa ya, keluar
darahnya sampai banyak, saya harus
bersihin, saya ya biasa aja saya nggak
Adanya perbedaan
sayarat biat dulu dan
sekarang
Subjek A menyadari
bahwa dirinya belum
menjadi manusia yang
baik
Si A mempunyai sikap
percaya diri
Mempunyai ketenangan
dalam menghadapi
permasalahan
Perbedaan biat dulu
dan sekarang
Penilaian posistif
pada diri
Kepercayaan diri
Tenang menghadapi
masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
25
26
27
28
merasa jijik atau apa, saya melakukan
itu ya biasa aja, bukan sesuatu hal luar
biasa atau apa. Ya mungkin saya
menilainya mungkin karena sumarah
bisa seperti itu. Menghadapi ibu
meninggal, bapak sakit ya namanya
orang dewasa saja kalau mengahadapi
itu, liat orang tua sakit udah bingung
to, gimana biaya, cari uang, bisa
ngerawat, saya biasa aja ya dijalani
saja. Kalo contoh universal susah ya,
yang penting bisa mengahadapi aja,
dengan sumarah kan ya harus dengan
cobaan to biar martabat dan
keimanannya meningkat ya bisa
menghadapi cobaan itu tadi. Tapi kan
orang beda-beda ya, sifatnya tiap orang
beda-beda.
Berati lebih tenang ya pak dalam
mengahadapi cobaan? Iya iya..tapi
pernah nggak pak dulu merasa
sangat jengkel? Ya pernah, tapi ingat
gitu lho. Sebentar saja itu hilang kok
mas dengan zikir gitu. Misanya difitnah
teman, ya mangkel tapi ya terus longar
longar gitu aja, ketemu orangnya ya
biasa. Sehari gitu dirumah ya mangkel
gitu, wajar sebagai manusia tapi habis
itu yaudah ya gak papa.
Bapak pernah punya pengalaman
masa lalu yang sampai sekarang
masih di sesali? Sampai sekarang
masih belum bisa dilupakan? Gak
ada sih, ada tapi ya langsung selesai,
nggak pernah lama. Kalau belum
selesai ya pasti dengan waktu ya
selesai. Semua terselesaikan, tapi
Si A menilai bahwa
karena sumarah dapat
lebih tenang menghadapi
masalah
Permasalahan membuat
si A semakin baik dalam
menghadapi masalah
Setelah melakukan
meditasi subjek lebih
baik dalam
mengendalikan emosi
Dengan pasrah dan tetap
berusaha si A dapat
menghadapi
permasalahan yang ada.
Sumarah membuat
lebih tenang
menghadapi masalah
Kualitas diri lebih
baik
regulasi emosi yang
baik
Lebih siap
menghadapi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
29
30
31
nggak menyelesaikan itu bukan masa
bodoh ya, kalau sumarah ya dengan
pasrah dengan hati, diam, tapi beda
sama orang yang diam tapi luweh-
luweh kan ada, diam tapi hatinya
kemrungsung ya sama aja. Biar saja
masalah tetap berjalan tapi hatinya
tetap pasrah gitu aja.
Menerima, pasrah itu bukan hal
yang mudah kan pak? iya, tapi ya
gak tau ya kalo kata sesepuh itu bisa,
seseorang yang punya bawaan yang
gak baik harus rajin sumarah. Sulit
memang, tapi dulu saya pernah belajar
sumarah trus saya punya keinginan
untuk harus bisa liat yang aneh-aneh
gitu, ya bener saya bisa tapi itu kan
malah keliru. Saya dulu bisa cerita
sama teman-teman saya, besok sana itu
meninggal, sampai tanggalan sebelum
orang meninggal saya centang, tapi gak
tau oramg yang meninggal siapa, hanya
tau saja, saya sampai dimarah karena
dianggap melantur.
Kok bisa itu datangnya dari mana
pak? kayak cuma keangen-angen gitu
aja mas. Oh ada orang meninggal, tak
tulis tapi habis itu saya dimarah orang
sumarah, sumarah itu gak seperti itu,
setelah itu saya nggak bisa apa-apa,
sujudnya udah dibetulin arahnya, kalau
yang pamong. Dulu tu saya pas sujud
kan pingin motor gitu dimarah sama
orang sumarah, mereka tahu padahal
saya nggak pernah cerita apa bilang
kemereka. Akhirnya beberapa bulan
ada rejeki atau apa ya , ya bisa beli
Si A Menyadari bahwa
pasrah bukan hal yang
mudah
Pengalaman unik saat
mengikuti sumarah
Menyadari bahwa
sumarah tidak untuk
mencari kesaktian
Kesadaran sulitnya
pasrah
Pengalaman unik
Kesadaran kegunaan
ajaran sumarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
32
33
34
35
36
mas. Kalau doa ya doa aja nggak usah
mikir yang lain-lain. kalau dulu kan
sumarah itu gak boleh mikir, harus
tenang.
Selama ini bapak pernah belum
merasa marah sekali dengan orang?
Sepintas sepintas aja mas, tetep ada
rasa itu tapi ya gak terus gimana gitu.
Kita kan bisanya kalau marah sama
orang kan ada beberapa hal yang
biasa kita lakukan, membalas,
memendam.. kalau saya terus terang.
Dulu pernah ada masalah dengan RW,
saya dipanggil diwajibkan sholat,
pengajian karena saya ber KTP Islam.
Trus terang saja saya bahwa memang
kalo di kelurahan kan gak boleh nulis
agamanya sumarah kan memang harus
mengisi yang ada. Saya kan dipaksa
sholat dan pengajian, saya kan gak
mau, ya saya bilang saya jelaskan , ya
pas itu mangkel tapi cuma beberapa
hari gak lama, paling mangkel sendiri
kayaknya itu. Ketemu orangnya ya
sekarang udah biasa aja. Saya cerita ke
sesepuh ya diingatkan supaya jangan
mangkel, tapi saya pernah mengumpat
untuk orang itu, eh orang itu jatuh
sampai patah tulang lho mas. Saya lalu
diingatkan sesepuh kalau marah ya
marah aja tapi jangan sampai
mengumpat orang karena nanti bisa
jadi kenyataan. Di sumarah itu harus
hati-hati, meskipun marah, hatinya
harus diatur, kalau enggak ya bisa
terjadi beneran.
A memaknai pikiran
yang focus penting
dalam bermeditasi
sumarah.
Perasaan marah tetap
ada tapi masih bisa
mengendalikan
Pengalaman buruk si A
setelah ikut sumarah
A marah saat
diperlakukan tidak baik
Si A menyadari
mengumpat merupakan
perilaku tidak baik
Pikiran yang focus
dalam bermeditasi
Pengendalian emosi
Pengalaman buruk
Marah menjadi
respon si A
Refleksi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
37
38
39
40
41
42
Tapi kalau pas lagi marah atau apa
gitu bapak sering langsung sujud ?
ya kalau detik itu ya enggak ya ..tapi
beberapa detik kemudian baru mas,
misal saya mimpi buruk yang bikin
takut gitu saya sujud terus takutnya itu
hilang mas, kayak misa mimpi
kejatuhan atau terpojok (ketindihan)
pelan-pelan sumarah ya bisa lepas,
terasa gampang kalau sujud itu mas.
Tapi kalau hubungan dengan
tetangga gitu, atau pernah ada
masalah? Nggak ada mas, baik kok.
Cuma sama RW tadi aja, selesai itu
malah saya ditunjuk jadi sekretaris.
Kalau berkaitan dengan
pengambilan keputusan, selama
bapak ikut sumarah itu kalau
mengambil keputusan itu seperti
apa? Ada bedanya dengan awal
dengan sekarang?
Yang jelas ya beda mas, kalau dulu
nggak langsung terasa disini gitu lho,
hati itu kurang luluhnya.
Kalau sekarang kira-kira ada masalah
gitu, hati itu ya sudah tertata gitu lho.
Bahkan untuk biacara aja dengan hati
yang tenang itu ya bicaranya bisa pas
gitu aja. Kalau dulu gimana pak?
masih emosi mas, tapi kan nggak lama.
Ada contohnya gak pak dalam
mengambil keputusan yang dulu
masih disesali hingga saat ini? Apa
ya mas..gak ada kayaknya mas. Kalau
saya sih meskipun keputusan yang saya
ambil itu salah ya saya terima mas,
resikonya seperti apa ya saya terima
Si A dapat
mengendalikan
permasalahan dengan
cara meditasi
Permasalahan dapat
diselesaikan dengan
meditasi.
Si a mempunyai
hubungan yang baik
dengan tetangga
Sebelum melakukan
meditasi A merasa ragu
dalam mengambil
keputusan
Setelah meditasi A
merasa lebih tertata dan
tenang dalam
mengambil keputusan
Menerima segala resiko
dari keputusan yang
dilakukan
Meditasi membantu
menghadapi masalah
Meditasi melepaskan
permasalahan
Tidak mempunyai
permasalahan dengan
orang lain
Ragu dalam
mengambil keputusan
Tenang dalam
mengambil keputusan
Menerima resiko dari
keputusanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
43
44
45
46
47
48
mas. Misalnya, mau pergi kerumah
teman keluar kota, tapi gak ketemu ya
udah harusnya gelo tapi yaudah itu
resiko saya karna saya sudah milih gak
datang kepernikahan teman malah
milih pergi kerumah teman, yaudah gak
papa.
Dulu sih memang saya masih emosi
saya selalu diingatkan, ya kalo masih
kecil ya seperti anak kecil, tua ya
seperti orang tua, kalau masih kecil
seperti orang tua malah disalahke. Hati
itu ya harus ditata, jangan ikut-ikut
mau jadi kayak orang tua, ikut-ikut
nuani malah dimarah saya. Ya udah
normal aja gitu.
Kalau dalam rumah tangga gitu
gimana pak cara mengambil
keputusannya? Ya kalau sekarang
gimana baiknya mas, gak emosi.
Dibicarakan dengan istri gimana
baikanya untuk anak, maunya apa.
Kalau marah ya marah tapi cuma
omongan, dihati malah gak jengkel gak
dendam, ya marah aja dimulut, beda
kan rasanya, saya malah takut kalau
marah di hati mangkel malah takut ada
apa-apa, gak berani sampai mengumpat
jelek sampai dihati mangkel gitu nanti
kalau kejadian malah bahaya, ngomong
ya ngomong aja tapi dihati enggak.
Kalau jengkel dihati gitu malah rasanya
atinya suwung mas, dingin kayak harus
direm supaya jangan mengumpat atau
bicara jelek.
Rasanya itu kayak ada yang
Si A menerima resiko
dari keputusaan yang
sudah diambilnya
Si A mempunyai
pertumbuhan yang
berkesinabungan dalam
dirinya
Sebelum mengambil
keputusan dalam rumah
tangga, A tidak
mengedepankan emosi
melainkan
mendiskusikan terlebih
dahulu
A lebih dapat
mengendalikan diri
ketika sedang merasa
marah
Sebelum sumarah saat
marah merasakaan
kekosongan hati
Meditasi membuat
Otonomi
Si A memiliki
pertumbuhan pribadi
yang baik
Tidak
mengedepankan
emosi dalam
pengambilan
keputusan
Pengendalian
perilaku saat marah
Kekosongan dalam
hati
Lebih terkendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
49
50
51
mengendalikan mas. Marah tapi yang
gak bikin orang lain sakit hati. Tapi
dengan sumarah lho mas, kalau nggak
sumarah malah nggak bisa niteni
seperti itu,
tapi ya pernah ada kejadian aneh,
kayak terselamatkan dari kemalangan.
Pernah dulu istri saya mengendong
anak terus saya angkat belum ada
seperkian detik itu baju istrinya kena
semprotan saos banyak sekali, coba
kalo anaknya tapi masih dibawa istri
saya pasti sudah kena, ya terus mikir
berarti yang dilindungi anaknya, lalu
dulu pernah saya mengendong anak
saya yang saya ambil dari tempat bayi
tiba tiba seperkian detik bendo jatuh
pas ditempat dimana anak saya tadi
tidur, kalau gak saya angkat tadi sudah
pasti kena itu mas. Saya sebelumnya ya
gak tau, ya cuma bersyukur aja. Gak
bisa diterjemahkan ya cuma ngerasa
pengen ngendong aja.
Saya masih tertarik dengan cara kita
mengendalikan masalah, saya
banyak mendengar cerita orang
yang ikut sumarah itu merasakan
banyak perbedaan sebelum dan
sesudah sumarah, kalau bapak
gimana? Ya kalau saya sih gimana ya
mas ya biasa aja, kalau ada masalah itu
ya gak tau gimana hati itu sudah terata
sendiri mas, oh iya harus gini harus
gitu.
Dan saya itu bersyukurnya kok jarang
kena masalah itu mas, terhindar gitu
lho, tapi dulu pernah sih Laras anak
adanya kenadali atas
pikiran
Selama mengikuti
sumarah subjek A
medapatkan
perlindungan
Meditasi membuat A
menjadi lebih sadar,
lebih aware terhadap
dirinya.
Setelah mengikuti
sumarah, si A merasa
terlindungi
Mendapatkan
perlindungan
Pengelolaan pikiran
saat meditasi
Kemampuan dalam
menghadapi
permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
52
53
54
55
saya ini karogo, karogo itu melukis
gerakan. ini papah trus ini hujan papah
itu punya payung besar jadi papah gak
pernah kena hujan. Jadi ya itu kalau
ada masalah kok ya bersyukurnya
keluar keluar gitu aja mas.
Payung disini itu pengayoman mas,
disumarah itu kan ilmunya itu dengan
hati ikhlas aja kok kebetulan terhindar
terus dari bahaya/masalah tanpa perlu
ilmu kanuragan.
Kayak biaya sakit, persalinan anak
saya itu ya ada aja mas. Entah gimana
pasti kok nya ada jalannya, saya
sampai sekarang itu gak ada utang lho
mas, lebih enggak tapi cukup aja.
Setiap ada masalah itu ya sujud supaya
dilancarkan atau apa ya enggak ya
sujud aja dengan hati yang tenang lha
kok ternyata dilancarkan segala
sesuatunya.
Dengan hati yang ikhlas semua jalan
itu dimudahkan. Nyembuhin orang
dalam sumarah itu bisa mas, tapi ya
gak seperti itu, hubungannya kan
horisontal, kalau vertikal ya dengan
menjadi manusia yang seutuhnya itu
tadi. Hatinya suci dan menghadap pada
Tuhan. Ada memang orang-orang
tertentu di sumarah itu yang bisa
menyembuhkan orang, tanpa diapa-
apakan cuma dipengang ya udah
sembuh aja gitu mas.
42 tahun bapak hidup ini, memaknai
kehidupan seperti apa pak? kalau
saya kehidupan ya menjalani
kehidupan itu aja mas, dari kecil saya
Dengan iklas A dapat
menghadapi
permasalahan yang ada
Dengan sumarah hati
menjadi tenang
sehingga si A dapat
mengatasi masalah
dengan baik
Dengan hati iklas
kehidupan si A menjadi
lebih lancar.
Si A memaknai
kehidupan sebagai
sesuatu yang mengalir
Iklas membantu A
menghadapi masalah
yang ada
Hati menjadi lebih
damai
Hati iklas membuat
kehidupan lebih
lancar
Makna hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
56
57
58
59
60
hidup hingga sekarang sudah
berkeluarga ya saya jalani saja.
Menjalani hidup itu, semuanya ya
berjalan itu aja.
Tapi bapak pasti punya cita-cita
kan? Dulu kecil iya, tapi sekarang ya
dijalani aja. Dulu pernah selesai saya
lulus dari kuliah pertanian saya ada
panggilan kerja di luar jawa tapi waktu
itu kan ayah saya juga sakit. Saya milih
mengurus bapak saya dari pada kerja
disana, padahal kalau dipikir kerja kan
buat masa depan ya mas tapi saya milih
mengurus bapak saya yang gak sehari
dua hari, tapi saya ya menjalani aja, ini
tanggung jawab saya sebagai anak.
Tapi di hati saya ya nggak ada perasaan
kecewa atau apa. Tapi waktu itu ya
pikiran saya cuma mengurus bapak,
trus umur saya bertambah untuk dapat
pekerjaan seperti itu kan ya sudah
susah ya mas, tapi ya gak papa.
Tapi ya rejeki ya ada saja mas
sekarang, tercukupi meskipun gak
lebih. Bahkan di iri teman-teman, cuma
nongkrong-nongkrong kok apa apa
tercukupi, temen temen yang banting
tulang sana sini, tapi ya kayak gitu kan
gak bisa diiri ya mas.
Menurut bapak kenapa bisa seperti
itu? Ya karna mereka gak ikhlas dalam
bekerja mas, mengeluh, dapat sekian
dikeluhkan pengenya banyak, ya kayak
gitu mas gak ada selesainya.
Kalau saya anak sakit, saya gak ada
tabungan tapi ya ada aja cara untuk
membayarnya, terbayar semua juta-
Kehidupan menurut si A
adalah sesuatu yang
harus dijalani
Si A belajar iklas dari
keadaan yang sudah
terjadi
Si A merasa hidupnya
tercukupi
Si A merasa ketidak
iklasan membuat orang
tidak pernah merasa
puas
Saat si A merasa
khawatir terhadap
permasalahan
Makna hidup
Lebih iklas
Penerimaan terhadap
hidupnya
Tidak iklas membuat
orang tidak merasa
puas
Lebih tenang
menghadapi
permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
61
62
63
jutaan tanpa utang mas. Saya juga gak
tau datangnya rejeki itu dari mana, tapi
kok ya selalu ada saja orang minta
tolong sama saya ini itu, ya dapat uang,
meskipun tidak tiap hari ada, bukan
pekerjaan sehari-hari saya. Ada aja
rejekinya, yang penting ketika udah
mulai khawatir itu sujud mas,
bersyukurnya dimudahkan segala
sesuatunya sama Tuhan.
Ya meskipun gak lebih hanya untuk itu
saja bukan lebih saya manfaatkan
karena kebaikan Tuhan, cukup untuk
itu saja, rejeki itu sesuai kok. Nyari
rejeki itu yang penting dengan cara
yang jujur, kalau nyari dengan cara
ngapusi atau apa mesti ada saja kok
mas, entah hilang atau apa.
Dulu pernah saya dapat uang 1000
jaman kuliah tak bawa pulang, seneng
banget tapi pas di rumah eh akuarium
di rumah saya itu pecah mas, gak ada
apa-apa padahal sejak saat itu saya
nggak berani lagi ngambil yang bukan
milik saya. Dengan kejadian itu saya
merasa diimgatkan, itu bukan milikmu
gitu aja, nemu aja saya gak berani
ngambil apalagi nyuri.
Kalau dikatakan puas dengan hidup,
bapak puas tidak? Ya menjalani aja
mas, disyukuri aja, tetap mikir untuk
selalu berusaha menyekolahkan anak-
anak sampai dewasa. Kalau puas kan
berarti sudah selesai, belajar sumarah
itu gak ada selesainya kok.
Tapi dengan sumarah itu tertuntun gitu
lho mas, yang nuntun ya Tuhan. Tapi
kehidupan, meditasi
sumarah membuat si A
lebih tenang
Si A mempunyai
pengetahuan baru
tentang moral dan
kebaikan
Hidup menurut si A
harus selalu disyukuri
dan dijalani
Dengan Sumarah si A
menyadari Tuhan itu
Pertumbuhan pribadi
yang baik
Tujuan hidup
Kesadaran akan
adanya Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
64
65
66
67
dengan kehidupan seperti ini kan kita
jadi sadar bahwa Tuhan itu ada.
Selama ikut sumarah ada gak hal
atau perubahan yang membuat
bapak menjadi baik atau buruk?
Biasa aja sih mas, bisa menyesuaikan
diri dimana tempat kita berada mas,
sopan. Gak yang sok nuani, misal
melakukan sesuatu ya tau batasnya.
Dengan ikut sumarah itu bapak
merasakan kebahagiaan? Ya iya
mas,apa apa lancar, dipermudah,
terpenuhi ya bahagia. Kalau di
wewarah kan ada ikut sumarah itu
terjamin hidupnya, dan saya
merasakannya. Saya selalu merasa
dipermudah dalam hidup mas, ngurus
apa apa gitu kayak dipermudah aja.
Kebetulan dipermudah sampai urusan
yang kadang malah bukan urusan
pribadi.
Tapi bapak sering menyadari gak
kok apa apa dipermudah? Ya saya
percaya saja mas sama Tuhan, kalau
percaya sama Tuhan pasti dipermudah
ya memang bener mas. Susah ya kok
dilalah disingkirke itu kalau percaya
pada Tuhan.
Biasanya kan pak orang itu selalu
mikir bahagia kalau banyak harta/
materi? ya saya tetap merasa materi itu
penting mas asalkan untuk mencukupi
kebutuhan aja. Wong sekarang aja
kalau mikir besok kalo anak saya sakit,
biaya sana berapa rekeningku berapa,
untuk persiapan itu aja gak ada mas,
gak kepikiran harus nabung dulu yang
ada.
Lebih mampu
menempatkan diri
Menurut si A
kebahagiaan adalah
ketika hidup berjalan
lancar dan terpenuhi.
Percaya terhadap Tuhan
membuat si A lebih
mudah dalam
menghadapi
permasalahan
Materi penting untuk
memennuhi hidup asal
digunakan seperlunya
Perubahan sikap
Makna kebahagiaan
Pasrah terhadap
Tuhan
Materi penting dalam
hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
68
69
70
71
banyak untuk masa depan, yaudah yang
penting dijalani gak usah itung-itungan
sebulan itu harus habis berapa.kan ada
orang yang seperti itu
Tapi bapak tetep punya cita-cita
atau keinginan untuk punya apa
gitu? Ya gak usah gitu mas, sekarang
aja misal gak ada beras ya tiba-tiba ada
beras kok mas, entah dikasih entah apa.
Saya malah takut, malu malah sama
Tuhan kalau saya khawatir.
Tapi saya ya memang gak berlebih,
pingin kayak orang lain gitu ya enggak
kok mas, nanti ada waktunya, ya
pokoknya seneng aja, liat orang lain
punya apa ya gak papa, gak pengen gak
apa, biasa aja. Trus mikir harus punya
harus bisa ya enggak juga.
Tapi masih punya kekhawatiran
menjalani hidup kan pak? ya tetep
ada mas, wajar layaknya manusia
biasa, khawatir kalau anak sakit atau
apa. Mantep dan percaya diri aja,
percaya aja sama Tuhan kalau percaya
nanti pasti ada jalannya. Tapi ya tetap
ada lah yang untuk njagani walau gak
banyak. Semua itu saya yakin pasti ada
solusinya.
Kalau pas ikut sujudtannya, apa ada
gak perasaan dalam diri bapak
merasa bahagia saat sujud? Ya kalau
di sumarah itu ya tenang itu aja mas,
perasaan tenang, sedih ya gak sedih,
senang ya ra banget-banget. Nerima
sumarah itu ya gitu misal dapat sesuatu
yang membahagiakan ya gak bahagia
banget-banget.
Dengan Sumarah A
merasa tidak khawatir
Si A menerima segala
sesuatu yang dimiliki
dalam hidupnya
Si A memasrahkan
segala kekhawatirannya
terhadap Tuhan
Kebahagiaan menurut si
A adalah menerima
segala sesuatu yang
sewajarnya.
Ketenangan dalam
hidup
Penerimaan diri
Kepasrahan diri
Makna kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
72
73
74
75
76
77
Sujudtan itu ya biasa aja, pas ada
masalah gitu ya terus sujudtan ya
ditengah-tengah gitu aja, nggak ngerasa
sengsoro nah setelah itu memang
masalah masih ada tapi ya longgar,
perasaan senang yang tadinya
mengebu-ngebu ya terus enggak gitu
aja.
Misal bapak ada masalah terus
sujudtan, masalah itu ada ditengah-
tengah? Artinya gini mas, gak
sengsara banget ya gak bahagia banget,
merasa wajar dan netral saja.
Permasalan itu menjadi netral, kita
menjadi rileks, ngleremke ati.
Misal pas punya masalah gitu terus
sujudtan ya disuruh melepaskan ya
lepas lho mas. Gak cuma dipikiran saja
nerimanya tapi didalam hati juga.
Tapi ya nanti masalah itu tetap harus
dihadapi dan jadinya gak susah mas, oh
ternyata gini to, kalau dipikirkan wah
masalah e ra rampung-rampung,
dipikir terus padahal ternyata setelah
dijalani dihadapi ya mudah aja.
Terkadang kan kita terbelenggu atas
nafsu kita sendiri padahal gak sesulit
yang ada dipikran kita kalau dijalani itu
mas. Makanya ketika nafsu kita udah
dilepas ya udah lebih mudah untuk
menjalani.
Sekarang tujuan hidup bapak itu
apa? Ya membesarkan anak sampai
dewasa mas, sampai madiri lah. Saya
akan tetap di sumarah, cekelan saya ya
tetap sumarah, percaya pada Tuhan. Ya
pokonya menjalani hidup sebagai
Dengan meditasi, A
dapat mengelola
perasaan dan emosi yang
ada dalam dirinya
Dengan sumarah si A
menemukan kedamaian
batin
Meditasi melepaskan
pikiran negativ
Dengan meditasi
sumarah lebih tenang
menghadapi
permasalahan
Melepas pikiran yang
negative membuat hidup
lebih baik
Tujuan hidup si A
membesarkan anak
sampai mandiri
Meditasi meredam
gejolak dalam diri
Kedamaian batin
melepaskan pikiran
negativ
Tenang dalam
menghadapi
permasalahan
Melepas pikiran
negatif
Tujuan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
78
79
80
81
82
manusia seutuhnya.
saya percaya kehidupan selanjutnya.
Sakit aja kalau memang sakit ya harus
diterima. Kalau percaya sama Tuhan
itu apa apa dimudahkan mas, mampu
mengontrol diri sendiri secara otomatis.
Dalam sumarah itu tidak ada aturan
apalagi tentang moral, budipekerti, ya
tuntunan Tuhan sendiri.
Mau di sumarah itu sampai kapan
pak? Sumarah itu sudah seperti
pakaian bagi saya mas, masa gak saya
pakai, masa lepas baju. Meskipun di
sumarah gak ada aturan yang mengikat.
Apa yang membuat bapak
menjadikan itu bagian dalam diri
bapak? Pertama ya itu, mendekatkan
diri pada Tuhan itu merasakan bahwa
Tuhan itu ada. Terus kehidupan sehari
hari dengan cara mendekatkan diri
pada Tuhan di sumarah itu
dimudahkan.
Ada pengalaman gak pak yang
membuat bapak yakin Tuhan itu
ada? Ya kayak tadi itu mas apa apa
dipermudah itu saya yakin Tuhan itu
ada, merasa nyaman tenang dalam
hidup itu ya karena Tuhan itu ada.
Menerima segala sesuatu dengan lega,
beda lho mas rasanya. Wong surga aja
tenang tentram bukan hanya nafsu,
kalau neraka kan rasanya kayak hati
sedang disakiti. Kalau masih nafsu,
masih merasakan badan bukan surga
namanya. Intinya percaya aja pada
Tuhan.
Dengan A bisa
mengontrol dirinya
sendiri secara otomatis
A menganggap Sumarah
sebagai identitas diri
A merasa semakin dekat
dengan Tuhan ketika ia
ikut sumarah
Hidup menjadi lebih
mudah, nyaman dan
tenang
Menerima segala sesuatu
dengan ikhlas
Pengendalian diri
Identitas diri pribadi
Dekat dengan Tuhan
Kedamaian batin
penerimaan
berlandaskan ke
iklasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Kenapa kok di sumarah malah bisa
menemukan adanya Tuhan gak di
agama? Karena memang saya gak
bisa mas, sudah. Saya dari sekolah
sudah jujur kalao memang saya gak
bisa. Ternyata ya gak papa mas,
mereka memaklumi. Teman-teman
saya tau saya sumarah juga gak papa,
biasa aja mas, gak papa, gak ada
masalah, buka musrik.ya kalau
sekarang pasti ada orang-orang yang
gak suka karena dianggap kafir, tapi
yaudah ya gakpapa gak usah
ditanggapi, kan itu urusan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
TEMA-TEMA RESPONDEN I
A. Pengelolaan diri negative
1. Mudah emosi
2. Ragu dalam mengambil keputusaan
3. Kehampaan dalam hati
(Nomor)
34, 35
40
47
B. Regulasi emosi
1. Pengendalian emosi
2. Tidak mengedepankan emosi dalam pengambilan
keputusan
3. Mengendalikan perilaku ketika marah
27,33
45
46
C. Perubahan sikap menjadi positif
1. Lebih tenang menghadapi masalah
2. Lebih iklas
3. Menempatkan diri
4. Kesadaran akan adanya Tuhan
5. Kedamaian hati
25, 28, 37, 38, 60, 75
57, 52, 54, 82
64
63, 80
53, 73, 81
D. Hubungan positif dengan orang lain
1. Menjalin hubungan baik
2. Tidak mempunyai masalah dengan orang lain
17
39
E. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
1. Pikiran fokus
2. Piliran lebih terkendali
3. Melepas pikiran negative
32
48, 50
76, 74
F. Penerimaan diri positif
1. Percaya diri
2. Menerima dirinya
23
69, 26
G. Otonomi
1. Tenang dalam mengambil keputusan
2. Menerima resiko dari keputusan
41
42,43
H. Tujuan Hidup
1. Membesarkan anak
77
I. Pemakna Hidup
1. Sesutau yang harus di jalani
55,56
J. Makna kebahagiaan
1. Menerima
2. Hidup berjalan lancar
71
15, 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TEMA-TEMA RESPONDEN II
A. Pengelolaan diri negative
1. Mudah emosi
(Nomor) 13, 35
B. Regulasi emosi
1. Pengendalian emosi
2. Menyadari emosi yang muncul
36, 25 , 50, 14
15
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
1. Pikiran positif
2. Pikiran focus
3. Non-judgement
19
26
48
D. Perubahan sikap menjadi lebih positif
1. Lebih tenang
2. Bertanggung jawab
3. Introspeksi diri
4. Kekawatiran berkurang
5. Aware pada diri sendiri
1, 3, 24, 41, 25
33, 34
43
9, 40
46
E. Hubungan positif dengan orang lain
1. Hubungan baik dengan siapa saja
2. Peran di kegiatan sosial
3. Menolong siapa saja
4. Bersahabat dengan siapa saja
7
15
22
29, 30
F. Penguasaan lingkungan
1. Tidak terpengaruh stimulus negative
16
G. Otonomi
1. Menerima konsekuensi
17
H. Makna kebahagiaan
1. Merasa bahagia ketika melihat anaknya bahagia
2. Penerimaan
38
52
I. Pemaknaan hidup
1. Hidup harus dijalani dengan baik
32
J. Tujuan hidup
1. Membesarkan anak
37
K. Penerimaan diri
1. Menerima stimulus negative
2. Menerima pengalaman masalalunya
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No Verbatim Catatan Tema Spesifik
1
2.
3
4
Bisa diceritakan gak Bu, apa sih
sebenarnya alasan ibu memilih
ikut Sumarah?
Ohh... alasannya itu di hati itu enak e
mas, yang ada hanya rasa tenang dan
tentram di hati gak takut apa-apa.
Jadinya gak ada pemikiran sumelang
itu gak ada jadinya yang ada pasrahin
aja dengan gusti Allah
jadinya lebih enteng gimana ya yang
ada rasa ayem.
Awalnya juga lucu kok, memang
saya itu kan dari keluarga sumarah,
bapak ibu kan nggak pernah to
nyuruh itu gak pernah. Jadi
tergantung anaknya mau apa, kalo
yang namanya udah besar udah
kuliah gitu kan udah ada tanggung
jawabkan dengan orang tua, ya
contohnya nganter bapak ibu ke
sumarah itu mas. Awalnya sih kan
pas nganterkan capek ya kalo
langsung pulang,akhirnya duduk aja
nungguin,
ohh jadi cuma duduk aja
nungguin? Tapi kok Cuma nunggu
aja bedaya rasanya, kayak gak ada
kekawatiran apa kalo apa-apa kok
juga enak, itu awalnya masuk
sumarah.
Tapi gak ada paksaan dari orang
tua atau gimana? Enggak ada.
Wong waktu aku bilang sama bapak
Subjek Y mengikuti
sumarah dikarenakan
merasa tentram, tenang dan
tidak sumelang.
Subjek Y mengikuti
Sumarah dikarenakan
kemauan sendiri
Subjek Y merasakan
kedamaian saat mengikuti
Sumarah
Subjek Y mengikuti
sumarah tidak ada paksaan
Lebih tenang
Memiliki Autonomy
Merasakan kedamaian
Ikut sumarah kemauan
sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
5
6
7
8
itu bapak kaget kok, eh pak boleh
gak saya ikut sumarah.
Tapi mulai seriusnya ikut sumarah
itu kapan Bu? Yang kerasa pengen
bangetnya itu kapan bu? Ya waktu
kuliah itu. Tapi pastinya tahun berapa
itu saya lupa e, saya gak pernah
nganu kayak gitu itu, wes jalan
aja.hehhee.
Jadi sebelummya itu Islam ya bu?,
maksudnya ..iya sebelumnya saya
islam, tapi ya islam gitu lah,
pengemar apa saja, karena keluarga
besar saya kan tidak harus apaya
kekebetulan keluarga besar saya
santai ya untuk masalah keyakinan,
saya islam tapi temen-teman yang
katholik juga banyak, kadang nganter
ke Sendang sono, maksudnya adalah
tidak terus fanatik, jadi tetep ke
sendang sono, padahal kan jauh kan
ya mas. Pas motonya, dulu kan
motornya yang hitam itu, saya juga
kenal frater, frater kan juga nganterin
ke rumah, dan bapak saya juga tau
kalo itu frater karena kan gak bisa
dibohongi kan facenya,
pembawaannya juga beda, pasti beda,
kok ngertos pak? yo bedolah hehhe.
Pas sujutan niku menggunakan
cara-cara islam mboten?
Tapi mungkin secara tidak langsung
itu waktu kecil itu kan saya ke
kebumen tempatnya simbah, SMP
Subjek Y serius mengikuti
Sumarah sejak SMA
Sebelum ikut Sumarah
subjek Y beragama Islam
Saat beragama islam subjek
ber relasi dengan siapa saja
dan tidak fanatic
Meditasi membuat subjek Y
dapat mengatasi
permasalahan
Awal ikut sumarah SMA
Sebelum di sumarah subjek
beragama Islam
Subjek Y dapat berelasi dan
tidak fanatic
meditasi membantu
mengatasi permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
9
10
11
apa SMA ya itu saya naik bis sendiri,
saya kan mabukan to mas, jadi pas
saya menyebut nama Allah Allah
gitu, karena pas mau mabuk banget
tapi saya sendiri padahal kan saya
sadar rasa ah saya kok mabuk gitu
lho, jadi gak mabuk. jadinya trus
menyebut nama Allah Allah itu tapi
waktu itu saya ya gak tau kalo
sebenarnya itu ya sumarah
Perbedaan yang paling ibu
rasakan, dulu kan ibu ikut
sumarah pas zaman kuliah ya bu,
selama itu yang menurut ibu
paling ibu rasakan selama ini?
Apa yo mass, yang pertama itu ya
santai, yang kedua itu kita itu
berteman juga enak, tidak ada apa
yaa, jadi berteman dengan semua itu
sama tidak ada rasa was-was, tidak
ada rasa duh klambimu kok koyo
ngono yo, wedi aku ra diterima atau
gimana itu gak ada,
apakah bisa dikatakan penerimaan
diri itu lebih baik ya bu? Wah iya
mas, sangat nyaman sekali,
Contohnya bu? Kalo di Islam itu
kan kaku ya, kaku banget, kalo saya
yang menerima. Kalo di sumarah itu
enak, karena terus terang apa ya
bedanya nyaman,
kalo di islam itu kadang
kitaberteman dengan siapa saja itu
gak bebas, lho kae sopo to kok koe
Hal paling di rasakan subjek
Y saat mengikuti sumarah
merasa santai, tidak ada
kekawatiran dan mudah ber
relasi
Subjek Y merasa nyaman di
sumarah
Subjek Y merasa terbatasi
dalam ber relasi sebelum di
sumarah
Tidak kawatir
Merasa nyaman
Perasaan terbatasi membuat
subjek Y mencari hal
berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
12
karo iki karo kae, di hati sayayo
rapopo to, wong kekancan kok,
misalnya kayak gitu, wong kekancan
ki rapopo to ramasalah, tapi begitu
saya itu melepas yaudah gak ada
urusan apa-apa, karena saya juga
punya teman-teman yang bener-bener
kadang mengurusi urusan orang lain,
itu yang pertama, yang kedua dalam
beribadah jugabeda, kadang kan
kitakalo beribadah pengen disawang
oleh orang lain, waktu itu pengen
dilihat aku wes lho, aku wes
melakukan itu lho, kayak gitu. Tapi
kalo disumarah itu kan urusan
pribadi, kalo mau kayak gitu ya
monggo, gak ya gapapa, wong itu ya
urusanmu dengan Gusti.
Itu malah membuat ibu lebih
tenang? Itu membuat saya oh iya
saya diberi tanggung jawab ternyata,
bukan karena untuk orang lain, tapi
untuk aku, aku yang butuh. Tapi
sebetulnya tiang sepuh itu tau lho
kalo kita lagi ndableg istilahnya, lagi
gak sembayang gitu tau, tapi kan gak
yang langsung eh kamu gini-gini, itu
enggak mas. ya tinggal kita ,akhirnya
ooh ternyata tuntutan di sumarah itu
bukan untuk disawang orang lain
begini begitu, tergantung balik lagi
ke kitanya, karena nantinya kalo saya
pribadi merasa kalo saya benar-benar
Subjek Y menemukan hal
yang membuat nyaman di
sumarah
Sumarah membuat subjek
merasa nyaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
13
14
15
16
menembah marang gusti Allah
nantinya yangdapat juga saya, kalo
saya
Misalnya ngadepi anak-anak seperti
ini, dulu itu mas saya itu gejolak
emosinya itu awal-awal ya luar biasa
tapi ternyata di sumarah bisa lho
nglerem, dan kita tahu kalo kita
sebetulnya mau marah nah tapi kalo
kita mendekatkan diri ke Tuhan ya
harapannya semuanya lebih baik,
dengan sujut itu ya Bu?
Iya..berarti salah satu sujud itu
dapat mengontrol emosi? Salah
satunya ... Trus kalo relasi dengan
orang-orang sekitar gimana
bu?Kan ibu sudah lama ikut di
sumarah? Ya setiap kegiatan apa aja
saya ikut, ya saya menunjukan saya
itu memang berbeda, tapi untuk
urusan masyarakat, usaha sosial di
masyakarat, yang penting kita ketok
di masyarakat, baik apa yang bisa
kita lakukan untuk bersinergi dengan
masyarakayt ya sudah
dilakukan.misalnya adakerja bakti ya
ngetok, bisa ngasih snack ya ngasih.
Tapi selama ibu nderek sumarah
itu masih adagak model
deskriminasi, Pengalaman ngoten?
Apa ya, kalo dari berteman ya ada
beberapateman di tempat kerja ya ada
yang seperti itu, masyarakat ya ada
tapi tergantung pada kitanya.
Subjek Y mempunyai emosi
yang tinggi
Setelah mengikuti sumarah
emosi subjek mulai
terkontrol
Subjek Y mengikuti
kegiatan di lingkunganya
Subjek Y tidak terlalu
memikirkan diskriminasi
yang dialami
Emosi yang tinggi
Regulasi emosi
Hubungan positif dengan
orang lain
Penguasaan lingkungan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
17
18
19
20
Sekarang kalo saya sih terus terang
sudah tidak memikirkan itu,
karena saya sudah dewasa sudah tau
konsekuensinya dari apa yang saya
pilih, nggak usahkepercayaan
siapapun itu wes, agamaapapun wes,
tapi saya sungguh percaya padagusti
Allah bahwa kalo kita niatnya baik
lama-lama kita akan diberikan apa
ya, kemudahan istilahnya. Bisa tapi
memang tidak bisa yakin semua bisa
menerima kita itu memang tidak bisa
saya itu aja ya semua saya terima
tapi itu bukan berarti terus itu
merubah hidup saya gimana gimana
gitu enggak.
Semuanya pasti ada mas, kalo dipikir
banget-banget nanti malah kita
sendiri yang rugi yang penting kita
tidak seperti itu, kadang itu mikirnya
kita klenik kita punya ritual yang
melenceng dianggap beda tapi
meskipun kita terangkan ke yang
melakukan diskriminasi itu udah
seperti itu, weslah sing pentingaku
raseperti itu, tapi tempat kami
memang percaya ada seperti itu,
monggo saja setiap orang kan punya
pilihan tapi saya tidak seperti itu.
Biasanya diskriminasi itu dalam
bentuk apa Bu? Ya kalo lisan itu
memang banyak sekali tapi yasudah,
tapi kalo langsung ngomong pernah
gak yaa..biasanya sikap mas, kan kita
Subjek Y bertanggung
jawab terhadap keputusanya
Subjek Y dapat menerima
permasalahan yang ada
Segala bentuk diskriminasi
yang diterima subjek di
sikapi dengan pikiran positif
Bentuk diskriminasi yang
diterima subjek Y berupa
lisan
Otonomi yang baik
Dapat menerima
permasalahan
Pikiran positif
Diskriminasi diberikan
dalam bentuk lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
21
22
23
bisa merasakan kan kalo sikap.
Biasanya gimana bu kalo sikap
itu? Ya kadang ngomongnya atos,
kadang nyindir gitu to, sindiran gitu,
jadi gitu mas ngomongin kita tapi
kita disebelahnya. Yasudah begitulah
tapi asyiknya disitu itu tantangan ya
Tapi kalo hubungan secara umum
dengan tetangga dan lingkungan
sekitar itu gimana bu? Oh kalo itu
ya baik mas. harus baik, yang penting
kita menujukan keihlasan,
menunjukan tidak adanya perbedaan
antara kita, kita mau menolong
siapapun gak masalah jadi dengan
cara kayak gitu itu orang yang meihat
ya biarkan melihat, yang bisa
merasakan ya merasakan, yang bisa
merubah sikap ya monggo merubah
sikap, yang belum bisa ya gapapa.
Kalo sekarang saya tanya kepada
ibu setelah ikut sumarah,
bagaimana ibu melihat diri ibu
sekarang? Dibandingkan dulu saat
blm ikut sumarah apa ada hal
yang ibu rasakan berubah? Wah
itu ya jelas ada mas, kalo gak ada
mesti saya sudah melepas. Tapi ya
tetep sih mas, namanya juga manusia
ya mas, kalo diberikan kemewahan
kenikmatan yang lebih sering lupa
diri, aku mengakui lho hahha, kadang
lupa, ning sumarah tapi ra sujudtan
hahha, aku lho.
Bentuk diskriminasi dengan
perilaku menyindir
Hubungan subjek Y dengan
tetangga baik seperti tolong
menolong
Subjek Y mengalami
perubahan yang positif
dalam dirinya
Diskriminasi berbentuk
sindiran
Hubungan positif dengan
orang lain
Perubahan hidup positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
24
25
26
27
Kalo yang baik ya semuanya jadi
lebih santai, misalnya dapat tugas
besok harus mengerjakan ini, kalo
dulu kan pasti wes kemrungsung wah
piye iki gitu gitu to mas, tapi kalo
sekarang yaudah santai, karena ya
gimana ya, bukan berarti kita tidak
terus tidak melakukan itu tidak, tapi
menerimanya jauh lebih santai
artinya terus ada perasaan emosi
gejolak gitu itu ndak..iso po ra, trus
bisa tenang ya to, tapi ya tenangnya
tidak kosong sih , karena kalau di
sumarah itu kan sebisa mungkin ingat
sama Gusti Allah 24jam, itu tadi
kecuali kalau merasa diberi
kenikmatan trus lupa hehehehe, t
tapi terus lepas kendali, kita jadi bisa
mikir oh dadi besok kalo ngene aku
kudu ngene lho hehhe.. enaknya
disitum lainnya itu kalo kayak gitu,
lha aku kudu ngene kudu ngono wah
jan spontanitas mesti gitu, tapi saya
udah nggak ngalami kayak gitu,
enaknya disitu, jadi nek menghadapi
sesuatu wes ngerti kudu ngene.
Nah kalo sekaranggitu, ibu punya
gak pengalaman masa lalu yang
masih ibu sesali atau belum lego
hingga sekarang? Apa ya...satu,
saya kalo dengan keluarga sudah
bisa, keluarga besar itu saya dari dulu
itu sama orang tua sudah ngabekti,
tidak ada..jadi berusaha semuanya itu
setelah meditasi subjek Y
menghadapi permasalahan
dengan lebih tenang
Lebih dapat mengontrol
emosi
Meditasi membuat Y
menjadi lebih fokus, lebih
aware terhadap dirinya.
Subjek Y tidak mempunyai
pengalaman masa lalu yang
disesali
Perubahan sikap
Regulasi emosi
Mempunyai penguasaan
lingkungan yang baik
Penerimaan diri yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
28
29
30
31
untuk orangtua, jadi ..yaa mungkin
oranglain akan berpikir bahwa wah
kok ngene kok ngono tapi kalo saya
nggak mas, saya malah berterima
kasih karena saya sudah merasa jadi
orangtua , maksudnya itu ya kita
dilahirkan...tapi kalo yang disesali itu
gak adakok mas, mungkin apa ya
tantangan saya itu sama anak-anak
harus lebih sabar, karena kan apa apa
masih harus banyak belajar, masih
kadang ada emosinya.
Tapi saya bersyukurnya itu untuk
penyimpangan-penyimpangan saya
memang berusaha untuk tidak, tapi
bukan berarti saya pilih-pilihteman,
teman saya banyak dan saya tidak
milih-milih dalam berteman, malah
kadangsaya suka nungguin teman-
teman saya yangsuka aneh-aneh tapi
yangpenting saya tidak seperti itu,
saya tetap berteman jadi artinya
untuk penyimpangan sosial gak ada,
malah kadang saya suka membantu
teman-teman kayak volunter-
voluntergitu mas dan saya juga sama
orang tua ya berusaha sebaik
mungkin jangan sampe menyakiti,
kalo bisa bantu ya bantu.
Kalo dalam pengambilan
keputusan kan pasti banyak yang
kita pilih dalam hidup, nah selama
ibu nderek sumarah itu,
prosesnyanya gimana
Y menyadari dirinya harus
lebih sabar dan banyak
belajar
Subjek Y dapat berelasi
dengan siapa saja
Subjek Y suka menolong
teman-temanya
Pertumbuhan pribadi yang
baik
Hubungan positif dengan
orang lain
Hubungan positif dengan
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
32
33
34
35
bu?Ohhh...kalo keluarga saya pasti
minta pertimbangan suami, itu satu,
karena namanya keluarga tidak boleh
lepas dari suami, apapun, misalnya
pendidikan ya sama suami,
pertimbangan pasti ada.
Nah kalo bicaratentang kehidupan
ya bu? Menurut ibu arti hidup itu
apa sekarang? Kalo saya itu hanya
sebatas menjalani hidup, dengan
benar, sesuai tuntutan dari Gusti
Alllah, tapi jugatidak lupa bahwa
segala sesuatu itu tidak lepas darinya.
Menjalani wae, menjalaniwae dengan
apik, apa yang bisa kita lakukan ya
lakukan, sebaik mungkin, tidak
melepas tanggung jawab,
karena kita itu dikasih tanggung
jawab itu banyak e nah kalo kita udah
tau itu tu hidup dadi ora sekarep e
dewe gitu lho..kalo saya pribadi lho.
Kalo saya dengan keluarga yaudah
saya bekerja tapi ya keluarga tetap
nomor satu,nah kalo disekolah piye
carane tidak melepas dari tanggung
jawb, artinya jangan sampai kita
melakukan hal-hal yangtidak guna.
Kalo ini ya bu? Seumpama ya
dalam hal emosi, selama ibu ikut
sumarah, bagaimana emosi yang
ibu rasakan? Kalo saya sih emosi
masih mas, seperti yang sudah saya
sampaikan tadi, tapi kalo marah
sudah tidak seperti dulu, kalo dulu
Dalam mengambil
keputusan Y meminta
pertimbangan suami
Si A memaknai kehidupan
sebagai sesuatu yang
mengalir
Dengan tanggung jawab Y
menjalani hidup lebih
teratur dan terkendali
Agar dapat bertanggung
jawab Y tidak melakukan
hal yang tidak berguna
Sebelum mengikuti sumarah
Y tidak dapat mengontrol
emosi
Mendiskusikan keputusaan
Makna kehiudpan sebagai
sesuatu yang mengalir
Tanggung jawab membuat
hidup teratur
Melakukan hal yang
berguna membuat Y
semakin bertanggung jawab
Regulasi emosi yang buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
36
37
38
39
itu, ini tu ee...ngomong sendiri,
ngedumel sendiri, sekarang udah gak.
Ini memang tidak lepas, tapi kalo dari
skala yang dulu jauh sekali, tapi kalo
emosi ,masih adamas karena
kan...ada batesannya tapi kalo
sekarang, kalo yang saya rasakan ya
udah jauh beda banget dulu dan
sekarang, sekarangitu bisa lebih
ngontrol.
Kalau sekarang sebagai orangtua
dan guru tujuan hidup ibu yang
paling ingin dituju?
Ya anak bisa tumbuh besar hehhe...
gizitercukupi ya to, senang, tujuan
pertama itu ya anak-anak. Banyak hal
yang saya ajarkan keanak-anak, ke
masyarakat saya kenalkan agar
mereka terbiasa, kepanti asuhan,
untuk mengajarkan rasa syukur,
artinya ya mereka sehat senang
bahagia dan bisa ngerti orang lain,
dan menjadi lebih baik, wes sepele
itu tok hehe mergo aku ibu mas
hehehe...jadi ketika saya melihat
mereka bahagia saya ikut bahagia,
kalo anak mengalami apa ya jadi
evaluasi kita.
Trus kalo namanya orang hidup
kan materi penting ya
bu?kebahagian ibu tergantung
padamateri, materi itu prioritas
keberapa sih bu dalam
Y merasakan perubahan
selam mengikuti meditasi, Y
dapat menontrol emosi
Tujuan hidup subjek Y
membesarkan anak-anaknya
Subjek Y merasabahagia
saat melihatanaknya bahagia
Regulasi emosi yang baik
Tujuan
hidupmembesarkananak
Makna kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
40
41
42
menentukan kebhagiaan ibu?
Kalo materi itu malah gak terlalu e,
wong materi itu dari gusti allah,
seberapa punyang diberi mesti kita
cukup, sayapernah merasakan dari
bawah, jadi mikir gak cukup jebulane
cukup, kalo dipikir secara
matematika itu gak nalar, tapi nak
kita percayaitu pasti tercukupi.artinya
gini mas, materi itu gak Cuma satu,
ini lho,
tapi Tuhan berikan banyak cara, kita
kadang ... yawes jalan aja nanti juga
pasti ada, entah itu seperti apa harus
apa pasti ada jalannya. Punya uang
dari ini ya gak tau yowespokok e
santai wae, nanti pasti adajalannya,
entah dari mana.
tapi Tuhan berikan banyak cara, kita
kadang ... yawes jalan aja nanti juga
pasti ada, entah itu seperti apa harus
apa pasti ada jalannya. Punya uang
dari ini ya gak tau yowespokok e
santai wae, nanti pasti adajalannya,
entah dari mana.
Trus ini bu, kan yang namanya
kehidupan kan pasti ada
pertumbuhan entah itu secarafisik,
emosi, sikap kan pasti ada stepnya
dia bertumbuh, kalo sekama ikut
suumarah yangibu rasakan
bertumbuh itu apa? Sikap, sikap itu
yaa ada postif dan negatifnya. Tapi
yangutama dan penting adalah kita
Materi tidak menjadi faktor
penentu kebahagiaan
Subjek A percaya setiap
permasalahan ada solusinya
Subjek A menerima segala
sesuatu yang diapunya
Materi bukan salah faktor
pendukung kebahagiaan
Setiap permasalahan pasti
ada soulusinya
Menerima kepunyaan diri
pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
43
44
45
46
47
harus selalu menunjukan ssikap yang
baik, yang bisa dicontoh. Misalnya,
ditempat kerja itu menguras bener
emosi dan semuanya, cobaan benar,
disatu sisi kalo kita cerita keteman-
teman ya kembali kekita juga,
yasudah capek kalo disana mau
seperti apa ya tetap aja, ini kaitannya
sama keyakinan, tapi saya cuek aja
sih mas, saya kadang nganggep
gojek.
Tapi secara keseluruhan ya namanya
manusia kan ada yang baik adayang
gak ya itu lumrah saja, saya selalu
instropeksi diri kok mas, gak semua
mesti salah mereka, mungkin saya
juga ada sikap atau prilaku yang
kurang baik, saya kadang mikir gitu
kok mas, saya merasakan gini lho..
Kalo saya tanya ibu mau
disumarah samapi kapan?
Ya maunya sampai besok sampai
akhir hayat. Kalo anak-anak yang
gede udah nanya, soalnya kita kan
kadang rutin sumarah kalo sudah
tidak ada apa-apa nah anak,
kitamemang blm rutin
ohhh yayaya, saya mau Tanya buk
kalau sujud itu apa yang dirasakan
sama ibuk?
Wah haa lucu itu mas, sujudtan itu
sebenernya kita bisa mengenal diri
kita malu sendiri itu lo.
Oo iya kalau mas sudah melakukan
Subjek A mengalamai
perubahan sikap ketika
mengikuti sumarah
Subjek A memberikan
respon positif pada stimulus
negatif
Subjek A dapat
merefleksikan dan
menintropeksi dirinya
Subjek Y mengikuti
sumarah sampai akhir hayat
Dengan meditasi subjek
dapat lebih aware pada
dirinya
Setelah bermeditasi subjek
Perubahan sikap
Respon positif
Refleksi dan intropeksi
Mengikuti sumarah sampai
akhir
Aware pada diri sendiri
Merasakan sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
48
49
50
51
52
sujudtan dengan benar geli sendiri.
Saat sujudtan itu saya merasakan
sesuatu yang indah, nikmat.
Contohnya apa buk?Indah nikmat
itu? Lahh… itu itu.tu gak bisa e mas
tidak seperti duniawi, karena kalau
udah sujud itu kita udah gak bisa
ngomong kae kie bojoku kae kie
endak e mas jadi udah sama.
Istilahnya gimana ya mas udah gak
ada, udah gak mikirkan itu mas.
Sudah langsung menyembah pada
allah gitu mas.
Terus rasanya itu ya sejuk ya nikmat.
Kalau bisa kayak gitu mas isoh
ngatur emosine.
Akhirnya itu akan berjalan sendiri,
kalau kita marah itu artinya sujudtan
kita itu ngk pas gitu mas. Kalau itu
benar-benar kita rasakan hidup itu kie
ya enak mas. Kita lihat apa aja itu
jadi biasa mas.
Biasanya itu kayak apa buk?
Gak ada gejolak gitu lo, nerimanya
juga enak ya itulah yang saya rasakan
di sumarah. Ya itu tadi mas yang bisa
menikmati kesjukan kenikmtan.
Wahh seneng banget mas kalau bis
kayak gitu kie, yaa emosi juga bisa
terkontrol. Kalau dulu pas masih
muda itu seneganengegrundel dewe.
Ohhh koq isoh ilang dewe yo aneh.
merasakan sesuatu yang
indah
Pengamatan terhadap
pristiwa kekinian tanpa
kritik dan penilaian
Pengamatan terhadap
pristiwa kekinian tanpa
kritik dan penilaian
Subjek A dapat megatur
emosinya
Menjadi lebih tenang
Makna kebahagian saat
dapat menerima
indah
Non-judgment
Non-judgment
Regulasi emosi
Tenang
Makna kebahagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
TEMA-TEMA RESPONDEN II
A. Pengelolaan diri negative
1. Mudah emosi
(Nomor) 13, 35
B. Regulasi emosi
1. Pengendalian emosi
2. Menyadari emosi yang muncul
36, 25 , 50, 14
15
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
1. Pikiran positif
2. Pikiran focus
3. Non-judgement
19
26
48
D. Perubahan sikap menjadi lebih positif
1. Lebih tenang
2. Bertanggung jawab
3. Introspeksi diri
4. Kekawatiran berkurang
5. Aware pada diri sendiri
1, 3, 24, 41, 25
33, 34
43
9, 40
46
E. Hubungan positif dengan orang lain
1. Hubungan baik dengan siapa saja
2. Peran di kegiatan sosial
3. Menolong siapa saja
4. Bersahabat dengan siapa saja
7
15
22
29, 30
F. Penguasaan lingkungan
1. Tidak terpengaruh stimulus negative
16
G. Otonomi
1. Menerima konsekuensi
17
H. Makna kebahagiaan
1. Merasa bahagia ketika melihat anaknya bahagia
2. Penerimaan
38
52
I. Pemaknaan hidup
1. Hidup harus dijalani dengan baik
32
J. Tujuan hidup
1. Membesarkan anak
37
K. Penerimaan diri
1. Menerima stimulus negative
2. Menerima pengalaman masalalunya
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI