makalas sc

48
MAKALAH BIOLOGI SEL “RIBOSOM, PLASTIDA,SITOSKELETON” OLEH : NELSY SUCIDAYANA SUMOZA 1010421002 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

Upload: andrea-juantri

Post on 25-Jul-2015

129 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalas Sc

MAKALAH BIOLOGI SEL

“RIBOSOM, PLASTIDA,SITOSKELETON”

OLEH :

NELSY SUCIDAYANA SUMOZA

1010421002

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG,2012

Page 2: Makalas Sc

RIBOSOM

Page 3: Makalas Sc

BAB I . PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah

satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma sentral,” adalah DNA yang

digunakan untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat

protein. Urutan DNA gen disalin ke RNA (mRNA). Ribosom kemudian membaca

informasi dalam RNA dan menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal

sebagai translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi

protein.

Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan

menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada protein

tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer (tRNA) molekul, yang masuk

salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino

terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom. Ribosom

bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan rantai asam amino.

Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein.

Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat

subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA

dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah.

Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya

paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino

bersama.

Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi),

memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan

dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh

ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak

terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang

mencerminkan asal-usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom

Page 4: Makalas Sc

asamribonukleat.

1.2   Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah yaitu :

1.    untuk bisa mengetahui asal – usul dari ribosom

2.   mengetahui pengertian ribosom

3.    mengetahui struktur dan fungsi dari ribosom sebagai tempat proses sintesis protein.

4.    Mengetahui sifat dari struktur ribosom berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.

Page 5: Makalas Sc

BAB II. PEMBAHASAN

Archaeal, eubacterial dan ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran, komposisi dan

rasio protein untuk RNA. Karena mereka terbentuk dari dua subunit ukuran non-sama,

mereka sedikit lebih panjang di sumbu daripada di diameter. ribosom prokariotik sekitar

20 nm (200 Angstrom) dengan diameter dan terdiri dari 65% RNA ribosom dan protein

ribosom 35% (dikenal sebagai ribonucleoprotein atau RNP). ribosom eukariotik adalah

antara 25 dan 30 nm (250-300 Angstrom) dengan diameter dan rasio rRNA terhadap

protein dekat dengan 1. Ribosom menerjemahkan messenger RNA (mRNA) dan

membangun rantai polipeptida (misalnya, protein) menggunakan asam amino yang

disampaikan oleh RNA transfer (tRNA). situs aktif mereka dibuat dari RNA, ribosom

sehingga sekarang diklasifikasikan sebagai “ribozim”.

Ribosom membangun protein dari instruksi genetik yang diadakan dalam

messenger RNA. Ribosom bebas ditangguhkan dalam sitosol (bagian semi-cairan

sitoplasma), dan yang lainnya terikat pada retikulum endoplasma kasar, sehingga

memberikan penampilan kekasaran, langkah-langkah lain dalam sintesis protein (seperti

translokasi) disebabkan oleh perubahan konformasi protein.

Ribosom kadang-kadang disebut sebagai organel, namun penggunaan istilah

organel sering dibatasi untuk menggambarkan komponen sub-seluler yang termasuk

membran fosfolipid, yang seluruhnya partikulat. Untuk alasan ini, ribosom kadang-

kadang dapat digambarkan sebagai “non-membran organel”.

Pada mulanya ribosom dipandang memiliki hubungan pasif pada proses sintesis

protein, melalui struktur yang terjadi pada proses translasi. Pandangan ini berubah pada

beberapa tahun kemudian, sehingga ribosom dianggap memiliki 2  peran aktif dalam

dalam proses sintesis protein :

1.    Ribosom mengkoordinasi sintesis protein dengan menempatkan mRNA aminoacyl,

tRNA dan menghubungkan faktor protein dengan posisi yang relatif benar satu sama-

lainnya.

2.    Komponen ribosom meliputi rRNAs, mengkatalisis sedikitnya reaksi kimia yang

Page 6: Makalas Sc

terjadi selama translasi.

A.     Struktur dan fungsi ribosom

a.    Struktur Ribosom

Ribosom adalah partikel kecil kedap-elektron dengan ukuran sekitar 20×30 nm.

Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir 80 protein yang

berbeda. Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari ribonukleoprotein.

Ribosom ada yang tersebar secara bebas di sitoplasma dan ada yang melekat pada

permukaan external dari membran Retikulum Endoplasma. Ribosom ini adalah organel

yang memungkinkan terjadinya sintesa protein.

Struktur dari ribosom memiliki sifat sebagai berikut :

1.      Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.

2.      Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus

pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.

3.      Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit

Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk

keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk

eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk

yang kecil).

4.      Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom

adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.

5.      Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2

ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar

menyerupai ribosom E. coli.

Ribosom umumnya terdapat di  retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian

lainnya terdapat bebas di dalam sitoplasma. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi

protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam

sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel. Ribosom

eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.

Protein ribosomal masuk ke nukleolus dan berkombinasi dengan empat strand rRNA

untuk membentuk dua sub unit ribosomal (sub unit kecil dan sub unit besar). Unit

Page 7: Makalas Sc

ribosom ke luar meninggalkan inti melalui pori inti dan menyatu dalam sitoplasma untuk

tujuan sintesis protein. Bila produksi protein tidak berlangsung, kedua sub unit

ribosomal terpisah.

Pemahaman mengenai struktur ribosom telah dikembangkan secara berangsur-

angsur lebih dari 50 tahun, dan semakin banyak struktur yang telah diaplikasikan untuk

masalah ini. Awalnya disebut microsome, ribosom yang pertama diamati pada awal abad

20 sebagai partikel kecil hampir diluar kemampuan mikroskop cahaya.

Pada tahun 1940 dan 1950, mikroskop elektron pertama menunjukan bahwa

ribosom bakteri berbentuk oval dengan ukuran 29 nm x 21 nm, lebih kecil dari ribosom

eukariot, dan bermacam-macam ukuran kecil tersebut bergantung pada spesiesnya

dengan ciri-ciri sekitar 32 nm x 22nm. Dalam pertengahan 1950an penemuan ribosom

adalah pada daerah sintesis protein yang di stimulasi percobaan untuk menggambarkan

struktur patikel ini dengan lebih detail.

Awal proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara terperinci,

tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari analisis

komponennya dengan ultrasentifugasi. Ribosom utuh memiliki koefisien sedimentasi

80s untuk eukariot dan 70s untuk bacteria, dan masing-masing dapat dipecah atau dibagi

dalam komponennya lebih kecil.

•    Masing-masing ribosom meliputi 2 subunit, pada prokariot subunit ini 60s dan 40s.

Pada bakteria adalah 50s dan 30s, dengan catatan koefisien sedimentasi tidak additive

karena hal terebut tergantung pada bentuk seperti halnya masa.

•    Subunit terbesar berisi 3 rRNAs pada eukariot ( 285, 5.85 dan 55 rRNAs ) tapi hanya

ada 2 pada bacteria ( 235 dan 53 rRNAs ). Pada bacteria eukariot sepadan dengan 5.8

rRNA termuat dalam 23 rRNA.

•    Subunit ribosom mengandung rRNA tunggal pada kedua tipe organisme, masing-

masing sebuah 18s rRNA pada eukariot dan sebuah 16s rRNA pada bakteria.

•    Kedua subunit berisi berbagai protein ribosomal. Dengan angka-angka yang lebih

detail pada protein ribosom yang kecil disebut S1, S2 dan seterusnya dan yang besar

disebut L1, L2 dan seterusnya. Hanya ada satu dari masing-masing protein tiap ribosom,

kecuali L7, L12 yang ada sebagai dimer.

Page 8: Makalas Sc

Penyelidikan struktur halus ribosom

Sekali komposisi dasar ribosom eukariot dan ribosom bakteria diketahui, maka

pengamatan dan perhatian di fokuskan pada cara dengan variasi rRNA dan protein di

cocokan bersama-sama. Informasi penting telah disajikan oleh urutan RNA pertama,

perbandingan diantara daerah yang telah di identifikasi dapat berupa base-pair untuk

membentuk komponen struktur 2 dimensi.

Gambar : Struktur basa RNA 165 pada E.coli. Hal ini menunjukan pasangan basa

standar (G-C, A-U) dinyatakan sebagai bar/palang dan pasangan basa yang tidak standar

(misalnya G-U) dinyatakan sebagai titik.

Hal ini menunjukan bahwa RNA menyediakan sebuah scaffolding dalam

ribosom, untuk protein yang diikat, sebuah interpretasi bahwa dibawah penekanan

memainkan peranan aktif rRNA yang utama pada proses sintesis protein, tetapi

meskipun demikian adalah suatu fondasi yang digunakan untuk penelitian subsequen.

Banyak penelitian berikutnya yang dikonsentarikan pada ribosom bakteri yang lebih

kecil dari eukariot dan tersedia dalam jumlah besar dari sekitar ekstra sel, yang tumbuh

dalam kepadatan tinggi dalam kultur cairan.

Sejumlah pendekatan yang  digunakan untuk mempelajari ribosom bakteri :

a.     Mempelajari perlindungan nuklease yang memungkinkan kontak antara      rRNAs

dan protein untuk di identifikasi.

b.    Protein-protein crosslinking yang mengidentifikasi pasangan atau kelompok protein,

yang ditempatkan tertutup dari satu ribosom ke ribosom lain.

c.    Mikroskopis elektron secara berangsur telah lebih canggih dan memungkinkan

untuk mengenal struktur ribosom lebih detail. Sebagai contoh, inovasi rapat mikroskopis

Page 9: Makalas Sc

imunoelektron, dimana ribosom diberi label dengan anti bodi spesifik sebelum dilakukan

pengujian, dan telah digunakan untuk menempatkan posisi protein ini pada permukaan

atas ribosom.

d.    Site directed hydroxyl, penyelidikan radikal dengan menggunakan kemampuan ion

Fe(11) untuk menghasilkan hydroxyl radical yang membelah ikatan RNA phosfodiester,

yang ditempatkan setelah 1 nm dari daerah produksi radicula. Teknik ini telah digunakan

untuk menentukan posisi yang tepat protein ribosom S5 pada ribosom E. coli. Asam

amino berbeda pada S5 telah dilabeli dengan Fe (11) dan hydroxyl radical diinduksi

untuk menyusun kembali ribosom. Posisi pada 16S rRNA telah di bagi kemudian

digunakan untuk menyimpulkan / menduga topologi rRNA sekitar protein 55.

Ditahun-tahun terakhir teknik ini terus meningkat, dilengkapi dengan X-ray

crystallography yang bertanggung jawab untuk mengarahkan pengertian yang mendalam

pada struktur ribosom. Analisis sejumlah data yang difraksi X-ray yang diproduksi

cyristal dari suatu objek yang sama besar, seperti ribosom adalah tugas yang sangat

besar terutama untuk memperoleh struktur yang detail yang cukup informative, tentang

bagaimana ribosom bekerja. Tantangan ini telah dijumpai dan strukturnya telah di

simpulkan bahwa ribosomal protein mengelilingi segmen rRNA mereka, untuk subunit

yang besar dan kecil dan untuk keseluruhan ribosom bakteri yang terlihat pada mRNA

dan tRNA. Seperti halnya menyatakan struktur ribosom ini merupakan informasi

terbaru, dan mempunyai dampak penting pada pemahaman proses translasi.

b.    Fungsi Ribosom

1.     Sintesis Protein

Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang

tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat

bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.

anatomi-ribosom

Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak dapat langsung

begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu.Fenotip suatu individu ditentukan oleh

aktivitas enzim (protein fungsional).Enzim yang berbeda akan menimbulkan fenotip

Page 10: Makalas Sc

yang berbeda pula.Perbedaan satu enzim dengan enzim yang lain ditentukan oleh jumlah

jenis dan susunan asam amino penyusun protein enzim.Pembentukan asam amino

ditentukan oleh gen atau DNA.

Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen

diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Dogma sentral

mengenai akspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang ditrnaskripsi

oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.Ekspresi gen merupakan

sintesis protein yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama urutan rantai nukleotida

tempale (cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai

molekul RNA.Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel.Tahap kedua

merupakan sintesis pilopeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang

dibuat pada tahap pertama.Proses ini disebut translasi.

2.    Transkripsi

transkripsi-dan-translasi

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan

atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai antisense.Rentangan

DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.

RNa dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase.Transkripsi terdiri dari tiga tahap,

yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran) rantai

RNA. Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut

promoter.Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi dan biasanya membentang

beberapa pasangan nukleotida di depan titik awal tersebut.Selain itu, promoter juga

menentukan di mana transkripsi dimulai, promoter juga menentukan yang mana dari

kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

3.    Elogasi

Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali dan molekul

RNA baru akan dilepas dari cetakan DNA-nya.Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira

60 nukleotida per detik pada sel eukariotik.

4.    Translasi

Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi protein yang

Page 11: Makalas Sc

sesuai.Kode geneti tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAd,

interpreternya adalah RNAt.RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari kolam

asam amino di sitoplasma ke ribosom.Molekul RNAt tidak semuanya identik.Pada tiap

asam amino digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang

disebut aminoasil-RNAt sintetase ( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom

memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd

selama sintesis protein.Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar

dan subunit kecil.Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul

RNAr.

Tahap translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu inisiasi

elongasi, dan terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang

membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.Inisiasi dan elongasi

rantai polipeptida jga membutuhkan sejumlah energi yang disediakan oleh GTP

(guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip ATP.

5.    Inisiasi

Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat

asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit ribosom.Pertama, subunit ribosom

kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan

ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan

sinyal dimulainya proses translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin,

melekat pada kodon inisiasi AUG.

Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung

triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa

metionin.Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal

yang diingat.Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon

awal translasi.

6.    Elongasi

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu

pada asam amino pertama (metionin).

Pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang

Page 12: Makalas Sc

komplemen dengannya.Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai

enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan

polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.Pada tahap ini polipeptida

memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung

karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru

masuk.Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon

RNAt.RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon dan bergeser ke kodon

berikutnya yang akan ditranslasi.Sementara itu, RNAt yang tanpa asam amino telah

diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang dan selanjutnya RNAt keluar dari

ribosom.Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hirolisis

GTP.Kemudian RNAd bergerak melalui ribosom ke satu arah saja, kodon satu ke kodon

lainnya hingga rantai polipeptidanya lengkap.

7.     Terminasi

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang

disebut terminator.Terminator merupakan suatu urutan DNA yang berfungsi

menghentikan proses transkripsi.Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat

pada saat RNA polimerase mencapai titik terminasi.Sedangkan pada sel eukariotik,

RNA pilomerase terus melawati titik terminasi.RNA yang telah terbentuk akan terlepas

Page 13: Makalas Sc

dari enzim tersebut.  Tahap akhir translasi adalah terminasi.Elongasi berlanjut hingga

ribosom mencapai kodon stop.Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau UGA.

Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk

menghentikan translasi.

Page 14: Makalas Sc

BAB III. KESIMPULAN

Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:

1.    Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino.

Ribosom umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan

sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma.

2.    Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat

melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang

dihasilkan, diangkut ke luar sel.

Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.

3.    Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat

subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA

dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah.

Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya

paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino

bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi),

memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA.

4.    Salah satu sifat Struktur dari ribosom adalah yaitu Setiap sub unit dicirikan oleh

koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien

sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit

yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan

ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).

5.    Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel

yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan

terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.

6.    Ribosom juga dapat melakukan Transkripsi, Terminasi, Inisiasi, Elogasi, Elongasi,

Page 15: Makalas Sc

DAFTAR PUSTAKA

Comarck, David .H. 1994. Histologi Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta : Binarupa Aksara

Geneser, Finn. 2009. Buku Teks Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara

Johnson. E, Kurt. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta : Binarupa Aksara

Page 16: Makalas Sc

PLASTIDA

Page 17: Makalas Sc

BAB I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Dapat kita ketahui bahwa sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional

makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel.

Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal

(uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut

makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan

atau aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus,

ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung

di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel. Sel di bagi menjadi dua yaitu sel prokariotik

dan eukariotik. Salah satu contoh sel eukariotik adalah plastida.

Plastida adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Fungsi plastida

bervariasi, tergantung pada jenisnya.

Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh

dan berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida

biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida

berwarna hijau dan disebut kroroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning

atau merah, disebut kromoplas.

Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan

terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Berdasarkan latar belakang di

atas, maka penulis tertarik untuk menulis tentang “plastida”.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1.    Mengetahui pengertian plastida

2.    Mengetahui fungsi-fungsi plastida

3.    Mengetahui tipe-tipe utama plastida

4.    Mengetahui kebakaan plastida

5.    Mengetahui struktur dan perkembangan kloroplas

6.    Mengetahui  peranan plastida pada proses fotosintesis

Page 18: Makalas Sc

BAB II. PEMBAHASAN

Pengertian Plastida

Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan

berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida

biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida

berwarna hijau dan disebut kroroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning

atau merah, disebut kromoplas. Pada sel yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis

atau sel rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna,

disebut leukoplas (dalam arti sempit). Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak

terdedah pada cahaya. Pada jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas

membentuk butir pati yang disebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam

tudung akar dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat.

Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan disebut elaloplas, misalnya pada

epidermis daun Vanilla.

Fungsi Plastida

Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen

yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan

morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termaduk

amiloplas dan elaioplas), atau kromoplas. Plastid merupakan derivat dari proplastid,

yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan.

Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya

dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang menjadi:

Amiloplas : untuk menyimpan cairan

Kloroplas : untuk fotosintesis

Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya

Elaioplas : untuk menyimpan lemak

Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen

Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen

Page 19: Makalas Sc

Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb. Gen plastid berisi

kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.

Tipe-tipe Utama Plastida

a. Kloroplas

Kloroplas, adalah plastida yang menghasilkan warna hijau daun, disebut klorofil.

Kloroplas adalah plastida yang mengandung  klorofil, karotenoid dan pigmen

fotosintesis lain

Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :

- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru

- klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan

- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat

- klorofil d: menghasilkan warna hijau merah

Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran

lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun bertumpuk

membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah

terdapat pigmen fotosintesis yaitu klorofil dan karoten. Ruangan di antara grana disebut

stroma.

Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil

berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia

melalui suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap

yaitu proses pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan

menggunakan energi kimia hasil reaksi terang.

Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4-6 µm. Di

dalam kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya dua zat warna

kuning atau merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu macam karoten atau

lebih (C40H56) dan xantofil (C40H56O2). Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan

pada kebanyakan tumbuhan berfungsi pula dalam pembentukan pati dari karbohidrat

terlarut hasil fotosintesis, serta melarutkannya kembali.

Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam

Page 20: Makalas Sc

batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga

matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan

makanan bagi tetumbuhan.

Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari

pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat

berlangsungnya fotosintesis. Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid,

pigmen hijau dan kuning, DNA dan RNA.

Gambar kloroplas

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat struktur

yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian

dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret.

Di dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang

fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat

berlangsungnya reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim

yang sangat penting untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah

tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis.

b. Kromoplas

Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan

karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal

dari proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan

penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen

Page 21: Makalas Sc

(pada tomat. Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi,

bahkan perombakan sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid

bertambah banyak. Dalam beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe

kuning, jeruk). Pada kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang

berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid.

Pada tomat merah, perkembangan likopen berbentuk kristal berkaitan dengan

membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat panjang dan tilakoid memanjang,

sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel dibentuk sewaktu

struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan  selubung lipoprotein.

Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering berasal dari kloroplas, seperti pada

kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya

dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu

berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk

klorofil dapat berkembang dalam plastida.

Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak

seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam

cairan vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna.

Macam-macam  pigmen pada kromoplas, misalnya :

• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.

• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.

• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan        Chrysophyta.

• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.

• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.

c.   Leukoplas

Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:

• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)

Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai cadangan

makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah cadangan makanan terbesar

dibentuk dalam leukoplas umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji.

Page 22: Makalas Sc

Amilum atau pati dapatditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau

hitam dengan iodium. Bila dipanaskan sampai 70˚C warna hilang dan menjadi biru lagi

setelah dingin kembali. Reaksi ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar

menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa

berada di tengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat berarah radial

dari hilum nampaknya terjadi akibat dehidrasi butir pati. Terjadinya lapisan dianggap

sebagai akibat letak molekul yang lebih padat di awal pembentukan lapisan, dan secara

bertahap menjadi lebih renggang di sebelah luar. Hal itu menyebabkan perbedaan kadar

air yang terkandung di dalamnya. Jadi, adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar

air dalam lapisan yang berturut-turut, sedangkan taraf kepadatan menyebabkan

perbedaan indeks bias.

Dalam alkohol kuat, semua lapisan itu hilang, mungkin karena dehidrasi yang

meniadakan perbedaan taraf kepadatan. Pada pati serealia, terjadinya lapisan bergantung

pada irama harian. Pada kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan

berasal dari dalam (endogen). Dalam butir pati, molekul tersusun radial sehingga

menunjukkan sifat kristal. Sebab itu, jika pati diamati dengan sepasang polariod dalam

posisi silang akan tampak terang, kecuali tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan

hilum butir tersebut. Pada biji yang mulai berkecambah atau umbi yang mulai

menumbuhkan pucuk, butir pati mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama-

kelamaan habis terurai. Pada butir pati kecil, hilum bertempat di pusat lapisan yang

mengelilinginya.

Pada butir yang lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat).

Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan segera

saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Dengan demikian, dikenal butir

majemuk seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryza sativa), pati setengah

majemuk pada kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut ( Maranta). Jika butir

pati mengisi sel hingga penuh, maka tepi-tepinya bersudut. Posisi hilum, bentu dan

ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk memungkinkan identifikasi spesies

tumbuhan penghasil butir pati yang bersangkutan.

Page 23: Makalas Sc

Kebakaan Plastida

Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm umumnya

mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi

plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.

Plastida pada alga

Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum

terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas, amiloplas

dan kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida pada alga

mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada alga berisi

pirenoid.

Struktur dan perkembangan kloroplas

Semua jenis plastida berasal dari butiran proplastida yang terdapat dalam sel meristem

dan sel telur. Plastida atau proplastida memperbanyak diri dengan membelah. Dalam

berbagai plastida, termasuk kloroplas, bisa ditemukan lipid berbentuk globul

(plastoglobuli) dan fitoferitin (senyawa besi-protein). Selain itu, dilaporkan adanya

tubuh protein amorf yang dibatasi oleh membran. Sistem membran pada plastida disusun

oleh sejumlah kantung yang dinamakan tilakoid.

Pada proplastid, sistem tilakoid merupakan yang paling rendah taraf

perkembangannya dan terdiri hanya dari beberapa tilakoid atau tak ditemukan tilakoid

sama sekali. Di saat plastida berdeferensiasi, membran dalam menguncup membentuk

vesikula pipih, kemudian berproliferasi (tumbuh,meluas) dan membentuk tilakoid.

Dalam kloroplas, tilakoid menempatkan dirinya menurut susunan yang khas. Pada saat

kloroplas berdeferensiasi, jumlah ribosom meningkat, sedangkan pada leukoplas,

produksi ribosom lengkap terhenti dan jumlahnya berkurang sejak awal stadium

perkembangannya.

Dalam kloroplas, sistem tilakoid terdiri dari grana dan fret (tilakoid dalam stroma).

Setiap grana terdiri dari satu tumpukan tilakoid yang masing-masing berbentuk cakram.

Grana saling berhubungan dengan adanya jalinan fret dalam stroma. Kini dianggap

bahwa kedua jenis tilakoid saling berhubungan sehingga ruang di dalamnya

Page 24: Makalas Sc

bersinambungan. Membran kloroplas terdiri dari lipid dan protein dalam jumlah yang

sama. Klorofil terdapat dalam membran tilakoid. Pada membran itu banyak terdapat

partikel persatuan luas. Jenis partikel tertentu dianggap sebagai bagian dari membran

yang dinamakan kuantosom, yakni satuan morfologi untuk berlangsungnya reaksi

fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun, tampaknya kuantosom tidak perlu selalu

berbentuk satu unit fungsi. Selain sistem untuk menangkap cahaya matahari, dalam

kloroplas jugan terdapat enzim yang membantu fiksasi CO2 manjadi gula.

Pada pertumbuhan tinggi yang tumbuh di tempat gelap, daun serta batang yang

berkembang tampak pucat, disebut teretiolasi. Dalam keadaan seperti itu, vesikula yang

berasal dari membran dalam berkembang menjadi kerangka parakristal yang disebut

tubuh prolamela. Plastid seperti itu dinamakan etioplas. Jika kemudian tumbuhan

disimpan ditempat bercahaya, maka tubuh prolamela berkembang menjadi sistem

tilakoid yang khas bagi kloroplas.

Sebagaimana diutarakan di atas, baik plastida maupun mitokondria mengandung

ADN dan ribosom. Sebab itu, kedua organel tersebut memiliki kemungkinan untuk

berotonomi. Indikasi seperti itu mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan

bahwa dalam perkembangan evolusi, plasida dan mitokondria berasal dari prokariot

(misalnya, sejenis alga biru) yang terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di

sana memantapkan diri sebagai tubuh simbiotik.

Peranan plastida pada proses fotosintesis

Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau

mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap

karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai

makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan

persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan

dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi

seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang

Page 25: Makalas Sc

terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,

gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan

karbondioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil.

Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam

organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam

fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat

terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat lapisan sel

yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter

perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,

menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun

biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya

penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Page 26: Makalas Sc

BAB III. KESIMPULAN

Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:

1.  Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan

berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk.

2.  Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen

yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.

3. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi

kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.

4.   Plastida maupun mitokondria mengandung ADN dan ribosom. Sebab itu, kedua

organel tersebut memiliki kemungkinan untuk berotonomi. Indikasi seperti itu

mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa dalam perkembangan evolusi,

plasida dan mitokondria berasal dari prokariot (misalnya, sejenis alga biru) yang

terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di sana memantapkan diri sebagai tubuh

simbiotik.

5. Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm

umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae

mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu

induknya.

6.  Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.

Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk

melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,

tepatnya pada bagian stroma.

Page 27: Makalas Sc

DAFTAR PUSTAKA

A.FAHN.1992.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Campbell, N.A., dkk. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Hidayat,Estiti B.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung:ITB

Sumardi dan Marianti, A. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu:Yogyakarta

.

Page 28: Makalas Sc

SITOSKELETON

Page 29: Makalas Sc

BAB I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Pada masa-masa awal digunakannya mikroskopi elektron, para ahli biologi berfikir

bahwa organel sel eukaryotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan

mikroskopi cahaya dan mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton,

jaringan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton memainkan peran

utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel,yaitu dalam proses

pengangkutan dan pergerakan sel.

Sitoskeleton terdiri dari mikrofilamen,mikrotubulus,dan filamen intermedier.

Dari ketiga penyusun sitoskeleton tersebut  terdiri dari berbagai struktur. Dalam     hal

pengertian masing-masing struktur penyusun sitoskeleton tersebut mungkin sebagian

dari kita mengalami kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang sitoskeleton.

Oleh sebab itu,makalah saya ini akan mencoba menjelaskan tentang sruktur atau bagian-

bagian dari sitoskeleton. Insyaallah makalah ini bisa membantu mempermudah kita

dalam memehami sotoskeleton.

1.2    tujuan

tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sitoskeleton.

Page 30: Makalas Sc

BAB II. PEMBAHASAN

Pengertian sitoskeleton

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah arring berkas-berkas protein yang menyusun

sitoplasma eukariota. Masa awal digunakannya mikroskopi, para ahli biologi berfikir

bahwa organel sel eukariotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi dengan semakin

sempurnanya mikroskop cahaya dan electron telah berhasil mengungkapkan adanya

jalinan sitoskeleton. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen,

mikrotubulus dan intermediat arring.

1.      Mikrotubula

Mikrotubula ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik. Mikrotubula itu berupa

batang lurus dan berongga. Mikrotubulus tersusun atas bola-bola molekul yang disebut

tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25 nm, panjangnya 200 nm. Dindingnya terdiri

dari 13 kolom molekul tubulin. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton

terbesar.

Setiap molekul tubulin terdiri atas dua subunit polipeptida yang serupa, alpha

tubulin dan betha tubulin. Mikrotubula memanjang dengan menambah molekul tubulin

diujung-ujungnya. Mikrotubula dapat dibongkar dan tubulinnya digunakan untuk

membangun mikrotubula dimana saja di dalam sel.

       

Page 31: Makalas Sc

2.      Filamen intermediet (Serabut antara)

Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling

melilit. Filamen ini berdiameter 8-12 nm. Disebut serabut antara karena berukuran

diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang

disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit

tersusun oleh protein keratin, yang tergantung pada jenis sel.

3.     Mikrofilamen atau filamen aktin

Mikrofilamen merupakan batang padat, disebut juga filament aktin, karena filament ini

tersusun dari molekul aktin, suatu protein globular.Mikrofilamen adalah rantai ganda

protein yang saling bertaut dan tipis. Mikrofilamen berdiameter antara 5-7 nm. Karena

kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop arring.

Mikrofilamen tersusun dari elemen fibrosa dengan diameter 60 angstrom terdiri

dari protein aktin,dan juga mikrofilamen myosin dan tropomiosin yang banyak terdapat

di sel otot. Aktin adalah protein globular dengan BM 42000 dalton. Merpakan protein

terbanyak yang terdapat dalam sel eukariota hamper 5 % dari seluruh protein sel. Dalam

bentuk monomer disebut aktin G, jika terakit dalam bentuk filament disebut aktin F.

aktin sifatnya labil artinya mudah terakit dan mudah terurai. Aktin diketahui merupakan

protein kontraktil yang terlibat dalam proses-proses yang terjadi dalam sel antara lain

sitokenesis, aliran

plasma, gerakan sel,

gerakan mikrovili

interfinal.

6

Page 32: Makalas Sc

BAB III. KESIMPULAN

Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Sitoskeleton atau kerangka sel adalah arring berkas-berkas protein yang

menyusun sitoplasma eukariota.terdapat tiga jenis sitoskeleton yaitu

mikrotubula,mikrofilamen,filamen intermedia.ketiga jenis sitoskeleton tersebut berbeda

dalam hal ukuran maupun strukturnya.

2. Mikrotubula berupa batang lurus dan berongga. Mikpofilamen berupa rantai

ganda protein yang saling bertautan dan tipis.filamen intermedet merupakan filamen

antar,ukurannya adtara mikrotubula dengan mikrofilamen, Serabut ini tersusun atas

protein yang disebut fimetin.

DAFTAR PUSTA

Page 33: Makalas Sc

Reece,Campbell dan Mitchell .2003. Biologi Edisi Kelima –Jilid 1. Erlangga:           

Jakarta

Pramudianti, 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi Sel. Bandar