makalah zat pewarna pada makanan

16
ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tegantung pada beberapa factor seperti cita rasa, tekstur,, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. tetapi sebelum factor factor lain dipertimbangkan, secara visual factor warna tampil lebih dahulu dan kadang kadang sangat menentukanm Selain sebagai factor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indicator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna seragm dan merata. Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atu daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih praktis dan harganya lebih murah. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna antara lain dengan penambahan zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan, atu sumber lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui tentang zat pewarna pada makanan dan minuman 2. Untuk mengetahui sumber sumber perwarna pada makanan dan minuman 3. Untuk mengetahui tentang jenis jenis pewarna baik yang alami maupun sintetis 4. Untuk mengetahui dampak penggunaan pewarna pada kesehatan manusia

Upload: septian-muna-barakati

Post on 19-Jul-2015

191 views

Category:

Economy & Finance


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tegantung pada beberapa factor seperti

cita rasa, tekstur,, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. tetapi sebelum factor – factor

lain dipertimbangkan, secara visual factor warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang

sangat menentukanm

Selain sebagai factor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai

indicator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan

dapat ditandai dengan adanya warna seragm dan merata.

Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atu daun suji

untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. kini dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih

praktis dan harganya lebih murah.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna antara lain dengan

penambahan zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat

warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari

tanaman, hewan, atu sumber lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan

makanan, obat, atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut. Secara garis

besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan

bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tentang zat pewarna pada makanan dan minuman

2. Untuk mengetahui sumber – sumber perwarna pada makanan dan minuman

3. Untuk mengetahui tentang jenis – jenis pewarna baik yang alami maupun sintetis

4. Untuk mengetahui dampak penggunaan pewarna pada kesehatan manusia

Page 2: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Menurut Peraturan Mentri kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang bahan tambahan

makannan, “Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memeperbaiki atau

memberi warna pada makanan.( Lembaran Negara,1992 ). Penggunaan pewarna bertujuan

untuk memperkuat warna asli dan memberikan tampilan makanan lebih menarik ”.

“FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang

dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewa n, atu sumber

lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, atau kosmetik,

bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut”.

2.2 Sifat-sifat Pewarna

A. Pewarna Alami

1. Larut dalam air

Contoh : Karamel, Anthosianin, Flavonoid, Leucoantho sianin, Tannin, Batalain,

Quinon, Xanthon, dan Heme.

2. Larut dalam Lemak

Contoh : Karotenoid

3. Larut dalam lemak dan air

Contoh : klorofil

4. Stabil terhadap panas

Contoh : Karamel, Flavonoid, Leucoantho sianin, Tannin, Quinon, Xanthon dan

karotenoid

5. Sensitif terhadap panas

Contoh : Anthosianin, Batalain, klorofil dan Heme.

B. Pewarna Buatan

1. Larut dalam air

Contoh : Sunset yellow, Tartazine, Brilliant Blue, Carmosine, Erythrosine, Fast Red

E, Amaranth, Imdigo Carmine, dan Ponceau 4R

2. Tidak larut dalam air

Contoh : Rhodamon B, dan Methanil Yellow

3. Warnanya Homogen

2.3 Sumber Zat Pewarna

A. Pewarna alami

Pewarna alami adalah bahan pewarna yang berasal dari alam. Biasanya pewarna alam ini

berasal dari tanaman dan hewan, misalnya kunyit, daun suji, daun pandan, daun jambu, dan

sebagainya.

Page 3: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

Daun suji (pewarna hijau) telah lama di gunakan untuk mewarnai kue pisang, serabi dan

dadar gulun. Kunyit (pewarna kuning) untuk mewarnai nasi kuning, tahu serta hidangan

lainnya. Daun jambu atau daun jati untuk pewarna merah.

B. Pewarna Buatan

Sumber pewarna yang lain adalah sumber pewarna buatan yang mempunyai kelebihan yaitu

warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah

yang sangat sedikit. Akan tetapi kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi

logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.

Proses pewarnaan zat sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam

nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.

Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih

dari 0,00014% dan timbal tidak boleh dari 0,001% sedangkan logam berat lainnya tidak

boleh ada.

Pewarna terlarang yang masih sering di pakai adalah Orange RN, Auramine, Rodamine B

dan methanyl Yellow. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan karena

tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang penggunaan senyawa tersebut untuk

bahan pangan. Disamping itu, harga zat pewarna untuk industri relatif lebih murah

dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk makanan dan biasanya warnanya lebih

menarik.

2.4 Penggolongan Pewarna

A. Pewarna Alami

Adapun menurut winarno (1997) yang tergolong kedalam pewarna alami di antaranya adalah

1. Klorofil adalah zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun sehingga

sering disebut zat warna hijau daun.

2. Miglobin dan haemoglobin ialah zat wara merah pada daging yang tersususn oleh

protein globin dan heme yang mempunyai inti zat besi.

3. Karotenoid merupakan kelmpok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah

orange yang terlarut dalam lipida ( minyak ), berasal dari tanaman atau hewan.

4. Anthosianin dan anthoxanthin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada

umumnya larut dalam air. warna pigmen anthosianin merah, biru, violet, dan biasanya

terdapat pada bunga, buah – buahan, dan sayur – sayuran.

5. Antoxantin termasuk kelompok pigmen flavonoid yang bewarna kuning dan larut

dalam air. Antoxantin banyak terdapat dalam lendir sel daun yang kebanyakan tidak

digunakan sebagai makanan.

Yang termasuk kedalam Uncertified Color ini adalah zat pewarna alami ( ekstrak pigmen dari

tumbuh – tumbuhan ) dan zat warna mineral. Zat- zat pewarna yang termasuk Uncertified

color adalah :

a. Karotenoid sebagai pewarna

Page 4: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

Golongan karoten menghasilkan warna jingga sampai merah dan dapat larut dalam

minyak. Zat-zat ini di gunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti

margarin dan minyak goreng.

b. Biksin

Biksin larut dalam lemak, sedangkan non-biksin larut dalam air, dan warna yang di

hasilkan adalah kuning warna buah persik. Biksin sering di gunakan untuk mewarnai

mentega, margarin, minyak jagung, dan salab dressing.

c. Karamel

Karamel berbentuk amorf yang bewarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari pemanasa n

yang terkontrol terhadap molase,hidrolisat pati, dekstrosa, gula invert, laktosa, sirup malt, dan

sukrosa

d. Titanium Oksida

Titanium Oksida berwarna putih. Dalam bentuk kasar atau mutu rendah titanium oksida

sebagai warna dasar cat rumah. Secara tersendiri, titanium oksida digunakan dalam sirup

yang dipakai untuk melapisi tablet obat. penggunaan titanium oksida diizinkan sejak tahun

1966 dengan batas 1% dari berat badan.

e. Cochineal, Karmin, dan Asam Karminat

Cochineal adalah zat berwarna merah yang diperoleh dari hewan coccus cacti betina yang

dikeringkan. Zat pewarna yang terdapat di dalamnya adalah asam karminat. Karmin

diperoleh dengan cara mengekstrasi asam karminat. Karmin digunakan untuk melapisi bahan

berprotein dan memberikan lapisan warna merah pada jambu.

B. Pewarna Buatan

Yang termasuk zat pewarna buatan yaitu golongan Certified Color. Adapun yang termasuk

golongan Certified Color yaitu :

a. Dyes

Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga larutannya

menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Dyes terdapat dalam benuk

bubuk, granula, cairan, campuran warana, pasta, dan disperse. Zat warna yang stabil untuk

berbagai macam penggunaan dalam makanan.

Konsentrasi pemakaianya tidak dibtasai secara khusus, tetapi di Amerika Serikat

disaraankan agar digunakan dengan memperhatikan Good Manufacturing Practices (GMP),

yang apada prinsipnya dapat digunakan dalam jumlah yang tidak melebihi keperluan untuk

memeperoleh efek yag diinginkan, jadi rata – rata kurang dari 300 ppm. Tetapi, dalam

prakteknya ternyata digunakan konsentrasi antara 5 – 500 ppm.

FD (Food Drag) dan C (Cosmetic Act) Dye terbagi atas 4 kelompok, yaitu:

1. Azo dye, terdiri dari :

a. FD & C Red No. 2 (Amaranth)

Amaranth termasuk golongan manazo yang mempunyai satu ikatan N = N.

Page 5: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

Amaranth berupa tepung berwarna merah kecoklatan yang mudah larut dalam air

menghasilkan larutan berwarna merah lembayung atau merah kebiruan.

b. FD & C Yellow No. 5 (Tertrazine)

Merupakan tepung berwarna kuning jingga yang mudah larut dalam air, dengan larutannya

berwarna kuning keemasan.

c. FD & c yellow No. 6

sunset yellow termasuk golongan manazo, berupa tepung berwarna jingga, sangat mudah

larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuning – kuningan

d. FD & Red No 4 ( panceau sx )

Panceau sx berupa tepung merah, mudah larut dalam air , dan memberikan larutan

berwarna merah jingga.

2. Triphenylmethane dye . terdiri dari :

a. FD & Blue no.1 ( briliant blue )

Zat pewarna ini termasuk triphenylmethane dye, merupakan tepung berwarna ungu perunggu.

bila dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan, larut dalam glikol dan gliserol,

agak larut dalam alcohol 95 %

b. FD & green no.3 ( fast green )

Tepung zat warna ini berwarna ungu kemerahan atau ungu kecoklatan dan bila dilarutkan

dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan

c. FD & Violet no. 1 ( benzylviolet )

Zat warna ini berbentuk tepung berwarna ungu, larut dalam air, gliserol, glikol, dan alcohol

95 %. menghasilkan warna ungu cerah. tidak larut dalam minyak dan eter.

3. Fluorescein, terdiri dari :

FD & C red No.3 ( Erythrosine )

Zat pewarna ini termasuk golongan fluorescein. berupa tepung coklat, larutannya dalam

alcohol 95% menghasilkan warna merah yang berfluoresensi, sedangkan larutannya dalam air

berwarna merah cherry tanpa fluoresensi

4. Sulfonated indigo , terdiri dari :

FD & Blue no. 2 ( indigotin indigo carmine )

Indigotine merupakan tepung berwarna biru, coklat, kemerah – merahan, mudah larut dalam

air dan larutannya berwarna biru.

b. Lakes

Zat pewarna ini di buat melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes pada radikal basa ( Al

atau Ca ) yang dilapisi dengan alumunium hidrat ( Alumina ). Lapisan alumina ini tidak larut

dalam air, sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua pelarut. Pada pH 3,5 sampai

dengan 9,5 lakes stabil. Lakes pada umumnya mengandung 10 - 40% dyes murni, sifatnya

tidak larut dalam air dan lebih stabil terhadap pengaruh cahaya, kimia, dan panas. Pemakaian

Page 6: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

lakes dapat dilakukan dengan cara mendispersikan zat warna tersebut dengan serbuk

makanan sehingga pewarnaan akan terrjadi.

2.5 Konsentrasi Zat Pewarna

Tabel 1

Bahan Pewarna Sintetis yang diizinkan di Indonesia

Pewarna Nomor Indeks

Warna (C.l.No.)

Batas Maksimum

Penggunaan

Amaran Amaranth: Cl Food

Red 9

16185 Secukupnya

Biru berlian Brilliant blue FCF:

Cl

42090 Secukupnya

Eritrosin Food red 2

Erithrosin : Cl

45430 Secukupnya

Hijau FCF Food red 14 Fast

green FCF : Cl

42053 Secukupnya

Hijau S Food green 3 Green

S : Cl. food

44090 Secukupnya

Indigotin Green 4

Indigotin : Cl.

Food

73015 Secukupnya

Ponceau 4R Blue I

Ponceau 4R : Cl

16255 Secukupnya

Kuning Food red 7 74005 Secukupnya

Kuinelin Quineline yellow

Cl. Food yellow 13

15980 Secukupnya

Kuning FCF Sunset yellow FCF

Cl. Food yellow 3

- Secukupnya

Riboflavina Riboflavina 19140 Secukupnya

Tartrazine Tartrazine

Page 7: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

2.6 Metabolisme Pewarna Di Dalam Tubuh

Absorpsi

Pewarna dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara, yaitu :

1. Melalui oral ( mulut )

Organ Pencernaan Manusia

Pewarna masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan atau minuman. Dimana

makanan/ minuman tersebut Mengandung pewarna baik alami maupun buatan.

- Mulut

Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam mulut. Dalam mulut makanan

dikunyah sampai hancur dan diolah oleh enzim ptialin dimana enzim ini berfungsi mengubah

zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltosa dan glukosa. Sedangkan pewarna yang

terkandung dalam makanan ini tidak mengalami perubahan karena bersifat asam maupun

basa sehingga cukup sulit untuk terurai

- Kerongkongan

Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan

didorong oleh kontraksi otot disebut peristaltik, sehingga kita bisa menelan makanan.

Dikerongkongan inilah peristaltik dimulai dan terus bekerja disepanjang saluran pencernaan.

Dalam makanan yang kita makan, sengaja atau tidak pasti ada bakteri di dalamnya. Sebagian

besar mati karena asam lambung tetapi beberapa, baik berguna maupun merugikan berhasil

tetap hidup yang akhirnya membentuk flora dalam usus kita.

- Lambung

Di lambung pewarna akan bereaksi dengan cairan lambung yaitu asam khlorida (HCl).

Apabila pewarna yang masuk kedalam lambung bersifat asam maka suasana lambung akan

semakin asam. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada lambung

- Usus halus

Pewarna yang telah dicerna di lambung masuk ke dalam usus halus dan menyebabkan iritasi

pada usus halus tersebut. Alasan mengapa bentuk usus halus melingkar- lingkar dan

mempunyai banyak fili adalah karena tugas utamanya adalah untuk menghancurkan partikel-

Page 8: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

partikel makanan menjadi molekul dan menyerapnya melalui dinding usus ke dalam aliran

darah. Yang kemudian masuk ke hati. Sedangkan yang tidak terserap oleh dinding usus akan

masuk ke usus besar.

- Hati

Pewarna yang telah diabsorpsi oleh dinding usus halus masuk ke aliran darah lalu masuk ke

hati melalui Vena porta hepatika. Di hati terjadi proses metabolisme pewarna dalam

jumlah kecil masih dapat dinetralisir/ dihilangkan sifat-sifat racunnya oleh hematosit ( sel

hati ) Tapi, dalam jumlah yang besar/ banyak tidak dapat dinetralkan karena hematosit

mempunyai batas kemampuan. hasil metabolisme dari hati yang terikat akan masuk ke ginjal,

dimana sebagian akan diekskresikan bersama urine dan sebagian akan tertumpuk di ginjal.

Sedangkan hasil metabolisme yang tidak terikat akan masuk ke empedu lalu keluar/

diekskresikan bersama feases.

2. Melalui kulit

( Jaringan kulit manusia )

Masuknya pewarna ke dalam kulit bisa disengaja maupun tidak disengaja.Tidak disengaja

misalkan terkena tumpahan pewarana, dan penggunaan kosmetik yang mengunakan

pewarana yang dilakukan secara sengaja. Pewarna masuk kedalam lapisan tanduk dan akan

merusak lapisan tanduk dan kemudian akan masuk kedalam tubuh melalui folikel rambut atau

sel- sel kelenjar keringat.

3. Melalui pernafasan

( sistem pernapasan )

Page 9: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

Apabila uap pewarna terhirup oleh hidung misalkan pada saat pewarnaan di pabrik teskstil.

Uap pewarna akan masuk ke sistem pernapasan dan tempat utama bagi absorbsi di saluran

napas adalah alveoli paru-paru dan jalur pernapasan dan kemudian masuk ke aliran darah dan

menumpuk di organ hati dan ginjal serta di ekskresikan melaui urine(dari ginjal) dan feses

(empedu). Dan apabila pewarna dalam bentuk serbuk terhirup oleh hidung maka di dalam

hidung serbuk pewarna ini akan di saring oleh rambut – rambut kasar dan selaput lendir.

Dalam jumlah banyak atau dengan ukuran yang lebih kecil serbuk pewarna tidak dapat

disaring oleh rambut – rambut kasar dan selapt lendir sehingga pewarna ini akan berkumpul

di paru – paru sampai pada bronchioli dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli.

Distribusi

Setelah suatu zat kimia memasuki darah, zata kimia tersebut didistribusikan dengan

cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi ke tiap – tiap organ tubuh berhubungan dengan aliran

darah di organ tersebut, mudah tidaknya zat kimia itu melewati dinding kapiler dan membran

sel, serta afinitas komponen alat tubuh terhadap zat kimia itu..

C Pengikatan dan Penyimpanan

Hati dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat pewarna. Hal ini

mungkin dikarenakan ada hubungannya dengan fungsi metabolik dan ekstretorik hati dan

ginjal.

Ekskresi

Setelah absorbsi dan distribusi dalam tubuh, toksikan dapat dikeluarkan dengan

cepat atau perlahan. Toksikan dikeluarkan dalam bentuk asal sebagai metabolit dan atau

sebagai konjugat. Jalur utama ekskresi adalah urine, tetapi hati dan paru – paru juga

merupakan alat ekskresi penting untuk zat kimia jenis tertentu

- Ekskresi urine

Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan filtrasi glomerulus, difusi tubuler dan

sekresi turbuler. Kapiler glomerulus memiliki pori –pori yang besar (70 mm), karena itu

sebagian toksikan akan lewat di glomerulus. Bila lipid / airnya tinggi maka akan diabsorpsi

oleh sel – sel tubuler, tetapi apabila tidak maka akan langsung dibuang keluar.

- Ekskresi Empedu

Hati merupakan alat tubuh yang penting untuk ekskresi pewrna. Pada umumnya begitu

pewarna berada dalam empedu, pewarna ini tidak akan di serap kembali ke dalam darah dan

di keluarkan lewat feses.

Page 10: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

2.7 Dampak pewarna buatan ( sintetik ) terhadap kesehatan manusia

Pewarna sintetik masuk kedalam tubuh melalui pernapasan dengan jalan terhisap dan

melalui adsorbsi kulit dengan jalan kontak atau bersentuhan dan melalui saluran pencernaan

(mulut).

1. Dengan jalan kontak melalui kulit dalam jumlah banyak akan menimbulkan iritasi

2. Dengan jalan terhirup terhirup oleh saluran pernapasan dan akan menimbulkan iritasi

pada saluran pernapasan

3. Dengan jalan termakan atau terminum dapat merusak sel-sel jaringan organ tubuh

seperti rusaknya hati, ginjal, saluran pencernaan, lambung, usus dll.

2.8 Cara penanggulangan

• Apabila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan yang terkontaminasi. Kemudian

cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih, selama kurang lebih 15 sampai 20

menit

• Apabila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk

mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernapasan.

Page 11: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan

untuk menarik perhatian para konsumennya, bahan tambahan yang digunakan diantaranya zat

pewarna, tetapi produsen makanan kebanyakan menngunakan zat pewarna yang dilarang

seperti Rhodamin B, Methanyl yellow dan Amaranth, padahal zat – zat pewarna tersebut

dapak menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kesehatan manusia karena pewarna

buatan tersebut bersifat karsinogenik. Sebenarnya masih banyak zat pewarna alami yang bisa

digunakan, mudah didapat, dan harganya pun relatif murah.

3.2 Saran

1. Pemerintah hendaknya meningkatkan pengawasan kepada produsen makanan dan

minuman dan memberikan penyuluhan tentang bahan tambahn makanan

2. Produsen makanan sebaiknya menggunakan pewarna yang alami untuk mewarnai

bahan makanan yang akan di perjualkan selain mudah dijangkau dan harganuya pun

relatif murah dampak yang ditimbulkannya pun tidak terlalu berbahaya.

3. Konsumen hendaknya berhati – hati dalam memilih makanan yang menngunakan

bahan pewarna jangan mudah tertarik.

Page 12: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2010. Bahan Aktif Makanan Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan

Manusia.http://www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.

2. Azwar, A. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

3. Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.

4. Cahyadi,W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara,

Jakarta.

5. Hardiansyah,dkk. 2001. Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta.

6. Moehji, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta.

7. Novia, DRM. 2010. Mewaspadai Pewarna Makanan. http://www.mirror.unpad.ac.id.

Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.

Page 13: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

2.1. Pengertian bahan pewarna makanan......... .............................................2

2.2. sifat sifat pewarna ....................................................................................2

2.4. penggolongan pewarna............................................................................3

2.5. Konsentrasi zat pewarna...........................................................................6

2.6. metabolisme pewarna dalam tubuh...........................................................7

2.7. dampak pewarna buatan..........................................................................10

2.8. cara penanggulangan...............................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

2.1 Kesimpulan................................................................................................11

2.2 Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

Page 14: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat

dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan

tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“ZAT PEWARNA PADA MANAKAN”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman

bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau

menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, Oktober 2013

"Penulis"

Page 15: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

MAKALAH ZAT PEWARNA PADA MAKANAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : RAHMAN RAHIM

NIM : 11.11.926

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

Page 16: Makalah zat pewarna pada makanan

ii

2013