makalah zat pewarna makanan

30
Bab 1 Pendahuluan Kata Pengantar Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Segala puji bagi allah SWT yang telah menciptakan alam beserta isinya dengan penuh kesempurnaan dan telah memberikan kesehatan kepada kita semua.Dalam hidup ini kita harus bisa menjaga kesehatan pada diri kita karena kesehatan merupakan harta yang paling mahal pada diri kita.Kita bisa menjaga kesehatan dengan cara makan yang teratur dan selalu menjaga kebersihan,kita juga harus berhati-hati dalam memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi. Mengapa dalam memilih makanan kita harus berhati- hati?,karena pada saat ini banyak makanan yang mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat menimbulkan penyakit pada diri kita,seperti makanan yang mengandung bahan atau zat pewarna makanan yang mengandung zat pewarna ini dapat menimbulkan penyakit khususnya pada hati (hevar) manusia,maka dari itu kita harus bisa memilih makanan yang baik agar tidak menimbulkan penyakit pada diri kita sendiri. Dalam hal tugas IPA ini saya ingin membuat laporan yang berjudul “Mengidentifikasi bahaya zat pewarna makanan pada Hevar(hati)”.Saya akan menjelaskan tentang bahaya akan zat pewarna yang terkandung dalam makanan,dan dampaknya bagi kesehatan manusia. Dalam hal ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua saya yang telah mendukung tugas ini dan 1

Upload: nuriramadhan

Post on 24-Jul-2015

2.592 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Zat Pewarna Makanan

Bab 1

Pendahuluan

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Segala puji bagi allah SWT yang telah menciptakan alam beserta isinya dengan penuh kesempurnaan dan telah memberikan kesehatan kepada kita semua.Dalam hidup ini kita harus bisa menjaga kesehatan pada diri kita karena kesehatan merupakan harta yang paling mahal pada diri kita.Kita bisa menjaga kesehatan dengan cara makan yang teratur dan selalu menjaga kebersihan,kita juga harus berhati-hati dalam memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi.

Mengapa dalam memilih makanan kita harus berhati-hati?,karena pada saat ini banyak makanan yang mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat menimbulkan penyakit pada diri kita,seperti makanan yang mengandung bahan atau zat pewarna makanan yang mengandung zat pewarna ini dapat menimbulkan penyakit khususnya pada hati (hevar) manusia,maka dari itu kita harus bisa memilih makanan yang baik agar tidak menimbulkan penyakit pada diri kita sendiri.

Dalam hal tugas IPA ini saya ingin membuat laporan yang berjudul “Mengidentifikasi bahaya zat pewarna makanan pada Hevar(hati)”.Saya akan menjelaskan tentang bahaya akan zat pewarna yang terkandung dalam makanan,dan dampaknya bagi kesehatan manusia.

Dalam hal ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua saya yang telah mendukung tugas ini dan juga kepada guru bidang studi IPA saya Bu Astri Nofiani yang telah mengajari saya disekolah.

.

1

Page 2: Makalah Zat Pewarna Makanan

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini sangat banyak penggunaan zat pewarna pada makanan,walaupun sudah banyak orang yang mengetahui bahaya akibat dari zat pewarna tersebut,tetapi masih ada saja orang yang menggunakan dan mengonsumsi makanan yang mengandung zat pewarna tersebut.

Dalam hal ini biasanya adalah anak-anak yang dikarenakan masih kurangnya pengetahuan akan bahaya zat pewarna terebut,jadi diharapkan bagi orang tua untuk mengawasi setiap makanan yang dimakan oleh si anak dan memberitahukan apa bahaya dari makanan yang mengandung zat pewarna.

Selain anak-anak juga tidak diragukan bahwa masih ada orang dewasa yang masih juga mengonsumsi makanan yang mengandung zat pewarna,dalam hal ini mungkin dikarenakan minimnya pengetahuannya akan bahaya dari makanan yang mengandung zat pewarna.

Selain itu juga masih ada orang yang menggunakan zat pewarna untuk makanan padahal sebagian besara orang yang menggunakan zat pewarna untuk makanan tersebut pasti sudah tahu apa bahaya yang dari zat pewarna tersebut,dalam hal ini biasanya dilakukan oleh para pedagang yang menjual makanan yang berwarana.Pedagang tersebut mungkin menggunakan bahan pewarna dikarenakan harganya yang murah dibandingkan dengan menggunakan bahan pewarna yang alami dan agar makanan yang dijualnya terlihat lebih cerah dan lebih bagus.

Dalam pewarnaan pada makanan ada dua jenis zat pewarna yang pertama adalah zat pewarna yang tidak alami atau biasanya menggunakan zat pewarnya yang tidak layak untuk dikonsumsi seperti zat pewarna yang seharusnya digunakan untuk mewarnai pakaian tetapi digunakan untuk mewarnai makanan dan yang kedua adalah zat pewarna alami atau biasanya menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit,daun pandan,daun suji,dan lain-lainnya.Para pedagang masih lebih banyak menggunakan zat pewarna yang tidak alami dikarenakan harganya yang lebih murah dibandingkan dengan zat pewarna yang alami,agar mendapatkan untung yang lebih besar.

Jadi,dalam hal ini kita harus berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi makanan terutama pada makanan yang berwarna bila kita bingung untuk membedakan antara makanan yang menggunakan zat pewarna yang alami dengan yang tidak biasanya makanan yang menggunakan zat pewarna yang alami warnanya akan terlihat lebih gelap tetapi jika menggunakan bahan pewarna yang tidak alami warna akan terlihat lebih terang tetapi kekuatan warnanya lebih tahan zat pewarna yang alami dibandingkan dengan yang tidak alami.

2

Page 3: Makalah Zat Pewarna Makanan

B. Identifikasi Masalah

1. Kandungan yang ada pada zat pewarna khususnya Rhodamine B2. Dampak yang disebabkan pada zat pewarna tersebut pada hevar (hati)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kandungan yang terdapat pada zat pewarna

khususnya pada Rhodamine B dan dampak yang ditimbulkan dari zat pewarna

tersebut pada hati mausia. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri

Kesehatan (No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya.

Rhodamine B termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna

berbahaya dan dilarang digunakan pada produk pangan (Syah et al. 2005). Namun

demikian, penyalahgunaan rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih

sering terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Sebagai contoh,

rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol

dan sirup di Makassar pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah

sampel makanan dan minuman ringan (Anonimus 2006).

Rhodamine B termasuk zat yang apabila diamati dari segi fisiknya cukup

mudah untuk dikenali. Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu

kemerahan. Di samping itu rhodamine juga tidak berbau serta mudah larut dalam

larutan berwarna merah terang berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak

sinonim, antara lain Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, Brilliant

Pink B Tetra Ethyl, Rheonine B, D & C Red No. 19, CI Basic Violet 10, dan CI No.

45179.

Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodamine

B termasuk karsinogen yang kuat, juga sangat berbahaya jika terhirup, mengenai

kulit, mengenai mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: iritasi

pada saluran pernapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran

pencernaan, dan bahaya kanker hati.Bahaya akut Rhodamin B bila sampai tertelan

3

Page 4: Makalah Zat Pewarna Makanan

maka dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan

berwarna merah atau merah muda. Apabila terpapar Rhodamin B dalam waktu yang

lama, maka dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati dan kanker hati.

D. Rumusan Masalah

1. Apa itu zat pewarna ?

2. Apa dampak zat pewarna bagi kesehatan ?

3. Mengapa zat pewarna bahaya bagi kesehatan?

4. Apakah semua bahan pewarna itu berbahaya?

5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terkonsumsi?

E. Tujuan Penelitian

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan

analisis dalam suatu penelitian

Agar kita dapat menjadi mahir dan tahu dalam melakukan suatu penelitian

Dapat mengetahui akibat yang timbul atau bahaya yang terjadi apabila zat

pewarna pakaian disalahgunakan.

Mengetahui bahaya penggunaan zat pewarna untuk tekstil yaitu rhodamine B

sebagai zat pewarna pada makanan.

4

Page 5: Makalah Zat Pewarna Makanan

BAB 2

Tinjauan Pustaka

A. Variabel Bebas

Zat pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda

berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan

pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi,

proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan

menempel bahan pewarna.

Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap

panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna,

pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap

substrat.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah,

pewarna telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat

diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-

bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini,

sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-

berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam

skala komersil.

B. Variabel Tetap

Secara umum hevar atau hati adalah organ tubuh yang berada di rongga

dalam yang berfungsi menyerap sari-sari makanan dan memghhasilkan empedu,hati

merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang terletak dalam rongga perut

sebelah kanan tepatnya dibawah diafragma.Pada orang dewasa berat hati

diperkirakan mencapai 2 kilogram.

5

Page 6: Makalah Zat Pewarna Makanan

Hati juga merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat termasuk

racun.Misalnya hati menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi

urea yang bersifat racun.Hati juga menjadi tempat perombakan sel darah merah

yang rusak menjadi empedu.Selain sebagai organ pengeluaran,hati juga mempunyai

fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh yaitu:

Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.

Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh

Mengatur kadar gula dalam darah.

Sebagai tempat pembuatan fibrinogen dan protombin yang berperan dalam

proses pembekuan darah

Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A

Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak

Hati dapat terkena infeksi,misalkan penyakit hepatitis yang disebabkan oleh

serangan virus.Virus ini menular melalui makanan,minuman,jarum suntik,dan

transfusi darah.Hepatitis A merupakan salah satu contoh penyakit yang menular

melalui makanan atau minuman yang menggunakan bahan pewarna,penyakit ini

ditandai dengan infeksi kronis pada hati tanpa kerusakan dalam jangka waktu lama

dan dapat sembuh,serta memiliki kekebalan selama hidupnya.

C. Hipotesa

Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya.

Namun celakanya sudah sejak lama pula terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan.

Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi

6

Page 7: Makalah Zat Pewarna Makanan

nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit.

Dalam analisis yang menggunakan metode destruksi yang kemudian diikuti dengan analisis metode spektrofometri, diketahui bahwa sifat racun rhodamine B tidak hanya disebabkan oleh senyawa organik saja tetapi juga oleh kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan arsen (Subandi 1999). Keberadaan kedua unsur tersebut menyebabkan rhodamine B berbahaya jika digunakan sebagai pewarna pada makanan, obat maupun kosmetik sekalipun. Hal ini didukung oleh Winarno (2004) yang menyatakan bahwa timbal memang banyak digunakan sebagai pigmen.

7

Page 8: Makalah Zat Pewarna Makanan

BAB 3

Metedologi Penelitian

A. Tujuan Operasional

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan

analisis dalam suatu penelitian

Agar kita dapat menjadi mahir dan tahu dalam melakukan suatu penelitian

Dapat mengetahui akibat yang timbul atau bahaya yang terjadi apabila zat

pewarna pakaian disalahgunakan.

Mengetahui bahaya penggunaan zat pewarna untuk tekstil yaitu rhodamine B

sebagai zat pewarna pada makanan.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboraturium

C. Metode Penelitian

Metode Pustaka, yaitu mencari data-data atau dasar teori yang bersangkutan dengan penelitian.

D. Alat dan Bahan

Contoh zat pewarna makanan

Air

Sendok

Ampar Kecil

E. Prosedur Penelitian

Taruh contoh zat pewarna makanan di ampar

Lalu berikan sedikit air

Aduk menggunakan sendok,setelah itu

Coba taruh sedikit zat pewarna makanan yang telah diberi air itu pada

telapak tangan (jangan terlalu lama)

8

Page 9: Makalah Zat Pewarna Makanan

F. Hasil Penelitian

Telapak tangan yang dibrikan zat pewarna itu agak terasa panas,jika terlalu lama akan menimbulkan iritasi pada kulit kita,selain itu iritasi ini juga tidak hanya bisa terjadi dikulit saja tetapi juga bisa terjadi dalam saluran pernafasan manusia jika zat pewarna ini terhirup oleh kita,dan iritasi pada mata jika terkena pada mata kita serta jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan

G. Pembahasan

Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk

menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada makanan bertujuan agar makanan

lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara luas digunakan di seluruh dunia. Di

Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan tradisional

yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk

warna hijau dan daun jambu untuk warna merah. Pewarna alami ini aman

dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya terbatas, dan

warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk industri makanan

dan minuman. Penggunaan bahan alami untuk produk massal akan meningkatkan

biaya produksi menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak

homogen sehingga sulit menghasilkan warna yang stabil. Kemajuan teknologi

pangan pangan memungkinkan zat pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah

yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna yang stabil pada produk pangan.

Dengan demikian produsen bisa menggunakan lebih banyak pilihan warna untuk

menarik perhatian konsumen.

Zat pewarna pada makanan secara umum digolongkan menjadi dua kategori

yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat

pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan

zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk

menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi

perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami

9

Page 10: Makalah Zat Pewarna Makanan

juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila

dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak dapat

digunakan sesering zat pewarna sintetis.

Dengan pengetahuan keamanan pangan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka masyarakat dapat terhindar dari berbagai bahaya akibat mengkonsumsi makanan yang tidak aman.  Masyarakat dapat terhindar dari bahaya keracunan makanan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak bebas dari cemaran logam berat, pestisida, bahan tambahan pangan dan racun. Terhindar dari konsumsi makanan yang tercemar  cemaran biologis seperti seperti bakteri, virus, kapang, parasit, protozoa.  Terhindar dari konsumsi makanan yang tercemar Cemaran fisik  seperti pecahan gelas, potongan tulang, kerikil, kawat dan sebagainya.

Pewarna Alami

Adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil. Dalam daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam ”uncertified color additives”  karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi.

Keterbatasan pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan, konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan biasanya lebih murah.

Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan (Dikutip dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfi anis saati terbitan Trubus Agrisarana 2006. dapat diperoleh di toko-toko buku se Indonesia) adalah:

KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.

BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.

KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat,

10

Page 11: Makalah Zat Pewarna Makanan

karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol

KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.

ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).

Pewarna sintetis

Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan biasanya lebih murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut ”Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat digolongkan dalam beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin dan indigoid.

Bahaya Jika Digunakan Pada Makanan

Proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.

Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan, campuran  warna  dan  pasta.  Digunakan untuk mewarnai minuman  berkarbonat, minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain. Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan donat.

11

Page 12: Makalah Zat Pewarna Makanan

Zat pewarna sintesis merupakan zat pewarna buatan manusia. Zat pewarna

sintetis seharusnya telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk menjamin

keamanannya. Karakteristik dari zat pewarna sintetis adalah warnanya lebih cerah,

lebih homogen dan memiliki variasi warna yang lebih banyak bila dibandingkan

dengan zat pewarna alami. Disamping itu penggunaan zat pewarna sintetis pada

makanan bila dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh

lebih murah bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun

hendaknya selalu mendapatkan informasi tentang komponen-komponen yang

terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut.

Dewasa ini keamanan penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan masih

dipertanyakan di kalangan konsumen. Sebenarnya konsumen tidak perlu khawatir

karena semua badan pengawas obat dan makanan di dunia secara kontinyu

memantau dan mengatur zat pewarna agar tetap aman dikonsumsi. Jika ditemukan

adanya potensi risiko terhadap kesehatan, badan pengawas obat dan makanan akan

mengevaluasi pewarna tersebut dan menyebarkan informasinya ke seluruh dunia.

Pewarna yang terbukti mengganggu kesehatan, misalnya mempunyai efek racun,

berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu kanker, akan dilarang

digunakan. Di Indonesia tugas ini diemban oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM). Pemerintah sendiri telah mengatur penggunaan zat pewarna

dalam makanan. Namun demikian masih banyak produsen makanan, terutama

pengusaha kecil, yang menggunakan zat-zat pewarna yang dilarang dan berbahaya

bagi kesehatan, misalnya Rhodamine B sebagai pewarna untuk tekstil atau cat yang

pada umumnya mempunyai warna yang lebih cerah, lebih stabil dalam

penyimpanan, harganya lebih murah, dan produsen pangan belum menyadari

bahaya dari pewarna tersebut.

12

Page 13: Makalah Zat Pewarna Makanan

Tabel perbedaan antara zat pewarna sintetis dan alami

Pembeda Zat Pewarna Sintetis Zat pewarna Alami

Warna yang dihasilkan Lebih cerah Lebih Pudar

Variasi Warna Banyak Sedikit

Harga Lebih murah Lebih mahal

Ketersediaan Tidak terbatas terbatas

Baik zat pewarna sintetis maupun alami yang digunakan dalam industri

makanan harus memenuhi standar nasional dan internasional. Penyalahgunaan zat

pewarna melebihi ambang batas maksimum atau penggunaan secara ilegal zat

pewarna yang dilarang digunakan dapat mempengaruhi kesehatan konsumen,

seperti timbulnya keracunan akut dan bahkan kematian. Pada tahap keracunan

kronis, dapat terjadi gangguan fisiologis tubuh seperti kerusakan syaraf, gangguan

organ tubuh dan kanker

Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan :

Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.

Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.

Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal

ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari

suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat

pewarna yang berbahaya.

Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur

yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.

Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari

selama produk disimpan.

13

Page 14: Makalah Zat Pewarna Makanan

Bahaya Penggunaan Rhodamine B Sebagai Pewarna Makanan 26 Jan 2006

Rhodamin B. Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak

boleh dipergunaan untuk makanan, selain itu pewarna lainnya yang dilarang adalah

Metanil Yellow Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan

berat molekul sebesar 479.000. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk-

unggu kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan

warna merah kebiru-biruan dan berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga

larut dalam alkohol, HCl dan NaOH. Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam

pewarnaan kertas, di dalam laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk

identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th. Rhodamin B sampai sekarang masih

banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman (terutama

untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan

tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain

Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit.

Sedangkan menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Hokoriku, Kanazawa, Jepang. Efek Rhodamine B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati pada kultur sistem. Rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam rhodamine B menyebabkan berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa zat warna rhodamine B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml Rhodamine B. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang berarti, sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot

14

Page 15: Makalah Zat Pewarna Makanan

polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia

Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya.

Namun celakanya sudah sejak lama pula terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan.

Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B

Nama Lain Rhodamine B

Acid Bruliant Pink B ADC Rhodamine B Aizen Rhodamine BH Aizen Rhodamine BHC Akiriku Rhodamine B Briliant Pink B Calcozine Rhodamine BL Calcozine Rhodamine BX Calcozine Rhodamine BXP Cerise Toner [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium

klorida Cerise Toner X127 Certiqual Rhodamine Cogilor Red 321.10 Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc Edicol Supra Rose B Elcozine rhodamine B Geranium Lake N Hexacol Rhodamine B Extra Rheonine B Symulex Magenta Takaoka Rhodmine B Tetraetilrhodamine

15

Page 16: Makalah Zat Pewarna Makanan

Rhodamine B termasuk zat yang apabila diamati dari segi fisiknya cukup

mudah untuk dikenali. Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu

kemerahan. Di samping itu rhodamine juga tidak berbau serta mudah larut dalam

larutan berwarna merah terang berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak

sinonim, antara lain Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, Brilliant

Pink B Tetra Ethyl, Rheonine B, D & C Red No. 19, CI Basic Violet 10, dan CI No.

45179.

. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil. Pada awalnya zat ini

digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian. Campuran zat pewarna

tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik. Bukan hanya di industri

tekstil, rhodamine B juga sangat diperlukan oleh pabrik kertas. Fungsinya sama

yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan warna-warna kertas yang

menarik. Sayangnya zat yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan

kertas tersebut digunakan pula sebagai pewarna makanan.

Ciri - ciri pangan mengandung Rhodamin B :

Berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman

warna merah berpendar atau berflueresensi.

Dalam pengelolaan tahan terhadap pemanasan (direbus/digoreng warna tidak

pudar).

Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada

kerupuk, es puter).

Bahaya akut Rhodamin B bila sampai tertelan maka dapat menimbulkan

iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda.

Apabila terpapar Rhodamin B dalam waktu yang lama, maka dapat menyebabkan

gangguan pada fungsi hati dan kanker hati.

Penyalahgunaan Rhodamin B untuk pewarna pangan telah ditemukan untuk

berapa jenis pangan. Pangan tersebut antara lain adalah kerupuk, terasi, dan pangan

jajanan yang berwarna merah.Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa zat

16

Page 17: Makalah Zat Pewarna Makanan

pewarna tersebut memang berbahaya bila digunakan pada makanan. Hasil suatu

penelitian menyebutkan bahwa pada uji terhadap mencit, rhodamine B

menyebabkan terjadinya perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan

jaringan di sekitarnya mengalami disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati

ditandai dengan adanya piknotik (sel yang melakukan pinositosis) dan

hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma

(Anonimus 2006).

Dalam analisis yang menggunakan metode destruksi yang kemudian diikuti

dengan analisis metode spektrofometri, diketahui bahwa sifat racun rhodamine B

tidak hanya disebabkan oleh senyawa organik saja tetapi juga oleh kontaminasi

senyawa anorganik terutama timbal dan arsen (Subandi 1999). Keberadaan kedua

unsur tersebut menyebabkan rhodamine B berbahaya jika digunakan sebagai

pewarna pada makanan, obat maupun kosmetik sekalipun. Hal ini didukung oleh

Winarno (2004) yang menyatakan bahwa timbal memang banyak digunakan

sebagai pigmen atau zat pewarna dalam industri kosmetik dan kontaminasi dalam

makanan dapat terjadi salah satu diantaranya oleh zat pewarna untuk tekstil.

Pada saat ini juga ada orang yang menggunakan bahan pewarna itu pada

buah-buahan yang dikarenakan buah itu kurang bagus.Pada saat itu telah

diberitahukan disalah satu televisi bahwa ada seorang pedagang buah yang

menggunakan bahan pewarna teksil dan pemanis buatan pada buahnya

tersebut,pedagang itu memasukan bahan pewarna dan pemanis buatan tersebut

menggunakan suntikan dengan cara mennyutikkan pada bagian pangkal buah

tersebut.Beberapa buah yang digunakannya seperti jeruk,mangga,nangka,dan

sebagainya,para pedagang itu pun mengaku menggunakan bahan pewarna dan

pemanis itu karena harganya yang murah dan bisa menambah keuntungan bagi

mereka.

Tips Hindari Pewarna Makanan Tidak Aman:

1. Carilah makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok

17

Page 18: Makalah Zat Pewarna Makanan

Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya

anda pilih makanan atau minuman dengan warna yang tidak terlalu

mencolok. Hal ini karena makanan yang terlihat mencolok atau ‘ngejreng’,

kebanyakan dari pewarna makanan sintetis yang biasa digunakan untuk

pewarna tekstil. Seperti halnya Rhodamin B yang membuat warna makanan

terlihat lebih ‘ngejreng’.

2. Test terlebih dahulu jika memilih makanan atau minuman yang berwarna

Caranya, uji cobalah dengan menempelkan makanan ke tangan atau

kain. Jika warnanya menempel dan sulit untuk dihilangkan, berarti makanan

tersebut menggunakan pewarna yang tidak aman dan tidak layak untuk

dikonsumsi. “Lebih baik anda memilih warna makanan yang soft atau halus,

karena pewarna makanan alami warnanya tidak ‘ngejreng’ dan cenderung

soft,” jelas drg. Rini.

3. Kenalkan sejak dini pada anak

Tidak cukup dengan mengetahui pewarna yang aman atau tidak

aman, kenalkan juga sedini mungkin pada anak-anak, makanan yang aman

dan tidak aman. Sehingga anak-anak mengetahui makanan yang boleh ia

makan atau tidak. “Hal itu untuk mengantisipasi anak, jika terpaksa ia harus

jajan diluar, ia akan memilih makanan yang aman,” ungkap wanita

berkacamata itu.

4. Biasakan anak sarapan dirumah

Biasakan anak sarapan dirumah sebelum berangkat sekolah, dan beri

bekal untuk makan siang anak. Karena dengan anak sarapan pagi dirumah,

maka meminimalkan anak untuk jajan diluar yang memang belum terjamin

keamanan dan kebersihannya.

18

Page 19: Makalah Zat Pewarna Makanan

5. Baca jenis dan jumlah pewarna yang dipergunakan

Setiap kali membeli makanan dalam kemasan, teliti dan baca jenis

dan bahan pewarna yang dipergunakan dalam produk tersebut. Hal ini untuk

mengetahui jumlah kandungan bahan pewarna yang dipakai di makanan

tersebut.

6. Perhatikan label pada setiap kemasan produk

Pastikan di label makanan tercantum izin dari BPOM (Badan

Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis POM beserta no izin

pendaftaran. Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga, maka

harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis P-IRT (Pangan Industri

Rumah Tangga).

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)

No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B

termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya

dan dilarang digunakan pada produk pangan (Syah et al. 2005). Namun demikian,

penyalahgunaan rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih sering

terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Sebagai contoh,

rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol

dan sirup di Makassar pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah

sampel.

19

Page 20: Makalah Zat Pewarna Makanan

BAB 4

A. Kesimpulan

Penambahan zat pewarna pada makanan dilakukan untuk memberi kesan

menarik bagi konsumen, Penambahan zat pewarna rhodamine B pada makanan

terbukti mengganggu kesehatan, misalnya mempunyai efek racun, berisiko merusak

organ tubuh dan berpotensi memicu kanker. Oleh karena itu rhodamine B dinyatakan

sebagai pewarna berbahaya dan dilarang penggunannya. Pemerintah sendiri telah

mengatur penggunaan zat pewarna dalam makanan. Namun demikian masih banyak

produsen makanan, terutama pengusaha kecil, yang menggunakan zat-zat pewarna

yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan, yang pada umumnya mempunyai warna

yang lebih cerah, lebih stabil dalam penyimpanan, harganya lebih murah dan

produsen pangan belum menyadari bahaya dari pewarna-pewarna tersebut.

B. Saran

Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan zat pewarna sintetis adalah dengan menggunakan pewarna alami seperti ekstrak daun suji, kunyit dan ekstrak buah-buahan yang pada umumnya lebih aman. Di samping itu masih ada pewarna alami yang diijinkan digunakan dalam makanan antara lain caramel, beta-karoten, klorofil dan kurkumin.

20

Page 21: Makalah Zat Pewarna Makanan

Daftar Pustaka

Anonimus. 2006. Rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman di Makassar. Republika Kamis 5 Januari 2006. http://www.republika.co.id/online_detail.asp?=229881&kat_id=23. [30 September 2006].

Lee TA, Sci BH, Counsel. 2005. The food from hell: food colouring. The Internet Journal of Toxicology. Vol 2 no 2. China: Queers Network Research.

Syah et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Subandi. 1999. Penelitian kadar arsen dan timbal dalam pewarna rhodamine B dan auramine secara spektrofotometri: Suatu penelitian pendahuluan. http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/mipa/1999a.htm.

http://ksupointer.com/2010/kenali-zat-pewarna-pakaian-pada-makanan-serta-dampaknya

http://informasisehat.wordpress.com

http://www.dwp.or.id

21