makalah yogyakarta

Upload: frida-farid

Post on 13-Jul-2015

1.310 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mengulas keistimewaan Yogyakarta

TRANSCRIPT

Makalah Sebagai Pelengkap Nilai Mata Kuliah Sosiologi TEMA : KEBUDAYAAN

KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

Disusun oleh: Frida Zuhara Yustisiani Farid (20080530145)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2008

SEKILAS YOGYAKARTADaerah Istimewa Yogyakarta atau DIY adalah satu-satunya yang tersisa dari dua propinsi di Indonesia yang memiliki status sebagai Daerah Istimewa. Satu-satunya, karena Daerah Istimewa Aceh kini telah berganti nama menjadi Nangroe Aceh Darussalam. Status istimewa itu diperoleh DIY atas dasar sejarah saat terbentuknya RI. DIY secara resmi terbentuk 4 Maret 1950 melalui UU no 3 thn 1950. Tetapi kehadiran daerah ini sebagai Daerah Istimewa sudah ditetapkan 2 hari setelah proklamasi kemerdekaan RI, dengan satu piagam penetapan yang ditandatangani Presiden Soekarno pada tanggal 19 Agustus 1945. Selain berpredikat sebagai Daerah Istimewa, Yogyakarta mempunyai berbagai predikat lain yaitu sebagai : Kota Pendidikan atau Kota Pelajar, diawali dengan Yogyakarta sebagai ibukota negara RI tahun 19461949, dimana para pemimpin bangsa berkumpul. Sehingga hal ini memikat para remaja dari seluruh penjuru tanah air untuk berpartisipasi dalam negara yang baru merdeka. Oleh karena untuk membangun bangsa dibutuhkan tenaga terdidik dan terlatih, maka peme rintah Indonesia mendirikan Universitas Gajah Mada ( UGM ) sebagai universitas negeri pertama di Indonesia yang lahir di jaman kemerdekaan. Hingga kini UGM masih menjadi dambaan kaum muda di Indonesia. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini berbagai jenis pendidikan negeri maupun swasta bermunculan di Yogyakarta, sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di kota ini. Hal inilah yang menjadikan Yogyakarta tumbuh sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan. Kota Perjuangan, sesuai peranan heroiknya semasa perjuangan mengusir penjajah Belanda dari bumi Indonesia. Beberapa peristiwa militer pernah terjadi di Yogyakarta. Diantaranya Agresi militer Belanda ke-II dan Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Kota Budaya, sesuai peranannya sebagai wilayah Kerajaan yang besar, yang masih memegang teguh adat-istiadat dan kebudayaan tradisional, di tengah gempuran modernisasi dan arus globalisasi. Kota Gudeg, sesuai nama masakan khas dan lezat asli Yogyakarta yang sudah terkenal sampai seantero nusantara. Selain itu, Yogyakarta juga masih punya beberapa predikat lain yaitu sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, Pusat Pelayanan Perdagangan dan Transportasi Regional serta Pusat Pengembangan Industri Kecil. Luas propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih kurang 3.185,81 km2 dengan penduduk 3.237.628 orang ( data terakhir dari BPS tahun 1998 ). Terletak pada posisi 7,30 - 8,15 derajat lintang selatan dan 100 - 110 derajat bujur timur. Dengan ketinggian antara 0 - 2911 m diatas permukaan laut, Yogyakarta memiliki kelengkapan relief daratan. Dari pantai hingga gunung ada di Yogyakarta. Di bagian selatan wilayahnya dibatasi oleh Samudra Indonesia. Oleh masyarakat acapkali disebut juga Pantai Selatan yang konon kabarnya dijaga Nyi Roro Kidul. Sebaliknya, di bagian utara berdiri

1

menjulang gunung Merapi (2911 m) yang disebut-sebut sebagai gunung teraktif di Indonesia, bahkan dunia. Disinilah puncak tertinggi Yogyakarta. Sedang wilayah Yogyakarta sendiri terbagi menjadi 5 daerah tingkat II, yakni : Kotamadia Yogyakarta Kotamadia Yogyakarta, yang merupakan ibukota propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki semboyan YOGYAKARTA BERHATI NYAMAN yang berarti Yogyakarta yang Bersih, Sehat, Indah, Nyaman dan Aman. Berpenduduk 480.954 jiwa dan mempunyai luas wilayah lebih kurang 32,50 km2. Kabupaten Sleman Kita tinggalkan ibukota propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menuju arah utara, masuklah kita di wilayah kabupaten Sleman, dengan luas wilayah 574,82 km2 dan berpenduduk 824.266 jiwa. Kabupaten Sleman dengan ibukotanya Beran, mempunyai semboyan SEMBADA yang berarti Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan Adil, Damai dan Dinamis, serta Agamis. Kabupaten Bantul Wilayah kabupaten Bantul meliputi daerah seluas 506,85 km2 dan berpenduduk 760.891 jiwa. Memiliki semboyan PROJO TAMAN SARI yang berarti Produktif dan Profesional, Ijo royo-royo, Tertib, Aman, Sehat, Indah dan Asri. Kabupaten Kulon Progo Dari kabupaten Bantul kita menuju arah barat, yaitu kabupaten Kulon Progo dengan luas wilayah 586,28 km2 dan berpenduduk 425.844 jiwa yang mempunyai semboyan BINANGUN yang berarti Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet, Nyaman. Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Gunung Kidul, yang sebagian besar daerahnya berupa daerah karst ini memiliki semboyan HANDAYANI yang berarti Hhijau, Aman, Normatif, Dinamis, Amal, Yakin, Asah-AsihAsuh, Nilai tambah, dan Indah. Daerah ini meliputi luas wilayah 1.485,36 km2 dan berpenduduk 736.292 jiwa.

DATA PROPINSIIbukota Status Berdiri Hukum Luas : Yogyakarta : Propinsi Daerah Istimewa : 4 Maret 1950 : UU No.3/1950 : 3.185,81 km2

2

Penduduk Suku Agama Kesenian Flora Fauna

: 3.237.628 jiwa ( sumber : BPS, 1998 ) : Jawa : Islam (92,7%), Kristen & Katolik (6,8%), Hindu (1,9%), Budha (0,42%). :

Tari : Serimpi Sangupati, Bedaya, Golek, Beksan Kembaran Putra Badui, Bondan, Gambir Anom, dll. Panggung : Wayang, Ketoprak, Karawitan,dll. Lagu : Gek Kepriye, Gundul Pacul, Gambang Suling, Lir-ilir, Pitik Tukung, Suwe Ora Jamu, TeKate dipanah, Tembang-tembang Macapat, dll. : Kayu jati, Pinus, Sono Keling, Mahoni. : Kancil, Kucing Hutan, Kura-kura Gading, Penyu Belimbing, Kera, Monyet Hitam, berbagai jenis hutan, berbagai macam burung, dll.

Komoditi Utama Pertanian Peternakan : beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, singkong, ubi jalar, sayur & buah-buahan. : kerbau, kambing, lembu, domba, unggas.

Perkebunan : tembakau, gula tebu, coklat, cengkeh, kapuk, kapas, vanili. Industri : rokok kretek, bahan makanan, bahan bangunan, peralatan pertanian, alat transportasi, perabot rumah tangga, alat penangkap ikan, perabot kulit, perabot plastik, mesin-mesin, kimia dan tekstil. : jodium, batu kapur, batu GYP, pasir kwarsa, belerang.

Tambang

3

TONGGAK SEJARAH

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai peninggalan tulisan tertua yaitu Piagam Canggal dan Piagam Kalasan yang dibuat oleh wangsa Sanjaya dan wangsa Sailendra. Kedua wangsa ini pernah memegang kekuasaan pada jaman kuno Daerah Istimewa Yogyakarta ( 732 M - 927 M ). Setelah Islam masuk ke Indonesia berdirilah kerajaan Islam pertama, Demak. Rajanya bernama Raden Patah. Pusat pemerintahannya kemudian pindah ke Pajang lalu ke Kotagede namanya menjadi Mataram. Kyai Gede Pemanahan adalah pendirinya. Setelah Kyai Gede Pemanahan wafat, digantikan Sutawijaya putranya. Kerajaan Mataram pernah mencapai puncak kejayaannya, pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pada masa itulah kompeni Belanda sering menderita kekalahan akibat gempuran Sultan Agung. Jepang datang dan Kesultanan Yogyakarta direbutnya dari tangan Belanda.

Tahun-tahun Bersejarah

732 856

Masa kekuasaan keluarga Sanjaya dan keluarga Sailendra. Terjadi perang dahsyat antara keluarga Sailendra dengan Sanjaya. Untuk menghindari kehancuran, keluarga Sailendra dan keluarga Sanjaya bersepakat menjodohkan Sri Kahulunan dari Sailendra dengan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Akhir kekuasaan keluarga Sanjaya. Islam datang ke Indonesia. Kerajaan Pajang berdiri, kemudian pindah ke Kotagede dengan nama Kerajaan Mataram. Kyai Gede Pemanahan pendiri Mataram meninggal dunia. Sutawijaya menggantikan ayahnya dengan gelar Senopati Ingalagi Sayidin Panatagama. Sultan Adiwijaya, yang masih menguasai Pajang meninggal dunia. Perebutan kekuasaan antara Aria Panggiri dengan Pangeran Benawa. Panggiri dari Demak menang. Tetapi Sutawijaya tidak setuju Arya Panggiri menjadi raja Pajang, lebih-lebih dengan maksud hendak membunuh Pangeran Benawa. Sutawijaya yang bergelar Senopati itu berhasil mengusir Arya Panggiri dari Pajang. Pangeran Benawa menyerahkan harta pusaka Pajang kepada Panembahan Senopati ( Sutawijaya ) dan Senopati menjadi raja Mataram yang menguasai daerah Pajang dan Demak. Senopati terus memperluas daerahnya ke Jawa Timur antara lain Surabaya, Madiun, Pasuruan sampai Blambangan.

927 1297 1568 1571 1582

4

1596 1601

Belanda mendaratkan kapalnya di Banten. Panembahan Senopati meninggal dunia dan dimakamkan di makam raja-raja Kotagede. Roda pemerintahan dijalankan Panembahan Krapyak, anak Panembahan Senopati. Belanda mendirikan VOC dan kekuasaannya semakain meluas. Panembahan Krapyak meninggal dunia dan digantikan Sultan Agung Hanyakrakusuma, anaknya. Ditangan Sultan Agung, kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya. Selama masa pemerintahannya, Sultan Agung selalu memerangi Belanda. Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat dan dimakamkan di Imogiri. Anaknya yang bergelar Susuhunan Mangkurat ( Amangkurat Tegalarum ), menggantikannya. Perang Trunajaya. Kraton Plered tempat kediaman Amangkurat Tegalarum dihancurkan dan Amangkurat minta perlindungan Belanda. Amangkurat meninggal dunia di Tegal. Kekuasaannya dilanjutkan Amangkurat II anaknya. Trunajaya dikalahkan oleh Amangkurat II. Anak Amangkurat I ini, setelah menjadi raja, mendirikan Keraton baru di Kartasura, yang jauh berada di luar wilayah Yogyakarta. Kompeni mengadakan perjanjian dengan Pangeran Mangkubumi di Giyanti. Pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono I sehingga menurunkan para Sultan di Yogyakarta sampai yang ke-X. Sejak itu kota Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan Kesultanan, yang sejak berdirinya selalu didampingi oleh pemerintahan kekuasaan Belanda. 7 Oktober : Keraton Yogyakarta mulai ditempati hari ini. Peristiwa ini dikenal sebagai boyongnya Sri Sultan Hamengkubuwono I dari pesanggrahan Ambarketawang yang kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya Kraton Yogyakarta dan sekaligus sebagai awal mula kelahiran kota Yogyakarta. Belanda memberi pangkat gubernur kepada wakil-wakilnya yang telah diberinya pangkat residen. Mereka turut aktif mengatur jalannya pemerintahan, akibat poltiek contract. Jepang datang di Indonesia dan menguasai kesultanan Yogyakarta, dikenal dengan nama Yogyakarta Kochi. Sejak itu kesultanan didampingi wakil-wakil pemerintah balatentara Jepang dengan pangkat Kochi Chokan. April : terjadi perubahan penting antara lain instansi kawedanan dihapuskan dan pada pemerintahan pusat diadakan Paniradyapati yaitu Sanapanitra ( Secretariat ), Wiyatapraja ( Pendidikan ), Rancana Pancawara ( Perencana Penerangan ), Ayahan Umum ( Jawatan Pemerintahan Umum ), Ekonomi, Yayasan Umum.

1602 1613

1645 1674 1677 1680 1755

1756

1927

1942

1945

5

1 Agustus : Sultan memegang pimpinan sendiri. Badan-badan bersifat militer banyak didirikan seperti Peta, Seiman Korensho, PUTERA dan sebagainya. Kerjapaksa banyak terjadi dan terkenal dengan nama Kiprohoshi. 19 Agustus : Presiden Soekarno dan Wakil presiden Moh. Hatta menandatangani piagam penetapan yang menyatakan bahwa Yogyakarta dan Surakarta sebagai kota kerajaan yang besar akan ditetapkan sebagai Daerah Istimewa. 5 September : Sri Paduka Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menyampaikan amanat bahwa Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan Negeri Paku Alaman yang bersifat kerajaan adalah bagian dari Negara Republik Indonesia. Dan mereka yang masing-masing tetap menjadi pemegang kekuasaan terhadap daerahnya, bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. 1946-1949 Yogyakarta menjadi ibukota sementara RI karena Jakarta dirasa tidak aman. 1948 19 Desember : Belanda secara tiba-tiba melancarkan Agresi Militer II yang ditujukan ke Yogyakarta sebagai ibukota RI. Mula-mula Belanda menyerang lapangan udara Maguwo, yang sekarang bernama Bandara Adisucipto, kemudian menduduki Yogyakarta. 4 Maret : Yogyakarta secara resmi berdiri sebagai propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan UU No.3/1950.

1950

NILAI-NILAI BUDAYAKebudayaan di Yogyakarta sangat tinggi, terutama disebabkan dengan adanya Kraton yang bersumber pada kepercayaan Jawa. Bahkan hingga saat ini masih sering ditemui upacara-upacara berbau sakral di Yogyakarta. Walaupun tahu bahwa di jaman modern seperti ini hal-hal tersebut tidak logis dan tidak masuk akal, masih banyak masyarakat Yogyakarta, khususnya yang asli Jawa, yang mempercayainya. Salah satu sebabnya adalah karena kepercayaan tersebut sudah tertanam kuat di benak mereka. Apalagi jika merupakan kepercayaan nenek moyang, akan sulit untuk merubah bahkan menghilangkannya. Karena itu, Yogyakarta mendapat julukan sebagai Kota Budaya karena nuansa budayanya masih amat kental mewarnai hari -hari masyarakatnya. Sosial Pandangan hidup masyarakat Yogyakarta berdasarkan pada sinkretis dan totalis, yaitu suatu pandangan yang menekankan pada konsep keselarasan, keseimbangan dan ketentraman batin, sikap menerima ( nrima ) terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat dan masyarakat di bawah semesta alam. Sehingga berlakunya semboyan tata tentrem tata tur raharja yang diartikan secara harfiah kurang lebih teratur, damai, makmur serta nasib baik

6

yang merupakan prinsip keselarasan dan meliputi ketentraman dan keteraturan. Masyarakat percaya apabila hal tersebut di atas dijalankan dengan baik, niscaya tidak akan terjadi kericuhan sosial yang menebabkan kesengsaraan. Agama Islam merupakan agama yang paling banyak penganutnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Agama Islam yang berkembang di daerah ini dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni antara Agama Islam Jawa dan Agama Islam Puritan, sehingga timbul istilah wong abangan dan wong santri. Agama Islam Jawa mempunyai sifat sinkretisme yang menyatukan unsur-unsur praHindu, Hindu dan Islam. Dalam agama Islam Jawa terdapat suatu varian yang disebut dengan Agami Jawi atau Kejawen, yang merupakan suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep H indu-Budha yang cenderung ke arah mistik. Sedangkan yang dimaksud dengan Agama Islam Puritan dengan penganutnya yang disebut wong Islam santri merupakan ajaran agama yang lebih dekat dengan dogma-dogma ajaran Islam yang sebenarnya, tetapi agama ini tidak bebas sama sekali dari unsurunsur animisme dan unsur Hindu-Budha. Meskipun sebagian besar masyarakat Yogyakarta sudah memeluk agama, tetapi masih ada sebagian dari mereka yang masih menjalankan kepercayaan animisme. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pada tradisi atau tindakan orang Jawa yang selalu berpegang pada dua hal, yakni pada pandangan atau filsafat hidupnya yang religius dan mistis, serta sikap hidupnya yang menjunjung tinggi moral atau derajat hidupnya. Pandangan hidup mereka selalu menghubungkan segala sesuatunya dengan Tuhan di lain pihak juga mistis dan magis dengan melakukan penghormatan terhadap arwah nenek moyang, serta kekuatan-kekuatan yang tidak tampak atau kekuatan gaib. Oleh karena itu, mereka melakukan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk menghormati arwah leluhurnya dengan mengadakan sesaji, membakar kemenyan, upacara tertentu pada saat tertentu pula, dan sebagainya. Juga dikenal adanya makkhluk halus yang disebut danyang atau sing baurekso yang menempati tempat tertentu seperti pohon besar, persimpangan jalan, mata air, dan sebagainya yang pada saat-saat tertentu diberi sesaji untuk meghindari gangguan yang dapat ditimbulkannya. Tempat-tempat yang ditinggali oleh makhluk halus, biasanya dianggap sebagai tempat yang wingit atau angker. Kepercayaan masyarakat Yogyakarta terhadap kekuatan supernatural sangat besar. Untuk memperoleh kekuatan tersebut atau yang lazim disebut kasekten, orang melakukan usaha menambah kekuatan batin dengan jalan berpuasa, mengurangi tidur, menepi ( semedi ) di tempattempat keramat, dan sebagainya. Selain itu ada juga yang diperoleh melalui bantuan benda-benda yang dianggap bertuah, yaitu benda yang dianggp mempunyai kekuatan gaib yang dipakai sebagai jimat, seperti keris, tombak, batu akik, dan sebagainya.Benda-benda yang difungsikan sebagai jimat tersebut diyakini mempunyai kekuatan yang dapat membuat si pemilik atau si pemakai menjadi sakti. Selanjutnya benda-benda yang dianggap bertuah tersebut dihormati, dirawat dan diberi sesaji, karena menurut mere ka benda-benda tersebut dianggap sebagai benda bernyawa. Pada umumnya masyarakat daerah ini memakai sistem kekerabatan bilateral, yakni menghitung garis keturuna dari kedua belah pihak baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Keluarga batih atau keluarga inti ( nuclear family ) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum kawin, merupakan kesatuan sosial yang terkecil dalam masyarakat. Selanjutnya untuk memperkuat ikatan kekerabatan mereka membuat suatu perkumpulan kelompok yang disebut dengan trah.

7

Kesenian Tari Serimpi Sangupati : tarian keraton pada masa lalu diiringi gamelan dengan gerak tari yang lembut dan menawan hati. Ditarikan oleh empat wanita. Tari Bedaya : tarian keraton ditarikan oleh sembilan orang wanita dengan irama lemah gemulai dan lembut. Tari Bondhan : tarian yang dilakukan seorang wanita yang menggambarkan sesudah melahirkan anak ( peralatan yang dibawa selendang / sampur, tempayan, payung, boneka ). Tari Golek : sebuah tarian yang menggambarkan sifat-sifat kewanitaan yang diungkapkan melalui gerak bahasa tari yang indah. Melukiskan kegiatan wanita pada waktu menghias diri yang dibawakan dengan lemah gemulai dan luwes. Tari Beksan Kembaran Putra Badui : merupakan sebuah tarian kreasi baru yang bersumber dari tari tradisional Badui dari daerah Kabupaten Sleman. Tarian ini menggambarkan kegembiraan para remaja yang bersukacita di alam kemerdekaan yang mengungkapkan rasa persatuan dan kesatuan yang kental melalui gerak penuh dinamika. Wayang : sebuah seni pedalangan yang sumber ceritanya berasal dari epos Mahabarata dan Ramayana yang bertemakan klasik bahwa keangkaramurkaan itu pada akhirnya akan kalah oleh kebenaran, yang dalam pepatah kuno dikatakan Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti. Kesenian wayang ini biasa dipertunjukkan atau dipergelarkan dalam acara-acara tertentu yang mengandung nilai -nilai budaya luhur nenek moyang bangsa kita. Ketoprak : sebuah teater rakyat yang ceritanya bersumber pada sejarah tanah Jawa atau Babad Tanah Jawa dengan mengambil sentral cerita pada kehidupan kerajaan. Kesenian ini merupakan bentuk-bentuk seni yang ada di masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti seni lukis, seni suara, seni musik, seni rupa, dan sebagainya. Karawitan : merupakan bentuk seni musik tradisional Jawa yang macamnya dibedakan atas tangga nada dasar yang dipakainya yakni pelog dan slendro. Seni musik ini terdiri atas seperangkat alat musik tradisional Jawa yaitu gamelan. Dalam penampilannya biasanya seni musik ini diikuti oleh paduan suara dari pemusiknya yang disebut dengan gerongan. Adat Tradisional Pakaian adat. Dalam hal berpakaian masyarakat Yogyakarta membedakan antara yang dikenakan kaum pria dan kum wanita. Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum pria terdiri atas tutup kepala ( destar atau blangkon ), baju jas dengan leher tertutup ( jas tutup ), dan keris yang terselip di pinggang. Ia juga mengenakan kain batik yang mempunyai motif sama dengan yang dipakai wanitanya. Sedangkan pakaian kaum wanitanya terdiri atas kebaya dan kain batik dengan rambut yang disanggul dan diberi hiasan konde, diletakkan di tengah-tengah sanggul. Perhiasan lain yang dikenakan biasanya berupa anting-anting dan cincin. Senjata Tradisional. Sebagai salah satu unsur kebudayaan masyarakat Yogyakarta mengenal bentuk senjata tradisional keris. Keris dalam kedudukannya sebagai senjata tradisional sangat

8

dihormati sehingga diberi gelar-gelar, seperti Kanjeng Kiai Kopek. Dalam masyarakat berkembang suatu keyakinan bahwa keris merupakan senjata yang bertuah dan dianggap ada makhluk yang menghuninya, hingga menjadikannya sebuah pusaka yang keramat. Pada saatsaat tertentu dilaksanakan sesaji sebagai ungkapan rasa penghormatan kepada benda yang dianggap bertuah ini serta untuk menghindari amukan atau kemarahan yang dapat ditimbulkan oleh makhluk penunggu keris. Dilihat dari bentuk profilnya, keris merupakan senjata tikam yang mempunyai bilah tajam di kedua sisinya dengan ujung yang lancip, sehingga dapat menimbulkan luka yang berbahaya apabila ditusukkan. Juga dikenal tombak sebagai benda pusaka yang sangat dihormati serta diberi gelar kehormatan pula, seperti Kanjeng Kiai Ageng Plered, Kanjeng Kiai Ageng Baru, Kanjeng Kiai Ageng Megatruh, dan sebagainya. Selain keris dan tombak juga dikenal adanya tosan aji. Tosan berarti besi dan aji berarti dihormati karena bertuah. Benda-benda ini diyakini mempunyai kekuatan supernatural yang dapat membuat seseorang kebal terhadap senjata tajam. Rumah adat. Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan pendopo, model rumah adat daerah Yogyakarta. Halamannya sangat luas, ditumbuhi tanaman dan dilengkapi beberapa sangkar burung. Di depan Bangsal Kencono terdapat dua patung batu yaitu Gupolo, sang raksasa yang memegang gada ( sejenis alat pemukul ) yang terlihat solah-olah menjaga pendopo dan mencegah orang asing masuk. Ragam Hias. Gunungan dipakai pada pertunjukan wayang. Pada gunungan terdapat hiasan-hiasan pohon hayat ( pohon kehidupan ), hewan melambangkan nafsu manusia, pintu gerbang menuju Sorgaloka dan dua raksasa serta cakra ( matahari ) perlambang Sang Pencipta ( Dewa Tertinggi ). Kraton Yogyakarta Kraton Kasultanan Yogyakarta terletak di pusat kota Yogyakarta. Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat ini merupakan sebuah rawa dengan nama Umbul Pacetokan, yang kemudian dibangun oleh Pangeran Mangkubumi menjadi sebuah pesanggrahan dengan nama Ayodya. Pada tahun 1755 terjadilah perjanjian Giyanti yang isinya membagi dua kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dibawah pemerintahan Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta ( Yogyakarta ) dibawah pemerintahan Pangeran Mangkubumi. Tanggal 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi naik tahta dan dinobatkan menjadi raja dengan gelar Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono Senopati ing Ngalengka Abdul Rahman Sayidin Panatagama Khalifatullah I Tanggal 13 Maret 1755 Sultan mengumumkan negeri Mataram yang . menjadi bagiannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton ( Istana ) Kasultanan Yogyakarta. Sementara itu Sultan tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang. Kraton Yogyakarta itu mulai ditempati pada hari Kamis tanggal 7 Oktober 1756. Peristiwa ini dikenal sebagai boyongnya Sri Sultan Hamengku Buwono I dari pesanggrahan Ambarketawang yang kemudian ditetapkan jadi hari berdirinya keraton Yogyakarta dan sekaligus sebagai awal mula kelahiran kota Yogyakarta.

9

Keraton Yogyakarta mengandung berbagai arti dan makna. Pengertian keraton menurut ahli hukum adat dari UGM Prof. Mr. Hardjono atau KRT Djuru Mertani, berasal dari bahasa Sanksekerta kratu yang artinya kebijaksanaan, sehingga kraton dapat diartikan sebagai sumber atau tempatnya kebijaksanaan. Sumber yang dimaksud adalah raja. Tetapi ada pendapat lain yang mengartikan keraton berasal dari kata : ka + ratu + an yang artinya tempat bersemayamnya raja atau ratu. Karena itu keraton dulu diakui tidak semata-mata tempat persemayaman atau tempat tinggal raja dan ratu, tetapi juga memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan. Dalam struktur Keraton Yogyakarta tercakup tata ruang mulai dari Panggung Krapyak ( 1 km di selatan keraton ) hingga Tugu Golonggiling ( 2,7 km di utara keraton ), terletak poros filosofis agung : Gunung Merapi - Laut Selatan ( Segara Kidul ). Perpaduan kedua kutub kekuatan natural ini dipercaya sebagai simbolisasi olah kehidupan. Berbagai bangunan di keraton juga mengandung makna filosofis - spiritual manunggaling kawula lan gusti yaitu menyembahnya manusia kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini tercermin pula dalam upacara adat keraton seperti antara lain dalam Grebeg Gunungan. Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini dibangun dengan luas lokasi sekitar 1,5 km2, dikelilingi tembok berbentuk bujur sangkar panjang lebar 1000 m, dengan tinggi 3,5 m. Tebal temboknya antara 3 sampai 4 meter dan disebut benteng. Bagian-bagian keraton terdiri dari berbagai bangunan fisik yang masing-masing memiliki arti, peranan, dan fungsinya sendiri -sendiri. Antara lain alun-alun utara pada zaman dulu memegang peranan sebagai lambang aspirasi rakyat. Karena dari tempat ini, jika rakyat ingin mengusulkan sesuatu atau ingin meminta pemecahan masalah dari raja, rakyat akan melakukan pepe ( berjemur ) di tempat itu. Perbuatannya itu akan terlihat oleh raja dari tempat duduknya di singgasana di Sitihinggil yang segera mengirim utusan untuk meminta rakyat yang sedang melakukan pepe itu menghadap dan mengemukakan persoalannya. Sedangkan Bangsal Pagelaran pada masa lalu dipergunakan untuk tempat pelantikan pejabat-pejabat tinggi di lingkungan kraton. Bangsal Sitihinggil yang lantai dasarnya lebih tinggi dari bangsal Pagelaran dipergunakan sebagai tempat pelantikan putra mahkota dan raja. Di tengahtengahnya terdapat Bangsal Manguntur Takil dan Bangsal Witono yang menjadi kelengkapan untuk tempat singgasana raja dan pusaka kraton. Bangsal Kencono sering disebut sebagai pusat keraton dan memiliki makna simbolik manunggaling kawula lan Gusti. Di tempat ini tersimpan kyai Wiji yaitu lampu dengan api yang menyala sepanjang masa sebagai sumber cahaya yang diletakkan di Gedung Pusaka. Tempat ini juga berdekatan dengan bagian-bagian keraton yang penting lainnya seperti Gedong Jene atau Gedung Kuning yaitu kediaman resmi raja, Bangsal Proboyeksa, Gedung Purworetno, Bangsal Manis, dll. Kraton sebagai pusat pemerintahan Yogyakarta dengan kraton sebagai tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono beserta kerabat istana, dipisahkan oleh halaman dalam depan yang disebut Kemandungan Utara atau halaman keben. Di dalam lingkungan kraton sebelah dalam terdapat halaman Sri Manganti dengan regol ( gapura ) Danapratopo yang dijaga sepasang Dwarapala : Cingkarabala dan Bala Upata. Bangsal Traju Mas Bangsal Sri Manganti yang kini

10

dipergunakan untuk menyimpan beberapa perangkat gamelan antik dari masa silam, yang memiliki laras merdu sewaktu diperdengarkan suaranya. Bagian-bagian keraton yang penting lainnya ialah Bangsal Ponconiti, Bangsal Kemagangan Kidul, Bangsal Kemagangan, dan alun-alun selatan. Pada halaman inti yang terletak lebih dalam lagi para wisatawan dapat menyaksikan Gedung Kuning yang merupakan gedung tempat Sri Sultan beradu; bangsal Prabayeksa, bangsal manis, tempat Sri Sultan menjamu tamu-tamunya; lingkungan Kasatryan, sebagai tempat tinggal putra-putra Sultan dan Keputren sebagai tempat tinggal putri-putri Sri Sultan yang belum menikah. Tempat terakhir ini terlarang bagi kunjungan wisatawan.

PARIWISATAYogyakarta selain sebagai kota pelajar dan kota budaya, juga memiliki predikat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama. Predikat itu diberikan kepada dikarenakan Yogyakarta memiliki banyak obyek wisata, baik wisata budaya maupun wisata alam. Masyarakat pun memberikan dukungan positif terhadap pariwisata. Dukungan ini penting karena tidak semua hal bisa sepenuhnya dipenuhi oleh pemerintah. Buktinya adalah meningkatnya keterlibatan masyarakat terhadap pariwisata dalam bentuk fasilitas yang disediakan bagi wisatawan. Hal ini kentara dari bertambahnya akomodasi yang mendukung pariwisata, yakni hotel berbintang (bintang satu sampai lima) dan hotel tipe lainnya (tipe bunga-bungaan, misalnya, anggrek, melati, dst). Kita bisa melihatnya dari data statistik yang ada. Di sini kita ambil saja sebagai perbandingan data tahun 1992 dengan tahun 1998. Data disajikan dalam tabel di bawah ini yang akan menunjukkan peningkatan menyolok dalam 6 tahun.

Tabel Banyaknya Hotel Tipe Berbintang & Hotel Tipe Bunga di DIY Antara 1992 & 1998. Hotel Tipe Bintang Akomodasi Tahun 1992 Tahun 1998 Persentase Pertumbuhan 13 31 138% Hotel Tipe Bunga

Kamar Tempat tidur Akomodasi Kamar Tempat tidur 1.240 3.387 173% 2.354 5.717 143% 539 824 53% 5.133 9.033 76% 9.083 16.034 77%

11

CATATAN: Data diolah dari dua buku: DIY dalam Angka 1992 dan DIY dalam Angka 1998. Untuk hotel tipe bunga, angkaangkanya merupakan penjumlahan dari 4 kelas jumlah kamar, yaitu "berkamar di bawah 10", "berkamar 10-24", "berkamar 25-40" dan "berkamar di atas 41". Persentase pertumbuhan dihitung dari peningkatan yang terjadi sampai tahun 1998 (jadi angka tahun 1998 dikurangi angka tahun 1992) dibagi angka pada tahun 1992.

Selain itu, peningkatan lain juga terjadi. Yaitu peningkatan dalam hal mutu sajian pariwisata dan daerah tujuan wisata. Tetapi karya tulis sederhana ini tidak sempat mengupas hal itu dikarenakan oleh keterbatasan waktu.

Berikut ini diberikan beberapa obyek wisata yang ada di Yogyakarta.

PARIWISATA BUDAYA

Kraton Yogyakarta Seperti dijelaskan pada sub-bab Nilai-nilai Budaya, Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan peninggalan paling bersejarah dan paling penting bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain kompleks istana yang berpagar tinggi, di sekitar kraton yang masih dalam wilayah benteng banyak terdapat obyek wisata budaya yang masih berhubungan dengan kraton. Di antaranya Museum Kereta Keraton yang terletak di Jl Pekapalan, tepat di sebelah barat pintu masuk Bangsal Pagelaran. Atau juga Masjid Agung di barat alun-alun utara yang ornamen hiasnya memiliki banyak kesamaan dengan kraton.

Istana Air Taman Sari Terletak + 400 m dari kompleks Kraton Yogyakarta atau + 10 menit berjalan kaki dari halaman belakang kraton yang disebut Kemandungan Kidul atau halaman Magangan. Taman Sari berarti taman yang indah, pada zaman dahulu merupakan tempat rekreasi Sri Sultan dengan kerabat istana. Disebut-sebut memiliki gaya bangunan (arsitektur) Jawa tradisional yang dipengaruhi oleh gaya bangunan Portugis dan dibangun pada tahun 1765. Dalam garis besarnya, Taman Sari merupakan istana air dengan laut buatan yang disebut Segaran dan pulau buatan yang disebut pulau Kenanga, dimasa silam pulau ini dihiasi dengan tumbuhan bunga Kenanga yang harum baunya. Diatas pulau Kenanga terdapat bangunan bertingkat dengan

12

nama Majethi atau lazim pula disebut Cemethi. Dari tempat tinggi ini setengah dari kota Yogyakarta bagian selatan dapat disaksikan. Di masa silam tempat ini digunakan Sultan untuk bersemedi, mengheningkan cipta, memadukan cita dan karsa untuk memimpin pemerintahan kasultanan. Bangunan lain yang terdapat di dalam kompleks Taman Sari adalah Umbul Binangun kolam pemandian Sultan, gapura-gapura megah, tempat peraduan Sultan, lorong-lorog bawah tanah, tempat ibadah yang disebut Sumur Gumuling dan sebagainya. Kompleks Taman Sari kini menjadi tempat pemukiman para seniman muda yang berkarya di bidang seni lukis dan lukis batik.

Museum Sonobudoyo Museum Sonobudoyo ini merupakan sarana pendidikan dalam bidang seni budaya dan kepurbakalaan dengan koleksi budayanya yang terlengkap setelah museum pusat Jakarta. Disini dipamerkan antara lain barang-barang tembikar dari jaman Neolitikum, arca-arca dan bendabenda perunggu abad VIII - X yang merupakan kelengkapan dari candi-candi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, berbagai jenis wayang, topeng, gamelan, pusaka-pusaka / senata yang berusia tua peninggalan budaya Jawa dan Bali. Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan.

Museum Sasana Wiratama Museum ini sering disebut Monumen Diponegoro karena merupakan bekas rumah kediaman Pangeran Diponegoro. Letaknya + 4 km dari pusat kota, tepatnya di daerah Tegalrejo. Di dalam bangunan yang telah dipugar tersimpan berbagai peninggalan yang berupa peralatan perang dan lainnya yang pernah dipergunakan belau dan para pengikutnya.

Benteng Vredeburg Di depan Gedung Agung di perempatan Malioboro - alun-alun utara di Jl A Yani terletak benteng ini yang sengaja didirikan oleh penjajahan Belanda untuk mengamankan pemerintahannya dengan seorang Gubernur Hindia Be landa yang bertempat tinggal di gedung Gubernuran ( sekarang Gedung Agung ). Dalam benteng ini meriam dipasang, untuk berjaga-jaga apabila ada serangan dari kraton Yogyakarta, yang hanya berjarak + 100 m dari benteng ini. Sekarang benteng ini dijadikan museum yang berisikan diorama perjuangan bangsa Indonesia.

Monumen Serangan Oemoem 1 Maret

13

Monumen ini terletak di sebelah selatan bentang Vredeburg untuk memperingati peristiwa tanggal 1 Maret 1949 tatkala LetKol Soeharto memimpin Serangan Umum ke kota Yogyakarta yang saat itu berada dalam penguasaan bala tentara penjajahan Belanda.

Monumen Yogya Kembali Monumen yang terletak di Ring Road utara Yogyakarta ini berisikan rekaman, diorama, foto-foto dokumentasi peristiwa-peristiwa perjuangan, berbagai jenis senjata dan benda-benda bersejarah yang menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1945 - 1950.

Candi Prambanan Candi yang dikenal sebagai candi Roro Jonggrang ini terletak di pinggir jalan raya Yogya - Solo, di perbatasan Yogya - Klaten ( + 17 km ke arah timur kota Yogyakarta ). Menurut legenda mengisahkan bukti kesanggupan Bandung Bondowoso membuat seribu buah patung dalam satu malam untuk dipersembahkan kepada putri Roro Jonggrang.

Petilasan Kraton Ratu Boko Istana yang dibangun oleh Balaputradewa, dimaksudkan sebagai tempat pertahanan yang strategis dari pengaruh kekuasaan Wangsa Sanjaya. Dahulu kala, ari tempat yang tinggi diatas bukit Boko, yang terletak di selatan ini, gerakan lawan akan mudah diawasi secara cermat. Petilasan ini terletak 2 km sebelah selatan kompleks candi Prambanan. Petilasan Boko kian hari kian menarik karena dua sebab: (1) dilakukan pemugaran terhadap tempattempat lama; (2) karena adanya candi-candi baru yang ditemukan melalui penggalian di sekitar lokasi.

Makam Imogiri Makam ini sebenarnya Makam Hastarengga, yang merupakan makam yang lebih muda usianya dibandingkan dengan makam Kotagede. Makam yang dibangun diatas bukit dengan batu berundak sebanyak 345 buah ini merupakan makam raja-raja yang memerintah kerajaan Mataram sepeninggal Panembahan Senapati, terutama putra Sultan Agung Hanyokro Kusumo.

Pasar Burung Ngasem Tempat ini makin menjadi penting karena selain unik adalah juga dekat dengan kompleks wisata Taman Sari. Turis-turis (terutama asing) memiliki perhatian khusus terhadap tempat ini, yang terbukti dari semakin banyaknya kunjungan orang-orang kulit putih ke pasar tradisional ini. Bahkan

14

brosur-brosur pariwisata tentang Yogyakarta semakin banyak yang mencantumkan Pasar Ngasem dalam agenda perjalanan yang ditawarkan.

PARIWISATA ALAMKawasan Wisata Pantai Parangtris Kawasan ini terletak 27 km selatan kota Yogyakarta. Obyek wisata di pantai ini meliputi : Parang Wedang. Suatu aumber mata air panas bermineral yang tak pernah kering sepanjang tahun dan dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit. Parang Kusumo. Tempat paling sakral dari seluruh kompleks ini. Menurut kepercayaan Jawa, ditengah hamparan pasir pantai ada Watu Gilang, yaitu sebuah batuan sisa kegiatan vulkanis dimasa lalu, yang menurut kepercayaan Jawa, tempat ini adalah tempat pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan raja-raja yang memerintah Yogyakarta. Oleh karena itu, tempat ini sering digunakan masyarakat untuk mengadakan upacara labuhan. Dataran tinggi Gambirowati. Merupakan tempat yang s ering dilakukan sebagai tempat start para pencinta olahraga layang gantung ( gantole ). Di kawasan wisata ini disediakan fasilitas antara lain kolam renang, kamar mandi, rumah makan, penginapan, dll.

Pantai Samas Terletak 25 km dari kota Yogyakarta dan mempunyai pantai yang landai. Sarana yang telah dikembangkan meliputi sarana akomodasi dan beberapa rumah makan. Disini juga dapat disaksikan usaha pemeliharaan ikan dan udang yang dikelola Dinas Perikanan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pantai Wedi Ombo Terletak 80 km dari kota Yogyakarta. Pantai berbentuk teluk dengan dinding perbukitan yang hijau ini merupakan daerah yang indah dan sangat sesuai bagi para pecinta hiking dan berkemah.

Gunung Gambar Obyek wisata yang terletak di desa Kampung, Ngawen, 70 km dari kota Yogyakarta ( + 39 km dari Wonosari ) ini merupakan bekas pertapaan Raden Mas Said ( Pangeran Samber Nyawa ) pada waktu

15

perang melawan Belanda. Apabila berdiri di puncaknya, kita dapat melihat rawa Jombor di Klaten serta genangan waduk Gajah Mungkur di kejauhan.

Pantai Krakal Terletak 65 km dari kota Yogyakarta. Untuk mencapainya, kita akan melalui bukit-bukit kapur dengan teras-teras batu karang. Pantai paling indah di sepanjang pulau Jawa dengan bentuk pantai yang landai dan pasir putihnya ini menerima panas matahari dari pagi hingga petang sepanjang tahun.

Wisata Alam Bebeng Obyek wisata alam ini terletak di Cangkringan menyatu dengan kawasan wisata Kaliurang di lereng gunung Merapi. Dengan pemandangan alam yang indah dan hawa yang sejuk tempat ini sangat mendukung untuk kegiatan-kegiatan bagi wisata remaja melalui kegiatan camping, rekreasi dan olahraga maupun peningkatan minat untuk menjaga kelestarian dan keindahan lingkungan.

Taman Wisata Kaliurang Tempat ini sejak lama telah menjadi daerah tujuan wisata. Lokasinya terletak di lereng selatan Gunung Merapi di mana tersedia bukan saja hotel dan penginapan, tetapi juga fasilitas pendukungnya secara lengkap. Kaliurang menjanjikan pemandangan yang indah, sekaligus juga lingkungan alam dan udara yang sejuk. Bahkan tempat ini tetap saja menarik dan mengundang kehadiran wisatawan kendatipun Gunung Merapi tengah "batuk" seperti di awal tahun 2001 yang lalu. Keistimewaan lain: Kaliurang adalah juga saksi sejarah perjuangan bangsa, yang terbukti dari seringnya pertemuan-pertemuan diplomatik di sekitar tahun perjuangan 1945 yang berlangsung di sini. Kita dapat mencermati prasasti -prasasti tentang pertemuan ini di wisma-wisma yang dulu dijadikan arena pertemuan, misalnya di Wisma Hastorenggo I.

KESIMPULANDaerah Istimewa Yogyakarta selain sebagai kota pelajar dan kota budaya juga memiliki predikat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama. Predikat itu diberikan kepada Yogyakarta

16

disebabkan Yogyakarta memiliki banyak obyek wisata baik obyek wisata budaya maupun obyek wisata alam. Dan juga karena ditunjang dengan keadaan alam Yogyakarta yang memiliki gunung tetapi juga memiliki laut, dan status Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang besar yang tentunya memiliki nuansa kebudayaan yang kental mewarnai hari-hari masyarakatnya. Dalam hal ini pemerintah daerah cukup tanggap untuk meningkatkan potensi Daerah Istimewa Yogyakarta lewat pariwisata. Terbukti dalam masa-masa dekade kunjungan Indonesia (1991 - 2000), Pemda bersemangat untuk memasarkan pariwisata. Dan cukup berhasil. Buktinya, bukan hanya semakin bertambahnya obyek wisata di Yogyakarta, tetapi juga bertambahnya dukungan masyarakat terhadap itu. Tetapi semua itu masih belum optimal. Yogyakarta sesungguhnya masih memiliki peluang pengembangan di sektor ini. Wisata alam misalnya, masih mungkin untuk dikembangkan lagi sehingga merambah hal-hal yang sesungguhnya menarik bagi turis (lebih-lebih turis asing) meskipun mungkin kurang menarik bagi kita. Contohnya: bagi turis asing pemancingan (fishing) dan pengamatan burung (birdwatching atau disebut juga birding) sesungguhnya merupakan kegiatan waktu senggang yang banyak diminati. Untuk birding, misalnya, bahkan telah terbit sebuah buku panduan khusus untuk itu, yang berjudul Birding Indonesia (terbitan 1997 oleh Penerbit Periplus, Hongkong) . Tetapi Yogyakarta kurang atau bahkan tidak menyediakan peluang untuk itu sama sekali. Padahal alam setempat tersedia untuk dikaji dan kemudian disajikan sebagai daerah tujuan wisata, yang sekaligus juga sebagai pendukung pelestarian alam.

17

UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

UU No 22 Tahun 1948 Tentang Pemerintah Daerah Pasal 18 ayat (5): Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu di zaman sebelum Republik Indonesia dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakap -an, kejujuran dan kesetiaan dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. (penulisan disesuaikan dengan EYD) UU No 22 / 1948 Pasal 6 : Untuk Daerah Istimewa dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah oleh Presiden dengan mengingat syarat- syarat tersebut dalam ayat (5). Wakil Kepala Daerah Istimewa adalah Anggota Dewan Pemerintah Daerah. Undang-undang No 3 / 1950 Tentang Pembentukan DIY Menimbang: bahwa perlu lekas dibentuk Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berhak mengatur dan mengurus rumah tanganya sendiri, sebagai termaksud dalam Undang undang No. 22 tahun 1948 tentang pemerintah daerah. Mengingat: pasal 5 ayat (1), pasal 20 ayat (1), pasal IV Aturan Peralihan UUD, maklumat Wakil Presiden tnggal 16 Oktober 1945 No. X Undang- undang No. 22 tahun 1948; dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Pasal 4 ayat (1) Urusan rumah tangga dan kewajiban-kewajiban lain sebagai termaksud dalam pasal 23 dan 24 UU No 22 Tahun 1948 bagi DIY adalah sbb.: I. Urusan Umum, II. Urusan Pemerintahan Umum, III. Urusan Agraria, IV. Urusan pengairan, jalan-jalan dan gedung-gedung, V. Urusan pertanian dan perikanan, VI. Urusan kehewanan, VII. Urusan kerajinan, perdagangan dalam negeri, perindustrian dan koperasi, VIII. Urusan perburuhan dan sosial, IX. Urusan pengumpulan bahan pangan dan pembagiannya, X. Urusan penerangan, XI. Urusan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, XII. Urusan kesehatan, dan XIII. Urusan perusahaan. UU Nomor 1 Tahun 1957 Pokok-pokok Pemerintahan Daerah Pasal 25 ayat (1): Kepala Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Presiden bagi daerah istimewa tingkat I dan mendagri bagi daerah istimewa tingkat II dan tingkat III. Kepala Daerah istimewa diangkat dari calon yang diajukan oleh DPRD dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu.

18

UU No. 18 Tahun 1965 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah Pasal 88: Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah DIY yang sekarang pada saat mulai berlakunya UU ini menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah Yogyakarta. Baginya tidak berlaku masa jabatan pembatasan keistimewaan dalam konteks kepemimpinan di Yogyakarta, hanya berlaku bagi HB IX dan PA VIII. UU No 5 Tahun 1974 Semangat yg ditunjukkan dalam konsideran huruf c adalah sejauh mugkin pemerintahan daerah seragam. Namun dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah DIY ada pengecualian. Dalam praktiknya di DPR: F ABRI dan FKP membatasi hanya sampai HB IX dan PA VIII. FPP dan FPDI menolak karena beranggapan adanya hak otomatis dari keluarga Kasultanan dan Pakualaman Undang-undang No. 22 / 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 122 : Keistimewaan untuk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai - mana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1974, adalah tetap dengan ketentuan bahwa penyelenggaraan pemerintahan Propinsi Istimewa Aceh dan Propinsi Istimewa Yogyakarta didasarkan pada undang-undang ini. UU No. 22 / 1999 Penjelasan Pasal 122: Pengakuan ke- istimewaan Propinsi Istimewa Yogyakarta didasarkan pada, asal-usul dan peranannya dalam sejarah perjuangan nasional, sedangkan isi keistimewaannya adalah pengangkatan Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Sultan Yogyakarta dan Wakil Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Paku Alam yang memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang ini. Undang-undang No 32 / 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 226 ayat (1) : Ketentuan dalam Undang-undang ini berlaku bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Papua, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tidak diatur secara khusus dalam Undang- undang tersendiri. UU No 32 Tahun 2004 Pasal 226 ayat (2): Keistimewaan untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah tetap dengan ketentuan

19

bahwa pe- nyelenggaraan pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta didasarkan pada Undang-undang ini. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 18B Negara mengakui dan meng- hormati satuan-satuan pemerintah -an daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. RUU VERSI JIP

Dalam RUU DIY versi JIP UGM, terdapat pasal yang pada intinya menyatakan adanya masa transisi dengan 2 alternatif. Pertama, masa transisi dengan pejabat dari pusat. Kedua, masa transisi dengan memberikan kepada Kasultanan dan Puro Pakualaman. JIP UGM merekomendasikan agar alternatif kedua yang dipakai. Penetapan Vs Pemilihan?

Sangat disayangkan bahwa media massa demikian juga hanya memblow up kontroversi antara pemilihan dengan penetapan. Padahal dengan adanya masa transisi, maka apabila RUU DIY ditetapkan, tidak akan terjadi Pilkada untuk periode 2008 2013. Mengapa Kontroversi?

Apakah gerakan politik Penetapan dan anti Pilkada akan dibawa ke arah anti UU DIY? Orasi Pilkada gagal melihat persoalan dasar dan tidak melihat serta tidak mendengar apa yang hidup di tengah masyarakat. Padahal politik adalah living reality. Dasar inilah yang dijadikan UU NAD, dan UU Papua.

20