makalah uji sinyal video fix

34
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang membahas tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals) ini yang mencakup : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran. Makalah ini disusun dengan maksud untuk membahas dan mengetahui tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals). Disamping itu, penyusunan makalah ini dimaksudkan pula membantu kelancaran dalam hal Uji Sinyal Video (Video Test Signals). Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini. Segala kekurangan dan kekeliruan penulis, mudah-mudahan dapat diperbaiki lagi dan juga penulis mohon kritik dan saran atas pembuatan makalah ini. Palembang, Maret 2015

Upload: eka-noviana-s

Post on 04-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang membahas tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals) ini yang mencakup : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran.Makalah ini disusun dengan maksud untuk membahas dan mengetahui tentang Uji Sinyal Video (Video Test Signals). Disamping itu, penyusunan makalah ini dimaksudkan pula membantu kelancaran dalam hal Uji Sinyal Video (Video Test Signals).Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini. Segala kekurangan dan kekeliruan penulis, mudah-mudahan dapat diperbaiki lagi dan juga penulis mohon kritik dan saran atas pembuatan makalah ini.

Palembang, Maret 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 PendahuluanPerkembangan pertelevisian di Indonesia dalam bidang broadcasting atau siaran amat mengembirakan, yakni dengan munculnya beberapa stasiun televisi swasta. Maka dari itu, sejak permulaan penyiaran televisi adalah awal dari munculnya pola uji dan sinyal uji. Pola uji dan sinyal uji yang khusus telah dikembangkan untuk membakukan operasi televisi untuk mendapatkan prestasi yang terbaik. Pembangkit pola pengetesan sinyal video juga diperlukan untuk pengetesan peralatan video, karena dengan pola yang tetap memberi kestabilan yang lebih baik dari pada menggunakan sinyal siaran. Suatu contoh penting yaitu Asosiasi industry elektronika internasional (Elektronic Industries Association/EIA) telah menetapkan pola pengetesan sinyal video yang mampu mendeteksi fungsi reproduksi sinyal video. Melalui tampilan layar monitor penerima televisi dapat ditetapkan adanya salah satu bagian sistem yang tidak berfungsi. Dengan demikian pola ini sangat membantu dalam melakukan pencarian gangguan kerusakan ataupun perawatan pengaturan fungsi secara optimal. Pola standar ini juga memberikan suatu acuan (referensi) untuk pemeriksaan resolusi, kelinearan pemayaran, penjalinan dan karakteristik-karakteristik tambahan dari gambar yang direproduksi. Sebagian pengujian digunakan untuk memeriksa kamera dan monitor selama pemasangan. Suati persyaratan penting adalah untuk mencocokkan kamera-kamea yang berbeda yang digunakan pada program yang sama. Pengujian-pengujian lain terus digunakan untuk memeriksa prestasi hubungan-hubungan jarak jauh untuk stasiun pemancar dalam suatu jaringan televisi. Pengujiannya adalah untuk monokrom dan berwarna, terutama amplitudo dan fasa dari sinyal kroma 3,58 MHz. Akhirnya, sebagian dari sinyal-sinyal uji dipancarkan selama interval (selang waktu) pengosongan-pengosongan vertikal. Dengan kata lain, gambar yang dilihat pada televisi warna sebenarnya dibentuk oleh tiga berkas elektron, warna merah, hijau dan biru dan gambar dibangkitkan dengan membaca sepintas berkas elektron yang bergerak secara horisontal dan vertikal pada layar. Sebagaimana berkas dibaca sepintas, arus diubah untuk membuat daerah terang dan gelap pada permukaan tabung gambar yang berbentuk sebagaimana yang tampak. Pertama apakah sinyal warna sinyal warna disusun dari sinyal video composite hitam putih. Sinyal video monokrom sebenarnya merupakan kombinasi dari dua komponen sinyal yang diperlukan untuk membentuk gambar hitam putih lengkap. Dua komponen sinyal dibaca pengendali informasi yang dinamakan pulsa sinkronisasi atau disingkat syn, dan intensitas informasi gambar hitam putih dinamakan sinyal luminansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Macam-macam Sinyal Uji Secara UmumMenurut Dogan Ibrahim pada buku nya yang berjudul Microcontroller Based Applied Digital Control, untuk memudahkan analisis suatu respon, digunakan beberapa sinyal uji dengan fungsi waktu sederhana. Pemilihan sinyal uji harus mendekati bentuk input sistem pada kondisi kerjanya.Sinyal-sinyal pengujian secara umum tersebut diantaranya :1. Fungsi step : berguna untuk menguji respon terhadap ganguan yang muncul tiba-tiba, dan juga melihat kemampuan sistem kontrol dalam memposisikan respon.2. Fungsi ramp : fungsi berubah bertahap terhadap waktu, berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam melacak target yang bergerak dengan kecepatan konstan.3. Fungsi impuls : berguna untuk menguji respon terhadap gangguan sesaat yang muncul tiba-tiba dan untuk menguji sistem yang responnya berubah dalam selang waktu yang sangat singkat.4. Fungsi parabolic: berguna untuk kebutuhan akan akselerasi dan pengujian kemampuan sistem kontrol untuk melacak obyek yang bergerak dengan kecepatan berubah-ubah.5. Fungsi sinusoidal : berguna untuk menguji respon sistem yang menerima input berupa sinyal sinusoidal.

Tabel 2.1 sinyal-sinyal pengujian secara umum

2.2 Klasifikasi Sinyal Uji Video (Video Test Signals)Sejak permulaan penyiaran televisi adalah awal dari munculnya pola uji dan sinyal uji. Pola uji dan sinyal uji yang khusus telah dikembangkan untuk membakukan operasi televisi untuk mendapatkan prestasi yang terbaik. Pembangkit pola pengetesan sinyal video juga diperlukan untuk pengetesan peralatan video, karena dengan pola yang tetap memberi kestabilan yang lebih baik dari pada menggunakan sinyal siaran. Suatu contoh penting yaitu Asosiasi industry elektronika internasional (Elektronic Industries Association/EIA) telah menetapkan pola pengetesan sinyal video yang mampu mendeteksi fungsi reproduksi sinyal video. Asosiasi industry elektronika internasional (Elektronic Industries Association/EIA) telah menetapkan pola pengetesan sinyal video yang mampu mendeteksi fungsi reproduksi sinyal video. Melalui tampilan layar monitor penerima televisi dapat ditetapkan adanya salah satu bagian sistem yang tidak berfungsi. Dengan demikian pola ini sangat membantu dalam melakukan pencarian gangguan kerusakan ataupun perawatan pengaturan fungsi secara optimal. ( Grob, Bernard, 1991:5 )

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1Pola StandarSejak dikembangkan siaran televisi, pola pengetesan khusus dan pengetesan sinyal telah ditingkatkan pada operasi standar televisi untuk perfomansi terbaik. Standarisasi pola pengetesan penting untuk memberikan acuan dalam pengecekan resolusi, linieritas scanning, interlacing dan karakteristik lain dari reproduksi gambar. Pola pengetesan sinyal video standar EIA ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Pola Standar EIAPengetesan yang sama digunakan untuk mengecek kamera dan monitor selama set-up. Kebutuhan penting untuk penyesuaian perbedaan kamera yang digunakan pada beberapa program. Pengetesan lain berupa penggunaan tetap untuk memeriksa performane sambungan jarak jauh dalam jaringan stasiun pemancar televisi. Pengetesan untuk hitam putih dan warna, teruratama amplitudo dan fasa dari sinyal kroma 3,58 MHz. Akhirnya beberapa pengetesan sinyal siaran selama interval pemadaman vertikal diperlukan, dalam kasus ini disediakan pada penerima.

3.1.1Pola Uji EIAPola standar yang telah dikembangkan oleh Elektronic Industries Association (EIA) ditunjukkan pada gambar 3.1. Pola tersebut cukup rumit dan agak ramai karena terdapat banyak bagian-bagian yang terpisah dari pola, masing-masing mempunyai fungsi atau memiliki fungsinya sendiri-sendiri.

3.1.2 Penyusunan Bingkai (Framing)Pertama kamera harus ditujukan pada pola dan diatur sehingga pola mengisi area layar aktif. Enam tanda mata panah putih yang mengelilingi ujung pola bertujuan untuk kesempurnaan. Ada dua kepala panah yang melintas puncak dan pada masing-masing sisi. Penyusunan bingkai (framing) perlu diatur guna memantau penjejakan sinyal untuk melihat ujung raster.

Tanda panah pengetesan penyusunan bingkai

Gambar 3.2 Tanda Panah Pengetesan Bingkai (Framing)

3.1.3 Pemusatan (Centering)Silang-silang putih pada puncak dan dasar menunjukkan sebuah sumbu vertikal menuju ke tengah-tengah untuk pemusatan horisontal (horizontal centering). Dengan demikian pula, garis putus-putus hitam pada sisi-sisi menunjukkan sumbu horisontal yang melintas pusat. Kecuali jika pola dibuat dalam kerangka dan dipusatkan secara tepat, jumlah pada bagan yang menunjukkan tidak adanya resolusi.

Gambar 3.3 Pengujian Pemusatan dari Sumbu Horisontal

3.1.4 Linearitas Pembelokkan (Defleksi)Mendekati indikator sebelumnya, untuk kedua kamera dan monitor, diberikan dengan lingkaran putih besar. Kesalahan linieritas dengan mudah dapat dilihat jika lingkaran muncul dalam bentuk elip atau berbentuk bulat telur. Dalam televisi lingkaran berbentuk sederhana susah untuk direproduksi karena memerlukan pembacaan linier. Bentuk dasar kotak juga menguji linieritas pembacaan. Untuk pengecekan yang lebih teliti, linieritas horisontal dan vertikal di cek secara terpisah. Pembacaan horisontal didahulukan. Ketiga kotak yang terdapat satu ditengah, satu disisi kanan dan satu disisi kiri. Setiap kotak berisi garis vertikal yang sama jumlahnya untuk lebar yang sama. Bila linieritas horisontal sempurna, ketiga kotak mempunyai lebar yang sama. Dengan kata lain , kotak dapat menjadi tertekan atau melebar sampai empat persegi panjang. untuk memeriksa kelinearan vertikal, polanya memiliki enam segiempat yang sempit dalam dua baris dari atas ke bawah. Perhatikan bahwa kedua segiempat tersebut yang ditengah berada pad apusat vertikal dari gambar. Besarnya segiempat tersebut merupakan suatu pengujian dari kelinearan vertikal. Mereka semuanya seharusnya memiliki tinggiyang sama dari puncak ke dasar pola. Tanda 200 yang ditunjukkan pada segiempat-segiempat ini adalah untuk resolusi, bukan untuk kelinearitasan. Juga, keempat pola uji yang kecil pada pojok-pojok digunakanuntuk memeriksa resolusi dan cacat geometri. Pola-pola ini digunakan untuk memeriksa prestasi kamera.

Gambar 3.4 Pengetesan Linearitas Vertikal Horisontal

3.1.5 Aspek PerbandinganBujur sangkar yang dibentuk oleh empat batang keping skala kelabu atau segiempat dibentuk oleh empat batang dari chip skala abu-abu yang ditempatkan didalam piringan putih di bagian tengah. Setiap batang memiliki 10 tingkatan skala abu-abu. Jika aspek perbandingan tepat 4 : 3, perbatasan skala abu-abu atau kepingan skala kelabu berupa bujur sangkar atau segiempat sempurna.

3.1.6 Cakupan Kontras (Contrast Range)Jumlah 10 tingkatan skala abu-abu mempunyai faktor refleksi dengan cakupan dari maksimum untuk puncak putih sampai kirakira 1/3 nilai maksimumnya. Bila sinyal video yang sedang diproses linier, ini akan memungkinkan terdapat 10 perbedaan warna secara bertingkat dari putih, abu-abu sampai hitam.

Gambar 3.5 Pengetesan Aspek Perbandingan dan Kontras

3.1.7 Jalinan (Interlacing)Batang-batang diagonal pada 45o dalam piringan putih digunakan untuk memeriksa penjalinan garis-garis pemayaran dalam raster. Bila garis-garis pemayaran yang genap dan ganjil dari raster pemayaran terpisah dalam jarak yang sama, garis-garis diagonal kelihatan lembut dan tidak patah. Akan tetapi, dengan jalinan yang jelek garis-garis pemayaran menjadi berpasangan. Bila dua garis terlalu dekat satu sama lain, jarak (spasi) kepasangan berikutnya terlalu besar. Sebagai akibatnya, garis-garis diagonal menjadi bergerigi dan menampakkan bentuk seperti langkah tangga.

3.1.8 ResolusiPerbedaan ketebalan garis dan ruang digunakan untuk mengecek resolusi yang mana merupakan kualitas detail gambar. Garis vertikal digunakan untuk mengecek resolusi horisontal, garis putih horisontal digunakan untuk resolusi vertikal. Perlu di perhatikan bahwa detail horisontal diukur dalam jumlah garis resolusi yang menduduki dari lebar gambar. Jarak sama dengan tinggi gambar. Pertimbangkan ke tiga segiempat garis vertikal yang ditandai 200, memotong tengah pola. Satu segi empat dikiri, satu segi empat di sebelah kanan dan yang ketiga berada ditengah-tengah. Label 200 menunjukkan ini banyak garis resolusi. Dengan spasi dan ketebalan, 200 garis akan menduduki lebar gambar. Bila garis dapat dilihat secara individu di layar, resolusi horisontal sama dengan 200 garis. Pengaturan jarak untuk lingkaran-lingkaran konsentris di pusat pola menunjukkan resolsi 300 garis horisontal dan vertikal. Pada keempat sudut pola, lingkaran konsentris diberi jarak untuk resolusi garis 150.

3.1.8.1 Resolusi Wedge Dalam Pola PengetesanDalam gambar 10-2, terdapat empat pasang wedges dengan garis-garis memusat untuk menambah jumlah resolusi. Pada bagian atas dan bawah wedges memiliki panjang yang sama dengan linieritas vertikal yang baik . Juga sisi wedges harus sama dengan linieritas horisontal yang baik. Bagaimanapun tujuan utama dari wedge adalah mengecek resolusi.

3.1.8.2 Resolusi HorisontalHarga ini ditandai pada atas dan bawah wedges. Dari bagian terlebar wedge ditandai 200, garis memusat sampai 400 garis resolusi dimana wedge bertemu segi empat di pusat. Pengaturan jarak wedge secara terus menerus dari 400 sampai 800. Resolusi dapat dicek secara visual dengan meniadakan titik pada wedge dimana garis secara individual tidak dapat dilihat lebih lama namun muncul bersama sama buram. Ini dapat terjadi pada sekitar 250 garis resolusi untuk penerima warna pada umumnya.

Gambar 3.6 Pengetesan Resolusi Horisontal Pendekatan konversi garis resolusi horisontal sampai MHz dari lebar band sinyal video dapat dibuat dengan membagi garis dengan 80. Jawaban MHz untuk frekuensi video, misal konversi 250 garis adalah (250 garis/80) = 3,125 MHz. Harga frekuensi sinyal video tertinggi penerima warna kebanyakan, karena tingkatan penyaring penguat video luminansi 3,58 MHz untuk meminimkan interferensi dari sinyal warna. Faktor konversi 80 diturunkan sebagai berikut. Dengan resolusi N garis, N/2 merupakan jumlah siklus lengkap untuk variasi sinyal melintasi hitam dala setiap garis wedge dan spasi antar garis putih. Penjejajakan tampak mengambil waktu 53,3 s untuk pengambilan horisontal, namun hanya waktu digunakan karena resolusi yang diberikan dalam hal ini nilai tinggi gambar, yaitu lebar. Waktu ini adalah 53,3 s X 0,75 = mendekati 40 s. Sehingga N/2 siklus sinyal video yang dihasilkan dalam 40 s, untuk satu siklus T = 40s / (N/2). Dengan mengambil hubungan timbal balik frekuensi diperoleh :f = {1/(40X10-6s)} X (N/2) = (N/80) X 106 Hz = (N/80) MHz.

3.1.8.3 Resolusi VertikalResolusi vertikal ditandai pada sisi wedge. Harga tipikal untuk penerima adalah 330 garis. Resolusi vertikal yang baik merupakan jawaban ukuran bintik berkas, pemfokusan dan penyisipan garis pengambilan.

3.1.8.4 Resolusi SudutSerupa dengan wedge digunakan dalam empat sudut dari pola pengetesan biasanya mempunyai resoluasi kurang dari tengah, khususnya untuk tabung gambar bersudut lebar. Harga resolusi yang khas untuk tabung kamera biasanya diberikan di tengah dan sudut.

3.2 Sinyal Monoskop (Satu Layar)Monoskop merupakan tabung kamera khusus dengan gambar tetap berupa pola pengetesan. Pola dicetak pada pelat sasaran. Pola pengetesan dipancarkan selama siang hari setiap awal siaran televise. Pola monoskop serupa dengan pola pengetesan EIA. Meliputi lingkaran untuk pengecekan linieritas, resolusi wedge yang ditandai dalam garis atau frekuensi (atau keduanya) dan lingkaran konsentris abu-abu di tengah. Sekarang mungkin masih kelihatan pola pengetesan monoskop pada beberapa kanal untuk waktu yang pendek setiap mengawali jam pagi pada saat awal atau akhir hari siaran. Pola monoskop dapat memberikan pengecekan yang baik dari operasi penerima. Sinyal monoskop tidak dihasikan oleh kamera dicetak dalam pola pengetesan. Mengganti, tabung kamera khusus serupa yang digunakan vidicon. Pelat sasaran diukir secara potografi dengan alur konduksi dan isolasi dalam bentuk pola area hitam putih. Monoskop membutuhkan ketelitian sinkronisasi defleksi dan linieritas sehingga pola dapat digunakan untuk mengatur penerima dan monitor.

3.3Sinyal JendelaPola ini digunakan untuk pengecekan frekuensi rendah dari sistem video. Sinyal yang terbaik dapat dilihat pada osliloskop dari keluaran sistem video. Untuk meyakinkan bahwa bentuk gelombang jendela datar, pada peragaan osiloskop kecepatan sapuan horisontal dan vertikal perlu diatur sedemikian rupa.

Gambar 3.7 Pola Jendela Pengecekan Frekuensi RendahSuatu pergeseran fasa yang mendahului pada frekuensi-frekuensi video rendah menyebabkan suatu peninggian pada leading edge dari gelombang bujur sangkar. Secara aktual, sinyal tersebut dipadukan sebagai tegangan kapsitif dalam sebuah rangkaian RC. Jenis cacat transien pada sebuah gelombnag bujur sangkar ini disebut , droop, atau tilt dalam bagian yang rata dari bentuk gelombang. Dia diukur dalam pesentase tilt.

3.4Sinyal Uji Langkah Tangga Sinyal-sinyal uji kuadrat sinus dirancang untuk mengevaluasi cacat frekuensi dan fasa. Namun sebuah sinyal langkah tangga digunakan untuk mengevaluasi amplitudo atau ketidak linieran dalam sistem. Langkah tangga dalam tegangan dibangkit dalam elektrolis. Dia terdiri dari sederetan batang vertikal dalam gambar yang dimulai pada salah satu level pengosongan atau level penyusunan dan menjadi lebih terang dalam pertambahan yang sama dari kiri ke kanan. Mungkin terdapat 10 langkah.Gambar 3.8a memperlihatkan suatu langkah tangga yang dibakukan yang terdiri dari enam langkah dengan penaikan yang sama antara susunan pada 7,5 unit IRE dan putih puncak pada 100 unit.

Gambar 3.8 Gambar a). pulsa kuadrat sinus 12,5 T termodulasi. (b). Kroma tinggi. (c). Kroma rendah. (d). kroma mendahului, (e). kroma ketinggalan.

Terdapat enam langkah dan lima anak tangga. Maka masing-masing anak tangga menaikkan 92,5/5 = 18,5 unit IRE. Bila penguatan adalah linier, semua anak tangga tetap sama. Komprensi pada langkah-langkah yang lebih tinggi menunjukkan pengutan yang lebih kecil untuk amplitudo-amplitudo putih. Cacat amplitudo yang tidak linier ini mungkin disebabkan oleh bias yang tidak tepat dalam sebuah penguat. Juga deviasi frekuensi yang tidak cukup dalam sebuah hubungan gelombang mikro (microwave) FM mungkin kelihatan sebagai suatu pemendekan dari anak tangga paling atas. Umumnya pemancar ini menggunakan FM untuk sinyal pembawa gambar, yang diubah ke sinyal gambar AM standar untuk penyiaran.

3.4.1 Langkah Tangga Yang TerdifferensiasiMonitor-monitor bentuk gelombang distudio dilengkapi dengan sebuah filter pelewat tinggi (high pass filter) khusus yang dapat disakelarkan untuk mendifferensier sinyal langkah tangga. Difefersial menekankan suatu perubahan dalam level. Hasil dalam bentuk gelombang adalah lima ujung tajam(spikes) dari tepi hulu dari masing-masing anak tangga. Bila penguatan-penguatan seragam, semua ujung tersebut memiliki ampliudo yang sama. Sabetulnya anak-anak tangga dibariskan pada satu level tegangan untuk ujung-ujung tajamnya agar memper mudah membandingkannya pada layar osiloskop.

3.4.2 Langkah Tannga Termodulasi Sinyal Sinyal ini menambahkan suatu sampel sebesar sinyal pembawa tambahan pewarna 3,8 Mhz pada suatu fasa tetap, -(B Y) atau fasa ledakan, dengan amplitudo yang tetap sebersar 40 unit IRE puncak ke puncak. Lihat gambar 3.9b. Langkah tangga termodulasi sangat bermanfaat dalam memperlihatkan effek ketidak linieran amplitudo untuk suatu sinyal berwana. Sebagai contoh, putih-putih yang terbertekan bertindak merekam sinyal kroma pada level-level luminasi (Y) nya tinggi. Kemudian kuning dan cyan yang saturasi penuh kelihatan menghilangkan saturasi dalam warna.Untuk melihat efek ketidlinieran pada langkah tangga termodulasi, sebuah sebuah selektor saklar pada monitor bentuk gelombang menepatkan sebuah filter bandpass 3,85 MHz seri dengan masukan osiloskop. Filter tersebut melepaskan semua informasi sinyal Y, dan yang tertinggal hanya sinyal kroma. Bila penguatan adalah linier, amplitudo puncak-puncak dari sinyal pembawa tambahan 3,58 MHZ tetap sama dengan 40 unit IRE , dan mereka semua datang dengan amplitudo yang sama pada gelombang osiloskop.

Gambar 3.9 (a) sinyal langkah tangga(b). Sinyal langkah tangga termodulsi

3.4.3 Penguatan Differensial ( Differensial Gain) Faktor ini digunakan untuk menetapkan jumlah ketidaklinieran sebagai suatu persentase. Pengutan differensial adalah :

Di mana x adalah amplitudo terkecil dalam amplitudo terkecil dalam langkah-langkah termodulasi dan y adalah amplitudo langkah-langkah yang seragam. Amplitudo-amplitudo adalah nilai puncak-puncak dari ledakan 3,58 MHz dalam tiap langkah dari bentuk gelombang termodulasi. Sebagai contoh, bila semua ledakan tetapi langkah puncaknya adalah 40 unit IRE dan ledakan langkah puncak adalah 35 unit IRE, penguatan differensial adalah :

= (0,125)(100) = 12,5 %Makin kecil nilai Dg, linieritasnya makin baik. Biasanya perlengkapan yang dirancang baik, mempunyai pengutan differensial, yang secara pendekatan bernilai dibawah 4 persen.3.4.4 Fasa Differensial ( Deffirensial Phase)Walaupun bukan suatu kenyataan yang jelas, jumlah pergeseran fasa dalam sebuah penguatan dapat bergeser dengan suatu perubahan dalam titik kerja arus searah (dc). Sebagai contoh, kapasitansi sambungan-emiter cenderung bertambah jika bias maju (forwad bias) diperbesar pada sebuah penguatan transistor. Sebagai akibat dari pergeseran dalam titik kerja, respons sudut fasa suduh berubah. Pada televisi berwarna, cacat fasa yang dihasilkan dapat menyebabkan suatu perubahan dalam corak antara bagian gelap dan terang.Sinyal langkah tangga yang termodulasi, dengan fasa ledakan pembawa tambahannya yang konstan pada semua langkah yang digunakan untuk mengevaluasi fasa deffirensial dinyatakan dalam derajat. Dengan sebuah vetoroskop, sinyal ini dapat menunjukkan penyebaran sudut fasa pada masing-masing langkah. Secara ilmia, makin kecil jumlah pergeseran sudut fasa, responnya lebih baik. Dalam perlengkapan yang terancang baik, spesifikasinya kurang dari 4 untuk cacat fasa differensial.

3.5 Sinyal Uji Interval Vertikal ( Vits Vertical Interval Test Signal)Gambar 3.10 memperlihatkan sinyal uji interval vertikal vits vertical interval test signal) yang disarankan oleh NTC ( Network Transmission comitte) dari EIA. Sinyal ini menggunakan garis 17 dan 18 dalam pengosongan vertikal dari kedua medan televisi. Garis 17 terutama digunakan untuk satu sinyal ledakan ganda ( multiburst ) yang mengandung frekuensi-frekuensi video dari 0,5 sampai ,2 MHz. Garis 18 mempunyai sunyal uji kuadrat sinus dalam medan ganjil dan langkah tangga yang termodulasi dalam medan genap.

3.5.1 Medan Ganjil Lihat gambar 3.10 untuk garis 17 dalam medan ganjil. Sinyal uji dimulai dengan suatu langkah atau bendera putih pada 100 unit IRE untuk acuan amplitudo. Dia diikuti oleh sederatan ledakan sinyal gelombang pembawa yang tidak termodulasi pada frekuensi video yang berlainan. Setiap ledakan berjalan diatas sebuah sumbu tengah yang mengizinkan sinus dari puncak ke puncak bervariasi diantara level susunan hitam dan putih puncak. Frekuensi ledakan adalah pada 0,5 ; 1,5 ;2,0 ; 3,0; 3,6 dan 4,2 MHz dari kiri kekanan. Amplitudo relatifnya bila Anda periksa pada layar televisi atau osiloskop menunjukan respon frekuesni aprokasimasi melalui passband video. 3.5.2 Medan Genap Tinjaulah sekarang garis 17 dalam medan genap, seperti yang berlihatkan pada gambar 3.10c. Ia juga memiliki sinyal uji ledakan ganda, seperti garis 17 dalam medan-medan ganjil. Akan tetapi garis 18 untuk ganjil , yang diperlihatkan pada gambar 3.10d mengandung sinyal langkah tangga yang termodulasi. Terdapat 10 langkah, masing-masing dengan suatu amplitudo puncak-puncak sebesar 30 unit IRE.

3.5.3 Pengamatan Vits Pada kebanyakan pesawat penerima televisi, VITS dapat dilihat dengan memutar pengontrol penahan vertikal secara hati-hati agar gambarnya menggulung arah kebawah secara perlahan-lahan. Maka Pola VITS yang akan dihasilkan terlihat dalam garis-garis dekat dengan dasar dari dari batang pengosongan. Pengecekan VITS dengan sebuah osiloskop memerlukan osiloskop memerlukan osiloskop yang dapat dikunci sampai ke permulaan sebuah medan. Maka VITS dapaat dilihat dengan menggunakan suatu basis waktu yang pendek sebesar 50det/cm atau kurang, sebuah pembesar/penguat penyapuan tertunda diperlukan untuk mengembangkan kedua garis H cukup untuk suatu pengamatan yang baik. Sebuah monitor bentuk gelombang memiliki generator basis waktu terkalibrasi yang mengizinkan garis 17 sampai 21 terlihat hanya dengan seleksi pada sakelar panel depan.

Gambar 3.10VITS yang disarankan oleh NTC. (a) garis 17 dalam medan ganjil(ledakan ganda). (b). Garis 18 dalam medan ganjil (pulsa kuadrat dalam batang). (c). Garis 17 dalam medan genap ( ledakan medan genap). (d). Garis 18 dalam medan genap ( pulsa langkah tangga termodulasi).

3.6 Sinyal-Sinyal Komunikasi Dalam Interval Pengosongan VertikalDari 21 garis dalam pengosongan V, 9 yang pertama digunakan untuk penyelarasan V dan pulsa-pulsa penyamaan dan garis 17,18, dan 19 adalah untuk VITS dan VIRS. Dengan demikian, garis 10,11,12,13,14,15 dan 16 adalah bebas untuk pemakaian lainya. Garis-garis ini sangat bermanfaat untuk sistem-sestem komunikasi khusus. KODE SMPTE pemula-pemula program mengguankan tiga garis setiap medan, seperti 12,13 dan14 untuk menyimpan data dalam bentuk suatu kode digital.(angka). Kode yang disetujui telah disusun oleh SMPTE (sociaty picture and television engineers). Kode waktu SMPTE ini digunakan untuk mengidentifikasi materi program, waktu harian, nomor kerangka, dan informasi produksi lainnya. Pita-pita video yang diberi kode waktu digunakan dalam pengedisian komputer untuk membentuk program-program lengkap dari hasil potongan-potongan yang terpisah perhatikan bahwa sinyal kode terdapat pada pita-pita video asli tetapi harus dilepas sebelum penyiaran guna memenuhi persyaratan FCC.

3.6.1 Tulisan Dibawah Ini Gambar Visual (Visual Caption) Suatu penambahan terbaru bagi suatu sinyal interval vertikal yang disetujui adalah kedigital untuk sinyal-sianyal yang menindihkan tulisan dibawah gambar untuk pelemahan pendengaran pada gambar televisi. Sebuah dekoder khusus pada gerbang-gerbang penerima melewatkan garis-garis yang digunakan untuk membuat tulisan dibawah gambar. Kemudian data tersebut diolah untuk membentuk tulisan dibawah gambar. Kemudian data tersebut diolah untuk membentuk simbol-simbol alfa-numerik yang mencakup angka dan huruf.3.6.2 Teleteks(Teletext) Dan Video Teks (Vidio Text)Suatu sistem lain yang serupa dengan tulisan dibawah gambar adalah pengiriman jumlah kata data yang jauh lebih besar untuk memperbolehkan reproduksi halaman-halaman penuh dari karakter-karakter alfa numerik dalam bentuk teks. Grafik-grafik dengan gambar-gambar sederhana atau grafik dapat tercakup.Waktu yang tersedia dalam interval pengosongan vertikal dapat digunakan untuk data teks. Metode ini memerlukan sebuah dekoder pada pesawat penerima untuk melewatkan garis-garis spesifikasi dan sinyal digital. Sistem dari jenis ini sudah digunakan sekarang di Eropa, Jepang dan Kanada. Di Amerika serikat pekerjaan ini berlanjut pada penetapan standar-standar untuk sistem seperti ini. Bila data distribusi dalam bentuk sinyal-sinyal video, sistem tersebut dipandang video teks. Metode menggunakan sinyal pemancar televisi atau sinyal kabel disebut teleteks (teletext).