makalah tuter bjm 2015

15
STUDY REPRODUKSI, PERTUMBUHAN, DAN MANFAAT JAMUR KUPING (Auricularia auricula) Oleh : Aris Purnomo Edi B1J012107 Nana Triana B1J012189 Eko Adiguna B1J012208 TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI JAMUR MAKROSKOPIS

Upload: eko-adiguna

Post on 17-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas Tentang jamur Kuping (Auricularia auricula)

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tuter Bjm 2015

STUDY REPRODUKSI, PERTUMBUHAN, DAN MANFAAT JAMUR KUPING (Auricularia auricula)

Oleh :

Aris Purnomo Edi B1J012107Nana Triana B1J012189Eko Adiguna B1J012208

TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI JAMUR MAKROSKOPIS

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

Page 2: Makalah Tuter Bjm 2015

I. PENDAHULUAN

Auricularia merupakan genus dari ordo Auriculariales yang memiliki lebih dari 10

spesies. Jamur Auricularia disebut jamur kuping karena memilki kesamaan morfologi

dengan telinga manusia. Auricularia auricula adalah tipe spesies dari ordo

Auriculariales yang memiliki banyak kegunaan diantanya digunkan sebagai bahan

makanan, obat, dan kegunaan lainnya. Hutan merupakan salah satu lingkungan yang

cocok untuk pertumbuhan jamur ini. Salah satunya ditemukan di hutan Nameri National

Park yang menyediakan kondisi ideal untuk pertumbuhan berbagai macam spesies

auricularia. Jamur Kuping merupakan jamur yang dapat sering ditemui secara luas

anggota dari golongan Jamur makroskopis, yang umumnya muncul sebagai saprofit pada

kayu, cabang, dan ranting dan menyebabkan lapuk berwarna putih. Namun beberapa

spesies yang ditemukan di batang-batang pohon yang hidup sebagai parasit. Jamur ini

menunjukkan variasi yang besar mulai dari ukuran tubuh buah, bentuk, warna dan

tekstur. Tubuh buah dapat dimakan dan sangat harga di berbagai belahan dunia

(Choudhury, 2014).

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi

yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik

(Volk, 2009). Fungi yang masuk kedalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah

dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal

dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel

penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer

atau persatuan dua basidiospora). Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk tubuh

buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping).

Karakteristik jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip

gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur

kuping ini akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh buah dari jamur kuping

berbentuk seperti mangkuk atau kadang seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis

berdaging, dan kenyal. Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat

kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping yang

paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian

Page 3: Makalah Tuter Bjm 2015

atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh

buah kecil. Jamur kuping merupakan salah satu jamur konsumsi yang umum

dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat

sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya (Gunawan, 2000).

Page 4: Makalah Tuter Bjm 2015

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Dalam Jurnal percobaan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 hingga

November 2012 di Desa Sengkaling, Kecamatan Dau, Malang dengan

ketinggian tempat 5500 m dpl, suhu minimum 180 C dan suhu maksimum 33o

C,serta curah hujan rata-rata 2,71 mm. Alat yang digunakan ialah sekop, alat

press, steamer, termometer, sprayer, mulsa hitam perak, spatula, cincin baglog, kertas

koran, dan bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan ialah bibit jamur kuping

F3, serbuk gergaji kayu, sabut kelapa, bekatul, tepung jagung, kapur, kantong plastik

ukuran1 kg, spiritus, dan alkohol 70%.

B. Metode

Metode percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri atas 9 perlakuan kombinasi media tanam dengan 3 kali ulangan

dan tiap ulangan terdiri dari 5 baglog, sehingga total terdapat 135 baglog.

Komposisi media tumbuh yaitu serbuk gergaji kayu, serbuk sabut kelapa, bekatul,

dan tepung jagung dengan total bobot per baglog 1000 gram. Persentase bekatul

dan tepung jagung masing-masing 10%, sedangkan serbuk gergaji kayu (SGK)

dan serbuk sabut kelapa (SSK) pada berbagai perbandingan persentase yaitu

B1: SGK 0%, SSK 80%; B2: SGK 10%, SSK70%; B3: SGK 20%, SSK60%; B4:

SGK 30%, SSK 50%; B5: SGK40%, SSK 40%; B6: SGK 50%, SSK 30%;B7:

SGK 60%, SSK 20%; B8: SGK 70%,SSK 10%, dan B9 (kontrol) : SGK 80%,

SSK0%. Variabel pengamatan meliputi persentase pertumbuhan miselium penuh

(%), saat badan buah (pin head) muncul pertama (HSI), interval panen (hari),

jumlah badan buah (buah), diameter badan buah (cm), bobot segar badan buah (g),

bobot kering badan buah (g), frekuensi panen (kali), dan kadar air (%). Data yang

diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam.

Page 5: Makalah Tuter Bjm 2015

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Page 6: Makalah Tuter Bjm 2015

B. Pembahasan

1. Reproduksi Jamur Kuping

Reproduksi jamur kuping terbagi menjadi dua, yaitu secara vegetatif dan generatif.

Reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan

konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping

adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam

badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang disebut

basidiospora. Siklus hidup pada jamur kuping yaitu dimulai dari tubuh buah yang sudah

tua akan menghasilkan spora yangberbentuk kecil, ringan, dan jumlahnya banyak.

Apabila spora tersebut jatuh pada kondisi dan tempat yang sesuai dengan persyaratan

hidupnya (misalnya di kayu mati atau bahan yang mengandung selulosa dan dalam

kondisi yang lembab) maka spora tersebut akan berkecambah dan membentuk

miselium . Selanjutnya akan berkembang menjadi miselium sekunder yang membentuk

primordial . Dari primordial akan tumbuh dan terbentuk kuncup tubuh buah (pada

tingkat awal) yang semakin lama akan semakin membesar (kurang lebih 3-5 hari).

Kemudian, dari primordial akan tumbuh tubuh buah jamur yang bentuknya lebar, yang

pada saat tua dapat dipanen.

2. Pertumbuhan Jamur Kuping

Pertumbuhan jamur kuping dapat dilihat dari beberapa parameter diantarnya

adalah sebagi berikut:

a. Persentase pertumbuhan miselium penuh (%)

Tingginya persentase miselium memenuhi baglog pada perlakuan B7 dan

rendahnya persentase miselium memenuhi baglog pada perlakuan lain disebabkan

beberapa hal antara lain karakter serbuk sabut kelapa, kadar air baglog, pH, suhu

kumbung, kontaminasi dan serangan hama. Masa pertumbuhan miselium jamur kuping

membutuhkan kelembaban udara 60-75% dan miselium jamur kuping tumbuh optimal

pada media tumbuh yang memiliki kandungan (kadar) air sekitar 65% (Maryati, 2009

dalam Nurilla, 2013). Suhu optimum untuk jamur kuping adalah 28oC, sedangkan

untuk pertumbuhan badan buah jamur kuping suhu optimum 22-25oC (Gunawan, 1997

dalam Djuariah, 2008).

Page 7: Makalah Tuter Bjm 2015

Jika kadar air dalam media >78%, maka substrat menjadi anaerobik dan miselium

jamur tidak dapat tumbuh dan berkembang, akhirnya miselium mati dan tubuh buah

jamur tidak dihasilkan. kisaran pH optimum untuk jamur kuping adalah 4,5-7,5

sedangkan untuk pertumbuhan badan buah jamur kuping pH optimum 5,5 (Nurilla,

2013).

b. Saat muncul pin head pertama (HSI)

Lama hari yang dibutuhkan untuk muncul pin head dipengaruhi beberapa faktor

yaitu kandungan substrat, suhu, dan kelembaban. Perlakuan B5 merupakan media

dengan persentase serbuk sabut kelapa 40%, serbuk gergaji kayu 40%, bekatul 10%,

dan tepung jagung 10%. Komposisi media dengan persentase perbandingan yang

seimbang antara serbuk sabut kelapa dengan serbuk gergaji kayu tersebut memberikan

sumbangan selulosa, lignin, hemiselulosa, serta unsur hara yang tepat bagi

pembentukan calon badan buah pertama dengan waktu yang paling cepat.

c. Jumlah badan buah (buah)

Pada seluruh perlakuan persentase perbandingan serbuk sabut kelapa dengan

serbuk gergaji kayu memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah badan buah

jamur kuping. Jumlah badan buah dalam satu rumpun pada setiap media perlakuan juga

tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot segar jamur kuping atau tidak

berbanding lurus antara keduanya. Meskipun jumlah badan buah dalam satu rumpun

per-panen banyak namun bobot segar yang didapat juga tidak selalu tinggi.

d. Diameter badan buah (cm)

Rata-rata diameter badan buah jamur kuping terbesar adalah perlakuan B9 sebesar

12,68 cm dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan B7 dan B8 yaitu sebesar 12,22 cm.

Ukuran diameter badan buah tersebut sesuai dengan ukuran jamur kuping pada

umumnya yaitu 10-15 cm. Rata-rata diameter terkecil badan buah dalam satu rumpun

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata akibat pengaruh persentase perbandingan

serbuk sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu.

Page 8: Makalah Tuter Bjm 2015

e. Kadar air badan buah (%)

Kadar air didapat dari persentase selisih bobot segar badan buah dengan bobot

kering badan buah, dibagi bobot segar badan buah. Kadar air berpengaruh terhadap

bentuk morfologi dari badan buah jamur kuping.

f. Bobot segar dan kering badan buah (g)

Bobot segar menunjukkan besarnya kandungan air dalam jaringan atau organ

selain bahan organik. Bobot segar merupakan hasil pertumbuhan yang dipengaruhi

kondisi kelembaban dan suhu yang terjadi pada saat itu. Total bobot segar badan buah

meskipun tidak berbeda nyata. Bobot kering merupakan hasil dari proses pertumbuhan

setelah dihilangkan kandungan airnya untuk mengetahui bobot sebenarnya. Bobot kering

dipandang sebagai akumulasi senyawa organik yang dihasilkan di dalam metabolisme

sel tubuh buah jamur kuping dapat menyebabkan bentuk morfologinya mengembang

dan mengecil.

g. Interval dan frekuensi panen (hari)

Interval panen merupakan selisih hari mulai dari munculnya pin head pertama

hingga badan buah telah siap dipanen. Perlakuan dengan interval panen tercepat sejak

muncul pin head hingga siap panen adalah B7 dan B9 dan keduanya tidak berbeda

nyata. Lama interval panen tercepat pada perlakuan B7 dan B9 sesuai dengan

Djuariah (2008), panen jamur kuping dapat dilakukan jika badan buah sudah

maksimal yang ditandai dengan tepi badan buah yang tidak rata, atau sekitar 3-4 minggu

setelah pin head (calon badan buah) muncul.

Banyaknya frekuensi panen masing-masing perlakuan dipengaruhi kondisi baglog

yang terkontaminasi dan terserang hama. Kondisi baglog yang terkontaminasi

menghambat pertumbuhan tumbuhnya badan buah sehingga tidak dapat tumbuh optimal

(Ramadani, 2014).

3. Manfaat jamur Kuping

Jamur kuping selain sebagai bahan makanan juga memiliki banyak manfaat

kesehatan, di antaranya untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada

kulit akibat luka bakar. Bila jamur kuping dipanaskan maka lendir yang dihasilkannya

memiliki khasiat sebagai penangkal (menonaktifkan) zat-zat racun yang terbawa dalam

Page 9: Makalah Tuter Bjm 2015

makanan, baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, maupun racun

berbentuk logam berat. Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping

juga efektif untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker)

sehingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat anti koagulan (mencegah dan menghambat

proses penggumpalan darah). Manfaat lain dari jamur kuping dalam kesehatan ialah

untuk mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi), pengerasan pembuluh darah akibat

penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia), mengobati penyakit wasir (ambeien),

dan memperlancar proses buang air besar (Ramadani, 2014).

Page 10: Makalah Tuter Bjm 2015

IV. KESIMPULAN

1. Reproduksi jamur kuping terbagi menjadi dua, yaitu secara Vegetatif dan

generatif.

2. Pertumbuhan jamur kuping dapat dilihat dari beberpa parameter diantarnya,

Persentase pertumbuhan miselium penuh, saat muncul pin head pertama,

Jumlah badan buah, Diameter badan buah, Kadar air badan buah, dan Bobot

segar dan kering badan buah.

3. Jamur kuping selain sebagai bahan makanan juga memiliki banyak manfaat

kesehatan, di antaranya untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit

pada kulit akibat luka bakar

Page 11: Makalah Tuter Bjm 2015

DAFTAR PUSTAKA

Choudhury, M.P., Sarma, T.C. Studies on Ear Fungus-Auriculariafrom the Woodland of Nameri National Park, SonitpurDistrict, Assam. International Journal of Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies (IJIMS). 1(5): 262-265

Djuariah, D dan E. Sumiati. 2008.Penampilan Fenotipik TujuhSpesies Jamur Kuping ( Auriculariaspp.) di Dataran Tinggi Lembang. J. Hort. 18(3):255-260

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.Hal.3-19.

Nurilla, N., Setyobudi, L., Nihayati, E. 2013. Studi Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Kuping (Auricularia auricular) Pada Substrat Serbuk Gergaji Kayu Dan Serbuk Sabut Kelapa. Jurnal Produksi Tanaman, 1(3): 40-47

Ramadani, Marwah. 2014. Pengaruh Masa Inkubasi Terhadap Kandungan Serat Baglog Jamur Kuping (Auricularia auricula) Untuk Pemanfaatan Pakan Alternatif. Skripsi: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin .Makassar

Volk Tom. 2009. Auricularia auricula-judae, wood ear or cloud ear mushrooma.k.a. Judas' ear fungus, in honor of Easter. [terhubung berkala]. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/apr2004.html