makalah ts mainboard

Upload: cecep-cahya

Post on 15-Jul-2015

694 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Troubleshooting adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris, yang merujuk pada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah. Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan. Troubleshoting kadang-kadang merupakan proses penghilangan masalah dan juga peroses penghilangan penyebab pontensial dari sebuah masalah. Kegagalan atau masalah yang timbul pada hardware yang bisa terjadi akibat gangguangangguan yang sedang terjadi. Pada troubleshooting ini ada berbagai macam masalah-masalah yang muncul diantaranya troubleshooting pada motherboard dan masih banyak lagi troubleshooting yang lain. Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang berhubungan dengan komputer disebut Troubleshooting dan timbulnya masalah dalam komputer tentu ada sebabnya. 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat, sehingga berdampak positif yang dapat kita rasakan, untuk membantu aktifitas manusia. Teknologi informasi tentang bidang komputer dan seluruh peralatan yang mendukung keberadaanya sangat bermamfaat bagi pengolahan data menjadi informasi yang dibutuhkan, yang dapat dikontrol dengan program-programnya tersendiri. Perangkat pendukung dari komputer sangat banyak seperti perangkat keras (Hardware) yang selalu ada untuk menggunakan komputer, yakni motherboard yang digunakan sebagai induk untuk semua komponen yang terdapat pada sebuah CPU. Berdasarkan teknologi pembuatannya, piranti motherboard biasanya dibuat menjadi beberapa type. Dan semua type itu tentunya memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan.

1

Pada perkembangan motherboard itu hingga saat ini banyak sekali beredar jenis motherboard yang tersedia, berbagai merk, type, ukuran dan harga beserta kelebihan dan kekuranganya. Namun bagi kita yang akan memilih motherboard maka perhatikan hal-hal berikut; kualitas, harga, type, brand dan ketahanannya. Untuk mencari atau menentukan jenis kerusakan yang ada pada PC diperlukan pemeriksaan terhadap kondisi hardware pada komputer. Pemeriksaan ini meliputi : POST (Power-On Self-Test), diagnosaumum (routine), dan diagnosa mencari dan memecahkan kerusakan.Dari hasil pemeriksaan ini maka akan diketahui lokasi kerusakan dan jenis komponen yang rusak untuk kemudian dilakukan perbaikan terhadap bagian yang mengalamai kerusakan tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan Pada komponen-komponen PC terdapat banyak sekali permasalahan, Baik dalam proses perakitan maupun proses pemakaian. Untuk itu Kami berusaha untuk membuat makalah satu dari sekian banyak komponen pada PC yaitu troubleshooting pada motherboard. Adapun tujuan yang lainnya adalah agar kita semua mampu menentukan jenis kerusakan komponen PC yang rusak pada motherboard berdasarkan hasil diagnosa yang dilakukan, mampu memperbaiki kerusakan motherboard dan mampu menyeting/mengkonfigurasi ulang motherboard pada PC sesuai dengan kondisi hardware yang terpasang. 1.3 Ruang Lingkup Kemampuan untuk mendiagnosa dan memperbaiki PC adalah sasaran pembuatan makalah ini. Dan Tentunya agar Kami Mahasiswa BSI (Bina Sarana Informatika) mempunyai kemampuan tersebut.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Mainboard Jika prosesor dianggap sebagai otak komputer, maka motherboard boleh dianggap merupakan jantung kehidupan di PC. Sebagai komponen yang menyandang beban berat kerusakan sedikit saja bisa membikin PC tersengal-sengal. Pada komputer generasi awal, komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada motherboard tanpa bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semacam ini dinamakan backplane. Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa komponen yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan tersedianya peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri. Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan motherboard. Sejak motherboard dijadikan sasaran tembak utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan pada keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh. Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembanganperkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 3.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless,semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard. Meski untuk saat ini belum semua teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara massal, untuk tetap membuatnya tetap ekonomis. Beragamnya tipe chipset pada motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai

3

kekhawatiran, bagaimana mengatasi persoalan bilamana terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah sedikit saja bisa membuat PC termehek-mehek. Justru dengan banyaknya pilihan tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat delam belantara adalah memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri dengan kemampuan praktis yang mumpuni. 2.2 Bagian-bagian Pada Motherboard Komponen-komponen motherboard: 1. Konektor Power Konektor power adalah pin yang menyambungkan motherboard dengan power supply di casing sebuah komputer. Pada motherboard tipe AT, casing yang dibutuhkan adalah tipe AT juga. Konektor power tipe AT terdiri dari dua bagian, di mana dua kabel dari power supply akan menancap di situ. Pada tipe ATX, kabel power supply menyatu dalam satu header yang utuh, sehingga Anda tinggal menancapkannya di motherboard. Kabel ini terdiri dari dua kolom sesuai dengan pin di motherboard yang terdiri atas dua larik pin juga. Ada beberapa motherboard yang menyediakan dua tipe konektor power, AT dan ATX. Kebanyakan motherboard terbaru sudahbertipe ATX. 2. Socket atau Slot Prosesor Terdapat beberapa tipe colokan untuk menancapkan prosesor Anda. Model paling lama adalah ZIF ( Zero Insertion Force) Socket 7 atau popular dengan istilah Socket 7. Socket ini kompatibel untuk prosesor buatan Intel, AMD, atau Cyrix. Biasanya digunakan untuk prosesor model lama (sampai dengan generasi 233 MHz). Ada lagi socket yang dinamakan Socket 370. Socket ini mirip dengan Socket 7 tetapi jumlah pinnya sesuai dengan namanya, 370 biji. Socket ini kompatibel untuk prosesor buatan Intel. Sementara AMD menamai sendiri socketnya dengan istilah Socket A, di mana jumlah pinnya juga berbeda dengan socket 370. Istilah A digunakan AMD untuk menunjuk merek prosesor Athlon. Untuk keluarga prosesor Intel Pentium II dan III,

4

slot yang digunakan disebut dengan Slot 1, sementara motherboard yang menunjang prosesor AMD menggunakan Slot A untuk jenis slot yang seperti itu. 3. North bridge controller VIA VT8751A yang memberikan interface prosessor dengan frekuensi interface 533/400MHz, yang mensupport intel Hypertheading Tecnologi,

system memory yang beropersi pada 266MHz, dan interface AGP 1.5V yang mendukung spesifikasi AGP 2.0 termasuk write protocol dengan kecepatan 4X. 4. Socket Memori. Juga ada dua tipe socket memori yang kini beredar di masyarakat komputer. Memang ada juga socket terbaru untuk Rambus-DRAM tetapi sampai kini belum banyak pengguna yang memakainya. Socket lama yang masih cukup populer adalah SIMM. Socket ini terdiri dari 72 pin modul. Socket yang kedua memiliki 168 pin modul, yang dirancang satu arah. Anda tidak mungkin memasangnya terbalik, karena galur di motherboard sudah disesuaikan dengan socket memori tipe DIMM. 5. Konektor Floppy dan IDE. Konektor ini menghubungkan motherboard dengan piranti simpan computer seperti floppy disk atau harddisk. Konektor IDE dalam sebuah motherboard biasanya terdiri dari dua, satu adalah primary IDE dan yang lain adalah secondary IDE. Konektor Primary IDE menghubungkan motherboard dengan primary master drive dan piranti secondary master. Sementara, konektor secondary IDE biasanya disambungkan dengan piranti-piranti untuk slave seperti CDROM dan harddisk slave. Bagaimana menyambungkan pin dengan kabel? Mudah sekali. Pita kabel IDE memiliki tanda strip merah pada salah satu sisinya. Strip merah tersebut menandai, sisi kabel berstrip merah ditancapkan pada pin bernomor 1 di konektornya. Bila menancap terbalik, piranti yang terpasang tidak akan dikenali oleh omputer. Hal yang sama berlaku untuk menyambungkan kabel floppy dengan pin di motherboard.

5

6. AGP 4X slot. Slot port penyelerasi gambar ini mensupport grafik card mode 3.3V/1.5V AGP 4X untuk aplikasi grafis 3D. 7. South bridge controller. Peripheral kontroler terintegrasi VIA VT8235 yang mensupport berbagai I/O fungsi termasuk 2-channel ATA/133 bus master IDE controller, sampai 6 port USB 2.0, nterface LCP super I/O, interface AC97 dan PCI 2.2. 8. Standby Power LED. Led ini menyala jika terdapat standby power di motherboard. LED ini bertindak sebagai reminder (pengingat) untuk mematikan system power sebelum menghidupkan atau mematikan mesin. 9. PCI slots. Pegembangan slot PCI 2.2 32-bit ini mensupport bus master PCI card seperti SCSI atau card LAN dengan keluaran maksimum 133MB/s. 10. PS/2 Mouse Port. Konektor hijau 6 pin ini adalah untuk mouse. 11. Port Paralel dan Serial. Pada tipe AT, port serial dan paralel tidak menyatu dalam satu motherboard tetapi disambungkan melalui kabel. Jadi, di motherboard tersedia pin untuk menancapkan kabel. Fungsi port parallel bermacam-macam, mulai dari menyambungkan komputer dengan printer, scanner, sampai dengan menghubungkan komputer dengan periferal tertentu yang dirancang menggunakan koneksi port paralel. Port serial biasanya digunakan untuk menyambungkan dengan kabel modem atau mouse. Ada juga piranti lain yang bisa dicolokkan ke port serial. Dalam motherboard tipe ATX, port paralel dan serial sudah terintegrasi dalam motherboard, sehingga Anda tidak perlu menancapkan kabel-kabel yang merepotkan.

6

12. RJ-45 Port. Port 25-pin ini menghubungkan konektor LAN melalui sebuah pusat network. 13. Line in jack. Jack line in (biru muda) menghubungkan ke tape player atau sumber audio lainnya. Pada mode 6-channel, fungsi jack ini menjadai bass/tengah. 14. Line out jack. Jack line out (lime) ini menghubungkan ke headphone atau speaker. Pada mode 6channel, funsi jack ini menjadi speaker out depan. 15. Microphone jack. Jack mic (pink) ini meghubungkan ke mikrofon. Pada mode 6-channel funsi jack ini rear speaker out belakang. 16. USB 2.0 port 1 dan port 2. Kedua port USB (universal serial bus) 4-pin ini disediakan untuk menghubungkan dengan perangkat USB 2.0. USB 2.0 port 1 dan port 2. 17. USB 2.0 port 3 dan port 4. Kedua port USB (universal serial bus) 4-pin ini disediakan untuk menghubungkan dengan perangkat USB 2.0. 18. Video Graphics Adapter Port. Port 15-pin ini adalah untuk VGA monitor atau VGA perangkat lain yang kompatibel. 19. Konektor Keyboard. Ada dua tipe konektor yang menghubungkan motherboard dengan keyboard. Satu adalah konektor serial, sedangkan satu lagi adalah konektor PS/2. Konektor serial atau tipe AT berbentuk bulat, lebih besar dari yang model PS/2 punya, dengan lubang

7

pin sebanyak 5 buah. Sementara, konektor PS/2 memiliki lubang pin 6 buah dan diameternya lebih kecil separuhnya dibanding model AT. 20. Batere CMOS. Batere ini berfungsi untuk memberi tenaga pada motherboard dalam mengenali konfigurasi yang terpasang, ketika ia tidak/belum mendapatkan daya dari power supply.

Gambar II.1 Komponen pada motherboard

8

Gambar II.2 Diagram alur proses dari sebuah motherboard 2.3 Permasalahan Yang Timbul Pada Motherboard Sistem komputer terdiri dari motherboard, daughter boards, power supply, floppy drives, monitor, keyboard, dan beberapa peralatan yang terhubung melalui konektor dan kabel. Masalah dalam satu peralatan akan berpengaruh terhadap operasi peralatan lainnya dan kadang-kadang mengganggu sistem operasi. Pengecekan berikut akan membantu memecahkan masalah. Cek sambungan kabel power supply utama dan kabel tegangan DC. Cek sambungan kabel keyboard. Cek sambungan kabel monitor dan kabel daya monitor. 9

Cek konfigurasi setting CMOS Cek sambungan kabel power dan kabel data drive. Cek semua daughter board atau card yang terpasang pada slotI/O Cek sambungan saklar reset Cek posisi kunci keyboard Cek semua IC yang terpasang Cek disket boot di drive A Cek sambungan speaker Setelah semua pengecekan dilakukan, hidupkan saklar power dan cari pesan

kesalahan POST. Dari pesan POST permasalahan dapat dilokalisir dan diperbaiki. Ketika POST tidak dapat berjalan, maka masalah terjadi pada motherboard dan rangkaian didalamnya. Dengan mengecek signal pada slot I/O masalah kerusakan pada motherboard dapat diidentifikasi sebab semua signal CPU terhubung ke slot I/O. Untuk memeriksa kondisi hardware pada komputer perlu dilakukan diagnosa. Pada komputer dikenal tiga jenis diagnosa, yaitu : 1) POST (Power-On Self-Test) 2) Diagnosa umum (routine) 3) Diagnosa mencari dan memecahkan kerusakan. a) Langkah-langkah POST Setiap kali komputer dihidupkan secara otomatis akan memulainya dengan langkah diagnosa yang dikenal dengan POST. POST ini akan memeriksa dan menguji semua komponen-komponen sistem. Jika saat POST terjadi problem, suatu pesan akan disampaikan pada pengguna. Pesan tersebut dapat berupa : pesan tampilan di layar, suara beep, atau kedua-duanya. Indikasi dari adanya masalah sewaktu POST dinyatakan : Kode kesalahan : dua sampai lima digit angka. Pesan kesalahan : pesan singkat dalam bahasa Inggris (ada beberapa pesan

yang menunjukkan problemnya)

10

Kode beep : suara beep berurutan

Dengan sangat bervariasinya pabrik pembuat motherboard dan ROM BIOS maka kode beep yang diberikan juga bervariasi artinya untuk kerusakan yang sama akan diberikan kode beep yang berbeda yang dikarenakan adanya perbedaan pabrik pembuat ROM BIOS atau motherboard. Pengujian semua memori termasuk dalam langkah POST ini. Lamanya pengujian tergantung dari besar kecilnya kapasitas memori yang terpasang. Akan tetapi POST tidak mengecek semua peralatan tambahan/perluasan seperti : printer, modem, dsb. Adapun langkah-langkah POST adalah sbb : Tes CPU: interupsi ditutup : pengetesan flag internal, dan pengetesan register internal Test checksum ROM BIOS : pengetesan checksum ROM BIOS. Hasil checksum LSB harus nol. Tes Timer 1 : Timer 1 8253 diprogram pada operasi mode 2, pengecekan pada akses dasar pencacah, pengecekan pada pencacah. Tes DMAC : pengetesan pada semua saluran register alamat dan register pencacah DMA, inisialisasi saluran 0 DMA, inisialisasi timer 1, memulai siklus memori refresh. Tes 16 KB DRAM : pengetesan pada 5 pattern yang berbeda AAH, 55H, FFH, 01H, 00H tulis dan baca kembali. Inisialisasi Interrupt controller : control word dikirim untuk inisialisasi mode interrupsi, pengesetan vector interupsi di memori. Tes Interrupt controller : seting dan pengesetan ulang register interupsi, menempat-kan stack-stack kesalahan interupsi. Inisialisasi Timer 0 : timer 0 diinisialisasi pada operasi mode 3, cek timer 0. Tes CRT controller : inisialisasi CRT controller, test RAM video, cek sebagian parity error, setup mode video melalui pembacaan konfigurasi, pengujian pewaktuan dan signal sinkronisasi gambar.

11

Tes DRAM di atas 16KB: pengetesan pada 5 pattern yang berbeda AAH, 55H, FFH, 01H, 00H tulis dan baca kembali, jika ada kesalahan akan ditampil-kan alamat kesalahan dan data di layar. Tes Keyboard : cek keyboard dengan kondisi keyboard reset, cek penekanan kunci pada keyboard. Tes Disk drive : cek semua card adapter disket dan disk drive yang terpasang, POST memanggil sistem operasi dari disk. Pesan Kesalahan Selama POST Test 1 (Basic System Error), sistem terhenti dengan tanpa tampilan dan suara beep, walaupun kursor mungkin nampak. Test 2 (Extended System Error), satu suara beep panjang diikuti dengan satu suara beep pendek, dan eksekusi POST terhenti. Test 3 (Display Error), satu suara beep panjang diikuti dengan dua suara beep pendek, dan POST melanjutkan dengan test berikutnya. Test 4 (Memory Error), ada tampilan angka yang menunjukkan kode kesalahan. Test 5 (Keyboard Error), ada tampilan angka yang menunjukkan kode kesalahan. Test 6 (Drive Error), ada tampilan angka 601, 1780, atau 1781 yang menunjukkan kode kesalahan.

Kode Suara Kemungkinan daerah kerusakan Tanpa beep Power Supply Beep terus menerus Power Supply Beep pendek berulang-ulang Power Supply 1 beep panjang dan 1 beep pendek Motherboard 1 beep panjang dan 2 beep pendek Video adapter Card 1 beep pendek dan tidak ada Tampilan Kabel monitor dan atau tampilan 12

1 beep pendek dan tidak mau boot Kabel disk, adapter disk atau disk Tabel 2. Kode Beep pada BIOS AMI

Beep Code Descriptions 1 short DRAM refresh failure 2 short Parity circuit failure 3 short Base 64K RAM failure 4 short System timer failure 5 short Process failure 6 short Keyboard controller Gate A20 error 7 short Virtual mode exception error 8 short Display memory Read/Write test failure 9 short ROM BIOS checksum failure 10 short CMOS shutdown Read/Write error 11 short Cache Memory error 1 long, 3 short Conventional/Extended memory failure 1 long, 8 short Display/Retrace test failed Penjelasan beep code pada motherboard Kode Uraian 1xx Kerusakan sistem board 101 Kerusakan sistem board pada interrupt 102 Kerusakan sistem board pada timer 2xx Kerusakan memory RAM 201 Tes RAM rusak 3xx Kerusakan keyboard 301 Keyboard tidak terespon

13

adapter ekspansi Berikut ini langkah-langkahnya : Repair or Replace

6xx Kerusakan POST floppy drive atau 601 Kerusakan floppy drive 17xx Kerusakan hard disk 1701 Kerusakan POST pada unit hard disk 18xx Kerusakan Unit I/O ekspansi 1801 Kerusakan POST pada Unit I/O

Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru. Back to Basics ! Diagnosa masalah : Periksa semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar. Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas. Periksa sumber listrik yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabelkabel power suplay dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual.

14

Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan pendek alias konslet.

Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat motherboard Anda tak mau hidup.

Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap kali tombol power ditekan.

15

BAB III TROUBLESHOOTING

3.1 MASALAH DAN TROUBLESHOOTING PADA MOTHERBOARD 1. Sistem PC tidak menyala ketika kartu grafis onboard diganti dengan VGA Card Diagnosa Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali. Troubleshooting Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali

VGA onboard Anda. Ketika Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA onboard yang Anda pakai. Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk kemudian masuk pada menu BIOS. Pada menu ini, Anda harus

16

mematikan atau mend-disable fitur VGA onboard. Setelah mematikan fungsi ini keluarlah dari BIOS dan matikan sistem. Langkah selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on Anda pada slot AGP atau slot PCI sesuai dengan tipe kartu grafis yang hendak Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar pada slot yang sesuai, nyalakan kembali sistem Anda. Sistem akan kembali menyala dengan kartu grafis add on sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa untuk menginstall driver terbaru yang sesuai dengan kartu grafis tersebut.

2. Sistem tidak bekerja ketika prosesor diganti Diagnosa Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda hendak

melakukan upgrade atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ. Troubleshooting Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ manjadi 100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda masih bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai. Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja pada prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam ini.

ditempuh. Cara pertama adalah

17

3. Sistem tidak bekerja ketika modul memori DDR diganti Diagnosa Ada beberapa kemungkinan masalah yang mungkin jadi

penyebab mengapa masalah semacam ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau masalah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yang dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau dipasangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas motherboard terhadap memori yang dipasang. Troubleshooting Apabila masalahnya adalah chip memori, update BIOS Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang dipasang

terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu. memiliki CAS latency yang lebih rendah ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di-setting pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS. Setelah itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan ubah sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah latency yang bekerja pada CL-2,5. 4. Sistem tidak bekerja meski semua power sudah terpasang Diagnosa Bisa jadi masalah ini muncul lantaran beberapa penyebab.

Pertama periksa apakah ada aliran listrik yang masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik yang mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya arus listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.

18

Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus

alias tidak memiliki tenaga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik komponen-komponen pada motherboard. Penyebab ketiga yang mungkin adalah tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini memang biasa terjadi kalau Anda sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk mengatasinya, Anda bisa memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak lurus terhadap motherboard. Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya tombol power atau koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power pada casing depan. Ini menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski semua terpasang dengan benar. 5. Sistem tiba-tiba hang ketika di overclock Diagnosa Ada beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab

pertama ada pada beberapa komponen yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya terjadi untuk AGP ataupun PCI yang terpasang. Penyebab kedua adalah kurangnya tegangan yang dipakai. Troubleshooting Untuk memperbaiki masalah pertama adalah, Anda bisa masuk ke

BIOS dan menaikkan frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila motherboard yang Anda pakai memangmendukung. Untuk cara yang ke dua, Anda juga bisa masuk ke menu BIOS dan melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara ini riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard, prosesor, memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. karena kenaikan tegangan akan mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang terpasang. 6. Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi Diagnosa 19

Masalah

ini

sering

sekali

muncul

pada

beberapa

motherboard. Kesalahan sendiri terjadi bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini biasanya muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary meskipun Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem, motherboard tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Troubleshooting yang lain. Solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementara secondary untuk CD-ROM drive atau

7. Sistem tidak bekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang. Diagnosa Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki

tingkat keamanan yang cukup baik. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis sistem tidak akan bekerja. Troubleshooting Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fanCPU pada pin yang sesuai. 8. Ketika booting sistem nyatakan disk fail Diagnosa Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki floppy drive

sementara pada BIOS fitur ini masih difungsikan. 20

Troubleshooting fitur yang satu ini. Cara satu-satunya adalah masuk ke menu BIOS dan matikan

9. Sistem tidak bekerja ketiga primary graphic adapter diganti Diagnosa Ini biasa terjadi pada motherboard yang memiliki fitur VGA

onboard. Ketika akan diganti dengan kartu grafis add on, baik yang berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang dipasang tidak sesuai dengan kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting. Troubleshooting Satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan mencabut baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada. Ini untuk memaksa motherboard kembali pada posisi default. Setelah booting dapat dilakukan, masuk pada menu BIOS dan ubah setting primary graphic adapter sesuai dengan jenis kartu grafis yang dipasang. Apabila Anda memasang kartu grafis berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP add on. 10. BIOS yang terkunci Password Diagnosa Password BIOS biasanya digunakan user untuk melindungi setting BIOS pada komputer. Dan bila Anda ingin mereset password pada BIOS tidak terlalu susah

21

untuk mengkoneksikan bateray CMOS nya, dengan sedikit trik pada Dos, Anda bisa mereset BIOS tersebut. Troubleshooting Pertama keluarlah dari Windows atau me-reboot komputer, jalankan komputer pada MS-DOS mode, gunakan pilihan Command prompt only Pada C:\> prompt, ketik :DEBUG Tekan enter. Anda akan melihat tanda (-) pada DEBUG prompt, kemudia ketik: o 70 2e Pada DEBUG prompt akan ditampilkan seperti o 70 2e. Tekan enter, ketik : 71 ff Tekan enter, terakhir ketik : Q Tekan enter, makan Anda akan keluar dari DEBUG prompt dan kembali pada C:\> prompt. Sekarang reboot PC Anda, tekan tombol del, dan password untuk memasuki Setup BIOS pun sudah lenyap BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru. Untuk mencari atau menentukan jenis kerusakan yang ada pada PC diperlukan pemeriksaan terhadap kondisi hardware pada komputer.Pemeriksaan ini meliputi : POST (Power-On Self-Test), diagnosaumum (routine), dan diagnosa mencari dan memecahkan kerusakan.Dari hasil pemeriksaan ini maka akan diketahui lokasi kerusakan dan jenis komponen yang rusak untuk kemudian dilakukan perbaikan terhadap bagian yang mengalamai kerusakan tersebut.

22

4.2 Saran Kecermatan saat membeli motherboard adalah langkah pertama yang harus di lakukan agar kita tidak menyesal. Kebersihan juga adalah factor yang sangat menentukan lama atau tidaknya umur suatu motherboard. Kecermatan pendeteksian kerusakan pada motherboard adalah hal yang penting untuk dimiliki oleh semua pemilik computer.

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. www.wikipedia.co.id www.google.co.id

23