makalah tot

19
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perawat bekerja dengan bervariasi klien yang memerlukan bantuan kebersihan pribadi atau harus belajar teknik hygiene/kebersihan yang sesuai. Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan perawat untuk melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat menentukan kemampuan klien

Upload: dessy-ratna-s

Post on 30-Dec-2014

160 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah TOT

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Perawat bekerja dengan bervariasi klien yang memerlukan bantuan

kebersihan pribadi atau harus belajar teknik hygiene/kebersihan yang sesuai.

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara

kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi

rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Pemeliharaan

hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan

kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri,

pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan perawat untuk

melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi

dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat menentukan

kemampuan klien untuk perawatan diri dan memberikan perawatan kebersihan

menurut kebutuhan dan pilihan klien.

Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi

dapat dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah

salah satu cara mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu

menciptakan suasana rileks, menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan

rentang gerak selama mandi, meningkatkan citra diri dan menstimulasi

kecepatan maupun kedalaman respirasi. Ketika klien tidak mampu mandi atau

Page 2: Makalah TOT

melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan penting

atau mengajarkan keluarga atau temannya bagaimana memberikan hygiene

dengan cara dan pada waktu yang tepat. Interaksi antara perawat dan klien

selama mandi atau perawatan kulit akan memberi perawat kesempatan untuk

mengembangkan hubungan yang berarti dengan klien.

Mengganti alat tenun (bed making) atau yang lebih dikenal dengan

merapikan tempat tidur merupakan bagian personal hygiene karena tempat

tidur yang bersih dan rapi memberikan keamanan dan kenyamanan untuk

peningkatan kesejahteraan pasien.

Selain memandikan dan mengganti alat tenun pada pasien, perawat juga

harus mampu mencegah terjadinya keparahan pada pasien dengan imobilisasi

dan diperlukan bedrest. Untuk mencegah terjadinya keparah tersebut salah

satunya perawat harus melakukan latihan rentang gerak pada pasien sesuai

dengan kemampuan rentang gerak pasien tersebut dan perawat juga harus

melakukan perubahan posisi tidur pada pasien dengan imobilisasi.

II. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah

bagaimana teknik-teknik memandikan pasien di tempat tidur , menggantikan

alat alat tenun (bed making) dengan pasien ditempat tidur, melatih rentang

gerak lansia dan melakukan miring kanan dan miring kiri pada lansia.

III. Tujuan

Page 3: Makalah TOT

a. Untuk mengetahui dan mampu mempraktekkan cara memandikan pasien di

tempat tidur dengan tepat dan benar.

b. Untuk mengetahui dan mampu mempraktekan cara merapikan tempat tidur

(bad making) dengan cepat dan efektif.

c. Untuk mengetahui dan dapat memperaktekan latihan rentang gerak pada

lansia

d. Untuk mengetahui dan mampu mempraktekan merubah posisi (miring kiri

dan miring kanan) pada lansia

Page 4: Makalah TOT

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Dasar Teori

a. Memandikan Pasien di tempat Tidur

Beberapa pasien mungkin harus dimandikan ditempat tidur. Pasien lain

dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi di kamar mandi. Perawatan

mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk

menghilangkan kotoran dan keringat, meningkatkan sirkulasi dan memberikan

latihan ringan pada pasien (hegner, 2003).

Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan

hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika

tidak mandi (misalnya tangan, muka, daerah perineal dan axilla) (Potter,

2006).

Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat

berperan penting bagi kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).

Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan baginya.

Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau pingsan

harus diubah sikap baringnya 2 sampai 3 jam karena daerah yang tertekan

terus menerus dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah timbul

dekubitus (Rosmawarna, 1985).

b. Menggantikan alat tenun dengan pasien di tempat tidur

Page 5: Makalah TOT

Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan diri

dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan

kebutuhan klien. Pemenuhan kebersihan diri merupakan bagian dari

“Kebutuhan Dasar Manusia”. Ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan

kenyamanan pada diri dan lingkungan. Merapikan tempat tidur merupakan

tanggung jawab perawat yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan

kenyamanan tempat tidur

c. Melatih rentang gerak pada pasien

Rentang gerak adalah gerakan sendi melalui gerakan sepenuhnya pada

semua arah yang sesuai. Untuk mempertahankan atau meningkatkan gerakan

sendi, latihan rentang gerak dilakukan secepat mungkin. Fungsi yang optimal

bergantung pada kekuatan otot dan gerakan sendi, dengan cara latihan

rentang gerak aktif dan pasif dapat mempertahankan gerakan otot.

d. Melakukan perubahan posisi tidur (miring kiri dan miring kanan)

Melakukan perubahan posisi tidur pada pasien immobile untuk

mencegah komplikasi akibat immobilisasi. Alih baring/ perubahan posisi

adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi

dan  mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari

bedrest agar tidak menimbulkan decubitus. Karena apabila pasien bedrest

dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kulit menjadi lembab

dan menyebabkan decubitus. Merubah posisi tidur dilakukan dengan cara

memiringkan pasien dari terlentang ke miring ataupun sebaliknya biasanya

alih baring mutlak diberikan kepada penderita hemiplegic, koma dll.

Page 6: Makalah TOT

Merubah posisi tidur dilakukan  setiap 2 jam kearah kanan dan 2 jam kearah

kiri.

II. Tujuan Tindakan

a. Tujuan tindakan memandikan pasien di tempat tidur

1. Membersihkan kulit

Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bacteria, sebum, dan kulit

yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan

infeksi.

2. Memberikan perasaan segar

3. Merangsang peredaran darah, otot-otot, dan urat saraf bagian periver

(saraf tepi)

4. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit

b. Tujuan tindakan menggantikan alat tenun dengan pasien ditempat tidur

1. Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien

dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

2. Menciptakan lingkungan yang rapi bagi klien.

3. Menghemat energi klien dan menjaga status kesehatan klien saat ini.

4. Menyediakan tempat tidur yang bersih, kering dan bebas kerutan

sehingga meminimalkan iritasi pada kulit klien.

c. Tujuan tindakan melatih rentang gerak

1.  memelihara dan mempertahankan kekuatan otot

Page 7: Makalah TOT

2.  memelihara mobilitas persendian

3. Mempertahankan fungsi tubuh

4. Memperlancar peredaran darah

5. Membantu pernapasan menjadi lebih baik

d. Tujuan melakukan merubah posisi

1. Menghindari pasien agar tidak bedrest dan mencegah terjadinya decubitus.

2. Mencegah kerusakan integritas kulit.

3.  Memperbaiki sirkulasi dan perfusi.

4. Menccegah otot kaku

III. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi dan Kontraindikasi memandikan pasien ditempat tidur

Indikasi

1. Pasien tidak sadar.

2. Pasien lemah/intoleransi aktivitas..

3. Pada semua pasien yang dirawat.

4. Bila diperlukan sewaktu-waktu.

Kontraindikasi:

Pada pasien cedera dengan luka bakar

b. Indikasi dan Kontraindikasi menggantikan alat tenun ditempat tidur

Indikasi:

1. Pasien tidak sadar.

Page 8: Makalah TOT

2. Pasien lemah/intoleransi aktivitas.

3. Pasien yang mempunyai sesak nafas.

4. Pada semua pasien yang dirawat.

5. Bila diperlukan sewaktu-waktu.

Kontraindikasi:

Tidak dilakukan apabila pasien tidak menginginkan untuk dirapikan tempat

tidurnya karena kadang ada pasien yang beranggapan bahwa apabila dia

banyak bergerak tubuhnya akan merasa bertambah sakit.

c. Indikasi dan Kontraindikasi melakukan latihan rentang gerak

Kontraindikasi:

1. Hypermobiltas

Pada hipermobilitas tidak dapat diberikan teknik mobilisasi karena

masalah yang ada hypermobilitas bukanlah gangguan mobilitas sendi

melainkan stabilitas.

2. Efusi sendi

Pada sendi yang mengalami efusi tidak boleh dilakukan mobilisasi

karena keterbatasan yang terjadi adalah karena penumpukan cairan dan

karena adanya respon otot karena nyeri.

3. Inflamasi

Pemberian mobiliasai pada inflamasi dapat menimbulkan nyeri dan

memperberat kerusakan jaringan.

d. Indikasi dan kontraindikasi melakukan miring kanan dan miring kiri pada

lansia

Page 9: Makalah TOT

D.    Standar operasional prosedur keperawatan1.      Alat

Bantal dan guling

2.      Prosedur pelaksanaana.       Tahap pra Interaksi

1)      Mengecek Program Terapi2)      Menyuci Tangan3)      Menyiapkan Alat

b.      Tahap Orientasi1)      Memberi salam kepada pasien dan siapa nama pasien2)      Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan3)      Menanyakan persetujuan/kesiapan klienc.       Tahap Kerja1)      Menjaga privacy pasien2)      Merubah posisi dari terlentang ke miring:3)      Menata beberapa bantal disebelah klien4)      Memiringkan klien kearah bantal yang di siapkan5)      Menekukan kaki yang atas6)      Memastikan posisi klien amann7)      Merubah posisi dari miring ke terlentang8)      Menata beberapa bantal disebelah klien9)      Menelentangkan klien kearah bantal yang disiapkan10)  Meluruskan kedua lutut11)  Memastikan posisi klien aman12)  Merapikan pasien

d.      Tahap Terminasi1)   Melakukan evaluasi tindakan2)   Berpamitan dengan pasien/keluarga3)   Menginformasikan akan datang 2 jam lagi untuk merubah posisi selanjutnya4)   Mencuci tangan5)   Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

E.     Penerapan Alih Baring Pada Klien

Page 10: Makalah TOT

Pasien yang mengalami imobilisasi tidak bisa melakukan gerakan secara mandiri harus di bantu oleh orang lain apalagi dengan pasien yang mengalami kelumpuhan atau koma karena salah satu sistem dalam tubuhnya mengalami gangguan. Apabila klien hanya dalam posisi terlentang bisa mengalami decubitus. Maka dilakukan alih baring untuk mencegah terjadinya bedrest dengan cara memiringkan klien. Pada posisi miring klien bersandar disamping, dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Posisi miring berbeda dengan  posisi sims terletak pada distributor berat badan klien. Teknik memindahkan juga harus diberikan kepada pasien yang mengalami imobilisasi misal untuk mengganti sprei dll.

F.    

Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta: EGCPerry, Potter Peterson. 2005. Keterampilan dan Prosedur dasar. Jakarta: EGC

SAP Range Of Motion (ROM) / Latihan Gerak Pasif -Aktif

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.       Pokok bahasan            : Latihan Gerak Aktif-Pasif

2.       Subpokok bahasan       :

3.       Tempat                       : Ruang Mawar Merah

4.       Waktu                         : 30 menit

5.       Hari/Tanggal                : Sabtu, 27 Agustus 2005

Page 11: Makalah TOT

6.       Sasaran                       : Ny. G

7.       Penyuluh                     : 

8.       Tujuan                        

a.       Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit, klien dapat mengerti dan

memahami serta dapat melakukan latihan gerak aktif-pasif dengan benar.

b.      Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit klien dapat:

1.      Menyebutkan kembali Pengertian latihan gerak aktif- pasif

2.      Menjelaskan kembali tujuan latihan gerak aktif- pasif

3.      Mendemonstrasikan kembali langkah-langkah latihan gerak aktif- pasif

9.       Metode                       : Ceramah, diskusi, demonstrasi

10.   Media                         : Lembar balik, leaflet

11.   Sumber                       : Priharjo Robert. 1993. “Perawatan Nyeri”.

EGC: Jakarta.

12.   Materi                         : Terlampir

13.   Kegiatan Penyuluhan

Waktu Tahap kegiatanK e g i a t an

Penyuluh Sasaran

5 menit Pembukaan 1.       Membuka acara dengan mengucapkan salam

kepada sasaran

2.       Menyampaikan topik dan tujuan penkes

kepada sasaran

3.       Kontrak waktu untuk kesepakatan

pelaksanaan penkes dengan sasaran

1.       Menjawab salam

2.       Mendengarkan penyuluh

menyampaikan topik dan tujuan.

3.       Menyetujui kesepakatan waktu

pelaksanaan penkes

15 menit Kegiatan inti 1.       Mengkaji ulang pengetahuan sasaran tentang

materi penyuluhan.

2.       Menjelaskan materi penyuluhan kepada

sasaran dengan menggunakan lembar balik dan

leaflet

3.       Mendemonstrasikan langkah-langkah gerak

latihan aktif-pasif.

4.       Memberikan kesempatan kepada sasaran

1.       Menyampaikan pengetahuannya

tentang materi penyuluhan

2.       Mendengarkan penyuluh

menyampaikan materi

3.       Mengikuti dan memperhatikan

langkah-langkah gerak akti-pasif

4.       menanyakan hal-hal yang tidak

Page 12: Makalah TOT

untuk menanyakan hal-hal yang belum di

mengerti dari meteri yang dijelaskan penyuluh.

dimengerti dari materi penyuluhan

10 menit Evaluasi/ penutup1.       Memberikan pertanyaan kepada sasaran

tentang materi yang sudah disampaikan

penyuluh

2.       Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah

disampaikan kepada sasaran

3.       Menutup acara dan mengucapkan salam serta

terima kasih kepada sasaran.

1.       Menjawab pertanyaan yang diajukan

penyuluh

2.       Mendengarkan penyampaian

kesimpulan

3.       Mendengarkan penyuluh menutup

acara dan menjawab salam

14.   Evaluasi

a.       Sebutkan pengertian latihan gerak aktif-pasif!

b.      Jelaskan tujuan latihan gerak aktif-pasif!

c.       Demonstrasikan kembali langkah-langkah latihan gerak aktif-pasif!

Lampiran

Materi Penyuluhan

LATIHAN GERAK AKTIF-PASIF

1.      Pengertian

Latihan gerak aktif-pasif adalah melatih atau menggerakan anggota gerak

tangan dan kaki agar tidak terjadi kekakuan otot.

2.      Tujuan

Tujuan dari latihan gerak aktif –pasif ini adalah untuk mencegah terjadinya

kekakuan pada otot akibat tirah baring yang lama sehingga menimbulkan

kerusakan pada kulit.

3.      Langkah-langkah latihan gerak aktif-pasif

  Pertama-tama tubuh berbaring senyaman mungkin

  Sokong dengan bantal pada daerah yang tertekan, misalnya punggung, siku,

pergelangan kaki

Page 13: Makalah TOT

  Lakukan gerakan pada anggota gerak atas terlebih dahulu atau tangan

dilakukan dengan prinsip dari dalam keluar

  Lanjutkan dengan anggota gerak bawah atau kaki

  Setiap gerakan dilakukan 3X.

  Gerakan-gerakan latihan gerak aktif-pasif sebagai berikut:

         Abduksi          : Gerakan menjauh garis tubuh

         Aduksi                        : Gerakan mendekati garis tubuh

         Fleksi               : Membengkokan sendi sehingga sudut dari sendi tidak     ada

lagi.

         Ekstensi           : Gerakan kembali dari posisi fleksi

         Rotasi              : Gerakan membalik atau mengerakkan suatu bagian tubuh

pada porosnya.

         Dorsifleksi       : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan lengan

kearah belakang kearah tubuh/ kaki ke arah tungkai.

         Fleksi palmar   : Gerakan yang memfleksikan/membengkokkan lengan dalam

kearah telapak tangan.

         Fleksi plantar   : Gerakan yang memfleksikan/membengkokkan kaki dalam

ke arah telapak kaki

         Pronasi            : Rotasi lengan atas sehingga telapak tangan kebawah.

         Supinasi           : Rotasi lengan atas sehingga telapak tangan keatas.

         Oposisi            : Mempertemukan ujung jari pada lengan yang sama.

         Inversi             : Gerakan memutar telapak kaki ke arah dalam

         Eversi              : Gerakan memutar telapak kaki ke arah luar.