makalah telur n

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempertahankan kelanggenan hidupnya, hewan tertentu berkembang biak dengan menghasilkan telur, seperti ikan, unggas, binatang melata dan sebagainya. Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia tampak semakin penting. Hal ini disebabkan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi terutama protein hewani. Berbagai jenis telur yang dapat dikonsumsi seperti telur ayam, itik, angsa, dan lain-lain. Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Di samping mengandung kadar protein yang tinggi, telur juga merupakan sumber zat besi, beberapa mineral lain dan vitamin, sehingga telur merupakan bahan pangan hewani yang dapat dikonsumsi oleh manusia pada segala umur. Menurut Buckle et al (1987), telur adalah bahan pangan yang memiliki gizi tinggi yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dna mineral. Sifat telur yang mudah rudak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, suhu, kelembaban dan panas, sehingga akan terjadi penurunan kualitas telur. Selama penyimpanan, telur juga akan mengalami penurunan kualitas. 1

Upload: endang-hastorini

Post on 10-Dec-2015

324 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Tugas Hewani

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mempertahankan kelanggenan hidupnya, hewan tertentu berkembang

biak dengan menghasilkan telur, seperti ikan, unggas, binatang melata dan

sebagainya. Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia

tampak semakin penting. Hal ini disebabkan semakin tingginya kesadaran

masyarakat akan pentingnya gizi terutama protein hewani. Berbagai jenis telur yang

dapat dikonsumsi seperti telur ayam, itik, angsa, dan lain-lain.

Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, yang dibutuhkan

oleh tubuh manusia. Di samping mengandung kadar protein yang tinggi, telur juga

merupakan sumber zat besi, beberapa mineral lain dan vitamin, sehingga telur

merupakan bahan pangan hewani yang dapat dikonsumsi oleh manusia pada segala

umur. Menurut Buckle et al (1987), telur adalah bahan pangan yang memiliki gizi

tinggi yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dna mineral. Sifat

telur yang mudah rudak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, suhu, kelembaban

dan panas, sehingga akan terjadi penurunan kualitas telur. Selama penyimpanan,

telur juga akan mengalami penurunan kualitas.

Setiap telur memiliki komposisi antara putih dan kuning telur yang berbeda,

terutama pada kandungan lemaknya. Selain lemak, kuning telur mengandung

banyak vitamin-vitamin yang larut lemak dan fosfolipid, termasuk lesitin yaitu zat

pengemulsi. Dari komposisi ini, maka telur dapat dijadikan berbagai produk olahan

dengan kandungan nutrisi yang tinggi, seperti tepung dan bahan baku produk

olahan. Akan tetapi telur sangat mudah rusak serta memiliki masa simpan yang

sangat pendek apabila tidak diberi perlakuan apapun. Oleh sebab itu, perlu

penanganan khusus dalam pengolahan telur. Untuk dapat mengangani dan

memanfaatkan telur seoptimal mungkin, dalam makalah ini akan dijelaskan

mengenai pengertian telur, struktur telur, komposisi kimia telur, sifat fungsional

telur dan kualitas telur, serta produk olahan telur.

1

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian telur?

2. Bagaimana struktur telur?

3. Apa saja komposisi kimia telur?

4. Apa saja sifat fungsional telur?

5. Bagaimana cara menentukan kualitas telur?

6. Apa saja produk olahan telur?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa pengertian telur.

2. Untuk mengetahui bagaimana struktur telur.

3. Untuk mengethaui apa saja komposisi kimia telur.

4. Untuk mengetahui apa saja sifat fungsional telur.

5. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan kualitas telur.

6. Untuk mengetahui apa saja produk olahan telur.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan.

2. Mengetahui pengertian telur.

3. Mengetahui struktur telur.

4. Mengethaui komposisi kimia telur.

5. Mengetahui sifat fungsional telur.

6. Mengetahui cara menentukan kualitas telur.

7. Mengetahui produk olahan telur.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Telur

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar

bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang

cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang sangat baik dan mudah

dicerna. Oleh karenanya telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk

anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein serta mineral dalam jumlah

banyak dan juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk

mempercepat proses penyembuhan. Telur mempunyai kandungan protein yang

lengkap, akan tetapi lemak yang terkandung di dalamnya juga tinggi

(Sudaryani, 2003).

Telur dalam pengertian sehari-hari mempunyai dua kriteria yaitu sebagai

bahan biologi dan sebagai bahan pangan. Sebagai bahan biologi, telur merupakan

sumber nutrient kompleks yang lengkap bagi pertumbuhan sel yang dibuahi.

Sedangkan sebagai bahan pangan, telur merupakan salah satu sumber protein

hewani kedua yang mudah dijangkau setelah ikan. Nilai gizi telur serupa dengan

susu, dalam arti dapat dijadikan sumber makanan bagi pertumbuhan biologi.

Bedanya, susu merupakan bahan makanan bagi pertumbuhan anak, sedangkan telur

merupakan bahan makanan bagi pertumbuhan embrio. Sebagai bahan makanan,

telur memiliki reputasi yang tinggi karena,

1. Telur mengandung zat-zat makanan yang penting bagi tubuh yakni sumber

protein, lemak, vitamin dan mineral yang cukup lengkap sehingga bias

membantu memperlancar proses-proses metabolisme dalam tubuh.

2. Kandungan proteinnya secara nyata menyumbang gii yang diperlukan pada fase

pertumbuhan sehingga sangat tepat diberikan pada golongan masyarakat rawan

gizi seperti ibu hamil dan menyusui, anak-anak pada usia pertumbuhan, orang

tua maupun pekerja yang banyak menggunakan tenaga fisik.

3

3. Gizi yang terkandung dalam telur mudah dicerna dan diabsorbsi oleh tubuh

secara sempurna, misalnya lemak dalam telur yang sudah dalam keadaan

teremulsi sehingga mudah dicerna tubuh (Varcania, 2008).

B. Struktur Telur

Pada dasarnya, struktur telur terdiri atas sel yang hidup dan dikelilingi oleh

kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen tersebut

dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air tinggi, bersifat elastis

dan dapat mengabsorbsi goncangan yang mungkin terjadi pada telur tersebut.

Komponen dalam itu dikelilingi oleh kulit telur yang berfungsi untuk mengurangi

kerusakan fisik dan biologis. Adanya kulit telur ini memungkinkan dilakukan

pernapasan dan pertukaran gas-gas dari dalam dan luar kulit telur. Komponen pokok

telur adalah kulit telur (shell), kuning telur (yolk) dan putih telur (albumin).

Presentase kulit telur 8-11%, kuning telur 27-32% dan putih telur 56-61%

(Varcania, 2008).

Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu sebagai

berikut:

1. Kerabang atau kulit telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang

telur merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku.

Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas. Pada

permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula yang merupakan

pembungkus telur paling luar.

2. Selaput kerabang luar dan dalam, dimana selaput kerabang dalam lebih tipis dari

selaput kerabang luar dna keduanya mempunyai ketebalan 0,01-0,02 mm. Pada

ujung telur yang tumpul, kedua selapus terpisah dan membentuk rongga.

3. Albumin (putih telur) terdiri dari 4 lapisan, yaitu paling dalam lapisan tipis dan

encer atau lapisan chalaiferous (lapisan 4) dimana lapisan ini berhubungan

dengan selaput vitelina, lapisan luar yang tipis dan encer (lapisan 3) yang

mengelilingi lapisan kental (lapisan 2), dan paling luar adalah lapisan tipis dan

encer (lapisan 1).

4. Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang

disebut khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.

4

5. Kuning telur yang terdiri dari latebra, diskus terminalis, cincin atau lingkaran

konsentris dengan warna gelap dan terang, serta dikelilingi oleh selaput vitelina

(Azizah dkk, 2012).

Gambar 1.1 Penampang Telur dan Bagian-bagiannya (Muchtadi dkk, 2010)

C. Komponen Kimia Telur

Komposisi telur didasarkan pada berat telur 58 gram dengan 11% kulit, 58%

putih telur dan 31% uning telur. Jika dihitung berdasarkan berat bagian dalam telur

saja terdiri dari 65% putih telur dan 35% kuning telur.

Tabel 1.1 Komposisi Kimia Berbagai Telur

HewanKadar air

(%)Protein

(%)Lemak

(%)Karbohidrat

(%)Abu (%)

Ayam 73.7 12.9 11.5 0.9 1.0Itik 70.4 13.3 14.5 0.7 1.1

Angsa 70.4 13.9 13.3 1.5 -Merpati 72.8 13.8 12.0 0.8 0.9Puyuh 73.7 13.1 11.1 1.0 1.1Kalkun 72.6 13.1 11.8 1.7 0.8Penyu 66.7 16.5 11.6 3.3 1.9

(Muchtadi dkk, 2010)

5

Sebutir telur berisi 6-7 gram protein. Protein telur mempunyai kualitas yang

tinggi untuk pangan manusia. Protein telur berisi semua asam amino esensial yang

berkualitas sangat baik sehingga sering dipakai untuk standarisasi mengevaluai

protein pangan lain. Telur juga mengandung 6 gram lemak yang mudah di cerna.

Jumlah asam lemaj tidak jenuh lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat

produk hewani yang lain.

Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan

kecuali vitamin C. Semua vitamin larut lemak (A, D,E dan K), vitamin yang larut air

(thiamin, riboflavin, asam pantotenat, niacin, asam folat dan vitamin B12) dan faktor

pertumbuhan yang lain juga ditemukan dalam telur. Kuning telur cukup tinggi

kandungan kolesterolnya.

Tabel 1.2 Komposisi Kimia Bagian Telur Ayam dalam 100 gramNutrisi Putih Telur Kuning Telur Telur Utuh

Proporsi 60 30.7 90.7Energi (kcal) 47 364 154Air (g) 88.6 49 74.4Protein (g) 10.6 16.1 12.3Karbohidrat (g) 0.8 0.5 0.7Abu (g) 0.5 1.6 0.9Lemak (g) 0.1 34.5 11.9Trigliserida (g) - 22.9 7.7Phospolopid (g) - 10.0 3.4Kolesterol (g) 0 1.2 0.42Lesitin (g) - 7.2 2.30Asam lemak jenuh (g) - 13.0 4.4Asam palmitat (g) - 7.3 2.5Asam stearat (g) - 2.5 0.86Asam lemak tidak jenuh (g) - 20.7 7.0Asam palmitoleik (C16:1) - 1.1 0.4Asam oleat (C18:1) - 12 4.1Asam linoleat (C18:2) - 3.6 1.25Asam linolenat (C18:3) - 0.12 0.04Asam arakidonat (C20:4) - 0.6 0.2EPA (C20:5) - 0 0DHA (C22:6) - 0.4 0.15Asam amino esensial (mg)Isoleusin 240 410 290Leusin 560 870 660Lysine 880 1390 1040Methionin + cystine 660 1170 820

6

Phenylalanine + tyrosine 670 660 640Threonine 1020 1420 1150Trypthopan 470 850 590Valine 170 240 190Mineral (mg/ 100 g)Sodium 155 50 120Klorin 175 162 172Potasium 140 100 125Kasium 8 133 50Fosfor 18 530 193Besi 0.1 4.8 1.7Magnesium 10 15 12Sulfur 163 165 164Seng 0.12 3.9 1.4Tembaga 0.02 0.14 0.06Mangan 0.007 0.11 0.04Iodin 0.003 0.14 0.05Vitamin (μg/ 100 g)Asam askrobat 0 0 0Vitamin A, eqivalen retinol 0 450 150Vitamin D 0 4.5 1.5Vitamin E 0 3600 1200Vitamin B1 10 250 913Vitamin B2 430 480 447Vitamin B6 10 370 133Vitamin B12 0.1 2.8 1Asam folat 12 140 56Niasin 90 60 79Biotin 7 60 25Asam pantotenat 250 4500 1700

(Muchtadi dkk, 2010)

D. Sifat Fungsional Telur

Sifat-sifat fungsional telur didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari

pangan atau bahan pangan yang mempengaruhi penggunaanya. Sifat-sifat tersebut

antara lain: daya koagulasi, daya buih, daya emulsi, kontrol kristalisasi serta

pewarna. Sifat-sifat fungsional sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor

fisika maupun kimia. Yang banyak berperan dalam menentukan sifat tersebut adalah

sifat fisika-kimia protein yang meliputi komposisi asam amino termasuk presentase

dan penyebarannya, ukuran molekul, konformasi dan ikatan serta gaya yang

berperan dalam struktur molekul protein tersebut. Jadi perubahn sifat fisika-kimia

7

protein telur juga akan berpengaruh terhadap sifat-sifat fungsional telur yang

bersangkutan.

Telur, baik secara keseluruhan maupun bagian misalnya kuning telur atau

putih telur memiliki sifat seperti berikut:

1. Daya Koagulasi

Koagulasi pada telur ditandai dengan kelarutan berubahnya bentuk cairan (sol)

menjadi padat (gel). Perubahan struktur molekul protein ini dapat disebabkan

oleh pengaruh panas, mekanik, asam, basa, garam dan pereaksi garam lain

seperti uera. Koagulasi yang irreversible disebabkan dengan pemanasan pada

suhu 60-70 . Sifat koagulasi ini dimiliki putih telur maupun kuning telur.

2. Daya Buih (foaming)

Buih adalah bentuk dispersi koloida gas dalam cairan. Apabila putih telur maka

gelembung udara akan terperangkap dalam albumin cair dan membentuk busa.

Semakin banyak udara yang terperangkap busa yang terbentuk akan semakin

kakudan kehilangan sifat alirnya. Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan

ovomusin (salah satu komponen putih telur).

3. Daya Emulsi (Emulsifying properties)

Emulsi adalah campuran dari dua jenis cairan yang secara normal tidak dapat

bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi. Kuning

telur juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung

bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.

Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan

kolesterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o).

4. Kontrol Kristalisasi

Penambahan albumin kedalam larutan gula (sirup) dapat mencegah terbentuknya

kristal gula. Keberadaan albumin tersebut mencegah penguapan sehingga

mencegah inversi sukrosa yang berlebihan. Sifat telur yang demikian ini

dimanfatkan dalam pembuatan gula-gula (candy). Penambahan telur dalam

pembuatan gula-gula memberikan rasa manis, halus serta selalu basah dimulut.

8

5. Pemberi Warna

Sifat ini hanya dimiliki kuning telur, yaitu pigmen kuning dari xantofil, lutein,

beta karotein dan kriptoxatin. Sifat ini tidak banyak dimanfaatkan seperti yang

lain, hanya digunakan dalam beberapa produk misalnya backed product, es

krim, custrad dan saus.

Tabel 1.3. Penggunaan dan Fungsi Telur dalam PanganProduk Pangan Sifat Fuangsional

CakesFoaming dan coagulationFlavorWarna kuning telur

Candy Penghambatan kristalisasi

CustradsKoagulasiFlavor

Putih telurKoagulasiFlavor

Telur rebus, goreng EmulsifikasiMayonnaise Daya buihMeringues KoagulasiSalad dressing Emulsifikasi

(Muchtadi dkk, 2010)

E. Kualitas Telur

Menurut U.S. Departement of Agriculture, secara standar umum, telur

memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A dan grade B tetapi

tidak berpengaruh terhadap keamanan produk dan kualitas nutrisi.

Gambar 1.2 Grade AA Gambar 1.3 Grade A

Gambar 1.4 Grade BGrade AA dan grade A adalah telur yang paling diminati dna dibeli banyak

konsumen (terutama industri tata boga). Perbedaan utama dalam grade AA dan

9

grade A dilihat dari kekukuhan (firmness) dari kuning telur, putih telur dan ukuran

dari rongga udara. Telur dalam grade AA dan A biasanya digunakan untuk

menggoreng dan merebus karena telur dapat mempertahankan tekstur dari telur.

Grade B ada kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat di dalamnya

(misalnya seperti kulit telur yang ternoda, memiliki ronggaudara yang besar, putih

telur yang terlalu berair, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur dan kuning

telur yang melebar). Telur grade B masih dapat digunakan secara umum, tetapi

putih telur dengan grade B ini mungkin tidak dapat dikocok dengan baik apabila

putih telurnya terlalu berair. Penentuan grade juga bias diperiksa dengan cara

melihat kedalaman ruang udaranya (air cell). Grade AA memiliki kedalaman ruang

udara sebesar 0,3 cm, grade A memiliki kedalaman ruang udara sebesar 0,5 cm dan

grade B memiliki kedalaman ruang udara lebih besar dari 0,5 cm.

Kualitas telur secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas isi dan kulit telur.

Oleh karena itu, penentuan kualitas telur dilakukan pada kedua bagian telur tersebut.

Kualitas telur sebelum keluar dari organ reproduksi ayam dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu kels, strain, family, individu, pakan, penyakit,umur dan suhu

lingkungan. Kualitas telur sesudah keluar dari organ reproduksi dipengaruhi oleh

penganganan telur dan penyimpanan yaitu lama, suhu dan bau penyimpanan

(Sudaryani, 2003).

Pada dasarnya ada dua cara penentuan kualitas telur yaitu penentuan kualitas

telur secara eksterior dan interior.

1. Penentuan kualitas telur secara eksterior

a. Bentuk telur

Untuk menentukan bentuk telur, sebelumnya harus diketahui bentuk telur

yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan penentuan indeks bentuk telur

(ayam) yang norman adalah 74 dan memiliki ujung runcing pada satu sisi

serta ujung tumpul pada sisi yang lain.

b. Berat telur

Berat telur (ayam) yang ideal adalah 58 gram.

10

c. Keadaan kerabang

USDA Egg Grading Manual telah membuat klasifikasi kualitas telur

berdasarkan bentuk dan tekstur kerabang menjadi 3 yaitu:

1) Normal, yaitu kerabang telur memiliki bentuk normal termasuk tekstur

dan kekuatan kerabang. Pada kerabang tidak ada bagian yang kasar

sehingga tidak berpengaruh pada bentuk, tekstur dan kekuatan dari

kerabang.

2) Sedikit normal, yaitu pada kerabang telur ada bagian yang bentuknya

tidak atau kurang beraturan. Pada kerabang ada bagian yang sedikit

kasar, tetapi tidka terdapat bercak-bercak.

3) Abnormal, yaitu bentuk kerabang tidak normal, tekstur kasar, dan

terdapat bercak-bercak atau bagian yang kasar pada kerabang.

Dalam pennetuan kualitas telur, kekuatan kerabang merupakan salah satu

pertimbangan ekonomi dalam industri. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengukur tebal kerabang. Tebal kerabang minimal 0,33 mmadalah cukup

baik atau dapat dikatakan telur tersebut cukup kuat kerabangnya.

2. Penentuan kualitas telur secara interior

a. Candling (Peneropongan)

Candling yang akurat paling baik dilakukan di dalam ruangan gelap dengan

pengaturan arah sinar lampu melewati telur ke pemirsa. Karakter yang

diamati adalah cangkang, rongga udara, yolk, albumin dan blastoderm.

Dengan candling memungkinkan untuk mendeteksi retak pada cangkang,

ukuran rongga udara, ukuran dan mobolitas yolk, blood spot, meat spot,

cacat mikrobiologis dan germinasi (ada tidaknya perkembangan embrio).

b. Pemecahan

1) Kondisi albumin, dimana dengan menggunakan indeks putih telur dna

nilai Haugh Unit. Indeks putih telur secara normal berkisar 0,090 dan

0,120.

2) Kondisi yolk, yaitu warna, bentuk dan kekuatan selaput yang

membungkus yolk. Bentuk yolk dinyatakan dengan perbandingan antara

11

tinggi dan lebar yolk (indeks yolk). Indeks yolk yang baik berkisar antara

0,42-0,40 (Azizah dkk, 2012).

Menurut Sidakaton (2013), cara untuk membedakan telur yang baik dan

buruk adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan dan menyentuh kulit telur

Jika terdapat butiran-butiran kecil yang menonjol dalam jumlah cukup banyak

serta terasa kasar saat disentuh berarti kondisi telur masih segar dan baik untuk

dikonsumsi. Namun apabila kondisi kulit telur licin di tangan dan terlihat

mengkilap berarti telur dalam kondisi kurang segar.

2. Direndam dengan air dingin

Apabila telur yang dimauskkan ke air dalam posisi tidur maka telur masih segar

dan baik, sedangkan apabila dalam posisi miring maka telur telah disimpan

kurang lebih 3-5 hari. Jika posisi telur berdiri di dalam air maka telur telah

disimpan selama 10 hari atau lebih dan apabila telur mengambang maka telur

telah rusak atau busuk.

3. Mengguncang telur

Telur yang bagus tidak akan mengeluarkan suara, sedangkan telur yang

mengalami getaran saat digoyang berarti telur telah busuk.

4. Menyorot dengan lampu

Telur yang bagus terlihat jernih dan terang. Penyimpanan telur dilakukan dengan

posisi bagian yang lebih lebar di bawah, yang bertujuan agar posisi kuning telur

tetap di tengah. Selain itu, harus dijauhkan dari bahan makanan lain terutama

yang menghasilkan bau menyengat karena kulit telur memiliki pori-pori yang

bersifat dapat menyerap bau di sekitarnya.

F. Produk Olahan Telur

Produk-produk hasil olahan telur tanpa kulit antara lain dalam bentuk cairan

telur (telur cair), telur beku dan tepung telur. Ketiga produk tersebut dibuat dari telur

utuh, putih telur atau kuning telur. Produk-produk tersebut merupakan bahan

setengah jadi yang akan digunakan dalam pengolahan produk bakery, mie instan,

produk-produk convectinary, produk pastry, mayonnaise dan salad dressing yang

lain, es krim, produk-produk daging olahan dan soup.

12

1. Telur Beku

Telur yang akan digunakan untuk pembuatan produk pangan diawetkan

dengan cara dibekukan. Persiapan yang dilakukan sebelum telur (dalam hal ini

isi telur) dibekukan sama dengan yang dilakukan sebelum pengeringan telur.

Seperti halnya tepung telur, cairan telur dapat dibekukan sebagai telur utuh,

dipisahkan antara kuning dan putih telurnya, atau campuran putih dan kuning

telur dalam perbandingan tertentu. Sebelum dipecahkan, telur dicuci dan

dikeringkan/ditiriskan lebih dulu. Pemecahan telur dapat dilakukan secara

manual atau otomatik (menggunakan mesin pemecah telur). Tujuan utama

pembekuan telur adalah untuk mengawetkan telur dan mempertahankan sifat

fisikokimianya, misalnya daya busa. Juga untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu

telur, misalnya dalam pembuatan es krim, kuning telur beku yang digunakan

sebagai zat penstabil (stabilizer) dapat memberikan konsistensi yang lebih baik

dibandingkan menggunakan telur segar. Tahap-tahap yang dilakukan selama

persiapan telur untuk dibekukan dalam sebagai berikut:

1. Pemilihan telur yang baik dengan metode candling. Telur yang terpilih

kemudian didinginkan sampai 15°C.

2. Pencucian telur sampai bersih, sebaiknya menggunakan air yang telah diberi

klorin.

3. Pemecahan dan pemisahan putih dan kuning telur. Putih dan kuning telur

dapat dibekukan secara terpisah atau bersama-sama dengan proporsi seperti

telur utuh.

4. Penyaringan untuk memisahkan pecahan kulit telur, membran, khalaza dan

benda-benda asing lainnya.

5. Pasteurisasi cairan telur pada suhu 57,2°C selama 15 menit.Pasteurisasi

dapat juga dilakukan pada suhu 63oC selama 1 menit untuk mengurangi

jumlah mikroba.

Pembekuan telur dilakukan dalam wadah khusus untuk pembekuan pada

suhu -18 sampai -21°C selama 72 jam. Dapat juga dilakukan menggunakan

metode pembekuan cepat (blast freezer) pada suhu -23,3 sampai -28,9°C atau -

40 sampai -45,6°C dalam wadah kaleng kemasan 12,5 kg dan berlangsung

13

selama sekitar 15 jam. Masalah utama dalam pembekuan telur adalah

terbentuknya struktur seperti gel pada saat kuning telur beku dicairkan (di

thawing). Hal ini akan mengganggu penggunaan kuning telur tersebut dalam

pengolahan produk pangan, karena membutuhkan pengadukan yang kuat. Telur

utuh beku juga mempunyai masalah yang sama, tetapi tidak separah kuning telur

beku.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian enzim proteolitik

misalnya papain dan fosfolipase A sebelum kuning telur dibekukan. Cara lain

adalah dengan menambahkan 2-10% garam atau 5-10% glukosa ke dalam

kuning telur sebelum dibekukan. Disamping gula, dapat juga ditambahkan

gliserol. Kuning telur yang mengandung gula ini banyak digunakan untuk

produkproduk bakeri atau konfektionery. Sedangkan kuning telur beku yang

ditambah garam digunakan untuk pembuatan bumbu-bumbu cair, misalnya

mayonnaise. Telur beku yang telah dicairkan (thawing) harus segera digunakan

dan tidak boleh dibekukan kembali. Hal ini karena meskipun pembekuan dan

pasteurisasi telah dapat mengurangi jumlah mikroba, tetapi produk telur beku

bukan produk yang steril. Bakteri yang merusak telur pada suhu rendah adalah

Pseudomonas sp. dan juga mikroba-mikroba dari golongan Alcaligenes, Proteus,

Flavobacterium, Salmonella dan Koliform (Koswara, 2009).

2. Mayonnaise

Mayonnaise adalah produk yang dibuat dengan mencampurkan dan

mengocok kuning telur, minyak olive, sari lemon atau vinegar dan bumbu-

bumbu. Kemampuan atau daya emulsi dari telur itu disebabkan oleh kandungan

lipoprotein (terutama lesitin) dan protein dalam telur (Koswara, 2009).

Mayonnaise merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur yang

berfungsi sebagai pengemulsi serta untuk memberikan warna pada mayonnaise.

Kuning telur merupakan pengemulsi yang lebih baik daripada putih telur karena

kandungan lesitin pada kuning telur terdapat dalam bentuk kompleks sebagai

lesitin-protein (Winarno, 1992).

Bahan pengemulsi sangat diperlukan untuk mempertahankan stabilitas

sistem emulsi setelah pengocokan, sehingga antara minyak nabati dan

14

bahan=bahan yang lain tidak terpisah. Pengemulsi yang tidak baik dan tidak

dalam keseimbangan yang tepat dengan minyak nabati menyebabkan emulsi

yang diperoleh tidak stabil. Bahan yang digunakan untuk pembuatan

mayonnaise adalah minyak nabati (minyak kedelai), kuning telur, cuka, gula,

garam, lada putih, mustard kuning dan air. Proses pembuatan mayonnaise adalah

sebagai berikut:

a. Kuning telur, cuka, jus lemon, mustard, gula dan garam diaduk dengan cepat

selama 3-5 menit. Campuran tersebut tidak boleh dikocok dan hanya boleh

diaduk karena pengocokan hanya akan memungkinkan masuknya udara ke

dalam campuran sehingga mayonnaise akan pecah.

b. Kemudian tambahkan minyak nabati sedikit demi sedikit pada campuran

sambil diaduk.

c. Apabila ingin menambahkan bahan lain sebagai perasa, masukkkan dalam

bentuk bubuk dan jangan dalam bentuk cairan. Cairan dapat menurunkan

volume mayonnaise, dimana mayonnaise akan mengempis. Banyak orang

melakukan kesalahan ini yaitu menambahkan kocokan putih telur di akhir

proses. Hal ini akan mengakibatkan mayonnaise mengempis.

d. Setelah selesai menambahkan bahan-bahan bubuk, diamkan mayonnaise

agar terbentuk emulsi sempurna. Tutup mayonnaise dan simpan di dalam

lemari es.

Mayonnaise yang dibuat sendiri mengandung kadar lemak hingga 85%,

sedangkan mayonnaise produksi pabrik mengandung kadar lemak sekitar 70-

80%. Mayonnaise rendah lemak mengandung tepung dan bahan pengisi lain

untuk meniru mayonnaise yang asli. Selain itu, mayonnaise dibuat dari kuning

telur mentah sehingga dapat menyebabkan sumber infeksi salmonella. Macam-

macam mayonnaise yaitu:

a. Aioli, mayonnaise yang terbuat dari minyak zaitun yang dicampur bawang

putih.

b. Saus tartar, mayonnaise asinan ketimun dalam botol dan bawang bombay

tetapi kadang-kadang juga ditambahkan capers, buah zaitun dan luamtan

telur rebus.

15

c. Russian dressing (Marie Rose sauce), mayonnaise dengan saus tomat,

yoghurt dan krim kental.

d. Saus Thousand Island, Russian dressing dengan pickles dan rempah-rempah.

e. Fry sauce, campuran mayonnaise, rempah-rempah, saus tomat dan saus

berwarna merah yang lain seperti tobacco atau buffalo wing sebagai saus

untuk French fries.

f. Mayonesa, mayonnaise rasa lime yang umum dijual di Amerika Utara di

toko bahan makanan Meksiko atau Spanyol.

Mayonnaise juga dapat dibuat dari putih telur saja apabila dikocok

dengan kecepatan tinggi menggunakan food processor. Tekstur dan rasa

mayonnaise yang dihasilkan juga sama dengan mayonnaise dari kuning telur.

Pada resep tradisional Prancis, minyak zaitun atau minyak safflower sebagai

bahan utama dalam pembuatan mayonnaise. Karena mayonnaise terbuat dari

bahan utama jus lemon, kuning telur dan minyak nabati maka dapat dipastikan

jika mayonnaise mengandung vitamin C, vitamin A, kadar lemak, kolesterol dan

protein yang tinggi serta asam amino yang penting bagi tubuh.

Tabel 1.4 Komposisi Mayonnaise dalam 100 gram

Zat Gizi JumlahKalori 162 kkalProtein 12,8 gramLemak 20 gramKarbohidrat 0,7 gramVitamin A 900 SIVitamin C 0,50 gramThiamin 0,10 mg

(Muthiah, 2013)

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah mengenai telur di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Telur dalam pengertian sehari-hari mempunyai dua kriteria yaitu sebagai bahan

biologi dimana telur merupakan sumber nutrient kompleks yang lengkap bagi

pertumbuhan sel yang dibuahi dan sebagai bahan pangan dimana telur

merupakan salah satu sumber protein hewani kedua yang mudah dijangkau

setelah ikan.

2. Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu kerabang

atau kulit telur dengan permukaan agak berbintik-bintik, selaput kerabang luar

dan dalam, albumin (putih telur), struktur keruh berserat yang terdapat pada

kedua ujung kuning telur (khalaza) dan kuning telur (yolk).

3. Komposisi kimia telur ayam adalah kadar air 73,7%, protein 12,9%, lemak

11,5%, karbohidrat 0,9% dan abu 1,0%.

4. Sifat fungsional telur adalah daya koagulasi,daya buih (foaming), daya emulsi

(emulsifying properties), kontrol kristalisasi dan pemberi warna.

5. Pada dasarnya ada dua cara penentuan kualitas telur yaitu penentuan kualitas

telur secara eksterior (bentuk telur, berat telur, keadaan kerabang) dan penentuan

kualitas telur secara interior (candling/ peneropongan, pemecahan)

6. Cara untuk membedakan telur yang baik dan buruk adalah memperhatikan dan

menyentuh kulit telur, direndam dengan air dingin, mengguncang telur dan

menyorot dengan lampu.

7. Telur beku merupakan salah satu produk olahan telur yang bertujuan untuk

pengawetan, mempertahankan sifat fisikokimianya dan memperbaiki sifat-sifat

tertentu telur.

8. Mayonnaise adalah produk yang dibuat dengan mencampurkan dan mengocok

kuning telur, minyak olive, sari lemon atau vinegar dan bumbu-bumbu.

17

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nurul, Betty Ayu Noviani dan Stevia Tafdhila Ramadhani. 2012. Makalah

Kelompok, Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan. Pendidikan

Teknik Tata Boga UNY. Yogyakarta.

Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press. Jakarta.

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Telur. eBookPangan.com.

Muchtadi, Tien R., Sugiyono dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung.

Muthiah. 2013. Sekedar Berbagi tentang Mayonnaise. http://muthiah-

blog.blogspot.co.id/2013/05/sekedar-berbagi-tentang-mayonaise.html.

Diakses pada tanggal 16 September 2015 jam 20.01 WIB.

Sidakaton, Safari. 2013. Ini Tips Membedakan telur Baik dan Buruk.

http://www.tnol.co.id/tips-trik/20796-ini-tips-membedakan-telur-baik-dan-

buruk.html. Diakses pada tanggal 11 September jam 12.22 WIB.

Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Varcania, Dea Rizky. 2008. Penetapan Kadar Asam Dolosaheksaenoat (DNA) dalam

Kuning Telur yang Diperkaya Omega 3 secara Kromatografi Gas. Skripsi

Sarjana Ilmu Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia. Jakarta.

18