makalah teknik keselamatan dan kesehatan kerja
DESCRIPTION
keselamatan kerjaTRANSCRIPT
-
MAKALAH TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TENTANG KECELAKAAN TENAGA KERJA
Disusun Oleh : Nelson Sinulingga (1301154)
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2014
-
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat-Nya
penyusunmampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam makalah ini saya akan membahas masalah teknik keselamatan kerja tentang
kecelakaan tenaga kerja . Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada
mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri .dan tentunya makalah ini masih sangat jauh
dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing saya minta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang.
Medan, juni 204
Penyusun,
Nelson Sinulingga
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan
daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor
keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada
gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang,
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat
2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
-
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan
non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat
dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada
diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk
menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah peranan k3 tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan
kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
-
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Penerapan k3 dalam menangani korban
kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja.
-
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah( case ):
KOMPAS.com Pekerja proyek pembangunan apartemen di Jalan Achmad Yani, Jakarta Timur,
Muhammad Rasyid, tewas setelah jatuh dari lantai 28. Pekerja malang ini terjatuh saat
mengirim semen dari lantai 1 ke lantai 28 dengan menggunakan alat berat.
Di lantai 28 itu, Rasyid melempar semen ke dalam gedung. Baru melempar 5 sak semen, namun
Rasyid mendadak kehilangan keseimbangan hingga akhirnya terjatuh hingga ke lantai 2.
"Dia tidak pakai pengaman. Sebelum jatuh ke lantai 2, dia sempat kena besi penyangga, baru
jatuh ke lantai 2," kata petugas keamanan apartemen, Abdullah di lokasi kejadian, Selasa
(9/7/2013).
Rasyid yang hanya mengenakan kaos dan celana pendek tewas seketika. Kaki kirinya patah,
pinggang kiri, sikut kanan, dan tangan kiri patah. Kepalanya juga terluka parah. Mengetahui
kejadian itu, para pekerja langsung mengevakuasi Rasyid.
"Kita sempat kesulitan karena posisinya di atas," lanjut Abdullah. Jasad Rasyid langsung dibawa
ke RSCM untuk diotopsi.
-
Kapolsek Cempaka Putih Kompol Fitria Mega mengatakan, polisi akan mendalami kasus
kecelakaan kerja ini. Jika terbukti ada kesalahan prosedur, pimpinan proyek bisa dipidana.
"Masih kami selidiki. Jika terbukti ada pembiaran, pimpinan proyek akan kami kenai sanksi,"
ungkapnya.
Terkait adanya dugaan kelalaian dalam proses kerja, pihak apartemen menolak untuk
mengungkapkan hal itu. Pihak manajemen hanya membenarkan adanya kecelakaan kerja
tersebut. "Detailnya kami tidak tahu," kata petugas yang tidak mau disebut namanya. (Eks/Sss)
KRITIKAL ANALISIS :
Dari hasil berita di atas ,dapat di analisis kejadiannya bahwa si korban mengalami kecelakaan
akibat beberapa faktor , salah satunya adalah kurangnya kepedulian dari si korban dalam arti
penggunaan APD (alat pelidung diri) yang minim digunakan sewaktu melakukan pekerjaan
,sehingga perusahaan tidak dapat disalahkan sepenuhnya , melainkan kembali lagi ke si korban
.yang tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja yang ada di pabrik tersebut ,berikutnya
mengenai ketidak sigapan tenaga kerja yang tiadak memperhatikan keselamatannya sewaktu
melakukan pekerjaan ,apa lagi pekerjaan yang dilakukannya yang beresiko tingga ,
Beberapa kerugian yang timbul akibat dari insident ini adalah :
1. Kerugian bersifat ekonomis ,yang meliputi terhentinya pekerjaan seketika di dalam
pabrik tersebut karna ada korban yang meninggal akibat jatuh dari lantai 28 ke lantai
2. Kerugian bersifat non ekonomis ,yang meliputi rasa teroma bagi para pekerja akibat dari
kecelakaan tersebut ,dan juga rasa luka yang mendalam bagi keluarga yang di tinggalkan
Maksud utama dari analisis inin adalah memberikan jawapan mengapa kecelakaan bisa
terjadi ,pada kasus dia atas keceleakaan disebabkan karena kurangnya kepedulian dari
tenaga kerja menggunakan alat safety sewaktu melakukan pekerjaan dan mungkin juga
kecelakaan terjadi akibat kurang rambu-rambu di pabrik tersebut dan ketersediaan alat
-
safety , tapi kemungkinannya sangat kecil ,karena yang terlihat secara kasat mata kesalahan
terbesar dibuat oleh si pekerja .Sesuai dalam Mijn Politie Reglement Sb 1930 No.341
kecelakaan di atas tergolong kedalam mati .
Untuk kasus seperti yang terjadi di atas, ada beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi
telah disebutkan. Tindakan tersebut dapat berupa:
a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi
yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung
diri, monitoring perlatan dan sebagainya.
b. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya,
pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan
beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan letakkan di tempat yang aman.
d. Dilakukan penelitian psikologis tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan serta pemberian diklat tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan.
e. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi. (Sutrisno
dan Kusmawan Ruswandi. 2007: 14).
Ada empat faktor penyebab kecelakaan kerja sesuai dengan kasus diatas yaitu:
a. Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau pengetahuan tentang industri dan
kesalahan penempatan tenaga kerja.
b. Faktor material atau peralatannya, misalnya para pekerja yang seharusnya memakai baju
pelindung,dan alat safety pada perakteknya tidak digunakan
c. Faktor sumber bahaya, meliputi:
-
Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang teledor serta tidak
memakai alat pelindung diri ,seperti pada kasus di atas.
Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak aman serta pekerjaan yang
membahayakan.
d. Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya, ventilasi, pergantian
udara yang tidak lancar dan suasana yang sumpek.
Dari beberapa faktor tersebut, faktor penyebab kecelakaan kerja menjadi dua yaitu:
a. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human act atau human
error).
b. Keadaan lingkungan yang tidak aman. (pada kasus diatas kemungkinan kurangnya rambu-
rambu sehingga para pekerja lenggah)
-
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari masalah yang di atas dapat di simpulkan bahwa perlunya para pekerja untuk mengetahui
dan mengikuti peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan ,demi keselamatan
pekerja,kecelakaan kerja juga bisa terjadi akibat si pekerja juga yang tidak mau mematuhi
peraturan dan tidak menggunakan alat safety.
B.SARAN
Sebaiknya lebih di perhatikan lagi APD (alat pelindung diri) yang digunakan dalam pabrik
tersebut dan dan juga,tata pelaksanaan ke
Tentuan keselamatan kerja sehingga tidak ada pekerja yang lengah artinya tidak ada satu orang
kariawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri
-
DAFTAR PUSTAKA
www.kompas.com http://m.liputan6.com/news/read/634717/jatuh-dari-lantai-28-apartemen-
jaktim-pekerja-tewas
www.wordpress.com http://arnaldowaric.wordpress.com/2014/01/19/makalah-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3/
www.palyja.com http://id.palyja.co.id/berita-dan-kegiatan/lingkungan-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-/kebijakan-perusahaan-k3l-palyja/
www.blogspot.com http://hardandi.blogspot.com/2013/06/teknik-proses-keselamatan-
kerja.html
-
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan.2
I.A Latar Belakang..2-3
I.B Tujuan...4
II. Pembahasan.5-8
III. Penutup.8-9