makalah "sumpah pocong"

35
1 MAKALAH ” MAKNA SUMPAH POCONG SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA PADA MASYARAKAT “ Disusun oleh : Nama : Klara Tri Meiyana NIM: 13120075 Kelas : A.10.2 JURUSAN S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: clara-tri-meiyana

Post on 25-Jun-2015

967 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah "sumpah pocong"

1

MAKALAH

” MAKNA SUMPAH POCONG SEBAGAI UPAYA

PENYELESAIAN SENGKETA PADA MASYARAKAT “

Disusun oleh :

Nama : Klara Tri Meiyana

NIM : 13120075

Kelas : A.10.2

JURUSAN S1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2013/2014

Page 2: makalah "sumpah pocong"

2

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat-Nya, saya

dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah ini saya susun dalam rangka penugasan mata kuliah Pendidikan Agama Islam Semester

satu mengenai penulisan makalah serta sebagai contoh perkuliahan yang dapat digunakan oleh semua

mahasiswa maupun dosen.

Makalah yang berjudul ” MAKNA SUMPAH POCONG SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN

SENGKETA PADA MASYARAKAT “ ini berisi penjelasan tentang makna sumpah pocong dan faktor-

faktor yang melatarbelakanginya, yang saya tulis secara jelas dan sistematis.

Untuk membuat makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu

saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing saya, teman-teman yang

telah membantu, orang tua saya yang mendukung saya, dan semua pihak lain yang telah turut serta

membantu.

Makalah yang saya buat ini tentunya jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena

itu, supaya makalah saya selanjutnya menjadi lebih baik, saya mohon kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah saya ini berguna dan menambah wawasan pembaca. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Januari 2014

Penyusun

Page 3: makalah "sumpah pocong"

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................................................ 3

D. Sistematika penulisan.................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................... 4

BAB III HASIL PENELITIAN....................................................................................... 10

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................ 12

BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 20

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 20

B. Saran.............................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 21

Page 4: makalah "sumpah pocong"

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Sumpah dapat dilihat dari dua segi yaitu : Dari segi bahasa, Sumpah

berasal dari bahasa arab yaitu Al yamin berarti adalah tangan kanan, karena waktu

sumpah diikuti/sambil mengangkat tangannya. Dari segi istilah Sumpah itu adalah

menguatkan suatu perkara (mentahkiq) dengan cara menyebut salah satu sifat-sifat Allah,

seperti Demi zat yang maha kuasa.

Pocong adalah kain putih yang digunakan untuk membungkus jenazah. Jadi,

Sumpah Pocong adalah sumpah yang mana pihak yang disumpah ditidurkan (ada juga

yang sambil berdiri) dan dibungkus dengan kain kafan dan diletakkan sebagaimana posisi

orang mati dengan wajah yang tetap terbuka. (Mujtaba, 2007 : 52). Sumpah Pocong

sendiri adalah salah satu tradisi masyarakat pendalungan dalam menyelesaikan konflik

antar personal. Konflik yang biasanya didasari oleh prasangka dari salah satu pihak

kepada pihak lain dengan suatu tuduhan.

Sumpah pocong biasanya dilakukan oleh pemeluk agama Islam dan dilengkapi

dengan saksi dan dilakukan di rumah ibadah (masjid). Di dalam hukum Islam sebenarnya

tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan

tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan

untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki

bukti sama sekali. Konsekuensinya, apabila keterangan atau janjinya tidak benar, yang

bersumpah diyakini mendapat hukuman atau laknat dari Tuhan.

Di era modernisasi yang telah melanda negara-negara berkembang, termasuk

Indonesia, sejalan dengan makin meningkatnya kesadaran seseorang untuk

menyelesaikan sengketa melalui jalur peradilan. Namun yang terjadi pada praktek

kehidupan bermasyarakat tidak selamanya setiap sengketa diselesaikan melalui jalur

peradilan, justru lebih banyak yang diselesaikan melalui jalur di luar peradilan. Hal ini

dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia dimana penyelesaian sengketa

(disputing process) melalui jalur di luar peradilan seperti sumpah pocong yang telah

berkembang di Kalimantan Barat dan Madura (Intisari, Desember 1996). Namun tidak

Page 5: makalah "sumpah pocong"

5

menutup kemungkinan dikalangan elite politik seperti anggota DPRD yang dituduh

korupsi uang negara di Gresik dan Bondowoso juga melakukan sumpah pocong.

Persengketaan akan muncul karena adanya konflik antara seseorang sebagai

penggugat melawan orang lain sebagai tergugat dan masing-masing pihak yang

bersengketa kurangnya bukti-bukti dan saksi-saksi sehingga tidak mungkin untuk

diselesaikan ke jalur peradilan. Oleh sebab itu pihak yang bersengketa, hanya bisa bicara,

bersikukuh pada dalil masing-masing dan tidak mempunyai bukti yang lengkap untuk

mencari fakta yang benar, maka mereka menyelesaikan sengketa melalui sumpah pocong.

Menurut penelitian (Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 6 No. 2 Agustus

2005) bahwa persengketaan masalah harta waris, tanah, persaingan bisnis, utang piutang

dan gangguan terhadap istri pada masyarakat, pada umumnya diselesaikan melalui

sumpah.

Pelaksanaan sumpah pocong selalu dilakukan di masjid, karena akan menambah

keyakinan bagi orang yang disumpah dan memiliki keampuhan dari sumpah pocong

tersebut (Intisari, Desember 1996).

Masyarakat pada umumnya masih melakukan sumpah pocong untuk menentukan

perilaku mana yang benar dan yang salah. Sumpah pocong tersebut dilaksanakan

berkaitan erat dengan pola penghayatan dalam memaknai peristiwa.

Di tengah hirup pikuknya kemajuan jaman dan teknologi saat sekarang ini,

penggunaan sumpah pocong sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa yang ada

sangat menarik perhatian berbagai kalangan. Hal tersebut didasarkan pada praktek

pelaksanaan sumpah pocong yang selalu ramai dikunjungi oleh banyak masyarakat yang

ingin menyaksikannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut.

1. Apakah Islam membolehkan umatnya untuk melakukan sumpah pocong ?

2. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi masih berlakunya sumpah pocong dalam

penyelesaian sengketa ?

3. Bagaimana makna sumpah pocong dalam adat istiadat masyarakat ?

Page 6: makalah "sumpah pocong"

6

C. Tujuan

1. Mengetahui apakah Islam membolehkan umatnya untuk melakukan sumpah pocong.

2. Mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi masih berlakunya sumpah pocong

dalam penyelesaian sengketa.

3. Mengetahui makna sumpah pocong dalam adat istiadat masyarakat.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari lima bab. Bab I yang merupakan pendahuluan berisikan

latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Pada bab

II berisi landasan teori sesuai dengan topik apabila dilihat dari berbagai aspek atau sudut

pandang. Pada bab III berisikan hasil penelitian. Pada bab IV berisi pembahasan dari

masalah tersebut. Pada bab V atau bab penutup berisikan kesimpulan dan saran dari

masalah tersebut.

Page 7: makalah "sumpah pocong"

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Sejarah Lahirnya Sumpah Pocong

Banyak dikalangan para ahli yang berbeda pendapat dalam mencari awal mula

munculnya ritual Sumpah Pocong ini, dapat dilihat dari beberapa sebab antara lain :

1. Akibat adanya santet, tenung, sihir, nujum, kejadian ini bukan hanya jaman sekarang saja

akan tetapi dijaman Nabipun juga ada, seperti pada zaman Nabi Musa, Nabi Muhammad.

Sehingga terjadi di zaman sekarang ini yakni di jember khususnya tentang isu santet,

tukang santet dan konflik sosial dan didahului konflik personal pernah sampai pada titik

ekstrim, seperti dalam peristiwa pembantaian orang-orang yang dianggap sebagai dukun

santet pada tahun 1998 di Jawa Timur.

2. Akibat main hakim sendiri, karena dikhawatirkan terjadi persengketaan dari kedua pihak

yang akhirnya mengakibatkan main hakim sendiri, diadakanlah upacara Sumpah Pocong,

dengan tujuan untuk meredam perselisihan tersebut.

3. Landasan hukum negera tentang santet tidak dapat memecahkan suatu

masalah/meredamkan masalah karena revisi hukum apapun tidak dapat menyelesaikan

kasus santet yang unik ini, artinya pemecahan baru sampai tahap hubungan antara tukang

santet dengan orang yang menyewanya sebagai suatu permufakatan jahat, belum benar-

benar menyentuh inti persoalan santet, yaitu hubungan antara penyentet dengan orang

yang disantet.

4. Alternatif sumpah pocong sebagai pendekatan budaya, sumpah pocong adalah salah satu

tradisi masyarakat pendalungan dalam menyelesaikan konflik antar personal. Konflik

yang biasanya didasari oleh prasangka dari salah satu pihak kepada pihak lain dengan

menuduhnya sebagai tukang santet. Hal ini mendasarkan pada karakteristik masyarakat

pendalungan sebagai pemeluk Islam. Masyarakat pendalungan pada dasarnya adalah

masyarakat religius berbudaya santri yang meletakkan Kyai sebagai tokoh panutan. Kyai

dianggap sebagai tokoh masyarakat yang dapat dijadikan penuntun hidup karena ilmu

agamanya yang dianggap lebih tinggi. Kepercayaan masyarakat terhadap Kyai untuk

menyelesaikan konflik juga terlihat dalam prosesi sumpah pocong.

Page 8: makalah "sumpah pocong"

8

Hukum Sumpah Pocong menurut Islam

Adapun sumpah hukumnya wajib apabila memenuhi 4 syarat yaitu :

1. Sengaja bersumpah, sumpah tidak sah apabila diucapkan tanpa sengaja untuk bersumpah,

hal itu dinamakan “Laghwu Yamin” (sumpah tanpa sengaja) seperti “tidak, demi

Allah”,”tentu, demi Allah”.

2. Bersumpah atas sesuatu yang akan datang dan mungkin terjadi, yang disebut “Yamin

Ghamus” (sumpah palsu yang termasuk dalam dosa besar) atau ia bersumpah atas sesuatu

yang akan datang sedang ia menyangka dirinya benar namun ternyata sangkaannya

meleset.

3. Bersumpah dengan kemauannya sendiri tanpa ada paksaan.

4. Melanggar sumpahnya yaitu dengan melakukan sesuatu, ia bersumpah untuk

meninggalkannya.

Apabila sumpah itu di ingkari/dilanggarnya maka harus membayar tebusan sebagai

berikut :

1. Memerdekakan budak.

2. Memberi makan kepada 10 orang miskin (satu orang 1 mut) atau memberi pakaian

masing-masing 1 orang 1 pakaian.

3. Puasa 3 hari (kalau kedua diatas tidak dapat ditemukan).

Keterangan ini dilandasi dalam firman Allah: ” Dan peliharalah (tepati) janji-

janjimu.” Dan sumpah ini diterangkan dalam hadist Nabi: ” Sumpah itu digunakan oleh

orang yang tertuduh “.

Dengan demikian, maka pelaksanaan sumpah pocong pada hakikatnya dapat

diqiaskan dengan pemberatan sumpah melalui sistem yang telah ada, karena diantara

keduanya terdapat persamaan illat yaitu sistem pengerasan tersebut sama-sama

dimaksudkan untuk mendorong orang yang bersumpah agar lebih berhati-hati dan jujur

dalam sumpahnya. (Mujtaba, 2007 : 54).

Page 9: makalah "sumpah pocong"

9

Secara singkat, sumpah dengan sistem pocong (sumpah pocong) dapat

dimasukkan secara deduksi dalam sistem “Taqlidul Yamin” yang dibenarkan oleh fiqih

islam.

Yang pasti, Sumpah pocong tidak dikenal dalam sistem hukum Indonesia, sumpah

ini hanya ada dikalangan agama Islam saja. Tetapi bukan berarti hukum ini mendapat

perlawanan dari pemerintah, sama sekali tidak. Hal ini terbukti sudah sangat banyak

pelaksanaan sumpah pocong yang bahkan disaksikan oleh jajaran muspida, terutama di

daerah-daerah yang sering merebak isu adanya dukun santet. Sumpah ini dianggap efektif

karena secara psikologis, dalam sumpah ini ada satu beban akan adanya efek bagi si

pengucap sumpah apabila mengucap dusta.

Mengenai apa efek atas kebohongan yang diucapkan oleh si pelaku sumpah

sangat beragam, tergantung dari ikrar yang “berani” diucapkan oleh si pelaku sumpah

dan di”amin-i” oleh saksi-saksi. 

Bagaimana Islam Menilai Sumpah Pocong

Dalam Islam Pelaksanaan sumpah pocong dibolehkan selama bersumpahnya atas

nama Allah.

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kufur atau syirik.”

(HR Tirmidzi dari Umar ibnu Khattab).

"Barangsiapa yang bersumpah demi selain Allah, maka ia telah berbuat syirik.”

(Dikeluarkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih, dari Umar bin Al-Khattab)

Bagaimana Pelaksanaan Sumpah Pocong

Dilihat dari kasusnya

1. Adanya kasus/masalah yang diragukan kebenarannya

2. Adanya kasus/masalah Bid’ah/Fitnah yang ditimpakan kepada seseorang

3. Adanya kasus sengketa

4. Dan kasus-kasus lain yang dianggap oleh imam setempat layak diadakan sumpah pocong

Page 10: makalah "sumpah pocong"

10

Pelaku Sumpah

Adalah orang/pihak yang merasa difitnah dan atau ingin menyampaikan

kebenaran yang dia sungguh-sungguh yakini benar tetapi sulit diterima oleh kelompok

masyarakat sekitar. Maka dengan adanya sumpah pocong ini dianggap sebagai satu

puncak pernyataan atas kebenaran yang ingin disampaikan.

Saksi Pelaksanaan Sumpah

1. Keluarga Pelaku Sumpah

2. Saksi atas kebenaran yang ingin disampaikan dalam materi sumpah

3. Imam Agama / Ulama

4. Tokoh Masyarakat yang ditunjuk

5. Wakil pemerintah yang ditunjuk. Contoh : Jajaran muspika untuk kelas kecamatan

Tempat Pelaksanaan Sumpah

Rumah ibadah, karena ini adalah perilaku kaum islam sehingga pelaksanaannya

dilakukan di masjid. Kenapa dipilih rumah ibadah? Karena masjid diyakini sebagai

rumah Tuhan. Maka jika ada dusta yang diikrarkan ditempat ini, maka laknat dan azab

akan ditimpakan kepada si pendusta.

Tata Cara Sumpah Pocong

1. Si pelaku sumpah dimandikan/disucikan sebagaimana memandikan/mensucikan mayat.

Dimandikan oleh keluarga dekat (muhrim) disaksikan oleh saksi-saksi yang ditunjuk

(sejenis kelaminnya).

2. Si pelaku didandani selayaknya mayat (dipocong).

3. Si pelaku mengucap syahadat sebagai bentuk pengakuan bahwa memang yang dia imani

hanya Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Page 11: makalah "sumpah pocong"

11

4. Pembacaan surat Yasin dan doa-doa/tahlil tahmid selayaknya diberikan kepada yang

sudah mati.

5. Si pelaku mengucapkan sumpah/ijab atas hal apa yang dia kukuhkan atau dia sangkal.

Contoh : Bismillahirohmannirohim. Dengan nama Allah SWT yang Maha Melihat atas

semua yang saya lakukan maka Saya Aisah binti Muhammad dengan sadar menyatakan

bahwa tuduhan yang ditimpakan atas saya adalah fitnah dan apabila ada dusta atas

sumpah saya, saya siap menerima azab dan laknat dari Allah berupa : A – Z tergantung

keberanian si pelaku sumpah dan atau sudah ditetapkan oleh si saksi-saksi dan seringkali

efek yang disebutkan diantaranya adalah : 7 Keturunan tidak akan selamat, sanggup

mati saat pengambilan sumpah, sanggup mendapat sakit tak terobati setelah

mengucap sumpah, dan lain sebagainya.

6. Para saksi dan hadirin berdoa bersama, diantaranya adalah permohonan ampun kepada

Allah SWT tentang segala kekhilafan yang dilakukan oleh semua yang ada.

7. Si pelaku sumpah dibuka pocongnya.

8. Bersalam-salaman antara si pelaku sumpah, saksi-saksi dan pihak-pihak yang

berseberangan dengan si pelaku sumpah

Hasil Sumpah Pocong

Menunggu azab Allah/sinyal penyelesaian yang diberikan Allah kadang melalui

mimpi dan atau kutukan secara langsung misalnya si pelaku sumpah benar-benar sakit

dan ini masih sangat absurd karena tidak definitif antara azab Allah dan hukuman

masyarakat sekitar untuk si pelaku sumpah.

Bagi umat Islam, praktik semacam ini berhasil meredam aksi anarkis masyarakat

terhadap warga yang dituding memiliki ilmu sesat. Tidak adanya bukti dan saksi

menghalangi pihak yang bersengketa memperkarakan masalah mereka ke meja

hijau. Meskipun dengan konsekuensi orang yang menuntut ‘sumpah pocong’

mengeluarkan biaya yang sangat besar.

Bagi umat Islam, sumpah pocong perlu dipertahankan karena masih relevan

dengan pengetahuan dan keyakinan masyarakat dan mampu mencegah meruyaknya

Page 12: makalah "sumpah pocong"

12

tindakan main hakim sendiri dalam menuntaskan perselisihan. Kalaupun cara ini tampak

berkesan primitif, sebenarnya tak lebih disebabkan perbedaan paradigma dan ukuran

yang digunakan untuk menilai. Kalau diperhatikan secara cermat, psikologi masyarakat

yang mengamalkannya percaya bahwa konsekuensi bagi mereka yang berbohong akan

dihukum oleh Tuhan adalah semacam penjara batin yang sangat dahsyat.

Bagi Umat Islam, gagasan untuk melakukan sumpah adalah salah satu upaya

mencari kebenaran dari sesuatu yang dipersengketakan. Kenyataannya, ada salah satu

pelaku meninggal tak lama setelah bersumpah, sehingga serta-merta diketahui siapa yang

berbohong, meskipun ini juga tidak dijadikan penanda karena kematian merupakan

otoritas Tuhan.

Persoalan yang acapkali mendera masyarakat awam, seperti tuduhan santet,

hutang-piutang, dan perselingkuhan kadang berujung kebuntuan, sehingga ada sebagian

mereka yang menuntut pelaksanaan sumpah pocong.

Sumpah pocong memiliki akar hukum dalam Islam, yaitu sumpah li’an, meskipun

tata caranya menampilkan drama kematian dengan mengkafani si tertuduh adalah hasil

kreativitas budaya lokal. Melalui upacara yang dipimpin tokoh agama yang melibatkan

masyarakat luas diharapkan penyelesaian perselisihan yang mempunyai efek dramatik

sehingga menyentuh jiwa, bukan emosi pihak yang terlibat.

Page 13: makalah "sumpah pocong"

13

BAB III

HASIL PENELITIAN

Tanya : Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ada yang ingin

saya tanyakan, apakah Islam membolehkan umatnya untuk melakukan sumpah pocong?

Karena ada sebagian orang Islam yang melakukannya.

Jawab : (Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsary)

Wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.

Pertama, Islam tidak mengenal adanya sumpah pocong, hal ini menunjukkan

bahwa sumpah pocong bukan berasal dari Islam.

Kedua, didapatinya sebagian orang Islam yang melakukannya ini bukanlah

dalil/ukuran dalam menilai suatu kebenaran, barometer kebenaran itu hanyalah Al Kitab

dan As Sunnah.

Ketiga, masalah sumpah itu sendiri sebenarnya ada dalam Islam, di mana kita

tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kufur atau syirik. ”

(HR Tirmidzi dari Umar ibnu Khattab)

Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang-orang Yahudi mendatangi Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

“Sesungguhnya kalian telah berbuat syirik, kalian mengatakan, ‘Atas kehendak

Allah dan kehendakku’ dan kalian mengatakan, ‘Demi Ka’bah’…” (HR. Nasa`i dari

Qutailah)

Page 14: makalah "sumpah pocong"

14

Dari hadits-hadits ini adanya larangan bersumpah dengan selain Allah, meskipun

dengan Ka’bah yang padahal ia sebagai baitullah, apalagi kalau selain Ka’bah.

Page 15: makalah "sumpah pocong"

15

BAB IV

PEMBAHASAN

Penggunaan sumpah pocong berawal dari adanya sengketa yang terjadi di suatu

masyarakat. Pada umumnya sengketa yang muncul untuk kasus-kasus sumpah pocong

adalah mengenai masalah tuduhan santet, masalah bisnis, utang piutang, perselingkuhan,

pencurian dan masalah aib (misal: hamil di luar nikah). Gagasan untuk melakukan

sumpah pocong sebagai penyelesaian sengketa (disputing process), diajukan penggugat

yang merasa sangat yakin berada di pihak yang paling benar. Tertuduh juga mempunyai

keyakinan pada pihak yang benar. Pada umumnya penggugat-tergugat tidak ingin

permasalahan diselesaikan melalui jalur peradilan, dikarenakan tidak mempunyai bukti-

bukti yang lengkap dan saksi-saksi yang kuat. Mereka memilih sumpah pocong supaya

persoalan tidak berlarut-larut dan segera diselesaikan untuk memastikan siapa yang salah

dan siapa yang benar. Selain itu, penyelesaian sengketa melalui sumpah pocong dianggap

oleh masyarakat tidak menghabiskan tenaga, dan waktu yang terlalu banyak.

Penggugat-tergugat dalam pelaksanaan sumpah pocong selalu didukung oleh kerabat dan

temannya. Sengketa pada masyarakat pada mulanya dari antar individu dan berkembang

menjadi antar kerabat. Hal ini juga diungkapkan oleh Gulliver sebagaimana dikutip oleh

Satjipto Rahardjo bahwa sengketa dapat timbul dari individu dengan individu yang lain,

namun bisa juga antar kerabat. (Satjipto Rahardjo, Antropologi Hukum, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1991 : 336)

Sumpah pocong yang dikatakan sebagai disputing proces melalui jalur di luar

peradilan; ternyata sebelum dan saat prosesi sumpah pocong diperlukan adanya pelegalan

(pengesahan) dari aparat negara (legal structure). Dalam hal ini menurut Hooker disebut

percampuran struktur (Coumpounding Struction), yaitu adanya penyelesaian sengketa

melalui jalur di luar peradilan dipengaruhi oleh adat yang terikat oleh kebijakan negara.

Bagi pihak-pihak yang bersengketa menyelesaikan perkara di luar pengadilan merupakan

jalur yang efektif karena secara tenaga dan waktu lebih cepat prosesnya dibanding

dengan jalur hukum konstitusional. Selain itu dilihat dari rasa keadilan belum tentu

penyelesaian yang dilakukan melalui pengadilan legal (pengadilan konstitusional) dengan

keputusan berdasarkan kepastian hukum memberi kepuasan bagi yang bersengketa.

Page 16: makalah "sumpah pocong"

16

Penyelesaian sengketa dibawah bimbingan pemuka agama (kyai) lebih dirasakan sebagai

keadilan yang membawa kondisi sosial kembali stabil (harmonis).

Untuk mencari makna yang terkandung di dalam sumpah pocong pada

masyarakat haruslah mengacu pada pengertian: sumpah yang berarti suatu pernyataan

tentang keterangan atau janji, yang diucapkan dihadapan kyai (tokoh agama) dengan

mengingat sifat kemahakuasaan Tuhan. Sedangkan pocong berati mayat yang diselubungi

dengan kain kafan. Jadi sumpah pocong berarti pernyataan tentang janji yang dilakukan

oleh penganut agama Islam, dengan cara dibalut seluruh tubuhnya dengan kain kafan

seperti orang meninggal, disumpah di bawah kitab suci Al Qur’an.

Sumpah pocong memiliki konsekuensi, apabila keterangan atau janjinya tidak

benar, orang yang disumpah diyakini mendapat hukuman dari Tuhan (Intisari, Desember

1996; Surya, 30 April 2002). Hukuman dalam hal ini yang diterima biasanya adalah

dalam bentuk kematian.

Makna sumpah pocong pada masyarakat selain berkaitan dengan harkat dan

martabat juga mempunyai makna untuk membawa keharmonisan kehidupan sosial

mayarakat. Karena sengketa-sengketa yang terjadi itu merusak tatanan yang ada. Jika

tindakan ini dibiarkan berlarut-larut maka tatanan sosial secara keseluruhan akan rusak.

Oleh karena itu, demi menjaga agar tatanan sosial yang terlanjur dirusak itu menjadi

normal kembali sebagaimana semula pelakunya harus segera di sumpah pocong.

Dengan demikian sumpah pocong yang berakibat kematian merupakan resiko yang harus

diterima sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tindakannya tersebut.

Adapun yang hampir serupa dengan fenomena sumpah pocong adalah apa yang

disebut sebagai sumpah cor di kalangan masyarakat hindu di Bali. Pakar hukum adat

yang pernah menerbitkan buku sumpah cor, I Wayan P. Windia, menegaskan bahwa

sumpah ini hanya di kenal dan dilaksanakan oleh umat Hindu. Pelaksanaannya

menggunakan sarana upacara berupa sesajen tertentu, sesuai ajaran agama Hindu, dengan

acuan lontar aricandani. Sumpah cor sendiri uraiannya, adalah sumpah bahwa memang

benar telah terjadi sesuatu atau tidak terjadi sesuatu. Sehingga kalau bohong siap terima

sanksi niskala. Sumpah cor ini lazim dikenal dalam persengketaan utang piutang, sumpah

cor memang hanya untuk umat Hindu Bali. Sedangkan dalam masyarakat etnis Cina juga

dikenal sumpah sejenis sumpah pocong yang dilaksanakan di kelenteng (toapekong). Di

Page 17: makalah "sumpah pocong"

17

hadapan meja sembahyang di sebuah kelenteng, sambil berdoa pelaku pengucap sumpah

menggenggam erat sebilah pisau lalu memotong leher ayam hidup. Sementara harum

dupa merebak ke segenap ruangan menusuk hidung serta kucuran darah ayam deras

mengalir ke mangkuk, si pelaku segera mengucapkan kalimat-kalimat sumpah. Sesaat

setelah unggas tersebut meregang nyawa, darahnya yang memenuhi mangkuk segera

dioles-oleskan ke tubuh pelaku sumpah. Pada intinya tersimpan makna, bila yang

diucapkan ternyata dusta maka pengucap sumpah akan mati sebagaimana ayam tersebut.

Hasil penelitian terhadap praktek sumpah pocong dalam masyarakat menunjukkan

bahwa ada beberapa faktor yang melatarbelakangi masih berlakunya sumpah pocong di

masyarakat antara lain:

1. Berdasarkan sejarah masjid Madegan, sumpah pocong sudah dilakukan sejak Ratu Ibu

masih hidup, sehingga sumpah pocong ini merupakan tradisi penyelesaian sengketa

secara turun temurun sampai saat ini.

2. Masalah-masalah yang muncul diselesaikan dengan sumpah pocong lebih mengarah pada

tuduhan, sehingga dalam kasus-kasus yang ada tidak cukup bukti dan saksi jika diproses

melalui jalur peradilan.

3. Alasan bagi para pihak yang bersengketa memilih sumpah pocong sebagai penyelesaian

sengketa, dikarenakan proses pelaksanaan sumpah pocong tidak terlalu banyak

mengeluarkan tenaga dan waktu dan lebih memenuhi rasa keadilan bagi mereka

dibandingkan melalui jalur peradilan.

Masalah yang diselesaikan melalui sumpah pocong selalu didukung kerabatnya

dimana pihak yang bersengketa berada dalam kondisi permusuhan. Dalam hal ini, bukan

hanya masalah perorangan tetapi juga masalah kerabat atau juga bisa dikatakan antar

pemukiman karena pemukiman di wilayah tertentu biasanya didasarkan pengelompokan

rumah atas hubungan kekerabatan.

Pada proses sumpah pocong, para pendukung kebudayaan yang berupa perilaku

dan benda-benda yang digunakan untuk sumpah pocong bermuatan makna, yaitu

konsekuensi dari orang yang bersalah akan mendapatkan hukuman dari Tuhan berupa

Page 18: makalah "sumpah pocong"

18

kematian yang suci, artinya kematian yang dikehendaki oleh Tuhannya seperti

disimbolkan dengan ayam putih.

Makna sumpah pocong dalam budaya lebih berkaitan harga diri, harkat dan

martabat serta perasaan malu. Dengan adanya sumpah pocong akan membawa

keharmonisan alam kehidupan sosial.

Dampak setelah sumpah pocong, disatu sisi adanya ketentraman dalam

masyarakat, di sisi lain adanya pengucilan dari masyarakat dan dijauhkan dalam masalah

perjodohan.

Di dalam sistem pengadilan Indonesia, sumpah pocong ini dikenal sebagai

‘sumpah mimbar’ dan merupakan salah satu pembuktian yang dijalankan oleh pengadilan

dalam memeriksa perkara-perkara perdata, walaupun bentuk sumpah pocong sendiri tidak

diatur dalam peraturan Hukum Perdata dan Hukum Acara Perdata. Sumpah mimbar lahir

karena adanya perselisihan antara seseorang sebagai penggugat melawan orang lain

sebagai tergugat, biasanya berupa perebutan harta warisan, hak-hak tanah, utang-piutang,

dan sebagainya.

Dalam suatu kasus perdata ada beberapa tingkatan bukti yang layak diajukan,

pertama adalah bukti surat dan kedua bukti saksi. Ada kalanya kedua belah pihak sulit

menyediakan bukti-bukti tersebut, misalnya soal warisan, turun-temurunnya harta, atau

utang-piutang yang dilakukan antara almarhum orang tua kedua belah pihak beberapa

puluh tahun yang lalu. Bila hal ini terjadi maka bukti ketiga yang diajukan adalah bukti

persangkaan yaitu dengan meneliti rentetan kejadian di masa lalu. Bukti ini agak rawan

dilakukan. Bila ketiga macam bukti tersebut masih belum cukup bagi hakim untuk

memutuskan suatu perkara maka dimintakan bukti keempat yaitu pengakuan. Mengingat

letaknya yang paling akhir, sumpah pun menjadi alat satu-satunya untuk memutuskan

sengketa tersebut. Jadi sumpah tersebut memberikan dampak langsung kepada pemutusan

yang dilakukan hakim.

Sengketa perdata (mu'amalah) seringkali diwarnai pengingkaran gugatan (klaim),

semisal pihak lawan merasa tidak menerima penyerahan sertifikat tanah yang digunakan,

Page 19: makalah "sumpah pocong"

19

merasa tidak berhutang kepada seseorang dan lain-lain. Dalam kasus tuduhan berlaku hal

sama seperti pengingkaran atas tuduhan berpraktik sebagai dukun santet, tuduhan

selingkuh dengan wanita bukan isterinya dan lain sebagainya. Dalam hal ini para pihak

tidak memiliki dalil (fakta) untuk memperkuat gugatan maupun pengingkarannya.

Sementara dalam fiqih murafa'at dikenal adanya sumpah pemutus (yamin al-istidzar)

sebagai upaya mengakhiri sengketa karena para pihak tidak dapat mengajukan alat bukti

lain. Sebagaimana sumpah li'an untuk menyudahi tuduhan zina oleh suami kepada

isterinya karena tak cukup saksi yang diperlukan. Demikian juga dalam kasus amanah

lewat wasiat (Qs. Al Maidah: 106) dikenal cara pemberatan (taghlidl) sumpah yang

ditandai oleh waktu (ba'da shalat ashar) dan tempat pengambilan sumpah di dalam

masjid.

Sumpah ada dua macam yaitu Sumpah Suppletoir dan Sumpah Decisoir. Sumpah

Supletoir atau sumpah tambahan dilakukan apabila sudah ada bukti permulaan tapi belum

bisa meyakinkan kebenaran fakta, karenanya perlu ditambah sumpah. Dalam keadaan

tanpa bukti sama sekali, hakim akan memberikan sumpah decisoir atau sumpah pemutus

yang sifatnya tuntas, menyelesaikan perkara. Dengan menggunakan alat sumpah decisoir,

putusan hakim akan semata-mata tergantung kepada bunyi sumpah dan keberanian

pengucap sumpah. Agar memperoleh kebenaran yang hakiki, karena keputusan

berdasarkan semata-mata pada bunyi sumpah, maka sumpah itu dikaitkan dengan sumpah

pocong. Sumpah pocong dilakukan untuk memberikan dorongan psikologis pada

pengucap sumpah untuk tidak berdusta. Berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa maka

sumpahnya pun disebut sumpah mimbar. Artinya, pihak yang dibebani sumpah akan

dibawa ke muka mimbar rumah ibadah.

Meski jarang dilakukan, sumpah ini mewakili wajah masyarakat kita yang masih

kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah yang ternyata dikenal di berbagai kota

tersebut tak jarang dipraktekkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah

tidak dipocongi tapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk.

Sumpah pocong, yang mulai marak dipraktekkan di lingkungan peradilan sejak

pertengahan 1970-an, biasa dikenal dalam proses acara perdata. Secara implisit sumpah

Page 20: makalah "sumpah pocong"

20

pocong memang tidak diatur dalam serangkaian peraturan Hukum Perdata dan Hukum Acara

Perdata. Sumpah pocong merupakan salah satu pembuktian yang dijalankan oleh pengadilan

dalam memeriksa perkara-perkara perdata, Istilah sumpah pocong yang beredar di

masyarakat sebenarnya dalam istilah pengadilan disebut sumpah mimbar.

Risiko sumpah pocong atau sumpah mimbar besar sekali. Tidak semua orang, lebih-

lebih kalau orang itu orang yang beriman, mau nekat melakukannya. Kecuali kalau orang itu

memang sudah memiliki niat penipu, atau sifat buruk lainnya.

"Paling repot kalau menghadapi seorang psikopat atau sosiopat yang tidak memiliki

rasa bersalah bila melanggar sumpah. Norma-norma penderita kepribadian terbelah itu

biasanya sudah kacau balau," ujar psikolog Sartono Mukadis yang memberikan contoh

bahwa seorang sosiopat tidak akan merasakan beban psikologis bila harus mengucapkan

sumpah apa pun.

Berikut ini diuraikan beberapa contoh kasus yang penyelesaiannya dilakukan atau

ditawarkan untuk dilaksanakan sumpah pocong, antara lain :

1. Di Pontianak sudah pernah dilakukan sumpah pocong yaitu pada persidangan sengketa

tanah kasus Dharma Hotel tahun 1992. Saat itu antara penggugat dan tergugat tidak bisa

menunjukkan bukti dan salah satu di antara mereka meminta kepada hakim untuk sumpah

pocong. Hakim saat itu mengabulkan permintaan tersebut dan sumpah pocong dilakukan

di Masjid Mujahidin. Saat itu sumpah dilakukan oleh tokoh agama dan dilihat hakim

serta perangkat persidangan lainnya. Sumpah pocong tidak mesti dilakukan oleh tergugat

dan penggugat. Kalau memang lawannya tidak berani ikut bersumpah, berarti ada

sesuatu. Sumpah pocong pada dasarnya menantang kejujuran seseorang.

2. Sumpah pocong pernah juga digelar di Dusun Jambuan, Kelurahan Antirogo, Kecamatan

Sumbersari, Jember. Di bawah pimpinan K.H Lutfi Ahmad, disumpah pocong 1.000

warga dan hanya empat saja yang terbukti alamiah. Dari empat orang itu, semuanya

meninggal dunia dengan berbagai sebab dan hanya satu yang meninggal karena dibunuh

orang.

Page 21: makalah "sumpah pocong"

21

3. Di Masjid Agung Al-Ikhlas, Ketapang, Kalimantan Barat Sumpah pocong dilaksanakan

karena sengketa tanah seluas 904 m2 yang terletak di Desa Kalinilam, Kecamatan Matan

Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, antara Kunan (penggugat) dan H.

Labek Hadi (tergugat). Bermula pada tahun 1980, tutur Kunan, ketika Labek berkali-kali

membujuk Kunan agar menjual tanahnya yang berada persis di depan bioskop milik

Labek, di jalan utama Ketapang. Meski semula menolak, akhirnya Kunan mau juga

melepaskan tanah itu setelah Labek berjanji memberikan penukar berupa tanah di

samping bioskop. Selain itu ia mensyaratkan pengurusan sertifikat dan ongkos-ongkos

yang lain ditanggung Labek. Kunan pun menyerahkan surat tanah, yang hanya berupa

keterangan dari pemuka adat, tanpa tanda terima. Entah bagaimana, tahun 1983 sertifikat

tanah milik Kunan (di depan bioskop) dan tanah tukaran milik Labek (di samping

bioskop) keluar atas nama Labek Hadi. Malah, di atas tanah Kunan itu dibangun ruko.

Tak hanya itu, Labek juga membantah pernah menerima titipan surat tanah dari Kunan.

Penderitaan Kunan belum berakhir. Kunan, pedagang benda antik itu, dituduh

menyerobot tanah milik Labek. Akibatnya, pada 1988 Kunan dihadapkan ke pengadilan

dan divonis 9 bulan penjara. Namun, Kunan masih juga bernyali untuk menguasai

kembali tanahnya. Akhir 1995, Kunan menggugat perdata Labek. Tuntutannya, agar

Labek mengembalikan tanahnya. Perjalanan kasus itu tersendat. Selain karena tidak

sepenuhnya bisa menyodorkan bukti kepemilikan tanah tersebut, Kunan hanya memiliki

kesaksian lisan dari pemuka adat. Posisi Kunan lemah, lantaran hanya memiliki

keterangan lisan tanpa didukung bukti tertulis. Untuk membuktikan kepemilikannya,

Kunan pun memohon dilakukan sumpah pemutus berbentuk Sumpah Pocong. Hakim

Yusuf Naif, S.H. ternyata menerima permohonan sumpah pocong karena kedua pihak

yang berperkara tidak ada yang memiliki bukti kuat. (Gatra, 6 Juli 1996)

4. Tuntutan pelaksanaan sumpah pocong pernah juga dikeluarkan oleh Aji Massaid dan

Tommy Soeharto terhadap mantan pasangan hidupnya, namun ditolak.

5. Rencana sumpah pocong untuk warga Desa Kedungbendo, Sidoarjo yang mengajukan

luas bangunan berbeda dengan data IMB maupun survei tim ITS dipastikan jalan terus. H

Mahfud, seorang kyai asal Kecamatan Candi mengatakan, sumpah pocong itu untuk

mencari kebenaran ketika ada indikasi kepatuhan warga melemah terhadap UU atau

Page 22: makalah "sumpah pocong"

22

aturan yang ada. H Mahfud merupakan salah seorang kyai yang akan diminta untuk

menjalankan sumpah pocong ini.

6. Sumpah pocong ditentukan sebagai alternatif masyarakat Sumenep untuk membersihkan

nama baik dari tudingan dukun santet, yaitu salah seorang warga masyarakat Desa

Essang Kecamatan Talango, yakni Subahra atau H. Durrasid yang dituduh masyarakat

setempat memiliki ilmu santet.

7. Sumpah pocong yang mewarnai perseteruan dua orang pengurus Partai Golkar (PG)

Pontianak, Zulfadhli dan Zulkarnaen Siregar. Sumpah tersebut bisa diakui keabsahannya

dalam persidangan. Siapa yang mengajukan sumpah menjadi pemenang apabila lawannya

tidak berani bersumpah. Wakil DPP Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Pusat, Tamsil

Sjoekoer SH mengatakan sumpah pocong pernah dilakukan dalam persidangan. Sumpah

pocong sama juga dengan sumpah pemutus dalam persoalan apa pun. Sumpah tersebut

dipandang dari sudut agama dibenarkan.

Page 23: makalah "sumpah pocong"

23

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dijelaskan pada Bab II, Bab III dan Bab IV, dapat

diambil kesimpulan bahwa adanya larangan bersumpah dengan selain Allah karena Islam

tidak mengenal adanya sumpah pocong.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi masih berlakunya sumpah pocong

dimasyarakat adalah bahwa masalah yang diselesaikan dengan sumpah pocong lebih

mengarah pada tuduhan, sehingga dalam kasus-kasus yang ada tidak cukup bukti dan

saksi jika diproses melalui jalur peradilan. Alasan bagi para pihak yang bersengketa

memilih sumpah pocong sebagai penyelesaian sengketa, dikarenakan proses pelaksanaan

sumpah pocong tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya dan lebih

memenuhi rasa keadilan bagi mereka dibandingkan melalui jalur peradilan.

Makna Sumpah pocong dalam budaya masyarakat lebih berkaitan dengan harga

diri, harkat dan martabat dan perasaan malu. Dengan adanya sumpah pocong akan

membawa keharmonisan dalam kehidupan sosial.

B. Saran

Kebenaran itu sejatinya dikembalikan pada Tuhan, sebagai puncak tertinggi hierarki.

Manusia tidak bisa menjadi hakim dari ketidaktahuannya akan hakikat realitas. Jadi, dengan

sumpah pocong kita diajarkan bahwa jalan kekerasan bukan jawaban dalam menyelesaikan

sengketa, sebab akhirnya sang Pencipta yang menghukumnya. Lebih dari itu, ia telah berhasil

membumikan ajaran agama dalam kehidupan keseharian pemeluknya.

Page 24: makalah "sumpah pocong"

24

DAFTAR PUSTAKA

http://rae-blogs.blogspot.com/2011/08/sumpah-pocong.html

http://kaahil.wordpress.com/2010/05/14/apakah-islam-membolehkan-sumpah-pocong/

#more-2363

http://anshorysyakoer.blogspot.com/2011/04/sumpah-pocong-pengertian-sumpah-

pocong.html

Bulletin Al Wala’ Wal Bara’ Tahun ke-2 / 09 Januari 2004 M / 17 Dzul Qo’dah 1424 H.

http://fadhlihsan.wordpress.com/2010/05/09/hukum-sumpah-pocong/

http://edikurniawan26.blogspot.com/2012/06/makalah-sumpah-dan-janji.html

http://hhidayat.blogspot.com/2008/04/sumpah-pocong-upaya-mengungkap.html

http://jelita249.blogspot.com/2009/08/makna-sumpah-pocong-sebagai-upaya.html

Mujtada, Saifuddin.2007.Al Masailul Fiqhiyah. Jombang : Rausyan Fikr.

Satjipto, Rahardjo.2002.Sosiologi Hukum : Perkembangan, Metode, dan Pilihan

Masalah. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Soerjono, Soekanto.2003.Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.