makalah studi kasus

67
Makalah Studi Kasus Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Nursing Practice V: Manejemen Kesehatan dan Keperawatan Disusun oleh : KELOMPOK 2 Binarto Nainggolan (SA10014) Christa Juli sari S (SA10015) Debora Yulfine S (SA10016) Dessy Angghita (SA10017) Ega Kusmawati (SA10018) Eirene Ruth (SA10019) Eka Putri Sulistia (SA10020) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2013

Upload: dessy-angghita

Post on 08-Aug-2015

966 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Studi Kasus

Makalah Studi Kasus

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Nursing Practice V:

Manejemen Kesehatan dan Keperawatan

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

Binarto Nainggolan (SA10014)

Christa Juli sari S (SA10015)

Debora Yulfine S (SA10016)

Dessy Angghita (SA10017)

Ega Kusmawati (SA10018)

Eirene Ruth (SA10019)

Eka Putri Sulistia (SA10020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2013

Page 2: Makalah Studi Kasus

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya Makalah studi kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa terselesaikannya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Blacius Dedi, SKM, M. Kep. selaku Koordinator dan dosen

Pembimbing mata kuliah Nursing Practice V: Manejemen Kesehatan dan

Keperawatan yang selalu memberikan arahan dan bimbingan selama

perkuliahan berlangsung.

2. Bapak Herwinda, S.Kep, Ners. selaku dosen Pembimbing mata kuliah

Nursing Practice V: Manejemen Kesehatan dan Keperawatan yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan berlangsung.

Dan kami menyadari akan berkembangnya ilmu pengetahuan yang tak pernah

berhenti, oleh karena itu kami menerima semua saran dan kritik guna untuk

memperbaiki di masa mendatang.

Bandung, 09 JanuariI 2013

Penulis

i

Page 3: Makalah Studi Kasus

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2

1.3 Metode Penulisan......................................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................4

2.1 Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)....................................4

2.1.1 Pengertian dan Definisi......................................................................4

2.1.2 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional......4

2.1.3 Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional.........................4

2.2 Manajemen Konflik.................................................................................11

2.2.1 Pengertian Konflik...........................................................................11

2.2.2 Penyebab Konflik.............................................................................12

2.2.3 Proses konflik...................................................................................13

2.2.4 Penyelesaian Konflik.......................................................................13

2.3 Standar Operasional Pelaksanaan (SOP).................................................14

2.3.1 Pengertian.........................................................................................14

2.3.2 Fungsi...............................................................................................15

2.3.3 Tujuan..............................................................................................15

2.3.4 Prinsip Penyusunan SOP..................................................................15

ii

Page 4: Makalah Studi Kasus

2.3.5 Langkah-langkah menyusun SOP....................................................16

BAB III PEMBAHASAN KASUS........................................................................21

3.1 Fungsi Manajerial....................................................................................21

3.2 Analisis SWOT........................................................................................25

3.2.1 Situasi Kasus....................................................................................25

3.2.2 Kajian Kasus....................................................................................25

3.2.3 Analisa Data.....................................................................................26

3.2.4 Matriks SWOT.................................................................................27

3.3 Prioritas Masalah.....................................................................................29

3.4 Fish Bone Analisis...................................................................................31

3.5 Plan Of Action (POA)..............................................................................33

3.6 Alternatif Penyelesaian Konflik..............................................................37

3.7 Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen Keperawatan.........................39

BAB IV PENUTUP...............................................................................................40

4.1 Simpulan..................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

iii

Page 5: Makalah Studi Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut

perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.

Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional

(MPKP).Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di

Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian

asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada

upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan

tugas. Maka dari itu sebagai tenaga kesehatan yang profesional di tuntut untuk

siap dan setara dengan perkembangan standar kesehatan saat ini. Maka dari itu di

berlakukan nya Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri

ukuran kualitatif yang tepat. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena

standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan

yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Mengingat keterbatasan

jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia- mayoritas tenaga

keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)-praktik

keperawatan profesional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara maju. Yang

dilakukan adalah modifikasi keperawatan primer. Penetapan jumlah tenaga

keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat ketergantungan klien.

Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan S1 keperawatan, perawat

asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain adalah pembantu

keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan oleh

Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis keperawatan.

Ketetapan yang dilakukan ini bertujuan untunk memajukan indonesia agar

indonesia mampu bersaing dan setara dengan negara lain, yang nantinya menuju

kepada kehidupan yang lebih baik lagi bagi masa depan.

1

Page 6: Makalah Studi Kasus

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ditujukan yakni sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami fungsi manajerial dalam

manajemen keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setiap mahasiswa mampu memahami tentang analisis SWOT,

manajemen konflik, model keperawatan profesional.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pola

deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali apa

yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai sumber

yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan pemahaman kami,

agar para mahasiswa juga dapat mengerti dan memahami tentang salah satu mata

kuliah yang kami sajikan dalam manajemen keperawatan dan kesehatan ini.

Ada pula metode penulisan untuk bahan sumber yang kami dapatkan adalah

sebagai berikut:

1. Mencari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai

dengan materi

2. Mencari buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.

3. Menanyakan kepada pakar yang lebih memahami materi ini.

4. Mencari ke internet , dll.

2

Page 7: Makalah Studi Kasus

1.4 Sistematika Penulisan

Pada bab I yakni Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan yang kami paparkan serta jelaskan

secara rinci.

Kemudian pada bab II yakni tinjauan teoritis, bab ini berisikan teori pendahulu

mengenai model praktik keperawatan profesional, manajemen konflik, dan

standar operasional prosedur.

Pada bab III yakni tinjauan kasus, bab ini berisikan fungsi manajerial, Analisa

SWOT, plan of action, prioritas masalah untuk menangani kasus dan peran

kepemimpinan dalam manajemn keperawatan.

Pada bab IV yakni penutup, pada bab ini berisikan simpulan dari keseluruhan

materi.

3

Page 8: Makalah Studi Kasus

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

2.1.1 Pengertian dan Definisi

Model Praktik KeperawatanProfesional sebagai sebuah sistem yang

meliputi struktur, proses, dan Model Praktik Keperawatan Profesional

sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai professional

yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan

dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu model

berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan

professional di Rumah Sakit. (Hoffart dan Woods, 1996)

2.1.2 Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional

a. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan

keperawatan

b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan

praktik keperawatan professional

c. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan

penelitian keperawatan

2.1.3 Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional

a. Nilai Profesional Pengembangan

Model Praktik Keperawatan Profesional didasarkan pada nilai professional. Nilai

professional merupakan inti dari Model Praktik Keperawatan Profesional,

yang meliputi: nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali, dan

tanggung gugat.

b. Pendekatan manajemen

Pendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber daya yang ada

meliputi: ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkan Standar Asuhan

Keperawatan (SAK). Pada Model PraktikKeperawatan Profesional ini

4

Page 9: Makalah Studi Kasus

kemampuan manajemen keperawatan yang dikembangkan terutama dalam hal

mengelola perubahan dan pengambilan keputusan.

c. Sistem pemberian asuhan keperawatan

Sistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan

metode penugasan bagi tenaga perawat yang digunakan dalam memberikan pelayanan

keperawatan kepada klien. Sistem atau metode tersebut merefleksikan

falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan populasi klien. Saat

ini dikenal lima jenis metode pemberian asuhan keperawatan, yang terdiri dari:

metode kasus, fungsional, tim, primer dan manajemen kasus.

d. Hubungan professional

Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) memungkinkan

terjadinya hubungan professional di antar perawat dan praktisi kesehatan lainnya.

Hubungan ini dapat terjadi melalui sistem pendokumentasian

keperawatan, operan tugas jaga,konferensi awal dan akhir, dan pembahasan

kasus.

e. Kompensasi dan Penghargaan

Pada suatu layanan professional, seseorang mempunyai hak atas

kompensasi dan penghargaan. Kompensasi merupakan salah faktor yang dapat

meningkatkan motivasi, pada Model Praktik. Keperawatan Profesional

karena masing-masing perawat mempunyai peran dan tugas yang jelas sehingga dapat

dibuat klasifikasi yang obyektif sebagai dasar pemberian kompensasi dan

penghargaan.

f. Aspek Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional

Menurut Sitorus (1996) yang diperkuat oleh Nursalam

(2002),berdasarkan tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia

untuk dapat menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional ada

tiga aspek yang perlu dikembangkan yang meliputi :

1. Ketenagaan Dalam pengembangan Model Praktik Keperawatan

Profesional aspek ketenagaan merupakan komponen pertama yang harus

dipertimbangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat dicapai. Menurut

Werdati (2005) dalam penerapan sistem pemberianasuhan keperawatan

5

Page 10: Makalah Studi Kasus

terdapat 3 strategi manajemen yang penting dalam mengelola sumber daya

keperawatan yaitu:

a. Sistem klasifikasi pasien

Sistem ini dikembangkan untuk mewujudkan asuhan

keperawatan yang bermutu dan efisisien, karena pelayanan

diberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien, merupakan metode untuk

memperkirakan dan mengkaji jumlah kebutuhan pasien terhadap pelayanan

keperawatan, sehingga dapat diketahui jam efektif perawat untuk

melakukan pelayanan keperawatan. Depkes (2001) menetapkan

indikator jumlah jam kontak perawat dengan pasien rata-rata

selama 4,5 jam/hari.

b. Stafing

Staffing merupakan salah satu fungsi khusus manajemen

keperawatan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan :mengidentifikasi jenis

dan jumlah dan kategori tenaga yang dibutuhkan pasien,

mengalokasikan anggaran tenaga, merekrut, seleksi dan penempatan

perawat, orientasi danmengkombinasikan tenaga pada konfigurasi yang

baik.

c. Penjadwalan

Penetapan jumlah tenaga dan penjadwalan adalah merupakan proses

pengorganisasian sumber daya yang berharga untuk menentukan berapa

banyak dan kriteria tenaga seperti apa yang dibutuhkan untuk

setiap shift. Sedangkan menurut Komisi Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) menyebutkan bahwa agar pelayanan keperawatan dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan seorang Kepala Ruang harus menyusun

jadwal dinas yang dapat mencerminkan jumlah dan kategori tenaga yang

berkemampuan baik pada setiap shift dan adapenunjukan perawat

sebagai penanggung jawab shift dengan disertai pembagian tugas yang

jelas

6

Page 11: Makalah Studi Kasus

2. Penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan

Merupakan metode penugasan yang dipilih dalam mem berikan pelayanan

asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi yang ada di Rumah Sakit. Sistem

pemberian asuhan keperawatan harus merefleksikan falsafah organisasi,

struktur, pola ketenagaan dan karakteristik populasi pasien yang

dilayani. Untuk memperoleh gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat

dari tanggung jawab pelaksanaan uraian tugas dan tanggung jawab kepala ruang

rawat, kepala group, CI, dan perawat pelaksana.

a. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat

1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait

dengan bimbingan yangdiberikan PP kepada PA. Apakah sudah

baik.

2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan

PA..

3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan

keperawatan.

4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan

pembuktian.

5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan

dan melakukan penelitian.

6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan

asuhan keperawatan .

7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal

melakukan evaluasi tentang mutu asuhankeperawatan,

mengarahkan dan mengevaluasi tentang implementasi

MPKP.

8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan

memberikan masukan untuk perbaikan..

9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil

evaluasi/penelitian tentang asuhankeperawatan

7

Page 12: Makalah Studi Kasus

b. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Group

KedudukanPerawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat

professional dalam melaksanakantugas, bertanggung jawab

kepada kepala ruangan.

Tugas Pokok :

Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai

dengan standar profesi sertamenggunakan dan memelihara

logistic keperawatan secara efisien dan efektif.

Uraian Tugas :

1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar

2. Bersama anggota group mengadakan serah terima

dengan group.tim (group petugas ganti) mengawasi:

kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan,

administrasi rekam medis, pelayanan pemeriksaan

penunjang, kolaborasi program pengobatan.

3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat

diselesaikan oleh group sebelumnnya.

4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.

5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite

dokter.

6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan

melaksanakan program pengobatan dokter.

7.  Membantu pelaksanaan rujukan.

8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga

baru mengenai tata tertib ruangan RS, perawat yang

bertugas.

9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi

penyuluhan kesehatan. 

10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan:

mengatur tugas cleaning service, mengatur tugas

peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang

8

Page 13: Makalah Studi Kasus

ditunjukkan kepada semua petugas,peserta didik dan

pengunjung ruangan.

11. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

12. Membantu untuk menilai mutu pelayanan askep serta

tenaga keperawatan

13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga

dan lingkungan.

c. Tugas dan Tanggung Jawab CI

Uraian tugas :

1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta

didik 

2. Melakukan pre conference.

3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca

rekam medis pasien

4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan

komunikasi terapeutik 

5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan

rencana tindakan keperawatan

6. Melakukan bedside teaching

7. Melakukan ronde keperawatan

8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam

situasi tertentu.

9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang

kegiatan peserta didik dalam melakukan asuhan

keperawatan selama dinas.

10. Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri

praktek di suatu ruangan.

11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan

kepada diklat apabila peserta didik tidak hadir

memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan

tingkat pendidikannya dalamhal melaksanakan asuhan

9

Page 14: Makalah Studi Kasus

keperawatan dengan penerapan proses keperawatan

membimbing pembuatan laporan kasus.

12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung

jawab tugas sore dan malam.

d. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana:

1. Kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian,diagnosis

dan rencana asuhan keperawatan.

2. Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi tindakan dan

evaluasi keperawatan.

3. Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan

4. Kebersihan dan kerapihan pasien serta alat kesehatan

5. Kebenaran isi rekam asuhan keperawatan

6. Kebenaran informasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan.

7. Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.

8. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar.

9.  Mengadakan serah terima dengan group/tim lain

(group petugas ganti) mengenai kondisiklien/anggota

keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam

medic, pelayananpemeriksaan penunjang, kolaborasi

program pengobatan.

10. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan

oleh group sebelumnya. 

11. Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.

12. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite

dokter. 

13. Mendampingi dokter visite, mencatat dan

melaksanakan program pengobatan dokter

14.  Membantu pelaksanaaan rujukan 

15. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota

keluarga/keluarga baru mengenai : tata tertibruangan/RS,

perawat yang bertugas 

10

Page 15: Makalah Studi Kasus

16. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan

memberikan penyuluhan kesehatan

e. Uraian tugas perawat pelaksana:

1. Menerima keluhan pasien dan berusaha

untukmenyelesaikannya.

2. Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas.

3. Memperkenalkan diri dan rekan yang berada pada satu timnya

untuk melakukan askep lanjutan pada pasien .

4. Melaksanakan tugas pendelegasian pada saat jaga

siang/ malam atau hari libur.

5. Mengikuti diskusi kasus/ konferens dengan tim

kesehatan.

6. Mengikuti pertemuan berkala (rutin) ruangan atau

tingkat rumah sakit.

f. Wewenang:

1. Memeriksa kelengkapan peralatan ruang perawatan

2. Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai denagnkebutuhan

pelaksanaan tugas

3. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa danperencanaan

keperawatan bagi pasien baru pada bertugas

4. Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien

5. Melaporkan asuhan keperawatan pasien kepada penanggung

jawab.

2.2 Manajemen Konflik

2.2.1 Pengertian Konflik

Deutsch (1969) La Monica (1986), mendefinisikan konflik sebagai suatu

perselisihan atau perjuangan yang timbul akibat terjadinya ancaman

keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang. Douglass

dan Bevis (1979) mengartikan konflik sebagai suatu bentuk perjuangan di antara

kekuatan interdependen. Perjuangan tersebut dapat terjadi baik di dalam individu

11

Page 16: Makalah Studi Kasus

(interpersonal conflict) ataupun di dalam kelompok (intragroup conflict) (La

Monica, 1986).

Konflik adalah sebuah kemutlakan atau keharusan sehingga seorang pemimpin

harus belajar secara efektif dalam memfasilitasi penyelesaian konflik yang terjadi

di antara anggotanya. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan organisasi yang

telali ditetapkan bersama, bukan membiarkannya atau balikan menghindarinya.

Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik terjadi akibat adanya

pertentangan pada situasi keseimbangan yang terjadi pada diri individu ataupun

pada tatanan yang lebih luas, seperti antar-individu, antar kelompok atau bahkan

antar-masyarakat. Konflik dianggap sebagai suatu bentuk perjuangan maka dalam

menyelesaikan konflik seharusnya diperlukan usaha-usaha yang bersifat

konstruktif untuk menghasilkan pertumbuhan positif individu atau kelompok,

peningkatan kesadaran, pemahaman diri dan orang lain, dan perasaan positif kea

rah basil interaksi atau hubungan dengan orang lain.

2.2.2 Penyebab Konflik

Banyak faktor yang bertanggungjawab terhadap terjadinya konflik terutama dalam

suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa penlaku yang menentang,

stress, kondisi ruangan, kewenangan dokter-perawat, keyakinan, eksklusifisme,

kekaburan tugas, kekurangan sumber daya, proses perubahan, imbalan, dan

masalah komunikasi.

Perilaku menentang, sebagai bentuk dari ancaman terhadap suatu dialog rasional,

dapat menimbulkan gangguan protocol penerimaan untuk interaksi dengan orang

lain. Perilaku ini dapat berupa verbal dan nonverbal. Terdapat tiga macam

perilaku menentang, yaitu competitive, bomber yang dicirikan dengan perilaku

mudah menolak, menggerutu, dan menggumam, mudah untuk tidak masuk kerja,

dan merusak secara agresif yang disengaja. Tipe perilaku menentang yang kedua

adalah martyred accommodation, yang ditunjukkan dengan penggunaan

kepatuhan semu atau palsu dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain,

namun sambil melakukan ejekan dan hinaan. Tipe perilaku menentang yang

12

Page 17: Makalah Studi Kasus

ketiga adalah avoider, yang ditunjukkan dengan penghindaran kesepakatan yang

telah dibuat dan menolak untuk berpartisipasi.

Kewenangan dokter-perawat yang berlebihan dan tidak saling mengindalikan

usulan-usulan diantara mereka, juga dapat mengakibatkan munculnya konflik.

2.2.3 Proses konflik

La Monica (1986) mengutip pendapatnya Filley (1980) membagi proses konflik

dalam 6 tahapan, yaitu kondisi yang mendahului, konflik yang dipersepsi, konflik

yang dirasakan, perilaku yang dinyatakan, penyelesaian atau penekanan konflik,

dan penyelesaian akibat konflik.

Kondisi yang mendahului merupakan penyebab terjadinya konflik seperti yang

sudah didiskusikan sebelumnya. Setelah terjadi suatu konflik, konflik yang ada di

persepsi atau berusaha diketahui. Kondisi yang ada di antara pihak yang terlibat

atau di dalam diri dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik yang di persepsi

ini pada umumnya bersifat logis, tidak personal, dan sangat objektif. Disisi lain

konflik akan dirasakan secara subjektif karena individu merasa ada konflik relasi.

Perasaan semacam ini sering diasumsikan sebagai sesuatu yang dapat mengancam

integritas diri, memunculkan permusuhan, perasaan takut, dan balikan timbulnya

perasaan tidak berdaya. Akibat dan kondisi – kondisi tersebut, beberapa individu

kemudian melakukan bentuk penlaku nyata (aktual) seperti perilaku agresi, pasif,

asertif, persaingan, debat, atau ada beberapa individu yang mencoba memecahkan

masalah atau konflik.

2.2.4 Penyelesaian Konflik

Beberapa strategi dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik, seperti

penggunaan disiplin, pertimbangan tahap kehidupan, komunikasi, lingkaran

kualitas; dan latihan keasertifan.

a. Penggunaan disiplin

Dalam menggunakan disiplin untuk mengelola atau mencagah terjadinya

konflik, seorang manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan

dan ketetapan organisasi yang berlaku. Berbagai aturan dapat digunakan

13

Page 18: Makalah Studi Kasus

untuk mengelola konflik, antara lain penggunaan disiplin yang progresif,

pemberian hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan

anggota, penawaran bantuan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan,

penentuan pendekatan terbaik untuk setiap personal, pendekatan individual,

tegas dalam pemberian keputusan, penciptaan rasa hormat, dan rasa percaya

diri di antara anggota untuk mengatasi masalah kedisiplinan.

b. Pertimbangan Tahap Kehidupan

Konflik juga dapat diselesaikan melalui pemberian dukungan pada anggota

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perkembangan

kehidupannya.

c. Komunikasi

Komunikasi yang merupakan bagian mendasar manusia dapat dimanfaatkan

dalam penyelesaian konflik. Komunikasi merupakan suatu seni yang penting

digunakan untuk memelihara suatu lingkungan kondusif-terapeutik.

d. Lingkaran Kualitas

Cara ini telah digunakan untuk mengurangi terjadinya stress melalui kegiatan

peningkatan motivasi personel. Lingkaran kualitas ini dapat digunakan

melalui kegiatan manajemen partisipasi, keanggotaan dalam panitia, program

pengembangan kepemimpinan, latihan-latihan kelas, penjenjangan karier,

perluasan kerja, dan rotasi kerja.

e. Latihan Keasertifan

Seorang manajer dapat juga melatih staffnya dalam hal keasertifan untuk

mencegah atau mengelola konflik. Sifat asertif dapat diajarkan melalui

program pengembangan staf.

2.3 Standar Operasional Pelaksanaan (SOP)

2.3.1 Pengertian

1. Satu perangkat instruksi atau langkah langkah kegiatan yang

dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Depkes RI 2004)

14

Page 19: Makalah Studi Kasus

2. Suatu standar untuk mendorong suatu kelompok untuk mencapai

tujuan

3. Tatacara yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang

dapat diterima oleh s3eseorang yang berwenang atau bertanggung

jawab uantuk mempertahankan tingkat penampilan tertentu shg

kegiatan diselesaikan efektif efisien (Depkes Ri, 1995)

4. SOP merupakan tatacara yang dibakukan yang harus dlalui utk

menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Kars 2000)

2.3.2 Fungsi

1. Memperlancar tugas staf atau tim

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

3. Mengetahui dengan jelas hambatan dan dilacak

4. Mengarahkan staf agar sama2 disiplin dalam bekerja

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan

2.3.3 Tujuan

1. Menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja

2. Meminimalkan kegagalan, kesalahan, dan kelalaian

3. Parameter untuk menilai mutu kinerja

4. Memastikan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif

5. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab

6. Mengarahkan pendokumentasian yang adekuat dan akurat

2.3.4 Prinsip Penyusunan SOP

1. Bentuk tim penyusun SOP

2. Pertimbangkan prosedur dlm kesatuan yg utuh

3. Susun SOP sebelum melaks kerja baru

4. Tinjau kepustakaan dan informasi yg relevan

5. Minta masukan dari staf /petugas terkait

15

Page 20: Makalah Studi Kasus

6. Tetapkan SOP sebagi pedoman

7. Tetapkan hasil yg diharapkan

8. Buat daftar peralatan & fasilitas yg diperlukan

9. Tetapkan siapa yg berwenang melaks prosedur

10. Tetapkan indikasi dan kontra indikasi prosedur dan resiko yg

diwaspadai

11. Susun langkah-langkah berdasarkan logika utk proses kerja efektif

efisien dan aman

12. Buat sistem penomoran

13. Tulis SOP dgn bahasa yg mudah, kata-kata pendek sederhan,

bahasa positif, tdk bermakna ganda

14. Buat bagan / alur mekanisme

15. Ujicoba SOP

16. Sempurnakan setelah ujicoba

17. Bakukan oleh pimpinan

18. Sosislisasikan

19. Revisi sesuai kebutuhan dan IPTEK

2.3.5 Langkah-langkah menyusun SOP

1. Menentukan judul; yaitu judul dari SOP

2. Menjelaskan pengertian judul ; Merupakan pengertin dari judul SOP

3. Rumuskan tujuan; Yaitu tujuan yang diharapkan bila SOP dilakukan

dengan benar

4. Menentukan kebijakan;Yaitu hal hal yang mendasari suatu SOP yang

dijadikan referensi, dasar kebijakan baik lokal maupun nasional, serta

kesepakatan yang telah dilegalitas.

5. Menentukan persiapan; yaitu fasilitas alat bahan yang harus tersedia

untuk melakukan proses ( meliputi jenis, jumlah serta spesifikasinya)

6. Membuat aliran proses; Merupakan urutan prosedur yang runut dan

rinci.

16

Page 21: Makalah Studi Kasus

7. Menentukan unit terkait; yaitu bagian lain dari bagian pelaku prosedur

yang berkaitan, dan harus ada agar SOP bisa dilaksanakan dengan

tepat dan benar

8. Dianjurkan untuk mambuat bagan-bagan agar dapat memberikan

gambaran lengkap

DIMENSI : Keperawatan Bedah

FUNGSI : Asuhan keperawatan pasien Post - Operasi

PERNYATAAN STANDAR :

Perawat mampu: mengidentifikasi jenis dan kebutuhan post operasi, mampu memberikan

posisi yang tepat sesuai dengan jenis anestesi dan tingkat kesadaran, mampu melakukan

observasi post operasi, mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam keadaan

darurat/kritis, melaksanakan tindakan keperawatan dan prinsip-prinsip pencegahan infeksi

(universal precautions), mengevaluasi serta mendokumentasikannya.

STRUKTUR PROSES HASIL

1. Perawat yang

berpengalaman

2. Set vital sign

3. Alat ambulasi

(tisu,bengkok,

handuk, bantal,

oksigen, alat

resusitasi, selimut

tambahan standar

infus)

4. Set perawatan luka

5. Lembar perawatan

observasi post op

6. Set personal

1. Mengidentifikasi jenis dan kebutuhan

post operasi

2. Melakukan pengkajian post

anastesi dengan sistem scoring 0-2

selama 1 ,2,3 jam pertama dengan

indicator penilaian respirasi, sirkulasi,

tingkat kesadaran, warna kulit ,aktifitas)

3. mempersiapkan transportasi

pasien dengan ketentuan:

SDM: Mampu menangani keadaan

kegawat daruratan selama

transportasi. jumlah 2 orang,

perbandingan ukuran tubuh pasien

dan perawat harrus seimbang

1. Jenis dan kebutuhan

post operasi

teridentifikasi

2. Tidak terjadi

komplikasi post op

akibat kesalahan

posisi

3. Tidak terjadi kejadian

tak diinginkan

akibat mobilisasi

dan trnsportasi

4. observasi post

operasi

17

Page 22: Makalah Studi Kasus

hygiene

7. Leaflet tingkat nyeri

(Wong-Bakers)

8. Lembar

dokumentasi askep

Equipmen: brancard dengan

pengaman, restrain, tabung oksigen,

bengkok, tisu, standar infus, selimut

tambahan, ambubag dalam kondisi

siap pakai

Prosedur pemindahan: posisioning,

efektif dan efisien

Passage (jalur lintasan ): aman,

nyaman, singkat, waspada thd lift

4. melakukan penilaian kesiapan

tranportasi pasien ke ruang rawat dengan

memastikan score anastesi 7-8

5. Mengatur posisi sesuai dengan jenis

anasthesie dan tingkat kesadaran:

General Anestesi (GA) sadar:

posisi kepala 300 kepala miring

kiri pada orang dewasa, kepala

300 kepala miring kanan pada

bayi

GA tidak sadar: ekstensi kepala

tanpa bantal miring kiri

GA sadar: posisi supine kepala

sejajar dengan tubuh

Block Spinal Anestesi (BSA):

posisi “V” (tinggi kepala dan

lutut kaki posisi sejajar)

6. Melakukan observasi ketat pada 3 jam

pertama dan selanjutnya berkala sesuai

dengan jenis pembedahan dan tingkat

kesadaran meliputi jalan nafas, ventilasi/

oksigenasi, sirkulasi, Keadaan umum,

terpantau lengkap &

tertindak lanjuti

5. Form pantau infelsi

luka operasi

(ILO)terisi dan

terpantau serat

ditindaklanjuti

6. Tidak terjadi infeksi

luka operasi bersih

setelah 3 x 24 jam

7. dokumentasi askep

lengkap dan benar

18

Page 23: Makalah Studi Kasus

vomitus, drainase, balance cairan,

kenyamanan dan resiko injuri.

7. melakukan pemantauan dan analisa

terhadap keadaan pre dan intra operatif

seperti Kondisi patologis, jumlah

perdarahan intra operatif, pemberian

tranfusi selama operasai,jumlah dan jenis

terapi cairan selama operasi komplikasi

selama pembedahan.

8. Memantau setiap perubahan kondisi

pasien dan mengambil langkah-langkah

yang tepat pada kondisi kritis/darurat

9. Memantau intake dan output

10. Melaksanakan tindakan delegatif

11. melakukan managemen perawatan post

operatif di bangsal perawatan meliputi:

monitor tanda vital, Keadaan

umum, drainase, tube/selang,

komplikasi

manajemen luka (perdarahan

abnormal, jahitan, discharge,

perawatan luka, peingangkatan

jahitan dengan tehnik aseptik

manajemen gizi, Jumlah dan jenis

sesuai kebutuhan/indikasi

berdasarkan lokasi dan jenis operasi

19

Page 24: Makalah Studi Kasus

serta toleransi pencernaan

mobilisasi dini (ROM,nafas dalam

batuk efektif)

Personal hygiene

Mengkaji tingkat nyeri (skala Wong

– Bakers, skala 0-10)

Melakukan tindakan manajemen

nyeri (distraksi, relaksasi,

stimulasi,progesif

relaksasi,imajinasi,dll)

Rehabilitasi (latihan spesifik untuk

memaksimalkan kondisi)

Discharge planning(home care

preparation,client and family

education,psikososial

preparation,healt care resources

12. melakukan pemantauan terhadap

kejadian ILO serta pelaporannya

13. Memberikan informasi kepada pasien /

keluarga pada setiap perkembangan

kondisi dan perubahan kebutuhan

14. Melakukan dokumentasi askep

asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam kasus

20

Page 25: Makalah Studi Kasus

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Ruang penyakit dalam di RS Swasta memiliki kapasitas tempat tidur 25 buah,

dengan BOR rata-rata 70%. Jumlah perawat 17 orang dengan kualifikasi

pendidikan Ners 5 orang perawat, Diploma tiga 12 orang perawat. kepala ruangan

dengan kualifikasi pendidikan Ners dan sudah memiliki sertifikat kepemimpinan

dan manajemen keperawatan. Fasilitas ruang sudah lengkap, RS sudah

terakreditasi ISO pada tahun 2001 dan. Masalah yang sering terjadi diruang bedah

yaitu LOS/lama hari rawat pada pasien yang dirawat diruangan tersebut. Kepala

ruang mencoba menyusun perencanaan untuk mengelola permasalahan yang ada

di unitnya. Dalam penyusunan perencanaan kepala ruangan merencanakan tentang

pemberlakuan Standar Operasional Prosedur (SOP), Tetapi masih ada beberapa

perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien tidak

sesuai dengan SOP yang berlaku diruangan tersebut. Kepala ruangan menduga

ada beberapa perawat yang melakukan sabotase atas upayanya untuk membuat

perubahan.

3.1 Fungsi Manajerial

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber

yang dimiliki.

Untuk kasus diatas kepala ruangan dituntut untuk :

a. Kepala ruangan merencanakan tentang pemberlakuan SOP tetapi masih ada

beberapa perawat dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan pada

pasien tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di ruangan tersebut.

b. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di timnya

21

Page 26: Makalah Studi Kasus

c. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shiff.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,

tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam kasus di atas

a. Jumlah perawat 17 orang :

1. Kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan Ners dan sudah memiliki

sertifikat kepemimpinan dan manajemen keperawatan.

2. Perawat dengan pendidikan Ners ada 5 orang

3. Perawat dengan pendidikan Diploma 3 (D3) ada 12 orang

b. BOR rata-rata 70%,

c. Fasilitas ruang sudah lengkap

Struktur Organisasi Ruangan

Tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :

1. Kepala ruangan

a. Menyusun perencanaan untuk mengelola permasalahan yang ada di

unitnya

b. Mengorganisir pembagian tim dan pasien

c. Memberi pengarahan kepada setiap perawat kepada seluruh kegiatan

yang ada di ruangannya,

d. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di

ruangannya,

22

Kepala Ruangan

Perawat Primer

Perawat Pelaksana

Page 27: Makalah Studi Kasus

e. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,

kemudian menindak lanjutinya.

2. Perawat Primer

a. Mengatur adual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala

ruangan,

b. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan

keperawatan bersama-sama anggota timnya,

c. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan

asuhan keperawatan.

3. Perawat Pelaksana

a. Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi tanggung

jawabnya.

b. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan

pasien dan keluarganya

c. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada Perawat primer.

3. Pengarahan (directing)

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan

keperawatan di ruang rawat penyakit dalam (ruang rawat inap) dalam rangka

menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Pengarahan diruang rawat penyakit dalam dapat dilakukan dalam beberapa

kegiatan yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, supervisi

dan komunikasi efektif.

a. Program Motivasi

Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi

setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement)

pada setiap orang yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam

mencapai visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada

potensi masing-masing anggota.

23

Page 28: Makalah Studi Kasus

b. Manajemen konflik

Kepala ruangan memberikan pengarahan kepada para anggotanya (Perawat

Primer dan Perawat Pelaksana) agar pada saat memberikan Asuhan

keperawatan kepada klien harus berdasarkan SOP atau Stndar Operasional

Prosedur karena apabila tidak berdasarkan SOP maka pasien akan

merasakan kerugian.

c. Supervisi

Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan

pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang

ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari

kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang

mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada

pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang

belum terpenuhi.

d. Pendelegasian

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar aktifitas

organisasi tetap berjalan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses sebagai

berikut sesuai dengan kasus diatas :

1. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas.

2. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

3. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

4. Pengevaluasian (evaluating)

Proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan

bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam

operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu

menjadi semakin besar. Kepala ruangan bersama-sama memecehakan masalah/

konflik yang terjadi di ruangan agar perawat dapat memberikan Asuhan

Keperawatan kepada klien dengan benar

24

Page 29: Makalah Studi Kasus

3.2 Analisis SWOT

3.2.1 Situasi Kasus

1. Ruang penyakit dalam RS. Swasta memiliki kapasitas tempat tidur 25

buah.

2. BOR 70%.

3. Jumlah perawat 17 orang dengan kualifikasi pegawai Ners 5 Orang,

Diploma 12 orang.

4. Kepala Ruangan dengan kualifikasi pendidikan Ners dan sudah

memiliki sertifikat kepemimpinan dan manajemen keperawatan.

5. Fasilitas ruang lengkap.

6. Rumah Sakit terakreditasi ISO pada tahun 2001.

7. Terjadi LOS di ruang bedah.

8. Beberapa perawat memberikan pelayanan asuhan keperawatan tidak

sesuai SOP.

9. Dugaan kepala ruangan, bahwa ada beberapa perawat yang melakukan

sabotase atas upayanya untuk membuat perubahan.

3.2.2 Kajian Kasus

1. Bed Occupaying Rate

BOR X Jumlah tempat tidur/100

70 X 25/100 = 1750/100

= 17,5 dibulatkan menjadi 18

Ket: Rata-rata ada 18 pasien yang ada diruang setiap harinya.

2. Jumlah Tenaga Keperawatan

Total care (T) : jumlah pasien X 0,86

Partial care (P) : jumlah pasien X 0,52

Minimal care (M) : jumlah pasien X 0,38

25

Page 30: Makalah Studi Kasus

T = 5 X 0,86 = 4,3

P = 8 X 0,52 = 4,16

M = 5 X 0,38 = 1,9

Jumlah = 4,3 + 4,16 +1,9 = 10,36 dibulatkan menjadi 10 orang

3. Kebutuhan Tenaga

Dihitung berdasarkan loss day

Jumlah minggu dalam 1 tahun=cuti=hari besar X jumlah perawt

tersedia/ jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 X 12/286

= 3,2 dibulatkan menjadi 3

Jadi perawat yang ada diruangan setiap harinya 10 + 3 = 13 orang

3.2.3 Analisa Data

Strength Weekness Opportunity Threats

1. Jumlah

perawat 17

orang dengan

kualifikasi

pendidikan;

Ners = 5 orang

dan D3 = 12

orang

2. Jumlah tempat

tidur 25 buah.

3. Kepala

ruangan

dengan

kualifikasi

pendidikan

1. BOR 70%

2. Terjadi LOS di

kamar bedah.

3. Beberapa

perawat

memberikan

pelayanan

asuhan

keperawatan

tidak sesuai

dengan SOP.

4. Adanya

dugaan kepala

ruangan

mengenai

1. Kepala

ruangan

mencoba

menuyususn

perencanaan

perubahan

dengan

penerapan

SOP.

2. Adanya

kesempatan

untuk

melanjutkan

jenjang

pendidikan

1. Adanya

persaingan

dengan rumah

sakit lain.

2. Tuntutan yang

tinggi dari

klien dan

keluarga untuk

mendapatkan

pelayanan yang

profesional.

3. Tuntutan dari

klien dan

keluarga untuk

mendapatkan

26

Page 31: Makalah Studi Kasus

Ners dan sudah

memiliki

sertifikat

kepemimpinan

dan

manajemen

keperawatan.

4. Fasilitas ruang

lengkap.

5. Rs sudah

terakreditasi

ISO 2001.

beberapa

perawat yang

melakukan

sabitase

terhadap

upayanya.

sampai Ners.

3. Adanya

pelatiahan

perawatan

luka.

4. Adanya team

penilai sebagai

supervisor

pelaksanaan

pelayanan

keperawatan.

fasilitas dan

kenyamanan

ruangan.

4. Adanya

persaingan

dengan

masuknya

perawat asing.

3.2.4 Matriks SWOT

INTERNAL

EKTERNAL

STRENGTH:

1. Jumlah perawat 17

orang dengan

kualifikasi

pendidikan; Ners = 5

orang dan D3 = 12

orang

2. Jumlah tempat tidur

25 buah.

3. Kepala ruangan

dengan kualifikasi

pendidikan Ners dan

sudah memiliki

sertifikat

kepemimpinan dan

WEAKNESS:

1. BOR 70%

2. Terjadi LOS di

kamar bedah.

3. Beberapa perawat

memberikan

pelayanan asuhan

keperawatan tidak

sesuai dengan SOP.

4. Adanya dugaan

kepala ruangan

mengenai beberapa

perawat yang

melakukan sabotase

terhadap upayanya.

27

Page 32: Makalah Studi Kasus

manajemen

keperawatan.

4. Fasilitas ruang

lengkap.

5. Rs sudah terakreditasi

ISO 2001.

OPPORTUNITY:

1. Kepala ruangan

mencoba

menuyususn

perencanaan

perubahan dengan

penerapan SOP.

2. Adanya kesempatan

untuk melanjutkan

jenjang pendidikan

sampai Ners.

3. Adanya pelatiahan

perawatan luka.

4. Adanya team penilai

sebagai supervisor

pelaksanaan

pelayanan

keperawatan.

STRATEGI SO:

1. Mempertahankan

kelengkapan fasilitas

yang sudah ada untuk

penilaian.

2. Mempertahankan

akreditasi rumah

sakit.

3. Memanfaatkan SDM

yang ada di ruangan

untuk

mengembangkan

pemberian asuhan

keperawatan.

4. Mendukung tenaga

perawat yang ingin

melanjutkan

pendidikan ke

jenjang yang lebih

tinggi.

5. Mendukung tenaga

keperawatan untuk

mengikuti pelatiahan

yang ada.

STRATEGI WO:

1. Adanya peluang

untuk melanjutkan

pendidikan.

2. Mengadakan

penilaian terhadap

ruangan dalam

pelaksanaan

pelayanan

keperawatan;

misalnya dalam hal

pemberian asuhan

keperawatan.

3. Mengadakan

pelatihan sesuai

dengan SOP baru

yang akan diterapkan

agar memperoleh

sertifikat.

4. Melakukan sharing

dengan setiap

pegawai agar tidak

ada kesalahan

komunikasi atau

28

Page 33: Makalah Studi Kasus

prasangka buruk di

setiap anggota tim

THEATS:

1. Adanya persaingan

dengan rumah sakit

lain.

2. Tuntutan yang tinggi

dari klien dan

keluarga untuk

mendapatkan

pelayanan yang

profesional.

3. Tuntutan dari klien

dan keluarga untuk

mendapatkan fasilitas

dan kenyamanan

ruangan.

4. Adanya persaingan

dengan masuknya

perawat asing.

STRATEGI ST:

1. Mempertahankan dan

meningkatkan fasilitas

yang sudah ada untuk

kepuasan klien.

2. Memberdayakan

tenaga keperawatan

yang ada untuk

memberikan

pelayanan yang

diinginkan klien.

3. Mendukung tenaga

perawat untuk

melanjutkan jenjang

pendidikan agar dapat

bersaing dengan

perawat asing.

STRATEGI WT:

1. Meningkatkan

fasilitas rumah sakit

agar meningkatkan

kunjungan.

2. Mendukung kebijakan

dari kepala ruangan

dan lebih sering

berkomunikasi agar

tidak terjadi salah

penafsiran dalam

tindakan yang

menurunkan kepuasan

klien.

3. Mendisiplinkan

perawat untuk

memberikan asuhan

keperawatan yang

profesional sesuai

dengan SOP

3.3 Prioritas Masalah

Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan yang

memperhatikan aspek :

1. Magnetude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi

2. Severy (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah

29

Page 34: Makalah Studi Kasus

3. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk

perubahan

4. Nursing consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat

5. Affability (Af) : Ketersediaan sumber daya alam

Rentang nilai yang digunakan adalah 1-5 :

1. Sangat penting : 5

2. Penting : 4

3. Cukup penting : 3

4. Kurang penting : 2

5. Sangat kurang penting : 1

No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Keterangan

1. LOS/ lama

hari

perawatan

5 4 4 4 3 20 I

2. Pemberian

asuhan

keperawatan

tidak sesuai

SOP

4 4 3 4 2 17 II

3. Adanya

miss-

cominicatio

n antara

kepala tim

dan anggota

4 3 3 3 2 15 III

Prioritas Masalah

1. LOS/Lama hari perawatan.

2. Pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai SOP.

3. Adanya miss-comunication antara kepala tim dan anggota.

30

Page 35: Makalah Studi Kasus

3.4 Fish Bone Analisis

1. LOS/Lama hari perawatan.

2. Pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai SOP

31

ENVIRONMENT

-

MACHINE

-

METHODE

-

MATERIAL

Belum adanya

SOP dalam

perawatan luka.

MONEY

-

MAN

Perawat melaksanakan

tindakan tidak sesuai

prosedur

PROBLE

M

ENVIRONMENT

-

MACHINE

-

METHODE

Sosialisasi

SOP belum

maksimal

MATERIAL

-

MONEY

-

MAN

Perawat tidak peduli

terhadap prosedur

PROBLE

M

Page 36: Makalah Studi Kasus

3. Adanya miss-comunication antara kepala tim dan anggota

32

ENVIRONMENT

Suasana kerja

tidak kondusif

MACHINE

-

METHODE

-

MATERIAL

-

MONEY

-

MAN

Kepala ruangan

menganggap ada sabotase

dari anggota

PROBLEM

Page 37: Makalah Studi Kasus

3.5 Plan Of Action (POA)

No. Masalah Strategi Sub Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya PJ

1. LOS/Lama

hari perawatan.

Pembuatan

SOP

perawatan

luka baru

Menganalisis

kekurangan SOP

lama, mengganti

hal-hal yang tidak

sesuai dengan

prosedur

Umum:

mengurangi

lama hari

perawatan

Khusus:

Agar klien

merasa

nyaman

karena jumlah

perawatan

hari yang

tidak terlalu

lama

Kepala

ruangan,

pasien.

Membuat SOP baru

yang sesuai dan

bekerjasama

dengan anggota tim

untuk menganalisa

kekurangan SOP

sebelumnya.

Minggu

ke-3

bulan

Januari

Rumah

Sakit

Kepala

Ruangan

2. Pemberian

asuhan

keperawatan

tidak sesuai

Melakukan

penilaian

tenaga

Menilai tindakan

yang dilakukan

oleh perawat

pelaksana apakah

Umum:

Meningkatkan

disiplin

tenaga

Perawat

Ruangan

Membuat tim

supervisor untuk

menilai kinerja

Minggu

ke-4

bulan

Rumah

Sakit

Kepala

Ruangan

33

Page 38: Makalah Studi Kasus

SOP. keperawatan sudah sesuai

prosedur atau

belum.

keperawatan

dalam

melakukan

tindakan

sesuai dengan

prosedur.

Khusus:

Mewujudkan

keperawatan

profesional

yang

diinginkan

klien

perawat ruangan. januari

Sosialisasi

penggunaan

SOP

Mengadakan

seminar kecil

untuk sosialisasi

dan mengenalkan

metode

pemberian

Umum:

Seluruh

anggota tim

mengetahui

tindakan

sesuai SOP.

Perawat

ruangan

Seminar dengan

kepala ruangan

yang membuat SOP

sebagai pembicara

Minggu

ke-1

bulan

Februar

i

Rumah

Sakit

Kepala

Ruangan

34

Page 39: Makalah Studi Kasus

asuhan

keperawatan

sesuai SOP.

Khusus:

Seluruh

anggota tim

dapat

melakukan

tindakan

keperawatan

sesuai dengan

SOP.

3. Adanya miss-

comunication

antara kepala

tim dan

anggota

Sharing

pada saat

pre

conference

Setiap anggota

tim

mengungkapkan

masalah,

terutama masalah

pekerjaan yang

sedang mereka

alam.

Umum:

mengetahui

keadaan

umum

anggota tim

agar tercipta

suasana kerja

yang kondusif

Khusus:

Baik anggota

Perawat

Ruangan

Sharing, setiap

anggota tim yang

mempunyai

masalah dapat

mengungkapkannya

Minggu

ke-2

bulan

Februar

i

- Kepala

Ruangan.

35

Page 40: Makalah Studi Kasus

tim maupun

kepala tim

dapat

memahami

karakter rekan

kerjanya.

36

Page 41: Makalah Studi Kasus

3.6 Alternatif Penyelesaian Konflik

Setelah prioritas masalah didapatkan maka suatu seleksi penyelesaian atau

strategi-starategi eksternal dan eksternal guna mendapatkan strategi yang akan

digunakan terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah dengan

mempertimbangkan kemampuan, kemudahan, kesiapan dan daya ungkit strategi.

Seleksi penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL yaitu:

C: Cappability = Kemampuan melaksanakan alternative

A: Acceability = Kemudahan menggunakan alternative

R: Readiness = Kesiapan dalam melaksanakan alternative

L: Leverage = Daya ungkit alternative dalam penyelesaian masalah

Rentang penilaian 1-5 yaitu:

5 = Sangat mampu

4 = Mampu

3 = Cukup mampu

2 = Kurang mampu

1 = Tidak mampu

No

.

Alternatif Penyelesaian

Masalah

C A R L Skor Ket

1. Membuat SOP perawatan

luka agar tindakan yang

dilakukan sesuai standar dan

mengurangi hari perawatan.

4 4 3 4 192 I

2. Meningkatkan disiplin

pegawai dalam melakukan

tindakan keperawatan sesuai

prosedur.

4 3 3 3 108 II

3. Mengadakan penilaian

kinerja pegawai.

4 2 4 3 96 III

4. Membuat kegiatan

kebersamaan dan sharing di

4 3 3 2 72 IV

37

Page 42: Makalah Studi Kasus

ruangan tersebut agar tidak

ada miss-communication

dalam tim.

Hasil scoring diatas merupakan penyelesaian masalah dari yang tertinggi sampai

yang terendah didapatkan, yaitu:

I. Membuat SOP perawatan luka agar tindakan yang dilakukan sesuai

standar dan mengurangi hari perawatan.

II. Meningkatkan disiplin pegawai dalam melakukan tindakan keperawatan

sesuai prosedur.

III. Mengadakan penilaian kinerja pegawai.

IV. Membuat kegiatan kebersamaan dan sharing di ruangan tersebut agar

tidak ada miss-communication dalam tim.

Untuk mengatasi masalah di atas dapat dilakukan alternatif yang lain yaitu:

1. kompromi/negoisasi

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menyatukan pihak yang terlibat

konflik dengan cara meningkatkan kerja sama dan keseimbangan serta

mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang tepat dengan

cara mengumpulkan data yang akurat dan mengambil pandangan suatu

kesepakatan bersama. Dapat juga dilakukan dengan cara menyatukan

pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung kepada pihak lain agar

terjadi kesamaan pandangan diantara mereka. Dengan demikian akan

terbuktiada atau tidaknya sabotase yang dilakukan oleh perawat seperti

dugaan kepala ruangan.

2. Kompetisi

Kompetisi Sebagai menggunakan kekuasaan yang terkait dengan tugas

stafnya melalui upaya meningkatkan motivasi antar staf, sehingga timbul

rasa persaingan yang sehat dengan cara pimpinan, perawat dapat

38

Page 43: Makalah Studi Kasus

3.7 Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen Keperawatan

Peran kepemimpinan dalam manajemen keperawatan yang tepat diterapkan oleh

kepala ruangan diruangan adalah sebagai negosiator, penasihat.

Peran kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam kasus diatas yaitu pengarahan,

pengarahan merupakan hubungan kepala ruangan dalam kepemimpinan yang

mengikat anggota timnya agar dapat meyumbangkan tenga secara efektif sehingga

tujuan keperawatan dapat tercapai, pengarahan ini juga dapat membuat kerja sama

yang lebih efisien dalam tim sehingga meminimalisir kesalahan dalam

komunikasi antar anggota tim.

Kepala ruangan juga dapat menjadi motivator bagi anggota timnya, kepala

ruangan harus bisa menciptakan iklim motivasi yang kondusif sehingga membawa

dampak yang dapat meningkatkan kinerja perawat yang menimbulkan kepuasan

pasien dalam pelayanan.

39

Page 44: Makalah Studi Kasus

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,

proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan

tersebut diberikan. (Ratna sitorus & Yulia, 2006). Standar yang dikembangkan

dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti yang

tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan

mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara

pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Maka dari itu

dengan dilakukan nya analisa SWOT dapat lebih membantu dan lebih memahami

kelemahan serta kekuatan yang di miliki. Yang akan menjadi sebuah modal utama

dalam menjalakan sebuah manajemen keperawatan yang lebih berkualitas dan

diakui oleh manajemen keperawatan lain.

40

Page 45: Makalah Studi Kasus

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta: Ar-

ruzz Media

Chintya, Aflah. 2009. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional.

http://www.nursingbegin.com/konsep-model-asuhankeperawatan-

profesional/ di akses pada tanggal 9 Januari 2013

Griffin, Ricky. 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga

Keliat, Budi Ana. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP Di Rumah

Sakit. Jakarta: EGC

Kotler P dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:

Erlangga

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Edisi 4. Jakarta:EGC

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

iv