makalah stroke

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia juga menghadapi dampak perubahan tersebut dalam bidang kesehatan, yaitu beban ganda pembangunan di bidang kesehatan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan kesehatan tersebut adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian penyakit menular yang diikuti dengan mulai meningkatnya penyakit-penyakit tidak menular yang sebagian besar bersifat multikausal (disebabkan oleh banyak faktor) (Depkes, 2007). Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang belakangan ini menjadi kekhawatiran banyak orang. Stroke tergolong dalam cerebrovascular disease (CVD) yang merupakan penyakit gawat darurat dan membutuhkan pertolongan secepat mungkin. Stroke adalah suatu serangan pada otak akibat gangguan pembuluh darah dalam mensuplai darah yang membawa oksigen dan glukosa untuk metabolisme sel-sel otak agar dapat tetap melaksanakan fungsinya. Serangan ini bersifat mendadak Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 1

Upload: mikicchan

Post on 29-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah stroke

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Stroke

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang saat ini sedang

mengalami masa peralihan, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

Indonesia juga menghadapi dampak perubahan tersebut dalam bidang kesehatan,

yaitu beban ganda pembangunan di bidang kesehatan. Salah satu tantangan yang

harus dihadapi dalam pembangunan kesehatan tersebut adalah transisi

epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian penyakit menular yang

diikuti dengan mulai meningkatnya penyakit-penyakit tidak menular yang

sebagian besar bersifat multikausal (disebabkan oleh banyak faktor) (Depkes,

2007).

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang belakangan ini

menjadi kekhawatiran banyak orang. Stroke tergolong dalam cerebrovascular

disease (CVD) yang merupakan penyakit gawat darurat dan membutuhkan

pertolongan secepat mungkin. Stroke adalah suatu serangan pada otak akibat

gangguan pembuluh darah dalam mensuplai darah yang membawa oksigen dan

glukosa untuk metabolisme sel-sel otak agar dapat tetap melaksanakan fungsinya.

Serangan ini bersifat mendadak dan menimbulkan gejala sesuai dengan bagian

otak yang tidak mendapat suplai darah tersebut (Soeharto, 2004).

Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab

kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung (WHO, 2008). Stroke

merupakan penyakit keenam yang menjadi penyebab kematian di Negara

berpenghasilan rendah dan penyakit kedua penyebab kematian di Negara

berpenghasilan sedang dan tinggi. Di tahun 2008, stroke dan penyakit

cerebrovascular lainnya menyebabkan 6,2 juta orang di dunia meninggal (WHO,

2008). Dari data WHO di atas dapat dilihat bahwa stroke merupakan masalah

utama kesehatan di Negara maju dan berkembang serta penyebab utama

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 1

Page 2: Makalah Stroke

kecacatan pada orang dewasa. Stroke juga menimbulkan dampak yang besar dari

segi sosial ekonomi, karena biaya pengobatan yang relatif mahal dan akibat

kecacatan yang ditimbulkan pada pasien pasca stroke sehingga berkurangnya

kemampuan untuk bekerja seperti semula dan menjadi beban sosial di

masyarakat.

Sampai saat ini belum ada pengobatan efektif dan efisien untuk stroke

karena sifatnya multikausal. Upaya pencegahan merupakan salah satu cara yang

paling efektif dan efisien untuk mengurangi angka kejadian stroke. Upaya

pencegahan baru dapat dilakukan jika diketahui faktor risiko apa saja yang dapat

menyebabkan serangan stroke. Oleh karena itu, pengetahuan terhadap faktor

risiko penyebab stroke sangat diperlukan untuk merumuskan cara pencegahan

yang efektif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain:

1. Apa definisi dan klasifikasi dari penyakit stroke?

2. Apa gejala dari penyakit stroke?

3. Apa saja faktor risiko penyebab penyakit stroke?

4. Bagaimana epidemiologi penyakit stroke?

5. Bagaimana cara diagnosis penyakit stroke?

6. Bagaimana cara melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke?

7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit stroke?

8. Apa contoh kasus langka penyakit stroke?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain untuk:

1. Mengetahui definisi dan klasifikasi dari penyakit stroke.

2. Mengetahui gejala dari penyakit stroke.

3. Mengetahui faktor risiko penyebab penyakit stroke.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 2

Page 3: Makalah Stroke

4. Mengetahui epidemiologi penyakit stroke.

5. Mengetahui cara diagnosis penyakit stroke.

6. Mengetahui cara pencegahan terhadap penyakit stroke.

7. Mengetahui cara penatalaksaan penyakit stroke.

8. Mengetahui contoh kasus langka penyakit stroke.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan mengenai penyakit stroke dan melatih

kemampuan menulis karya ilmiah agar menjadi lebih baik lagi.

2. Bagi Pembaca Secara Umum

Dapat menjadi sumber referensi tambahan mengenai penyakit stroke dalam

rangka menambah pengetahuan mengenai penyakit tersebut.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 3

Page 4: Makalah Stroke

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Klasifikasi Penyakit Stroke

Menurut WHO, stroke adalah gangguan fungsional otak sebagian atau

menyeluruh yang timbul secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari

24 jam, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (WHO, 1998).

Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak. Biasanya terjadi

karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak. Hal ini disebabkan

gangguan aliran darah pada pembuluh darah otak, mungkin karena aliran yang

terlalu perlahan, atau karena aliran yang terlalu kencang sehingga pecah

(perdarahan), akhirnya sel-sel otak yang diurus oleh pembuluh darah tersebut mati

(Yatim F, 2005). Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagian sel-sel otak

mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Aliran darah yang terhenti membuat suplai

oksigen dan zat makanan ke otak juga terhenti, sehingga sebagian otak tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya (Utami P, 2009).

Dari beberapa definisi stroke di atas, dapat disimpulkan bahwa stroke adalah

suatu serangan mendadak yang terjadi di otak dan dapat mengakibatkan

kerusakan pada sebagian atau secara keseluruhan dari otak yang disebabkan oleh

gangguan peredaran pada pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak,

biasanya berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu

stroke iskemik dan stroke hemoragik.

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak

tersumbat. Jenis stroke ini yang paling umum, karena hampir 90% stroke

adalah iskemik. Kondisi yang mendasari stroke iskemik adalah penumpukan

lemak yang melapisi dinding pembuluh darah (disebut aterosklerosis).

Kolesterol, homosistein dan zat lainnya dapat melekat pada dinding arteri,

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 4

Page 5: Makalah Stroke

membentuk zat lengket yang disebut plak. Seiring waktu, plak menumpuk.

Hal ini sering membuat darah sulit mengalir dengan baik dan menyebabkan

bekuan darah (trombus).

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau

pecah di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke

jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan menempatkan

jaringan otak sekitarnya sehingga mengganggu atau mematikan fungsinya.

B. Gejala Penyakit Stroke

Gejala stroke dapat diamati dari beberapa hal, yaitu :

1. Serangan kecil atau serangan awal stroke biasanya diawali dengan daya ingat

menurun dan sering kebingungan secara tiba-tiba dan kemudian menghilang

dalam waktu 24 jam.

2. Adanya serangan neurologis fokal berupa kelemahan atau kelumpuhan

lengan, tungkai atau salah satu sisi tubuh.

3. Melemahnya otot (hemiplegia), kaku dan menurunnya fungsi sensorik.

4. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau

salah satu sisi tubuh seperti baal, mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan.

5. Rasa perih bahkan seperti rasa terbakar dibagian bawah kulit.

6. Gangguan penglihatan seperti hanya dapat melihat secara parsial ataupun

tidak dapat melihat keseluruhan karena penglihatan gelap dan pandangan

ganda sesaat.

7. Menurunnya kemampuan mencium bau dan mengecap.

8. Berjalan menjadi sulit dan langkahnya tertatih-tatih bahkan terkadang

mengalami kelumpuhan total.

9. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih sehingga sering kencing tanpa

disadari.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 5

Page 6: Makalah Stroke

10. Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi  dengan baik.

11. Tidak memahami pembicaraan orang lain, tidak mampu membaca, menulis

dan berhitung dengan baik .

12. Adanya gangguan dan kesulitan dalam menelan makanan ataupun minuman

(cenderung keselek).

13. Adanya gangguan bicara dan sulit berbahasa yang ditunjukkan dengan bicara

tidak jelas (rero), sengau, pelo, gagap dan berbicara haya sepatah kata bahkan

sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

14. Menjadi Pelupa (Dimensia) dan tidak mampu mengenali bagian tubuh .

Vertigo (pusing, puyeng) atau perasaan berputar yang menetap saat tidak

beraktivitas.

15. Kelopak mata sulit dibuka.

16. Menjadi lebih sensitif, mudah menangis ataupun tertawa.

17. Banyak tidur dan selalu ingin tidur.

18. Gangguan kesadaran, pingsan sampai tak sadarkan diri.

C. Faktor Risiko Penyakit Stroke

Beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit stroke antara lain:

1. Usia

Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan

usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Dari semua

stroke, orang yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi

yaitu 71%, sedangkan 25% terjadi pada orang yang berusia 65-45 tahun, dan

4% terjadi pada orang berusia <45 tahun.

2. Jenis Kelamin

Menurut data dari 28 RS di Indonesia, ternyata laki-laki banyak

menderita stroke dibandingkan perempuan. Insiden stroke 1,25 kali lebih

besar pada laki-laki dibanding perempuan.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 6

Page 7: Makalah Stroke

3. Ras/Bangsa

Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit

putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Pada

tahun 2004 di Amerika terdapat penderita stroke pada laki-laki yang berkulit

putih sebesar 37,1% dan yang berkulit hitam sebesar 62,9% sedangkan pada

wanita yang berkulit putih sebesar 41,3% dan yang berkulit hitam sebesar

58,7%.

4. Hereditas

Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya

hipertensi, jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke

dalam keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah

mengalami stroke pada usia kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko

terkena stroke. Menurut penelitian Tsong Hai Lee, riwayat stroke pada

keluarga meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 29,3%.

5. Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Hipertensi

meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin tinggi

tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan

pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan

atau perdarahan otak.

6. Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak

sekuat hipertensi. Diabetes melitus dapat mempercepat terjadinya

aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) yang lebih berat sehingga

berpengaruh terhadap terjadinya stroke.

7. Penyakit Jantung

Penyakit jantung yang paling sering menyebabkan stroke adalah fibrilasi

atrium/atrial fibrillation (AF), karena memudahkan terjadinya penggumpalan

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 7

Page 8: Makalah Stroke

darah di jantung dan dapat lepas hingga menyumbat pembuluh darah di otak.

Di samping itu juga penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, infeksi

otot jantung, pasca operasi jantung juga memperbesar risiko stroke.

8. Obesitas

Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan diabetes

melitus. Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 15%. Obesitas dapat

meningkatkan hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang semuanya

akan meningkatkan kemungkinan terkena serangan stroke.

9. Hiperkolesterolemia

Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor

risiko, tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga

menyebabkan penyakit jantung koroner.

10. Merokok

Berdasarkan penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik

Medan dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko

terkena stroke sebesar 4 kali. Merokok menyebabkan penyempitan dan

pengerasan arteri diseluruh tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung),

sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran

darah, dan menyebabkan darah mudah menggumpal.

11. Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme

tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat

badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-

lain. Semua ini mempermudah terjadinya stroke.

12. Stres

Stres psiokososial dapat menyebabkan depresi. Jika depresi

berkombinasi dengan faktor risiko lain (misalnya, aterosklerosis berat,

penyakit jantung atau hipertensi) dapat memicu terjadinya stroke.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 8

Page 9: Makalah Stroke

13. Penyalahgunaan Obat

Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan

akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan

dinding pembuluh darah otak. Disamping itu, zat narkoba itu sendiri akan

mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil

pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang menangani

narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50% pengguna narkoba dengan

suntikan berisiko terkena stroke.

D. Epidemiologi Penyakit Stroke

1. Menurut Orang

Menurut penelitian Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001,

terdapat 264 orang penderita stroke iskemik pada usia 18-45 tahun, yang

disebabkan oleh kelebihan lemak, merokok, hipertensi dan riwayat stroke.

Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan

Penanggulangan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukittinggi pada tahun 2002,

terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59%, usia 30-

50 tahun sebesar 20,76%, usia 51-70 tahun sebesar 52,69% dan usia 71-90

tahun sebesar 22,95%.

2. Menurut Tempat

Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta

penderita stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi per

tahun. Angka kematian penderita stroke di Amerika adalah 50-100/100.000

penderita pertahun. Di China (2005), terdapat 1,5 juta penderita stroke dan 1

juta penderita stroke meninggal dunia 66,66%. Di India angka prevalensi

stroke sebesar 8,6 per 100.000 populasi pertahun. Di Indonesia diperkirakan

setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, 125.000 orang

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 9

Page 10: Makalah Stroke

meninggal dunia dengan dan yang mengalami cacat ringan atau berat dengan

proporsi 75% atau 375.000 orang.

3. Menurut Waktu

Menurut WHO (2005), stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta

jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita

pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030. Berdasarkan

penelitian Misbach di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2000-2003,

menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke tahun 2000 sebanyak 641 orang,

tahun 2001 sebanyak 722 orang, tahun 2002 sebanyak 706 orang dan tahun

2003 sebanyak 522 orang. Di RSU Banyumas, terjadi peningkatan penderita

stroke yang dirawat inap pada tahun 1997-2000. Pada tahun 1997 terdapat

penderita stroke sebanyak 255 orang, tahun 1998 sebanyak 298 orang, tahun

1999 sebanyak 393 orang dan tahun 2000 sebanyak 459 orang.

E. Diagnosis Penyakit Stroke

Diagnosis dini dapat dilakukan dengan cara bersiul. Saat seseorang

mengalami kesulitan bersiul diduga orang tersebut mengalami kelumpuhan pada

nervus facialis yang merupakan salah satu dari 12 saraf cranial (saraf kranialis ke-

7) dimana saraf ini berperan besar mengatur ekspresi dan indra perasa di kulit

wajah manusia. Saraf fasialis sendiri memiliki 2 komponen utama yang berperan

dalam persarafan otot ekspresi wajah. Komponen inilah yang merupakan saraf

fasialis sesungguhnya,  Itulah sebabnya kenapa saat terjadi stroke, gangguan pada

saraf facialis ini akan menyebabkan seseorang menjadi kesulitan untuk bersiul

karena pusat pengaturan otot-otot disekitar wajah dan mulutnya terganggu.

Cara deteksi adanya kelumpuhan otot wajah akibat gangguan saraf facialis

yang lainnya adalah dengan mengamati ada tidaknya kelumpuhan otot-otot wajah

seperti kesulitan dalam menutup kelopak mata, gangguan rasa pengecap,

gangguan pendengaran (hiperakusis). Selain itu kelumpuhan fungsi motorik

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 10

Page 11: Makalah Stroke

nervus fasialis mengakibatkan otot-otot wajah satu sisi tidak berfungsi, ditandai

dengan hilangnya lipatan hidung, bibir, turunnya sudut mulut sehingga bibir

tertarik kesisi yang sehat (bibir perot). Selain itu penderita akan mengalami

kesulitan mengunyah dan menelan sehingga air ludah akan keluar dari sudut

mulut yang turun. Gejala lain yang mudah dideteksi biasanya penderita

mengalami sulit berbicara (pelo).

Pada serangan stroke terdapat tanda dan gejala kelumpuhan nervus facialis

hanya merupakan sebagian pemeriksaan pendukung untuk menegakkan diagnose

stroke. Dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dapat diketahui jenis serangan

stroke sekaligus upaya menilai berat ringannya stroke yang dialami seseorang

sehingga akan mempermudah dalam penanganan selanjutnya. Lebih jauh

pemeriksaan fisik lainnya juga diperlukan mulai dari pemeriksaan syaraf lengkap,

pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan radiologi berupa CT scan untuk

menentukan lokasi kerusakan bagian otak yang mengalami defisit neurologis

akibat pecahnya pembuluh darah atau berkurangnya aliran darah ke bagian otak

tersebut.

F. Pencegahan Penyakit Stroke

Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke (1999) di Indonesia,

upaya yang dilakukan untuk pencegahan penyakit stroke yaitu :

1. Pencegahan Primordial

Tujuan pencegahan primordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko

stroke bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan

primordial dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi kesehatan, seperti

berkampanye tentang bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat

selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat. Selain itu,

promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program pendidikan

kesehatan masyarakat, dengan memberikan informasi tentang penyakit stroke

melalui ceramah, media cetak, media elektronik dan billboard.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 11

Page 12: Makalah Stroke

2. Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko

stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko dengan cara melaksanakan

gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain :

a. Menghindari : Rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam

berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.

b. Mengurangi : Kolesterol dan lemak dalam makanan.

c. Mengendalikan : Hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi

atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik).

d. Menganjurkan : Konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak

sayuran, buah-buahan, ikan terutama ikan salem dan tuna, minimalkan

junk food dan beralih pada makanan tradisional yang rendah lemak dan

gula, serealia dan susu rendah lemak serta dianjurkan berolahraga secara

teratur.

3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan bagi mereka yang pernah menderita

stroke. Pada tahap ini ditekankan pada pengobatan terhadap penderita stroke

agar stroke tidak berlanjut menjadi kronis. Tindakan yang dilakukan adalah :

a. Obat-obatan, yang digunakan adalah Asetosal (asam asetil salisilat)

digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama dengan

dosis berkisar antara 80-320mg/hari, antikoagulan oral diberikan pada

penderita dengan faktor resiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark

miokard akut, kelainan katup) dan kondisi koagulopati yang lain.

b. Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi

obat antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi

obat hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan

mengkonsumsi obat antidislipidemia pada penderita dislipidemia, berhenti

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 12

Page 13: Makalah Stroke

merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, hindari kelebihan berat badan

dan kurang gerak.

4. Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka yang telah menderita

stroke agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi

ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-

hari. Pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik,

mental dan sosial. Rehabilitasi akan diberikan oleh tim yang terdiri dari

dokter, perawat, ahli fisioterapi, ahli terapi wicara dan bahasa, ahli

okupasional, petugas sosial dan peran serta keluarga.

a. Rehabilitasi Fisik

Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat membantu

proses pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu yang

pertama adalah fisioterapi, diberikan untuk mengatasi masalah gerakan

dan sensoris penderita seperti masalah kekuatan otot, duduk, berdiri,

berjalan, koordinasi dan keseimbangan serta mobilitas ditempat tidur.

Terapi yang kedua adalah terapi okupasional (Occupational Therapist),

diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam melakukan aktivitas

sehari-hari seperti mandi, memakai baju, makan dan buang air. Terapi

yang ketiga adalah terapi wicara dan bahasa, diberikan untuk melatih

kemampuan penderita dalam menelan makanan dan minuman dengan

aman serta dapat berkomunikasi dengan orang lain.

b. Rehabilitasi Mental

Sebagian besar penderita stroke mengalami masalah emosional yang dapat

mempengaruhi mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah tersinggung,

tidak bahagia, murung dan depresi. Masalah emosional yang mereka alami

akan mengakibatkan penderita kehilangan motivasi untuk menjalani

proses rehabilitasi. Oleh sebab itu, penderita perlu mendapatkan terapi

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 13

Page 14: Makalah Stroke

mental dengan melakukan konsultasi dengan psikiater atau ahli psikologi

klinis.

c. Rehabilitasi Sosial

Pada rehabilitasi ini, petugas sosial berperan untuk membantu penderita

stroke menghadapi masalah sosial seperti, mengatasi perubahan gaya

hidup, hubungan perorangan, pekerjaan, dan aktivitas senggang. Selain

itu, petugas sosial akan memberikan informasi mengenai layanan

komunitas lokal dan badan-badan bantuan sosial, seperti mandi, memakai

baju, makan dan buang air. Terapi yang ketiga adalah terapi wicara dan

bahasa, diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam menelan

makanan dan minuman dengan aman serta dapat berkomunikasi dengan

orang lain.

G. Penatalaksanaan Penyakit Stroke

Dalam perjalanan penyakitnya, stroke memiliki beberapa fase yang perlu

diperhatikan dalam tatalaksana pengobatan. Fase atau tahapan proses sejak stroke

akut sampai fase ke kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut (Junaidi, 2004):

1. Fase akut berlangsung antara 4-7 hari. Tujuan pada fase ini adalah pasien

selamat dari serangan stroke.

2. Fase stabilisasi, berlangsung antara 2-4 minggu. Tujuan pada fase ini adalah

pasien belajar lagi keterampilan motorik yang terganggu dan belajar

penyesuaian baru untuk mengimbangi keterbatasan yang terjadi.

3. Rehabilitasi, yang bertujuan untuk melanjutkan proses pemulihan untuk

mencapai perbaikan kemampuan fisik, mental, sosial, kemampuan bicara dan

ekonomi.

4. Fase ke kehidupan sehari-hari, dimana pasien harus menghindari terulangnya

stroke akut, biasanya dianjurkan untuk:

a. Melakukan kontrol tensi secara rutin

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 14

Page 15: Makalah Stroke

b. Kendalikan kadar gula darah

c. Berhenti merokok

d. Diet rendah lemak

e. Menghindari risiko terjadinya stres

f. Terapi terkait faktor risiko lainnya dan penyempurnaan pemulihan

kesehatan serta mencegah terulangnya serangan stroke

H. Contoh Kasus Penyakit Stroke

1. Silent Stroke

Budi (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berusia 40 tahun. Dia

tidak pernah mengalami gejala yang biasa dialami seseorang yang terserang

stroke. Dia tidak kesulitan berbicara dan tidak merasa tubuhnya kaku. Budi

hanya merasa kemampuan berpikirnya menurun. Karena khawatir akan

masalah ini, Budi melakukan pemeriksaan CT Scan. Hasilnya, dokter

mengatakan dia menderita silent stroke. Penyakit jenis ini hanya bisa dideteksi

dengan CT Scan.

Silent stroke tidak memunculkan gejala seperti stroke pada umumnya.

Hanya kecerdasan atau kognitif penderita yang mengalami penurunan. Meski

begitu, penyakit tersebut harus diwaspadai dan segera diobati. Biasanya

penderita tidak minum obat atau melakukan terapi karena merasa dirinya tidak

sedang sakit. Apabila tidak diobati atau diterapi, silent stroke ini bisa

menimbulkan akibat yang fatal.

Silent stroke disebabkan oleh terpotongnya aliran darah ke otak. Namun

penderita tidak merasakan apa pun ketika hal tersebut sudah terjadi.

Terpotongnya aliran darah ke otak bisa terjadi akibat penyumbatan atau oklusi

pada pembuluh darah kecil yang berada di otak. Pada penderita kondisi ini,

pembuluh darah yang tersumbat adalah pembuluh di otak bagian silent area.

Seperti stroke pada umumnya, faktor risiko silent stroke juga terbagi dua.

Pertama, faktor yang tidak bisa dikendalikan, seperti umur, jenis kelamin, dan

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 15

Page 16: Makalah Stroke

genetik. Kedua, faktor yang bisa dikendalikan, misalnya gaya hidup yang

buruk. Pada lansia, terdapat 10% yang menderita stroke tanpa gejala silent

stroke.

2. Stroke Pada Anak-anak

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun menderita stroke setelah naik dua

roller coaster di sebuah taman hiburan bersama keluarganya, yang pertama

adalah sepanjang 206 meter dan tinggi sekitar 9 meter dengan kecepatan

tertinggi mencapai 40 km/jam. Roller coaster kedua memiliki ketinggian 16

meter dengan kecepatan 64 km/jam. Keesokan harinya, ketika anak tersebut

dan keluarganya dalam penerbangan kembali ke Chicago, anak itu muntah

dan salah satu sisi wajahnya lemah, bahkan tidak mampu berjalan serta

mengalami kelemahan pada satu sisi tubuhnya. Bocah tersebut lalu dilarikan

ke rumah sakit dan hasil scan menunjukkan adanya robekan pada pembuluh

darahnya dan stroke. Enam bulan kemudian, efek stroke yang dialami sudah

banyak semakin membaik. Meski begitu, bocah ini masih mengalami

kelemahan otot ringan dan kaku pada bagian kiri tubuhnya.

Dokter yang menangani hal ini mengatakan perubahan mendadak yang

menyebabkan leher berputar, seperti saat kita naik roller coaster, olahraga,

atau kekerasan, bisa merobek pembuluh darah.  Robekan tersebut terjadi di

bagian luar dinding arteri dan menyebabkan adanya bekuan darah. Jika

bekuannya cukup besar maka bisa menyumbat aliran darah ke bagian otak.

Begitu satu bekuan darah terlepas dan terbawa aliran darah ke otak, maka

akan menyumbat lalu terjadilah stroke.

Pada anak-anak, sentakan yang sangat kuat lebih berbahaya karena otot

leher mereka belum berkembang sempurna. Hal ini berarti anak-anak relatif

memiliki kepala yang lebih besar dibanding tubuh mereka.  Pergerakan kepala

yang mendadak saat seseorang menaiki roller coaster juga dapat

menyebabkan sobekan pada arteri karotid yang berfungsi membawa darah ke

bagian kepala, otak, dan wajah. Menurut Dr.Jose Biller dari Loyola University

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 16

Page 17: Makalah Stroke

Medical Centre, Chicago, tempat anak tersebut dirawat, stroke yang diderita

terjadi karena sentakan keras dan mendadak pada kepala, dikombinasikan

dengan tekanan yang terjadi saat roller coaster naik ke atas. Hal tersebut

membuat anak-anak, meski jarang, bisa mengalami pecahnya pembuluh

darah. 

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 17

Page 18: Makalah Stroke

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan mengenai stroke, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Stroke adalah suatu serangan mendadak yang terjadi di otak dan dapat

mengakibatkan kerusakan pada sebagian atau secara keseluruhan dari otak

yang disebabkan oleh gangguan peredaran pada pembuluh darah yang

mensuplai darah ke otak, biasanya berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke

dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

2. Gejala umum stroke adalah terdapat kekakuan pada otot wajah, cara bicara

yang tidak jelas, sulit menelan ataupun minum dan kelumpuhan pada salah

satu sisi tubuh.

3. Beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit stroke adalah usia,

jenis kelamin, ras/bangsa, hereditas, hipertensi, diabetes melitus, penyakit

jantung, obesitas, hiperkolesterolemia, merokok, alcohol, stress dan

penyalahgunaan obat-obatan.

4. Ditinjau dari distribusi penyakit stroke berdasarkan orang, maka dapat

diketahui bahwa penyakit ini menyerang segala usia, namun risikonya

meningkat seiring dengan peningkatan usia. Ditinjau dari distribusi penyakit

berdasarkan waktu, diperkirakan prevalensi stroke akan terus meningkat

seiring dengan bertambahnya waktu. Sedangkan ditinjau dari distribusi

penyakit berdasarkan tempat, stroke terdapat di Negara maju maupun di

Negara berkembang.

5. Diagnosis dini penyakit stroke dapat dilakukan dengan bersiul. Untuk

pemeriksaan lebih lanjut, dapat digunakan CT Scan.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 18

Page 19: Makalah Stroke

6. Pencegahan terhadap penyakit stroke terbagi atas pencegahan primordial,

pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.

7. Dalam perjalanan penyakitnya, stroke memiliki beberapa fase yang perlu

diperhatikan dalam tatalaksana pengobatan, yaitu fase akut, fase stabilisasi,

fase rehabilitasi, dan fase ke kehidupan sehari-hari.

8. Stroke dapat terjadi tanpa gejala atau yang biasa dikenal dengan silent stroke

yang dapat membawa akibat yang sangat fatal bagi penderitanya. Selain itu,

stroke tidak hanya menyerang orang dewasa, namun anak-anak memiliki

risiko untuk menderita penyakit ini.

B. Saran

Bagi masyarakat, hendaknya mengatur pola hidup dan menghindari

aktivitas-aktivitas yang dapat memicu terjadinya stroke. Bagi pemerintah,

hendaknya melakukan tindakan pencegahan penyakit stroke melalui iklan

komersial di televisi dan tempat-tempat lainnya agar mampu menekan prevalensi

stroke di Indonesia.

Makalah Kelompok 4 Kelas D “Penyakit Stroke”| 19

Page 20: Makalah Stroke