makalah stroke

55
Makalah Patofisiologi Gizi STROKE (STROKE ISKEMIK DAN STROKE HEMORAGIK) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas patofisiologi Oleh : Kelompok 1 Diah Imas Srimaryani I14050910 Nadya Bellatrix P. I14069001 Diana Lestari I14069002 Riksa Aditya P. I14070001 Titien Dwi Ariyanti I14070002 Novi Lusiyana I14070004 Rina Adila I14070005 Sri Ayu Lestari I14070008 Penanggung Jawab Mata Kuliah dr. Yekti Hartati Efendi

Upload: dcolour-shop

Post on 04-Jul-2015

5.576 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Stroke

Makalah Patofisiologi Gizi

STROKE

(STROKE ISKEMIK DAN STROKE HEMORAGIK)

Makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas patofisiologi

Oleh :

Kelompok 1

Diah Imas Srimaryani I14050910Nadya Bellatrix P. I14069001Diana Lestari I14069002Riksa Aditya P. I14070001Titien Dwi Ariyanti I14070002Novi Lusiyana I14070004Rina Adila I14070005Sri Ayu Lestari I14070008

Penanggung Jawab Mata Kuliah

dr. Yekti Hartati Efendi

MAYOR ILMU GIZIDEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: Makalah Stroke

PENDAHULUAN

Latar belakang

Sistem saraf merupakan suatu sistem dalam tubuh yang vital. Sistem

saraf terdiri atas tiga bagian, yaitu susunan saraf pusat, susunan saraf tepi, dan

susunan saraf otonom. Susunan saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang

belakang. Susunan saraf tepi terdiri atas urat saraf yang berasal dari otak dan

sumsum tulang belakang. Susunan saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dan

saraf parasimpatik.

Fungsi utama sistem saraf adalah untuk mendeteksi, menganalisis, dan

mentransfer informasi. Innformasi digabungkan oleh sistem sensori dan

diintegrasikan oleh otak kemudian digunakan untuk ditransmisikan ke sistem

motorik untuk kontrol pergerakan, fungsi viseral, dan endokrin. Aksi ini

dikendalikan oleh neuron yang merupakan penghubung antara sistem sensori

dan motorik.

Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron.

Terdapat juga sel-sel glia sebanyak 10-50 kali jumlah tersebut. Neuron pada

sistem saraf pusat terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Meskipun

demikian, sebagian besar mempunyai bagian-bagian yang sama dengan neuron

motorik spinal yang khas. Sel ini mempunyai lima sampai tujuh tonjolan yang

disebut dendrite. Khususnya di korteks serebri dan serebeli, dendrite mempunyai

tonjolan-tonjolan bulat kecil yang disebut tonjolan dendrite. Dendrite menerima

informasi dari neuron lain menuju badan sel. Badan sel mengandung nukleus.

Komponen sel saraf lainnya yaitu axon yang dapat mencapai panjang hingga

satu meter yang berfungsi menyalurkan ke otot, kelenjar, dan neuron lain

(Ganong 2002).

Terhambatnya aliran darah menuju sel neuron dapat mengakibatkan

gangguan neurologis. Pemahaman tentang penyebab gangguan neurologi

memerlukan pengetahuan mekanisme molekular dan biokimia. Terdapat

beberapa gangguan neurologi antara lain Parkinson, myasthenia gravis, epilepsi,

Alzheimer, dementia, hidrosefalus, cedera medula spinalis, Hernia nukleus

pulposus dan stroke.

Stroke merupakan masalah kesehatan yang sudah lama sekali dikenal di

dunia kedokteran. Namun demikian, hingga kini, stroke masih menjadi masalah

kesehatan yang serius dan belum dapat diturunkan angka kejadiannya secara

signifikan. Stoke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah

2

Page 3: Makalah Stroke

nontraumatik yang terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, yang

berakibat terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi neurologis fokal

maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung menimbulkan

kematian (Wajoepramono 2005). Secara tipikal, stroke bermanisfestasi sebagai

munculnya defisit neurologis secar tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan ataupun

kelumpuhan, defisit sensorik atau bisa juga gangguan berbahasa.

Stroke secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik

dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena aterosklerosis yang

menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Sedangkan stroke hemoragik terjadi

karena pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah normal

dan darah merembes ke suatu daerah di otak dan merusaknya.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi

stroke dan patologi umum stroke, klasifikasi penyakit stroke, gejala stroke, faktor

resiko pada stroke, dan untuk mengetahui pencegahan penyakit stroke.

3

Page 4: Makalah Stroke

METODE

Waktu dan Tempat

Penulisan makalah Stroke Iskemik dan Hemoragik dilakukan dengan cara

penelusuran pustaka pada tanggal 15 s. d. 29 Mei 2009. Pencarian literatur dan

informasi bertempat di perpustakaan LSI, jaringan internet IPB, dan koleksi

pribadi.

Cara Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini diperoleh dengan

menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui buku dan internet.

Kriteria Penentuan Masalah Gizi

Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah tentang

patofisiologi stroke dengan fokus pada pengklasifikasian stroke serta jenis

pangan yang dapat mencegah atau membantu perawatan stroke.

4

Page 5: Makalah Stroke

HASIL

Data Stroke

Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana

kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika,

setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Berdasarkan data

tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang

terkena serangan stroke dan 4 dari 5 keluarga di Amerika terkena stroke.

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan

meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir.

Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini

akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat

mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di

Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan tinggi lemak atau

kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia,

stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan

kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1

di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia pun

selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 33 % pasien stroke

membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas pribadi, 20 % membutuhkan

bantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 % kehilangan pekerjaan.

Selain itu, stroke merupakan penyebab dementia (kepikunan) no. 2.

Menurut data dasar rumah sakit di Indonesia, seperti diungkapkan

Yayasan Stroke Indonesia, angka kejadian stroke mencapai 63,52 per 100.000

pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Secara kasar, dapat dikatakan, setiap hari

terdapat dua orang Indonesia terkena stroke.

5

Page 6: Makalah Stroke

PEMBAHASAN

Pengaturan dalam tubuh manusia dilakukan oleh beberapa sistem. Salah

satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf merupakan suatu sistem yang

berfungsi untuk mendeteksi, menganalisis, dan mentransfer informasi. Informasi

digabungkan oleh sistem sensori dan diintegrasikan oleh otak kemudian

digunakan untuk ditransmisikan ke sistem motorik untuk kontrol pergerakan,

fungsi viseral, dan endokrin.

Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem

saraf tersusun atas jaringan saraf yang terdiri dari dua jenis sel, yaitu sel saraf

(neuron) dan sel pendukung (neuroglia). Neuron merupakan sel yang

mempunyai kemampuan untuk menghantarkan informasi melalui mekanisme

penyampaian stimulus yang menyebabkan adanya perubahan elektrokimia.

Neuroglia adalah sel pendukung yang bersifat sebagai pelindung sel saraf.

Susunan saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang atau

dapat disebut juga batang otak. Sel otak disebut sel neuron pada otak dan

batang otak. Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar

neuron. Terdapat sel-sel glia sebanyak 10-50 kali jumlah tersebut. Neuron pada

sistem saraf pusat terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Meskipun

demikian, sebagian besar mempunyai bagian-bagian yang sama dengan neuron

motorik spinal yang khas. Sel ini mempunyai lima sampai tujuh tonjolan yang

disebut dendrite. Khususnya di korteks serebri dan serebeli, dendrite mempunyai

tonjolan-tonjolan bulat kecil yang disebut tonjolan dendrite. Dendrite menerima

informasi dari neuron lain menuju badan sel. Badan sel mengandung nukleus.

Komponen sel saraf lainnya yaitu axon yang dapat mencapai panjang hingga

satu meter yang berfungsi menyalurkan ke otot, kelenjar, dan neuron lain

(Ganong 2002).

Terganggunya aliran darah menuju otak dapat menyebabkan disfungsi sel

saraf. Darah berfungsi mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh

jaringan otak. Otak mengandung banyak sel saraf yang berfungsi mengontrol,

mendeteksi, dan mentransfer informasi. Bila suplai darah terputus akan terjadi

kematian jaringan otak, akibatnya bagian tubuh yang dikendalikan oleh bagian

otak tersebut tidak dapat berfungsi. Kematian sel saraf pusat dapat permanen

karena tidak diikuti oleh pembentukan jaringan baru.

6

Page 7: Makalah Stroke

Berikut ini merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh

gangguan neurologis:

1. Parkinson

Parkinson merupakan gejala klinis dari rigiditas, bradykinesia, tremor, dan

ketidakstabilan postural. parkinson juga dapat disebabkan oleh beberapa

racun seperti toksisitas mangan, karbon disulfida, dan karbon monoksida.

2. Myasthenia gravis

Kelainan autoimun transmisi neuromuskular. Gejala klinisnya yaitu

adanya kelelahan yang fluktuatif dan kelemahan yang meningkat setelah

periode istirahat dan dihambatnya asetilkolinesterase.

3. Epilepsi

Epilepsi merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Serangan epilepsi

adalah pelepasan mendadak energi listrik secara berlebihan oleh neuron

dalam sistem saraf pusat didalam korteks atau diensefalon yang secara

struktur normal atau berpenyakit. Pelepasan itu dapat memicu gerakan

konvulsi (kejang), interupsi sensasi, perubahan kesadaran atau kombinasi

gangguan tersebut. Serangan dapat berasal dari berbagai faktor: metabolik,

toksik, degeneratif, infeksi, genetik, neoplastik, traumatik atau yang tidak

diketahui.

4. Dementia and Alzheimer

Dementia adalah menurunnya fungsi intelektual yang menyebabkan

ketergantungan sosial. Dimentia merupakan gangguan pada ingatan dan

sedikitnya area lain pada fungsi kortikal seperti bahasa, menghitung,

orientasi spasial, membuat keputusan, dan kemampuan abstraksi. Alzeimer

adalah penyebab utama dementia. Merupakan kelainan yang terjadi

perlahan-lahan selama 5-10 tahun dan secara tipikal dimulai dengan

ganngguan belajar dan mengingat sesuatu yang baru.

5. Stroke

Stroke merupakan keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan

karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Apabila

karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini

terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke.

6. Hidrosefalus

Hidrosefalus merupakan pertambahan jumalah cairan serebrospinal dalam

ventrikel. Penyebab utama adalah obstruksi aliran keluar CSS.

7

Page 8: Makalah Stroke

7. Cedera medula spinalis

Cedera medula spinalis umunya terjadi karena trauma. Mekanisme umum

cedera medula spinalis adalah akibat impak trauma, yaitu hiperekstensi atau

hiperfleksi. Cidera pada vetebra dapat mencederai medula spinalis.

8. Hernia nukleus pulposus (HNP)

HNP kebanyakan disebabkan karena trauma atau mengangkat berat. Gejala

gangguan ini berupa sakit, hilangnya sensasi, paralisis. Lokasi paling sering

diserang adalah lumbo-sakral dan sevikal.

Definisi Stroke

Stroke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah non

traumatik yang terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, yang berakibat

terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi neurologis fokal maupun

global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung menimmbulkan

kematian. Dalam hitungan detik dan menit, sel otak yang tidak mendapatkan

aliran darah yang adekuat lagi akan mati melalui berbagai proses patologis.

Secara tipikal, stroke bermanifestasi sebagai munculnya defisit neurologis secara

tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan atau kelumpuhan, defisit sensorik, atau bisa

juga gangguan berbahasa (Wahjoepramono 2005).

Stroke secara medis merupakan gangguan aliran darah pada salah satu

bagian otak yang menyebabkan terjadinya defisit neurologis. Secara klinis, stroke

ditandai oleh hilangnya fungsi otak secara lokal atau global yang terjadi

mendadak dan disebabkan semata-mata oleh gangguan peredaran darah otak.

Defisit neurologis terjadi selama 24 jam atau lebih, dapat mengalami perbaikan,

menetap, memburuk atau penderita meninggal (Garnadi 2008).

Patologi umum Stroke

Otak merupakan jaringan yang memiliki tingkat metabolisme paling tinggi.

Meskipun masa yang dimiliki hanya sekitar 2% dari masa keseluruhan tubuh,

jaringan otak menggunakan hingga 20% dari total curah jantung. Curah jantung

digunakan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan glukosa dan oksigen yang

diperlukan jaringan otak untuk metabolismenya.

Gejala fokal dan tanda-tanda gangguan fungsi otak pada stroke akan

muncul sesuai dengan area dari jaringan otak yang mengalami gangguan aliran

darah. Dengan demikian, gejala yang muncul sering kali dapat memberikan

prediksi yang baik mengenai lokasi terjadinya sumbatan pada pembuluh darah.

Gejala fokal yang terlokalisir ini terutama dijumpai pada stroke yang bersifat

8

Page 9: Makalah Stroke

iskemik. Sedangkan pada stroke hemoragik, gejala fokal sering kali kurang jelas

dan kurang memberikan prediksi lokasi tertentu.

Hal ini berkaitan dengan sifat stroke hemoragik dimana umumnya segera

terjadi berbagai komplikasi perdarahan otak, seperti peningkatan tekanan intra

kranial, edema otak, kompresi jaringan otak dan pembuluh darah, dan

terdispersinya darah yang keluar ke berbagai arah sehingga memberikan

gangguan fungsi otak di daerah selain terjadinya perdarahan.

Sebagian besar kasus stroke iskemik, dengan anamnesis dan

pemeriksaan fisik neuroligis, akan diperoleh informasi yang cukup jelas untuk

melokalisir lokasi lesi terdapat dan disisi sebelah mana dari otak. Sebagai

contoh, lesi akan terdapat pada sisi berlawanan (kontralateral) dari hemiparesis

atau hemisensorik yang dialami pasien. Gejala afasia juga akan didapat bila lesi

terletak pada sisi kiri otak. Selain itu, dapat pula diprediksi apakah lesi terdapat

pada sistem sirkulasi serebri anterior atau posterior dari sirkulus willisi, yaitu

sistem sirkulasi darah yang terdapat di dasar otak yang menjadi sumber aliran

darah otak.

Berdasrkan lokasi area otak yang dialirinya, serangan stroke pada sistem

sirkulasi posterior akan memberikan gejala disfungsi batang otak, termasuk

koma, drop attack (lumpuh tiba-tiba tanpa gangguan kesadaran), vertigo,

nausea, vomitus, kelumpuhan nervus kranialis, ataksia, dan defisit

sensorimotorik yang menyilang (defisit pada wajah salah satu sisi dan pada

tubuh/ekstremitas sisi kontralateralnya). Hemiparesis, hemisensorik, dan defisit

lapangan pandang dapat pula terjadi, namun gejala ini tidak spesifik pada stroke

di sirkulasi posteriol.

Setelah fase akut stroke tertangani, maka pasien perlu segera

mendapatkan terapi rehabilitasi medik. Hal ini perlu karena bentuk, masalah,

pola penyembuhan, situasi sosial, dan respon terhadap pengobatan yang

berbeda-beda pada setiao pasien stroke maka sangat diperlukan perencanaan

program rehabilitasi yang bersifat individual. Beberapa hal yang bersifat umum

dalam penatalaksaan rehabilitasi medik pasien stroke yaitu : perawatan secara

holistik, terapi dengan gangguan terarah, lingkunagan dan waktu terapi,

problema psikososial, dan rehabilitasi pada fase akut.

Faktor Resiko Stroke

Setiap orang selalu mendambakan hidup nyaman, sehat dan bebas dari

berbagai macam tekanan. Namun, keinginan tersebut tidak diimbangi dengan

9

Page 10: Makalah Stroke

pola hidup yang memadai. Pola hidup yang tidak baik tersebut dapat

menyebabkan masalah kesehatan. Faktor potensial kejadian stroke dibedakan

menjadi 2 kategori besar yakni:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin

besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses

degenerasi (penuan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya

pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya

plak (atherosklerosis).

Jenis kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan

dengan perempuan. Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung

merokok. Rokok itu sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh

darah tubuh yang dapat mengganggu aliran darah.

Herediter

Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat

stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke

dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.

Ras/etnik

Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang

lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi

Hipertensi (darah tinggi)

Orang yang mempunyai tekanan darah yang tinggi memiliki peluang

besar untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab

terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini dikarenakan

pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana

diameter pembuluh darah akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah

yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran

darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai oksigen dan

juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus,

maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.

10

Page 11: Makalah Stroke

Penyakit jantung

Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard

(kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke.

Seperti kita ketahui, bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak di

jantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya mengalami

kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan

termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan

aliran, jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak

ataupun bertahap.

Diabetes melitus

Diabetes melitus (DM) memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini

terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi

lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar

glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian

jaringan otak.

Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol

didalam darah berlebih (hiper = kelebihan). Kolesterol yang berlebih

terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada

pembuluh darah, yang akan semakin banyak dan menumpuk sehingga

dapat mengganggu aliran darah.

Obesitas

Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal

tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah

pada orang dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat)

lebih tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya (lemak

baik/menguntungkan).

Merokok

Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok

ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat

mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh

darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat menyebabkan

gangguan aliran darah.

11

Page 12: Makalah Stroke

Jenis-Jenis Stroke

Secara garis besar berdasarkan kelainan patologis yang terjadi, stroke

dapat diklasifikasikan sebagai stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan)

(Wahjoepramono 2005). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti

karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh

darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat

aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak

dan merusaknya.

Gambar 1 Jenis-jenis stroke

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik disebut juga stroke sumbatan atau stroke infark

dikarenakan adanya kejadian yang menyebabkan aliran darah menurun atau

bahkan terhenti sama sekali pada area tertentu di otak, misalnya terjadinya

emboli atau trombosis. Penurunan aliran darah ini menyebabkan neuron berhenti

berfungsi. Aliran darah kurang dari 18 ml/100 mg/menit akan mengakibatkan

iskemia neuron yang sifatnya irreversibel (Wahjoepramono 2005). Hampir

sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini (Misbach &

Kalim 2007).

Aliran darah ke otak pada stroke iskemik terhenti karena aterosklerosis

(penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau adanya bekuan

darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Penyumbatan

dapat terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu

12

Page 13: Makalah Stroke

ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga

menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena

setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar

otak (Misbach dan Kalim 2007).

Terjadinya hambatan dalam aliran darah pada otak akan mengakibatkan

sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan dalam suplai oksigen dan

glukosa. Bila gangguan suplai tersebut berlangsung hingga melewati batas

toleransi sel, maka akan terjadi kematian sel. Sedangkan bila aliran darah dapat

diperbaiki segera, kerusakan dapat diminimalisir (Wahjoepramono 2005).

Gambar 2 Stroke iskemik

Mekanisme terjadinya stroke iskemik secara garis besar dibagi menjadi

dua, yaitu akibat trombosis atau akibat emboli. Diperkirakan dua per tiga stroke

iskemik diakibatkan karena trombosis, dan sepertiganya karena emboli. Akan

tetapi untuk membedakan secara klinis, patogenesis yang terjadi pada sebuah

kasus stroke iskemik tidak mudah, bahkan sering tidak dapat dibedakan sama

sekali.

Trombosis dapat menyebabkan stroke iskemik karena trombosis dalam

pembuluh darah akan mengakibatkan terjadinya oklusi (gerak menutup atau

keadaan tertutup) arteri serebral yang besar, khususnya arteri karotis interna,

arteri serebri media, atau arteri basilaris. Namun, sesungguhnya dapat pula

terjadi pada arteri yang lebih kecil, yaitu misalnya arteri-arteri yang menembus

area lakunar dan dapat juga terjadi pada vena serebralis dan sinus venosus

(Wahjoepramono 2005).

Stroke karena trombosis biasanya didahului oleh serangan TIA (Transient

ischemic attack). Gejala yang terjadi biasanya serupa dengan TIA yang

mendahului, karena area yang mengalami gangguan aliran darah adalah area

otak yang sama. TIA merupakan defisit neurologis yang terjadi pada waktu yang

sangat singkat yaitu berkisar antara 5-20 menit atau dapat pula hingga beberapa

13

Page 14: Makalah Stroke

jam, dan kemudian mengalami perbaikan secara komplit. Meskipun tidak

menimbulkan keluhan apapun lagi setelah serangan, terjadinya TIA jelas

merupakan hal yang perlu ditanggapi secara serius karena sekitar sepertiga

penderita TIA akan mengalami serangan stroke dalam 5 tahun. Dalam keadaan

lain, defisit neurologis yang telah terjadi selama 24 jam atau lebih dapat juga

mengalami pemulihan secara komplit atau hampir komplit dalam beberapa hari.

Keadaan ini kerap diterminologikan sebagai stroke minor atau reversible

ischemic neurological defisit (RIND).

Emboli menyebabkan stroke ketika arteri di otak teroklusi oleh adanya

trombus yang berasal dari jantung, arkus aorta, atau arteri besar lain yang

terlepas dan masuk ke dalam aliran darah di pembuluh darah otak. Emboli pada

sirkulasi posterior umumnya mengenai daerah arteri serebri media atau

percabangannya karena 85% aliran darah hemisferik berasal darinya. Emboli

pada sirkulasi posterior biasanya terjadi pada bagian apeks arteri basilaris atau

pada arteri serebri posterior.

Stroke karena emboli memberikan karakteristik dimana defisit neurologis

langsung mencapai taraf maksimal sejak awal (onset) gejala muncul. Seandainya

serangan TIA sebelum stroke terjadi karena emboli, gejala yang didapatkan

biasanya bervariasi. Hal ini dikarenakan pada TIA yang terjadi mendahului stroke

iskemik karena emboli, umumnya mengenai area perdarahan yang berbeda dari

waktu ke waktu.

Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di

dalam darah yang kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan

arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya

bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu

katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi

pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan

katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli

lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam

aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.

2. Stroke hemoragikStroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan

intrakranial non traumatik. Pada strok hemoragik, pembuluh darah pecah

sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam

suatu daerah di otak dan merusaknya.

14

Page 15: Makalah Stroke

Gambar 3 Stroke hemoragik

Hampir 70% kasus strok hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik meliputi perdarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage)

dan perdarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang

melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Gangguan lain yang meliputi

perdarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural,

yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala

yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke. Berikut ini adalah

penjelasan lebih rinci mengenai jenis-jenis stroke hemoragik:

2.1 Intracerebral hemorrhage (perdarahan intraserebral)

Perdarahan intraserebral terjadi karena adanya ekstravasasi darah ke

dalam jaringan parenkim yang disebabkan ruptur arteri perforantes dalam.

Stroke jenis ini berjumlah sekitar 10% dari seluruh stroke tetapi memiliki

persentase kematian lebih tinggi dari yang disebabkan stroke lainnya. Di

antara orang yang berusia lebih tua dari 60 tahun, perdarahan intraserebral

lebih sering terjadi dibandingkan perdarahan subarakhnoid.

Perdarahan intraserebral sering terjadi di area vaskularis dalam pada

lapisan hemisfer serebral. Perdarahan yang terjadi kebanyakan pada

pembuluh darah berkaliber kecil dan terdapat lapisan dalam (deep arteries).

Perdarahan intraserebral sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi

kronis (hipertensi) melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi

pecah. Korelasi hipertensi sebagai kausatif perdarahan ini dikuatkan dengan

pembesaran vertikel jantung sebelah kiri pada kebanyakan pasien.

Hipertensi yang menahun memberikan resiko terjadinya stroke hemoragik

akibat pecahnya pembuluh darah otak diakibatkan karena adanya proses

degeneratif pada dinding pembuluh darah.

Beberapa orang yang tua memiliki kadar protein yang tidak normal

disebut amyloid yang menumpuk pada arteri otak. Penumpukan ini (disebut

15

Page 16: Makalah Stroke

amyloid angiopathy) melemahkan arteri dan bisa menyebabkan perdarahan.

Umumnya penyebabnya tidak banyak, termasuk ketidaknormalan pembuluh

darah yang ada ketika lahir, luka, tumor, peradangan pada pembuluh darah

(vaskulitis), gangguan perdarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam

dosis yang terlalu tinggi. Gangguan perdarahan dan penggunaan

antikoagulan meningkatkan resiko sekarat dari perdarahan intraserebral.

Perdarahan intraserebral ini merupakan jenis stroke yang paling

berbahaya. Lebih dari separuh penderita yang memiliki perdarahan yang

luas, meninggal dalam beberapa hari. Penderita yang selamat biasanya

kembali sadar dan sebagian fungsi otaknya kembali, karena tubuh akan

menyerap sisa-sisa darah.

2.2 Subarachnoid hemorrhage (perdarahan subarakhnoid)

Perdarahan subarakhnoid adalah perdarahan ke dalam ruang (ruang

subarachnoid) diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah

(arachnoid mater) para jaringan yang melindungan otak (meninges).

Penyebab yang paling umum adalah pecahnya tonjolan pada pembuluh

(aneurisma). Biasanya, pecah pada pembuluh menyebabkan tiba-tiba, sakit

kepala berat, seringkali diikuti kehilangan singkat pada kesadaran.

Perdarahan subarakhnoid adalah gangguan yang mengancam nyawa yang

bisa cepat menghasilkan cacat permanen yang serius. Hal ini adalah satu-

satunya jenis stroke yang lebih umum terjadi pada wanita.

Perdarahan subarakhnoid biasanya dihasilkan dari luka kepala.

Meskipun begitu, perdarahan mengakibatkan luka kepala yang

menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangankan sebagai

stroke. Perdarahan subarakhnoid dipertimbangkan sebagai sebuah stroke

hanya ketika hal itu terjadi secara spontan, yaitu ketika perdarahan tidak

diakibatkan dari kekuatan luar, seperti kecelakaan atau jatuh.

Perdarahan spontan biasanya diakibatkan dari pecahnya secara tiba-

tiba aneurisma di dalam arteri cerebral. Aneurisma menonjol pada daerah

yang lemah pada dinding arteri. Aneurisma biasanya terjadi dimana cabang

nadi. Aneurisma kemungkinan hadir ketika lahir (congenital), atau mereka

berkembang kemudian, setelah tahunan tekanan darah tinggi melemahkan

dinding arteri. Kebanyakan perdarahan subarakhnoid diakibatkan dari

aneurisma sejak lahir.

16

Page 17: Makalah Stroke

Perdarahan subarakhnoid terkadang diakibatkan dari pecahnya jaringan

tidak normal antara arteri dengan pembuluh (arteriovenous malformation) di

otak atau sekitarnya. Arteriovenous malformation kemungkinan ada sejak

lahir, tetapi hal ini biasanya diidentifikasikan hanya jika gejala terjadi. Jarang,

penggumpalan darah terbentuk pada klep jantung yang terinfeksi,

mengadakan perjalanan (menjadi embolus) menuju arteri yang mensuplai

otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. Arteri tersebut bisa

kemudian melemah dan pecah.

Gejala Umum Stroke

Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus

memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah

serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang

harus dimengerti dan sangat dipahami. Hal ini penting agar semua orang

mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke. Secara

umum gejala stroke antara lain adalah:

Kelemahan atau kelumpuhan dari anggota badan yang dipersarafi.

Kesulitan menelan

Kehilangan kesadaran (Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh)

Nyeri kepala

Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran

Penglihatan ganda.

Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

Pergerakan yang tidak biasa.

Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

Ketidakseimbangan dan terjatuh.

Pingsan.

Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku,

menurunnya fungsi sensorik

2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan

membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan,

refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak

jantung terganggu, lidah lemah.

17

Page 18: Makalah Stroke

3. Cerebral cortex: afasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect,

kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam,

dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan

serangan kecil atau serangan awal stroke.

Stroke iskemik dan hemoragik menampakkan gejala awal yang sama,

misalnya anggota gerak pertama-tama terasa lemah, lalu semakin parah dan

lumpuh. Penderita juga mengalami gangguan penglihatan dan kaki sering

kesemutan. Bila telah terserang, dokter biasanya akan mudah mendeteksi. Bila

hanya organ sebelah kiri yang lumpuh, berarti serangan stroke terjadi disebelah

kanan dan sebaliknya (Sutrisno 2007). Gejala stroke iskemik tergantung pada

lokasi dan luasnya sumbatan atau perdarahan (Gendo 2007).

Bentuk ringan stroke dikenal dengan Serangan Otak Sepintas (Transient

Ischaemic Attack/TIA). Gejala terkadang hanya berupa rasa lemah di satu sisi

wajah, atau mungkin rasa kesemutan di lengan atau tungkai. Ada pula yang

mengeluhkan gangguan dari fungsi berbicara. Gejala stroke ringan biasanya

akan kembali normal dalam waktu cepat, kurang dari satu jam. Gejala stroke

yang lebih berat umumnya akan menimbulkan gejala yang lebih khas, seperti

kelumpuhan.

Gejala stroke iskemik

Gejala klinis stroke iskemik dapat terjadi pada lokasi yang berbeda

tergantung neuroanatomi dan vaskularisasi yang diserang, antara lain:

1. Arteri serebri anterior

Arteri serebri anterior merupakan arteri yang memberikan suplai

darah ke area korteks serebri parasagital, yang mencakup area korteks

motorik dan sensorik untuk anggota gerak bawah kontralateral, juga

merupakan pusat inhibitoris dari kandung kemih (pusat miksi).

Gejala yang akan timbul apabila terjadi gangguan pada aliran darah

serebri anterior adalah paralisis kontralateral dan gangguan sensorik yang

mengenai anggota gerak bawah. Selain itu, dapat pula dijumpai gangguan

kendali dari miksi karena kegagalan dalam inhibisi refleks kontraksi kandung

kemih, dengan dampak terjadi miksi yang bersifat presipitatif.

18

Page 19: Makalah Stroke

2. Arteri serebri media

Arteri serebri media merupakan arteri yang mensuplai sebagian

besar dari hemisfer serebri dan struktur subkortikal dalam, yang mencakup

area divisi kortikal superior, inferior, dan lentikolostriaka.

Gejala yang akan timbul apabila mengenai divisi kortikal superior

yaitu menimbulkan hemisensorik kontralateral dengan distribusi serupa,

tetapi tanpa disertai hemianopia homonimus. Seandainya hemisfer yang

terkena adalah sisi dominan, gejala juga akan disertai dengan afasia Brocca

(afasia ekspresif) yang memiliki ciri berupa gangguan ekspresi berbahasa.

Gejala pada divisi kortikal inferior jarang terserang secara tersendiri, dapat

berupa homonimus hemianopia kontralateral, gangguan fungsi sensorik

kortikal, seperti graphestesia, stereonogsia kontralateral, gangguan

pemahaman spasial, anosognosia, gangguan identifikasi anggota gerak

kontralateral, dan apraksia. Pada lesi yang mengenai sisi dominan, maka

akan terjadi pula afasia Wernicke (afasia reseptif).

Apabila stroke terjadi akibat oklusi di daerah bifurkasio atau

trifurkasio (lokasi percabangan arteri serebri media) dimana merupakan

pangkal dari divisi superior dan inferior, maka akan terjadi stroke yang berat.

Dengan demikian, akan terjadi hemiparesis dan hemisensorik kontralateral,

yang lebih melibatkan wajah dan lengan dibanding kaki, terjadi homonimus

hemianopia, dan bila mengenai sisi dominan akan terjadi afasia global

(perseptif dan ekspresif).

Oklusi yang terjadi di pangkal arteri serebri media akan

mengakibatkan aliran darah ke cabang lentikulostriata terhenti dan akan

terjkadi stroke yang lebih hebat. Sebagai dampaknya, selain gabungan

gejala pada oklusi di bifurkarsio atau trifurkarsio seperti yang disebutkan di

atas, juga akan didapatkan gejala paralisis kaki sisi kontralateral.

3. Arteri karotis interna

Arteri karotis interna merupakan arteri yang berpangkal pada ujung

arteri karotis komunis yang membelah dua. Arteri karotis interna bercabang-

cabang menjadi arteri serebri anterior dan media, juga menjadi arteri

oftalmikus yang memberikan suplai darah ke retina.

Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat oklusi arteri karotis

interna ditentukan oleh aliran kolateral yang ada. Kurang lebih sekitar 15%

stroke iskemik yang disebabkan oklusi arteri karotis interna ini akan didahului

19

Page 20: Makalah Stroke

oleh gejala TIA atau gejala gangguan penglihatan monokuler yang bersifat

sementara, yang mengenai retina mata sisi ipsilateral.

Secara keseluruhan, gejala yang muncul merupakan gabungan dari

oklusi arteri serebri media dan anterior ditambah gejala akibat oklusi arteri

oftalmikus yang muncul sebagai hemiplegia dan hemisensorik kontralateral,

afasia, homonimus hemianopia, dan gangguan penglihatan ipsilateral.

4. Arteri serebri posterior

Arteri serebri posterior merupakan cabang dari arteri basilaris yang

memberikan aliran darah ke korteks oksipital serebri, lobus temporalis

medialis, talamus, dan bagian rostral dari mesensefalon. Emboli yang

berasal dari arteri basilaris dapat menyumbat arteri ini.

Gejala yang muncul apabila terjadi oklusi pada arteri serebri posterior

menyebabkan terjadinya homonimus hemianopia yang mengenai lapangan

pandang kontralateral. Sedangkan oklusi yang terjadi pada daerah awal

arteri serebri posterior pada mesensefalon akan memberikan gejala paralisis

pandangan vertikal, gangguan nervus kranialis okulomotorik, oftalmoplagia

internuklear, dan defiasi vertikal drai bola mata.

Apabila oklusi mengenai lobus oksipital sisi hemisfer dominan, dapat

terjadi afasia anomik (kesulitan menyebutkan nama benda), aleksia tanpa

agrafia (tidak dapat membaca tanpa kesulitan menulis), agnosia visual

(ketidakmampuan untuk mengidentfikasi objek yang ada di sisi kiri), dan

akibat adanya lesi di korpus kalosum menyebabkan terputusnya hubungan

korteks visual kanan dengan area bahasa di hemisfer kiri. Oklusi yang

mengenai kedua arteri serebri posterior (kanan dan kiri) mengakibatkan

penderita mengalami kebutaan kortikal, gangguan ingatan dan

prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah yang sebenarnya sudah

dikenali).

5. Arteri basilaris

Arteri basilaris merupakan gabungan dari sepasang arteri vertebra.

Cabang dari arteri basilaris memberikan suplai darah untuk lobus oksipital,

lobus temporal media, talamus media, kapsula internal krus posterior, batang

otak dan serebelum.

Gejala yang muncul akibat oklusi trombus arteri basilaris

menimbulkan defisit neurologis bilateral dengan keterlibatan beberapa

cabang arteri. Trombosis basiler mempengaruhi bagian proksimal dari arteri

20

Page 21: Makalah Stroke

basilaris yang memberikan darah ke pons. Keterlibatan sisi dorsal pons

mengakibatkan gangguan pergerakan mata horizontal, adanya nigtagmus

vertikal, dan gerakan okular lainnya seperti konstriksi pupil yang reaktif,

hemiplegi yang sering disertai koma dan sindrom oklusi basiler dengan

penurunan kesadaran.

Emboli dari arteri vertebralis yang menyumbat bagian distal arteri

basilaris mengakibatkan penurunan aliran darah menuju formasio retikularis

asendens di mesensefalon dan talamus sehingga timbul penurunan

kesadaran. Sedangkan emboli yang lebih kecil dapat menyumbat lebih

rostral dan pada kasus demikian, mesensefalon, talamus, lobus temporal,

dan oksipital dapat mengalami infark. Kondisi ini dapat mengakibatkan

gangguan visual (hemianopia homonim, buta kortikal), visiomotor (gangguan

gerak konvergen, paralisis penglihatan vertikal, diplopia), dan prilaku

(terutama disorientasi) abnormal tanpa gangguan motorik.

6. Cabang vertebrobasilar Sirkumferensial

Cabang sirkumferesial dari arteri vertebralis dan basilaris adalah

arteri sereberalis inferior posterior, sereberalis inferior anterior, dan

sereberalis superior.

Gejala yang terjadi akibat oklusi arteri sereberalis inferior posterior

mengakibatkan sindrom medular lateral (Wallenberg’s syndrome). Sindrom

ini dapat disertai ataksia sereberalis ipsilateral, sindrom Horner, defisif

sensoris wajah, hemihipertesi alternan, nistagmus, vertigo, mual muntah,

disfagia, disartria, dan cegukan. Oklusi arteri sereberalis inferior anterior

akan mengakibatkan infark sisi lateral dari kaudal pons dan menimbulkan

sindrom klinis seperti paresis otot wajah, kelumpuhan pandangan, ketulian,

dan tinitus. Oklusi arteri sereberalis superior akan mengakibatkan sindrom

lateral rostral pons yang menyerupai lesi dengan disertai adanya optokinetik

nistagmus atau skew deviation.

7. Cabang vertebrobasiler paramedian

Cabang arteri paramedian memberi aliran darah sisi medial batang

otak mulai dari permukaan ventral hingga dasar ventrikel IV. Struktur pada

regio ini meliputi sisi medial pedunkulus sereberi, jaras sensorik, nukleus

rubra, formasio retikularis, nukleus kranialis (N.III, N. IV, N.VI, N.XII).

Gejala yang diakibatkan oleh oklusi arteri ini tergantung dimana

oklusi terjadi. Oklusi pada mesensefalon menimbulkan paresis nervus

21

Page 22: Makalah Stroke

okulomotor (N.III) ipsilateral disertai ataksia. Paresis nervus abdusen (N.VI)

dan nervus fasialis (N.VII) ipsilateral terjadi pada lesi daerah pons, sedang

paresis nervus hipoglosus (N.XII) terjadi jika letak lesi setinggi medula

oblongata. Manifestasi klinis dapat berupa koma apabila lesi melibatkan

kedua sisi batang otak.

8. Cabang vertebrobasilar basalis

Percabangan ini berasal dari arteri sirkumferensial yang memasuki

sisi vertebral batang otak dan memberi aliran darah jaras motorik batang

otak. Gejala yang ditimbulkan akibat oklusi arteri basilaris yaitu hemiparesis

kontralateral, dan apabila nervus kranialis (N.III, N.VI, N.VII) terkena

terjadilah paresis nervus kranialis ipsilateral.

9. Infark lakunar

Infark lakunar sering terjadi pada nukleus dalam dari otak (putamen

37%, talamus 14%, nukleus kaudatus 10%, pons 26%, kapsula interna krus

posterior 10%). Terdapat 4 macam sindrom infark lakunar yaitu hemiparesis

murni, stroke sensorik murni, hemiparesis ataksik, dan sindroma dysarthria-

clumsy hand.

Gejala Stroke Hemoragik

1. Perdarahan Intraserebral

Gejala yang diakibatkan oleh perdarahan intraserebral yaitu onset yang

hampir selalu timbul pada saat beraktivitas dan terkadang terjadi saat pasien

dalam keadaan tidur (hanya 3%). Gejala yang paling umum ditemukan adalah

sakit kepala dan muntah. Walaupun tidak spesifik dan tergantung lokasi lesi, hal

ini membedakannya dengan stroke iskemik. Sakit kepala pada saat onset

merupakan suatu gejala klinis yang penting pada pasien dengan perdarahan

lobar, diakibatkan karena adanya distensi lokal, distorsi, atau peregangan

struktur intrakranial superfisial yang sensitif terhadap rasa sakit.

Gejala lainnya yaitu kejang yang menunjukkan adanya suatu perdarahan

lobaris dibandingkan perdarahan pada bagian yang lebih dalam. Kecepatan

penurunan kesadaran pada pasien bervariasi sesuai lokasi dan luas perdarahan

yang terjadi.

Mayoritas kasus dari perdarahan intraserebral terdapat pada

kompartemen supratentorial dan sebagian lagi pada bagian hemisfer serebral,

ganglia basalis, dan talamus. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis

22

Page 23: Makalah Stroke

perdarahan yang dapat terjadi pada stroke perdarahan dan gejala yang

diakibatkannya:

1.1 . Perdarahan Putaminal

Perdarahan putaminal merupakan bentuk perdarahan intracerebral

yang paling sering terjadi. Gambaran klasik dari perdarahan putaminal

adalah kelemahan motorik unilateral yang diikuti abnormalitas sensorik

visual dan perilaku. Apabila lesi mengenai hemisfer sisi dominan akan

terjadi afasia global, sedangkan bila mengenai hemisfer non-dominan

akan menyebabkan gejala hemi-inattention.

1.2 . Perdarahan kaudatus

Perdarahan kaudatus biasa dimasukkan sebagai perdarahan

putaminal yaitu sebagai perdarahan putamina basalis. Onset

perdarahan kaudatus umumnya tiba-tiba, dengan sakit kepala dan

muntah yang diikuti penurunan kesadaran. Pemeriksaan fisik

menunjukan adanya kekakuan leher dan berbagai gangguan perilaku

(disorientasi dan konfusi) dan seringkali diikuti gangguan ingatan jangka

pendek.

1.3 . Perdarahan talamik

Perdarahan talamik akan menunjukan gambaran klinis yang sesuai

dengan besarnya area perdarahan dan perluasan massa perdarahan

yang terjadi. Apabila masa yang timbul sangat besar maka perluasan

dapat mencapai daerah parietal. Gejala muntah cukup banyak dijumpai

namun sakit kepala jarang. Gejala klinis termasuk hemiparesis atau

hemiplegia yang disertaai sindrom hemisensorik berupa penurunan

sistem sensorik tungkai, wajah dan punggung kontralateral. Gejala

utama pada perdarahan talamik adalah kelainan pada nervus

okulomotoris yang mengakibatkan kelumpuhan pandangan atas,

paralisis konvergen, retraksi nistagmus, deviasi asimetris.

1.4 . Perdarahan substansia alba (perdarahan lobaris)

Perdarahan yang terjadi pada daerah subkortikal substansia alba

menghasilkan lesi yang dapat muncul diseluruh lobus serebri terutama

dilobus parietal, temporal dan oksipital. Perdarahan lobaris berbeda

dengan perdarahan intraserebral pada umumnya yaitu tidak banyak

berkaitan dengan hipertk berkaitan dengan hipertensi. Gejala klinis

perdarahan lobaris agak berbeda dengan perdarahan lain. Perdarahan

23

Page 24: Makalah Stroke

lobaris jarang terjadi hipertensi arterial dan penurunan kesadaran.

Sedangkan keluhan sakit kepala dan kejang lebih sering ditemukan.

Terjadi rasa sakit kepala di daerah sekitar mata ipsilateral dan

hemianopasia juga sakit pada areal sekitar telinga dan kelemahan

anggota gerak kontralateral atas serta kelemahan kaki dan wajah.

1.5 . Perdarahan serebral

Perdarahan serebral disebabkan oleh hipertensi arterial.

Perdarahan yang terjadi berasal dari cabang distal arteri serebralis

posteriol inferior. Gejala krinis muncul pada saat pasien melakukan

aktifitas. Gejala awal yang mendahului rasa pening disertai perasaan

seperti saat mabuk, mati rasa pada wajah dan selanjutnya pasien tiba-

tiba tidak mampu berjalan dan bahkan berdiri. Kekakuan pada leher dan

daerah bahu, tinitus dan cekukan terjadi pada beberapa pasien.

1.6 . Perdarahan mesensefalon

Perdarahan spontan nontraumatik pada otak tengah sangat jarang

ditemukan perdarahan biasanya berasal dari bagian bawah talamus

atau lesi yang berawak dicerbelum atau ponds. Gejala yang ditimbulkan

umumnya bertahap dan progresif. Kerap terjadi ataksia dan

oftalmoplegia juga hidrposefalus akibat blokade atau distensi pada

akuaduktus. Gejala lain yang ditimbulkan antara lain berupa

kelumpuhan bilateral nervus III, kelemahan bulbar, reflek extensor

plantar, sakit kapal yang menyeluruh, muntah, hemiparesis, diplopia,

dan pinpoint pupil.

1.7 . Perdarahan pons

Perdarahan pons terjadi karena peningkatan tekanan intrakranial

yang disebabkan masuknya darah keruangan tertutup intrakranial.

Gejala klinis yang terjadi adalah sakit kepala yang hebat di daerah

oksipital sebelum terjadi koma, gejala kejang, menggigil hebat, dan

terjadi disfungsi sistem otonom. Selain itiu gajala lainnya adalah mati

rasa pada wajah dan tungkai atas, ketulian, diplopia, kelemahan kaki

bilateral, dan pola pernapasan yang abnormal, apnea.

1.8 . Perdarahan medula oblongata

Perdarahan medula oblongata yang sangat jarang sekali terjadi

bahkan lebih jarang dibandingkan pedarahan otak tengah. Gejala yang

ditimbulkan dapat berupa rasa pening, muntah, sakit kepala, diplopia,

24

Page 25: Makalah Stroke

dan paresthesia tungkai atas kanan. Umumnya terjadi somnolen dalam

waktu singkat dan ataksik disertai kaku kuduk, hemiparesis kiri,

nistagmus, disfonia, dan disfagia.

2.Perdarahan Subarakhnoid

Perdarahan subarakhnoid umumnya disebabkan oleh rupturnya suatu

aneurisma intrakranial. Sebelum pecah, aneurisma biasanya tidak

menyebabkan gejala-gejala sampai menekan saraf atau bocornya darah dalam

jumlah sedikit, biasanya sebelum pecahnya besar (yang menyebabkan sakit

kepala). Kemudian menghasilkan tanda bahaya, seperti berikut di bawah ini :

Sakit kepala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat

(kadangkala disebut sakit kepala thunderclap).

Nyeri muka atau mata.

Penglihatan ganda.

Kehilangan penglihatan sekelilingnya.

Tanda bahaya bisa terjadi hitungan menit sampai mingguan sebelum

pecah. Orang harus melaporkan segala sakit kepala yang tidak biasa kepada

dokter dengan segera. Pecahnya bisa terjadi karena hal yang tiba-tiba, sakit

kepala hebat yang memuncak dalam hitungan detik. Hal ini seringkali diikuti

dengan kehilangan kesadaran yang singkat. Hampir separuh orang yang terkena

meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Beberapa orang tetap dalam koma

atau tidak sadar. Yang lainnya tersadar, merasa pusing dan mengantuk. Mereka

bisa merasa gelisah. Dalam hitungan jam atau bahkan menit, orang bisa kembali

menjadi mengantuk dan bingung. Mereka bisa menjadi tidak bereaksi dan sulit

untuk bangun.

Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan cerebrospinal disekitar otak

melukai lapisan pada jaringan yang melindungi otak (meninges), menyebabkan

leher kaku sama seperti sakit kepala berkelanjutan, sering muntah, pusing, dan

rasa sakit di punggung bawah. Frekuensi naik turun pada detak jantung dan

bernafas seringkali terjadi, kadangkala disertai kejang yang semakin meningkat.

Selain itu, subarachnoid hemorrhage juga dapat menyebabkan beberapa

masalah serius lainnya :

1. Hidrosefalus: dalam waktu 24 jam. Darah dari subarachnoid hemorrhage

bisa menggumpal. Darah yang menggumpal bisa mencegah cairan di

sekitar otak (cairan cerebrospinal) dari kekeringan seperti normalnya.

Akibatnya, penumpukan darah di dalam otak, meningkatkan tekanan di

25

Page 26: Makalah Stroke

dalam tengkorak. Hidrosefalus bisa menyebabkan gejala-gejala seperti

sakit kepala, mengantuk, pusing, mual, dan muntah dan bisa

meningkatkan resiko pada koma dan kematian.

2. Vasospasm: sekitar 3 sampai 10 hari setelah perdarahan, arteri di dalam

otak bisa kontraksi (kejang), membatasi aliran darah menuju otak.

Kemudian, jaringan otak bisa tidak mendapatkan cukup oksigen dan bisa

mati, seperti stroke iskemik. Vasopasm bisa menyebabkan gejala yang

serupa pada stroke iskemik, seperti kelemahan atau kehilangan rasa

pada salah satu bagian tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami

bahasa, vertigo, dan koordinasi lemah.

3. Pecahan kedua: kadangkala pecahan kedua terjadi, biasanya dalam

waktu seminggu.

Penyebab stroke

Stroke banyak terjadi pada kelompok usia lanjut. Sama halnya dengan

jantung koroner, pembuluh darah otak semakin hari semakin menebal.

Diperlukan waktu puluhan tahun sebelum pipa pembuluh otak tersumbat total

(Mahendra dan Evi 2007).

Beberapa penyebab stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yakni stroke yang disebabkan faktor pembuluh darah dan faktor dari luar

pembuluh darah.

A. Faktor pembuluh darah

Aterosklerosis pembuluh darah otak

Aterosklerosis adalah penumpukan aterom atau lemak pada lapisan

dalam pembuluh darah. Jika aterom ini sudah menutupi seluruh lumen pembuluh

darah maka aliran darah akan tersumbat. Akibatnya, jaringan yang ada di depan

pembuluh darah akan kekurangan oksigen dan akibat lebih lanjut dapat terjadi

kematian jaringan.

Malformasi arteri (pembuluh nadi) otak

Adanya aneurisma (kelemahan) pembuluh darah otak dan tipisnya

dinding pembuluh darah akan memudahkan dinding pembuluh darah robek jika

terjadi peningkatan tekanan darah. Aneurisma dibagi menjadi dua yaitu

congenital (bawaan dari lahir) dan bukan bawaan lahir (didapat setelah lahir).

Aneurisma ini tidak memberikan gejala apapun sampai suatu saat dapat pecah

sendiri jika terjadi peningkatan aliran darah ke otak dan terjadilah stroke.

26

Page 27: Makalah Stroke

Trombosis vena (penyumbatan)

Penyebab seperti thrombus, embolus, cacing, parasit, atau leukemia yang

dapat menyumbat pembuluh darah.

Pecahnya pembuluh darah otak

Pecahnya pembuluh darah otak dapat terjadi di ruang subarachnoid (di

bawah selaput otak) atau intracerebral (dalam jaringan otak). Akibatnya adalah

darah dari arteri otak akan terus mengalir keluar tanpa ada yang dapat

menghentikan. Darah akan menutupi dan menekan sebagian besar jaringan otak

sehingga jaringan otak yang tertekan akan mengalami hipoksia disertai dengan

kematian jaringan otak, bahkan mungkin disertai dengan kematian biologis.

B. Faktor dari luar pembuluh darah

Penurunan perfusi (aliran) darah ke otak

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti hipertensi menahun

yang menyebabkan terjadinya perubahan anatomi jantung, gagal jantung

kongestif atau hiperkolesterol. Adanya perubahan tersebut menyebabkan darah

menjadi relatif lebih pekat dan alirannya menjadi lambat.

Embolus atau thrombus yang mengalir di dalam pembuluh darah

tersangkut di salah satu cabang pembuluh darah otak yang kecil sehingga

menyumbat aliran darah. Kejadian ini akan menyebabkan kematian jaringan

otak. Embolus atau thrombus dapat berasal dari pembuluh darah di tungkai yang

terlepas saat kita beraktivitas, dari paru-paru, embolus lemak terutama terkena

pada orang yang obesitas atau pascaoperasi besar, seperti operasi caesar dan

patah tulang (Mahendra dan Evi 2007).

Pencegahan Stroke

Tindakan pencegahan dibedakan atas pencegahan primer dan sekunder.

Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah stroke pada mereka yang belum

pernah terkena stroke. Pencegahan sekunder ditujukan untuk mereka yang

pernah terkena stroke termasuk TIA (Wahjoepramono 2005).

Menurut Wahjoepramono (2005), pencegahan primer dapat dilakukan

dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi :

1) Penurunan berat badan : mengupayakan berat badan normal

2) Pola makan yang tidak memicu hipertensi : mengkonsumsi buah-buahan,

sayuran, dan produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak

jenuh

27

Page 28: Makalah Stroke

3) Diet rendah garam : mengurangi intake garam <100 mmol per hari (2,4 g Na

atau 6 g NaCl)

4) Aktivitas fisik : aktivitas fisik rutin seperti jalan santai minimal 30 menit per

hari

Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan pada pasien

yang sudah pernah mengalami stroke atau TIA. Target akhir dari pencegahan

sekunder adalah agar jangan sampai terjadi seranagn TIA ataupun stroke yang

berulang. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Stroke Council of the American Heart Association merekomendasikan

hal pencegahan sebgai berikut :

Lemak

LDL < 100 mg/dLHDL > 35 mg/dLTC < 200 mg/dLTG < 200 mg/dL

Diet AHA step II: ≤ 30 % lemak, < 7 % lemak jenuh, < 200 mg/hari kolesterol, penurunan berat badan dan aktifitas fisik.Jika target tak tercapai dan LDL > 130 mg/dL berikan terapi medikamentosa (mis: statin).Bila LDL 100-130 mg/dL, medikamentosa dapat dipertimbangkan.

Alkohol Mengurangi konsumsi alkoholEdukasi pasien dan keluarga untuk kurangi / hentikan kebiasaan minum alcohol

Aktifitas fisik

30–60 menit dalam 3-4 kali / menggu

Latihan fisik sedang (jalan santai, jogging, bersepeda atau aerobik). Program dengan supersi medis bagi pasien dengan rsiko tinggi (penyakit jantung)

Obesitas≤ 120 % dari berat badan ideal berdasarkan tinggi

Diet dan latihan fisik

AHA: American Heart Association, HDL: high density lipoprotein, LDL: low density lipoprotein, TC: total cholesterol, TG: trigliserida

1) Konsumsi ganggang coklat.

Salah satu makanan yang perlu untuk dikonsumsi adalah bahan-bahan

alami yang tersedia di laut seperti ganggang laut coklat (brown seaweed) /

Rambut Malaikat (mozu) atau nano. Tumbuhan laut yang memiliki nama latin

Laminaria Japonica hidup di daerah terumbu karang yang jenih dan bersih.

Ganggang laut coklat (brown seaweed) untuk mencegah penyakit,

memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan secara signifikan. Ganggang

laut coklat (brown seaweed) banyak mengandung vitamin dan mineral yang

seimbang dan bermanfaaat seperti : kalsium, magnesium, iron, copper, mangan,

zink, boron dan iodine, selain itu mengandung serat, asam amino, dan B-

kompleks. Ganggang Laut Coklat (brown seaweed) juga mengandung beberapa

28

Page 29: Makalah Stroke

zat aktif, yang dapat mengurangi risiko terkena stroke akibat penyumbatan

pembuluh darah, seperti:

Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak,

trigliserida serta kolesterol dalam darah, sehingga terkontrol.

laminarin sebagai zat anti penggumpalan darah yang membantu

mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Iodium organik membantu mengoptimalkan fungsi tiroid untuk

metabolisme tubuh lebih baik

Mineral koloidal yang mudah diserap oleh tubuh.

Kandungan lain yang berguna bagi pasien pasca stroke adalah fucoidan

yaitu suatu polisakarida kompleks yang membantu memperbaiki daya

ingat dan sistem motorik pasca stroke serta meregenerasi sel-sel baru

untuk kesehatan menyeluruh.

Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada pasien pasca

stroke yang dilakukan Universias Manitoba, Winnipeg, Kanada. Hasilnya

menunjukkan bahwa fucoidan dalam brown seaweed mempercepat pemulihan

fungsi motorik pada minggu pertama serta memperbaiki memori.

Penelitian manfaat ganggang laut coklat lainnya:

Fucoidan dalam ganggang coklat mampu menghambat pembentukan

bekuan darah sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung

dan stroke (Malmo University Hospital, Swedia)

Fucoidan dalam ganggang coklat mempercepat fungsi motorik pada

minggu pertama dan perbaikan memori (University of Manitoba,

Winnipeg-Canada)

Ganggang coklat mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol

metabolisme asam lemak, sehingga menurunkan kadar lemak dalam

darah. Selain itu, dapat juga meningkatkan pembakaran lemak di liver

(Laboratory of Lipid Chemistry, Yokohama- Jepang)

Ganggang laut coklat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar

kolesterol sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1%

(Cardiovascular Center di RS Sakhalin, Rusia) (Utama J 2007).

2) Ikan Tuna

Ikan tuna juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B6 dan asam

folat. World's Health Rating dari The George Mateljan Foundation

menggolongkan kandungan vitamin B6 tuna ke dalam kategori sangat bagus

29

Page 30: Makalah Stroke

karena mempunyai nutrient density yang tinggi, yaitu mencapai 6,7 (batas

kategori sangat bagus adalah 3,4-6,7). Vitamin B6 bersama asam folat dapat

menurunkan level homosistein. Homosistein merupakan komponen produk

antara yang diproduksi selama proses metilasi. Homostein sangat berbahaya

bagi pembuluh arteri dan sangat potensial untuk menyebabkan terjadinya

penyakit jantung.

Meskipun ikan tuna mengandung kolesterol, kadarnya cukup rendah

dibandingkan dengan pangan hewani lainnya. Kadar kolesterol pada ikan tuna

38-45mg per 100gr daging. Kandungan gizi yang tinggi membuat tuna sangat

efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya stroke. Sebuah

studi yang pernash dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa konsumsi

ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27% resiko penyakit sroke

daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau

lebih dalam setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga 52

persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh dari

ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke

otak.

3) Sayur dan Buah-buahan

Sebagian besar buah dan sayur memiliki nilai gizi dan mineral yang cukup

tinggi. Kandungan gizi tersebut sangat dibutuhkan untuk merevitalisasi sel-sel

dan jaringan tubuh yang telah rusak serta meningkatkan sistem metabolisme

serta sistem kekebalan didalam tubuh. Terdapat beberapa jenis buah dan sayur

yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit stroke diantaranya

adalah: melon, alpukat, pisang, apel, belimbing, jambu biji, dan asparagus.

Pencegahan terjadinya stroke harus dilakukan sepanjang masa. Dengan

bertambahnya usia, kemungkinan untuk terserang stroke. Oleh karena itu, harus

diusahakan untuk selalu mengurangi atau menghilangkan berbagai faktor resiko,

terutama dengan melakukan diet dan olahraga secara teratur (Wirakusumah

2001).

Selain itu, menurut Wirakusumah (2001), makanan yang dapat menolong

untuk mencegah stroke antara lain :

Sumber asam lemak omega-3

Komponen ini banyak terkandung di dalam ikan. Suatu penelitian yang

dilakukan di Belanda terhadap populasi yang berusia 60-90 tahun, yang

selalu mengkonsumsi ikan (sekurang-kurangnya satu kali seminggu),

30

Page 31: Makalah Stroke

membuktikan bahwa resiko terserang stroke pada 15 tahun ke depan hanya

setengah kali dibandingkan dengan populasi lain yang tidak mengkonsumsi

ikan. Hal ini membuktikan bahwa asam lemak omega-3 yang terkandung di

dalam ikan akan memperbaiki struktur membran sel. Dalam hal ini, sel akan

lebih kuat dan lentur. Selain itu, asam lemak omega-3 dapat membantu

thromboxane yang berfungsi menurunkan terbentuknya gumpalan darah.

Teh

Stroke dapat juga dilawan dengan teh, khususnya jenis teh hijau. Sebuah

studi di Jepang membuktikan dengan mengkonsumsi teh hijau sebanyak

lima cangkir sehari dapat menurunkan resiko terserang stroke. Di dalam teh

hijau terkandung antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan

sel. Bahkan, teh hijau mengandung komponen antioksidan yang lebih kuat

dibanding vitamin E dan vitamin C. Berikut ini adalah zat-zat yang berperan

sebagi sumber antioksidan :

Betakaroten, di dalam makanan komponen ini dapat mencegah

perubahan kolesterol menjadi unsur toksik yang mampu membentuk

plak dan akan menggumpal di dalam arteri. Betakaroten yang diubah

menjadi vitamin A, akan melawan kerusakan sel saraf ketika otak

kehilangan oksigen. Betakaroten banyak terdapat pada wortel, tomat,

papaya, bit, serta sayur dan buah yang berwarna jingga.

Vitamin E, dapat mengurangi pembentukan gumpalan darah (plak) yang

dapat menyumbat arteri. Contoh sumber pangan yang mengandung

vitamin E adalah taoge.

Vitamin C, dapat memperkuat dinding pembuluh darah dan mencegah

terjadinya hemorrhages (keluarnya darah dari pembuluh) otak. Bahan

pangan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, jambu biji, tomat

dan lain-lain.

Sumber kalium

Makanan sumber kalium seperti pisang, dapat menurunkan resiko

terserangnya stroke. Diduga, asupan kalium yang memadai membuat

dinding arteri lebih elastik dan normal. Selain itu, juga dapat melindungi

kerusakan pembuluh darah akibat tekanan darah yang tinggi.

31

Page 32: Makalah Stroke

Bawang Bombay dan bawang putih

Bawang Bombay dan bawang putih dapat mencegah penggumpalan darah

yang akan menyumbat aliran darah ke otak. Selain itu, juga dapat memacu

mekanisme pelarutan gumpalan darah di dalam tubuh.

Sedangkan hal-hal yang harus diwaspadai antara lain :

Sumber lemak

Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan makanan yang

mengandung lemak. Jenis lemak yang harus diwaspadai, terutama lemak jenuh

yang dapat memicu terbentuknya gumpalan-gumpalan lemak dalam pembuluh

darah. Inilah yang akan menghambat aliran darah ke otak sehingga

menimbulkan stroke.

Garam

Diduga, kelebihan garam dapat memicu timbulnya mini stroke. Pengujian

yang dilakukan terhadap tikus menunjukkan bahwa pada otak tikus yang

mnengkonsumsi ransum dengan kadar garam yang tinggi, akan tampak

adanya kerusakan arteri dan jaringan, yang disebabkan oleh keadaan mini

stroke.

Alkohol

Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan alkohol karena

kelebihan alcohol yang tinggi dapat meningkatkan resiko terserangnya

stroke. Konsentrasi alcohol yang tinggi dapat memicu terjadinya emboli

(penggumpalan), dan ischemia (kurangnya darah dalam jaringan), yang

disebabkan oleh perubahan konsentrasi darah dan kontraksi pembuluh

darah. Kondisi inilah yang mengawali terjadinya stroke.

Upaya Pengobatan Stroke

Stroke adalah penyakit otak yang paling destruktif dengan konsekuensi

berat. Stroke tidak hanya akan menimbulkan kecacatan yang dapat membebani

seumur hidup tetapi juga ancaman kematian bagi pasien. Apabila mengalami

serangan stroke, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan

penyebabnya, bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan

obat penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa

kelumpuhan dan gejala lainnya dapat dicegah atau dipulihkan jika obat stroke

yang berfungsi menghancurkan bekuan darah disuntikkan kurang dari tiga jam

sejak serangan (periode emas). Obat yang diberikan biasanya diberikan

berdasarkan penyebab stroke, dan akibat yang ditimbulkan oleh stroke tersebut,

32

Page 33: Makalah Stroke

seperti obat depresi (untuk mengatasi gangguan psikis), dan alat bantu nafas.

Antikoagulan (anti penggumpalan) tidak diberikan kepada penderita tekanan

darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan

otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak (Utama

J 2007).

Perawatan Pasca Stroke

Sekali terkena serangan stroke, tidak membuat seseorang terbebas dari

stroke. Di samping dampak menimbulkan kecacatan, masih ada kemungkinan

dapat terserang kembali di kemudian hari. Penanganan pasca stroke yang biasa

dilakukan adalah:

1) Rehabilitasi. Penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti

terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, dan penyediaan alat bantu di unit

orthotik prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa,

terapi wisata, dan sebagainya. Selain itu, juga dilakukan community based

rehabilitation (rehabilitasi bersumberdaya masyarakat) dengan melakukan

penyuluhan dan pelatihan masyarakat di lingkungan pasien agar mampu

menolong, setidaknya bersikap tepat terhadap penderita. Hal ini akan

meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan masyarakat.

2) Penerapan gaya hidup sehat. Bahaya yang menghantui penderita stroke

adalah serangan stroke berulang yang dapat fatal atau kualitas hidup yang

lebih buruk dari serangan pertama. Bahkan ada pasien yang mengalami

serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal ini disebabkan pasien tersebut tidak

mengendalikan faktor risiko stroke. Penerapan gaya hidup sehat sangat

penting bagi mereka yang sudah pernah terkena serangan stroke, agar tidak

kembali diserang stroke seperti berhenti merokok, diet rendah lemak atau

kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur 3 kali seminggu (30-45

menit), makan secukupnya, dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang,

menjaga berat badan jangan sampai kelebihan berat badan, berhenti minum

alkohol dan atasi stres.

3) Selain itu konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat mengurangi resiko

timbulnya kembali serangan stroke juga sangat diperlukan.

33

Page 34: Makalah Stroke

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang

dapat berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi

stroke berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke ringan

hingga dapat menyebabkan kematian. Secara garis besar, stroke dibagi menjadi

stroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik

(karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi sesuai

daerah yang terserang.

Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung

perkembangan stroke yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang

tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapat

dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup). Pencegahan

penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor resiko yang dapat

dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi makanan

yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.

Saran

Gejala stroke umumnya sulit untuk dibedakan dengan gejala penyakit

lainnya apabila masih belum mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu

pencegahan primer sangat disarankan karena setelah mengalami stroke,

seseorang sulit untuk dapat pulih total, apalagi pada usia lanjut. Salah satu cara

pencegahan primer yang paling disarankan yaitu konsumsi buah-buahan,

sayuran, dan produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak jenuh

dan beraktivitas fisik secara rutin.

34

Page 35: Makalah Stroke

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2006. Cegah stroke, konsumsi wortel. www.kapanlagi.com. [25 Mei 2009].

Danis D. Kamus Istilah Kedokteran. Jakarta: Gita Media Press.

Efendi YH. Bahan Kuliah Patofisiologi, Neurologi. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Ganong W. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Gendo U. 2007. Integrasi Kedokteran Barat dan Kedokteran Tradisional Cina. Jakarta: Kanisius.

Mahendra B, Rachmawati Evi. 2007. Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Misbach J, Kalim H. 2007. Stroke Mengancam Usia Produktif. www.medicastore. com. [25 Mei 2009].

Smith T, Davidson S. 2005. Dokter di Rumah Anda. Jakarta: Dian Rakyat.

Sutrisno A. 2007. Stroke. Jakarta: Gramedia.

Tembayong J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Utama J. Pengobatan Stroke dan Perawatan Pasca Stroke. www. medicastore.com [12 Mei 2009].

Wahjoepramono EJ. 2005. Stroke Tata Laksana Fase Akut. Lippo Karawaci: Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, RS Siloam Gleneagles.

Wirakusumah ES. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta: Puspa Swara.

35

Page 36: Makalah Stroke

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel

Tabel 1 Manifestasi klinik stroke iskemik berdasarkan daerah yang terserangDaerah vaskular Manifestasi klinikArteri karotid internal 1. Kebutaan ipsilateral-terletak pada atau mengenai sisi yang

sama (arteri optalmik-yang berhubungan dengan mata)2. Gejala pada arteri serebralis tengah

Arteri serebralis tengah

1. Kelemahan kontralateral- dan kehilangan sensori termasuk lengan dan wajah lebih daripada kaki.

2. Afasia-defek atau hilangnya kemampuan ekspresi dengan bicara, menulis, atau tanda-tanda atau untuk memahami bahasa lisan atau tulisan, yang disebabkan oleh trauma atau penyakit di pusat otak.

3. Hemineglect-separuh/sebagian gagal melakukan beberapa tugas atau fungsi, anosognosia-ketidakwaspadaan atau penyangkalan dari defisit neurologis, disorientasi spasial pada hemisfer serebralis kanan

4. Derajat variabel dari defek visualArteri serebralis anterior

1. Kelemahan kontralateral- dan kehilangan sensori yang mendominasi bagian anggota gerak bagian bawah

2. Ketidakmampuan mengeluarkan urin, terutama dengan lesi bilateral

3. Disparaksia lengan4. Abulia-kehilangan atau berkurangnya kemauan, inisiatif dan

dorongan5. Afasia transkortikal motorik pada bagian dominan-gangguan

kemampuan bicara dan menulis, yang disebabkan oleh lesi pada insulin dan operkulum sekelilingnya

Arteri serebralis posterior

1. Anopsia kontalateral homonymous2. Kehilangan sebagian sensorei kontralateral tanpa mengalami

kelemahan3. Defisit kortikal asosiasi variabel visual, seperti aleksia tanpa

agrafia dan agnosia visual asosiatifArteri basilaris 1. Paralisis pada limb (lengan atau tungkai) yang biasanya

bilateral namun terkadang asimetrik2. Biasanya pada bulbar atau paralisis pseudobulbar pada

muskulatur cranial (disfagia-,disartria-artikulasi pembicaraan yang tidak sempurna oleh karena gangguan kendali otot yang merupakan akibat kerusakan saraf pusat atau perifer,diplegia fasial-kelumpuhan yang mengenai kedua belah sisi tubuh, dan lainnya

3. Pengurangan dari sensori atau abnormalitas serebelar.4. Abnormalitas gerakan mata (internuklear optalmoplegia

(paralisis otot mata), “one-and-half syndrome”, nistagmus (gerak cepat bola mata involunter, dapat horizontal, vertikal, berputar, atau campuran dari dua variasi), skew deviation, ocular bobbing, miosis, dan ptosis (turunnya kelopak mata atas akibat kelumpuhan)

5. koma Arteri vertebralis 1. berbagai variasi dari vertigo, dizziness, nausea (sensasi tidak

menyenangkan yang secara samar mengaxu pada epigastrium dan abdomen dengan kecendrungan untuk muntah), dan vomiting (muntah)

36

Page 37: Makalah Stroke

2. fasial ipsilateral dengan kontralateral tubuh dan hipoestesia anggota gerak bagian bawah

3. Ataksia truncal ipsilateral atau appendikular4. Sindrom horner ipsilateral5. Disfagia dan hoarseness

Lampiran 2 Daftar istilah

Abulia: hilangnya/berkurangnya kemampuan, inisiatif dan dorongan.

Anmnesia: kemampuan ingatan, sejarah masa lalu pasien dan

keluarganya

Afesia: defek/hilangnya kemampuan ekspresi bicara, menulis,atau tanda-

tanda atau untuk bahasa lisan atau tulisan, yang disebabkan oleh trauma

atau penyakit dipusat otak

Blindness: hilangnya kemampuan melihat, hilangnya persepsi alas

rangsang visual

Bulbar: Sebuah masa bundar/pembesaran

Diplegia: kelumpuhan yang mengenai kedua sisi tubuh

Disatria: artikulasi pembicaraan yang tidak sempurna oleh karena

gangguan kendali otot yang merupakan akibat dari kerusakan saraf pusat

atau perifer

Disfasia: berkurangnya kemampuan berbicara, yang terdiri dari tidak

adanya koordinasi dan gagalnya menyusun kata-kata menurut susunan

yang benar akibat lesi pusat

Ispilateral: terletak pada/mengenai sisi yang lain

Hemiparesis: kehilanngan atau gangguan funngsi motorik pada suatu

bagian akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot yang mengenai satu

sisi tubuh

Paralisis: kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian

akibat lesi pada mekanisme saraf atu otot juga secara analogi ganngguan

fungsi otot

Symptomatology: 1. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan

gejala, 2. Hubungan gejala suatu penyakit

37