makalah spondilitis tutor12

23
MAKALAH KASUS II SISTEM MUSKULOSKELETAL SPONDILITIS KELOMPOK 12 FAUZIA FATHARANI 220110110028 MELDA ISKAWATI 220110110043 DEWI YULIA FATHONAH 220110110056 RIA HERLIANI 220110110038 AJENG GUSTIANI 220110110006 NURUL IKLIMA 220110110055 FRANSISKA YUSRIDA 220110110108 TOAYAH INDAH SARI 220110110072 MONA YOSEFHIN 220110110129 OKY OCTAVIANI 220110110064 PUTRI PANJAITAN 2201101100 ASTI NURHALIMAH 220110110042 LUSIYANTI 220110110047 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: asti-nurhalimah

Post on 07-Aug-2015

218 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Spondilitis Tutor12

MAKALAH KASUS II

SISTEM MUSKULOSKELETAL

SPONDILITIS

KELOMPOK 12

FAUZIA FATHARANI 220110110028

MELDA ISKAWATI 220110110043

DEWI YULIA FATHONAH 220110110056

RIA HERLIANI 220110110038

AJENG GUSTIANI 220110110006

NURUL IKLIMA 220110110055

FRANSISKA YUSRIDA 220110110108

TOAYAH INDAH SARI 220110110072

MONA YOSEFHIN 220110110129

OKY OCTAVIANI 220110110064

PUTRI PANJAITAN 2201101100

ASTI NURHALIMAH 220110110042

LUSIYANTI 220110110047

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2: Makalah Spondilitis Tutor12

BAB I

PEMBAHASAN KASUS

Chair : Toayah Indah Sari

Scriber 1 : Lusiyanti

Scriber 2 : Asti Nurhalimah

KASUS I

STEP 1

1. Gibbus Sign (Oky)

2. Kalsifikasi Lumbal 3-5 (Ajeng)

3. Korset (putri)

Jawab :

1. Peregerakan posisi tulang (Dewi)

2. Korset untuk sakit punggung, untuk tulang belakang (Fauzia)

3. Pengapuran (Melda)

STEP 2

1. Apakah hubungan antara tempat tinggal dan penyakit yang di derita? (Fransiska)

2. Apakah TBC berhubungan dengan penyakit yang sekrang? (Melda)

3. Pendidikan kesehatan klien tentang lingkungan? (Oky)

4. Penyakitnya local atau sistemik? (Asti)

5. Mengapa nanah nya di L3? (Nurul)

6. Hubungan inkontinensai urin dengan penyakitnya? (Lusi)

7. Penatalaksanaan nanah kuning? (Dewi)

8. Mengapa dokter memeriksa dahak sewaktu pagi? (Mona)

9. Penatalaksanaan ddebridement dengn korset seperti apa? (Fauzia)

10. Factor resiko spondilitis? (Toayah)

11. Indikasi pengambilan dahak? (Toayah)

Page 3: Makalah Spondilitis Tutor12

STEP 3

1. Jarang terkena sinar matahari (Ajeng)

Tinggal di tempat lembab (Oky)

2. Ya, TBC nya sudah sistemik (Asti)

Ya, batuk nya membuat tulang membungkuk (Mona)

TBC tulang, tulang kehilangan fungsinya (Dewi)

3. Diberitahukan untuk mejaga lingkungan agar tidak lembab, pencahayaan

cukup dan terkena sinar matahari (Fransiska)

4. Sistemik (Lusi)

Lokal (Ria)

Sistemik (Melda)

5. Dari ruang yang tidak terinfeksi (Melda)

6. Saraf di lumbal terganggu (Ria)

7. –

8. Pagi pagi itu lebih akurat (Lusi)

9. –

10. Kurang vitamin D, kurang nutrisi, usia (Putri)

Lingkungan kumuh (Melda)

11. Mengetahui jenis kuman (Melda)

Page 4: Makalah Spondilitis Tutor12

STEP 4 (MIND MAP)

SPONDILITIS

KLASIFIKASI

DEFINISI

PATOFISILOGI

EPIDEMIOLOGI

KONSEP UMUM

PENATALAKSANAAN

ASUHAN

KEPERAWATAN

MANIFESTASI

KLINIS

ETIOLOGI

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

ANALISA DATA

PENGKAJIAN

PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK

Page 5: Makalah Spondilitis Tutor12

BAB II

SPONDILITIS

I. ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETEAL

Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu , Ana : Bagian, Memisahkan.Tomi

(tomie) = Tomneinei : iris / potong.Fisiologi berasal dari kata Fisis (physis) : Alam

atau cara kerja .Logos (logi) : ilmu pengetahuan.Dari kata tersebut di atas dapat di

simplksn bahwa pengertian anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu

bekerja.Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan

baik secara keseluruhan maupun bagian – bagian serta hubungan alat tubuh yang satu

dengan yang lain.Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap

– tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat – alat tubuh dan sebagainya.

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengukur

pergerakan.Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam

berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi system muskuloskeletal yang optimum.

Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi antara sendi yang

normal unit-unit neuromuskular yang menggerakkannya. Elemen-elemen tersebut

juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi.

Otot, ligamen, rawan sendi dan tulang saling bekerjasama dibawah kendali sistem

saraf agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan sempurna. Mempelajari Sistem

Kerangka & Otot Kerangka. Osteologi : cabang ilmu anatomi yang mempelajari

tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti

tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam

kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan

otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot.

Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan,

bergoyang, berlari, dan sebagainya.

Page 6: Makalah Spondilitis Tutor12

Sistem muskuloskeletal merupakan suatu system yang dibentuk oleh tulang, sendi

dan otot.

Tulang (system skelet)

Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi 4 kategori :

1. Tulang panjang

Tulang ini agak melengkung tujuannya agar kuat menahan beban dan tekanan.

Contohnya humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula.

Bagian tulang panjang

Diafisis : bagian tengah tulang berbentuk silinder dari tulang kortikal

yang memiliki kekuatan besar

Matafisis : bagian tulang yang melebar dekat ujung akhir batang. Daerah

ini terutama disusun oleh tulang trabekular atau tulang spongiosa yang

mengandung sumsum merah. Sumsum merah terdapat juga dibagian epifisis

dan diafisis tulang. Pada anak-anak sumsum merah mengisi sebagian besar

bagian dalam tulang panjang tetapi kemudian diganti olah sumsum kuning

setelah dewasa.

Epifisis : lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal

pada anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. Bagian

epifisis yang letaknya dekat sendi tulang panjang bersatu dengan metafisis

sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti.

2. Tulang pendek

Parbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada pergelangan tangan dan

kaki, bentuknya seperti kubus.

3. Tulang pipih : iga, tengkorak, panggul dan scapula. Bentuknya pipih berfungsi

untuk perlindungan.

4. Tulang tak teratur, tulang pada wajah dan vertebra.

Tulang diliputi dibagian luar oleh membrane fibrus padat dinamakan periosteum yang

memberi nutrisi ke tulang dan memungkinnya tumbuh, selain sebagai tempat

perlekatan tendon dan ligament.

Page 7: Makalah Spondilitis Tutor12

Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah dan limfatik. Lapisan yang paling

dekat dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang.

Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-sel tulang terdiri

atas :

Osteoblast, yang berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan

matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar

(glukosaminoglikan/asam polisakarida dan proteoglikan)

Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang

yang terletak dalam osteon (unit matriks tulang)

Osteoklast adalah multinuclear yng berperan dalam penghancuran, resorpsi

dan remodelling tulang.

Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus

menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis.

Pembuluh periosteum mangangkut darah ke tulang kompak melalui kanal Volkmann

ang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrient yang menembus periosteum dan

memasuki rongga meduar melalui foramina. Arteri nutrient memasok darah ke

sumsum dan tulang.

Pembentukan tulang

Ossifikasi adalah proses dimana matriks tulang terbentuk dan pengerasan mineral

ditimbun dalam serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. 2 model

dasar ossifikasi :

1. Intramembran : tulang tumbuh di dalam membrane, terjadi pada tulang wajah

dan tengkorak.

2. Endokondal : pembentukan tulang rawan terlebih dahulu kemudian mengalami

resorpsi dan diganti oleh tulang.

Kebanyakan tulang terbentuk dan mengalami penyembuhan melalui ossifikasi

endokondal.

Page 8: Makalah Spondilitis Tutor12

Pemeliharaan tulang

Factor yang mengatur pembentukan dan resorpsi tulang :

Stress terhadap tulang

Vitamin D, meningkatkan jumlah kalsium dengan meningkatkan penyerapan

kalsium dari saluran pencernaan.

Hormone paratiroid dan kalsitonin

Hormone paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah. Kalsitonin

meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.

Pasokan darah

Penyembuhan tulang

Inflamasi

Bila fraktur, terjadi perdarahan dalam jaringan yang cedera dan terjadi

pembentukan hematoma. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi. Tempat

cedera akan diinvasi makrofag, terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.

Proliferasi sel

Terbentuk benang-benang fibril, jaringan untuk revaskularisasi dan invasi

fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast akan menghasilkan kolagen

dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk

jaringan ikat fibrus dan osteoid.

Pembentukan kalus

Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi

lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan

dengan jaringan fibrus, tulang rawan 7 tulang serat imatur. Perlu waktu 3-4

minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang aan atau jaringan fibrus.

Osifikasi

Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu patah tulang

melalui proses penulangan endokondral. Mineral terus menerus ditimbun sampai

tulang benar-benar telah bersatu dank keras.

Remodeling

Page 9: Makalah Spondilitis Tutor12

Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan

reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya.

Fungsi system skelet

Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh

Melindungi bagian tubuh tertentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru

Tempat melekatnya otot dan tendon

Sumber mineral seperti garam dan fosfat

Tempat produksi sel darah merah

SISTEM PERSENDIAN

Tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi yang

memungkinkan berbagai macam gerakan.

Ada 3 macam sendi yaitu :

Sendi sinartrosis merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan misalnya pada

persambungan tulang tengkorak.

Sendi amfiartrosis, seperti sendi pada vertebra dan simfisis pubis yang

memungkinkan gerakan terbatas.

Sendi diartrosis adalah sendi yang dapat digerakkan secara bebas

Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian tulang ditutupi oleh

tulang rawan hialin yang halus. Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh

selubung fibrus kuat kapsul sendi. Kapsul dilapisi oleh membrane, sinovium,

yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran ke dalam kapsul

sendi.Ligamen, mengikat tulang dalam sendi. Ligamen dan tendon otot yang

melintasi sendi, menjaga stabilitas sendi. Bursa adalah suatu kantung yang

berisi cairan sinovial, biasanya merupakan bantalan bagi pergerakan tendon,

ligamen dan tulang di siku, lutut dan beberapa sendi lainnya.

Page 10: Makalah Spondilitis Tutor12

SISTEM OTOT SKELET

Kira-kira 40% tubuh adalah otot rangka dan 5-10% lainya adalah otot polos atau

otot jantung

Otot dihubungkan oleh tendon tau aponeurosis ke tulang, jaringan ikat atau kulit

Otot bervariasi ukuran dan benuknya bergantung aktivitas yang dibutuhkan

Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang

terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium atau fasia

Otot mengandung sebagian besar mioglobulin yang berkontraksi lebih lambat

dan lebih kuat

Tiap sel otot (serabut otot) mengandung myofibril. Yang tersusun atas

sekelompok sarkomer (aktin dan myosin) yang merupakan unit kontraktil otot

skelet

Otot berfungsi sebagai :

Pergerakan

Membentuk postur

Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi

Pemberian nama otot

Tergantung ciri structural atau fungsional otot

Lokasi otot menunjukkan tulang atau bagian tubuh yang bersangkutan (M.

temporalis, M. intercostal)

Bentuk otot M. deltoid berbentuk segitiga

Ukuran relative otot maksimus, minimus, longus dan brevis. Misalnya M. gluteus

maksimus

Arah serat otot rectus, transversus, oblique. Misalnya M. rectusfemoris dan M.

transversus abdominis

Jumlah origo biseps, triseps atau quadriceps. Contoh M. biseps branchii

Lokasi origo atau insertio otot misalnya M. sternokleidomastoideus

Page 11: Makalah Spondilitis Tutor12

Aksi otot fleksor, ekstensor, adduktor atau abduktor. Contohnya M. adduktor

longus, M. supinator, M. ekstensor

FISIOLOGI OTOT

Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara

kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis

otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.

Otot rangka Otot jantung Otot polos

Mempunyai stria,

berbentuk silindris, dan

mempunyai banyak inti

serta berada dibawah

control kesadaran.

Tight junction RS

berkembang sangat pesat

Mempunyai stria,

multinukleus, silindris,

dan bercabang-cabang

serta berkontraksi tidak

dibawah pengaruh

kesadaran.

Gap junction RS kurang

berkembang

Tidak berstria, hanya

mempunyai satu inti dan

juga tidak dibawah

pengaruh kesadaran

Gap junction RS kurang

berkembang

2. MIND MAP

a. Definisi

Spondilitis tuberculosis adalah infeksi sekunder dari suatu infeksi yang

berasal dari ekstraspinal. Lesi dasar dari spondilitis tuberculosis adalah kombinasi

dari osteomielitis dan arthritis yang biasanya melibatkan lebih dari satu segmen

vertebra. Bagian anterior dari badan vertebra yang berdampingan dengan piring

subchondral adalah lokasi yang umumnya dipengaruhi. Tuberculosis dapat

menyebar dari daerah tersebut ke daerah diskus intervertebralis. Pada dewasa,

penyakit pada piringan merupakan sekunder terhadap infeksi yang berasal dari

badan vertebra. Sedangkan pada anak – anak, karena diskus masih mendapatkan

Page 12: Makalah Spondilitis Tutor12

vaskularisasi, maka masih dapat menjadi tempat primer.

b. Epidemiologi

Diperkirakan 1-2% dari total kasus tuberculosis dapat berkembang

menjadi spondilitis tuberculosis. Tuberkulosis pada tulang dan jaringan ikat

adalah kira – kira 10% dari kasus tuberculosis ekstrapulmonalis. Spondilitis

tuberculosis adalah manifestasi umum dari tuberculosis musculoskeletal, kira –

kira 40-50% total kasus. Frekuensi kasus spondilitis tuberculosis berhubungan

dengan factor sosioekonomi dan juga riwayat kontak dengan orang yang

terinfeksi. Rasio perbandingan spondilitis tuberculosis pada pria dan wanita

adalah 1,5-2 berbanding dengan 1. Pada Negara berkembang, spondilitis

tuberculosis adalah lebih banyak ditemukan pada dewasa dan anak – anak tua.

Kasus spondilitis tuberculosis banyak ditemukan di India, Cina, Indonesia,

Pakistan dan Bangladesh. Tetapi akhir – akhir ini ditemukan peningkatan kasus di

Perserikatan Soviet dan sub Sahara Afrika sehubungan dengan penyebaran HIV.

c. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis spondilitis tuberkulosa yaitu:

Badan lemah, lesu, nafsu makan berkurang, dan berat badan menurun.

Suhu subfebril terutama pada malam hari dan sakit (kaku) pada punggung.

Pada anak-anak sering disertai denganmenangis pada malam hari.

Pada awal dijumpai nyeri interkostal, nyeri yang menjalar dari tulang belakang

ke garis tengah atas dada melaluiruang interkostal. Hal ini disebabkan oleh

tertekannya radiks dorsalis di tingkat torakal.

Nyeri spinal menetap dan terbatasnya pergerakan spinale. Deformitas pada

punggung (gibbus)

Pembengkakan setempat (abses)

Adanya proses tbc (Tachdjian, 2005).Kelainan neurologis yang terjadi pada

50% kasus spondilitis tuberkulosa karena proses destruksi lanjut berupa:

Page 13: Makalah Spondilitis Tutor12

Paraplegia, paraparesis, atau nyeri radix saraf akibat penekanan medula

spinalis yang menyebabkan kekakuan padagerakan berjalan dan nyeri.

Gambaran paraplegia inferior kedua tungkai yang bersifat UMN dan adanya

batas defisit sensorik setinggi tempatgibbus atau lokalisasi nyeri interkostal

(Tachdjian, 2005).

d. Etiologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang

bersifatacid-fastnon-motile ( tahanterhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering

disebut juga sebagai Basil/bakteri Tahan Asam (BTA))dan tidakdapat diwarnai

dengan baik melalui cara yg konvensional. Dipergunakanteknik Ziehl-Nielsonuntuk

memvisualisasikannya.Bakteri tubuh secara lambat dalam media egg-enriched

dengan periode 6-8 minggu. Produksi niasinmerupakankarakteristik Mycobacterium

tuberculosis dan dapat membantu untuk membedakannnya dengan spesies

lainSpondilitis tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat

lain di tubuh, 5-95 % disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik ( 2/3 dari tipe

human dan 1/3 dari tipe bovin ) dan 5-10 % oleh mikobakterium tuberkulosa atipik.

Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama pada daerah vertebra torakal bawah dan

lumbal atas, sehingga didugaadanya infeksi sekunder dari suatu tuberkulosa traktus

urinarius, yg penyebarannyamelalui pleksus Batson pada vena paravertebralis.

Meskipun menular, tetapi orang tertular tuberculosis tidak semudah tertularflu.

Penularan penyakit ini memerlukan waktu pemaparan yg cukup lama dan

intensifdengan sumber penyakit (penular). Menurut Mayoclinic, seseorang yg

kesehatanfisiknya baik, memerlukan kontak dengan penderita TB aktif setidaknya 8

jam sehariselama 6 bulan, untuk dapat terinfeksi. Sementara masa inkubasi TB

sendiri, yaituwaktu yg diperlukan dari mula terinfeksi sampai menjadi sakit,

diperkirakan sekitar6 bulan. Bakteri TB akan cepat mati bila terkena sinar matahari

langsung. Tetapidalam tempat yg lembab, gelap, dan pada suhu kamar, kuman dapat

Page 14: Makalah Spondilitis Tutor12

bertahan hidupselama beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat tertidur lama

(dorman) selamabeberapa tahun

e. Klasifikasi

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder

dari TBC tempat lain di dalamtubuh. Penyebarannya secara hematogen, diduga

terjadinya penyakit ini sering karena penyebaran hematogen dariinfeksi traktus

urinarius melalui pleksus Batson. Infeksi TBC vertebra ditandai dengan proses

destruksi tulangprogresif tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body).

Penyebaran dari jaringan yang mengalami perkejuanakan menghalangi proses

pembentukan tulang sehingga berbentuk tuberculos squestra. Sedang jaringan

granulasi TBCakan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses paravertebral yang dapat

menjalar ke atas atau bawah lewatligamentum longitudinal anterior dan posterior.

Sedangkan diskus intervertebralis karena avaskular lebih resisten tetapiakan

mengalami dehidrasi dan penyempitan karena dirusak oleh jaringan granulasi TBC.

Kerusakan progresif bagiananterior vertebra akan menimbulkan kifosis (Savant,

2007).Perjalanan penyakit spondilitis tuberkulosa terdiri dari lima stadium yaitu:

1. Stadium implantasi Setelah bakteri berada dalam tulang, apabila daya tahan

tubuh penderita menurun, bakteri akan berduplikasimembentuk koloni yang

berlangsung selama 6-8 minggu. Keadaan ini umumnya terjadi pada daerah

paradiskus danpada anak-anak pada daerah sentral vertebra.

2. Stadium destruksi awalSelanjutnya terjadi destruksi korpus vertebra dan

penyempitan yang ringan pada diskus. Proses ini berlangsungselama 3-6 minggu.

3. Stadium destruksi lanjutPada stadium ini terjadi destruksi yang massif, kolaps

vertebra, dan terbentuk massa kaseosa serta pus yangberbentuk cold abses, yang

tejadi 2-3 bulan setelah stadium destruksi awal. Selanjutnya dapat

terbentuksekuestrum dan kerusakan diskus intervertebralis. Pada saat ini

Page 15: Makalah Spondilitis Tutor12

terbentuk tulang baji terutama di depan (wedginganterior) akibat kerusakan

korpus vertebra sehingga menyebabkan terjadinya kifosis atau gibbus.

4. Stadium gangguan neurologisGangguan neurologis tidak berkaitan dengan

beratnya kifosis yang terjadi tetapi ditentukan oleh tekanan abses kekanalis

spinalis. Vertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang kecil sehingga

gangguan neurologis lebih mudahterjadi di daerah ini. Apabila terjadi gangguan

neurologis, perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia yaitu:

i. Derajat IKelemahan pada anggota gerak bawah setelah beraktivitas atau

berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadigangguan saraf sensoris.

ii. Derajat IIKelemahan pada anggota gerak bawah tetapi penderita masih dapat

melakukan pekerjaannya.

iii. Derajat IIIKelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak atau

aktivitas penderita disertai denganhipoestesia atau anestesia.

iv. Derajat IVGangguan saraf sensoris dan motoris disertai dengan gangguan

defekasi dan miksi.TBC paraplegia atau Pott paraplegia dapat terjadi secara

dini atau lambat tergantung dari keadaan penyakitnya.Pada penyakit yang

masih aktif, paraplegia terjadi karena tekanan ekstradural dari abses

paravertebral ataukerusakan langsung sumsum tulang belakang oleh

adanya granulasi jaringan. Paraplegia pada penyakit yang tidakaktif atau

sembuh terjadi karena tekanan pada jembatan tulang kanalis spinalis atau

pembentukan jaringan fibrosisyang progresif dari jaringan granulasi

tuberkulosa. TBC paraplegia terjadi secara perlahan dan dapat

terjadidestruksi tulang disertai dengan angulasi dan gangguan vaskuler

vertebra.

5. Stadium deformitas residua, Stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun setelah

stadium implantasi. Kifosis atau gibbus bersifat permanen karenakerusakan

vertebra yang massif di depan (Savant, 2007)

Page 16: Makalah Spondilitis Tutor12

e. Penatalaksanaan

Pada prinsipnya pengobatan spondilitis tuberkulosa harus dilakukan segera untuk

menghentikan progresivitaspenyakit dan mencegah atau mengkoreksi paraplegia

atau defisit neurologis. Prinsip pengobatan Pottds paraplegiayaitu:

1. Pemberian obat antituberkulosis.

2. Dekompresi medula spinalis.

3. Menghilangkan atau menyingkirkan produk infeksi.

4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft) (Graham, 2007).

Pengobatan pada spondilitis tuberkulosa terdiri dari:

1. Terapi konservatifa.

a. Tirah baring (bed rest).

b. Memberi korset yang mencegah atau membatasi gerak vertebra.

c. Memperbaiki keadaan umum penderita.

d. Pengobatan antituberkulosa.Standar pengobatan berdasarkan program P2TB

paru yaitu:

i. Kategori I untuk penderita baru BTA (+/-) atau rontgen (+).

a) Tahap 1 diberikan Rifampisin 450 mg, Etambutol 750 mg, INH 300 mg, dan

Pirazinamid 1.500 mgsetiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali).

b) Tahap 2 diberikan Rifampisin 450 mg dan INH 600 mg 3 kali seminggu

selama 4 bulan (54 kali).

ii. Kategori II untuk penderita BTA (+) yang sudah pernah minum obat selama

sebulan, termasuk penderitayang kambuh.

Page 17: Makalah Spondilitis Tutor12

1. Tahap 1 diberikan Streptomisin 750 mg, INH 300 mg, Rifampisin 450 mg,

Pirazinamid 1500 mg, danEtambutol 750 mg setiap hari. Streptomisin injeksi

hanya 2 bulan pertama (60 kali) dan obat lainnyaselama 3 bulan (90 kali).

2. Tahap 2 diberikan INH 600 mg, Rifampisin 450 mg, dan Etambutol 1250 mg 3

kali seminggu selama 5bulan (66 kali).Kriteria penghentian pengobatan yaitu

apabila keadaan umum penderita bertambah baik, LED menurun danmenetap,

gejala-gejala klinis berupa nyeri dan spasme berkurang, serta gambaran radiologis

ditemukanadanya union pada vertebra.

2. Terapi operatifa.

a. Apabila dengan terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia atau malah

semakin berat. Biasanya 3minggu sebelum operasi, penderita diberikan obat

tuberkulostatik.

b. Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara terbuka,

debrideman, dan bone graft.

c. Pada pemeriksaan radiologis baik foto polos, mielografi, CT, atau MRI

ditemukan adanya penekanan padamedula spinalis (Ombregt, 2005).Walaupun

pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama bagi penderita spondilitis

tuberkulosa tetapioperasi masih memegang peranan penting dalam beberapa hal

seperti apabila terdapat cold absces (abses dingin),lesi tuberkulosa, paraplegia,

dan kifosis.

a. Cold abscesCold absces yang kecil tidak memerlukan operasi karena dapat

terjadi resorbsi spontan dengan pemberiantuberkulostatik. Pada abses yang besar

dilakukan drainase bedah.

b. Lesi tuberkulosa

1) Debrideman fokal.

2) Kosto-transveresektomi.

Page 18: Makalah Spondilitis Tutor12

3) Debrideman fokal radikal yang disertai bone graft di bagian depan.

c. Kifosis

1) Pengobatan dengan kemoterapi.

2) Laminektomi.

3) Kosto-transveresektomi.

4) Operasi radikal.

5) Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang.Operasi kifosis

dilakukan apabila terjadi deformitas hebat. Kifosis bertendensi untuk bertambah

berat,terutama pada anak. Tindakan operatif berupa fusi posterior atau operasi

radikal (Graham, 2007)

g. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang pada spondilitis tuberkulosa yaitu:

1. Pemeriksaan laboratoriuma.

Pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis dan LED meningkat.

Uji mantoux positif tuberkulosis.

Uji kultur biakan bakteri dan BTA ditemukan Mycobacterium.

Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional.

Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel.

Pungsi lumbal didapati tekanan cairan serebrospinalis rendah.

Peningkatan CRP (C-Reaktif Protein).

Pemeriksaan serologi dengan deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi.

Page 19: Makalah Spondilitis Tutor12

Pemeriksaan ELISA (Enzyme-Linked Immunoadsorbent Assay) tetapi

menghasilkan negatif palsu pada penderitadengan alergi.

Identifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction) meliputi denaturasi DNA

kuman tuberkulosis melekatkannukleotida tertentu pada fragmen DNA dan

amplifikasi menggunakan DNA polimerase sampai terbentuk rantaiDNA utuh

yang diidentifikasi dengan gel.

2. Pemeriksaan radiologisa.

Foto toraks atau X-ray untuk melihat adanya tuberculosis pada paru. Abses

dingin tampak sebagai suatubayangan yang berbentuk spindle.

Pemeriksaan foto dengan zat kontras.

Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik, destruksi korpus

vertebra, penyempitan diskusintervertebralis, dan mungkin ditemukan adanya

massa abses paravertebral.

Pemeriksaan mielografi.

CT scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesiirreguler,

skelerosis, kolaps diskus, dan gangguan sirkumferensi tulang.

MRI mengevaluasi infeksi diskus intervertebralis dan osteomielitis tulang

belakang serta menunjukkan adanyapenekanan saraf (Lauerman, 2006).

Page 20: Makalah Spondilitis Tutor12

PATOFISIOLOGI

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.

Page 21: Makalah Spondilitis Tutor12

c. Perubahan konsep diri : Body image.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.

Page 22: Makalah Spondilitis Tutor12

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylinn E. 2000. Rencana Asuhan Keperaawtan, Pedoman untuk

Perencanaan dan Mendokumentasikan Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Masjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid kedua. Jakarta :

Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajara Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC

Price, Silvia Anderson. 2012. Patofisilogi, Konsep Klinis, Prosese-proses penyakit.

Jakarta : EGC

Page 23: Makalah Spondilitis Tutor12