makalah sken 4 blok 8

Upload: jessica-prissilya

Post on 09-Mar-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

syok hipovolemik

TRANSCRIPT

Kekurangan Cairan Darah Menyebabkan Syok Hipovolemik

PendahuluanDalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.Jantung mengambil peranan penting dalam sirkulasi darah dalam tubuh manusia. Jantung berfungsi sebagai pompa darah. Jantung merupakan suatu organ yang terletak dalam suatu mediastinum tubuh manusia. Peredaran darah yang beredar dalam tubuh manusia masuk dan keluar melalui jantung. Pembuluh darah di sekitar jantung memiliki perannya masing-masing pula. Oleh sebab itu, pembelajaran mengenai jantung merupakan hal yang cukup penting dalam kehidupan manusia.Pembuluh darahBerbicara tentang kardivaskuler, berarti juga berbicara tentang pembuluh darah yang terdapat pada jantung yaitu pembuluh darah terdiri arteri dan vena. Dimana dikelompokan dalam arteri-arteri besar dan vena-vena besar yang nantinya akan bercabang menjadi arteri-arteri kecil dan vena-vena kecil, berikut penjelasannya.1Arteri-arteri besar AortaAorta merupakan arteri utama yang membawa darah yang kaya oksigen dari ventricularis sinister jantung ke jaringan-jaringan di dalam tubuh. Untuk kepentingan uraian, aorta terbagi sebagai berikut aorta ascendens, arcus aorta, aorta thorasica dan aorta abdominalis.

Aorta ascendensAorta ascendens mulai dari basis ventricularis sinister dan berjalan ke atas dan depan sehingga terletak di belakang pertengahan kanan sternum setinggi angulus sterni, tempat pembuluh nadi ini melanjutkan diri menjadi arcus aorta. Aorta ascendens terletak didalam pericardium fibrosum dan terbungkus bersama dengan truncus pulmonalis didalam sarung pericardium serosum. Pada pangkalnya terdapat tiga tonjolan yaitu sinus aorta, yang masing-masing terletak dibelakang cuspis valve aortae. Aorta ascendens bercabang menjadi arteri coronaria dextra dan sinistra . arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae, arteri ini mendarahi semua ventriculus dextra (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus interventrikularis),bagian yang bervariasi dari facies diaphragmatica ventriculus sinister, sepertiga posteroinferior septum ventriculare, atrium dextrum dan sebagian atrium sinistrum, nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis, dan fasciculus atriventricularis. Pada arteri coronaria sinistra berasal dari sinus posterior sinister aortae. Arteri ini mendarahi hampir semua ventriculus sinister, sebagian kecil ventriculus dexter sebelah kanan sulcus interventricularis, duapertiga anterior septum ventriculare, hampir seluruh atrium kiri, cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri fasciculus atrioventricularis.2 Arcus aortaArcus aorta merupakan lanjutan aorta ascendens. Pembuluh ini terletak di belakanh manubrium sterni berjalan dan berjalan ke atas, belakang, dan kiri di depan trachea. Kemudian pembuluh ini berjalan ke bawah disebelah kiri trachea, dan setinggi angulus sterni melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Arcus aorta bercabang menjadi truncus brachiocephalicus, arteri carotis communis sinistra, arteri subclavia sinistra.Truncus brachiocephalicus berasal dari permukaan cembung arcus aorta. Pembuluh ini berjalan ke atas dan disebelah kanan trachea, dan bercabang dua menjadi arteri subclavia dextra dan arteri carotis communis dextra di belakang articulatio sternoclavicularis dextra.Arteria carotis communis sinister berasal dari permukaan cembung arcus aorta di sebelah kiri truncus brachiocephalica. Pembuluh ini berjalan ke atas dan di sebelah kiri trachea dan masuk ke leher di belakang articulation sternoclavicularis sinistra.Arteria subclavia sinistra berasal dari arcus aorta di belakang arteri carotis communis sinister. Berjalan ke atas sepanjang sisi trachea dan oesophagus untuk masuk ke pangkal leher. Pembuluh ini melengkung di permukaan ata apex pulmo sinister. Aorta thoracicaAorta thoracica terletak di dalam mediastinum posterior dan mulai sebagai lanjutan arcus aorta di sebelah kiri pinggir bawah corpus vertebra thoracica IV (setinggi angulus sterni). Kemudian berjalan turun ke bawah di dalam mediastinum posterior, miring kedepan dan medial untuk mencapai permukaan anterior columna vertebralis. Setinggi vertebra thoracica XII pembuluh ini berjalan di belakang diaphragm melalui hiatus aorticus pada garis tengah melanjutkan diri sebagai aorta abdominalis. Aorta thoracica bercabang menjadi arteria intercostalis posterior, arteria subcostales dan rami pericardiaca, oesophagus, dan brokhialis( merupakan cabang-cabang kecil yang menuju ke organ-organ tersebut). Pada arteria intercostalis posterior dipercabangkan untuk Sembilan spatium intercostale bagian bawah pada masing-masing sisi, sedangkan pada arteria subcostales dipercabangkan pada masing-masing sisi berjalan sepanjang pinggir bawah costa XII untuk masuk ke dinding abdomen.Truncus pulmonalisTruncus pulmonalis membawa darah yang terdeoksigenasi dari ventriculus dexter jantung menuju ke paru. Pembuluh ini meninggalkan bagian atas ventriculus dexter dan berjalan ke atas, belakang dan kiri. Panjangnya sekitar 5 cm dan berakhir pada bagian cekung arcus aorta dengan bercabang dua menjadi arteri pulmonalis dextra dan sinistra. Bersama-sama dengan aorta ascendens pembuluh in dibungkus oleh selubung pericardium. Truncus pulmonalis ini bercabang menjadi arteria pulmonalis dextra dan sinistra, ligamentum arteriosum.Arteria pulmonalis dextra berjalan ke kanan di belakang aorta ascendens dan vena cava superior untuk masuk ke radix pulmonis dextra. Sedangkan pada areteria pulmonalis sinistra berjalan ke kiri di depan aorta ascendens untuk masuk ke radix pulmonis sinistra. Ligamentum arteriosum merupakan pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio trunci pulmonalis dengan permukaan cekung arcus aortae.2Vena-vena besar Vena brachiocephalicaVena brachiocephalica terbagi dua yaitu vena brachiocephalica dextra dan sinistra. Vena brachiocephalica dextra dibentuk pada pangkal leher oleh gabungan vena subclavia dextra dan vena jugularis interna dextra. Pada vena brachiocephalica sinister sendiri berjalan miring ke bawah dan kanan di belakang manubriun sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aorta. Ia bergabung dengan vena brachiocephalica dextra untuk membentuk vena cava superior.Vena cava superiorVena cava superior mengandung semua darah vena dari kepala, leher, dan kdua ekstremitas superior dan dibentuk oleh persatuan dua vena brachiocephalica. Vena ini berjalan ke bawah untuk berakhir pada atrium dextrum jantung. vena ini juga beranastomosis dengan vena azygos dengan permukaan posterior vena cava superior tepat sebelum vena cava superior memasuki pericardium.Vena-vena AzygosVena azygos dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens dextra dan vena subcostalis dextra. Pembuluh ini naik ke atas melalui hiatus aorticus pada diaphragm pada sisi kanan aorta sampai setinggi vertebra thoracica V, disini pembuluh ini melengkung ke depan diatas radix pulmonis dan bermuara ke dalam permukaan posterior vena cava superior. Vena azygos mempunyai banyak cabang termasuk delapan buah vena intercostales bagian bawah, vena intercostalis superior dextra, vena hemiazygos dan vena hemiazygos accesoria, serta sejumlah venae mediastinalis. Vena hemiazygosVena ini dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena ini naik ke atas melalui crus sinistrum diaphragm dan kira-kira setinggi vertebra thoracica VIII membelok ke kanan dan bergabung dengan vena azygos. Vena ini menerima darah dari beberapa venae intercostales sinistra dan vena mediastinales. Vena hemiazygos accesoriusVena ini dibentuk oleh gabungan dari empat sampai delapan venae intercostales, dan bergabung dengan venae azygos setinggi vertebra thoracica VIIVena cava inferiorVena cava inferior menembus centrum tendineum diaphragma setinggi vertebra thoracica VII dan langsung bermuara ke dalam bagian bawah atrium dextrum.Vena pulmonalesVena ini masing-masing meninggalkan paru-paru yang membwa darah yang kaya oksigen ke atrium sinistrum.3Histologi Pembuluh DarahPembuluh darahPembuluh darah secara umum memiliki struktur yang sama. Pembuluh darah secara struktural disesuaikan dengan fisiologisnya. Misalnya, pembuluh darah arteri sistemik (sistem tekanan tinggi) lebih tebal dibandingkan arteri pulmoner (sistem bertekanan rendah). Pembuluh darah biasanya dibedakan atas beberapa lapisan atau tunika, yaitu antara lain:(1) Tunika intimaTunikan ini umumnya dibentuk oleh selapis sel endotel yang melapisi permukaan dalam pembuluh. Di bawah lapis endotel terdapat lapisan subendotel, yang terdiri atas jaringan ikat jarang yang kadang mengandung otot polos. Pada arteri, tunika intima dengan media dipisahkan oleh lamina elastika interna. Lamina ini terdiri atas serat elastin, dan ber-fenestra (celah) yang memungkinkan difusi makanan untuk sel-sel di bagian lebih dalam pembuluh darah.(2) Tunika mediaTunika ini terdiri atas lapis-lapis konsentris, tersusun oleh sel-sel otot polos secara berpilin. Sel-sel otot polos menjadi sumber dari matriks ekstraselular ini. Pada arteri dengan ukuran lebih besar, terkadang didapati lamina elastika eksterna yang memisahkan antara tunika media dengan tunika adventisia.(3) Tunika adventisiaTunika ini terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang. Lapisan adventisia berangsur-angsur akan menyatu dengan jaringan ikat pembungkus organ, tempat dilaluinya pembuluh itu.4ArteriArteri merupakan struktur dalam tubuh yang mengangkut darah ke jaringan. Arteri digolongkan menjadi berbagai macam jenis dengan ukuran yang berbeda, yaitu antara lain: Arteriol, memiliki garis tengah kurang dari 0,5 nm dan lumennya relatif sempit. Lumen dilapisi dengan sel endotel. Lapis subendotelnya snagat tipis dan tidak terdapat lamina elastika interna kecuali pada arteriol dengan ukuran lebih besar. Adventisianya tipis. Tunika medianya muskular dan biasa terbentuk dari 1-5 otot polos. Arteri muskular, memiliki lapis subendotel yang lebih tebal dan mungkin ada pula sedikit otot polosnya. Lamina elastika internanya mencolok. Tunika media dapat mengandung hingga 40 lapis otot polos. Pada arteri muskular dengan ukuran lebih besar, dapat ditemukan lamina elastika eksterna. Adventisianya terdiri dari serat-serat kolagen dan elastin, terdapat pula pembuluh limfe dan vasa vasorum yang menembus adventisia hingga ke tunika media. Arteri elastis besar, arteri ini mencakup aorta dan cabang-cabang besarnya. Warnanya kekuningan karena banyak mengandung elastin. Tunika intima arteri ini lebih tebal dibandingkan dengan arteri muskular. Lapis subendotelnya tebal dan serat jaringan ikat lapis subendotelnya menunjukkan gambaran bergurat memanjang yang penting untuk distorsi lapis sel endotel selama kontraksi berirama dan melebarnya pembuluh. Lamina elastika internanya tidak jelas. Tunika media terdiri atas satu seri lamina elastis perforate yang biasanya mengandung otot polos, dan substansi dasar seperti kondroitin sulfat. Tunika adventisianya tidak memiliki lamina pembatas luar, relatif tidak berkembang dan didapati mengandung serat elastis dan kolagen.4

VenaVena ialah struktur dalam tubuh yang berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung yang umumya dibantu oleh aktivitas otot polos dan katup-katup khusus. Sama halnya seperti arteri, vena juga terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan ukurannya yang berbeda-beda, yaitu antara lain: Venul, memiliki dinding yang sangat tipis. Tunika adventisianya relatif lebih tebal. Tunika media kecil dan hanya mengandung perisit kontraktil, dengan sedikit otot polos. Venul dengan diameter hingga 50 m biasanya ikut berperan dalam proses radang dan pertukaran metabolit antara darah dan jaringan. Vena kecil atau sedang memiliki diameter antara 1-9 mm. Lapis intima umumnya memiliki lapis subendotel namun tidak selalu ada. Lapis media terdiri atas berkas kecil sel otot polos, berbaur dengan serat retikulin dan jalina halus serat elastin. Lapis adventisia yang fibrosa berkembang baik. Vena kecil atau sedang memiliki katup di dalamnya. Katup ini terdiri atas 2 lipatan semilunar dari tunika intima yang menjulur ke dalam lumen. Vena besar, memiliki tunika intima yang berkembang baik. Lapisan medianya jauh lebih tipis dengan beberapa lapis sel otot polos dan banyak jaringan ikat. Lapis adventisianya paling tebal dan lapis yang paling berkembang pada vena. Pada lapis adventisia, terdapat lapisan otot yang berfungsi untuk memperkuat dinding dan mencegah pelebaran pembuluh itu .2Mekanisme kerja jantungJantung memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Ada perbedaan waktu kontraksi atrium dan ventrikel yang menyebabkan darah bisa mengalir dari atrium ke ventrikel. Agar jantung bisa bekerja sempurna, keempat ruangan jantung mesti berkontraksi secara terorganisasi (tidak bersamaan). Hal ini dimungkinkan karena adanya impuls listrik. Satu ruangan jantung berkontraksi pada saat rangsang listrik melewati ruangan tersebut. Signal dimulai dari suatu tempat yang terletak di atrium kanan disebut sinoatrial node (SA node) atau sinus node. Kegagalan fungsi ini bisa membuat jantung gagal atau lambat untuk berdenyut. Secara normal, orang dewasa berdetak hingga 60 sampai 100 kali per menit. Pada anak kecil / bayi detakannya lebih cepat. Namun aktivitas, emosi, dan hormonal bisa mempengaruhi denyut ini sehingga berubah detakannya. Secara normal, perubahan ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan metabolism tubuh. 5Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus menerus dari vena-vena besar menuju ke atrium; kira-kira 80% dari darah tersebut akan mengalir langsung melewati atrium dan masuk kedalam ventrikel bahkan sebelum atrium berkontraksi. Kontraksi dari atrium biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel sebesar 20%. Oleh karena itu, atrium dikatakan berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas pompa ventrikel sebanyak 20%. Akibat dari kontraksi atrium ini terjadi perubahan tekanan didalam atrium yang disebut sebagai gelombang tekanan atrium a,c, dan v.6Gelombang a disebabkan oleh kontraksi atrium. Biasanya selama kontraksi atrium, tekanan atrium kanan meningkat sebesar 4-6 mmHg, sedangkan tekanan atrium kiri meningkat kira-kira sebesar 7-8mmHg. Untuk gelombang c terjadi pada saat ventrikel mulai berkontraksi; gelombang ini sebagian disebabkan oleh adanya sedikit aliran balik darah ke dalam atrium pada permulaan kontraksi ventrikel, tetapi mungkin terutama disebabkan oleh penonjolan katup A-V kembali kea rah atrium karena adanya peningkatan tekanan didalam ventrikel. Sedangkan pada gelomang v terjadi menjlang akhir kontraksi ventrikel; gelombang ini disebabkan oleh aliran darah yang lambat dari vena ke dalam atrium sementara katup A-V tertutup sewaktu kontraksi ventrikel. Kemudian sewaktu kontraksi ventrikel berakhir, katup A-V membuka, sehingga darah atrium yang tersimpan ini dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel dan menyebabkan hilangnya gelombang v.6Selama fase sistolik ventrikel, sejumlah besar darah berkumpul dalam atrium kiri dan kanan karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah sistolik selesai dan tekanan ventrikel turun lagi sampai nilai diastoliknya yang rendah, tekanan yang cukup tinggi, yang telah terbentuk didalam atrium selama fase sistematik ventrikel, segera mendorong katup agar terbuka sehingga darah akan mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dimana keadaan ini disebut sebagai periode pengisian cepat pada ventrikel. Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama dari diastolic dan selama sepertiga akhir dari diastolic, atrium berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terhadap aliran darah yang masuk kedalam ventrikel; dan hal ini kira-kira 20% dari pengisian ventrikel pada setiap siklus jantung.Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katupkatup tetap tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot. Pada ejeksi ventrikel, tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel disebutEnd Systolic Volume. Pada paragraph selanjutnya akan dijelaskan lebih detail tentang fase sistole.6Segera sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel meningkat meningkat dengan tiba-tiba, menyebabkan katup A-V menutup. Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu sebanyak 0,02-0,03 detik bagi ventrikel untuk membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup semiulnaris (katup aorta dan katup pulmonalis) agar terbuka melawan tekanan didalam aorta dan arteri pulmonalis. Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi didalam ventrikel, namun belum ada pengosongan. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi isometric atau isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan didalam otot namaun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan serabut-serabut otot.Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit diatas 80mmHg, (dan tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit diatas 8 mmHg), maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup semiulnaris terbuka. Setelah itu darah mulai mengalir keluar ventrikel, sekitar 70% dari proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30 % sisa pengosongan terjadi selam dua pertiga berikutnya. Oleh karena itu, waktu sepertiga yang pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu dua pertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat.6Untuk fase diastole sendiri juga terbagi dua proses, sama seperti pada fase sistol yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksasi, katup semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Padaventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebutEnd Diastolic Volume. pada paragraph selanjutnya akan dijelaskan lebih detail tentang fase diastole.Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri maupun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan didalam arteri besar yang berdilatasi, yang baru saja diisi dengan darah yang berasal dari ventrikel yang berkontraksi, segera mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03-0,06 detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meskipun volume ventrikel tidak berubah, sehingga meningkatkan periode relaksasi isovelemik/isometric. Selama periode ini, tekanan intraventrikel menurun dengan cepat sekali ke tekanan diastoliknya yang rendah. Selanjutnya katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru.6Selama fase diastoli, pengisian ventrikel yang normal akan meningkatkan volume setiap ventrikel sampai kira-kira 110-120 mm. Volume ini disebut volume diastolic akhir. Selanjutnya, sewaktu ventrikel mengosongkan isinya selama fase sistolik, volume ventrikel akan menurun samapai kira-kira 70 mm, yang disebut sebagai curah isi sekuncup. Volume yang masih tertinggal dalam setiap ventrikel, yakni kira-kira 40-50mm, disebut volume akhir sistolik akhir. Bagian dari volume diastolic akhir yang disemprotkan keluar disebut bagian ejeksi, kira-kira sekitar 60%.Bila jantung berkontraksi dengan kuat, volume sistolik akhir dapat berkurang hingga mencapai 10-20 milimeter. Sebaliknya bila sejumlah besar darah mengalir masuk kedalam ventrikel selama fase diastolic, volume diastolic akhir ventrikel dapat menjadi 150-180 milimeter pada jantung yang sehat.Pada pompa jantung darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung. Secara fungsional pompa jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi pulmonal dan pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi sistemik.Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang tersebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava.6Darah Darahadalahcairanyang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan olehjaringantubuh, mengangkut bahan-bahan kimiahasilmetabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadapvirusataubakteri.7 Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan katahemo-atauhemato-yang berasal daribahasa Yunanihaimayang berarti darah. Darah juga dianalogikan sebagai kendaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam itu penting untuk memelihara homeostasis.8Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria.3 Darah terdiri dari tiga jenis unsur sel khusus yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit yang akan dibahas lebih lanjut nanti. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan olehhemoglobin,protein pernapasan(respiratory protein) yang mengandungbesidalam bentukheme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalampembuluh darahdan disirkulasikan olehjantung. Darah dipompa oleh jantung menujuparu-paruuntuk melepaskan sisa metabolisme berupakarbondioksidadan menyerap oksigen melalui pembuluharteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melaluivena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darahaorta. Darah membawaoksigenke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluhkapiler. Darah kemudian kembali kejantungmelalui pembuluh darahvena cava superiordanvena cava inferior.Tekanan DarahTekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantau dan diatur di tubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan dibagian lain pohon vaskular. Pengukuran tekanan darah rutin merekam tekanan sistolik dan diastolik arteri, yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai tekanan arteri rerata. Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang ditentukan oleh National Institutes of Health (NIH) adalah kurang dari 120/80 mm Hg. Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah jantung, resistensi perifer total, dan volume darah. Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan. Penentu tekanan arteri rerata. Mekanisme-mekanisme yang terlibat dalam memadukan kerja berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain sangat penting untuk mengatur tekanan arteri rerata. Ingatlah bahwa dua penentu tekanan arteri rerata adalah curah jantung dan resistensi perifer total:Tekanan arteri rerata = curah jantung x resistensi perifer total (jangan mengacaukan persamaan ini yang menunjukkan determinan tekanan arteri rerata, yaitu tigkat curah jantung dan resistensi perifer total, dengan persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan arteri rerata, yaitu, tekanan arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi).9Tekanan NadiDenyut yang dapat dirasakan di sebuah arteri yang terletak dekat dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mm Hg (120 mm Hg- 80 mm Hg).9Tekanan Arteri Rata-RataTekanan arteri rata-rata adalah tekanan rerata yang mendorong darah maju menuju jaringan sepanjang siklus jantung. tekanan arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi). Pada 120/80, tekanan arteri rerata= 80 mm Hg + (1/3) 40 mm Hg = 93 mm Hg. Tekanan arteri rerata bukan tekanan sistolik atau diastolik, yang dipantau dan diatur oleh refleks-refleks tekanan darah.9Faktor-Faktor Fisiologis yang Mempengaruhi Tekanan DarahPertama pengembalian darah melalui vena atau jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh peredaran darah berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengambilan darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Terdapat tiga mekanisme membantu pengambilan darah melalui vena, yakni kontraksi vena, pompa otot rangka dan pompa respirasi.Yang kedua frekuensi dan kekuatan kontraksi otot jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meninggkat, tekanan darah ikut meningkat. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.10Ketiga adalah resistensi perifer. Yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit berkontriksi, sehingga tekanan darah diastol normal.Keempat yaitu elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arter berdistensi. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada dibatas normal.10Yang kelima adalah viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan dara seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.10Kemudian yang keenam yaitu kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung di kompensasi dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah pendarahan berat, mekanisme kompensasi ini tidak akan cukup untuk mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke otak.10Dan yang terakhir adalah hormon. Selain vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan.10Syok Hipovolemik Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di manaperdarahan parah dan hilangnya cairan membuatjantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh. Jenis syok ini dapat menyebabkan banyak organ berhenti bekerja.

Kesimpulan Darah sangat di perlukan oleh tubuh , Darah berfungsi untuk transpor O2 dan CO2 . Berdasarkan skenario , syok hipovolemik terjadi karena ketidak mampuan jantung untuk memompa darah secukupnya dalam menyediakan oksigen yang cukup untuk keseluruh tubuh

Daftar pustaka1. Eroschenko, Victor P. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Dewi Anggraeni, editor. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009: 63-71,109-172. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Liliana Sugiharto, editor. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2010: 101-183. Fawcett, Don W. Buku ajar histology. Alih bahasa, Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC; 2002: 330-32, 351-554. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. 24th ed. Alih bahasa, Andry Hartanto. Jakarta: EGC; 1999: 7285. Saptawati L. Bersahabat dengan penyakit jantung. Yogyakarta: Kanisius; 2010: 12-76. Guyton Arthur C. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Irawati et all, editors. Jakarta : Buku kedokteran EGC; 2010: hal 110-16.7. Soeharto I. Penyakit jantung koroner dan serangan jantung. ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Gramedia; 2001. h.328. Sherwood L. Darah dalam Sherwood L. Fisiologi Manusia. ed.6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h.345-56.9. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem; alih bahasa, Brahm U. Editor edisi bahasa Indonesia, Nella Yesdelita. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h. 369-419.10. Medicinesia. Tekanan darah. Edisi 30 Mei 2010. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/harian/tekanan-darah/. 12 Juni 2014.1