makalah semhas nu

30
 1 ANALISIS PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI Zaiful Anwar H 0506092 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi yang ada terhadap pendapatan usaha sapi perah rakyat di Kecamatan Cepogo Kabup aten Boyolali . Pene litian ini suda h dilak sanakan mulai bulan Agust us sampai Nopember 2010 di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Metode pene li tian ya ng di gu na ka n be rd asar desk ri pt if de ng an memperhatikan bahwa Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali memiliki populasi ternak sapi perah tertinggi ketiga dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Pelak sanaan pene litian meng guna kan metode surv ai dan peng ambi lan samp el  pete rnak seca ra sengaja (  purp osive sampl ing ) ad alah 60 responden dengan  pengambilan secara proporsional. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah PFH (Peranakan  Frisien Holstein ) lakt asi. Da ta pr imer ya ng diperoleh kemudian dihitung untuk mengetahui pendapatan usaha dan dianalisis regresi linier berganda dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan peternak selama satu tahun sebesar Rp. 9.701.708,33 atau Rp. 808.475,694/bu lan. Hasil analisis  pe rsamaa n reg resi ber gan da Ŷ = 0,275 + 0,076X1 + 0,093 X2 + 0,015X3 – 0,004X4 + 0,829X5. Analisis regresi diuji menggunakan uji F diperoleh hasil  bahwa variabel faktor biaya konsentrat (X 1 ), biaya pakan hijauan (X 2 ), biaya obat (X 3 ), biaya tenaga kerja (X 4 ) dan harg a sa pi per ah (X 5 ) secara bersama-sama mempun yai pen gar uh ter had ap pen dap ata n us aha pet ernak sap i per ah (Y) . Demikian juga dengan analisis uji t diperolah hasil bahwa faktor-faktor produksi seperti biaya konsen trat, biaya pakan hija uan, biaya obat, biaya tenaga kerja tidak  berpengaruh terhadap pendapatan usaha tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh harga sapi perah. Kesim pula n dari pene litia n ini bahw a peng guna an fakto r-fakt or produ ksi sebagai variabel secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan kecuali variabel harga sapi perah berpengaruh dominan terhadap pendapatan usaha peternak sapi  perah. Kata kunci : Pendapatan Usaha , Faktor Produksi, Regresi Linier Berganda.

Upload: herman-estu-wicaksono

Post on 06-Jul-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 1/30

 

1

ANALISIS PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI

KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

Zaiful Anwar

H 0506092

ABSTRAK 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksiyang ada terhadap pendapatan usaha sapi perah rakyat di Kecamatan CepogoKabupaten Boyolali. Penelitian ini sudah dilaksanakan mulai bulan Agustussampai Nopember 2010 di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

Metode penelitian yang digunakan berdasar deskriptif denganmemperhatikan bahwa Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali memiliki populasiternak sapi perah tertinggi ketiga dibandingkan dengan kecamatan yang lain.Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survai dan pengambilan sampel

  peternak secara sengaja ( purposive sampling ) adalah 60 responden dengan pengambilan secara proporsional. Ternak yang digunakan dalam penelitian iniadalah sapi perah PFH (Peranakan  Frisien Holstein) laktasi. Data primer yangdiperoleh kemudian dihitung untuk mengetahui pendapatan usaha dan dianalisisregresi linier berganda dilanjutkan dengan uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan peternak selamasatu tahun sebesar Rp. 9.701.708,33 atau Rp. 808.475,694/bulan. Hasil analisis

  persamaan regresi berganda Ŷ = 0,275 + 0,076X1 + 0,093X2 + 0,015X3 – 0,004X4 + 0,829X5. Analisis regresi diuji menggunakan uji F diperoleh hasil bahwa variabel faktor biaya konsentrat (X1), biaya pakan hijauan (X2), biaya obat(X3), biaya tenaga kerja (X4) dan harga sapi perah (X5) secara bersama-samamempunyai pengaruh terhadap pendapatan usaha peternak sapi perah (Y).Demikian juga dengan analisis uji t diperolah hasil bahwa faktor-faktor produksiseperti biaya konsentrat, biaya pakan hijauan, biaya obat, biaya tenaga kerja tidak 

  berpengaruh terhadap pendapatan usaha tetapi lebih banyak dipengaruhi olehharga sapi perah.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan faktor-faktor produksisebagai variabel secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan kecuali variabel

harga sapi perah berpengaruh dominan terhadap pendapatan usaha peternak sapi perah.

Kata kunci : Pendapatan Usaha, Faktor Produksi, Regresi Linier Berganda.

Page 2: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 2/30

 

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan peternakan bertujuan untuk meningkatkan produksi

menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan

 pendapatan peternak serta mensejahterakan rakyat. Untuk mencapai tujuan

tersebut, perlu pengembangan yaitu peternakan sapi perah.

Bustanul Arifin (2004) cit. Putranto (2006) menyatakan bahwa usaha

ternak sapi perah adalah suatu usaha yang secara selektif sudah menggunakan

teknologi peternakan sehingga secara proporsional mampu meningkatkan

  produksi, tetapi peternak belum sepenuhnya memahami penggunaan

teknologi tersebut.

Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah

dibandingkan dengan negara lain. Rata-rata tingkat konsumsi susu secara

nasional sebanyak 6,5 liter/kapita/tahun, sedangkan tingkat konsumsi

masyarakat Boyolali sangat rendah, yakni 3,4 liter per orang per tahun(Anonimous, 2010).

Peternakan sapi perah yang diusahakan rakyat masih banyak 

menghadapi kendala antara lain kecilnya skala usaha karena lemahnya

permodalan. Beberapa ciri umum usaha peternakan rakyat adalah rendahnnya

tingkat keterampilan peternak, belum digunakannya bibit unggul, dan cara

penggunaan ransum yang belum sempurna (Krisna et al., 2006).

Peternakan sapi perah rakyat merupakan suatu kegiatan usaha tingkatkeluarga yang bersifat statis, dengan skala usaha kecil dengan modal yang

kecil tanpa sepenuhnya mengikuti prinsip-prinsip ekonomi. Jenis usaha

 peternakan rakyat sering disebut pula sebagai usaha ternak tradisional yang

masih memerlukan pembinaan, pengembangan dan pengawasan dari

 pemerintah (Mukhtar, 2006).

Priyono (2008) menyatakan usaha ternak sapi perah rakyat umumnya

hanya dijadikan usaha sampingan selain bercocok tanam oleh para

Page 3: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 3/30

 

3

  petani/peternak dan jika sewaktu-waktu membutuhkan biaya yang cukup

  besar dengan cara menjual ternak. Soekartawi (1986) menyatakan bahwa

untuk mengetahui pendapatan usaha peternak sapi perah diperlukan analisis

 pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan merupakan selisih antara

 penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah

yang potensial dalam pengembangan ternak sapi perah. Kecamatan Cepogo

merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki populasi ternak sapi perah

tertinggi ketiga dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Tahun 2005

 populasi ternak sapi perah sebanyak 58.792 ekor, jumlah ini terus mengalami

 peningkatan menjadi 62.038 ekor pada tahun 2009. Secara relatif peningkatan

  populasi tercatat sebesar 5,23% per tahun, dengan penyebaran populasi

terbesar sebanyak 11.303 ekor pada tahun 2009 di Kecamatan Cepogo. Disisi

lain produksi susu mengalami peningkatan sebesar 26,08%. Tercatat pada

tahun 2005 mencapai 26.541.286 ltr/th dan meningkat menjadi 35.910.000

ltr/th pada tahun 2009 (Disnakkan, 2009).

Identifikasi pengaruh faktor-faktor produksi oleh peternak dalam

usaha pemeliharaan sapi perah diduga sebagai penyebab rendahnya

 pendapatan peternak di Boyolali. Untuk itu diperlukan analisis faktor-faktor 

 produksi untuk mengetahui faktor produksi yang diutamakan sebagai prioritas

oleh peternak agar mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian usaha peternakan

sapi perah rakyat khususnya pemeliharaan sapi perah laktasi di Kecamatan

Cepogo Kabupaten Boyolali perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat

 pendapatan peternak.

B. Perumusan Masalah

Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten dan

 belum berorientasi ekonomi. Pendapatan yang rendah dalam mengusahakan

sapi perah disebabkan kurangnya modal, pengetahuan/keterampilan peternak 

yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan konsentrat dan hijauan,

Page 4: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 4/30

 

dan jumlah sapi laktasi yang dipelihara.

Penelitian ini bertujuan bahwa hasil produksi usaha sapi perah rakyat

di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali ini dapat dijelaskan faktor-faktor 

  produksinya yaitu pakan hijauan dan konsentrat, obat-obatan, tenaga kerja,

serta sapi perah.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Usaha sapi perah rakyat di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

menguntungkan berdasar tingkat pendapatan.

2. Mengetahui faktor-faktor produksi manakah yang paling berpengaruh

terhadap pendapatan usaha sapi perah rakyat di Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-

faktor produksi dalam usaha peternakan sapi perah rakyat, yang meliputi

faktor pakan konsentrat, faktor pakan hijauan, faktor obat-obatan, faktor tenaga kerja dan faktor sapi perah terhadap pendapatan usaha sapi perah di

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi peternak sebagai acuan dalam

menentukan dan mengembangkan usaha ternak sapi perah guna meningkatkan

  pendapatan dengan menganalisis faktor-faktor produksi yang

mempengaruhinya. Selain itu penelitian ini dapat memberikan informasi

dimasa mendatang, terutama bagi para pengambil keputusan dan para

  pembuat kebijakan agar sesuai dengan kondisi daerah bersangkutan.

Disamping itu juga dapat menjadi acuan dalam rangka pembangunan

 peternakan sapi perah di wilayah Boyolali.

Page 5: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 5/30

 

5

HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Usaha sapi perah rakyat

di Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali

diduga menguntungkan

  berdasar tingkat

 pendapatan.2. Faktor produksi seperti

  biaya pakan konsentrat,

  pakan hijauan, obat-

obatan, upah tenaga

kerja, dan sapi laktasi

diduga berpengaruh

terhadap pendapatan

usaha sapi perah rakyat di

Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali.

Page 6: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 6/30

 

4

II. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan mulai bulan Agustus - November 

2010 di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pengambilan

sampel untuk penelitian ini ditentukan secara  purposive dengan

memperhatikan alasan bahwa daerah tersebut memiliki sentra produksi susu

dan jumlah populasi ternak sapi perah yang ada.

B. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai ( survey

method) dimana usaha tani ternak sapi perah sebagai unit analisisnya.

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pra survai dan tahap survai.

Tahap pra survai dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian dan

menentukan responden, sementara tahap survai bertujuan untuk mendapatkan

data primer dan sekunder melalui wawancara langsung dengan responden.

Penelitian survai merupakan penelitian yang mengambil sampel dari

satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).

C. Teknik Penentuan Sampel

Metode penentuan lokasi penelitian di Kecamatan Cepogo,

Page 7: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 7/30

 

5

7

Kabupaten Boyolali ditentukan secara sengaja dengan lokasi penelitian di

tiga desa yaitu Jelok, Cepogo, dan Paras.

Metode pengambilan sampel peternak secara sengaja ( purposive

 sampling ) yaitu dipilih peternak yang dikelompokkan sampel memiliki

ternak sapi perah minimal satu ekor sapi laktasi. Jumlah sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 60 responden dengan pengambilan

secara proporsional.

Mardikanto (2001) cit . Satyawan (2006), pengambilan sampel bagi

masing-masing desa dilaksanakan secara proporsional dengan

menggunakan rumus: 

Page 8: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 8/30

 

60 x N 

 Nk  Ni =

Keterangan :

 Ni : Jumlah sampel peternak sapi perah pada desa ke-i.

 Nk : Jumlah peternak sapi perah dari masing-masing desa.

 N : Jumlah peternak sapi perah dari semua desa.

Tabel 1. Jumlah Responden

 Nama DesaPemilik Ternak 

(Nk)Responden

(Ni)

Jelok 506 29Cepogo 416 24Paras 133 7

Jumlah (N) 1055 60Sumber: data yang terolah tahun 2010.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan

responden dan menggunakan kuesioner tentang identitas peternak, biaya

faktor-faktor produksi, dan penerimaan usaha peternakan.2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kantor, instansi dalam hal ini

adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Kecamatan Cepogo,

Kantor Kepala Desa dan UPT Pertanian Dinas Peternakan Cepogo

Kabupaten Boyolali seperti data peternak, profil peternak, gambaran

umum daerah penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi lapangan, yaitu melakukan pengamatan langsung

terhadap lokasi atau daerah yang menjadi obyek lapangan.

2. Wawancara, yaitu mengadakan tatap muka langsung dengan

responden untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan

menggunakan kuesioner.

3. Pencatatan, yaitu metode pengumpulan data dengan mencatat

Page 9: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 9/30

 

9

 berbagai informasi yang dibutuhkan di kantor ataupun instansi

yang terkait.

F. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

1. Tingkat pendapatan (π), adalah merupakan selisih antara penerimaan dengan

 biaya total input tetap dan biaya tidak tetap.

2. Biaya pakan konsentrat (X1), adalah merupakan jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk membeli pakan konsentrat dalam satu masa usaha sapi

 perah rakyat yang di normalkan dengan harga output.

3. Biaya pakan hijauan (X2), adalah merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk membeli pakan hijauan dalam satu masa usaha sapi perah rakyat

yang di normalkan dengan harga output.

4. Biaya obat (X3), adalah merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk 

membeli obat-obatan dalam satu masa usaha sapi perah rakyat yang di

normalkan dengan harga output.

5. Biaya tenaga kerja (X4), adalah biaya rata-rata tenaga kerja yang dikeluarkan

oleh peternak yang dinyatakan dalam rupiah per satu masa usaha sapi

 perah rakyat dibagi dengan harga output, diukur dalam satuan rupiah.

6. Harga sapi perah (X5), adalah merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk membeli sapi perah dalam satu masa usaha sapi perah rakyat yang di

normalkan dengan harga output.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hipotesis Pertama

Analisis terhadap hipotesis pertama ini untuk mengetahui usaha

  peternakan sapi perah di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

menguntungkan berdasar tingkat pendapatan. Tujuan utama usaha secara

umum adalah memperoleh laba maksimal.

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa kondisi usaha dapat

diketahui dengan mendiskripsikan seberapa besar tingkat penerimaan total

Page 10: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 10/30

 

P = Py.Y – (Px1. X1+Px2. X2+Px3. X3+Px4. X4+Px5. X5)

dan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan rumus sebagai berikut:

P = Pr.T – B

= Pr.T – (BT + BTT)

Keterangan :

P = Pendapatan

Pr.T = Penerimaan Total

BT = Biaya Tetap

BTT = Biaya Tidak Tetap

Biaya produksi adalah banyaknya input dikalikan harganya, maka

tingkat keuntungan dari usaha peternakan tersebut dapat dihitung sebagai

 berikut:

Keterangan:

P = Pendapatan bersih

Py = Harga jual sapi perah dan pedet jantan (Rp)

Y = Produksi susu sapi perah (ltr/Rp) dan penjualan feses (Rp)

Px1 = Harga pakan konsentrat (Rp)

X1 = Jumlah pakan konsentrat (Kg)

Px2 = Harga pakan hijauan (Rp)

X2 = Jumlah pakan hijauan (Kg)

Px3 = Harga obat-obatan (Rp)

X3 = Jumlah obat-obatan (Set)

Px4 = Harga upah tenaga kerja ( Rp)

X4 = Jumlah tenaga kerja (JOK)

Px5 = Harga sapi perah (Rp)

X5 = Jumlah sapi perah (ekor)

Jika K < 0, maka usaha peternakan sapi perah tidak menguntungkan.

Jika K > 0, maka usaha peternakan sapi perah menguntungkan.

2. Analisis Hipotesis Kedua

Analisis hipotesis kedua diuji dengan menggunakan fungsi

Page 11: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 11/30

 

11

keuntungan dengan teknik Unit Output Price (UOP) Cobb-Douglass

 Profit Function (OUP-CDPF) melalui analisis regresi berganda.

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi Cobb-Douglass

adalah suatu fungsi atau persamaaan yang melibatkan dua atau lebih

variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel terikat yang

dijelaskan (Y), dan yang lain disebut variabel bebas yang menjelaskan (x).

Secara matematis, fungsi Cobb-Douglass dapat dituliskan sebagai

 berikut:

Log π = log A + b1logX1 + b2logX2 + b3logX3 + b4logX4 + b5logX5 + e

Keterangan :

π = Tingkat pendapatan (Rp/tahun) X4 = Biaya tenaga kerja

A = intersep X5 = Harga sapi perah

X1 = Biaya pakan konsentrat bi = Koefisien regresi (i = 1-5)

X2 = Biaya pakan hijauan e = kesalahan pengganggu

X3 = Biaya obat-obatan

Setelah didapat koefisien dari masing-masing variabel, selanjutnyadilakukan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model penelitian ini

dapat digunakan atau tidak sehingga akan menghasilkan koefisien regresi

yang tidak bias, dan uji statistik yang menentukan tingkat signifikan. Uji

yang digunakan adalah:

a. Uji Asumsi Klasik 

Penelitian ini menghitung koefisien regresi menggunakan

metode kuadrat terkecil (OLS = Ordinary least Square), Gujarati(1999) menyatakan bahwa untuk melihat apakah regresi bermasalah

atau tidak serta menghasilkan koefisien regresi yang tidak bias harus

dipenuhi beberapa asumsi klasik yaitu multikolinieritas dan

heterokedastisitas.

 

Page 12: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 12/30

 

 b. Uji statistik 

1) Uji F (Fisher Test)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

 bersama-sama terhadap variabel terikat secara signifikan atau tidak.

Adapun prosedurnya menurut Gomes (1995) sebagai berikut.

a) Menentukan F hitung

Page 13: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 13/30

 

13

F hitung =1)-K -(N/)R -(1

/K R 2

2

Keterangan :

R 2 : koefisien determinasi

 N : jumlah data perlakuan

K : jumlah peubah

2) R 2 ( Koefisien Determinasi)

R 2 digunakan untuk menunjukkan seberapa besar variansi

variabel bebas yang dapat dijelaskan oleh variansi dari variabel terikat. Nilai R 2 dapat dihitung (Gomes, 1995) dengan rumus sebagai berikut :

Page 14: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 14/30

 

R 2 =  JKTotal 

RegresiJK 

3) Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-

masing bebas. Langkah - langkahnya menurut Sudjana (1996) sebagai

 berbagai berikut:

a) Rumus

t hitung = biSe(bi)

Keterangan :

bi : koefisien regresi i ( 1-5)

Se (bi) : standar eror dari bi

 b) Nilai t tabel

tα (N – K)

2Keterangan :α : derajat signifikan

  N : Jumlah data diobservasi

K : Jumlah peubah dalam model termasuk intersep

Page 15: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 15/30

 

15

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 19 Kecamatan dan 267

Desa/Kelurahan. Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang

101.510.096,5 ha atau kurang dari 4,5% luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah

Boyolali terletak antara 1100 22’ BT - 110050’ BT dan 7036’ LS - 7071’LS

dengan ketinggian antara 100-1.500 m dpl.

Wilayah Kabupaten Boyolali pada sebelah Timur dan Selatan

merupakan daerah dataran rendah, sedangkan wilayah pada Sebelah Utara dan

Barat merupakan daerah pegunungan. Kabupaten Boyolali berbatasan dengan:

Sebelah Utara: berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan

Kabupaten Grobogan.

Sebelah Timur: berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sragen,

Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Selatan: berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten dan

Page 16: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 16/30

 

12

D.I.Yogyakarta.

Sebelah Barat: berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang dan

Kabupaten Semarang.

Daerah yang digunakan sebagai penelitian yaitu Kecamatan Cepogo

  berbatasan dengan : sebelah Utara Kecamatan Ampel, sebelah Timur 

Kabupaten Boyolali, sebelah Selatan Kecamatan Musuk dan sebelah Barat

Kecamatan Selo (Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, 2008).

Kecamatan Cepogo memiliki luas lahan 5.299.800 ha yang terdiri dari

lahan pertanian/sawah seluas 55,8 ha; tanah tegal/ladang seluas 3.118,6 ha;

 padang rumput 55,5 ha lainnya 357 ha dan sisanya lahan kosong dan lahan

 perkebunan.

B. Karakteristik Peternak Sapi Perah

Tabel 2. Karakteristik Peternak Sapi Perah

Karakteristik  Jumlah Responden(n= 60)

Persentase (%)

a. Umur (tahun)25-40 5 8,341-60 48 80> 61 7 11,7

 b. Pendidikan FormalTamat SD 41 68,3Tamat SMP 8 13,3Tamat SMA 10 16,7

Perguruan Tinggi 1 1,7Tidak sekolah 0 0c. Pekerjaan utama

Petani ternak 42 70Buruh tani 8 13,3Pedagang, lainnya 10 16,7

d. Pengalaman beternak 1-10 tahun 11 18,311-20 tahun 32 53,3> 20 tahun 17 28,3Sumber: data primer terolah tahun 2010.

Page 17: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 17/30

 

17

Karakteristik responden peternak bedasarkan umur, pendidikan,

 pengalaman beternak dan pekerjaan. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa umur 

 peternak sebagian besar masih produktif yaitu umur 41-60 tahun (80,0%).

Siregar (2009) mengemukakan dalam penelitiannya, faktor umur tidak 

mendorong peternak dalam usaha mengembangkan ternak sapi perahnya.

Chamdi (2003) menyatakan bahwa, faktor umur biasanya diidentikkan dengan

  produktivitas kerja, dan jika tergolong usia produktif ada kecenderungan

 produktivitasnya juga tinggi. Tingkat pendidikan SD adalah yang terbesar 

yaitu mencapai 68,3%, sedangkan tingkat pendidikan perguruan tinggi hanya

mencapai 1,7%. Mata pencaharian sebagai petani ternak (70%), buruh tani

(13,3%), dan pedagang/lainnya (16,7%). Sesuai dengan penelitian Siregar 

(2009) peternak yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi seharusnya

dapat meningkatkan pendapatannya namun tidak demikian dilapangan yang

 pada umumnya peternak tergolong berpendidikan rendah.

C. Sistem Pemeliharaan Sapi Perah

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jarak kandang dari

rumah peternak kira-kira 1 - 5 m. Sistem pemeliharaan sapi perah dilakukan

dengan cara dikandangkan. Peternak sapi perah di lokasi penelitian belum

memiliki standar yang jelas dalam mengatur pola pakan ternak, hanya

 berdasarkan kira-kira atau hanya kebiasaan dan tidak didasarkan kebutuhan

ternak. Banyaknya pemberian pakan serta mutu pakan merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap jumlah produksi dan

kualitas susu (Soetarno,2003).

Hasil penelitian hanya menggunakan perhitungan dengan jumlah

  pemeliharaan rata-rata 3,4 ekor sapi perah laktasi atau produktif. Pakan

hijauan yang diberikan berasal dari lahan milik sendiri berupa tegalan atau

  pekarangan. Jenis hijauan yang diberikan antara lain rumput Gajah

(  Penisetum hibrida), rumput Kolonjono (  Panicum muticum), rumput

lapangan, sedangkan pakan konsentrat berupa konsentrat tambahan,

gandum/wheat bran, ubi kayu, bekatul, ampas tahu, dan sisa limbah hasil

 pertanian. Peternak akan membeli pakan hijauan seperti rumput jika pada saat

Page 18: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 18/30

 

terjadi musim kering atau kekurangan persediaan pakan hijauan. Menurut Adi

Sudono, et al  (2004) cit. Putranto (2006) standar pemberian pakan hijauan

untuk sapi perah per ekor 50 kg/hari, pakan tambahan/konsentrat 6 kg/hari,

ampas tahu 3 kg/hari, tenaga kerja 8 jam/hari.

Masa pemeliharaan yang umum di lakukan di lokasi penelitian hingga

umur laktasi ke 3 - 5. Rata-rata per ekor sapi laktasi dapat memproduksi susu

sekitar diatas 10 liter. Penjualan pedet di lokasi penelitian lebih diutamakan

 pada pedet jantan karena peternak tidak suka memelihara pedet jantan karena

akan lebih banyak memakan biaya pemeliharaan. Harga satu ekor pedet

sekitar Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.000.000,00 tergantung pada kondisi

 pedet, baik dilihat dari penampakan dan performa pedet itu sendiri. Rata-rata

 pedet yang dijual adalah pedet yang berumur 3 - 4 bulan atau pada saat pedet

tidak lagi menyusu induknya.

Penjualan induk juga merupakan salah satu penerimaan pada usaha

ternak perah. Penerimaan penjualan induk tidak dapat secara teratur setiap

tahunnya karena menunggu pedet menjadi besar dan beranak kembali.

Berdasarkan perhitungan dari data penelitian, maka dapat diasumsikan bahwa

seekor sapi betina dapat dijual setelah CI dan S/C sebesar rata-rata CI 13,03

  bulan dan S/C adalah 1,57. Pudiarifinanto (2006) mengemukakan dalam

 penelitiannya bahwa penerimaan penjualan induk tidak langsung diterima oleh

 peternak menunggu anak/pedet lahir hingga lepas sapih.

Penjualan feses sapi merupakan salah satu hasil produk samping dari

usaha peternakan sapi perah. Feses sapi perah yang dapat dimanfaatkan dan

diolah untuk dijadikan pupuk serta biogas. Peternak memanfaatkan feses

dengan cara dijual per rit Rp. 200.000,00 dengan asumsi penjualan feses

dihitung empat kali selama satu tahun dengan penerimaan rata-rata sebesar 

Rp. 800.000,00/tahun.

Tenaga kerja yang digunakan oleh peternak biasanya dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga

kerja non keluarga atau upahan. Dalam penelitian ini pekerja kandang tetap

diasumsikan terbayar oleh peternak secara harian yang umumnya

Page 19: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 19/30

 

19

mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.000 per hari/orang.

Penyakit yang dapat menyerang pada induk adalah mastitis jika dalam

hal pada saat dilakukan pemerahan tidak dijaga kebersihan di sekitar ambing

dan proses pemerahan yang salah, tetapi penyakit yang menyerang pada sapi

 perah di lokasi penelitian jarang terjadi. Biaya rata-rata obat-obatan dalam

 pemeliharaan diasumsikan selama satu tahun sebesar Rp. 102.000,00/tahun.

D. Analisis Data

1. Analisis Pendapatan Usaha Peternak Sapi Perah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi berpengaruhterhadap pendapatan usaha peternakan sapi perah. Kondisi ini dapat

diketahui dengan mendiskripsikan besarnya penerimaan total dan biaya

yang dikeluarkan.

Tabel 3. Analisis Usaha Sapi Perah Dengan Rata-Rata Skala Usaha 3,4ekor laktasi/tahunKriteria Biaya Harga Satuan

rata-rata (Rp)Jumlah (Rp)

a. Biaya tetap

Tenaga kerja (X4) 15.000 1.260.000 b. Biaya variabel

Pakan konsentrat (X1) 2424,167 9.909.600Pakan hijauan (X2) 250 2.416.500Obat (X3) 6.958,33 102.000Pembelian sapi perah (X5) 9.708.333 33.0808.333

c. Penerimaan (Y)Produksi susu 2850 19.532.475Penjualan pedet 2.651.666,67 9.015.666,67Penjualan induk 7.891.666,7 27.050.000Penjualan feses 200.000 800.000Pendapatan kotor (c) 56.398.141,67Total biaya (a+b) 46.696.433,33Pendapatan bersih/tahun 9.701.708,33Pendapatan bersih/bulan 808.475,694c/(a+b) = 1,21 atau K > 0Sumber : data primer terolah tahun 2010.

Perhitungan pada tabel 3 menunjukkan total dari pengeluaran yang

 berasal dari biaya tetap yaitu biaya tenaga kerja sebesar Rp.15.000,00 per 

hari ditambah dengan biaya variabel yaitu biaya pakan konsentrat rata-rata

Page 20: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 20/30

 

sebesar Rp. 9.909.600,00 per 3,4 skala rata-rata kepemilikan per peternak,

 pakan hijauan rata-rata sebesar Rp. 2.416.500,00 per 3,4 skala kepemilikan

 per peternak, obat-obatan rata-rata sebesar Rp. 102.000,00 dan pembelian

sapi perah dengan harga rata-rata Rp. 9.708.333,00. Total biaya sebesar 

Rp. 46.696.433,33. Usaha ternak sapi perah dengan jumlah pemeliharaan

rata-rata 3,4 ekor sapi perah laktasi dapat memperoleh pendapatan kotor 

rata-rata sebesar Rp. 56.398.141,67/tahun dari hasil penjualan susu,

 penjualan pedet, penjualan induk dan penjualan feses dan mendapatkan

 pendapatan bersih rata-rata selama satu tahun sebesar Rp. 9.701.708,33

atau Rp. 808.475,694/bulan dan K > 0 yang artinya usaha ternak sapi

 perah di lokasi penelitian menguntungkan dan bisa dipertahankan sebagai

sumber pendapatan dalam kesejahteraan peternak.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis kedua diuji dengan menggunakan fungsi keuntungan

dengan teknik Unit Output Price (UOP) Cobb- Douglas Profit Function

(OUP-CDPF) melalui analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan program analisis SPSS 16. Sehingga diperoleh hasil regresi

linier ganda sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Analisa Regresi Linier BergandaVariabel Β t hitung Prob(α=0,

05)Biaya konsentrat (X1) 0,076 1,372 0,176Biaya hijauan (X2) 0,093 1,030 0,308

Biaya obat (X3) 0,015 0,278 0,782Biaya tenaga kerja (X4) - 0,004 - 0,614 0,542Harga sapi perah (X5) 0,829 8,976 0,000Konstanta 0,275F hitung 39,309Adjust R 2 0,765R square (R 2) 0,784r 0,886Variabel terikat = Y (pendapatan usaha)Sumber : data primer terolah tahun 2010.

Persamaan regresi linier berganda :

Page 21: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 21/30

 

21

Ŷ = 0,275 + 0,076X1 + 0,093X2 + 0,015X3 – 0,004X4 + 0,829X5

Persamaan regresi linier berganda, konstanta menunjukkan angka

sebesar 0,275 yang berarti bahwa variabel biaya konsentrat (X1), biaya

hijauan (X2), biaya obat (X3), biaya tenaga kerja (X4) dan harga sapi perah

(X5) sama dengan nol, maka nilai pendapatan usaha peternak sapi perah

(Y) akan terjadi peningkatan sebesar 0,275.

Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji penelitian

ini dapat digunakan atau tidak sehingga akan menghasilkan koefisien

regresi yang tidak bias, dan uji statistik yang menentukan tingkatsignifikan.

a. Uji Asumsi Klasik 

1) Uji Asumsi Klasik MultikolinieritasTabel 5. Multikolinieritas Pearson Correlation

Y X1 X2 X3 X4 X5

Y 1,000 0,224 0,140 0,355 0,620 0,877X1 0,224 1,000 0,082 0,210 0,025 0,141X2 0,140 0,082 1,000 0,024 0,126 0,082X3 0,355 0,210 0,024 1.000 0,227 0,367X4 0,620 0,025 0,126 0,227 1.000 0,742X5 0,877 0,141 0,082 0,367 0,742 1.000

Sumber: data primer terolah tahun 2010.Hasil penelitian menunjukkan bahwa antar variabel tidak terjadi

multikolinieritas karena koefisien korelasi antar variabel bebas lebih

kecil dari 0,60 (r < 0,60). Gujarati (1999) menyatakan bahwa, tidak 

terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas

lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r < 0,60).

2) Uji Asumsi Klasik Heterokedastisitas

Hasil analisis penelitian tidak terjadi heterokedastisitas karena

Page 22: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 22/30

 

residualnya mempunyai varians yang sama sehingga terjadi

homokedastisitas.

Gambar 1. Scatterplot antara ZPRED dan SRESID

Homoskedastisitas terjadi pada scatterplot titik – titik hasil

 pengolahan data antara ZPRED diperoleh nilai minimum -1.423 dan

nilai maksimum 3.725 sedangkan SRESID diperoleh nilai minimum

-1.680 dan nilai maksimum 3.939 menyebar dibawah ataupun diatas

titik origin (angka 0) pada sumbu Y tidak mempunyai pola yang teratur.

 b. Uji Statistik 

1) Uji F (Fisher test)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel faktor 

 produksi terhadap pendapatan usaha peternak sapi perah. Hasil analisis

data yang diolah menggunakan program analisis SPSS 16.

Tabel 6. Anova Hasil Data.

Sv df KT F hitung 0,05 0,01JkR 1,418 5 0,284 39,309 2,386 3,377JkE 0,390 54 0,007Total 1,708 59

Sumber : data primer terolah tahun 2010.

Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa F hitung sebesar 

39,309 > F tabel sebesar 2, 386 yang berarti bahwa pada taraf 

nyata α = 0,05 variabel faktor   biaya konsentrat (X1), biaya

Page 23: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 23/30

 

23

 pakan hijauan (X2), biaya obat (X3), biaya tenaga kerja (X4) dan harga

sapi perah (X5) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap pendapatan usaha peternak sapi perah (Y)

dapat diterima atau teruji pada taraf α = 0,05.

Diperlukan uji lanjut jika probabilitas < α maka variabel

bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat, dengan demikian hipotesis

pertama teruji secara statistik.

2) Uji R  2

Hasil analisis penelitian dan perhitungan menggunakan program

analisis SPSS 16 diperoleh R  square (R 2) = 0,784 berarti hanya 78,4%

variabel terikat dapat diterangkan oleh fungsi linier variabel bebas yang

ditentukan. Hal ini berarti variabel-variabel dalam penelitian dapat

mempengaruhi secara dominan, sedangkan sisanya sebesar 31,6% dari

variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh regresi.

3) Uji tPengujian lanjut dari uji F menggunakan uji t dalam penelitian ini

melihat besarnya masing-masing nilai t hitung dari variabel bebas

seperti pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Uji t hitung dengan Taraf Signifikan (α = 5%)Variabel t hitung t tabel KeteranganBiaya konsentrat (X1) 1,372 2,0049 Tidak signifikanBiaya hijauan (X2) 1,030 2,0049 Tidak signifikanBiaya obat (X3) 0,278 2,0049 Tidak signifikan

Biaya tenaga kerja (X4) -0,614 2,0049 Tidak signifikanHarga sapi perah (X5) 8,976 2,0049 Signifikan

Sumber: data primer terolah 2010.

Hasil uji t pada tabel 7 dapat diketahui hasil koefisien t hitung

menunjukkan bahwa:

1. Variabel biaya pakan konsentrat (X1) mempunyai

nilai t hitung 1,372 < t tabel 2,0049 atau dapat

diartikan biaya pakan konsentrat (X1) tidak 

Page 24: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 24/30

 

 berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternak sapi

 perah (Y). Hasil analisis t hitung variabel biaya pakan

konsentrat (X1) tidak signifikan artinya adanya

variabel ini menunjukkan bahwa pembiayaan dalam

  pembelian pakan konsentrat kurang dominan

disebabkan pakan konsentrat yang diberikan oleh

 peternak ke ternak sebagian besar berasal dari kebun

sendiri seperti ubi kayu dan juga ampas sisa hasil

limbah pertanian/produksi seperti ampas tahu,onggok. Selain itu, diberikan pakan konsentrat

tambahan dari pabrik hanya sebagian kecil sesuai

dengan penelitian Siregar (2009) hanya ada sebagian

kecil peternak memberikan pakan konsentrat

tambahan karena harganya yang relatif mahal

sehingga peternak mengurangi biaya konsentrat dan

dalam pemberian pakan hanya dikira-kira atau sesuai

kebiasaan tidak sesuai dengan kebutuhan ternak yang

dipelihara.

2. Variabel biaya pakan hijauan (X2) mempunyai t

hitung 1,030 < t tabel 2,0049 atau dapat diartikan

 biaya pakan hijauan (X2) tidak berpengaruh terhadap

  pendapatan usaha peternak sapi perah (Y). Hasil

analisis t hitung variabel biaya pakan hijauan (X2)tidak signifikan artinya adanya variabel ini

menunjukkan bahwa pembiayaan dalam pembelian

 pakan hijauan kurang dominan disebabkan pembelian

 pakan hijauan hanya pada saat musim kering atau

  pakan hijauan berkurang. Sesuai dengan Siregar 

(2009) pakan hijauan yang diberikan untuk pakan

ternak sapi perah berasal dari lahan sendiri baik dari

Page 25: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 25/30

 

25

tegalan atau pekarangan.

3. Variabel biaya obat (X3) mempunyai t hitung 0,278 <

t tabel 2,0049 atau dapat diartikan biaya obat (X3)

tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha

  peternak sapi perah (Y). Hasil analisis t hitung

variabel biaya obat (X3) tidak signifikan artinya

adanya variabel ini menunjukkan bahwa pembiayaan

dalam pembelian obat kurang dominan disebabkan

dalam penelitian ini tidak didapatkan masalah  penyakit yang serius yang menyerang ternak sapi

  perah yaitu mastitis pada saat pemerahan. Menurut

Siregar (2009), apabila ternak sakit pertama kali yang

dilakukan peternak memberikan pengobatan

tradisional dengan ramuan alami.

4. Variabel biaya tenaga kerja (X4) mempunyai t hitung

-0,614 < t tabel 2,0049 atau dapat diartikan biayatenaga kerja (X4) tidak berpengaruh terhadap

  pendapatan usaha peternak sapi perah (Y). Hasil

analisis t hitung variabel biaya tenaga kerja (X4) tidak 

signifikan artinya adanya variabel ini menunjukkan

  bahwa pembiayaan tenaga kerja kurang dominan

disebabkan sebagian besar peternak yang

mengusahakan ternak < 3 ekor menggunakan tenagakerja yang berasal dari kelurga sendiri. Sedangkan,

  peternak yang mengusahakan ternaknya > 3 ekor 

membutuhkan tenaga kerja sewa untuk mengurus

ternak, memerah sapi dan juga mengambil rumput.

Menurut Siregar (2009), penambahan jumlah tenaga

kerja menyebabkan penurunan tingkat pendapatan

namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

Page 26: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 26/30

 

 pendapatan peternak.

5. Variabel harga sapi perah (X5) mempunyai t hitung

8,976 > t tabel 2,0049 atau dapat diartikan harga sapi

  perah (X5) berpengaruh terhadap pendapatan usaha

  peternak sapi perah (Y). Hasil analisis t hitung

variabel harga sapi perah (X5) signifikan dan

dominan, hal ini disebabkan pembiayaan untuk 

 pembelian sapi perah yang baru untuk menggantikan

sapi perah yang sudah tidak produktif atau afkir untuk menghasilkan susu.

Page 27: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 27/30

 

27

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian menguntungkan dan

  bisa dipertahankan sebagai sumber pendapatan dalam

kesejahteraan peternak.

2. Variabel faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi

  pendapatan usaha peternak sapi perah ternyata hanya satu

variabel faktor produksi yang bermakna yaitu harga sapi perah

laktasi berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternak sapi

 perah. Hal ini berarti pembelian sapi perah laktasi yang baru

untuk menggantikan sapi perah yang tidak produkif lagi atau

afkir.

B. Saran

Hasil analisis penelitian dan kesimpulan diatas saran yang dapat

disampaikan adalah dalam penelitian ini variabel biaya biaya konsentrat (X1),

 biaya pakan hijauan (X2), biaya obat (X3), biaya tenaga kerja (X4) tidak  berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternak sapi perah. Meskipun begitu,

usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian bisa dipertahankan sebagai sumber 

 pendapatan dalam kesejahteraan peternak.

Page 28: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 28/30

 

23

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 29/30

 

24

29

Anonimous, 2010.  Konsumsi Susu Nasional Sangat Rendah. www.kompas.com.Diakses pada tanggal 7 Juli 2010. Surakarta.

Chamdi, A.N., 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing DiKecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.  Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner . Bogor 29-30 September 2003.Bogor. Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2009.  Data Statistik . Kabupaten Boyolali.

Gomes, K.A. dan Arturo A.G. 1995.   Prosedur Statistik untuk Pertanian.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Gujarati, D., 1999. Basic Econometrics.Penerbit PT Erlangga. Jakarta.

Krisna, R. dan Endjang Manshur, 2006. Tingkat Pemilikan Sapi (Skala Usaha)Peternakan Dan Hubungannya Dengan Keuntungan Usaha Tani Ternak Pada Kelompok Tani Ternak Sapi Perah Di Desa Tajur Halang Bogor.

  Jurnal Penyuluhan Pertanian. Jurusan Penyuluhan Peternakan STPPBogor .

Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Pers. Surakarta.

Priyono, 2008. Studi Keterkaitan Antara Ikatan Sosial Dengan Pendapatan danEfisiensi Ekonomi Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Banjarnegara.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Soedirman. Purwokerto.

Pudiarifinanto, M.R., 2006. Analisis Finansial Usaha Tani Ternak Sapi Perah

Berdasarkan Pola Usaha di Desa Glagaharjo Kecamatan CangkringanKabupaten Sleman. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Putranto, E.H., 2006. Analisis Keuntungan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat DiJawa Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.Semarang.

Satyawan, H., 2006. Hubungan Faktor-faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Petanidengan Motivasi Petani dalam Usaha Budidaya Ikan Bandeng (Chanos-

chanos Forsk) Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.  Skripsi. FakultasPertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Singarimbun, M dan Effendi, S., 1995. Metode Penelitian Survai. LP3EI. Jakarta.

Siregar, S.A., 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Di KecamatanStabat Kecamatan Langkat. Skripsi. Fakultas Pertanian UniversitasSumatera Utara. Medan.

Soedjana, T., 2005. Prevelensi Usaha Ternak Tradisional Dalam Prespektif Peningkatan Produksi Ternak Nasional.  Jurnal Litbang Pertanian. BalaiPenelitian Ternak, Kotak Pos 221, Bogor 16002.

Soekartawi, 1986.  Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani

 Kecil . K Press, Jakarta.

, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Page 30: Makalah Semhas Nu

5/8/2018 Makalah Semhas Nu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-semhas-nu 30/30

 

, 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetarno,T., 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Edisi Khusus KenanganPurna Tugas 03 September 2003 Laboratorium Ternak Sapi Perah FakultasPeternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sudjana, 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. PenerbitTarsito. Bandung.

Sunyoto, D., 2009.   Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Media Pressindo.Yogyakarta.