makalah sederhana tentang global warming dan pulau sampah

Upload: mahdiatul-fikrah

Post on 06-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

geologi lingkungan

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.Sampah berasal dari beberapa tempat, yaitu :1. Sampah yang berasal dari permukiman penduduk, sampah ini biasanya cenderung organik seperti sisa-sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.2. Sampah yang berasal dari tempat umum maupun daerah perdagangan, tempat-tempat seperti inilah yang mempunyai potensi sangat besar dalam memproduksi sampah, terutama tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa makanan, sayuran busuk, sampah kering, dan lainnya. Namun tempat umum seperti taman, alun-alun, dan lainnya juga menghasilkan sampah yang cenderung pada jenis sampah plastik yang tentunya tidak dapat terurai.Sedangkan berdasarkan asalanya, sampah dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:1. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegrable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.2. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sinetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.Menyampingkan pengelafikasian sampah, permasalahan sampah cukup memprihatinkan di mata dunia. Semakin maraknya perkembangan dan kemajuan teknologi membuat semakin banyak kerusakan yang terjadi akibat kurangnya kesadaran pemanfaatan teknologi dengan benar. Masyarakat sebagai konsumen seakan tak peduli terhadap lingkungannya.Saat ini perlu kita perhatikan banyaknya sampah yang dihasilkan manusia terutama sampah plastik yang faktanya tidak dapat diuraikan. Mulai dari plastik berbentuk botol minuman, kemasan makanan, dan lain-lain. Di seluruh dunia terdapat jutaan sampah yang terombang-ambing di lautan. Hal ini dikarenakan negara-negara dunia membuang sampah ke lautan luas. Dan faktanya Indonesia adalah negara kedua dalam daftar 20 negara yang paling banyak membuang sampah di laut. Selain sampah plastik, sampah organik juga ternyata menyebabkan berbagai macam masalah. Baik dari sisi kesehatan maupun lingkungan. Dengan memperhatikan masalah ini, penulis mencoba mengkaji mengenai The Great Pacific Garbage Patch dan Global Warming yang disebabkan oleh dua jenis sampah (organik dan anorganik) dan mencari penanggulangan terbaik yang dapat diterapkan oleh masyarakat.B. TUJUANAdapun tujuan disusunnya makalah ini ialah: Untuk mengetahui mengenai The Great Pacific Garbage Patch. Untuk mengetahui mengenai Global Warming Dapat memberikan solusi untuk penanggulangan The Great Pacific Garbage Patch dan Global Warming.C. RUMUSAN MASALAH Apa yang dimaksud dengan The Great Pacific Garbage Patch dan Global Warming? Mengapa bisa terjadi The Great Pacific Garbage Patch dan Global Warming? Apa saja dampak yang dapat dirasakan dari keduanya? Bagaimana penanggulangan yang baik dan mudah untuk menanggulangi kedua masalah tersebut?

BAB 2ISI

A. THE GREAT PACIFIC GARBAGE PATCHThe Great Pacific Garbage Patch yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Tambalan Sampah Samudera Pasifik, yang merupakan kumpulan sampah laut yang berasal dari sampah-sampah lautan yang ada di Samudera Pasifik dan umumnya berasal dari kapal-kapal laut yang berlayar di Samudera Pasifik. Sampah-sampah tersebut dibawa oleh arus laut dan berkumpul di titik pertemuan arus laut yang kemudian membentuk pulau sampah. The Great Pacific Garbage Patch ini terletak di Samudera Pasifik Utara.Kumpulan sampah berkumpul di area yang sangat luas dan terdiri dari berbagai macam konsentrat plastik, sampah kimia, dan juga barang rongsokan serta puing-puing atau sisa material lainnya. Sampah yang beragam ini dikarenakan setiap kapal yang berlayar membuang sampah-sampah mereka ke laut dan arus laut membawa sampah tersebut dan kemudian terperangkap di pusaran arus laut Pasifik Utara. Daerah ini terletak di antara Hawaii dan California Amerika Serikat.

Namun, bertumpuknya sampah bukan hanya karena sampah plastik yang dibuang ke laut. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa banyaknya sampah yang dibuang ke sungai. Sampah-sampah tersebut akhirnya terbawa oleh arus sungai hingga menuju lautan. Permukaan laut yang bergerak karena hembusan angin membawa sampah-sampah ke tengah lautan luas.Fakta yang terjadi saat ini ialah dimana sampah-sampah plastik merupakan sampah yang tak dapat diuraikan dengan mudah. Sampah plastik yang terpecah-pecah menjadi serpihan-serpihan kecil bisa saja termakan oleh makhluk laut dan menyebabkan kematiannya. Parahnya lagi, makhluk laut yang entah mungkin saja menjadi hidangan di atas meja makan kita menelan serpihan-serpihan sampah yang tak seharusnya akan masuk ke dalam tubuh kita. Selain itu, banyaknya makhluk laut yang mati bisa saja mengurangi spesiesnya dan mengalami kepunahan. Hal ini sangat berpengaruh pada generasi berikutnya jika tidak segera ditanggulangi.

B. GLOBAL WARMINGGlobal warming atau yang dikenal dengan pemanasan global merupakan hal yang sering diperbincangkan di seluruh penjuru dunia. Orang-orang sudah tak asing lagi dengan dampak buruk yang disebabkan oleh Global Warming itu sendiri, baik bagi manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan serta alam sekitar.Secara sederhana, yang dimaksudkan dengan global warming adalah naiknya suhu rata-rata di atas permukaan bumi, baik di darat, di laut, maupun di udara, sehingga suhu bumi semakin lama semakin terasa panas. Global warming disebabkan oleh banyak hal, seperti penggunaan konsep bangunan rumah kaca, pemborosan listrik, bahan bakar, polusi udara, dan hutan gundul. Namun ternyata, sampah juga bisa menjadi penyebab global warming. Hal ini dikarenakan sampah yang tertumpuk akan menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Gas metana mempunyai efek lebih kuat sebesar 25x dibandingkan CO2. Perhitungan ini berdasarkan rata-rata dari efek pemanasan metana selama 100 tahun. Akan tetapi, setelah 1 dekade, gas metana sulit dilacak dan hampir menghilang setelah 20 tahun, dengan demikian secara dramatis akan menghabiskan rata-rata 1 abad untuk mengurangi dampaknya. Dan karena kita tidak mempunyai waktu 100 tahun untuk mengurangi efek gas rumah kaca kita maka perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama periode 20 tahun efek pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat. Akhir-akhir ini, pemerintah di seluruh dunia lebih fokus dalam kebijakan untuk mengurangi emisi CO2; akan tetapi, informasi terakhir mengenai metana harus membuat pemerintah lebih fokus terhadap kebijakan untuk mengurangi metana. Dr. Smith menambahkan, Metana merupakan gas kedua dalam efek rumah kaca, akan tetapi gas ini menjadi ancaman yang paling berbahaya." Dia menjelaskannya sebagai gas tersembunyi yang berbahaya; yang bukan hanya menambah efek rumah kaca tetapi juga membuat rusaknya ozon yang dapat merusak kesehatan manusia. Apabila gas metana tingkat tinggi mengurangi kadar oksigen di dalam atmosfer di bawah 19,5% maka akan menyebabkan sesak nafas. Kadar yang bertambah juga dapat menyebabkan kebakaran tingkat tinggi dan ledakan apabila bercampur dengan udara.

1