makalah revisi.docx

37
MAKALAH “Peran Pertanian dalam Sistem Perekonomian Indonesia dan Karakteristik Ekonomi Pertanian di Indonesia” Disusun oleh : Fauziyah Ghina T. 135040200111033 Rami Andhina 135040200111048 Puji Nur Rahayu 135040200111055 Abyan Farhandhitya S. 135040200111056 M. Arief Biamrillah 135040200111058 Fadilatul Karima 135040200111060 Rifdah Aprianti 135040200111061 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: arief-biamrillah

Post on 03-Oct-2015

273 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

MAKALAHPeran Pertanian dalam Sistem Perekonomian Indonesia dan Karakteristik Ekonomi Pertanian di Indonesia

Disusun oleh :Fauziyah Ghina T.135040200111033Rami Andhina135040200111048Puji Nur Rahayu135040200111055Abyan Farhandhitya S.135040200111056M. Arief Biamrillah135040200111058Fadilatul Karima135040200111060Rifdah Aprianti135040200111061

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian pada usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian oleh karena itu Indonesia mendapat julukan sebagai negara agraris. Salah satu indikasi negara yang sedang berkembang dapat tercermin dari pembangunan pada negara tersebut khususnya pembangunan ekonomi. Karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian pada usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian maka sektor pertanian mempunyai porsi yang besar dalam menyumbang pendapatan nasional.Besarnya porsi pertanian dalam menyumbang pendapatan nasional tidak dapat lepas dari peran besar pertanian. Peran pertanian tersebut antara lain sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan juga sebagai penyedia makanan pokok dimana peran ini tidak dapat dilakukan oleh sektor lain. Peran penting tersebut membuat pertanian sebagai penyelamat perekonomian saat dalam kondisi krisis dengan perannya yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan, penyadia pangan, penghasil devisa negara, dan mengurangi kemiskinan di pedesaan juga pembangunan pertanian dapat mengurangi impor dan mendorong ekspor peran lainnya adalah juga konservasi lingkungan.Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memang penting dalam pembangunan perekonomian nasional khususnya pendapatan nasional. Namun dengan banyak kendala yang menyebabkan produksi tidak maksimal. Untuk itu pembangunan sektor pertanian sangat diperlukan dalam membantu proses pengembangan perekonomian bangsa khususnya dalam peningkatan pendapatan nasional. Telah dipahami, pertanian berperan besar dalam penciptaan kesempatan kerja dalam memberi sumbangan terhadap pendapatan nasional, sumbangan terhadap ekspor bersih, dan memberi pengaruh terhadap inflasi. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem pengolahan pertanian yang tepat sehingga prospek pertanian kedepan semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalaha. Bagaimana peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi?b. Bagaimana peran sektor pertanian sebagai pemasok pangan, serat, bahan baku industri, dan sumber energi?c. Bagaimana pengaruh sektor pertanian terhadap pendapatan nasional?d. Bagaimana peran sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja?e. Bagaiamana peran sektor pertanian dalam meningkatkan devisa negara?f. Apa ciri-ciri pertanian di Indonesia?g. Apa permasalahan utama dalam sektor pertanian di Indonesia?h. Apa isu-isu aktual ekonomi pertanian di Indonesia?1.3 Tujuana. Untuk mengatahui peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi, pemasok pangan, serat, bahan baku industri dan sumber energi,dalam penyerapan tenaga kerja,dan meningkatkan devisa negara.b. Untuk mengetahui pengaruh sektor pertanian terhadap pendapatan nasional.c. Untuk mengetahui ciri-ciri pertanian di Indonesia.d. Untuk mengetahui permasalahan utama dan isu-isu aktual sektor pertanian di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PERAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA2.1.1 Sektor Pertanian dalam Pembangunan EkonomiPertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pada pertanian. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menggalakkan pembangunan sektor pertanian dengan sistem agribisnis dimana pembangunan dengan sistem agribisnis ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas, produktivitas, kualitas, pemasaran, dan efisiensi usaha pertanian, baik yang dikelola secara mandiri maupun secara kemitraan.Menurut Soekartawi (1993), sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu disebabkan oleh karena:Comment by abyan farhandhitya: Tidak sesuai konteks, bukan referensi yang sesuai dengan sub bab yang dibahasa. Indonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga perbedaan musim menjadi jelas dan periodenya agak lama.b. Karena lokasinya di khatulistiwa maka tanaman cukup memperoleh sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya.c. Curah hujan umumnya cukup memadai.d. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong tumbuah dan berkembangnya sektor pertanian. Menurut Jhingan (2000), peranan sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak pada: Comment by abyan farhandhitya: Bahan presentasi, silahkan dipahami dan diberi contoh/implementasi mengapa tiap poinnya berperan terhadap pembangunan ekonomia. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar pada penduduk yang semakin meningkat. b. Meningkatkan permintaan akan produk industri, dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan sektor tersier. c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus menerus. d. Meningkatkan pendapatan masyarakat untuk dimobilisasi pemerintah. e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat 2.1.2 Peran Sektor Pertanian dalam :2.1.2.1 Pemasok Bahan Pangan , Serat, Bahan Baku Industri Dan Sumber EnergiComment by abyan farhandhitya: Isi dan pokok bahasan kurang tepat. Beri penjelasan bagaimana dan seperti peran pertanian dalam memasok bahan pangan, bahan baku industri, dan sumber energi.Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk didunia termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sector pertanian (menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan perkebunan (menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan Belanda kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat social dan perekonomian seseorang. Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-rata 4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan pertanian ini menjadi penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara.Comment by abyan farhandhitya: Tidak relevan dengan topik di sub bab 2.1.2.1Mengingat Indonesia merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber daya alam, sehingga berpotensi tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian. Perlu di ketahui mengapa sektor pertanian ini perlu dikembangkan dan dimajukan,hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang sangat besar dan beragam, yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang amat subur dan memiliki letak astronomis 6 LU 11LS dan 94BT 141BT menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur dan beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya dalam pengembangan sektor pertanian. Ini menandakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh suburnya setiap tanaman.Iklim di Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar matahari sepanjang tahun,mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan mudah.Comment by abyan farhandhitya: Data, fakta, referensi, dan jenis sumber daya apa saja diperjelas, tambahkan literaturPotensi yang demikianlah yang harusnya diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meskipun sektor pertanian kelihatannya mudah dan berpengaruh kecil terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) namun disinilah kekayaan yang berlimpah yang dianugerahi oleh alam kepada negara yang perlu dikembangkan dan diolah demi peningkatan pendapatan perekonomian negara, serta mampu berdaya saing dengan negara-negara lain sebagai pengekspor bahan baku alam dan menjadi pemenuhan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya.Bila ditinjau dari segi letak geografis wilayah Indonesia berada pada posisi dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan terletak diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Hal ini menandakan bahwa letak wilayah negara kita berada di sebuah jalur internasional yaitu sebuah jalur yang strategis dalam menjalankan berbagai sektor yang seharusnya mampu menjadi daya ikat bagi negara-negara luar terutama dalam bidang pemasaran barang-barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil pertanian.Untuk itu penting untuk mengetahui situs-situs opportunity yang tepat dalam memanfaatkan segala ketersediaan kesempatan yang didepan mata terutama dalam memasarkan produk-produk pertanian dari dalam negeri sehingga dapat menimbulkan suatu istilah yang disebut demand yaitu permintaan barang dari negara luar sebagai hasil pendemonstrasian jenis maupun kualitas barang yang bermutu baik sehingga dipercaya oleh setiap negara dalam kegiatan bilateral maupun multilateral yang dimulai dari sektor yang dianggap kecil yaitu pertanian tetapi memberi dampak serta keuntungan yang besar bagi negara.Ternyata pertanian sangat penting dan tetap akan penting bagi negara industri maju pertama dan terutama adalah karena pertanian menyediakan pangan. Dalam hal ini, lingkup pangan termasuk pangan segar, sayur, buah, daging, ikan, susu, telur; atau produk olahan seperti minyak makan, sereal, makanan bayi, es krim, dan sebagainya. Disamping itu juga terdapat peran yang semakin penting dan juga tidak tergantikan dalam produk-produk kesehatan, kecantikan (kosmetik) dan kebugaran. Industri-industri (manufaktur) tersebut tetap membutuhkan pertanian sebagai basis produksinya. Peran pertanian dalam menyediakan serat (fiber), seperti cotton, kulit, partikel, dan kayu lapis juga tidak dapat digantikan secara sempurna oleh produk non-pertanian. Comment by abyan farhandhitya: Menyediakan pangan dalam tingkat apa? Seberapa besar? Apakah memenuhi kebutuhan pangan suatu negara secara keseluruhan? Tambahkan data dan fakta yg mendukung

2.1.2.2 Pendapatan NasionalComment by abyan farhandhitya: SipPendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan olehSir William Pettydari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasionala. Produk Domestik Bruto (GDP)Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.PDB tidak mempertimbangkan kebangsaan perusahaan atau warga negara yang menghasilkan barang atau jasa negara tersebut. PDB dihitung berdasarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berdomisili di negara tersebut, baik pribumi maupun warga negara asing.Nilai PDB dapat dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku atau harga dasar yang konstan. PDB nominal mengukur nilai barang dan jasa akhir dengan harga yang berlaku di pasar pada tahun tersebut. Sedangkan PDB riil mengukur nilai barang dan jasa akhir dengan menggunakan harga yang tetap.Menghitung nilai hasil PDB dengan menggunakan harga berlaku dapat memberi hasil yang tidak valid, karena pengaruh inflasi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai PDB atas harga konstan. Yang dimaksud dengan harga konstan adalah haraga yang dianggap tidak berubah.Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan.b. Produk Nasional Bruto (GNP)Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.c. Produk Nasional Neto (NNP)Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (seringpula disebut replacement. Replacementpenggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.d. Pendapatan Nasional Neto (NNI)Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

(Badan Pusat Statistik, 2014)Comment by abyan farhandhitya: Bahan power point

Pada triwulan III 2014 PDB Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.619,9 triliun,meningkat dibanding triwulan II 2014 sebesar RP2.483,8 triliun. Demikian pula atas dasar harga konstan 2000,meningkat menjadi Rp745,6 triliun pada triwulan III 2014 dari Rp724,1 triliun pada triwulan II 2014.Nilai terbesar PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2014 yaitu sektor Industri Pengolahan sebesar Rp612,4 triliun, diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar Rp398,4 triliun , disusul sektor perdagangan ,hotel dan restoran sebesar Rp373,6 triliun; sektor jasa-jasa sebesar Rp296,6triliun; sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp274,8 triliun; sektor kontruksi Rp255,6 triliun dst.Comment by abyan farhandhitya: Bahan powerpointPada perhitungan atas dasar harga konstan 2000 sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar Rp1881,1 triliun juga memberikan nilai tambah terbesar,diikuti oleh sektor Perdagangan ,hotel dan restoran Rp132,6 triliun; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Rp97,2 triliun; sektor pengangkutan dan komunikasi Rp81,1 triliun; dan seterusnya.2.1.2.3 Penyerapan Tenaga KerjaKalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur, pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan sektor-sektor ekonomi lainnya.Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi olehsektor pertaniansekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.Comment by abyan farhandhitya: Bahan powerpointSedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.

TABEL PERKEMBANGAN TENAGA KERJA TAHUN 1999 2005

Comment by abyan farhandhitya: Bahan PowerpointKeterangan : Menurut data dalam tabel yang telah disajikan bahwa perkembangan angkatan kerja dari tahun 1988 sampai 2005 selalu meningkat baik sektor pertanian, industri, dan lain lainnya. Namun pada sektor pertanian penyerapan tenaga kerja pada sektor ini kadang menurun dan kadang meningkat namun tidak terlalu signifikan di bandingkan dengan sektor industri yang setiap tahun selau meningkat dan juga sektor yang lainnya. Hal ini di karenakan sektor pertanian masih di anggap tidak terlalu menguntungkan, sehingga mengakibatkan turunnya perkembangan angkatan kerja pada sektor pertanian menurun. Penurunan perkembangan angkatan kerja atau pertumbuhan sektor pertanian yang makin menurun juga disebabkan karena exspansi produksi sektor pertanian terhadap input tenaga kerja mengikuti hukum constant dan diminishing return.

2.1.2.4 Devisa Negara (Kinerja Eksport)Peran lain sector pertanian dalam perekonomian adalah memperbesar devisa negara. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberdaya melimpah untuk memproduksi komoditi pertanian merupakan salah satu tujuan negara importer untuk memperoleh bahan mentah. Selain bahan pangan mentah, negara-negara importir juga membeli produk sektor pertambangan dan energi (minyakdan gas) serta produk industry pengolahan seperti tekstil, alas kaki, makanan dan minuman.Tambunan menuliskan analisa klasik dari Kuznets (1964) bahwa pertanian di negara-negara sedang berkembang merupakan sector ekonomi yang sangat potensial dalam empat kontribusinya terhadap pembangunan dan pertumbuhan nasional, yaitu: 1) kontribusi produk yaitu ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat bergantung pada produk-produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai makanan, tetapi juga untuk penyediaan bahan-bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi di sektor-sektor non pertanian tersebut, terutama di industry pengolahan; 2) kontribusi pasar yaitu karena kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan, maka populasi di sector pertanian (daerah pedesaan) membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar (permintaan) domestic terhadap produk-produk dari industry dan sektor-sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang konsumen; 3) kontribusi faktor-faktor produksi yaitu karena relative pentingnya pertanian (dilihat dari sumbangan output-nya terhadap pembentukan produk domestic bruto (PDB) dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja ) tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi, sector ini dilihat sebagai suatu sumber modal untuk investasi di dalam ekonomi; 4) Kontribusi Devisa yaitu sector pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber berpenting bagi surplus neraca perdagangan atau neraca pembayaran (sumber devisa), baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi-komoditi pertanian menggantikan impor (substitusi impor).Fakta menujukkan bahwa pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dam atau pengurangan tingkat ketergantungan negara tersebut terhadap impor atas komoditas pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai getah karet, kopi, rempah-rempah hingga berbagai macam sayur dan buah.Pada tahun 2009 ekspor produk pertanian Indonesia baru mencapai 2,46 persen dari total produksi beras yang dihasilkan petani di berbagai provinsi dengan jumlah yang mencapai 69,5 juta ton gabah kering giling (GKG).

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah ekspor dari sektor pertanian sebesar 0,17% pada tahun setelahnya. Dari peningkatan ekspor produk pertanian ini berdampak positif pada pendapatan negara yang cukup membantu untuk meningkatan jumlah ekspor yang lebih besar. Peningkatan nilai ekspor ini diakibatkan karena jumlah peminat produk-produk pertanian Indonesia sangat disukai oleh luar negeri. 2.2 KARAKTERISTIK EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki karakteristik khusus. Menurut Soekartawi (1989), karakteristik sektor pertanian diantaranya produk yang bersifat musiman dengan volume yang tidak dapat diperkirakan, segar dan tidak mudah rusak, bersifat bulky artinya volume besar tetapi nilai relative kecil sehingga diperlukan tempat yang luas serta biaya penyimpanan atau perawatan dan pengiriman dalam jumlah yang relatif besar, mudah terserang hama dan penyakit, rawan terhadap gangguan seperti banjir, kekeringan dan sebagainya. Selain itu, sektor pertanian memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh sektor lain, yaitu sebagai penyedia bahan pangan. Meskipun penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian tinggikarena membutuhkan tenaga kerja yang banyak, bukan berarti tenaga ahli yang dimiliki banyak. Terbatasnya tenaga ahli pertanian dapat menyebabkan perkembangan sektor pertanian terhambat. Selain itu, perkembangan sektor pertanian di Indonesia seringkali terhambat oleh masalah lokasi yang jauh antara lokasi produksi dengan lokasi pemasaran.Perekonomian yang bercirikan sektor pertanian telah mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya pengetahuan modern. Sebagai sektor ekonomi pertanian, sektor ini telah menumbuhkan adat istiadat pada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.2.2.1Ciri Ciri Pertanian di Indonesia1. Pertanian TropikaComment by abyan farhandhitya: Bahan presentasiSecara geografis, Indonesia terletak di garis khatulistiwa, sehingga sepanjang tahun mendapat sinar matahari. Selain itu, letaknya yang berada dianta benua Asia dan Australiah, serta antara samudra Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin dan perbedaan iklim di Indonesia. Tipe iklim yang berbeda (tropis), merupakan faktor yang menentukan beragamnya jenis flora dan fauna. Sedangkan bentuk Negara yang berkepulauan, serta topografi yang terdiri atas wilayah gunung (dataran tinggi) dan dataran rendah, menenetukan corak pertanian pada tiap daerah.Tanah tropika memiliki dua macam lahan yaitu lahan kering dan lahan basah. Lahan kering ialah lahan yang dalam pengolahan lahan diusahakan tanpa penggunaan air atau penggunaan air yang terbatas, pada lahan kering dapat digunakan untuk tanaman pangan dan holtikultura, seperti : sayuran dan buah-buahan (Nurdin 2011). Sedangkan lahan basah, ekosistem pembentuknya dibantu oleh air. Pada lahan basah, terdapat rawa, lahan gambut, yang terjadi baik secara alami dan secara buatan. Lahan basah dapat ditanami seperti tanaman pangan padi, palawija, dan sebagainya.2. Pertanian Dataran Rendah dan Dataran TinggiTopografi Indonesia yang bergunung gunung, menyebabkan adanya wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Kedua dataran tersebut memiliki ciri khas pertanian tersendiri. Pada daerah dataran tinggi, dapat ditanami tanaman sub tropis karena memiliki iklim yang dingin seperti tanaman padi dan kedelai. Menurut Prihatman (2000), tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Begitu pula padi yang salah satu syarat tanamnya di daerah tropis atu sub tropis.3. Pertanian Iklim Basah (Indonesia Barat) dan Pertanian Iklim Kering (Indonesia Timur)Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai iklim basah (intensitas hujan tinggi), sedangkan bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) memiliki iklim yang kering. Perbedaan tersebut menyebabkan tingginya keanekaragaman jenis tanaman di Indonesia. 4. Adanya Hutan Tropika dan Padang RumputPada daerah yang memiliki intensitas hujan yang tinggi, akan timbul hutan tropika, sedangkan pada daerah kering, akan menyebabkan padang rumput.5. Perikanan Darat dan LautIndonesia merupakan Negara kepulauan, sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan perikanan pada daratan serta lautan.6. Pertanian di Jawa dan Luar JawaPulau Jawa merupakan pulau yang padat penduduk dengaan tanah yang subur, sedangkan daerah luar jawa memiliki tanah yang kurang subur dengan penduduk yang jarang.Tanah yang subur di daerah Jawa menyebabkan pulau Jawa banyak ditanami tanaman pangan dan hortikultura, namun tanaman yang di tanam berskala kecil, karena ahan pertanian yang ada sedikit. Berbeda dengan tanah di pulau jawa, tanah pada daerah luar pulau Jawa dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dengan skla besar.7. Pertanian Rawa, Pertanian Darat atau Kering , Pertanian Beririgasi atau Basah1. Lahan rawaLahan rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa. Dari pengalaman dan hasil observasi di berbagai lokasi lahan rawa pasang surut menunjukkan bahwa beberapa komoditas pertanian yang prospektif baik berupa tanaman pangan (padi dan palawija) maupun tanaman hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan) dapat dikembangkan dilahan rawa pasang surut. Sedangkan pemilihan jenis dan varietasnya disesuaikan dengan preferensi petaninya atau prospek pasarnya pada wilayah pengembangan (Balittra, 2013).1. Lahan keringLahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi. Salah satu kendala dalam meningkatkan pertanian pada lahan kering adalah keterbatasan air. Salah satu solusi yang dilakukan petani pada lahan kering adalah membuat saluran pompa irigais. Namun, hal ini juga memiliki kendala, yaitu biaya yang mahal dalam pengadaan sumur pompa, sehingga pengoperasian sumur pompa kenyataannya masih jauh dari harapan. Oleh sebab itu, diperlukannya perencanaan pola penanaman, serta pemberian saluran irigasi pompa, sehingga air irigasi dapat memberikan manfaat guna meningkatkan produksi Pertanian basah

1. Pertanian basah merupakan pertanian yang beririgasi. Pertanian basah merupakan salah satu upaya dalam pemenuhan air tanaman.8. Pertanian atau Tanah Sawah Beririgasi, Tadah Hujan, Sawah Lebak, Sawah Pasang SurutCiri khas pertanian ini, merupakan penggolongan penanaman padi berdasarkan sumber air irigasi. Sawah beririgasi, merupakan sawah yang airnya berasal dari bendung sungai, waduk, dan mata air. Sawah tadah hujan juga memiliki saluran irigasi, namun airnya berasal dari air hujan. Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa. Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang sedang pasang.2.2.2Permasalahan Utama Pertanian di IndonesiaComment by abyan farhandhitya: Berbeda dengan materi di slide1. Penurunan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Lahan PertanianLahan intensif pertanian terutama di pulau Jawa, saat ini sudah mulai menurun produktivitasnya, dan mengalami degradasi lahan. Adanya alih guna lahan pertanian (konversi lahan) menjadi pemukiman, semakin menurunkan kualitas lahan. Menurut Adi (2003), degradasi lahan dapat disebabkan oleh konversi lahan. Data Puslitbangtanak menunjukkan bahwa:a. Luas sawah di Jawa pada tahun 1977 mencapai 3,742 juta hektar, kemudian menurun menjadi hanya 3,247 juta hektar pada tahun 1998. Belum terhitung konversi lahan pertanian darat ke non pertanian yang juga terjadi cukup cepat.b. Lahan pertanian di sekitar kola-kola besar di luar Jawa pun mengalami penciutan oleh perluasan pemukiman, industri, jaringan jalan, dan sebagainya.Selain disebabkan konversi lahan, degradasi lahan juga dapat disebabkan adanya erosi, serta residu herbisida. Di Jawa Barat, laju erosi di DAS Cimanuk, mencapai 5,2 mm/thn, mencakup areal 332 ribu hektar. Dan di Citayam, pada lahan tanaman pangan berlereng 14%, laju erosinya 25 mm/thn. Residu herbisida pada lahan pertanian yang terjadi Di Jawa Tengah, ditemukan residu herbisida pada tanah sawah di Rembang, Klaten, Bantul, Cilacap, Kebumen, Banyumas, Brebes, dan Pemalang, berupa: MCPA (0,0005 - 0,0285 ppm), 2,4-0 (0,0016 - 0,0095 ppm), metil metsulfuron (0,0010 - 0,0046 ppm), parakuat (0,0128 - 0,0216 ppm), dan glifosat (0,0004 - 0,0125 ppm). Saat ini konsentrasinya masih di bawah batas maksimum residu (BMR), tetapi akan terus meningkat bila penggunaan herbisida tidak terkendali (Adi Abdurachman, 2003). 2. Terbatasnya Infrastruktur Penunjang PertanianSalah satu infrastruktur penunjang pertanian adalah bangunan irigasi yang meliputi saluran air, bendungan, pintu sadap,dan lainnya. Dalam suatu kasus ketertinggalan pembangunan pertanian di Papua Barat menurut Supriadi (2008) disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur penunjang pertanian, seperti irigasi maupun transportasi, belum berkembangnya kelembagaan pertanian, terbatasnya tenaga ahli, rendahnya minat investasi, tidak kuatnya hukum atas kepemilikan suatu lahan, belum berkembangnya teknologi pasca panen, serta rendahnya pengetahuan petani terhadap harga pasar. 3. Sistim Alih TeknologiCiri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan pasokannya yang secara kontinyu selalu meningkat serta terpelihara. Sehingga dibutuhkan teknologi untuk mengatasi hal tersebut. Sayangnya, nilai produktivitas komoditas masih rendah, karena pada umumnya ekspor dilakukan dalam bentuk segar (produk primer) dan olahan sederhana. Selain itu, perkembangan industri pertanian masih rendah yang ditunjukkan oleh rendahnya tingkat utilisasi industri hasil pertanian.Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan perikanan melalui proses pengolahan memerlukan investasi dan teknologi pengolahan yang lebih modern. Kondisi ini diperberat oleh semakin tingginya persaingan produk dari luar negeri, baik yang masuk melalui jalur legal maupun ilegal. Perkembangan dalam tiga tahun terakhir, Indonesia sudah menjadi importir netto untuk komoditas tanaman bahan makanan, hasil ternak dan pakan ternak, beras, jagung, dan gula)4. Terbatasnya Akses Petani terhadap ModalBiaya yang tinggi untuk memperoleh hasil yang maksimal masih belum bias di penuhi oleh petani. Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. Minimnya akses terhadap informasi dan sumber permodalan, menyebabkan masyarakat petani tidak dapat mengembangkan usahanya secara layak ekonomi. Salah satu upaya dalam pengembangan agribisnis terkait modal dalam sektor pertanian adalah pengembangan lembaga keuangan perdesaan dan sistem pendanaan yang layak bagi usaha pertanian, antara lain melalui pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro/perdesaan, insentif permodalan dan pengembangan pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi usaha pertanian.5. Panjangnya Mata Rantai Tata Niaga PertanianRendahnya SDM yang berkualitas di pedesaan, serta kurang berfungsinya lembaga petani dan lembaga pendukungnya, menyebabkan melemahnya posisi tawar menawar petani terhadap pedagang melemah.Lembaga petani yang dapat menjadi alat untuk memperkuat posisi tawar petani sudah banyak yang tidak berfungsi. Lembaga pendukung untuk petani terutama lembaga penyuluhan pertanian sudah kurang berfungsi sehingga menurunkan efektivitas pembinaan, dukungan dan diseminasi teknologi dalam rangka meningkatkan penerapan teknologi dan efisiensi usaha petani. Selain itu, dengan berkembangnya otonomi daerah, semakin banyak peraturan daerah yang menghambat arus pemasaran komoditas, baik input produksi maupun output/hasil produksi. Kondisi ini kemudian membuat sistem pemasaran akan merugikan bagi petani produsen, karena berada pada posisi yang paling lemah Dalam upaya revitalisasi pertanian (dalaam Bappenas yang tercantum pada bab 19) mengenai pengembangan agribisnis, diantaranya pengurangan hambatan perdagangan antar wilayah dan perlindungan dari sistem perdagangan dunia yang tidak adil. Selai itu, perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil, juga dapat meningktkan kesejahteraan petani.2.2.3 Isu-Isu Aktual Ekonomi Pertanian Di IndonesiaComment by abyan farhandhitya: Berbeda dengan materi di slideSalah satu isu dalam ekonomi pertanian saat ini adalah belum terwujudnya ketahanan pangan nasional di Indonesia. Isu strategis berkaitan dengan ketahanan pangan Indonesia saat ini menurut Kadarisman (2012) perlu dicermati secara mendalam untuk perumusan strategi dalam bidang pertanian dan bidang-bidang terkait. Adapun empat isu strategis berkaitan dengan ketahanan pangan Indonesia saat ini yaitu:1. Tingginya konsumsi beras per kapita, Tingkat konsumsi beras di Indonesia dapat dikatakan tinggi karena setiap orang di Indonesia mengkonsumsi beras setiap tahunnya sebesar 139,5 kg. Konsumsi beras Indonesia lebih besar dua kali lipat konsumsi beras dunia pada angka 60 kg per tahun. Ditambah lagi menurut Hermanto (2012) beras merupakan makanan pokok warga Indonesia, sehingga bagi masyarakat yang tidak mengkonsumsi beras dianggap sebagai masyarakat yang serba kekurangan (Kusmiadi, 2012 dalam Christianto, 2013). Konsumsi beras di Indonesia yang tinggi ternyata tidak diimbangi dengan produsi beras yang bagus. Sehingga pemerintah melakukan langkah impor beras karena dianggap lebih mudah dan cepat daripada menunggu hasil panen beras yang lama (Djunaedi, 2012).Tingkat konsumsi beras per kapita per tahun masyarakat Indonesia meningkat tiap tahunnya sedangkan produksi yang dihasilkan kurang mencukupi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut pemerintah melakukan impor beras dari negara lain. Sehingga volume impor beras tiap tahun yang dilakukan oleh pemerintah disesuaikan dengan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia per kapita per tahun.2. Meningkatnya impor bahan pangan terutama gandum dan terigu, Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, akan diikuti dengan peningkatan permintaan bahan pangan. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di negara maju pun masalah ini menjadi sangat penting untuk segera diatasi. Peningkatan konsumsi ini semakin sulit diimbangi oleh peningkatan produksi yang cenderung stagnan karena penurunan produktivitas usaha tani dan konversi lahan sawah untuk keperluan lain.Impor bahan pangan terutama gandum terus meningkat tidak terkendali. Meskipun neraca perdagangan pertanian saat ini terlihat masih positif, akan tetapi untuk tanaman pangan, hortikultura dan peternakan mengalami defisit cukup besar. Defisit komoditi tersebut pada tahun 2008 saja mencapai Rp 46,5 triliun. Nilai impor total ketiga kelompok komoditi tersebut mencapai Rp. 60 triliun. Dapat dibayangkan bahwa secara sistematis impor pangan tersebut telah menggerogoti ekonomi petani dan masyarakat pedesaan (Kadarisman,2012). Gambaran ini menunjukkan bahwa secara sistematis Indonesia semakin masuk dalam jebakan pangan (food trap) atau ketergantungan kepada luar negeru. Banyak kerugian yang dialamidengan ketergantungan impor ini antara lain semakin berkurangnya peluang usaha dalam bidang pertanian dan peternakan yang berakibat terhadap semakin terpuruknya nasib petani dan pengusaha kecil di pedesaan. Disamping itu resiko ketahanan pangan oleh food trap ini cukup besar karena pasokan dapat terganggu secara tiba-tiba disebabkan hal-hal sebagai berikut:a. Kondisi iklim di negara importir dapat berubah menjadi tidak kondusifb. Bisa terjadi konversi pangan menjadi energi di negara importirc. Bisa terjadi kondisi ekstrim lainnya seperti kontaminasi rasio aktif (kasus Fukushima)d. Suatu ketika kondisi politik bisa berubah3. Menurunnya tingkat konsumsi pangan non berasPola konsumsi pangan di Indonesia masih belum sesuai dengan pola pangan ideal yang tertuang dalam Pola Pangan Harapan (PPH). Konsumsi dari kelompok pagi-padian seperti beras, jagung dan terigu masih dominan baik di kota maupun di desa. Menurut PPH masyarakat seharusnya mengkonsumsi kelompok pangan padi-padian hanya 50% akan tetapi kenyataannya masih sebesar 60,7% di kota dan 63.9% di desa. Sebaliknya masyarakat di Indonesia mengkonsumsi umbi-umbian masih setengah dari yang dianjutkan, padahal Indonesia tersedia berbagai jenis umbi-umbian dengan harga yang relatif murah.Hal inilah yang menunjukkan bahwa terjadinya penurunan konsumsi non beras di Indonesia yang memang pada dasarnya beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Hanya beberapa daerah saja yang mengkonsumsi non beras misalnya seperti Maluku yang mengkonsumsi sagu dan Papua yang mengkonsumsi ubi jalar, namun akhir belakangan ini masyarakat mulai beralih mengkonsumsi beras dibandingkan non beras. Karena belum dapat dikatakan makan jika tidak memakan nasi.4. Rendahnya konsumsi protein hewani, sayuran dan buah-buahan.Konsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu sekitar 25% dari total kebutuhan protein. Idealnya untuk Indonesia, menurut Widya Karya Pangan dan Gizi VIII tahun 2004, konsumsi protein hewani adalah 50% dari total kebutuhan protein. Pendapatan perkapita yang rendah dan ketersediaan sumber protein hewani yang rendah, ikut berperan dalam rendahnya konsumsi protein hewani di Indonesia.Konsumsi buah-buahan dan sayuran juga relatif rendah. Ketersediaan buah dan sayuran yang bermutu serta banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah turut berperan dalam rendahnya konsumsi buah-buahan dan sayuran ini. Mereka lebih menyukai membeli makanan cepat saji atau makanan dari restoran/rumah makan, yang biasanya sangat sedikit mengandung sayuran.Agar terwujud ketahanan yang kokoh, mulai dari tingkat rumah tangga sampai tingkat nasional, sistem dan usaha agribisnis yang dibangun adalah yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralisasi.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Peranan sektor pertanian adalah pemasok bahan pangan, serat, bahan baku industri dan sumber energi, pendapatan nasional,penyerapan tenaga kerja dan devisa negara. Ciri-ciri pertanian indonesia adalah pertanian tropika, pertanian dataran rendah dan dataran tinggi,pertanian iklim basah (indonesia barat) dan pertanian iklim kering (indonesia timur),adanya hutan tropika dan padang rumput,perikanan darat dan laut,pertanian di jawa dan luar jawa.dan Permasalahan utama pertanian di Indonesiaadalah penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian, terbatasnya infrastruktur penunjang pertanian, sistim alih teknologi, terbatasnya akses petani terhadap modaldanpanjangnya mata rantai tata niaga pertanian.3.2 SaranPertanian indonesia dapat berkembang dengan mengatasi banyak permasalahan tersebut,sehingga diharapkan pemerintah dan masyarakat mampu bekerja sama dalam mengatasi permasalahan untuk pertanian indonesia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Abdurachman. 2003. Degradasi Tanah Pertanian Indonesia Tanggung Jawab Siapa ?. Tabloit Sinar Tani.Ariani, Mewa. 2007. Diversifikasi Konsumsi Pangan Di Indonesia Antara Harapan dan Kenyataan. Bogor: Pusat Analisi Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBadan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Bruto.http://http://www.bps.go.id/.diakses tanggal 23 Februaru 2015.Balittra. 2013. Empat Kunci Sukses Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut Untuk Usaha Pertanian Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah Rawa: Banjar Baru.Christianto, Edward. 2013. Faktor yang Memengaruhi Volume Impor Beras Di Indonesia. Malang: Universitas Ma Chung.Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. JakartaDjunaedi, A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Beras di Indonesia periode 2001-2010. Skripsi. Malang. Universitas Ma Chung Jhingan. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Press.Kadarisman, Darwin.2012.KetahananPangan Indonesia: BeberapaIsuStrategis. Bogor: DepartemenIlmudanTeknologiPangan FATETA IPB. (http://ilmudanteknologipangan.com/2012/05/25/ketahanan-pangan-indonesia-beberapa-isu-strategis/). Diaksestangga 15 Februari 2013.Nurdin. 2011. Penggunaan Lahan Kering di DAS Limboto Provinsi Gorontalo untuk Pertanian Berkelanjutan. Universitas Gorontalo: GorontaloPrihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Pertanian: Kedelai. Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.Soekartawi. 1989.Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. CV. Rajawali: JakartaSoekartawi. 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Garfindo Persada: Jakarta.Supriadi, Herman. 2008. Strategi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Papua Barat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian: Bogor. Tambunan, TH tulus. 2001. Perekomonian Indonesia : Teori dan temua Empiris. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.