makalah ranah perilaku

31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk hidupn mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk hidup yang lain (Notoatmodjo, 2010). Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus objek, serta makhluk individual sekaligus social. Namun manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerimah keadaan dan tunduk pada suratan tangan atau kodratnya, tetapi secar sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu.proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentuakan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada alam. Perilaku manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu kondisi lingkungan tempat terjadinya perilaku tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Berulang atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi

Upload: muhammad-ikhsan

Post on 20-Feb-2016

122 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ranah perilaku

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ranah perilaku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini berarti

bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang lain.

Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk

hidupn mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk hidup yang

lain (Notoatmodjo, 2010).

Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk

ciptaan tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang berbeda

dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus objek, serta

makhluk individual sekaligus social. Namun manusia pada umumnya tidak bersifat pasif,

yaitu menerimah keadaan dan tunduk pada suratan tangan atau kodratnya, tetapi secar sadar

dan aktif menjadikan dirinya sesuatu.proses perkembangan perilaku manusia sebagian

ditentuakan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada alam.

Perilaku manusia melibatkan tiga komponen utama yaitu kondisi lingkungan tempat

terjadinya perilaku tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut.

Berulang atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan tiga komponen

tersebut. Penjabarannya dalam perilaku berkendaraan di jalan raya cukup sederhana.

Misalkan seorang pengendara berada di persimpangan jalan yang sepi (kondisi lingkungan)

kemudian ia memutuskan untuk melanggar lampu lalu lintas (perilaku). Konsekuensi dari

perilaku ini adalah perjalanan yang lebih cepat. Selain itu pengendara tersebut juga tidak

ditangkap petugas karena memang tidak ada petugas di persimpangan jalan tersebut.

Perilaku pelanggaran seperti ini akan cenderung diulangi karena mendapat penguatan

positif atau hadiah yaitu proses perjalanan yang lebih cepat dan tidak tertangkap oleh

petugas.

Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ-organ tubuh. Sebagai

ilustrasi bahwa seorang bayi belum dapat duduk atau berjalan apabila organ-organ

tubuhnya belum cukup kuat menopang tubuh.oleh karena itu, perlu pematangan tulang

belakng terutama tulang leher, punggung, pinggang, serta tulang kaki. Selain itu, seorang

Page 2: makalah ranah perilaku

2

bayi tidak akan berjalan tidak akan dapat berjalan telebih dahulu sebelum tengkurap dan

sebagainya. Selain itu, perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat

adanya rangsangan (stimulus), baik dari dalam dirinya (internal) ataupun dari luar dirinya

(eksternal). Pada hakikatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (overt

behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inert behavior atau covert behavior) (Sunaryo,

2004).

Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang

bersifat respon internal dan eksternal. Respon yang diberikan antara lain respon pasif

berupa pengetahuan, persepsi, dan sikap maupun respon aktif yang dilakukan sehubungan

dengan sakit dan penyakit. Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap

rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan lingkungan. Rangsangan yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri

dari empat unsur yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, adapun rumusan permasalahan adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah konsep perilaku?

2. Bagaimanakah ranah perilaku?

3. Bagaimanakah teori perilaku?

4. Bagaimanakah perilaku kesehatan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah diatas sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui konsep perilaku

2. Untuk mengetahui domain perilaku

3. Untuk mengetahui teori perilaku

4. Untuk mengetahui perilaku kesehatan

Page 3: makalah ranah perilaku

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perilaku

1. Definisi Perilaku

Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli seperti

berikut ini :

a. Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku

ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-R” atau

Stimulus Organisme Respons. Skiner membedakannya menjadi dua respon yaitu :

1) Respondent Respons atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting

stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya

makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang

menimbulkan mata tertutup, dsb. Respondent Respons ini juga mencakup perilaku

emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus

ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dsb.

2) Operant Respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang

ini disebut organisme reinforcing stimulation atau reinforcer , karena memperkuat

respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya

dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi). Kemudian

memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru) maka petugas kesehatan

tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

b. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan

suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama

dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan

terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk

Page 4: makalah ranah perilaku

4

menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari

perilaku manusia.

c. Menurut Sunaryo ( 2004), yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul

karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku manusia

adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

2. Pembentukan Perilaku

a. Proses pembentukan perilaku

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold

Maslow, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu :

1) Kebutuhan fisiologis, biologis yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2,

H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi

akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang

menimbulkan sesak napas dan kekurangan H2O dan elektrolit yang menimbulkan

dehidrasi.

2) Kebutuhan rasa aman, misalnya :

Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan

lain.

Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dll.

Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.

Rasa aman memperoleh perlindungan hokum

3) Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :

Mendambakan kasih sayang/ cinta kasih orang lain baik dari orangtua,

saudara, teman, kekasih,dll.

Ingin dicintai/ mencintai orang lain.

Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.

4) Kebutuhan harga diri

Page 5: makalah ranah perilaku

5

Ingin dihargai dan menghargai orang lain.

Adanya respek atau perhatian dari orang lain.

Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.

5) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya :

Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.

Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.

Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha,kekayaan,

dll.

Tingkatkan dan jenis kebutuhan tersebut satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan

karena merupakan satu kesatuan atau rangkaian walaupun pada hakekatnya kebutuhan

fisiologis merupakan faktor yang dominan untuk kelangsungan hidup manusia dan dalam

memenuhi kebutuhan, tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dan yang lain.

b. Prosedur Pembentukan Perilaku

Prosedur pembentukan perilaku menurut Notoamodjo (1997) yang diambil dari

pendapat Skinner sebagai berikut :

1) Langkah pertama : melakukan pengenalan terhadap sesuatu yang merupakan

penguat berupa hadiah.

2) Langkah kedua : melakukan analisis, dipergunakan untuk untuk mengenal bagian-

bagian kecil pembentuk perilaku sesuai yang diinginkan. Selanjutnya bagian-

bagian tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju pada terbentuknya

perilaku yang diinginkan.

3) Langkah ketiga : menggunakan bagian-bagian kecil perilaku, yaitu :

Bagian-bagian perilaku ini disusun secara urut dan dipakai untuk tujuan

sementara

Mengenal penguat atau hadiah untuk masing-masing bagian tadi.

Membentuk perilaku dengan bagian-bagian yang telah disusun tersebut.

Apabila bagian perilaku pertama telah dilakukan hadiahnya akan diberikan,

yang mengakibatkan tindakan tersebut akan sering dialkukan.

Akhirnya akan dibentuk perilaku kedua dan seterusnya sampai terbentuk

perilaku yang diharapkan.

Page 6: makalah ranah perilaku

6

c. Bentuk perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan

yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk

perilaku ada dua macam, yaitu :

1) Perilaku pasif (respons internal)

Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat

diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.

Contohnya : berpikir, berfantasi, berangan-angan,dll.

2) Perilaku aktif (respon eksternal)

Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati

langsung, berupa tindakan yang nyata. Contohnya mengerjakan soal ulangan,

membaca buku pelajaran, dll.

B. Ranah Perilaku

Benyamin Bloom adalah seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam

3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan

yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan

pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau

meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:

a) ranah kognitif (cognitive domain),

b) ranah afektif (affective domain),dan

c) ranah psikomotor (psychomotor domain).

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan

pengukuran hasil pendidikan ketiga domain ini diukur dari:

1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude).

3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan dengan materi

pendidikan yang diberikan (practice)

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada

bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa materi atau obyek

Page 7: makalah ranah perilaku

7

diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru terhadap subyek baru, dan selanjutnya

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui itu.

Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya akan

menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau

sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam kenyataan stimulus

yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat

bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu terhadap makna yang

diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh sikap

atau pengetahuan.

Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional kita, ketiga kawasan

perilaku ini disebut : Cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh pendidikan

kita ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk dan atau meningkatkan

kemmpuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa tersebut. Ketiga kemampuan

tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk manusia

Indonesia yang seutuhnya (harmonis)

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusi, yakni :

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang (over

behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan aka lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan

yakni.

a. awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyedari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (object)

b. Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap subjek sudah

mulai timbul.

Page 8: makalah ranah perilaku

8

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudahlebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai denga pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana

didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positive maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak

didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Suatu

contoh dapat dikemukakan disini ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh

lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB,

mereka akan keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah tersebut

diterima.

2. Sikap (afektif)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu obje

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total atittude).

Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi

memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah mendengarkan penyakit polio

(tentang penyebab, akibat, pencegahan dan sebagainya). Pengetahuan tersebut akan

membawa si ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio.

Dalam berfikir komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat

untuk mengimunisasikan anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap

Page 9: makalah ranah perilaku

9

tertentu terhadap objek (penyakit polio). Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri

dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan

perhatian terhadap ceramah

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai. Misalnya

seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga atau saudara) untuk pergi

menimbang anaknya ke posyandu adalah suatu indikasi bahwa ibu tersebut

mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d. bertanggung jawab (responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko

merupakan sikap paling tinggi misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,

meskipun mendapat tentangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

3. Praktik atau tindakan (Psikomotor)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung

atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor

dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil merupakan praktik tingkap pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih

makanan yang bergizi bagi balitanya.

b. Respon terpimpin (guide response)

Page 10: makalah ranah perilaku

10

Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator

praktik tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar,

mulai dari cara mencuci dan memotongnya, lamanya memasak, menutup pancinya

dan sebagainya.

c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah

mencapai praktik tingkat tiga misalnya, seorang ibu yang sudah biasa

menginmunisasikan bayi yang pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah

atau ajakan orang lain.

d. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya,

tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya

tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi

berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana. Pengukuran perilaku dapat dilakukan

secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden

1. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan

fungsi dari :

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan

kesehatannya (behavior itention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

(accesebility of information).

d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau

keputusan (personal autonomy).

e. situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation)

Page 11: makalah ranah perilaku

11

2. Teori WHO (1984 WHO)

menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :

a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,

persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek

kesehatan).

b. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

c. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu.

d. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap

membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap

positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu

tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu

kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan

berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

e. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa

yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

f. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan

sebagainya.

g. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam

suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada

umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama

dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat

manusia (Notoatmodjo, 2007).

C. Perilaku Kesehatan

Page 12: makalah ranah perilaku

12

1. Pengertian dan Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Skinner mendefinisikan perilaku kesehatan ( Health Behaviour ) adalah suatu

respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan.

Dengan perkataan lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan

seseorang baik yang dapat diamati ( observable ) maupun yang tidak dapat

diamati ( unobservable ) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehtan ( Notoatmodjo, 2010).

Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan ( Health Maintanance)

Health Maintanance adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

menyembuhkan bila sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan

ini terdiri dari 3 aspek yaitu :

Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

Perlu dijelaskan disini , bahwa kesehatan itu sangaty dinamis dan dan

relative, maka dari itu orang yang sehat pun perludiupayakan sepaya

mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Perilaku gizi ( makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat

memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan

seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat

tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman

tersebut.

b. Perilaku sakit (Illness Behaviour )

Perilaku sakit ini mencangkup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala

penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.

c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior)

Page 13: makalah ranah perilaku

13

Dari segi sosiologi orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak

orang (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation) hak dan

kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain

(terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit

(the sick role) perilaku ini meliputi:

Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan

penyakit yang layak.

Mengetahui hak (misalnya: hal dalam memperoleh

perawatan,memperoleh pelayanan kesehatan dan sebagainya) dan

kewajiban orang sakit (memberikan penyakitnya kepada orang lain

terutama pada dokter dan petugas kesehatan, tidak menularkan

penyakitnya kepada orang lain)

2. Proses Perubahan Perilaku

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau

penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program- program kesehatan yang

lainnya. Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain diuraikan

sebagai berikut:

a. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi

dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources)

misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan

keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada

hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti

Page 14: makalah ranah perilaku

14

stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti

disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian

dari individu dan stimulus tersebut efektif.

2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap).

4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya

apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari

stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti

stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam

meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan

penting.

b. Teori Festinger (Dissonance Theory)

Finger (1957) ini telah banyak pengaruhnya dalam psikologi sosial. Teori ini

sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak seimbang). Hal ini berarti

bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan keadaan

ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang

berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali. Apabila terjadi

keseimbangan dalam diri individu maka berarti sudah tidak terjadi

ketegangan diri lagi dan keadaan ini disebut consonance (keseimbangan).

Dissonance (ketidakseimbangan) terjadi karena dalam diri individu terdapat

2 elemen kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi

adalah pengetahuan, pendapat, atau keyakinan. Apabila individu

menghadapi suatu stimulus atau objek dan stimulus tersebut menimbulkan

pendapat atau keyakinan yang berbeda / bertentangan didalam diri individu

sendiri maka terjadilah dissonance.

Page 15: makalah ranah perilaku

15

c. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu

tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat

mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut

dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz

(1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang

bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :

1) Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak

(berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.

Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi memenuhi kebutuhannya

maka ia akan berperilaku negatif. Misalnya orang mau membuat jamban

apabila jamban tersebut benar-benar menjadi kebutuhannya.

2) Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai

pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya dengan

perilakunya, dengan tindakan-tindakannya, manusia dapat melindungi

ancaman-ancaman yang datang dari luar. Misalnya orang dapat

menghindari penyakit demam berdarah karena penyakit tersebut

merupakan ancaman bagi dirinya.

3) Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam

peranannya dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan

diri dengan lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari tersebut

seseorang telah melakukan keputusan-keputusan sehubungan dengan

objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang

mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan

dalam waktu yang singkat. Misalnya bila seseorang merasa sakit kepala

maka secara cepat tanpa berpikir lama ia akan bertindak untuk mengatasi

rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan meminumnya,

atau tindakan-tindakan lain.

4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam

menjawab suatu situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri

Page 16: makalah ranah perilaku

16

seseorang dan merupakan pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu

perilaku itu dapat merupakan "layar" dimana segala ungkapan diri orang

dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, senang, gusar, dan

sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.

d. Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving

forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini

dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan

tersebut didalam diri seseorang. Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya

perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni :

1) Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya

stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-

perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau

informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.

Misalnya seseorang yang belum ikut KB (ada keseimbangan antara

pentingnya anak sedikit dengan kepercayaan banyak anak banyak rezeki)

dapat berubah perilakunya (ikut KB) kalau kekuatan pendorong yakni

pentingnya ber-KB dinaikkan dengan penyuluhan-penyuluhan atau

usaha-usaha lain.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor

eksternal, yaitu :

a. Faktor genetik atau faktor endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk

kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari

dalam diri individu (endogen), antara lain:

b. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu

dengan lainnya. Tiga kelompok ras terbesar yaitu :

1) Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Perilaku yang dominan yaitu terbuka, senang

akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

Page 17: makalah ranah perilaku

17

2) Ras kulit hitam atau ras Negroid. Perilaku yang dominan yaitu tabiatnya keras,

tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olahraga keras.

3) Ras kulit kuning atau ras Mongoloid. Perilaku yang dominan yaitu

keramahtamahan, suka bergotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara

ritual.

4) Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut

maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.

5) Sifat fisik, kalau diamati perilaku individu akan berbeda karena sifat fisiknya

misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan

individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

6) Sifat kepribadian, salh satu pengertian kepribadian menurut Maramis (1999)

adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering

digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap

hidupnya “. Menurut masyarakat awam, kepribadian adalah bagaimana individu

tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya. Perilaku individu tidak

ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu,

yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat,

sistem norma, nilai dan kepercayaan yang dianutnya.

7) Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan

lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.

8) Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi

sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu,kita kenal ada

individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat

bertindak tepat, cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki

intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.

c. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu

1) Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada

disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan

Page 18: makalah ranah perilaku

18

sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan

lahan untuk perkembangan perilaku.

Contoh : individu yang bergaul dengan individu yang hidup di lingkungan

hitam, perilakunya banyak diwarnai keadaan tersebut.

2) Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan

masalah perilaku individu maupun kelompok. Secara luas, pendidikan

mencakup seluruh proses kehidupan individu dengan lingkungannya , baik

secara normal atau tidak normal.

3) Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam

konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir,

bersikap, beraksi, dan berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin

melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku dan berbudi

luhur sesuai denagn ajaran agama.

4) Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan

yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial.

Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial ekonomi dan sosial budaya.

5) Kebudayaan , menurut Mac Iver sebagaimana telah dikutip oleh Soerjono S.

(2001) “ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan

hidup, seni kesustraan”. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai adat-

istiadat, atau peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan

mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku

Page 19: makalah ranah perilaku

19

ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-R” atau

Stimulus Organisme Respons. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku

adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat

dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan

untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan

adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap

hanyalah sebagian dari perilaku manusia.

Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut, maka perilaku kesehatan

adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta

lingkungan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau

penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program- program kesehatan yang lainnya.

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan yang merupakan bagian integral dalam

pelayanan kesehatan seharusnya meningkatkan kemampuan dalam pemahaman

mengenai perilaku manusia sehingga dapat meningkatkan pelayanan yang akan

diberikan kepada pasien nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

------------------------------. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Page 20: makalah ranah perilaku

20

--------------------------------. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Winarto, Joko. 2011. Teori B.F Skinner, (online), diakses 25 Okteber 2015.

(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner).