makalah-raksa-pd-makanan.docx

20
MAKALAH TOKSIKOLOGI “Raksa Pada MakananDisusun oleh : Dini Budiarti Metri Setiyanti Gita Dwi Setyawati POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

Upload: tiara-surya-mahendra

Post on 16-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

MAKALAH TOKSIKOLOGIRaksa Pada Makanan

Disusun oleh :Dini BudiartiMetri SetiyantiGita Dwi Setyawati

POLITEKNIK KESEHATAN BANTENJURUSAN ANALIS KESEHATAN TANGERANG TAHUN 2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Toksikologi yang berjudul RAKSA PADA MAKANAN.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.Dalam makalah ini kami sadar bahwa banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Amin.

Tangerang, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............1Daftar Isi..............2BAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang..............................31.2 Tujuan........3BAB II ISI2.1 Pengertian Raksa.......52.2 Sifat Fisika Kimia Merkuri...........62.3 Kegunaan Air Raksa.............72.4 Bahaya Raksa....82.5 Sumber Pencemaran .92.6 Identifikasi Senyawa Raksa dalam Makanan ...10BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan.............113.2 Daftar Pustaka.............12

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula. Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Merkuri terakumulasi dalam mikro-organisme yang hidup di air (sungai, danau, laut) melalui proses metabolisme. Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang terbuang kedalam sungai atau laut dimakan oleh mikro-organisme tersebut dan secara kimiawi terubah menjadi senyawa methyl-merkuri. Mikro-organisme dimakan ikan sehingga methyl-merkuri terakumulasi dalam jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi rantai makanan ikan besar dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan penelitian, konsentrasi merkuri yang terakumulasi dalam tubuh ikan diperkirakan 40-50 ribu kali lipat dibandingkan konsentrasi merkuri dalam air yang terkontaminasi. Oleh karenanya, usaha pengolahan emas dengan menggunakan merkuri seharusnya tidak membuang limbahnya (tailing) kedalam aliran sungai sehingga tidak terjadi kontaminasi merkuri pada lingkungan disekitarnya, dan tailing yang mengandung merkuri harus ditempatkan secara khusus dan ditangani secara hati-hati.

B. Tujuan Untuk Mengetahui Pengertian Raksa Untuk Mengetahui Sifat Fisika Kimia Merkuri Untuk Mengetahui Kegunaan Air Raksa Untuk Mengetahui Bahaya Raksa Untuk Mengetahui Sumber Pencemaran Raksa Untuk Mengetahui Identifikasi Senyawa Raksa dalam MakananBAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Raksa (Merkuri)Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas. Dari kegiatan penambangan tersebut menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara langsung pada paru-paru. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari cinnabar mineral.Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup pada perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air adalah 0,001 mg/l.Raksa merupakan sumber polusi yang membahayakan dan sekarang ini diketahui banyak ditemukan di air dan sungai. Oleh karena itu, penggunan raksa telah dilarang atau sangat dibatasi disejumlah negara karena dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Secara alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanahyang melewati tumpukkan raksa di dalam tanah. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dantanah) terutama melalui pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksibesi baja, produksi semen, pertambangan emas, limbah sampah yang mengandung raksa, dansebagainya.

B. Sifat Kimia dan Fisika MerkuriMerkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.Berdasarkan daya hantar panas dan listriknya, merkuri (Hg) dimasukkan dalam golongan logam. Sedangkan berdasarkan densitasnya, dimasukkan kedalam golongan logam berat.Merkuri memiliki sifat-sifat : Kelarutan rendah Sifat kimia yang stabil terutama di lingkungan sedimen Mempunyai sifat yang mengikat protein Menguap dan mudah mengemisi atau melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang Logam merkuri merupakan satu-satunya unsure logam berbentuk cair pada suhu ruang 25oC Pada fase padat berwarna abu-abu dan pada fase cair berwarna putih perak Uap merkuri di atmosfir dapat bertahan selama 3 (tiga) bulan sampai 3 (tiga) tahun sedangkan bentuk yang melarut dalam air hanya bertahan beberapa minggu.Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis pada sistim syaraf pusat. Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu: Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida. Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) Misalnya: HgCl2 termasuk bentuk Hg inorganic yang sangat toksik dan digunakan sebagai desinfektan HgCl yang digunakan untuk teething powder dan laknasia Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar. Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain : Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tsb. dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital. Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida.

C. Kegunaan Air RaksaKegunaan : Sebagai katoda pada proses elektrolisis menghasilkan soda api dan khlor Pembuatan thermometer,barometer,hydrometer Lampu raksa Pelapis cermin Katalis pada oksidasi organic Paduan penambal gigi Pembuatan batere Pembuatan alat listrik

D. Bahaya Raksa (Merkuri)Logam raksa sangat beracun, menyebabkan kerusakan pada sistem saraf walaupun pada tingkat paparan relatif rendah. Hal ini terutama berbahaya bagi perkembangan janin. Raksa terakumulasi dalam tubuh manusia dan hewan dan dapat terkonsentrasi melalui rantai makanan, terutama dalam beberapa jenis ikan. Komisi dari Direktorat Jenderal Kesehatan dan Perlindungan Konsumen merekomendasikan bahwa ibu hamil dan menyusui harus membatasi konsumsi ikan karnivora yang besar (yang memangsa ikan-ikan kecil) seperti ikan todak, hiu, marlin, seligi dan tuna. Hal ini disebabkan raksa beresiko tinggi untuk kesehatan manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), arktik di kutub selatan, yang tidak memiliki sumber-sumber pencemaran raksa, mengalami tingkat kontaminasi berbahaya terhadap mamalia laut dan spesies lainnya,yang menjadi bahan makanan.Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang.Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam perairan, merkuri mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, Hg mudah masuk ke dalam plankton dan bisa berpindah ke biota laut lain. Merkuri anorganik (HgCl) akan berubah menjadi merkuri organik (metil merkuri) oleh peran mikroorganisme yang terjadi pada sedimen dasar perairan. Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo-merkuri. Senyawa organo-merkuri yang paling umum adalah metil merkuri yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. Mikroorganisme kemudian termakan oleh ikan sehingga konsentrasi merkuri dalam ikan meningkat. Metil Hg memiliki kelarutan tinggi dalam tubuh hewan air sehingga Hg terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan air, dikarenakan pengambilan Hg oleh organisme air yang lebih cepat dibandingkan proses ekskresi.Tragedi yang dikenal dengan Minamata Disease (Penyakit Minamata) berdasarkan penelitian ditemukan penduduk disekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa industry plastik. Gejala yang timbul berupa keanehan mental dan cacat saraf mulai.Diagnosis toksisitas Hg tidak dapat dilakukan dengan tes biokimiawi. Indikator toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau urin dan rambut.Beberapa ketentuan/peraturan tentang batasan nilai kandungan merkuri pada suatu bahan dari berbagai lembaga maupun instansi yang berwenang sebagai berikut : Nilai batas kandungan merkuri untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) yang diijinkan adalah 0,001 mg/liter air. Berdasar pada Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kandungan merkuri dalam makanan yang tanpa diolah maksimum 0,001 ppm (part per millions) Kandungan merkuri dalam darah yang aman maksimum 0,04 ppm (part per millions) Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil.Beberapa catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1 1 ppm sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan kadar merkuri dalam darah para pekerja tambang rakyat mencapai 0,16 ppm.

E. Sumber Pencemaran1) Merkuri elemental (Hg) Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal. Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

2) Merkuri inorganik: Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis.

3) Merkuri organik: terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.

F. Identifikasi Senyawa Raksa dalam MakananPrinsip :1. Senyawa raksa dengan kawat tembaga dalam suasana asam akan membentuk amalgam2. Senyawa raksa di digesti dengan asam nitrat asam sulfat. Larutan garam raksa nitrat yang terbentuk memberikan reaksi dengan ; Kupro iodida dalam suasan asam akan terjadi warna merah sampai jingga Difenilkarbazon, terjadi garam komplek yang berwarna violet sampai biru Difeniltiokarbazon (ditizon) terjadi warna jingga dari garam raksaPereaksi : Larutan KI Na sulfit : 5 gr KI dan 20 gr NaSO3 . 7H2O dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan tembaga sulfat : 5 gr CuSO4 . 5H2O dilarutkan dalam 100 ml HCl 1 N Larutan difeniltiokarbazon (ditizon) 0,002 % dalam CHCl3Peralatan : Labu erlenmeyer Kawat tembaga Pemanas

Cara kerja :1. Pembentukan amalgamLebih kurang 50 gr contoh dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, ditambah 50 ml air dan 20 ml HCl pekat, kemudan dicampur homogeny. Ke dalam campuran tersebut dicelupkan lempengan atau kawat tembaga yang bersih dan telah diampelas, kemudian dipanaskan diatas pemanas atau nyala api. Pada lempeng atau kawat tembaga akan terbentuk lapisan seperti perak yang mengkilat.2. Pereaksi dengan cupro iodida (CuI) Larutan ujiSejumlah contoh di digesti dengan 25 ml HNO3 pekat, 2 ml H2SO4 pekat dan KMnO4 secukupnya menggunakan pendingin balik, sehingga semua zat organik terdestruksi sempurna. Bila perlu ditambahkan HNO3 pekat dan KMnO4. Kelebihan KMnO4 dihilangkan dengan penambahan larutan dihidroksilamin 50 % tetes demi tetes sampai warna hilang, kemudian diencerkan hingga 300 ml (terkandtung kandungan Hg) dan lakukan identifikasi terhadap Hg. Identifikasi dengan CuIKedalam lempeng tetes atau kertas saring ditetesi dengan 1 tetes larutan KI NaSO3 dan satu tetes larutan CuI, kemudian tambahkan 2-5 tetes larutan uji yang telah diasamkan dengan HNO3 atau HCl 1 N. Tergantung dari kandungan raksa, maka akan terjadi warna merah sampai jingga.

Identifikasi dengan difenilkarbazonKertas saring ditetesi dengan larutan difeniltiokarbazon 1% dalam etanol 96% kemudian diteteskan 1 tetes larutan uji akan terbentuk warna violet sampai biru tergantung kadar Hg.Catatan : kepekaan uji raksa ini tergantung dari keasaman larutan uji, kepekaan akan turun dengan meningkatnya keasaman, sehingg larutan uji sebaiknya diperkirakan mengandung 0,2 N HNO3. Identifikasi dengan ditizon10 ml larutan uji ditambahkan beberapa mg asam TCA (Tri Kloro Acetat) dan asam oxalat. Kemudian diekstraksi dengan N butyl asetat kurang lebih 3 ml. 2-3 tetes ekstrak ditambahkan larutan difeniltiokarbazon 0,002 %, akan terjadi warna jingga dari garam raksa.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari penjelasan yang telah dipaparkan pada makalah di atas dapat disimpulkan bahwa air raksa merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat.Air raksa biasanya digunakan sebagai katoda pada proses elektrolisis menghasilkan soda api dan khlor, Pembuatan thermometer,barometer,hydrometer, Lampu raksa, Pelapis cermin, Katalis pada oksidasi organic, Paduan penambal gigi, Pembuatan batere, Pembuatan alat listrik.Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang.Agar tidak terjadi peristiwa tercemarnya raksa lebih banyak lagi,masyarakat perlu diberikan sosialisasi tentang air raksa.

DAFTAR PUSTAKA

https://ummufarwah.wordpress.com/chemistry/khazanah-chemis/bahaya-raksa/ http://yesikalistiqomah.blogspot.com/2013/08/makalah-merkuri-dan-dampaknya-bagi.html http://dewiisuliis.blogspot.com/2011/11/makalah-merkuri.html Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDIAlfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya BagiKesehatan Manusia danLingkungan. [Online]. Avaliable: http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [7 Mei 2008]Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta:Konisius http://www.zeromercury.org/fact_sheet/index.html Zul alfian : Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan, 2006