makalah ptk kelompok 2

41
TUGAS KELOMPOK Metodologi penelitian Oleh: Tata NoReg 78161208 Tuti Alawiyah Noreg 7816120889 Wahid NoReg 78161208

Upload: tata-suharta

Post on 02-Aug-2015

88 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ptk Kelompok 2

TUGAS KELOMPOK

Metodologi penelitian

Oleh:

Tata NoReg 78161208

Tuti Alawiyah Noreg 7816120889

Wahid NoReg 78161208

PROGRAM PASCASARJANAPENELITIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2012/2013

KATA PENGANTAR

Page 2: Makalah Ptk Kelompok 2

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “CLASS ROOM ACTION RESEARCH ” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian CLASS ROOM ACTION RESEARCH atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang lebih khususnya membahas bagaimana cara pembuatan dan prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam pembuatan suatu Action Research Class Room sehingga bisa memperbaiki dalam proses pembelajaran . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Class Room Action Researh .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 3: Makalah Ptk Kelompok 2

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................. ............................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Kompetensi................................................................................................................1

C. Tujuan ........................................................................................................................1

BAB II KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS..........

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas..........................................................................4

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas..............................................................................7

D. Prinsip – Prinsip Penelitian Tindakan Kelas................................................................9

E.Tahap-Tahap Penelitian TindakanKelas..................................................................... 11

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PTK....................................................................14

A. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas......................................................16

B. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas......................................................19

C. Pelaksanaan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.......................................................20

BAB IV PENUTUP...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

Ii

BAB IPENDAHULUAN

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 4: Makalah Ptk Kelompok 2

A. LATAR BELAKANG

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul per-ubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Konteks ini pada da-sarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiat-an pembelajaran. Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim apa-bila seorang guru menjadi dominator keguatan pembelajaran di ke-las, namun hal ini bukan berarti guru lepas tanggung jawab terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar.

Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus selalu proaktif dan responsif terhadap semua fenomena-fenomena yang dijumpai di kelas. Sejalan dengan pernyataan di atas, saat ini upaya perbaikan pendidikan dilakukan dengan pendekatan kons-struktivis. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggung jawab dan ber-peran aktif dalam melakukan pembaruan pendidikan serta mengem-bangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui penelitian tin-dakan dalam pengelolaan pembelajaran di kelasnya.

Paling tidak ada tiga alasan mengapa penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research merupakan langkah yang tepat dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidik-an. Ketiga alasan itu adalah:

1. Guru berada di garis paling depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan tersebut.

2. Penelitian pada umumnya dilakukan para ahli di perguruan tinggi/lembaga pendidikan, sehingga guru tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian.

3. Penyebaran hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan memerlukan waktu lama.

B. KOMPETENSI

Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, kami berharap pembaca memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Menguasai metodologi penelitian tindakan kelas untuk kepentingan pembelajaran di kelas.2. Mendeskripsikan permasalahan pembelajaran di kelas serta menganalisis alternatif solusi

terhadap masalah tersebut untuk memperbaiki hasil belajar siswa.3. Menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan observasi tiap siklus.

C. TUJUAN

Setelah mempelajari makalah ini,diharapkan pembaca mampu menganalisis masalah pembelajaran di kelas dan mampu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) guna memperbaiki kinerjanya sendiri.

BAB II

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 5: Makalah Ptk Kelompok 2

HAKEKAT PTK

A. PENGERTIAN PTK

Pengertian PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) Menurut Para Ahli. Menurut DR. Sulipan, M.Pd Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasisehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian pengertian Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005)

Banyak ahli memberikan definisi tentang penelitian tindakan kelas (PTK) berikut ini akan disajikan beberapa pengertian dan definisi PTK yang dikemukakan oleh para ahli tersebut,

Standford (1970) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan adalah ‘analysis, fact finding, conceptualization, planing, execution, more fact finding or evaluation; and then repetition of this whole circle of activities; indeed, a spiral of such circles, ('Analisis, menemukan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, menemukan fakta lebih atau

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 6: Makalah Ptk Kelompok 2

evaluasi; dan kemudian pengulangan lingkaran ini seluruh kegiatan; memang, sebuah lingkaran seperti spiral)

Tim proyek PGSM (1999) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantaban rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan,

Mukhlis, Abdul dan Nur, Mohamad (2001) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis dan siklustis, (4) Kemis, Stephen dalam D. Hopkins (1992) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah ‘action research is a form of self reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation inorder to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational pratices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out’ (penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek tersebut, (c) situasi di tempat praktek itu dilaksanakan)

Mills (2003) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut; ‘Any systematic inquiry conducted by teacher researchers ... to gather information about how their particular schools operate, how they teach, and how well their students learn’.( Setiap penyelidikan yang sistematis yang dilakukan oleh peneliti guru ... untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah tertentu mereka beroperasi, bagaimana mereka mengajar, dan seberapa baik siswa mereka belajar )

Rapoport (1991) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut; ‘Action research aims to contribute both to the practical concerns of people in an immediate problematic situation and to the goals of social science (including education) by joint collaboration within a mutually acceptable ethical framework. (Penelitian Aksi bertujuan untuk memberikan kontribusi baik kepada orang keprihatinan praktis dalam situasi problematik segera dan dengan tujuan ilmu sosial (termasuk pendidikan) dengan kolaborasi bersama dalam kerangka etis diterima bersama)

Bila digabungkan pengertian dan definisi PTK yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka diperoleh batasan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang (bersiklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 7: Makalah Ptk Kelompok 2

B. TUJUAN PTK

Adapun tujuan dari PTK dilaksanakan adalah ;1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran ;2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan

pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti para pendidik agar lebih proaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran ;

4. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para pendidik, khususnya dalam mencari solusi masalah-masalah pembelajaran ;

5. Meningkatkan kolaborasi antar pendidik dalam memecahkan masalah pembelajaran 6. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap

proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.7. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

.

C. MANFAAT PTK

Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan PTK:

1. Guru semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri, sehingga berkembang inovasi-inovasi pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan pembelajaran.

2. Dapat Mengembangkan kurikulum dan meningkatkan profesionalisme guru.3. Menghasilkan laporan-laporan yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik

(guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran, juga dapat dijadikan sebagai bahan

artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum

ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.

4. Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel

ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.

5. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah

untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu

pembelajaran.

6. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program

pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini turut

memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 8: Makalah Ptk Kelompok 2

7. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan

kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil

belajar siswa pun dapat meningkat.

8. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,

menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media

yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-

sungguh.

D. PRINSIP-PRINSIP PTK

Terdapat enam prinsip yang mendasari PTK yang dijelaskan Hopkins dalam Kardi (2000). Keenam prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tugas utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkannya, sebaiknya tidak mengganggu komotmennya sebagai pengajar.

2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.

3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk ”menjawab” hipotesis yang dikemukakannya.

4. Masalah penelitian yang diambil oleh guru hendaknya masalah yang cukup merisaukannya, dan bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen terhadap pemecahan masalah.

5. Dalam penyelenggaraan PTK, guru haruslah bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.

6. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom-exceeding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu (skala mikro), melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (skala makro).

E. TAHAP-TAHAP PTK

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 9: Makalah Ptk Kelompok 2

PTK memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan Mc Taggar, 1992) yaitu Planning (Rencana), Action (Tindakan), Observation (Pengamatan), dan Reflection (Refleksi). Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Planning (Rencana)Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi masalah. Dengan perencanaan yang baik seorang prak-tisi akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitas dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.

2. Action (Tindakan)Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan diperguna-kan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

3. Observation (Pengamatan)Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendoku-mentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

4. Reflection (Refleksi)Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, PTK tidak dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.Untuk memperjelas fase-fase dalam PTK, siklus spiral-nya dan bagaimana pelaksanaannya, Stephen Kemmis menggambarkannya dalam siklus sebagaimana tampak pada gambar 1.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 10: Makalah Ptk Kelompok 2

23 February 2008 Mahfud PTK

Rencana Awal

RencanaYang direvisi

STRATEGI

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

REVISI

STRATEGI TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

Gambar 1 : Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart

F. PERBANDINGAN PTK DENGAN PENELITIAN LAINNYA

Berikut ini perbandingan PTK dengan Penelitian lainnya:

Penelitian Formal PTK1. Dilakukan oleh

orang luar2. Sampel harus

representatif3. Instrumen harus

valid4. Menuntut

penggunaan analisis statistik

5. Mempersyaratkan hipotesis

6. Mengembangkan teori/konsep baru

7. Hasil penelitian bersifat general

1. Dilakukan oleh guru sendiri2. Tidak perlu sampel3. Instrumen bersifat fleksibel

dan adaptif4. Tidak perlu analisis statistik

yang rumit5. Hipotesis berupa tindakan

yang bersifat nyata dan fleksibel

6. Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

7. Hasil penelitian bersifat spesifik dan kontekstual

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 11: Makalah Ptk Kelompok 2

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 12: Makalah Ptk Kelompok 2

BAB IIIPELAKSANAAN PTK

A. PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistema berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Menurut Raka Joni dan kawan-kawan (1998), terdapat 5 (lima) tahapan dalam pelaksanaan PTK. Kelima tahapan dalam pelaksanaan PTK tersebut adalah:

1. Penetapan fokus masalah penelitian2. Perencanaan tindakan perbaikan3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan Interpretasi4. Analisis dan Refleksi5. Perencanaan tindak lanjut

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan / atau hasil belajar siswa, dan / atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkinan masih tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam, kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan / atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

Pada gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkin-an penyebab permasalahan lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajagi alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Alternatif pengatasan permasalahan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil pencobaan tindakan perbaikan itu dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada kriteria-kriteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetap-kan sebelumnya.

Berikut ini akan digambarkan diagram alur pelaksanaan PTK:

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 13: Makalah Ptk Kelompok 2

Permasalahan Alternatif Pemecahan Pelaksanaan

(Rencana Tindakan) Tindakan I

Refleksi I Analisis Data I Obervasi I

SIK

LU

S I

Terselesaikan

Permasalahan Alternatif Pemecahan Pelaksanaan

(Rencana Tindakan) Tindakan I I

Refleksi I I Analisis Data I Obervasi I I

SIK

LU

S I

I

Terselesaikan

BelumTerselesaikan

SiklusSelanjutnya

Gambar 2: Alur Dalam PTK

1. Penetapan Fokus Masalah Penelitian

a. Merasakan Adanya MasalahKepekaan dan kepedulian guru dalam pembelajaran sangat diperlukan. Sebab tanpa hal

tersebut, tampaknya guru akan kesulitan memperoleh permasalahan PTK. Oleh sebab itu, agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk mem-perbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada diri sendiri mengenai sisi-sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pem-belajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain, guru harus mampu merefleksi, merenung, serta berpikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan-kelemahan praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran.

Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam praktik pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 14: Makalah Ptk Kelompok 2

b. Identifikasi Masalah PTKSebagaimana telah dikemukakan penetapan arah PTK berangkat dari diagnosis terhadap

keadaan yang bersifat umum. Guru juga bisa merinci proses penemuan permasalahan tersebut dengan bertolak dari gagasan – gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki. Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran – pikiran dalam mengembangkan focus PTK, kita bisa bertanya kepada diri sendiri, misalnya:

Apa yang sedang terjadi sekarang? Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahn? Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya? Bila pertanyaan tersebut telah ada

dalam pikiran guru sebagai actor PTK, maka langkah dapat dilanjutkan dengan mengembangkan beberapa pertanyaan sepeerti dibawah ini:

Saya berkeinginan memperbaiki ………………… Beberapa orangkah yang merasa kurang puas tentang Saya dibingungkan oleh………………………….. Saya memilih untuk menguji cobakan di kelas gagasan tentang;

23 February 2008 Mahfud PTK

RendahnyaHasil BelajarGEOGRAFI

PendekatanPembelajaran

tidak sesuaiStrategi Pembelajarn

tidak tepat

Metode Mengajarkurang bervariasi

Teknik Penilaiantidak sesuai

Tingkat PendidikanOrang Tua rendah

(X)

Bimbingan BelajarOrang Tua Kurang

(X)

Dst

Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan – gagasan yang awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Dengan berangkat dari gagasan –

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Guru menyadari ada permasalahan dalam belajar siswa.Misalnya :– Minat belajar siswa rendah– Partisipasi siswa di kelas rendah– Banyak siswa yang sering tidak

mengerjakan PR– Dari tahun ke tahun, banyak siswa tidak

bisa menguasai suatu konsep dengan benar.– Hasil tes siswa rendah,dll.

Page 15: Makalah Ptk Kelompok 2

gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.

23 February 2008 Mahfud PTK

PendekatanPembelajaran

( X )

RendahnyaHasil Belajar

GEOGRAFI( Y )

Dst

Y : Hasil Belajar GeografiSiswa mana (SD, SMP, .......)Sekolah mana (Negeri, Swasta)Kelas berapaProgram apaSemester berapaTahun pelajaran kapan...................

X : Pendekatan PembelajaranPendekatan apa (kontekstual, Pendekatan yang dilakukan siapa.......................

c. Analisis MasalahSetelah memperoleh sederet permasalahan melaui proses identifikasi ini, maka peneliti /

guru kelas melakukan analisis terhadap permasalahan – permasalahan tersebut untuk menentukan urgensi pengatasan. Dalam hubungan ini akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan operasi matematik, atau yng dapat ditunda pengatasannya tanpa kerugian yang besar, seperti misalnya kemampuan membaca peta buta. Abahkan memang ada permasalahn yang tidak dapat diatasi dengan PTK, seperti misalnya kesalahan – kesalahan faktual dan/atau konseptual yangterdapat dalam buku paket. Menurut Abimanyu (1995) arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk PTK adalah sebagai berikut:

1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan muridnya, atau topic yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah.

2) Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan / atau kekuasaan guru untuk mengatasinya.

3) Pilih dan tetapkan permasalahn yang skalanya cukup kecil dan terbatas (manageable). 4) Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus penelitian. 5) Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan prioritas – prioritas yang ditetapkan dalam

rencana pengembangan sekolah. Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu dilakukan secara

cermat, sebab keberhasilan pada tahap analisis masalah akan menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil dilaksanakan dengan membawa kemanfaatan yang dapat dirasakan oleh guru dan sekolah (intrinsically rewarding). Maka keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagi guru untuk meneruskan uasahanya di masa – masa

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 16: Makalah Ptk Kelompok 2

yang akan datang. Disamping itu temuan – temuan yang dihasilkan melalui PTK itu akan menarik bagi guru lain yang belum mengikuti program PTK untuk juga mencoba melaksanakannya.

d. Perumusan MasalahSetelah menetapkan focus permasalahan serta menganalisanya menjadi bagian – bagian

dan lebih kecil, maka selanjutnya guru perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik dan operasional. Perumusan masalah dan jelas akan membuika peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan alternatif solusi) yang perlu dilakukannya jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur perekamannya serta cara menginterpretasikannya, khususnya yang perlu dilakukan sementara tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/atau hasilnya itu direkam. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan termasuk yang berbentuk latihan guru meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.

2. Perencanaan Tindakan

a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

• Menguraikan masalah-masalah pokok yang menjadi pusat perhatian penelitian dalam bentuk rangkaian pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan diuji melalui penelitian yang dilakukan

• Upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicari jawabannya

• Dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah• Merupakan pertanyaan yang lengkap/terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang

akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah• Mengarahkan cara berpikir peneliti• Memberi arah pada kajian teroritis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang relevan • Memberi arah dalam melakukan pengujian secara empiris

Page 17: Makalah Ptk Kelompok 2

Dilihat dari sudut lain, alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam arti mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang bakal terjadi jika suatun tindakan dilakukan. Misalnya jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan kata akan meningkat dengan rata – rata 10 % setiap bulannya. Dari contoh ini, hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.

Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis formal. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan tidak mengatakan demikian, tetapi mengatakan percaya tindakan kita akan merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti. Agar dapt menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, sebagai peneliti guru dapat melakukan:

1) Kajian teoretik di bidang pembelajaran pendidikan 2) Kajian hasil – hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan 3) Diskusi dengan rekan – rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya. 4) Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang dituangkan dalam bentuk

program, dan 5) Mereflesikan pengalamannya sendiri sebagai guru. Dari hasil kajian tersebut dapat diperoleh landasan untuk membangun hipotesis tindakan.

Menurut Soedarsono (1997) beberapa, hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:

1) Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasar-kan hasil kajian. Dengan kata lain, alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.

2) Setiap alternatif tindakan perbaikan yang dipertimbangkan perlu dikaji ulang dan dievaluasii dari segi relevansinya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat selama program tindakan perbaikan itu diimplementasikan.

3) Pilih alternatif tindakan serta prosedur implemen-tasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal namun masih tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melakukannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang aktual.

4) Pikiran dengan seksama perubahan – perubahan ( perbaikan – perbaiakn) yang secara implisit dan dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun tehnik mengajar guru.

b. Analisis kelaikan hipotesis tindakanSetelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesis tindakan maka selanjutnya

perlu dilakukan masing – masing hipotesis tindakan itu dari segi jarak yang terdapat antara situasi

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Contoh Rumusan Hipotesis Tindakan:Melalui X dapat meningkatkan Y atau

Untuk meningkatkan Y dapat melalui X

Page 18: Makalah Ptk Kelompok 2

riil dengan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Sebab jika terdapat jarak yang terlalu sulit untuk mengupayakan perwujudannya, maka tindakan yang dilakukan tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk penyelenggaraan sesuatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian sehingga masih ada dalam batas – batas baik kemampuan guru senada dukungan fasilitas yang tersedia di sekolah maupun kemampuan rata – rata siswa untuk mencernakannya. Dengan kata lain, sebagai aktor PTK guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah dimana ia berada dan melaksanakan tugasnya.

Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empiris. Ini berarti bahwa baik proses implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diakibatkannya dapat teramati oleh guru yang merupakan aktor PTK maupun mitra kerjanya. Sebagian dari gejala – gejala yang dapat diamati itu dapat diberikan secara kualitatif. Namun yang paling penting gejala – gejala tersebut harus dapat divertifikasi oleh pengamat lain, apabila diperlukan.

Pada gilirannya, untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana diharapkan diperlukan kajian mengenai kelaikan hipotesis tindakan terlebih dahulu. Menurut Soedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kelaikan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:

1) Implementasi suatu PTK akan berhasil, hanya apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Di pihak lain, sebagaimana telah dikemukakan untuk pelaksanaan PTK kadang – kadang memang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selanjutnya selain persyaratan kemampuan, keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang merasa tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan kata lain PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau didorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan finansial.

2) Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, dan sosial budaya maupun etik. Dengan kata lain PTK seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan berdampak merugikan siswa.

3) Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau sekolah juga perlu diperhitungkan sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat tersabotase oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu demi keberhasilan PTK maka guru dan mitranya dituntut untuk dapat mengusahakan fasilitas dan sarana yang ditentukan.

4) Selain kemampuan siswa sebagai perorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau sekolah. Namun pertimbangan ini tentu tidak dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mempertahankan status kuno. Dengan kata lain perbaikan iklim belajar di kelas dan di sekolah memsng justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.

5) Karena sekolah juga merupakan sebuah organisasai, maka selain iklim belajar sebagaimana dikemukakan pada butir 4) Iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain dukungan dari kepala sekolah serta rekan sejawat guru dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK. Selain itu semua tim PTK juga perlu membahas secara mendalam tentang kemungkinan

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 19: Makalah Ptk Kelompok 2

konsekuensi alas an dilakukannya tindakan yang harus diantisipasi. Demikian pula kemungkinan timbulnya masalah baru dengan adanya tindakan di kelas. Atas dasar berbagai pertimbangan di atas maka peneliti dapat secara lebih cermat menyusun rencana yang akan dilakukan.

c. Perencanaan TindakanSebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melak-sanakan berbagai persiapan

sehingga semua komponen yang di-rencanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah per-siapan yang perlu ditempuh adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, di samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implemen-tasi perbaikan yang telah direncanakan.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga.

3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan.

4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal keper-cayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat kesalahan.

3. Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Interpretasi

Atas dasar uraian di atas, adalah sangat beralasan untuk beranggapan bahwa PTK dilakukan oleh seorang guru atas prakarsa nya sendiri, mesikupun juga terbuka untuk dilakukan secara kola-boratif. Ini berarti bahwa peran guru dalam melaksanakan PTK adalah sangat penting dan tidak dapat digantikan oleh orang lain begitu saja. Oleh karena itu, implementasi tindakan, proses obser-vasi-interpretasi dan hasil implementasi tindakan tersebut terjadi karena keduanya merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam tindakan alamiah pembelajaran.

a. Pelaksanaan tindakanKegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus

PTK, dan pada saat yang bersama-an kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan ke-giatan observasi dan interpretasi, serta diikuti dengan kegiat-an refleksi.

b. Observasi dan InterpretasiSecara umum, observasi adalah upaya merekam segala perstiwa dan kegiatan yang terjadi

selama tindakan perbaikan berlangsung, dengan menggunakan atau tanpa alat bantu. Perlu dicatat adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman observasi secara seksama.

Mekanisme perekaman hasil observasi perlu dirancang agar tidak mencampuradukkan antara fakta dan interpretasi, namun juga tidak terseret oleh kaidah umum yang tanpa kecuali menafsirkan interpretasi dalam pelaksanaan observasi. Apabila yang terakhir ini dilakukan,

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 20: Makalah Ptk Kelompok 2

sehingga yang direkam hanyalah fakta tanpa interpretasi, maka akan dapat menimbul-kan resiko, bahwa makna dari perangkat fakta yang telah di-amati itu tidak lagi dapat dibangkitkan kembali secara utuh karena proses erosi yang terjadi dalam ingatan, lebih-lebih apabila pengamat adalah juga aktor tindakan. Dalam hubungan ini, agaknya prosedur perekaman hasil observasi yang telah banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, dapat dimanfaat-kan secara produktif.

c. Diskusi ulang balikan (review discussion)Observasi kelas akan memberikan manfaat apabila pelak- sanaannya diikuti dengan diskusi

balikan. Hal ini bisa menjan-jikan manfaat yang optimal jika:1) Diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah observasi2) Digelar dalam suasana yang mutually supportive dan non – threatening.3) Bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat.4) Diinterpretasikan secara bersama-sama oleh aktor tindakan perbaikan dan pengamat

dengan kerangka pikir tindakan perbaikan yang tengah digelar.5) Pembahasan mengacu kepada penerapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan

untuk menentukan perencanaan berikutnya.

4. Analisis data dan Refleksi

a. Analisis dataAnalisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan,

mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:1) Reduksi data, yakni proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan, dan peng-abstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.2) Paparan data, yakni proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk

paparan naratif, representasi grafis, dan sebagainya.3) Penyimpulan, yakni proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah

terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan / atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung penger-tian yang luas.

b. RefleksiRefleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan/atau tidak

terjadi, apa yang telah diha-silkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.

5. Rencana Tindak Lanjut

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 21: Makalah Ptk Kelompok 2

Sebagaimana telah diisyaratkan hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah yang memicu penyelenggaraan PTK atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau apabila perlu, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada.

Dengan kata lain, apabila masalah yang diteliti belum tuntas, atau belum memuaskan pengatasannya, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedural yang sama seperti pada siklus ke-1. Demikian seterusnya. Namun apabila pada siklus ke-1 sudah berhasil, maka penelitian sudah selesai.

Untuk memperoleh hasil PTK yang memuaskan ada bebera-pa saran yang bisa dipertimbangkan yaitu:

a. Jangan memilih masalah yang anda tidak dapat berbuat apapun terhadap masalah tersebut.b. Tentukan topik yang ruang lingkupnya terbatas dan tidak terlampau luas.c. Pilihlah topik-topik yang penting bagi anda dan bagi siswa anda. d. Jika diperlukan, lakukanlah kolaborasi dengan teman sejawat karena hal itu sangat

bermanfaat untuk perkembangan profesional seseorang.e. Kaitkan penelitian kelas anda dengan prioritas rencana pengembangan sekolah atau fungsi

sekolah anda.

B. PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

Berikut ini adalah sistematika Proposal PTK.1. Judul

Judul dinyatakan dengan kalimat sederhana, namun tampak jelas maksud tindakan yang akan dilakukan dan dimana penelitian dilangsungkan, jika diperlukan cantumkan penanda waktu catur wulan/semester/tahun ajaran.Contoh:“Aplikasi Pendekatan Problem-Based Learning (PBL) Dapat Meningkatkan Pembelajaran Sosiologi pada Kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2005 – 2006”

2. Pendahuluana. Latar Belakang Masalah

Menguraikan kondisi objektif yang mengharuskan dilaksanakannya PTK. Kondisi ini merupakan hasil identifikasi guru terhadap masalah proses pembelajar-an yang diselenggarakan.

b. Rumusan MasalahMengemukakan masalah-masalah yang akan dipecahkan melalui PTK yang akan dilaksanakan.Contoh:

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 22: Makalah Ptk Kelompok 2

1. Apakah dengan pendekatan Problem-Based Learning dapat meningkatkan pembelajaran Sosiologi pada kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2006 – 2007?

2. Bagaimana perubahan tingkah laku yang menyertai peningkatan pembelajaran Sosiologi melalui pendekatan Problem-Based Learning?

c. Tujuan PenelitianTujuan penelitian merupakan proses yang akan dilaku-kan atau kondisi yang diinginkan setelah dilaksanakan PTK.Contoh:Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sosiologi melalui pendekatan Problem-

Based Learning pada kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta.2. Untuk mengetahui tingkah laku yang menyertai peningkatan pembelajaran Sosiologi

melalui pendekatan Problem-Based Learning pada kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta.

e. Manfaat Hasil PenelitianContoh:Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Dapat meningkatkan kompetensi dan aktivitas pembelajaran para siswa kelas XII IPS

Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta.2. Dapat menganalisis perubahan tingkah laku yang menyertai peningkatan pembelajaran

Sosiologi melalui perlakuan khusus pendekatan Problem-Based Learning.

3. Kajian pustakaKajian pustaka berisikan ulasan-ulasan teoritis dengan konsep pembelajaran dan konteks PTK yang akan dilaksanakan.

4. Metode penelitianMetode penelitian adalah tahapan-tahapan cara dalam melaksanakan penelitian. Contoh kerangka rancangan PTK yang lazim digunakan sebagai berikut:a. Setting Penelitian

Contoh:Penelitian ini berbasis kelas dengan lokasi kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Propinsi Jawa Tengah. Akan dilaksanakan tahun 2005 – 2006 yang melibatkan siswa berjumlah 40 siswa.

b. Subyek PenelitianContoh:Subyek penelitian adalah siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2005 – 2006 yang berjumlah 40 siswa, sebagaimana digambarkan dalam tabel (lampiran).

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 23: Makalah Ptk Kelompok 2

c. Teknik dan Alat Pengumpulan DataContoh: Instrumen pengumpulan data dalam PTK ini ada dua, yaitu instrumen tes dan nontes:1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajaran konsep modernisasi sesaat setelah proses pembelajaran Sosiologi dilaksanakan pada kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2005 – 2006. Pada setiap siklus guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan konsep modernisasi dalam pembelajaran Sosiologi. Pada saat melaksanakan tes tertulis kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2005 – 2006 yang berjumlah 40 siswa dibagi menjadi dua gelombang, masing-masing terdiri dari 20 siswa dan 20 siswa. Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah melaksanakan tes tertulis secara objektif untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.

2. Non TesTeknik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 yaitu observasi, wawancara, dan jurnal. Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan sikap siswa terhadap pemahaman konsep modernisasi dalam pembelajaran Sosiologi, respon dan sikap siswa terhadap pendekatan PBL, dan siswa yang menunjukkan gejala khusus dalam penerapan pendekatan PBL.Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap siswa dalam pelaksanaan pendekatan PBL, penyebab siswa kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang menjadikan siswa bersemangat mengikuti proses pendekatan PBL. Jurnal digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul dan tercatat atau terekam pada saat penerapan pendekatan PBL baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya

d. Validitas DataContoh:

Hasil belajar (nilai tes) yang divalidasi instrumen tes menentukan validasi teoritik maupun validasi empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif). Proses pembelajaran (observasi dan wawancara) yang divalidasi datanya melalui trianggulasi, baik sumber maupun metoda.

Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda, dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 24: Makalah Ptk Kelompok 2

dan pandangan orang di berbagai tingkatan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dikumen yang berkaitan (Lexy J. Moleong, 2002 : 178).

e. Analisis DataContoh :

Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:1. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi

persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran Sosiologi. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:

NKNP = ------ x 100%

R

Keterangan:NP = Nilai persentaseNK = Nilai komulatifR = Jumlah responden

2. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan pendekatan PBL, yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep modernisasi dalam pembelajaran Sosiologi secara klasikal, dan perubahan tingkah laku yang menyertainya.

f. Indikator KinerjaContoh:

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) artinya penelitian dengan berbasis pada kelas. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat berupa perbaikan praksis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar siswa dan kesulitan mengajar oleh guru.

Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan, diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang telah tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus berikutnya.

Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini:

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 25: Makalah Ptk Kelompok 2

Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan partisipasi responden (siswa) dan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka sebagai indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas ini.

g. Prosedur PenelitianContoh:

PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi.

5. Personalia penelitianYakni orang-orang yang terlibat dalam PTK, kalau PTK ini dilakukan secara kolaboratif.

6. Rencana biaya penelititanRancangan biaya penelitian yang menyangkut berbagai kebutuhan, seperti: Bahan dan peralatan penelitian, alat peraga, ATK, penggandaan dan penjilidan, dan lain-lain.

7. Jadwal kerjaContoh:Kegiatan Siklus I Waktu1. Persiapan 2. PelaksanaanKegiatan Siklus II Waktu1. Persiapan2. Pelaksanaan3. Penyusunan Laporann Akhir dan seminar

8. Daftar Pustaka9. Lampiran

Berisi curriculum vitae peneliti atau tim peneliti.

C. PENYUSUNAN LAPORAN PTK

Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian tindakan kelas sudah merasa puas dengan siklus-siklus tersebut, tentu saja langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah ia lakukan.

Format laporan PTK berbeda-beda. Berikut ini akan diberikan dua contoh format penulisan laporan:

Contoh 1:PENGANTAR

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 26: Makalah Ptk Kelompok 2

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Identifikasi MasalahC. Analisis MasalahD. Perumusan MasalahE. Tujuan PenelitianF. Manfaat Penelitian

BAB II FORMULASI SOLUSI DAN KELAIKAN HIPOTESIS TINDAKANA. Formulasi Solusi

1. Kajian Teoritik2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang relevan (jika ada)3. Kajian Hasil diskusi (dengan teman sejawat, pakar pendidikan, peneliti) (jika ada)4. Hasil refleksi pengalaman sendiri sebagai guru5. Perumusan Hipotesis Tindakan

B. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN A. Sasaran PenelitianB. Tempat dan Waktu PenelitianC. Skenario PembelajaranD. Fasilitas dan Sarana PendukungE. Teknik Pengumpulan DataF. Teknik Analisis Data

BAB IV PELAKSANAAN TINDAKAN, OBSERVASI INTERPRETASIA. Pelaksanaan TindakanB. Observasi dan InterpretasiC. Diskusi Balikan

BAB V ANALISIS DATA DAN REFLEKSIA. Analisi Data

1. Reduksi Data2. Paparan Data3. Kesimpulan (terhadap data yang telah direduksi dan dipaparkan)

B. Refleksi1. Analisis2. Pemaknaan3. Penjelasan4. Kesimpulan (tentang keberhasilan/kegagalan tindakan yang telah dilakukan)

Contoh 2:

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 27: Makalah Ptk Kelompok 2

PENGANTARBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahB. Identifikasi MasalahC. Pembatasan dan Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Hipotesis TindakanF. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Kajian Teori (tentang B. Kajian Hasil Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Objek TindakanB. Setting/lokasi /subjek penelitianC. Metode Pengumpulan DataD. Metode Analisis DataE. Cara Pengambilan Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIANA. Gambaran Selintas Tentang SettingB. Uraian Penelitian Secara Umum C. Penjelasan Per siklusD. Proses Menganalisis DataE. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanB. Saran

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 28: Makalah Ptk Kelompok 2

BAB IV

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai matericlassroom action reseach atau Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 29: Makalah Ptk Kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

Hopkins, David, (1992). A Teacher,s Guide to Classroom Research. Milton Keynes: Open University.

Kemmis, Stephen. & Mc. Taggart, Robin. (1992). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press.

Kardi, S., (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Kumpulan Makalah Teori Pembelajaran MIPA. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Surabaya PSMS Pascasarjana.

Nur, Mohamad, (2001). Penelitian Tindakan Kelas (konsep dasar dan langkah-langkah PTK). Kumpulan Makalah Teori Pembelajaran MIPA. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Surabaya PSMS Pascasarjana.

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012

Page 30: Makalah Ptk Kelompok 2

2 Action Research Kelompok 4 ( Tuti, Tata, Wahid), S2 PEP UNJ 2012