makalah proses manufaktur

15
 MAKALAH PROSES MANUFAKTUR METALURGI SERBUK Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Manufaktur Dosen : Rakhmat Himawan, ST., MSc. Oleh : Puspa Nila Cempaka Ledy (135060701111081) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Upload: puspaldy

Post on 15-Oct-2015

2.804 views

Category:

Documents


549 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    1/15

    MAKALAH PROSES MANUFAKTUR

    METALURGI SERBUK

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Manufaktur

    Dosen : Rakhmat Himawan, ST., MSc.

    Oleh : Puspa Nila Cempaka Ledy (135060701111081)

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    2/15

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

    Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka

    memenuhi tugas mata kuliah Proses Manufaktur pada Semester Genap Tahun Ajaran

    2013/2014.

    Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, masukan, dan

    dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya mengucapkan

    banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan

    makalah ini.

    Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu dengan segala kerendahan hati, segala kritik dan saran yang membangun sangat

    saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini.

    Semoga makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi pembaca serta dapat

    memenuhi kriteria tugas sehingga bisa bernilai baik.

    Malang, 20 Maret 2014

    Penulis

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    3/15

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang 41.2Rumusan Masalah 41.3Tujuan Penulisan 4

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Introduction 5

    2.2 Langkah Pembuatan Metalurgi Serbuk . 7

    2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metalurgi Serbuk .. 13

    2.4 Pertimbangan Dalam Desain Metalurgi Serbuk .... 13

    Daftar Pustaka 15

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    4/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPerkembangan zaman yang berpengaruh terhadap setiap aspek termasuk teknologi

    seperti pada bidang industri rupanya semakin memacu industri kecil maupun besar untuk

    mulai merintis atau bahkan sudah melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru di dunia, tak

    terkecuali di Indonesia. Dalam usahanya, industri kecil maupun besar terus berupaya untuk

    menciptakan karyakarya baru dengan tingkat kerumitan, biaya, serta daya guna yang bisa

    jadi semakin melambung dan juga bisa jadi semakin ekonomis. Namun rupanya, pemanfaatan

    setiap sumber daya yang ada tidak begitu sempurna atau dirasa masih kurang, sehingga

    banyak logam bekas yang terbuang.

    Proses metalurgi serbuk relatif lebih baru dan memiliki beberapa kelebihan

    dibandingkan dengan proses pengecoran logam. Namun demikian, proses ini tidak bisa

    menggantikan sepenuhnya fungsi proses pengecoran karena masing masing proses tentu

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan proses metalurgi serbuk diantaranya adalah

    efisiensi bahan tinggi, dapat membuat paduan dari bahan yang perbedaan densitas dan

    temperatur leburnya cukup tinggi, porositas dan homogenitas produk terkontrol, mudah

    mengatur komposisi paduan. Kekurangan proses metalurgi serbuk diantaranya adalah

    keterbatasan bentuk dan ukuran benda yang dapat dibuat. Bagaimana mendapatkan serbuk

    untuk bahan baku merupakan salah satu masalah yang mendasar yang harus dipecahkan. Jika

    serbuk bahan sudah diperoleh, bagaimana langkah langkah proses pengerjaannya, berapa

    tekanan yang harus diberikan agar dapat menghasilkan produk yang cukup kuat, berapa

    temperatur dan waktu sintering yang harus diberikan agar diperoleh ikatan atom yang

    dianggap cukup kuat serta bagaimana pertimbangan desain benda kerja yang bisa diproses

    dengan metalurgi serbuk. Tentu hal hal tersebut berbeda disetiap bahannya. Pertanyaan

    pertanyaan itulah yang kemudian memberikan alasan perlunya pengetahuan mengenai proses

    metalurgi serbuk.

    1.2Rumusan MasalahRumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

    1. Apa yang dimaksud dengan metalurgi serbuk ?2. Bagaimana langkahlangkah pembuatan metalurgi serbuk ?

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    5/15

    3. Apa saja kelebihan dan kekurangan metalurgi serbuk ?4. Bagaimana pertimbangan dalam desain metalurgi serbuk ?

    1.3Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengetahui pengertian metalurgi serbuk.2. Mengetahui langkahlangkah pembuatan metalurgi serbuk.3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metalurgi serbuk.4. Mengetahui pertimbangan dalam desain metalurgi serbuk.

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    6/15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Pengertian Metalurgi SerbukProses produksi logam dengan metalurgi serbuk sudah cukup dikenal sekitar abad ke-

    18. Awalnya metalurgi serbuk paling banyak memproduksi sebatas emas dan perak, karena

    logam ini memiliki sifat komersial yang tinggi dan membutuhkan waktu yang paling lama

    dalam proses pengerjaannya. Hingga sekitar tahun 1870 ketika mesin pres mulai digunakan,

    metalurgi serbuk mulai memproses bahanbahan logam lain.

    Metalurgi serbuk merupakan proses pembentukan benda kerja komersial dari logam

    dimana logam dihancurkan dahulu sampai berupa tepung, kemudian ditekan di dalam cetakan

    (mold) dan dipanaskan dibawah temperatur leleh serbuk sehingga terbentuk benda kerja.

    Sehingga partikel partikel logam memadu karena mekanisme transportasi massa akibat

    difusi atom antar permukaan partikel. Metode metalurgi serbuk memberikan kontrol yang

    teliti terhadap komposisi dan penggunaan campuran yang tidak dapat difabrikasi dengan

    proses lain. Sebagai ukuran ditentukan oleh cetakan dan penyelesaian akhir.

    Produk hasil metalurgi serbuk dapat terdiri dari produk campuran serbuk berbagai

    logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan bukan logam untuk meningkatkan ikatan

    partikel dan mutu benda jadi secara keseluruhan. Kobalt atau jenis logam lainnya diperlukan

    untuk mengikat partikel tungsten, sedang grafit ditambahkan pada serbuk logam bantalan

    untuk meningkatkan kualitas bantalan.

    Gambar 2.1 Pres Tekan yang digunakan sekitar tahun 1870

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    7/15

    2.2Langkahlangkah pembuatan metalurgi serbukLangkah-langkah yang harus dilalui pada metalurgi serbuk, antara lain:

    1. Persiapan dan Pembuatan Serbuk2. Pencampuran (mixing)3. Penekanan (compaction)4. Pemanasan (sintering)

    Gambar 2.2 Skema Proses Metalurgi Serbuk

    2.2.1 Persiapan dan Pembuatan SerbukPersiapan serbuk dilakukan dengan dua cara yaitu:

    1. Serbuk paduanSerbuk yang dihasilkan melalui pencampuran logam murni tidak akan mempunyai sifat yang

    sama dengan serbuk paduan. Serbuk paduan lebih disukai karena lebih mudah dibuat dan hanya dengan

    tekanan yang lebih rendah. Serbuk paduan yang dipadu selama proses pencairan menghasilkan sifat

    produk yang hampir sama dengan paduan padatnya. Serbuk logam paduan bersifat tahan

    korosi, kekuatan tinggi atau daya tahan terhadap suhu tinggi.

    2. Serbuk berlapisSerbuk logam dapat dilapisi dengan unsur tertentu, melalui cara mengalirkan gas

    pembawa setiap partikel terlarut dengan rata sehingga menghasilkan produk yang bila

    disinter akan mengikuti karakteristik tertentu dari sifat bahan pelapisnya. Hal ini

    memungkinkan penggunaan serbuk murah dengan pengikat bahan aktif pada bagian

    luarnya. Produk yang dibuat dari serbuk berlapis yang telah disinter, jauh lebih homogen

    daripada produk yang dihasilkan dengan cara pencampuran.

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    8/15

    Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk antara lain:

    1. Decomposition, terjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akanmenguraikan/memisahkan elemen elemennya jika dipanaskan pada temperatur yang

    cukup tinggi. Proses ini melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal dan reducing agent.

    Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau gas.

    2. Atomization of Liquid Metals, material cair dapat dijadikan powder (serbuk) dengan caramenuangkan material cair dilewatan pada nozzel yang dialiri air bertekanan, sehingga

    terbentuk butiran kecil-kecil.

    3. Electrolytic Deposition, pembuatan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang biasanyamenghasilkan serbuk yang sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil electrolytic

    deposition perlu diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk butiran yang dihasilkan

    oleh electolitic deposits berbentuk dendritik.

    4. Mechanical Processing of Solid Materials, pembuatan serbuk dengan caramenghancurkan material dengan ball milling. Material yang dibuat dengan mechanical

    processing harus material yang mudah retak seperti logam murni, bismuth, antimony,

    paduan logam yang relative keras dan britlle, dan keramik. Dari sekian proses pembuatan

    serbuk, proses yang banyak dipakai adalah proses atomisasi.

    2.2.2 Pencampuran (mixing)Pencampuran serbuk dapat dilakukan dengan mencampurkan logam yang berbeda dan

    material-material lain untuk memberikan sifat fisik dan mekanik yang lebih baik. Ada 2

    macam pencampuran, yaitu:

    1. Wet Mixing, yaitu proses pencampuaran dimana serbuk matrik dan filler dicampurterlebih dahulu dengan pelarut polar. Metode ini dipakai apabila material (matrik dan

    filler) yang digunakan mudah mengalami oksidasi. Tujuan pemberian pelarut adalah

    untuk mempermudah proses pencampuaran material yang digunakan dan untuk melapisi

    permukaan material supaya tidak berhubungan dengan udara luar sehingga mencegah

    terjadinya oksidasi pada material yang digunakan.

    2. Dry Mixing, yaitu proses pencampuran yang dilakukan tanpa menggunakan pelarut untukmembantu melarutkan dan dilakukan di udara luar. Metode ini dipakai apabila material

    yang digunakan tidak mudah mengalami oksidasi.

    Faktor penentu kehomogenan distribusi partikel, diantaranya adalah kecepatan

    pencampuran, lamanya waktu pencampuran, ukuran dan jenis partikel, temperatur serta

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    9/15

    media pencampuran. Semakin besar kecepatan pencampuran, semakin lama waktu

    pencampuran, dan semakin kecil ukuran partikel yang dicampur, maka distribusi partikel

    semakin homogen. Kehomogenan campuran sangat berpengaruh pada proses penekanan

    (kompaksi), karena gaya tekan yang diberikan pada saat kompaksi akan terdistribusi secara

    merata sehingga kualitas ikatan antar partikel semakin baik.

    2.2.3 Penekanan (compaction)Kompaksi merupakan proses pemadatan serbuk menjadi bentuk yang diinginkan

    sesuai cetakan. Ada 2 macam metode kompaksi, yaitu:

    1. Cold compressing, yaitu penekanan dengan temperatur ruang dengan 100-900 Mpa untukmenghasilkan green body. Metode ini dipakai apabila bahan yang digunakan mudah

    teroksidasi, seperti Al. Proses cold pressing terdiri dari :

    a. Die Pressing, yaitu penekanan yang dilakukan pada cetakan yang berisi serbukb. Cold isotactic pressing, yaitu penekanan pada serbuk pada temperature kamar yang

    memiliki tekanan yang sama dari setiap arah.

    c. Rolling, yaitu penekanan pada serbuk metal dengan memakai rolling mill.

    Gambar 2.3 Die Pressing

    2. Hot compressing, yaitu penekanan dengan temperatur di atas temperatur kamar. Metodeini dipakai apabila material yang digunakan tidak mudah teroksidasi.

    Penekanan terhadap serbuk dilakukan agar serbuk dapat menempel satu sama lain

    sebelum ditingkatkan ikatannya dengan proses sintering. Dalam proses pembuatan suatu

    paduan dengan metode metalurgi serbuk, terikatnya serbuk sebagai akibat adanya

    interlocking antar permukaan, interaksi adesi-kohesi, dan difusi antar permukaan yang dapat

    terjadi pada saat proses sintering. Bentuk benda yang dikeluarkan dari pressing, disebut

    bahan kompak mentah, telah menyerupai produk akhir akan tetapi kekuatannya masihrendah. Kekuatan akhir bahan diperoleh setelah proses sintering.

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    10/15

    Untuk menghindari terjadinya perbedaan kerapatan, maka pada saat pressing

    digunakan lubricant/pelumas yang bertujuan untuk mengurangi gesekan antara partikel dan

    dinding cetakan. Dalam penggunaan lubricant/bahan pelumas, dipilih bahan pelumas yang

    tidak reaktif terhadap campuran serbuk dan yang memiliki titik leleh rendah sehingga pada

    proses sintering tingkat awal lubricant dapat menguap.

    Tekait dengan pemberian lubricant pada proses kompaksi, maka terdapat 2 metode

    kompaksi, yaitu:

    1. Die-wall compressing penekanan dengan memberikan lubricant pada dinding cetakan.2. Internal lubricant compressing penekanan dengan mencampurkan lubricant pada

    material yang akan ditekan.

    Pada proses kompaksi ada 3 kemungkinan model ikatan yang disebabkan oleh gaya

    vanderwals:

    1. Pola ikatan bola-bola. Terjadi bila besarnya gaya tekan yang diberikan lebih kecil dariyield strength (ys) matrik dan filler sehingga serbuk tidak mengalami perubahan bentuk

    secara permanen atau mengalami deformasi elasti baik pada matrik maupun filler

    sehingga serbuk tetap berbentuk bola.

    2. Pola ikatan bola-bidang. Terjadi bila besarnya gaya tekan yang diberikan diantara yieldstrength (ys) dari matrik dan filler. Penekanan ini menyebabkan salah satu material

    (matrik) terdeformasi plastis dan yang lain (filler) terdeformasielastis, sehingga berakibat

    partikel seolah-olah berbentuk bola-bidang.

    3. Pola ikatan bidang-bidang. Terjadi bila besarnya gaya tekan yang diberikan lebih besarpada dari yield strength (ys) matrik dan filler. Penekanan ini menyebabkan kedua material

    (matrik dan filler) terdeformasi plastis, sehingga berakibat partikel seolah-olah berbentuk

    bidang-bidang.

    Gambar 2.4 Pressing

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    11/15

    2.2.4 Pemanasan (sintering)Pemanasan pada temperatur di bawah titik leleh material komposit disebut dengan

    sintering. Pada proses sinter, benda padat terjadi karena terbentuk ikatan ikatan. Panas

    menyebabkan bersatunya partikel dan efektivitas reaksi tegangan permukaan meningkat.

    Dengan perkataan lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel sedemikian rupa

    sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini terbentuklah batas-batas butir, yang

    merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu, gas yang ada menguap. Temperatur sinter

    umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk utama. Waktu pemanasan berbeda

    untuk jenis logam berlainan dan tidak diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya

    waktu pemanasan. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel

    kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus terdiri

    dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan oksida pada permukaan

    selama proses sinter. Parameter sintering meliputi temperatur, waktu, kecepatan pendinginan,

    kecepatan pemanasan, atmosfer sintering, dan jenis material.

    Gambar 2.5 Proses Sintering

    Berdasarkan pola ikatan yang terjadi pada proses kompaksi, ada 2 fenomena yang

    mungkin terjadi pada saat sintering, yaitu:

    1. Penyusutan (shrinkage)Apabila pada saat kompaksi terbentuk pola ikatan bola-bidang maka pada proses sintering

    akan terbentuk shrinkage yang terjadi karena saat proses sintering gas (lubricant) yang

    berada pada porositas mengalami degassing (peristiwa keluarnya gas pada saat sintering).

    Dan apabila temperatur sinter terus dinaikkan akan terjadi difusi permukaan antar partikel

    matrik dan filler yang akhirnya akan terbentuk liquid bridge/necking (mempunyai fasa

    campuran antara matrik dan filler). Liquid bridge ini akan menutupi porositas sehingga

    terjadi eleminasi porositas atau berkurangnya jumlah dan ukuran porositas. Penyusutan

    dominan bila pemadatan belum mencapai kejenuhan.

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    12/15

    2. Retak (cracking)Apabila pada kompaksi terbentuk pola ikatan antar partikel berupa bidang bidang,

    sehingga menyebabkan adanya trapping gas (gas/lubricant terjebak di dalam material),

    maka pada saat sintering gas yang terjebak belum sempat keluar tapi liquid bridge telah

    terjadi, sehingga jalur porositasnya telah tertutup rapat. Gas yang terjebak ini akan

    mendesak ke segala arah sehingga terjadi bloating (mengembang), sehingga tekanan di

    porositas lebih tinggi dibanding tekanan di luar. Bila kualitas ikatan permukaan partikel

    pada bahan komposit tersebut rendah, maka tidak akan mampu menahan tekanan yang

    lebih besar sehingga menyebabkan retakan (cracking). Keretakan juga dapat diakibatkan

    dari proses pemadatan yang kurang sempurna, adanya shock termal pada saat pemanasan

    karena pemuaian dari matrik dan filler yang berbeda.

    Proses sintering meliputi 3 tahap mekanisme pemanasan:

    1. Presintering merupakan proses pemanasan yang bertujuan untuk:a. Mengurangi residual stress akibat proses kompaksi (green density)

    b. Pengeluaran gas dari atmosfer atau pelumas padat yang terjebak dalam porositasbahan komposit (degassing)

    c. Menghindari perubahan temperatur yang terlalu cepat pada saat proses sintering(shock thermal). Temperatur presintering biasanya dilakukan pada 1/3 Tm (titik

    leleh).

    2. Difusi permukaanPada proses pemanasan untuk terjadinya transportasi massa pada permukaan antar

    partikel serbuk yang saling berinteraksi, dilakukan pada temperatur sintering (2/3 Tm).

    Atom-atom pada permukan partikel serbuk saling berdifusi antar permukaan sehingga

    meningkatkan gaya kohesifitas antar partikel.

    3. Eliminasi porositasTujuan akhir dari proses sintering pada bahan komposit berbasis metalurgi serbuk adalah

    bahan yang mempunyai kompaktibilitas tinggi. Hal tersebut terjadi akibat adanya difusi

    antar permukaan partikel serbuk, sehingga menyebabkan terjadinya leher (liquid bridge)

    antar partikel dan proses akhir dari pemanasan sintering menyebabkan eliminasi porositas

    (terbentuknya sinter density).

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    13/15

    2.2.5 FinishingPada saat finishing porositas pada fully sintered masih signifikan (4-15%). Untuk

    meningkatkan properties pada serbukdiperlukan resintering, dan heat treatment. (Hirschhorn,

    1969)

    2.3Kelebihan dan Kekurangan Metalurgi SerbukKeuntungan proses metalurgi serbuk, antara lain:

    a. Mampu melakukan kontrol kualitas dan kuantitas materialb. Mempunyai presisi yang tinggic. Selama pemrosesan menggunakan suhu yang rendahd. Kecepatan produk tinggie. Sangat ekonomis karena tidak ada material yang terbuang selama pemrosesan

    Kekurangan metalurgi serbuk, antara lain:

    a. Biaya pembuatan yang mahal dan terkadang serbuk sulit penyimpanannyab. Dimensi yang sulit tidak memungkinkan, karena selama penekanan serbuk logam tidak

    mampu mengalir ke ruang cetakan

    c. Sulit untuk mendapatkan kepadatan yang merata

    2.4Pertimbangan Dalam Desain Metalurgi SerbukMeskipun teknologi Metalurgi Serbuk menawarkan kebebasan desain yang cukup

    besar, ada sejumlah yang hal perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk diingat ketika

    merancang produk dengan proses dalam pikiran. Hal ini dtunjukkan pada :

    a. Aspek rasioRasio aspek ( yaitu panjang terhadap lebar ) - variasi kepadatan yang diciptakan oleh efek

    gesekan (pergeseran) antara bahan baku bubuk dan perkakas yang dibuat mesin tersebut,

    juga dengan kompaksi ganda, rasio aspek harus dibatasi tidak lebih dari 3:1 .

    b. Fitur PesertaFitur peserta seperti alur , kemiringan terbalik atau lubang lateral, tidak bisa langsung

    dibentuk oleh metalurgi serbuk karena mereka akan mencegah bagian dari yang

    dikeluarkan dari cetakan . Jika diperlukan, fitur tersebut harus diperkenalkan dengan

    mesin dari bagian sinter.

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    14/15

    c. BevelsBevels akan membutuhkan pukulan/hantaman bulu bermata, yang harus dihindari . Jika

    memungkinkan , tepi miring harus berakhir di sebuah flat kecil , sehingga menghindari

    tepi bulu.

    d. ChamfersChamfers lebih disukai untuk jari-jari pada tepi komponen, sekali lagi untuk menghindari

    kebutuhan untuk pukulan/hantaman bulu bermata.

    e. Perubahan mendadak dalam bagianPerubahan mendadak (kasar) dalam bagian harus dihindari karena mereka memberikan

    penekanan yang dapat menyebabkan retak karena springback di ejeksi.

    f. Sudut tajamRadius sudut tajam pada bagian pandangan rencana harus dimasukkan, sekali lagi untuk

    menghindari penekanan.

    Gambar 2.6 Desain Metalurgi Serbuk

  • 5/25/2018 Makalah Proses Manufaktur

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Whittaker, Dr David. 2014.Introduction to Powder Metallurgy. [online]

    http://www.ipmd.net/Introduction_to_powder_metallurgy[Diakses pada tanggal 18

    Maret 2014]

    Jurusan Teknik Material dan Metalurgy. 2007.Laporan Tugas Akhir Powder Metallurgy.

    [online] Availabe at:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-

    2702100009-bab2.pdf[Diakses pada tanggal 18 Maret 2014]

    Nayiroh, Nurul. 2013. Metalurgi Serbuk. [online] Availabe at: http://blog.uin-

    malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdf [Diakses pada tanggal

    18 Maret 2014]

    http://www.ipmd.net/Introduction_to_powder_metallurgyhttp://www.ipmd.net/Introduction_to_powder_metallurgyhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://blog.uin-malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdfhttp://blog.uin-malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdfhttp://blog.uin-malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdfhttp://blog.uin-malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdfhttp://blog.uin-malang.ac.id/nurun/files/2013/03/METALURGI-SERBUK.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdfhttp://www.ipmd.net/Introduction_to_powder_metallurgy