makalah produk inovatif teh

16

Click here to load reader

Upload: rizki30ki

Post on 25-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


73 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Tanaman teh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak terdapat di Indonesia. Hasil perkebunan tanaman teh banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan minuman. Hal ini disebabkan karena pucuk daun teh mengandung banyak senyawa yang berguna bagi tubuh. Salah satu senyawa yang terdapat di daun teh adalah ketekin. Katekin merupakan salah satu antioksidan yang dibutuhkan tubuh, sehingga akan memberikan kesegaran setelah mengkonsumsi teh. Secara umum proses pengolahan yang dilakukan dalam pembuatan teh yaitu pelayuan, penggulungan, oksidasi dan pengeringan. Berdasarkan proses pengolahan teh dibedakan mejadi empat golongan yaitu teh hitam, teh hijau, teh oolong, dan teh putih.

Proses pengolahan yang terjadi pada daun teh mempengaruhi kandungan senyawa katekin di dalam produk teh. Semakin banyak proses pengolahan yang dilalui oleh daun teh maka akan menghasilkan kandungan katekin yang semakin rendah. Produk teh yang mengandung senyawa katekin yang paling banyak adalah teh hijau. Hal ini disebabkan daun teh tidak mengalami proses oksidasi sehingga kandungan senyawa katekin masih terdapat di dalam daun teh tersebut. Kandungan katekin di dalam teh membuat produk berbahan baku teh disukai oleh konsumen karena memiliki manfaat sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh.

Teh hijau biasanya diproduksi dalam bentuk bubuk teh dan teh celup. Bubuk teh dan teh celup memiliki kelemahan yaitu tidak praktis dalam proses penyajian, sehingga diperlukan suatu produk inovatif yang memberikan kepraktisan dalam penyajian. Produk inovatif yang akan dibuat adalah tablet effervescent teh hijau. Tablet effervescent dapat disajikan hanya dengan memasukkan tablet ke dalam segelas air. Tablet teh hijau yang telah bereaksi dengan air akan menimbulkan gelembung gas sehingga akan memberikan penyajian yang unik dan rasa sparkle yang khas. B. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara dan proses pembuatan produk inovatif teh yaitu tablet effervescent green tea.II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teh Hijau

. Teh hijau merupakan hasil dari pengolahan yang berasal dari tanaman teh yang sama dengan teh hitam, teh putih, dan teh oolong. Pengolahan teh hijau hanya melalui tahapan pelayuan, penggulungan, dan tahapan pengeringan. Terkadang, pengolahan teh hijau hanya melalui tahap pelayuan dan langsung dilakukan pengeringan. Pengolahan teh hijau yang minimalis ini menyebabkan kandungan katekin di dalam teh tidak teroksidasi. Menurut Sharief (2006), 375 mg katekin terdapat di dalam secangkir teh hijau. Setiap jenis teh memiliki jumlah katekin yang berbeda-beda. Katekin teh merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanal.

Sayuti et al. (2010), menjelaskan bahwa kandungan flavonoid yang terdapat di dalam teh hijau memiliki potensi antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan vitamin E, vitamin C, dan karotenoid. Selain katekin, teh hijau juga mengandung vitamin C dan vitamin B (thiamin dan riboflavin) sehingga memberikan efek kesegaran bagi tubuh. Namun, teh hijau juga memiliki kelemahan yaitu mudah rusak karena masih berbentuk daun dan mengandung air yang cukup besar, sehingga diperlukan pengolahan daun teh menjadi bubuk daun teh agar masa simpan lebih lama dan lebih praktis dalam penggunaan.

Proses pengolahan teh hijau dilakukan dengan 4 tahap, yaitu penggilingan, ekstraksi, evaporasi, dan penyaringan. Setiap tahapan proses akan dijelaskan sebagai berikut:1. Penggilingan

Penggilingan merupakan salah satu cara untuk melakukan pengecilan ukuran. Menurut Sharief (2006), pengecilan ukuran dilakukan untuk memperbesar luas permukaan sehingga akan mempermudah proses-proses selanjutnya. Alat yang dapat digunkan untuk melakukan penggilingan adalah single disc mill. Setelah daun teh berukuran kecil maka dilakukan pengayakan, agar memiliki ukuran yang sama. Ukuran yang sama dapat mempermudah proses ekstraksi, dengan cara mempermudah kontak antar bahan dengan pelarut sehingga ekstraksi berjalan dengan baik.2. EkstraksiSharief (2006) menyatakan bahwa ekstraksi merupakan penggunaan bahan cair(air) atau pelarut untuk memisahkan bahan berupa padatan atau cairan. Menurut Majid dan Nurkholis (2010), ekstraksi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan fase suatu komponen.Perubahan fase padat dari teh hijau yang telah digiling menjadi cair dilakukan menggunakan air panas dengan suhu 850C yang dimasukkan ke dalam retort sambil dilakukan pengadukan secara manual (Sharief, 2006). Tahap ekstraki dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu suhu, ukuran partikel, dan faktor solvent (Majid dan Nurkholis, 2010).

3. Evaporasi

Evaporasi merupakan suatu proses pemekatan cairan dengan menggunakan panas. Suhu yang digunakan dalam proses evaporasi seharusnya rendah dan waktu yang singkat.Hal ini dilakukan agar senyawa-senyawa aktif yang terdapat di dalam teh tidak banyak yang hilang. Kondisi ini dapat dilakukan dengan menggunakan tekanan yang rendah, sehingga proses evaporasi pada teh menggunakan Vacuum Pan Evaporator (Sharief, 2006).4. Konsentrat

Konsentrat dilakukan untuk memperoleh suatu kekentalan pada cairan yang telah dipekatkan sampai mencapai 43-600Brix. Pembuatan konsentrat dilakukan tanpa terjadi kehilangan senyawa volatil dari hasil ekstraksi. Hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi aroma dari teh.5. Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan kandungan air dalam bahan pangan. Pengeringan yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat pengering semprot (Spray drying). Hasil dari pengeringan dengan spray drying ini adalah powder atau tepung dari suspensi cairan.

B. Tablet Effervescent

Tablet effervescent merupakan salah satu dari jenis tablet dengan mencampurkan bahan aktif yaitu asam-asam organik seperti asam sitrat atau asam malat dan natrium karbonat dan dibuat dengan proses penggempaan (Ervina, 2010). Tablet effervescent dapat digunakan untuk membuat minuman ringan secara praktis. Menurut Sayuti et al. (2010), tablet effervescent dapat cepat larut dalam air, menghasilkan larutan yang jernih, dan rasa sparkle yang unik.

Hartono (2008) menjelaskan bahwa rasa sparkle yang dihasilkan karena saat tablet effervescent dimasukkan ke dalam air akan menghasilkan gas CO2. Gas CO2 ini dihasilkan dari reaksi antara senyawa asam dan senyawa karbonat. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara spontan ketika effervescent dilarutkan di dalam air, sehingga kelmbapan lingkungan dan kadar air bahan baku harus dikendalikan. Ervina (2010), menambahkan bahwa pembuatan tablet effervescent faktor penting yang harus diperhatikan yaitu penentuan formula yang tepat sehingga akan menghasilkan pembuih tablet yang stabil dan pembuih yang efektif. Faktor ini sangat berkaitan dengan pengendalian kelembapan ruangan.

Kelembapan maksimal untuk ruang pencampuran bahan dan pencetakan adalah 25 % dengan suhu maksimal 250C. Bahan-bahan yang akan dicampurkan dalam pembuatan tablet effervescent terdiri dari senyawa asam, senyawa karbonat, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan pelincir, dan bahan anti lekat (Hartono, 2008). Bahan-bahan ini akan digabungkan secara bertahap.

Tiga metode yang dapat dilakukan dalam proses pembuatan tablet effervescent yaitu metode granulasi kering, granulasi basah dan pencetakan langsung. Metode yang akan dijelaskan adalah metode granulasi basah. Metode granulasi basah yang dilakukan meliputi pencampuran fase dalam dan fase luar.

III. METODE PELAKSANAANPembuatan tablet effervescent teh hijau mengalami 2 tahapan yaitu: pembuatan bubuk green tea dan pembuatan tablet effervescent teh hijau. Tahapan pembuatan akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembuatan Bubuk Green TeaPembuatan bubuk Teh hijau menurut Sharief (2006), teh hijau kering dihancurkan dengan disc mill, kemudian diayak menggunakan ayakan goyang ukuran 32 mesh untuk mendapatkan ukuran teh hijau yang kecil dan seragam. Teh tersebut diekstrak dengan cara dilarutkan dan diaduk selama 8 menit dalam air panas suhu 850C. Perbandingan teh hijau dan air 10 : 100 (w/v). Teh yang telah diekstrak tersebut kemudian disaring dengan alat saring vakum untuk mendapatkan ekstrak murni teh. Larutan ekstrak tersebut dipekatkan dengan vacuum pan evaporator hingga kekentalan mencapai 300Brix. Konsentrat teh hijau yang telah dievaporasi langsung dikeringkan menggunakan spray dryer dengan suhu 1800C. Hasil dari pengeringan spray dryer diperoleh serbuk teh hijau instan.2. Pembuatan tablet effervescent teh hijauPembuatan tablet effervescent menggunakan metode granulasi basah menurut Hartono (2008), adalah pencampuran fase dalam dan fase luar. Tahapan pembuatan tablet effervescent teh hijau yaitu:

1. Penimbangan bahan,

Bahan yang akan digunakan dilkukan penukuran dengan cara ditimbang sesuai dengan dosis penggunaan.

2. Pencampuran bahan fase dalam

Bahan fase dalam yang terdiri atas PVP, NaHCO3, laktosa dicampur dan dilarutkan dengan menggunakan etanol 96% sebanyak 0,02 ml. Hal ini dilakukan karena kerja bahan pengikat (PVP) akan lebih efektif dalam bentuk cair. Penggunaan pelarut etanol harus hati-hati tidak boleh terlalu basah dan tidak boleh terlalu kering.

Apabila dibasahi secara berlebihan maka akan menghasilkan granul yang terlalu keras untuk dibuat tablet yang bagus, namun pembasahan yang kurang biasanya menghasilkan tablet yang terlalu lunak dan cenderung mudah . 3. Pengayakan, Campuran fase dalam tersebut kemudian diayak dengan ayakan 11 mesh .4. Pengeringan dengan suhu 50-600C, Pengeringan menggunakan oven bersuhu 50-600C selama 15 menit untuk menghilangkan pelarut yang dipakai dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum.

5. Pencampuran fase dalam dan fase luar Bahan fase luar yang terdiri dari bubuk teh hijau, asam sitrat, asam tartrat, acesulfam, PEG 6000, tartrazine dicampur. diayak kemudian dimasukkan pada campuran fase dalam dan dicampur sampai rata kemudian dicetak6. Pengayakan kering

Setelah bahan tercampur , dilakukan pengayakan kering.7. Pencetakan tablet.

Campuran bahan kemudian dicetak sehingga menghasilkan produk Tablet Effervescent Green Tea.

IV. KESIMPULANKesimpulan yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah produk inovatif dari teh dapat dilakukan dengan pembuatan tablet effervescent green tea. Tablet effervescent green tea dapat dibuat dengan adanya proses pencampuran dari bubuk teh hijau dengan senyawa asam, senyawa karbonat, dan bahan-bahan pendukng seperti, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan pelincir, bahan anti lekat. DAFTAR PUSTAKAErvina, A. T. 2010. Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale rosc.) dengan Kombinasi Asam Sitrat dan Asam Malat sebagai Sumber Asam serta Natrium Karbonat sebagai Sumber Basa. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.Hartono, H. P. 2008. Karakteristik Fisik dan Organoleptik Tablet Effervescent Putih Telur Bercitarasa Lemon dengan Konsentrasi Effervescent Mix yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Nugraha, T. M dan Nurkholis. 2010. Pembuatan Teh Rendah Kafein Melalui Proses Ekstraksi dengan Pelarut Etil Asetat. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.Sayuti, K et al., 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan pada Eaun Murbei (Morus alba L) terhadap Karakteristik Minuman Effervescent yang dihasilkan.

Sharief, D. A. 2006. Optimasi Proses Ektraksi dan Pengeringan Semprot pada Teh Hijau Instan.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.MAKALAH PRODUK INOVATIF TEH

TABLET EFFERVESCENT GREEN TEA

Kelompok 3Eva Anggraini Marpaung05091003022

Niken Ayu Maharani

05091003028

M. Irfan Febriansyah05091003025

Eka Fransiska P

05091003024

Meiyanti

05091003023

Widia Purnamasari

05091003020

Andy Zumari

05091003026

M.Nur

05091003021

Hendri P. Sitorus

05091003027Ratu Ayu Puspita

05091003029

PROGRAM STUDI TKNOLOGI HASIL PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2012