makalah pleno

43
Struktur dan Sistem Pernapasan Pada Manusia Alethea Andantika 102010251 Adatya Stevani Paulins Putuhena 102010253 Hendi Putra Hartanto 102010258 Noviana Joenputri 102010272 Arista Juliani Walay 102010274 Ronald Tirta Saputra 102010279 Ayu Sriningsih 102010295 Sri Yusepty Sagala 102010299 Citra P Dwi Cahya 102010307 E6 26 mei 2011 Universitas Kristen Krida Wacana Alamat korespondensi : [email protected] Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Terusan arjuna no.6 Jakarta Barat 11510 PENDAHULUAN Akibat dari global warming makanya banyak sekali dampak yang terjadi pada lingkungan kita maupun pada diri kita sendiri. Karena itu semua banyak sekali kerugian yg kita dapat,misalnya 1 | Page

Upload: vitaparamithateken

Post on 29-Sep-2015

48 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Struktur dan Sistem Pernapasan Pada Manusia

Alethea Andantika 102010251Adatya Stevani Paulins Putuhena 102010253Hendi Putra Hartanto 102010258Noviana Joenputri 102010272Arista Juliani Walay 102010274Ronald Tirta Saputra 102010279Ayu Sriningsih 102010295Sri Yusepty Sagala 102010299Citra P Dwi Cahya 102010307E626 mei 2011Universitas Kristen Krida WacanaAlamat korespondensi :[email protected] kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl.Terusan arjuna no.6 Jakarta Barat 11510PENDAHULUANAkibat dari global warming makanya banyak sekali dampak yang terjadi pada lingkungan kita maupun pada diri kita sendiri. Karena itu semua banyak sekali kerugian yg kita dapat,misalnya cuaca yang menjadi tidak menentu sehingga membuat kita mudah untuk terkena batuk, pilek, dan sesak napas. Sesak napas sendiri banyak sekali penyebabnya baik itu di akibatkan dari udara yang tidak sehat maupun akibat dari perokok yang bisa mengakibatkan paru-paru rusak tidak bisa bekerja baik. System pernapasan juga bisa diakibatkan karena penyempitan saluran pernapasan, saluran pernapasan itu sendiri yaitu di mulai dari mulut kemudian ke faring, laring, trakea, bronkus primer kanan, paru-paru kanan, bronkus kecil, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alvelolis, sakus alvelolis, dan terjadi pertukan gas di alveloli. System pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur tersebut terlibat dalam proses respirasi eksternal yaitu proses pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbondioksida (CO2) antara darah dan atmosfer.1Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal ( pernapasan selular) berlangsung di seluruh system tubuh.1Kadang-kadang sesak napas juga bisa mengakibatkan kematian, misalnya karena temperature yang menurun kemudian ph yang naik sehingga mengakibatkan alkalosis sehingga mengakibatkan kematian. Alkalosis itu sendiri artinya dimana keadaan ph dalam tubuh naik sehingga merusak metabolism maupun respirasi pada manusia. Tetapi lain halnya jika pada seorang atlit karena mereka sudah sering berlatih sehingga volume dan kapasitas paru-parunya berbeda dengan orang biasa. Seroang atlit itu memiliki volume tidal / volume ketika seorang atlit itu melakukan pernapasan biasanya atlit itu memiliki volume 1200 ml/menit. Sehingga atlit itu bisa bernapas panjang.PEMBAHASANOksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan data menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi system pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ system respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.Selain oksigen, keberlangsungan fungsional tubuh juga dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa dipertahankan oleh tubuh melalui berbagai mekanisme. Pada kondisi yang asidosis atau alkalosis, tubuh mengalami banyak gangguan.Fungsi system pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.2Fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi menjadi dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring, trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru). Adapun fungsi dari bagian kondusi adalah menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, memelihara udara yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing sub divisi bagian kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural yang sama satu sama lain. Agar suplai udara yang tidak terputus, terdapat gabungan-gabungan rawan, serabut-serabut elastin, dan otot polos yang memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku bagi organ-organ kondusi serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada rawan terutama hialin dan adanya sedikit elastin yang ditemukan pada pinggir lamina propria (menunjukkan berbagai bentuk mulai dari lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang berbentuk cincin lengkap). Rawan ini umumnya berperan sebagai penyokong dinding bagian kondusi, mencegah kolaps lumen sehingga udara dapat masuk ke paru-paru secara terus-menerus.Serabut-serabut elastin yang banyak dapat memberikan fleksibilitas struktur dan memungkinkan organ kembali ke bentuk semula setelah meregang. Serabut-serabut itu ditemukan dalam lamina propria, terutama yang terletak longitudinal. Konsentrasi serabut-serabut elastin berbanding terbalik denagn garis tengah bagian kondusi (bronkiolus yang terkecil mendapt proporsi serabut yang terbanyak). Berkas-berkas otot polos terdapat di trakhea hingga duktus alveolaris (bagian respirasi). Kontraksi otot polos mengurangi garis tengah bagian kondusi dan mampu mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi. Pemeliharaan udara merupakan fungsi utama pada bagian kondusi. Sebelum udara masuk paru-paru, udara yang diinspirasi dibersihkan, dibasahi, dan dihangatkan. Untuk melakukan fungsi ini mukosa bagian kondusi dibatasi oleh epitel respirasi khusus dan kelenjar serosa dan mukosa yang banyak, serta kaya akan jarinagn vaskuler dalm lamina proprianya. Sebagian besar bagian kondusi dibatasi oleh epitel bertingkat toraks bersilia yang mengandung banyak sel goblet. Pada cabang-cabang bronkus, sel-sel epitel ini mengalami perubahan menjadi epitel pipih selapis. Ketika bronkus membelah menjadi bronkiolus epitel berubah menjadi selapis kubus. Jumlah sel goblet mulai berkurang pada bronkus yang lebih kecil dan sam sekali tidak ada pada epitel bronkiolus terminalis. Sel-sel bersilia yang menyertai sel-sel goblet tetap ada pada bronkiolus halus namun sudah tidak mengandung sel-sel goblet lagi. Sel-sel bersilia tersebut berperanan mencegah mukus yang tertimbun dalam bagian respirasi. Mukus yang menangkap partikel dan mengabsorbsi gas yang larut dalm air didorong terus menerus oleh silia ke arah faring. Pergerakan lapisan mukosa ditimbulkan dan diatur oleh aliran sekresi serosa. Selain untuk membersihkan kotoran, lapisn mukosa juga berperan untuk mebasahi udara inspirasi.3System pernapasannya memasukkan oksigen dari udara yang dihirup masuk dan mengeluarkan karbon dioksida yang dihasilkan metabolism sel-sel di seluruh tubuh. Karbon dioksida diangkut ke paru, dan oksigen diangkut dari paru ke jaringan, oleh system sirkulasi. Saluran napas dikatakan memiliki bagian konduksi di proksimal, yang menghubungkan bagian luar dengan bagian respirasi di distal, tempat berlangsungnya gas antara darah dan udara yang dihirup. Bagian konduksi mencakup rongga hidung, faring, laring, trakea, dan system bronki yang bercabang-cabang menjadi saluran dengan diameter yang secara progresif mengecil. Cabang terkecilnya. Bronkiolous, berhubungan langsung dengan bagian respirasi paru. Yang terahir ini terdiri atas bronkiolis respiratorius, duktus alvelares, dan alveoli, yang bersama-sama merupakan bagian terbesar dari volume paru.Mekanisme kerja pernapasan :Mekanisme kerja paru-paru :Inspirasi :membutuhkan kontraksi otot dan energi, otot yang bekerja yaitu Diafragma, yaitu otot benbentuk kubah yang jika sedang tenang akan memipih saat berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior. Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior. Dalam pernafasan aktif atau penafasan dalam, otot-otot sternokleidomastois, pektoralis mayor, serratus anterior dan otot skalena juga memperbesar rongga toraks.4 Kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan volume intratoraks. Jaringan paru akan semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif , dan udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di saluran udara menjadi lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru.4Ekspirasi :pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga bawah dan otot abdomen berkontrask sehingga mendorong isi abdomen menekan diafragma.4PROSES RESPIRASIProses respirasi dapat dibagi menjadi empat proses peristiwa fungsional utama yaitu ventilasi paru-paru, difusi oksigen dan karbon dioksida di antara alveolus dan darah, traspor oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ked an dari sel, serta pengaturan (regulasi) pernapasan oleh mekanisme control tubuh berkenaan dengan frekuensi, irama, dan ke dalaman pernapasan. Secara sederhana, proses pernapasan tersebut dapat digambarkan pada.4Ventilasi paru-paru merupakan peristiwa masuk dan keluarnya udara pernapasan antara atmosfer dan paru-paru. Proses ventilasi ini melibatkan beberapa organ tubuh yang sangat penting dalam pernapasan. Organ tersebut adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolous, alveolus, dan paru. Pada gambar 1.1. www.google.com

Udara yang masuk dari atsmosfer ke dalam rongga hidung mengalami tiga proses penting yaitu menyaring (filtrasi), menghangatkan (heating), dan melembapkan (humudifikasi). Pada proses filtrasi partikel-partikel yang ada dalam udara pernapasan akan disaring oleh silia khususnya partikel-partikel yang berdiameter >2mm. proses heating terhadap udara pernapasan dilakukan oleh pembuluh darah yang ada dilapisan mukosa hidung. Humidifikasi udara pernapasan dilakukan oleh mukosa hidung terhadap udara yang kering dengan tujuan agar tidak mengiritasi saluran pernapasan.4Setelah melewati cavum nasal (rongga hidung) kemudian udara menuju ke faring. Faring merupakan saluran penguhubng ke saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Faring terbagi ke dalam tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan lariofaring. Setelah melewati faring, udara selanjutnya menuju ke laring yang berada di atas trachea. Pada laring terdapat kotak suara yang mengandung pita suara. Diantara pita suara tersebut terdapat ruang berbentuk segi tiga dengan nama glottis yang bermuara ke dalam trachea. Pada waktu menelan, laring akan bergerak ke atas, glottis menutup dan epiglotis yang berbentuk seperti daun, mempunyai gerak seperti pintu juga menutup. Proses tersebut menyebabkan tidak terjadinya aspirasi, apabila ada benda asing yang masuk sampai di luar glottis, maka laring akan mengeluarkan benda asing tersebut dari saluran pencernaan dengan membantukkannya.4Selanjutnya udara melewati trachea yang berada di depan esophagus. Trachea ini bercabang menjadi bronchus kana dan bronchus kiri, tempat percabangannya disebut karina. Karina banyak mengandung saraf serta dapat menimbulkan bronkospasme hebat dan batuk bila saraf-saraf tersebut terangsang.4Bronchus-bronkhus tersebut bercabang lagi menjadi segemn lobus, kemudian menjadi bronkilous. Pada bronchus kana terdiri atas tiga bronkiolus sedangkan bronchus kiri hanya ada dua bronchus. Percabangan ini terus menerus sampai pada cabang terkecil yang dinamakan bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis merupakan cabang saluran uadara terkecil yang tidak mengandung alveolus. Di luar bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan untui fungsional paru-paru. Asinus teridiri atas bronkiolus espiratorius, duktus alveoli, dan sakus alveoli terminalis. Duktus alveoli menyerupai bauah anggur dan merupakan cabang dari bronkiolis respiratorius. Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Antara alveolus satu dengan lain dipisahkan oleh dinding tipis atau septa. Pada septa terdapat lubang-luabng kecil yang disebut pori-pori kohn.4Setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus dengan luas permukaan total seluas sebuah lapangan tenis. Paru-paru merupakan jaringan elastic yang dibugkus oleh pleura yang terdiri atas pleura visceral yang langsung membungkus/melapisi paru-paru, dan pleura parietal pada bagian luarnya (melapisi rongga toraks). Di antara pleura visceral dan pleura parietal terdapat ruang ( rongga pleura) yang berisi cairan pleura. Rongga tersebut berguna untuk memudahkan pergerakan paru selama fase respirasi.4Suplai darah ke paru-paru melalui dua arteri yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkhialis. Arteri pulmonasli yang berasal dari ventrikel kanan, bercabang-cabang sehingga membentuk jalinan kapiler paru-paru mengitari dan menutupi alveolus. Pada jalinan kapiler paru terjadi kontak pertukaran gas antara alvelolus yang kaya oksigen dengan darah yang kaya karbondioksida. Darah yang teroksigenasi kemudian dikembalikan melalui vena pulmonalis ke ventrikel kiri. Arteri bronkhialis merupakan percabangan dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronchus. Arteri ini mensuplai darah untuk kebutuhan metabolism paru. Hasil metabolism dibawa oleh vena bronkhialis ke atrium kanan melalui vena cava superior.4Respirasi melibatkan proses berikut :1) Ventilasi pulmonary (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru.2) Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 anatara udara dalam paru dan kapilar pulmonary.3) Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel sel jaringan.4) Respirasi selular adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energy, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh.2Fisiologi system pernapasanSituasi fal paru seorang dikatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, distribusi, perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dengan perfusi pada orang tersebut dalam keadaan santau menghasilkan tekanan parsial gas arah arteri (PaO2 dan PaCO2) yang normal. Yang dimaksudkan keadaan santai adalah keadaan ketika jantung dan paru tapan beban kerja yang berat.1Tekanan parsial gas darah arteri yang normal adalah PaO2 sekitar 96mmhg (dibaca 96mm merkuri atau 96 torricelli) dan PaCO2 sekitar 40 mmHg. Tekanan parsial ini diupayakan dipertahankan tanpa memandang kebutuhan oksigen yang berbeda-beda, yaitu saat tidur kebutuhan oksigen 100mL/menit dibandingkan dengan saat ada beban kerja (exercise), 2000-3000 mL/menit.1Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organism dengan lingkungan, yaitu pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) anatara darah dan sirkulasi dan sel jaringan.1Pertukaran gas memerlukan empat proses yang mempuyai ketergantungan satu sama lain: Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan distribusi aliran darah Proses yang berkaitan dengan difusi O2 dan CO2 Proses yang berkaitan dengan regulasi pernapasan.1Situasi fal paru seorang dikatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, distribusi, perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dengan perfusi pada orang tersebut dalam keadaan santau menghasilkan tekanan parsial gas arah arteri (PaO2 dan PaCO2) yang normal.Difusi GasUntuk memenhi kebutuhan oksigen di jaringan, proses difusi gas pada saat respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang bertekanan tinggi kea rah yang bertekanan rendah. Didalam alveoli, O2 melintas membrane alveoli-kapiler dari alveoli ke darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi di alveoli (100 mmHg) dan tekanan pada kapiler yang lebih rendah (PO2 40 mmHg), CO2 berdifusi dengan arah berlawanan akibat perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHg dan di alveoli 40 mmHg.5Proses difusi dipengaruhi oleh factor ketebalan, luas permukaan, dan komposisi membrane, koefesien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam difusi ini, organ pernapasan yang berperan penting adalah alveoli dan darah. Adanya perbedaan tekanan parsial dan difusi pada system kapiler dan cairan interstitial akan menyebabkan pergerakan O2 dan CO2 yang kemudian akan masuk pada zona respirasi untuk melakukan difusi respirasi.5Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energy ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi didalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrane kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membrane kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau sepertujuh puluh dari tebal butih darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif.1Urutan-urutan proses difusi terbagi atas:a. Difusi pada fase gasUdara atmosfer masuk kedalam paru dengan aliran yang cepat, ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara ayau gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih lambat.1b. Difusi menembus membrane pembatasProses difusi yang melewati membrane pambatas alveoli dengan kapiler darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel). Lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbon dioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membrane pambatas halangan bagi proses difusi semakin besar.1Transportasi GasGambar 1.2 Transportasi gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). Masuknya O2 ke dalam sel darah yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak 97% dan sisanya 3% ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel.5Agar oksigen dapat disuplai ke sel-sel tubuh secara optimal makan diperlukan hemoglobin dalam jumlah dan fungsi yang optimal untuk mengangkut dari sirkulasi efektif ke jaringan tubuh. Jumlah O2 yang dikirim setiap menitnya sama dengan jumlah urah jantung perliter dalam satu menit dikalikan dengan jumlah milimiter O2 yang terkandung dalam 1 liter darah arteri. Dalam keadaan istirahat sekitar 5x 200 atau 100 mlO2/menit, sekitar digunakan jaringan dan 4/4 sisanya bercampur kembali dengan darah vena. Selama melakukan latihan fisik, jumlah O2 dalam arteri tetap, tetapi curah jantung akan meningkat. Dengan curah jantung sebesar 24 l/menit, oksigen yang diangkut adalah 24x200 atau 4900 ml.menit akan digunakan jaringan sebesar dari total darah yang tersirkulasi dan sisanya akan kembali ke jantung dan bercampur dengan darah vena.5Transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh menuju dan dari sel.Transport oksigen Transpor oksigen sekitar 97% oksigen dalam darah di bawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (HB), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.4 Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (HbO2). Iktan ini tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (HHb) berwarna kebiruan. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada hemoglobin dan kapasitas okesigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin atau PO2. Afinitas hemoglobin terhadapp oksigen dan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin dipengaruhi oleh PH, temperatur dan konsentrasi 2,3 difosfgliserat (2,3-DPG). Peningkatan PCO2 darah atau peningkatan asiditas darah (penurunana pH darah dan peningkatan konsentrasi ion hidrogen) melemahkan ikatan antara oksigen dan hemoglobin sehingga kurva bergerak ke kanan. Terhadap tingkat PO2 manapun, peningkatan asiditas darah menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen ke jaringan. Sel-sel yang bermetabolis aktif, seperti saat berolahraga, melepas lebih banyak CO2 dan ion hidrogen. Efek peningkatan CO2 dan penurunan pH darah disebut efek Bohr. Efek ini semakin besar pada tingkat PO2 yang rendah, seperti yang terjadi dalam jaringan dan meningkatkan pelepasan oksigen dari hemoglobin untuk penggunaannya. Peningkatan temperatur yang terjadi dalam visinitas sel-sel yang bermetabolis aktif juga akan menggerakkan kurva ke kanan dan meningkatkan penghantaran oksigen ke otot yang bergerak. Konsentrasi 2,3-DPG perlahan meningkat saat kadar oksigen secara kronik menurun, seperti pada anemia atau insufisiensi jantung. Metabolit ini bereaksi dengan hemoglobin dan mengurangi afinitasnya terhadap oksigen sehingga semakin banyak oksigen yang tersedia untuk jaringan. Konsentrasi 2,3-DPG juga penting dalam transfer oksigen dari darah maternal ke darah janin. Hemoglobin janin (hemoglobin F) memiliki afinitas lebih besar terhadap oksigen dibandingkan hemoglobin dewasa (hemoglobin A), inilah perubahan akibat kerja 2,3-DPG terhadap hemoglobin F. Peningkatan konsentrasi 2,3-DPG, suatu metaolit glikolisis yang ditemukan dalam sel darah merah akan menurunkan afinitas hemoglobin terhadap oksigen dan menggerakkan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin ke kanan.4Transpor CO2Transpor CO2 yang berdifusi ke dalam darah dari jaringan dibawa ke paru-paru melalui cara :1. sejumlah kecil CO2 (7% sampai 8%) tetap teralut dalam plasma. 2. Karbon diosida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan asam amino di bagian globin pada hemoglobin untuk membentu karbaminohemoglobin.3. sebagian besar Karbon diosida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam plasma.4. pergeseran klorida. Ion bikarbonat bermuatan negatif yang terbentuk dalam sel darah merah berdifusi ke dalam plasma dan hanya menyisakan ion bermuatan positif berlebihan.a. Untuk mempertahankan netralisasi elektrokimia, ion bermuatan negatif lain yang sebagian besar ion klorida, bergerak ke dalam sel darah merah untuk memulihkan ekuilibrium ion. Inilah yang disebut pergeseran kloridab. Kandungan klorida dalam sel darah merah di vena yang memiliki konsentrasi Karbon diosidalebih tinggi akan lebih besar dibandingkan dalam darah arteri5. Ion hidrogen bermuatan positif yang terlepas akibat disosiasi asam karbonat, berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah untuk meminimisasi perubahan pH.4Apabila oksigen telah berdifusi dari alveolus ke dalam darah paru, maka oksigen ditranspor dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin (HbO2) ke kapiler jaringan, dimana oksigen dilepaskan untuk digunakan di sel. Dalam sel, oksigen bereaksi dengan berbagai bahan makanan (reaksi metabolism) dan menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida selanjutnya masuk ke dalam kapiler jaringan dan ditranspor kembali ke paru-paru. Selanjutnya dibuang melalui napas.5Dengan demikian pengangkutan/transport oksigen dilakukan oleh hemoglobin (Hb) dimana 1 gr Hb dapat mengangkut 1.4 ml oksigen. Hal ini terjadi oleh karena hemoglobin mempunyai daya afinitas terhadap oksigen. Daya afinitas Hb terhadap oksigen ini dapat tinggi/ meninggkat dapat pula rendah/menurun yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor yang memengaruhi afinitas Hb dengan oksigen tersebut, antara lain :5a) pH darahnilai pH darah menunjukan tingkat keasaman darah dalam tubuh. Nilai normal pH darah adalah 7,35-7,45. Nilai pH darah ini berkaitan erat dengan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Pada kondisi asidosis (pH darah menurun) afinitas Hb terhadap oksigen berkurang, sehingga oksigen yang dapat ditranspor oleh darah berkurang. Pada kondisi alkalosis (pH daran meningkat) afinitas Hb terhadap oksigen meningkat. Akibatnya, uptake oksigen dalam dalam paru-paru meningkat, tetapi pelepasan oksigen ke jaringan-jaringan terganggu sehingga tubuh tetap kekurangan oksigen.5b) Kadar CO2 darahKadar karbondioksida dalam darah erat kaitannya dengan keseimbangan asam basa. Kondisi keseimbangan tersbut kemudia berhubungan dengan afinitas Hb terhadap oksigen sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.5c) Kadar 2,3 difosfogliserat (2,3- DPG)Kadag 2,3-DPG merupakan zat yang hanya ditemukan didalam sel eritrosit. Kadar 2,3-DPG yang banyak dalam sel eritrosit menyebabkan afinitas Hb terhadap oksigen menurun. Kondisi ini dapat terjadi pada seseorang yang menderita anemia. Pada anemia, kadar 2,3-DPG meningkat sehingga oksigen yang diikat oleh hemoglobin menjadi berkurang. Sebaliknya, apabila kadar 2,3-DPG menurunkan mengakibatkan Hb meningkat terhadap oksigen.5d) Temperature tubuhPeningkatan temperature tubuh menyebabkan pelepasan oksigen karena peningkatan kebutuhan oksigen untuk proses metabolism. Sebaliknya, penurunan temperature tubuh (hipotermi) menyebabkan gangguan pelepasan oksigen dari Hb. Namun, hal ini terkompensasi dengan penurunan kebutuhan oksigen pada jaringan yang mengalami hipotremi serta peningkatan kelarutan oksigen plasma darah.5Ventilasi PerfusiDalam membicarakan konsep ventilasi-perfusi, diperlukan terlebih dahulu penguasaanatas topic ventilasi, distribusi, perfusi, dan komponen difusi. Dalam keadaan istirahat ventilasi udara dan volume darah yang mengalir kira-kira sama, yaitu 5liter udara permenit, atau V= 5 liter/menit, dan 5 liter darah permenit, atau Q=5 liter/menit. Dengan demikian, rasio ventilasi perfusinya adalah V/Q = 1 ( yang ideal).1Melalui proses ventilasi tersebut dapat diketahui bagaimana volume dan kapasitas paru-paru dalam menerima maupun mengeluarkan udara pernapasan. Alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan tersebut adalah spirometer.5Gambar 1.3 Spirometer .

Spirometer terdiri atas drum yang terbalik diatas suatu ruangan yang berisi air dan drum diseimbangkan oleh suatu beban. Didalam drum terdapat campuran gas pernapasan, biasanya udara atau oksigen. Suatu pipa dihubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang menarik napas atau meniupkan napasnya ke ruangan ini , maka drum akan turun dan naik dan perekaman yang selayaknya dibuat di atas lembaran kerta yang bergerak.5Spirometer akan menghasilkan gambaran volume dan kapasitas paru-paru.A. Volume paru-paru1) Volume tidal (tidal volume-TV)Volume tidal yaitu volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal. Jumlahnya 500 ml.2) Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume-IRV)Volume cadangan inspirasi yaitu volume udara ekstra yang dapat diinspirasi di atas volume tidal. Jumlahnya 3.000 ml.3) Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume-ERV)Volume cadangan ekspirasi yaitu volume udara ekstra yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi yang normal. Jumlahnya 1.100 ml.4) Volume sisa (residual volume-RV)Volume sisa yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi maksimal. Jumlahnya 1.200 ml.5B. Kapasita paru-paru1. Kapasitas inspirasi = TV + IRVKapasitas inspirasi yaitu jumlah udara yang dapat di inspirasi setelah ekhir ekspirasi biasa. Jumlahnya 3.500 ml.2. Kapasitas residu fungsional = ERV + RVKapasitas residu fungsional yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir eskpirasi normal. Jumlahnya 2.300 ml.3. Kapasitas vital = IRV + TV + ERVKapasitas vital yaitu volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimal setelah suatu inspirasi maksimal. Jumlahnya 400 ml.4. Kapasitas paru-paru totalKapasitas paru-paru total yaitu volume udara total di dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. Jumlahnya + 6000 ml.5Gambar1.4.Grafik spirometer.The McGraw-Hill companies,inc.

Saluran pernapasan secara makroNares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal vestibulum hidung menghubungkan lubang-lubang sinus udara paranasalis yang masuk ke rongga-rongga hidung, dan juga menghubungkan lubang-lubang nasolakrimal yang menyalurkan air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis, ke dalam hidung.7Nares posterior adalah muaran rongga-rongga hidung ke nasofaring. 7Gambar 1.5 Sistem respirasi .

Rongga hidung dilapisi selaput lender yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lender semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah pernapsan dilapisi dengan epithelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lender. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Di atas septum nasalis dan konkha selaput lender ini paling tebal, yang diuraikan dibawah. Adanya tiga tulang kerang (konkhae) yang diselaputi epithelium pernapasan dan menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lender tersebut.8Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum, dank arena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya maka udara menjadi hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan selaput lendir menjadi lembab.8Hidung menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara para-nasalis yang masuk ke dalam rongga-rongga hidung, dan juga lubang-lubang naso-larki-mal yang menyalurkan air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis, ke dalam hidung.8Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring), di belakang mulut (ororfaring) dan di belakang laring ( faring-laringeal).7Laring (tenggorokan) terletak di depan bagian terendah farinx yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea di bawahnya.8Laring sering disebut dengan voice box dibentuk oleh struktur epiteliumlined yang berhubungan dengan faring (di atas) dan trachea (dibawah). Laring terletak di anterior tulang belakang (vertebrae) ke-4 dan ke-6. Bagian atas dari esophagus berada di posterior laring.9Fungsi utama laring adalah untuk pembentukan suara, sebagai proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untung memfasilitasi proses terjadinya batuk. Laring terdiri atas :1 Epiglotis : katup kartilago yang menutup dan membuka selama menelan2 Glotis : lubang antara pita suara dan laring3 Kartilago tiroid : kartilago yang terbesar pad trachea, terdapat bagian yang membentuk jakun (adams apple)4 Kartilago aritenoid : digunakan pada pergerakan pita suara bersama dengan kartilago tiroid5 Pita suara : sebuah ligament yang dikontrol oleh pergerakan otot yang menghasilkan suara dan menempel pada lumen laring9Faring adalah tabung muscular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.1 Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kea rah rongga nasal melalui dua naris internal (koana).1.1 Dua tuba eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.101.2 Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat sisi gendang telinga.102 Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular,suatu perpanjangan palatum keras tulang.101.1 Uvula (anggur kecil) adalah proses kerucut (conical) kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawh palatum lunak.1.2 Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.103 Laringofaring melilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk system respiratorik selanjutnya.10TrakheaTrachea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebrae torakal ke-7 yang bercabang menjadi dua bronchus. Ujung cabang trachea disebut carina. Trachea bersifat sangat fleksibel berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cincin kartilago berbentuk huruf C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak (pseudostratified ciliated columnar epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang mensekresikan lendir (mucus).9Gambar .1.6.Trakea.Bronkhus dan bronkhiolusCabang bronchus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan cenderung lebih vertical daripada cabang yang kiri. Hal tersebut menyebabkan benda asing lebih mudak masuk ke dalam cabang sebelah kanan dari pada cabang bronchus sebelah kiri.9Segmen dan subsegmen bronchus bercabang lagi dan berbentuk seperti ranting masuk ke setiap paru-paru. Bronchus disusun oleh jaringan kartilago sedangkan bronkhiolus, yang berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkhiolus mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps, alveoli dilengkapi dengan porus/lubang kecil yang terletak antara alveoli (;kohn pores) yang berfungsi untuk mencegah kolaps alveoli.9Saluran pernapasan mulai dari trachea sampai bronchus terminalis tidak mengalami pertukaran gas dan merupakan area yang dinamakan anatomical dead space. Banyak udara yang berada dalam area tersebut adalah sebesar 150 ml. awal dari proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus respiratorius.9Gambar.1.7.Bronkhus.

Alveoli Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta unit alveolus. Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri atas bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveolar sacs ( kantong alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2 di antara kapiler pulmoner dan alveoli.9Diperkirakan terdapat 24 juta alveoli pada bayi yang baru lahir. Seiring dengan pertambahan usia, jumlah alveoli pun bertambah dan aan mencapai jumlah yang sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli. Setiap unit alveoli menyuplai 9-11 prepulmonari dan pulmonary kapiler.9Paru-paru Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diagfragma. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.9 Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum. Jantung airta,vena cava, pembuluh paru-paru, esophagus, bagian dari trakheadan bronchus, serta kelenjar timus terdapat pada mediastinum.9Struktur respirasi secara mikroSistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: (Gambar 1.8)111. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis1. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.Gambar.1.8.Sistem respirasi.

Hidung Hidung terdiri atas kerangka tulang dan tulang rawan yang dibungkus jaringan ikat dan kulit. Ia dibagi dalam rongga hidung (cavum nasale) kiri dan kanan oleh septum hidung (septum nasalae). Rongga hidung terbuka di anterior pada nares dan di posterior ke dalam faring. Luas permukaannya diperbesar oleh tiga tonjolan mirip gulungan dari dinding lateral, yang disebut konka superior, media, dan inferior. Kulit yang menutupi hidung dilapisi rambut sangat halus, dengan kelenjar sebasea besar-besar. Bagian dalam hidung dilapisi empat jenis epitel. Epitel berlapis gepeng kulit berlanjut ke dalam melalui nares ke dalam vetibulum, dimana sejumlah rambut kaku dan besar menonjol ke saluran udara. Mereka ini diduga membantu menahan partikel debi yang besar dalam udara yang dihirup. Beberapa milimiter ke dalam vestibulum, epitel berlapis gepeng ini beralih menjadi epitel kolumnar atau kuboid tanpa silia. Mereka ini berlanjut menjadi epitel bertingkat kolumnar bersilia, yang menutupi sisa dari rongga hidung, kecuali daerah keceil di dinding dorsal, yang dilapisi epitel olfaktorius sensoris.12Epitel hidung terdiri atas sel-sel kolumnar bersilia, sel goblet, dan sel-sel basofilik kecil pada dasar epitel, yang di anggap sebagai sel-sel induk bagi penggantian jenis sel yang lebih berkembang. Pada manusia, jumlah sel goblet berangsur bertambah dari anterior ke posterior. Selain mucus, epitel juga mensekresi sedikit cairan yang membentuk lapisan di antara bantalan mucus dan permukaan epitel. Silia melecut di dalam lapisan cairan ini, mendorong lapis mucus di atasnya kea rah faring. Di bawah epitel terdapat lamina propia tebal yang mengandung kelenjar submukosa, terdiri atas sel-sel mukosa dan serosa. Di dalam lamina propia juga terdapat sel plasma, sel mast, dan kelompok jaringan limfoid. Di bawah epitel konka inferior terdapat pleksus vena luas yang merupakan tempat terjadinya mimisan.12Epiglotis Permukaan laryngeal dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia dan bersel goblet. Permukaan lingual dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam lamina propia kedua permukaan tersebut terdapat kelenjar campur. Perhatikan tempat peralihan kedua macam jenis epitel tadi, biasanya tidak tepat di ujungnya. Kerangka epiglottis yaitu tulang rawan elastic terdapat di tengah orang ini.12Gambar 1.9 . Epiglottis . www.google.com

Trakea. Dinding trakea diperkuat oleh sederetan (16-20) keeping tulang rawan hialin berbentuk-C yang mengelilingi bagian ventral dan lateralnya. Cincin tulang rawan tidak utuh ini dipisahkan oleh celah-celah yang di jembatani jaringan ikat fibro-elastis. Susunan demikian member trakea kelulasaan gerak yang besr, sedangkan cincin-cincin tulang rawannya memungkinnya menahan tekanan dari luar yang dapat menutup jalan napas. Di luar tulang rawan terdapat lapisan jaringan ikat padat dengan banyak serat elastin. Dinding posterior trakea tidak dilengkapi tulang rawan. Sebagai gantinya terdapat pita tebal dari otot polos yang terorientasi melintang, yang ujung-ujung berbaur dengan lapi jaringan ikat padat di luar tulang rawan tadi.12Trakea dilapisi epitel bertingkat kolumnar berisilia, dengan lamina basal sangat tebal. Banyak sel goblet tersebar di dalam epitel. Pada mikrograf electron, sel-sel bersilia memiliki tepian bermikrovili, melalui mana terjulur silia ke dalam lumen. Sitoplasma apical mengandung sejumlah mitokondria dan sebuah kompleks golgi kecil. Reticulum edoplasma tidak luas dan terdapat relative sedikit ribosom bebas. Sel gobletnya tamak serupa dengan yang terdapat di epitel hidung dan saluran cerna. Bagian apikalnya yang melebar dipenuhi granul musigen berdensitas electron rendah dan mereka cenderung menekan kompleks golgi di bawahnya. Di bagian basal sel yang lebih sempit terdapat banyak sisterna dari reticulum endoplasma kasar.12Bagian trachea yang mengadung tulang rawan adalah tulang rawan ini disebut pars kartilaginea trachea. Celah pada huruf C ini di tutupi oleh jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos. Bagian ini disebut pars membranasea trachea. Dalam lamina proporianya juga terdapat kelenjar campur. Di sekeliling trachea, meliputi bagian luar trakea baik pars kartilaginea maupun pars membranasea, terdapat selubung jaringan ikat jarang yang disebut tunika adventisia.12Gambar.1.9.

Gambar.1.10.

Pulmo. Bronkus intrapulmonal. Mukosa saluran nafas ini biasanya tidak rata, berkelok-kelok dan dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia dan bersel goblet. Dalam lamina propia terdapat berkas otot polos yang tersusun melingkar. Di bawah lapisan otot polos dapat ditemukan penggalan tulang rawan hialin. Di antara penggalan tulang rawan tersebut, di bawah berkas otot polos, terlihat kelenjar campur. Permukaan luar dindingnya yaitu tunika adventesia merupakan jaringan ikat jarang.Bronkiolus. Mukosanya juga sering tampak bergelombang. Pada bronkiolus yang besar epitelnya selapis torak, bersilia, bersel goblet. Pada bronkiolus yang paling kecil, epitelnya lebih rendah, epitel selapis kubus tak bersilia. Perubahan jenis epitel itu berangsur-angsur, makin kea rah distal, dari bronkiolus besar je bronkiolus kecil, epitel makin rendah, terlihat epitel tak bersilia. Sel goblet makin jarang, sampai akhirnya tidak ditemukan lagi pada daerah yang epitelnya selapis kubis tak bersilia. Dalam lamina propia tidak lagi terdapat kelenjar maupun penggalan tulang rawan. Berkas serat otot polos pun makin ke distal makin tipis, sehingga sering sulit dikenali. Bronkiolus yang paling kecil, yang akan menyalurkan udara ke dalam suatu lobules dibeut bronkiolus terminalis, yang menyalurkan udara pernapasan kea sinus, yaitu suatu unit structural paru. Struktur ini dalam sajian sulit dipelakari tanpa pemahaman teorinya.Bronkiolus terminalis, karena pendeknya saluran ini hanya dapat dipelajari pada bronkiolus yang terpotong memanjang. Selain itu, bagian ini hanya dapat dikenali dengan tepat pada tempat percabangannya. Karena itu carilah ujung bronkiolus yang bercabang, kalau mungkin yang bukan percabangan dikotom, jadi yangcabangnya lebih dari dua. Selanjutnya cabang ini bercabang lagi sudah mempunyai alveoli pada dindingnya, merupaka cirri khas saluran ini yang disebut bronkiolus respiratorius, epitel menjadi kuboid rendah, tidak bersilia lagi. Walaupun agak sulit, serat otot polos, serat kolagen dan elastin masih dapat diihat disini.Duktus alveolaris dicabangkan dari bronkiolus respiratorius, berupa saluran yang dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveolus terdapat epitel selapis gepeng. Walaupun agak sukar, dalam lamina propia masih dapat dilihat serat otot polos yang biasanya terpotong melintang sehingga tampak sebagai titik-titik kecil disitu.Sakus alveolaris. Dari ujung duktus alveolaris terbuka pintu lebar menuju beberapa sakus alveolaris. Saluran ini terdiri atas beberapa alveolus yang bermuara bersama membentuk ruangan serupa rotunda yang disebut atrium.Alveolus. Dari sakus alveolaris terbuka menuju ke setiap alveolus. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang amat tipis. Selain itu terdapat juga sel epitel yag berbentuk kuboid yaitu sel septal. Di dalam lumennya terdapat sel debu. Sel debu agak besar dan di dalam sitoplasmanya biasanya terdapat partikel debu.Gambar.1.11.

Paru. Sajian ini dipotong tebal, untuk mempelajari dinding alveolus yang dilihat dari permukaannya. Dengan pulasan khusus ini dapat dipelajari stigma alveoli yang merupakan lubang kecil penghubung antar-alveolus. Sel debu merupakan makrofag yang dapat terlihat dalam lumen alveoli, dalam sitoplasmanya ada partikel debu.KESIMPULAN Sesak napas :Perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai ketidaknyamanan atau kesulitan dalambernapas. Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan dalam sistem pernapasan (hidung, tenggorokan, paru-paru) atau gangguanyang berasal dari luar paru-paru (jantung).Tanda-tanda dari sesak napas dapat berupa :1. Peningkatan jumlah frekuensi napas (dewasa >20x/menit; anak >30x/menit;bayi>40x/menit)2. Kebiruan pada sekitar bibir, ujung-ujung jari3. Adanya suara napas tambahan seperti ngorok, serak, grok-grok.Penyebab sesak napas dapat berupa:1. Infeksi paru (pneumonia) : batuk, panas, sesak napas2. Alergi (pembengkakan pada tenggorok yang menyebabkan terjadinya sumbatan) :riwayat makan makanan yang menyebabkan alergi (seafood, kacang, telur, dll).3. Sakit jantung (disertai nyeri dada).4. Trauma dada (kecelakaan yang mengenai dada) : riwayat benturan keras di daerah dada,sesak napas, nyeri dada, ada kerusakan pada dada (patah tulang), perdarahan.5. Asma.7Fungsi respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi menjadi dua, yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring, trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas alveoli dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli (berbentuk seperti kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru).Udara yang dihirup mengandung oksigen dan gas-gas lain. Dari hidung, udara masuk ke tenggorokan, kemudian ke dalam paru-paru. Lalu, udara mengalir sampai ke alveoli yang merupakan ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan karbondioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah alveolus melalui proses difusi. Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin. Selanjutnya, darah yang telah mengadung oksigen mengalir ke seluruh tubuh.Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel tubuh. Gas karbondioksida yang dihasilkan selama proses respirasi sel tubuh akan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya, darah mengangkut karbondioksida untuk dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan dikeluarkan ke udara melalui hidung saat mengeluarkan napas.Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi, serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diagfragma berkontrasi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat berkontraksinya kedua jenis otot tersebut. Rongga dada menggembang sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat manusia mengeluarkan napas, otot diagfragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil.Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan externa, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.10Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.10Didalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolism, menembus membrane alveolar-kailer dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial dan trachea, dinapaskan keluar lalui hidung dan mulut.10Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan externa:I. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luarII. Arus darah melalui paru-paruIII. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuhIV. Difusi gas yang berdifusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen.10Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datan di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan ter;ampau sedikit O2, jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya perpanasapan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.10

DAFTAR PUSTAKA1. Djojodibroto D.Respirplogi (Respiratory medicine).Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2009.h.5-2.2. Widyaastuti P.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.h.221-5.3. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 9th Ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company: 2002.4. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004: 266-9, 271-2.5. Haroen H.Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien asmadi.Jakarta:Penerbit Salemba Medika.2008.h.19-3.6. Muttaqi A.Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system pernapasan.Jakarta:Salemba Medika.2008.h.28-2.7. Pearce E.Anatomi dan fisiologi untuk paramedic.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.2009.h.256-7.8. Handoyo S.Anatomi dan fisiologi untuk paramedic.Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka Utama.2008.h.211-7.9. Somantri I.Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system pernapasan ed2.Jakarta:Salemba Medika.2008.h.4-6.10. Widyastuti P.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.h.266-4.11. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2007. 12. Hartanto H.Buju ajar histology, E/12.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.2002.h.629-20.3 | Page