makalah pkn nindya

19

Click here to load reader

Upload: anindya-chandra-dewi

Post on 01-Jul-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pkn nindya

MAKALAH

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN

Disusun Oleh:

R.A Anindya Chandra Dewi

21030110130103

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2010

Page 2: Makalah pkn nindya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran strategis

dan ciri serta sifat-sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada

masa depan. Oleh karena itu potensi anak perlu dikembangkan semaksimal mungkin serta

mereka perlu dilindungi dari berbagai tindak kekerasan dan diskriminasi agar hak-hak anak dapat

terjamin dan terpenuhi sehingga mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara optimal sesuai dengan kemampuannya, demi terwujudnya anak Indonesia yang

berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Anak perlu dilidungi karena mereka sangat rentan serta potensial menjadi korban

kekerasan dan kesewenangan orang dewasa, perlidungan diberikan agar mereka dapat menjadi

anak Indonesia yang sehat dan sejahtera. Bahkan mereka perlu diberikan perlindungan khusus

agar terhindar dari berbagai tindakan dan situasi yang tidak menyenangkan, dalam UU no. 23

tahun 2002 tentang “Perlindungan Anak“ pasal 15 menyatakan bahwa “Perlindungan khusus

adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan

dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara

ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban

penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban

penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak

yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran”.

Anak-anak Indonesia memang ada yang beruntung dan ada yang tidak beruntung, sebab

ada anak-anak yang terpaksa mengisi aktivitas hidupnya dijalanan, dan menjadikan jalan sebagai

tempat untuk hidup bahkan untuk mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari. Anak-anak jalanan

ini dalam kehidupannya sehari-hari harus bekerja membantu orang tua mencari nafkah dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidup dirinya maupun keluarga. Anak-anak seperti ini dapat dilihat

dijalanan sebagai pengemis, pengamen, penjual rokok, penjual koran, ojek payung, tukang semir

sepatu, tukang parkir, kernet (kondektur) bus antar kota maupun aktivitas lain yang seharusnya

tidak boleh dilakukan oleh anak-anak dengan alasan apapun.

Page 3: Makalah pkn nindya

Anak jalanan ini harus kehilangan hak pendidikannya untuk bersekolah, dan terpaksa

harus pula meninggalkan cita-citanya dengan bekerja, karena alasan ekonomi seperti orang tua

tidak mampu memikul biaya-biaya sekolah terutama untuk beli buku, beli pakaian seragam dan

keperluan sekolah lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan anak jalanan?

1.2.2. Bagaimanakan ciri anak yang rentan menjadi anak jalanan?

1.2.3. Apakah faktor yang menyebabkan anak turun ke jalan?

1.2.4. Bagaimanakah pengelompokkan anak jalanan?

1.2.5. Apakah permasalahan yang di hadapi anak jalanan?

1.2.6. Apa saja penangan yang harus dilakukan guna menertibkan anak jalanan?

1.2.7. Apakah tujuan dan fungsi rumah singgah?

1.2.8. Adakah pendidikan alternatif bagi anak jalanan?

1.2.9. Bagaimanakah cara memberdayakan anak jalanan?

1.2.10. Bantuan apa saja yang bisa diberikan kepada anak jalanan?

Page 4: Makalah pkn nindya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anak Jalanan

Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan psikis) yang

menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk

mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau

mental dari lingkunganya.  Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah.

Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan

kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan

membuatnya berperilaku negatif.

Menurut kak Seto (Komnas Anak) Lebih dari 70% anak di Jakarta berada dalam kondisi

mencemaskan dan rawan menjadi anak jalanan, selebihnya 30% adalah anak rumahan yang

tinggal dengan orang dewasa, dan setiap saat terkadang menerima tekanan dari orang tua/orang

dewasa yang tinggal bersamanya. Kondisi kemiskinan sangat mempengaruhi pertumbuhan

(kehidupan) anak, dan karenanya sewaktu-waktu hak anak bisa terlanggar. Kejahatan trafficking

bisa saja menimpa anak jalanan, karena mereka hidup jauh dari lingkungan keluarganya dari

orang dewasa / orang tuanya yang seharusnya melindungi dia. Di dalam situasi kekerasan yang

dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat

dalam diri anak jalanan dan membentuk kepribadian mereka.

Berdasarkan data BPS tahun 2009 tercatat sebanyak 7,4 juta anak terlantar,230.000 anak

jalanan, 5.952 anak yang berhadapan dengan hukum, dan ribuan anak lainnya sampai saat ini

masih belum terpenuhi hak-hak dasarnya. Situasi tersebut menunjukkan bahwa masih banyak

anak-anak berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku

kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-anak

sebagai korban tak berkesudahan. Sebenarnya  anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik

keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang tidak becus

mengurus rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan

Page 5: Makalah pkn nindya

secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar

menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan.

2.2 Ciri anak yang Rentan Menjadi Anak Jalanan

Berikut adalah ciri – ciri anak yang rentan menjadi anak jalanan, antara lain :

1) Setiap hari bertemu dengan orang tua

2) Berada dijalanan 4-6 jam untuk bekerja

3) Tinggal dan tidur bersama dengan orang tuanya

4) Masih bersekolah

5) Pekerjaannya, jual koran, asongan, semir sepatu, pengamen untuk memenuhi

kebutuhan sendiri dan orang tuanya

6) Usianya rata-rata 14 tahun.

2.3 Faktor yang Menyebabkan Anak Turun ke Jalan

Beberapa faktor yang menyebabkan anak turun ke jalanan adalah kekerasan dalam

keluarga, dorongan keluarga, ingin bebas, ingin memiliki uang sendiri, dan pengaruh teman.

Selain faktor tersebut yang paling dominan menjadi penyebab munculnya anak jalanan adalah

faktor kondisi sosial ekonomi di samping karena adanya faktor broken home serta berbagai

faktor lainnya.

2.4 Pengelompokkan Anak Jalanan

Menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, anak jalanan  dibedakan menjadi 4

kelompok, yaitu :

1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya ( children of the street ).

Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai

ruang hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus. Kelompok anak ini

disebabkan oleh faktor sosial psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan,

penolakan, penyiksaan dan perceraian orang tua. Umumnya mereka tidak mau kembali

ke rumah, kehidupan jalanan dan solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan

mereka.

Page 6: Makalah pkn nindya

2. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua. Mereka adalah anak yang

bekerja di jalanan ( children on the street). Mereka seringkali diindentikan sebagai

pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Pada

umumnya mereka bekerja dari pagi hingg sore hari seperti menyemir sepatu,

pengasong, pengamen, tukang ojek payung, dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka di

lingkungan kumuh bersama dengan saudara atau teman-teman senasibnya.

3. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal dengan

orang tuanya, beberapa jam dijalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka

ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang

tua. Aktivitas usaha mereka yang paling menyolok adalah berjualan Koran.

4. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk

mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD

bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa

( orang tua ataupun saudaranya ) ke kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus,

menyemir sepatu, membawa barang belanjaan ( kuli panggul ), pengasong, pengamen,

pengemis dan pemulung.

2.5 Permasalahan yang dihadapi oleh Anak Jalanan

Secara umum permasalahan yang di hadapi oleh anak jalananan dapat dikategorikan

menjadi enam, yaitu :

(1) Anak jalanan turun ke jalan karena adanya desakan ekonomi keluarga sehingga justru

orang tua menyuruh anaknya untuk turun ke jalan guna mencari tambahan ekonomi keluarga.

(2) Rumah tinggal yang kumuh membuat ketidakbetahan anak berada di rumah sehingga

perumahan kumuh menjadi salah satu faktor pendorong untuk anak turun ke jalan.

(3) Rendahnya pendidikan orang tua menyebabkan mereka tidak mengetahui fungsi dan

peran sebagai orang tua dan juga tidak mengetahui hak-hak anak.

(4) Belum adanya payung kebijakan mengenai anak yang turun ke jalan baik dari

kepolisian, Pemda maupun Departemen Sosial menyebabkan penanganan anak jalanan tidak

terkoordinasi dengan baik.

(5) Peran masyarakat dalam memberikan kontrol sosial masih sangat rendah.

Page 7: Makalah pkn nindya

(6) Lembaga-lembaga organisasi sosial belum berperan dalam mendorong partisipasi

masyarakat menangani masalah anak jalanan.

2.6 Tujuan dan Fungsi Rumah Singgah bagi Anak Jalanan

Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana

anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam

proses pembinaan lebih lanjut. Rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan

dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal

yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di

masyarakat.

Tujuan rumah singgah antara lain :

1. Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak

jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk

kekerasan lainnya.

2. Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak.

3. Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan

dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, dll.

Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan

proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.

4. Membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat.

5. Mengupayakan anak-anak kembali kerumah jika memungkinkan atau ke panti dan

lembaga pengganti lainnya jika diperlukan.

6. Memberikan pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga

menjadi masyarakat yang produktif.

Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat

penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain :

Page 8: Makalah pkn nindya

1. Sebagai tempat pertemuan ( meeting point) pekerja social dan anak jalanan. Dalam hal ini

sebagai tempat untuk terciptanya persahabatan dan keterbukaan antara anak jalanan

dengan pekerja sosial dalam menentukan dan melakukan berbagai aktivitas pembinaan.

2. Pusat diagnosa dan rujukan. Dalam hal ini rumah singgah berfungsi sebagi tempat

melakukan diagnosa terhadap kebutuhan dan masalah anak jalanan serta melakukan

rujukan pelayanan social bagi anak jalanan.

3. Fasilitator atau sebagai perantara anak jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti,

dan lembaga lainnya.

4. Kuratif dan rehabilitatif, yaitu fungsi mengembalikan dan menanamkan fungsi social

anak.

5. Akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan

sekaligus akses kepada berbagai pelayanan social.

6. Resosialisasi. Lokasi rumah singgah yang berada ditengah-tengah masyarakat merupakan

salah satu upaya mengenalkan kembali norma, situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi

anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga

masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan.

2.7 Penanganan untuk Menertibkan Anak Jalanan

Pertama, pemerintah harus memikirkan tempat tinggal yang layak bagi anak jalanan.

Rumah singgah misalnya, di mana mereka merasa aman dan mendapatkan perlindungan.

Program Orang Tua Asuh dapat membantu pemerintah dalam menangani masalah anak jalanan.

Hal ini penting, karena berbicara anak jalanan berarti berbicara di mana mereka tinggal untuk

mendapatkan perlindungan, baik dari faktor alam maupun dari faktor orang dewasa yang

melakukan tindak kekerasan.

Kedua, adanya sekolah berbiaya murah dan gratis niscaya membuat anak yang

beraktivitas di jalanan akan berkurang. Anak-anak tidak perlu memikirkan bagaimana mencari

uang sekolah. Melunasi uang buku, membayar uang ujian, uang hari guru, uang perpisahan, dan

segala macam jenis uang lainnya yang sangat membebani ekonomi keluarga.

Ketiga, membuat kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan partisipasi anak secara rutin.

Hal ini dimaksudkan untuk mengisi waktu luang anak sehingga tidak mudah untuk terjerumus

kepada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti beraktivitas di jalanan untuk mencari uang.

Page 9: Makalah pkn nindya

2.8 Pendidikan Alternatif Untuk Anak Jalanan

Saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD). Ada beberapa Aspek yang diperhatikan dalan PAUD yaitu,

pengembangan fisik, melatih kemampuan berbahasa, menanamkan nilai moral, mengendalikan

emosi dan mengasah /mengeksplor kemampuan berkreasi. Karena disadari bahwa pendidikan

anak usia dini sangat penting untuk pondasi pendidikan selanjutnya. Pentingnya mengenalkan

anak pada dunia/lingkungan sekitar, belajar bersosialisasi, merangsang pertumbuhan kognitif

( Fisik dan Mental).

Anak-anak kita selama ini dianiaya oleh sistem pengajaran yang tidak menghargai anak

sebagai anak. Sekolah pada hakekatnya adalah seluruh masyarakat atau masyarakat adalah

sekolah. Hanya karena perkembangan masalah sosial yang kompleks (sementara kita lewati

bagaimana sewajarnya), sampai akhirnya masyarakat kita menganggap yang disebut sekolah

adalah sekolah formal dan yang paling mereka kejar-kejar adalah ijazah. Ini adalah hal yang

sangat fatal bukan?

2.9 Pemberdayaan Anak Jalanan

Pemberdayaan mengandung pengertian bagaimana mendorong dan memotivasi daya atau

potensi yang ada pada manusia, serta bagaimana membangkitan kesadaran akan sumber daya itu

menjadi berdaya atau mempunyai daya/kemampuan untuk menjangkau segala sesuatu dan

dilakukan dengan bertanggungjawab serta dapat menunjang kehidupannya. Pemberdayaan

menurut Ginanjar Kartasasmita (1997) dapat dilihat melalui beberapa sisi yakni :

1. Bagaimana menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi yang ada

dikembangkan. Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia mempunyai

potensi yang dapat dikembangkan.

2. Bagaimana memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Penguatan

ini menyangkut langkah nyata untuk menyediakan berbagai masukan dan membuka akses

ke dalam berbagai peluang untuk menjadi berdaya. Hal ini berarti bahwa pemberdayaan

masyarakat dalam hal ini anak jalanan adalah bagaimana memberikan motivasi dan

Page 10: Makalah pkn nindya

kesempatan kepada setiap anggota anak jalanan untuk dapat melakukan aktivitas

produktif sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam konteks pemberdayaan itu peran piranti pendidikan makin perlu digalakkan untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yakni sikap mandiri, agar anak-anak jalanan dapat menapaki

masa depan yang lebih cerah dan maju. Ada berbagai upaya dalam pemberdayaan anak jalanan.

Upaya pemberdayaan anak jalanan dapat berbentuk melalui program-program seperti ;

a) Street Based

Pendekatan dijalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak jalanan agar

mengenal, mempertahankan relasi dan komunikasi serta melakukan penanganan

dijalan seperti konseling, diskusi, permainan literacy dan pemberian informasi.

Orientasi Street based diarahkan pada upaya menangkal pengaruh-pengaruh negatif

jalanan dan membekali anak jalanan dengan nilai-nilai dan wawasan positif. Seperti

Mobil Sahabat Anak.

B) Centre based

Pendekatan yang memposisikan anak jalan sebagai penerima pelayanan di suatu

center atau pusat kegiatan dan tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu. Selama

berada dicenter ia akan memperoleh pelayanan sampai mencapai tujuan yang

dikehendaki. Seperti Boarding house atau panti.

C) Family and Community based

Pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah

anak-anak turun kejalanan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan

anak. Family dan Community based mengarah pada upaya membangkitkan kesadaran

dan tanggungjawab dan partisipasi anggota keluarga dan masyarakat dalam mengatasi

masalah anak jalanan.

2.10 Bantuan untuk Anak Jalanan

Berikut adalah contoh bantuan nyata yang bisa diberikan untuk anak jalanan, misalnya :

1. Bantuan Pendidikan. Anak-anak jalanan perlu diberi bantuan pendidikan berupa

bimbingan belajar, pemberian kesempatan mereka untuk sekolah lagi melalui

beasiswa, orangtua asuh, penyelenggaraan program pendidikan non formal

(pembentukan kelompok-kelompok belajar) di lingkungan anak jalanan anak karena

Page 11: Makalah pkn nindya

banyak anak jalanan yang telah melewati batas usia sekolah. Dana yang ada dapat

dikonversi menjadi Beasiswa ataupun apa namanya karena walaupun pemerintah

telah membebaskan uang SPP untuk sekolah negeri. Karena pungutan lain disekolah-

sekoalh negeri tetap ada bahkan lebih mahal dari SPP yang telah dihapuskan

mengatas namakan Uang Seragam, uang buku, uang kegiatan ini yang telah

disepakati dengan segelintir orang tua murid yang menamakan diri komite sekolah

dan lain-lainnya.

2. Bantuan Penyediaan Lapangan Pekerjaan. Langkah penyediaan lapangan pekerjaan

bagi orang tua anak maupun anak-anak yang telah cukup umur merupakan salah satu

jalan keluar yang diharapkan dapat meminimalisasi jumlah anak jalanan karena

mereka akan lebih disibukan dengan pekerjaan yang baru. Disamping itu, jalanan

mungkin akan sepi dari anak-anak jalanan karena orang tua mereka telah mulai

bekerja.

3. Program lain yang bisa digunakan dalam memberdayakan anak jalanan adalah

program Magang yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, minat dan potensi anak-

anak jalanan, program magang yang akan dilaksanakan harus dikhususkan pada

upaya memberdayakan potensi yang ada pada anak jalanan serta dalam rangka

pembentukan sikap dan mental anak jalanan agar mampu dan mau mencari mata

pencaharian lain yang lebih prospektif untuk menunjang kehidupannya dan tidak

kembali kejalanan dan bila mungkin dapat membantu teman-teman anak jalanan

lainya.

Page 12: Makalah pkn nindya

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak jalanan butuh pendidikan dan bantuan agar saat mereka dewasa nanti tidak

terjerumus ke arah yang negatif. Banyak faktor yang menyebabkan anak turun ke jalan,

faktor yang paling mendasar adalah masalah ekonomi dan juga kekerasan di keluarga.

Rumah singgah adalah salah satu bantuan yang sangat membantu kehidupan anak jalanan.

Rumah singgah bisa menjadi tempat berlindung dan juga bisa mengajarkan berbagai

keterampilan kepada anak jalanan.

3.2 Saran

Sebaiknya pemerintah harus terus konsisten untuk memberikan pendidikan gratis

bagi anak jalanan agar mereka tidak kembali lagi hidup di jalanan dan juga bisa

memperbaiki kehidupan mereka kedepannya. Pembuatan sekolah murah dan program

orang tua asuh juga harus terus digalakkan untuk memperkecil angka anak jalanan. Orang

tua juga sebisa mungkin memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup kepada anak

mereka agar anak mereka menjadi betah di rumah dan tidak turun ke jalan.

Page 13: Makalah pkn nindya

Daftar Pustaka

http://humanisclub.wordpress.com/2007/10/07/fenomena-anak-jalanan-sebuah-tragedi-zaman-

ini/

http://bataviase.co.id/node/181388

http://anatriya.student.umm.ac.id/2010/01/23/anak-jalanan-butuh-kasih-pendidikan/

http://anjal.blogdrive.com/archive/11.html

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/364429/

http://ramagoh.wordpress.com/2010/02/06/cermin-dunia-anak-jalanan-indonesia/

http://www.jugaguru.com/article/49/tahun/2006/bulan/09/tanggal/13/id/87/